faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok …

192
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMK SWASTA ARJUNA LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018   TESIS   Oleh: DOSMAIDA NABABAN 1602011327                      PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019   

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMK SWASTA ARJUNA

LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018

   

TESIS   

Oleh:

DOSMAIDA NABABAN 1602011327

  

                  

  

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN 2019

   

Page 2: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMK SWASTA ARJUNA

LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018

 

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)

Pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat studi Promosi Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia   

Oleh:

DOSMAIDA NABABAN 1602011327

  

                

  

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN 2019

Page 3: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

   

Page 4: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

Telah diuji pada tanggal : 25 Mei 2019

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes Anggota : 1. Prof. Dr. dr. Thomson Nadapdap, M.Kes, Epid 2. Linda Hernike Napitupulu, SKM, M.Kes 3. Anto, SKM, M.Kes

Page 5: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …
Page 6: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …
Page 7: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

i  

Page 8: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

ii  

ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMK SWASTA ARJUNA

LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018

 DOSMAIDA NABABAN

1602011327

Perilaku merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis disurat – surat kabar, majalah dan media massa lain yang menyatakan bahaya merokok. Anak – anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok di SMK swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba samosir tahun 2018, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian gabungan (mixmethod). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK swasta Arjuna berjumlah 71 orang, dengan tehnik total sampling. Uji statistik menggunakan uji chi square, hasil penelitian diperoleh dari 71 responden, 29 orang (40,8%) yang merokok, 65 orang (91,5%) memiliki pengetahuan baik tentang rokok, berhubungan tersedia rokok dengan p value 0,011, berhubungan teman sebaya dengan p value 0,016, berhubungan alasan psikologis dengan p value 0,032, hasil wawancara dengan kelima informan bahwa mereka merokok karena pengaruh teman sebaya, rumah/kost dekat dengan warung rokok, sehingga memudahkan mereka mendapatkan rokok, mereka merasa lebih tenang kalau sudah merokok.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tersedia rokok, teman sebaya, alasan psikologis dengan perilaku merokok di SMK Swasta Arjuna Pintubosi – Laguboti tahun 2019. Diharapkan pihak sekolah lebih ketat tentang larangan merokok di sekolah, hendaknya kantin sekolah benar benar dikontrol agar jangan sampai menjual rokok. Dinas kesehatan Toba samosir hendaknya memberikan penyuluhan atau edukasi berkala dan berkelanjutan kepada siswa mengenai rokok dan bahayanya dan mengeluarkan kebijakan tentang hal-hal yang dapat mengatasi perilaku merokok dikalangan pelajar.

Kata kunci : Pengetahuan, iklan rokok, Uang saku, tersedia rokok, teman sebaya, alasan psikologis (perilaku merokok).

Daftar pustaka : 10 buku dan 28 internet (2003-2017)

 

Page 9: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

iii  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tesis yang berjudul “Faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada

siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir”.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M) pada Program Studi

S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan di Institut

Kesehatan Helvetia Medan. Dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapat

bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, selaku Pembina Yayasan

Helvetia.

2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M, M.Kes, Selaku ketua Yayasan Helvetia

Medan

3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia

Medan.

4. Dr. Asriwati, Skep, Ns, S.Pd, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.

5. Anto, S.K.M, M.Kes, MM, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.

6. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes, selaku dosen pembimbing I dan sekaligus

Ketua penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta

mencurahkan waktu, perhatian ide dan motivasi selama penyusunan untuk

kesempurnaan tesis ini.

7. Linda Hernike Napitupulu SKM, M.Kes, selaku Pembimbing II dan

sekaligus penguji II saya yang telah meluangkan waktu dan memberikan

pemikiran dalam membimbing penulis selama penyusunan Tesis ini.

8. Prof. DR.dr. Thomson Nadapdap, M.kes, Epid, selaku Dosen penguji 3 saya.

9. Anto, S.K.M, M.Kes, MM, selaku penguji 4 saya yang banyak memberikan

masukan dalam penulisan tesis ini.

Page 10: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

iv  

10. Teristimewa kepada orang tua tercinta, Ayahanda M. Nababan (alm) dan

Ibunda A. Pasaribu yang selalu memberikan pandangan, mendukung baik

moril maupun materil, mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam

penyelesaian tesis ini.

11. Seluruh staff pengajar Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah

memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.

12. Suami tercinta (Mangatas Hutahaean) dan keempat anak anakku yang selalu

memberikan dukungan moril didalam penyelesaian studi dan tesis ini.

13. Teman-teman Pasca Sarjana Magister Kesehatan Masyarakat Institut

Kesehatan Helvetia Medan yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang

telah memberikan dukungan, doa dan saran yang berguna dalam

menyelesaikan tesis ini.

14. Semua pihak yang telah membantu dan mendorong baik secara langsung

ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu jika terdapat kritik dan saran. Penulis akan senantiasa

menerimanya demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata semoga kita semua dalam

lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Mei 2019

Dosmaida Nababan

 

 

 

 

Page 11: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

v  

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dosmaida Nababan, lahir di Dolok nagodang Humbang Hasundutan pada tanggal 14 mei 1980. Anak pertama dari Bapak Marudut Nababan (Alm) dan Ibu Albine Pasaribu. Bertempat di Kompleks Yayasan TP. Arjuna Kecamatan Pintubosi Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

Peneliti menamatkan Sekolah Dasar Negeri 177657 Kecamatan Sipahutar tahun 1992, kemudian menamatkan pendidikan SMP Negeri 1 Sipahutar tahun 1995. Tahun 1998 peneliti menamatkan pendidikan SPK di Yayasan TP. Arjuna Pintubosi Laguboti, kemudian pada tahun 2001 peneliti menamatkan pendidikan Diploma III keperawatan di Akper RS Santa Elisabeth Medan.

Pada Tahun 2002 - 2003 peneliti bekerja sebagai staf pengajar di SPK Yayasan TP. Arjuna Laguboti, Tahun 2014 peneliti menamatkan pendidikan S1 keperawatan dari Universitas Darma Agung Medan. Saat ini peneliti sedang melanjutkan perkuliahan Magister Kesehatan Masyarakat di Institut kesehatan Helvetia Medan.

Pada Tahun 2003 sampai sekarang peneliti bekerja sebagai staf pengajar di AKPER Yayasan TP. Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

Page 12: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

vi  

DAFTAR ISI

COVER COVER DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PANITIA PENGUJI LEMBAR KEASLIAN PENETIAN ABSTRACT .................................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1     1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 8     1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9     1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 12

  2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ..................................................... 12   2.2 Telaah Teori.............................................................................. 15

      2.2.1 Pengertian Rokok ......................................................... 15       2.2.2 Bahaya Merokok ........................................................... 19       2.2.3 Banyaknya dan lamanya merokok ................................ 23       2.2.4. Pengertian Siswa ........................................................... 23       2.2.5 Perilaku Merokok ......................................................... 24       2.2.6 Tahap-Tahap Perilaku Merokok ................................... 29       2.2.7 Faktor Yang berhubungan dengan Perilaku Perokok ... 30

  2.3 Landasan teori .......................................................................... 33   2.4 Kerangka Konsep ..................................................................... 35   2.5 Hipotesis ................................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 37

    3.1. Desain Penelitian ...................................................................... 37     3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 40

      3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................... 40     3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 41

      3.3.1 Populasi penelitian ........................................................ 41       3.3.2 Sampel Penelitian ......................................................... 41       3.3.3 Informan penelitian ....................................................... 41     3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 42

      3.4.1 Jenis Data ...................................................................... 42

Page 13: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

vii  

      3.4.2 Tehnik Pengumpulan Data ........................................... 42       3.4.3. Uji Validitas dan Rehabilitas ........................................ 43

    3.5 Variabel dan Defenisi Operasional ........................................... 47       3.5.1 Variabel Penelitian ....................................................... 47       3.5.2 Defenisi Operasional .................................................... 47

    3.6 Metode Pengukuran .................................................................. 48     3.7 Metode Pengolahan Data .......................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 57

    4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 57     4.2 Analisis Univariat ..................................................................... 58     4.3 Analisa Bivariat ........................................................................ 62     4.4. Analisis Multivariat .................................................................. 66     4.5 Hasil Penelitian Kualitatif. ....................................................... 67

      4.5.1 Gambaran tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok. ......................................................... 67

      4.5.2 Karasteristik Informan Utama/kunci ............................ 67       4.5.3 Wawancara dengan informan tentang faktor yang

berhubungan dengan perilaku merokok........................ 68 BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 77

    5.1. Pembahasan .............................................................................. 77       5.1.1 Analisis Univariat faktor yang berhubungan dengan

perilaku merokok pada Siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir”. ............... 77

      5.1.2. Pengetahuan .................................................................. 77       5.1.2. Iklan Rokok .................................................................. 78       5.1.3. Uang Saku ..................................................................... 80

      5.1.4. Tersedia Rokok ............................................................. 82       5.1.5. Sosial Budaya Keluarga ................................................ 83       5.1.6. Teman Sebaya ............................................................... 84       5.1.7. Alasan Psikologis ......................................................... 86   5.2. Perilaku Merokok ..................................................................... 87   5.3 Analisis bivariat faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Merokok pada Siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir” ........................................................ 89

      5.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan perilaku merokok ...... 89       5.3.2. Hubungan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok ...... 92       5.3.3 Hubungan Uang Saku dengan Perilaku Merokok di

SMK Swasta Arjuna Laguboti ...................................... 95       5.3.4. Hubungan Tersedia Rokok dengan Perilaku

Merokok ........................................................................ 97       5.3.5. Hubungan Sosial Budaya Berhubungan Secara

Bermakna dengan Perilaku Merokok ........................... 98       5.3.6. HubunganTeman Sebaya dengan Perilaku Merokok ... 101       5.3.7 Hubungan Alasan Psikologis dengan Perilaku

Page 14: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

viii  

Merokok ........................................................................ 104   5.4 Analisis Multivariat faktor yang Lebih dominan

berhubungan dengan Perilaku Merokok ................................... 106 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 107

    6.1 Kesimpulan ............................................................................... 107     6.2 Saran ...................................................................................... 108

 

Page 15: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

ix  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka teori, menurut WHO 1984 ........................................................ 34

2.2. Kerangka konsep ....................................................................................... 35

3.1. Strategi eksploratoris sekuensial ............................................................... 40

3.2. Komponen dalam Analisis data ( flow model) .......................................... 55

Page 16: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

x  

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Validitas variabel X (Pengetahuan, iklan rokok, uang saku,

tersedia rokok, sosial budaya keluarga ..................................... 44

3.2 Uji validitas Variabel Y (perilaku merokok) ............................ 46

3.3 Uji reabilitas pengetahuan, iklan rokok, uang saku, tersedia

rokok, sosial budaya keluarga, teman sebaya, alasan

psikologis .................................................................................. 46

3.4. Aspek pengukuran variabel independen dan dependen ............ .. 50

4.1 Distribusi frekwensi umur di SMK swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir ....................... . 58

4.2 Distribusi frekwensi pengetahuan di SMK swasta Arjuna

Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir ....... 58

4.3 Distribusi frekwensi iklan rokok di SMK swasta Arjuna

Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba

Samosir................. .................................................................... 59

4.4 Distribusi frekwensi uang saku di SMK swasta Arjuna

Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. ...... 59

4.5 Distribusi frekwensi tersedia rokok di SMK swasta Arjuna

Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir ....... 60

4.6 Distribusi frekwensi sosial budaya keluarga di SMK swasta

Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba

Samosir ..................................................................................... 60

4.7 Distribusi frekwensi teman sebaya di SMK swasta Arjuna

Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir ....... 61

4.8 Distribusi frekwensi alasan psikologis di SMK swasta

Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba

Samosir ..................................................................................... 61

4.9 Distribusi frekwensi perilaku merokok di SMK swasta

Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba

Page 17: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

xi  

Samosir ..................................................................................... 62

4.10 Hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok di SMK

Swasta Arjuna Pintubosi – Laguboti Kabupaten Toba

samosir ...................................................................................... 62

4.11 Hubungan iklan rokok dengan perilaku merokok di SMK

Swasta Arjuna Pintubosi – Laguboti Kabupaten Toba

samosir ...................................................................................... 63

4.12 Hubungan uang saku dengan perilaku merokok di SMK

Swasta Arjuna Pintubosi – Laguboti Kabupaten Toba

samosir ...................................................................................... 63

4.13 Hubungan tersedia rokok dengan perilaku merokok di SMK

Swasta Arjuna Pintubosi – Laguboti Kabupaten Toba

samosir ..................................................................................... 64

4.14 Hubungan sosial budaya dengan perilaku merokok di SMK

Swasta Arjuna Pintubosi – Laguboti Kabupaten Toba

samosir ...................................................................................... 64

4.15 Hubungan teman sebaya dengan perilaku merokok di SMK

Swasta Arjuna Pintubosi – Laguboti Kabupaten Toba

samosir ...................................................................................... 65

4.16 Hubungan alasan psikologis dengan perilaku merokok di

SMK Swasta Arjuna Pintubosi – Laguboti Kabupaten Toba

samosir ...................................................................................... 65

4.17 Hasil analisis Multiple logistic regression dengan

memasukkan seluruh variabel kandidat dalam model .............. 66

4.18 Karasteristik Informan utama/Kunci ........................................ 67

4.19 Matrik analisis informan terkait faktor alasan psikologis ........ 69

4.20 Matriks analisis informan terkait faktor tersedia rokok ........... 71

4.21 Matriks analisis informan terkait faktor teman sebaya ............. 74

Page 18: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

 

xii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner penelitian .................................................................................. 112

2. Lembar kesediaan menjadi responden ....................................................... 116

3. Lembar persetujuan menjadi responden .................................................... 117

4. Master data hasil penelitian ....................................................................... 118

5. Hasil uji validitas dan reabilitas ................................................................. 123

6. Hasil univariat ............................................................................................ 150

7. Hasil uji chi square .................................................................................... 152

8. Hasil multivariat ........................................................................................ 159

9. Dokumentasi penelitian ............................................................................. 160

10. Surat permohonan uji validitas .................................................................. 161

11. Surat balasan uji validitas .......................................................................... 162

12. Surat permohonan ijin penelitian ............................................................... 163

13. Surat balasan penelitan .............................................................................. 164

Page 19: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaman modern saat ini, rokok bukanlah benda asing lagi. Bagi mereka

yang hidup dikota maupun didesa umumnya mereka sudah mengenal benda yang

bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi kebutuhan

hidup yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kehidupan sehari – hari.

Tanpa alasan yang jelas seseorang akan merokok, baik setelah makan, setelah

minum kopi atau teh, bahkan sambil bekerjapun seringkali diselingi dengan

merokok, rokok sudah menjadi budaya manusia(1).

Menurut sejarah, masyarakat di dunia yang merokok untuk pertama

kalinya adalah suku bangsa indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti

memuja dewa atau roh, pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua

Amerika, sebagian dari pada penjelajah Eropa itu ikut ikutan mencoba menghisap

rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan

merokok mulai muncul dikalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan

bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok

hanya untuk kesenangan semata-mata(1).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan industri rokok terbesar di

dunia. Industri rokok di Indonesia merupakan salah satu penyumbang devisa

terbesar negara. Karena industri rokok dipandang mampu memberikan lapangan

kerja bagi ribuan orang. Selain itu industri rokok juga mampu mengembangkan

pertanian dengan penanaman tembakau sebagai bahan baku utama rokok dan

Page 20: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

2  

 

dengan meningkatnya produksi tembakau maka akan meningkatkan kesejahteraan

petani dan menyerap tenaga kerja untuk menanam tembakau. Keberadaan industri

rokok di Indonesia memang dilematis, karena dibalik semua keuntungan

ekonomis itu rokok juga membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia antara

lain meningkatkan polusi udara, menimbulkan berbagai macam penyakit, serta

menimbulkan berbagai kerawanan sosial yang terjadi dalam masyarakat(1).

Rokok merupakan lahan usaha yang berkembang pesat dan menjanjikan

dalam bidang perekonomian, baik bagi pengusaha, maupun bagi pemerintah

dengan pendapatan dari pajaknya. Namun demikian banyak dampak negatif dari

rokok baik bagi kesehatan, pendidikan ekonomi dan budaya. Tak bisa dipungkiri,

tembakau merupakan tumpuan hidup segelintir petani di negeri ini, dan cerutu

sudah menjadi budaya yang melekat di masyarakat. Studi mengenai dampak

keterpajanan iklan dan sponsor rokok terhadap perilaku merokok remaja yang

dilakukan Komnas Perlindungan Anak, diketahui sebanyak 89% dari semua

perokok remaja ini mulai merokok karena iklan, 8% dari remaja perokok yang

sesungguhnya sudah berhenti namun tertarik lagi untuk merokok karena terlibat

kegiatan yang disponsori industri rokok(1).

Pemerintah telah mengeluarkan PP No 19 /2003 tentang pengamanan

merokok bagi kesehatan. Namun kebijakan tersebut tidak mengatur tentang batas

minimum usia perokok. Dengan kata lain, sampai saat ini Indonesia belum

mempunyai peraturan perundangan yang melarang anak merokok. Padahal aturan

dibanyak negara lain sudah jelas menyebutkan bahwa anak yang berusia 18 tahun

kebawah tidak diperkenankan membeli rokok. Ini sangat penting diwujudkan

Page 21: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

3  

 

mengingat jumlah perokok pemula terus meningkat secara signifikan. Tahun

1970-1980, remaja mulai merokok diusia 15 tahun. Tahun 1980-1990, mulai

merokok diusia 12 tahun, Tahun 1990-2000 usia merokok turun lagi menjadi 10

tahun, bahkan penelitian di Bandung, Padang, Yogyakarta dan Malang tahun 2004

pemula perokok diusia 7 tahun(1).

Berdasarkan aspek kesehatan, rokok mengandung 4000 bahan kimia

berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar dan

karbonmonoksida (CO). Nikotin menyebabkan kerusakan sel paru dan kanker.

Gas CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,

sehingga sel tubuh akan mati (2). Perilaku merokok merupakan faktor resiko

terbesar dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) secara global. Dari semua

perokok, 20% diantaranya akan menderita PPOK, dan setengah dari pada perokok

seumur hidup akan menderita PPOK. Di Amerika serikat dan inggris, 80-95% dari

mereka yang menderita PPOK adalah perokok dan pernah menjadi perokok.

Kemungkinan terkena PPOK akan meningkat seiring dengan paparan rokok

total(2).

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan

oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah

diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan

merokok meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit

jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru paru, kanker rongga mulut,

kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta

gangguan kehamilan dan cacat pada janin(2).

Page 22: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

4  

 

Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan “rokok dan ancaman

pembangunan”, sebagai tema pada hari tanpa tembakau se-dunia, World No

Tobacco Day, 31 Mei 2017. Tema tersebut dinilai relevan untuk Indonesia baik

secara sosial, ekonomi, bahkan budaya, pasalnya kini jumlah perokok di

Indonesia mencapai 35% dari total populasi, atau sekitar 75 juta jiwa. Belum lagi

pertumbuhan prevalensi perokok pada anak-anak dan remaja yang tercepat

didunia, 19,4%. Bahkan menurut data Atlas pengendalian tembakau di ASEAN,

sebanyak 30% anak-anak di Indonesia yang berusia dibawah 10 tahun, adalah

perokok atau sekitar 20 juta anak. Data konfigurasi perokok yang demikian

tersebut, konsumsi rokok telah mengakibatkan dampak sosial ekonomi yang

sangat signifikan dan masif. Contoh pertama, rokok menyebabkan kemiskinan

akut di rumah tangga miskin. Data PBS setiap tahun menunjukkan, bahwa alokasi

anggaran rumah tangga miskin nomor dua adalah untuk membeli rokok, yakni

12,4%, artinya uang dan pendapatan mereka habiskan untuk membeli rokok. Jauh

diatas lokasi untuk kebutuhan lauk pauk dan pendidikan(3).

Perilaku merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh

banyak orang, walaupun sering ditulis disurat-surat kabar, majalah dan media

massa lain yang menyatakan bahaya merokok. Bagi pecandunya, mereka dengan

bangga menghisap rokok ditempat tempat umum, kantor, rumah, jalan-jalan, dan

bahkan di institusi pendidikan. Ditempat-tempat yang telah diberi tanda “dilarang

merokok” sebagian orang ada yang masih terus merokok. Anak-anak sekolah

yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

Page 23: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

5  

 

merokok. Perilaku merokok merupakan salah satu masalah yang sulit

dipecahkan(4).

Data kementerian kesehatan menunjukkan peningkatan prevalensi perokok

dari 27% padatahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Artinya,

jika 20 tahun yang lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang diantaranya adalah

perokok, maka dewasa ini dari setiap 3 orang Indonesia 2 orang diantaranya

adalah perokok. Lebih memprihatinkan lagi adalah kebiasaan buruk merokok juga

meningkat pada generasi muda, data kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi

remaja usia 16-19 tahun yang merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% ditahun

1995 menjadi 20,5% pada tahun 2014 dan yang lebih mengejutkan adalah usia

mulai merokok semakin muda (dini), perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat

lebih dari 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun yaitu dari 89% ditahun

1995 menjadi 18% ditahun 2013(5).

Hasil penelitian di RS Persahabatan (2013) memperlihatkan bahwa tingkat

kecanduan atau adiksi pada anak SMA yang merokok cukup tinggi yaitu 16,8%

artinya 1 orang dari setiap 5 orang remaja yang merokok telah mengalami

kecanduan (Kemenkes 2016). Sementara menurut hasil Riskesdas Kemenkes RI

tahun 2013, jumlah perokok di Indonesia sangat tinggi, ditaksir terdapat hingga

sebanyak 90 juta orang perokok dengan rata- rata menghisap sebanyak 12,3

batang perhari.Menurut hasil Riskesdas Kemenkes RI tahun 2018 jumlah perokok

di indonesia mencapai 62,9 % dan menurut Depkes Sumut 2016, Penyakit akibat

merokok yaitu pneumonia di sumatera utara sebesar 280.620 kasus, TB paru di

Page 24: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

6  

 

kota medan sebesar 3.006/100.000 penduduk, sedangkan di kabupaten Toba

Samosir terdapat 213/100.000 penduduk(6).

Hari tembakau se-dunia yang diprakarsai WHO diperingati setiap tahun

dan tahun ini HTTS mengusung tema “Tobacco Breaks Heart, menyoroti isu

dampak rokok pada jantung. Kementerian kesehatan menetapkan tema nasional

rokok penyebab sakit jantung dan melukai hati keluarga yang dilaksanakan

tanggal 31 Mei 2018. Penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung dan stroke,

setiap tahunnya membunuh 17,7 juta orang didunia. Di Indonesia, stroke 21,1%

dan penyakit jantung12,9% menjadi pembunuh nomor satu dan dua dari seluruh

kematian di Indonesia, ujar direktur pencegahan dan pengendalian penyakit tidak

menular kemenkes RI dr. Cut Putri Arianie, dalam kegiatan temu media di kantor

kemenkes jakarta selatan. Menilik betapa kebiasaan merokok merugikan

kesehatan, terutama kesehatan jantung dan menambah beban ekonomi keluarga,

sudah saatnya ada kerjasama dari semua anggota masyarakat untuk melaksanakan

upaya menghentikan kebiasaan merokok. Secara bersama-sama, pemerintah pusat

dan daerah mengupayakan ketersediaan layanan berhenti merokok, memastikan

diterapkannya peraturan kawasan tanpa asap rokok, pelarangan iklan rokok, serta

edukasi bagi anak-anak usia sekolah juga masyarakat tentang dampak rokok

terhadap kesehatan jantung, pembuluh darah dan anggota tubuh lain, serta

terhadap ekonomi keluarga(6).

Penelitian ini akan penulis lakukan di Kabupaten Toba Samosir kecamatan

Laguboti yang merupakan mayoritas suku batak Toba, sesuai dengan tradisi di

daerah Toba Samosir, kalau diadakan pesta baik pesta pernikahan (mangadati)

Page 25: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

7  

 

maupun pesta upacara pemakaman orang tua (sarimatua) pihak keluarga yang

punya pesta selalu menyiapkan rokok di salah satu sesi acara dan rokok yang

disiapkan itu seolah olah sama nilainya dengan makanan yang wajib dikonsumsi,

sementara disetiap pesta bukan hanya orangtua atau orang dewasa yang

menghadiri tetapi anak anak juga ikut menyaksikan pesta tersebut, sehingga anak

anak melihat bahwa rokok bukan racun tetapi bahan yang layak dikonsumsi.

Selain itu di daerah Toba samosir orang tua dan orang dewasa bebas merokok

dimana saja karena belum ada undang-undang tentang larangan merokok,

sehingga anak-anak sering melihat orang-orang disekeliling mereka termasuk

orangtua mereka yang merokok, dengan begitu daya tarik anak-anak untuk

merokok juga dapat meningkat, maka tidak heran banyak anak anak mulai sekolah

SD sampai SMK sudah merokok. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan

peneliti dengan membagi kuesioner di SMK swasta Arjuna Laguboti terdapat 71

siswa laki-laki, dan dari 71 siswa terdapat 29 yang sudah merokok. Hasil

wawancara dari guru bagian kesiswaan dan guru BP di SMK mengatakan, siswa

di SMK Arjuna dilarang merokok di dalam lingkungan sekolah, namun tetap saja

ada siswa yang melanggar peraturan tersebut, adapun sanksinya bagi yang

melanggar aturan yang salah satunya merokok di lingkungan sekolah yaitu berupa

teguran dengan hukuman kebersihan sekolah, surat perjanjian, surat panggilan

orangtua dan semuanya lengkap terarsip oleh koordinator BP (badan penyuluhan).

Guru bagian kesiswaan dan Guru BP selalu aktif untuk melakukan razia

kepada siswa termasuk razia tas apakah ada siswa yang membawa rokok ke

sekolah, dan dari wawancara 4 orang siswa mengatakan mereka sudah merokok

Page 26: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

8  

 

sejak SMP, alasan mereka merokok karena diajak teman, karena sering melihat

iklan rokok (di televisi, spanduk, dll), kemudian rokok disamping harganya

terjangkau bisa beli 1 atau 2 batang rokok dan rokok dapat dibeli dengan mudah

karena disetiap kedai selalu menjual rokok. Mereka biasanya merokok setelah

pulang sekolah dan rata rata mereka anak kost, jadi pengawasan orang tua kurang,

dan uang untuk beli rokok tersedia dengan uang saku yang diberikan orangtua

cukup. Mereka merokok karena sudah ketagihan dan menurut mereka merokok

dapat menghilangkan penat setelah seharian sekolah. Berdasarkan latar belakang

diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang faktor yang

berhubungan dengan perilaku merokok siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti

kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini

adalah faktor apa saja yang paling berhubungan dengan perilaku merokok pada

siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti kabupaten Toba Samosir tahun 2018

yaitu:

1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa

di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir?

2. Apakah ada hubungan antara iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa

di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir?

3. Apakah ada hubungan antara uang saku dengan perilaku merokok pada siswa di

SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir?

4. Apakah ada hubungan antara tersedia rokok dengan perilaku merokok pada

Page 27: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

9  

 

siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir?

5. Apakah ada hubungan antara sosial budaya keluarga dengan perilaku merokok

pada siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir?

6. Apakah ada hubungan antara teman sebaya dengan perilaku merokok pada

siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir?

7. Apakah ada hubungan antara alasan psikologis dengan perilaku merokok pada

siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir?

8. Faktor apa yang paling berhubungan dengan perilaku merokok?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang paling

berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa di SMK Swasta Arjuna

Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

Tujuan Khusus :

1. Untuk menganalisis apakah ada hubungan faktor pengetahuan dengan perilaku

merokok siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

2. Untuk menganalisis apakah ada hubungan faktor iklan rokok dengan perilaku

merokok pada siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba

Samosir.

3. Untuk menganalisis apakah ada hubungan faktor uang saku dengan perilaku

merokok pada siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba

Samosir.

Page 28: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

10  

 

4. Untuk menganalisis apakah ada hubungan faktor tersedia rokok dengan

perilaku merokok pada siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten

Toba Samosir?

5. Untuk menganalisis apakah ada hubungan faktor sosial budaya keluarga

dengan perilaku merokok pada siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti

Kabupaten Toba Samosir?

6. Untuk menganalisis apakah ada hubungan faktor teman sebaya dengan

perilaku merokok pada siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten

Toba Samosir?

7. Untuk menganalisis apakah ada hubungan faktor alasan psikologis dengan

perilaku merokok pada siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten

Toba Samosir?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

a. Menambah pengetahuan tentang faktor yang berhubungan dengan

perilaku merokok pada siswa di SMK.

b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama

dalam penelitian ini yaitu tentang perilaku merokok diusia remaja.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah khususnya Dinas pendidikan

dalam pengambilan kebijaksanaan mengeluarkan kebijakan dapat

Page 29: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

11  

 

mempertimbangkan hal-hal yang dapat mengatasi perilaku merokok

dikalangan pelajar.

b. Sebagai bahan masukan bagi Dinas kesehatan untuk mengatasi perilaku

merokok dikalangan pelajar.

c. Sebagai bahan masukan untuk kepala sekolah SMK Swasta Arjuna

Laguboti, khususnya dalam hal mengatasi perilaku merokok dikalangan

siswa.

d. Sebagai bahan masukan bagi siswa sendiri untuk memiliki pengetahuan

dan kesadaran tentang bahaya merokok bagi kesehatan.

Page 30: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

12  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis

baca diantaranya :

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Widiansyah yang berjudul

“Faktor-faktor penyebab perilaku remaja perokok di Desa Sidorejo Kabupaten

Penajam Paser Utara tahun 2014”, subjek utama pada penelitiannya adalah

remaja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Faktor penyebab remaja merokok

ditinjau dari aspek kognitif karena ingin mendapat pengakuan dari teman-

temannya, sehingga remaja belajar cara merokok atau mencoba merokok pada

saat berkumpul bersama teman-temannya, ditinjau dari aspek apektif faktor

penyebab remaja merokok karena stres yang dialami remaja tersebut atau sering

disebut menghilangkan rasa galau yang dialami mereka, mereka mengatakan

dengan merokok maka mereka merasa enjoy, dari aspek lingkungan satu hal yang

mempengaruhi remaja merokok adalah faktor keluarga, bila keluarga yang tinggal

bersama mereka merokok maka remaja tersebut meniru apa yang dilakukan orang

tua maupun keluarga lainnya yang merokok, serta ajakan teman - teman baik

teman yang bersekolah maupun teman dalam lingkungan masyarakat merupakan

salah satu faktor yang menyebabkan remaja desa sidorejo merokok(7).

Penelitian Rina Yulviana (2015) dengan judul “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan kebiasaan merokok pada remaja putra kelas X dan XI di

Page 31: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

13  

 

SMA negeri 6 Pekanbaru 2015”. Penelitian ini menggunakan desain crossectional

dengan pendekatan kuantitatif, populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X

dan XI SMA negeri 6 Pekan baru yang berjumlah 390 orang dan besar sampel 131

orang, penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling, uji statistik

menggunakan uji chi square, hasil penelitian diperoleh dari 131 responden 63

orang (48,1%) memiliki kebiasaan merokok, 34 orang (44,2%) memiliki

pengetahuan tinggi tentang dengan p value 1,6,36 orang (59%) berhubungan

uang saku dengan p value 0,03,54 orang (56,3%) berhubungan ayah perokok

dengan p value 0,04,45 orang (57,7%) berhubungan teman sebaya perokok

dengan p value 0,01. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara

uang saku, ayah perokok dan teman sebaya perokok dengan kebiasaan merokok

pada remaja putra kelas X dan XI di SMA Negeri 6 Pekan baru(8).

Siti Hajar dalam penelitiannya yang berjudul” Faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMK Negeri 1 Tanjung Pura

tahun 2017”, penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross

sectional, populasi penelitian ini sebanyak 504 siswa dengan sampel 83 siswa.

Instrumen yang digunakan adalah berupa kuesioner dengan menggunakan uji

statistik yaitu uji chi square, Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh faktor

pengetahuan (0,0260, sikap (0,006), tindakan (0,018), fasilitas (0,024), sarana

(0,004), orangtua (0,016) dan teman sebaya (0,000) terhadap perilaku merokok

pada remaja dengan nilai probalitas 0,000<0,05. Berdasarkan analisis multivariat

dengan uji regresi logistik berganda, faktor yang paling dominan mempengaruhi

perilaku merokok pada remaja adalah teman sebaya dengan besar p-value 0,000.

Page 32: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

14  

 

Semakin tinggi pengaruh teman sebaya maka semakin berat pula perilaku

merokok(9).

Edy Nurkamal dalam penelitiannya yang berjudul “ Faktor-faktor yang

mempengaruhi kebiasaan dan perilaku merokok siswa kelas XII SMA Negeri 2

Pare pare tahun 2013”, jenis penelitian ini adalah analitik asosiatif menggunakan

rancangan cross sectional, sampel penelitian ini berjumlah 58 orang responden

yang diambil dengan menggunakan tehnik purposive sampling, desain uji

menggunakan analisis uji chi square dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan pengaruh keluarga (p=0,00, OR:30,8),

pengaruh teman (p=0,00, OR:21) dan pengaruh iklan (p=0.00, OR 30,8) terhadap

kebiasaan dan perilaku merokok siswa, kesimpulan penelitian ini adalah ada

pengaruh yang signifikan antara pengaruh keluarga, teman, iklan terhadap

kebiasaan dan perilaku merokok siswa kelas XII SMA Negeri 2 Pare-pare(10).

Eneng Vini Widianti dalam penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku merokok siswa SMP Negeri X di Kota Bogor

Tahun 2014”, Penelitian ini merupakan penelitian kwantitatif dengan

menggunakan desain cross sectional, sampel dalam penelitian ini berjumlah 250

siswa. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat ukur penelitian. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa 23,2% responden pernah merokok, 38,1%

berjenis kelamin laki- laki dan 12,4% berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan

hasil uji kwadart terdapat 4 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna

dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri X kota Bogor diantaranya jenis

kelamin dengan OR 4,342, keterjangkauan terhadap rokok dengan OR 3,624 dan

Page 33: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

15  

 

perilaku merokok dengan teman OR 5,559(6).

2.2 Telaah Teori

2.2.1 Pengertian Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis cerutu atau

bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana

Rustika dan sejenisnya. Asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia, 43

diantaranya bersifat karsinogen. Pengaruh asap rokok dapat mengakibatkan

infeksi pada paru dan telinga serta kanker paru

Bahan baku rokok yang digunakan untuk membuat rokok adalah :

1. Tembakau

Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di Indonesia termasuk

dalam spesies Nicotiana tabacum.

2. Cengkeh

Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum mekar.Bunga cengkeh

di petik dengan tangan oleh para pekerja, kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang dengan mesin

sebelum ditambahkan kedalam campuran tembakau untuk membuat rokok

kretek.

3. Saus rahasia

Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah buahan untuk

menciptakan aroma serta cita rasa tertentu. Saus ini yang menjadi pembeda

antara setiap merek dan varian kretek(9).

Page 34: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

16  

 

Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap

yang dihasilkannya.

Perilaku merokok adalah kegiatan menghisap asap tembakau yang telah

menjadi cerutu kemudian disulut api. tembakau berasal dari tanaman nicotiana

tabacum.Ada dua tipe merokok, pertama adalah menghisap rokok secara

langsung yang disebut perokok aktif, dan yang kedua mereka yang secara tidak

langsung menghisap rokok, namun turut menghisap rokok disebut perokok

pasif(9).

Jenis-jenis rokok :

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis, perbedaan ini didasarkan atas

bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok,

dan penggunaan filter pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus :

1. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

2. Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren

3. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

4. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau

5. Sisha : rokok dengan menggunakan alat pipa penghisap(3).

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan

yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Kandungan racun pada rokok

antara lain :

Page 35: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

17  

 

a. Tar

Tar terbentuk selama pemanasan tembakau. Tar merupakan kumpulan

berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun yang

ditambahkan dalam proses pertanian dan industry sigaret. Tar adalah

hidrokarbon aromatic polisiklik yang ada dalam asap rokok, tergolong

dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan kanker. Kadar

zat yang terkandung dalam asap rokok inilah yang berhubungan dengan

resiko timbulnya kanker.

b. Nikotin

Nikotin adalah alkolid toksis yang terdapat dalam tembakau. Sebatang

rokok umumnya berisi 1-3 mg nikotin. Nikotin memiliki efek candu seperti

opium dan morfin. Nikotin berfungsi sebagai perantara dalam sistem saraf

otak yang menyebabkan berbagai reaksi biokimia, termasuk efek

menyenangkan dan menenangkan. Nikotin diserap melalui paru-paru dan

kecepatan absorbsinya hampir sama dengan masuknya nikotin secara

intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang

lebih 10 detik. Dapat melewati barrier otak dan diedarkan keseluruh

bagian otak, kemudian secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh

dalam waktu 15-20 menit pada waktu penghisapan terakhir. Efek bifasik

dari nikotin pada dosis rendah menyebabkan blakode gangbionik setelah

eksitasi sepintas.

Page 36: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

18  

 

c. Karbon monoksida

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna.

Kandungannya didalam asap rokok 2-6%. Karbon monoksida pada

parumempunyai daya pengikat (afinitas) dengan hemoglobin (Hb) sekitar

200 kali lebih kuat daripada daya ikat oksigen (O2) dengan Hb. Dalam

waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari Hb dapat terisi oleh karbon

monoksida (CO) dalam bentuk COHb (Carboly Haemoglobin), dan

akibatnya sel darah merah akan kekurangan oksigen, yang akhirnya sel

tubuh akan kekurangan oksigen. Pengurangan oksigen dalam jangka

panjang dapat mengakibatkan pembuluh darah akan terganggu karena

menyempit dan mengeras. Bila menyerang pembuluh darah jantung, maka

akan terjadi serangan jantung(3).

Penelitian terakhir oleh United State Surgeon General, AS, menunjukkan

ada 10 tipe kanker yang disebabkan rokok. Mereka juga menemukan pria

merokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda dibandingkan dengan

bukan perokok. Sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun lebih

muda(9).

Berikut daftar penyakit yang mengancam perokok :

a. Mata : perokok beresiko 3 kali lebih tinggi menderita katarak yang

menyebabkan kebutaan.

b. Mulut, tenggorokan, pita suara, dan esophagus : mengakibatkan kanker

mulut, tenggorokan, pita suara, esophagus, dan juga penyakit gusi, pilek,

dan kerongkongan kering.

Page 37: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

19  

 

c. Gigi : perokok beresiko 10 Kali lebih tinggi menderita periodontitis (gusi

terbakar yang mengakibatkan infeksi) yang akan merusak jaringan halus

dan tulang.

d. Paru : wanita perokok 13 kali lebih besar kemungkinan terkena kanker

paru, sedangkan pria 23 kali lebih besar. Akibat lain : pneumonia,

bronchitis, asma, batuk kronis dan bengek.

e. Jantung : gagal jantung, serangan jantung, hipertensi stroke.

f. Perut : kanker perut dan kanker lambung

g. Ginjal : kanker ginjal

h. Pancreas : kanker pankreas

i. Kantung kemih : kanker kantung kemih

j. Leher rahim : kanker leher rahim

k. Kehamilan : kemandulan, bayi lahir premature, bobot kurang, keguguran.

l. Tulang : tulang rapuh

m. Darah : leukemia atau kanker darah(9).

2.2.2 Bahaya Merokok

Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 4000 zat kimia, 200 jenis

diantaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh

sehingga memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, empisema, dan bronkitis

kronik atau juga kanker lain seperti kanker nasofaring, mulut, esofagus, pankreas,

ginjal, kandung kemih dan rahim. Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah

bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, resiko stroke, monopouse dini,

osteoporosis, kemandulan dan impotensi.

Page 38: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

20  

 

Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok

yang sedang dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran

tembakau yang tidak sempurna. Asap rokok mengandung sejumlah zat yang

berbahaya seperti benzen, nikotin, nitrosamin, senyawa amin, aromatik, naftalen,

amonia, oksidan sianida, karbon monoksida, benzapirin dan lain-lain. Partikel ini

akan mengendap disaluran nafas dan sangat berbahaya bagi tubuh. Endapan asap

rokok juga mudah melekat di benda-benda di ruangan dan bisa bertahan sampai

lebih dari 3 tahun, dengan tetap berbahaya.

Tidak hanya bagi orang dewasa, merokok juga sangat berbahaya bagi para remaja.

Berikut ini adalah beberapa bahaya dari merokok bagi orang terutama remaja :

1. Mengumpulkan penyakit

Rokok merupakan salah satu produsen penyakit yang paling tinggi, akibat

merokok ribuan zat-zat berbahaya seperti nikotin dan juga tar masuk kedalam

tubuhebiasaan, apabila merokok sudah dimulai sejak usia remaja, yang

menyebabkan kumpulan penyakit dari individu semakin bertambah banyak.

Efeknya tidak akan langsung terasa, namun ketika menginjak usia 30-40

tahun maka paling tidak ada beberapa penyakit yang mulai menghinggapi.

Merokok dapat mengumpulkan berbagai macam penyakit berbahaya, seperti

kanker, penyakit ginjal, penyakit paru, serangan jantung dan stroke. Berbagai

macam gangguan kesehatan lainnya yang tentunya akan merugikan dan juga

membahayakan diri sendiri.

Page 39: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

21  

 

2. Kemungkinan mengalami kesulitan dalam bidang prestasi, terutama olahraga

Bahaya merokok bagi remaja menyebabkan fungsi paru dan juga fungsi

pernafasan menjadi terganggu. Efek langsung dari merokok terhadap fungsi

pernafasan adalah nafas yang menjadi lebih pendek. Nafas yang menjadi

lebih pendek, terutama ketika seorang remaja menjadi pecandu rokok aktif,

maka akan menyebabkan gangguan pada pelajaran yang membutuhkan

ketahanan fisik, seperti olahraga dan juga kesehatan. Hal ini berpengaruh

terhadap nilai dari mata pelajaran olahraga yang dijalani oleh remaja yang

merokok.

3. Kemungkinan besar terjerumus dalam dunia narkoba dan obat terlarang.

Rokok merupakan salah satu bentuk pintu masuk kedalam dunia narkoba dan

juga obat-obatan terlarang. Efek dari rokok yang berupa adiksi membuat

remaja semakin ingin mencoba hal-hal yang baru. Ketika para remaja ingin

mencari pengalaman baru dan bertemu dengan orang yang tepat maka

terjadilah drugs adict pada remaja. Hampir 90% penggunaan obat-obat

terlarang pada remaja diawali oleh perilaku merokok secara aktif dan terus

menerus.

4. Menghabiskan uang saku.

Sebagai seorang remaja, hampir pasti mereka masih mengandalkan uang

pemberian dari orang tua,dengan begitu sudah pasti uang saku mereka setiap

harinya akan habis, untuk membeli rokok, dengan habisnya uang saku mereka

maka kemungkinan ada perilaku baru yang mungkin timbul. Perilaku tersebut

adalah perilaku tindak kejahatan, dimana para remaja akan berusaha untuk

Page 40: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

22  

 

mendapatkan uang dengan cara apapun agar bisa membeli rokok. Hal ini

menjurus kearah kriminalitas, seperti mencuri, menjambret dan lain

sebagainya yang tentunya sangat meresahkan masyarakat.

5. Bisa menghadapi hukuman tegas dari pihak sekolah

Beberapa pihak sekolah sudah memberikan sanksi tegas terhadap siapapun

yang merokok diarea sekolah. Hal inipun berlaku pula terhadap mereka para

remaja. Sanksi ini biasanya berhubungan dengan surat peringatan dan juga

pemangilan orang tua dan bisa saja terjadi skors bagi remaja tersebut.

6. Kemungkinan dapat mengalami masalah dengan lawan jenis

Salah satu tugas perkembangan remaja yang sangat penting adalah

membentuk dan mencari relasi yang baik dengan lawan jenisnya. Namun

demikian banyak dari lawan jenis, terutama para wanita sangat membenci

mereka yang merokok, sehingga membuat para remaja juga mungkin akan

mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenisnya, maka

dari itu juga para remaja yang merokok sering sekali memiliki hubungan

yang kurang baik dengan lawan jenisnya.

7. Nafas yang tidak sedap

Bahaya merokok bagi remaja dapat menyebabkan nafas menjadi tidak sedap

dan bau mulut. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun demikian pada

remaja yang merokok pun dapat mengalami hal yang sama nafas mereka akan

menjadi tidak sedap dan sangat menggangu siapapun yang berbicara dengan

mereka. Selain itu, dengan nafas yang tidak sedap ini para remaja akan

mudah terdeteksi bahwa mereka adalah seorang perokok. Hal ini

Page 41: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

23  

 

memungkinkan akan adanya sanksi sosial, baik dari lingkungan sekolah

maupun lingkungan keluarganya.

8. Gigi yang menguning

Efek buruk lainnya dari perilaku merokok yang dilakukan oleh para remaja

adalah munculnya gejala gigi yang menguning. Hal ini tentu saja akan

mengganggu penampilan dari pada remaja tersebut, sehingga dapat

menimbulkan rasa tidak percaya diri. Itulah beberapa bahaya yang dapat

ditimbulkan bagi para remaja yang memiliki kebiasaan merokok. Kebanyakan

bahaya berupa penyakit merupakan tabungan dimana penyakit tersebut akan

muncul pada beberapa tahun kedepan dan sangat mempengaruhi masa depan

remaja itu sendiri(11).

2.2.3 Banyaknya dan lamanya merokok

Ada 3 kategori berdasarkan jumlah rokok yang dihisap, yaitu:

a. Perokok ringan adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok kurang dari

10 batang perhari.

b. Perokok sedang adalah seseorang yang mengkomsumsi rokok antara 10

dan 20 batang perhari.

c. Perokok berat adalah seseorang yang mengkomsumsi rokok lebih dari 20

batang perhari(9)

2.2.4. Pengertian Siswa

Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang

selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang

berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.Sebagai suatu komponen

Page 42: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

24  

 

pendidikan siswa dapat ditinjau dan berbagi pendekatan antara lain:

1. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang

disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.

2. Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organism yang sedang tumbuh

dan berkembang.

3. Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai

unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka system

pendidikan menyeluruh dan terpadu.

2.2.5 Perilaku Merokok

Perilaku pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang sangat mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,

berbicara, menangis, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan

sebagainya(12).

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekwensi spesifik, durasi dan

tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai

faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut

amat kompleks sehingga kadang kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab

seseorang menerapkan perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku

tersebut(12).

Perilaku seseorang adalah merupakan bentuk respon atau reaksi terhadap

stimulus atau rangsangan yang diterimanya, khususnya yang berasal dari luar

dirinya. Azwar mengemukakan bahwa perilaku adalah bentuk respon atau reaksi

Page 43: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

25  

 

terhadap stimulus atau rangsangan yang diterima dari luar organisme (orang),

namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau

faktor lain dari orang yang bersangkutan. Promosi kesehatan sebagai pendakatan

kesehatan terhadap faktor prilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas

dari faktor-faktor yang menentukan prilaku tersebut dengan perkataan lain,

kegiatan promosi kesehatan harus disesuaikan dengan determinan : faktor yang

mempengaruhi perilaku itu sendiri(12).

Merokok adalah perlakuan yang ditandai dengan membakar tembakau

yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun pipa.

Temperatur pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 900 derajat celsius,

untuk ujung rokok yang dibakar dan 30 derajat celsius untuk ujung rokok yang

terselip dibibir perokok. Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup

melalui dua komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang

gas terkondensasi menjadi komponen partikulat. Dengan demikian, asap rokok

yang dihisap dapat berupa gas sejumlah 85% dan sisanya berupa partikel.

Merokok adalah suatu kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat. Perilaku

merokok tidak hanya menyebabkan berbagai macam penyakit tetapi juga dapat

memperberat sejumlah penyakit lainnya(13).

Perilaku merokok seseorang secara keseluruhan dapat dilihat dari jumlah

rokok yang dihisapnya. Seberapa banyak seseorang merokok dapat diketahui

melalui intensitasnya, maka perilaku merokok seseorang dapat dikatakan tinggi

maupun rendah yang dapat diketahui dari intensitas merokoknya yaitu

banyaknya seseorang dalam merokok, dimana intensitas merupakan besar atau

Page 44: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

26  

 

kekuatan untuk suatu tingkah laku(14).

Menurut WHO (1984), bahwa yang menyebabkan seseorang itu berprilaku

tertentu adalah karena adanya empat alasan pokok yaitu :

1. Pemahaman dan pertimbangan (thoughts and feeling), yakni dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-

penilaian seseorang terhadap objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan) :

1) Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang

lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah

memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya kena api. Seorang ibu akan

mengimunisasikan anaknya setelah melihat anak tetangganya kena

penyakit polio sehingga cacad, karena anak tetangganya tersebut belum

pernah memperoleh imunisasi polio.

2) Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orangtua, kakek atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Misalnya, wanita hamil tidak boleh makan

telur agar tidak kesulitan waktu melahirkan.

3) Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseornag terhadap objek.

Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang

paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang

lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai – nilai kesehatan tidak

Page 45: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

27  

 

selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh

beberapa alasan, antara lain :

a. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi

saat itu. Misalnya, seorang ibu yang anaknya sakit, segera ingin

membawanya kepuskesmas, tetapi pada saat itu tidak mempunyai

uang sehingga ia gagal membawa anaknya ke puskesmas.

b. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu

kepada pengalaman orang lain. Seorang ibu tidak mau membawa

anaknya yang sakit keras ke Rumah Sakit, meskipun ia mempunyai

sikap yang positif terhadap RS, sebab ia teringat akan anak

tetangganya yang meninggal setelah beberapa hari di RS.

c. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. Seorang akseptor KB

dengan alat kontrasepsi IUD mengalami pendarahan, meskipun

sikapnya sudah positif terhadap KB, tetapi ia tetap tidak mau ikut KB

dengan alat kontrasepsi apapun.

d. Nilai (value)

Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang

menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

bermasyarakat. Misalnya, gotong royong adalah suatu nilai selalu

hidup di masyarakat.

Page 46: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

28  

 

2. Orang penting sebagai referensi (personal reference)

Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi

oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu dipercaya, maka

apa yang ia katakan atau perbuatan cenderung dicontoh. Untuk anak-anak

sekolah misalnya, maka gurulah yang menjadi panutan perilaku mereka. Orang-

orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok reference(reference

group, antara lain guru, alim ulama, kepala adat (suku), kepala desa dan

sebagainya.

3. Sumbe- sumber daya (resources).

Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan

sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok

masyarakat. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif

maupun negatif. Misalnya pelayanan puskesmas, dapat berpengaruh positif

terhadap perilaku penggunaan puskesmas tetapi juga berpengaruh sebaliknya.

4. Kebudayaan (culture), kebiasaan, nilai-nilai, tradisi-tradisi.

Sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola

hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini

terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu

masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah, baik secara lambat ataupun

cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia. Kebudayaan atau pola hidup

masyarakat disini merupakan kombinasi dari semua yang telah disebutkan

sebelumnya. Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan

selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku

Page 47: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

29  

 

ini(15).

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa banyak alasan seseorang

untuk berprilaku, oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang

dapat disebabkan oleh sebab atau latar belakang yang berbeda misalnya, alasan

masyarakat tidak mau berobat ke puskesmas, mungkin karena tidak percaya

terhadap puskesmas, mungkin tidak punya uang untuk pergi kepuskesmas,

mungkin takut pada dokternya, mungkin tidak tahu fungsinya puskesmas, dan

lain sebagainya. Perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh

pemikiran dan perasaaan atau pertimbangan seseorang, adanya orang lain yang

dijadikan referensi dan sumber atau fasilitas yang dapat mendukung perilaku dan

kebudayaan masyarakat. Seseorang yang tidak mau membuat jamban keluarga,

atau tidak mau buang air besar dijamban, mungkin karena ia mempunyai

pemikiran dan perasaan yang tidak enak kalau buang air besar dijamban, atau

barangkali karena tokoh idolanya juga tidak membuat jamban keluarga sehingga

tidak ada orang yang menjadi referensinya (personal reference). Faktor lain juga,

mungkin karena langkanya sumber-sumber yang diperlukan atau tidak

mempunyai biaya untuk membuat jamban keluarga. Faktor lain mungkin karena

kebudayaan, bahwa jamban keluarga belum merupakan budaya masyarakat.

2.2.6 Tahap-Tahap Perilaku Merokok

Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok

yaitu :

Page 48: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

30  

 

1. Persiapan

Tahap ini berlangsung saat seorang individu belum pernah merokok.

Ditahap ini terjadi pembentukan opini pada diri individu terhadap perilaku

merokok. Hal ini disebabkan adanya pengaruh perkembangan sikap dan

intensi mengenai rokok serta citra yang diperoleh dari perilaku merokok.

Informasi rokok dan perilaku merokok diperoleh dari observasi Seseorang

mendapat gambaran yang menyenangkan mengenai perokok dengan cara

mendengar, melihat atau dari hasil bacaan yang menyebabkan minat untuk

merokok.

2. Innitation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan

meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

3. Become smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak

4 batang perhari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

4. Maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu

bagian daricara pengaturan diri (self-regulating). Merokok dilakukan untuk

memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan(9).

2.2.7 Faktor Yang berhubungan dengan Perilaku Perokok

Perilaku sebagai faktor penentu manusia merupakan resultansi dari

berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal dalam hal ini

keyakinan, niat, percaya diri. Sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan

yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial(16).

Adapun faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok siswa

diantaranya menurut beberapa penelitian antara lain menurut penelitian Rina

Page 49: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

31  

 

Yulviana 2015 faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada remaja

adalah :

1. Ayah perokok

Remaja dengan orangtua perokok cenderung akan merokok dikemudian

hari, hal ini terjadi paling sedikit disebabkan oleh dua hal yakni pertama, remaja

tersebut ingin seperti ayahnya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok.

Kedua karena remaja ini sudah terbiasa dengan asap rokok dirumah sehingga

mudah beralih menjadi perokok aktif(17).

2. Uang saku

Pemberian uang saku seharusnya diberikan dengan dasar kebijakan dan

tidak berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat

menimbulkan masalah yaitu remaja menjadi boros, remaja tidak menghargai

uang dan remaja malas belajar, sehingga remaja cenderung tergoda dan merasa

kecanduan dengan rokok karena harga rokok yang tidak mahal dan boleh

membeli perbatang.

3. Teman sebaya

Semakin banyak remaja yang merokok maka semakin besar kemungkinan

teman-temannya adalah perokok, pada usia 12-13 tahun tekanan dari teman

sebaya dan pengaruh lain makin sulit dilawan. Jika teman-teman yang sebaya di

sekolah merokok, maka remaja akan lebih mudah tergoda untuk bergabung

dengan teman-teman yang merokok.

Pendapat selanjutnya mengenai faktor yang berhubungan dengan perilaku

merokok pada remaja adalah dikemukakan oleh Erlina Wijayanti, Citra Dewi

Page 50: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

32  

 

yaitu :

1. Pengalaman

Pengalaman adalah segala sesuatu yang pernah dialami seseorang terkait

merokok seperti pernah diajak merokok atau dipaksa untuk merokok, kehabisan

uang karena karena rokok, nilai turun karena merokok, dihukum karena

merokok, merasa mual karena merokok atau pernah dijauhi teman karena tidak

merokok. Pengalaman buruk jika mengalami minimal satu kejadian seperti

pernah diajak merokok atau dipaksa merokok, tidak pernah kehabisan uang

karena rokok, nilai tidak pernah turun karena merokok, tidak pernah merasa mual

karena merokok, tidak pernah dihukum karena merokok dan tidak pernah dijauhi

teman bila tidak merokok. Pengalaman baik bila tidak pernah mengalami

kejadian tersebut.

2. Pengetahuan

Pengetahuan mengenai merokok merupakan wawasan yang dimiliki oleh

seseorang tentang arti merokok, zat yang terkandung didalam rokok, dampak

merokok bagi kesehatan dan dampak merokok bagi orang lain.

3. Sikap

Sikap tentang merokok adalah penilaian atau pendapat seseorang tentang

merokok dinilai dari kepercayaan bahwa rokok itu mengandung zat yang

berbahaya, kepercayaan bahwa merokok memberi dampak buruk bagi kesehatan

perokok maupun orang disekitar, perasaan suka atau tidak suka terhadap perilaku

merokok serta keinginan untuk merokok(9).

Page 51: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

33  

 

Faktor resiko merokok dapat juga dibedakan berdasarkan :

1. Faktor resiko intrinsik : usia,jenis kelamin, kepribadian dan stres.

2. Faktor resiko extrinsik : orang tua perokok, teman perokok, iklan rokok,

tetangga perokok dan sebagainya.

2.3 Landasan teori

Merokok di anggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun

di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun

orang-orang sekitarnya. Perilaku merokok berkaitan dengan pengetahuan yang

dimiliki tentang merokok, dapat di peroleh dari berbagai cara yaitu cara

tradisional, dan cara modern yang akan membentuk motivasi merokok(18).

Motivasi yang melatar belakangi merokok adalah untuk mendapat

pengakuan menghilangkan kekecewaan dan menganggap perbuatannya tersebut

tidak melanggar norma. Kegiatan merokok yang dilakukan oleh siswa yang

biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama di depan kelompoknya karena

mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat

dengan kelompoknya. Perilaku merokok pada siswa dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor(18).

Merokok bagi sebagian siswa merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit

baik psikis maupun fisik. Ketergantungan ini di persepsikan sebagai kenikmatan

yang memberikan kepuasan psikologis. Sehingga tidak jarang perokok

mendapatkan kenikmatan yang dapat menghilangkan ketidak nyamanan yang

sedang di alaminya. Perilaku merokok merupakan perilaku yang menyenangkan

dan dapat menghilangkan ketidak nyamanan dan bergeser menjadi aktivitas yang

Page 52: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

34  

 

bersifat obsesif(17).

Hal ini disebabkan sifat nikotin adektif dan antidepressan, jika di hentikan

tiba-tiba akan menimbulkan stres, akan tetapi jika kebiasaan merokok ini terus

berlanjut siswa berpotensi terkena penyakit kardiovaskuler, penyakit kanker,

penyakit paru, pengaruh terhadap kehamilan, penyakit alat pencernaan, stimulasi

proses ketuaan, gigi coklat, nafas tidak sedap dan bibir menghitam, efek bahan

kimia yang terkandung dalam rokok.

Landasan teori penelitian ini menggambarkan faktor yang berhubungan

dengan perilaku merokok yaitu faktor Pengetahuan, sikap, orang penting

(orangtua, guru dan lain-lain), sumber daya (uang saku, fasilitas seperti

tersedianya rokok), kebudayaan(19).

Secara sederhana teori WHO dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Teori Menurut WHO (1984)

B = TF, PR, R, C 

TF = Thoughts and feeling : Pemahaman dan pertimbangan (Pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan)

PR = Personal reference : Orang penting sebagai referensi ( guru, kepada suku, kepala desa

R = Resources : Sumber daya (fasilitas, uang, tenaga, dll 

C = Culture : kebudayaan (kebiasaan,

Behavior

Page 53: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

35  

 

2.4 Kerangka Konsep

Mengacu pada landasan teoritis dan kerangka teori yang telah

dikemukakan, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Perilaku merokok siswa

2. Iklan rokok

3.Uang saku

4.Tersedianya rokok

5.Sosial budaya keluarga

6.Teman sebaya

1. Pengetahuan

7.Alasan psikologis

Page 54: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

36  

 

2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan diatas, selanjutnya

dapat dikemukakakan hipotesa penelitian yaitu :

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa di

SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

2. Ada hubungan antara Iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa di

SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

3. Ada hubungan antara uang saku dengan perilaku merokok pada siswa di

SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

4. Ada hubungan antara tersedianya rokok dengan perilaku merokok pada

siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

5. Ada hubungan antara sosial budaya keluarga dengan perilaku merokok

pada siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

6. Ada hubungan antara teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa

di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

7. Ada hubungan antara alasan psikologis dengan perilaku merokok pada

siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

8. Faktor apa yang lebih dominan terhadap perilaku merokok pada siswa di

SMKSwasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

Page 55: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

37  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

gabungan (mix method). Penelitian gabungan yaitu penelitian dengan

menggunakan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk

menggambarkan dan mengukur objek yang diamati. Metode campuran ini akan

memadukan dan menggabungkan kedua pendekatan kuantitatif dan kualitatif

dalam satu penelitian. Penelitian campuran merupakan produk paradigma

pragmatis dengan memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam

perbedaan tahap proses penelitian(11).

1. Desain Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah suatu metode yang bertujuan menjawab suatu

permasalahan, dengan mencoba mengumpulkan teori-teori yang kemudian

disimpulkan secara deduktif, berupa suatu hipotesis atau jawaban sementara atau

dugaan. Pembuktian hipotesis (jawaban sementara) itu, perlu dilakukan

pengumpulan data, kemudian diuji menggunakan uji statistik. Oleh karena harus

diuji melalui uji statistik, maka data yang dikumpulkan akan berupa angka-angka

(numerik) dalam bentuk skor atau nilai. Desain dalam penelitian ini menggunakan

survei analitik dengan pendekatan crossectional. Perolehan data dan analisis data

kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Kuesioner

dibagi kepada siswa SMK, tujuan pembagian kuesioner ini adalah untuk

mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok pada

Page 56: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

38  

 

siswa. Penelitian ini menganalisis hubungan antara variabel dependen (faktor

pengetahuan, uang saku, iklan rokok, tersedianya rokok, Sosial budaya keluarga,

teman sebaya) terhadap perilaku merokok pada siswa di SMK Swasta Arjuna

Pintubosi – Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

2. Desain Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah merupakan metode penelitian yang lebih

menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah

dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian

ini lebih suka menggunakan tehnik analisis mendalam (in-depht-analysis), yaitu

mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin

bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

Proses penelitian ini dengan pendekatan kualitatif fenomenologis untuk

mengkaji fenomena faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

siswa di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

Dipilihnya penelitian fenomenologi karena beberapa alasan, diantaranya pertama,

pendekatan ini bersifat holistik dengan memanfaatkan keberagaman data yang

didapat secara alamiah, apa adanya, induktif (mengamati, bertanya dan kemudian

menemukan), serta menyimpulkan untuk memahami faktor yang berhubungan

dengan perilaku merokok siswa di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Laguboti

Kabupaten Toba Samosir. Pendekatan kualitatif fenomenologi sangat sesuai

dengan masalah penelitian yang diteliti.

Kedua pendekatan ini bersifat fleksibel dalam menilai proses, melihat

kejadian yang sedang berlangsung, peneliti hadir serta ikut bersama subjek

Page 57: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

39  

 

mengamati proses, merefleksikan apa yang dialami dan dipahami tentang

fenomena dalam proses bukan menilai keberhasilan dalam mencapai tujuan dari

suatu program, ketiga bersifat deskriptif yakni dengan menggambarkan secara

menyeluruh tentang hakikat masalah tentang proses penemuan secara induktif

yaitu mengamati dan menemukan langsung dari sumber masalahnya. Keempat,

realitas yang diamati dan diteliti bersifat interpretatif, peneliti akan

menginterpretasi atas apa yang terlihat, terdengar dan yang dapat dipahami dalam

settingan yang alamiah. Dalam pandangan peneliti, jenis penelitian kualitatif

fenomenologi sesuai untuk diambil karena data yang diinginkan berkaitan dengan

pandangan dan pengalaman subjek terhadap faktor yang berhubungan dengan

perilaku merokok siswa di SMK swasta Arjuna Pintubosi Laguboti Kabupaten

Toba Samosir.

Penelitian gabungan terdapat enam desain yakni : 1) strategi eksplanatoris

sekuensial, yaitu penelitian kuantitatif pada tahap pertama yang kemudian diikuti

oleh pengumpulan data secara kualitatif. 2) Strategi eksploratoris sekuensial, yaitu

pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, yang kemudian

diikuti oleh pengumpulan data kualitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada

hasil-hasil tahap pertama. 3) Strategi transformatif sekuensial, yaitu terdiri dari

dua tahap pengumpulan data, satu tahap, mengikuti tahap yang lain, 4) strategi

triangulasi konkuren, yaitu pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan

pada waktu yang sama, 5) strategi embedded konkuren, yaitu menerapkan satu

tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu, 6) strategi

transformatif konkuren, yaitu mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara

Page 58: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

40  

 

serempak serta didasarkan pada perspektif teoritis tertentu(20).

Keenam desain penelitian campuran diatas, yang diadopsi untuk

mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok siswa di SMK

Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir yaitu strategi eksploratoris

sekuensial, yaitu pengumpulan data kuantitatif pada tahap pertama, yang

kemudian diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua

yang didasarkan pada hasil-hasil tahap pertama. Untuk lebih jelasnya dapat

dirincikan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Strategi Eksploratoris Sekuensial.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian.

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMK Swasta Arjuna yang

beralamat Desa Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasamosir.

Pemilihan lokasi ini didasarkan pada adanya masalah yaitu jumlah perokok siswa

di SMK tersebut tinggi.

3.2.2 Waktu Penelitian

Survei awal dari penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2018 dan

penelitian akan dilakukan Januari s/d Maret 2019.

KUANTITATIF

KUANTITATIF Pengumpulan

data  

  KUANTITATIF

Analida adata

KUALITATIF Pengumpulan

data

KUALITATIF Analisa data

 

Interpretasi

keseluruhan analiss 

KUALITATIF

Kesimpulan

Page 59: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

41  

 

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas abjek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa sekolah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) swasta

Arjuna Laguboti tahun 2018 yang berjumlah 71 peserta didik(21).

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi(22).

Besar sampel dalam penelitian ini adalah siswa di SMK swasta Arjuna

Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian

ini dilakukan secara total sampling yaitu, dengan cara menetapkan seluruh

anggota populasi sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 71 responden kelas 1 s/d 3 SMK dan semuanya laki-laki.

3.3.3 Informan penelitian

Informan dalam penelitian ini diambil secara purposive, yaitu tehnik yang

dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan mampu memberikan

informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu siswa SMK Swasta

Arjuna sebanyak 5 orang yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian

ini.

Page 60: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

42  

 

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Data adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari unit sampel

sebagai hasil mengamati atau mengukur(11).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari responden dengan

wawancara dan mengunakan kwesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti

berdasarkan konsep teoritis. Pada penelitian ini, responden yang telah

memenuhi kriteria pemilihan sampel diberi penjelasan terlebih dahulu

mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian serta diminta kesediaan nya

untuk dilibatkan dalam penelitian, kemudian responden diminta untuk

mengisi angket yang telah disediakan.

2. Data sekunder diperoleh dari profil tahunan data sekolah, tenaga pendidik

dan kependidikan, dan peserta didik SMK swasta Arjuna laguboti

3. Data tersier dari penelitian ini berupa jurnal, website, dekumen online, dan

lain nya

3.4.2 Tehnik Pengumpulan Data

1. Data primer dikumpulkan melalui pengisian angket, kwesioner dan

wawancara pada peserta didik di SMK Swasta Arjuna Laguboti.

2. Data Sekunder dilakukan dengan study dekumentasi berupa data

deskriptip yang diperoleh dari profil sekolah SMK Swasta Arjuna

Laguboti.

Page 61: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

43  

 

3. Data tersier didapatkan melalui jurnal, website, dan dokumen online dan

lain-lain yang telah dipublikasikan.

3.4.3. Uji Validitas dan Rehabilitas

1. Uji Validitas

Uji validatas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau

nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan suatu alat ukur dengan cara mengukur

korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel. Vadilitas masing

masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai corrected item total coreleration

masing-masing butir pertanyaan dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel,

maka dinyatakan valid atau sebaliknya. Nilai r tabel dalam penelitian ini untuk

sampel pengujian 71 orang siswa adalah 0,361 pada α=5%(23).

Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode

cronbach alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari suatu kali

pengukuran, dengan ketentuan jika r alpha > r tabel (0,60) maka dinyatakan

reliabel, dan jika nilai uji cronbach Alpha yang diperoleh <r tabel (0,60) maka

dinyatakan tidak reliabel.

Validitas merupakan suatu ukuran yang dilakukan untuk menentukan

derajat ketepatan dari instrument penelitian berbentuk kwesioner. Uji validitas dan

reabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada siswa di SMK Swasta Yapim Balige

dengan jumlah responden 30 orang. Hasil pengujian validitas variabel

pengetahuan dengan jumlah item pernyataan sebanyak 10, iklan rokok dengan

jumlah item pernyataan 10, uang saku dengan jumlah item pernyataan 10, tersedia

Page 62: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

44  

 

rokok dengan jumlah item pernyataan 4, sosial budaya keluarga dengan jumlah

item pernyataan 10, alasan psikologis dengan. jumlah item pernyataan 9,

didapatkan semua item pernyataan valid atau rhitung >rtabel.

Tabel 3.1. Validitas Variabel X (Pengetahuan, iklan rokok, uang saku, tersedia rokok, sosial budaya keluarga).

No Item pernyataan R hitung R tabel Keterangan Pengetahuan

1 0,985 0,349 Valid 2 0,900 0,349 Valid 3 0,866 0,349 Valid 4 0,985 0,349 Valid 5 0,952 0,349 Valid 6 0,885 0,349 Valid 7 0,900 0,349 Valid 8 0,985 0,349 Valid 9 0,985 0,349 Valid 10 0,869 0,349 Valid

Iklan rokok 1 0,857 0,349 Valid 2 0,857 0,349 Valid 3 0,864 0,349 Valid 4 0,440 0,349 Valid 5 0,857 0,349 Valid 6 0,826 0,349 Valid 7 0,585 0,349 Valid 8 0,857 0,349 Valid 9 0,797 0,349 Valid 10 0,585 0,349 Valid

Uang saku 1 0,826 0,349 Valid 2 0,754 0,349 Valid 3 0,724 0,349 Valid 4 0,826 0,349 Valid 5 0,689 0,349 Valid 6 0,689 0,349 Valid 7 0,510 0,349 Valid 8 0,826 0,349 Valid 9 0,689 0,349 Valid 10 0,724 0,349 Valid

Tersedia rokok 1 0,811 0,349 Valid 2 0,747 0,349 Valid

Page 63: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

45  

 

3 0,447 0,349 Valid No Item pernyataan R hitung R tabel Keterangan

4 0,702 0,349 Valid Sosial budaya keluarga  

1 0,561 0,349 Valid 2 0,586 0,349 Valid 3 0,735 0,349 Valid 4 0,464 0,349 Valid 5 0,735 0,349 Valid 6 0,622 0,349 Valid 7 0,676 0,349 Valid 8 0,676 0,349 Valid 9 0,800 0,349 Valid 10 0,735 0,349 Valid

Teman sebaya 1 0,761 0,349 Valid 2 0,482 0,349 Valid 3 0,476 0,349 Valid 4 0,491 0,349 Valid 5 0,606 0,349 Valid 6 0,516 0,349 Valid 7 0,761 0,349 Valid 8 0,491 0,349 Valid 9 0,422 0,349 Valid 10 0,474 0,349 Valid

Alasan psikologis 1 0,678 0,349 Valid 2 0,714 0,349 Valid 3 0,630 0,349 Valid 4 0,665 0,349 Valid 5 0,527 0,349 Valid 6 0,728 0,349 Valid 8 0,763 0,349 Valid 9 0,569 0,349 Valid 10 0,719 0,349 Valid

Page 64: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

46  

 

Tabel 3.2 Uji Validitas Variabel Y (perilaku merokok)

No item pertanyaan Rhitung Rtabel Keterangan Perilaku merokok 1 1,000 0,349 Valid  2. Uji Reabilitas

Uji Reabilitas dilakukan untuk mendapatkan instrumen dengan kehandalan

yang tinggi dalam pengukuran variabel penelitian. Uji reabilitas digunakan untuk

menghitung nilai alfa atau (cronbach’alfa) perhitungan dilakukan dengan

menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir pernyataan dalam kuesioner.

Instrumen dilakukan realibel apabila alpha chrombath> r tabel 0,349). Hasil

pengujian uji reabilitas variabel pengetahuan dengan jumlah item pernyataan

sebanyak 10, iklan rokok dengan jumlah item pernyataan sebanyak 10, uang saku

dengan jumlah item pernyataan sebanyak 10, tersedia rokok dengan jumlah item

pernyataan sebanyak 4, sosial budaya keluarga dengan jumlah item pernyataan

sebanyak 10, teman sebayadengan jumlah item pernyataan sebanyak 10, alasan

psikologis dengan jumlah item pernyataan sebanyak 9(24).

Tabel 3.3. Uji reabilitas pengetahuan, iklan rokok, uang saku, tersedia rokok, sosial budaya keluarga, teman sebaya, alasan psikologis

Variabel Cronbach’s

Alpha R tabel Keterangan

Pengetahuan 0,793 0,349 Valid Iklan rokok 0,777 0,349 Valid Uang saku 0,773 0,349 Valid Tersedia rokok 0,767 0,349 Valid Sosial budaya keluarga 0,749 0,349 Valid Teman sebaya 0,734 0,349 Valid Alasan psikologis 0,763 0,349 Valid

Page 65: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

47  

 

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan

dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah faktor yang

berhubungan dengan perilaku merokok yaitu pengetahuan, iklan rokok, uang

saku untuk membeli rokok, adanya rokok ditempat jualan rokok tanpa membatasi

usia pembeli rokok, faktor sosial budaya keluarga yaitu orang tua yang merokok,

diajak teman sebaya untuk merokok, alasan psikologis. Sedangkan Variabel

dependennya adalah perilaku siswa merokok.

3.5.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

oleh respondent tentang rokok secara umum, bahaya rokok dan zat yang

terkandung dalam rokok.

2. Iklan rokok, iklan rokok adalah iklan yang menarik perhatian dan mendorong

responden untuk memiliki keinginan untuk merokok.

3. Uang saku, uang yang dibawa untuk keperluan sewaktu waktu, diberi oleh

orangtua untuk bekal disekolah seperti beli makanan, trasnport ke sekolah,

beli keperluan sekolah.

4. Tersedianya rokok, tempat rokok dijual baik itu di toko, warung, swalayan

Page 66: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

48  

 

5. Sosial budaya keluarga, Peran orangtua dalam mengawasi perilaku anak,

maupun peran orangtua dalam hal memberi contoh yang baik bagi anak, kalau

orangtua merokok, kemungkinan besar akan ditiru oleh anak – anaknya.

6. Teman sebaya, artinya Hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan

tingkat usia yang sama serta melibatkan keakrapan yang relatif besar dalam

kelompok.

7. Alasan Psikologis

Alasan psikologis adalah motif yang mendorong responden untuk

merokokseperti ingin terlihat keren, menghilangkan penat, ingin diterima

dalam pergaulan, sudah ketagihan dengan rokok.

8. Perilaku merokok adalah kebiasan merokok seseorang yang diukur dengan

kuesioner. Menggunakan pertanyaan dengan jawaban ya dan tidak jika

jawaban ya, selanjutnya responden menjawab pertanyaan berikutnya yang

berkaitan dengan kebiasaan merokok.

3.6 Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nama

variabel, jumlah pernyataan, cara dan alat ukur yang digunakan, skala

pengukuran, value, dan skala ukur dari masing – masing variabel sebagai berikut :

1. Variabel pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan, setiap pertanyaan terdiri dari

2 jawaban yaitu benar atau salah. Untuk jawaban benar diberi angka 2 dan

untuk jawaban salah diberi angka 1. Setelah diperoleh jawaban, dikategorikan

menjadi 3 yaitu kurang baik dan cukup baik dan baik. Untuk kategori kurang

Page 67: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

49  

 

baik skor 10-12, dan kategori cukup baik skor 13-15, kategori baik diberi skor

16-20.

2. Variabel iklan rokok terdiri dari 10 pertanyaan, setiap pertanyaan terdiri dari 2

jawaban yaitu ya dan tidak, untuk jawaban ya diberi angka 2, untuk jawaban

tidak diberi angka 1, kemudian dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu

menarik, cukup menarik, tidak menarik. Kategori tidak menarik diberi skor

10-12, kategori cukup menarik diberi skor 13-15, kategori menarik diberi skor

16-20.

3. Variabel uang saku terdiri dari 10 pertanyaan, setiap pertanyaan terdiri dari 2

jawaban yaitu ya dan tidak, untuk jawaban ya diberi angka 2 dan tidak diberi

angka 1, kemudian dikategori menjadi 3 yaitu tidak ada, cukup, banyak, untuk

kategori tidak ada diberi skor 10-12, cukup diberi skor 13-15, banyak diberi

skor 16-20.

4. Variabel tersedianya rokok terdiri dari 4 pertanyaan, setiap pertanyaan terdiri

dari 2 jawaban yaitu ya dan tidak. Untuk jawaban ya diberi angka 2 dan

jawaban tidak diberi angka 1 dan dikategorikan menjadi 2 yaitu tersedia dan

tidak tersedia, untuk kategori tersedia diberi skor 6-8 dan kategori tidak

tersedia skor 4-5.

5. Variabel sosial budaya keluarga terdiri dari 10 pertanyaan setiap pertanyaan

terdiri dari 2 jawaban yaitu ya dan tidak untuk ya diberi angka 2 dan jawaban

tidak diberi angka 1 dan dikategorikan menjadi 3 yaitu tidak mempengaruhi

dengan skor 10-12, cukup mempengaruhi diberi skor 13-15, mempengaruhi

dengan skor 16-20.

Page 68: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

50  

 

6. Teman sebaya terdiri dari 10 pertanyaan terdiri dari 2 jawaban yaitu ya dan

tidak untuk jawaban ya diberi angka 2 dan tidak diberi angka 1, dikategorikan

menjadi 3 yaitu tidak mempengaruhi diberi skor 10-12, cukup mempengaruhi

diberi skor 13-15, mempengaruhi diberi skor 16-20.

7. Variabel alasan psikologis terdiri dari 9 pernyataan setiap pernyataan terdiri

dari 4 jawaban yaitu sangat setuju (ss), setuju (s), tidak setuju (ts) dan sangat

tidak setuju (sts). Untuk jawaban sangat setuju diberi angka 4 dan untuk

jawaban setuju diberi angka 3, untuk jawaban tidak setuju diberi angka 2 dan

untuk jawaban sangat tidak setuju diberi angka 1. Setelah diperoleh jawaban,

dikagorikan menjadi 2, yaitu kecenderungan merokok dan tidak merokok,

untuk kategori kecenderungan merokok diberi skor 23-36 dan tidak merokok

diberi skor 9-22.

8. Perilaku merokok terdiri dari 1 pertanyaan yang terdiri dari 2 jawaban yaitu

tidak dan ya untuk kategori tidak diberi skor 1, ya diberi skor 2 kemudian

dikategorikan menjadi 2 yaitu merokok dan tidak merokok.

Tabel 3.4 Aspek pengukuran variabel independen dan dependen

No Nama variabel Jumlah pernyataan

Cara dan alat ukur Skala penguku

ran

Value Skala ukur

Variabel independen 1 Pengetahuan 10 Menghitung skor

jawaban pengetahuan : a.Benar (2) b. Salah (1) (skor max = 20 Skor min = 10

16-20 13-15 10-12

Baik (3) Cuku Baik(2) Kurang baik(1)

Ordinal

2 Iklan rokok 10 Menghitung skor jawaban iklan rokok : a.ya (2)

10-12 13-15

Tidak menarik(1) Cukup menarik(2)

Ordinal

Page 69: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

51  

 

b. tidak (1) Skor max : 20 Skor min : 10

16-20

Menarik(3)

3 Uang saku 10 Menghitung skor jawaban uang saku : a.ada (2) b.Tidak ada (1) Skor max = 20 Skor min :10

10-12 13-15 16-20

Tidak ada(1) Cukup(2) Banyak(3)

Ordinal

4 Tersedia rokok 4 Menghitung skor tersedia rokok :

a. Ada (2) b. Tidak ada

(1) Skor max: 8 Skor min : 4

4-5 6-8

Tidak sedia(1) Tersedia(2)

Ordinal

5 Sosial budaya keluarga

10 Menghitung skor sosial budaya keluarga:

a. Ya (2) b. Tidak (1)

Skor max ; 20 Skor min ;10

10-12 13-15 16-20

Tidak mempengaruhi(1) Cukup mempengaruhi(2) Mempengaruhi(3)

Ordinal

6 Teman sebaya 10 Menghitung skor sosial budaya keluarga:

a. Ya (2) b. Tidak (1)

Skor max ; 20 Skor min ;10

10-12 13-15 16-20

Tidak mempengaruhi(1) Cukup mempengaruhi(2) Mempengaruhi(3)

Ordinal

8 Alasan psikologis

9 Menghitung skor psikologis :

a. SS (4) b. S (3) c. R(2) d. TS (1)

Skor max : 36 Skor min :9

9-22 23-36

Kecenderungan tidak merokok(1) Kecenderungan merokok(2)

Ordinal

Variabel dependen Perilaku

Merokok 1 Menghitung skor

prilaku : a.ya (2) b.tidak (1)

1 2

Tidak Merokok (1) Merokok(2)

Nominal

Page 70: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

52  

 

3.7 Metode Pengolahan Data

Menurut Notoadmodjo Pengolahan data dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut :(25)

1. Collecting, Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner penelitian.

2. Checking, Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban dalam

kuesioner, dengan tujuan agar data diolah secara benar, sehingga pengolahan

data memberikan hasil yang valid dan reliabel serta terhindar dari bisa.

3. Coding, Dilakukan dengan memberikan kode pada karakteristik responden

dan variabel-variabel yang diteliti.

4. Entering, Data entry yakni jawaban-jawaban dari masing – masing responden

yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam

program komputer yang digunakan peneliti yaitu SPSS.

5. Data prosesting, Semua data yang telah diinput kedalam aplikasi komputer

akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.

Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang menitik beratkan kepada

penggambaran atau deskriptif data yang diperoleh yaitu : Menggambarkan

distribusi frekwensi dari masing-masing variable independen dan variabel

dependen. Sehingga didapat gambaran variabel penelitian. Data disajikan dalam

bentuk deskriptif yang dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi. Data univariat

pada penelitian ini adalah data demografi, semua faktor-faktor yang berhubungan

dengan perilaku merokok responden dengan rumus sebagai berikut :

Page 71: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

53  

 

P = f x 100 % n

Keterangan :

P = Persentase

f = frekuensi

n = jumlah sampel

Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analis yang digunakan untuk melihat

hubungan antara dua variabel yang bersangkutan (variabel independen dan

variabel dependen), analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan, iklan rokok, uang saku, tersedia rokok, sosial budaya keluarga,

teman sebaya, sikap, alasan psikologis perilaku merokok responden. Untuk

membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel independen dan

variabel dependen digunakan ujichi square. Apabila hasil perhitungan

menunjukkan nilai p < p value (0,05), maka dikatakan (Ho) ditolak dan (Ha)

diterima, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang

signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen digunakan analisis tabulasi silang.

Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan variabel

dependen dengan variabel dependen dilokasi penelitian secara simultan sekaligus

menentukan faktor-faktor yang lebih dominan berhubungan perilaku merokok. Uji

statistik yang digunakan adalah regresi logistic pada batas kemaknaan 95%

Page 72: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

54  

 

dengan perhitungan statistik α = 0,05. Syarat untuk masuk ke multivariat adalah

melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel independen dengan

variabel dependennya. Bila hasil uji bivariat mempunyai nilai p<0,25, maka

variabel tersebut dapat masuk model multivariat.

Persamaan regresi yang digunakan untuk memprediksi probalitas perilaku

merokok adalah sebagai berikut : Regresi Logistik.

Pengolahan Data Kualitatif

Adapun data kualitatif dapat dianalisis dengan mencari serta menata secara

sistematis catatan yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan lainya

untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti. Dalam

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti. Dalam

meningkatkan pemahaman dibutuhkan analisis dalam upaya mencari makna yang

terkandung didalam faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di SMK

Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir yang

ditemukan saat penelitian.

Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama

dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Analisis telah dimulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Adapun analisis data sebelum

dilapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder,

yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian

ini bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama

dilapangan.

Page 73: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

55  

 

Analisis data selama dilapangan menggunakan model Miles dan

Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga mengalami kejenuhan. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai

telah dianalisis namun terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

kepertanyaan lainnya, sampai tahap tertentu. Aktifitas dalam analisa data, yaitu

data reduction, data display, dan conclusion drawing verification, langkah-

langkah analisis dapat ditunjukkan pada gambar berikut :

Periode pengumpulan data --------------------------------------------- Reduksi data Antisipasi Selama Setelah Display data Analisis Selama setelah Kesimpulan dan verifikasi Selama setelah Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data (flow model)

Adapun untuk melihat jumlah data yang diperoleh dilapangan sudah

mencukupi atau belum maka perlu segera melakukan analisis data secara reduksi.

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya da membuang yang tidak

perlu. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

lainnya. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama

penelitian, maka pola tersebut selanjutnya di displaykan pada laporan akhir

Page 74: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

56  

 

penelitian.

Setelah langkah dua selesai, maka masuk ke langkah ketiga yakni

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian dapat

menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas

sehingga menjadi jelas.

Page 75: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

57  

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba

Samosir berdomisili di Jalan Arjuna Laguboti Tobasa (Kompleks Arjuna) berdiri

pada tahun 1988. Batasan Wilayah Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Arjuna

Laguboti Kecamatan Laguboti adalah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Napitupulu

- Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Sianipar

- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Pangaribuan

- Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Pintubosi.

Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Arjuna Laguboti adalah milik Yayasan

Tenaga Pembangunan Arjuna Laguboti.

Visi SMK Swasta adalah mewujudkan SMK Swasta Arjuna Laguboti

unggul dalam prestasi dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa,untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing mengisi lapangan kerja

sesuai tuntutan dunia usaha /dunia industri bertaraf nasional dan internasional.

Misi SMK Swasta menerapkan system manajemen ISO 9001:2008,

meningkatkan kompetensi tenaga edukatif dan non edukatif, mengembangkan

kurikulum secara fleksibel , meningkatkan kompetensi siswa bertaraf nasional dan

internasional, menghasilkan tamatan yang sehat jasmani dan rohani serta memiliki

kompetensi yang unggul.

Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung visi, misi dan tujuan

Page 76: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

58  

 

SMK Swasta Arjuna Laguboti dengan ruang kelas, ruang perkantoran, ruang

laboratorium (bahasa, komputer, internet dan laboratory school), perpustakaan,

aula, asrama putri, lapangan olah raga, kantin dan taman.

SMK Swasta Arjuna Laguboti terdiri dari 2 jurusan yaitu jurusan farmasi

dan parawisata, jumlah siswa keseluruhan 395 yang terdiri dari laki-laki 71 orang

dan perempuan 324 orang, tenaga pendidik keseluruhan berjumlah 26 orang.

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang menggambarkan distribusi

frekwensi umur responden, variabel independen (pengetahuan, iklan rokok, uang

saku, tersedia rokok, sosial budaya keluarga, teman sebaya, alasan psikologis)

siswa SMK swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi umur di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

No Umur Frekwensi (f) % 1 12-16 tahun 32 45,1 2 17-25 tahun 39 54,9 Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, umur responden lebih banyak antara 17-25

tahun yaitu 39 orang (54,9%) dan yang lain umur 12-16 tahun 32 orang (45,1%)

Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi pengetahuan di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

No Pengetahuan Frekwensi (f) % 1 Cukup baik 6 8,5 2 Baik 65 91,5 Total 71 100

Page 77: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

59  

 

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil keseluruhan

pengetahuan siswa Laki laki di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan

Laguboti Kabupaten Toba Samosir mayoritas baik yaitu 65 (91,5%) sedangkan

yang cukup baik 6 orang (8,5%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekwensi iklan rokok di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

No Iklan rokok Frekwensi (f) % 1 Tidak menarik 14 19,7 2 Cukup menarik 31 43,7 3 Menarik 26 36,6 Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil keseluruhan

ketertarikan iklan rokok siswa laki-laki di SMK Swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir lebih tinggi cukup menarik yaitu

31 (43,7%) sedangkan tidak menarik 14 (19,7%) dan menarik 26 (36,6%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi uang saku siswa di SMK swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

No Uang saku Frekwensi (f) % 1 Tidak ada 7 9.9 2 Cukup 42 59.1 3 Banyak 22 31.0 Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil frekwensi

uang sakuyang dimiliki siswa laki-laki di SMK Swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir mayoritas cukup yaitu 42 orang

(59.2%), banyak sebanyak 22 orang (31,0%) dan tidak ada 7 orang (9,9%).

Page 78: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

60  

 

Tabel 4.5 Distribusi Frekwensi tersedia rokok siswa di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

No Tersedia rokok Frekwensi (f) % 1 Tidak tersedia 36 50.7 2 Tersedia 35 49.3 Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil frekwensi

tersedia rokok siswa Laki laki di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan

Laguboti Kabupaten Toba Samosir rokok tersedia yaitu 36 (50,7%) sedangkan

tidak tersedia 35 orang (49.3%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekwensi sosial budaya keluarga siswa di SMK swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

No Sosial budaya keluarga Frekwensi (f) % 1 Tidak mempengaruhi 30 42.3 2 Cukup mempengaruhi 28 39.4 3 Mempengaruhi 13 18.3 Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil frekwensi

faktor sosial budaya keluarga yang dimiliki siswa Laki laki di SMK Swasta

Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir mayoritas tidak

mempengaruhi yaitu 30 orang(42.3,%),cukup mempengaruhi 28 orang (39.4%)

dan mempengaruhi 13 orang (18.3%).

Page 79: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

61  

 

Tabel 4.7 Distribusi Frekwensi teman sebaya siswa di SMK swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018

No Teman sebaya Frekwensi (f) % 1 Tidak mempengaruhi 21 29.6 2 Cukup mempengaruhi 33 46.5 3 Mempengaruhi 17 23.9 Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil frekwensi

teman sebaya yang dimiliki siswa laki-laki di SMK Swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir mayoritas tidak mempengaruhi

yaitu 21 orang (29.6%), cukup mempengaruhi 33 orang (46.5%) dan

mempengaruhi 17 orang (23.9%).

Tabel 4.8 Distribusi Frekwensi alasan psikologis siswa di SMK swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

No Teman sebaya Frekwensi (f) % 1 Kecenderungan merokok 49 69,0 2 Kecenderungan tidak merokok 22 31,0 Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil frekwensi

alasan psikologis yang dimiliki siswa laki-laki di SMK Swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir mayoritas cenderung merokok

yaitu 49 orang (69,0%) dan cenderung tidak merokok 22 orang (31,0%).

Page 80: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

62  

 

Tabel 4.9 Distribusi Frekwensi perilaku merokok siswa di SMK swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018

No Perilaku merokok Frekwensi (f) % 1 Tidak merokok 42 59,2 2 Merokok 29 40,8 Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil frekwensi

perilaku merokok yang dimiliki siswa laki-laki di SMK Swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir yaitu tidak merokok sebanyak 42

orang (59,2%) dan merokok sebanyak 29 orang (40,8%).

4.3 Analisa Bivariat

Analisis Bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan

antara variabel independen (pengetahuan, iklan rokok, uang saku, tersedia rokok

sosail budaya keluarga, teman sebaya, sikap, alasan psikologis) terhadap perilaku

merokok siswa di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Laguboti Kabupaten Toba

Samosir tahun 2018.

Tabel 4.10 Hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok diSMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018.

Pengetahuan

Perilaku merokok Total

p(sig) Tidak merokok Merokok

f % f % f % Cukup baik 4 66,7 2 33,3 6 100

1,00 Baik 38 58,5 27 41,5 65 100 Total 42 59,2 29 40,8 71 100

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, Hasil analisis hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku merokok, maka dapat diketahui bahwa hasil uji statistik dengan

Page 81: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

63  

 

menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 1,00, sehingga p > 0,05

hal ini terbukti bahwa pengetahuan tidak berhubungan secara bermakna dengan

perilaku merokok.

Tabel 4.11 Hubungan iklan rokok dengan perilaku merokok di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018.

Iklan rokok

Perilaku merokok Total

p(sig) Tidak merokok Merokok

f % f % f % Tidak menarik 10 71,4 4 28,6 14 100

0,400 Cukup menarik 19 61,3 12 38,7 31 100 Menarik 13 50 13 50 26 100 Total 42 59,2 29 40,8 71 100

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka dapat diketahui bahwa hasil uji

statistik dengan menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 0,400

sehingga p > 0,05 hal ini terbukti bahwa iklan rokok tidak berhubungan secara

bermakna dengan perilaku merokok.

Tabel 4.12 Hubungan uang saku dengan perilaku merokok di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018.

Uang saku

Perilaku merokok Total

p(sig) Tidak merokok Merokok

f % f % f % Tidak ada 6 85,7 1 14,3 7 100

0,063 Cukup 27 64.3 15 35.7 42 100 Banyak 9 40,9 13 59,1 22 100 Total 42 59,2 29 40,8 71 100

Berdasarkan tabel 4.12 Diatas, maka dapat diketahui bahwa hasil uji

statistik dengan menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 0,063,

sehingga p > 0,05 hal ini terbukti bahwa uang saku tidak berhubungan secara

bermakna dengan perilaku merokok.

Page 82: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

64  

 

Tabel 4.13 Hubungan tersedia rokok dengan perilaku merokok diSMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018.

Tersedia rokok

Perilaku merokok Total

p(sig) Tidak merokok Merokok

f % f % f % Tidak tersedia 16 44,4 20 55,6 36 100

0,010 Ada 26 73,3 9 25,7 35 100 Total 42 59,2 29 40,8 71 100

Berdasarkan tabel 4.13 Diatas, maka dapat diketahui bahwa hasil uji

statistik dengan menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 0,010,

sehingga p < 0,05 hal ini terbukti bahwa tersedia rokok berhubungan secara

bermakna dengan perilaku merokok.

Tabel 4.14 Hubungan sosial budaya keluarga dengan perilaku merokok diSMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018.

Sosial budaya

keluarga Perilaku merokok

Total

p(sig) Tidak merokok Merokok f % f % f %

Tidak baik 21 70,0 9 30,0 30 100 0,054

Cukup baik 17 60,7 11 39,3 28 100 Baik 4 30,8 9 69,2 13 100 Total 42 59,2 29 40,8 71 100

Berdasarkan tabel 4.14 Diatas, maka dapat diketahui bahwa hasil uji

statistik dengan menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 0,054,

sehingga p > 0,05 hal ini terbukti bahwa sosial budaya tidak berhubungan secara

bermakna dengan perilaku merokok.

Page 83: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

65  

 

Tabel 4.15 Hubungan Teman sebaya dengan perilaku merokok diSMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018.

Teman sebaya Perilaku merokok Total

p(sig) Tidak merokok Merokok f % F % f %

Tidak mempengaruhi 15 71,4 6 28,6 21 100 0,016 Cukup mempengaruhi 22 66,7 11 33,3 33 100

Mempengaruhi 5 29,4 12 70,6 17 100 Total 42 59,2 29 40,8 71 100

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, maka dapat diketahui bahwa hasil uji

statistik dengan menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 0,016,

sehingga p < 0,05 hal ini terbukti bahwa teman sebaya berhubungan secara

bermakna dengan perilaku merokok.

Tabel 4.16 Hubungan Alasan psikologis dengan perilaku merokok diSMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018.

Teman sebaya

Perilaku merokok Total p(sig) Tidak

merokok Merokok

f % F % f % Kecenderungan merokok 34 69,4 15 30,6 49 100

0,032 Kecenderungan tidak merokok

8 36,4 14 63,6 22 100

Total 42 59,2 29 40,8 71 100

Berdasarkan tabel 4.16 diatas, maka dapat diketahui bahwa hasil uji

statistik dengan menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 0,032,

sehingga p < 0,05 hal ini terbukti bahwa alasan psikologis berhubungan secara

bermakna dengan perilaku merokok.

Page 84: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

66  

 

4.4. Analisis Multivariat

Analisis Multivariat menggunakan multiple logistic regression, dilakukan

sebagai tindak lanjut dari analisis statistik uji bivariat dengan mengikutsertakan

variabel yang mempunyai nilai (p<0,25) sebagai batas seleksi. Berdasarkan hasil

ujistatistik bivariat ynag masuk dalam analisis multivariat adalah iklan rokok,

uang saku, teman sebaya, sosial budaya keluarga, alasan psikologis, tersedia

rokok, selanjutnya keenam variabel penelitian tersebut dianalisis menggunakan

analisis regresi logistik. Hasil analisis multivariat dapat dilihat pada tabel 4.17

berikut :

Tabel 4.17 Hasil Analisis Multiple logistic Regresssion dengan memasukkan seluruh Variabel kandidat dalam model.

Variabel

B

Sig

Exp(B) 95,0%C.I.for EXP

(B) Lower Upper

Iklan rokok 345 384 1.412 649 3.070 Uang saku 469 495 1.595 415 6153 Tersedia rokok 1.180 021 3.256 1.184 8.954 Sosial budaya keluarga 111 824 895 337 2.375 Teman sebaya 376 390 687 292 1.617 Alasanpsikologis 567 354 1.256 1.256 1953 Constant 3.152 438 043 043

Berdasarkan tabel diatas 4.17 diatas dapat diketahui dari variable yang

lebih dominan yang berhubungan dengan nilai signifikan 0,021 lebih kecil dari

0,05 dan memiliki nilai eks B paling besar yaitu 3.256 dengan koefisien regresi

(B) 1.180 artinya tersedia rokok mempunyai peluang 3.256 kali berhubungan

dengan perilaku merokok dibandingkan dengan variable yang lain.

Page 85: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

67  

 

4.5 Hasil Penelitian Kualitatif.

4.5.1 Gambaran tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan pada aspek

pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah, dari hasil penelitian

kuantitatif bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok ada tiga

yaitu tersedia rokok, teman sebaya dan alasan psikologis. Ketiga faktor tersebut

kemudian diwawancarai dengan 5 siswa sebagai informan.

4.5.2 Karasteristik Informan Utama/kunci

Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, yang merupakan siswa

SMK Swasta Arjuna. Semua informan yang diwawancarai adalah siswa yang

sudah merokok yang bersedia diwawancarai. Berikut karasteristik responden :

Tabel 4.18 Karasteristik informan Utama/kunci

Informan Nama Umur Kelas 1 RT 19 12 2 AS 18 12 3 HM 17 11 4 GP 18 12 5 LS 17 11

Adapun indetitas informan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Informan pertama bernama RT berumur 19 Tahun, kelas 12 SMK, alamat

orangtua di Kisaran, karena jauh dari tempat sekolah maka RT ngekost di dekat

sekolah SMK Swasta Arjuna Pintubosi Laguboti.

Informan kedua bernama AS, umur 18 tahun, kelas 12 SMK, alamat

orangtua didoloksanggul, AS tidak tinggal bersama orangtua, karena jarak rumah

dengan sekolah cukup jauh, AS ngekost dekat sekolah.

Page 86: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

68  

 

Informan ketiga bernama HM, umur 17 Tahun kelas 11 SMK, tinggal

bersama orangtua di Laguboti, jarak rumah dengan sekolah cukup dekat, HM

naik angkot pulang pergi sekolah.

Informan keempat bernama GP, umur 18 tahun, kelas 12 SMK, tinggal

bersama orangtua di Tambunan Balige, jarak rumah dengan sekolah cukup dekat

hanya memakan waktu ½ jam naik angkot.

Informan kelima bernama LS, umur 17 tahun, kelas 11 SMK, alamat

orangtua di siborong-borong, LS tinggal ngekost dekat sekolah.

4.5.3 Wawancara dengan informan tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

4.5.3.1 Tentang faktor alasan psikologis:

Informan 1

‘ .....Sudah merokok sejak SD kelas 6, menurut saya merokok dapat menenangkan

pikiran, biasanya sepulang sekolah selesai makan siang langsung merokok,

karena dengan merokok pikiran lebih rileks setelah seharian penat dengan

kegiatan sekolah.....”.

Informan 2

“....sudah merokok sejak SMK kelas 12, menurut saya merokok itu

menyenangkan, apalagi kalau pikiran mulai jenuh, penat, maka rokoklah solusi

yang paling tepat...”.

Informan 3

“....sudah merokok sejak SMK kelas 10, menurut saya merokok sudah membuat

saya ketagihan, bagi saya merokok hanya kepuasan sementara.

Page 87: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

69  

 

Informan 4

“....Sudah merokok sejak SMP kelas 9, menurut saya rokok itu enak, dapat

menghilangkan galau, penat, dan sudah ketagihan dengan rokok...”

Informan 5

“....sudah merokok sejak SMP kelas 8, saya sering diejek tidak gentlemen/tidak

terlihat jantan kalau tidak merokok, akhirnya saya merokok, saya sudah

ketagihan dengan rokok, rokok sangat menyenangkan, apalagi kalau lagi stres,

banyak beban tugas dari sekolah, maka rokoklah teman setia untuk mengatasi

stres…”

Berikut ini disajikan matrik yang merupakan reduksi data dari hasil

wawancara mendalam tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

: Faktor alasan psikologis.

Tabel 4.19 Matriks analisis informan terkait faktor alasan psikologis, siswa SMK swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba samosir.

No Informan Reduksi/Kesimpulan Kata kunci

1 Informan 1

RT

Merokok dapat menenangkan pikiran, biasanya sepulang sekolah selesai makan siang langsung merokok, karena dengan merokok pikiran lebih rileks setelah seharian penat dengan kegiatan sekolah

Faktor alasan psikologis

2 Informan 2

AS

Merokok itu menyenangkan, apalagi kalau pikiran mulai jenuh, penat, maka rokoklah solusi yang paling tepat.

Faktor alasan psikologis

Page 88: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

70  

 

3 Informan 3

HM

Merokok membuat ketagihan, merokok hanya kepuasan sementara.

Faktor alasan psikologis

4 Informan 4

GP

Rokok itu enak, dapat menghilangkan galau, penat, dan sudah ketagihan dengan rokok.

Faktor alasan psikologis

5 Informan 5

LS

Takut diejek tidak gentlement/tidak terlihat jantan kalau tidak merokok, ketagihan dengan rokok, rokok sangat menyenangkan, apalagi kalau lagi stres, banyak beban tugas dari sekolah, maka rokoklah teman setia untuk mengatasi stres.

Faktor alasan psikologis

4.5.3.2 Tentang faktor tersedia rokok

Informan 1

“...Rokok sangat mudah didapat, karena depan kost ada warung jual rokok dan

dapat dibeli 1-2 batang, tidak harus satu bungkus, yang membutuhkan banyak

uang, sisa uang saku bisa dimanfaatkan untuk membeli 1 -2 batang rokok, saya

sering menghisap rokok gudang garam...”

Informan 2

“....Rokok bukanlah barang yang langka, sangat mudah didapat, karena hampir

disetiap warung ada jual rokok, didepan kost ada warung yang menjual rokok

batangan, tidak harus perbungkus, hanya modal Rp 1500 dapat membeli rokok

meskipun satu batang, saya sering menghisap rokok sempurna..”

Page 89: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

71  

 

Informan 3

“....Rokok sangat mudah didapat, banyak warung di sekitar rumah yang menjual

rokok, dan siapa saja dapat membeli rokok tidak dibatasi dengan umur,

disamping harga terjangkau, rokok dapat dibeli 1-2 batang, saya sering

menghisap rokok sempurna....”

Informan 4

“....Rokok sangat mudah didapat, banyak kios kios sekitar rumah yang menjual

rokok, dengan harga yang terjangkau yang dapat dibeli 1-2 batang rokok, saya

sering menghisap rokok gudang garam.”

Informan 5

“.....Didepan kost ada warung jual rokok, dengan harga yang terjangkau dapat

dibeli 1-2 batang rokok, dan siapa saja dapat membeli rokok, tidak dibatasi usia,

saya sering menghisap rokok sempurna....”

Berikut ini disajikan matrik yang merupakan reduksi data dari hasil

wawancara mendalam tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

: Faktor tersedia rokok.

Tabel 4.20 Matriks analisis informan terkait faktor tersedia rokok, siswa SMK swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba samosir

No Informan Reduksi/Kesimpulan Kata kunci

1 Informan 1

RT

Rokok sangat mudah didapat, karena depan kost ada warung jual rokok dan dapat dibeli 1-2 batang, tidak harus satu bungkus, yang membutuhkan banyak uang, sisa uang saku bisa dimanfaatkan untuk membeli 1 -2 batang rokok,

Faktor tersedia rokok

Page 90: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

72  

 

sering menghisap rokok gudang garam

2 Informan 2

AS

Rokok bukanlah barang yang langka, sangat mudah didapat, karena hampir disetiap warung ada jual rokok, didepan kost ada warung yang menjual rokok batangan, tidak harus perbungkus, hanya modal Rp 1500 dapat membeli rokok meskipun satu batang, sering menghisap rokok sempurna.

Faktor tersedia rokok

3 Informan 3

HM

Rokok sangat mudak didapat, banyak warung di sekitar rumah yang menjual rokok, dan siapa saja dapat membeli rokok tidak dibatasi dengan umur, disamping harga terjangkau, rokok dapat dibeli 1-2 batang, sering menghisap rokok sempurna`

Faktor tersedia rokok

4 Informan 4

GP

Rokok sangat mudah didapat, banyak kios kios sekitar rumah yang menjual rokok, dengan harga yang terjangkau yang dapat dibeli 1-2 batang rokok. Sering menghisap rokok gudang garam.

5 Informan 5

LS

Didepan kost ada warung jual rokok, dengan harga yang terjangkau dapat dibeli 1-2 batang rokok, dan siapa saja dapat membeli rokok, tidak dibatasi usia, sering mengisap rokok sempurna

Faktor tersedia rokok

Page 91: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

73  

 

4.5.3.3 Tentang faktor teman sebaya

Informan1

“....Awal mula merokok karena diajak teman sebaya yang sudah putus sekolah,

teman tersebut menyodorkan rokok sewaktu bermain-main, pertama tama saya

menolak, tetapi karena sering melihat teman tersebut menghisap rokok dengan

nikmat, dan sering disodorkan akhirnya saya mencoba merokok, awalnya saya

batuk batuk, tetapi saya coba lagi, akhirnya jadi ketagihan...”

Informan 2

“....Saya merokok, karena sering diajak satu kost merokok, awalnya saya

menolak, tetapi karena satu kost, teman saya cerita kalau merokok itu nikmat,

stres hilang, saya pernah patah hati, kekasihku memutuskan hubungan dengan

saya, kemudian teman saya memberi solusi untuk menghilangkan stres, saya

harus merokok, akhirnya saya coba merokok, semenjak itu saya jadi ketagihan

untuk merokok...”

Informan 3

“....Saya merokok karena saya sering melihat ayah merokok dengan nikmat, ayah

memang malarang kami anak-anaknya merokok, banyak juga teman-teman saya

yang sudah merokok, mereka sering mengajak saya merokok dengan

menyodorkan rokok gratis kepada saya, saya sering menolak, akan tetapi karena

mereka sering sodorkan dan saya lihat mereka nikmat saat merokok, akhirnya

saya mencoba merokok, pertama saya merokok, saya batuk-batuk, tetapi saya

coba ketiga kalinya saya merasa aman dan akhirnya saya jadi ketagihan...”

Page 92: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

74  

 

Informan 4

“....Saya merokok saat SMP kelas 9, waktu itu sudah banyak teman saya yang

sudah merokok, saya sering diajak untuk merokok, namun saya menolak karena

saya tahu bahwa merokok itu berbahaya, karena sering disodorkan dengan

gratis, akhirnya saya mulai iseng iseng mencoba, kemudian saya mencoba lagi

untuk ketiga kalinya, sampai akhirnya saya jadi ketagihan...”

Informan 5

“....Saya merokok karena teman saya sering mengejek saya karena tidak

merokok, katanya saya tidak gentlemen atau tidak terlihat jantan kalau tidak

merokok, demi menjaga gengsi akhirnya saya mencoba merokok, awalnya saya

batuk-batuk, tetapi saya terus mencoba sampai akhirnya saya jadi kegihan....”

Berikut ini disajikan matrik yang merupakan reduksi data dari hasil

wawancara mendalam tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

: Faktor teman sebaya.

Tabel 4.21 Matriks analisis informan terkait faktor teman sebaya, siswa SMK swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba samosir

No Informan Reduksi/Kesimpulan Kata kunci

1 Informan 1

RT

Awal mula merokok karena diajak teman sebaya yang sudah putus sekolah, teman tersebut menyodorkan rokok sewaktu bermain-main, pertama tama saya menolak, tetapi karena sering melihat teman tersebut menghisap rokok dengan nikmat, dan sering disodorkan akhirnya saya mencoba merokok, awalnya saya batuk batuk, tetapi saya coba lagi,

Faktor teman sebaya

Page 93: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

75  

 

akhirnya jadi ketagihan

2 Informan 2

AS

Merokok karena sering diajak satu kost merokok, awalnya menolak, tetapi karena satu kost, teman cerita kalau merokok itu nikmat, stres hilang, pernah patah hati, putus hubungan dengan kekasih, kemudian teman memberi solusi untuk menghilakan stres, harus merokok, akhirnya coba merokok, semenjak itu jadi ketagihan untuk merokok

Faktor teman sebaya

3 Informan 3

HM

Merokok karena sering melihat ayah merokok dengan nikmat, namun ayah malarang kami anak – anaknya merokok, banyak juga teman – teman yang sudah merokok, mereka sering mengajak merokok dengan menyodorkan rokok secara gratis, sering menolak, akan tetapi karena mereka sering sodorkan dan terlihat mereka nikmat saat merokok, akhirnya mulai mencoba merokok, pertama merokok terasa batuk-batuk, tetapi dicoba ketiga kalinya merasa aman dan akhirnya jadi ketagihan

Faktor teman sebaya

4 Informan 4

GP

Merokok saat SMP kelas 9, waktu itu sudah banyak teman yang sudah merokok, teman sering mengajak untuk merokok, namun ditolak karena tahu bahwa merokok itu berbahaya, tetapi karena sering disodorkan dengan gratis, akhirnya mulai iseng iseng

Faktor teman sebaya

Page 94: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

76  

 

mencoba, kemudian mencoba lagi untuk ketiga kalinya, sampai akhirnya jadi ketagihan

5 Informan 5

LS

Merokok karena teman sering mengejek kalau tidak merokok, katanya tidak gentlemen atau tidak terlihat jantan, demi menjaga gengsi akhirnya coba merokok, awalnya batuk-batuk, tetapi karena terus mencoba merokok akhirnya jadi ketagihan.

Faktor teman sebaya

Page 95: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

77  

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini akan memaparkan secara rinci diskusi

hasil penelitian dengan merujuk kepada tujuan penelitian, tinjauan literatur dan

juga penelitian yang ada sebelumnya.

5.1.1 Analisis Univariat faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada Siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir”.

5.1.2. Pengetahuan

Berdasarkan pengetahuan pada 71 responden menunjukkan pengetahuan

siswa laki-laki di SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten

Toba Samosir mayoritas baik, dalam teori tidak ada dijelaskan keterkaitan antara

pendidikan dengan perilaku merokok.

Pengetahuan sangat berpengaruh karena pengetahuan menentukan sikap

dan tindakan remaja terhadap perilaku merokok orang-orang yang ada

disekitarnya (Alamsyah). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau

hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Menurut UU

RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional. Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

pembimbing, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan

datang. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan tidak mempengaruhi perilaku

seseorang dalam perilaku merokok, karena banyak faktor yang menyebabkan

seseorang merokok.

Page 96: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

78  

 

Pada penelitian ini sesuai hasil wawancara dengan responden laki-laki,

mereka merokok disebabkan oleh gaya hidup responden, yang terikut-ikut dengan

teman dan dianggap jantan bila merokok. Hasil penelitian tidak sesuai dengan

Azwar, yang mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan

cenderung untuk berperilaku positif karena pendidikan yang diperoleh dapat

meletakkan dasar-dasar pengertian (pengetahuan) dan perilaku dalam diri

seseorang. Perilaku remaja yang sudah mulai aktif merokok ini dipengaruhi oleh

banyak faktor. Salah satunya adalah pengetahuan, perilaku merokok dimulai

dengan adanya rokok pertama.

Studi Mirnet mengatakan bahwa perilaku merokok diawali oleh rasa ingin

tahu dan pengaruh teman sebaya. Remaja mulai merokok terjadi akibat pengaruh

lingkungan sosial. Modelling (meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu

determinan dalam memulai perilaku merokok (Nasution). Kecenderungan

peningkatan jumlah perokok remaja dan semakin mudanya usia mulai merokok

tersebut menjadi keprihatinan tersendiri karena membawa konsekuensi jangka

panjang yang nyata yakni dampak negatif rokok itu sendiri terhadap kesehatan

yang telah di ketahui sejak dahulu. Saat ini semakin banyak generasi muda yang

terpapar dengan asap rokok dan tanpa disadari terus menumpuk zat toksik dan

karsinogenik tersebut(26).

5.1.2. Iklan Rokok

Berdasarkan iklan rokok pada 71 siswa SMK Swasta Arjuna Pintubosi

menunjukkan iklan rokok lebih banyak yang menarik, namun hal ini tidak

berhubungan dengan perilaku siswa untuk merokok. Pada remaja yang ditunjukan

Page 97: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

79  

 

oleh sikap terhadap rokok merupakan gambaran yang menunjukkan respon remaja

mengenai pernyataan yang berkaitan dengan pandangan, perasaan, dan

kecenderungan untuk melakukan tindakan merokok. Hal ini tidak sejalan dengan

hasil penelitian Reza yang menunjukan hasil 32% tidak terpapar iklan rokok, dan

sebagian besar menunjukan paling banyak yang terpapar rokok yaitu 68%, iklan

rokok terpengaruh pada sebagian remaja yang melakukan tindakan merokok.

Paparan iklan mempengaruhi perilaku merokok remaja dan akan semakin

meningkatkan perokok remaja di Indonesia. Jenis media iklan melalui media

elektronik paling banyak dilihat oleh remaja. Karena iklan merupakan bentuk

penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu

sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran secara sederhana, iklan

didefenisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh

suatu masyarakat lewat suatu media.

Menurut Hutapea banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik dan

luar ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan

rokok mempunyai tujuan untuk mengumpulkan kalangan muda yang belum

merokok untuk mencoba merokok dan setelah mencoba merokok akan terus

berkelanjutan sampai ketagihan. Hasil penelitian yang dilihat berdasarkan

frekuensi menunjukkan >3 kali sehari yaitu sebanyak 56 orang (81,2%). Hal

tersebut iklan dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi dan membujuk

para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut,

yaitu berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan. Secara

teori perilaku merokok pada remaja juga dapat muncul sebagai akibat dari iklan di

Page 98: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

80  

 

media massa. Iklan rokok di berbagai tempat dan media massa yang saat ini

semakin merajarela sangat menarik bagi para remaja. Iklan merupakan media

cetak atau elektronik yang memberikan sponsor serta promosi melalui berbagai

kegiatan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat

remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan

tersebut(27)(28).

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Shinta tentang

daya tarik iklan dengan tindakan merokok, hasil penelitianya menunjukan bahwa

sebagian besar 58,4% remaja tertarik terhadap iklan rokok. Daya tarik menurut

Shimp yang sering digunakan dalam iklan para pengiklan juga beralih

menggunakan humor dengan harapan akan bisa mencapai berbagai tujuan

komunikasi untuk memperoleh perhatian, membimbing pemahaman konsumen

tentang peryataan-peryataan produk, mempengaruhi sikap, meningkatkan

reliabilitas dari pernyataan yang diiklankan, dan akhirnya menciptakan tindakan

pembelian oleh pelanggan(29).

5.1.3. Uang Saku

Berdasarkan iklan rokok pada 71 siswa SMK Swasta Arjuna Pintubosi

menunjukkan uang saku yang dimiliki siswa laki-laki di SMK Swasta Arjuna

Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir mayoritas ada. Uang

Saku adalah uang yang dibawa untuk keperluan sewaktu-waktu; uang jajan. Uang

saku merupakan bentuk pengembangan tanggung jawab, sehingga perlu disertai

dengan penanaman nilai uang pada anak, sehingga uang yang diberikan oleh

Page 99: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

81  

 

orang tua dengan perencanaan uang tersebut digunakan seperti untuk transportasi

atau tabungan anak. Uang saku dapat digunakan untuk makan dan pengeluaran

lain-lain yang sifatnya Sedangkan uang jajan adalah uang yang diberikan kepada

anak untuk membeli jajanan makanan dan minuman selama berada di luar rumah.

Tujuan pemberian uang saku adalah sebagai media pembelajaran anak supaya ia

dapat mengelola keuangan dengan benar akan tetapi memiliki uang saku yang

banyak akan mempengaruhi beberapa remaja untuk menggunakan untuk hal yang

kurang bagus misalnya merokok. Semakin besar usia anak, pasti akan semakin

besar juga uang saku yang harus diberikan. Anak dengan usia lebih besar juga

pasti membutuhkan lebih banyak asupan makanan sehingga ia butuh uang saku

lebih banyak (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Rachiotis, dkk dalam

Rohman menemukan bahwa usia yang semakin tua, jenis kelamin pria dan

ketersediaan uang saku yang cukup banyak pada masa remaja berhubungan secara

signifikan dengan perilaku merokok saat ini.

Pengeluaran selain untuk jajan dan transportasi serta merokok (bagi

siswa perokok) adalah untuk memenuhi kebutuhan sekolah, menabung dan

kebutuhan lain-lain selain kebutuhan yang telah disebutkan. Namun, antara siswa

perokok dengan siswa bukan perokok memiliki kecenderungan masing-masing.

Bagi siswa perokok cenderung kurang dalam pengeluaran untuk

membeli kebutuhan sekolah ketika memiliki uang saku yang banyak. Peneliti

berasumsi bahwa uang saku mempengaruhi perilaku seseorang dalam perilaku

merokok, hasil wawancara dengan responden, mereka mengatakan uang saku

yang mereka miliki rata rata 10.000 perhari, digunakan untuk ongkos, membeli

Page 100: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

82  

 

makanan dan minuman, kalaupun ada lebih, hanya dapat membeli rokok 1-2

batang. Sarana dan prasarana yang berupa uang saku dan tersedianya tempat

membeli rokok, fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkingkan

remaja dapat dengan bebas memperoleh perokok dan menjadi perokok, maka

faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

5.1.4. Tersedia Rokok

Hasil penelitian pada 71 orang siswa SMK Swasta Arjuna Laguboti

menunjukkan tersedia rokok lebih banyak. Faktor mendapat kemudahan merokok

baik dari segi harga maupun dari ketersediaan rokok menyebabkan peningkatan

jumlah perokok. Kebiasaan merokok dipilih sebagai salah satu jenis aktivitas yang

populer dilakukan untuk memanfaatkan waktu luang baik bagi laki laki ataupun

wanita dengan presentase pria lebih mendominasi 64,80%. Meningkatnya jumlah

perokok di Indonesia juga disebabkan oleh mudahnya memperoleh rokok, tidak

ada batasan umur yang melarang orang membeli rokok, kapan pun dan dimana

pun mereka ingin membeli rokok selalu tersedia. Kondisi ini diperparah dengan

banyaknya orang tua yang justru tanpa sadar menjerumuskan anaknya untuk

menjadi perokok. Dimulai dengan kebiasaan merokok di depan anak-anak hingga

meminta anak-anak membelikan rokok di warung.

Usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia 11-13

tahun dan pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Perokok usia muda di

Indonesia semakin meningkat, dimana hasil survey sosial ekonomi

memperlihatkan, terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan perokok di kalangan

di bawah usia 19 tahun, dari 69% tahun 2001 meningkat menjadi 78% di tahun

Page 101: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

83  

 

2004 yang lalu. Aktivitas merokok di kalangan pelajar khususnya pelajar di

tingkat SMU bukan merupakan hal yang baru. Asumsi peneliti dimana siswa

SMK Swasta Arjuna Laguboti merokok dengan alasan tersedia rokok yaitu 36

(50,7%) menjadikan siswa SMK merokok. Kemudahan mendapat rokok

menyebabkan peningkatan perilaku merokok pada Siswa SMK Swasta Arjuna

Laguboti.

5.1.5. Sosial Budaya Keluarga

Hasil penelitian berdasarkan sosial budaya keluarga pada siswa SMK

Swasta Arjuna Laguboti menunjukkan mayoritas mempengaruhi. Perilaku

merokok adalah perilaku yang dipelajari. Proses belajar dimulai dari sejak masa

anak-anak, sedangkan proses menjadi perokok yaitu pada masa remaja. Proses

belajar atau sosialisasi perilaku merokok tampaknya didapatkan melalui 2

transmisi yaitu transmisi vertikal (lingkungan keluarga) dan transmisi horizontal

(lingkungan teman sebaya). Lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya

serta kepuasan psikologis merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku

merokok pada remaja.

Pengaruh sosial muncul sebagai faktor kebiasaan merokok di kalangan

remaja. Kontribusi pengaruh sosial dapat secara langsung dan tidak langsung,

secara langsung yaitu melalui pengamatan perilaku orang lain dan berdampak

pada kesehatan mereka dan visibilitas sosial mereka, sedangkan secara tidak

langsung, yang berarti bahwa remaja menunggu orang lain untuk menentukan

perilaku mereka. Teman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan

remaja (Vasipoulos & Roupa, 2015). Perilaku merokok pada remaja dipengaruhi

Page 102: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

84  

 

oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu lingkungan, budaya, dan teman sebaya.

Kebanyakan remaja beranggapan bahwa dirinya akan terlihat percaya diri jika

mereka merokok. Menurut Sitepoe bahwa dalam interaksi teman sebaya

memungkinkan terjadinya proses identifikasi, kerjasama dan proses kolaborasi.

Proses-proses tersebut akan mewarnai proses pembentukan tingkah laku yang

khas pada remaja. Jika seseorang merokok maka mereka beranggapan akan

memiliki banyak teman dan merasa lebih percaya diri. Lain halnya dengan remaja

yang tidak merokok, mereka beranggapan bahwa remaja tersebut tidak akan

memiliki banyak teman sebanyak remaja yang merokok.

Menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anak anak yang berasal

dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari

lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga

konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat-obatan

dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat pengaruhnya

adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu perokok berat, maka

anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencotohnya. Asumsi peneliti

terhadap sosial budaya keluarga dimana didapat mayoritas keluarga memiliki

ayah yang perokok. Ayah merupakan role model pada anak, jika ayah merokok

maka semakin besar kemungkinan anak akan mengikuti prilaku ayahnya.

5.1.6. Teman Sebaya

Hasil penelitian pada 71 orang siswa SMK Swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir menunjukkan teman sebaya lebih

Page 103: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

85  

 

banyak yang mempengaruhi. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin

banyak remaja merokok, maka semakin besar kemungkinan teman- temannya

menjadi perokok juga. Hal ini dapat dilihat dari dua kemungkinan yang terjadi,

pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya sedangkan yang kedua,

teman-temanya yang dipengaruhi oleh remaja tersebut sehingga akhirnya semua

menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-

kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja tidak

perokok.

Faktor-faktor pendorong yang dapat mempengaruhi perilaku merokok

yaitu lingkungan sosial seseorang akan berperilaku merokok dengan

memperhatikan pengaruh teman dan pengaruh faktor kepribadian dapat

mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Hasil penelitian dari Mulyani,

bahwa hubungan antar teman sebaya cenderung memberikan pengaruh terhadap

perilaku merokok pada remaja. Pada awalnya perilaku merokok yang dirasakan

secara fisik adalah rasa tidak enak seperti pahit, mual, pusing, tenggorokan kering,

dan batuk-batuk, tetapi remaja masih memiliki keinginan untuk mencoba lebih

lanjut. Hal ini disebabkan oleh ikatan kehidupan berkelompok yang lebih kuat

dengan teman sebaya sebagai partner merokok, sehingga remaja merasakan

perasaan nyaman, rileks, merasa lebih gaul, serta lebih percaya diri.

Teman sebaya mungkin sangat menentukan cara berpakaian, berbicara,

menggunakan zat terlarang, perilaku seksual, mengadopsi dan menerima

kekerasan, mengadopsi perilaku kriminal dan anti-sosial dan di banyak bidang

kehidupan remaja lainnya. Teman sebaya dapat dijadikan sebagai model dan

Page 104: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

86  

 

mempengaruhi perilaku dan sikap, sementara di sisi lain, hal itu dapat

memberikan akses mudah, dorongan dan interaksi sosial yang sesuai bagi remaja

(Tome). Berdasarkan penelitian dari Komasari, bahwa sikap permisif orang tua

dan lingkungan teman sebaya memberikan pengaruh sebesar 38,4% terhadap

perilaku merokok remaja. Sedangkan kepuasan psikologis remaja memberikan

sumbangan yang sangat tinggi terhadap perilaku merokok yaitu 40,9%. Seperti

yang telah dikemukakan, bahwa remaja merokok merupakan upaya untuk dapat

diterima di lingkungannya. Hampir 28% subjek menyatakan bahwa mereka

mengkonsumsi rokok lebih banyak ketika sedang berkumpul dengan teman-

temannya. Pengaruh sosial muncul sebagai faktor kebiasaan merokok di kalangan

remaja. Kontribusi pengaruh sosial dapat secara langsung dan tidak langsung,

secara langsung yaitu melalui pengamatan perilaku orang lain dan berdampak

pada kesehatan mereka dan visibilitas sosial mereka, sedangkan secara tidak

langsung, yang berarti bahwa remaja menunggu orang lain untuk menentukan

perilaku mereka. Teman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan

remaja (Vasipoulos & Roupa). Asumsi peneliti dimana siswa SMK Swasta

Arjuna Laguboti merokok dengan alasan teman sebaya yaitu 36 (50,7%)

menjadikan siswa SMK merokok memang sangat masuk akal karena teman

sebaya pada saat ini sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam berperilaku.

5.1.7. Alasan Psikologis

Hasil penelitian pada 71 orang siswa SMK Swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba samosir menunjukkan alasan psikologis

menunjukkan kecenderungan merokok. Perilaku merokok pada remaja berkaitan

Page 105: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

87  

 

dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami ketika masa

perkembangannya, yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati diri (Mu’tadin).

Rasa kurang percaya diri pada remaja ditunjukkan dengan 2 cara yaitu cara positif

dan cara negatif. Cara positif yang dilakukan untuk membangun rasa percaya diri

yaitu dengan memperjuangkan keinginan dan mewujudkan dengan cara yang

positif, dan mengatasi masalah dengan mengambil keputusan yang positif.

Remaja yang sulit menerima keadaan diri, serta memandang rendah kemampuan

yang dimiliki, namun ia memiliki keinginan yang mungkin tidak realistis terhadap

dirinya sendiri, akan cenderung melakukan tindakan negatif untuk membangun

rasa percaya diri, salah satunya dengan merokok.

Bagi remaja rokok adalah passport untuk mendapatkan identitas yang

populer, mengikuti trend/fashion dan identitas yang “sulit” (Barbara Lloyd). Pada

awal abad 20-an, sebelum seorang remaja pria dianggap dewasa maka dia dituntut

untuk merokok, sejak saat itu merokok akhirnya menjadi jalan yang harus dilewati

sebelum seorang remaja pria diterima sebagai orang dewasa. Dalam kehidupan

sehari-hari, budaya seperti ini muncul dalam bentuk penyebutan “banci” untuk

remaja pria yang tidak merokok. Hal ini jelas menekan para remaja yang tidak

merokok secara psikologis, akhirnya mereka menjadi luluh dan merokok.

5.2. Perilaku Merokok

Hasil penelitian pada 71 orang siswa SMK Swasta Arjuna Pintubosi

Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir menunjukkan siswa tidak merokok

sebanyak 42 orang dan merokok sebanyak 29 orang. Remaja dengan perilaku

merokok saat ini dianggap sebagai perilaku yang wajar di masyarakat, tingkat

Page 106: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

88  

 

penyebaran perokok saat ini paling tinggi juga terjadi pada anak usia remaja.

Perilaku merokok adalah gaya hidup yang merugikan kesehatan diri sendiri dan

orang lain (Durkin dan Helmi). Perilaku merokok adalah perilaku seseorang yang

membakar rokok dan mengisapnya, dan asap yang ditimbulkannya terhisap orang-

orang yang ada disekelilingnya (Levy, 1984). Terdapat ± 4000 racun kimia yang

berbahaya dan 43 diantaranya mempengaruhi pertumbuhan sel kanker dalam

setiap kepulan asap rokok (Abadi). Menurut WHO, Indonesia menempati urutan

ketiga terbesar perilaku merokok di dunia setelah Cina dan India. Dimana tahun

2000-2008, Indonesia memproduksi rokok sebesar 18.6% tidak sebanding dengan

jumlah penduduk Indonesia (Nusantaraku). Bertambahnya jumlah perokok

mengakibatkan bertambah pula angka kematian yang disebabkan oleh rokok. Di

tahun 2030 diperkirakan angka kematian akibat rokok sebesar 10 juta jiwa, dan

sebagian besar dari Negara berkembang (70%) Kemenkes R.I (2014).

Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai

dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Menurut survey dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) yang dirilis

Kementrian Kesehatan, 11 September 2012. Faktanya, jumlah perokok aktif di

Indonesia mengalami peningkatan dan tertinggi di antara 16 negara berpendapatan

menengah ke bawah. Survey tersebut melaporkan bahwa prevalensi merokok

mencapai 67,4% laki-laki dan 4,5% wanita. Perokok pria dan wanita ini mencapai

36,1% dari komposisi penduduk atau ada sekitar 61,4 juta penduduk yang

mengkonsumsi tembakau. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan seseorang

merokok adalah : pengaruh orang tua, pengaruh teman, kepribadian, serta

Page 107: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

89  

 

pengaruh iklan (Mu’tadin). Penyebab lain adalah pengetahuan tentang akibat

rokok dalam kesehatan. Penelitian Aslan and Sahin pada remaja di Ankara, Turki,

menunjukkan dampak yang positif terhadap pengetahuan dan sikap tentang rokok

setelah diberikannnya promosi kesehatan tentang rokok bagi anak remaja.

Pengetahuan tentang bahaya merokok akan mempengaruhi anak remaja untuk

menghindari kebiasaan merokok tersebut. Asumsi peneliti dengan adanya perilaku

merokok pada Siswa SMK swasta Arjuna Laguboti dipengaruhi oleh faktor teman

sebaya, tersedianya rokok dan alasan psikologis. Kebiasaan merokok dipilih

sebagai salah satu jenis aktivitas yang populer dilakukan untuk memanfaatkan

waktu luang baik bagi laki laki ataupun wanita dengan presentase pria lebih

mendominasi 64,80%. Masing-masing mempunyai alasan untuk merokok, bisa

bermacam-macam dan bersifat pribadi. Pria membayangkan bahwa dengan

merokok maka mereka dianggap dewasa tidak lagi sebagai anak kecil, sebagai

simbol kejantanan, dan mereka bisa memasuki kelompok sebaya sekaligus

kelompok yang mempunyai ciri tertentu, yaitu merokok.

5.3 Analisis bivariat faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Siswa di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir”

5.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan perilaku merokok

Hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada Siswa di SMK

Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir dengan hasil uji chi square.

didapat nilai signifikansi 1,00 p > 0,005 hal ini berarti bahwa pengetahuan tidak

berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok. Tingkat pengetahuan

diduga berhubungan erat dengan perilaku merokok. akan tetapi pada hasil

Page 108: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

90  

 

penelitian ini tidak terbukti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan

dengan perilaku merokok pada responden dengan nilai p=1,00. Sebanyak 65

orang memiliki pengetahuan yang baik tentang rokok (91,5%) sedangkan 6 orang

(8,5%) responden yang memiliki pengetahuan cukup baik. Berdasarkan data

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang tingkat pengetahuannya

kurang baik berpeluang untuk melakukan perilaku merokok dibandingkan siswa

yang memiliki tingat pengetahuan baik. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

pernyataan yaitu pengetahuan sangat berpengaruh karena pengetahuan

menentukan sikap dan tindakan remaja terhadap perilaku merokok orang-orang

yang ada disekitarnya (Alamsyah). Menurut WHO juga menyatakan bahwa salah

satu faktor yang menentukan perilaku seseorang yaitu Pemahaman dan

pertimbangan (thoughts and feeling), yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi,

sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap

objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (Notoatmodjo). Hasil penelitian

ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya, seperti penelitian Ade

Sulistyawati, menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan

perilaku merokok. Hasil penelitian Ardy, Kusyogo & Aditya pada siswa SMA X

di Kota Semarang dengan menggunakan Chi-Square antara variabel pengetahuan

responden dengan perilaku merokok shisha menunjukkan nilai pvalue sebesar

0,017 yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan responden dengan perilaku

merokok. Asumsi peneliti dengan hasil penelitian ini adalah tidak ada

Page 109: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

91  

 

hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku merokok

disebabkan oleh pengetahuan siswa SMK Swasta Arjuna yang baik terhadap

rokok. Fakta menunjukkan 65 orang memiliki pengetahuan yang baik tentang

rokok (91,5%), jumlah ini lebih banyak daripada yang memiliki pengetahuan

kurang baik. Kecenderungan ini dapat disebabkan oleh faktor, pertama yaitu

karena karakteristik responden dari populasi itu sendiri yang memang

menunjukkan bahwa mayoritas berpengetahuan baik, kemudian juga faktor di

lapangan yang terkait dengan proses pengisian kuesioner, sepertinya

kemungkinan siswa yang melihat jawaban temannya(30).

Merokok sebagai bentuk perilaku merupakan manifestasi dari kebutuhan-

kebutuhan tertentu yang dapat terpuaskan apabila seseorang merokok. Perilaku

merokok merupakan reaksi seseorang dengan cara mengisap rokok yang dapat

diamati atau diukur dengan melihat volume atau frekuensi merokok seseorang

(Shiffman,1993). Dari hasil wawancara dari informan yaitu, (RT, AS, HM, GP,

dan LS) yang memiliki perilaku serta faktor merokok yang sama. Kelima

informan mengenal dan mencoba merokok saat remaja serta merokok apabila

sedang mengalami perasaan negative yaitu ketika mengalami masalah pribadi dan

merokok karena ajakan teman sebaya.

Hal ini sesuai dengan Erikson (dalam Komasari & Helmi) mengatakan

bahwa merokok berkaitan dengan masa mencari jati diri pada diri remaja. Silvans

& Tomkins (dalam Mu’tadin) fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang

dialami si perokok, Mayoritas informan merokok 2-4 batang rokok dalam sehari

(perokok ringan), hal ini sesuai dengan Smet mengklasifikasikan perokok

Page 110: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

92  

 

berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap, Perokok berat yang menghisap lebih

dari 15 batang rokok dalam sehari, Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang

rokok dalam sehari, Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam

sehari. Kelima Informan sudah masuk kedalam klasifikasi perokok ringan, hal ini

dikarenakan informan merokok 1-4 batang perhari dan 3 informan (AS, HM, dan

LS) mulai merokok setelah masuk di pendidikan SMK. Ditinjau dari aspek

Biologis, menurut Hansen (dalam Sarafino) mengatakan bahwa banyak penelitian

menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan salah satu bahan kimia yang

berperan penting pada ketergantungan merokok.

Pendapat ini didukung Aditama yang menyatakan nikotin dalam darah

perokok cukup tinggi. disebabkan kurangnya pengetahuan remaja tentang rokok.

Pada saat dilakukan penelitian, ditemukan 5 responden tersebut mampu mengisi

semua jawab dengan hasil yang baik namun ketika pertanyaan tentang perilaku

merokok, mereka menjawabnya, yang berarti mereka merokok dan setelah

ditelusuri penyebab mereka merokok jawaban mereka agar terlihat jantan. Maka

peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan para remaja hanya sampai pada batas

memahami perilaku merokok saja tidak sampai mengaplikasikan pengetahuan

mereka tentang perilaku merokok. Sedangkan responden lainnya merokok

dikarenakan pengetahuan mereka yang kurang tentang perilaku merokok.

5.3.2. Hubungan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok

Pengaruh iklan rokok dengan perilaku merokok pada Siswa di SMK

Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir dengan hasil uji Chi square

didapat nilai signifikansi 0,400 sehingga p > 0,005 hal ini terbukti bahwa iklan

Page 111: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

93  

 

rokok tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok.

Iklan merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi kepada

masyarakat terhadap suatu produk dan iklan memiliki fungsi untuk

menyampaikan informasi, membujuk, atau untuk mengingatkan masyarakat

terhadap produk rokok (Agung). Iklan rokok yang semakin gencar dilakukan oleh

industri rokok. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya media iklan rokok

yang digunakan oleh industri rokok contohnya poster atau gambar rokok yang

dipajang di jalan dan pertokoan. Industri rokok juga menjadikan tokoh panutan

remaja seperti atlit-atlit atau artis menjadi bintang iklan rokok untuk

mempengaruhi persepsi remaja terhadap penampilan dan manfaat rokok

(Subanada).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Budiarty dan Yunni,

dengan judul analisis pengaruh paparan iklan rokok di televisi terhadap keputusan

pembelian oleh para remaja. Tidak sejalan juga dengan hasil penelitian Priatana

tentang Hubungan Jumlah rokok yang diiklankan dengan perilaku merokok di

SMAN Tulungagung yang mendapatkan hasil bahwa jumlah remaja dalam

melihat rokok di media elektronik rokok>3 kali sehari. Penelitian ini

menunjukkan iklan rokok memiliki keeratan hubungan dengan keputusan

membeli rokok oleh para remaja. Berdasarkan penelitian tersebut juga diketahui

rokok yang dibeli oleh para remaja yaitu rokok yang paling banyak diiklankan.

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Baharuddin pada

anak usia remaja Madya (15-18 tahun) dengan uji Chi-Square pada tingkat

kepercayaan 95%, ditemukan nilai p=0,000 yaitu ada hubungan yang bermakna

Page 112: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

94  

 

antara yang mengatakan ada pengaruh iklan dengan perilaku merokok pada

responden (p=0,000<0,05). Hasil penelitian ini didukung oleh Alamsyah yang

menyebutkan 63% remaja mengatakan ada pengaruh iklan rokok. Responden

yang mengaku iklan rokok mempengaruhi 1,42 kali dibandingkan yang mengaku

iklan rokok tidak mempengaruhinya. Fakta pada distribusi iklan rokok

menunjukkan iklan rokok cukup menarik perhatian siswa SMK Swasta Arjuna

yaitu 31 (43,7%), menarik 26 (36,6%), tidak menarik 14 (19,7%). Asumsi peneliti

dengan hasil penelitian ini dimana tidak ada hubungan yang bermakna antara

iklan rokok dengan perilaku merokok adalah karena siswa SMK pada umumnya

merokok karena terpengaruh teman sebaya hal ini didukung oleh hasil wawancara

dari informan yaitu, (RT, AS, HM, GP, dan LS) dimana kelima informan

mengakui merokok pada awalnya karena teman sebaya yang mengajak mereka

merokok ketika berangkat sekolah dan pulang sekolah dan peluang merokok

makin besar karena siswa tinggal dikost dan didaerah kost-kostan tersedia rokok.

Iklan rokok yang ditempel diwarung-warung tidak begitu menarik perhatian

masyarakat di Laguboti karena iklan yang dipajangkan hanya sebatas kata kata

yang singkat, tidak ada gambar yang menarik. Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan hasil penelitian Priatana tentang Hubungan Jumlah rokok yang diiklankan

dengan perilaku merokok di SMAN Tulungagung yang mendapatkan hasil bahwa

jumlah remaja dalam melihat rokok di media elektronik rokok>3 kali sehari.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa

perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali

terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut

Page 113: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

95  

 

(Widiyarso). Studi mengenai dampak keterpajanan iklan dan sponsor rokok

terhadap perilaku merokok remaja yang dilakukan Komnas Perlindungan Anak,

diketahui sebanyak 89% dari semua perokok remaja ini mulai merokok karena

iklan. Dan 8% dari remaja perokok yang sesungguhnya sudah berhenti namun

tertarik lagi untuk merokok karena terlibat kegiatan yang disponsori industri

rokok.

5.3.3 Hubungan Uang Saku dengan Perilaku Merokok di SMK Swasta Arjuna Laguboti

Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapat nillai p =

0,063, sehingga p > 0,005 hal ini terbukti bahwa uang saku tidak berhubungan

secara bermakna dengan perilaku merokok. Pemberian uang saku seharusnya

diberikan dengan dasar kebijakan dan tidak berlebihan. Uang saku yang diberikan

dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah yaitu remaja menjadi

boros, remaja tidak menghargai uang dan remaja malas belajar, sehingga remaja

cenderung tergoda dan merasa kecanduan dengan rokok karena harga rokok yang

tidak mahal dan boleh membeli perbatang. Tujuan pemberian uang saku adalah

sebagai media pembelajaran anak supaya ia dapat mengelola keuangan dengan

benar akan tetapi memiliki uang saku yang banyak akan mempengaruhi beberapa

remaja untuk menggunakan untuk hal yang kurang bagus misalnya merokok.

Semakin besar usia anak, pasti akan semakin besar juga uang saku yang harus

diberikan. Anak dengan usia lebih besar juga pasti membutuhkan lebih banyak

asupan makanan sehingga ia butuh uang saku lebih banyak (31).

Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan,

tetapi masih banyak yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika

Page 114: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

96  

 

mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok

merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18

tahun (Laventhal dan Dhuyvettere dalam Smet, 1994). Sarana dan prasarana yang

berupa uang saku dan tersedianya tempat membeli rokok, fasilitas ini pada

hakikatnya mendukung atau memungkingkan remaja dapat dengan bebas

memperoleh perokok dan menjadi perokok. Pendapat ini juga didukung oleh

Hussin dan Mariani yang mengatakan salah satu faktor remaja merokok adalah

karena rokok mudah didapat karena ketersediaan/kelebihan uang saku(32).

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan sarana dan

prasarana yang berupa uang saku mendukung atau memungkingkan remaja dapat

dengan bebas memperoleh perokok dan menjadi perokok. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Baharudin menggunakan hasil uji Fisher Exact, pada

tingkat kepercayaan 95%, nilai p=0,067 atau tidak ada hubungan yang bermakna

antara yang tersedia uang saku dengan perilaku merokok pada responden. Asumsi

peneliti dengan hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang bermakna

antara uang saku dengan perilaku merokok, hal ini didukung oleh hasil

wawancara dari informan yaitu, (RT, AS, HM, GP, dan LS) dimana kelima

informan mengakui bahwa uang saku yang mereka miliki sebagian besar

digunakan untuk membeli makanan/minuman, kalaupun ada lebih, paling hanya

bisa beli rokok 1-2 batang. Rata rata uang saku informan sekitar 10.000-15.000

perhari dan sudah termasuk ongkos pulang pergi kesekolah.

Page 115: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

97  

 

5.3.4. Hubungan Tersedia Rokok dengan Perilaku Merokok

Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p = 0,011, sehingga p <

0,005 hal ini terbukti bahwa tersedia rokok berhubungan secara bermakna dengan

perilaku merokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan

sarana dan prasarana yang berupa uang saku mendukung atau memungkinkan

remaja dapat dengan bebas memperoleh perokok dan menjadi perokok, maka

faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin. Hasil penelitian

ini tidak sejalan dengan penelitian Baharudin (2017) menggunakan hasil uji

Fisher Exact, pada tingkat kepercayaan 95%, nilai p=0,067 atau tidak ada

hubungan yang bermakna antara yang tersedia rokok dengan perilaku merokok

pada responden. Pendapat ini juga didukung oleh Hussin dan Mariani yang

mengatakan salah satu faktor remaja merokok adalah karena rokok mudah

didapat/tersedia rokok(22).

Asumsi peneliti dengan hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang

bermakna tersedia rokok dengan perilaku merokok adalah karena siswa SMK

merokok karena pada awalnya disuguhkan rokok secara gratis oleh teman, setelah

menikmati rokok dan akhirnya kebiasaan, maka akan berusaha untuk

mempermudah tersedia rokok, apalagi didaerah sekitar sekolah dan pada

umumnya di Laguboti banyak kios-kios kecil yang menjual rokok batangan. Kios

di Laguboti mulai dari desa ke kota sangatlah mudah dijangkau dan rata –rata

menjual rokok. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dari informan yaitu, (RT,

AS, HM, GP, dan LS) dimana kelima informan mengakui merokok pada awalnya

karena teman sebaya yang mengajak mereka merokok dan memberikan secara

Page 116: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

98  

 

gratis. Pada awal merokok informan mengalami batuk, merokok ke 2 dan ke 3

informan tidak batuk lagi sehingga informan jadi merokok secara rutin apalagi

sehabis makan. Satu batang rokok dengan harga yang lumayan murah bisa

ditemukan dijual diwarung dekat sekolah dan dekat rumah tinggal (kost),

sehingga para remaja dengan mudahnya memperoleh rokok sesuai dengan jumlah

uang saku dari orang tuanya.

5.3.5. Hubungan Sosial Budaya Berhubungan Secara Bermakna dengan Perilaku Merokok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0,054, sehingga p > 0,005

hal ini terbukti bahwa sosial budaya tidak berhubungan secara bermakna dengan

perilaku merokok. Menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anak-anak

yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari

lingkungan rumah tangga yang bahagia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Yulviana Rina, remaja dengan orang tua perokok cenderung akan

merokok dikemudian hari, hal ini terjadi paling sedikit disebabkan oleh dua hal

yakni pertama, remaja tersebut ingin seperti ayahnya yang kelihatan gagah dan

dewasa saat merokok(33).

Pada hakekatnya keluarga merupakan ujung tombak dalam pembentukan

pribadi anak karena keluarga mempunyai peranan yang paling penting dalam

pendidikan anak. Oleh sebab itu, pendidikan dalam keluarga harus menjadi

perhatian yang utama. Usia anak merupakan masa-masa penting dalam

menanamkan disiplin dan akhlak kepada anak termasuk sikap, tindakan, serta

Page 117: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

99  

 

psikologi. Pada masa tersebut, apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat

membekas sehingga tidak mudah hilang atau berubah. Pendidikan bagi anak akan

dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak tumbuh besar, terutama dalam keluarga

dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

Budaya di Toba Samosir kalau berpesta selalu menyiapkan rokok di salah

satu sesi acara dan rokok yang disuguhkan itu seolah olah sama nilainya dengan

makanan yang wajib dikonsumsi. Asumsi peneliti bahwa sosial budaya keluarga

tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok karena zaman

sekarang budaya di Toba Samosir pemuda remaja tidak dilibatkan lagi di pesta

seperti zaman dulu yang selalu melibatkan pemuda remaja pada persiapan pesta

yang disebut namanya parhobas yang artinya pelayan di acara pesta, karena

masyarakat di Toba Samosir sudah memakai jasa catering untuk pesta sehingga

pemuda remaja tidak menyaksikan lagi rokok yang disediakan disetiap salah satu

sesi acara pesta adat.

Pergaulan dengan teman sebaya juga sangat mempengaruhi kepribadian

anak. Oleh karena itu mengingat pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan

awal setiap anak, orang tua harus memberikan perhatian untuk pengajaran yang

baik kepada anak, melatih anak untuk memiliki karakter yang positif,

mengajarkan anak untuk berhati-hati dalam segala hal termasuk perilaku

merokok, serta mendidik anak dalam toleransi sehingga tidak mengikuti kebiasaan

seperti perilaku merokok di lingkungan sekitarnya. Kepala keluarga berkewajiban

untuk pengajaran membawa keluarganya menuju jalan benar.

Menurut peneliti, kebiasaan merokok pada anak usia remaja merupakan

Page 118: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

100  

 

perilaku yang didapatkan atau dipelajari dari pihak-pihak yang berpengaruh besar

pada proses perkembangan anak ke tahap remaja, baik dari perkembangan pribadi

remaja (sikap, tindakan, dan psikologis) maupun lingkungan sekitarnya. Perilaku

negatif seperti perilaku merokok pada anak usia remaja sebenarnya tidak

dikehendaki orang tua, bahkan masyarakat juga tidak menginginkan keluarganya

memiliki kebiasaan negatif seperti kebiasaan merokok. Remaja yang berasal dari

keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat-

obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat

pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu perokok

berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencotohnya. Selanjutnya,

faktor yang berperan dalam perilaku merokok kelima informan yaitu pengaruh

lingkungan informan, menurut Hansen (dalam Sarafino) lingkungan sosial

berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan perhatian individu pada perokok.

Selain itu faktor perilaku merokok siswa selanjutnya adalah menjaga

privasi, sehingga kelima informan pada situasi dan kondisi tertentu lebih memilih

merokok diarea pribadi. Hal ini sesuai dengan tipe perokok berdasarkan tempat

(Mu’tadin) tipe pertama adalah merokok ditempat umum atau ruang publik,

informan AS, RT, GP masuk kedalam kelompok homogeny (sama-sama

perokok), secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Disisilain

informan HM, dan LS termasuk dalam tipe merokok ditempat-tempat yang

bersifat pribadi.

Faktor pengaruh lingkungan sangat berperan penting dalam perilaku

merokok pada mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Page 119: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

101  

 

Surakarta. Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Komasari mengatakan

bahwa kepuasan psikologis menyumbang 40,9% terhadap perilaku merokok.

Perilaku merokok remaja yaitu 40,9%. Hal ini memberikan gambaran bahwa

perilaku merokok bagi subjek dianggap memberikan kenikmatan dan

menyenangkan(34).

5.3.6. HubunganTeman Sebaya dengan Perilaku Merokok

Hasil uji chi square menunjukkan nilai p = 0,016, sehingga p < 0,005 hal

ini terbukti bahwa teman sebaya berhubungan secara bermakna dengan perilaku

merokok. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja

merokok, maka semakin besar kemungkinan teman temannya menjadi perokok

juga. Hal ini dapat dilihat dari dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja

tersebut terpengaruh oleh teman-temannya sedangkan yang kedua, teman-

temannya yang dipengaruhi oleh remaja tersebut sehingga akhirnya semua

menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-

kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja tidak

perokok.Hal ini berbanding terbalik dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

pada anak laki-laki menujukkan bahwa konformitas teman sebaya tidak

berpengaruh pada perilaku merokok pada siswa SMK Al-Islam Surakarta Timur,

(2015). Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menemui orang-orang yang

merokok di dalam kendaraan umum, kantor, pasar, atau tempat umum lainnya,

bahkan dalam keluarga sendiri. Pada umumnya seseorang mulai merokok sejak

usia remaja. Sejumlah studi menemukan penghisapan rokok pertama dimulai saat

usia11-13 tahun(33).

Page 120: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

102  

 

Perilaku merokok diawali oleh rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya.

Modelling (meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu faktor dalam memulai

perilaku merokok. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan

semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan

meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan

mereka ketergantungan nikotin (Laventhal dan Cleary dalam Mc Gee)(35).

Jumlah perokok laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan

dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki-laki paling tinggi

pada umur15-19 tahun. Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menemukan 27,1% dari

1961 responden pelajar pria SMA/SMK, sudah mulai atau bahkan terbiasa

merokok. Umumnya siswa kelas satu menghisap satu sampaiempat batang

perhari, sementara siswa kelas tiga mengonsumsi rokok lebih dari sepuluh batang

perhari.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Novitasari,

Santi and Mamnu’ah, Mamnu’ah dimana hasil perhitungan Spearman Rank

memberikan nilai ρ sebesar 0,421 dengan taraf signifikan (p) 0,002, terdapat

pengaruh teman sebaya terhadap perilaku merokok pada remaja di SMK Negeri 2

Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zemida tentang Peran Teman

Sebaya Dalam Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMA PGRI

Kupang. Hasil penelitian di SMA PGRI Kupang menunjukkan bahwa sebanyak

23 responden (51.1%) mempunyai tanggapan yang positif terhadap perilaku

teman sebaya dan terpengaruh untuk merokok dari teman sebaya mereka(36).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Pradana Gilang Ramadhan tentang

Page 121: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

103  

 

Pengaruh Perilaku Teman Sebaya Terhadap Perilaku Merokok Pada Remaja di

RW 1 Dusun Krajan Jenggawah Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Hasil

penelitian menujukkan ada Pengaruh perilaku teman sebaya pada remaja di RW 1

Dusun Krajan Jenggawah Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember mimiliki

riwayat pengaruh teman sebaya yang kuatsebanyak 26 responden (65.0%)(37).

Sedangkan penelitian Haris tentang Hubungan Interaksi Teman Sebaya

Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja (13-15 tahun) di SMP KARTIKA VI

Ambulu Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan interaksi

teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja (13-15 tahun) di SMP

Kartika VI Ambulu Kabupaten Jember dari hasil uji tersebut di dapatkan P=0,000

berarti P value < α (0,05). Menurut Tarwanto, semakin banyak remaja yang

merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok,

pada usia 12-13 tahun tekanan dari teman sebaya dan pengaruh-pengaruh lain

makin suit dilawan. Jika teman-teman sebaya disekolah merokok, maka remaja

akan lebih mudah tergoda untuk bergabung dengan teman-temannya yang

merokok(38).

Menurut Hurlock menyebutkan kelompok-kelompok sosial yang paling

sering terjadi pada remaja adalah teman dekat biasanya remaja memiliki dua atau

tiga orang teman dekat atau sahabat, dan pada umumnya mereka terdiri dari jenis

kelamin dan usia yang sama, mempunyai tujuan, keinginan dan kemampuan yang

sama. Teman dekat ini dapat mempengaruhi satu sama lain dalam berbagai hal

yang terjadi dalam kehidupan remaja. Asumsi peneliti dengan hasil penelitian ini

adalah ada hubungan yang bermakna teman sebaya dengan perilaku merokok

Page 122: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

104  

 

adalah karena siswa SMK merokok karena pada awalnya disuguhkan rokok secara

gratis oleh teman, setelah menikmati rokok dan akhirnya kebiasaan maka akan

berusaha untuk mempermudah tersedia rokok. Hal ini didukung oleh hasil

wawancara dari informan yaitu, (RT, AS, HM, SR, dan LS) dimana kelima

informan mengakui merokok pada awalnya karena teman sebaya yang mengajak

mereka merokok dan memberikan secara gratis.

5.3.7 Hubungan Alasan Psikologis dengan Perilaku Merokok

Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan bahwa nilai p =

0,032, sehingga p < 0,005 hal ini terbukti bahwa alasan psikologis berhubungan

secara bermakna dengan perilaku merokok. Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Muhammad, menunjukkan Faktor penyebab

remaja merokok ditinjau dari aspek kognitif karena ingin mendapat pengakuan

dari teman-temannya, sehingga remaja belajar cara merokok atau mencoba

merokok pada saat berkumpul bersama teman-temannya, ditinjau dari aspek

apektif faktor penyebab remaja merokok karena stres yang dialami remaja

tersebut atau sering disebut menghilangkan rasa galau yang dialami mereka,

mereka mengatakan dengan merokok maka mereka merasa enjoy. Hal ini juga

didukung dengan hasil wawancara terhadap 5 informan, informan mengatakan

setelah merokok maka akan merasa stres berkurang. Jika mengalami masalah

pribadi dengan merokok informan merasa masalah selesai walaupun sesaat.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Baharuddin dimana

hasil uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95%, nilai p=0,006. Hal ini berarti

p-value lebih kecil dari alpha (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

Page 123: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

105  

 

perbedaan perilaku merokok antara siswa yang memiliki alasan psikologis yang

mengatakan ingin terlihat keren dan mengatakan tidak, atau ada hubungan yang

bermakna antara yang mengatakan ingin terlihat keren dengan perilaku merokok

pada responden (p=0,006<0,05). Remaja berpendapat merokok dapat bermakna

untuk meningkatkan konsetrasi saat mendapatkan kesulitan dalam belajar, dan

menghalau rasa kantuk, menghilangkan stres sehingga kebiasaan merokok dapat

menyebabkan ketergantungan perokok sehingga sulit untuk dia hindari. Rasa

keingintahuan remaja terhadap rokok membuatnya ingin mencoba untuk

merokok, masa ini muncul karena keadaan remaja yang sedang dalam fase

transisi, dimana dalam setiap adanya transisi suatu. Perubahan, status individu

menjadi tidak jelas karena terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.

Masa remaja individu bukan lagi seorang anak-anak dan juga bukan orang

dewasa. Di sisi lain, status remaja yang tidak jelas ini memberikan keuntungan

karena status tersebut memberi ruang dan waktu kepada seorang remaja untuk

mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat

yang paling sesuai bagi dirinya. Ada remaja yang berpendapat bahwa yang

mempengaruhi mereka untuk merokok adalah merokok dapat membuat mereka

menjadi keren dan unik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatkan merokok

merupakan tren atau budaya pada masa kini, supaya remaja diterima teman-

teman, ibu dan bapak yang tidak peduli jika remaja merokok, merokok dapat

bermakna untuk mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga

dapat memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang

Page 124: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

106  

 

sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari dari

merokok yang dirasakan antara lain lebih diterima dalam lingkungan teman dan

merasa lebih nyaman.

5.4 Analisis Multivariat faktor yang Lebih dominan berhubungan dengan Perilaku Merokok

Pada penelitian ini dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan uji

regresi logistic yaitu untuk mengetahui hubungan faktor (pengetahuan, iklan

merokok, uang saku, tersedia rokok, sosial budaya, teman sebaya dan alasan

psikologis) dengan perilaku merokok pada Siswa SMK Swasta Yayasan TP.

Arjuna Laguboti dimana ditemukan faktor yang paling dominan berhubungan

dengan perilaku merokok pada remaja adalah tersedia rokok dengan besar p-value

0,021. Semakin tinggi tersedia rokok maka semakin berat pula perilaku merokok.

Hasil penelitian didukung dengan hasil wawancara kelima informan yang

mengatakan disaat keinginan merokok timbul, mereka dengan mudah

mendapatkan rokok karena rokok selalu tersedia di setiap warung, dan warung

dekat dengan tempat tinggal, disamping itu, rokok dapat dibeli satu atau dua

batang tanpa harus memiliki banyak uang. Hal tersebut juga dikemukakan

Baharuddin, ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung perilaku

merokok remaja ini disebabkan oleh karakteristik gaya hidup dilingkungan yang

cenderung konsumtif, sehingga dapat dengan mudah ditemukan toko atau warung

disetiap lingkungan. Selain itu kurangnya pengetahuan dan sikap kepedulian

penjual terhadap bahaya merokok bagi anak-anaknya juga membuat rokok dapat

dengan mudah dibeli oleh anak dibawah umur.

Page 125: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

107  

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian pada 71 orang siswa SMK Swasta Arjuna

Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir terdapat 29 orang

siswa yang sudah merokok.

2. Jumlah siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang rokok banyak yaitu

65 orang, tetapi dalam penelitian saya tidak ada hubungan pengetahuan

remaja dengan perilaku merokok pada siswa SMK Swasta Arjuna

Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir, pengetahuan

yang baik, tidak menjamin perilaku siswa tentang merokok baik, karena

ternyata jumlah siswa yang merokok cukup banyak yaitu 29 orang.

3. Tidak ada hubungan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa

SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba

Samosir, walaupun jumlah cukup menarik dengan iklan rokok 31 orang.

4. Tidak ada hubungan uang saku dengan perilaku merokok pada siswa SMK

Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

Uang saku yang dimiliki siswa sebagian besar digunakan untuk membeli

makanan/minuman, kalau ada lebihnya hanya mampu membeli 1-2 batang

rokok.

5. Ada hubungan tersedia rokok dengan perilaku merokok pada siswa SMK

Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir,

Page 126: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

108  

 

dengan mudahnya siswa mendapatkan rokok, maka perilaku siswa untuk

merokok cukup.

6. Tidak ada hubungan sosial budayakeluarga dengan perilaku merokok pada

siswa SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten

Toba Samosir, rata rata yang membuat siswa merokok adalah karena

teman sebaya.

7. Ada hubungan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMK

Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir,

rata-rata siswa merokok disebakan karena hubungan dengan teman sebaya.

8. Ada hubungan alasan psikologis dengan perilaku merokok pada siswa

SMK Swasta Arjuna Pintubosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba

Samosir, rata rata siswa yang sudah merokok karena mau menghilangkan

penat, stres, mereka mengatakan dengan merokok, maka pikiran mereka

tenang.

9. Faktor yang lebih dominan mempengaruhi perilaku merokok adalah

tersedia rokok dengan nilai p=0,021.

6.2 Saran

1. Kepada Institusi 

Pihak sekolah lebih ketat tentang larangan merokok, membuat poster

“Dilarang merokok” di sekolah dan sebaiknya guru ataupun pegawai

sekolah jangan merokok di lingkungan sekolah sehingga siswa dapat

melihat bahwa guru dapat diteladani dalam berbagai hal terutama dalam

hal merokok dan hendaknya kantin sekolah benar benar dikontrol agar

Page 127: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

109  

 

jangan sampai menjual rokok, apabila kantin ketahuan menjual rokok agar

ditindak tegas bahkan ditutup.

2. Kepada Dinas Kesehatan

Diharapkan kepada dinas kesehatan Toba samosir dapat memberikan

penyuluhan atau memberikan edukasi berkala dan berkelanjutan kepada

siswa dan orang tua siswa mengenai rokok dan bahayanya yang

ditimbulkannya dan mengeluarkan kebijakan dapat mempertimbangkan

hal-hal yang dapat mengatasi perilaku merokok dikalangan pelajar.

3. Kepada Peneliti selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan cakupan responden

yang lebih luas, memperbanyak variabel dependen dan independen dan

meneliti dengan metode lainnya.

Page 128: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

110  

DAFTAR PUSTAKA

1. Hajar S. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Remaja. Humaniora. 2017;

2. Saryono. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Medical Book. 2013.

3. Priyoto. Teori Sikap Dan Perilaku Dalam Kesehatan. I. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014.

4. Depkes RI. Merokok, Tak Ada Untung Banyak Sengsaranya. Kemenkes. 2017.

5. Indonesia KKR. Infodatin-Hari-Tanpa-Tembakau-Sedunia.Pdf. 2017. 6. Widianti EV. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

siswa SMP Negeri “X” di Kota Bogor. J Ilm Keperawatan Sai Betik. 2014; 7. Widiansyah M. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Remaja Perokok Di Desa

Sidorejo Kabupaten Penajam Paser Utara. J Sosiol. 2014; 8. Yulviana R. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan Merokok

pada Remaja Putra Kelas X dan XI di SMA Negeri 6 Pekanbaru. J Kesehat Komunitas. 2017;

9. Hajar S. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMK Negeri 1 tanjung pura tahun 2017. skripsi. 2017;

10. Nurkamal E, Nursalim, Darmawan S. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan dan perilaku merokok siswa kelas XII SMA Negeri 2 Pare-Pare. Kesehat Diagnosis. 2014;

11. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Pt Rineka Cipta. 2007.

12. Sumut D. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil Dinas Kesehat Provinsi Sumatera Utara. 2017;

13. Harian Metro 11 Mac 2017. Statistik Moral Remaja Kita. Harian Metro. 2017;

14. Mulyani TSI. Dinamika Perilaku Merokok pada Remaja. Pascasarj Psikol Univ Hasanuddin Makassar. 2015;

15. Etrawati F. Perilaku Merokok Pada Remaja : Kajian Faktor Sosio Psikologis Adolescent Smoking Behavior : Study Of Socio Psychological Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ilmu Kesehat Masy. 2014;

16. Tribun.com. Bahaya, Jumlah Perokok di Indonesia Lebih dari 10 Kali Lipat Penduduk Singapura! tribuncom. 2018.

17. W.K.M. I, Mustika DF, Perwitasari A, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Bahaya Merokok. Info POM. 2017;

18. Fawzani N, Triratnawati A. Terapi Berhenti Merokok. Br Med J. 2005; 19. Nasution IK. Perilaku Merokok pada Remaja. Univ Sumatera Utara. 2008; 20. Simarmata S. Perilaku Merokok Pada Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah

Negeri Model Kuok Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar Provinsi Riau Tahun 2012. skripsi. 2012;

21. Iman M. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan Menggunakan Metode Ilmiah. I. Suroyo BR, editor. Medan: Cita Pustaka Media Perintis; 2016.

Page 129: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

111  

 

22. Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. In: Rineka Cipta. 2003. 23. Muhammad I. Pemanfaatan SPSS dalam Penelitian Kesehatan dan Umum.

Bandung: Cita Pustaka Media Perintis; 2016. 24. Suryono. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia. 2011. 25. S Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

2013. 26. Depkes D. Bahaya Rokok. WwwDepkesGoId. 2016; 27. Reza. Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menengah Pertama. Kesmas Natl

Public Heal J. 2014; 28. Hutapea R. Efek Perilaku Merokok Terhadap Saluran Pernapasa. J Kedokt

Syiah Kuala. 2016; 29. Andarini DS, Purnamasari SE. Efektivitas Pemberian Informasi Kesehatan

Reproduksi Terhadap Penurunan Perilaku Merokok Pada Remaja Putri. Fak Psikol Univ Mercu Buana YogyakartaMercu Buana Yogyakarta. 2008;

30. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. 2010. 31. Yth K, Sirih MH, Pusat J, Jenderal D, Tinggi P, Brodjonegoro SS.

Departemen pendidikan nasional direktorat jenderal pendidikan tinggi. Program. 2008;

32. Hussin M. Hubungan Antara Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Dengan Tipe Perilaku Merokok Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Skripsi. 2014;

33. Rina Y. Tipe perilaku merokok pada remaja perokok pada siswa SMK Al-Islam Surakarta Timursmp negeri 1 jatinangor. Tipe Perilaku Merokok Pada Remaja Perokok Di SMP Negeri 1 Jatinangor. 2015;

34. Komasari. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja Kampung Bojong Rawalele, Jatimakmur, Bekasi. Fak Psikol Univ Muhammadiyah Surakarta. 2000;

35. Gee L dan C dalam M. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru (Studi Kasus di Puskesmas Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun 2012). Unnes J Public Heal. 2005;

36. Novitasari, Santi and Mamnu’ah M. Dampak Kesehatan Dan Ekonomi Perilaku Merokok. Bul Penelit Sist Kesehat. 2009;

37. Ramadhan PG. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2009. Skripsi. 2011;

38. Haris. Hubungan Antara Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya Dan Iklan Rokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Februari. 2013;

Page 130: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

112  

Lampiran 1 KUESIONER

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA.

Tujuan : kuesioner ini dirancang untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa.

Petunjuk pengisian : 1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap item pertanyaan. 2. Pertanyaan dibawah ini harap diisi semua sesuai keadaan yang sebenarnya. 3. Berikan tanda checklist ( √ ) pada satu kontak yang menurut anda paling

sesuai. Identitas / Data Demografi Responden

1. Kode responden : (dikosongkan) 2. Tanggal Wawancara : 3. Umur : 15 tahun 16 tahun

17 tahun 18 tahun

4. Kelas : Sepuluh

Sebelas

Dua belas

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok

A. Pengetahuan Berikan tanda checklist ( √ ) pada satu kontak yang menurut anda paling sesuai. No Pertanyaan Benar Salah 1. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk

lainnya.

2. Pada wanita hamil, merokok tidak akan menyebabkan gangguan pada janin, seperti terjadinya keguguran dan tidak menyebabkan anak dilahirkan mengalami gangguan.

3. Perokok mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker paru dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

4. Efek yang dialami oleh perokok tidak akan dialami oleh orang yang berdekatan dengan perokok yang menghisap asap rokok (perokok pasif)

5. Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan atau kecanduan. 6. Rokok mengandung 4000 bahan kimia yang berbahaya. Beberapa bahan kimia yang

berbahaya yang terkandung pada rokok diantaranya adalah:tar, nikotin, karbon monoksida, fenol, hydrogen sianida.

7 Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok namun menghirup asap rokok orang lain.

8 Perokok pasif lebih beresiko dari pada perokok aktif. 9 Merokok dapat menyebabkan penyakit ISPA

10 Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap asapnya.

Page 131: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

113  

 

B. Iklan rokok

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak 1 Apakah anda sering menonton pada jam 21.00 wib keatas? 2 Apakah anda tertarik untuk menonton iklan yang ada ditelevisi? 3 Apakah anda sering melihat media iklan di televisi? 4 Apakah anda tertarik iklan-iklan rokok di televisi? 5 Apakah anda sering menonton iklan rokok di televisi? 6 Apakah kemunculan iklan produk dari merek terkenal akan mempengaruhi anda untuk

menjadi tertarik/menyukai kahadiran sebuah iklan?

7 Apakah menurut anda slogan yang ada di iklan rokok yang ditayangkan di televisi menarik?

8 Apakah durasi penayangan iklan mempengaruhi ketertarikan anda pada iklan tertebut? 9 Apakah anda pernah membeli rokok setelah melihat media iklan rokok? 10 Apakah anda melihat efek samping dari rokok ketika anda lihat iklan rokok

C. Uang saku

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak

1 Apakah anda setiap hari diberi uang saku? 2 Apakah anda menggunakan uang saku untuk membeli makanan pada saat berada

disekolah ?

3 Apakah anda menggunakan uang saku untuk membeli keperluan sekolah seperti pulpen, buku, dll?

4 Apakah anda menggunakan uang saku untuk membeli rokok? 5 Apakah uang saku yang diberikan orangtua kurang untuk keperluan selama di sekolah? 6 Apakah anda kumpul – kumpul dengan teman sebaya dan membeli rokok untuk teman-

teman/anda sendiri?

7 Apakah anda pernah membeli rokok atas saran dari teman-teman? 8 Apakah menurut anda uang saku baik digunakan untuk membeli rokok. 9 Apakah anda pernah membeli rokok setelah melihat media iklan rokok dengan uang

saku?

10 Apakah anda melihat efek samping dari rokok ketika anda membeli rokok? D. Tersedia rokok 1. Apakah rokok mudah anda dapatkan setiap hari? 2. ya 1.Tidak 2. Apakah warung, toko, swalayan yang menjual rokok dekat dengan rumah anda? 2.ya 1.tidak 3.Apakah warung, toko, swalayan itu menjual rokok secara bebas? 2.ya 1.Tidak 4. Apakah dengan usia anda yang masih remaja bebas membeli rokok di warung, swalayan, toko tersebut? 2.ya 1.tidak

Page 132: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

114  

 

E.Sosial budaya keluarga 1. Apakah dirumah terdapat keluarga yang merokok ?

a.ya b.tidak

2.Apakah anggota keluarga merokok setelah makan? a.ya b. tidak 3. Apakah anggota keluarga merokok saat menonton televisi? a.ya b. tidak 4. Apakah ada anggota keluarga merokok saat berkumpul dengan keluarga? a. ya b.tidak 5. Apakah tersedia asbak rokok dirumah? a.ya b.tidak 6. apakah ada anggota keluarga yang protes jika kamu merokok dirumah? a.ya b.tidak 7. Apakah anggota keluarga kamu merokok jika sedang ada masalah? a.ya b.tidak 8. apakah orangtua menawarkan rokok kapada kamu? a.ya b.tidak 9. Apakah anggota keluarga sering mengikuti pesta adat di lingkungan? a.ya b.tidak. 10. Apakah ada larangan merokok dikeluarga? a.ya b. tidak F. Teman sebaya

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak

1 Apakah teman anda, ada yang merokok? 2 Yang pertama kali mengenalkan saya dengan rokok adalah teman. 3 Saya merokok karena mengikuti teman 4 Saya menerima ajakan teman untuk merokok5 Apakah ketika kumpul – kumpul dengan teman anda mengkonsumsi rokok? 6 Apakah ada teman yang megolok-olok ketika anda tidak merokok 7 Apakah anda merokok atas saran dari teman-teman 8 Apakah ketika pulang sekolah anda kumpul – kumpul dengan teman-teman untuk

merokok

9 Apakah saat disekolah ada teman yang merokok 10 Apakah anda pernah merokok di lingkungan sekolah

Page 133: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

115  

 

G.Alasan Psikologis

Berikan tanda checklist ( √ ) pada satu kontak yang menurut anda paling sesuai.

No Pertanyaan Sangat Setuju

(1)

Setuju (2)

Tidak Setuju

(3)

Sangat Tidak

Setuju (4) Merasa kesulitan dalam pelajaran

1. Pelajaran disekolah terasa menyulitkan. 2. Saya merasa terbebani dengan tugas yang dibebani. 3. Ketika saya tidak bisa mengerjakan PR (pekerjaan

rumah) di rumah saya akan mengerjakannya di sekolah.

Ingin mencoba merokok 1. Saya ingin tahu bagaimana rasanya rokok. 2. Saya ingin mencoba merokok ketika melihat orang lain

merokok

Ingin terlihat kren 1. Jika saya terlihat keren akan mudah untuk mendapatkan

teman atau pacar.

2. Saya ingin terlihat keren ketika saya merokok Ingin diterima dalam pergaulan

1. Saya merasa tidak memiliki teman dekat kalau tidak merokok

2. Saya ingin memiliki teman dari semua kelompok yang ada di sekolah, agar bisa diterima dalam kelompok tersebut.

H. Perilaku merokok Lingkarilah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling sesuai 1. Apakah anda merokok ?

a. tidak (1) b. ya (2)

Jika anda menjawab ya, selanjutnya mohon dijawab pertanyaan berikut ini : 2. Kapan kamu pertama kali merokok ?

a. Sejak SMP b. Sejak SD

3. Dimana kamu pertama kali merokok ? a. Disekolah b.Dirumah

4. Dari mana kamu memperoleh rokok ? a. Diberi teman b. Diberi orangtua

5. Dengan siapa saja kamu merokok ? a. Teman b. Sendiri

6. Apakah kamu pernah membawa rokok ke lingkungan sekolah? a.Tidak b. ya

7. Jenis rokok apa yang biasa anda hisap? a. Rokok kretek (non flter) b. Rokok biasa (filter)

8. Berapa banyak saudara merokok dalam sehari? a. < 1bungkus b.> 2 bungkus

Page 134: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

116  

 

Lampiran 2

Page 135: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

117  

 

Lampiran 3

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Sehubungan diadakannya penelitian tentang “Faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa di smk swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.” Yang dilakukan oleh : Nama : Dosmaida Nababan Nim : 1602011327 Pekerjaan : Mahasiswa Program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Maka dengan ini saya : Nama : Umur : Alamat : Menyatakan bersedia Mendukung dan membantu pelaksanaan penelitian ini secara aktif dengan melibatkan diri sebagai responden. Adapun mengenai substansi penelitian dan hal – hal yang menyangkut pelaksanaan penelitian ini telah dijelaskan oleh peneliti kepada saya dan saya sangat mengerti tujuan dan manfaat penelitian ini bagi saya pribadi dan profesi kesehatan pada umumnya. Saya juga menyadari dan mengerti bahwa penelitian ini tidak membawa dampak apapun sehingga saya berhak menghentikan keterlibatan saya pada penelitian ini kapan saja. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden ini saya buat dengan sadar dan sebenar-beanrnya agar dapat dipergunakan seperlunya.

Laguboti, Februari 2019 Yang membuat pernyataan Responden

Page 136: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

  

118  

MASTER TABEL

NO KODE umur kode PENGETAHUAN IKLAN MEROKOK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jlh kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jlh kat

1 01 17 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 16 3 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 15 2

2 02 18 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 3 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 14 2

3 03 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 18 3

4 04 16 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 16 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1

5 05 16 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 16 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1

6 06 18 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 17 3

7 07 18 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 18 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 16 3

8 08 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 14 2

9 09 16 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 15 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19 3

10 10 18 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 18 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1

11 11 16 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 16 3

12 12 16 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 18 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 15 2

13 13 16 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 3

14 14 16 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 17 3 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 16 3

15 15 16 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 18 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 14 2

16 16 17 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 14 2

17 17 16 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 17 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 19 3

18 18 16 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 16 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 12 1

19 19 17 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 13 2

20 20 18 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 16 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 13 2

21 21 17 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 16 3

22 22 17 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 17 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3

23 23 17 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 14 2 24 24 18 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 18 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1

25 25 15 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 1

26 26 16 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 16 3 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 16 3

27 27 17 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 15 2

28 28 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 16 3

29 29 18 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 17 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 17 3

30 30 17 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 17 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 18 3

31 31 16 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 16 3

32 32 16 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 11 1

33 33 17 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 17 3 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 17 3

34 34 16 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 15 3 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 16 3

35 35 15 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 16 3 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 15 2

36 36 16 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 17 3 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 16 3

37 37 16 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 13 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1

38 38 17 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 16 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2

39 39 16 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 14 2

40 40 15 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 16 3 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 15 2

41 41 18 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1

42 42 18 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 15 2 43 43 17 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 14 2

44 44 18 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 1

45 45 17 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 13 2

46 46 17 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 3 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 14 2

47 47 16 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 15 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 17 3

48 48 16 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 14 2

49 49 15 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 14 2

50 50 15 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 17 3

Page 137: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

119  

 

51 51 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 14 2

52 52 15 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 18 3

53 53 15 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 13 2

54 54 15 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2

55 55 17 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 17 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2

56 56 17 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 15 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2

57 57 17 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 16 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2

58 58 17 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 14 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 12 1

59 59 18 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1

60 60 16 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 14 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 19 3

61 61 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 15 2

62 62 15 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 19 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2

63 63 17 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 15 2

64 64 17 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 14 2

65 65 17 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 17 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 18 3

66 66 16 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 16 3 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 16 3

67 67 15 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 18 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 16 3

68 68 17 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 17 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3

69 69 18 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 16 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 14 2

70 70 18 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 18 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1

71 71 16 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1

Ket : Variabel Pengetahuan Ket : Variabel Iklan rokok

1. Kurang baik :10-12 01: Tidak menarik : 10-12

2. Cukup baik :13-15 2. Cukup menarik : 13-15

3. Baik : 16-20 3. Menarik : 16-20

UANG SAKU TERSEDIA ROKOK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jlh kat 1 2 3 4 jlh kat

2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 16 3 1 2 2 1 6 2

2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 15 2 1 1 1 2 5 1

2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 16 3 1 1 2 2 6 2

1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 1 1 1 5 1

2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2 2 1 1 2 6 2

1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 16 3 1 1 1 2 5 1

2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 15 2 1 2 2 2 7 2

2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 14 2 1 1 1 2 5 1

2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 3 2 1 1 2 6 2

1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 12 1 1 2 1 1 5 1

2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2 1 1 2 2 6 2

2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 16 3 1 2 1 1 5 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 1 1 2 1 5 1

2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2 2 1 1 1 5 1

1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 14 2 2 1 1 1 5 1

1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 16 3 2 2 2 1 7 2

1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 15 2 1 2 1 1 5 1

1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2 2 1 1 1 5 1

1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 18 3 2 1 2 2 7 1

1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12 1 1 2 1 2 6 2

2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 15 2 1 2 1 1 5 1

2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 15 2 1 2 1 1 5 1

2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 14 2 1 1 2 2 6 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 13 2 1 1 1 1 4 1

1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 16 3 2 1 1 1 5 1

1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 14 2 1 2 1 2 6 2

Page 138: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

120  

 

1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2 1 2 1 1 5 1

1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 16 3 1 1 1 1 4 1

2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 16 3 2 1 1 1 5 1

2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 14 2 2 1 1 1 5 1

2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 15 2 1 1 1 2 5 1

1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 13 2 2 1 1 1 5 1

1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2 2 2 1 2 7 2

1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 15 2 2 1 2 1 6 2

2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2 2 2 1 2 7 2

2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 15 2 1 1 1 2 5 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 2 2 1 7 2

2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2 1 1 2 2 6 2

2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 18 3 2 2 2 1 7 2

2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2 1 1 1 2 5 1

2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 18 3 2 2 1 1 6 2

2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2 2 1 2 2 7 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2 2 2 1 1 6 2

2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 17 3 2 2 2 2 8 2

1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 16 3 2 1 1 1 5 1

2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 14 2 2 1 1 2 6 2

2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 17 3 1 2 1 1 5 1

2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 15 2 1 1 2 2 6 2

2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2 2 2 1 2 7 2

2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 16 3 1 1 2 1 5 1

1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 12 1 1 2 2 1 6 2

1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 13 2 2 1 1 1 5 1

1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 16 3 2 2 2 2 8 2

2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 13 2 1 2 2 2 7 2

2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 15 2 2 1 1 2 6 2

1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 14 2 2 1 1 1 5 1

1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 15 2 1 2 2 2 7 2

1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 15 2 2 1 1 2 6 2

1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 14 2 2 1 1 1 5 1

2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 14 2 2 1 1 1 5 1

1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 13 2 1 2 1 2 6 2

2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2 2 1 1 1 5 1

1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 14 2 2 1 2 1 6 2

2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 16 3 2 1 1 2 6 2

2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 18 3 2 1 1 1 5 1

2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 14 2 1 1 1 2 5 1

2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 15 2 2 2 2 2 8 2

2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 14 2 2 1 1 1 5 1

2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 14 2 1 1 2 1 5 1

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 2 2 2 8 2

1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12 1 2 1 2 2 7 2

Ket : Variabel uang saku   Ket : Variabel tersedia

rokok

1. Tidak ada: 10-12    1. Tidak tersedia : 4-5

2. Cukup : 13-15    2. Tersedia:6-8

3. Banyak :16-20   

Page 139: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

121  

 

SOSIAL BUDAYA KELUARGA TEMAN SEBAYA ALASAN PSIKOLOGIS

PM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jlh kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jlh kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 jlh kat 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 16 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 16 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 23 1 2

2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 3 3 3 3 2 3 2 3 24 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 17 3 3 3 2 3 2 2 2 1 2 20 2 1

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 3 4 1 2 3 2 3 3 3 24 1 2

2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 15 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 15 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 19 2 2

2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3

2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 16 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 24 1 2

2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 15 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 15 2 4 3 2 3 2 3 2 1 1 21 1 1

2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 15 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 14 2 3 3 3 1 1 4 4 1 1 21 1 2

2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 16 3 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 17 3 3 3 3 4 1 4 4 3 3 28 2 2

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 13 1 1

2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 15 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 15 2 3 2 1 1 1 2 2 3 3 18 1 1

2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 18 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 16 3 2 2 2 2 2 4 4 4 1 23 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 33 1 1

2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 15 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 15 2 4 4 4 2 1 1 1 1 1 19 1 2

2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 15 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 15 2 2 2 2 4 4 3 3 1 1 22 1 2

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1

2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 15 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 15 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 14 2 4 3 4 1 1 1 1 1 1 17 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 34 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 14 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 15 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 15 2 3 2 1 2 4 2 2 2 1 19 1 2

2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 17 3 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 16 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 23 1 2

2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 3 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 17 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 24 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 14 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 1 1

2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 16 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 14 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 22 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 16 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 14 2 3 2 1 1 1 4 4 1 4 21 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 1 2

2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 17 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 16 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 31 2 2

2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 15 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 14 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 21 1 2

2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 15 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 15 2 2 2 2 1 1 2 3 1 4 18 1 2

2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 14 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 14 2 4 3 3 1 1 1 1 3 1 18 1 1

2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 14 2

2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 15 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 18 2 1

2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 15 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 14 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 21 1 1

2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 15 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 14 2 2 2 3 1 1 3 3 2 1 18 1 1

2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 15 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 14 2 4 3 4 1 1 1 4 1 1 20 1 2

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 12 1 1

1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 12 1

2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 1

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 2 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 15 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 21 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 15 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 16 3 4 4 4 3 3 4 4 4 1 31 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 14 2 3 2 3 2 3 1 1 1 1 17 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 15 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 15 2 3 2 3 3 2 3 1 1 1 19 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 16 3 4 4 4 3 3 4 4 1 4 31 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 17 3 3 3 3 1 1 4 4 4 1 24 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 14 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 19 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 25 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 14 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 14 2 1 1 1 3 3 3 4 3 2 21 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 1 2 2 1 1 1 4 1 3 2 17 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 1 3 4 2 2 2 4 4 2 4 27 1 1

2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 14 2 2 2 2 1 1 1 1 1 4 15 2 1

2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 21 1 2

Page 140: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

122  

 

1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 12 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 15 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 12 1 1 2 2 2 2 4 2 2 2 19 1 2

2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 15 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 15 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 21 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 15 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 14 2 1 2 3 2 2 1 1 1 3 16 1 1

1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 14 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 17 1 1

1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 11 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 1 1

1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 12 1

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 22 1 1

2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 19 2 2

2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 15 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 19 1 1

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 1 1

2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 15 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 14 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 23 1 1

2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 1 3 2 3 2 3 3 2 2 2 22 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 15 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 15 2 3 2 1 4 2 2 2 2 1 19 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 1 3 3 2 1 3 2 3 2 2 21 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 24 1 2

2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 15 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 13 2 1

Ket : Variabel Sosial budaya keluarga

Ket : Variabel teman sebaya Ket : Variabel Alasan psikologis

Ket :mero

1. Tidak mempengaruhi : 10-12

1. Tidak mempengaruhi : 10-12 1. Kecenderungan Merokok:23-36 1. Ti

2. Cukup mempengaruhi : 13-15 2. Cukup mempengaruhi : 13-15 2. Kecenderungan tidak merokok: 9-22 2. M

3. Mempengaruhi : 16-20 3. Mempengaruhi : 16-20

Page 141: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

123  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PENGETAHUAN

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Penge tahuan

p1 Pearson Correlation 1 .841** .841** 1.000** .921** .860** .841** 1.000** 1.000** .860** .985**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30p2 Pearson Correlation .841** 1 .683** .841** .921** .709** 1.000** .841** .841** .709** .900**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .841** .683** 1 .841** .757** .860** .683** .841** .841** .709** .866**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation 1.000** .841** .841** 1 .921** .860** .841** 1.000** 1.000** .860** .985**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .921** .921** .757** .921** 1 .793** .921** .921** .921** .793** .952**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .860** .709** .860** .860** .793** 1 .709** .860** .860** .713** .885**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation .841** 1.000** .683** .841** .921** .709** 1 .841** .841** .709** .900**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation 1.000** .841** .841** 1.000** .921** .860** .841** 1 1.000** .860** .985**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation 1.000** .841** .841** 1.000** .921** .860** .841** 1.000** 1 .860** .985**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10

Pearson Correlation .860** .709** .709** .860** .793** .713** .709** .860** .860** 1 .869**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

pengetahuan

Pearson Correlation .985** .900** .866** .985** .952** .885** .900** .985** .985** .869** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 142: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

124  

 

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedurep.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.793 11 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 32.10 68.438 .983 .769 p2 32.10 69.128 .889 .773 p3 32.10 69.403 .852 .774 p4 32.10 68.438 .983 .769 p5 32.07 68.961 .947 .772 p6 32.17 68.902 .872 .772 p7 32.10 69.128 .889 .773 p8 32.10 68.438 .983 .769 p9 32.10 68.438 .983 .769 p10 32.17 69.040 .854 .773 pengetahuan 16.90 19.059 1.000 .983

 

   

Page 143: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

125  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS UANG SAKU CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 uangsaku /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Uang saku

p1 Pearson Correlation

1 .603** .509** 1.000** .333 .333 .167 1.000** .333 .509** .826**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .072 .072 .379 .000 .072 .004 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation

.603** 1 .757** .603** .264 .264 .264 .603** .264 .757** .754**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .159 .159 .159 .000 .159 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation

.509** .757** 1 .509** .218 .218 .218 .509** .218 1.000** .724**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .004 .247 .247 .247 .004 .247 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation

1.000** .603** .509** 1 .333 .333 .167 1.000** .333 .509** .826**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .072 .072 .379 .000 .072 .004 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation

.333 .264 .218 .333 11.00

0**.583*

* .333 1.000** .218 .689**

Sig. (2-tailed) .072 .159 .247 .072 .000 .001 .072 .000 .247 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation

.333 .264 .218 .333 1.000** 1.583*

* .333 1.000** .218 .689**

Sig. (2-tailed) .072 .159 .247 .072 .000 .001 .072 .000 .247 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation

.167 .264 .218 .167 .583** .583*

* 1 .167 .583** .218 .510**

Sig. (2-tailed) .379 .159 .247 .379 .001 .001 .379 .001 .247 .004N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation

1.000** .603** .509** 1.000** .333 .333 .167 1 .333 .509** .826**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .072 .072 .379 .072 .004 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation

.333 .264 .218 .333 1.000** 1.000**

.583*

* .333 1 .218 .689**

Sig. (2-tailed) .072 .159 .247 .072 .000 .000 .001 .072 .247 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation

.509** .757** 1.000** .509** .218 .218 .218 .509** .218 1 .724**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .004 .247 .247 .247 .004 .247 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

uangsaku

Pearson Correlation

.826** .754** .724** .826** .689** .689*

*.510*

* .826** .689** .724** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 144: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

126  

 

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 uangsaku /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.773 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 24.83 38.833 .800 .743

p2 25.07 39.857 .722 .751

p3 25.03 39.895 .688 .752

p4 24.83 38.833 .800 .743

p5 25.13 40.602 .654 .757

p6 25.13 40.602 .654 .757

p7 25.13 41.568 .463 .765

p8 24.83 38.833 .800 .743

p9 25.13 40.602 .654 .757

p10 25.03 39.895 .688 .752

Uangsaku 13.17 11.040 1.000 .902

Page 145: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

127  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS ALASAN PSIKOLOGIS

CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 alasanpsikologis /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 Alasan

psikologis p1 Pearson Correlation

1 .387* .420* .356 .142 .387* .532*

* .397* .409* .678**

Sig. (2-tailed) .035 .021 .053 .453 .035 .002 .030 .025 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .387* 1 .456* .618*

*.544*

* .432* .351 .146 .376* .714**

Sig. (2-tailed) .035 .011 .000 .002 .017 .057 .443 .041 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .420* .456* 1

.467*

* .234 .364* .443* .238 .157 .630**

Sig. (2-tailed) .021 .011 .009 .212 .048 .014 .205 .406 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .356

.618*

*.467*

* 1 .435* .320 .337 .134 .354 .665**

Sig. (2-tailed) .053 .000 .009 .016 .085 .069 .481 .055 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .142

.544*

* .234 .435* 1 .211 .202 -.006 .396* .527**

Sig. (2-tailed) .453 .002 .212 .016 .263 .283 .973 .030 .003N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .387* .432* .364* .320 .211 1

.527*

* .464** .676*

* .728**

Sig. (2-tailed) .035 .017 .048 .085 .263 .003 .010 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation .532*

* .351 .443* .337 .202

.527*

* 1 .617** .562*

* .763**

Sig. (2-tailed) .002 .057 .014 .069 .283 .003 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation .397* .146 .238 .134 -.006

.464*

*.617*

* 1 .377* .569**

Sig. (2-tailed) .030 .443 .205 .481 .973 .010 .000 .040 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation .409* .376* .157 .354 .396* .676*

*.562*

* .377* 1 .719**

Sig. (2-tailed) .025 .041 .406 .055 .030 .000 .001 .040 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Alasan psikologis

Pearson Correlation .678*

* .714*

*.630*

*.665*

*.527*

*.728*

*.763*

* .569** .719*

* 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 146: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

128  

 

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 alasanpsikologis /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .763 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if

Item Deleted Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 45.03 143.757 .626 .738p2 45.43 144.392 .671 .738p3 45.40 145.766 .574 .743p4 45.40 145.766 .617 .742p5 45.50 148.397 .460 .750p6 45.70 144.286 .687 .738p7 45.63 143.344 .727 .735p8 45.70 146.769 .504 .746p9 45.33 143.057 .674 .736alasanpsikologis 24.07 40.478 1.000 .841

  

 

   

Page 147: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

129  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS VARIABEL IKLAN ROKOK CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 iklanrokok /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Iklan rokok

p1 Pearson Correlation

1 1.000** .666** .309 1.000** .523** .245 1.000** .489** .245 .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .097 .000 .003 .193 .000 .006 .193 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation

1.000** 1 .666** .309 1.000** .523** .245 1.000** .489** .245 .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .097 .000 .003 .193 .000 .006 .193 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation

.666** .666** 1 .308 .666** .864** .386* .666** .870** .386* .864**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .097 .000 .000 .035 .000 .000 .035 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation

.309 .309 .308 1 .309 .308 .045 .309 .408* .045 .440*

Sig. (2-tailed) .097 .097 .097 .097 .097 .812 .097 .025 .812 .015N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation

1.000** 1.000** .666** .309 1 .523** .245 1.000** .489** .245 .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .097 .003 .193 .000 .006 .193 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation

.523** .523** .864** .308 .523** 1.526*

* .523** .870** .526*

* .826**

Sig. (2-tailed) .003 .003 .000 .097 .003 .003 .003 .000 .003 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation

.245 .245 .386* .045 .245 .526** 1 .245 .435* 1.00

0** .585**

Sig. (2-tailed) .193 .193 .035 .812 .193 .003 .193 .016 .000 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation

1.000** 1.000** .666** .309 1.000** .523** .245 1 .489** .245 .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .097 .000 .003 .193 .006 .193 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation

.489** .489** .870** .408* .489** .870** .435* .489** 1 .435* .797**

Sig. (2-tailed) .006 .006 .000 .025 .006 .000 .016 .006 .016 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation

.245 .245 .386* .045 .245 .526** 1.000** .245 .435* 1 .585**

Sig. (2-tailed) .193 .193 .035 .812 .193 .003 .000 .193 .016 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Iklan rokok

Pearson Correlation

.857** .857** .864** .440* .857** .826** .585*

* .857** .797** .585*

* 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .015 .000 .000 .001 .000 .000 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 148: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

130  

 

Reliability [DataSet0] D:\SPPS Penelitian ku\data valid dan reliabel\data iklan rokok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.777 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 26.93 47.926 .838 .750 p2 26.93 47.926 .838 .750 p3 26.83 47.592 .845 .748 p4 26.97 50.930 .387 .771 p5 26.93 47.926 .838 .750 p6 26.83 47.868 .803 .750 p7 26.63 49.757 .538 .764 p8 26.93 47.926 .838 .750 p9 26.90 48.231 .771 .753 p10 26.63 49.757 .538 .764 iklanrokok 14.13 13.430 1.000 .915

 

   

Page 149: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

131  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS SOSIAL BUDAYA CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 sosialbudaya /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Sosial budaya

p1 Pearson Correlation 1 .388* .415* .088 .415* .447* .089 .089 .598** .415* .561**

Sig. (2-tailed) .034 .023 .645 .023 .013 .638 .638 .000 .023 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .388* 1 .337 .015 .337 .342 .236 .236 .484** .337 .586**

Sig. (2-tailed) .034 .069 .935 .069 .065 .208 .208 .007 .069 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .415* .337 1

.473*

*1.00

0**.557*

* .186 .186 .695** 1.000** .735**

Sig. (2-tailed) .023 .069 .008 .000 .001 .326 .326 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .088 .015

.473*

* 1.473*

* .196 .196 .196 .288 .473** .464**

Sig. (2-tailed) .645 .935 .008 .008 .299 .299 .299 .122 .008 .010N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .415* .337

1.000**

.473*

* 1.557*

* .186 .186 .695** 1.000** .735**

Sig. (2-tailed) .023 .069 .000 .008 .001 .326 .326 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .447* .342

.557*

* .196.557*

* 1 .111 .111 .802** .557** .622**

Sig. (2-tailed) .013 .065 .001 .299 .001 .559 .559 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation .089 .236 .186 .196 .186 .111 1 1.000** .267 .186 .676**

Sig. (2-tailed) .638 .208 .326 .299 .326 .559 .000 .153 .326 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation .089 .236 .186 .196 .186 .111

1.000** 1 .267 .186 .676**

Sig. (2-tailed) .638 .208 .326 .299 .326 .559 .000 .153 .326 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation .598*

* .484*

*.695*

* .288.695*

*.802*

* .267 .267 1 .695** .800**

Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .122 .000 .000 .153 .153 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation .415* .337

1.000**

.473*

*1.00

0**.557*

* .186 .186 .695** 1 .735**

Sig. (2-tailed) .023 .069 .000 .008 .000 .001 .326 .326 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

sosialbudaya

Pearson Correlation .561*

* .586*

*.735*

*.464*

*.735*

*.622*

*.676*

* .676** .800** .735** 1

Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 150: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

132  

 

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 sosialbudaya /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.749 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 22.43 16.116 .495 .730

p2 22.37 15.826 .512 .726

p3 22.57 16.668 .714 .736

p4 22.47 16.533 .396 .738

p5 22.57 16.668 .714 .736

p6 22.50 16.259 .575 .730

p7 22.10 15.128 .601 .714

p8 22.10 15.128 .601 .714

p9 22.53 16.120 .776 .725

p10 22.57 16.668 .714 .736

sosialbudaya 11.80 4.441 1.000 .805

 

Page 151: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

133  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS TEMAN SEBAYA CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 temansebaya /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Teman sebaya

p1 Pearson Correlation 1 .167 .398* .257 .257 .282 1.000** .106 .323 .342 .761**

Sig. (2-tailed) .378 .029 .171 .171 .131 .000 .578 .081 .064 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .167 1 .024 .263

.592*

* .323 .167 .099 .148 -.107 .482**

Sig. (2-tailed) .378 .901 .160 .001 .081 .378 .604 .436 .575 .007N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .398* .024 1 .155 -.017 .234 .398* -.017 .202 .279 .476**

Sig. (2-tailed) .029 .901 .414 .928 .212 .029 .928 .284 .136 .008N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .257 .263 .155 1

.524*

* .106 .257 .206 -.066 .000 .491**

Sig. (2-tailed) .171 .160 .414 .003 .578 .171 .274 .730

1.000

.006

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30p5 Pearson Correlation

.257 .592*

* -.017.524*

* 1 .257 .257 .365* .099 .000 .606**

Sig. (2-tailed) .171 .001 .928 .003 .171 .171 .047 .604

1.000

.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30p6 Pearson Correlation .282 .323 .234 .106 .257 1 .282 .257 .010 .049 .516**

Sig. (2-tailed) .131 .081 .212 .578 .171 .131 .171 .956 .797 .004N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation 1.000** .167 .398* .257 .257 .282 1 .106 .323 .342 .761**

Sig. (2-tailed) .000 .378 .029 .171 .171 .131 .578 .081 .064 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation .106 .099 -.017 .206 .365* .257 .106 1 .099

.463*

* .491**

Sig. (2-tailed) .578 .604 .928 .274 .047 .171 .578 .604 .010 .006N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation .323 .148 .202 -.066 .099 .010 .323 .099 1 .213 .422*

Sig. (2-tailed) .081 .436 .284 .730 .604 .956 .081 .604 .258 .020N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation .342 -.107 .279 .000 .000 .049 .342

.463*

* .213 1 .474**

Sig. (2-tailed) .064 .575 .136

1.000

1.000

.797 .064 .010 .258 .008

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30Teman sebaya

Pearson Correlation .761**

.482*

* .476** .491*

*.606*

*.516*

* .761** .491*

* .422*

.474*

* 1

Sig. (2-tailed) .000 .007 .008 .006 .000 .004 .000 .006 .020 .008

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 152: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

134  

 

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 temansebaya /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.734 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 32.17 22.971 .717 .695

p2 32.07 24.547 .411 .720

p3 32.03 24.654 .407 .721

p4 32.10 24.438 .418 .719

p5 32.10 23.886 .543 .710

p6 32.17 24.213 .441 .717

p7 32.17 22.971 .717 .695

p8 32.10 24.438 .418 .719

p9 32.07 24.823 .347 .725

p10 32.13 24.464 .397 .720

temansebaya 16.90 6.645 1.000 .745

Page 153: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

135  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PRILAKU MEROKOK

[DataSet2] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data valid dan reliabel\perilak

u merokok.sav Correlations

p1 perilakumerokok

p1 Pearson Correlation 1 1.000**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

perilakumerokok Pearson Correlation 1.000** 1

Sig. (2-tailed) .000 N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

[DataSet2] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data valid dan reliabel\perilak

u merokok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

1.000 2

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 1.57 .504 30

perilakumerokok 1.57 .504 30

 

Page 154: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

136  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PENGETAHUAN

CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 pengetahuan /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Penge tahuan

p1 Pearson Correlation 1 .841** .841** 1.000** .921** .860** .841** 1.000** 1.000** .860** .985**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30p2 Pearson Correlation .841** 1 .683** .841** .921** .709** 1.000** .841** .841** .709** .900**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .841** .683** 1 .841** .757** .860** .683** .841** .841** .709** .866**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation 1.000** .841** .841** 1 .921** .860** .841** 1.000** 1.000** .860** .985**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .921** .921** .757** .921** 1 .793** .921** .921** .921** .793** .952**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .860** .709** .860** .860** .793** 1 .709** .860** .860** .713** .885**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation .841** 1.000** .683** .841** .921** .709** 1 .841** .841** .709** .900**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation 1.000** .841** .841** 1.000** .921** .860** .841** 1 1.000** .860** .985**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation 1.000** .841** .841** 1.000** .921** .860** .841** 1.000** 1 .860** .985**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10

Pearson Correlation .860** .709** .709** .860** .793** .713** .709** .860** .860** 1 .869**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

pengetahuan

Pearson Correlation .985** .900** .866** .985** .952** .885** .900** .985** .985** .869** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 pengetahuan /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Page 155: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

137  

 

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedurep.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.793 11 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 32.10 68.438 .983 .769 p2 32.10 69.128 .889 .773 p3 32.10 69.403 .852 .774 p4 32.10 68.438 .983 .769 p5 32.07 68.961 .947 .772 p6 32.17 68.902 .872 .772 p7 32.10 69.128 .889 .773 p8 32.10 68.438 .983 .769 p9 32.10 68.438 .983 .769 p10 32.17 69.040 .854 .773 pengetahuan 16.90 19.059 1.000 .983

 

   

Page 156: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

138  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS UANG SAKU CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 uangsaku /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Uang saku

p1 Pearson Correlation

1 .603** .509** 1.000** .333 .333 .167 1.000** .333 .509** .826**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .072 .072 .379 .000 .072 .004 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation

.603** 1 .757** .603** .264 .264 .264 .603** .264 .757** .754**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .159 .159 .159 .000 .159 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation

.509** .757** 1 .509** .218 .218 .218 .509** .218 1.000** .724**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .004 .247 .247 .247 .004 .247 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation

1.000** .603** .509** 1 .333 .333 .167 1.000** .333 .509** .826**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .072 .072 .379 .000 .072 .004 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation

.333 .264 .218 .333 11.00

0**.583*

* .333 1.000** .218 .689**

Sig. (2-tailed) .072 .159 .247 .072 .000 .001 .072 .000 .247 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation

.333 .264 .218 .333 1.000** 1.583*

* .333 1.000** .218 .689**

Sig. (2-tailed) .072 .159 .247 .072 .000 .001 .072 .000 .247 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation

.167 .264 .218 .167 .583** .583*

* 1 .167 .583** .218 .510**

Sig. (2-tailed) .379 .159 .247 .379 .001 .001 .379 .001 .247 .004N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation

1.000** .603** .509** 1.000** .333 .333 .167 1 .333 .509** .826**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .072 .072 .379 .072 .004 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation

.333 .264 .218 .333 1.000** 1.000**

.583*

* .333 1 .218 .689**

Sig. (2-tailed) .072 .159 .247 .072 .000 .000 .001 .072 .247 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation

.509** .757** 1.000** .509** .218 .218 .218 .509** .218 1 .724**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .004 .247 .247 .247 .004 .247 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

uangsaku

Pearson Correlation

.826** .754** .724** .826** .689** .689*

*.510*

* .826** .689** .724** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 157: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

139  

 

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 uangsaku /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.773 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 24.83 38.833 .800 .743

p2 25.07 39.857 .722 .751

p3 25.03 39.895 .688 .752

p4 24.83 38.833 .800 .743

p5 25.13 40.602 .654 .757

p6 25.13 40.602 .654 .757

p7 25.13 41.568 .463 .765

p8 24.83 38.833 .800 .743

p9 25.13 40.602 .654 .757

p10 25.03 39.895 .688 .752

Uangsaku 13.17 11.040 1.000 .902

Page 158: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

140  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS ALASAN PSIKOLOGIS

CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 alasanpsikologis /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 Alasan

psikologis p1 Pearson Correlation

1 .387* .420* .356 .142 .387* .532*

* .397* .409* .678**

Sig. (2-tailed) .035 .021 .053 .453 .035 .002 .030 .025 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .387* 1 .456* .618*

*.544*

* .432* .351 .146 .376* .714**

Sig. (2-tailed) .035 .011 .000 .002 .017 .057 .443 .041 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .420* .456* 1

.467*

* .234 .364* .443* .238 .157 .630**

Sig. (2-tailed) .021 .011 .009 .212 .048 .014 .205 .406 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .356

.618*

*.467*

* 1 .435* .320 .337 .134 .354 .665**

Sig. (2-tailed) .053 .000 .009 .016 .085 .069 .481 .055 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .142

.544*

* .234 .435* 1 .211 .202 -.006 .396* .527**

Sig. (2-tailed) .453 .002 .212 .016 .263 .283 .973 .030 .003N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .387* .432* .364* .320 .211 1

.527*

* .464** .676*

* .728**

Sig. (2-tailed) .035 .017 .048 .085 .263 .003 .010 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation .532*

* .351 .443* .337 .202

.527*

* 1 .617** .562*

* .763**

Sig. (2-tailed) .002 .057 .014 .069 .283 .003 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation .397* .146 .238 .134 -.006

.464*

*.617*

* 1 .377* .569**

Sig. (2-tailed) .030 .443 .205 .481 .973 .010 .000 .040 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation .409* .376* .157 .354 .396* .676*

*.562*

* .377* 1 .719**

Sig. (2-tailed) .025 .041 .406 .055 .030 .000 .001 .040 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Alasan psikologis

Pearson Correlation .678*

* .714*

*.630*

*.665*

*.527*

*.728*

*.763*

* .569** .719*

* 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 159: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

141  

 

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 alasanpsikologis /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .763 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if

Item Deleted Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 45.03 143.757 .626 .738p2 45.43 144.392 .671 .738p3 45.40 145.766 .574 .743p4 45.40 145.766 .617 .742p5 45.50 148.397 .460 .750p6 45.70 144.286 .687 .738p7 45.63 143.344 .727 .735p8 45.70 146.769 .504 .746p9 45.33 143.057 .674 .736alasanpsikologis 24.07 40.478 1.000 .841

  

 

   

Page 160: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

142  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS VARIABEL IKLAN ROKOK CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 iklanrokok /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Iklan rokok

p1 Pearson Correlation

1 1.000** .666** .309 1.000** .523** .245 1.000** .489** .245 .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .097 .000 .003 .193 .000 .006 .193 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation

1.000** 1 .666** .309 1.000** .523** .245 1.000** .489** .245 .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .097 .000 .003 .193 .000 .006 .193 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation

.666** .666** 1 .308 .666** .864** .386* .666** .870** .386* .864**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .097 .000 .000 .035 .000 .000 .035 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation

.309 .309 .308 1 .309 .308 .045 .309 .408* .045 .440*

Sig. (2-tailed) .097 .097 .097 .097 .097 .812 .097 .025 .812 .015N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation

1.000** 1.000** .666** .309 1 .523** .245 1.000** .489** .245 .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .097 .003 .193 .000 .006 .193 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation

.523** .523** .864** .308 .523** 1.526*

* .523** .870** .526*

* .826**

Sig. (2-tailed) .003 .003 .000 .097 .003 .003 .003 .000 .003 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation

.245 .245 .386* .045 .245 .526** 1 .245 .435* 1.00

0** .585**

Sig. (2-tailed) .193 .193 .035 .812 .193 .003 .193 .016 .000 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation

1.000** 1.000** .666** .309 1.000** .523** .245 1 .489** .245 .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .097 .000 .003 .193 .006 .193 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation

.489** .489** .870** .408* .489** .870** .435* .489** 1 .435* .797**

Sig. (2-tailed) .006 .006 .000 .025 .006 .000 .016 .006 .016 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation

.245 .245 .386* .045 .245 .526** 1.000** .245 .435* 1 .585**

Sig. (2-tailed) .193 .193 .035 .812 .193 .003 .000 .193 .016 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Iklan rokok

Pearson Correlation

.857** .857** .864** .440* .857** .826** .585*

* .857** .797** .585*

* 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .015 .000 .000 .001 .000 .000 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 161: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

143  

 

Reliability [DataSet0] D:\SPPS Penelitian ku\data valid dan reliabel\data iklan rokok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.777 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 26.93 47.926 .838 .750 p2 26.93 47.926 .838 .750 p3 26.83 47.592 .845 .748 p4 26.97 50.930 .387 .771 p5 26.93 47.926 .838 .750 p6 26.83 47.868 .803 .750 p7 26.63 49.757 .538 .764 p8 26.93 47.926 .838 .750 p9 26.90 48.231 .771 .753 p10 26.63 49.757 .538 .764 iklanrokok 14.13 13.430 1.000 .915

 

   

Page 162: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

144  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS SOSIAL BUDAYA CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 sosialbudaya /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Sosial budaya

p1 Pearson Correlation 1 .388* .415* .088 .415* .447* .089 .089 .598** .415* .561**

Sig. (2-tailed) .034 .023 .645 .023 .013 .638 .638 .000 .023 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .388* 1 .337 .015 .337 .342 .236 .236 .484** .337 .586**

Sig. (2-tailed) .034 .069 .935 .069 .065 .208 .208 .007 .069 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .415* .337 1

.473*

*1.00

0**.557*

* .186 .186 .695** 1.000** .735**

Sig. (2-tailed) .023 .069 .008 .000 .001 .326 .326 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .088 .015

.473*

* 1.473*

* .196 .196 .196 .288 .473** .464**

Sig. (2-tailed) .645 .935 .008 .008 .299 .299 .299 .122 .008 .010N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .415* .337

1.000**

.473*

* 1.557*

* .186 .186 .695** 1.000** .735**

Sig. (2-tailed) .023 .069 .000 .008 .001 .326 .326 .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .447* .342

.557*

* .196.557*

* 1 .111 .111 .802** .557** .622**

Sig. (2-tailed) .013 .065 .001 .299 .001 .559 .559 .000 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation .089 .236 .186 .196 .186 .111 1 1.000** .267 .186 .676**

Sig. (2-tailed) .638 .208 .326 .299 .326 .559 .000 .153 .326 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation .089 .236 .186 .196 .186 .111

1.000** 1 .267 .186 .676**

Sig. (2-tailed) .638 .208 .326 .299 .326 .559 .000 .153 .326 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation .598*

* .484*

*.695*

* .288.695*

*.802*

* .267 .267 1 .695** .800**

Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .122 .000 .000 .153 .153 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation .415* .337

1.000**

.473*

*1.00

0**.557*

* .186 .186 .695** 1 .735**

Sig. (2-tailed) .023 .069 .000 .008 .000 .001 .326 .326 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

sosialbudaya

Pearson Correlation .561*

* .586*

*.735*

*.464*

*.735*

*.622*

*.676*

* .676** .800** .735** 1

Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 163: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

145  

 

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 sosialbudaya /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.749 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 22.43 16.116 .495 .730

p2 22.37 15.826 .512 .726

p3 22.57 16.668 .714 .736

p4 22.47 16.533 .396 .738

p5 22.57 16.668 .714 .736

p6 22.50 16.259 .575 .730

p7 22.10 15.128 .601 .714

p8 22.10 15.128 .601 .714

p9 22.53 16.120 .776 .725

p10 22.57 16.668 .714 .736

sosialbudaya 11.80 4.441 1.000 .805

 

Page 164: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

146  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS TEMAN SEBAYA CORRELATIONS /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 temansebaya /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Teman sebaya

p1 Pearson Correlation 1 .167 .398* .257 .257 .282 1.000** .106 .323 .342 .761**

Sig. (2-tailed) .378 .029 .171 .171 .131 .000 .578 .081 .064 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .167 1 .024 .263

.592*

* .323 .167 .099 .148 -.107 .482**

Sig. (2-tailed) .378 .901 .160 .001 .081 .378 .604 .436 .575 .007N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .398* .024 1 .155 -.017 .234 .398* -.017 .202 .279 .476**

Sig. (2-tailed) .029 .901 .414 .928 .212 .029 .928 .284 .136 .008N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .257 .263 .155 1

.524*

* .106 .257 .206 -.066 .000 .491**

Sig. (2-tailed) .171 .160 .414 .003 .578 .171 .274 .730

1.000

.006

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30p5 Pearson Correlation

.257 .592*

* -.017

.524*

* 1 .257 .257 .365* .099 .000 .606**

Sig. (2-tailed) .171 .001 .928 .003 .171 .171 .047 .604

1.000

.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30p6 Pearson Correlation .282 .323 .234 .106 .257 1 .282 .257 .010 .049 .516**

Sig. (2-tailed) .131 .081 .212 .578 .171 .131 .171 .956 .797 .004N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation 1.000** .167 .398* .257 .257 .282 1 .106 .323 .342 .761**

Sig. (2-tailed) .000 .378 .029 .171 .171 .131 .578 .081 .064 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation .106 .099 -.017 .206 .365* .257 .106 1 .099

.463*

* .491**

Sig. (2-tailed) .578 .604 .928 .274 .047 .171 .578 .604 .010 .006N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation .323 .148 .202 -.066 .099 .010 .323 .099 1 .213 .422*

Sig. (2-tailed) .081 .436 .284 .730 .604 .956 .081 .604 .258 .020N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation .342 -.107 .279 .000 .000 .049 .342

.463*

* .213 1 .474**

Sig. (2-tailed) .064 .575 .136

1.000

1.000

.797 .064 .010 .258 .008

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30Teman sebaya

Pearson Correlation .761**

.482*

* .476** .491*

*.606*

*.516*

* .761** .491*

* .422* .474*

* 1

Sig. (2-tailed) .000 .007 .008 .006 .000 .004 .000 .006 .020 .008

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 165: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

147  

 

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 temansebaya /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.734 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 32.17 22.971 .717 .695

p2 32.07 24.547 .411 .720

p3 32.03 24.654 .407 .721

p4 32.10 24.438 .418 .719

p5 32.10 23.886 .543 .710

p6 32.17 24.213 .441 .717

p7 32.17 22.971 .717 .695

p8 32.10 24.438 .418 .719

p9 32.07 24.823 .347 .725

p10 32.13 24.464 .397 .720

temansebaya 16.90 6.645 1.000 .745

Page 166: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

148  

 

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PRILAKU MEROKOK

[DataSet2] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data valid dan reliabel\perilak

u merokok.sav Correlations

p1 perilakumerokok

p1 Pearson Correlation 1 1.000**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

perilakumerokok Pearson Correlation 1.000** 1

Sig. (2-tailed) .000 N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

[DataSet2] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data valid dan reliabel\perilak

u merokok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

1.000 2

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 1.57 .504 30

perilakumerokok 1.57 .504 30

 

Page 167: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

149  

 

LOGISTIC REGRESSION VARIABLE PERILAKU MEROKOK

/METHOD=ENTER pengetahuan Iklanrokok uangsaku tersediarokok sosialbudayakeluarga temansebaya sikap alasanpsikologis /PRINT=CI(95)

/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).

Classification Tablea

Observed

Predicted

Perilakumerokok Percentage

Correct tidakmerokok merokok

Step 1 perilakumerokok tidakmerokok 35 7 83.3

merokok 14 15 51.7

Overall Percentage 70.4

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Iklanrokok .345 .396 .757 1 .384 1.412 .649 3.070

Uangsaku .469 .688 .465 1 .495 1.598 .415 6.153

tersediarokok 1.180 516 5.230 1 .021 .3.256 1.184 8.954

Sosialbudayak

eluarga 111 .498 .049 1 .824 .895 .337 2.375

temansebaya 376 .437 .739 1 .390 .687 .292 1.617

alasanpsikologi

s 567 .556 1.230 1 .354 1.256 984 1953

Constant 3.152 4.068 .600 1 .438 .043

a. Variable(s) entered on step 1: pengetahuan, Iklanrokok, uangsaku, tersediarokok,

sosialbudayakeluarga, temansebaya, sikap, alasanpsikologis.

Page 168: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

150  

 

FREQUENSI SEMUA VARIABEL

FREQUENCIES VARIABLES=pengetahuan Iklanrokok uangsaku tersediarokok sosialbudayakeluarga temansebaya sikap alasanpsikologis perilaku merokok umur /NTILES=4 /STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN

[DataSet1] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data variabel.sav

Frequency Table Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid cukupbaik 6 8.5 8.5 8.5

baik 65 91.5 91.5 100.0

Total 71 100.0 100.0

Iklanrokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidakmenarik 14 19.7 19.7 19.7

cukupmenarik 31 43.7 43.7 63.4

menarik 26 36.6 36.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

uangsaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidakada 7 9.9 9.9 9.9

cukup 42 59.2 59.2 69.0

banyak 22 31.0 31.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

tersediarokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidaktersedia 36 50.7 50.7 50.7

tersedia 35 49.3 49.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 169: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

151  

 

sosialbudayakeluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidakmempengaruhi 30 42.3 42.3 42.3

Cukupmempengaruhi 28 39.4 39.4 81.7

Mempengaruhi 13 18.3 18.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

temansebaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidakmempengaruhi 21 29.6 29.6 29.6

Cukupmempengaruhi 33 46.5 46.5 76.1

Mempengaruhi 17 23.9 23.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Alasanpsikologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidaksetuju 9 12.7 12.7 12.7

kurangsetuju 41 57.7 57.7 70.4

setuju 21 29.6 29.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

Perilakumerokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidakmerokok 42 59.2 59.2 59.2

merokok 29 40.8 40.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 12-16 tahun 32 45.1 45.1 45.1

17-25 39 54.9 54.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 170: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

152  

 

Crosstabs pengetahuan dengan perilaku merokok

[DataSet1] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data variabel_1.sav Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengetahuan * perilakumerokok 71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

pengetahuan * perilakumerokok Crosstabulation

Perilakumerokok

Total tidak merokok merokok

pengetahuan cukup baik Count 4 2 6

Expected Count 3.5 2.5 6.0

% within pengetahuan 66.7% 33.3% 100.0%

% within perilakumerokok 9.5% 6.9% 8.5%

Baik Count 38 27 65

Expected Count 38.5 26.5 65.0

% within pengetahuan 58.5% 41.5% 100.0%

% within perilakumerokok 90.5% 93.1% 91.5%

Total Count 42 29 71

Expected Count 42.0 29.0 71.0

% within pengetahuan 59.2% 40.8% 100.0%

% within perilakumerokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .153a 1 .696 1.000

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .156 1 .693 1.000

Fisher's Exact Test 1.000

Linear-by-Linear Association .151c 1 .698 1.000

N of Valid Cases 71

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,45. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pengetahuan (cukup baik / baik)

1.421 .243 8.323

For cohort perilakumerokok = tidak merokok

1.140 .625 2.082

For cohort perilakumerokok = merokok

.802 .250 2.580

N of Valid Cases 71

Page 171: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

153  

 

Crosstabs iklan rokok dengan perilaku merokok

[DataSet1] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data variabel_1.sav Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Iklanrokok * perilakumerokok 71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

Iklanrokok * perilakumerokok Crosstabulation

perilakumerokok

Total tidak merokok merokok

Iklanrokok tidak menarik Count 10 4 14

Expected Count 8.3 5.7 14.0

% within Iklanrokok 71.4% 28.6% 100.0%

% within perilakumerokok 23.8% 13.8% 19.7%

cukup menarik Count 19 12 31

Expected Count 18.3 12.7 31.0

% within Iklanrokok 61.3% 38.7% 100.0%

% within perilakumerokok 45.2% 41.4% 43.7%

Menarik Count 13 13 26

Expected Count 15.4 10.6 26.0

% within Iklanrokok 50.0% 50.0% 100.0%

% within perilakumerokok 31.0% 44.8% 36.6%

Total Count 42 29 71

Expected Count 42.0 29.0 71.0

% within Iklanrokok 59.2% 40.8% 100.0%

% within perilakumerokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 1.833a 2 .400 .424

Likelihood Ratio 1.857 2 .395 .424

Fisher's Exact Test 1.780 .444

Linear-by-Linear Association 1.805b 1 .179 .193 .119 .054

N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,72.

b. The standardized statistic is 1,344.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Exact Sig.

Nominal by Nominal Phi .161 .400 .424

Cramer's V .161 .400 .424

Contingency Coefficient .159 .400 .424

N of Valid Cases 71

 

 

 

 

Page 172: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

154  

 

Crosstabs uang saku dengan perilku merokok

[DataSet1] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data variabel_1.sav

 

 

 

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

uangsaku * perilakumerokok 71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

uangsaku * perilakumerokok Crosstabulation

perilakumerokok

Total tidak merokok merokok

uangsaku tidak ada Count 6 1 7

Expected Count 4.1 2.9 7.0

% within uangsaku 85.7% 14.3% 100.0%

% within perilakumerokok 14.3% 3.4% 9.9%

cukup Count 27 15 42

Expected Count 24.8 17.2 42.0

% within uangsaku 64.3% 35.7% 100.0%

% within perilakumerokok 64.3% 51.7% 59.2%

banyak Count 9 13 22

Expected Count 13.0 9.0 22.0

% within uangsaku 40.9% 59.1% 100.0%

% within perilakumerokok 21.4% 44.8% 31.0%

Total Count 42 29 71

Expected Count 42.0 29.0 71.0

% within uangsaku 59.2% 40.8% 100.0%

% within perilakumerokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 5.532a 2 .063 .072

Likelihood Ratio 5.777 2 .056 .076

Fisher's Exact Test 5.242 .076

Linear-by-Linear Association 5.449b 1 .020 .027 .015 .010

N of Valid Cases 71

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,86.

b. The standardized statistic is 2,334.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Exact Sig.

Nominal by Nominal Phi .279 .063 .072

Cramer's V .279 .063 .072

Contingency Coefficient .269 .063 .072

N of Valid Cases 71

Page 173: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

155  

 

Crosstabs tersedia rokok dengan perilaku merokok

[DataSet1] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data variabel_1.sav Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tersediarokok * perilakumerokok 71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

tersediarokok * perilakumerokok Crosstabulation

perilakumerokok

Total tidak merokok merokok

Tersediarokok tidak tersedia Count 16 20 36

Expected Count 21.3 14.7 36.0

% within tersediarokok 44.4% 55.6% 100.0%

% within perilakumerokok 38.1% 69.0% 50.7%

tersedia Count 26 9 35

Expected Count 20.7 14.3 35.0

% within tersediarokok 74.3% 25.7% 100.0%

% within perilakumerokok 61.9% 31.0% 49.3%

Total Count 42 29 71

Expected Count 42.0 29.0 71.0

% within tersediarokok 59.2% 40.8% 100.0%

% within perilakumerokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 6.541a 1 .011 .016 .010

Continuity Correctionb 5.364 1 .021

Likelihood Ratio 6.669 1 .010 .016 .010

Fisher's Exact Test .016 .010

Linear-by-Linear Association 6.448c 1 .011 .016 .010 .008

N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,30.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is -2,539.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for tersediarokok (tidak tersedia / tersedia)

.277 .102 .755

For cohort perilakumerokok = tidak merokok

.598 .395 .905

For cohort perilakumerokok = merokok

2.160 1.146 4.074

N of Valid Cases 71

 

 

Page 174: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

156  

 

Crosstabs social budayakeluargadenganperilakumerokok

[DataSet1] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data variabel_1.sav Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

sosialbudayakeluarga * perilakumerokok

71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

sosialbudayakeluarga * perilakumerokokCrosstabulation

perilakumerokok

Total tidakmerokok Merokok

sosialbudayakeluarga Tidakmempengaruhi Count 21 9 30

Expected Count 17.7 12.3 30.0

% within sosialbudayakeluarga 70.0% 30.0% 100.0%

% within perilakumerokok 50.0% 31.0% 42.3%

cukupmempengaruhi Count 17 11 28

Expected Count 16.6 11.4 28.0

% within sosialbudayakeluarga 60.7% 39.3% 100.0%

% within perilakumerokok 40.5% 37.9% 39.4%

Mempengaruhi Count 4 9 13

Expected Count 7.7 5.3 13.0

% within sosialbudayakeluarga 30.8% 69.2% 100.0%

% within perilakumerokok 9.5% 31.0% 18.3%

Total Count 42 29 71

Expected Count 42.0 29.0 71.0

% within sosialbudayakeluarga 59.2% 40.8% 100.0%

% within perilakumerokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 5.824a 2 .054 .049

Likelihood Ratio 5.812 2 .055 .056

Fisher's Exact Test 5.613 .049

Linear-by-Linear Association 5.054b 1 .025 .034 .018 .011

N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,31.

b. The standardized statistic is 2,248.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Exact Sig.

Nominal by Nominal Phi .286 .054 .049

Cramer's V .286 .054 .049

Contingency Coefficient .275 .054 .049

N of Valid Cases 71

Page 175: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

157  

 

Crosstabs teman sebaya dengan perilaku merokok

[DataSet1] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data variabel_1.sav Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

temansebaya * perilakumerokok 71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

temansebaya * perilakumerokok Crosstabulation

perilakumerokok

Total tidak merokok merokok

temansebaya tidak mempengaruhi Count 15 6 21

Expected Count 12.4 8.6 21.0

% within temansebaya 71.4% 28.6% 100.0%

% within perilakumerokok 35.7% 20.7% 29.6%

cukup mempengaruhi Count 22 11 33

Expected Count 19.5 13.5 33.0

% within temansebaya 66.7% 33.3% 100.0%

% within perilakumerokok 52.4% 37.9% 46.5%

mempengaruhi Count 5 12 17

Expected Count 10.1 6.9 17.0

% within temansebaya 29.4% 70.6% 100.0%

% within perilakumerokok 11.9% 41.4% 23.9%

Total Count 42 29 71

Expected Count 42.0 29.0 71.0

% within temansebaya 59.2% 40.8% 100.0%

% within perilakumerokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 8.304a 2 .016 .015 Likelihood Ratio 8.299 2 .016 .020 Fisher's Exact Test 7.973 .020 Linear-by-Linear Association 6.295b 1 .012 .013 .009 .006

N of Valid Cases 71 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,94. b. The standardized statistic is 2,509.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Exact Sig.

Nominal by Nominal Phi .342 .016 .015

Cramer's V .342 .016 .015

Contingency Coefficient .324 .016 .015

N of Valid Cases 71

Page 176: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

158  

 

Crosstabs alasan psikologis dengan perilaku merokok

[DataSet1] D:\tesis dn\SPPS Penelitian ku\data variabel_1.sav Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

alasanpsikologis * perilakumerokok

71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

alasanpsikologis * perilakumerokok Crosstabulation

perilakumerokok

Total tidak merokok merokok

alasanpsikologis kecenderungan merokok Count 32 22 54

Expected Count 28.1 25.9 54.0

% within alasanpsikologis 59.3% 40.7% 100.0%

% within perilakumerokok 86.5% 64.7% 76.1%

kecederungan tidak merokok Count 5 12 17

Expected Count 8.9 8.1 17.0

% within alasanpsikologis 29.4% 70.6% 100.0%

% within perilakumerokok 13.5% 35.3% 23.9%

Total Count 37 34 71

Expected Count 37.0 34.0 71.0

% within alasanpsikologis 52.1% 47.9% 100.0%

% within perilakumerokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 4.616a 1 .032 .050 .030

Continuity Correctionb 3.497 1 .061

Likelihood Ratio 4.706 1 .030 .050 .030

Fisher's Exact Test .050 .030

Linear-by-Linear Association 4.551c 1 .033 .050 .030 .023

N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,14.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for alasanpsikologis (kecenderungan merokok / kecederungan tidak merokok)

3.491 1.077 11.316

For cohort perilakumerokok = tidak merokok

2.015 .934 4.347

For cohort perilakumerokok = merokok

.577 .370 .900

N of Valid Cases 71

 

Page 177: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

159  

 

LOGISTIC REGRESSION VARIABLE PERILAKU MEROKOK

/METHOD=ENTER pengetahuan Iklanrokok uangsaku tersediarokok sosialbudayakeluarga temansebaya sikap alasanpsikologis /PRINT=CI(95)

/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).

Classification Tablea

Observed

Predicted

Perilakumerokok Percentage

Correct tidakmerokok merokok

Step 1 perilakumerokok tidakmerokok 35 7 83.3

merokok 14 15 51.7

Overall Percentage 70.4

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Iklanrokok .345 .396 .757 1 .384 1.412 .649 3.070

Uangsaku .469 .688 .465 1 .495 1.598 .415 6.153

tersediarokok 1.180 516 5.230 1 .021 .3.256 1.184 8.954

Sosialbudayak

eluarga 111 .498 .049 1 .824 .895 .337 2.375

temansebaya 376 .437 .739 1 .390 .687 .292 1.617

alasanpsikologi

s 567 .556 1.230 1 .354 1.256 984 1953

Constant 3.152 4.068 .600 1 .438 .043

a. Variable(s) entered on step 1: pengetahuan, Iklanrokok, uangsaku, tersediarokok,

sosialbudayakeluarga, temansebaya, sikap, alasanpsikologis.

 

Page 178: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

160  

 

Page 179: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

161  

 

Page 180: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

162  

 

Page 181: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

163  

 

Page 182: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

164  

 

Page 183: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

165  

 

Page 184: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

166  

 

Page 185: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

167  

 

Page 186: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

168  

 

Page 187: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

169  

 

Page 188: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

170  

 

Page 189: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

171  

 

Page 190: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

172  

 

DOKUMENTASI UJI VALIDITAS

              Uji validitas dilakukan di SMK swasta Yapim Balige dengan jumlah responden 30 

orang 

 

 

   

 

Page 191: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

173  

 

DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN RESPONDEN 

SISWA SMK SWASTA ARJUNA LAGUBOTI    

Informan 1 dengan inisial RT           Informan 2 dengan inisial AS kelas 12  Kelas 12 smk            SMK 

 

Informan 3 dengan inisial HM     Informan 4 dengan inisial GP kelas 11 SMK                   Kelas 11 SMK 

 

                                     Informan 5 dengan inisial LS kelas 12 

 

Page 192: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK …

174  

 

Dokumentasi penelitian( kuantitatif)

Membagi kuesioner kepada Siswa SMK Swasta Arjuna Laguboti