perhubungan dan pariwisata - … · web viewdalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah...

89
PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Upload: phungkhanh

Post on 12-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Page 2: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan
Page 3: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

BAB X

PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

A. PENDAHULUAN

Sejalan dengan sasaran pembangunan perhubungan dalam Repelita V, pelaksanaan pembangunan perhubungan selama tahun keempat Repelita V terus ditingkatkan sehingga dapat menyediakan berbagai jasa perhubungan yang semakin merata menjangkau masyarakat dan dengan mutu pelayanan yang makin baik. Langkah-langkah kebijaksanaan yang dilaksanakan diarahkan untuk dapat lebih memperlancar arus manusia, barang, jasa dan informasi ke seluruh penjuru Tanah Air. Kelancaran perhubungan akan mempercepat tercapainya sasaran-sasaran pembangunan, makin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, memperkuat perwujudan Wawasan Nusantara dan makin meningkatkan ketahanan nasional.

Dalam kurun waktu tahun 1989/90 sampai dengan tahun 1992/93 peningkatan kemampuan perhubungan, baik di darat, laut, maupun udara dan telekomunikasi dilaksanakan secara makin ter-

X/3

Page 4: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

padu dengan mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan perhubungan.

Dalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan pulau terpencil, daerah transmigrasi dan daerah perbatasan, dalam upaya mendorong pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Tanah Air. Efisiensi dalam pengelolaan usaha perhubungan juga makin ditingkatkan, termasuk peningkatan efisiensi badan-badan usaha milik negara dan daerah.

Begitu pula halnya dengan pembangunan pos dan telekomuni-kasi. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir jangkauan dan mutu pelayanan pos dan giro semakin ditingkatkan sehingga dapat men-capai daerah pedesaan, daerah transmigrasi, pemukiman baru serta daerah terpencil lainnya. Di samping itu prasarana telekomunikasi terus digiatkan pembangunannya melalui peningkatan kapasitas sentral telepon otomat, perluasan jangkauan jaringan serta peningkatan mutu, pelayanan.

Pembangunan kepariwisataan juga terus ditingkatkan, sehingga dapat dicapai kemajuan-kemajuan yang cukup pesat.

Hasil-hasil pelaksanaan pembangunan di sektor perhubungan dan pariwisata sampai dengan tahun keempat Repelita V serta kebijaksanaan yang telah ditempuh selama itu secara rinci disajikan dalam uraian di bawah ini.

B. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 1.

Perhubungan Darat

a. Jalan

Pelaksanaan pembangunan jalan selama empat tahun Repe-X/4

Page 5: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

lita V dilakukan dengan mengutamakan jaringan jalan di pusat-pusat produksi serta jalan jalan yang menghubungkan daerah produksi dan daerah pemasarannya. Di samping itu juga dilakukan pembangunan jalan jalan baru untuk membuka daerah terpencil dan mendukung pengembangan pemukiman, termasuk pemukiman transmigrasi. Peningkatan dan pembangunan jaringan jalan selama empat tahun Repelita V telah dilakukan di seluruh Tanah Air dengan tujuan mendorong perkembangan kegiatan pembangunan di daerah-daerah. Dalam empat tahun ini telah pula ditingkatkan upaya pemeliharaan berkala dan pemeliharaan rutin jaringan jalan di masing-masing propinsi. Dengan upaya itu diharapkan jaringan jaringan jalan tetap berada dalam kondisi yang mampu mendukung kegiatan-kegiatan pengangkutan dan pelaksanaan pembangunan yang semakin meningkat di propinsi-propinsi. Penekanan pada program pemeliharaan tersebut sebagai salah satu prioritas sangat diperlukan agar jalan jalan yang sudah dalam kondisi mantap dapat selalu melayani lalu lintas sesuai dengan fungsi dan kemampuan daya dukung jalan tersebut.

Dalam empat tahun Repelita V telah dilaksanakan berbagai program yang meliputi rehabilitasi dan pemeliharaan jalan sepanjang 156.633 km untuk jalan dan 96.728 m untuk jembatan, peningkatan jalan sepanjang 35.939 km dan jembatan 10.365 m, penggantian jembatan sepanjang 55.024 m, pembangunan jalan sepanjang 1.807 km, dan pembangunan jembatan sepanjang 3.496 m. Tabel X-1 menunjukkan perkembangan pelaksanaan program-program di bidang jalan sejak akhir Repelita IV hingga tahun 1992/93.

Pemeliharaan jalan dan jembatan tahun 1992/93 mencakup 31.482 km jalan dan 33.095 m jembatan. Kegiatan pemeliharaan jalan pada tahun itu tampak berkurang dibanding tahun sebelumnya, tetapi menunjukkan kenaikan sebesar 6,45 % dibandingkan tahun 1988/89. Sementara itu, pada tahun yang sama pelaksanaan program peningkatan jalan dan jembatan mencakup 12.106 km jalan dan 6.338 meter jembatan atau meningkat masing-masing 28,6% dan

X/5

Page 6: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 1

REALISASI PROGRAM-PROGRAM

DI BIDANG JALAN DAN JEMBATAN,

1988/89 - 1992/93

Akhir Repelita VNo. Jenis Program Satuan Repelita IV 1)

(1988/89) 1989190 1990/91 1991/92 1992/93

1. Rehabilitasi dan PemeliharaanJalan dan Jembatan (volumepekerjaan)- Jalan km 29.573 43.418 41.097 40.636 31.482- Jembatan m 16.857 19.300 16.706 27.627 33.095

2. Peningkatan Jalan dan Jembatan- Jalan km 3.424 5.778 8.641 9.414 12.106- Jembatan m 857 1.114 2.056 6.338

3. Penggantian Jembatan m 11.820 8.460 16.352 17.754 12.458

4 . Pembangunan Baru- Jalan km 165 235 340 468 764- Jembatan m 823 840 2.127 234 295- Jalan Tol km 68 56 119 18 40

S. Peningkatan Jalan Kabupaten/Lokal- Jalan km - 6.016 7.942 8.111 10.550- Jembatan m - 9.752 15.925 18.035 25.000

1) Angka diperbaiki

X/6

Page 7: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

208,3 % dibandingkan dengan tahun 1991/92. Pada tahun yang sama juga telah dilaksanakan penggantian jembatan sepanjang 12.458 meter. Sedangkan pelaksanaan program pembangunan baru meliputi pembangunan jalan sepanjang 764 km, pembangunan jembatan sepanjang 295 m dan pembangunan jalan tol sepanjang 40 km. Sementara itu pelaksanaan program peningkatan jalan dan jembatan kabupaten dan lokal tahun 1992/93 mencakup 10.550 km beserta jembatannya sepanjang 25.000 m.

Dari total 50.050 km panjang jalan arteri dan jalan kolektor yang ada tahun 1992/93, sepanjang 42.818 km (85,5 %) merupakan jalan kategori mantap, 7.920 km (14,5 %) sisanya termasuk kategori jalan tidak mantap, sedangkan kategori jalan kritis sudah tidak ada lagi. Perkembangan panjang dan kondisi jalan arteri dan jalan kolektor selama periode 1988/89-1992/93 dapat dilihat pada 'Tabel X-2.

Dalam tahun 1992/93 pembangunan jalan untuk membuka daerah-daerah terisolir, terutama yang terdapat di kawasan Timur Indonesia terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Pembangunan jalan Jayapura-Senggi-Wamena •di Propinsi Irian Jaya, telah mencapai panjang 65 km yaitu antara ruas Yetti-Senggi dan Wamena-Tengon. Kegiatan tersebut akan membuka lahan produktif untuk kegiatan perkebunan rakyat dan menerobos isolasi daerah Wamena sebagai pusat pertumbuhan potensial. Di samping itu, ruas-ruas jalan baru lainnya yang dilanjutkan dan dimulai pelaksanaan pembangunannya adalah Yetti-Ubrub, Tanah Merah-Waropko, Merauke-Mutting, Tanah Merah-Mutting, Nabire-Enarotali-Ilaga, Taja-Lereh-Tengon dan Klomono-Ayamaru di Prop ins i I r i an Jaya ; Sang-kurilang-Simpang Perdau Sangata, Bontang-Sangata, Tanjung Redep-Muara Wahau, Semoi-Sepaku-Petung, Tanjung Selor-Tanjung Redep-Batas Berau, Muara Jawa-Dondang, Kota Bangun-Damai di Propinsi Kalimantan Timur; Palangkaraya-Buntok di Kalimantan Tengah; Elak-Lhok Seumawe, Takengon-Beutong Ateuh-Lhok Seumut, Tutut-Gempang, Peureulak-Lokop-Blangkejeren, dan jalan lingkar Pulau Simeulu di Propinsi Aceh.

X/7

Page 8: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 2

PANJANG DAN KONDISI JALAN ARTERIDAN JALAN KOLEKTOR,

1988/89 - 1992/93

Akhir Repelita VNo.

Jenis Program Satuan Repelita IV(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. Mantap km 35.081 41.893 42.818

2. Tidak Mantap km 8.882 8.157 7.232

3. Kritis km

1.440

6.087

1.400

- -

Jumlah km

45.992

50.050

50.050

50.050 50.050

X/8

Page 9: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

GRAFIK X - 1PERKEMBANGAN PANJANG JALAN DAN KONDISI JALAN ARTERI

DAN JALAN KOLEKTOR,1988/89 - 1992/93

X/9

Page 10: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

Program penggantian jembatan pada tahun 1992/93 terus di tingkatkan. Beberapa jembatan dengan bentang panjang yang telah mulai dibangun atau diperbaiki, antara lain jembatan Mamberamo di Irian Jaya dan jembatan Barito di Kalimantan Selatan. Pada tahun ke-empat Repelita V telah disediakan bahan material jembatan rangka baja sebanyak 95.519 ton dan komponen jembatan beton pracetak sepanjang 589 m yang dihasilkan oleh unit-unit produksi beton pracetak di Bireun (Aceh), Muara Bungo (Jambi), Buntu (Jawa Tengah), Poso (Sulawesi Tengah). Sebagai hasil peran serta usaha swasta dalam pembangunan jalan tol, pada tahun 1992/93 mulai dioperasikan 40 km jalan tol ruas Cibitung-Cikampek, sedangkan yang sedang dalam pelaksanaan adalah ruas Surabaya-Gresik sepan-jang 8 km, ruas Ciujung-Merak sepanjang 26 km, dan ruas lingkar luar Jakarta Seksi S+E1 (Pondok Pinang-Jagorawi) sepanjang 14 km. Peningkatan jalan strategis yahg menunjang kelancaran angkutan petikemas telah mulai dilaksanakan antara lain ruas jalan Palembang-Prabumulih, Prabumulih-Muara Enim, Cilegon-Cikande, Cikande-Jakarta, Cikampek-Pamanukan, Pamanukan-Lohbener, Bawen Kartosuro, Gempol-Malang, Pasuruan-Grobogan dan Lumajang-Jember.

b. Angkutan Jalan Raya

Angkutan jalan raya merupakan jenis moda angkutan yang naling banyak diminati oleh rakyat banyak, karena relatif lebih murah, cepat, fleksibel dan mudalh dijangkau. Dengan beberapa kelebihan tersebut, maka jasa angkutan jalan raya yang meliputi angkutan penumpang dalam kota, antar kota dan antar daerah, kebutuhannya semakin meningkat. Salah satu indikator peningkatan kebutuhan tersebut terlihat pada meningkatnya jumlah sarana angkutan jalan raya. Pada tahun 1988/89, jumlah sarana angkutan jalan raya yang terdiri dari bis, truk, mobil penumpang dan sepeda motor adalah sebanyak 9.674.246 buah. Pada akhir tahun keempat Repelita V, jumlah sarana angkutan jalan raya tersebut telah

X/10

Page 11: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

meningkat sebesar 25 %, yaitu menjadi sebanyak 12.145.741 buah. Perkembangan sarana angkutan jalan raya menurut jenis kendaraan tersebut secara rinci dapat dilihat pada Tabel X-3.

Selama kurun waktu 1988/89 sampai dengan 1992/93, jumlah bis telah meningkat dari 371.562 buah menjadi 542.245 buah. Sejalan dengan peningkatan jumlah bis tersebut, telah dilakukan pembangunan dan rehabilitasi terminal bis kota pada beberapa kota yang sudah tidak mampu menampung beban penumpang dan armada bis kota. Pembangunan terminal tersebut direncanakan dengan seksama dengan mempertimbangkan pelayanan antar moda serta kesesuaian lokasi dengan rencana kota yang ada. Dengan demikian efisiensi dan efektifitas terminal sebagai prasarana pergantian moda angkutan dapat ditingkatkan.

Khusus untuk menampung peningkatan kebutuhan masyarakat akan angkutan bis di perkotaan, pengembangan sarana angkutan, jaringan dan kualitas pelayanan juga terus ditingkatkan. Angkutan bis kota di Jabotabek misalnya, selama 1992/93 telah meningkatkan armada bis PPD dari 1.726 buah menjadi 1.839 buah. Bis Mayasari Bakti pada periode yang sama juga meningkat dari 982 buah menjadi 1.132 buah. Kenaikan jumlah sarana angkutan juga diikuti oleh jenis transportasi kota lainnya seperti metromini, mikrolet, angkutan umum pinggir kota, taksi, bemo dan bajaj. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, maka jaringan pelayanan ditingkatkan dengan mengoperasikan bis tempel (gandeng) dan bis Patas AC dengan sistem pelayanan Rute Metode Baru (RMB). Pengoperasian sistem pelayanan RMB tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan, sehingga minat masyarakat untuk menggunakan jasa angkutan jalan raya semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan upaya mengurangi kemacetan lalu lintas jalan raya dan penghematan energi.

Di samping kenaikan jumlah sarana jumlah perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan jalan raya juga meningkat. Perusahaan-perusahaan angkutan tersebut saling berusaha untuk

X/11

Page 12: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 3

PERKEMBANGAN JUMLAH ARMADA ANGKUTAN JALAN RAYA,1)

1988/89 – 1992/93

Akhir Repelita V

No. Jenis Armada Satuan Repelita IV 2)(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. B i s buah 371.562 412.433 438.127 446.562 542.245

2. Truk buah 1.124.174 1.247.833 1.306.481 1.338.252 1.405.270

3. Mobil penumpang buah 1.320.638 1_465.908 1.641.316 1.700.779 1.729.000

4. Sepeda motor buah 6.857.872 7.612.237 8.387.162 8.636.956 8.713.555

1) Angka kumulatif 2) Angka diperbaiki

X/12

r

Page 13: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

GRAFIK X - 2

PERKEMBANGAN JUMLAH ARMADA ANGKUTAN JALAN RAYA,1988/89 - 1992/93

X/13

Page 14: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

meningkatkan kualitas pelayanan angkutan, serta penganekaragaman sarana dan jaringan pelayanan. Kondisi ini semakin mendorong terciptanya angkutan jalan raya yang cepat, nyaman, tertib dan. efisien.

Sejalan dengan pengembangan sarana tersebut, pengembangan fasilitas angkutan jalan raya dan peningkatan pengawasan ketertiban dan keselamatan lalu lintas juga mendapatkan perhatian. Upaya yang telah ditempuh antara lain adalah meningkatkan pembangunan fasilitas-fasilitas terminal penumpang dan barang, pembangunan rambu dan lampu lalu lintas, . marka jalan, pagar pengaman dan berbagai prasarana keselamatan lalu lintas di berbagai lokasi. Selama kurun waktu 1988/89 sampai dengan 1992/93 kuantitas fasilitas keselamatan lalu lintas tersebut terus mengalami peningkatan. Marka jalan yang pada tahun 1988/89 panjangnya 208.610 meter, tahun 1992/93 telah meningkat menjadi 231.520 meter. Lampu lalu lintas persimpangan meningkat dari 174 unit pada tahun 1988/89 menjadi 227 unit pada tahun 1992/93. Peningkatan juga terjadi pada fasilitas rambu lalu lintas dan pagar pengaman jalan, yaitu masing-masing sebanyak 130.378 dan 8.206 buah pada 1988/89 menjadi 162.104 dan 27.039 buah pada 1992/93. Seiring dengan peningkatan fasilitas lalu lintas, maka dalam rangka meningkatkan keamanan dan keselamatan angkutan jalan raya, telah dibangun Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor, yang hingga 1992/93 jumlahnya sudah mencapai 17 buah tersebar di berbagai lokasi. Perkembangan fasilitas keselamatan angkutan jalan raya secara rinci dapat dilihat pada Tabel X-4.

Upaya pengembangan sistem transportasi nasional tidak saja ditekankan pada peningkatan sarana dan prasarana, akan tetapi juga pengembangan manajemen sistem transportasi. Selama Repelita V antara lain telah ditempuh kebijaksanaan pengelolaan lalu lintas arus searah, penertiban area parkir jalan raya dan khusus untuk DKI Jakarta telah dilakukan kebijaksanaan Kawasan Pembatasan Penumpang pada jalur jalur sibuk dan padat. Dengan kebijaksanaan tersebut, nampak bahwa kondisi lalu lintas di berbagai kawasan di wilayah perkotaan semakin tertib dan lancar.

X/14

Page 15: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 3

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN FASILITAS KESELAMATAN1)

1988/89 – 1992/93

1) Angka kumulatif 2) (L) Lanjutan3) Angka sementara sampai dengan Desember 19924) Tidak termasuk yang dibiayai APBD5). Dalam Repelita V dibiayai dari APBD

X/15

r

Page 16: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

Dalam tahun 1992 telah ditetapkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Sebagai tindak lanjut dari UU No. 14 Tahun 1992 tersebut, sedang disiapkan beberapa Peraturan Pemerintah (PP) pelaksanaannya, seperti PP tentang Prasarana dan Lalu lintas Jalan, PP tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan dan PP tentang Kendaraan dan Pengemudi. Khusus untuk angkutan barang telah ada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 74 Tahun 1990 yang mengatur lintasan angkutan peti kemas jalan raya.

c. Angkutan Kereta Api

Angkutan kereta api sejak dahulu terkenal sebagai angkutan rakyat, karena di samping murah, keamanannya juga lebih baik dari pada moda angkutan lainnya. Pembangunan angkutan kereta api pelaksanaannya tersebar di propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Selama kurun waktu tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 jumlah pengguna jasa kereta api mengalami peningkatan. Pada tahun 1988/89 jumlah penumpang kereta api mencapai 53.833 orang, sedangkan pada tahun 1992/93 jumlahnya meningkat menjadi 68.700 orang. Pada periode yang sama jumlah angkutan barang juga meningkat yaitu dari 1').775 ton pada tahun 1988/89 menjadi 14.920 ton pada tahun 1992/93. Secara rinci, perkembangan produksi jasa angkutan kereta api selama tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat dilihat pada Tabel X-5.

Sejalan dengan perkembangan angkutan kereta api, selama periode tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dilaksanakan rehabilitasi dan pengadaan fasilitas perkeretaapian. Pada tahun 1988/89 rehabilitasi telah dilakukan terhadap lokomotif disel sebanyak 1.438 buah, kereta penumpang sebanyak 2.523 buah dan gerbong barang sebanyak 21.535 buah. Pada tahun 1992/93 rehabilitasi lokomotif disel, kereta penumpang dan gerbong barang masing-masing meningkat menjadi 1.519 buah, 2.889 buah dan 24.123 buah. Lok uap dan lok listrik selama Repelita V sudah tidak

X/16

Page 17: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 5

PERKEMBANGAN PRODUKSI JASA ANGKUTAN KERETA API, 1988/89 - 1992/93

(ribuan)

1) Angka sementara sampai dengan Semester I

X/17

Page 18: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

dioperasikan lagi, sedangkan penambahan kereta rel listrik baru akan terealisir dalam Repelita VI. Pada tahun 1992/93 pengadaan kereta penumpang telah meningkat menjadi 905 buah dibanding jumlah kereta sebanyak 831 buah pada tahun 1988/89. Secara rinci infor-masi perkembangan pelaksanaan rehabilitasi dan penambahan fasili-tas perkeretaapian tersebut dapat dilihat pada Tabel X-6.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pemakai jasa angkutan kereta api, maka kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditempuh seperti penambahan jumlah perjalanan kereta api dan pengoperasian kereta penumpang kelas eksekutif, kereta wisata, kereta api cepat untuk angkutan barang Jakarta-Surabaya dan pelaksanaan sistem angkutan antar moda khususnya angkutan peti kemas.

Untuk meningkatkan kecepatan kereta api khususnya di kota Jakarta, telah dibangun jalan kereta api layang antara Jakarta Kota-Manggarai. Dengan pembangunan tersebut maka 23 perlintasan sebidang antara jalan raya dengan jalan kereta api dapat dihilangkan. Sejalan dengan pengembangan prasarana, maka dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia menghadapi beroperasinya KRL Jabotabek secara penuh, sejak tahun 1992/93 telah mulai dilaksanakan pembangunan fasilitas Pendidikan dan Latihan Kereta Api Komputer di Bekasi.

Pada jalur padat lintasan luar kota telah ada jalur ganda secara parsial, yaitu pada lintasan padat Jakarta-Cikampek. Selanjutnya secara bertahap sejak tahun 1992/93 telah mulai dibangun jalur ganda pada lintasan Cikampek-Cirebon. Di samping pembangunan jalur ganda, dilakukan pula elektrifikasi sinyal kereta api di berbagai lintasan. Dengan pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi sinyal kereta api tersebut, maka waktu tempuh, ker.yamanan dan keamanan perjalanan kereta api dapat ditingkatkan.

Kondisi prasarana jalan kereta api semakin baik dan kapasitasnya semakin dapat memenuhi tekanan gandar untuk

X/18

Page 19: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 61)

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN REHABILITASI DANPENGADAAN FASILITAS PERKERETA-APIAN,

1998/89 - 1992/93(buah)

1) Angka kumulatif 2) Angka diperbaild

X/19

Page 20: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

kegiatan operasi yang dibutuhkan. Selama kurun waktu 1988/89 sampai dengan 1992/93, panjang jalur kereta api yang berada dalam keadaan baik telah mengalami peningkatan, yaitu dari 3.601 km pada 1988/89 menjadi 4.342 km pada 1992/93, atau sebesar 96% dari total jaringan lintas raya sepanjang 4.454 km. Dari jumlah tersebut sepanjang 2.736 km telah dapat dilalui kereta api dengan kecepatan di atas 70 km/jam pada tekanan gandar lebih dari 13 ton. Dengan makin meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana, maka waktu putar rata-rata gerbong kereta api yaitu waktu rata-rata yang dibutuhkan gerbong dari mulai memuat barang untuk mengirim ke lokasi tujuan, hingga kembali. di lokasi asal untuk memuat barang lagi telah dapat diturunkan dari 6 hari pada tahun 1988/89 menjadi 5,4 hari pada 1992/93.

d. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

Pembangunan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan diarahkan untuk dapat berintegrasi dengan sistem angkutan jalan raya dan kereta api, sehingga dapat meningkatkan peranannya sebagai penghubung terutama ke dan dari pedesaan, wilayah pedalaman, daerah transmigrasi, kawasan perbatasan dan pulau-pulau terpencil. Selama Repelita V pembangunan angkutan sungai, danau dan penyeberangan terus., dikembangkan dengan membuka lintasan-lintasan baru di Sumatera (terutama di wilayah kepulauan pantai barat dan kepulauan Riau), Jawa, sungai-sungai di pedalaman Kalimantan, dan pulau-pulau di kawasan timur Indonesia, seperti di kepulauan Maluku, Irian Jaya dan kepulauan Nusa Tenggara. Dengan peningkatan keterpaduan moda angkutan darat dan ferry tersebut, saat ini orang dapat melakukan perjalanan darat dari Aceh (pulau Sumatera) hingga Kupang (Nusa Tenggara Timur), dengan melintasi pulau-pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba dan Timor.

Pembangunan sarana dan prasarana ASDP mengalami peningkatan sejak tahun pertama Repelita V hingga 1992/93. Selama periode tersebut telah dibangun 13 buah dermaga penye-

X/20

Page 21: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

berangan, 17 buah dermaga danau dan 12 buah dermaga sungai. Di samping itu, dalam rangka peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran telah dibangun sebanyak 1.511 buah rambu sungai dan 31 buah rambu danau. Khusus untuk angkutan sungai telah dilakukan pula pengerukan lumpur sungai, pembangunan terminal sungai, dan pengadaan speed boat dan kapal patroli pada Anjir Serapat (Kalimantan Selatan) dan Anjir Kelampan (Kalimantan Tengah).

Dalam rangka meningkatkan utilitas sarana dan prasarana yang ada, maka selama kurun waktu 1988/89 sampai dengan 1992/93 telah dilakukan rehabilitasi terhadap 12 dermaga penye-berangan, 1 dermaga danau dan 7 dermaga sungai. Jumlah fasilitas darat berupa terminal sampai dengan tahun keempat Repelita V juga telah mengalami peningkatan, yaitu dari 3 buah terminal penye-berangan pada tahun 1988/89 meningkat menjadi 20 buah pada tahun 1992/93. Pembangunan terminal sungai yang pada awal Repelita V berjumlah" 2 buah, pada akhir Repelita V telah mencapai 14 buah. Sedangkan terminal waduk dan danau, pada periode yang sama me-ningkat dari 3 buah menjadi 12 buah.

Dalam pengembangan pelayanan jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan, oleh Perum ASDP pada tahun 1992/93 telah dibuka 5 lintasan baru yaitu, Telok Batang-Rasau Jaya; Ende-Waingapu; Ternate-Halmahera; Sibolga-Nias dan Balikpapan-Penajam. Dengan dibukanya lintasan baru tersebut, maka lintasan yang dapat dilayani oleh Perum ASDP meningkat dari 27 lintasan -pada tahun 1988/89 menjadi 58 lintasan pada tahun 1992/93, yang meliputi 44 lintasan penyeberangan laut, 4 lintasan penyeberangan sungai dan 10 lintasan angkutan sungai. Di samping itu, terdapat 3 lintasan yang sampai dengan tahun 1992/93 hanya dilayani oleh swasta, yaitu angkutan wisata danau Toba, lintasan penyeberangan laut Palembang-Kayu Arang dan Ternate-Bitung. Keseluruhan lintasan tersebut saat ini dilayani oleh 110 kapal penyeberangan yang terdiri dari 72 buah kapal penyeberangan milik pemerintah dan 38 buah milik swasta.

X/21

Page 22: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

Meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan telah membawa dampak yang positif terhadap kenaikan jumlah penumpang dan barang. Sejak tahun pertama Repelita V, jumlah penumpang dan barang telah meningkat masing-masing sebesar 36 % dan 80 % , yaitu dari 41.560 orang pada tahun 1988/89 menjadi 56.490 orang pada tahun 1992/93 dan angkutan barang dari 10.741 ton pada tahun 1988/89 hingga mencapai 19.340 ton pada 1992/93. Di samping itu, kenaikan juga terjadi pada jumlah kendaraan yang diangkut. Apabila pada tahun 1988/89 jumlah kendaraan yang diangkut adalah sebanyak 3.067 buah, pada tahun terakhir Repelita V jumlahnya sudah mencapai 5.146 buah kendaraan, atau naik sebesar 68 %.. Gambaran mengenai perkembangan jumlah kapasitas pelayanan angkutan penyeberangan secara rinci dapat dilihat.pada Tabel X-7.

Bersamaan dengan kemajuan pembangunan di berbagai bidang maka peranan angkutan sungai, danau dan penyeberangan menjadi sangat penting. Mobilitas penumpang dan barang semakin meningkat, sehingga turut memacu pertumbuhan ekonomi wilayah terutama pada daerah pedalaman serta mendukung upaya pemerataan pembangunan.

2 . Perhubungan Laut

Dalam kurun waktu 1989/90 sampai dengan 1992/93, kebijak-sanaan pembangunan perhubungan laut adalah meningkatkan kapa-sitas prasarana dan sarana perhubungan serta meningkatkan mutu jasa pelayanan angkutan laut di dalam dan ke luar negeri secara men-cukupi. Pembangunan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tersebut meliputi peningkatan fasilitas pelabuhan, fasilitas keselamatan pelayaran dan pengembangan armada pelayaran. Hasil yang dicapai dalam pembangunan subsektor perhubungan laut dapat terlihat dengan makin lancarnya mobilitas manusia, barang dan jasa serta semakin meningkatnya daya saing komoditi ekspor yang dihasilkan di dalam negeri. Kemudahan angkutan pelayaran lokal dan jasa jasa pelayaran lainnya terus meningkat setiap tahunnya,

X/22

Page 23: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X – 71 )

PERKEMBANGAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN,1988/89 - 1992/93

Akhir Repelita VNo. Jenis Angkutan Satuan Repelita IV 2)

(1.988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. Angkutan penumpang

ribu orang 41.560 42.058 46.067 46.637 56.490

2. Angkutan barang ribu ton 10.741 10.920 11.953 12.903 19.340

3. Angkutan kendaraan ribu buah 3.067 3.169 3.433 5.055 5.146

1) Angka kumulatif 2) Angka diperbaiki

X/23

Page 24: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

sehingga dapat meningkatkan dukungannya terhadap kelancaran angkutan perdagangan antar pulau. Hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama periode tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V di bidang Perhubungan Laut adalah sebagai berikut.

a. Bidang pelayaran

Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1988 memberikan peluang yang sama kepada perusahaan-perusahaan pelayaran baik dalam negeri maupun pelayaran asing dalam menyelenggarakan angkutan laut. Pelaksanaan peraturan tersebut telah mendorong terlaksananya investasi baru dalam bidang pelayaran dan meningkatnya efisiensi operasional. Dalam kurun waktu empat tahun Repelita V, pelayanan pelayaran Nusantara, pelayaran lokal, pelayaran rakyat, pelayaran perintis dan pelayaran khusus terus mengalami peningkatan. Perkembangan yang dicapai oleh masing-masing jenis pelayaran selama kurun waktu tersebut diuraikan di bawah ini.

(1) Pelayaran dalam negeri

(a) Pelayaran Nusantara

Kebijaksanaan yang ditempuh dalam pengembangan pelayaran Nusantara diarahkan pada peningkatan penyediaan ruang muat kapal yang memadai dengan kebutuhan angkutan, sehingga kekurangan kapal diharapkan tidak akan terjadi dan distribusi barang"antar pulau dapat diperlancar. Di dalam periode tahun 1989/90 sampai dengan tahun 1992/93 telah dilakukan langkah-langkah penyederhanaan peraturan dan kebijaksanaan di bidang angkutan laut yang dapat meningkatkan jumlah kapal dan atau kapasitas yang dimiliki armada pelayaran Nusantara. Jumlah kapal barang yang dimiliki armada pelayaran Nusantara meningkat dari 274 buah pada tahun 1988/89 menjadi 344 buah pada tahun 1992/93, atau meningkat 25,5 % dalam waktu empat tahun. Sementara itu kapasitas armada juga meningkat dari 503.490 dwt pada tahun 1988/89 menjadi 843.651 dwt pada

X/24

Page 25: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

tahun 1992/93 , atau meningkat 67,6% dalam kurun waktu yang sama. Muatan yang diangkut selama tahun 1988/89-1992/93 juga terus meningkat rata-rata 13,2% per tahun. Sementara itu, diberlakukannya kebijaksanaan untuk membuka 127 pelabuhan untuk ekspor langsung ke luar negeri, telah berhasil menurunkan biaya angkutan dan menghilangkan biaya transit di pelabuhan, sehingga harga komoditi ekspor dapat lebih bersaing di pasaran dunia. Dalam tahun 1991/92 terjadi peningkatan pada armada pelayaran nasional dengan 33 kapal, sehingga kapasitas armada pelayaran Nusantara sampai dengan tahun 1992/93 mencapai 843.651 dwt. Pada tahun 1992/93, dengan jumlah kapal yang sama produktivitasnya naik 31,6% terhadap tahun sebelumnya karena meningkatnya muatan yang dibawa dari 10.632.300 ton pada tahun 1991/92 menjadi 14.762.000 ton pada tahun 1992/93.

Di bidang angkutan penumpang, pada tahun 1992/93 telah dioperasikan 10 buah kapal penumpang yaitu 42,8% lebih banyak di-bandingkan tahun 1988/89 guna menampung kebutuhan permintaan angkutan antar pulau. Dari kesepuluh kapal yang beroperasi pada tahun 1992/93, 6 kapal di antaranya beroperasi di kawasan timur Indonesia. Sedang sisanya sebanyak 4 kapal merupakan penghubung angkutan penumpang. antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia. Penambahan kapal masih akan terus dilanjutkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan akan angkutan penumpang yang naik rata-rata 9,4% per tahun sejak tahun pertama sampai dengan tahun keempat Repelita V. Rincian perkembangan armada pelayaran Nusantara selama tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat dilihat dalam Tabel X-8

(b) Pelayaran Lokal

Sebagai penunjang sistem angkutan laut Nusantara, kebijak-sanaan pelayaran lokal diutamakan sebagai armada penunjang/pengumpan terhadap pelayaran antar pulau, sehingga distribusi barang melalui pelabuhan-pelabuhan kecil dapat di laksanakan. Besar dan kapasitas armada pelayaran lokal tahun

X/25

Page 26: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X – 8

ARMADA PELAYARAN NUSANTARA,1988/89 - 1992/93

1) Angka sementara sampai akhir Desember 1992

X/26

Page 27: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

1992/93 tidak mengalami perubahan dibanding dengan tahun 1991/92 dan hanya mengalami kenaikan sebesar 9,9% dibanding dengan tahun 1988/89. Sedangkan jumlah barang yang diangkut pada tahun 1992/93 sampai dengan akhir Desember 1992 mengalami kenaikan sebesar 342.985 ton, sehingga jumlah barang yang diangkut dalam tahun 1992/93 telah mengalami kenaikan sebesar 31,1% bila dibandingkan dengan tahun 1988/89. Dalam kurun waktu tahun 1988/89-1992/93 muatan yang diangkut rata-rata meningkat 7,2% per tahun. Perkembangan armada pelayaran lokal dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat dilihat dalam Tabel X-9.

(c) Pelayaran rakyat

Di bidang pelayaran rakyat yang merupakan pelayaran tradi-sional, kebijaksanaan yang ditempuh tetap diarahkan kepada pemberi-an kesempatan usaha kecil berpartisipasi pada bidang angkutan laut khususnya di daerah kepulauan dan desa-desa sekitar pantai. Jumlah kapal yang dimiliki armada pelayaran rakyat meningkat dari 3.740 buah pada tahun 1988/89 menjadi 3.974 buah pada tahun f992/93 atau meningkat 6,2% dalam kurun waktu empat tahun. Pada tahun 1992/93 sampai dengan akhir Desember 1992 muatan yang diangkut telah mencapai 3.341.000 ton, atau meningkat 13,2% sedangkan produktivitasnya mencapai 22 ton/dwt/tahun atau meningkat 48,6% dibandingkan tahun 1988/89. Muatan yang diangkut dari tahun pertama sampai. dengan tahun keempat Repelita V mengalami kenaikan rata-rata 3,8% per tahun dan produktivitasnya meningkat 12,2% per tahun.

Pembinaan dan pengelolaan armada pelayaran rakyat melalui koperasi semakin ditingkatkan, sehingga meningkatkan produktivitas dan efisiensi armada yang ada. Bentuk usaha pelayaran rakyat masih bersifat tradisional dan jenis kapal yang digunakan armada pelayaran adalah hasil kegiatan padat karya sehingga tenaga kerja yang dapat terserap baik sebagai tenaga operasional di kapal maupun sebagai pekerja digalangan kapal rakyat meningkat. Di samping itu industri

X/27

Page 28: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X – 9

ARMADA PELAYARAN LOKAL1988/89 - 1992/93

1) Angka sementara sampai akhir Desember 1992

X/28

Page 29: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

kecil sebagai pembuat dan pemelihara kapalpun dapat berkembang. Rincian perkembangan armada pelayaran rakyat dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat dilihat dalam Tabel X-10.

(d) Pelayaran perintis

Pelayaran perintis diupayakan sebagai moda angkutan untuk daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh moda angkutan lainnya secara memadai, sehingga secara bertahap dapat meningkatkan pertumbuhan wilayah terpencil/tersebar. Dalam kurun waktu tahun 1989/90 sampai dengan tahun 1992/93 penyediaan angkutan laut keperintisan yang berkesinambungan terus dikembangkan dan penyusunan rute terus disempurnakan, demikian pula penambahan armada kapal terus ditingkatkan. Melalui kebijaksanaan ini kegiatan armada pelayaran perintis semakin dapat meningkatkan hubungan daerah-daerah terpencil dan terisolir dengan daerah-daerah lain telah berkembang. Dalam pengelolaannya penetapan rute yang dilayari pelayaran perintis disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan daerah yang bersangkutan. Peranan swasta dalam pelayaran perintis adalah di bidang penyediaan kapal yang menjadi bagian dari pelaksanaan Proyek Armada Pelayaran Perintis. Pada tahun 1992/93 telah dioperasikan 26 kapal perintis yang berarti terdapat kenaikan 62,5% bila dibandingkan tahun 1988/89. Sedang jumlah pelabuhan yang disinggahi pada tahun 1992/93 telah mencapai 193 lokasi, meningkat 25,1% dibandingkan 154 lokasi yang disinggahi pada tahun 1988/89. Perkembangan armada perintis tersebut telah semakin dapat menembus isolasi daerah-daerah ter-pencil dan mendorong peningkatan perdagangan mereka dengan daerah-daerah lainnya. Perkembangan armada pelayaran perintis dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat dilihat dalam Tabel X-11.

(e) Pelayaran Khusus

Sejalan dengan peningkatan kebijaksanaan pengembangan industri khususnya yang berlokasi di daerah-daerah pantai,

X/29

Page 30: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 10

ARMADA PELAYARAN RAKYAT,

1989/89 - 1992/93

No. Uraian SatuanAkhir

Repelita IVRepelita V

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992193

1. Kapal unit 3.740 3.721 3.721 3.974 3.974

2. Kapasitas dwt 199.384 199.234 199.234 209.191 209.191

1)3. Muatan Ton 2.950.500 2.901.037 3.000.000 3.174.000 3.341.000

4. Produktivitas ton/dwt/Tahun

14,8 14,6 15,0 15,2 22,0

1) Angka sementara sampai akhir Desember 1992

X/30

Page 31: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 11ARMADA PELAYARAN PERINTIS,

1988/89 - 1992/93

1) Angka sementara sampai akhir Desember 1992

X/31

Page 32: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

kebijaksanaan pelayaran khusus diarahkan kepada penyediaan ruang muat yang sesuai baik untuk jenis maupun volume barang hasil industri tersebut. Di dalam kurun waktu tahun 1989/90 sampai dengan tahun 1992/93 pelayaran khusus terus mengalami peningkatan baik ditinjau dari volume muatannya, jumlah kapalnya maupun kapasitas ruang muatnya. Perkembangan tersebut didorong terutama oleh meningkatnya kegiatan-kegiatan explorasi pertambangan dan angkutan bahan baku industri yang memerlukan armada khusus. Jumlah kapal armada pelayaran khusus yang beroperasi pada tahun 1992/93 mencapai 3.685 buah, meningkat sebesar 22,8% dibandingkan tahun 1988/89. Sedangkan muatan yang diangkut pada tahun 1992/93 mencapai 175.595.000 ton, berarti terjadi peningkatan sebesar 198,4% bila dibandingkan muatan yang diangkut pada tahun 1988/89. Perkembangan angkutan pelayaran khusus dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat di-lihat dalam Tabel X-12.

(2) Pelayaran Luar Negeri

Di bidang pelayaran samudera, efisiensi pelaksanaan angkutan barang-barang ekspor dan impor oleh perusahaan pelayaran nasional terus ditingkatkan agar dapat semakin bersaing dengan pelayaran internasional, sesuai dengan kemampuan. Pelayaran samudera yang menyediakan jasa angkutan. laut internasional mengalami persaingan yang semakin tajam, antara lain disebabkan masih adanya proteksi terhadap perusahaan pelayaran di beberapa negara lain. Pelaksanaan Inpres Nomor 4 Tahun 1985, yang memberkan izin operasi angkutan $iaga asing di wilayah perairan Indonesia juga merupakan tantangan bagi pelayaran samudera nasional dalam menghadapi per-saingan dari perusahaan pelayaran samudera asing dalam tahun 1992/93. Dalam usaha meningkatkan peranan armada nasional tersebut telah diambil langkah-langkah pengaturan antara lain untuk mengurangi jumlah kapal sesuai dengan kebutuhan dan peningkatan efisiensi dari pengelolaan pelayaran armada nasional.

X/32

Page 33: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 12

ANGKUTAN PELAYARAN KHUSUS,1988/89 - 1992/93

1) Angka sementara sampai akhir Desember 1992

X/33

Page 34: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

Pada tahun 1992/93 volume muatan yang diangkut sampai dengan akhir Desember 1992 berjumlah 23.831.000 ton, suatu peningkatan sebesar 33,3% bila dibandingkan muatan yang diangkut pada tahun 1988/89. Dalam kurun waktu yang sama, jumlah kapal yang beroperasi turun dari 35 kapal pada tahun 1988/89 menjadi 27 kapal pada tahun 1992/93, sehingga produktivitas pada tahun 1992/93 meningkat 71,5% bila dibandingkan dengan produktivitas pada tahun 1988/89 antara lain karena adanya peningkatan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan pelayaran nasional. Perkembangan angkutan pelayaran samudera dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat dilihat dalam. Tabel X-13.

b. Fasilitas pelabuhan dan pengerukan

Kebijaksanaan pembangunan fasilitas pelabuhan tetap diupayakan dan diarahkan pada penyediaan fasilitas tambat dan bongkar muat barang yang sesuai dengan laju perkembangan permintaan pelayanan angkutan laut, serta pada penyediaan prasarana pelabuhan di daerah-daerah terpencil dimana angkutan laut masih merupakan satu-satunya alternatif moda transportasi. Dalam tahun 1992/93 telah dibangun dan diselesaikan tambahan fasilitas pe-labuhan, di antaranya dermaga sepanjang 3.902 m tersebar antara lain di pelabuhan-pelabuhan Belawan, Sigologolo (Sumatera Utara), Dumai, Tanjung Batu, Tanjung Pinang, Sedanau, Sei Pakning, Sei Guntung (Riau), Sungai Lumpur (Sumatera Selatan), Cilacap (Jawa Tengah), Gresik, Masalembu (Jawa Timur), Benoa (Bali), Air Hitam (Kalimantan Barat), Sampit (Kalimantan Tengah), Samarinda, Tan-jung Redep, Tanah Grogot (Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Lembar (NTB), Waingapu, Kalabahi, Larantuka, Maumere (NTT), Melanguane, Mangarang (Sulawesi Utara), Donggala (Sulawesi Tengah), Capa Ujung (Sulawesi Selatan), Boepinang, Sikeli, Watunohu (Sulawesi Tenggara), Banda, Namrole, Sanana, Moa (Maluku), Jayapura, Kaimana, Teminabuhan, Kabare, Saukorem (Irian Jaya), gudang seluas 22.865 m2 di antaranya di Kuala Gangsa (Aceh), Belawan, P. Tello (Sumatera Utara), Tanjung Balai Karimun (Riau), Semarang (Jawa Tengah),

X/34

Page 35: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 13

ANGKUTAN PELAYARAN SAMUDERA,

1988/89 - 1992/93

U r a i a n Satuan AkhirRepelita IV

Repelita V

1988/89 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. Kapal buah 35 35 28 27 27

2. Kapasitas dwt 446.980 446.980 354.297 347.399 347.3991)

3. Muatan ton 17.877.500 21.983.080 21.917.362 18.200.000 23.831.000

1) Angka sementara sampai akhir Desember 1992

X/35

Page 36: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

Tanjung Redep (Kalimantan Timur), Ternate (Maluku), Bintuni (Irian Jaya), lapangan penumpukan seluas 82.032 m2 di antaranya di Lhokseumawe (Aceh), Belawan (Sumatera Utara), Pekanbaru (Riau), Juwana, Tegal (Jawa Tengah), Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah), Parigi (Sulawesi Tengah), Tuju-Tuju (Sulawesi Selatan), dan ter-minal penumpang 9.255 m2 di antaranya di Tanjung Batu, Sei Pakning (Riau), Batu Licin (Kalimantan Selatan), Larantuka, Seba (NTT), Ampana (Sulawesi Tengah), Saumlaki, Sanana (Maluku), Jayapura, Biak, Sorong, Serui (Irian Jaya). Dengan demikian antara tahun 1989/90 sampai dengan tahun 1992/93 telah dilaksanakan rehabilitasi dermaga seluas 60.864 m2, pembangunan dermaga 7.894 m, rehabilitasi gudang 11.140 m2, pembangunan gudang 54.105 m2, rehabilitasi lapangan penumpukan 32.550 m2, pembangunan lapangan penumpukan 184.636 m2 dan pembangunan lapangan peti kemas 657.400 m2, tersebar di lokasi pe-labuhan-pelabuhan besar, sedang dan kecil. Selain itu selama tahun 1989/90-1992/93 telah dibangun terminal penumpang seluas 24.732 m2. Perkembangan pembangunan fasilitas pelabuhan dari tahun terakhir Repelita IV sampai dengan tahun keempat Repelita V dapat dilihat dalam Tabel X-14.

Untuk memelihara kedalaman pelabuhan dan alur pelayaran, setiap tahun telah dilakukan pengerukan lumpur pada alur pelayaran pelabuhan-pelabuhan Belawan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat), Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Samarinda (Kalimantan Timur) yang se-luruhnya meliputi rata-rata sebanyak 14,2 juta m3.

c. Keselamatan Pelayaran

Keselamatan pelayaran makin ditingkatkan dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam memenuhi berbagai persyaratan keselamatan pelayaran. Di samping melakukan rehabilitasi dan penambahan fasilitas keselamatan, juga dilaksanakan peningkatan kemampuan personi l untuk mencegah dan menanggulangi kecelakaan di laut. Dalam bidang keselamatan

X/36

Page 37: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 141)

PENAMBAHAN FASILITAS PELABUHAN,1988/89 - 1992/93

1) Angka tahunan.2) Selama periode waktu 1988/89-1992/93 tidak ada kegiatn pembangunan/

rehabilitasi sebab kebutuhannya telah terpenuhi.

X/37

Page 38: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

pelayaran pada tahun 1992/93 dibangun fasilitas berupa rambu suar 144 unit, pelampung suar 25 unit dan kapal inspeksi sebanyak 38 unit. Pembangunan fasilitas keselamatan pelayaran ini secara bertahap akan terus dilanjutkan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan alat bantu navigasi sesuai dengan persyaratan.

3. Perhubungan Udara

Prioritas pembangunan perhubungan udara dalam Repelita V adalah meningkatkan pengembangan dan mutu jasa angkutan udara agar pelayanan angkutan udara dapat semakin menjangkau seluruh wilayah Tanah Air. Untuk itu dalam tahun 1992/93 kapasitas dan fasilitas bandar udara terus ditingkatkan dengan melaksanakan kegiatan rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan prasarana angkutan udara dan peningkatan penyediaan fasilitas penerbangan lainnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh selama empat tahun Repelita V dapat diuraikan sebagai di bawah ini.

a. Angkutan Udara

Page 39: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

Dalam kurun waktu tahun 1989/90 sampai tahun 1992/93 telah dilakukan peningkatan kapasitas dan efisiensi, pengoperasian sarana dan prasarana perhubungan udara serta peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan penerbangan dalam negeri dan luar negeri. Perusahaan penerbangan milik pemerintah antara lain PT Garuda Indonesia Airways dan PT Merpati Nusantara Airlines dipacu agar dapat meningkatkan pelayanannya secara lebih terpadu. Peningkatan peran swasta dalam transportasi udara terus didorong dengan diizinkannya penambahan dan peremajaan armada swasta guna me-ningkatkan kemampuan dan keandalan melalui penggunaan pesawat bermesin jet. Jalur penerbangan yang dilayani oleh perusahaan penerbangan milik pemerintah dan swasta makin menyebar baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Penerbangan ke luar negeri oleh 2 perusahaan penerbangan milik pemerintah saat ini telah menghubungkan Indonesia dengan 39 kota dan 2 perusahaan penerbangan swasta dengan 5 kota di luar negeri. Jumlah

X/38

Page 40: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

perusahaan penerbangan asing yang terbang ke Indonesia telah bertambah dari 13 perusahaan penerbangan pada akhir Repelita IV menjadi 31 perusahaan pada tahun 1992/93. Sementara itu efisiensi pengoperasian penerbangan dalam negeri turut ditingkatkan baik dalam penerbangan berjadwal maupun dalam penerbangan tak berjadwal (penerbangan tak berjadwal meliputi penerbangan charter, taksi udara dan penerbangan survai udara). Di samping itu telah ditingkatkan pula jumlah satuan armada angkutan perintis dan haji udara. Dengan peningkatan-peningkatan itu kemampuan angkut angkutan udara dalam negeri telah meningkat dari 6.934,388 orang pada tahun terakhir Repelita IV menjadi 8.253.852 orang pada tahun keempat Repelita V atau naik rata-rata 4,5% per tahun. Peningkatan juga terjadi dalam jumlah dan berat barang yang diangkut. Barang yang diangkut naik rata-rata 7,7% per tahun atau meningkat dari 77.196 ton pada tahun 1988/89 menjadi 103.766 ton pada tahun 1992/93.

Pada tahun keempat Repelita V dalam angkutan udara dalam negeri telah terjadi peningkatan dalam kilometer pesawat sebesar 22,9%, jumlah penumpang yang diangkut sebesar 19%, barang yang diangkut sebesar 34,4 % dan jam terbang sebesar 15% dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita IV. Perkembangan angkutan udara dalam negeri selama 1988/89 sampai 1992/93 dapat dilihat pada Tabel X-15.

Pertumbuhan yang' cukup besar juga terjadi pada angkutan udara luar negeri. Selama empat tahun Repelita V jumlah Km pesawat, jumlah penumpang, barang yang diangkut dan jumlah jam terbang telah meningkat masing-masing sebesar rata-rata 15,8%, 13,6%, 8,3% dan 12,8% per tahun. Sementara itu pada tahun 1992/93 jumlah Km pesawat meningkat 53,8%, jumlah penumpang yang diangkut naik 35,2%, jumlah barang yang diangkut meningkat 25,3% dan jumlah jam terbang naik 59,5% jika dibandingkan dengan tahun 1988/89. Perkembangan angkutan udara luar negeri selama 1988/89-1992/93 dapat dilihat pada Tabel X-16.

X/39

Page 41: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 15

ANGKUTAN UDARA DALAM NEGERI,

1988/89- 1992/93

Akhir Repelita VNo. Uraian Satuan Repelita IV 2)

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. Km Pesawat ribuan 101.385 102.465 106.754 110.733 124.581

2. Penumpang diangkut orang 6.934.388 7.307.955 7.704.167 7.831.198 8.253.852

3. Barang ton 77.196 76.227 96.435 98.924 103.766

4. Jam Terbang Jam 242.921 258.555 250.072 244.493 279.307

5. Ton-Km Tersedia ribuan 888.874 932.279 1.045.650 1.092.539 1.238.397

6. Ton-Km Produksi ribuan 507.894 537.144 593.571 634.732 668.4921)

7. Faktor Muatan persan 57 58 57 58 54

Ton-Km Produksi 1) Faktor Muatan = -------------------------

Ton-Km Tersedia

2) Angka diperbaiki

X/40

Page 42: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 16

ANGKUTAN UDARA LUAR NEGERI,1988/89 - 1992/93

X/41

Page 43: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

Dalam upaya untuk meningkatkan hubungan dengan daerah-daerah terpencil, pedalaman maupun daerah perbatasan yang belum dapat dihubungkan dengan moda transportasi lainnya, terus dilaksanakan pola angkutan perintis udara dengan tujuan untuk menghubungkan daerah-daerah tersebut dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan.

b. Prasarana Perhubungan Udara

Dalam empat tahun Repelita V, telah selesai ditingkatkan 2 bandar udara sedang menjadi bandar udara besar, sehingga jumlah bandar udara besar pad.a tahun 1992/93 -menjadi 59 buah. Di antara ke 59 bandar udara tersebut, jumlah bandar udara yang dapat didarati pesawat sejenis F-27/Cn-235 meningkat dari 57 menjadi 59 dengan ditingkatkannya bandar udara Langgur/Duma Tubun dan Soa/Bajawa. Bandar udara yang dapat didarati pesawat sejenis F-28 tetap berjumlah 39; bandar udara yang bisa melayani pesawat sejenis DC-9/B-737 meningkat dari 20 menjadi 21 dengan ditingkatkannya bandar udara Sepinggan/Balikpapan; bandar udara yang dapat melayani pesawat jenis A-300/DC-10 meningkat dari 9 menjadi 11 dengan ditingkatkannya bandar udara El Tari/Kupang dan Batam; dan bandar udara yang dapat didarati oleh pesawat jenis B-747 tetap sebanyak 6 buah.

Pada tahun 1992/93 telah pula ditingkatkan kelengkapan ke-selamatan penerbangan berupa pemasangan peralatan navigasi pe-nunjuk arah pada pendaratan pesawat udara (Non Directional Beacon dan Doppler Very High Frequency Omnidirectional Radio Range) di 6 lokasi, peralatan pembantu pengukur jarak (Distance Measuring Equipment) di 7 lokasi, peralatan pembantu pendaratan (Instrument Landing System) di 2 lokasi, pengadaan generator pembangkit listrik 101 unit, pemasangan lampu-lampu landasan untuk membantu pendaratan pesawat 14 unit, pemasangan alat pemantau pergerakan lalu lintas di darat (Automatic Measuring Service Control) di 1 lokasi. Sehingga pada tahun 1992/93 telah terdapat 19 bandar udara sebagai pintu masuk penerbangan asing dalam rangka menun-

X/42

Page 44: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

jang sektor pariwisata dan ekspor non migas yang meliputi bandar udara Medan, Pekanbaru, Palembang, Tanjung Pinang, Jakarta, Pontianak, Tarakan, Manado, Jayapura, Biak, Merauke, Ambon, Kupang, Denpasar, Padang, Balikpapan, Surabaya, Solo dan Batam.

c . Sarana Perhubungan Udara

Kapasitas armada udara pada akhir Repelita IV terdiri dari 790 pesawat di mana 231 pesawat di antaranya masing-masing mem-punyai kapasitas lebih dari 10 ton. Dari jumlah 790 pesawat tersebut 206 pesawat dioperasikan untuk penerbangan berjadwal dan 584 pesawat dioperasikan untuk penerbangan tidak berjadwal. Selama empat tahun pertama Repelita V, jumlah armada udara yang beroperasi telah meningkat menjadi 838 pesawat yang terdiri dari 215 pesawat dengan kapasitas lebih dari 10 ton dan 623 pesawat dengan kapasitas di bawah 10 ton. Dari jumlah tersebut, 249 pesawat dioperasikan untuk penerbangan berjadwal dan 589 pesawat untuk penerbangan tidak berjadwal.

4. Meteorologi dan Geofisika

Di bidang Meteorologi dan Geofisika dalam empat tahun Repelita V telah dilakukan rehabilitasi dan pemeliharaan serta peningkatan berbagai macam stasiun meteorologi, geofisika, klimatologi dan pengamatan secara terus menerus. Hasil-hasil pembangunan yang dicapai sampai dengan tahun 1992/93 telah meliputi 112, buah Stasiun Meteorologi, 28 buah' Stasiun Geofisika, 16 buah Stasiun Klimatologi, 94 buah Pos Pengamatan Pertanian Khusus (SMPK), 335 buah Pos Pengamatan Iklim, 5.038 buah Pos Pengamatan Hujan dan 173 buah Pos Pengamatan Penguapan. Dari 112 buah stasiun meteorologi tersebut 55 buah stasiun di antaranya beroperasi 24 jam sehari sehingga keandalan pelayanannya semakin meningkat. Selain hal-hal yang disebutkan di atas pada tahun anggaran 1992/1993 telah dibangun pula 15 Pos Pengamatan Polusi Udara.

X/43

Page 45: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

Dengan kegiatan-kegiatan pembangunan di atas, manfaat kecepatan dan ketepatan informasi yang dihasilkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) semakin dirasakan oleh masyarakat. Kemampuan badan tersebut untuk melaksanakan pengamatan gejala-gejala meteorologi dan geofisika dan untuk menangani pengolahan data dengan memanfaatkan kemajuan dan perkembangan teknologi juga semakin meningkat. Selanjutnya hasil-hasil analisa dan informasi tentang sifat-sifat cuaca, iklim, gempa bumi dan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer, termasuk di dalamnya tingkat polusi udara, selama empat tahun Repelita V semakin dapat diandalkan. Hasil-hasil analisa dan informasi yang disajikan sangat menunjang pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang memerlukannya, seperti penerbangan, pelayaran dan pertanian. Di samping itu informasi yang disediakan mengenai gejala-gejala bencana alam dapat memberikan peringatan dini mengenai akan datangnya bencana.

5. Pos dan Giro

Pembangunan pos dan giro terus ditingkatkan, sehingga pelayanannya dapat menjangkau keseluruh pelosok Tanah Air termasuk daerah-daerah transmigrasi, daerah-daerah pemukiman baru dan daerah-daerah terpencil. Setelah semua kecamatan dapat dilayani melalui Kantor Pos-Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tambahan, jangkauan pelayanan diteruskan sampai kepedesaan, yang dilayani dengan mendirikan Kantor Pos Pembantu Kelas IV dan Pos Keliling Desa. Untuk kota-kota besar pelayanan jasa pos dan giro telah ditingkatkan melalui penambahan Kantor Pos Besar, Sentral Pengolahan Pos, Pos Keliling Kota, di samping meningkatkan pelayanan ekspres pos, birofax, wesel elektronik, surat elektronik, komputerisasi loket dan cek pos wisata.

Jumlah Kantor Pos yang dibangun sampai dengan tahun keempat Repelita V sudah mencapai 3.692 buah dan terdiri dari 332 Kantor Pos Besar/Kelas I, 710 Kantor Pos Tambahan, 2.449 Kantor Pos Pembantu, 9 Sentral Giro dan 192 loket ekstensi. Selain itu

X/44

Page 46: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

dalam tahun 1992/93 untuk pertama kali dilaksanakan pembangunan Kantor Pos Pembantu Kelas IV sebanyak 502 buah, sehingga Kantor Pos secara keseluruhan berjumlah 4.194 buah.

Sejalan dengan itu, pembangunan kantor pos, fasilitas pos bergerak dan modernisasi loket juga ditingkatkan guna memperluas jangkauan dan meningkatkan mutu pelayanan. Fasilitas Pos Keliling Kota telah meningkat dengan pesat, yaitu dari 304 buah pada tahun 1988/89 menjadi 584 buah pada tahun 1992/93. Demikian pula Pos Keliling Desa meningkat dari 1.900 buah menjadi 3.245 buah. Di samping itu, komputer yang digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan Pos Kilat Khusus, Pos Patas, Wesel Pos, Kode Pos, Loket Terpadu dan Surat Elektronik juga telah bertambah jumlahnya menjadi 431 buah. Jumlah tersebut jauh meningkat dibandingkan dengan waktu pertama kali diadakan pada tahun 1991/92, yaitu hanya sebanyak 119 buah.

Dengan hasil-hasil pembangunan tersebut, maka pada tahun 1992/93 kecamatan yang sudah dapat dilayani jasa pos dan giro di seluruh Tanah Air berjumlah 3.701 kecamatan, atau meningkat sebanyak 160 kecamatan dibanding dengan tahun 1988/89 yang baru mencapai 3.541 kecamatan. Pelayanan di daerah transmigrasi juga berhasil ditingkatkan. Jika pada tahun 1988/89 baru dilayani 804 lokasi transmigrasi dan pada tahun 1991/92 meningkat menjadi 871 lokasi transmigrasi, maka pada tahun 1992/93 jumlah lokasi transmigrasi yang dapat dilayani telah bertambah menjadi 932 lokasi. Perkembangan hasil-hasil pembangunan kantor pos dan sarana penunjang dari tahun 1988/89-1992/93 dapat dilihat pada Tabe1 X-17.

Sejalan dengan itu produksi jasa pos seperti surat pos, paket pos, wesel dan giro juga meningkat cukup pesat. Perkembangan produksi jasa pos dan giro dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat dilihat pada Tabel X-18

X/45

Page 47: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X – 171)

PEMBANGUNAN KANTOR POS DAN SARANA PENUNJANG,1988/89 – 1992/93

X/46

Page 48: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X – 181)

PERKEMBANGAN PRODUKSI JASA POS DAN GIRO,1988 – 1992

1) Angka tahunan2) Mulai 1 April 1991 pemungutan iuran Televisi dialihkan ke swasta 3) Angka diperbaiki

X/47

Page 49: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

6. Telekomunikasi

Pembangunan prasarana telekomunikasi sejak akhir Repe-lita IV terus digiatkan dengan tujuan memperluas jaringan dan sambungan telekomunikasi serta meningkatkan mutu dan keandalan pelayanannya. Setelah berhasil dengan program otomatisasi sentral telepon di tingkat Ibu Kota Kabupaten/Dati II, program tersebut kemudian dilanjutkan ke tingkat Ibu Kota Kecamatan (IKC). Jika pada akhir Repelita IV kapasitas telepon masih di bawah 1 juta satuan sambungan (ss), dan pada tahun 1991/92 meningkat menjadi 1.636.903 ss, maka pada. tahun 1992/93 kapasitas telepon telah bertambah lagi hingga mencapai 2.305.877 ss . Pembangunan terus diarahkan kepada otomatisasi dan digitalisasi sentral, agar secara bertahap dapat menggantikan sentral tangan yang pada saat sekarang dirasakan sudah tidak efisien lagi. Dengan adanya pembangunan tersebut, kepadatan telepon yang semula hanya 0.57 per 100 penduduk pada tahun 1988/89 telah meningkat menjadi 0,84 per 100 penduduk pada tahun 1991/92 dan meningkat lagi secara lebih tajam menjadi 1,24 per 100 penduduk pada tahun 1992/93.

Di samping itu, untuk melayani masyarakat luas, maka pembangunan telepon umum turut ditingkatkan. Sampai dengan tahun 1992/93 telah berhasil dibangun telepon umum sebanyak 41.599 ss terdiri dari 35.212 Telepon Umum Coin (TUC) dan 6.387 ss Telepon Umum Kartu (TUK). Dalam rangka mendukung pemerataan penyediaan jasa telekomunikasi, pembangunan Warung Telekomunikasi (Wartel) juga berhasil ditambah dari 128 buah pada tahun 1988/89 menjadi 1.011 buah pada akhir tahun keempat Repelita V.

Di bidang komunikasi satelit, pada tanggal 14 Mei 1992 telah berhasil diluncurkan Satelit Palapa B4 sehingga jumlah transponder satelit yang tersedia meningkat dari 48 buah pada tahun 1991/92 menjadi 72 transponder pada tahun 1992/93. Pengembangan jasa lain seperti Sistem Telekomunikasi Bergerak (STB) dan Radio Panggil Untuk Umum (RPUU) juga terus dilakukan. Jika STB pada tahun

X/48

Page 50: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

1988/89 baru berjumlah 13.024 ss, maka pada tahun 1992/93 jumlahnya telah meningkat menjadi 57.300 ss yang terdiri dari STB INTI 6.300 ss, STB Cellular 20.000 ss dan STB Nasional sebanyak 31.000 ss. Demikian pula RPUU telah dapat melayani 21 kota dengan 72.541 pelanggan pada tahun 1992/93, dibandingkan pada tahun 1988/89 yang baru beroperasi di 14 kota dengan 22.274 pelanggan.

Di bidang pelayanan jasa telekomunikasi internasional, sampai akhir tahun keempat Repelita V telah berhasil dikembangkan jaringan pelayanan Sambungan Langsung Internasional (SLI) dari 115 kota di Indonesia ke 196 negara di luar negeri. Keberhasilan ini jauh meningkat bila dibandingkan dengan tahun 1988/89 yang baru dapat melayani 8 kota di Indonesia ke 138 negara di luar negeri. Perkembangan kapasitas sambungan telepon dan telex sampai tahun 1992/93 dapat dilihat pada Tabel X-19.

Sementara itu untuk melaksanakan pengendalian dan penertiban frekuensi radio, telah dimanfaatkan 4 Stasiun Tetap, 74 Sistem Bergerak dan 1 Stasiun Pelacak Frekuensi Otomatis (Automatic Direction Finder), sehingga penggunaan frekuensi semakin dapat ditertibkan. Keberhasilan penertiban tersebut mempunyai kegunaan untuk meningkatkan jumlah izin yang diberikan kepada pemakai frekuensi radio. Izin Radio Siaran Non Pemerintah (RSNP) meningkat dari 458 pada tahun 1988/89 menjadi 633 izin pada tahun 1992/93 dan izin Radio Konsesi yang pada tahun 1988/89 hanya berjumlah 20.310, pada tahun 1992/93 telah mencapai 59.203 izin. Demikian pula sampai dengan tahun 1992/93, telah diberikan izin penggunaan frekuensi untuk Televisi (TV) kepada 5 Stasiun TV Swasta.

7. Pariwisata

Pembangunan pariwisata terus ditingkatkan antara lain dengan menciptakan iklim investasi yang menunjang, menggencarkan promosi pariwisata, meningkatkan mutu jasa pelayanan dan mutu

X/49

Page 51: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X – 191)

KAPASITAS TELEPON DAN TELEKS/TELEGRAP DI INDONESIA,1988/89 – 1992/93

(satuan sambungan)

1) Angka kumulatif 2) Angka

diperbaiki

X/50

Page 52: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

GRAFIK X - 3KAPASITAS TELEPON DAN TELEKS/TELEGRAP

DI INDONESIA,1988189 - 1992/93

X/51

Page 53: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

produk wisata, memperluas pintu masuk wisata, memberikan kemudahan izin masuk antara lain bebas visa untuk 26 negara dan lama tinggal bagi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) untuk berada di Indonesia. Kegiatan-kegiatan promosi di luar negeri terus ditingkatkan baik dengan cara mengirimkan misi-misi budaya nasional maupun dengan ikut serta berpartisipasi dalam pameran tingkat internasional dan peristiwa-peristiwa pariwisata internasional lainnya yang penting. Pada tahun keempat Repelita V juga telah dilaksanakan Tahun Kunjungan ASEAN 1992.

Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dalam tahun anggaran 1992/93 telah pula diselenggarakan beberapa kegiatan pariwisata internasional, seperti International Krakatau Treathlon di Lampung, Deep Sea Fishing Competition dan Sailing Competition di Anyer, Selat Sunda, ASEAN Scot Ke XXX di Surabaya, Expert Group Meeting Escap di Bali, ASEAN Association of Convention & Visitor Bureaus di Bali, serta Konperensi Wisata Budaya Internasional di Yogyakarta.

Secara berkesinambungan,. juga telah dilakukan partisipasi seperti pada Seville Festival di Spanyol, Tong-Tong Fair di Belanda, Taipei Travel Fair, Brussel Travel Fair, World Travel Market di Inggris dan Internationale Tourismus Borse di Jerman. Tambahan pula, dalam sidang umum WTO Ke-IX di Buenos Aires, Indonesia telah terpilih untuk menjadi penyelenggara sidang umum WTO Ke-X di Bali pada tahun 1993 mendatang.

Di samping itu kegiatan-kegiatan pariwisata nasional telah di laksanakan pula pada semua propinsi, di antaranya adalah Festival Danau Toba di Parapat, Festival Sriwijaya di Palembang, Festival Budaya Melayu di Pekanbaru, Festival Borobudur di Jawa Tengah dan Festival Bunaken di Sulawesi Utara.

Keberhasilan usaha-usaha tersebut di atas terlihat antara lain dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman ke Tanah Air. Bila pada tahun 1988/89 arus wisman tercatat mencapai 1,30 juta orang,

X/52

Page 54: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

TABEL X - 20

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA, 1988/89 - 1992/93

(orang)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki

X/53

Page 55: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewDalam kaitan ini selama empat tahun terakhir telah diutamakan peningkatan pelayanan perhubungan ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan

maka pada tahun keempat Repelita V jumlah tersebut telah mencapai 3,06 juta orang atau meningkat menjadi hampir 2,4 kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Perkembangan kunjungan wisman dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dapat dilihat pada Tabel X-20.

Penerimaan devisa dari Pariwisata juga terus meningkat yaitu dari US$ 1.027,8 juta pada tahun 1988/89 menjadi US$ 3.278,2 juta atau menjadi lebih dari tiga kali lipat pada tahun keempat Repelita V. Dengan penerimaan sebesar itu, maka pariwisata termasuk dalam kelompok lima besar komoditi penghasil devisa, yaitu setelah minyak bumi, gas alam, tekstil dan kayu.

Jumlah kapasitas akomodasi untuk menginap juga terus bertambah. Pada tahun 1988/89, kapasitas hotel mencapai 106.920 kamar yang terdiri dari kamar hotel berbintang sebanyak 31.073 buah dan kamar hotel tidak berbintang sebanyak 75.847 buah. Pada tahun 1992 jumlah akomodasi telah meningkat menjadi 140.347 buah, terdiri dari kamar hotel berbintang sebanyak 52.100 buah dan tidak berbintang sebanyak 88.247 buah.

Di samping itu, telah pula dilakukan perencanaan pengembangan pariwisata kawasan Maluku, kawasan Asmat, kawasan Kalimantan Timur, kawasan Candi Kraton Ratu Boko, peningkatan manajemen pariwisata di Bali, serta pengembangan wisata budaya di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

X/54