pergeseran pengaturan desa

8
Pergeseran pengaturan desa Oleh: Borni Kurniawan (Peneliti IRE Yogyakarta)

Upload: fasilitatorsid

Post on 26-Jun-2015

488 views

Category:

Government & Nonprofit


4 download

DESCRIPTION

Pemaparan acara #KenduriDesa

TRANSCRIPT

Page 1: Pergeseran pengaturan desa

Pergeseran pengaturan desa

Oleh: Borni Kurniawan (Peneliti IRE Yogyakarta)

Page 2: Pergeseran pengaturan desa

Warga dan Desa

Warga bukanlah sebatas kumpulan orang yang mendiami suatu wilayah, yang mudah dipengaruhi dengan rekayasa sosial (kebijakan dan proyek pembangunan).

Desa/nagari/kampung/gampong/negeri bukanlah hanya sebatas social community (kelembagaan, sosio-budaya, sistem/pranata sosial, kekuasaan) yang ada dalam suatu ruang/wilayah. Tapi ada sistem pengaturan administrasi pemerintahan yang bekerja di dalamnya. Termasuk sistem adat.

Page 3: Pergeseran pengaturan desa

Negara Masuk Desa

Sebelumnya masyarakat lokal tidak mengenal desa dalam pengertian teritorial-administratif (by nature).

UU No. 5/1979 memaksa (imposition), menyeragamkan desa dan akhirnya meminggirkan desa. tatanan kehidupan lokal hancur dan masyarakat lokal kesulitan untuk beradaptasi dengan pemerintahan desa modal pemerintah (Orde Baru).

Ada upaya perbaikan/pembaharuan menuju kebijakan otonomi desa, meski belum penuh (paska Orde Baru) UU 32/2004 tentang Pemerintahan Desa dan PP 72/2005

Page 4: Pergeseran pengaturan desa

Perspektif Desa Lama vs Desa Barusumber: Eko, Sutoro et. al., (2014)

Desa Lama Desa Baru

Payung hukum UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005

UU No. 6/2014

Asas Utama Desentralisasi-residualitas

Rekognisi-subsidiaritas

Kedudukan Sebagai organisasi pemerintahan yang berada dalam sistem pemerintahan kabupaten/kota (local state government)

Sebagai pemerintahan masyarakat, hybrid antara self governing community dan local self government

Poisisi dan peran kabupaten/kota

Kabupaten/kota mempunyai keenangan yang besar dan luas dalam mengatur dan mengurus desa

Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang terbatas dan strategis dalam mengatur dan mengurus desa; termasuk yang tidak perlu ditangani langsung pusat

Page 5: Pergeseran pengaturan desa

Lanjutan....Desa Lama Desa Baru

Delivery kewenangan dan program

Target Mandat

Politik tempat Lokasi: Desa sebagai lokasi proyek dari atas

Arena: desa sebagai arena bagi orang desa untuk menyelenggarakan pmerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan kemasyarakatan

Posisi dalam pembangunan

Objek Subjek

Model pembangunan Government driven development atau communtiy driven development

Village driven development

Pendekatan dan tindakan

Imposisi dan mutilasi sektoral

Fasilitasi, emansipasi dan konsolidasi

Page 6: Pergeseran pengaturan desa

Platform Pembaharuan UU Desa Pertama, UU Desa mengakui dan mendudukan desa bukan lagi

sebagai subsistem dari pemerintahan kabupaten/kota, melainkan sebagai subsistem NKRI.

Kedua, pengaturan desa yang berasaskan rekognisi, subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan, musyawarah dll.

Ketiga, kewajiban bagi pemerintah untuk menyediakan alokasi dana dari APBN untuk desa sebesar 10 persen dari dan di luar dana perimbangan pusat ke daerah.

Keempat, pengakuan negara atas kewenangan desa yang meliputi kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan berskala lokal. Keempat, pengakuan negara terhadap Peraturan Desa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) sebagai satu-satunya dokumen perencanaan desa yang harus menjadi rujukan skenario pembangunan desa.

Keenam, Pengakuan kewenangan desa berdasar; 1) asal usul, 2) kewenangan berskala lokal dan 3) pelimpahan pemerintah supradesa (pasal 18 dan 19).

Page 7: Pergeseran pengaturan desa

Tantangan Paska Kelahiran UU DesaMembangun koherensi/harmoni/kesesuaian antara nilai/norma dalam UU Desa dengan nilai/ norma dalam UU yang lain (horizontal);

Menciptakan konsistensi integrasi antara nilai/ norma UU Desa dengan peraturan dibawahnya (PP, Perda dan seterusnya) (vertical);

Menghidupkan visi pembaharuan desa dalam praktik pemerintahan, dan sosial kemasyarakatan desa.

Page 8: Pergeseran pengaturan desa

Daftar Bacaan

Eko, Sutoro, Titik Istiyawatun Khasanah, Dyah Widuri, Suci Handayani, nanik Handayani, Puji Qomariyah, Sahrul Aksa, Hastowiyono, Suharyanto, Borni Kurniawan. (2014). Desa Membangun Indonesia. Yogyakarta: PMD-AusAid-FPPD-Indipt.

Eko, Sutoro, Arie Sujito dan Borni Kurniawan. (2013). Mutiara Perubahan Inovasi dan Emansipasi Desa Dari Indonesia Timur. Yogyakarta: PMD-AusAid-IRE.

Dharmawan, Arya Hadi, Fredian Tonny, Yoyoh Indaryanti, Lala M. Kolopaking, Dodik Ridho Nurrohmat, Siti Amanah, Satyawan Sunito, Suharno, Eka Intan Kumala Putri dan Leti Sundawati. (2006). Pembaharuan Tata Pemerintahan Desa Berbasis Lokalitas dan Kemitraan. Bogor: IPB-Kemitraan.