perhitungan moulding

Upload: pandhu-abdi-surya

Post on 13-Apr-2018

402 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    1/26

    DESIGN TRADITIONAL versus DESIGN dengan KOMPUTER

    A.1. DESIGN PRODUK yang BAIK , adalah DESIGN PRODUK yang sesuai dengan

    ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

    Pemakaian bahan plastik yang seminimal mungkin

    Cycle time yang seminimal mungkin , dari pemadatan yang singkat ( lebih pendek )

    Penyusutan yang sama pada keseluruhan proses pembentukan ( shrinkage )

    Resiko yang seminimal mungkin terhadap tekanan yang diperlukan

    Ketebalan produk yang harus dipertahankan setipis mungkin serta mudah /

    memungkinkan untuk dibentuk , yang menjamin ketentuan-ketentuan di atas .

    2. Dan KAPASITAS PRODUK , adalah :

    Quantity dari produk yang diperlukan ,

    Waktu pemakaian serta kualitas dari produk yang diproduksi , serta

    Waktu pengiriman , yang juga menentukan dalam perencanaan dan pengerjaannya3. MATERIAL produk( jenis plastik ) : PP polyprophylene , LDPE low densitity

    polyethylene , HDPE high density polyprophylene , PVC polyvinyl chloride , dan jenis-jenis

    lain .

    Volume produk - V_p ( mm^3 )

    Berat produk - W_p ( gr )

    Density ( berat jenis material ) - Bj_m ( gr / mm^3 )

    Shrinkage factor material - Sh_m ( % )

    4. JUMLAH CAVITY dalam menentukan CETAKAN

    Untuk dapat menentukan jumlah cavity produk dibuat single atau multiple pada plastic molding, adalah tergantung dari beberapa faktor , sebagai beikut :

    Kapasitas pencetakan ( pembuatan produk ) dan waktu pengiriman

    Kontrol kualitas yang diperlukan

    Biaya produksi ( cetakan dan jumlah produksinya )

    Pembahanan plastik yang dipergunakan

    Bentuk dan ukuran mold yang direncanakan dan dibuat

    Kapasitas mesin produksi yang dipergunakan

    Faktor yang menentukan dalam pemakaian mesin produksi :

    Short capacitydari mesin produksi - Sw ( gr )

    Weight of moldingadalah berat produk berikut runner dan gate - Wm ( gr )

  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    2/26

    Plasticizing Capacityadalah kemampuan injeksi material atau pengeluaran material dari

    mesin Pc ( gr /min. )

    Dengan perbandinganjumlah shortpada tiap menitnya - Q_sh qty / min., maka

    jumlah cavity dapat pula ditentukan .

    5. TONASE DARI MESIN PLASTIK ( INJECTION / BLOW ) yang akan

    DIPERGUNAKAN

    Mendasarkan kepada Clamping Force - Tons

    Adalah tonase yang diperlukan untuk menjaga agar kondisi mold tetap tertutup rapat selama

    proses produksi ( injection ataupun blowing ) , dan menahan tekanan material pada total area

    yang diproyeksikan pada seluruh permukaan cavity dan core , pada saat injeksi , pemampatan

    ataupun pembentukan .

    Total Area Proyeksi - Ax mm^2

    Tekanan yang diijinkan untuk bahan cetakan ( mold ) - Tx Kg / mm^2

    Maka , Clamping Force - CF Tons , dapat diperhitungkan :

    Semakin tinggi tekanan yang diijinkan untuk bahan cetakan ( Jenis baja yang dipergunakan ) ,

    akan semakin kuat menahan tekanan dari Clamping Force mesin . Beberapa tekanan jenis yang

    diijinkan dari beberapa contoh jenis baja yang sering dipergunakan :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_31.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_21.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_11.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_31.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_21.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_11.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_31.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_21.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_11.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    3/26

    Cast Steel 38.75 Kg / mm^2

    Safe Factor no.7 5.43 Kg / mm^2

    Carbon Steel 8.44 Kg / mm^2

    Low Carbon Steel 17.57 Kg / mm^2

    Closed Condition 4.92 Kg / mm^2Dengan pertimbangan hingga 10 s/d 20 %faktor untuk tekanan sepenuhnya , maka

    maksimum tonase mesin yang akan dipergunakan , dapat ditentukan .

    6. KARAKTERISTIK BAHAN PLASTIK yang diperlukan :

    Jenis bahan -PP , LDPE , HDPE , PVC , ABS ,dan lain-lain

    Density(berat jenis) material plastik - Bj_m ( lb/in^2 )

    Melting temperature, suhu pelelehan ( keluar dari screw ) - Mt ( Fahrenheit )

    Poison ratio, viskositas melting material berdasarkan tabel rasio - pr ( lb. sec.

    / in^2 )

    Injection Presure pada Cavity, tekanan aman yang diperlukan saat

    pembentukan produk - P_cv = 10.000( psi )

    Injection Presure , tekanan aman yang diperlukan pada saat proses injection masuk pada

    sprue - P_sp = 15.000( psi )

    Thermal diffusiondari material yang dipergunakan - Th_m ( in^3 / sec. )

    7. KARAKTERISTIK BAHAN MOLD yang dipergunakan dan keadaannya :

    Temperature Atmosfir - T atm ( Fahrenheit )

    Specific heat, panas jenis dari bahan mold - S_heat ( BTU / m. hrs. Fahrenheit )

    Density(berat jenis) bahan Mold - Bj_St ( lb / in^3 )

    Mold Temperature - Mt ( Fahrenheit )

    Thermal konduksibahan Molding - K ( BTU / ft^2. hrs. Fahrenheit ) Sebagai contoh untuk beberapa jenis bahan mold :

    Assab 718 , Stavax atau Thysen 2312/2316 mempunyai nilai thermal koduksi yang mencapai

    : 21 BTU / ft^2. hrs. Fahrenheit .

    JIS S 50 C , S 45 C , Assab 760 atau Thysen 1730 mempunyai nilai thermal konduksi yang

    mencapai : 28 BTU / ft^2. hrs. Fahrenheit .

    B.1. SPRUE , RUNNER DAN GATE : profile , dimensi dan pembagian flow-nya

    Berdasarkan profilenya , SPRUEmemiliki diameter awal yang lebih kecil dan diameter akhir

    yang menuju RUNNER dibuat lebih besar , atau pada panjangnya mempunya sudut ketirusan

    yang berkisar antara 0.5 s/d 8 derajat , tergantung dari kondisi awal diameter lobang

    pemasukan material yang ditentukan berdasar bahan plastik dan design mold-nya . Ketirusan

    dimaksudkan untuk mempermudah pelepasan produk bersamaan dengan sprue dan runner .

    Sedangkan profile untuk RUNNERdan GATE, terdapat 3 kategori jenis profile yang sering

    dipergunakan , yaitu :

  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    4/26

    Jenis yang Kurang ( POOR ), berbentuk Half Round , biasanya dibuat pada salah satu

    sisi saja , pada sisi cavity atau pada sisi core , atau sesuai dengan kondisi cavity produk yang

    direncanakan .

    Jenis yang Lebih Bagus ( BETTER ), berbentuk Trapesium , biasanya dibuat pada salah

    satu sisi saja , pada sisi cavity atau pada sisi core , atau sesuai dengan kondisi cavity produkyang direncanakan .

    Jenis yang Paling Bagus ( BEST ), berbentuk Full Round yang biasanya dibuat pada

    kedua belah belahan sisi core dan sisi cavity masing-masing setengah lingkaran .

    Dalam merencanakan , tentunya telah diperhitungkan , profile manakah yang akan

    dipergunakan , sesuai dengan kondisi dan kemungkinan yang dapat di terapkan . Sebagaimana

    telah ditentukan , bahwa yang Paling Bagus-lah yang dapat memberikan hasil yang sangat

    bagus dari design yang telah direncanakan . Tetapi , dapat di-implementasikan atau tidaknya

    design tersebut pada saat pengerjaannya , adalah hal yang sangat menentukan . Dan dari

    hasil keakuratan kalkulasidan konversi re-profile, maka dari ketiga kategory profile

    tersebut , memberikan pilihan sangat menentuan dengan :AREAataupun KELILINGprofile

    yang telah diketahui .

    Sebagai contoh , dari suatu design , ketentuan profile runner adalah berbentuk Full Round,dan hasil kalkulasinya diperoleh ukuran diameter runner Dr =3mm . Tetapi , pada

    kenyataannya pembuatan runner dengan bentuk lingkaran tidak memungkinkan pada

    konstruksi mold yang sedang direncanakan tersebut . Tentunya harus menentukan pilihan

    selanjutnya , Runner dengan profile Half Roundatau dengan profile Trapesium. Dan dari

    hasil Dr= 3mm, maka nilai mutlak untukAreadan Keliling sudah dapat diketahui ,

    maka konversi re-profiledapat ditentukan kemudian .

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_41.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    5/26

    JikaAreaDr ( Full Round ) = 1/4 x pi x Dr^2 = 1/4 x 3.14 x 3^2 =7.0686mm^2

    maka konversi re-profileke Half Round, adalah : AreaDr ( Half Round ) = Area

    Dr ( Full Round )= 7.0686mm^2 , maka :

    AreaDr ( Half Round ) = ( 1/4 x pi x Dr^2 ) : 2 = 7.0686mm^2

    ( 7.0686 x 2 ) : ( 1/4 x pi ) = (14.1372 ) : ( 1/4 x 3.14 )= Dr^2 = 18mm , maka Dr = 18^1/2 = 4.243 mm .

    Jadi Dr ( Half Round ), berubah atau tidak sama dengan Dr ( Full Round ), tetapi sesuai

    dengan konversi kalkulasidari Dr ( Full Round ), yang semula Diameter 3mm , menjadi

    Diameter 4.243 mm .

    Dan jika itu masih tidak memungkinkan dan harus dirubah menjadi profile Trapesiummaka

    konversinya , adalah :

    AreaDr ( Trapesium ) = AreaDr ( Full Round ) = 7.0686mm^2

    maka ,AreaDr ( Trapesium ) = ( 1.3125 Dr^2 ) : 2 = 7.0686mm^2

    dan , ( 7.069 x 2 ) : 1.313 = Dr^2 = 10.771 mm

    maka Dr = 10.771^1/2 = 3.282mm

    dan tinggi profiledan lebar bawahdari Trapesiumadalah masing-masing , 0.75

    Dr = 0.75 x 3.282 = 2.461 mm

    atau dengan menentukan sudut kemiringdinding runner yang dikehendaki :

    T Alpa : Tan ^-1 [ (( Dr - 0.75 Dr ) : 2 ) : 0.75 Dr ]

    sehingga : T Alpa = Tan^-1[ { ( 3.282 - ( 0.75 x 3.282 ) ) : 2 } : (0.75 x 3.282 ) ]

    Tan ^-1( 0.167 ) = 9.461 derajat , adalah sudut kemiringan Trapesium.

    Mengapa konversi dan re-profileharus dilakukan ? dan mengapa tidak mengganti profile

    begitu saja ? Hal ini berhubungan erat dengan prinsip tekanandan flowpada suatu ruangan

    , di mana pada area yang sama besar, maka tekanan dankecepatanyangdilaluinya akan samapula . Jadi , secara prinsip jika hasil kalkulasi sudah menentukan

    diameter , dan hasil area yang menentukan , maka dengan merubah memperbesar atau

    memperkecil area tersebut , akan berpengaruh terhadap besar tekanan yang akan diterimanya ,

    serta kecepatan dalam melaluinya .

    2. PEMBAGIAN JALUR RUNNER DARI SPRUE SAMPAI KE GATE

    Beberapa metode layout Sprue, Runner, dan Gate , dengan posisi penempatan cavity pada

    cetakan multiple cavity , dapat dilihat pada layout berikut ini :

  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    6/26

    Sedangkan pada single cavity , titik injection point , di mana sprue ditempatkan atau sebagai

    permulaan material diinjeksikan , ditentukan berdasarkan sumbu moment inertia dari produk ,

    karena pada titik pusat yang tepat , flow material pada saat pembentukan , dapat menyebar rata

    pada cavity . Dan jika hal tersebut tidak memungkinkan karena kondisi bentuk produk ,

    kalkulasi secara khusus dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang

    mendukung flow dan sirkulasi sebagaimana diharapakan . Pada kondisi yang khusus ,

    penggunaan Hot Runner , yang secara prinsip menghasilkan flow dan panas material mengalir

    yang lebih bagus pada tiap cavity-nya , karena hantaran panas material yang tetap terjaga padasaat pembentukan produk . Untuk penggunaan System Hot Runner , akan diulas pada bagian

    selanjutnya .

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/runner_51.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    7/26

    Flow material yang mengalir dalam proses pembentukan produk , pada cetakan multiple cavityberawal dari Sprue, kemudian masuk dan terbagi-bagi dalam beberapa Segmen Runner,

    Segmen pertama adalahPrimary Runner, kemudian Secondary Runner, lalu Tertiary

    Runnerhingga Gate , setelah itu memasuki Cavity pembentukan produk . Berikut ini adalah

    contoh layout Runneryang kompleks, tetapi typical , lengkap dengan pembagian segmen-

    segmennya .

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/recomend_runner1.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    8/26

    Contoh kalkulasi untuk design 8 cavity Fliptop Cap, dengan skema Runnerseperti

    tampak pada gambar . Dengan jalur runner yang typical , ukuran yang diharapkan sebenarnya

    sudah dapat diprediksikan ( berdasar tabel ) , sehingga flow aliran material plastikdan

    kalkulasi yang akan dilakukan , serta dapat dibagi-bagi dalam beberapa tahapan segmen sebagai

    berikut : Dari Nozle Injection , material plastik dialirkan ke Spruedari diameter

    kecilkediameter yang lebih besar( bentuk tirus ) , flow ini membentuk Runner

    Sprue.

    Setelah Runner Sprue, flow material terbagi dalam dua arahsegmen Primary

    Runneryang typical ( arah yang membelah ke samping kiri dan kanan ditambah arah ke

    masing-masing ke kedua cavity yang dperhitungkan setengahnya atau arah Runner ke-dua

    cavity ) .

    Kemudian segmen Secondary Runner, adalah runner yang mengarah ke kedua cavity

    , yang diperhitungkan setengah bagian pada arah yang menuju salah satu cavity

    . Secondary Runner,bentuk dan penampangrunnernya lebih kecildariPrimary

    Runner.

    Setelah itu adalah segmen Tertiary Runner, di mana aliran runner itu kemudian menuju

    ke satu arah satu cavity . Sebelum aliran masuk ke dalam cavity , masih terdapat satu

    segmen lagi yang harus dilalui , yaitu Gate . Tertiory Runner,bentukdan

    penampangrunnernya lebih kecildari Secondary Runner.

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/fliptop_runner_3d_21.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    9/26

    Gate, adalah bagian runner yang menerima tekanan yang paling besar setelah proses flow

    runner yang melalui segmen-segmen runner . Setelah melalui Gate , flow

    materialmasuk ke dalam cavityuntuk pembentukan produk .

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/ft_runner_3d_211.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    10/26

    3. LANGKAH AWAL KALKULASI

    Apabila design dengan computer sudah dilakukan secara 3D , maka dengan mudah akan

    didapatkan hasil volume tiap-tiap segmen flow runner tersebut , tetapi jika tidak , anda dapat

    melakukan kalkulasi secara manual . Dalam contoh design Fliptop Cap tersebut di atas , hasildata volume yang dapat diperoleh dari komputer , adalah sebagai berikut :

    Volume Sprue Runner ,V_Sp ( 1 segmen ) = 1.124.65 mm^3

    Volume Primary Runner ,V_Pr ( 1 segmen ) = 8.660.32 mm^3

    Volume Secondary Runner ,V_Sr ( 4 segmen ) = 2.388.93 x 4 = 9.555.72 mm^3

    Volume Tertiary Runner ,V_Tr( 8 segmen ) = 368.48 x 8 = 2.947.84 mm^3

    Volume Gate ,V_Gt( 8 segmen ) = 57.33 x 8 = 458.64 mm^3

    Volume Produk , V_Prod. ( 8 cavity ) = 7.871.19 x 8 = 62.969.52 mm^3

    Volume materialplastik total (V_plast ) = 85.716.69 mm^3

    Dengan material plastik jenis PP, shrinkage( Sh_m )2 % , danberat jenis( Bj_m

    ) 0.96gr/dm^3 , maka berat material yang diperlukan untuk satu kali short ( Wm ) ,

    adalah :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/fliptop_runner_3d_221.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    11/26

    Dan berat per short-nya adalah, Wm = ( 85.716.69 x 0.96 ) : 1.000 = 82.29 gr

    Berdasarkan Short weight( Sw ), maka Spesifikasi MesinInjectionyang akan

    dipergunakan dapat diketahui dengan :

    Sehingga , Sw = 82.29 : 0.8 = 102.86 gr ,

    Dari hasil perhitungan, Sw = 102.86gr adalah sesuai dengan Spesifikasi Mesin

    Injectiondengan kapasitas antara 80 s/d 100Ton .

    Jika ditentukan dengan menggunakan MesinPlastic Injection 100 Tons, berdasarkan

    spesifikasinya , Plasticizing Capacity( Pc )mesin tersebut berkisarantara 40 s/d 70 Kg/hrs . Jika diambil rata-rata , maka dapat ditemukan faktor

    sebesar 55Kg/hrs , atau 15.28 gr/second . SehinggaVolumetric Flow-nya ( Vf )untuk

    material PP, adalah :

    maka ,Vf = ( 15.28 gr /second : 0.96gr/dm^3 ) x 1.000 = 15.914.58 mm^3 / second .

    Konversi ke in. = 0.9712 in^3 /second .

    Perhatikan cross section di bawah ini dengan dimensi pada segmen-segmen runner dan main

    dimensi produk , perhatikan pula bahwa dimensi Primary runner, Dr= (7mm )

    ,Secondary runner( 6mm ) , dan Tertiory runner( 5mm = 3.75 / 0.75) , dari Primary

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sw1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_wm1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sw1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_wm1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sw1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_wm1.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    12/26

    Runner , ke segmen-segmen di design mengecil , hingga lobang Gate dengan diameter

    akhir Dr( 1.36mm )

    Filling time yang diperlukan untuk total volume plastik dalam pembentukannya , dapat

    diperhitungkan berdasar Platicising Capasity dengan spesifikasi material plastik dan mesin

    yang dipergunakan , atau mendasarkan pada perkiraan yang dapat direvisi kemudian pada

    saat re-kalkulasi .

    Volume Total Plasticizingdengan bahan PP

    adalah V_plast. : 85.716.69 mm^3 = 5.2308 in.^3 , danVolumetric Flowberdasar

    spesifikasi mesin , Vf = 0.9712 in^3 / second . Meghasilkan kalkulasi waktu pengisian

    material secara garis besar dari faktor kondisi mesin , dan tidak memperhatikan faktor-

    faktor dalam proses yang akan berlangsung . Hasil kalkulasi ini lebih akurat dari prediksi

    yang diasumsikan , sebelum aktual kalkulasi dilakukan , setelah flow material mengalami

    tekanan serta adanya viskositas dalam proses aliran dan pembentukan . Maka Filling time

    ( Ft )yang diperlukan dalam pembentukan 8 cavity Fliptop Cap tersebut , adalah :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/ft_runner_3d_241.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    13/26

    sehingga , Ft = 5.2308 mm3 : 0.9712 mm3/sec. = 5.39 seconds , hasil ini

    dipergunakan sebagai nilai pre-kalkulasi ( dari sekedar asumsi ) , yang dapat menentukan hasil

    yang diharapkan berdasarkan aliran pada segmen-segmenya .

    Perhatikan ukuran , bentuk serta jarak-jarak sumbu gambar berikut di bawah ini , di mana titik

    pusat antar produk direncanakan demikian , sehingga pada pembuatannya , pengadaan

    material dan pengerjaannya , sudah mempertimbangkan kondisi-kondisi lubang-lubang Cavity

    , baut serta rencana penempatan lobang cooling mold ( pendinginan ) pada bagian selanjutnya .Dan langkah selanjutnya untuk proses kalkulasi , adalah flow material yang terjadi pada

    segmen-segmen pembentukannya .

    3.a. Kalkulasi pada segmen Sprue Runner

    Volume materialpada Sprue adalah, ( V_Sp ) = 1124.65 mm^3 , konversi ke

    in. = 0.0686 in^3

    Injection pressure ,P_Inj. = 15.000 ( psi )

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/ft_runner_3d_231.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/ft_runner_3d_231.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft2.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    14/26

    Injection pressurepadaCavity , P_Cav. = 10.000 ( psi )

    Volumetric Flowyang akan melalui Sprue , Vf_Sp = Vf = 0.9712 in^3 / second

    Filling timepada Sprue, Ft_Sp :

    Maka , Ft _Sp = ( 0.0686 ) : ( 0.9712 ) = 0.07 second .

    Shear ratepada Sprue (Sr_Sp), dari radiusdiameter awal Sprue , ( r_Sp

    )= 2.455 mm= 0.0967 in ( bisa rata-rata dari bentuk tirus ) , dan panjang Spruedapat

    ditentukan berdasar tebal plat mold , L_Sp= 40mm = 1.5748 in. ) , bisa pula ditentukan

    berdasar tabel dan jenis material plastik yang dipergunakan . Dan formulasi Shear rate pada

    sprue , adalah :

    Maka, Sr_Sp = ( 4 x 0.689in^3 / second ) : ( pi x 0.0967^3 in ) = 1.369.46 sec^-1

    .

    Poison ratio( pr )berdasar tabel melting pointmaterial PPpada suhu280 derajat

    Celcius dengan Sr_sp = 1.368.46 sec^-1 , adalah ( pr ) = 0.012420 lb. sec./in.^2 (

    Lihat Chart Melting point,ViscositydanShear Rate )( Poison Ratio Table) , dan

    cara perhitungannya untuk mendapatkan keakuratan hasilnya ) . Kemudian Shear Stresspada Sprue , adalah Ss_Sp :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sp1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_sp2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_sp2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sp1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_sp2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_sp2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sp1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_sp2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_sp2.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    15/26

    maka, Ss_Sp= ( 0.012420 lb. sec./in.^2 ) x ( 1.369.46 sec^-1 ) = 17.01 psi .

    Dan Pressure Droppada Sprue , adalah Pd_Sp :

    Maka, Pd_Sp = [ ( 17.01 psi ) x ( 1 x 1.5748 in. ) ] : ( 0.0967 in ) = 227.13 psi .

    CHART MELTING POINT , VISCOSITY DAN SHEAR RATE

    Chart Melting Point , Viscositas dan Shear Ratetersebut di atas , berfungsi untuk

    menentukan viskositas ( poisonration ), di mana nilai poison ratio ditentukan oleh hasil

    kalkulasi dari Shear rate, dengan berdasar suhu melting point material yang terbagi dalam 3

    kurva untuk masing-masing kondisi melting point , karena tingkatan pada tiap kolom memiliki

    perbandingan yang sangat tinggi , tidak memungkinkan menentukan hasil perbandingan

    dengan hanya melihat pada Chart saja , tetapi harus memperhitungkan dan membagi tahapan

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/table_viscosity1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_sp1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/table_viscosity1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_sp1.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    16/26

    pada tiap kolom dan lajurnya serta membagi-bagi dalam range , tiap-tiap tingkatanya seperti

    pada tabel dibawah ini . Dengan demikian ,secara presisi , hingga 6 8 angka desimal , dapat

    tercapai , dan hasil perhitunganya lebih presisi .

    TABEL KALKULASI SHEAR RATE DAN POISON RATIO

    3.b. Kalkulasi pada segmen Primary Runner

    Volume materialpada Primary runner , ( V_Pr ) = 8.660.32 mm^3 , konversi ke

    in. = 0.5285 in^3 , dan dimensi Dr ( Trapesium )= 7 mm , panjang

    runnerprimary (L_Pr ) = 2 x ( 47 + 87.66 ) = 269.32 mm , maka per arah

    adalah , 269.32 : 2 = 134.66 mm = 5.3016 in. . Perhatikan bahwa , karena typical

    design pada dua arah , maka kalkulasi di lakukan pada satu bagian atau satu arah saja (

    dengan dibagi 2 ) .

    Volume material total dikurangiVolume material pada Sprue ,kemudian dibagi

    dua( typical design ) dan dibagi waktu pengisian , adalahvolumetric Flowyang akan

    melaluiPrimary runner.

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/melting_tabel1.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    17/26

    ( 5.2825 - 0.0686 ) : ( 2 x 5.39 ) = 0.48 in.^3 / second

    Area Dr ( Trapesium )= ( 1.3125 Dr^2 ) : 2 = ( 1.3125 x 7^2 ) : 2

    = 32.156mm^2 , konversi ke Dr ( Full roud ), Area Dr ( Full round ) = 1/4 x pi x

    Dr^2 = 32.156mm^2 , maka Dr^2 = 32.156 : ( 1/4 x pi ) = 40.942 , Dr ( Full

    round )= 40.942 ^ 1/2 = 6.398 mm, dan radius Primary runner , r_Pr =6.398

    : 2 = 3.199 mm = 0.126 in.

    Injection pressurepadaPrimary runner ( P_Pr ) , adalah tekanan aliran material

    setelah keluar dari Sprue menuju Primary Runner,tekanan ini berkurang karena

    terjadinyapresure dropsetelah melewati lubang Sprue ( Pd_sp )

    P_Pr = P_Inj. Pd_Sp psi

    P_Pr = 10.000 psi - 227.13 psi = 9.722.87 psi

    Filling timepada Primary runner , adalah ( Ft_pr ) :

    maka, Ft _Pr = 0.5285 : ( 2 x 0.48 ) = 0.55 second , perhatikan bahwa pada setiap

    segmen , Filling time dapat terkalkulasi , dan mempunyai nilai yang lebih besar karena

    viskositas yang dialami oleh aliran material . Shear ratepada Primary runner : ( Sr_Pr )

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_pr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf_pr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_pr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf_pr2.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    18/26

    Sr_Pr = ( 4 x 0.48 in^3 / second ) : ( pi x 0.126^3 in. ) = 305.33 sec^-1 .

    Poison ratio: ( pr )berdasar tabel melting pointmaterial PPpada suhu280 derajat

    Celcius dengan Sr_pr = 305.33 sec^-1 , adalah ( pr ) = 0.014148 lb. sec./in.^2 (

    Lihat Chart Melting point,ViscositydanShear Rate )dan hasil kalkulasinya

    ( Poison Ratio Table) Kemudian Shear Stresspada Primary runner , Ss_Pr :

    Ss_Pr= ( 0.014148 lb. sec./in.^2 ) x ( 305.33 sec^-1 ) = 4.32 psi .

    Dan Pressure Droppada Primary runner , Pd_Pr :

    Pd_Pr = [ (4.32 psi ) x (2 x 5.3016 in. ) ] : (0.126 in ) = 363.65 psi .

    3.c. Kalkulasi pada segmen Secondary Runner

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_pr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_pr3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_pr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_pr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_pr3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_pr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_pr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_pr3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_pr1.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    19/26

    Volume materialpada Secondary runner , ( V_Sr ) = 9.555.72 mm^3 , konversi ke

    in. = 0.5831 in^3 , dan dimensi Dr ( Trapesium )= 6 mm , panjang

    runnersecondary (L_Sr ) = ( 4 x101.12 ) = 404.47 mm, terbagi pada4jalur

    cavity , maka , 404.47 : 4 = 101.12 mm = 3.9811 in. .

    Volume material total dikurangiVolume material pada Sprue danPrimary runner,kemudian dibagi 8( typical design ke arah 8 cavity ) kemudian dibagi waktu

    pengisian , adalahVolumetric Flowyang akan melaluiSecondary runner.

    ( 5.2308 - 0.0686 - 0.5285 ) : ( 4 x 5.39 ) = 0.22 in.^3 / second

    Area Dr ( Trapesium )= ( 1.3125 Dr^2 ) : 2 = ( 1.3125 x 6^2 ) : 2

    = 23.625mm^2 , konversi ke Dr ( Full roud ), Area Dr ( Full round ) = 1/4 x pi x

    Dr^2 = 23.625mm^2 , maka Dr^2 = 23.625 : ( 1/4 x pi ) = 30.08 , Dr ( Full

    round )= 30.08 ^ 1/2 = 5.485 mm, dan radius Secondary runner

    , r_Sr =5.485 : 2 = 2.742 mm = 0.108 in.

    Injection pressurepadaSecondary runner ( P_Sr ) , adalah tekanan aliran material

    setelah keluar dari Primary runner menuju Secondary Runner,tekanan ini berkurang

    karena terjadinyapressure dropsetelah melewati jalur Primary Runner ( Pd_Pr )

    P_Sr = P_Pr. psi Pd_Pr psi

    P_Sr = 9.722.87 psi - 363.65 psi = 9.359.22 psi

    Filling timepada Secondary runner , adalah ( Ft_Sr ) :

    Ft _Sr = 0.5831 : ( 4 x 0.22 ) = 0.68 second .

    Shear ratepada Secondary runner , ( Sr_Sr ) :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_sr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf_sr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_sr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf_sr2.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    20/26

    Sr_Sr = ( 4 x 0.22 in^3 / second ) : ( pi x 0.108^3 in. ) = 217.61 sec^-1 .

    Poison ratio: ( pr )berdasar tabel melting pointmaterial PPpada suhu280 derajat

    Celcius dengan Sr_pr = 217 217.61 sec^-1 , adalah ( pr ) = 0.014341 lb. sec./in.^2 (

    Lihat Chart Melting point,ViscositydanShear Rate )dan perhitungan dari table

    ( Poison Ratio Table)

    Kemudian Shear Stresspada Secondary runner , adalah Ss_Sr :

    Ss_Sr= ( 0.014341 lb. sec./in.^2 ) x ( 217.61 sec^-1 ) = 3.12 psi .

    Dan Pressure Droppada Secondary runner , Pd_Sr :

    Pd_Sr = [( 3.12psi ) x ( 4 x 3.9811 in. )] : ( 0.1o8 in ) = 460.30 psi .

    3.d. Kalkulasi pada segmen Tertiary Runner

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_sr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_sr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_sr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_sr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_sr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_sr1.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    21/26

    Volume materialpada Tertiary runner , ( V_Tr ) = 2.947.84 mm^3 , konversi ke

    in. = 0.1799 in^3 , dan dimensi Dr ( Trapesium )= 5mm , panjang

    runnerTertiary (L_Sr ) = ( 8 x 22.46 ) = 179.68 mm, terbagi pada8jalur

    cavity , maka , 179.68 : 8 = 22.46 mm = 0.8842 in. .

    Volume material total dikurangiVolume material pada Sprue , Primaryrunner dan Secondary runner ,kemudian dibagi 8( typical design ke arah 8 cavity )

    kemudian dibagi waktu pengisian , adalahVolumetric Flowyang akan melaluiTertiary

    runner.

    Vf_Tr = ( 5.2308 - 0.0686 - 0.5285 0.5831 ) : ( 8 x 5.39 ) = 0.09 in.^3 /

    second

    Area Dr ( Trapesium )= ( 1.3125 Dr^2 ) : 2 = ( 1.3125 x 5^2 ) : 2

    = 16.406mm^2 , konversi ke Dr ( Full roud ), Area Dr ( Full round ) = 1/4 x pi x

    Dr^2 = 16.406 mm^2 , maka Dr^2 = 16.406 : ( 1/4 x pi ) = 20.889 , Dr ( Fullround )= 20.889^ 1/2 = 4.57 mm, dan radius Tertiary runner , r_Tr =4.57 :

    2 = 2.29 mm = 0.09 in.

    Injection pressurepadaTertiary runner ( P_Tr ) , adalah tekanan aliran material

    setelah keluar dari Secondary runner menuju Tertiary Runner,tekanan ini berkurang

    karena terjadinyapressure dropsetelah melewati jalurSecondary Runner ( Pd_Sr

    )

    P_Tr = P_Sr. psi Pd_Sr psi

    P_Tr = 9359.22 psi - 460.30 psi = 8898.92 psi

    Filling timepada Tertiary runner , ( Ft_Tr ) :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf_tr2.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    22/26

    Ft _Tr = 0.1799 : ( 8 x 0.09 ) = 0.24 second .

    Shear ratepada Tertiary runner , ( Sr_Tr ) :

    Sr_Tr = ( 4 x 0.09 in^3 / second ) : ( pi x 0.09^3 in. ) = 164.35 sec^-1 .

    Poison ratio: ( pr )berdasar tabel melting pointmaterial PPpada suhu280 derajat

    Celcius dengan Sr_pr = 164.35 sec^-1 , adalah ( pr ) = 0.014458 lb. sec./in.^2 (

    Lihat Chart Melting point,ViscositydanShear Rate )dan kalkulasi dari tabel

    ( Poison Ratio Table)

    Kemudian Shear Stresspada Tertiary runner , Ss_Tr :

    Ss_Tr = ( 0.014458 lb. sec./in.^2 ) x ( 164.35 sec^-1 ) = 2.38 psi .

    Dan Pressure Droppada Tertiary runner , Pd_Tr :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sr3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_tr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_tr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sr3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_tr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_tr2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ss_sr3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_tr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_tr2.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    23/26

    Pd_Tr = ( 2.38 psi x 8 x 0.8842 in. ) : ( 0.09 in. ) = 186.83 psi .

    3.e. Kalkulasi pada segmen Gate dan Cavity

    Volume materialpada Gate danCavity , ( V_Gt_Cav.

    ) = 458.64 +62.969.52 = 63.428.16 mm^3 , konversi ke in. = 3.8706 in^3 , dengan

    dimensi Dr1 = 3.30 mm dan Dr2 = 1.0mm , kemudian ditentukan diameter gate

    yang menuju Cavity , Dr ( Full Round )= 1.0 mm , dan

    radiusnya , r_Gt = 1.0 : 2 = 0.5 mm = 0.0197 in. , panjang total

    runnerTertiary (L_Gt2 ) = ( 8 x 12.28 ) = 97.92 mm, terbagi pada8jalur

    cavity , makapanjang runner Tertiarypada tiap segmen , (L_Gt ) =

    97.92 : 8 = 12.24 mm = 0.4819 in. .

    Volume material total dikurangiVolume material pada Sprue , Primary runner

    , Secondary runner dan Tertiary runner ,kemudian dibagi 8( typical design ke arah 8

    cavity ) kemudian dibagi waktu pengisian , adalahVolumetric Flowyang akan

    melaluiGate masuk ke dalamCavity .

    Vf_Gt = ( 5.231 - 0.0686 - 0.5285 0.5831 - 0.1799 ) : ( 8 x 5.39

    ) = 0.09 in.^3 / second

    Injection pressurepadaGate ( P_Gt ) , adalah tekanan aliran material setelah keluar

    dari Tertiary runner menuju Gate,tekanan ini berkurang karena terjadinyapressure

    dropsetelah melewati jalur Tertiary Runner ( Pd_Tr )

    P_Gt = P_Tr. psi Pd_Tr psi

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf_gt_cav1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_tr1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_vf_gt_cav1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_tr1.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    24/26

    P_Gt = 8898.92 psi - 186.83 psi = 8712.09 psi

    Filling timepada Gate danCavity , ( Ft_Gt ) :

    Ft _Gt = ( 0.028 + 3.8426 ) : ( 8 x 0.09 ) = 5.39 second .

    Shear ratepada Gate , ( Sr_Gt ) :

    Sr_Gt = ( 4 x 0.09 in^3 / second ) : ( pi x 0.0197 ^3 in. ) = 14,994.16 sec^-1 .

    Poison ratio: ( pr )berdasar tabel melting pointmaterial PPpada suhu280 derajat

    Celcius dengan Sr_pr = 14,994.16 sec^-1 , adalah ( pr ) = 0.007449 lb.sec./in.^2 ( Lihat Chart Melting point,ViscositydanShear Rate)dan hasil kalkulasi

    dari tabel ( Poison Ratio Table)

    Kemudian Shear Stresspada Gate, Ss_Gt :

    Ss_Gt = ( 0.007449 lb. sec./in.^2 ) x ( 14,994.16 sec^-1 ) = 111.69 psi .

    Dan Pressure Droppada Gate , Pd_Gt :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_gt3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_gt2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_gt_cav1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_gt3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_gt2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_gt_cav1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_gt3.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_sr_gt2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_ft_gt_cav1.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    25/26

    Pd_Gt = [ ( 111.69 psi x 8 x 0.4819 in. ) ] : ( 0.0197 in. ) = 21.872.72 psi .

    Sampai perhitungan pada tahapan ini , seluruh kalkulasi runner dan segmen segmennya

    sudah terpenuhi . Dan hingga pada Pressure Drop yang terjadi pada aliran gate ke cavity , maka

    keseluruhan pressure drop yang dijumlahkan , Pd_Tot.:

    Pd_T0t.= 277.13 + 363.65 + 460.30 + 186.83 + 21,872.72

    = 23,160.63 psi

    Dan karena keseluruhan pressure drop yang dikehendaki adalah

    sebesar 10.000psi (Pd_Tot.(1)= 10.000psi ) , yang sesuai dengan tekanan yang

    memenuhi standard pembentukan produk dengan bahan PP . Dalam hal ini , meskipun

    tekanan pada Injection Screw dapat mencapai kondisi 15.000psi atau lebih , haltersebut tidak perlu dilakukan , karena dengan kondisi yang memenuhi proses pembentukan ,

    akan sempurna hasilnya , dan ketahanan mesin dapat di jaga serta tidak melampaui ketentuan

    yang sudah direncanakan .

    Dari perhitungan yang telah di lakukan , jumlah Pd_Tot.yang tercapai adalah sebesar

    =23,160.63 psi . Ternyata design runner tersebut tidak sesuai dengan tekanan yang

    ditentukan , dan harus dirubah , agar hasilnya sesuai dengan ketentuan .

    Dengan metode reverse atau berbalik dan berbanding, maka kalkulasi yang telah

    dilakukan akan direvisi ulang berdasarkan perbandingan dengan ketentuan ukuran , dan nilai

    aksen (1)dari ukuran semula . Sehingga dapat di formulasikan :

    Pressure dropyang dikehendaki , Pd_Tot. (1)= 10.000psi , Pressure Drop

    Total, Pd_Tot.= 23,160.63 psi dan nilai aksenmasing-masing pressure drop pada tiap

    segmen di mulai dari segmen Gate, di mana :

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_tot1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_gt2.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_tot1.jpghttp://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_gt2.jpg
  • 7/26/2019 Perhitungan Moulding

    26/26

    Pd_Gt.(1) = ( 21.872.72 x 10.000 ) : 23.160.63

    = 9.445.56 psi

    Dengan metode Formula yang sama , maka reverse kalkulasi dapat dilaksanakan , berdasarkan

    hasil perbandingan tersebut . Dalam hal ini , pergunakan nilai aksen (1)untuk membedakan

    dengan formulasi yang sebelumnya .

    http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/formula_pd_gt_cav-11.jpg