perencanaan strategis badan pelayanan terpadu dan

281
PERENCA PELAYANAN MODAL (BPT INVES Diajukan s Gelar Sarjana Pro FAKULT UNIVERSI S ANAAN STRATEGIS BADAN N TERPADU DAN PENANAM TPM) DALAM MENINGKAT STASI DI KOTA SERANG SKRIPSI sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publi ogram Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : Lailatul Aliya 6661111372 TAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK ITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, NOVEMBER 2015 N MAN TKAN ik A

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

PERENCANAAN

PELAYANAN

MODAL (BPTPM)

INVESTASI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

PERENCANAAN STRATEGIS BADAN

ELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN

(BPTPM) DALAM MENINGKATKAN

NVESTASI DI KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

Lailatul Aliya

6661111372

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, NOVEMBER 2015

1

ADAN

ENANAMAN

ENINGKATKAN

Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Page 2: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

2

ABSTRAK

Lailatul Aliya. NIM. 6661111372. Skripsi. Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Dr. Dirlanudin, M.Si dan Dosen Pembimbing II: Dr. Ayuning Budiati, MPPM

Perencanaan strategis merupakan suatu sistem yang dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik spesifik organisasi. Perencanaan strategis dijadikan instrumen yang akan membantu pimpinan organisasi dalam mengelola dan mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Namum kenyataannya masih banyak ditemukan masalah dalam perencanaan strategis dalam suatu organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam meningkatkan investasi di Kota Serang. Penelitian ini menggunakan teori menurut Bryson (2007:227) yang mengemukakan tantangan dalam perencanaan strategis yaitu meliputi manusia, proses, struktural dan institusional. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan perencanaan strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam meningkatkan investasi di Kota Serang belum maksimal karena komitmen pegawai Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang khususnya pegawai magang masih rendah yang disebabkan terbatasnya sumber daya manusia dan kurangnya keterampilan pegawai, adanya hambatan komunikasi vertikal, keterbatasan lahan di Kota Serang untuk investasi khususnya bidang industri dan kurangnya sarana dan prasarana pelayanan penunjang operasional lembaga serta kurangnya interaksi antar lembaga. Rekomendasi atau saran yang dapat diberikan yaitu melakukan pelatihan atau mengadakan diklat untuk para tenaga magang, sering melakukan diskusi untuk meningkatkan komunikasi antara pimpinan dan bawahan, meningkatkan interaksi yang rutin dengan pihak-pihak terkait serta melakukan pengadaan sarana prasarana yang sudah tidak layak.

Kata Kunci: Perencanaan Strategis, Investasi

Page 3: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

3

ABSTRACT

Lailatul Aliya. Student ID Number. 6661111372. The Strategic Planning of

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) in Increasing

Investment in Serang City. Public Administration Program, Social and Political

Sciences Faculty, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Major Sponsor: Dr.

Dirlanudin, M.Si and Co-Sponsor: Dr. Ayuning Budiati, MPPM

Strategic planning is a system which is developed with concerning the

characteristic of specific organization. Strategic planning is an instrument which

will help the head of organization in managing and allocating all resources to

achieve the objective of organization. But there are still much problems in

strategic planning in an organization, in fact. The purpose of this research is to

know about the strategic planning of Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman

Modal (BPTPM) in increasing Investment in Serang City. This research uses a

theory from Bryson (2007:227) which proposes challenges in strategic planning

which includes human being, process, structural and institutional. The method

which is used is a descriptive method with qualitative approach. The result of the

research shows that the strategic planning of Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) in increasing investment in Serang City not works

well yet due to the commitment of the employee of Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal Kota Serang especially the apprentice which is weak because

of the limited of human resource and the lack of the employee skill, the vertical

communication which is obstructed, the limits of area in Serang City for

investment especially in industry and the lack of service facility and infrastructure

of the operational organization and also the lack of interaction between the

organization. The recommendations or suggestions which can be given are do the

training or provides short training for the apprentices, do the discussions to

improve communication between the superiors and the subordinates, increasing

the frequently of interactions with the related side, and also do procurement of

the unworthy facilities and infrastructures.

Keywords: Strategic Planning, Investment

Page 4: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

4

Page 5: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

5

Page 6: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

6

Page 7: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

7

Bismillahirrohmanirrohim

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Orang tua tercintaku Abah Mamah serta Keluarga Besarku yang

Senantiasa Memberikan Doa & Semangat

Tidak Pernah Ada Kata

Terlambat Untuk Memulai

dan Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Bahagia

Mulailah Beraktifitas Dengan Selalu

Membaca Basmalah..

Page 8: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, kelancaran dan kemudahan

sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam tetap

penulis curahkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW.

Penulisan skripsi yang berjudul Perencanaan Strategis Badan Pelayanan

Terpadu dan penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar srjana (S1) di Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan

rahmat Allah SWT meskipun banyak rintangan, halangan serta hambatan dalam

proses penyusunannya, namun pada akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada

Abah dan Mamah tercinta, serta kakak-kakak yang penulis sayangi, sahabat-

sahabat dan semua dosen yang dari awal perkuliahan sampai saat ini tak jemu-

jemu membimbing saya.

Terlepas dari segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan

hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada

yang terhormat :

Page 9: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

ii

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

4. Mia Dwiana Widyaningtyas, S.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

5. Gandung Ismanto, S.Sos, M.M., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

6. Rahmawati M.Si., Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

7. Ipah Ema Jumiati M.Si., Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

8. Dr. Dirlanudin, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi;

9. Dr. Ayuning Budiati, MPPM., Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi;

10. Drs. Ahmad Yani, M.M., Kepala Bidang Data dan Informasi BPTPM

Kota Serang, yang senantiasa membantu memberikan arahan dan

bimbingan dalam menyelesaikan skripsi;

Page 10: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

iii

11. Suherman, SmHk., Kepala Sub Bidang Potensi dan Kerjasama

Investasi di BPTPM Kota Serang;

12. Mohamad Urip, Kepala Sub Bagian Program Evauasi dan Pelaporan

BPTPM Kota Serang.

13. Seluruh Pegawai Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) Kota Serang;

14. Ibu Khori Sri Rahayu, S.T., Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan

Lingkungan di Bappeda Kota Serang;

15. Epi Suhepriana, Kepala Sub Bidang Pengendalian BKPMPT Provinsi

Banten.

16. Kedua Orang tuaku Abah dan Mamah tercinta yang senintiasa

memberikan doa, kasih sayang serta semangat dalam menyelesaikan

skripsi, terimaksih yang tak terhingga untuk kalian semoga Allah

selalu membuat kalian bahagia, amin;

17. Teteh dan Aa yang juga selalu membantu dan memberikan semangat

serta doa dalam menyelesaikan skripsi;

18. Adik tersayangku Dede Rama yang selalu menghibur dan memberikan

semangat dalam menyelesaikan skripsi;

19. Sahabat-sahabat tercintaku Zenita, Iis dan Eka yang selalu membantu

dan menemani saat penelitian dalam menyelesaikan skripsi;

20. Kakah tersayang yang selalu menemani dan memberikan motivasi

dalam menyelesaikan skripsi;

Page 11: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

iv

21. Sahabat-sahabat kampusku tercinta GAC (Anis, Alvi, Vergie, Putri,

Kiki, dan Lena) yang senantiasa menjadi sahabat sangat baik saling

mendoakan dan menyemangati satu sama lain semoga kita selalu

menjadi sahabat yang kompak untuk selamanya amin.

Akhir kata kesempurnaan adalah milik Allah, tiada yang

sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan, semoga penulisan ini memberikan manfaat, amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Serang, September 2015

Penulis

Page 12: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. v

DAFTAR TABEL………………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah............................................................................ 25

1.3 Perumusan Masalah............................................................................ 25

1.4 Pembatasan Masalah………………………………………………... 25

1.5 Tujuan Penelitian……………............................................................ 26

1.6 Manfaat Penelitian………………………………………………….. 26

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori.................................................................................... 27

Page 13: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

vi

2.2 Penelitian Terdahulu………………………………………………... 66

2.3 Kerangka Berfikir............................................................................... 67

2.4 Asumsi Dasar...................................................................................... 68

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian..................................................... 70

3.2 Fokus Penelitian………………..…………………………………… 72

3.3 Lokasi Penelitian................................................................................. 72

3.4 Instrumen Penelitian........................................................................... 72

3.5 Informan Penelitian............................................................................. 73

3.6 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 76

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data................................................ 79

3.8 Uji Keabsahan Data............................................................................ 82

3.9 Jadwal Penelitian................................................................................ 84

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………………………...…….. 85

4.2 Deskripsi Data………………………………..……………………... 129

4.3 Temuan Lapangan………………………………..…………………. 136

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian…………………….…..……………... 156

4.5 Tabel Hasil Penelitian………………………..……………………... 174

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 176

vi

Page 14: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

vii

5.2 Saran………………………………………………………………... 178

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 180

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

vii

Page 15: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

viii

DAFTAR TABEL

1.1 Perkembangan PDRB Kota Serang Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHB)…………………………………………………………

4

1.2 Perkembangan PDRB Kota Serang Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) 2000………………..………………………………….

5

1.3 Realisasi Investasi di Provinsi Banten Tahun 2014…………….. 13

1.4 Bidang Penyusun Rencana Strategis BPTPM Kota Serang……. 15

1.5 Jumlah Pegawai PNS dan Daftar Urutan Kepangkatan (DUK)

BPTPM Kota Serang Tahun 2015…………………..….……….

16

1.6 Daftar Diklat Bidang Penanaman Modal BPTPM Kota Serang... 18

1.7 Luas Wilayah Provinsi Banten..................................................... 21

3.1 Daftar Informan Peneliti 2015……………..……..…………….. 75

3.2 Pedoman Wawancara Peneliti 2015…………...……………….. 77

3.3 Jadwal Penelitian Penulis 2014-2015……….……..…………… 84

4.1 Luas Wilayah Kota Serang menurut Kecamatan……..…..…….. 89

4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Serang Tahun 2010 –

2013……….……………....…………………………………….

90

4.3 Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Serang Tahun 2010-

2013.............................................................................................

91

4.4 Jumlah Penduduk Kota Serang Menurut Jenis Pekerjaan Tahun

2014…………….……………………………………………….

92

4.5 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Tahun 2014……..…...... 94

4.6 Komposisi Penduduk Kota Serang Berdasarkan Agama atau

ix

Page 16: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

ix

Kepercayaan Tahun 2013…………………..…........................... 95

4.7 Produk Unggulan Tiap Kecamatan di Kota Serang………..…… 96

4.8 Rencana program kegiatan dan indikator kinerja BPTPM Kota

Serang Tahun 2013-2018……..………………………………..

126

4.9 Jumlah dan Komposisi Pegawai menurut Status Pada BPTPM

Kota Serang 2015………………..……………………………..

161

4.10 Daftar Diklat BPTPM Kota Serang……………………………. 162

4.11 Analisis SWOT Permasalahan Faktor Eksternal Dan Internal

BPTPM Kota Serang……………………...…………………….

167

4.12 Peningkatan Nilai Investasi Kota Serang 2013-2014…………... 171

4.13 Capaian Investasi di Kota Serang Tahun 2009 – 2014…………. 172

ix

Page 17: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

x

DAFTAR GAMBAR

1.1 Grafik Penggunaan Lahan di Kota Serang 2014…………….. 8

1.2 Skema Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Serang tahun

2010-2030……………..……………………………………..

11

1.3 Alur Komunikasi BPTPM Kota Serang…...………………… 20

2.1 Alur Kerangka Pemikiran…………………………………… 68

3.1 Model Analisis Data Miles & Hubberman……………...…... 81

Page 18: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1 Matriks Hasil Wawancara 2 Surat Penyataan & Catatan Lapangan 3 Pedoman Wawancara 4

1. Rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan renja SKPD dan

pencapaian renstra SKPD sampai dengan tahun 2015

2. Peta Rencana Pola Ruang Kota Serang 2010-2030

3. Daftar Sarana Prasarana BPTPM Kota Serang

4. Anggaran Belanja BPTPM Kota Serang 2014

5. Struktur BPTPM Kota Serang

5 Dokumentasi Foto 6 Surat Izin Penelitian 7 Riwayat Hidup

Page 19: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Desentralisasi dan otonomi daerah yang telah berjalan selama ini,

meskipun telah menghasilkan banyak kemajuan namun disadari bahwa

perjalanan ke arah pelaksanaan yang optimal masih jauh dan masih

membutuhkan serangkaian usaha perbaikan. Demikian halnya di Kota Serang,

pelaksanaan pembangunan selama ini masih dirasakan belum menunjukan

tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan secara optimal, baik dalam sudut

mewujudkan kesejahteraan masyarakat, mewujudkan tata pemerintahan yang

baik dan bersih, mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas, mewujudkan

pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, hingga keseimbangan

lingkungan.

Pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional merupakan agregasi

dari pencapaian pembangunan daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Dengan

demikian tanggungjawab kinerja untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut

menjadi kewajiban bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Mengukur

tingkat pencapaian pembangunan daerah tidak semata hanya menunjukan

berbagai persoalan yang masih dihadapi daerah yang perlu ditindaklanjuti di

masa mendatang, lebih dari itu juga menunjukan peran daerah dalam

mendukung keberhasilan pembangunan dalam sudut pandang kewilayahan

yang lebih luas.

Page 20: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

2

Pembangunan suatu daerah salah satunya bisa diwujudkan dengan

pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di daerah tersebut, yaitu

misalnya dengan peningkatan nilai investasi yang bisa meningkatkan

pendapatan daerah yang nantinya dapat membangun pertumbuhan ekonomi

daerah tersebut.

Kota Serang adalah adalah salah satu dari delapan kabupaten/kota yang

ada di Provinsi Banten yang mempunyai kedudukan sebagai pusat

pemerintahan. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Kota Serang memiliki wilayah seluas 266,74 Km2 atau sekitar

2,83 % dari luas wilayah Provinsi Banten, Kota Serang terdiri dari 6

kecamatan, yaitu Kecamatan Curug, Walantaka, Cipocok jaya, Serang,

Taktakan, dan Kasemen.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Kota Serang, pemerintah Kota

Serang salah satunya membuat sebuah organisasi yang dinamakan Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang yang

bertujuan untuk memberikan kemudahan seperti perijinan, jaminan keamanan,

dan kepastian hukum serta Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk dapat

menarik minat para investor untuk dapat berinvestasi di Kota Serang, sehingga

pertumbuhan ekonomi di Kota Serang bisa meningkat.

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman modal (BPTPM) dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan Pelayanan Terpadu dan

Page 21: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

3

Penanaman Modal Kota Serang, dan Peraturan Walikota Serang Nomor 39

Tahun 2008 tentang tugas pokok dan fungsi BPTPM. Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang merupakan satuan

kerja perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsinya sebagai

pendukung tugas Walikota dalam melaksanakan koordinasi dan

menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan serta

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perizinan dan

penanaman modal.

Dalam upaya pemerintah meningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota

Serang diperlukan perencanaan strategis dalam mencapai tujuan, salah satunya

perencanaan seperti yang dilakukan Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman

Modal (BPTPM) Kota Serang untuk dapat menarik minat investor untuk dapat

berinvestasi di Kota Serang. Perencanaan tersebut dapat lakukan dengan

melihat kondisi dari peluang investasi Kota Serang serta potensi yang dimiliki

oleh Kota Serang.

Perkembangan perekonomian Kota Serang dari tahun 2011 sampai tahun

2014, ditinjau dari perhitungan atas dasar harga berlaku (ADHB) terus

mengalami kenaikan. Berikut ini tabel 1.1 yang menggambarkan

perkembangan PDRB Kota Serang atas dasar harga berlaku (ADHB), yaitu :

Page 22: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

4

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Kota Serang Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHB)

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

5.657,12 milyar

6.350,67 milyar

7.106,55 milyar

8.058,14 milyar

9.111,55 milyar

(Sumber : Bappeda Kota Serang, 2015)

Berdasarkan tabel 1.1 perkembangan PDRB Kota Serang mengenai

perhitungan atas dasar harga berlaku (ADHB) terus mengalami kenaikan.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Serang meningkat 13,87

persen yaitu dari 5.657,12 milyar rupiah pada tahun 2010 menjadi 6.350,67

milyar rupiah pada tahun 2011. Kemudian terus mengalami kenaikan dari

tahun 2012 sebesar 7.106,55 milyar sampai dengan tahun 2014 yaitu 9.111,55

milyar rupiah.

Kemudian perkembangan perekonomian Kota Serang ditinjau dari

perhitungan atas dasar harga konstan (ADHK) 2000 juga mengalami kenaikan.

Berikut ini tabel 1.2 yang menggambarkan perkembangan PDRB Kota Serang

atas dasar harga konstan (ADHK) 2000, yaitu :

Page 23: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

5

Tabel 1.2 Perkembangan PDRB Kota Serang Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) 2000

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

2.884,09 milyar

3.113,01 milyar

3.336,74 milyar

3.567,45 milyar

3.797,81 milyar

(Sumber : Bappeda Kota Serang, 2015)

Berdasarkan tabel 1.2 mengenai penghitungan atas dasar harga konstan

(ADHK) 2000, PDRB Kota Serang tahun 2010 sampai 2011 meningkat dari

2.884,09 milyar menjadi 3.113,01 milyar dengan laju pertumbuhan ekonomi

sebesar 7,87 persen. Begitu pula pada tahun 2013 mencapai 3.567,45 milyar

rupiah dengan kenaikan terbesar terdapat pada sektor perdagangan, hotel dan

restoran.

Peluang investasi di Kota Serang sendiri cukup menjanjikan terlihat dari

dari perekonomian Kota Serang yang terus maju. Kota Serang memang bukan

hanya sebagai pusat Pemerintah Provinsi Banten, Kabupaten Serang dan Kota

Serang tetapi juga pusat bisnis dan keuangan. Jadi sangatlah wajar banyak

investor datang ke Kota Serang karena mereka sangat yakin akan prospek dan

keuntungan yang akan investor dapatkan, apalagi dengan pencanangan

Program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh pemerintah dalam

mendongkrak perekonomian nasional dan memajukan masyarakat. Dengan

adanya program tersebut, akan semakin banyak peluang bagi investor untuk

Page 24: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

6

menginvestasikan dananya baik pembangunan infrastruktur utama maupun

fasilitas pendidikan, kesehatan, gedung perkantoran, permukiman, hiburan,

mall, kafe, restoran, hotel dan lain-lain.

Pembangunan sebuah kawasan jasa dan bisnis mempunyai dampak

ekonomi yang luar biasa besar terhadap lingkungan sekitarnya. Apalagi

kawasan tersebut mempunyai visi dan konsep yang jelas dan kuat, tidak

mustahil sejumlah perusahaan berskala multinasional akan hadir di Kota

Serang. Kemudian tumbuhnya unit-unit bisnis yang menunjang dan

menghidupi warga yang tinggal dikawasan tersebut. Membaiknya trend

investasi membuat investor mengincar lahan kawasan strategis. Banyak sekali

kawasan strategis yang tersebar di beberapa kecamatan di Kota Serang

diantaranya di Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug

dan Kecamatan lainnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPTPM Kota Serang tahun 2015,

Kota Serang mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk

dapat menarik investor agar dapat berinvestasi di Kota Serang. Potensi

pengembangan investasi Kota Serang terpusat pada kawasan-kawasan yang

mempunyai nilai strategi sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah

(RTRW) Kota Serang tahun 2010-2030, yaitu :

a. Pengembangan potensi pariwisata di luar kawasan cagar budaya

Banten Lama.

Page 25: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

7

b. Pengembangan potensi cagar alam di luar kawasan cagar alam

Pulau Dua.

c. Pengembangan potensi perumahan, perkantoran, wisata belanja

dan kawasan sport center atau pusat perkotaan olahraga di Kota

Satelit Curug dan Kemanisan Curug.

d. Pengembangan potensi perdagangan dan jasa serta pendidikan di

koridor kawasan cepat tumbuh Cipocok Jaya dan Curug.

e. Pengembangan water front city di Kecamatan Kasemen.

f. Pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Taktakan.

g. Pengembangan potensi kawasan agrowisata buatan di Kecamatan

Curug dan Kecamatan Cipocok Jaya.

h. Pengembangan kawasan Minapolitan di sepanjang garis pantai

Kecamatan Kasemen.

Sebagai tindak lanjut dari potensi pengembangan investasi di Kota Serang

yaitu dalam bidang properti, bidang perdagangan, hiburan, perkantoran,

pengembangan pertanian dan perkebunan, pengembangan perikanan, potensi

wisata religi dan wisata buatan, pengembangan wisata menarik lainnya dan

potensi investasi pengembangan infrastruktur perkotaan tersebut diharapkan

dapat menarik investor lebih banyak supaya bisa tertarik untuk berinvestasi di

Kota Serang melihat peluang yang ada di Kota Serang tersebut.

Potensi Perekonomian Kota Serang yang tinggi mendorong geliat

perekonomian daerah yang sangat dinamis sehingga menyebabkan perubahan

Page 26: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

alih fungsi lahan untuk tujuan ekonomi dan

gambar 1.1 mengenai penggunaan lahan di Kota Serang tahun 2014.

Gambar 1.1 Grafik Penggunaan Lahan di Kota Serang 2014

Dilihat dari gambar 1.1 di atas, pertanian menempati urutan pertama dalam

penggunaan lahan sebesar 71,66 % yang kemudian disusul oleh perumahan

yang kini sedang menjamur di Kota Serang

terkecil yaitu penggunaan lahan untuk Hutan sebesar 0,47 % dari total luas

wilayah di Kota Serang.

Perumahan

18,43 %

Jasa 0,63 %

Perairan

3,64 %

Industri

0,65 %

Hutan

0,47 %

untuk tujuan ekonomi dan pengembangan perumahan. Berikut

gambar 1.1 mengenai penggunaan lahan di Kota Serang tahun 2014.

Gambar 1.1 Grafik Penggunaan Lahan di Kota Serang 2014

Dilihat dari gambar 1.1 di atas, pertanian menempati urutan pertama dalam

penggunaan lahan sebesar 71,66 % yang kemudian disusul oleh perumahan

yang kini sedang menjamur di Kota Serang yaitu sebesar 18,43 %, dan yang

terkecil yaitu penggunaan lahan untuk Hutan sebesar 0,47 % dari total luas

wilayah di Kota Serang.

Perusahaan 4,32 %

Perumahan

Pertanian

71,66 %

8

pengembangan perumahan. Berikut

Gambar 1.1 Grafik Penggunaan Lahan di Kota Serang 2014

Dilihat dari gambar 1.1 di atas, pertanian menempati urutan pertama dalam

penggunaan lahan sebesar 71,66 % yang kemudian disusul oleh perumahan

yaitu sebesar 18,43 %, dan yang

terkecil yaitu penggunaan lahan untuk Hutan sebesar 0,47 % dari total luas

Page 27: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

9

Potensi perekonomian yang tinggi dan mendorong geliat perekonomian

tersebut dapat dilihat dari nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kota Serang pada kurun waktu

tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 yang mencapai Rp.

15.901.660.504.365,- dan pengurusan perizinan sebanyak 6.831 izin.

Guna menunjang iklim investasi juga dibutuhkan penataan ruang wilayah

yang bertujuan untuk menciptakan Kota Serang sebagai kota Pusat Pelayanan

Perdagangan dan Jasa, Pendidikan, dan Pariwisata Religi di Provinsi Banten

yang produktif dan berkelanjutan serta meningkatkan potensi investasi dalam

mendukung Kota Serang sebagai Pusat Kegiatan Nasional.

Berdasarkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW), rencana pengembangan wilayah strategis yang dimuat dalam

Peraturan Daerah tersebut adalah sebagai berikut, kawasan strategis kota yang

memiliki pengaruh penting didalam pengembangan ekonomi ditetapkan

sebagai berikut :

a. Kawasan Perdagangan Pusat Kota.

Kawasan perdagangan skala pelayanan Kota Serang terdapat di

Kecamatan Serang, yaitu Kawasan Perdagangan Royal dan Pasar

lama. Kawasan ini diarahkan sebagai Central Bussines District (CDB)

Kota Serang dengan konsep kawasan perdagangan dan jasa yang

diperuntukkan bagi pejalan kaki.

b. Kawasan Pelabuhan Karangantu.

Page 28: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

10

Pelabuhan Perikanan Karangantu pada tahun 2009 ditingkatkan statusnya

menjadi Pelabuhan Nusantara dan direncanakan adanya Pusat Wisata Kuliner

yang dirangkai dengan Kawasan Wisata Banten Lama.

c. Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten dan Kawasan Cepat

Tumbuh Kota Serang.

Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten yang terletak di Kecamatan

Curug telah menjadikan wilayah selatan Kota Serang menjadi berkembang

yang kemudian diprediksi dapat menjadikan wilayah Kecamatan Cipocok Jaya

dan Kecamatan Curug sebagai Kawasan Cepat tumbuh.

Kawasan strategis kota yang memiliki pengaruh penting di dalam

pengembangan sosial budaya masyarakat dan pelestarian cagar budaya

ditetapkan di Kawasan Banten Lama. Kemudian kawasan strategis kota yang

memilki pengaruh penting didalam fungsi daya dukung lingkungan meliputi

kawasan Cagar Alam Pulau Dua.

Penataan ruang wilayah Kota Serang dapat di lihat pada gambar 1.2

berikut ini mengenai skema Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota

Serang tahun 2010-2030 yang dibuat Pemerintah Kota Serang.

Page 29: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

11

Gambar 1.2 Skema Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Serang tahun 2010-

2030

(Sumber : Bappeda Kota Serang, 2015)

Penciptaan iklim usaha yang kondusif merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan daya saing. Upaya penciptaan iklim usaha ini dapat ditunjukkan

dengan penerapan program-program unggulan seperti yang dilakukan di Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang yang

membuat program peningkatan iklim investasi yang kondusif sebagai alat

untuk memaksimalkan pelayanan yang diberikan.

RTRW KOTA SERANG

Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)

SWP III

Walantaka

SWP IV

Taktakan

SWP V

Kasemen

- Pemerintahan

- Perdagangan

- Jasa

- Perumahan

- Pertanian

lahan kering

- Pendidikan

-Pariwisata

buatan

- Perumahan

- Perdagangan

- Jasa dan

- Pertanian

Lahan Kering

- Industri

- Resapan Air

- Peternakan

- Agropolitan

- Agribisnis

- Pertanian

- Perumahan

- Resapan Air

- Peternakan

- Agropolitan

- Agribisnis

- Pertanian

Lahan Basah

- Perumahan

- Industri

- Pemerintahan

- Perdagangan

- Jasa

- Perumahan

- Permukiman

- Pendidikan

-Pariwisata

buatan

SWP II

Curug

SWP I Serang dan Cipocok Jaya

Page 30: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

12

Dalam rangka mewujudkan peningkatan investasi di Kota Serang, Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang

terus membuat sebuah perencanaan strategis dalam bentuk Renstra mulai dari

penerapkan program iklim investasi yang kondusif serta promosi-promosi

mengenai potensi dan peluang investasi di Kota Serang untuk bisa terus

mendorong investor menanamkan modalnya di Kota Serang dan bisa terus

meningkatkan nilai investasi di Kota Serang.

Akan tetapi, nilai investasi di Kota Serang ternyata masih paling kecil

dibandingkan Kota/Kabupaten di Provinsi Banten padahal Kota Serang adalah

Ibu Kota dari Provinsi Banten. Hal tersebut dilihat dari data realisasi investasi

di Provinsi Banten, Kota Serang menempati urutan akhir dengan nilai realisasi

investasi yang terendah pada tahun 2014 yaitu hanya 5 proyek senilai

US$2.770,5 ribu. Berikut tabel 1.4 mengenai urutan tertinggi hingga terendah

Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Banten tahun 2014.

Page 31: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

13

Tabel 1.3 Realisasi Investasi di Provinsi Banten Tahun 2014

No

Kota/Kabupaten

PMA PMDN

Nilai Proyek Nilai Proyek

1 Kabupaten Tangerang

US$460.143,8 ribu

403 Rp. 4.845.967,5

Juta

46

2 Kota Tangerang US$170.754 ribu

181 Rp. 44.528,5

Juta

16

3 Kota Cilegon US$522.924,8 ribu

146 Rp. 2.532.856

Juta

19

4 Kabupaten Serang US$603.050,3 ribu

132 Rp. 384. 909,6 Juta

30

5 Kota Tangerang Selatan

US$8.519,6 ribu. 72 Rp. 66.490 Juta

6

6 Kabupaten Lebak US$266.463,4 ribu

26 Rp. 74.182,8 Juta

12

7 Kota Serang US$2.770,5 ribu 5 0 1

(Sumber : BKPMPT Provinsi Banten, 2015)

Upaya Badan Pelayanan terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota

Serang dalam membuat perencanaan untuk meningkatkan investasi di Kota

Serang melalui penciptaan program seperti peningkatan iklim investasi yang

kondusif, penyederhanaan birokrasi investasi, meningkatkan daya saing daerah

dengan promosi-promosi mengenai peluang investasi serta potensi yang ada di

Kota Serang yang ditawarkan kepada investor masih kurang menarik investor

karena masih terdapat masalah-masalah atau hambatan yang dihadapi.

Sehingga hal tersebut membuat kurang maksimalnya perencanaan strategis

Page 32: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

14

yang dibuat BPTPM Kota Serang dalam bentuk renstra (rencana strategis)

dalam menarik investor untuk berinvestasi di Kota Serang. Hal tersebut terlihat

pada penjelasan berikut.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, ditemukan

permasalahan sebagai berikut. Pertama bersumber dari wawancara yang

penulis lakukan pada Hari Kamis, 28 Mei 2015. Menurut Bapak Suherman

selaku Kepala Sub Bidang Bina Potensi & Kerjasama Investasi di BPTPM

Kota Serang, perencanaan yang dibuat oleh BPTPM Kota Serang dalam upaya

meningkatkan investasi di Kota Serang masih terkendala pada kurangnya

sumber daya manusia dan kurangnya keterampilan pegawai. Menurut Kasubid

Bidang Bina Potensi & Kerjasama Investasi BPTPM mengatakan bahwa kantor

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang

membutuhkan pegawai yang profesional utuk melaksanakan rencana strategis

yang efektif. Akan tetapi pada kenyataannya pegawai PNS BPTPM masih

kurang dan banyak pegawai yang masih kurang terampil, salah satu buktinya

ada beberapa pegawai yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan

jabatan/pekerjaan yang mereka pegang sekarang.

Individu merupakan bagian dari organisasi yang sangat penting dan juga

merupakan bagian dari pelaksana yang tentunya akan berdampak terhadap

pelaksanaan strategi. Demikian halnya juga dengan individu-individu yang

terlibat dalam pelaksanaan rencana strategi di Badan Pelayanan Terpadu dan

penanaman Modal (BPTPM) yang biasa disebut pegawai. Pegawai tentunya

Page 33: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

15

merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena berhasil tidaknya suatu

organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada pegawai yang akan

melaksanakan peran dan tugasnya masing-masing. Berikut tabel 1.5 yang

menggambarkan bidang-bidang yang berkoordinasi menyusun rencana

strategis di BPTPM Kota Serang.

Tabel 1.4 Bidang Penyusun Rencana Strategis BPTPM Kota Serang

No Bidang Nama Jabatan

1 Bidang Penanaman Modal

Ambas Suhendi, S.Pdi

Kepala Bidang

2 Bidang Data dan Sistem Informasi

Drs. H. Ahmad Yani, MM

Kepala Bidang

3 Bidang Perijinan Usaha

H. Dul Barid, Se, M.Si

Kepala Bidang

4 Bidang Perijinan Non Usaha

H. Wahyu Nurjamil, S.STP, M.Si

Kepala Bidang

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Dari tabel 1.4 di atas, terlihat ada pegawai yang latar belakangnya memang

tidak sesuai dengan jabatan yang dipegang salah satunya terlihat latar belakang

dari S.Pdi. Selain Kepala bidang di atas, pegawai pelaksana teknis pun juga ada

yang memang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Berikut tabel

1.6 mengenai jumlah pegawai PNS dan daftar urutan kepangkatan (DUK)

BPTPM Kota Serang tahun 2015.

Page 34: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

16

Tabel 1.6 Jumlah Pegawai PNS dan Daftar Urutan Kepangkatan (DUK)

BPTPM Kota Serang Tahun 2015

No Nama Jabatan/Esselon Pangkat/Gol Ruang

Pendidikan Terakhir

1 Mamat Hambali, SH, M.Si Kepala Badan (II.b)

IV/c S2

2 Ir. Wawan Hermawan, MM Sekretaris (III.a)

IV/b S2

3 Drs. H. Ahmad Yani, MM Kabid Data dan sistem informasi

(III b)

IV/a S2

4 Ambas Suhendi, S.Pdi Kabid Penanaman Modal (III b)

IV/a S1

5 H. Dul Barid, Se, M.Si Kabid Perijinan Usaha (III b)

III/d S2

6 H. Wahyu Nurjamil, S.STP, M.Si

Kabid Perijinan non Usaha (III b)

III/d S2

7 Suherman, S.MHK Kasubid Potensi dan Kerjasama penanaman

Modal (IV a)

III/d S1

8 M. Ngalim, S.Sos, MM Kasubag Umum dan Kepegawaian

(IV a)

III/d S2

9 Mohamad Urip Kasubag Program, Evaluasi dan Pelaporan

(IV a)

III/d S1

10 Tiktik Rahmatika Kasubid Promosi dan Pemasaran Penanaman

Modal (IV a)

III/d S1

11 Suyanto S.Pd, M.Si Kasubid Pelayanan dan Pendaftaran Perijinan Non

Usaha (IV a)

III/d S2

12 Wiwi Laras W, S.pd, M.pd Kasubid Pengembangan Sistem Teknologi

Informasi (IV a)

III/d S2

13 Novi Kania Mustika, SE Kasubag Keuangan (IV a)

III/d S1

14 Neneng Titin Kurnia, S.pd, M.Si Kasubid Pelayanan Informasi dan Pengaduan

(IV a)

III/c S2

15 Evan Rivana, SE, MM Kasubid Pelayanan dan Pendaftaran Perijinan

Usaha (IV a)

III/c S2

Page 35: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

17

16 Kiki Baihaqi, SE Kasubid Pelayanan dan Pendaftaran Perijinan

Usaha (IV a)

III/b S1

17 Ratu Nailah, SE Kasubid Pengolahan dan Penerbitan perijinan

Usaha (IV a)

III/b S1

18 Mulani, S.Ag Pelaksana III/d S1

19 R. Muhammad Darajat, SE Pelaksana III/b S1

20 Ismetullah, ST, MM Pelaksana III/b S2

21 Diona Cinantya Apriliana, S.S Pelaksana III/b S1

22 Agung Fredy Genius, ST Pelaksana III/b S1

23 Feby Febrianty, ST, MM Pelaksana III/b S2

24 Neti Susanti, S.Sos Pelaksana III/b S1

25 Abdul Muid, SE Pelaksana III/b S1

26 Cecep Haerunasyirin, S.Ip Pelaksana III/b S1

27 Widi Hilma, SE Pelaksana III/a S1

28 Imas Sutianingsih, A.Md Pelaksana II/d D3

29 Nova Kurniawan, A.Md Pelaksana II/c S1

30 Setyo Puruhito, SE Pelaksana III/a S1

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa pegawai dengan gelar sarjana

atau S-1 di BPTPM Kota Serang adalah yang terbanyak selain jenjang

pendidikan yang lain. Hal ini menunjukan bahwa secara pendidikan, pegawai

BPTPM memiliki sumber daya yang cukup baik, akan tetapi belum memiliki

kompetensi dan keterampilan yang bagus maka diperlukan pelatihan yaitu

seperti diadakan diklat terkait dengan peningkatan kemampuan pegawai-

pegawai di lingkungan BPTPM Kota Serang.

Page 36: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

18

Terkait diklat yang perlu dilakukan oleh pegawai-pegawai BPTPM untuk

dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang bagus, selama ini

beberapa diklat sudah pernah dilakukan pegawai-pegawai BPTPM bidang

penanaman modal khususnya, seperti diklat Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP). Berikut ini tabel 1.6 yang menjelaskan mengenai daftar-daftar yang

telah mengikuti diklat salah satunya diklat Pelayanan terpadu satu Pintu

(PTSP) pada bidang penanaman modal.

Tabel 1.6 Daftar Diklat Bidang Penanaman Modal BPTPM Kota Serang

No Nama Diklat Nama Penyeleng

gara

Tahun

1 Pendidikan dan pelatihan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Bidang

Penanaman Modal Tingkat Pertama

Maulani, S.Ag BKPM 2013

Cecep Haerunasyirin, S.IP BKPM 2011

Suherman, SMHK BKPM 2013

Abdul Muid, SE BKPM 2013

2 Pendidikan dan pelatihan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Bidang

Penanaman Modal Tingkat Dasar

Cecep Haerunasyirin, S.IP BKPM

2011

3 Pendidikan dan pelatihan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Bidang

Penanaman Modal Tingkat Lanjutan

Cecep Haerunasyirin, S.IP BKPM

2012

4 Pendidikan dan Pelatihan Sistem

Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik

Cecep Haerunasyirin, S.IP BKPM

2011

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Page 37: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

19

Kedua, permasalahan yang membuat terhambatnya perencanaan strategi

yang dibuat BPTPM Kota Serang ialah dalam proses pelaksanaan rencana

strategis tersebut terdapat masalah yaitu hambatan komunikasi vertikal. Dalam

pelaksanaan rencana strategi yang dilakukan antara pemimpin dan pegawai

terdapat komunikasi yang kurang baik. Hal ini dipertegas oleh bapak Ambas

selaku Kepala Bidang Penanaman Modal BPTPM Kota Serang dalam

wawancara pada hari Senin, 30 Juli 2015 mengatakan bahwa pada saat pegawai

diinstruksikan sesuatu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan rencana

strategis peningkatan investasi, seringkali pegawai tidak memahami dan tidak

melakukan dengan baik.

Komunikasi dalam menyampaikan dan mengatur ide yang baik memiliki

peran yang penting diantara pihak pelaksana. Setiap elemen pelaksana rencana

strategis (Renstra) perlu mengkoordinasikan pelaksanaan program hingga

berada pada tahap evaluasi. Karena sebagai pelaksanaan, perlu ada informasi

timbal balik melalui komunikasi dan koordinasi yang baik antara bidang-

bidang/seksi-seksi/satuan-satuan dalam lingkungan Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang. Berikut gambar 1.3 mengenai

alur komunikasi bidang penanaman modal BPTPM Kota Serang yang

menangani investasi.

Page 38: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

20

Gambar 1.3 Alur Komunikasi BPTPM Kota Serang

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan terdapat komunikasi

yang kurang baik antara pimpinan dengan pegawai dalam menghasilkan

rangkaian pelaksanaan rencana strategis yang baik bukanlah semata-mata hasil

kerja perseorangan atau pegawai atau pimpinan saja melainkan hasil kerja

kolektif serta dukungan dari masyarakat. Latar belakang dan keahlian yang

dimiliki akan mempengaruhi tingkat komunikasi dalam melaksanakan

kegiatan

Bidang Penanaman

Modal

Bidang Data dan Sistem

Informasi

Bidang Perijinan Usaha

Rencana

Strategis

BPTPM Kota

Serang

Tim Teknis

Pihak ke 3

(konsultan)

Bidang Perijinan Non

Usaha

Page 39: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

21

Ketiga, bersumber dari wawancara pada Senin, 25 Mei 2015. Menurut

Bapak Ahmad Yani selaku kepala bidang data dan informasi di BPTPM Kota

Serang, perencanaan yang dibuat oleh BPTPM Kota Serang dalam upaya

meningkatkan investasi di Kota Serang masih terbentur dengan ketersediaan

lahan di Kota Serang yang sempit. Banyak investor tidak bisa berinvestasi di

bidang industri karena ketersediaan lahan di Kota Serang yang sedikit.

Luas wilayah Kota Serang sangat kecil jika dibandingkan dengan luas

wilayah Kota/Kabupaten lain di Provinsi Banten. Luas Kota Serang yaitu

sekitar 266,74 Km2 atau sekitar 2,83 % dari luas wilayah Provinsi Banten.

Berikut tabel 1.7 yang menggambarkan luas wilayah di Provinsi Banten tahun

2015.

Tabel 1.7 Luas Wilayah Provinsi Banten

No Kabupaten/Kota Luas (Km2) Persentase (%)

1 Kabupaten Serang 1.510,68 16,01

2 Kabupaten Lebak 2.599,05 27.53

3 Kabupaten Pandeglang 3.693,08 39,12

4 Kabupaten Tangerang 1,027,84 10,90

5 Kota Serang 266,74 2,83

6 Kota Tangerang 165,45 1,75

7 Kota Cilegon 175,49 1,86

Provinsi Banten 9.438,33 100,00

(Sumber : Bappeda Kota Serang, 2015)

Page 40: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

22

Dilihat dari tabel 1.7, luas wilayah Kota Serang hanya 2,38% dari total

luas wilayah di Provinsi Banten. Menurut bapak Ahmad Yani sebenarnya

banyak investor Asing yang ingin menanamkan modalnya di Kota Serang pada

bidang industri, akan tetapi bisa dibilang berbenturan dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah yang dibuat karena memang peruntukan lahan dari Bappeda

sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah dibuat untuk bidang industi di

Kota Serang hanya sedikit yaitu sekitar 0,65% dari luas wilayah Kota Serang.

Hal tersebut membuat ketersedian lahan dengan harga wajar untuk industri

tersebut masih sulit. Sebagai contoh dapat dilihat di daerah Sawah Luhur,

daerah tersebut diperuntukan untuk wilayah industri Kota Serang, akan tetapi

karena kontur tanah di wilayah Sawah Luhur tersebut masih seperti tambak

(merembes) sehingga harus ditimbun dengan tanah dan diratakan supaya

tanahnya kuat dan itu membutuhkan biaya yang lebih. Hal tersebut banyak

membuat investor Asing tidak jadi menanamkan modalnya di Kota Serang

dalam bidang industri.

Kemudian masalah keempat atau yang terakhir, yaitu kurangnya sarana

dan prasarana dalam menunjang pelayanan yang akan diberikan. Menurut

bapak Suherman selaku Kepala Sub Bidang Bina Potensi & Kerjasama

Investasi di BPTPM Kota Serang dalam wawancara yang dilakukan pada Hari

Kamis, 28 Mei 2015. Dari data sarana dan prasarana Badan Pelayanan Terpadu

dan penanaman Modal (BPTPM), masih banyak sarana dan prasarana yang

kurang untuk penunjang pekerjaan BPTPM Kota Serang, sehingga ini dapat

Page 41: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

23

menghambat pemberian pelayanan yang maksimal kepada

masyarakat/investor.

Sarana dan prasarana yang kurang memadai diantaranya, ruang kerja

pegawai masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan, khususnya ruang

pelayanan yang sangat sempit yaitu berkisar 3x3 meter padahal diharapkan

untuk ruang pelayanan besar ruangan minimal 6x6 meter. Kemudian, sarana

prasarana yang kurang yaitu jumlah komputer, jumlah komputer di BPTPM

Kota Serang ada sekitar 70 komputer dan komputer personal sekitar 20

kompter. Akan tetapi jumlah tersebut belum memadai melihat banyaknya

pegawai yang harus mengerjakan pekerjaan menggunakan komputer dan juga

jumlah tersebut termasuk komputer yang kondisinya sudak tidak baik/rusak.

Sehingga, harus segera ditambahkan jumlahnya.

Selain itu, pendingin ruangan juga termasuk sarana prasarana yang harus

ditambahkan. Jumlah pendingin ruangan/AC di Kantor BPTPM Kota Serang

berjumlah 18 buah. Jumlah tersebut masih dirasakan kurang melihat banyaknya

ruangan dan aktifitas yang padat khusunya di ruang pelayanan. Dengan adanya

fasilitas yang kurang memadai mengakibatkan pelaksanaan tugas dan

pemberian pelayanan kepada investor akan menjadi tidak maksimal.

Integritas masyarakat terhadap instansi ini tidak begitu baik, ini tergambar

dari pendapat dan hasil wawancara lepas oleh penulis dengan

masyarakat/investor yang sedang mengajukan perijinan. Wawancara ini

dilakukan pada hari Senin, 27 Juli 2015 mengatakan bahwa pelayanan yang

Page 42: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

24

diberikan sudah cukup bagus tetapi ruang pelayanan di kantor BPTPM tersebut

sempit, menurutnya ini mungkin disebabkan karena Kantor BPTPM Kota

Serang menggunakan gedung serba guna bekas kantor Walikota terdahulu yang

terbatas luasnya, karena aset Kota Serang belum sepenuhnya diberikan oleh

Kabupaten karena ruang pelayanan harusnya dibuat senyaman mungkin

sehingga masyarakat yang sedang melakukan pelayanan bisa merasa nyaman

dan tidak kepanasan.

Banyak masyarakat/investor yang mengeluh mengenai kondisi kantor

pelayanan yang sempit dan bisa dikatakan memang sudah tidak layak dan

harus segara diperbaiki agar supaya bisa lebih nyaman. Kondisi sarana dan

prasarana BPTPM Kota Serang dapat dilihat pada lampiran yang tersedia.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah-masalah atau kendala-

kendala yang ditemukan dalam upaya peningkatan investasi di Kota Serang

diharapkan dapat diatasi dengan baik. Dengan latar belakang yang telah

paparkan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman

Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang”

Page 43: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

25

1.2 Identifikasi Masalah

1. Kurangnya sumber daya manusia dan kurangnya keterampilan pegawai.

2. Hambatan komunikasi vertikal.

3. Kurangnya ketersediaan lahan di Kota Serang untuk investasi khususnya

bidang industri.

4. Kurangnya sarana dan prasarana pelayanan penunjang operasional

lembaga.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang masalah dan identifikasi

masalah, peneliti memiliki keterbatasan kemampuan dan berfikir secara

menyeluruh, oleh karena itu peneliti mencoba membatasi penelitiannya pada

Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah, bagaimana Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang?

Page 44: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

26

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang?

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan agar hasil penelitian dapat menjadi bahan perbandingan untuk

penelitian yang berhubungan dengan aspek perencanaan strategis dapat

menjadi proses untuk mengembangkan cakrawala berpikir yang telah diperoleh

dibangku kuliah.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan agar dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah Kota

Serang, serta pihak-pihak yang terkait, dan para pelaksana kegiatan yang

berkenaan dengan upaya peningkatan investasi di Kota Serang.

Page 45: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

27

BAB II

LANDASAN TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Perencanaan

Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan-dugaan

tentang masa depan karena penetapan prioritas-prioritas memerlukan perkiraan

yang tak tentu mengenai kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan

biaya-biayanya. Tak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik

yang bisa kita lakukan untuk mencari persamaan-persamaan di masa lampau.

Meskipun seandainya masa depan bisa diramalkan, perencanaan tetap rumit

dengan tak adanya tujuan yang satu dan tetap. Rencana merupakan alat

pengkoordinasian yang baik. Perencanaan adalah dimana proses manajemen

memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Sebelum manajer dapat

mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat

rencana yang memberikan tujuan dan arah organisasi.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan

organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan

rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting

dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Page 46: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

28

Perencanaan dapat berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda.

Bagi orang yang tak memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu

kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit,

banyak menguras tenaga dan pikiran, serta membutuhkan waktu yang lama

dalam penyusunannya. Akan tetapi,bagi orang lain perencaan dapat berarti

suatu pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak

menyadari bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan, 2010).

Rencana dapat berupa rencana informal dan rencana formal. Rencana

informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan

bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana

tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.

Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya setiap

anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat

untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang

harus dilakukan.

Perencanaan juga merupakan fungsi dasar atau fungsi fundamental

manajemen yang ditunjukan pada masa depan yang penuh ketidakpastian. Oleh

karena itu setiap instansi/perusahaan harus mempunyai satu perencanaan yang

matang dalam mencapai tujuannya. Menurut Terry (2010) memberikan definisi

perencanaan sebagai berikut “Perencanaan adalah memilih dan mengubungkan

fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang

Page 47: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

29

akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan

yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diperlukan.”

Dari pengertian di atas digambarkan bahwa perencanaan dihubungkan

dengan masalah memilih tujuan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan.

Pendapat lain mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses. Menurut

Tjokroaminoto (dalam Usman, 2008) Perencanaan adalah “Proses

mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan tertentu.” Sedangkan menurut Prajudi Atmosudirjo (dalam

Usman, 2008) juga berpendapat bahwa perencanaan adalah “Perhitungan dan

penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan

tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara

melakukannya.”

Menurut Conyers dan Hills (dalam Arsyad, 2002), perencanaan adalah

“Suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan

atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang”. Berdasarkan

definisi di atas, Arsyad (2002) berpendapat ada empat elemen dasar

perencanaan, yaitu :

1. Merencanakan berarti memilih 2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya 3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan 4. Perencanaan berorientasi ke masa depan.

Page 48: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

30

Dari batasan tersebut terkandung pemikiran bahwa perencanaan tidak lahir

dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil pemikiran yang bersumber pada

hasil penelitian dan juga perencanaan merupakan ramalan ke masa depan,

sehingga mempermudah usaha yang akan dilakukan di dalam mencapai tujuan.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan

adalah kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk

mencapai tujuan dan dalam perencanaan itu mengandung beberapa unsur,

diantaranya sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, adanya proses,

hasil yang ingin dicapai, dan menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

Pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan, penilaian, dan

pelaporan merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari perencanaan.

Dalam perencanaan diperlukan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan-

penyimpangan. Berdasarkan pendapat ahli yang diungkapkan di atas jelas

bahwa perencanaan dianggap suatu proses, dianggap sebagai suatu fungsi dan

dianggap sebagai suatu keputusan, atau pemilihan alternatif untuk mencapai

tujuan. Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan

rencana itu sendiri (plan).

Page 49: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

31

1. Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup atau

seluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran

memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria

untuk mengukur suatu pekerjaan.

Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang

dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah

sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas.

Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan/organisasi,

laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang

dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan

dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi

tuntutan stakeholders perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah

sasaran yang benar-benar diinginkan oleh perusahaan/organisasi.

Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan

organisasi beserta anggotanya.

2. Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema

untuk mencapa tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi

sumber daya dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana

dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan dan

frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana

dibagi menjadi rencana strategi dan rencana operasional. Rencana

strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan

organisasi, sedangkan rencana operasional adalah rencana-rencana

Page 50: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

32

yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi

rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana

jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan

jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana

yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang

berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time

frame. Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana

direksional dan rencana spesifik. Rencana Direksional adalah

rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak

mendetail.

Terakhir, berdasarkan frekuensinya penggunanaannya rencana dibagi menjadi

dua, yaitu single use dan standing. Single use plan adalah rencana yang

didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Sedangkan standing plans adalah

rencana yang berjalan selama perusahaan/organsiasi tersebut berdiri, yang

termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan dan lain-lain.

2.1.1.1 Fungsi, Tujuan dan Manfaat Perencanaan

Penyelenggaraan program dan proyek pembangunan tentunya harus

dilakukan dengan suatu perencanaan yang matang, sehingga dapat

Page 51: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

33

memperkecil pemborosan sumber-sumber, hal ini sesuai yang dikemukakan

oleh Siagian bahwa ”Agar pembangunan dapat berhasil dengan lebih baik

dibutuhkan perencanaan. Sebab dengan perencanaan berfungsi sebagai

pedoman kerja, dapat memusatkan perhatian dan tindakan, sehingga dapat

mengurangi pemborosan. Perencanaan dapat menjadi penghubung antara masa

kini dan masa yang akan datang, yang memungkinkan penggunaan sumber-

sumber sebaik mungkin dalam mengabdi kepada tujuan yang diinginkan”.

Abdurahman mengatakan bahwa tujuan perencanaan adalah “supaya

manajemen berhasil dengan kebijakasanaan yang telah ditentukan”. Sedangkan

Siswojoherdjodiputro menyatakan bahwa “Adapun tujuan utama daripada

perencanaan adalah obyektif. Termasuk pula perencanaan adalah metode-

metode dan prosedur-prosedur untuk menilai input dan output untuk merinci

secara statistik sifat dari keadaan mendatang”

Menurut Robbins dan Coulter (Amelia, 2010). ada beberapa tujuan

perencanaan, yaitu :

1. Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan

nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang

mereka harus capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa

rencana, departemen dan individual akan bekerja sendiri-sendiri secara

sembarangan, segingga kerja organisasi kurang efesien.

Page 52: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

34

2. Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat

rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,

memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana

untuk menghadapinya.

3. Untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan

terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi

pemborosan. Selain itu, dengan rencana seorang manajer juga dapat

mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan

inefesiensi dalam perusahaan/organisasi. Untuk menetapkan tujuan dan

standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses

pengontrolan dan pengevaluasian. Proses pengevaluasian atau evaluating

adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa

adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja

perusahaan/organisasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perencanaan adalah

mempermudah upaya pencapaian hasil yang diharapkan, menetapkan

pemilihan berbagai alternatif, memperjelas kegiatan, menentukan metode

oprasional dalam meramalkan keadaan yang akan datang dan menciptakan

keterpaduan, keseimbangan sumber dana dan daya/tenaga.

Page 53: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

35

Selanjutnya, Aji dan Sirait (2002) menyatakan bahwa banyak juga

manfaat yang diperoleh dengan adanya perencanaan, yaitu :

1. Terhindar pemborosan waktu, uang dan tenaga.

2. Dimungkinkan dilakukan pemulihan dari berbagai alternatif-alternatif

3. Dimungkinkan perubahan-perubahan yang perlu

4. Dimungkinkan evaluasi terhadap tindakan yang dilaksanakan karena

tujuan dan cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.1.2 Unsur-Unsur & Prosedur Perencanaan

Lebih lanjut Sarwoto (2001) unsur-unsur dalam Pembangunan secara

umum adalah sebagai berikut :

1. Unsur tujuan (tujuan-tujuan obyektif) yaitu perumusan yang telah jelas

dan terperinci mengenai tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai

2. Unsur kebijaksanaan (unsure policy) yaitu metode atau cara untuk

mencapai tujuan yang hendak dicapai

3. Unsur prosedur, meliputi pembagian tugas serta hubungannya (vertical

dan horizontal) antara masing-masing anggota kelompok secara terperinci

4. Unsur progress (kemajuan) dalam planning dari ini ditentukan standar-

standar mengenai segala sesuatu yang akan dicapai

5. Unsur program, dalam unsur ini tidak hanya menyimpulkan planning

keseluruhannya, sehingga merupakan kesatuan rencana, melainkan juga

dalam rangka perencanaan seluruhnya itu harus menyusun secara urutan-

urutan dari pentingnya macam-macam proyek atau rencana kerja dari

planning itu.

Dengan unsur-unsur perencanaan yang dijadikan sebaga pedoman

maka dapat diketahui mengenai cara atau metode pembagian tugas dan

batas kegiatan dalam pelaksanaan rencana kerja. Dalam pelaksanaan

Page 54: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

36

rencana, masalah stabilitas perlu mendapat perhatian karena tanpa

stabilitas pelaksanaan rencana tidak mungkin akan terlaksana dengan baik.

Sedangkan Menurut Manullang (1992) berpendapat bahwa suatu rencana

mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Tujuan

Unsur utama dari suatu rencana adalah tujuan. Harus jelas pada

setiap rencana apa yang menjadi tujuan. Tujuan itu dapat bersifat material,

dapat pula bersifat moral. Bersifat material misalnya mencari keuntungan

sebesar-besarnya, besifat moral misalnya perusahaan bertuuan

mensukseskan program pemerintah di bidang sandang-pangan atau

bertujuan memberi kesempatan kerja kepada anggota masyarakat yang

menganggur dan sebagainya.

2. Politik

Politik merupakan salah satu unsur yang ada dalam suatu rencana.

Poitik itu merupakan peraturan-peraturan atau pedoman-pedoman yang

digariskan bagi tindakan organisasi, untuk mencapai tujuan dengan hasil

yang baik.

3. Prosedur

Suatu rencana harus juga memuat prosedur, yakni urutan-urutan

pelaksanaaan yang harus dituruti oleh seseorang dalam melakukan suatu

tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Page 55: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

37

4. Budget

Budget merupakan suatu anggaran, yakni ikhtisar dari hasil-hasil

yang diharapkan untuk dicapai dan pengeluaran-pengeluaran yang

diperlukan untuk mencapai hasil tersebut, yang dinyatakan dalam angka.

Budget itu ada berbagai macam, tetapi yang terpenting adalah budget

produksi.

5. Program

Program adalah campuran dari pada politik, prosedur, dan budget,

yang dimaksudkan untuk menetapkan suatu rangkaian tindakan-tindakan

untuk waktu yang akan datang.

Selanjutnya menurut Widjaja (2004) mengemukakan bahwa “Suatu

perencanaan tentunya memiliki prosedur dimana proses ini terdiri dari

unsur-unsur tinjauan keadaan dalam masyarakat, penetapan tujuan,

penyusunan program kerja dan biaya, pelaksanaan rencana sampai kepada

pengawasan/penelitian. Untuk memperoleh hasil yang baik faktor manusia

mempunyai peranan yang sangat penting karena selain sebagai pemikir

juga sekaligus sebagai pelaksana rencana itu”.

Prosedur Penyusunan rencana secara umum digambarkan sebagi

berikut :

1. Mengadakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui kondisi dan

situasi dalam masyarakat.

Page 56: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

38

2. Penetapan tujuan rencana pembangunan. Penentuan tujan ini

tergantung dari pilihan nasional yang didasarkan pada kondisi serta

nilai-nilai yang dianut dalam bidang poitik, ekonomi dan sosial

masyarakat yang bersangkutan.

3. Penyusunan program rencana. Dalam tahap ini diadakan perumusan

lebih terperinci mengenai tujuan yang hendak dicapai, perincian

jadwal pembiayaan penentuan lembaga-lembaga mana yang

melakukan program-program pembangunan.

4. Tahap pelaksanaan rencana. Dalam pelaksanaan rencana perlu

didasari oleh setiap sektor agar bekerja secara serasi dan konsisten dan

jika terjadi perubahan maka sebaiknya diberi kemungkinan-

kemungkinan atau kesempatan untuk mengadakan penyesuaian.

5. Mengadakan pengawasan atau pelaksanaan rencana, baik secara

langsung yaitu pengawasan yang dilakukan selama pekerjaan

berlangsung, sedangkan pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan

yang dilakukan terhadap hasil akhir dari pekerjaan untuk mengetahuai

apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan rencana atau tidak.

Dalam penyusunan rencana handaknya dapat dilakukan koordinasi pada

tiap-tiap tahapan sebab jika tidak maka akan terjadi kelemahan dalam

informasi, yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyusunan

rencana yang akhirnya mengakibatkan kegagalan pelaksanaan. Karena itu

dalam menyusun suatu rencana kegiatan perlu data dan sumber-sumber

yang ada sehingga dapat membuat perkiraan keadaan di masa yang akan

datang dengan demikian akan diperoleh suatu perencanaan yang memiliki

arah dan tujuan

Page 57: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

39

yang pasti. Kemudian dalam membuat perencanaan dibutuhkan strategi

yang jitu agar supaya tujuan dari perencanaan tersebut dapat tercapai.

2.1.2 Pengertian Strategi

Salah satu alasan mengapa pentingnya mempelajari strategi adalah strategi

sebagai suatu kerangka kerja (frame work) dapat digunakan untuk

menyelesaikan setiap masalah yang ada dalam suatu organisasi atau

perusahaan, terutama yang berkaitan dengan persaingan guna memahami

konsep strategi terkait dengan penelitian ini, maka berikut beberapa definisi

mengenai strategi. Dalam suatu organisasi profit maupun non profit, strategi

memegang peranan yang sangat penting. Dimana strategi merupakan alat

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi. Kata strategi berasal

dari bahasa Yunani “Strategos” (Stratos = militer dan ag = memimpin) yang

berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para Jenderal

perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini

relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang diwarnai perang, dimana

Jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu perang.

Untuk melihat apakah strategi yang telah ditentukan tepat atau tidak, baik

pada tingkat organisasi maupun bisnis yang ditangani, tidak hanya terletak

pada akuratnya analisis strategik yang dilakukan dan tepatnya pilihan yang

dijatuhkan pada satu alternatif yang diperkirakan akan mendukung

keseluruhan

Page 58: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

40

upaya untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran serta mengembang

misi yang telah ditentukan, melainkan terutama dan pada analisis terakhir

terjadi pada waktu strategi tersebut diimplementasikan (Siagian, 2010).

Menurut Hasibuan (dalam Hasibuan, 2008) strategi ialah “Strategi pada

dasarnya adalah penentuan cara yang harus ditempuh agar kemungkinan

memperoleh hasil yang maksimal, efektif dan dalam waktu yang relatif

singkat serta tepat menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan”.

Sedangkan menurut Arifin (dalam Hasibuan, 2008) Strategi ialah “Strategi

pada dasarnya adalah merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang

disusun dan dipersiapkan dalam suatu rangkaian pertahapan yang masing-

masing merupakan jawaban yang optimal terhadap tanggapan-tanggapan

baru yang mungkin terjadi sebagai akibat dari langkah sebelumnya dan

keseluruhan proses ini terjadi dalam suatu arah tujuan yang telah di tetapkan

sebelumnya.”

Menurut Suwarjono dalam bukunya “Manajemen Strategis”, karena

strategi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan baik yaitu tujuan organisasi

atau perusahaan, maka strategi memiliki beberapa sifat antara lain :

1. Menyatu (unifed) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi

atau perusahaan.

2. Menyeluruh (comprehensive) yaitu mencakup seluruh aspek dalam suatu

organisasi atau perusahaan.

3. Integral (integrated) yaitu seluruh strategi akan cocok/sesuai dari seluruh

tingkatan (corporate, business, and functional).

Page 59: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

41

Menurut Ansoff, “Strategi adalah ketentuan untuk dasar penyusunan

keputusan dan penetapan garis pedoman”. Sedangkan Quinn menyatakan

bahwa strategi adalah suatu pola (pattern) atau rencana yang

mengintegrasikan sasaran-sasaran utama (major goals) organisasi,

kebijakan-kebijakan dan serangkaian pelaksanaannya dalam keseluruhan

perpaduan (a cohesive whole). Seanjutnya Quinn mengemukakan pula

bahwa strategi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Strategi meliputi unsur sasaran-sasaran (goals) terpenting yang

akan dicapai, kebijakan-kebijakan yang penting yang

mengarahkan pelaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan

untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut;

b. Mewujudkan beberapa konsep dan dorongan yang memberikan

hubungan (kohesi), keseimbangan dan fokus;

c. Strategi mengutarakan sesuatu yang tidak dapat diduga semula

atau sesuatu yang tidak dapat diketahui.

2.1.3 Perencanaan Srategis

Seperti kita ketahui bahwa tujuan utama dari rencana strategi adalah untuk

mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi

dan langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting

pembuat keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal

jika dipandang relevan untuk dilibatkan.

Page 60: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

42

Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses

perencanaan strategi di dalam perencanaan strategi ini.

1. Siapakah yang harus memprakarsai rencana strategi?

Secara teoritis adalah eksekutif tertinggi pada organisasi yang

bersangkutan, tetapi kegiatan ini dapat saja didelegasikan kepada yang

lain atau pihak lain yang ditunjuk untuk memberdayakan bawahan.

Namun yang jelas suatu perencanaan strategi meminta komitmen tinggi

dari pihak pimpinan tertinggi dari organisasi yang direncanakan. Salah

satu tugas dalam memprakarsai perencanaan strategi adalah

menetapkan secara tepat tentang orang-orang yang penting dalam

pembuatan keputusan. Orang-orang ini bisa bersumber dari internal

maupun eksternal organisasi. Namun kriterianya adalah pihak yang

diakibatkan, harus memiliki informasi yang banyak yang relevan

dengan perencanaan strategis yang dilakukan.

2. Bagaimana memulai rencana strategis?

Kegiatan ini dapat diawali dengan beberapa aktivitas, seperti

pengarahan ahli tentang substansi yang ingin dicapai dalam

perencanaan strategis. Selanjutnya dilakukan presentasi kasus oleh

wakil-wakil bagian dan stakeholder yang ikut serta dalam perencanaan

strategis. Diskusi kasus penting dilakukan untuk memperoleh

kesepakatan awal tentang kekuatan, kelemahan dari faktor-faktor

internal hak dan kesepakatan

Page 61: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

43

serta ancaman yang dihadapi dari lingkungan eksternal organisasi

yang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT.

3. Berapa banyak kesepakatan awal dalam rencana strategi “awal”?

Jumlah kesepakatan awal yang dicapai dalam berbagai kegiatan

sebelumnya perlu ditegaskan. Meskipun jumlah ini tidak bersifat kekal,

karena terdapat kemungkinan masih ada aspek penting yang belum

tercakup dalam kesepakatan yang telah dilakukan.

Dalam perencanaan strategis dari suatu organisasi, manajemen

puncak harus terlibat secara aktif. Hal ini karena manajemen puncak

yang dari posisinya di tempat yang tinggi, mempunyai visi yang

diperlukan untuk mempertimbangkan semua aspek organisasi,

komitmen manajemen puncak diperlukan untuk menimbulkan dan

mendukung komitmen pada tingkat yang lebih rendah. Rencana strategi

membantu para manajer untuk meningkatkan kemampuan

manajerialnya, juga membantu mereka dan stafnya sehingga dapat lebih

mudah menanggapi berbagai peristiwa dengan cepat dan tepat.

Perencanaan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi,

mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu

pembuat keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi

keputusan.

Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007) mengemukakan lima

karakteristik perencanaan strategi yakni :

Page 62: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

44

1. Berkaitan dengan pertanyaan dasar dan memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut.

2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk

pengambilan keputusan sehai-hari.

3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan

lainnya.

4. Membantu memusatkan energi dan sumber daya organisasi pada kegiatan

yang menyangkut prioritas tinggi.

5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif

terlibat.

Menurut Bryson (2007:5) mendefinisikan “Perencanaan strategi sebagai

upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting

membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang

dikerjakan orgnisasi, dan mengapa organisasi menegerjakan hal seperti

itu.”

Menurut Bryson (2007) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi

organisasi sosial” manfaat dari perencanaan strategis adalah :

1) Membantu organisasi berpikir secara strategis dan mengembangkan

strategi-strategi yang efektif

2) Memperjelas arah masa depan

3) Menciptakan prioritas

4) Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa depan

5) Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan

keputusan

6) Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-

bidang yang berada dibawah kontrol organisasi

7) Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi

Page 63: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

45

8) Memecahkan masalah utama bagi organisasi

9) Memperbaiki kinerja organisasi

10) Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif

11) Membangun kerja kelompok dan keahlian.

Meski perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat di atas,

tidak ada jaminan semuanya akan tersedia. Karena satu hal, perencanaan

strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat.

Perencanaa strategis menurut Antony dan kawan-kawan (dalam

Sukristono, 1995) ialah “Perencanaan yang mencakup proses penentuan

tujuan dan perubahan tujuan organisasi, serta penentuan sumber daya

(resources) guna mencapai tujuan tersebut di samping penentuan kebijakan

untuk mengatur penggunaan sumber daya yang bersangkutan.”

Kemudian perencanaan strategis sebagai aspek penentuan kegiatan pada

waktu yang akan datang oleh Steiner (dalam Sukristono, 1995)

dikemukakan perencanaan strategis adalah “Suatu proses identifikasi

kesempatan (opportunities) dan tantangan-tantangan (threats), disamping

diupayakannya berbagai data untuk dasar keputusan perusahaan yang lebih

baik guna memanfaatkan kesempatan-kesempatan dan mengatasi

tantangan-tantangan yang ada.”

Menurut (Allison dan Kaye, 2005) definisi perencanaan stratejik adalah

proses sistematik yang disepakati organisasi dan membangun keterlibatan

Page 64: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

46

diantara stakeholder utama-tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan

tanggap terhadap lingkungan operasi.

Perencanaan strategis khususnya digunakan untuk mempertajam fokus

organisasi, agar semua sumber organisasi digunakan secara optimal untuk

melayani misi organisasi itu. Artinya bahwa perencanaan sratejik menjadi

pedoman sebuah organisasi harus tanggap terhadap lingkungan yang

dinamis dan sulit diramal. Perencanaan stratejik menekankan pentingnya

membuat keputusan-keputusan yang menempatkan organisasi untuk

berhasil menanggapi perubahan lingkungan. Fokus perencanaan stratejik

adalah pada pengelolaan stratejik, artinya penerapan pemikiran stratejik

pada tugas pemimpin sebuah organisasi guna mencapai maksudnya.

Dalam perencanaan strategi, dibutuhkan analisis lingkungan. Analisis

lingkungan ini biasa menggunakan analisis SWOT, yakni menganalisis

kekuatan dan kelemahan lingkungan internal organisasi dan menganalisis

ancaman dan peluang dari lingkungan eksternal organisasi. Pada lingkungan

internal, bisa dilihat bagaimana kultur organisasi/kultur korporatnya,

bagaimana sumber daya yang tersedia, dan bagaimana pula strukturnya.

Sedangkan dalam menganalisis lingkungan eksternal, bisa dilakukan apa

yang disarankan oleh Robson (Iriantara, 2004), yakni dengan :

1. Mengaudit pengaruh-pengaruh lingkungan;

Page 65: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

47

2. Menilai sifat lingkungan untuk memutuskan apakah lingkungannya

sederhana atau kompleks;

3. Mengidentifikasi daya-daya lingkungan dengan menggunakan model 5

Daya Porter;

4. Mengidentifikas posisi kompetitif dengan menggunakan analisis siklus

hidup;

5. Mengidentifikasi peluang-peluang pokok dan ancaman dengan

menggunakan analisis SWOT.

Kemudian setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan lingkungan

internal, dilanjutkan dengan merumuskan strategi. Perumusan strategi

dalam perencanaan ini sekaligus juga merupakan pilihan atas strategi yang

akan digunakan dari sekian banyak alternatif strategi. Tentu saja, strategi

yang dipilih itu diharapkan merupakan strategi yang efektif yang akan

membawa organisasi pada pencapaian objektifnya pada masa depan.

Ada baiknya, kita mengingat kembali apa yang dinyatakan Quinn

(Iriantara, 2004) tentang kriteria strategi yang efektif yang mencakup

beberapa hal berikut :

1. Objektif yang jelas dan menentukan.

Semua ikhtiar diarahkan untuk mencapai pemahaman yang jelas,

menentukan dan bisa mencapai keseluruhan tujuan. Tujuan-tujuan spesifik

bagi setiap unit bisa saja berubah karena sengitnya kompetisi, namun

tujuan strategis untuk setiap unit/bagian harus tetap jelas sehingga memberi

kesinambungan dan kohesi untuk pilihan-pilhan taktis pada kurun waktu

pelaksanaan strategis.

Page 66: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

48

Semua tujuan itu tidak perlu dibuat secara tertulis, namun yang terpokok

bisa dipahami dan menentukan.

2. Memelihara inisiatif.

Strategi itu mesti menjaga kebebasan bertindak dan memperkaya

komitmen. Strategi itu mesti menentukan langkah dan menetapkan tindakan

terhadap peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu peristiwa. Postur

reaktif yang berkepanjangan akan menyemaikan ketidakpuasan,

merendahkan moral, tidak bisa memanfaatkan keuntungan waktu, dan tidak

kelihatan lawan.

3. Konsentrasi.

Strategi itu memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan tempat

yang menentukan. Dengan begitu, kompetensi yang distingtif itu akan

memberikan keberhasilan yang lebih besar dengan sedikit sumber daya dan

menjadi landasan yang penting untuk perolehan (atau keuntungan) yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor.

4. Fleksibilitas.

Strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyangga dan dimensi

sumber daya untuk fleksibilitas dan manuver. Cadangan kemampuan,

kemampuan melakukan manuver secara terencana, dan repositioning

memungkinkan untuk memanfaatkan sumber daya seminimal mungkin,

namun tetap membuat lawan tdak berdaya.

5. Kepemimpinan yang memiliki komitmen dan terkoordinasi.

Strategi itu hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki

komitmen dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan-tujuan pokok.

Page 67: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

49

6. Kejutan.

Strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan kecepatan,

kerahasiaan, dan kecerdasan, untuk menyerang lawan pada saat yang tak

terduga.

7. Keamanan.

Strategi itu mesti mengamankan sumber daya dan semua operasi penting

organisasi.

Perencanaan strategis sebagai suatu sistem pada dasarnya merupakan

sistem manajemen dimana keputusan-keputusan strategis disusun secara

sistematis. Sistem tersebut lazimnya memiliki unsur sumber informasi dan

unsur susunan organisasi yang didukung pelaksanaannya.

Perencanaan strategis adalah salah satu cara untuk membantu organisasi

dan komunitas mengatasi lingkungan mereka yang telah berubah.

Perencanaan strategis dapat membantu organisasi dan komunitas untuk

merumuskan dan memecahkan masalah terpenting yang mereka hadapi.

Perencanaan strategis dapat membantu organisasi dan komunitas

membangun kekuatan dan mengambil keuntungan dari peluang penting,

sembari organisasi dan komunitas mengatasi atau meminimalkan

kelemahan dan ancaman serius. Perencanaan strategis dapat membantu

organisasi dan komunitas menjadi lebih efektif lagi dalam dunia yang

sangat bermusuhan.

Page 68: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

50

2.1.3.1 Sistem Perencanaan Strategis

Sistem perencanaan strategis sering kali dipandang sebagai sistem dimana

para manajer membuat, melaksanakan, dan mengendalikan keputusan yang

lintas fungsi dan tingkat daam perusahaan. Lorange (dalam Bryson, 2007)

misalnya, berpendapat bahwa sistem perencanaan strategis apapun harus

menangani empat persoalan penting yaitu :

1. Kemana kita akan pergi? (misi)

2. Bagaimana kita akan pergi kesana? (strategi)

3. Apa blueprint tindakan kita? (anggaran)

4. Bagaimana kita tahu jika kita berada diatas jalur? (Kontrol)

Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi.

Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal

proses keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakukan terhadap

implementasi keputusan. Sistem perencanaan strategis dapat diterapkan

kepada organisasi public dan organisasi nirlaba, tanpa memperhatikan sifat

organisasi tertentu, masuk akan untuk megkoordinasikan pembuatan

keputusan yang lintas tingkat dan fungsi maupun untuk memusatkan pada

bagaimana organisasi mengimplementasikan strateginya dan

menyelesaikan misinya.

Menurut Bryson (2007) langkah pertama untuk mengimplementasikan

strategi yang telah ditetapkan adalah membuat perencanaan strategik. Inti

dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana membuat

rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran)

Page 69: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

51

yang benar-benar sesuai dengan arahan (misi-visi-goal) dan strategi yang

telah ditetapkan organisasi.

Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan

yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step

sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggaran berisi rencana

kegiatan/program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya

yang diperlukan untuk menjalankan semua kegiatan yang direncanakan.

Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan

rencana-rencana kegiatan.

1) Program

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang

diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program

melibatkan restrukturisasi organisasi, perubahan budaya internal organisasi,

atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2) Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,

setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat

digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.

Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru

dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan performa

yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan

organisasi.

Page 70: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

52

3) Prosedur

Prosedur yang kadang disebut Standard Operating System (SOP).

Prosedur adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan

yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan

diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktifitas yang harus

dikerjakan untuk menyelesaikan program-program organisasi.

Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus

dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang

disebut dengan implementasi strategi. Masalah implementasi ini cukup

rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil

dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu

yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah

struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan akan

dibahas secara lebih mendalam. Implementasi strategi adalah proses

dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan

melaluipengembangan program, anggaran dan prosedur. Tindakan

pengelolaan bermacam-macam sumber daya organisasi dan manajemen

yang mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya

organisasi (keuangan, manusia, peralatan dan lain-lain) melalui strategi

yang dipilih. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara

lebih jelas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah

diambil direalisasikan.

Page 71: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

53

Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi

Organisasi Sosial” berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak

mengimplementasikan dirinya sendiri. Orang menggunakan perencanaan

Strategis untuk memperkuat dan melanjutkan prestasi organisasi harus

menghadapi empat tantangan menuju perencanaan strategis yang efektif.

Empat tantangan yang dimaksud adalah :

1. Masalah Manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian

orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan preferensi

kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi.

Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu,

kelompok, organisasi dan komunitas.

a. Individu

Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunyai kemampuan

terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak akan memahami

sepenuhnya informasi yang diajukan kepada mereka, atau mereka akan

meniru banyak faktor dan secara keliru mendiagnosis situasinya. Perhatian

khusus harus dilakukan bukan dengan memberi terlalu banyak informasi

kepada orang yang terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat

sangat adaptif dan tidak mengakui perubahan bertahap.

Page 72: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

54

Masalah yang lampau dapat memperbesar proporsi krisis tanpa seorang pun

menyadari apa yang terjadi sebelumnya. Sekali krisis berkembang, peluang

untuk membuat perubahan yang dramatis dapat dipertinggi, tetapi secara

bersamaan memperbesar bahaya. Dalam krisis, individu suka menyendiri,

keras, mencari-cari dalih serta kecenderungan menyalahkan orang lain.

Orang yang bekerja dalam tugas yang berulang-ulang tidak memiliki

perhatian kepada apa yang mereka sedang kerjakan. Apa yang sering kita

pikirkan adalah apa yang akan kita kerjakan keesokan harinya. Dengan kata

lain kita mempergunakan mungkin 80 hingga 90% waktu kita untuk

mengerjakan hal-hal yang telah menjadi kebiasaan sementara kita

memikirkan hal lain.

Jika perencanaan strategis menjadi tugas rutin, orang dapat

kehilangan kesadaran dan konsentrasi, serta maksud perencanaan strategis

akan lenyap. Metode-metode harus ditemukan agar perencanaan strategis

menjadi sangat “khusus”, sehingga orang-orang mencurahkan perhatian

dan menjalankannya dengan serius. Perencanaan strategis, agar menjadi

efektif, harus memasukkan pertimbangan tentang bagaimana menghentikan

komitmen yang tidak produktif pada saat yang sama karena perencanaan

strategis mengikat cara tindakan baru.

Page 73: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

55

b. Kelompok

Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan

masalah bagi perencanaan strategis. Kelompok memaksakan tekanan kuat

untuk menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan diri dengan

norma yang telah mapan dalam kelompok apapun baik karena mereka

mempunyai hasrat kuat untuk menyesuaikan diri didalamnya maupun

karena kelompok memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan diri.

Kelompok juga berusaha meminimalkan konflik internal karena

pembicaraan tentang isu strategis hampir pasti memunculkan

ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan yang pasti disesalkan bahwa

kebanyakan kelompok akan menindas diskusi. Harmoni kelompok akan

menjadi prioritas yang lebih tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-

sungguh mengenai masa depan kelompok dan pilihan fundamental yang

dihadapi. Terakhir, kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja

bersama-sama akan memperoleh pandangan yang homogen dalam dua

hingga tiga tahun.

c. Organisasi

Beberapa karakteristik organisasi juga memperhadapkan masalah pada

perencanaan strategis. Paradoks lainnya dalam kehidupan organisasi adalah

sistem perencanaan strategis dapat mengesampingkan pemikiran strategis.

Dengan cara yang sama, repetisi dan kompetensi dapat mengakibatkan

lemahnya konsentrasi

Page 74: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

56

dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan kesulitan serius bagi

individu, sehingga juga dapat memformalkan dan sistem perencanaan

repetitive menjadi sebab masalah yang mereka coba hindari. Rata-rata MIS

(Management Information System) atau laporan penyelidikan lingkungan

diisi dengan halaman angka dan grafik, apa yang biasanya terjadi adalah

bahwa orang menjadi jemu terhadap pesan-pesan dalam laporan ini. Data

numerik saja tidaklah mungkin berguna untuk memformulasikan dan

mengimplementaskan strategi. Orang harus dihadapkan secara langsung

pada situasi dimana secara pribadi, mereka harus menghadapi isu itu dan

harus memikirkan bagaimana membuat sesuatu terjadi. Karakteristik

selanjutnya adalah spesialisasi menyaring persepsi dan memaksakan

perilaku serta struktur dan sistem menggantikan kepemimpinan.

d. Komunitas

Komunitas juga mempunyai sejumlah sifat yang memunculkan sejumlah

masalah serius bagi pelaksanaan perencanaan strategis. Komunitas terdiri

atas individu, kelompok serta organisasi dan karenanya menggambarkan

akumulasi karakteristik dan kesulitan yang dibahas sebelumnya. Sebagian

besar organisasi dalam komunitas apapun melambangkan solusi kepada

masalah lama. Tak ada organisasi dalam komunitas yang mungkin

mengandung

Page 75: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

57

masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas tidak ada satu orang,

kelompok, atau organsasipun yang berkuasa.

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.

Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi kearifan yang

konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategis

adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain

bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa

kearifan yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang

konvensional. Beberapa prinsip muncul untuk mengelolah ide (the life

cycle of ideas).

1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi juga peluang adalah induknya penemuan.

2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi ide

tersebut merupakan sesuatu yang sulit.

3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu melampaui

orang dan organisasi yang terisolasi.orang dan struktur adalah hasil

samping dari ide yang sedang berubah.

4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan

5. Setelah ide yang baik mati, berilah makam atau kuburan.

Page 76: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

58

Lingkaran perencanaan strategis biasanya dimulai dengan apresiasi dan

artikulasi kebutuhan dan ancaman. Tetapi peluang juga dapat merebut

perhatian, meskipun tampaknya jarang dilakukan ketimbang kebutuhan

dan ancaman, tujuan kusus perencanaan strategis adalah

menumbuhkembangkan apresiasi dan artikulasi peluang.

Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui

pernyataan apresiasi, artikulasi, adopsi, institusi, onalisasi dan kerusakan.

Selanjutnya, proses mengembangkan ide strategis lebih penting daripada

mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal demikian, menciptakan

landasan bagi koalisi cukup besar untuk menciptakan tindakan kolektif

yang adalah tanda resmi tindakan strategis yang efektif. Dengan kata lain

ide kali sumber daya (orang, uang, waktu, keahlian, perhatian) sama

dengan kekuasaan, termasuk kekuasaan mempengaruhi perubahan strategis

yang bermanfaat.

3. Masalah Struktural

Masalah Struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan ekternal harus menjadi kaitan yang

menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah

mengkaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi tingkat-

tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adalah meyakinkan bahwa

keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya, mereka harus

Page 77: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

59

Menggunakan pendekatan holografik dan bukan pendekatan

komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan seluruhnya

dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu mempresentasikan

seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing bagian dari

sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi keseluruhan

sistem.

Perencanaan strategis mungkin akan berhasil bila:

1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara simultan

2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara simultan melintasi tingkat-

tingkat serta didalam dan diluar

3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap

Haruslah diakui bahwa formulasi dan implementasi strategi merupakan

prestasi kolektif, bukan prestasi individu atau kelompok kecil. Manajemen

hubungan seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila organisasi memiliki

misi yang disetujui secara luas, bahkan lebih mudah lagi jika memiiliki visi

keberhasilan yang disepakati secara luas. Kesepakatan tentang visi dan misi

akan melekatkan keseluruhan kedalam bagian-bagian, yang membuat

manajemen transisi menjadi lebih mudah, dan akan memfasilitasi prestasi

keberhasilan kolektif bahwa perencanaan strategis selalu efektif.

Page 78: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

60

4. Masalah Institusional/Kelembagaan

Masalah Institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif.

Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat

dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Transformasi semacam itu

tidak dapat terjadi tanpa kepemimpinan yang kuat. Masalah yang sangat

sulit dalam perencanaan strategis mencakup transformasi lembaga. lembaga

(institusional) adalah pola interaksi yang sangat stabil, yang diorganisir

diseputar ide penting. Pola-pola interaksi dalam organisasi publik dan

nirbala menjadi “lembaga” manakala pola tersebut dimasuki nilai dan

karakter-karakter kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang

mencakup pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika.

Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar merupakan

tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama kepemimpinan lembaga

adalah pendefinisian misi lembaga, pengejawantahan maksud menjadi

struktur dan sistemnya, pembelaan integritasnya dan pengaturan konflik

internal. Seiring dengan itu maka bahwa tugas kepemimpinan transformatif

adalah melakukan redefinisi tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru

menjadi struktur dan sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai

dengan tujuan-tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.

Page 79: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

61

2.1.3.2 Proses Perencanaan Strategis

Proses perencanaan strategis apapun akan bermanfaat hanya jika proses

perencanaan strategis membantu berpikir dan bertindak secara strategis

kepada orang-orang penting pembuat keputusan. Perencanaan strategis

bukanlah tujuan dalam perencanaan strategis itu sendiri, tetapi semata-mata

merupakan kumpulan konsep untuk membantu para pemimpin membuat

keputusan penting dan melakukan tindakan penting. Bahkan, jika suatu

proses perencanaan strategis menimbulkan kesulitan dalam cara berpikir

dan bertindak strategis, proses perencanaan harus dikesampingkan bukan

pemikiran dan tindakannya.

Bryson (2007:55) mengemukakan delapan langkan dalam proses

perencanaan strategis, proses ini lebih tertib, bersifat hati-hati dan

partisipatif. Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Memrakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis.

Tujuan langkah pertama adalah menegosiasikan kesepakatan dengan orang-

orang penting pembuat keputusan (decision makers) atau pembentuk opini

(opinion leaders) internal dan eksternal tentang seluruh upaya perencanaan

strategis dan langkah perencanaan yang terpenting.

2. Mengidentifikasi mandate organisasi.

Mandat formal dan informal yuang ditempatkan pada organisasi adalah

keharusan yang dihadapi organisasi.

3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi.

Misi organisasi yang berkaitan erat dangan mandatnya, menyediakan

raison de’etre-nya, pembenaran sosial bagi keberadaannya, mengurangi

konflik, dan merencanakan masa depan.

Page 80: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

62

4. Menilai lingkungan eksternal : peluang dan ancaman

Tim perencanaan harus mengeksplorasi lingkungan di lingkungan

organisasi untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi

organisasi.

5. Menilai lingkungan internal : kekuatan dan kelemahan

Untuk mengetahui kekuasaan dan kelemahan internal, organisasi dapat

memantau sumber daya (inputs), strategi sekarang (process), dan kinerja

(outputs).

6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi.

Lima unsur pertama dari proses secara bersamaan melahirkan unsur

keenam, identifikasi isu strategis persoalan kebijakan penting yang

mempengaruhi mandat, misi, dan nilai-nilai dalam organisasi.

7. Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu.

strategi didefinisikan sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan,

keputusan, atau alokasi sumber daya yang menegaskan bagaimana

organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, mengapa organisasi harus

mengerjakan hal itu. Strategi dapat berbeda karena tingkat, fungsi, dan

kerangka waktu.

8. Menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan.

langkah terakhir dalam proses perencanaan, organisasi mengembangkan

deskripsi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu sehingga berhasil

mengimplementasikan strateginya dan mencapai seluruh potensinya.

Deskripsi tersebut merupakan visi keberhasilan.

Delapan langkah ini harus mengarah kepada tindakan, hasil, dan evaluasi.

Ditekankan juga bahwa tindakan, hasil, dan penilaian evaluatif harus

muncu ditiap-tiap langkah dalam proses. Dengan kata lain, implementasi

dan evaluasi tidak harus menunggu hingga akhir, tetapi harus menjadi

bagian yang menyatu dari proses dan terus menerus..

Page 81: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

63

2.1.4 Pengertian Investasi

Relly dan Brown (dalam Fahmi dan Hadi, 2009:4) memberikan

pengertian investasi adalah “investment is the current commitment of dollar

for a period of time to derive future payment that will compensate the

investor for (1) the time the funds are commited, (2) the expected rate of

inflation, (3) the uncertainty of the future payment.”

Sedangkan menurut Abdul Halim (dalam Fahmi, 2006) investasi

pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini

dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Lebih

jauh ekonom asal Amerika Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld

mengatakan bahwa bagian output yang digunakan oleh perusahaan-

perusahaan swasta guna menghasilkan output dimasa mendatang ini bisa

disebut sebagai investasi.

Tentunya proses pencarian keuntungan dengan melakukan

investasi ini adalah sesuatu yang membutuhkan analisis dan perhitungan

mendalam dengan tidak mengesampingkan prinsip kehati-hatian (prudent

principle).

Page 82: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

64

Pentingnya sikap kehati-hatian ini merupakan modal penting bagi seorang

investor, jika itu tentunya dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi karena

faktor kecerobohan seperti yang dilakukan oleh banyak banyak perbankan

di Indonesia baik yang dimilki oleh pihak swasta bahkan pemerintah.

2.1.4.1 Tujuan Investasi

Untuk mencapai suatu aktifitas dan efisiensi dalam keputusan

maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula

halnya dalam bidang investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak

dicapai yaitu :

a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.

b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan

(profit actual).

c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.

d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

2.1.4.2 Penanaman Modal

Investasi juga dikenal dengan istilah penanaman modal. Konsep

penanaman modal ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk yang sering

dikampanyekan oleh pemerintah (government) dalam rangka menarik minat

investor baik domestik maupun internasional. Untuk penanaman modal dari

luar negeri biasa disebut dengan Foreign Direct Investment (FDI).

Page 83: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

65

Di Indonsia, kegiatan mengalakkan masuknya investasi langsung ke dalam

negeri sudah dikampanyekan oleh pemerintah sejak tahun 1967 dengan

diundangkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman

Modal Asing. Pembentukan lembaga yang lebih serius untuk menggalang

dan mengkoordinir penanaman modal asing pada tahun 1973 adalah dengan

dibentuknya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pembentukan

BKPM berdasarkan keputusan Presiden Nomor 20 tahun 1973.

Page 84: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

66

2.2 Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian tentang Pelaksanaan Perencanaan Strategis Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan

Investasi di Kota Serang sejauh yang peneliti ketahui belum ada yang

meneliti, Adapun penelitian dengan tema yang hampir sama pernah

dilakukan oleh Florensia Samaya Pagita pada tahun 2012 dengan judul

Pelaksanaan Rencana Strategis Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Toraja Utara dan Dinda Estika Asmarani pada tahun

2006 dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Perencanaan Strategi

terhadap Kinerja Perusahaan dalam upaya Menciptakan keunggulan

Bersaing.

Persamaan dan Perbedaan dalam penelitian yang penulis teliti dengan yang

dilakukan oleh Florensia Samaya Pagita dan Dinda Estika Asmarani ialah

penelitiannya sama-sama mengenai perencanaan strategis akan tetapi

penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Florensia Samaya Pagita dan

Dinda Estika Asmarani tidak mempunyai topik, lokasi, dan aspek penelitian

yang sama dengan yang penulis teliti yaitu mengkaji mengenai

Perencanaan strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang. Keaslian

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan bila terdapat

kesamaan adalah pada kajian pustaka atau teori yang melandasi penelitian

ini.

Page 85: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

67

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah pemahaman yang paling mendasar yang

mendukung pemahaman selanjutnya. Suatu tolak ukur yang mudah adalah

apakah kita telah memahami pemahaman yang paling mendasar tersebut,

atau pertanyaan sebelum itu apakah kita mengetahui pemahaman yang

mendasari pemahaman-pemahaman selanjutnya. Kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masaah penting (Sugiyono,

2005:65)

Alur pemikiran penelitian ini terdiri dari permasalahan yang muncul dalam

latar belakang masalah yang dirangkum dalam latar belakang masalah,

kemudian rumusan masalah penelitian yang dianalisis dengan penggunaan

teori yang relevan dengan penelitian ini untuk mencapai tujuan dari

pelaksanaan penelitian ini. Kerangka berfikir menggambarkan konsep

penelitian mengenai “Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang”, yang ditujukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan

mencapai tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Bryson yang

mengemukakan tantangan dalam Perencanaan Strategis yang terdri dari

empat indikator yaitu Masalah Manusia, Masalah Proses, Masalah

Struktural

Page 86: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

68

dan Masalah Institusional. Berikut adalah alur kerangka berfikir penelitian

mengenai “Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang”

Gambar 2.1 Alur Kerangka Pemikiran

1. Kurangnya sumber daya manusia dan kurangnya keterampilan pegawai.

2. Hambatan Komunikasi Vertikal.

3. Kurangnya ketersediaan lahan di Kota Serang untuk investasi khususnya

sektor industri.

4. Kurangnya sarana dan prasarana pelayanan penunjang operasional

lembaga.

Bryson (2007:227) mengemukakan tantangan dalam Perencanaan

Strategis :

1. Masalah Manusia

2. Masalah Proses

3. Masalah Struktural

4. Masalah Institusional

Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam

Meningkatkan Investasi di Kota Serang berjalan

efektif dan optimal

Page 87: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

69

2.4 Asumsi Dasar

Berdasarkan permasalahan penelitian sebagai mana diuraikan diatas dapat

dirumuskan asumsi dasar penelitian sebagai berikut :

1. Semakin matang persiapan dan strategi yang dilakukan oleh Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang dalam

perencanaan strategis dalam upaya meningkatkan investasi maka akan

dapat mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan yaitu dalam aspek

manusia, proses, struktural, dan institusional. Di Samping itu, berhasilnya

pelaksanaan strategi akan mengundang banyak investor untuk menanamkan

modalnya di Kota Serang. Karena, persiapan yang baik dan matang

merupakan awal keberhasilan suatu tujuan.

2. Semakin efisien dan efektif strategi yang dibuat Badan Pelayanan Terpadu

dan penanaman Modal (BPTPM) dalam upaya peningkatan investasi, maka

akan semakin banyak investor yang tertarik. Kemudian semakin cepat

dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam perencanaan strategis, maka

semakin tinggi tingkat keberhasilan pelaksanaan perencanaan yang

dilakukan BPTPM. Hal ini akan bisa mencapai tujuan dari perencanaan

strategis yang dilakukan BPTPM Kota Serang.

Page 88: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

70

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan cara pendekatan dalam

mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Dalam upaya untuk menemukan jawaban dari hasil perumusan masalah,

maka dilakukan pendekatan penelitian untuk mengetahui Perencanaan

Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM)

dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang.

Di dalam suatu penelitian terdapat suatu prosedur kerja yang

dipandu oleh suatu metode tertentu yang disebut metode penelitian.

Menurut Nazir (2009), metode penelitian merupakan satu kesatuan sistem

dalam penelitian yang terdiri dari prosedur dan teknik yang akan

digunakan dalam penelitian. Prosedur mengarahkan urutan-urutan yang

akan dilakukan, sedangkan teknik penelitian memberikan alat atau cara

apa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pendekatan kualitatif. Bungin (2008) mengemukakan bahwa penelitian

kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang

Page 89: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

71

bersifat unik dan kompleks. Padanya terdapat regularitas atau pola

tertentu, namun penuh dengan variasi (keragaman). Data atau informasi harus

ditelusuri seluas-luasnya (dan sedalam mungkin) sesuai dengan variasi yang

ada. Hanya dengan cara demikian, peneliti mampu mendeskripsikan

fenomena yang diteliti secara utuh. Penelitian kualitatif tidak bermaksud

untuk menggambarkan karakteristik populasi atau menarik generalisasi

kesimpulan yang berlaku bagi suatu populasi, melainkan lebih terfokus pada

representasi terhadap fenomena sosial yang ada.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang desain

penelitiannya berbentuk deskriptif, yaitu memberikan gambaran ataupun

penjelasan yang tepat mengenai permasalahan yang dihadapi, dimana

bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara

sistematis, faktual dan akurat (Darwiyanta. 2006). Dalam Penelitian ini

peneliti ingin menggambarkan atau menjelaskan bagaimana Perencanaan

Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM)

dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang.

Ini akan memberikan gambaran kenyataan dari kejadian yang

diteliti atau dilakukan terhadap variabel mandiri atau tunggal, yaitu tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Selain

itu juga terbatas pada usaha mengungkap suatu masalah atau keadaaan

atau peristiwa sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar untuk

Page 90: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

72

mengungkap fakta dan memberikan gambaran secara objektif tentang

keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Hadari, 2007).

3.2 Fokus Penelitian

Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian

penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian yang berjudul

Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang. ini fokus materi

kajiannya terletak pada pelaksanaan rencana strategis dalam meningkatkan

investasi di Kota Serang yang dilakukan Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang.

3.4 Instrumen Penelitian

Karena Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka

instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Peneliti dalam

penelitian ini adalah seorang mahasiswi di Univeristas Sultan Ageng

Tirtayasa, jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik yaitu bernama Lailatul Aliya.

Page 91: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

73

Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang

membuka kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara

cermat, tertib dan leluasa, dan bahkan adanya yang menyebutnya key

instrument. Konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat

mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis

dan tepat untuk mengungkapkan data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri.

Peneliti mungkin menggunakan alat bantu untuk mengumpulkan data

seperti tape recoder, video kaset, atau kamera. Tetapi alat-alat ini benar-

benar tergantung pada peneliti untuk menggunakannya.

3.5 Informan Penelitian

Menurut Morze dalam Denzin (2009: 289) seorang informan yang

baik adalah seorang yang mampu menangkap, memahami dan memenuhi

permintaan peneliti, memiliki kemampuan reflektif, bersifat artikulatif,

meluangkan waktu untuk wawancara dan bersemangat untuk berperan

serta dalam penelitian. Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi

sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang

yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan informan

dalam penelitian tentang Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang Kota Serang menggunakan teknik purposive sampling.

Page 92: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

74

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya

orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan,

atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.

Penelitian tentang Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang ini menggunakan teknik Purposive sampling karena peneliti

mempertimbangkan beberapa pihak yang akan menjadi informan.

Pertimbang-pertimbangan tersebut adalah pihak yang membuat rencana

strategis dalam meningkatkan investasi di Kota Serang, pihak yang

melaksanakan perencanaan strategis peningkatan investasi di Kota Serang,

serta pihak yang memiliki data terkait pelaksanaan rencana strategis dalam

meningkatkan investasi di kota Serang.

Informan tersebut terbagi ke dalam dua kriteria informan yakni,

key informan dan secondary informan. Key informan merupakan pihak

yang mempunyai kewenangan secara langsung dalam perencanaan strategi

dalam meningkatkan investasi di kota Serang. Sedangkan secondary

informan adalah informan yang tidak terlibat secara langsung namun

memiliki pengetahuan atau informasi terkait program tersebut.

Page 93: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

75

Tabel 3.1 Daftar Informan Peneliti 2015

No Informan Kode

Informan

Fungsi/Peran Informan

1. Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang

I1 Organisasi penyusun dan pelaksana kebijakan daerah di bidang perizinan dan penanaman modal.

1) Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi BPTPM Kota Serang

I1-1

2) Kepala Bidang Penanaman Modal BPTPM Kota Serang

I1-2

3) Kepala Sub Bidang Potensi dan Kerjasama Investasi

I1-3

4) Kepala Bidang Perijinan Usaha BPTPM Kota Serang

I1-4

5) Kepala Bidang Perijinan Non Usaha BPTPM Kota Serang

I1-5

6) Kepala Sub Bagian Program

Evaluasi Pelaporan BPTPM Kota Serang

2 Bagian Perencanaan Wilayah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang

I2 Penyusun perencanaan wilayah dan pengkoordinasi diantara dinas-dinas serta organisasi lain.

3 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten

I3

Pengkoordinasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu.

Page 94: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

76

4 Masyarakat/Investor

I4 Sasaran Kegiatan BPTPM Kota Serang.

CV Elita Jaya Mandiri I4-1

CV Kaisar Mandala I4-2

(Sumber: Peneliti, 2015)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka penulis

menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara mendalam atau Interview

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang

menggunakan pertanyaan lisan kepada responden, baik

dilakukan melalui tatap muka atau wawancara telepon untuk

melengkapi data yang diperoleh, (Ruslan, 2003 : 277).

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan

menyiapkan pedoman pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan penelitian.

Dalam penelitian ini diperlukan pedoman wawancara

untuk membatasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

kepada informan. Pedoman wawancara adalah lembar acuan

yang sudah disiapkan oleh peneliti sebelumnya berisi

pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan inti masalah-

masalah/pertanyaan.

Page 95: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

77

Pedoman wawancara yang akan digunakan di dalam

penelitian ini mengacu pada teori yang digunakan. Pedoman

wawancara yang dibuat yakni menggunakan teori dari buku

Bryson 2007 mengenai hambatan perencanaan strategis.

Pedoman wawancaranya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Peneliti 2015

No Dimensi Sub Dimensi Informan

1. Masalah Manusia 1. Manajemen perhatian

I1, I3, I4

2. Komitmen I1, I2, I3

2 Masalah Proses 1. Manajemen ide

strategis I1, I2, I3

2. Pemahaman

kebutuhan dan

ancaman

I1, I3

3 Masalah Struktural 1. Lingkungan Internal I1, I2, I3

2. Lingkungan Eksternal I1, I2, I3

4 Masalah Institusional 1. Kepemimpinan

Transformatif

I1, I2, I3, I4

2. Pola interaksi I1, I2, I3, I4

(Sumber: Peneliti, 2015)

Page 96: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

78

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengkaji dokumen-dokumen baik berupa buku referensi

maupun peraturan atau pasal yang berhubungan dengan

penelitian ini guna melengkapi data-data yang diperlukan serta

cara pengumpulan data dan telaah pustaka, dimana domumen-

dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan

masalah, baik berupa buku, literatur, laporan dan sebagainya.

Menurut Sugiyono (2008 : 83) studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas

hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika

melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode

penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan

(seperti dikutip Sugiyono) “ in most tradition of qualitative

research, the phrase personal document is used broadly lo

refer to any first person narrative produce by an individual

which describes his or her own actions, experience, and

beliefs”.

Dokumen merupakan sumber data yang digunakan

untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis,

film, gambar (foto) dokumentasi, dan karya-karya monumental,

yang semua itu memberikan informasi bagi proses penelitian.

Page 97: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

79

Dokumentasi. Dilakukan dengan bahan-bahan tertulis seperti

dokumen atau foto.

3. Observasi/Pengamatan Langsung

Observasi/pengamatan langsung, yaitu suatu cara pengumpulan

data dengan melakukan pengamatan secara langsung di

lapangan terhadap objek yang sementara diteliti. Selanjutnya,

peneliti memahami dan menganalisis berbagai gejala yang

berkaitan dengan objek penelitian.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan

masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai

penulisan hasil penelitian (dalam Sugiyono, 2008). Pada penelitian

kualitatif analisis data dilakukan mulai saat pengumpulan sampai selesai

saat pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008)

dalam analisis kualitatif, data yang muncul berupa kata-kata dan bukan

rangkaian angka.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara

deskriptif kualitatif dengan mengutamakan pengungkapan melalui

keterangan yang didukung dan ditunjang dengan data sekunder. Data

dikelompokkan agar lebih mudah nantinya untuk menyaring data yang

dibutuhkan dan yang tidak. Setelah dikelompokkan, data tersebut

dijabarkan dalam bentuk teks agar lebih

Page 98: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

80

mudah dimengerti, setelah itu penulis menarik kesimpulan dari

data tersebut sehingga dapat menjawab pokok permasalahan penelitian.

Untuk menganalisa berbagai fenomena di lapangan dilakukan

langkah-langkah (Sugiyono,2008) sebagai berikut :

1. Pengumpulan data informasi melalui wawancara, observasi langsung

dan dokumentasi

2. Reduksi data

Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Langkah ini

bertujuan untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai

dengan masalah penelitian.

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah menganalisis selanjutnya adalah

penyajian (Display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil

reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

uraian naratif. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang

relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan

memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara

menampilkan dan membuat hubungan antarfenomena untuk memaknai

apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk

mencapai tujuan penelitian. Display

Page 99: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

81

data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya

analisis kualitatif yang valid dan handal.

4. Tahap akhir adalah menarik kesimpulan dilakukan secara cermat

dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan

lapangan sehingga data-data yang teruji validitasnya.

Kegiatan dalam menganalisis data terkait dengan data itu mungkin

telah dimunculkan dalam beragam cara (observasi, wawancara, intisari

dokumen, pita rekaman) dan yang biasanya diproses sebelum siap

digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih tulis),

tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya

disusun ke dalam teks yang diperluas, analisis data dalam penelitian

kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi

sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan

sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun

wawasan umum yang disebut analisis. Penelitian kualitatif ini pada

dasarnya mengadopsi ketiga alat analisis kualitatif tersebut, namun

penggunaannya disesuaikan dengan kondisi lapangan. Dalam konteks

terapan, penelitian ini lebih banyak berupaya mengemukakan dan

memberikan penjelasan (deskripsi) mengenai fenomena yang terkait

Page 100: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

82

dengan variabel penelitian. Proses pelaksanaannya lebih banyak

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Gambar 3.1 Model Analisis Data Miles & Hubberman

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan

melakukan kegiatan berulang secara terus menerus dari ketiga hal utama tersebut.

3.8 Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian ini teknik untuk menguji keabsahan data yang

digunakan adalah dengan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Dan triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan

triangulasi teknik/triangulasi berbagai cara.

Triangulasi sumber artinya pengujian data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, kemudian

data yang telah diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan

Reduksi

Data

Data Colection Display Data

Verifikasi

Page 101: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

83

suatu kesimpulan yang selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan

sumber data tersebut.

Selanjutnya triangulasi yang digunakan adalah triangulasi

teknik/triangulasi berbagai cara artinya menguji data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang

berbeda. Dalam triangulasi teknik, peoses triangulasi dilakukan dengan

observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam

penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat

dilakukan dengan alat-alat uji statistic. Begitu pula materi kebenaran tidak

diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga substansi kebenaran tergantung

pada kebenaran intersubjektif. Oleh karena itu, sesuatu yang dianggap

benar apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak atau

kebenaran stakeholder.

Page 102: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian

yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran

umum Kota Serang, serta gambaran umum Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang. Hal tersebut dipaparkan

dibawah ini.

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data (data collection). Pengumpulan data yaitu proses

pengumpulan data penelitian . Ini merupakan tahap awal yang harus

dilakukan peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai

masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Dalam tahap pengumpulan data

dilakukan dengan review dokumentasi Profil umum Kota Serang,

Direktori BPTPM Kota Serang, Profil Investasi dan Perizinan Terpadu

Kota Serang, LKPJ BPTPM Kota Serang 2014, wawancara, observasi,

pengumpulan data melalui kajian pustaka dan dokumentasi.

Page 103: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

85

4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang

Kota Serang merupakan pemekaran dari Kabupaten Serang yang

terbentuk pada tanggal 10 Agustus 2007 berdasarkan Undang-undang No.

32 tahun 2007. Secara geografis Kota Serang terletak di antara 5099' -

6022' Lintang Selatan dan 106o7' – 106o25' Bujur Timur. Apabila diukur

dengan menggunakan koordinat sistem Universal Transfer Mercator

(UTM) Zone 48E, wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 m

sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai

dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis

lurus dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang

dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 Km. Dengan bentang alam

sebagaimana tersebut di atas, Kota Serang memiliki luas wilayah

mencapai 266,74 km2 atau sekitar 3,08% dari luas wilayah Provinsi

Banten.

Kota Serang adalah Ibukota Provinsi Banten, yang terletak di

bagian Utara Provinsi Banten, berbatasan langsung dengan Kabupaten

Serang di batas bagian Barat, Timur, dan Selatannya, serta terkoneksi

langsung dengan Laut Jawa di bagian Utaranya. Dengan posisinya yang

strategis ini maka Kota Serang menjadi salah satu titik pertumbuhan

terpenting di Provinsi Banten mengingat wilayahnya yang dilalui Jalan Tol

Jakarta Merak dengan dua pintu keluar di bagian Timur dan Barat Kota

Serang, serta berbatasan langsung

Page 104: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

86

dengan padatnya lalu lintas Laut Jawa yang di masa depan akan

dapat dimanfaatkan bagi kepentingan daerah.

Kota Serang memiliki kawasan pesisir yang membentang

sepanjang batas Utara Kota Serang di Teluk Banten Kecamatan Kasemen,

yang terkoneksi langsung dengan Laut Jawa. Kawasan pesisir ini

merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis secara ekonomi sejak

era Kesultanan Islam Banten pada abad ke-15 hingga saat ini. Karenanya,

kawasan ini juga memiliki nilai historis yang tinggi dengan eksistensi

sejumlah situs cagar budaya yang banyak tersebar di kawasan ini.

Sedangkan kawasan pegunungan terbentang dibatas sebelah Barat di

Kecamatan Taktakan, yang berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran,

Kecamatan Waringin Kurung, Kecamatan Kramatwatu di Kabupaten

Serang.

Sesuai dengan karakteristik kedua kawasan di atas maka wilayah

Kota Serang sebagian merupakan dataran rendah dengan bentangan

pesawahan yang cukup luas dan produktif serta kawasan budidaya

perikanan yang potensial di sebelah Utaranya. Sementara sebagian

kawasan lainnya berkarakteristik sebagai daerah perbukitan yang secara

alamiah merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang juga masih

memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di masa depan.

Page 105: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

87

Kota Serang secara topografis sebagian besar (99%) terdiri dari daratan

rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut

(mdpl). Dengan karakteristik alamnya ini maka secara fisiografis sebagian besar

lahan di Kota Serang adalah lahan datar dengan iklim tropis yang khas

sebagaimana daerah yang terletak di sekitar pantai utara Laut Jawa, dengan suhu

udara berkisar antara 23,30C - 33,20C, rata-rata tingkat evaporasi sebesar 4,1 mm

dan kelembaban udara 84%, serta tekanan udara sekitar 1.010,8 hPa. Karenanya,

curah hujan di Kota Serang terbilang cukup tinggi dengan ukuran tertinggi dalam

sebulan mencapai 70 mm atau rata-rata curah hujan berkisar antara 1500 - 2000

mm/tahun, serta rata-rata terdapat 16 hari hujan dengan curah hujan terbesar pada

bulan Desember dan Januari pada setiap tahunnya.

Berdasarkan jenis tanahnya, sebagian besar (61%) tanah di wilayah Kota

Serang adalah tanah padsolik yang tersebar merata di seluruh bagian Kota.

Demikian pula dengan jenis tanah alluvial (±21%) dan regosol (±16%) yang juga

tersebar di bagian Barat hingga Timur, serat Utara hingga Selatan Kota Serang.

Sementara secara hidrologis sumber air di Kota Serang berasal dari aliran Sungai

Cibanten dan saluran induk irigasi Pamarayan Barat. Di samping itu sebagian

masyarakat menggunakan air sumur meski pada beberapa lokasi kualitas air tanah

di wilayah Kota Serang kurang layak kualitasnya untuk dikonsumsi. Secara

administratif Kota Serang dibagi dalam

6 kecamatan dan 66 kelurahan/desa. Berikut tabel 4.1 yang

menggambarkan luas wilayah Kota Serang menurut Kecamatan.

Page 106: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

88

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Serang menurut Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Kelurahan

Luas (Km2) Persentase (%)

1 Curug 10 49,60 18,59

2 Walantaka 14 48,48 18,18

3 Cipocok Jaya 8 31,54 11,82

4 Serang 12 25,88 9,70

5 Taktakan 12 47,88 17,95

6 Kasemen 10 63,36 23,75

Jumlah 66 266,74 100

(Sumber : BPS Kota Serang, 2014)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, Kecamatan Kasemen merupakan kecamatan

dengan wilayah terluas yaitu sekitar 63,36 Km2 atau sekitar 23,75% dari luas

wilayah Kota Serang. Sementara kecamatan dengan luas wilayah paling sempit

adalah Kecamatan Serang yang hanya sekitar 9,7% dari luas wilayah Kota Serang,

atau sekitar 25,88 Km2.

Dalam konteks demografi, jumlah penduduk Kota Serang mengalami laju

pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu mencapai sebesar 7,23 % per tahun.

Kecamatan yang laju pertumbuhan penduduknya relatif tinggi adalah

Page 107: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

89

Kecamatan Serang yaitu 8,03%. Jumlah ini diperkirakan akan terus

bertambah seiring dengan berkembangnya Kota Serang sebagai kawasan

pemukiman bagi kaum urban commuter yang bekerja di DKI Jakarta dan

sekitarnya. Berikut tabel 4.2 yang menggambarkan Laju Pertumbuhan Penduduk

Kota Serang tahun 2010-2013 per Kecamatan.

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Serang

Tahun 2010 – 2013

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2010 2011 2012 2013 LPP (%)

1 Serang 176,406 190,963 212,848 222,149 8.03

2 Kasemen 72,175 75,913 81,494 86,597 6.26

3 Walantaka 62,643 67,470 72,626 75,930 6.63

4 Curug 40,191 42,482 44,837 46,462 4.96

5 Cipocok Jaya 63,462 68,364 74,991 79,195 7.67

6 Taktakan 63,606 68,345 75,766 79,248 7.63

Jumlah 478,483 513,537 562,562 589,581 7.23

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014)

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, Kecamatan Serang merupakan Kecamatan

dengan laju pertumbuhan penduduk terbanyak yaitu sebesar 222,149 jiwa

atau 8,03 %. Sementara Kecamatan Curug dan Kasemen merupakan

kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk paling rendah,

Page 108: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

90

yaitu masing-masing 4.96 % atau 46,462 jiwa dan 6.26 % atau 86,597 jiwa

meski kedua kecamatan ini merupakan kecamatan dengan wilayah paling

luas di Kota Serang. Berikut tabel 4.3 yang menggambarkan Tingkat

Kepadatan Penduduk Kota Serang Tahun 2010-2013.

Tabel 4.3 Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Serang Tahun 2010-

2013

No Kecamatan Tingkat Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

2010 2011 2012 2013

1 Serang 6,816 7,379 8,224 8,584

2 Kasemen 1,139 1,198 1,286 1,367

3 Walantaka 1,292 1,392 1,498 1,566

4 Curug 810 856 904 937

5 Cipocok Jaya

2,012 2,168 2,378 2,511

6 Taktakan 1,328 1,427 1,582 1,655

Jumlah 1,794 1,925 2,109 2,210

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, menunjukkan sebaran penduduk di Kota Serang

yang kurang merata. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling

tinggi adalah Kecamatan Serang, yang pada tahun 2010 sebesar 6.816 jiwa/km2

sementara pada tahun 2013 telah mengalami penetrasi

Page 109: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

91

hingga mencapai 8.584 jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan yang memiliki

kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Curug, yaitu pada tahun

2010 sebesar 810 jiwa/km2 dan pada tahun 2013meningkat menjadi sebesar 937

jiwa/km2. Akibatnya, dengan luas wilayah yang hanya seluas 266,74 km2 maka

kepadatan penduduk di Kota Serang terbilang cukup tinggi, yang rata-rata

mencapai 2.210 jiwa per km2 pada tahun 2013.

Dilihat dari aneka jenis pekerjaannya, Kota Serang menggambarkan karakter

wilayah perkotaan transisional, dimana pada satu sisi masih mewarisi wilayah

berkarakter agraris dengan penduduk yang bermata pencaharian di sektor tersebut,

serta berkembangnya profesi di sektor jasa, perdagangan dan industri pada sisi

lain. Berikut tabel 4.4 yang menggambarkan tentang keragaman pekerjaan

penduduk Kota Serang menurut jenis pekerjaan.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kota Serang Menurut Jenis Pekerjaan

Tahun 2014

No Pekerjaan Jumlah

1 Belum/Tidak Bekerja/Ibu Rumah Tangga 308.6

2 Pelajar/Mahasiswa 104.796

3 Pensiunan 4.545

4 PNS/TNI/POLRI 17.555

5 Petani/Pekebun/Nelayan/Peternak 7.895

Page 110: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

92

6 Wiraswasta 76.915

7 Tukang Bangunan/Listrik/Kayu/Batu 54

8 Transportasi 459

9 Karyawan Swasta 43.254

10 Karyawan BUMN/BUMD 2.398

11 Buruh Harian Lepas 37.626

12 Wartawan 63

13 Ulama/Pendeta 164

14 Pejabat Negara/Daerah/Desa 70

15 Dosen/Guru/Peneliti 2.057

16 Pengacara/Notaris 45

17 Dokter/Perawat/Bidan/Apoteker/Psikiater 563

18 Pedagang/Pialang 2.368

19 Perangkat Desa 117

20 Jasa Lainnya 219

21 Lainnya 45.769

Total 655.532

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Serang, 2014)

Page 111: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

93

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan

terbanyak ditempati oleh Pelajar/Mahasiswa dengan jumlah 104.796. Kemudian

disusul oleh Karyawan Swasta dengan jumlah 43.254 dan Buruh Harian Lepas

dengan jumlah 37.626 dan jenis pekerjaan lainnya. Sementara jenis pekerjaan

yang paling sedikit yaitu Pengacara/Notaris dengan jumlah 45. Kemudian

berdasarkan tingkat pendidikannya tabel 4.5 akan menggambarkan jumlah

penduduk menurut pendidikan tahun 2014.

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Tahun 2014

No Pendidikan Jumlah %

1 Tidak/Belum Sekolah 157.067 23,96

2 Belum Tamat SD/Sederajat 24.467 3,73

3 Tamat SD/Sederajat 220.536 33,64

4 SMP/Sederajat 86.442 13,19

5 SMA/Sederajat 128.388 19,59

6 Diploma I/II 3.64 0,56

7 Akademi/Diploma III 8.079 1,23

8 Diploma IV/Strata I 24.717 3,77

9 Strata II 2.077 0,32

10 STRATA III 119 0,02

Jumlah 655.532 100

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Serang, 2014)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, jumlah penduduk menurut pendidikan Kota Serang

sebagian besar tamat sekolah dasar dengan persentase 33,64%, Diikuti penduduk

yang belum/tidak bersekolah sebanyak 23,96%, serta

Page 112: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

94

penduduk berpendidikan SMA/sederajat sebanyak 19,59%, dan berpendidikan

SMP/sederajat sebanyak 13,19%. Sementara, jumlah penduduk menurut

pendidikan Kota Serang paling sedikit yaitu pada Strata III sekitar 0,02 %.

Sebagai sebuah kota, maka Kota Serang juga menjadi daerah yang terbuka dan

heterogen. Heterogenitas ini tampak dari keragaman dalam agama dan

kepercayaan, meski mayoritas penduduk Kota Serang adalah muslim, mengingat

kuatnya pengaruh agama Islam peninggalan Kesultanan Islam Banten di masa

lalu. Tabel 4.6 berikut ini menggambarkan komposisi penduduk Kota Serang

berdasarkan agama dan kepercayaan yang dianut penduduknya.

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Kota Serang Berdasarkan

Agama/Keprcayaan Tahun 2013

No Agama/Kepercayaan Jumlah Pesentase %

1 Islam 576.157 97,72

2 Kristen Protestan 67.52 1,15

3 Kristen Katolik 34.26 0,58

4 Hindu 297 0,05

5 Budha 2.945 0,50

6 Kepercayaan 4 0,0007

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Serang, 2014)

Page 113: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

95

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, komposisi penduduk menurut

agama/kepercayaan mayoritas penduduk Kota Serang beragama islam

dengan jumlah 641.42 atau sebesar 97,84 %. Sementara, minoritas

penduduk dari agama hindu dengan jumlah 377 atau sebesar 0,06 %

disusul agama/kepercayaan lainnya.

Kota Serang memiliki beberapa produk unggulan asli daerah yang patas

dibanggakan dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan industri

pengolahan. Produk-produk unggulan ini sangat berperan terhadap

pertumbuhan perekonomian Kota Serang. Berikut tabel 4.7 yang

menggambarkan produk unggulan Kota Serang.

Tabel 4.7 Produk Unggulan Tiap Kecamatan di Kota Serang

No Kecamatan Produk Unggulan

1 Curug Sapi Potong, Domba, Kambing, Ayam Petelur,

Bakso Ikan, Batu Bata

2 Walantaka Anyaman Bambu (Bakul, Tampan), Kripik

Singkong, Kacang Tanah, Itik Manila, Puyuh

3 Cipocok Jaya Industri Tempe, Buah-buahan, Batik Banten,

Meubelair

4 Serang Sate Bandeng, Wista Kuliner, Pusat

Perdagangan Umum, Wisata Belanja

Page 114: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

96

5 Taktakan Sapi Potong, Kerbau, Industri Emping,

Pengrajin Emas dan Perak, Perkebunan dan

Buah-buahan, Roti

6 Kasemen Wisata Ziarah dan Budaya, Wisata Alam,

Wisata Kuliner Laut, Lumbung Padi/Beras. Kue

Satu, Gipang, Sagon, Kayu Olahan, Perikanan

Laut dan Tambak.

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, Produk unggulan di Kota Serang sangat

beragam tiap Kecamatan. Salah satunya di Kecamatan Serang sendiri

terdapat produk unggulan seperti Sate Bandeng, Wista Kuliner, Pusat

Perdagangan Umum, Wisata Belanja. Dengan adanya produk-produk

unggulan yang ditawarkan Kota Serang tersebut, diharapkan akan banyak

menarik masyarakat/investor untuk berinvestasi di Kota Serang.

4.1.2 Gambaran Umum Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) Kota Serang

BPTPM Kota Serang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, dan Susunan Organisasi

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang dan

Peraturan Walikota Serang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan dan Penanaman Modal Kota Serang.

Page 115: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

97

1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BPTPM Kota Serang

Sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi yang diemban oleh BPTPM

menjadi unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Serang yang merupakan

unsur pendukung tugas Walikota yang bertugas melaksanakan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perizinan dan penanaman

modal. Struktur Organisasi BPTPM Kota Serang terdiri atas :

1. Kepala Badan

2. Sekretaris

Sekrataris BPTPM membawahi :

a. Kasubag Umum dan Kepegawaian;

b. Kasubag Keuangan;

c. Kasubag Program, Evaluasi, dan Pelaporan.

3. Kepala Bidang Perijinan Non Usaha

Kepala Bidang Perijinan Non Usaha membawahi :

a. Kepala Sub Bidang Pelayanan dan Pendaftaran Perijinan Non Usaha;

b. Kepala Sub Bidang Pengolahan dan Penerbitan Perijinan Non Usaha.

4. Kepala Bidang Perijinan Usaha

Kepala Bidang Perijinan Usaha membawahi :

a. Kepala Sub Bidang Pelayanan dan Pendaftaran Usaha;

b. Kepala Sub Bidang Pengolahan dan Penerbitan Perijinan Usaha.

5. Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi

Page 116: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

98

Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi membawahi :

a. Kepala Sub Bidang Pengembangan Sistem Teknologi Informasi;

b. Kepala Sub Bidang Pelayanan Informasi dan Pengaduan.

6. Kepala Bidang Penanaman Modal

Kepala Bidang Penanaman Modal membawahi :

a. Kepala Sub Bidang Promosi dna Pemasaran;

b. Kepala Sub Bidang Bina Potensi dan Kerjasama Investasi.

7. Tim Teknis

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Berikut ini akan diuraikan secara ringkas tugas dan fungsi dari masing-

masing bagian organisasi Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman

Modal Kota Serang :

1. Kepala Badan

Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,

mengendalikan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan penyelenggaraan

tugas dan fungsi Badan sesuai dengan visi, misi dan program Walikota di

bidang pelayan perizinan di Daerah sebagaimana terjabarkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Untuk menjalankan

tugas pokok sebagaimana tersebut, Kepala Badan mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan.

Page 117: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

99

b. Penyelenggaraan penyusunan usulan program, rencana kerja, kinerja, dan

anggaran tahunan Badan.

c. Penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan di bidang

perekonomian, pembangunan, kesejahteraan rakyat, dan pemerintahan.

d. Penyelenggaraan pengendalian perizinan di bidang perekonomian,

pembangunan, kesejahteraan rakyat, dan pemerintahan.

e. Pengendalian dan pengkoordinasian seluruh kegiatan kedinasan tiap-tiap

unit kerja di lingkungan Badan.

f. Perumusan kebijakan pembangunan, pengadaan, dan rehabilitasi prasarana

dan sarana fisik dalam lingkup tugas Badan.

g. Penyelenggaraan pembinaan dan peningkatan kemampuan berprestasi para

pegawai di lingkungan Badan.

h. Pengawasan terhadap pelaksanaan program, rencana kerja, serta

penggunaan anggaran tahunan Badan.

i. Evaluasi dan Pelaporan.

2. Sekretaris Badan

Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam

pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan tugas dan

fungsi Badan serta menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi

umum, keuangan, kepegawaian, Program, Evaluasi dan Pelaporan. Untuk

melaksanaan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi :

Page 118: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

100

a. Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan

Sekretariat.

b. Penyelenggaraan penyusunan usulan program, rencana kerja dan anggaran

tahunan Badan.

c. Penyelenggaraan administrasi umum, administrasi kepegawaian dan

administrasi Program, Evaluasi dan Pelaporan.

d. Pengawasan dan pembinaan terhadap para Kepala Sub Bagian yang

dibawahkannya.

e. Pelaporan.

Sekretaris Badan membawahi dan dibantu oleh :

a. Sub-Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub-Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi

umum dan administrasi kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana di atas Sub Bagian umum dan Kepegawaian mempunyai

fungsi:

1) Penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bagian

Umum Dan Kepegawaian.

2) Pelaksanaan urusan-urusan ketatausahaan, kearsipan, kepegawaian,

kerumahtanggaan serta perlengkapan perkantoran.

3) Pelaksanaan pelayanan administrasi umum kepada seluruh unit kerja di

lingkungan Badan.

Page 119: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

101

4) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

5) Pelaporan.

b. Sub-Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi keuangan. Untuk

melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

1) Penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bagian

Keuangan.

2) Penyusunan usulan anggaran tahunan Badan beserta perubahan dan

perhitungannya.

3) Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi keuangan Badan.

4) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

5) Pelaporan.

c. Sub-Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan

Sub-Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

dan fungsi Sekretariat di bidang Program, Evaluasi dan Pelaporan. Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Sub Bagian Program,

Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi :

Page 120: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

102

1) Penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bagian

Program, Evaluasi dan Pelaporan.

2) Penyusunan usulan program dan rencana kerja tahunan Badan.

3) Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi evaluasi dan pelaporan.

4) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

5) Pelaporan.

3. Kepala Bidang Perizinan Non Usaha

Kepala Bidang Perizinan Non Usaha mempunyai Tugas Pokok memimpin

dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Badan yang berkenaan dengan

penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang Non Usaha meliputi

pelayanan dan pendaftaran serta pengolahan dan penerbitan perizinan.

Untuk melaksanakan tugas di maksud Bidang Perizinan Non Usaha

mempunyai fungsi :

a. Perumusan usulan Rencana Kerja, kinerja, dan anggaran tahunan Bidang

Perizinan Non Usaha.

b. Penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan di bidang Non Usaha.

c. Penyelenggaraan pemeriksaan administratif dan teknis persyaratan

perizinan di bidang Perizinan Non Usaha.

Page 121: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

103

d. Penyelenggaraan pengendalian pelayanan perizinan di bidang Perizinan

Non Usaha.

e. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Tim Teknis.

f. Penyelenggaraan distribusi Surat Perizinan di bidang Perizinan Non

Usaha.

g. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

h. Pelaporan.

Bidang Perizinan Non Usaha membawahi dan dibantu oleh:

a. Sub-Bidang Pelayanan Pendaftaran Perizinan Non Usaha

Sub-Bidang Pelayanan Pendaftaran Perizinan Non Usaha mempunyai

tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang

Perizinan Non Usaha yang berkenaan dengan pemberian pelayanan dan

pendaftaran perizinan non usaha. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

tersebut di atas Sub-Bidang Pelayanan Pendaftaran Perizinan Non Usaha

mempunyai fungsi :

1) Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bidang

Pelayanan dan Pendaftaran Perizinan Non Usaha.

2) Pelaksanaan pelayanan dan pendaftaran perizinan non usaha.

3) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

4) Pelaporan.

Page 122: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

104

b. Sub-Bidang Pengolahan dan Penerbitan Perizinan Non Usaha

Sub-Bidang Pengolahan dan Penerbitan Perizinan Non Usaha mempunyai

tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang

Perizinan Non Usaha yang berkenaan dengan Pengolahan dan Penerbitan

Perizinan Non Usaha. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub-Bidang

Pengolahan dan Penerbitan Perizinan Non Usaha mempunyai fungsi :

1) Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bidang

Pengolahan dan Penerbitan Perizinan Non Usaha.

2) Pelaksanaan pengolahan dan penerbitan perizinan non usaha.

3) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

4) Pelaporan.

4. Kepala Bidang Perizinan Usaha

Kepala Bidang Perizinan Usaha mempunyai Tugas Pokok memimpin dan

mengatur pelaksanaan sebagian tugas Badan yang berkenaan dengan

penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang Usaha meliputi pelayanan

dan pendaftaran serta pengolahan dan penerbitan perizinan. Untuk

melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Perizinan Usaha mempunyai

fungsi:

Page 123: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

105

a. Perumusan usulan Rencana Kerja, kinerja, dan anggaran tahunan Bidang

Perizinan Usaha.

b. Penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan di Bidang Perizinan

Usaha.

c. Penyelenggaraan pemeriksaan administratif dan teknis persyaratan

perizinan di Bidang Perizinan Usaha.

d. Penyelenggaraan pengendalian pelayanan perizinan di Bidang Perizinan

Usaha.

e. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Tim Teknis.

f. Penyelenggaraan distribusi Surat Perizinan di Bidang Perizinan Usaha;

g. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

h. Pelaporan.

Bidang Perizinan Usaha membawahi dan dibantu oleh:

a. Sub-Bidang Pelayanan Pendaftaran dan Perizinan Usaha

Sub-Bidang Pelayanan Pendaftaran dan Perizinan Usaha mempunyai tugas

pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang

Perizinan Usaha yang berkenaan dengan pemberian pelayanan dan

pendaftaran perizinan usaha. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

tersebut di atas Sub-Bidang Pelayanan Pendaftaran dan Perizinan Usaha

mempunyai tugas :

Page 124: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

106

1) Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bidang

Pelayanan dan Pendaftaran Perizinan Non Usaha.

2) Pelaksanaan pelayanan dan pendaftaran perizinan usaha.

3) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

4) Pelaporan.

b. Sub-Bidang Pengolahan dan Penerbitan Perizinan Usaha

Sub-Bidang Pengolahan dan Penerbitan Perizinan Usaha mempunyai tugas

pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang

Perizinan Usaha yang berkenaan dengan Pengolahan dan Penerbitan

Perizinan Usaha. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas

Sub-Bidang Pengolahan dan Penerbitan Perizinan Usaha mempunyai

fungsi :

1) Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bidang

Pengolahan dan Penerbitan Perijinan Usaha.

2) Pelaksanaan pengolahan dan penerbitan perijinan usaha.

3) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

4) Pelaporan.

Page 125: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

107

5. Kepala Bidang Data Dan Sistem Informasi

Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi mempunyai tugas pokok

memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Badan yang

berkenaan dengan penyelenggaraan data dan sistem informasi meliputi

pengembangan sistem teknologi informasi dan pelayanan informasi dan

pengaduan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud pada bidang data dan

sistem informasi dan pengaduan mempunyai fungsi :

a. Perumusan usulan Rencana Kerja, kinerja, dan anggaran tahunan Bidang

Data dan Sistem Informasi.

b. Penyelenggaraan penyajian data melalui sistem teknologi informasi.

c. Penyelenggaraan pengembangan sistem teknologi informasi.

d. Penyelenggaraan pelayanan informasi dan pengaduan.

e. Penyelenggaraan pengendalian Data dan Sistem Informasi.

f. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Tim Teknis.

g. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

h. Pelaporan.

Bidang data dan sistem informasi membawahi dan dibantu oleh :

a. Sub-Bidang Pengembangan Sistem Teknologi Informasi

Sub-Bidang Pengembangan Sistem Teknologi Informasi mempunyai tugas

pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Data

dan Sistem Informasi yang berkenaan dengan

Page 126: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

108

pengembangan sistem teknologi informasi. Untuk melaksanaan tugas

sebagaimana tersebut di atas Sub-Bidang pengembangan sistem teknologi

informasi mempunyai fungsi :

1) Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bidang

Pengembangan Sistem Teknologi Informasi.

2) Pelaksanaan pengembangan sistem teknologi informasi.

3) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

4) Pelaporan.

b. Sub-Bidang Pelayanan Informasi dan Pengaduan

Sub-Bidang Pelayanan Informasi dan Pengaduan mempunyai tugas pokok

memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Data dan

Sistem Informasi yang berkenaan dengan pelayanan informasi dan

pengaduan. Untuk melaksanaan tugas sebagaimana tersebut di atas Sub-

Bidang Pelayanan Informasi dan Pengaduan mempunyai fungsi

mempunyai fungsi :

1) Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bidang

Pelayanan Informasi dan Pengaduan.

2) Pelaksanaan pelayanan informasi dan pengaduan.

3) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

4) Pelaporan.

Page 127: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

109

6. Kepala Bidang Penanaman Modal

Kepala Bidang Penanaman Modal mempunyai tugas pokok memimpin dan

mengatur pelaksanaan sebagian tugas Badan yang berkenaan dengan

penyelenggaraan promosi dan pemasaran serta pembinaan potensi dan

kerjasama investasi. Untuk melaksanaan tugas di maksud pada bidang

penanaman modal mempunyai fungsi:

a. Perumusan usulan Rencana Kerja, kinerja, dan anggaran tahunan Bidang

Penanaman Modal.

b. Penyelenggaraan promosi dan pemasaran serta pembinaan potensi dan

kerjasama investasi.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Tim Teknis.

d. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

e. Pelaporan.

Bidang Penanaman Modal membawahi dan dibantu oleh:

a. Sub-Bidang Promosi dan Pemasaran

Sub-Bidang Promosi dan Pemasaran mempunyai tugas pokok memimpin

dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Penanaman Modal yang

berkenaan dengan promosi dan pemasaran. Untuk melaksanaan tugas

sebagaimana tersebut di atas Sub-Bidang promosi dan pemasaran

mempunyai fungsi :

Page 128: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

110

1) Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bidang

Promosi dam Pemasaran.

2) Pelaksanaan promosi dam pemasaran.

3) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

4) Pelaporan.

b. Sub-Bidang Bina Potensi dan Kerjasama Investasi

Sub-Bidang bina potensi dan kerjasama investasi mempunyai tugas pokok

memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Penanaman

Modal yang berkenaan dengan bina potensi dan kerjasama investasi.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Sub Bidang bina

potensi dan kerjasama investasi mempunyai fungsi :

1) Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub Bidang Bina

Potensi dan Kerjasama Investasi.

2) Pelaksanaan Bina Potensi dan Kerjasama Investasi.

3) Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya.

4) Pelaporan.

7. Tim Teknis

Tim teknis terdiri dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil yang berasal dari

berbagai Perangkat Daerah yang secara fungsional melaksanakan

Page 129: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

111

pembinaan teknis terhadap pelayanan yang diselenggarakan oleh Badan.

Tim teknis sebagaimana dimaksud memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam proses

penyelenggaraan pelayanan.

b. Melaksanakan pemeriksaan di lapangan dan membuat berita acara

pemeriksaaan serta analisis/kajian sesuai bidang tugasnya masing-masing

dalam rangka proses penerbitan, penangguhan, penolakan dan pembatalan

izin.

c. Memberikan rekomendasi teknis terhadap permohonan pelayanan

perizinan.

d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap perizinan yang diberikan

sesuai tugas pokokdan fungsi satuan kerja perangkat daerah terkait.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas membantu pimpinan dan

melaksanaan sebagai tugas badan sesuai dengan keahlian yang dimilikinya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok

jabatan fungsional dapat dibagi dalam Sub-Kelompok sesuai dengan

kebutuhan dan keahliannya masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga

fungsional senior. Kebutuhan jabatan fungsional tersebut ditentukan

berdasarkan sifat, jenis dan beban kerja.

Page 130: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

112

2. Visi dan Misi BPTPM Kota Serang

Dengan semangat otonomi daerah serta memperhatikan tugas

dan fungsi yang diemban oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang,

dengan mengacu pada visi dan misi Kota Serang serta melihat

kecenderungan dan proyeksi masa depan, sebagaimana visi pembangunan

Kota Serang 2013-2018 yang tercantum dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Serang yaitu “Terwujudnya

Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada

Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian dan Budaya.”

Untuk mewujudkan visi tersebut disusunlah misi yang

merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Karenanya, misi pada dasarnya

merupakan operasionalisasi dari visi yang dirumuskan dalam bentuk

aktivitas yang menggambarkan upaya mewujudkan visi tersebut, yang

tercantum dalam RPJMD Kota Serang dikelompokkan ke dalam 5 (lima)

misi sebagai berikut:

Misi 1: Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik, bersih, dan

berwibawa.

Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-9 Walikota

yaitu “penciptaan pemerintahan yang bersih dan

Page 131: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

113

berwibawa”, serta misi ke-8 yaitu “penciptaan keterbukaan dengan

mengembangkan sistem informasi dan komunikasi yang sehat”

Misi 2: Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan pendidikan,

kesehatan dan layanan sosisal lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas

hidup masyarakat.

Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-3

Walikota yaitu “peningkatan sumber daya manusia dengan penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi”, dan misi ke-5 yaitu “perwujudan

kemandirian masyarakat berprilaku sehat”.

Misi 3: Menyediakan prasarana dan sarana wilayah sebagai pendorong

kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, serta pengendalian tata ruang

kota yang berwawasan lingkungan.

Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-11

Walikota yaitu “terciptanya pembangunan Kota Serang sesuai fungsinya

yang berpedoman pada rencana tata ruang kota yang berwawasan

lingkungan sehingga terwujud Kota Serang Madani”.

Misi 4: Meningkatkan perekonomian daerah melalui penciptaan iklim

usaha dan investasi yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil

menengah dan koperasi, serta industri yang mampu mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya alam dan sosial secara berkelanjutan.

Page 132: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

114

Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-2

Walikota yaitu “pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing

tinggi”, dan misi ke-4 yaitu “peningkatan kesejahteraan masyarakat

sehingga mampu mengangkat kualitas kehidupan”,

Misi 5: Mewujudkan iklim kehidupan sosial dan politik yang religius,

berbudaya, aman, dan tertib melalui revitalisasi kearifan lokal masyarakat,

serta pembinaan seni, budaya, dan olahraga di kalangan generasi muda.

Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-1

Walikota yaitu “peningkatan pemahaman dan pengalaman ajaran agama

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai

wujud peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa”, misi ke-6 yaitu “pelestarian kehidupan sosial budaya daerah untuk

meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jatidiri serta kepribadian

bangsa”, misi ke-7 yaitu “penegakkan dan penghormatan terhadap

supremasi hukum serta hak azasi manusia”, srta misi ke-10 yaitu

“penciptaan sistem keamana dan ketertiban yang mantap dan terkendali

serta stabilitas politik yang kondusif dan demokratis.”

Sehingga dari visi dan misi yang tercantum dalam RPJMD Kota Serang

tersebut diharapkan periode kedua Rencana Jangka Menengah Kota

Page 133: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

115

Serang dapat membuat landasan awal dalam mewujudkan visi Rencana

Jangka Panjang Kota Serang tahun 2008-2025. Dan visi misi dalam

RPJMD Kota Serang tersebut dijadikan acuan dalam menyusun visi dan

misi BPTPM Kota Serang yang dikaitkan dengan tugas pokok dan

fungsinya. Tugas BPTPM Kota Serang :

1. Melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi

di bidang perijinan serta penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang Penanaman Modal.

2. Mengelola semua perijinan dan non perijinan secara terpadu, kecuali yang

secara teknis tidak dapat ditangani oleh BPTPM.

BPTPM sebagai unit kerja pembangunan dilingkungan Kota Serang harus

memiliki visi yang selaras dengan visi RPJMD Kota Serang, maka dengan

itu BPTPM Kota Serang mempunyai visi 2013-2018 yaitu:

“TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA DAN AKUNTABEL

DALAM PERIZINAN INVESTASI YANG HANDAL MENUJU

KOTA SERANG MADANI”

Makna dan harapan yang terkandung dalam pernyataan visi BPTPM Kota

Serang 2013-2018 di atas, merupakan bentuk dedikasi BPTPM pada

periode kedua pembangunan daerah dengan menyiapkan diri sebagai

lembaga yang memberikan pelayanan prima yang transparan dan

Page 134: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

116

akuntabel dalam hal perizinan dan penanaman modal yang handal untuk

mewujudkan Kota Serang Madani.

Pengertian dari handal adalah profesional dalam pelayanan, teruji dalam

melayani dan terpercaya dalam menjalankan tugas sesuai dengan peraturan

baik dalam pelayanan perizinan maupun investasi. Sehingga BPTPM Kota

Serang dapat mewujudkan Kota Serang madani. Sedangkan Akuntabel

artinya BPTPM Kota Serang dalam memberikan pelayanan dapat

dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan tugas.

Kota Serang yang bertumpu pada potensi perdagangan dan jasa, juga

merupakan manifestasi dari komitmen dan upaya upaya untuk merevitalisa

sektor perdagangan dan jasa yang secara historis pernah tumbuh dan

berkembang hingga pada skala mancanegara dengan Pelabuhan

Karangantu sebagai Bandar utama sekaligus titik pertumbuhannya. Posisi

Kota Serang yang berdekatan dengan pintu masuk dan keluar Pulau Jawa

menuju Pulau Sumatera, potensi pengembangan kawasan industri padat

modal dan berskala besar di wilayah Kota Cilegon, serta potensi

berkembang pesatnya perdagangan skala besar di Tanggerang dan

sekitarnya, maka Kota Serang memiliki kesempatan untuk menjadi titik

simpul pertukaran barang dan jasa bagi wilayah-wilayah titik pertumbuhan

yang ada divsekitarnya tersebut. Berkembangnya pemukiman di Kota

Serang saat ini merupakan dampak dari

Page 135: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

117

perkembangan perekonomin di titik-titik pertumbuhan dimaksud, yang

dapat menjadi indikasi potensi bagi tumbuhnya sektor perdagangan dan

jasa di masa depan.

Sedangkan makna Kota Serang madani sama seperti apa yang diuraikan

dalam visi dan misi walikota dan wakil walikota terpilih adalah Kota

Serang Madani bermakna sebuah cita-cita untuk menjadikan Kota Serang

yang memiliki ciri sebagaimana masyarakat Madinah yang pernah

terwujud nyata di masa Rasulullah SAW., yaitu kota yang baldhatun

thoyibatun warobbun ghofur sehingga menjadi kota dan masyarakat yang

maju, adil, damai, sejahtera, modern, dan Islami. Dalam konteks historis,

karakter madani ini pernah terbangun di era Kesultanan Islam Banten yang

berpusat di kawasan Banten Lama, sehingga cita-cita ini menemukan

relevansinya dengan jejak sejarah Kota Serang di masa lalu yang pada satu

sisi merupakan kekayaan historis dan kultural Kota Serang dan di sisi lain

dapat direvitalisasi sebagai karakter yang akan dihidupkan kembali

sebagai wajah Kota Serang masa kini dan nanti.

Semangat besar yang berada dalam visi ini menjadi pemicu kinerja

BPTPM untuk menjadi lembaga pelayanan perizinan dan investasi di Kota

Serang yang siap menghadapi era globalisasi di bidang pelayanan

perizinan dan investasi, serta menyiapkan lembaga dan aparat yang handal

(profesional, teruji dan terpercaya) dalam menjalankan tugas serta

Page 136: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

118

memberikan pelayanan perizinan dan meningkatkan investasi, baik dalam

maupun luar negeri, melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif serta

mengembangkan dan meningkatkan pelayanan yang prima tentunya

menjadi harapan BPTPM Kota Serang sebagai upaya mewujudkan visi

pembangunan Kota Serang.

Tugas BPTPM dalam memberikan pelayanan yang prima kepada

masyarakat, hal ini menjadi bagian penting dalam mewujudkan good

governance di Kota Serang, perbaikan dan peningkatan pelayanan setiap

saat akan memberikan dampak luas kepercayaan masyarakat kepada

Pemerintah Kota Serang, juga berdampak kepada perbaikan manajemen

kinerja, menumbuhkan komitmen dari aparatur daerah dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Dalam rangka untuk mencapai visi BPTPM di atas, maka ditetapkan misi

BPTPM sebagai upaya umum yang harus dilaksanakan guna mewujudkan

visi tersebut. Misi BPTPM adalah:

1. Memperkuat peran kelembagaan dan meningkatkan kualitas sumber daya

aparatur.

2. Meningkatkan keterbukaan sistem informasi manajemen pelayanan yang

berbasis teknologi informasi komunikasi.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan.

Page 137: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

119

4. Meningkatkan iklim investasi yang kondusif dan efektifitas promosi serta

kerjasama penanaman modal.

5. Meningkatkan rasa tanggungjawab melaksanakan tugas dan fungsi dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

4.1.3 Renstra (Rencana Strategis) BPTPM Kota Serang 2014-2019

Perencanaan strategis merupakan suatu sistem yang dikembangkan dengan

memperhatikan karakteristik spesifik organisasi. Perencanaan strategis

dijadikan instrumen yang akan membantu pimpinan organisasi dalam

mengelola dan mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk

mencapai tujuan organisasi.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah juga sangat diperlukan

adanya perencanaan strategis baik itu untuk daerah secara umum atau

untuk masing-masing perangkat daerah. Rencana strategis atau disingkat

dengan Renstra adalah dokumen perencanaan yang dibuat daerah untuk

periode 5 (lima) tahun. Sedangkan Renstra SKPD adalah dokumen

perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra ini disusun dan

menjadi bagian dari RPJMD Kota Serang dalam satuan yang lebih spesifik

guna mendorong terwujudnya visi dan misi pembangunan Kota Serang

dalam kerangka perencanaan pembangunan yang strategis dan terintegrasi

sesuai dengan

Page 138: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

120

amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang

adalah salah satu SKPD yang merupakan bagian dari Pemerintah Kota

Serang, yang memiliki kewajiban untuk menyusun Rencana Renstra

BPTPM Kota Serang Tahun 2014 – 2019 sebagai dokumen perencanaan

strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan

jangka menengah) BPTPM Kota Serang merupakan salah satu unit

pelayanan di Kota Serang yang terbentuk pada tahun 2008. Perencanaan

strategis ini menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, cara pencapaian

tujuan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang

realistis, dan prediksi capaian yang diharapkan dimasa depan.

Perencanaan strategis menentukan arah suatu organisasi untuk 5 tahun

kedepan, bagaimana cara mengarahkannya dan bagaimana mengevaluasi

keberhasilan dan ketidakberhasilannya. Secara umum Renstra Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang

merupakan salah satu perangkat dasar pengukuran kinerja atas pelayanan

yang diberikan pada masyarakat di bidang perizinan dan penanaman

modal di Kota Serang.

Renstra Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang

tahun 2014 – 2019 merupakan acuan bagi seluruh unit kerja yang ada di

Page 139: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

121

lingkungan Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang

dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi sehingga diharapkan dapat

tercapai secara sinergi dalam pelaksanaannya, terutama dalam mendukung

sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota

Serang.

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis

(Renstra) BPTPM Kota Serang ini adalah :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang Nomor 12

tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota

Serang di Provinsi Banten;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

Page 140: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

122

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaen/Kota;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang

Negara/Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah terakhir oleh

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Page 141: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

123

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah Kota Serang;

19. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal Kota Serang;

20. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Serang Tahun 2008-

2025;

21. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Standar

Pelayanan Minimal Pemerintah Kota Serang;

22. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2010-2030;

23. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi

Daerah;

24. Peraturan WaliKota Serang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota

Serang;

Page 142: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

124

25. Peraturan Walikota Serang Nomor 20 Tahun 2010 tentang Prosedur

Penyelenggaran Pelayanan Perizinan Terpadu Pada Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang.

Maksud penetapan Rencana Strategis ini adalah untuk memberikan

panduan dan dasar pelaksanaan kegiatan bagi unit-unit organisasi di Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang dalam mencapai

keadaan yang diinginkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Tujuan

penetapan Rencana Strategis ini adalah :

1. Tersedianya instrumen yang dapat digunakan oleh Kepala BPTPM Kota

Serang sebagai bahan pedoman atau acuan dalam pencapaian tujuan

organisasi.

2. Tersedianya instrumen awal untuk pengukuran pencapaian kinerja

BPTPM Kota Serang yang akan digunakan oleh pihak-pihak dalam rangka

menilai kinerja organisasi.

3. Sebagai bahan evaluasi dan penilaian dalam melaksanakan tugas dan

fungsi BPTPM Kota Serang sebagai SKPD yang melayani masyarakat

dalam menerbitkan perizinan dan penanaman modal di Kota Serang.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran misi BPTPM Kota Serang yang

disusun dengan menjabarkan langkah-langkah pelaksanaan visi dan misi

dalam Renstra BPTPM. Rencana program, kegiatan, indikator kinerja

program dan pendanaan indikatif disusun dengan memperhatikan

Page 143: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

125

permasalahan yang dihadapi BPTPM Kota Serang dengan melihat kondisi,

potensi serta kemampuan keuangan BPTPM Kota Serang yang tidak

terlepas dari kemampuan keuangan daerah Kota Serang dalam

mengimplementasikan tujuan dan sasaran dari misi BPTPM. Dalam

menjalankan program dan kegiatan, BPTPM Kota Serang dapat menjalin

kemitraan dengan unit kerja pemerintahan lain dalam menjalankan

program lokalitas BPTPM, program lintas SKPD serta program

kewilayahan.

Berikut ini tabel 4.8 yang menggambarkan rencana program kegiatan dan

indikator kinerja BPTPM Kota Serang Tahun 2014-2019 dalam

meningkatkan investasi di Kota Serang :

Tabel 4.8 Rencana program kegiatan dan indikator kinerja BPTPM

Kota Serang Tahun 2014-2019

Program Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcome) dan

Kegiatan (output)

1 2 3

Program

Peningkatan

Promosi dan

Kerjasama

Investasi

Peningkatan Kegiatan

Pemantauan, Pembinaan

dan Pengawasan

Pelaksanaan Penanaman

Modal

Terlaksananya Kegiatan Sosialisasi

dan Bimbingan Laporan Kegiatan

Penanaman Modal

Penyelenggaraa Pameran

Investasi

Terselenggaranya Pameran Tingkat

Nasional dan Tingkat Kota

Desiminasi Informasi

Perizinan

Terselenggaranya Kegiatan Pembuatan

Alat/Media Informasi

Page 144: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

126

Program

Peningkatan

Iklim Investasi

dan Realisasi

Investasi

Memfasilitasi dan

Koordinasi Kerjasama di

Bidang Investasi

Terlaksananya Kegiatan Memfasilitasi

dan Koordinasi Kerjasama di Bidang

Investasi

Penyusunan Buku Cetak

Biru (master plan)

Penanaman Modal

Tersedianya Buku Cetak Biru (master

plan) Penanaman Modal

Pengembangan Sistem

Informasi Penanaman

Modal

Terlaksananya Penyusunan Buku

Direktori Investasi Kota Serang

Terlaksananya Laporan Pelayanan dan

Retribusi Perijinan

Fasilitasi Kerjasama

Kemitraan Usaha Daerah

Terlaksananya Fasilitasi Kerjasama

Kemitraan Usaha Daerah

Program

Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

Penyediaan Jasa Surat

Menyurat

Terlaksananya Kegiatan Jasa Surat

Menyurat

Penyediaan Jasa

Komunikasi, Sumber Daya

Air dan Listrik

Terlaksananya Kegiatan Penyediaan

Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air

dan Listrik

Kegiatan Penyediaan Jasa

Kebersihan Kantor

Terlaksananya Kegiatan Penyediaan

Jasa Kebersihan Kantor

Penyediaan Alat Tulis

Kantor

Terlaksananya Kegiatan Penyediaan

Alat Tulis Kantor

Penyediaan Pengadaan

Barang Cetakan dan

Penggandaan

Terlaksananya Kegiatan Pengadaan

Barang Cetakan dan Penggandaan

Penyediaan Bahan Bacaan

dan Peraturan Perundang-

Undangan

Terlaksananya Kegiatan Penyediaan

Bahan Bacaan dan Peraturan

Perundang-Undangan

Kegiatan Penyediaan

Makanan dan Minuman

Terlaksananya Kegiatan Penyediaan

Makanan dan Minuman

Rapat-rapat koordinasi dan

konsultasi ke luar daerah

Terlaksananya Rapat-rapat koordinasi

dan konsultasi ke luar daerah

Rapat-rapat koordinasi dan

Terlaksananya Kegiatan Rapat-rapat

Page 145: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

127

konsultasi dalam daerah

koordinasi dan konsultasi dalam

daerah

Program

Peningkatan

Sarana dan

Prasarana

Aparatur

Pengadaan Kendaraan

Dinas/ Operasional

Terlaksananya Kegiatan Pengadaan

Kendaraan Dinas/Operasional

Pengadaan Perlengkapan

Gedung Kantor

Terlaksananya Kegiatan Pengadaan

Perlengkapan Gedung Kantor

Pengadaan Peralatan

Gedung Kantor

Terlaksananya Kegiatan Pengadaan

Peralatan Gedung Kantor

Pemeliharaan rutin/berkala

gedung kantor

Terlaksananya Kegiatan Pemeliharaan

rutin/berkala gedung kantor

Pemeliharaan rutin/berkala

Kendaraan Dinas/

Operasional

Terlaksananya Kegiatan Pemeliharaan

rutin/berkala Kendaraan

Dinas/Operasional

Pemeliharaan rutin/berkala

Peralatan Gedung Kantor

Terlaksananya Kegiatan Pemeliharaan

rutin/berkala Peralatan Gedung Kantor

Program

Peningkatan

Kapasitas

Sumber Daya

Aparatur

Peningkatan Kemampuan

Teknis Aparatur

Terlaksananya Kegiatan Peningkatan

Kemampuan Teknis Aparatur

Program

Peningkatan

Pengembanga

n Sistem

Pelaporan

Capaian

Kinerja dan

Keuangan

Penyusunan laporan

capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD

Terlaksananya Kegiatan Penyusunan

LAKIP, LPPD, TAPKIN, RENJA,

RKAP 2014, DPPA 2014, RKA 2015

dan LKPJ

Penyusunan Pelaporan

Keuangan Semesteran

Terlaksananya Kegiatan Penyusunan

Pelaporan Keuangan Semesteran

Penyusunan Pelaporan

Keuangan Akhir Tahun

Terlaksananya Kegiatan Penyusunan

Laporan Keuangan Akhir Tahun

Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan

Terlaksananya Kegiatan Monitoring,

Evaluasi dan Pelaporan

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Page 146: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

128

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Operasional Konsep

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah

di dapatkan dari hasil observasi penelitian di lapangan. Penelitian ini

mengenai Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan

penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang, data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata yang

peneliti dapatkan melalui proses wawancara dalam penelitian ini kata–

kata yang diamati dan di wawancarai merupakan sumber data utama,

sumber data utama di catat dalam catatan tertulis atau melalui alat perekam

yang peneliti gunakan selama proses wawancara berlangsung.

Peneliti menggunakan teori dalam perencanaan strategis menurut Bryson

(2007:227) yang mengemukakan tantangan atau hambatan dalam

Perencanaan Strategis yaitu meliputi manusia, proses, struktural dan

institusional. Teori tersebut memberikan visualisasi yang berguna atas

masalah-masalah penting yang terdapat dalam sebuah perencanaan

strategis. perencanaan strategis tidak mengimplementasikan dirinya

dirinya sendiri. Orang menggunakan perencanaan Strategis untuk

memperkuat dan melanjutkan prestasi organisasi harus menghadapi empat

hambatan kunci menuju perencanaan strategis.

Page 147: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

129

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga data yang

diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil

wawancara mendalam, hasil observasi dan studi dokumentasi.

4.2.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model

analisis data menurut Miles dan Huberman, yaitu :

1. Pertama pengumpulan data (data collection). Pengumpulan data yaitu

proses pengumpulan data penelitian . ini merupakan tahap awal yang harus

dilakukan peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai

masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

Pada penelitian mengenai Perencanaan Strategis Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi

di Kota Serang ini dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan

review dokumentasi Profil Investasi dan Perizinan Terpadu Kota Serang,

Profil umum Kota Serang, Direktori BPTPM Kota Serang, LKPJ BPTPM

Kota Serang 2014, wawancara, observasi, pengumpulan data melalui

kajian pustaka dan dokumentasi. Ha ini dilakukan agar data yang

didapatkan dalam penelitian ini valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 148: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

130

2. Langkah selanjutnya yang kedua yaitu reduksi data (data reduction).

Reduksi data artinya merangkum atau memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan demikian

data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan memudahkan pula dalam menyajikan data. Dalam penelitian

mengenai Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang ini dalam tahap reduksi data dilakukan dengan cara membaca

ulang data-data, dan memilih data-data yang sesuai dengan fokus

penelitian dan kemudian berpengaruh dalam penyajian data saat data

tersebut disajikan.

3. Kemudian langkah selanjutnya yang ketiga adalah penyajian data (data

display). Penelitian mengenai Perencanaan Strategis Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meeningkatkan Investasi

di Kota Serang ini dalam tahap penyajian data dalam penelitian kualitatif

dilakukan secara sistematis dan dalam bentuk uraian yang singkat, bagan,

kategori, dan disajikan berupa teks naratif. Dengan mendisplay data dapat

mudah dipahami masalah-masalah apa yang terjadi.

Page 149: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

131

4. Langkah terakhir atau keempat yaitu melakukan penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Dalam penarikan kesimpulan didukung dengan bukti-bukti yang

kuat berupa data yang valid dan temuan dilapangan. Dengan

menghubungkan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan data-

data yang ada kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Reduksi Data (data reduction)

Analisis dilakukan selama penelitian berlangsung, kemudian data yang

diperoleh dilakukan reduksi data (data reduction) untuk mendapatkan

tema dan polanya serta diberikan kode-kode pada aspek tertentu

berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan

pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi. Untuk

memudahkan proses reduksi data, peneliti melakukan kodefikasi identitas

informan untuk membedakan temuan-temuan di lapangan. Dalam

menyusun jawaban penelitian, peneliti memberikan kode sebagai berikut :

1. Kode Q menunjukkan daftar pertanyaan.

2. Kode Q�, Q�, Q�, Q�, dan seterusnya menunjukkan daftar urutan

pertanyaan.

3. Kode I menunjukkan informan.

4. Kode I1-1-I1-6 menunjukkan daftar urutan informan dari kategori Instansi

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang.

Page 150: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

132

5. Kode I2 menunjukkan daftar informan Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang.

6. Kode I3 menunjukkan daftar urutan informan Badan Koordinasi

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten.

7. Kode I4-1-I4-2 menunjukkan daftar urutan informan masyarakat/Investor

8. Kode P menunjukkan Peneliti

Setelah memberi kode- kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian sehingga tema dan polanya di temukan, maka di

lakukan kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang di temukan dari

penelitian di lapangan dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban

tersebut. Analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan beberapa kategori dengan beberapa dimensi yang dianggap

sesuai dengan permasalahan penelitian dan kerangka teori yang telah

diuraikan sebelumnya. Dimana dimesi tersebut mengacu pada perencanaan

strategis menurut Bryson (2007:227).

4.2.3 Daftar Informan

Pada penelitian mengenai Perencanaan Strategis Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi

di Kota Serang, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik

purposive merupakan metode penentuan informan dengan berdasarkan

pada

Page 151: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

133

kriteria-kriteria tertentu disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan.

Adapun informan-informan yang peneliti tentukan, merupakan orang

orang yang menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini, karena mereka (informan) dalam kesehariannya senantiasa

berurusan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Informan dalam penelitian ini adalah instansi terkait baik Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang maupu SKPD

terkait dan pihak-pihak lain yang terlibat. Adapun SKPD yang terkait

diantaranya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota

Serang dan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

(BKPMPT) Provinsi Banten serta masyarakat/investor di Kota Serang.

Untuk memudahkan peneliti dalam penulisan, maka peneliti memberikan

kode untuk masing-masing informan, kode tersebut yaitu I1 untuk pihak

dari Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota

Serang, I2 untuk pihak dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

(Bappeda) Kota Serang, I3 untuk pihak dari Badan Koordinasi Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten dan I4 untuk

pihak masyarakat. Berikut daftar informan yang dapat dilihat pada

penjelasan berikut ini :

Page 152: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

134

1. I1-1 adalah Drs. H. Ahmad Yani, MM (48 th), beliau adalah Kepala Bidang

Data dan Sistem Informasi BPTPM Kota Serang.

2. I1-2 adalah Ambas Suhendi, S.Pdi (54 th), beliau adalah Kepala Bidang

Penanaman Modal BPTPM Kota Serang.

3. I1-3 Suherman, S.MHK (56 th), beliau adalah Kepala Sub Bidang Potensi

dan Kerjasama Investasi BPTPM Kota Serang.

4. I1-4 H. Dul Barid, Se, M.Si (42 th), beliau adalah Kepala Bidang Perijinan

Usaha BPTPM Kota Serang.

5. I1-5 H. Wahyu Nurjamil, S.STP, M.Si (33 th), beliau adalah Kepala Bidang

Perijinan Non Usaha BPTPM Kota Serang

6. I1-6 Mohamad Urip (57 th), beliau adalah Kepala Sub Bagian Program

Evaluasi dan Pelaporan BPTPM Kota Serang.

7. I2 Khori Sri Rahayu S.T (37 th), beliau adalah Kepala Sub Bidang Tata

Ruang dan Lingkungan BAPPEDA Kota Serang.

8. I3 Epi Suhepriana (47 th), beliau adalah Kepala Sub Bidang Pengendalian

BKPMPT Provinsi Banten.

9. I4-1 Iim Huzaimi (38 th), beliau adalah masyarakat/investor dari CV Elita

Jaya Mandiri.

10. I4-2 Noval (26 th), beliau adalah masyarakat/investor dari CV Kaisar

Mandala

Page 153: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

135

4.3 Temuan Lapangan

Temua penelitian adalah fakta-fakta yang ditemukan oleh peneliti dari data

yang telah diprosesberdasarkan hasil dari temuan di lapangan. Adapun

penelitian yang berjudul Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi di Kota

Serang, peneliti menggunakan menggunakan teori dalam perencanaan

strategis menurut Bryson (2007:227) yang mengemukakan hambatan

dalam Perencanaan Strategis yaitu meliputi masalah manusia, masalah

proses, masalah struktural dan masalah institusional.

1. Masalah Manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian

orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan preferensi

kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi.

Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu,

kelompok, organisasi dan komunitas.

Individu merupakan bagian dari organisasi yang sangat penting dan juga

merupakan bagian dari pelaksana yang tentunya akan berdampak terhadap

pelaksanaan strategi. Demikian halnya juga dengan individu-individu yang

terlibat dalam pelaksanaan rencana strategi di Badan Pelayanan Terpadu

dan penanaman Modal (BPTPM). Pegawai tentunya merupakan

Page 154: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

136

modal pokok dalam suatu organisasi karena berhasil tidaknya suatu

organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada pegawai yang akan

melaksanakan peran dan tugasnya masing-masing.

Pegawai tentunya merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena

berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung

pada pegawai yang akan melaksanakan peran dan tugasnya masing-

masing. Pegawai ada yang berperan sebagai memimpin dalam

melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam organisasi tersebut, dan

pegawai yang melaksanakan perintah dari pimpinan berdasarkan tugas dan

pokoknya.

Setiap individu memiliki kemampuan terbatas untuk menangani masalah-

masalah dalam organisasi. Demikian halnya juga dengan individu-individu

yang terlibat dalam pelaksanaan rencana strategi. Pada Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang perhatian dan

komitmen menjadi masalah yang pertama dalam diskusi awal dengan

pihak BPTPM Kota Serang. Apabila individu telah bermasalah dalam hal

perhatian dan komitmen untuk melaksanakan apa yang menjadi tanggung

jawab individu, maka sulit bagi kelompok ataupun komunitas untuk

menghindari masalah tersebut sebab individu yang menjadi titik awal

dalam membangun komitmen dan perhatian.

Page 155: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

137

Dalam masalah ini I1-2 Kepala Bidang Penanaman Modal BPTPM Kota

Serang mengatakan bahwa :

“Dalam perencanaan strategis, pelaksanaannya dalam bentuk program kerja itu membutuhkan komitmen dari para pimpinan dan pegawai. Akan tetapi selama ini saya melihat bahwa para pegawai yang ada disini komitmennya masih rendah. Sehingga hal ini menyulitkan kita dalam pelaksanaan program dan kami sendiri agak sulit kalau seperti itu keadaannya, jadi sangat memerlukan kesadaran dari individu”. (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ambas Suhendi, pada Kamis/20 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Pernyataan yang serupa juga diutarakan I1-3 Kepala Sub Bidang Potensi

dan Kejasama Investasi BPTPM Kota Serang yaitu :

“Untuk komitmen pegawai disini masih ada yang kurang. Apalagi disini kebanyakan masih magang yang memang keterampilannya masih kurang. Kami pimpinan juga per]lu komitmen agar antara pimpinan dan pegawai itu dapat sejalan. Perlu teguran dari atasan jika memang itu menyangkut sikap dan komitmen tapi tidak semua pegawai”. (Sumber: Wawancara dengan Bapak Suherman, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Kemudian I1-1 Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi BPTPM Kota

Serang, yang mengatakan bahwa :

“Komitmen pegawai ada saja yang masih kurang apalagi untuk pegawai magang, sedikit dilematis karena mungkin kembali kepada latar belakang status dan pendidikan tapi untuk selama ini sudah cukup memang ada saja kurangnya misalnya dalam komitmen pengerjaan tugas tapi kita juga sebagai pimpinan berkewajiban untuk mengarahkan dan mengoreksi.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Page 156: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

138

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dan dari observasi yang penulis

lakukan, dalam hal komitmen pegawai khususnya pegawai magang masih

rendah dan ada kecenderungan dimana pegawai lebih banyak duduk ketika

hari-hari kerja sebagaimana kecenderungan PNS pada umumnya, tidak ada

inisiatif yang muncul dari mereka. Kecuali pada saat mendapat instruksi

dari pimpinan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Perhatian dan

komitmen merupakan indikator berpengaruh terhadap kinerja pegawai

pada lingkungan Badan/Dinas.

Mengenai aspek manusia ini peneliti memberikan pertanyaan kepada I1-1

yakni Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi BPTPM Kota Serang,

yang mengatakan bahwa informasi tentang pegawai BPTPM dalam

penyusunan serta pelaksanaan rencana strategis juga masih terkendala oleh

sumber daya manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh I1-1 :

“Untuk di BPTPM Kota Serang sendiri memang SDMnya masih kurang, disini PNSnya masih sedikit. Perencanaan strategi berupa renstra. Renstra itu merupakan pedoman untuk mencapai tujuan organisasi jadi pasti kita membuat renstra biasanya 5 tahun sekali. Kalau yang buat renstra sendiri memang itu koordinasi semua bidang di BPTPM di sini ada 4 bidang yaitu bidang data dan sistem informasi, bidang penanaman modal, bidang perijinan usaha dan bidang periinan non usaha itupun biasanya juga rancangannya dibuat oleh pihak ke tiga atau konsultan. Kalau untuk pembuatan atau pelaksanaan rencana strategisnya karena memang pegawai pnsnya sendiri masih sedikit, kebanyakan masih magang jadi kadang masih belum bisa maksimal karena ada saja gitu yang bisa dibilang kendor kinerjanya. Masalah ada pegawai yang jabatannya tidak sesuai dengan gelarnya, itu masalah lain bisa di selesaikan, kan ada diklat juga di kita cuma memang sekarang belum ada biasanya diklatnya kita yang

Page 157: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

139

ngadain dari BKPMPT.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I1-2 Kepala Bidang Penanaman

Modal BPTPM Kota Serang mengenai masalah sumber daya manusia

yang terdapat di BPTPM Kota Serang, yaitu:

“Renstra sendiri memang dibuat oleh kita tapi memang kerangkanya dari pihak ke tiga atau konsultan. Disini dalam pelaksanaan renstranya sendiri sudah berjalan baik dan sesuai cuma memang hambatannya itu salah satunya dari sumber daya yang masih kurang sama lah di SKPD-SKPD lain juga masih banyak yang kurang.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ambas Suhendi, pada Kamis/20 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Dari kedua pernyataan di atas dapat diketahui bawa perencanaan strategis

BPTPM Kota Serang berbentuk pembuatan rencana strategis. Rencana

Strategis dibuat 5 tahun. Akan tetapi masih terkendala oleh sumber daya

manusianya, hal serupa ini juga dikemukakan oleh I1-3 Kepala Sub Bidang

Potensi dan Kejasama Investasi BPTPM Kota Serang yaitu :

“Rencana Strategis ini dibuat dari bidang-bidang yang ada di BPTPM Kota Serang yang berkoordinasi. Renstra itu penting untuk pijakan jadi renstra itu pijakan, kita kan harus punya target yang bisa mencapai tujuan yang lebih baik. Untuk hambatan renstranya banyak pertama SDMnya jumlahnya kurang kemudian sarana prasarananya dan masih banyak tetapi itu yang utama. BPTPM ini membutuhkan pegawai yang profesional untuk membuat dan melaksanakan rencana strategis yang cemerlang, tapi memang yang bapak bilang tadi banyak pegawai disini yang masih kurang terampil karena memang kebanyakan disini masih magang, buktinya saja

Page 158: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

140

pegawai disini ada beberapa yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan jabatan/pekerjaan yang mereka pegang sekarang dan salah satu yang menghambat juga itu karena mutasi jadi banyak pegawai yang sudah profesional sudah didiklat tapi akhirnya dimutasi kemudian ganti orang baru lagi yang masih belum terampil dan profesional sehingga jadi hambatan.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Suherman, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Pernyataan yang serupa juga diutarakan oleh I1-6 Kepala Sub Bagian

Program Evaluasi dan Pelaporan BPTPM Kota Serang yaitu :

“Perencanaan strategis BPTPM berbentuk renstra, renstra tersebut nantinya dijadikan pedoman dalam penyusunan rencana kerja jadi bisa dikatakan acuan untuk melaksanakan pekerjaan. Renstra itu dibuat koordinasi dari semua bidang di BPTPM ada bidang data dan informasi, ada bidang penanaman modal ada bidang perijinan usaha dan bidang perijinan non usaha biasanya kita buat kerangka renstra juga memakai pihak ke tiga sebagai konsultan, biasanya dosen-dosen untirta yaitu ibu Listya dan bapak Gandung. Untuk masalah meningkatkan investasi bidang penanaman modal yang lebih mengerti. Untuk hambatan di pembuatan atau pelaksanaanya memang dari sumber daya yang masih sedikit jumlahnya karena disini kebanyakan masih tenaga magang jadi kalau untuk didiklat begitu kan tidak bisa kalau tenaga magang belum ada aturannya. Paling-paling ikut bimtek atau seminar-seminar pelayanan. Jadi mungkin karena itu pelaksanaan renstranya sendiri masih belum maksimal. Biasanya dari BKPMPT Provinsi yang suka membantu mengadakan diklat.” (Sumber: Wawancara dengan Mohammad Urip, pada Jumat/21 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Kemudian pernyataan selanjutnya disampaikan I1-4 Kepala Bidang

Perijinan Usaha bahwa :

Page 159: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

141

“Renstra itu kan rencana strategis tujuannya agar pelaksanaan kegiatannya terukur. Renstra itu 5 tahun sehingga tahapan tiap tahunnya terukur sampai lima tahun ke depan. Renstra itu bisa dikatakan patokan. Hambatan kendalanya banyak ada dari anggaran kemudian dari pegawainya masih kurang disini PNSnya masih sedikit karena memang Kota Serang sendiri masih daerah pemekaran baru pasti masih banyak yang kurang, cuma untuk peningkatan investasi lebih pada bidang penanaman modal yang mengetahui jelasnya”. (Sumber: Wawancara dengan bapak Dul Barid, pada Jumat/21 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

penyusunan serta pelaksanaan rencana strategis masih terhambat oleh

sumber daya manusia khusunya PNS yang masih kurang dan juga pegawai

yang masih kurang terampil yang menyebabkan komitmen pegawai masih

rendah karena di BPTPM Kota Serang pegawainya masih banyak yang

tenaga magang sedangkan untuk PNSnya masih sedikit. Kemudian

pernyataan selanjutnya disampaikan I3 Kepala Sub Bidang Pengendalian

BKPMPT Provinsi Banten yang menyatakan bahwa :

“BKPMPT itu adalah koordinasi dari BPTPM yang ada di Kota/Kabupaten di Provinsi Banten, untuk BPTPM Kota Serang koordinasinya dengan kami itu seperti pelaporan tentang realisasi investasi kemudian juga kita memang ada pertemuan periodik setiap 3 bulan sekali yang mana membahas biasanya tentang kondisi investasi di masing-masing SKPD tersebut kemudian hambatannya apa saja kemudian kami berusaha untuk membantu. Misalnya dari BPTPM Kota Serang anggarannya masih kurang untuk melaksanakan diklat biasanya kita yang memfasilitasi untuk mengadakan diklat tersebut ya sebisa mungkin membantu.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Epi Suhepriana, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BKPMPT Provinsi Banten).

Page 160: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

142

Dalam setiap organisasi/unit kerja terdiri dari beberapa sumber daya yang

sangat mendukung kelancaran pelaksananaan dan pencapaian tujuan

organisasi. Sumber daya dalam hal ini dapat berarti sumber daya manusia

dan nonmanusia. Sumber daya manusia adalah personil/pegawai/karyawan

yang mutlak harus ada dan perlu pengembangannya. Tanpa unsur manusia

sebagai pegawai, maka tujuan organisasi yang telah ditentukan tidak akan

tercapai sebagaimana yang diharapkan. Kerjasama tidak akan terwujud

dan alat-alat hanya akan merupakan benda mati dan waktu akan terbuang

percuma apabila hal tersebut tidak terpenuhi dengan pegawai yang

memiliki keterampilan yang sesuai yang dibutuhkan.

Organisasi sebagai suatu wadah, maka pegawai adalah alat yang

menggerakkan dan menggiatkan agar segala kegiatan organisasi tersebut

berjalan menuju tujuannya. Pegawai mengerjakan segala

kegiatan/pekerjaan dengan menghasilkan suatu karya yang diharapkan.

Sehingga berhasilnya suatu proses pencapaian tujuan sangat bergantung

pada unsur manusia yang melaksanakan tugas-tugas serta kegiatan-

kegiatan dalam usaha yang bersangkutan. BPTPM Kota Serang sendiri

memiliki PNS sebanyak 30 orang dan dibantu oleh tenaga magang.

Page 161: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

143

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.

Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi kearifan yang

konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategis

adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain

bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa

kearifan yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang

konvensional.

Proses yang dimaksud kali ini adalah mengelola ide dalam melaksanakan

pilihan strategi, karena ide merupakan tempat bersandar tindakan kolektif.

Menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk menciptakan

tindakan koleftif yang adalah tanda resmi tindakan strategis yang efektif.

Dengan kata lain ide kali sumber daya (orang, uang, waktu keahlian,

perhatian) sama dengan kekuasaan untuk mempengaruhi perubahan

strategis yang bermanfaat. Sesungguhnya, organisasi, agen, lembaga,

program, produk dan pelayanan diorganisir di sekitar ide, banyak di

antaranya ketinggalan zaman. Untuk mendapatkan perencanaan strategis

yang efektif, maka perlu mengganti cara kita mengerjakan sesuatu

sekarang dengan cara lainnya, kita harus menemukan cara yang lebih baik

untuk mengelola transisi dari cara lama ke cara baru. Hal semacam inilah

yang menjadi kebutuhan Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) Kota Serang.

Page 162: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

144

Dalam hal ini pihak Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) Kota Serang kurang memperhatikannya. Dalam menerima

instruksi dari atasan mengenai ide strategis, pegawai tidaklah terlalu

memahami apa yang akan hendak dilakukan atau yang dimaksudkan

dalam perencanaan strategis yang akan dilakukan. Masalah ini kemudian

diperkuat oleh hasil wawancara penulis dengan beberapa informan. Terkait

dengan hal tersebut, maka dalam lingkungan BPTPM sendiri menurut

Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi BPTPM Kota Serang selaku I1-

1, mengungkapkan bahwa:

“Komunikasi dalam penyusunan ataupun pelaksanaan renstra itu berbeda. Kalau untuk penyusunannya renstra ini kan koordinasi dari semua bidang di BPTPM Kota Serang jadi dari yang sudah-sudah koordinasi dari bidang data dan sistem informasi bidang penanaman modal bidang perijinan usaha dan bidan perijinan non usaha ya cukup baik. Cuma ya itu saat renstra sudah dibuat kan akan dilaksanakan ke masing-masing bidang sesuai dengan tupoksi dan rencana kerjanya masing-masing. Disitu kadang masih ada kendala, pegawai kadang suka tidak paham renstranya jadi suka ada kendala di renjanya.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I1-2 Kepala Bidang Penanaman

Modal BPTPM Kota Serang mengenai masalah dalam proses pelaksanaan

rencana strategis yaitu :

“Waktu diinstruksikan sesuatu kepada para staff pegawai mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ide-ide strategis dalam rencana strategis misalnya dalam program peningkatan investasi, seringkali pegawai itu kurang paham dan kurang mengerti sehingga dalam pelaksanaannyapun jadi tidak baik. Tapi itu terjadi hanya beberapa hal saja selebihnya memang

Page 163: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

145

sudah cukup baik. Faktor kenapa bisa tidak paham ataupun kurang inisiatif mungkin karena memang mereka kebanyakan masih tenaga magang.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ambas Suhendi, pada Kamis/20 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Dari penyataan yang telah diuraikan informan diatas dapat disimpulkan

bahwa perencanaan strategis BPTPM terdapat hambatan vertikal yaitu

komunikasi yang kurang antara pimpinan dengan pegawai, hai ini juga

dikemukanan oleh I1-3 Kepala Sub Bidang Potensi dan Kerjasama

Investasi di BPTPM Kota serang yaitu :

“Untuk proses pelaksanaan renstra sendiri sudah berjalan cukup kalau masalah komunikasi pasti ada saja yang tidak sepaham ataupun tidak sama misalnya seperti saat pimpinan memberikan instruksi mengenai program promosi investasi, pegawai tim teknis kadang suka tidak sama pemikirannya akhirnya jadi berbeda akhirnya cuma itu masih bisa dirundingkan agar bisa tetap mencapai tujuan dari perencanaan strtategis tersebut. Memang yang bapak bilang tadi banyak pegawai disini yang masih kurang terampil karena memang kebanyakan disini masih magang. Tapi itu tetap bisa dilaksanakan.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Suherman, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan rencana strategis mengenai ide

strategis masih terhambat oleh hambatan komunikasi vertikal yaitu

nampak dalam proses pelaksanaan terdapat komunikasi yang kurang

antara pimpinan dengan pegawai (bawahan) sehingga dalam dalam

pelaksanaan rencana strategis menjadi tidak maksimal.

Page 164: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

146

Apabila hal ini tidak segera ditangani, maka jelas akan dapat

mempengaruhi berhasil tidaknya pelaksanaan Rencana Strategi. Oleh

karena dalam menghasilkan rangkaian pelaksanaan Renstra yang baik

bukanlah semata-mata hasil kerja perseorangan atau pegawai atau

pimpinan saja melainkan hasil kerja kolektif serta dukungan dari

masyarakat. Latar belakang dan keahlian yang mereka miliki akan

mempengaruhi tingkat komunikasi dalam melaksanakan kegiatan mulai

dari perencanaan, pengelolaan sampai pada pelaksanaan.

3. Masalah Struktural

Masalah Struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan ekternal harus menjadi kaitan yang

menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah

mengkaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi tingkat-

tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adalah meyakinkan

bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya, mereka harus

menggunakan pendekatan holografik dan bukan pendekatan

komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan seluruhnya

dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu mempresentasikan

seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing bagian dari

sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi keseluruhan

sistem.

Page 165: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

147

Dalam hal mengenai struktural ini pihak Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang dalam upaya meningkatkan

investasi di Kota Serang dalam lingkungan eksternal masih terbentur

dengan ketersediaan lahan Kota Serang yang sempit . Masalah ini

kemudian diperkuat oleh hasil wawancara penulis dengan beberapa

informan. Terkait dengan hal tersebut, maka menurut Kepala Bidang Data

dan Sistem Informasi BPTPM Kota Serang selaku I1-1, mengungkapkan

bahwa:

“Untuk eksternalnya luas lahan di Kota Serang ini kan kecil hanya 2,83 % dari luas wilayah di Provinsi Banten, jadi dengan luas wilayah Kota Serang yang terbatas ini memang tidak bisa kita menarik banyak investor, karena berbeda dengan Kota/Kabupaten lain di Provinsi Banten yang memiliki luas wilayah yang lebih luas. Untuk Kota serang sendiri memang banyak investor yang ingin menanamkan modal di Kota Serang dalam bidang industri tapi karena luas wilayah Kota Serang yang sempit dan memang peruntukan lahan dari Bappeda sesuai RTRW yang berlaku memang hanya sedikit yaitu di wilayah Kasemen dan Walantaka. Kota Serang sendiri memang bukan merupakan Kota industri melainkan Kota perdagangan dan jasa, sehingga dengan batasan-batasan tersebut banyak investor bidang industri yang tidak jadi menanamkan modalnya di Kota Serang. Sebagai contoh dapat dilihat di daerah Sawah Luhur, daerah tersebut diperuntukan untuk wilayah industri Kota Serang, akan tetapi karena kontur tanah di walayah Sawah Luhur tersebut masih seperti tambak (merembes) sehingga harus ditimbun dengan tanah dan diratakan supaya tanahnya kuat dan itu membutuhkan biaya yang lebih.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, pada Senin/25 Mei 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Page 166: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

148

Hal serupa juga diutarakan oleh I1-3 Kepala Sub Bidang Potensi dan

Kerjasama Investasi BPTPM Kota Serang mengenai masalah keterbatasan

lahan yaitu :

“Kota Serang memang terbatas untuk bidang industri karena memang luas wilayah Kota Serang yang sempit. Untuk bidang industri sesuai dengan RTRW yang telah dibuat peruntukan lahan industri itu di daerah Kasemen dan Walantaka. Memang bisa dikatakan perencanaan strtategisnya terkadang berbenturan dengan RTRW yang dibuat karena pernah terjadi ada investor yang ingin menanamkan modalmnya di Kota Serang bidang industri Semen, kemudian mereka menginginkan tanah di Desa Banten Kecamatan Kasemen waktu sudah deal dengan pihak-pihak terkait kemudian saat dilihat RTRWnya ternyata tidak sesuai daerah tersebut diperuntukan untuk pertambakan bukan industri padahal sudah dicek di lapangan kalau untuk pertambakan sudah tidak produktif tapi karena RTRWnya sudah seperti itu ya mau tidak mau investor tersebut tidak jadi padahal kalau misalnya jadi ini bisa menyerap tenaga kerja yang sangat banyak bisa meningkatkan PAD tapi mau bagaimana lagi karena RTRW sudah seperti itu jadi kita harus mengikuti. Memang ada evaluasi stiap 5 tahun sekali terhadap RTRW tersebut tapi waktu itu belum waktunya jadi tidak bisa.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Suherman, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Pernyataan yang hampir sama diutarakan oleh I1-2 Kepala Bidang

Penanaman Modal BPTPM Kota Serang yaitu :

“Luas Kota Serang memang lebih kecil dari Kota/Kabupaten lain di Provinsi Banten, jadi memang nilai realisasi investasi PMAnya lebih kecil karena memang PMA kebanyakan bergerak di bidang industri sedangkan untuk Kota Serang, peruntukan lahan untuk industri hanya sedikit menurut RTRW yang telah dibuat yaitu di daerah Walantaka dan Kasemen Sawah Luhur. Jelas menurut kita ini menghambat investasi faktor eksternal yang terjadi khususnya bidang industri

Page 167: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

149

karena ada beberapa investor tidak jadi menginvestasikan modalnya di Kota Serang dalam bidang Industri karena keterbatasan luas wilayah dan berbenturan dengan RTRW yang ada. Jelas ini meghambat terjadinya investasi di Kota Serang tapi memang kita bisa saja mengkoordinasikan hal tersebut dengan Bappeda untuk mencari solusi tapi itu sulit kalau belum waktunya evaluasi RTRW yang dilakukan setiap 5 tahun. Kita juga tidak bisa sembarangan menerima investor karena Bappeda itu kan membuat rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah kan tidak sembarangan itukan dibuat berdasarkan pemikiran kondisi sekarang dan kondisi yang akan datang.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ambas Suhendi, pada Kamis/20 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Dari penyataan yang telah diuraikan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa perencanaan strategis BPTPM Kota Serang dalam upaya

meningkatkan investasi di Kota Serang masih terkendala pada faktor

eksternal yaitu terbentur dengan RTRW yang ada dan ketersediaan lahan

di Kota Serang yang sempit. Kemudian pernyataan yang sama juga

diutarakan oleh I2 Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan

BAPPEDA Kota Serang.

“Kalau kita lihat di RTRW memang sudah jelas kawasan untuk industri itu ditetapkan di dua Kecamatan yaitu di Desa Pabuaran dan Desa Pengapelan Kecamatan Walantaka dan di Desa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen. Untuk pernyataan-pernyataan sudah ada sebenarnya RTRW itu bukan menghambat tapi memang disana itu infrastrukturnya belum mendukung tapi suatu saat akan dibangun infrastruktur disana sehingga bisa lebih menarik minat investor dalam bidang industri. Bukannya kita tidak mendukung bidang industri masuk di Kota Serang akan tetapi memang Kota Serang ini utamanya adalah sebagai Kota perdagangan dan jasa. Kota Serang memang memiliki luas wiayah yang kecil dibandingkan Kota/Kabupaten lain di Provinsi Banten karena itu memang untuk industri juga terbatas. Jika memang ada masalah pihak BPTPM bisa berkoordinasi dengan kami melalui surat terlebih dahulu

Page 168: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

150

kemudian jika memang harus diadakan pertemuan untuk membahas masalah tersebut kita welcome selagi sesuai dengan waktunya.” (Sumber: Wawancara dengan Ibu Khori Sri Rahayu, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor Bappeda Kota Serang).

Pernyataan serupa juga diutarakan oleh I3 Kepala sub bidang Pengendalian

BKPMPT Provinsi Banten.

“Untuk investasi di Provinsi Banten, memang investor masih banyak yang melirik Banten utara (Tangerang) dan Cilegon. Kalau sekarang Kota Serang memang belum terlalu dilirik. Kota Serang kan memang diputuskan bukan daerah industri tapi lebih ke jasa. Jadi memang kenapa nilai realisasi investasi PMA/PMDN Kota Serang kecil. Keterbatasan luas wilayah juga pasti mempengaruhi, ketika RTRW misalnya tidak mendukung investasi pasti juga investor akan memikir ulang, makanya mengapa Kota Serang harus lebih mempromosikan dan bersolek mengenai potensi-potensi yang ada di Kota Serang sehingga bisa menarik investor untuk berinvestasi di Kota Serang bukan hanya di sektor industri tapi tonjolkan sektor jasanya.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Epi Suhepriana, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BKPMPT Provinsi Banten).

Dari pernyataan-pernyataan wawancara yang telah diuraikan tersebut,

dapat disimpukan bahwa Luas Kota Serang sendiri yaitu yaitu sekitar

266,74 Km2 atau sekitar 2,83 % dari Luas Kota/Kabupaten lain di Provinsi

Banten. Kawasan yang diperuntukan untuk bidang industri terbatas yakni

hanya dua kecamatan saja yaitu di Kecamatan Walantaka dan Kasemen

akan tetapi dari hal ini seharusnya BPTPM bisa mengatasi hambatan

struktural ini sehingga tidak mempengaruhi dan menghambat dalam

meningkatkan investasi di Kota Serang.

Page 169: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

151

4. Masalah Institusional

Masalah Institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif.

Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat

dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Masalah yang sangat sulit

dalam perencanaan strategis mencakup transformasi lembaga. lembaga

(institusional) adalah pola interaksi yang sangat stabil, yang diorganisir di

seputar ide penting. Berbicara mengenai pola-pola interaksi dalam

organisasi menjadi lembaga manakala pola tersebut dimasuki oleh nilai

dan karakter. Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian

besar merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Dalam hal ini tugas

utama kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi lembaga, struktur

dan sistemnya, pembelaan integritasnya dan pengaturan konflik internal.

Satu yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah jika para pemimpin

gagal dalam tugas kepemimpinan transformatif, integritas lembaga akan

dipertanyakan. Hilangnya integritas lembaga menyebabkan penyimpangan

organisasi.

Terkait dengan hal tersebut, maka menurut Kepala Bidang Data dan

Sistem Informasi BPTPM Kota Serang selaku I1-1, mengungkapkan

bahwa:

“Interaksi antara pimpinan dan pegawai sudah cukup baik dan tidak melenceng dari ketentuan yang ada. Hanya saja dalam hal penyampaiannya masih kurang komunikasi sehingga masih terjadi kebingungan yang berakibat pada kesalahan dalam pelaksanaan tugas. Sedangkan untuk

Page 170: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

152

interaksi dengan lembaga lain memang masih kurang seperti terlihat pada masalah terbenturnya perencanaan strategis BPTPM dalam hal industri dengan RTRW yang dibuat Bappeda, besar harapan kami bisa berkoordinasi dengan baik dengan pihak-pihak dari lembaga lain sehingga hal berbenturan seperti itu tidak terulang lagi.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, pada Senin/25 Mei 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Hal serupa juga diutarakan oleh I1-3 Kepala Sub Bidang Potensi dan

Kerjasama Investasi BPTPM Kota Serang yaitu :

“Kepemimpinan di BPTPM ini sudah sangat baik terlihat dari pemimpin yang selalu memberikan arahan dan contoh yang baik kalau ada kurang-kurang sih wajar tetapi sejauh ini baik. Untuk hal kerjasama interaksi bukan hal yang sulit tapi memang pada satu instansi dengan instansi lain memang pasti ada saja miss komunikasi tapi itu terus akan kita perbaiki. Contohnya seperti dalam hal koordinasi mengenai wilayah yang dapat digunakan untuk investasi bidang industri pihak kita dengan bappeda kurang adanya interaksi sehingga adanya benturan seperti itu.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Suherman, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Kemudian pernyataan selanjutnya diutarakan oleh I1-2 Kepala Bidang

Penanaman Modal BPTPM Kota Serang yaitu :

“Untuk interaksi pemimpin dengan bawahan sejauh ini sudah cukup baik misalnya dalam hal tugas, pemimpin memberikan keleluasaan kepada para pegawai untuk mengembangkan ide-ide strtategis. Tetapi, untuk masalah interaksi dengan pihak-pihak lembaga lain ini yang masih kurang dan perlu peningkatan contohnya saja dalam hal sarana prasarana yang kurang di BPTPM ternyata hal ini terjadi karena kurang

Page 171: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

153

adanya interaksi dengan pihak-pihak terkait yaitu Kabupaten Serang yang memang belum sepenuhnya memberikan aset-aset Kota Serang.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ambas Suhendi, pada Kamis/20 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

Kemudian pernyataan selanjutnya di ungkapkan oleh I2 Kepala Sub

Bidang Tata Ruang dan Lingkungan BAPPEDA Kota Serang.

“Sebenarnya RTRW itu bukan menghambat tapi memang disana itu infrastrukturnya belum mendukung. Jika memang ada masalah pihak BPTPM bisa berkoordinasi dengan kami melalui surat terlebih dahulu kemudian jika memang harus diadakan pertemuan untuk membahas masalah tersebut kita welcome selagi sesuai dengan waktunya. Akan tetapi memang dari interaksi kita dengan pihak BPTPM dirasa masih kurang buktinya dari adanya masalah seperti berbenturannya dengan RTRW mungkin di waktu yang akan datang bisa lebih intens lagi koordinasinya.” (Sumber: Wawancara dengan Ibu Khori Sri Rahayu, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor Bappeda Kota Serang).

Dari penyataan yang telah diuraikan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa Dari pernyataan-pernyataan wawancara yang telah diuraikan

tersebut, dapat disimpukan bahwa perencanaan strategis BPTPM Kota

Serang dalam upaya meningkatkan investasi di Kota Serang masih

terhambat pada interaksi yang kurang antar lembaga yaitu BPTPM Kota

Serang dengan pihak Bappeda Kota Serang sehingga ini menghambat

dalam peningkatan investasi.

Integritas masyarakat terhadap instansi ini juga tidak begitu baik, itu

tergambar dari pendapat dan hasil wawancara penulis dengan

Page 172: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

154

masyarakat/investor yang sedang melakukan perijinan. Menurut Bapak

Iim Huzaimi dari CV Elita Jaya Mandiri selaku I4-1 mengatakan :

“Saya juga tadinya tidak tahu kantor BPTPM itu disini karena tempatnya mojok, ruang pelayanannya juga sempit dan juga ruang tunggunya hanya ada sedikit kursi jadi kalau lagi ramai suka tidak kebagian tempat duduk, akhirnya pada nunggu di luar kepanasan. Harusnya kan kantor pelayanan itu dibuat lebih besar dan ruang tunggunya dibuat nyaman supaya kita juga enak nunggunya.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Iim Huzaimi, pada Rabu/19 Agustus 2015, di Halaman Kantor BPTPM Kota Serang).

Pernyataan yang serupa juga diutarakan oleh I4-2 Bapak Noval dari CV

Kaisar Mandala yang mengatakan :

“Kalau untuk pelayanannya sudah cukup bagus tapi memang sarana prasarananya memang kurang karena mungkin aset Kabupaten yang dimiliki Kota belum diberikan ke Kota Serang seharusnya Kabupaten sudah pindah ke Ciruas tapi mungkin pembangunan di Ciruas belum selesai jadi aset Kota Serang belum diberikan jadi untuk ruang pelayanan di BPTPM Kota Serang ini harusnya luas supaya para investor nyaman tapi karena memang seperti itu keadaannya jadi kita juga harus memahami karena ini kan sebenarnya gedung serbaguna bekas kantor walikota dulu. (Sumber: Wawancara dengan Bapak Noval, pada Kamis/17 September 2015, di Halaman Kantor BPTPM Kota Serang).

Dari penyataan-pernyataan yang telah diuraikan di atas banyak

masyarakat/investor yang mengeluh mengenai kondisi kantor pelayanan

yang sempit dan bisa dikatakan memang sudah tidak layak dan harus

segara diatasi dan diperbaiki agar supaya bisa lebih nyaman.

Page 173: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

155

c. Penyajian Data

Pembahasan pada penyajian data (data display) merupakan hasil analisis

dan fakta yang peneliti temukan di lapangan. Peneliti menggunakan teori

perencanaan strategis menurut menurut Bryson (2007:227) yang

mengemukakan tantangan dalam Perencanaan Strategis yaitu meliputi

masalah manusia, masalah proses, masalah struktural dan masalah

institusional. Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan sebagai

berikut.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan penelitian merupkan isi dari hasil analisis data dan fakta yang

peneliti dapatkan dilapangan serta disesuaikan dengan teori yang

digunakan, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dalam

perencanaan strategis menurut Bryson (2007:227) yang mengemukakan

hambatan dalam Perencanaan Strategis yaitu meliputi masalah manusia,

masalah proses, masalah struktural dan masalah institusional.

Perencanaan strategis merupakan suatu sistem yang dikembangkan dengan

memperhatikan karakteristik spesifik organisasi. Perencanaan strategis

dijadikan instrumen yang akan membantu pimpinan organisasi dalam

mengelola dan mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk

mencapai tujuan organisasi.

Page 174: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

156

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah juga sangat diperlukan

adanya perencanaan strategis baik itu untuk daerah secara umum atau

untuk masing-masing perangkat daerah. Rencana strategis atau disingkat

dengan Renstra adalah dokumen perencanaan yang dibuat daerah untuk

periode 5 (lima) tahun.

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang

adalah salah satu SKPD yang merupakan bagian dari Pemerintah Kota

Serang, yang memiliki kewajiban untuk menyusun Rencana Renstra

BPTPM Kota Serang Tahun 2014 – 2019 sebagai dokumen perencanaan

strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan

jangka menengah) BPTPM Kota Serang merupakan salah satu unit

pelayanan di Kota Serang yang terbentuk pada tahun 2008. Perencanaan

strategis ini menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, cara pencapaian

tujuan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang

realistis, dan prediksi capaian yang diharapkan dimasa depan.

Perencanaan strategis menentukan arah suatu organisasi untuk 5 tahun ke

depan, bagaimana cara mengarahkannya dan bagaimana mengevaluasi

keberhasilan dan ketidakberhasilannya. Secara umum Renstra Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang

merupakan salah satu perangkat dasar pengukuran kinerja atas pelayanan

yang diberikan pada masyarakat di bidang perizinan dan penanaman

modal di Kota Serang.

Page 175: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

157

Ada empat tantangan dalam perencanaan strategis menurut Bryson yang

perlu diwaspadai dalam membuat suatu perencanaan strategis. Sehingga

nantinya diharapkan tantangan tersebut dapat dihadapi dan diatasi secara

efektif sehingga perencanaan strategis yang dibuat dapat berjalan secara

optimal dan dapat mencapai tujuan dari perencanaan strategis tersebut.

Adapun temuan yang di dapatkan dalam penelitian mengenai Perencanaan

Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM)

dalam Meningkatkan Investasi di Kota Serang yakni sebagai berikut :

1. Masalah Manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian

orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan preferensi

kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi.

Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu,

kelompok, organisasi dan komunitas.

Untuk mewujudkan pelaksanaan yang maksimal atau yang efektif dan

efesien, tidak hanya membutuhkan komunikasi yang baik, dana yang

banyak tetapi juga perhatian dan komitmen dari para pelaksana untuk

serius dalam melaksanakan apa yang telah direncanakan dan hal yang

paling bermasalah dalam perencanaan adalah pelaksanaan. Sering kali

secara konseptual apa yang direncanakan sudah sangat baik bahkan

sempurna, namun tiba pada fase pelaksanaan muncul berbagai macam

kendala yang jika tidak diatasi dengan

Page 176: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

158

cepat akan menghambat semua pelaksanaan rencana. Tuntutan akan

perhatian dan komitmen yang tinggi sangat diperlukan terlebih mengingat

tugas pokok dan fungsi baik dari organisasi maupun semua elemen yang

ada dalam organisasi. Kepemimpinan yang ditampilkan oleh para

pengambil dan pelaksana kebijakan akan sangat mempengaruhi hasil dari

kebijakan itu sendiri nantinya.

Pada temuan lapangan terlihat bahwa dalam hal komitmen pegawai yang

terdapat di Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM)

Kota Serang khususnya pegawai magang masih rendah dan ada

kecenderungan dimana pegawai lebih banyak duduk ketika hari-hari kerja

sebagaimana kecenderungan PNS pada umumnya, tidak ada inisiatif yang

muncul dari mereka. Kecuali, pada saat mendapat instruksi dari pimpinan

untuk melaksanakan suatu kegiatan. Perhatian dan komitmen merupakan

indikator berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada lingkungan

Badan/Dinas. Komitmen yang masih kurang tersebut berdampak pada

kinerja dan realisasi capaian program dan kegiatan yang dilakukan Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang. Hal ini

terlihat pada rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan renja SKPD dan

pencapaian renstra SKPD sampai dengan tahun 2015 yang dapat dilihat

pada lampiran yang tersedia.

Page 177: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

159

Kemudian pada temuan lapangan mengenai komitmen yang masih kurang

tersebut, ternyata hal ini terjadi juga karena pegawai atau sumber daya

manusia yang terdapat di Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) Kota Serang jumlahnya masih kurang dan juga masih kurang

dalam hal keterampilan karena pegawai BPTPM lebih banyak tenaga

magang.

Kurangnya keterampilan tersebut terjadi dikarenakan belum diadakan diklat

atau pelatihan-pelatihan yang diadakan Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang untuk dapat meningkatkan

kapasitas sumber daya aparaturnya khusunya untuk pegawai magang

sehingga hal tersebut mempengaruhi komitmen dari pegawai. Berikut tabel

4.9 yang menggambarkan data pegawai Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang tahun 2015 sebagai berikut :

Tabel 4.9 Jumlah dan Komposisi Pegawai menurut Status Pada

BPTPM Kota Serang 2015

No Status Pegawai Golongan Total %

I II III IV

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS)

- 2 24 4 30

2 Tenaga Kerja Magang

- - - - 33

Jumlah 2 24 4 63

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Page 178: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

160

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut terlihat bahwa pegawai Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang pada tahun 2015

memiliki jumlah tenaga kerja magang sebanyak 33 orang atau lebih besar dari

jumlah PNS yang ada d BPTPM Kota Serang yakni sebanyak 30 orang.

Banyaknya tenaga magang yang ada di BPTPM Kota Serang ternyata tidak

diimbangi dengan pembekalan pelatihan-pelatihan atau diklat yang diadakan

untuk para tenaga magang tersebut sehingga terjadi kendala atau hambatan

dalam keterampilan yang masih kurang. Selama ini pihak BPTPM sudah

mengadakan diklat atau pelatihan akan tetapi hanya untuk pegawai PNS saja.

Berikut tabel 4.10 mengenai diklat yang sudah dilakukan BPTPM Kota Serang.

Tabel 4.10 Daftar Diklat BPTPM Kota Serang

No Nama Diklat Penyelenggara

1 Diklat Peningakatan Kapasitas Aparatur BPTPM Kota Serang

BPTPM Kota Serang

2 Pendidikan dan Pelatihan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal Tingkat Pertama

BKPM

3 Modul Pengelolaan Barang Milik Daerah Kursus Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2013

BKPM

4 Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penata Usahaan Aset di Lingkungan Pemerintah Kota Serang

BKPM

5 Modul Pengelolaan Barang Milik Daerah BKPM

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Page 179: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

161

2. Masalah Proses

Proses yang dimaksud kali ini adalah mengelola ide dalam

melaksanakan pilihan strategi, karena ide merupakan tempat bersandar

tindakan kolektif. Menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk

menciptakan tindakan koleftif yang adalah tanda resmi tindakan

strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber daya (orang,

uang, waktu keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan untuk

mempengaruhi perubahan strategis yang bermanfaat. Untuk

mendapatkan perencanaan strategis yang efektif, maka perlu mengganti

cara kita mengerjakan sesuatu sekarang dengan cara lainnya, kita harus

menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola transisi dari cara

lama ke cara baru.

Strategi merupakan langkah-langkah berisikan program-program

indikatif untuk mewujudkan visi dan misi organisasi. Dari hasil analisa

faktor lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi oleh BPTPM,

maka terdapat beberapa strategi yang disiapkan dalam kerangka

mewujudkan visi dan misi yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan dibidang perizinan dan penanaman

modal dan meningkatkan kualitas serta disiplin aparatur.

2. Pemenuhan teknologi lembaga dalam menyajikan keterbukaan sistem

informasi manajemen dan dalam memberikan pelayanan serta

Page 180: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

162

kemudahan dalam pengurusan perijinan usaha dan non usaha yang

cepat, mudah, murah dan transparan dan investasi.

3. Pemenuhan daya dukung sarana dan prasana pelayanan penunjang

operasional lembaga.

4. Penataan terhadap daya dukung potensi investasi, kerjasama dan

promosi serta adanya jaminan hukum yang berkaitan dengan investasi

di Kota Serang.

5. Menyusun regulasi yang berkaitan dengan investasi di Kota Serang.

6. Menyusun SOP dalam memberikan pelayanan yang dapat

dipertanggungjawabkan berdasarkan tugas dan fungsi.

Pada temuan lapangan terlihat bahwa pada penyampaian ide-ide

strategis, komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan mengenai ide

strategis tersebut masih terhambat oleh hambatan komunikasi vertikal

yaitu nampak dalam proses pelaksanaan terdapat komunikasi yang

kurang antara pimpinan dengan pegawai (bawahan) sehingga dalam

dalam pelaksanaan rencana strategis menjadi tidak maksimal. Apabila

hal ini tidak segera ditangani, maka jelas akan dapat mempengaruhi

berhasil tidaknya pelaksanaan Rencana Strategi. Oleh karena dalam

menghasilkan rangkaian pelaksanaan Renstra yang baik bukanlah

semata-mata hasil kerja perseorangan atau pegawai atau pimpinan saja

melainkan hasil kerja kolektif serta dukungan dari masyarakat.

Page 181: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

163

Latar belakang dan keahlian yang mereka miliki akan mempengaruhi

tingkat komunikasi dalam melaksanakan kegiatan mulai dari

perencanaan, pengelolaan sampai pada pelaksanaan.

Komunikasi dalam pelaksanaan menyampaikan ide-ide strategis

dibutuhkan dimana merupakan simbol berlangsungnya tata hubungan

informasi dari dan ke arah pelaksanaan yang diikuti dengan pemahaman

lingkungan dan potensi yang dimiliki, Hal ini menyangkut proses

penyampaian informasi atau transmisi, kejelasan informasi (clarity) dan

konsistensi yang disampaikan. Komunikasi dalam menyampaikan dan

mengatur ide yang baik memiliki peran yang penting, setiap elemen

pelaksana Renstra perlu mengkoordinasikan pelaksanaan program

hingga berada pada tahap evaluasi. Karena sebagai pelaksanaan, perlu

ada informasi timbal balik melalui komunikasi dan koordinasi yang baik

antara bidang-bidang/seksi-seksi/satuan-satuan dalam lingkungan Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang.

3. Masalah Struktural

Masalah Struktural adalah manajemen hubungan bagian dan

keseluruhan. Lingkungan internal dan ekternal harus menjadi kaitan

yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis

adalah mengkaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi

tingkat-tingkat.

Page 182: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

164

Pada temuan lapangan terlihat bahwa perencanaan strategis BPTPM

Kota Serang dalam upaya meningkatkan investasi di Kota Serang pada

lingkungan eksternal masih terbentur dengan ketersediaan lahan di Kota

Serang yang sempit dan RTRW yang ada. Luas Kota Serang sendiri

yaitu sekitar 266,74 Km2 atau sekitar 2,83% dari Luas Kota/Kabupaten

lain di Provinsi Banten. Kawasan yang diperuntukan untuk bidang

industri menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang

Tahun 2010-2030 terbatas yakni hanya dua kecamatan saja yaitu di

Kecamatan Walantaka dan Kecamatan Kasemen. Keterbatasan tersebut

membuat investasi khusunya dalam bidang industri juga terbatas

adanya. Peta Rencana Pola Ruang Kota Serang tahun 2010-2030 dapat

dilihat pada lampiran yang tersedia.

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota

Serang memang sudah membuat perencanaan strategis dengam melihat

faktor internal dan eksternalnya dengan menganalisis menggunakan

analisis SWOT, Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

(BPTPM) Kota Serang memiliki tantangan dan peluang baik itu dari

internal maupun eksternal yang digambarkan dalam tabel 4.11 berikut.

Page 183: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

165

Tabel 4.11 Analisis SWOT Permasalahan Faktor Eksternal Dan

Internal BPTPM Kota Serang

Internal

Eksternal

STRENGTH (kekuatan) WEAKNESS (kelemahan)

Perda Kota Serang Nomor 12 Tahun 2008 dan Perwal Kota Serang Nomor 39 Tahun 2008.

Tersedianya sumber daya aparatur dan sarana prasarana

Tersedianya sumber dana/ anggaran

Terbatasnya personil teknis yang terlatih di bidang perizinan dan penanaman modal

Belum memadainya sarana dan prasarana pendukung pelayanan perizinan dan pemeriksaan dilapangan;

Terbatasnya anggaran untuk melaksanakan kinerja;

Terbatasnya informasi pelayanan perizinan dan investasi;

OPPORTUNITY

(Peluang) Strategi S-O Strategi W-O

Berada di wilayah yang menjadi pusat ibukota

Laju pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di kota serang

Perusahaan-perusahaan belum seluruhnya mendapatkan bimbingan teknis/pembinaan/penyuluhan tentang perizinan

Melaksanakan regulasi sesuai kewenangan untuk menjadikan daerah yang ramah investasi (S1,-O1,O2);

Optimalisasi Kinerja aparatur untuk menggali dan meningkatkan pendapatan daerah(S2-O2)

Optimalisasi sumber dana untuk melakukan bimbingan/ pembinaan/ penyuluhan bagi perusahaan guna meningkatkan pendapatan daerah(S3-O2,O3)

Meningkatkan sarana prasarana dan dana guna menunjang operasional lembaga dan aparatur yang berkualitas dalam menghadapi peluang investasi dan sebagai pintu gerbang investasi di Ibukota provinsi;((W1,W2,W3-O1,O2)

Meningkatkan kemampuan dan kualitas teknis personil untuk melakukan bimbingan teknis/ dan penyuluhan pada perusahaan dan melakukan sosialisasi dan promosi;(W3,-O3,04)

Page 184: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

166

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Dalam upaya tercapainya misi pembangunan pada periode 2014-2019,

BPTPM menyusun perencanaan strategis guna mencapai sasaran dan

tujuan, sebelum menyusun rencana strategis terlebih dahulu melakukan

analisis lingkungan untuk melihat faktor-faktor yang menjadi kendala

atau hambatan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan, dengan melakukan pendekatan analisis lingkungan strategis

eksternal dan internal yang dihadapi oleh BPTPM kota Serang. Akan

tetapi dilihat dari pelaksanaannya ternyata masih ada saja hambatan atau

kendala yang di temukan dalam pelaksanaan rencana strategis tersebut

saah satunya masih terbentur dengan ketersediaan lahan

THREAT (ancaman) Strategi S-T Strategi W-T

Belum terbangunnya kerja sama dinas/instansi terkait dalam hal pelayanan perizinan dan jasa;

Masyarakat belum seluruhnya mengetahui perizinan;

Belum adanya peraturan yang berkaitan dengan perizinan dan investasi/penanaman modal;

Menjadikan regulasi sebagai landasan kerjasama dengan instansi terkait untuk memenuhi tugas pelayanan dan perizinan (S1-T1)

Mengoptimalkan sumber daya lembaga untuk melakukan kajian tentang potensi pendapatan daerah,melakukan sosialisasi dan promosi serta memberikan input bagi (eksekutif)/legislatif untuk lahirnya perda (S2,S3-T2, T3)

Meningkatkan koordinasi dan membangun kesepahaman antar lembaga untuk mengatasi masalah perizinan dan penanaman modal (W1),

Meningkatkan kemampuan pegawai, sarana prasarana dan dana penunjang operasional lembaga untuk melakukan sosialisasi dan promosi serta mendorong regulasi yang berkenaan dengan investasi.

Page 185: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

167

di Kota Serang yang sempit dan RTRW yang ada seperti yang telah

dijelaskan di atas.

4. Masalah Institusional

Berbicara mengenai pola-pola interaksi dalam organisasi menjadi

lembaga manakala pola tersebut dimasuki oleh nilai dan karakter.

Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar

merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Dalam hal ini tugas utama

kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi lembaga, struktur dan

sistemnya, pembelaan integritasnya dan pengaturan konflik internal.

Berdasarkan temuan di lapangan, maka penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa penting adanya peningkatan kerjasama Badan/Dinas

dengan lembaga atau organsasi lain guna memperlancar dalam

merealisasikan program peningkatan investasi di Kota Serang. Interaksi

dalam hal kerjasama sebenarnya bukan hal yang sulit tapi karena adanya

sikap masa bodoh dan keengganan berkomunikasi dengan baik.

Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar

merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Satu yang perlu digaris

bawahi dalam hal ini adalah jika para pemimpin gagal dalam tugas

kepemimpinan transformatif, integritas lembaga akan dipertanyakan.

Hambatan-hambatan kunci dalam pelaksanaan Strategi tidak dapat

dipisahkan satu sama lain

Page 186: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

168

karena semua saling berkaitan. Selain hambatan kunci di atas, tentunya

ada pula hal-hal yang mendukung pelaksanaan Strategi ini yang

tentunya tidak keluar dari lingkup keempat hal di atas. Visi dari Bupati

merupakan hal yang bisa membantu dalam pelaksanaan program-

program pembangunan Kota Serang dalam meningkatkan investasi di

Kota Serang, dan ditambah dengan potensi dan peluang-peluang

investasi yang ada di Kota Serang.

Pada temuan lapangan juga terlihat bahwa perencanaan strategis

BPTPM Kota Serang dalam upaya meningkatkan investasi di Kota

Serang masih terhambat pada interaksi yang kurang antar lembaga yaitu

BPTPM Kota Serang dengan pihak Bappeda Kota Serang sehingga ini

menghambat dalam peningkatan investasi.

Kemudian juga banyak masyarakat/investor yang mengeluh mengenai

kondisi kantor pelayanan yang sempit dan bisa dikatakan memang

sudah tidak layak dan harus segara diperbaiki agar supaya bisa lebih

nyaman. Kondisi ini terjadi karena terbatasnya anggaran BPTPM Kota

Serang dan juga masalah Kabupaten Serang belum sepenuhnya

memberikan aset-aset yang dimiliki Kota Serang sehingga pemerintahan

Kota Serang termasuk BPTPM Kota Serang masih menggunakan

gedung serbaguna bekas kantor Walikota untuk Kantor BPTPM terlebih

lagi ternyata masih terdapat badan atau dinas pemerintah Kota Serang

lainnya yang masih menyewa rumah untuk dijadikan kantor. Anggaran

Page 187: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

169

Belanja dan Kondisi sarana dan prasarana Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang tahun 2014 dapat dilihat

pada lampiran yang tersedia.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa perencanaan strategis Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) dalam meningkatkan investasi di Kota

Serang sudah melakukan perencanaan strategis yang baik akan tetapi

belum dapat berjalan maksimal dikarenakan masih terdapat hambatan-

hambatan yang dialami BPTPM Kota Serang.

Akan tetapi, dengan adanya perencanaan strategis yang dilakukan BPTPM

dalam meningkatkan investasi di Kota Serang memang memberikan hasil

yang baik dalam peningkatan investasi di Kota Serang ini terlihat dari

meningkatnya nilai investasi tahun 2013 ke tahun 2014 berkat adanya

perencanaan strategis yang dibuat BPTPM Kota Serang. Hal ini dapat

dilihat pada tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Peningkatan Nilai Investasi Kota Serang 2013-2014

No Tahun Jumlah Proyek Nilai Investasi

1. 2013 1.417 2.631.707.634.615

2. 2014 1295 3.234.634.300.000

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Page 188: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

170

Dilihat dari tabel 4.12 di atas, nilai investasi Kota Serang meningkat dari

tahun 2013 sebelum adanya perencanaan strategis renstra 2014-2019 ke

tahun 2014 sesudah dibuatnya perencanaan strategis renstra 2014-2019

yaitu naik dari Rp. 2.631.707.634.615 menjadi Rp. 3.234.634.300.000 atau

naik sekitar 22,9 %.

Selain itu juga dapat dilihat pada capaian investasi Kota Serang yang terus

meningkat dari tahun ke tahunnya. Hal ini terlihat pada tabel 4.13 berikut

ini yang menggambarkan kondisi eksisting iklim investasi di Kota Serang.

Tabel 4.13 Capaian Investasi di Kota Serang Tahun 2009 – 2014

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Total

1 Jumlah

izin

investasi

699 1.059 968 1.393 1.417 1.295 6.831

2 Jumlah

Investor

PMDN

PMA

696

3

1.058

1

965

3

1.393

3

1.417

-

1290

5

6819

15

3 Nilai

Investasi

Page 189: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

171

PMDN

PMA

3.060.282.

204.413

207.856.8

55.224

3.413.823.

729.000

10.643.14

4.776

1.144.729.

000.000

144.830.0

00.000

1.832.177.

174.947

220.976.4

61.390

2.631.707.

634.615

-

2.904.324.

300.000

330.310.0

00.000

14.987.04

4.042.975

914.616.4

61.390

(Sumber : BPTPM Kota Serang, 2015)

Dilihat dari data tabel 4.12, nilai investasi di Kota Serang terjadi

peningkatan walaupun sempat mengalami penurunan. Terlihat pada tahun

2009 nilai investasi dari PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) naik

dari Rp. 3.060.282.204.413 menjadi Rp. 3.413.823.729.000 pada tahun

2010 atau naik sekitar 11, 56 %. Kemudian mengalami penurunan di tahun

2011 sampai tahun 2012 dan mengalami kenaikan kembali pada tahun

2013. Nilai investasi tahun 2013 yaitu Rp. 2.631.707.634.615 mengalami

kenaikan kembali pada tahun 2014 menjadi Rp. 2.904.324.300.000 atau

naik sekitar 10,36 %.

Untuk nilai investasi dari PMA (Penanaman Modal Asing) di Kota Serang

juga mengalami kenaikan dan penurunan nilai investasi. Pada tahun 2009

nilai investasi yaitu Rp. 207.856.855.224 mengalami penurunan di tahun

2010 yaitu menjadi Rp. 10.643.144.776 kemudian mengalami kenaikan

pada tahun 2011 menjadi Rp. 144.830.000.000. Pada tahun berikutnya

2012 nilai investasinya yaitu Rp. 220.976.461.390 sampai dengan tahun

2014 menjadi Rp. 330.310.000.000 atau mengalami kenaikan sekitar 49,48

%.

Page 190: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

172

Perekonomian Kota Serang terus maju sehingga menarik bagi investor

untuk berinvestasi. Sampai dengan tahun 2014 total investasi yang

terealisasi di Kota Serang mencapai Rp. 15,9 triliun yang terdiri dari PMA

maupun PMDN, dan pengurusan perizinan sebnyak 6.831 izin.

Hal tersebut terwujud berkat adanya iklim usaha/investasi yang kondusif berkat

kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah Kota Serang dengan masyarakat.

Selain karena terciptanya iklim usaha/investasi yang kondusif, meningkatnya

jumlah investasi di Kota Serang juga disokong dengan pelayanan yang diberikan

badan yang melayani investasi dan memberikan kemudahan dalam pelayanan

serta keberadaan fasilitas lainnya seperti rumah sakit, bank, restoran, pemukiman

lahan hijau dan lain-lain.

Page 191: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

173

Page 192: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

174

Page 193: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

175

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, adapun kesimpulan yang dapat peneliti

simpulkan yaitu bahwa Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) dalam meningkatkan investasi di Kota Serang

belum maksimal, hal ini dikarenakan berbagai hambatan atau kendala yang

dialami yaitu :

1. Dalam aspek masalah manusia yang berkaitan dengan manajemen

Perhatian dan Komitmen, Komitmen pegawai yang terdapat di Badan

Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang

khususnya pegawai magang masih rendah yang disebabkan oleh sumber

daya manusia atau pegawai yang terdapat di Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang jumlahnya masih kurang

dan juga masih kurangnya keterampilan pegawai BPTPM Kota Serang

khususnya pegawai magang. Hal tersebut terjadi dikarenakan belum

diadakan diklat atau pelatihan-pelatihan yang diadakan Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang untuk dapat

meningkatkan kapasitas sumber daya aparaturnya khusunya untuk

pegawai magang.

2. Dalam aspek masalah proses yang berkaitan dengan manajemen ide

strategis, komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan rencana strategis

mengenai ide strategis masih terhambat oleh hambatan komunikasi

Page 194: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

176

vertikal yaitu nampak dalam proses pelaksanaan terdapat komunikasi yang

kurang antara pimpinan dengan pegawai (bawahan) sehingga dalam

pelaksanaan rencana strategis menjadi tidak maksimal.

3. Dalam aspek masalah Struktural yang berkaitan dengan lingkungan

internal dan ekternal, Perencanaan strategis Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang dalam upaya meningkatkan

investasi di Kota Serang pada lingkungan eksternal masih terbentur

dengan ketersediaan lahan di Kota Serang yang sempit dan RTRW yang

ada.. Hal tersebut terjadi karena Luas Kota Serang yaitu hanya sekitar

266,74 Km2 atau sekitar 2,83 % dari Luas Kota/Kabupaten lain di Provinsi

Banten dan kawasan yang diperuntukan untuk bidang industri menurut

RTRW Kota Serang Tahun 2010-2030 terbatas yakni hanya dua

kecamatan saja yaitu di Kecamatan Walantaka dan Kecamatan Kasemen.

4. Dalam aspek masalah institusional yang berkaitan dengan Pola interaksi

dan kepemimpinan transformatif, Perencanaan strategis Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang masih terhambat

pada interaksi yang kurang antar lembaga yaitu BPTPM Kota Serang

dengan pihak Bappeda Kota Serang.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas,

maka peneliti memberikan saran agar Perencanaan Strategis Badan Pelayanan

Page 195: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

177

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang dalam meningkatkan

investasi di Kota Serang dapat berjalan maksimal, yaitu :

1. Melakukan pelatihan-pelatihan atau mengadakan diklat untuk para

pegawai BPTPM Kota Serang tidak hanya PNS tetapi juga untuk para

tenaga magang sehingga dengan adanya pelatihan atau diklat tersebut

dapat meningkatkan kapasitas dan keterampilan para pegawainya serta

nantinya akan berdampak pada tingginya komitmen pegawai dalam

melaksanakan tugas.

2. Perlu peningkatan komunikasi yang baik antara pimpinan dengan bawahan

dan bawahan dengan bawahan agar segala ide-ide strategis yang akan

dilakukan jelas dan mudah dipahami, sehingga akan terbangun komitmen

bersama misalnya dengan sering mengadakan diskusi bersama secara rutin

setiap minggu.

3. Dengan ketersediaan lahan yang sempit di Kota Serang seharusnya

pemerintah Kota Serang bisa lebih meningkatkan potensi lain berdasarkan

RPJMD Kota Serang misalnya bidang perdagangan jasa sehingga tidak

mempengaruhi dan menghambat dalam meningkatkan investasi di Kota

Serang, serta untuk RTRW yang telah ada harusnya bisa dievaluasi lebih

fleksibel sehingga tidak terbentur dengan upaya peningkatan

pembangunan Kota Serang.

4. Meningkatkan interaksi yang rutin dengan pihak-pihak terkait seperti

Bappeda Kota Serang karena penting adanya interaksi yang rutin untuk

peningkatan kerjasama Badan/Dinas dengan lembaga atau organsasi lain

Page 196: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

178

guna memperlancar dalam merealisasikan program peningkatan investasi

tersebut dan juga melakukan pengadaan sarana prasarana yang sudah tidak

layak digunakan dan melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait agar

supaya aset-aset yang sekarang masih digunakan Kabupaten Serang bisa

cepat diberikan sepenuhnya kepada Kota Serang.

Page 197: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

179

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abdullah, S. 1987. Studi Implementasi ; Latar Belakang, Konsep, Pendekatan dan Relevansinya dalam Pembangunan. Ujung Pandang : Persadi.

Allison, M dan Jude Kaye. 2005. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Aji, F.B. dan Martin, Sirait. 2002. Perencanaan dan Evaluasi (PDE) Suatu sistem untuk proyek pembangunan. Jakarta : Bumi Aksara.

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi Pencegahan dari Aspek Prilaku dan Lingkungan. Jakarta : PT Alex Media Komputindo.

Arsyad, L. 2002. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta : BPFE.

Bryson, J.M. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bungin, B. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Fahmi, I. 2006. Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi dan Politik. Bandung : PT Refika Aditama.

Fahmi, I dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung : Alfabeta.

Hasibuan, M.S.P.1989. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : Haji Mas Agung.

Iriantara, Y. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Manullang, M. 1992. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta. 19976. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Poerwandari, E.K. 2005. Pendekatan Kualitatif Untuk Peneitian Prilaku Manusia. Jakarta : LPSP3 UI.

Page 198: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

180

Sarwoto. 2001. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Siagian, S. 2010. Manajement Strategis. Jakarta : Bumi Aksara.

Soekidjo, N. 2002. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sukristono. 1995. Perencanaan Strategis Bank. Jakarta : LPPI/IBI.

Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.

Terry, G.R. dan Rue, Leslie W. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Usman, H. 2008. Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Widjaja, A.T. 2004. Manajemen Strategik Edisi Pertama. Jakarta : Harvarindo.

Wijayanti, I.D.S. 2008. Manajemen. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Dokumen :

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang. 2014. Modul Profil Investasi dan Perizinan Terpadu Kota Serang. Serang : BPTPM

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal. 2014. Direktori Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang. Serang : BPTPM

Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal. 2014. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2014. Serang : BPTPM

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang. 2014. Kota Serang Dalam Angka Tahun 2014. Serang : BPS

Page 199: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

181

Sumber Lain :

Tim Peliput BPTPM Kota Serang. 2012. “Tingkatkan Iklim Investasi, BPTPM Kota Serang gelar Diseminasi Informasi Investasi dan Pelayanan Perizinan”. http://btpm.serangkota.go.id/detail/tingkatkan-iklim-investasi.html

diakses pada 10 Oktober2014

Kelas Kyuti. 2013. “Delapan Langkah Pendekatan Strategis”. http://lingkarlsm.com/delapan-langkah-pendekatan-perencanaan-strategis diakses pada tanggal 20 Juni 2015

Tarida Sinaga. 2013. “Perencanaan Strategis”. http://taridasinaga.blogspot.com/2013/05/perencanaan-strategis.html?m=1 diakses pada tanggal 22 Juni 2015

Page 200: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

182

LAMPIRAN

Page 201: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

183

Transkrip Data

Matriks Hasil Wawancara Reduksi Data

No I

Q1

Perencanaan strategis di Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) dalam meningkatkan investasi di

Kota Serang itu seperti apa ?

1 I1-1

“Perencanaan strategis ya berupa renstra. Renstra itukan

pedoman untuk mencapai tujuan organisasi jadi pasti kita

membuat renstra biasanya 5 tahun sekali. Kalo yang buat renstra

sendiri memang itu koordinasi semua bidang di BPTPM yah disini

ada 4 bidang yaitu bidang data dan sistem informasi, bidang

penanaman modal, bidang perijinan usaha dan bidang periinan

non usaha itupun biasanya juga rancangannya dibuat oleh pihak

ketiga atau konsultan.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak

Ahmad Yani, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor BPTPM

Kota Serang).

2 I1-2

“Renstra itu rencana strategis jadi di BPTPM perencanaan

strategisnya ya itu tadi renstra jadi dengan dibuatnya renstra itu

kan bisa menjadi pedoman untuk kita meakukakan pekerjaan.”

(Sumber: Wawancara dengan Bapak Ambas Suhendi, pada

Kamis/20 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

3 I1-3 “Rencana Strategis ini dibuat dari bidang-bidang yang ada di

BPTPM Kota Serang yang berkoordinasi. Renstra itu penting

untuk pijakan jadi renstra itu pijakan kita kan harus punya target

yang bisa mencapai tujuan yang lebih baik.” (Sumber:

Page 202: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

184

Wawancara dengan Bapak Suherman, pada Selasa/18 Agustus

2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

4 I1-4

“Renstra itukan rencana strategis tujuannya agar pelaksanaan

kegiatannya terukur. Renstra itu 5 tahun sehingga tahapan tiap

tahunnya terukur sampai lima tahun kedepan. Renstra itu bisa

dikatakan patokan.” (Sumber: Wawancara dengan Dul Barid, pada

Jumat/21 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

5 I1-6

“Perencanaan strategis BPTPM berbentuk renstra, renstra

tersebut nantinya dijadikan pedoman dalam penyusunanan

rencana kerja jadi bisa dikatakan acuan untuk melaksanakan

pekerjaan. Renstra itu dibuat koordinasi dari semua bidang di

BPTPM ada bidang data dan informasi, ada bidang penanaman

modal ada bidang perijinan usaha dan bidang perijinan non usaha

biasanya kita buat kerangka renstra juga memakai pihak ketiga

sebagai konsultan, biasanya dosen-dosen untirta. Untuk masalah

meningkatkan investasi bidang penanaman modal yang lebih

mengerti. (Sumber: Wawancara dengan Mohammad Urip, pada

Jumat/21 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

5 I3

“BKPMPT itu adalah koordinasi dari BPTPM yang ada di

Kota/Kabupaten di Provinsi Banten, untuk BPTPM Kota Serang

koordinasinya dengan kami itu seperti pelaporan tentang realisasi

investasi kemudian juga kita memang ada pertemuan periodik

setiap 3 bulan sekali yang mana membahas biasanya

tentangkondisi investasi di masing-masing SKPD tersebut

Page 203: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

185

kemudian hambatannya apa saja kemudian kami berusaha untuk

membantu. Misalnya dari BPTPM Kota Serang anggarannya

masih kurang untuk melaksanakan diklat biasanya kita yang

memfasilitasi untuk mengadakan diklat tersebut ya sebisa mungkin

membantu.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Epi Suhepriana,

pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BKPMPT Provinsi

Banten).

Teori tantangan dalam perencanaan strategis menurut Bryson (2007:227)

1. Masalah Manusia

No I

Q2

Bagaimana sumber daya manusia yang dimiliki Badan Pelayanan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang dalam

pelaksanaan rencana strategis ?

1 I1-1

“Untuk di BPTPM Kota Serang sendiri memang SDMnya masih

kurang ya, disini PNSnya masih sedikit. Klo untuk untuk

pembuatan atau pelaksanaan rencana strategisnya karena

memang pegawai pnsnya sendiri masih sedikit, kebanyakan masih

magang ya jadi kadang masih belum bisa maksimal karena ada

aja gitu yang bisa dibilang kendor kinerjanya.masalah ada

pegawai yang jabatannya ga sesuai sama gelarnya sih ya itu

masalah lain bisa diselesaikan kan ada diklat juga dikita cuma

memang sekarang belum ada. biasanya diklatnya kita yang

ngadain dari BKPMPT.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak

Ahmad Yani, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor BPTPM

Kota Serang).

Page 204: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

186

2 I1-2 “Renstra sendiri memang dibuat oleh kita tapi memang

kerangkanya dari pihak ketiga. Disini dalam pelaksanaan

renstranya sendiri sudah berjalan sesuai baik cuma memang

hambatannya itu salah satunya dari sumber daya yang masih

kurang samalah di SKPD-SKPD lain juga masih banyak yang

kurang.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Ambas Suhendi,

pada Kamis/20 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

3 I1-3

“Untuk hambatan renstranya banyak pertama SDMnya jumlahnya

kurang kemudian sarana prasarananya dan masih banyak yah

cuma itu yang utama. BPTPM inikan membutuhkan pegawai yang

profesional untuk membuat dan melaksanakan rencana strtategis

yang cemerlang, tapi memang yang bapak bilang tadi banyak

pegawai disini yang masih kurang terampil karena memang

kebanyakan disini masih magang, buktinya saja pegaai disini ada

beberapa yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan

jabatan/pekerjaan yang mereka pegang sekarang dan salah satu

yang menghambat juga itu karena mutasi jadi banyak pegawai

yang sudah profesional sudah didiklat tapi akhirnya dimutasi

kemudian ganti orang baru lagi yang masih belum terampil dan

profesional kan itu juga jadi hambatan juga.” (Sumber:

Wawancara dengan Bapak Suherman, pada Selasa/18 Agustus

2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

4 I1-6

“Untuk hambatan di pembuatan atau pelaksanaanya memang dari

sumber daya yang masih sedikit jumlahnya karena disini

Page 205: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

187

kebanyakan masih tenaga magang jadi klo untuk didiklat gitu kan

ga bisa klo tenaga magang belum ada aturannya. Paling-paling

ikut bimtek atau seminar-seminar pelayanan gitu. Jadi mungkin

karena itu pelaksanaan renstranya sendiri masih belum maksimal.

Biasanya dari BKPMPT Provinsi yang suka membantu

mengadakan diklat.” (Sumber: Wawancara dengan Mohammad

Urip, pada Jumat/21 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota

Serang).

5 I1-4

Hambatan kendalanya banyak ada dari anggaran kemudian dari

pegawainya masih kurang disini PNSnya masih sedikit karena

memang Kota Serang sendiri masih daerah pemekaran baru pasti

masih banyak yang kurang, cuma untuk peningkatan investasi

lebih pada bidang penanaman modal yang mengetahui jelasnya”.

(Sumber: Wawancara dengan Dul Barid, pada Jumat/21 Agustus

2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

2. Masalah Proses

No I

Q3

Bagaimana Komunikasi yang dilakukan Badan Pelayanan Terpadu

dan Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang dalam pelaksanaan

rencana strategis untuk meningkatkan investasi di Kota Serang ?

1 I1

“Komunikasi dalam penyusunan ataupun pelaksanaan renstra itu

berbeda. Kalo untuk penyusunannya renstra ini kan koordinasi

dari semua bidang di BPTPM Kota Serang jadi dari yang sudah-

sudahkoordinasi dari bidang data dan informasi bidang

penanaman modal bidang perijinan usaha dan bidan perijinan

Page 206: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

188

non usaha ya cukup baik. Cuma ya itu saat renstra sudah dibuat

kan akan dilaksanakan ke masing-masing bidang sesuai dengan

tupoksi dan rencana kerjanya masing-masing. Disitu kadang

masih ada kendala, pegawai kadang suka tidak paham renstranya

jadi suka ada kendala di renjanya.” (Sumber: Wawancara dengan

Bapak Ahmad Yani, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor

BPTPM Kota Serang).

2 I1-2 “Waktu diinstruksikan sesuatu kepada para staff pegawai

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan rencana strategis

misalnya dalam program peningkatan investasi, seringkali

pegawai itu kurang paham dan kurang mengerti sehingga dalam

pelaksanaannyapun jadi tidak baik. Tapi itu terjadi hanya

beberapa hal saja selebihnya memang sudah cukup baik. Faktor

kenapa bisa tidak paham ataupun kurang inisiatif mungkin karena

memang mereka kebanyakan masih tenaga magang.” (Sumber:

Wawancara dengan Bapak Ambas Suhendi, pada Kamis/20

Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

3 I1-3

“Untuk proses pelaksanaan resntra sendiri ya sudah berjalan

cukuplah kalo masalah komunikasi pasti ada saja yang tidak

sepaham ataupun tidak sama seperti kita misalnya memberikan

instruksi mengenai program promosi investasi, pegawai tim teknis

kadang suka ga sama pemikirannya akhirnya jadi berbeda

akhirnya cuma itu masih bisa dirundingkan agar bisa tetap

mencapai tujuan dari perencanaan strtategis tersebut. Memang

yang bapak bilang tadi banyak pegawai disini yang masih kurang

Page 207: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

189

terampil karena memang kebanyakan disini masih magang. Tapi

itu tetap bisa dilaksanakanlah.” (Sumber: Wawancara dengan

Bapak Suherman, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor

BPTPM Kota Serang).

3. Masalah Struktural

No I

Q4

Bagaimana kondisi investasi di Kota Serang saat ini dan

bagaimana potensinya serta mengapa kawasan industri terbatas di

Kota Serang ?

1 I1-1

“Luas lahan di Kota Serang ini kan kecil hanya 2,83 % dari luas

wilayah di Provinsi Banten, jadi dengan luas wilayah Kota Serang

yang terbatas ini memang tidak bisa kita menarik banyak investor,

karena berbeda dengan Kota/Kabupaten lain di Provinsi Banten

yang memiliki luas wilayah yang lebih luas. Untuk Kota serang

sendiri memang banyak investor yang ingin menanamkan modal di

Kota Serang dalam bidang industri tapi karena luas wilayah Kota

Serang yang sempit dan memang peruntukan lahan dari Bappeda

sesuai RTRW yang berlaku memang hanya sedikit yaitu di wilayah

Kasemen dan walantaka. Kota Serang sendiri memang bukan

merupakan Kota industri melainkan Kota perdagangan dan jasa,

sehingga dengan batasan-batasan tersebut banyak investor yang

tidak jadi menanamkan modalnya di Kota Serang. Sebagai contoh

dapat dilihat di daerah Sawah Luhur, daerah tersebut

diperuntukan untuk wilayah industri Kota Serang, akan tetapi

karena kontur tanah di walayah Sawah Luhur tersebut masih

seperti tambak (merembes) sehingga harus ditimbun dengan tahan

Page 208: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

190

dan diratakan supaya tanahnya kuat dan itu membutuhkan biaya

yang lebih. Hal tersebut banyak membuat investor Asing tidak jadi

menanamkan modalnya di Kota Serang dalam bidang industri.”

(Sumber: Wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, pada Senin/25

Mei 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

2 I1-2

“Luas Kota Serang memang lebih kecil dari Kota/Kabupaten lain

di Provinsi Banten, jadi memang nilai realisasi investasi PMAnya

lebih kecil karena memang PMA kebanyakan bergerak di bidang

industri sedangkan untuk dikita (Kota Serang) peruntukan lahan

untuk indutrsi hanya sedikit menurut RTRW yang telah dibuat

yaitu di daerah Walantaka dan Kasemen Sawah Luhur. Jelas

menurut kita ini menghambat investasi yang terjadi khususnya

bidang industri karena ada beberapa investor tidak jadi

menginvestasikan modalnya di Kota Serang dalam bidang Industri

karena keterbatasan luas wilayah dan berbenturan dengan RTRW

yang ada. Jelas ini meghambat terjadinya investasi di Kota Serang

tapi memang kita bisa saja mengkoordinasikan hal tersebut

dengan Bappeda untuk mencari solusi tapi itu sulit kalu belum

waktunya evaluasi RTRW yang dilakukan setiap 5 tahun. Kita juga

tidak bisa sembarangan menerima investor karena Bappeda itukan

membuat rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah kan tidak

sembarangan itukan dibuat berdasarkan pemikiran kondisi

sekarang dan kondisi yang akan datang.” (Sumber: Wawancara

dengan Bapak Ambas Suhendi, pada Kamis/20 Agustus 2015, di

Kantor BPTPM Kota Serang).

3 I1-3 “Kota Serang memang terbatas untuk bidang industri karena

Page 209: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

191

memang luas wilayah Kota Serang yang sempit. Untuk bidang

industri sesuai dengan RTRW yang telah dibuat peruntukan lahan

industri itu di daerah Kasemen dan Walantaka. Memang bisa

dikatakan perencanaan strtategisnya terkadang berbenturan

dengan RTRW yang dibuat karena pernah terjadi ada investor

yang ingin menanamkan modalmnya di Kota Serang bidang

industri Semen, kemudian mereka menginginkan tanah di Desa

Banten Kecamatan Kasemen waktu sudah deal dengan pihak-

pihak terkait kemudian saat dilihat RTRWnya ternyata tidak sesuai

daerah tersebut diperuntukan untuk pertambakan bukan industri

padahal sudah dicek dilapangan klo untuk pertambakan sudah

tidak produktif tapi karena RTRWnya sudah seperti itu ya mau

tidak mau investor tersebut tidak jadi padahal kalo misalnya jadi

ini bisa menyerap tenaga kerja yang sangat banyak bisa

meningkatkan PAD tapi ya mau bagaimana lagi karena RTRW

sudah seperti itu jadi kita harus mengikuti. Memang ada evaluasi

stiap 5 tahun sekali terhadap RTRW tersebut tapi waktu itu belum

waktunya jadi tidak bisa.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak

Suherman, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota

Serang).

4 I2

“Klo kita lihat di RTRW kan sudah jelas ya kawasan untuk

industri itukan di Desa Pabuaran dan Desa Pengapelan

Kecamatan Walantaka dan di Desa Sawah Luhur Kecamatan

Kasemen. Untuk pernyataan-pernyataan sudah ada sebenarnya

RTRW itu bukan menghambat tapi memang disana itu

infrastrukturnya belum mendukung tapi suatu saat akan dibangun

Page 210: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

192

infrastruktur disana sehingga bisa lebih menarik minat investor

dalam bidang industri. Bukannya kita tidak mendukung bidang

industri masuk di Kota Serang akan tetapi memang Kota Serang

inikan utamanya adalah sebagai Kota perdagangan dan jasa.

Kota Serang memang memiliki luas wiayah yang kecil

dibandingkan Kota/Kabupaten lain di provinsi Banten karena itu

memang untuk industri juga terbatas. Jika memang ada masalah

pihak BPTPM bisa berkoordinasi dengan kami melalui surat

terlebih dahulu kemudian jika menag harus diadakan pertemuan

untuk membahas masalah tersebut kita welcome selagi sesuai

dengan waktunya.” (Sumber: Wawancara dengan Ibu Khori Sri

Rahayu, pada Rabu/12 Agustus 2015, di Kantor Bappeda Kota

Serang).

5 I3

“Klo untuk investasi di Provinsi Banten, memang investor masih

banyak yang melirik Banten utara (Tangerang) dan Cilegon. Klo

sekarang Kota Serang memang belum terlalu dilirik. Kota Serang

kan memang diputuskan bukan daerah Industri tapi lebih ke jasa.

Jadi memang kenapa nilai realisasi PMA/PMDN Kota Serang

kecil. Keterbatasan luas wilayah juga pasti mempengaruhi, ketika

RTRW misalnya tidak mendukung investasi pasti juga investor

akan memikir ulang, makanya mengapa Kota Serang harus lebih

mempromosikan dan bersoleh mengenai potensi-potensi yang ada

di Kota Serang sehingga bisa menarik investor untuk berinvestasi

di Kota Serang bukan hanya di sektor industri tapi tonjolkan

sektor jasanya.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Epi

Suhepriana, pada Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BKPMPT

Page 211: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

193

Provinsi Banten).

4. Masalah Institusional

No I

Q5

Mengapa sarana dan prasarana di Badan Pelayanan Terpadu dan

Penanaman Modal (BPTPM) Kota Serang tidak layak dan apakah

hal tersebut menghambat dalam memberikan pelayanan kepada

investor ?

1 I1-1

“Sarana Prasarana di BPTPM Kota Serang masih kurang

memadai. Lihat aja kantor BPTPM ini sebenarnya ini adalah

gedung serbaguna sehingga memang pegawai-pegawai termasuk

saya sendiripun kurang nyaman apalagi investor yang datang

lihat gedungnya aja nyempil disini trus acak-acaka. Sebenarnya

harusnya kita sudah pindah ke gedung-gedung yang sekarang

masih ditempati pemerintah kabupaten tapi karena memang asset-

asetnya belum diberikan ke Kota Serang jadi ya masih seperti ini.

Seharusnya mereka sudah pindah 3 tahun yang lalu dan

memberikan asetnya kepada pemerintah Kota tapi memang belum.

Malahan masih ada dinas atau badan yang menyewa rumah untuk

dijadikan kantor seperti contohnya Kesbangpol Kota Serang.

Karena itu disinikan masih terbatas tempatnya jadi kenapa ruang

pelayanannya sempit harusnya kan ruang pelayanan itukan luas

lega tapi karena keterbatasan tersebut BPTPM sendiri belum bisa

memberikan pelayanan prima dan maksimal.” (Sumber:

Wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, pada Senin/25 Mei 2015,

di Kantor BPTPM Kota Serang).

Page 212: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

194

2 I1-3 “Perencanaan strategis BPTPM juga terhambat dari sarana dan

prasarananya. Sarana prasarana disini masih kurang salah

satunya ruang kerja para pegawai bisa dikatakan sempit-sempitan

disini ini kan bisa berdampak pada kinerja yang dihasilkan belum

lagi ruang pelayanan disni memang masih kurang ya bisa dilihat

kecil harusnya kan memang ruang pelayanan itu dibuat luas dan

nyaman sehingga investor-investor bisa nyaman saat melakukan

permohonan pelayanan disini. Kenapa kondisi kantor BPTPM

sempit-sempitan berbagi dengan dinas lain seperti Disnakertrans

Kota itu karena sebenarnya kantor BPTPM ini memakai gedung

serba guna bekas kantor walikota terdahulu karena memang aset

dari Kabupaten Serang belum semuanya diberikan ke Kota

Serang” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Suherman, pada

Selasa/18 Agustus 2015, di Kantor BPTPM Kota Serang).

3 I1-6

“Memang kendala kita juga dari sarana prasarana. Banyak

sarana dan prasarana yang kurang untuk menunjang pekerjaan

BPTPM Kota Serang seperti ruangan kerja yang sempit, jumlah

komputer, notebook , ac yang masih kurang. Sarana dan

prasarana yang kurang tersebutkan berdampak pada pelayanan

yang diberikan jadi kurang maksimal.” (Sumber: Wawancara

dengan Mohammad Urip, pada Jumat/21 Agustus 2015, di Kantor

BPTPM Kota Serang).

4 I4-1

“Ruang pelayanannya sangat sempit dan juga ruang tunggunya

Page 213: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

195

hanya ada sedikit kursi jadi kalo lagi rame suka ga kebagian

tempat duduk, akhirnya pada nunggu diluar kepanasan.

Harusnyakan kantor pelayanan itu dibuat lebih besar dan ruang

tunggunya dibuat nyaman supaya kita juga enak nunggunya.”

(Sumber: Wawancara dengan Bapak Iim Huzaimi, pada Rabu/19

Agustus 2015, di Halaman Kantor BPTPM Kota Serang).

5 I4-2

“Kalo untuk pelayanannya ya sudah cukup baik cuma kalo

menurut saya kantornya kecil saya juga tadinya gatau kalo kantor

BPTPM itu disini karena tempatnya nyempil mojok, ruang

pelayanannya sempit cuma ada beberapa kursi aja terus

kebanyakan nunggu diluar gitu kepanasan. Semoga aja bisa

diperbaiki kondisinya supaya para pemohon atau investor bisa

lebih nyaman klo nunggu. (Sumber: Wawancara dengan Bapak

Noval, pada Kamis/17 September 2015, di Halaman Kantor

BPTPM Kota Serang).

Page 214: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

196

Page 215: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

197

Page 216: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

198

Page 217: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

199

Page 218: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

200

Page 219: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

201

Page 220: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

202

Page 221: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

203

Page 222: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

204

Page 223: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

205

Page 224: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

206

Page 225: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

207

Page 226: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

208

Page 227: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

209

Page 228: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

210

Page 229: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

211

Page 230: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

212

Page 231: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

213

Page 232: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

214

Panduan Wawancara

No Dimensi Sub Dimensi Informan

1. Masalah Manusia 3. Manajemen perhatian

I1, I3, I4

4. Komitmen I1, I2, I3

2 Masalah Proses 3. Manajemen ide

strategis I1, I2, I3

4. Pemahaman

kebutuhan dan

ancaman

I1, I3

3 Masalah Struktural 3. Lingkungan Internal I1, I2, I3

4. Lingkungan Eksternal I1, I2, I3

4 Masalah Institusional 3. Kepemimpinan

Transformatif

I1, I2, I3, I4

4. Pola interaksi I1, I2, I3, I4

(Sumber: Peneliti, 2015)

Page 233: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

215

Pertanyaan Wawancara

1. Pegawai Badan Pelayanan Terpadu dan penanaman Modal (BPTPM)

Kota Serang.

1) Bagaimana kondisi Investasi di Kota Serang?

2) Bagian mana di BPTPM Kota Serang yang membuat perencanaan strategis

dalam peningkatan investasi di Kota Serang?

3) Bagaimana pelaksanaan perencanaan strategis dalam peningkatan investasi

di BPTPM Kota Serang ?

4) Mengapa perencanaan strategis dalam peningkatan investasi di BPTPM

Kota Serang diperlukan ?

5) Bagaimana keterampilan pegawai dalam pelaksanaan perencanaan

strategis peningkatan investasi di Kota Serang ?

6) Bagaimana pemahaman pegawai dalam pelaksanaan perencanaan strategis

peningkatan investasi di Kota Serang ?

7) Bagaimana inisiatif pegawai dalam pelaksanaan perencanaan strategis

peningkatan investasi di Kota Serang ?

8) Bagaimana interaksi pegawai dalam pelaksanaan perencanaan strategis

peningkatan investasi di Kota Serang ?

Page 234: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

216

9) Apakah intensitas pertemuan pegawai dalam pelaksanaan perencanaan

Strategis peningkatan investasi di Kota Serang sering dilakukan ?

10) Apakah informasi yang disampaikan kepada para pegawai dalam

pelaksanaan perencanaan Strategis peningkatan investasi di Kota Serang

dapat dipahami ?

11) Bagaimana komitmen para pegawai dalam pelaksanaan perencanaan

Strategis peningkatan investasi di Kota Serang ?

12) Bagaimana tanggung jawab pegawai dalam pelaksanaan rencana strategis

?

13) Bagaimana komunikasi dan koordinasi yang dilakukan oleh BPTPM Kota

Serang dalam pelaksanaan perencanaan Strategis peningkatan investasi di

Kota Serang ?

14) Bagaimana proses pelaksanaan rencana strategis BPTPM dalam

peningkatan investasi di Kota Serang?

15) Hal-hal apa saja (kekuatan) yang dapat mendukung pelaksanaan rencana

strategi BPTPM Kota Serang?

16) Apa saja yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan perencanaan strategis

BPTPM dalam meningkatkan investasi di Kota Serang ?

Page 235: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

217

17) Peluang apa saja yang bisa mendukung pelaksanaan rencana strategis

peningkatan investasi di Kota Serang ?

18) Manfaat apa saja yang diperoleh dengan adanya perencanaan strategis

dalam peningkatan investasi?

19) Faktor eksternal apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan

perencanaan strategis dalam meningkatkan investasi di Kota Serang?

20) Ancaman apa saja yang menhambat dalam pelaksanaan perencanaan

strategis dalam meningkatkan investasi di Kota Serang dilaksanakan?

21) Faktor internal apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan

perencanaan strategis dalam meningkatkan investasi di Kota Serang?

22) Bagaiaman cara menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan

investasi di Kota Serang ?

23) Apa keterkaitan BPTPM Kota Serang dengan BKPMPT Provinsi Banten

dalam upaya peningkatan investasi di Kota serang ?

24) Apa keterkaitan BPTPM Kota Serang dengan Bappeda Kota Serang dalam

upaya peningkatan investasi di Kota serang ?

Page 236: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

218

25) Kegiatan/program apa yang digunakan oleh BPTPM dalam meningkatkan

investasi di kota Serang?

26) Bagaimana konsistensi pelaksanaan perencanaan strategis dalam

meningkatkan investasi di Kota Serang dilaksanakan?

27) Bagaimana kondisi organisasi saat pelaksanaan perencanaan strategis

dalam meningkatkan investasi di Kota Serang dilaksanakan?

28) Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

perencanaan strategis dalam meningkatkan investasi di Kota Serang

dilaksanakan?

Page 237: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

219

2. Bagian Perencanaan Wilayah Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah (Bappeda) Kota Serang.

1. Apa keterkaitan BPTPM Kota Serang dengan Bappeda Kota Serang dalam

upaya peningkatan investasi di Kota serang ?

2. Bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh BPTPM Kota Serang dalam

pelaksanaan perencanaan Strategis peningkatan investasi di Kota Serang

terkait RTRW yang dibuat ?

3. Bagaimana koordinasi yang dilakukan oleh BPTPM Kota Serang dalam

pelaksanaan perencanaan Strategis peningkatan investasi di Kota Serang ?

4. Peluang apa saja yang bisa mendukung pelaksanaan rencana strategis

peningkatan investasi di Kota Serang ?

5. Ancaman apa saja yang bisa mendukung pelaksanaan rencana strategis

peningkatan investasi di Kota Serang ?

6. Hal-hal Apa saja yang dikoordinasikan BPTPM Kota Serang dengan

Bappeda Kota Serang?

7. Bagaimana cara menentukan konflik jika terdapat kendala atau

permasalahan terkait dengan benturan antara renstra yang telah dibuat

BPTPM dalam menarik investor untuk berinvestasi dengan RTRW yang

sudah dibuat?

Page 238: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

220

8. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

(BKPMPT) Provinsi Banten

1. Apa keterkaitan BPTPM Kota Serang dengan BKPMPT Provinsi Banten

dalam upaya peningkatan investasi di Kota serang ?

2. Bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh BPTPM Kota Serang dalam

pelaksanaan perencanaan Strategis peningkatan investasi di Kota Serang ?

3. Bagaimana koordinasi yang dilakukan oleh BPTPM Kota Serang dalam

pelaksanaan perencanaan Strategis peningkatan investasi di Kota Serang ?

4. Peluang apa saja yang bisa mendukung pelaksanaan rencana strategis

peningkatan investasi di Kota Serang ?

5. Ancaman apa saja yang bisa mendukung pelaksanaan rencana strategis

peningkatan investasi di Kota Serang ?

6. Hal-hal Apa saja yang dikoordinasikan BPTPM dengan BKPMPT

Provinsi Banten?

7. Bagaimana Pemahaman, inisiatif dan kreatifitas pegawai BPTPM Kota

Serang dalam melaksanakan rencana strategis peningkatan investasi di

Kota Serang ?

Page 239: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

221

8. Masyarakat/Investor

1. Apakah bapak/ibu mengetahui kondisi investasi di Kota Serang?

2. Bagaimana pelayanan yang diberikan pegawai BPTPM Kota Serang?

3. Bagaimana Kondisi kantor pelayanan BPTPM Kota Serang ?

4. Apakah Bapak/ibu mengetahui program-program yang dilakukan BPTPM

Kota Serang dalam peningkatan investasi di Kota Serang ?

5. Bagaimana Keterampilan Pegawai BPTPM Kota Serang pada saat

melayani ?

6. Bagaimana kejelasan informasi yang diberikan pegawai BPTPM Kota

Serang pada saat melayani ?

7. Apakah bapak/ibu memahami informasi apa yang disampaikan oleh

BPTPM terkait peluang atau potensi yang di tawarkan Kota Serang dalam

upaya peningkatan investasi di Kota Serang ?

Page 240: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

222

4 5 6 7

1. 16. 01. 01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 100% - 17.82 17.82

1. 16. 01. 01. 01. Penyediaan Jasa Surat Menyurat Tersedianya Jasa Surat Menyurat

3000 materai @6000

& 1000 materai

@3000

-

600 materai

@6000 & 180

materai @3000

600 materai

@6000 & 180

materai @3000

1. 16. 01. 01. 02. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air ListrikTersedianya Jasa Komunikasi,Sumber Daya Air dan Listrik 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 01. 08. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Tersedianya Jasa Kebersihan Kantor 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 01. 10. Penyediaan Alat Tulis Kantor Tersedianya Alat Tulis Kantor 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 01. 11. Penyediaan Barang Cetakan & Penggandaan Tersedianya Barang Cetakan & Penggandaan

105 paket

cetak,2075000 lbr

Fhotocopy & 1750

penji lidan

-

21 paket

cetak,415000

lbr Fhotocopy &

350 penjil idan

21 paket

cetak,415000

lbr Fhotocopy &

350 penji lidan

1. 16. 01. 01. 15. Penyediaan Bahan Bacaan & Peraturan Perundang-UndanganTersedianya Bahan Bacaan Kantor. 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 01. 17. Penyediaan Makanan & Minuman Tersedianya Makanan dan Minuman 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 01. 18. Rapat-Rapat Koordinasi & Konsultasi ke Luar Daerah Hasil Rapat-Rapat Koordinasi & 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 01. 20 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam DaerahHasil Rapat-Rapat Koordinasi & Knsultasi dalam Daerah 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 02. Program Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur 100% - 19.12 16.12

1. 16. 01. 02. 05 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Tersedianya Kendaraan Dinas/

30 unit (kendaraan R4

dan R2)-

1 unit

kendaraan R4 &

3 unit

kendaraan R2

1 Unit

Kendaraan roda

4 dan 3 unit

kendaraan roda

2

1. 16. 01. 02. 07. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor Tersedianya Perlengkapan Kantor

41 unit perlengkepen -

3buah

kalkulator,1

unit mesin

penghitung

uang,1 mesin

antrian,1 buah

TV,1 unit TV

Media Promosi,

1 paket CCTV, 1

unit Lemari

arsip,1 unit Roll-

O-Pack,4 unit

kunci pintu

otomatis,1 unit

kulkas2

pintu,1unit

kulkas 1 pintu

3buah

kalkulator,1

unit mesin

penghitung

uang,1 mesin

antrian,1 buah

TV,1 unit TV

Media Promosi,

1 paket CCTV, 1

unit Lemari

arsip,1 unit Roll-

O-Pack,4 unit

kunci pintu

otomatis,1 unit

kulkas2

pintu,1unit

kulkas 1 pintu

3

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) / KEGIATAN

(OUTPUT)

URUSAN/BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

DAN PROGRAM / KEGIATANKODE REKENING

REKAPITULASI EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENJA SKPD DAN PENCAPAIAN RENSTRA SKPD S.D TAHUN 2015 (tahun berjalan)*

BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SERANG

TARGET & REALISASI KINERJA

PROGRAM & KELUARAN KEG. SKPD

TAHUN 2014REALISASI TARGET

KINERJA HASIL

PROGRAM &

KELUARAN

KEGIATAN S.D

TAHUN n-3

TARGET KINERJA

CAPAIAN PROGRAM

(Renstra SKPD) 2014 Target Renja

SKPD Tahun

2014

Realisasi

Renja SKPD

Tahun 2014

1 2

Page 241: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

223

4 5 6 7

1. 16. 01. 02. 09. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Tersedianya Peralatan Gedung Kantor

104 unit -

4 unit mesin

penghancur

kertas,6

hexust,3 PC,2

PC al l in one,

4Printer A4, 1

printer A3, 1

kamera,1 paket

Audio Visual,1

unit GPS,2

Meteran Digital

4 unit mesin

penghancur

kertas,6

hexust,3 PC,2

PC al l in one,

4Printer A4, 1

printer A3, 1

kamera,1 paket

Audio Visual,1

unit GPS,2

Meteran Digital

1. 16. 01. 02. 10. Pengadaan Mebeulair Tersedianya Mebeulair

160 unit -

5 meja

Kerja,2meja

kerja printer,1

meja rapat,10

kursi

kerja,1kursi esl

II,4 kursi esl

III,4 kursi esl

IV,1 unit sofa,1

kursi tamu

5 meja

Kerja,2meja

kerja printer,1

meja rapat,10

kursi

kerja,1kursi esl

II,4 kursi esl

III,4 kursi esl

IV,1 unit sofa,1

kursi tamu

1. 16. 01. 02. 24. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/OperasionalTerperliharanya Kendaraan Dinas/Operasional 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 02. 22 Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor Terpelihara

nya 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 02. 28. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung KantorTerpeliharanya Peralatan Gedung Kantor 60 bulan - 12 bulan 12 bulan

1. 16. 01. 02. 42 Rehabilitasi sedang/berat gedung Kantor Terlaksannaya Rehabilitasi Gedung Kantor 3 Kgtn - - -

100% - 16.42 16.42

1. 16. 01. 05. 04 Peningkatan Kemampuan Teknis Aparatur Meningktnya Kemampuan Teknis aparatur5 kal i kgtn - 1 kgtn 1 kgtn

100% -

1. 16. 01. 06. 01. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPDLaporan hasil capaian kinerja dan realisasi kinerja BPTPM 320 dokumen - 64 dokumen 64 dokumen

1. 16. 01. 06. 02. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran Laporan keuangan per semester 50 Exemplar - 10 exp Laporan 10 exp Laporan

1. 16. 01. 06. 03. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun Laporan keuangan akhir tahun 50 Exemplar - 10 exp Laporan 10 exp Laporan

1. 16. 01. 06. 05 Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan

Terlaksananya Kegiatan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan atas kegiatan 25 Exemplar - 5 exp Laporan 5 exp Laporan

1. 16. 01. 15. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 100% - 23.82 23.82

1. 16. 01. 15. 02 Pengembangan Potensi Unggulan Terediannya Kegiatan Kajian Potensi Unggulan Kota Serang 5 Kgtn - - -

1. 16. 01. 15. 08. Peningkatan Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman ModalPelaksanaan penanaman modal yang terarah 5 kal i Sosialisasi - 1 kali 1 kali

1. 16. 01. 15. 10. Penyelenggaraan Pameran Investasi Terselenggaranya pameran tingkat nasional, regional dan lokal15 x pameran Tk.

Nasional, Regional, &

5 Lokal

-

1 x pameran Tk.

Nasional,

Regional, &

1kali Lokal

1 x pameran Tk.

Nasional,

Regional, &

1kali Lokal

1. 16. 01. 15. 12. Desiminasi Informasi Perizinan Terselenggaranya sosialisasi perizinan 5 kal i kgtn - 1 keg 1 keg

100% - 21.36 21.36

1. 16. 01. 16. 02. Memfasilitasi dan Koordinasi Kerjasama di Bidang InvestasiTerlaksananya fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi15 kal i kgtn - 3 x kgt 3 x kgt

1. 16. 01. 16. 03 Penyusunan Cetak Biru(Master Plan) Pengembangan Penanaman ModalTersususunnya Rencana Umum(buku Materi Cetak Biru) Penanaman Modal Kota Serang5 paket - 1 paket 1 paket

1. 16. 01. 16. 03. Pengembangan Sistem Informasi Penanaman Modal di DaerahTersedianya sistem informasi penanaman moda; 15 paket - 6 paket 6 paket

1. 16. 01. 16. 06 Penyederhanaan Prosedur Perijinan & Peningkatan Pelayanan Penanaman ModalTerlaksananya Kemudahan Pemohon untuk Pembuatan IMB 5 Kgtn - - -

KODE REKENINGURUSAN/BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

DAN PROGRAM / KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) / KEGIATAN

(OUTPUT)

TARGET KINERJA

CAPAIAN PROGRAM

(Renstra SKPD) 2014

REALISASI TARGET

KINERJA HASIL

PROGRAM &

KELUARAN

KEGIATAN S.D

TAHUN n-3

TARGET & REALISASI KINERJA

PROGRAM & KELUARAN KEG. SKPD

TAHUN 2014

Target Renja

SKPD Tahun

2014

Realisasi

Renja SKPD

Tahun 2014

1 2 3

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi

Investasi

06.1. 16. 01.

01. 05.1. 16. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1. 16. 16.01.

Page 242: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

224

4 5 6 7

1. 16. 01. 16. 10 Fasi l itasi Kerjasama Kemitraan Usaha Derah Terjal innya Kerjasama Kemitraan Usaha Daerah 15 kal i sosial isasi -1 Kal i

Sosial isasi

1 Kali

Sosialisasi

100% - 19.12 19%

1. 16. 01. 17. 01 Kajian Potensi Sumber Daya terkait Dengan Investasi

Tersediannya Dokumen Kajian Potensi IMB,HO dan IPTN

15 Dokumen Kajian

Potensi-

3 Dokumen

Kajian Potensi

IMB

3 Dokumen

Kajian Potensi

IMB

1. 16. 01. 17. 02. Kajian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Hasil kajian IKM1000 responden - 200 Responden 200 Responden

Target Renja

SKPD Tahun

2014

Realisasi

Renja SKPD

Tahun 2014

1 2 3

TARGET KINERJA

CAPAIAN PROGRAM

(Renstra SKPD) 2014

REALISASI TARGET

KINERJA HASIL

PROGRAM &

KELUARAN

KEGIATAN S.D

TAHUN n-3

TARGET & REALISASI KINERJA

PROGRAM & KELUARAN KEG. SKPD

TAHUN 2014

Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan

Prasarana Daerah

URUSAN/BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

DAN PROGRAM / KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) / KEGIATAN

(OUTPUT)

01.1. 16. 17.

KODE REKENING

Page 243: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

225

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG

NOMOR 6 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SERANG TAHUN 2010-2030

I. TUJUAN Tujuan penataan ruang Kota Serang adalah untuk mewujudkan Kota Serang sebagai kota pusat pelayanan perdagangan dan jasa, pendidikan, dan pariwisata religi di Provinsi Banten yang produktif dan berkelanjutan serta meningkatkan potensi investasi dalam mendukung Kota Serang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

II. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 1. Pusat Pelayanan Kota

Pusat Pelayanan Kota meliputi kawasan pusat Kota Serang, yaitu Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya dengan pusat di Kelurahan Serang dengan fungsi primer pemerintahan, pendidikan, perdagangan, jasa, dan fungsi sekunder perumahan, pertanian lahan kering serta pariwisata buatan.

2. Sub Pusat Pelayanan Kota Sub Pusat di Desa Kasemen, yang melayani Kecamatan Kasemen,

diarahkan mempunyai fungsi primer sebagai pariwisata religi dan pariwisata lainnya, pertanian berkelanjutan, perikanan, pergudangan dan industri, serta fungsi sekunder perumahan;

Sub Pusat di Desa Taktakan, yang melayani Kecamatan Taktakan, diarahkan mempunyai fungsi primer sebagai resapan air, agropolitan, agribisnis pertanian dan fungsi sekunder perumahan, pedagangan dan jasa, serta pergudangan dan militer;

Sub Pusat di Desa Walantaka, yang melayani Kecamatan Walantaka, diarahkan mempunyai fungsi primer perumahan skala besar, perdagangan dan jasa, industri, dan fungsi sekunder pertanian lahan kering; dan

Sub Pusat di Desa Sukajaya, yang melayani Kecamatan Curug, diarahkan mempunyai fungsi primer sebagai pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan jasa, perumahan skala besar, dan fungsi sekunder agribisnis, pertanian lahan kering, serta pariwisata buatan

3. Pusat Pelayanan Lingkungan

Page 244: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

226

Wilayah Serang, mencakup Kelurahan Serang, Kelurahan Cipare, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Kagungan, dan Kelurahan Lopang;

Wilayah Cipocok Jaya, mencakup Desa Dalung, Desa Tembong, Desa Karundang, Kelurahan Cipocok, dan Kelurahan Penancangan;

Wilayah Kasemen, mencakup Desa Kasunyatan, Desa Margaluyu, Desa Kasemen, Desa Banten, dan Desa Warung Jaud;

Wilayah Curug, mencakup Desa Cilaku, Desa Sukajaya, Desa Kemanisan, dan Desa Curug,

Wilayah Walantaka, mencakup Desa Walantaka, Desa Kepuren, Desa Kalodran, Desa Kiara, dan Desa Nyapah,

Wilayah Taktakan, mencakup Desa Taman Baru, Desa Drangong, Desa Panggungjati, Desa Kuranji, dan Desa Sepang.

III. RENCANA POLA RUANG WILAYAH 1. Kawasan Lindung

Kawasan suaka alam; Kawasan pelestarian alam; Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; Kawasan perlindungan bawahan; Kawasan perlindungan setempat; Kawasan rawan bencana alam; dan Ruang terbuka hijau.

2. Kawasan Budidaya kawasan hutan rakyat; kawasan pertanian; kawasan perikanan; kawasan pariwisata; kawasan permukiman; kawasan industri dan pergudangan; kawasan pergudangan, perdagangan dan jasa; kawasan pertahanan dan keamanan; dan kawasan budidaya lainnya.

IV. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 1. Kawasan strategis kota yang memiliki pengaruh penting didalam

pengembangan ekonomi ditetapkan sebagai berikut: Kawasan Perdagangan Pusat Kota; Kawasan Pelabuhan Karangantu; dan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten dan Kawasan Cepat

Tumbuh Kota Serang. 2. Kawasan strategis kota yang memiliki pengaruh penting didalam

pengembangan sosial budaya masyarakat dan pelestarian cagar budaya ditetapkan Kawasan Banten Lama.

3. Kawasan strategis kota yang memiliki pengaruh penting di dalam fungsi daya dukung lingkungan meliputi Kawasan Cagar Alam Pulau Dua.

Page 245: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

227

4. Kawasan Strategis Provinsi Banten yang berada di wilayah administrasi Kota Serang, meliputi: Kawasan Banten Waterfront City di Kecamatan Kasemen Kawasan Sport Centre di Kecamatan Curug; dan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten di Kecamatan Curug.

Page 246: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

228

Page 247: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

229

Page 248: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

230

Page 249: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

231

Page 250: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

232

Page 251: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

233

Page 252: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

234

Page 253: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

235

BELANJA

Anggaran Belanja BPTPM Kota Serang untuk Tahun Anggaran 2014

terdiri atas Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Anggaran

Belanja BPTPM Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.5.709.376.666,00

dan realisasi anggaran belanja sebesar Rp.5.425.472.841,00 atau

terserap sebesar 95,03%. Belanja Tidak Langsung yang dianggarkan

BPTPM untuk Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.2.597.264.666,00

dan dana yang terealisasi sebesar Rp.2.429.281.322,00 atau sebesar

93.53%. Sedangkan anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2014

sebesar Rp.3.112.112.000,00 dan realisasi anggaran sebesar

Rp.2.996.191.519,00 atau terserap sebesar 96,28%

PROGRAM / KEGIATAN PAGU ANGGARAN REALISASI %

SISA

BELANJA 5.709.376.666 5.425.472.841 95.03 283.903.825

BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.597.264.666 2.429.281.322 93.53 167.983.344

Gaji dan Tunjangan Tambahan Penghasilan PNS Insentif

1.695.628.969

786.160.697

115.475.000

1.593.935.861

740.490.500

94.854.961

93.53

90.83

82.14

101.693.108

45.670.197

20.620.039

BELANJA LANGSUNG 3.112.112.000 2.998.394.519 96.35 113.717.481

Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

754.884.140 742.202.927 98.32 12.681.213

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2. Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air, dan Listrik

3. Penyediaan Jasa Kebersihan

Kantor

4. Penyediaan Jasa Alat Tulis

Kantor

5. Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggadaan

4.140.000

98.493.940

79.052.000

31.943.000

169.300.000

27.000.000

4.140.000

89.300.438

78.994.000

31.943.000

169.300.000

24.370.000

100

90.67

99.93

100

100

90.26

-

9.193.502

58.000

-

-

2.630.000

Page 254: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

236

6. Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-Undangan

7. Penyediaan Makanan dan

Minuman

8. Rapat-Rapat Koordinasi dan

Konsultasi ke Luar Daerah

9. Rapat-Rapat Koordinasi dan

Konsultasi ke dalam Daerah

26.155.200

310.000.000

8.800.000

25.526.500

309.948.989

8.680.000

97.60

99.98

98.64

628.700

51.011

120.000

PROGRAM / KEGIATAN PAGU ANGGARAN REALISASI %

SISA

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1.085.114.360 1.040.915.377 95.93 44.198.983

10. Pengadaan Kendaraan Dinas

Operasional

11. Pengadaan Perlengkapan Gedung

Kantor

12. Pengadaan Peralatan Gedung

Kantor

13. Pengadaan Mebeulair

14. Pemeliharaan Rutin/Berkala

Gedung Kantor

15. Pemeliharaan Rutin/Berkala

Kendaraan Dinas/Operasional

16. Pemeliharaan Rutin/Berkala

Peralatan Gedung Kantor

345.390.000

185.652.400

243.273.760

103.066.000

66.168.200

127.344.000

14.220.000

325.751.500

181.753.000

237.754.000

101.310.000

65.688.200

114.438.677

14.220.000

94.31

97.90

97.73

98.30

99.27

89.87

100

19.638.500

3.899.400

5.519.760

1.756.000

480.000

12.905.323

-

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

57.697.90 57.697.90 100 -

17. Peningkatan Kemampuan Teknisa Aparatur

57.697.90 57.697.90 100 -

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

210.298.400 196.165.000 93.28 14.133.400

18. Penyusunan Laporan Capaian

Kinerja dan Iktisar Realisasi

Kinerja SKPD

19. Penyusunan Pelaporan Keuangan

Semesteran

20. Penyusunan Pelaporan Keuangan

Akhir Tahun

21. Monitoring Evaluasi dan

Pelaporan

101.632.600

6.620.000

8.002.000

94.043.800

100.166.600

6.445.000

8.002.000

81.551.400

98.56

97.36

100

86.72

1.466.000

175.000

-

12.492.400

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

402.913.200 385.199.771 95.60 17.713.429

22. Peningkatan Kegiatan Pemantauan,Pembinaan dan Pengawasan Penanaman Modal

23. Penyelenggaraan Pameran

59.990.000

246.188.200

58.685.000

230.399.771

97.82

93.59

1.305.000

15.788.429

Page 255: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

237

Investasi

24. Desiminasi Informasi Perijinan

96.735.000

96.115.000

99.36

620.000

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

418.560.900 394.755.244 94,31 23.805.656

25. Memfasilitasi dan Koordinasi

Kerjasama di Bidang Investasi

26. Penyusunan Cetak Biru (Master

Plan) Pengembangan Penanaman

Modal

27. Pengembangan Sistem Informasi

Penanaman Modal

28. Fasilitasi Kerjasama Kemitraan

Usaha Daerah

60.580.000

186.140.900

111.840.000

60.000.000

60.580.000

174.162.129

108.914.575

51.098.540

100

93,56

97.38

85.16

-

11.978.771

2.925.425

8.901.460

Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

182.643.100 179.255.300 98.15 3.387.800

29. Kajian Potensi Sumber Daya yang

Terkait dengan Investasi

30. Kajian Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

133.783.100

48.860.000

132.775.000

46.480.300

99.25

95.13

1.008.100

2.379.700

TOTAL

5.709.376.666 5.425.472.841 95.03 283.903.825

Page 256: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

Struktur Organisasi BPTPM Kota Serang

Struktur Organisasi BPTPM Kota Serang

238

Page 257: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

239

DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN INFORMAN

Gambar 1

Keterangan gambar : Sumber : Peneliti, 2015 Gambar 1 : Wawancara dengan Informan I1-1 Bapak Drs. Ahmad Yani , MM selaku Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi BPTPM Kota Serang. (Rabu 12 Agustus 2015 di Kantor BPTPM Kota Serang).

Gambar 2

Keterangan gambar : Sumber : Peneliti, 2015 Gambar 2 : Wawancara dengan Informan I1-3 Bapak Suherman, S.MHK selaku Kepala Sub Bidang Potensi dan Kerjasama Investasi BPTPM Kota Serang. (Rabu 12 Agustus 2015 di acara Kota Serang Expo 2015)

Page 258: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

240

Gambar 3

Keterangan gambar : Sumber : Peneliti, 2015 Gambar 3 : Wawancara dengan Informan I3 Bapak Epi Suhepriana beliau adalah Kepala Sub Bidang Pengendalian BKPMPT Provinsi Banten. (Selasa 18 Agustus 2015 di Kantor BKPMPT Provinsi Banten)

Gambar 4

Keterangan gambar : Sumber : Peneliti, 2015 Gambar 4 : Wawancara dengan Informan I1-3 Bapak Suherman, S.MHK selaku Kepala Sub Bidang Potensi dan Kerjasama Investasi BPTPM Kota Serang.

Page 259: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

241

(18 Agustus 2015 di Kantor BPTPM Kota Serang)

Gambar 5 Keterangan gambar : Sumber : Peneliti, 2015 Gambar 3 : Wawancara dengan Informan I2 Khori Sri Rahayu S.T selaku Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan BAPPEDA Kota Serang. (Rabu 12 Agustus 2015 di Kantor Bappeda Kota Serang)

Gambar 6 Keterangan gambar : Sumber : Peneliti, 2015

Page 260: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

242

Gambar 6 : Wawancara dengan Informan I4 Bapak Noval beliau adalah masyarakat/investor dari CV Kaisar Mandala (Kamis 17 September 2015 di Halaman Kantor BPTPM Kota Serang)

DOKUMENTASI KANTOR BPTPM KOTA SERANG

Kantor BPTPM Kota Serang

Ruang tunggu pelayanan kantor BPTPM Kota Serang

Page 261: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

243

Ruang Pelayanan BPTPM Kota Serang

Ruang Pelayanan BPTPM Kota Serang

Page 262: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

244

Page 263: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

245

Page 264: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

246

Page 265: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

247

Page 266: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

248

Page 267: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

249

Page 268: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

250

Page 269: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

251

Page 270: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

252

Page 271: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

253

Page 272: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

254

Page 273: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

255

Page 274: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

256

Page 275: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

257

Page 276: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

258

Page 277: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

259

Page 278: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

260

Page 279: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

261

Page 280: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

262

Page 281: PERENCANAAN STRATEGIS BADAN PELAYANAN TERPADU DAN

263

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Lailatul Aliya

Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 12 April 1993

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Email : [email protected]

Telepon : 081906199485

Alamat : Jalan Tasikardi Km.02 Kp. Cibelut Ds. Pegadingan

Kecamatan Kramatwatu Serang, Banten

Riwayat Pendidikan

SD : SD Negeri 1 Pegadingan (1999-2005)

SMP : SMP Negeri 1 Kramatwatu (2005-2008)

SMA : MAN 2 Kota Serang (2008-2011)

Perguruan Tinggi (S1) : Administrasi Negara-Untirta (2011-2015)