“perencanaan pajak penyusutan aktiva...

121
i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG TBK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh M. BURHAN KHAIRONI NIM : 103082029422 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Muhammad Yani. SE. MM NIP : 131 474 891 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Upload: dangtuong

Post on 24-Feb-2018

270 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

i

PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

PADA PT. ASURANSI BINTANG TBK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

M. BURHAN KHAIRONI

NIM : 103082029422

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Muhammad Yani. SE. MM NIP : 131 474 891

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

ii

Hari ini Selasa Tanggal 25 bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama M. Burhan Khaironi NIM:

103082029422 dengan judul Skripsi “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN

AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG TBK”. Memperhatikan

penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Desember 2007

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak. MBA Amilin. SE. Ak. M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

Page 3: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

iii

Hari ini Jum'at tanggal 28 bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan

Ujian Skripsi atas nama M. Burhan Khaironi NIM 103082029422 dengan judul

skripsi: "Perencanaan Pajak Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi

Bintang Tbk". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Maret 2008

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Muhammad Yani. SE. MM Ketua Sekretaris

Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak.,MBA Penguji Ahli

Page 4: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Biodata Pribadi

1. Nama Lengkap : M. Burhan Khaironi

2. Nama Panggilan : Roni

3. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 30 November 1984

4. Alamat : Jl. Tembakau III No. 11 RT 002/01

Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta

Selatan 12510

5. Agama : Islam

6. No HP/Telpon : 08567902832 / (021) 99170094

7. Orang Tua : Ayahanda Drs. H. Soegino dan Ibunda

Hj. Sriyatun

8. Kewarganegaran : Indonesia

9. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. TK Islam Nurul Hidayah Jakarta 1990-1991

2. SDN Pejaten Timur 17 Pagi 1991-1997

3. SLTPN 163 Jakarta 1997-2000

4. SMUN 55 Jakarta 2000-2003

5. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS), Jurusan

Akuntansi Perpajakan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2003-2008

III. Pengalaman Organisasi

1. Wakil Ketua OSIS SLTPN 163 Jakarta 1997-1998

2. Ketua OSIS SLTPN 163 Jakarta 1998-1999

3. Ketua Pramuka SLTPN 163 Jakarta 1998-1999

4. Wakil Ketua Rohis SLTPN 163 Jakarta 1999-2000

5. Anggota MPK OSIS SMU 55 Jakarta 2000-2001

Page 5: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

v

6. Anggota Sekbid V Bidang Keosisan SMU 55 Jakarta 2001-2002

7. Wakil Ketua Basket SMU 55 Jakarta 2002-2003

III. Pengalaman Kerja

1. Staf bagian Akuntansi PT. Sena Satwika RPX Pusat

Jakarta 2005-2006

2. Staf bagian Administrasi dan Kepegawaian Badan

Perencanaan Keuangan Pemerintahan (BPKP) Jakarta 2005-2006

3. Staf bagian PPN Kantor Pajak Kebon Jeruk Jakarta 2005-2006

Page 6: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

vi

ABSTRACT

M. Burhan Khaironi " Tax Planning Of Decrease of fixed at PT. Asuransi Bintang tbk". Skripsi Strata One (S1) Majors Accountancy Faculty Of Economics and Social Science Islamic State University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Intention of this reaserch is to know PT Asuransi Bintang tbk do tax planning of decrease of fixed asset. Data the used is fiscal and commercial data year 2006. At this researchs made by an calculation simulating using two different method that is straight line and decline balance. Both the calculation evaluated from two different angle that is fiscal and commercial.

Pursuant to this research result can know that PT. Asuransi Bintang of Tbk do not conduct tax planning to decrease of fixed asset. Provable of difference comparison of result of calculation among commercial data which do not conduct planning tax with commercial data which done by tax planning. Result of him there are enough difference isn’t it among both so that can be concluded that PT. Asuransi Bintang Tbk do not conduct thrift of lease to decrease of fixed asset.

Keyword: decrease method, fixed asset, straight line, decline balance, thrift of lease.

Page 7: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

vii

ABSTRAK

M. Burhan Khaironi “Perencanaan Pajak Penyusutan Aktiva Tetap pada

PT. Asuransi Bintang tbk”. Skripsi Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PT Asuransi Bintang Tbk melakukan perencanaan pajak penyusutan aktiva tetap. Data yang digunakan adalah data komersial dan fiskal tahun 2006. Pada penelitian ini dibuat suatu simulasi perhitungan yang menggunakan dua metode yang berbeda yaitu garis lurus dan saldo menurun. Kedua perhitungan tersebut ditinjau dari dua sudut yang berbeda yaitu komersial dan fiskal.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa PT Asuransi Bintang Tbk tidak melakukan perencanaan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap. Dapat dibuktikan dari selisih perbandingan hasil perhitungan antara data komersial yang tidak melakukan tax planning dengan data komersial yang dilakukan tax planning. Hasilnya terdapat selisih yang cukup signifikan diantara keduanya sehingga dapat disimpulkan bahwa PT. Asuransi Bintang Tbk tidak melakukan penghematan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap. Kata kunci: metode penyusutan, aktiva tetap, garis lurus, saldo menurun, penghematan pajak

Page 8: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala Puji dan Syukur senantiasa penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Hanya berkat curahan Rahmat, Taufik, Hidayah dan Innayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perencanaan Pajak

Penyusutan Aktiva Tetap pada PT Asuransi Bintang Tbk”. Shalawat serta salam

semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar kita, suri tauladan kita,

baginda Rasulullah SAW, beserta para keluarganya, para sahabat, dan para

pengikutnya yang setia pada ajarannya, dan Insya’allah kita semua termasuk

kedalam pengikutnya yang setia pada ajarannya sampai akhir zaman. Amin.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta teriring doa kepada seluruh pihak

yang sudah berkenan untuk menyisihkan sebagian waktu, tenaga, pikiran serta

bantuan lainnya yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Atas segala kerendahan hati, izinkanlah kepada penulis untuk

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga khusus kepada:

1. Kedua Orang Tuaku Tercinta, yaitu Ibunda Hj. Sriyatun dan Ayahanda

Drs. H. Soegino. Penulis hanya ingin mengatakan “ayah, mama, terima

kasih atas semua kasih sayang yang telah diberikan, tiada suatu apapun

yang dapat membalas semua yang telah ayah dan mama berikan kepada

anakmu ini, roni hanya bisa berharap dan memohon doa kepada Allah

SWT, agar selalu diberikan kesehatan dan panjang umur, serta selalu

dalam lindungan dan karunia dari Allah SWT. Dan Ya Allah, sayangilah

kedua orang tuaku sebagaimana kedua orang tuaku menyayangi aku sejak

kecil sampai dengan detik ini, amin. Kepada adik-adikku, Ahmad Burhan

Rifa’i (ifan), Mufti Syafi’i Zamzami (Mufti), serta adikku yang paling

cantik Nabila Zahara (Bela), “makasih ya udah selalu do’ain dan selalu

ngasih kakak support. Kakak akan selalu doa’in semoga adik-adikku yang

manis dan cantik, bisa jadi apa yang kalian inginkan dan kakak juga

Page 9: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

ix

berpesan agar selalu ingat dan sayang kepada ayah dan mama ya. Dan

kakak juga minta maaf kepada ayah dan mama kalau skripsi ini baru dapat

diselesaikan saat ini dan kepada adik-adikku maaf juga ya kalau kakak

sering marah-marah dan suka nyuruh-nyuruh. Maaf ya...”

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing I yang

senantiasa ikhlas ditengah berbagai kesibukannya untuk meluangkan

waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan

skripsi ini serta yang telah menguji penulis pada waktu sidang

komprehensif, terima kasih ya pak.

3. Bapak M. Yani, SE, MM selaku Dosen Pembimbing II dan keluarga.

Terima kasih ya pak atas bimbingannya, karena dengan bimbingan dari

bapak, semua masalah dalam pengerjaan skripsi saya ini jadi lebih mudah.

Dan saya mohon maaf kepada bapak dan keluarga yang telah sempat saya

repotkan atas skripsi ini dan terima kasih atas motivasi-motivasi yang

diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat lebih bijak lagi dalam

menghadapi hidup ini.

4. Bapak Drs. Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial yang telah mengarahkan penulis selama menggali ilmu di

FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Abdul Hamid Cebba dan Amilin, SE, Ak, MSi selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Akuntansi yang telah memotivasi penulis selama

mengikuti kegiatan belajar di FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

juga yang telah menguji penulis pada sidang komprehensif, terima kasih

banyak ya pak.

6. Bapak Amilin, SE, Ak, Msi selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi yang

telah banyak membantu dalam memberikan informasinya dan juga

sebagai penguji pada sidang komprehensif yang telah berhasil membuat

penulis keringat dingin, tapi Alhamdulillah akhirnya saya lulus juga ya

pak.

Page 10: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

x

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang tidak dapat penulis

sebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan ilmu-ilmunya yang

sangat bermanfaat kepada para mahasiswanya.

8. Segenap staf Tata Usaha FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya

Bu Lily, Bu Dewi, Bu Siska, Bu Umy, Pak Rahmat, Pak Bambang, Pak

Sugeng yang telah banyak membantu penulis dalam pengurusan nilai dan

administrasi lainnya.

9. Staf Perpustakaan, Pak Zuhro dan Pak Ali yang telah melayani penulis

dalam peminjaman buku.

10. Segenap pimpinan dan staf PT. Asuransi Bintang Tbk, khususnya kepada

Bapak Agus Jumadi yang telah membantu dan memberikan data serta

masukan-masukan dan diskusinya mengenai skripsi yang dibahas oleh

penulis.

11. Keluarga Pakde dan Bude Suprapto, Keluarga Om Didit dan Tante Tani

serta kepada seluruh sepupu-sepupu yang penulis sayangi khususnya

keluarga Mas Iwan dan Mbak Nida (makasih ya buat contoh skripsinya

Mas Iwan yang sudah menginspirasi Roni dalam membuat skripsi ini)

serta untuk keluarga Mas Teguh dan isteri, Mbak santi, Mbak Nur, Mas

Taufiq, Aufani dan Aufana, makasih ya, semoga kita bisa jadi keluarga

besar yang solid..

12. Teman-teman penulis dari sejak lahir, TK, SD, SMP, SMA dan hingga

saat ini dan sampai kapanpun, G-8, Andri (Payung), Bowi, Revan, Iim,

Heri, Pras, Teguh, and me. Sukses ya untuk semua, semoga kita semua

bisa menjadi teman sejati dan bisa tetap jadi keluarga besar. Amin....

13. Khusus teruntuk org yg sgt b’rti utk Mas, Pritta Megasari, SE (Mega).

“mksh byk y syg,utk sma ksh syg&perhatiannya ke aq,aq bhrp kt bs ky gn

trs smp sma hrpn&cta2 kt t’wjd.aq jg mnt maaf ats sma kslhn yg prnh aq

pbwt,smg sma itu bs jd pljrn yg bhrg utk kt.skali lg mksh y syg, aq syg bgt

sm km...”

14. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi C: Adi:“kpn ni kt

touring&nginep lg drmh lo di?”, Setyo, Adit, Agung, Yadi:”yg plg sering

Page 11: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xi

dtg ke kmps duluan”, Ucok:”dr medan&pgn bgt jd bisnisman”, Dawi:”lo

skr kmn?kul yg rajin y wi..”, Yanti, Danang, Dina, Dita, Feril:”tmn gw yg

plg lngkp kl crita”, Anton:”tmn gw yg plg tau gw siapa”, Heru:”soulmate

gw bgt ni,tmn gw yg plg baik,boleh numpang

mandi,makan,tdr,ngprint,pokoknya ni org baek bgt deh,mdh2an lo dpt

jdoh yg baik jg y,amin” Ilham, Indra:”krj yg rjn&ingt cita2 kt,3th krj trs

lngsng nikh ok”, Intan, Irna:”tmn gw yg plg rjn,baik sm sapa aj n setia bgt

sm yasin,undg2 kl nikh y”, Abduh, Fahmi:”ini kiper gw dl,jgn ngjr silat

mulu,kulny diselesain dl”, Mumuh, Rosidi, Lisa:”suka bwain kupon

Bundo,kl nkh blg2 y?”, Neneng, Nina:”org jg yg prnh berjasa bwt jodohin

gw sm Mega”, Wachi, Fajri, Hadi:”tmn gw satu porsi,satu bimbingan,tmn

gw nasyid jg di EVO”, Nurul, Sala:”tmn gw yg plg tau jg gw sapa,smg cpt

ktm jodoh yg pas ya La”, Sandi, Uum, Eha:”cpt nabung ya Ha bwt biaya

nkh sm Acong?”, Zulfa:”jgn krj mulu, kulnya selesain dl”, Solikhin:”ini

tmn gw satu porsi yang plg jago akuntansinya”, Mia, Yasin:”soulmate gw

jg ni,sprjuangan wkt dkstn,maen bola,naek gnng&tmn gw yg plg g pntg

mnyrah dlm ngdpn masalah ap aj&jd PNS plg duluan”, Yunita, Fitri.

15. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi (A, B, D, Pajak A, Pajak B,

Auditing dan Akmen), di Manajemen, Tim Basket FEIS (Rama dkk), Tim

Nasyid EVO (Dadun dkk), Anak-anak Futsal (Aria dkk), teman-teman

seperjuangan di kostan (Yasin, Uyan, Fajrin, Rahmat, Anton, Faesal, Ari),

teman-teman seperjuangan waktu sidang komprehensif dan teman-teman

seperjuangan waktu sidang skripsi, dan khususnya untuk Eko_D yang

udah minjemin buku MK-nya (Thanks banyak ya Ko). Serta kakak-kakak

kelas dan adik-adik kelas yang mengenal penulis.

Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman dan pihak-pihak yang

telah disebutkan di atas semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat

ganda, dan kepada pihak-pihak yang tidak sempat disebutkan namanya satu

persatu, penulis juga ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas kealpaan penulis.

Sesungguhnya segala kebenaran itu hanyalah milik Allah SWT dan manusia tidak

Page 12: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xii

luput dari kesalahan. Kritik konstruktif dari para pembaca sangat penulis harapkan

demi perbaikan tulisan ini.

Akhirnya penulis senantiasa memanjatkan doa kehadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang agar dapat menjadi hamba Allah

SWT yang sukses di dunia dan akhirat, dibukakan pintu rizki yang luas,

memperoleh ilmu manfaat dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi sesama

khususnya segenap pembaca, Amiin.

Jakarta, April 2008

M. Burhan Khaironi

Page 13: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Sudut Pandang Akuntansi ........................................................ 10

1......................................................................................Aktiv

a Tetap................................................................................ 10

2......................................................................................Peny

usutan ................................................................................. 11

a. ...............................................................................Fakto

r-Faktor yang Mempengaruhi Beban

Penyusutan ................................................................... 12

b. ...............................................................................Meto

de Penyusutan .............................................................. 13

B. .........................................................................................Sudut

Pandang Pajak .......................................................................... 19

1. Undang-Undang No.17 Tahun 2000.................................. 19

Page 14: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xiv

2. Cara dan Tarif Penyusutan Aktiva Tetap ........................... 20

C. .........................................................................................Mana

jemen Pajak .............................................................................. 21

1......................................................................................Peren

canaan Pajak (Tax Planning) ............................................. 22

2......................................................................................Pelak

sanaan Kewajiban Perpajakan............................................ 24

3......................................................................................Peng

endalian Pajak .................................................................... 26

D. .........................................................................................Peng

hasilan ...................................................................................... 26

1......................................................................................Peng

hasilan Kena Pajak ............................................................. 26

2......................................................................................Peng

hasilan Tidak Kena Pajak................................................... 27

E...........................................................................................Perbe

daan Perlakuan Penyusutan dari Sudut Pandang

Akuntansi dan Pajak................................................................. 29

F. ..........................................................................................Penel

itian Terdahulu ......................................................................... 30

G. .........................................................................................Kera

ngka Pemikiran......................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 39

B. Metodologi Penarikan Sampel ................................................. 39

1. Populasi .............................................................................. 39

2. Sampel................................................................................ 40

C. .........................................................................................Meto

dologi Pengumpulan Data ........................................................ 40

Page 15: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xv

1......................................................................................Cont

ent Analysis........................................................................ 40

2......................................................................................Data

Primer (Primary Data)........................................................ 41

3......................................................................................Data

Sekunder (Secondary Data)................................................ 41

D. .........................................................................................Meto

de Analisis................................................................................ 41

1......................................................................................Pend

ekatan Kuantitatif ............................................................... 41

2......................................................................................Pend

ekatan Kualitatif ................................................................. 42

E...........................................................................................Oper

asional Variabel Penelitian....................................................... 42

1......................................................................................Aktiv

a Tetap (Fixed Assets)........................................................ 42

2......................................................................................Peny

usutan ................................................................................. 42

3......................................................................................Peren

canaan Pajak (Tax Planning).............................................. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. .........................................................................................Profil

PT. Asuransi Bintang TBK ...................................................... 44

1. Latar Belakang Berdirinya PT. Asuransi Bintang TBK..... 44

2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Inti Perusahaan......................... 45

a. Visi ............................................................................... 45

b. Misi .............................................................................. 45

c. Nilai-Nilai Inti Perusahaan........................................... 46

3. Penghargaan ....................................................................... 47

4. Produk ................................................................................ 48

Page 16: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xvi

a. Bintang e-Cargo ........................................................... 48

b. Perlindungan PERISAY............................................... 48

c. Perlindungan Non PERISAY....................................... 48

5. Struktur Organisasi ............................................................ 49

B. .........................................................................................Hasil

dan Pembahasan....................................................................... 51

1......................................................................................Kebij

akan Pajak untuk Penyusutan............................................. 51

2......................................................................................Aktiv

a Tetap PT. Asuransi Bintang TBK ................................... 52

3......................................................................................Meto

de Penyusutan .................................................................... 54

4......................................................................................Perhi

tungan................................................................................. 55

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan .............................................................................. 95

B. Implikasi................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 97

LAMPIRAN..................................................................................................... 99

Page 17: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus 14

2.2 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Angka Tahun 15

2.3 Penyusutan Menurut Saldo Menurun Ganda 16

2.4 Penyusutan Berdasarkan Group Method 18

2.5 Cara penyusutan dan tarif pernyusutan aktiva tetap dengan UU No. 17 tahun 2000 pasal 11 ayat (6)

20

2.6 Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

28

2.7 Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap

28

2.8 Perbedaan Perlakuan Penyusutan dari Sudut Pandang Akuntansi dan Pajak

29

2.9 Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal

32

2.10 Beda Tetap dan Beda Sementara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal

33

4.1 Daftar Aktiva Tetap PT. Asuransi Bintang Tbk 54

4.2 Aktiva Tetap PT. Asuransi Bintang Tbk dan Anak Perusahaan Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah)

55

4.3 Contoh Perhitungan Penyusutan Menurut Saldo Menurun dari Sudut Pandang Komersial

59

4.4 Perhitungan Biaya Penyusutan dan Nilai Tunai dengan Tingkat Diskon 8.25% antara Komersial dan Fiskal disertai dengan Perbandingan Penghematan Pajaknya

61

Page 18: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xviii

4.5 Perhitungan Harga Perolehan Aktiva Tetap 67

4.6 Perhitungan Biaya Penyusutan dan Present Value dengan Tarif Pajak 30% menurut Fiskal

70

4.7 Perhitungan Biaya Penyusutan dan Present Value dengan Tarif Pajak 30% menurut Komersial

76

4.8 Rangkuman Hasil Perhitungan Biaya Penyusutan dan Present Value dengan Tarif Pajak 30% menurut Komersial dan Fiskal

80

4.9 Perhitungan Penghematan Pajak Biaya Penyusutan dan PV antara Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun dari Sudut Pandang Fiskal

84

4.10 Perhitungan Penghematan Pajak Biaya Penyusutan dan PV antara Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun dari Sudut Pandang Komersial

84

4.11 Perbandingan Penghematan Pajak antara Fiskal dan Komersial

85

4.12 Rangkuman Total Penghematan Pajak Aktiva Tetap PT. Asuransi Bintang Tbk

92

4.13 Perhitungan Biaya Penyusutan dan Nilai Tunai dengan Tingkat Diskon 8.25% antara Komersial dan fiskal

94

4.14 Perbandingan Total Hasil Perhitungan Biaya Penyusutan&Present Value pada saat PT. Asuransi Bintang TBK Rugi dan Untung Diatas Rp. 100.000.000,-

98

Page 19: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 39

4.1 Struktur Organisasi 51

Page 20: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Surat Kunjungan Riset kepada PT. Asuransi Bintang

TBK

110

2 Surat Persetujuan Riset dari PT. Asuransi Bintang TBK 111

3 Data Suku Bunga dari Koran Investor Daily Edisi Jum’at 14 Desember 2007

112

4 SPT Tahunan Pajak Penghasilan WP Badan PT. Asuransi Bintang TBK

113

5 Lampiran Khusus SPT Tahunan Pajak Penghasilan WP Badan PT. Asuransi Bintang TBK

126

6 Laporan Keuangan PT. Asuransi Bintang TBK 134

7 Jurnal-Jurnal Tax Planning 149

Page 21: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxi

PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA

TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG TBK

Oleh

M. BURHAN KHAIRONI NIM : 103082029422

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 22: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxii

1429 H/2008 M BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi dengan arah dan tujuan

tertentu. Secara ekonomis, tujuan daripada perusahaan adalah untuk mencari

laba atau nilai tambah dengan menyediakan barang atau jasa kepada

masyarakat (konsumen).

Untuk tujuan ini, manajemen sebagai pihak yang diserahi hak dan

tanggung jawab memiliki dan menguasai faktor–faktor produksi seperti

money, man, material dan method. Faktor–faktor produksi diatas juga sering

disebut sebagai faktor penentu daripada proses produksi yang dimaksudkan

untuk menghasilkan penerimaan kas melalui penjualan produk atau jasa yang

menjadi salah satu sumber daya utama bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Investasi pada barang modal (aktiva tetap) merupakan salah satu bentuk

“deferred cost” yang akan dipertemukan secara sistematis dan rasional kepada

masa manfaat atau nilai tambah yang diperoleh dari partisipasi investasi

dimaksud. Penyebaran “cost of capital” secara sistematis dan rasional ini

apabila dikaitkan dengan “tangible assets” sering disebut depresiasi dan

apabila dikaitkan dengan “intangible assests” disebut amortisasi, dan apabila

dikaitkan dengan sumber daya alam disebut deplesi.

Page 23: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxiii

Penyusutan yang menurut Shopar Lumbantoruan (1996) merupakan suatu

proses alokasi sebagian sebagian harga perolehan aktiva menjadi biaya (cost

allocation), sehingga biaya tersebut mengurangi laba usaha, dan menurut

PSAK: 17, Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat

disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Dan jika dilihat dari

sudut pandang pajak, penyusutan adalah salah satu jenis biaya yang dapat

dikurangkan terhadap penghasilan Wajib Pajak.

Terhadap penghasilan yang dihasilkan, menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-

Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara

perpajakan, Setiap Wajib Pajak diharuskan untuk menyelenggarakan

pembukuan. Terhadap pembukuan tersebut, Wajib Pajak diharuskan

melakukan koreksi fiskal sehingga dihasilkan Laporan Keuangan Fiskal yaitu

laporan keuangan yang disusun sesuai dengan peraturan perpajakan dan

digunakan untuk keperluan penghitungan pajak. Wajib Pajak boleh menyusun

laporan keuangan komersial dan fiskal secara terpisah atau melakukan koreksi

fiskal terhadap laporan keuangan komersial.

Penghasilan Kena Pajak atau laba fiskal diperoleh dari hasil koreksi fiskal

terhadap laba bersih sebelum pajak berdasarkan laporan keuangan komersial

(laporan keuangan akuntansi)

Koreksi fiskal harus dilakukan karena adanya perbedaan perlakuan atas

pendapatan maupun biaya yang berbeda antara standar akuntansi dengan

perlakuan perpajakan yang berlaku. Untuk kepentingan internal dan

Page 24: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxiv

kepentingan lain Wajib Pajak dapat menggunakan standar akuntansi yang

berlaku umum, sedangkan untuk penghitungan dan pembayaran pajak harus

berdasarkan peraturan perpajakan, dalam hal ini adalah Undang–Undang

Pajak Penghasilan dan peraturan lainnya yang terkait. Perbedaan ini dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu beda tetap/beda permanen (permanent

defference) dan beda waktu/sementara/temporer (temporary difference).

Beda tetap/permanen (permanent difference) adalah perbedaan yang

disebabkan oleh adanya perbedaan pengakuan pendapatan dan beban antara

Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan perpajakan. Perbedaan ini akan

mengakibatkan perbedaan besarnya laba bersih sebelum pajak dengan laba

fiskal atau Penghasilan Kena Pajak.

Beda waktu/sementara/temporer (temporary defference) adalah perbedaan

yang disebabkan adanya perbedaan waktu dan metode pengakuan penghasilan

dan beban tertentu berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dengan

peraturan perpajakan. Perbedaan ini mengakibatkan perbedaan waktu

pengakuan pendapatan dan beban antara tahun pajak yang satu ke tahun pajak

berikutnya.

Minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai

dari yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan

yang melanggar peraturan perpajakan. Upaya minimalisasi pajak secara

eufimisme sering disebut dengan perencanaan pajak (tax planning) atau tax

sheltering. Umumnya perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa

usaha dan transaksi wajib pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang

Page 25: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxv

minimal tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun

perencanaan pajak juga dapat berkonotasi positif sebagai perencanaan

pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu

sehingga dapat menghindari pemborosan sumber daya.

Dengan perencanaan pajak yang baik kita bisa membayar pajak secara

efisien karena umumnya perencanaan pajak selalu dimulai dengan

meyakinkan apakah suatu transaksi atau fenomena terkena pajak, apakah

dapat diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya,

selanjutnya apakah pembayaran pajak dimaksud dapat ditunda pembayarannya

dan lain sebagainya. Strategi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan adalah

mengatur pembayaran pajak atau meminimalisasi kewajiban pajak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan pajak dengan jalan memanfaatkan

kelemahan yang ada pada undang-undang (loopholes) dengan tidak melanggar

ketentuan perundang-undangan itu sendiri karena tujuan dari tax planning

adalah agar tejadi penghematan pajak (tax saving) dan penghindaran pajak

(avoidance) agar posisi beban pajak baik pajak penghasilan maupun pajak-

pajak lainnya berada dalam posisi yang paling minimal.

Tax planning adalah sejumlah perencanaan dibidang perpajakan yang

dibentuk untuk meningkatkan efisinsi pengelolahan pajak untuk mendapatkan

alternatif terbaik dalam hal penghematan pajak yang tidak melanggar

ketentuan dengan tujuan agar dapat meminimalisasi hambatan dari sektor

pajak dan memaksimalkan pertumbuhan perusahaan.

Page 26: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxvi

Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

dengan pemerintah. Wajib Pajak berusaha membayar pajak sekecil mungkin

karena dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis

Wajib Pajak. Di lain pihak pemerintah memerlukan dana untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, yang sebagian besar berasal dari penerimaan

pajak.

Adanya perbedaan kepentingan ini menyebabkan Wajib Pajak cenderung

untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak, baik secara legal maupun illegal.

Hal ini dimungkinkan jika ada peluang yang dapat dimanfaatkan, baik karena

kelemahan peraturan pajak maupun sumber daya manusia (fiskus).

Beberapa faktor yang memotivasi Wajib Pajak untuk melakukan

penghematan pajak dengan ilegal, adalah:

a. Jumlah pajak yang harus dibayar. Besarnya jumlah pajak yang harus

dibayar oleh Wajib Pajak. Semakin besar pajak yang harus dibayar,

semakin besar pula kecenderungan Wajib Pajak untuk melakukan

pelanggaran.

b. Biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil biaya untuk menyuap fiskus,

semakin besar kecenderungan Wajib Pajak untuk melakukan pelanggaran.

c. Kemungkinan untuk ketahuan. Semakin kecil kemungkinan suatu

pelanggaran terdeteksi, semakin besar kecenderungan Wajib Pajak untuk

melakukan pelanggaran.

Page 27: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxvii

d. Besar sanksi. Semakin ringan sanksi yang dikenakan terhadap

pelanggaran, semakin besar kecenderungan Wajib Pajak untuk melakukan

pelangaran.

Di luar negeri terutama Amerika Serikat, perencanaan pajak (tax planning)

ini sudah cukup dikenal dan hampir semua perusahaan melakukannya. Cara

ini cukup efektif dalam rangka melakukan efisiensi dan penghematan, namun

demikian ada sebagian orang berpendapat bahwa tindakan tax planning

bertentangan dengan moral, karena di dalamnya penuh dengan trik–trik

(siasat) yang digunakan lebih banyak yang mengarah pada pengelakan pajak

dan pada prinsipnya jelas hal ini akan mengurangi pendapatan negara dari

pajak yang dapat menggangu fiskal negara dan merugikan penerimaan negara.

Di Indonesia, yang menjadi pertanyaan adalah apakah perusahaan–perusahaan

yang saat ini beroperasi sudah mengetahui tentang tax planning, dan apabila

sudah, apakah perusahaan–perusahaan tersebut sudah melakukan tax planning

dengan baik dan benar, karena kecenderungan yang ada banyak perusahaan

yang sebenarnya mempunyai keuntungan atau laba yang cukup besar akan

tetapi setelah dikurangi dengan pajaknya maka laba perusahaan tersebut

menjadi kecil. Dan seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pajak

merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih.

Dalam kaitannya dengan perencanaan pajak (tax planning), penyusutan

juga merupakan salah satu bagian yang dilaporkan oleh pihak akuntansi yang

juga dapat mempengaruhi daripada Penghasilan Kena Pajak suatu perusahaan,

karena penyusutan adalah salah satu jenis biaya yang dapat dikurangkan

Page 28: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxviii

terhadap penghasilan Wajib Pajak. Untuk itu, perlu dilakukan upaya untuk

meminimalisasi beban pajak dari penyusutan tersebut. Upaya minimalisasi

pajak secara eufimisme sering disebut dengan perencanaan pajak (tax

planning) atau tax sheltering.

Umumnya perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa usaha dan

transaksi Wajib Pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal

tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun perencanaan pajak

juga dapat berkonotasi positif sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban

perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari

pemborosan sumber daya.

Karena tax planning ini sangat penting bagi perusahaan, banyak sekali

penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yenni Mangonting (1999), yang berjudul

Tax planning: sebuah pengantar sebagai alternatif meminimalkan pajak.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hasfin Hardi (2000), yang berjudul tax

planning sebagai alternatif meminimalkan pajak.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayat (2003), yang berjudul

menelusuri tax planning dalam kerangka undang-undang.

4. Penelitian yang dilakukan oleh M. Zain (2004), yang berjudul manajemen

perpajakan

5. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Amalia (2005), yang berjudul

perbedaan kebijakan akuntansi dan fiskal: penyusutan dan amortisasi,

leasing dan revaluasi aktiva tetap.

Page 29: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxix

6. Penelitian yang dilakukan oleh Yongki Cahyaningrum (2005), yang

berjudul beda akuntansi dan fiskal dalam menentukan Penghasilan Kena

Pajak dan Pajak Penghasilan Badan.

7. Penelitian yang dilakukan oleh DR. Gunadi (1999), yang berjudul

depresiasi aktiva tetap: suatu tinjauan pajak dan akuntansi.

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian–penelitian

sebelumnya adalah penelitian ini membahas tentang perencanaan pajak (tax

planning) yang akan difokuskan pada penyusutan aktiva tetap pada PT.

Asuransi Bintang Tbk.

Dengan adanya perencanaan pajak yang baik terhadap penyusutan

tersebut, diharapkan akan mengurangi beban pajak (Penghasilan Kena Pajak)

daripada PT. Asuransi Bintang Tbk. Merujuk pada latar belakang inilah, maka

penulis tertarik untuk memberi judul pada skripsi ini yaitu “Perencanaan

Pajak Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Asuransi Bintang Tbk”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas,

permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah apakah PT Asuransi

Bintang Tbk melakukan perencanaan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PT Asuransi

Bintang Tbk melakukan perencanaan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap.

Page 30: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxx

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Pihak perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk mengetahui manfaat mengenai perencanaan

pajak terhadap penyusutan aktiva tetap pada PT Asuransi Bintang Tbk.

2. Pihak penulis

a. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi.

b. Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menerapkan teori-teori

yang telah diperoleh selama ini.

3. Pihak pembaca

Dapat menambah wawasan dan informasi mengenai perencanaan pajak

penyusutan aktiva tetap.

Page 31: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxi

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Sudut Pandang Akuntansi

1. Aktiva Tetap

Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Tahun 2004

No.16 paragraf 5 disebutkan bahwa definisi daripada aktiva tetap yaitu:

“Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

Selanjutnya, dijelaskan kembali pada Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) Tahun 2004 No.16 paragraf 6, disebutkan bahwa:

“Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila: a. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian

dimasa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir kedalam perusahaan, dan

b. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.”

Kecuali tanah, semua jenis aktiva tersebut mempunyai umur terbatas.

Baik menurut akuntansi maupun ketentuan perpajakan nilai aktiva tetap

tidak boleh dibebankan sekaligus sebagai biaya. Dalam ketentuan fiskal,

aktiva tetap disebut dengan istilah harta berwujud yang dimiliki dan

digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut akuntansi

komersial, aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dicatat

Page 32: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxii

berdasarkan harga beli ditambah biaya yang tejadi dalam rangka

menempatkan aktiva tersebut pada kondisi dan yang siap dipergunakan,

seperti: bea masuk, PPN, biaya pengangkutan dan lain sebagainya.

2. Penyusutan

Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield

(2002:61), penyusutan adalah:

“Suatu usaha untuk menandingkan biaya aktiva dengan periode yang mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.”

Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Tahun 2004

No.16 paragraf 5 baris ke 16 dan 17 juga disebutkan bahwa definisi

daripada penyusutan yaitu:

“Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat.”

Menurut Sophar Lumbantoruan (1996:248), penyusutan adalah:

“Proses alokasi sebagian harta perolehan aktiva menjadi biaya (cost allocation), sehingga biaya tersebut mengurangi laba usaha.”

Biaya penyusutan adalah biaya yang bukan merupakan biaya yang

dikeluarkan dari kas. Penyusutan dilakukan sebab masa manfaat dan

potensi aktiva yang dimiliki semakin berkurang. Pengurangan nilai aktiva

tersebut dibebankan sebagai biaya secara berangsur–angsur atau

proporsional.

Alokasi biaya aktiva tetap dilakukan dengan membukukannya ke

rekening biaya (debet) dan ke rekening akumulasi penyusutan (kredit).

Page 33: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxiii

Rekening biaya akan tampak dalam perhitungan laba rugi, sedangkan

akumulasi penyusutan terlihat dalam neraca.

a. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Beban Penyusutan

Menurut akuntansi, ada empat faktor yang harus diperhatikan

dalam perhitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva yaitu:

1) Nilai Perolehan

Nilai perolehan suatu aktiva yaitu jumlah yang dikeluarkan

atau uang atau biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva

tersebut. Aktiva tetap dapat diperoleh antara lain dengan cara

pembelian, sewa guna usaha dan pertukaran. Pada masing–masing

cara penentuan harga perolehannya dan aktiva tetap dicatat sesuai

dengan harga perolehannya. Secara akuntansi, tanggal perolehan

juga sangat menentukan besar kecilnya biaya penyusutan, tetapi

secara pajak tidaklah demikian.

2) Nilai Sisa

Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh

pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurangi taksiran

biaya pelepasan.

3) Sifat Aktiva

Sifat dan cara penggunaan aktiva tetap tersebut dalam kegiatan

usaha juga sangat mempengaruhi besar kecilnya penentuan biaya

penyusutan. Misalnya mesin atau kendaraan bermotor adalah

Page 34: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxiv

aktiva yang sifatnya bergerak, oleh karena itu, cara penyusutannya

berbeda dengan penyusutan atas gedung yang bersifat statis.

4) Masa Manfaat Atau Umur Aktiva

Masa manfaat atau umur aktiva adalah periode suatu aktiva

diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau

unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.

Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis.

Umur teknis adalah umur aktiva sesuai dengan kriteria teknis

aktiva. Umur ekonomis adalah jangka waktu pemanfaatannya

secara ekonomis.

Jadi dari empat faktor diatas dapat disimpulkan bahwa, pada saat

aktiva diakui atau dipakai oleh perusahaan tersebut, pada saat itu juga

penyusutan tersebut dimulai. Dan penyusutan mulai dihitung sejak

tanggal pengakuan sampai dengan tanggal penarikan aktiva dari

pemakaian.

b. Metode Penyusutan

Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Tahun

2004 No. 17 Paragraf 8 dan 9, diatur mengenai metode akuntansi yang

diakui secara akuntansi. Paragraph 8 berisi:

“Jumlah yang dapat disusutkan dialokasi ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.”

Page 35: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxv

Selanjutnya, menurut Sophar Lumbantoruan (1996:250) dan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2004 Paragraf 9

menyatakan bahwa penyusutan dilakukan dengan beberapa metode

yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:

1) Berdasarkan waktu terdiri dari:

(a) Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Dapat dihitung dengan rumus:

Nilai Perolehan – Nilai residu Penyusutan tiap tahun: Umur Pemakaian

Contoh:

Sebuah aktiva dibeli dengan harga Rp. 100.000,- nilai buku ditaksir

Rp. 5.000,- umur teknis ditaksir 5 tahun. Biaya penyusutan per

tahun:

100.000 – 5000 = 5

= Rp. 19.000,-

Tabel 2.1

Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus Akhir Tahun

Harga Pokok Penyusutan Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

0 100.000 - - 100.000 1 100.000 19.000 19.000 81.000 2 100.000 19.000 38.000 62.000 3 100.000 19.000 57.000 43.000 4 100.000 19.000 76.000 24.000 5 100.000 19.000 95.000 5.000 95.000

Sumber:Sophar Lumbantoruan Akuntansi Pajak

Page 36: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxvi

(b) Metode Pembebanan yang Menurun (Declining Balance

Method)

1. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Years Digits

Method)

Metode ini akan menghasilkan beban penyusutan

yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari

biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai

sisa). perhitungannya, apabila umur aktiva sama dengan 4

tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah

angka tahun yaitu 1+2+3+4=10. angka pembilang pada

tahun pertama sampai dengan keempat masing–masing

adalah 4/10, 3/10, 2/10 dan 1/10. Contohnya, sama dengan

data contoh 1, harga perolehan Rp. 6.000 dengan taksiran

nilai residu Rp. 1.000 dasar penyusutan adalah Rp. 5.000

dengan umur pemakaian 4 tahun.

Tabel 2.2 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Angka Tahun

Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan 1 4/10 5.000 2.000 2 3/10 5.000 1.500 3 2/10 5.000 1.000 4 1/10 5.000 500 Jumlah 5.000

Sumber:Sophar Lumbantoruan Akuntansi Pajak

Page 37: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxvii

2. Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda

(Declining/Double Declining Balance Method)

Metode ini termasuk metode penyusutan yang

dipercepat dan dapat dipakai dalam perpajakan. Tarif pajak

dalam metode ini telah ditentukan terlebih dahulu dan

besarnya sama untuk setiap tahun. Contohnya yaitu, data

sama dengan contoh 1, tetapi ditentukan bahwa tarif

pajaknya adalah 50% pertahun.

Tabel 2.3 Penyusutan Menurut Saldo Menurun Ganda

Tahun Nilai Buku Tarif Penyusutan 1 6.000 50% 3.000 2 3.000 50% 1.500 3 1.500 50% 750 4 750 50% 375 Jumlah 5.625

Sumber:Sophar Lumbantoruan Akuntansi Pajak

2) Berdasarkan Penggunaan terdiri dari:

(a) Metode jam jasa (service hour method)

Dapat dihitung dengan rumus:

Nilai Perolehan – Nilai residu Penyusutan tiap tahun: Taksiran Jam Kerja Produktif

Dengan contoh ilustrasi diatas, misalnya jam kerja aktiva tetap

selama 50.000 jam maka per jam adalah sebagai berikut:

Page 38: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxviii

100.000 – 50.000 = 50.000

= Rp. 1,9 per jam

(b) Metode jumlah unit produksi (produktif output method)

dapat dihitung dengan rumus:

Nilai Perolehan – Nilai residu Penyusutan tiap tahun: Taksiran Jumlah Produksi

Penyusutan setahun = Jumlah produksi setahun X Penyusutan per Unit Jika ilustrasi diatas ditaksir bahwa aktiva itu akan dapat

berproduksi 500.000 unit, maka penyusutan per unit output adalah:

100.000 – 5.000 = 500.000

= Rp. 0,19 per output

3) Berdasarkan kriteria lainnya, terdiri dari:

(a) Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite

method)

Dapat dihitung dengan rumus:

1 Penyusutan tiap tahun: Taksiran rata-rata umur grup aktiva

Page 39: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xxxix

Usaha Dairi mempunyai tiga truk dengan nilai perolehan Rp.

3.000,- Rp. 5.000,- dan Rp. 7.000,- Nilai residu masing–masing

truk Rp. 250,- Rp. 500,- dan Rp. 750,- umur pemakaian semua truk

5 tahun

Tabel 2.4 Penyusutan Berdasarkan Group Method

No. Truk Nilai Perolehan Nilai Residu Penyusutan 1 3.000 250 2.750 2 5.000 500 4.500 3 7.000 750 6.250 15.000 1.500 13.500

Sumber:Sophar Lumbantoruan Akuntansi Pajak

Tarif penyusutan group= 1 : 5 = 20%

Penyusutan tiap tahun= 20% * Rp. 15.000,- = Rp. 3.000,-

(b) Metode Anuitas (Annuity Method)

Dapat dihitung dengan rumus:

Harga Pokok – Present Value Nilai Buku Penyusutan tiap tahun: PVUFni

Contoh:

Sebuah peralatan yang dibeli seharga Rp. 800.000,- ditaksir nilai

bukunya Rp. 67.388,- tingkat bunga 10% taksiran umur 5 tahun

= 800.000 – PV 67.388 PVIF = 800.000 – (67.388 X 0,620921) 3,79078

Page 40: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xl

= 800.000 – 41.834 3,79078

= 200.000

(c) Sistem persediaan (inventory system)

B. Sudut Pandang Pajak

1. Undang – Undang No.17 Tahun 2000

Menurut Undang Undang No.17 tahun 2000 tentang Pajak

Pengahasilan, penyusutan merupakan konsep alokasi harga perolehan

harta tetap berwujud.

UU No. 17 tahun 2000 pasal 11 ayat (3) dan ayat (4), menentukan saat

penyusutan dimulai pada:

1. Tahun dikeluarkannya pengeluaran, atau

2. Untuk harta yang masih dalam pengerjaan, penyusutannya dimulai

pada tahun harta tersebut selesai, atau

3. Dengan ijin Dirjen Pajak, penyusutan dapat dimulai pada tahun harta

berwujud mulai digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan atau pada tahun harta tersebut menghasilan.

4. Jadi saat dimulainya penyusutan adalah awal tahun pembelian/

pengeluaran atau pada awal tahun selesainya pengerjaan harta atau

awal tahun harta berwujud tersebut mulai digunakan. Sedangkan saat

Page 41: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xli

berakhirnya penyusutan adalah awal tahun penarikan aktiva tersebut

dari pemakaian.

2. Cara dan Tarif Penyusutan Aktiva Tetap

UU No.17 Tahun 2000 pasal 11 ayat (6) menyatakan bahwa harta tetap

berwujud digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Golongan bukan bangunan yang dirinci menjadi empat kelompok, dan

b. Golongan bangunan yang dirinci menjadi dua kelompok, yaitu

bangunan yang bersifat permanen dan tidak permanen.

Tabel 2.5 Cara penyusutan dan tarif pernyusutan aktiva tetap dengan UU No. 17

tahun 2000 pasal 11 ayat (6) Tarif Penyusutan Masa Manfaat (Tahun)

Straight Line Method (Ayat 1)

Double Declining Method (Ayat 2)

1.Bukan Bangunan Kelompok 1 4 25% 50% Kelompok 2 8 12,5% 25% Kelompok 3 16 6,25% 12,5% Kelompok 4 20 5% 10%

2. Bangunan Permanen 20 5% -

Tidak 10 10% - Sumber:Undang–Undang Pajak RI

Cara penentuan penyusutan menurut UU No. 17 tahun 2000 pasal 11

ayat (1) dan ayat (2) metode penyusutan yang digunakan adalah:

(1) metode garis lurus (straight line method) untuk semua harta berwujud

dan

Page 42: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xlii

(2) metode pembebanan menurun (declining balance method), untuk harga

berwujud selain bangunan.

Selain itu tarif penyusutan tiap golongan dan kelompok berbeda–beda

menurut masa manfaat. Tabel diatas telah menyajikan cara penyusutan dan

tarif penyusutan aktiva tetap sesuai dengan UU No. 17 tahun 2000 pasal

11 ayat (6).

C. Manajemen Pajak

Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan

melalui manajemen pajak. Namun perlu diingat bahwa legalitas menajemen

pajak tergantung dari instrumen yang dipakai. Legalitas baru dapat diketahui

secara pasti setelah ada putusan pengadilan. Secara umum manajemen pajak

menurut Sophar Lumbantoruan dapat didefinisikan sebagai berikut:

Sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.

Tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar

2. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya

Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi–fungsi manajemen

pajak yang terdiri atas:

1. Perencanaan pajak (tax planning)

2. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation)

3. Pengendalian pajak (tax control)

Page 43: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xliii

1. Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam menajemen pajak. Pada

tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan

perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang

akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax

planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak. Hal ini dapat

dilihat dari dua definisi perencanaan pajak (tax planning) di bawah ini:

a. Menurut Crumbley D. Larry, Friedman Jack P, dan Andres Susan,

tax planning is the systematic analysis of deferring tax options

aimed at the minimization of tax liability in current and future tax

periods

b. Dan menurut Lyons Susan M, Tax planning is arrangements of a

persons business andlor private affairs in order to minimize tax

liability

Jika tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak

(tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan

peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang–undang,

maka perencanaan disini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat

ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah

pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba

yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun

untuk diinvestasikan kembali.

Page 44: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xliv

Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan

berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful)

maupun yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful). Istilah yang

sering digunakan adalah tax avoidance dan tax envasion. Penghindaran

pajak adalah rekayasa “tax affairs” yang masih tetap berada dalam bingkai

ketentuan perpajakan (lawful). Penghindaran pajak dapat terjadi didalam

bunyi ketentuan atau tertulis di undang–undang dan berada dalam jiwa

dari undang–undang atau dapat juga terjadi dalam bunyi ketentuan

undang–undang tetapi berlawanan dengan jiwa undang–undang. Komite

urusan fiskal dari Organization For Economic Corporation And

Development (OECD) menyebutkan ada tiga karakter penghindaran pajak,

yaitu:

a. Adanya unsur artificial dimana berbagai pengaturan seolah–olah

terdapat didalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena

ketiadaan faktor pajak

b. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari undang-

undang atau menerapkan ketentuan–ketentuan legal untuk berbagai

tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh

pembuat undang–undang

c. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini dimana umumnya

para konsultan menunjukkan alat atau cara untuk melakukan

penghindaran pajak dengan syarat wajib pajak menjaga serahasia

mungkin.

Page 45: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xlv

Perencanaan perpajakan umumnya selalu dimulai dengan

menyakinkan apakah suatu transaksi atau fenomena terkena pajak. Kalau

fenomena tersebut terkena pajak, apakah dapat diupayakan untuk

dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya, selanjutnya apakah

pembayaran pajak dimaksud dapat ditunda pembayarannya dan lain

sebagainya.

Oleh karena itu, setiap Wajib Pajak akan membuat rencana pengenaan

pajak atas setiap tindakan (taxable event) secara seksama. Dengan

demikian bisa dikatakan bahwa perencanaan pajak adalah proses

pengambilan faktor pajak yang relevan dan faktor non pajak yang material

untuk menentukan:

a. Apakah

b. Kapan

c. Bagaimana, dan

d. Dengan siapa (pihak mana),

dilakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang memungkinkan

tercapainya beban pajak pada tax events yang serendah mungkin dan

sejalan dengan tercapainya tujuan perusahaan (Barry Spitz: 1983)

2. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan

Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktor–faktor

yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka

langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik secara formal

maupun material. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban

Page 46: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xlvi

perpajakan telah memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku.

Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan dan jika

dalam pelaksanannya menyimpang dari peraturan yang berlaku, maka

praktik tersebut telah menyimpang dari tujuan manajemen pajak.

Untuk mencapai tujuan menejemen pajak ada dua hal yang perlu

dikuasai dan dilaksanakan yaitu:

a. Memahami ketentuan peraturan perpajakan

Dengan mempelajari peraturan perpajakan seperti undang–undang,

Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan

Dirjen Pajak, dan Surat Edaran Dirjen Pajak dapat diketahui

peluang–peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat

pajak.

b. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat

Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam

penyajian informasi keuangan perusahaan yang disajikan dalam

bentuk laporan keuangan dan menjadi dasar dalam menghitung

besarnya jumlah pajak terutang. Mengingat pentingnya pembukuan

maka menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan, telah

menetapkan bahwa Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di

Indonesia wajib melakukan pembukuan.

Page 47: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xlvii

3. Pengendalian Pajak

Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban

pajak telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan telah

memenuhi persyaratan formal maupun material. Hal terpenting dalam

pengendalian pajak adalah pemeriksaan pembayaran pajak. Oleh sebab itu,

pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi

penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat

terakhir tentu lebih menguntungkan jika dibandingkan membayar lebih

awal. Pengendalian pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah

membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak terutang.

D. Penghasilan

1. Penghasilan Kena Pajak

Sesuai dengan Pasal 6 Undang-undang Pajak Penghasilan besarnya

PKP bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan

berdasarkan penghasilan bruto dikurangi:

1. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,

termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan

atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan

tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti,

biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya

administrasi, dan pajak kecuali pajak penghasilan.

Page 48: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xlviii

2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan

amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan.

4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan

digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan.

5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing.

6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di

Indonesia.

7. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.

8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.

2. Penghasilan Tidak Kena Pajak

a. Adapun kepada orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri

diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak sebesar:

1. Rp 13.200.000,00 untuk diri Wajib Pajak pribadi;

2. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;

3. Rp 13.200.000,00 tambahan untuk seorang isteri yang mempunyai

penghasilan dari usaha atau dari pekerjaan yang tidak ada

hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga.

4. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah

dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak

Page 49: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xlix

angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3

orang untuk setiap keluarga.

b. Penerapan besarnya PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun

pajak atau awal bagian tahun pajak.

c. Penyesuaian besarnya PTKP ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Keuangan.

Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) No. 17 Tahun 2000 yaitu:

1. Tarif pajak yang ditentukan atas Penghasilan Kena Pajak bagi:

a. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6 Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam

Negeri No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak 1 Sampai dengan Rp 25.000.000,00 5 % 2 Diatas Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 10 % 3 Diatas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00 15 % 4 Diatas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 200.000.000,00 25 % 5 Diatas Rp 200.000.000,00 35 %

Sumber:Undang–Undang Pajak RI

b. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah

sebagai berikut;

Tabel 2.7

Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap

No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak 1 Sampai dengan Rp 50.000.000,00 10 % 2 Diatas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00 15 % 3 Diatas Rp 100.000.000,00 30 %

Sumber:Undang–Undang Pajak RI

Page 50: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

l

E. Perbedaan Perlakuan Penyusutan dari Sudut Pandang Akuntansi dan Pajak

Tabel 2.8 Perbedaan Perlakuan Penyusutan dari Sudut Pandang Akuntansi dan Pajak

Akuntansi Komersial Akuntansi Fiskal Masa manfaat: a. Masa manfaat ditentukan aktiva

berdasarkan taksiran umur ekonomis maupun teknis

b. Ditelaah ulang secara periodik c. Nilai residu bisa diperhitungkan

Masa manfaat: a. Ditetapkan berdasarkan keputusan

Menteri Keuangan b. Nilai residu tidak diperhitungkan

Harga perolehan: a. Untuk pembelian menggunakan

harga sesungguhnya b. Untuk pertukaran aktiva tidak sejenis

menggunakan harga wajar c. Untuk pertukaran sejenis

berdasarkan nilai buku aktiva yang lepas

d. Aktiva sumbangan berdasarkan harga pasar

Harga perolehan: a. Untuk transaksi yang tidak

mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga yang sesungguhnya

b. Untuk transaksi yang mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga pasar

c. Untuk transaksi tukar–menukar adalah berdasarkan harga pasar

d. Dalam rangka likuidasi, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau penggabungan adalah harga pasar kecuali ditentukan lain oleh Menteri Keuangan

e. Jika direvaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi

Metode penyusutan: a. Garis lurus b. Jumlah angka tahun c. Saldo menurun / menurun ganda d. Metode jam jasa e. Unit produksi f. Anuitas g. Sistem persediaan Perusahaan dapat memilih salah satu metode yang dianggap sesuai, namun harus diterapkan secara konsisten dan harus ditelaah secara periodik

Metode penyusutan: a. Untuk aktiva tetap bangunan adalah

garis lurus b. Untuk aktiva tetap bukan bangunan

Wajib Pajak dapat memilih garis lurus atau saldo menurun ganda asal diterapkan secara taat asas

Sistem penyusutan: a. Penyusutan individual b. Penyusutan gabungan / kelompok

Sistem penyusutan: a. Penyusutan secara individual kecuali

untuk peralatan kecil, boleh secara golongan

Saat dimulainya penyusutan: a. Saat perolehan b. Saat penyelesaian

Saat dimulainya penyusutan: a. Saat perolehan b. Dengan izin Menteri Keuangan dapat

dilakukan pada tahun penyelesaian atau tahun mulai menghasilkan

Sumber:Early Suandy Perencanaan Pajak

Page 51: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

li

F. Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perencanaan pajak

dan penyusutan aktiva tetap, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Amalia (2005), yang berjudul

perbedaan kebijakan akuntansi dan fiskal: penyusutan dan amortisasi,

leasing dan revaluasi aktiva tetap. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

antara kebijakan akuntansi dan fiskal banyak memiliki perbedaan–

perbadaan ini lebih disebabkan oleh perbedaan tujuan dari masing–masing

kebijakan tersebut. Kebijakan fiskal ditujukan untuk menyajikan informasi

perpajakan yang cepat, tepat, dan lengkap kepada administrasi pajak. Oleh

karena itu, penampilan akuntansi (metode, prosedur, dan teknik

pembukuan) sangat dipengaruhi oleh hukum pajak. Selain itu tujuan

kebijkan pemajakan meliputi tiga aspek yaitu: (a) alokasi, (b) distribusi,

(c) stabilisasi. Secara singkat perbedaan kebijakan akuntansi dan fiskal

dalam hal penyusutan dan amortisasi, leasing dan revaluasi aktiva tetap

tampak seperti: (1) penetapan pendapatan dan beban, (2) konsistensi, (3)

konservatisme, (4) substansi mengesampingkan bentuk formal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yongki Cahyaningrum pada tahun 2005,

yang berjudul beda akuntansi dan fiskal dalam menentukan Penghasilan

Kena Pajak dan Pajak Penghasilan Badan. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah terdapat perbedaan konsep dan tujuan pelaporan penghasilan

menurut PSAK dan UU PPh dimana dalam PSAK mengacu pada

bertambahnya aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan

Page 52: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lii

kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi dari kontribusi

penanam modal sedangkan dalam UU PPh mengacu pada penerapan broad

based taxation yang mengenakan pajak atas semua tambahan kemampuan

ekonomis yang diperoleh dari Indonesia maupun luar Indonesia.

Tujuan laporan keuangan komersial adalah memberikan informasi tentang

posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan bagi pengguna laporan

keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan serta merupakan

pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber–sumber daya

yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan penyusunan laporan keuangan

fiskal adalah untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak dan Pajak

Penghasilan terutang yang berkaitan dengan penerimaan Negara.

Tabel 2.9 Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan

Fiskal LKK LKF Dasar penyusunan

Standar Akuntansi Keuangan Undang–Undang Perpajakan

Tujuan 1. Menghitung laba bersih 2. Mengukur kinerja

Menghitung besarnya pajak terutang

Akibat penyimpangan

1. Pengambilan keputusan yang tidak tepat oleh manajemen

2. Opini yang buruk terhadap laporan keuangan dari stakeholder

Sanksi dibidang perpajakan berupa: 1. Sanksi

administrasi 2. Sanksi pidana

Sumber:Yongki Cahyaningrum beda akuntansi dan fiskal dalam menentukan Penghasilan Kena Pajak dan Pajak Penghasilan Badan Perbedaan konsep maupun tujuan laporan keuangan antara akuntansi dan

fiskal perbedaan tersebut mengakibatkan perlunya rekonsiliasi laporan

keuangan fiskal yaitu koreksi fiskal positif maupun negatif terhadap

Laporan Keuangan Komersial hingga diperoleh sebuah Laporan Keuangan

Page 53: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

liii

Fiskal. Wajib Pajak harus membuat koreksi fiskal tersebut dalam laporan

keuangan yang disampaikan sebagai lampiran SPT Tahunan PPh Badan.

Perbedaan antara LKK dan LKF dapat dikelompokkan menjadi perbedaan

tetap dan perbedaan sementara dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 2.10 Beda Tetap dan Beda Sementara Laporan Keuangan Komersial dan

Laporan Keuangan Fiskal Beda Tetap Penghasilan Beda Tetap Biaya Beda Sementara

1. Penerimaan yang menurut SAK merupakan penghasilan tetapi menurut UU PPh bukan merupakan penghasilan

1. Pengeluaran – pengeluaran yang menurut SAK adalah biaya tetapi menurut UU PPh tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (pasal 9 UU PPh)

1. Perbedaan pembebanan biaya tiap periode akuntansi karena perbedaan metode yang digunakan tetapi secara keseluruhan jumlah yang dibebankan sebagai biaya adalah sama.

2. Penghasilan yang dikenakan PPh final

3. Penerimaan yang menurut SAK bukan penghasilan tetapi menurut UU PPh adalah penghasilan

Sumber:Yongki Cahyaningrum beda akuntansi dan fiskal dalam menentukan Penghasilan Kena Pajak dan Pajak Penghasilan Badan

Selain perbedaan menurut kelompok beda tetap dan beda sementara,

biasanya sering timbul perbedaan yang disebabkan beda persepsi antara

Wajib Pajak dengan fiskus atas suatu peraturan perundang–undangan

dimana Wajib Pajak dan fiskus mempunyai interprestasi masing–masing

terhadap sebuah peraturan.

Page 54: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

liv

Harmonisasi akuntansi dan pajak dapat meningkatkan efisiensi dan

pengawasan karena tidak banyak menggunakan sumber daya untuk

melakukan koreksi fiskal namun demikian harmonisasi tersebut agaknya

sulit dilaksanakan secara penuh karena pada dasarnya tujuan dari Laporan

Keuangan Komersial dan Fiskal berbeda.

4. Penelitian yang dilakukan oleh DR. Gunadi (1999), yang berjudul

depresiasi aktiva tetap: suatu tinjauan pajak dan akuntansi. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah perusahaan yang bersifat “capital intensive

enterprise” mempunyai investasi dalam barang modal yang cukup

signifikan dibanding investasi pada barang selain itu. Tujuan perusahaan,

secara ekonomis adalah mencari laba atau nilai tambah dengan

menyediakan barang atau jasa kepada masyarakat. Investasi pada barang

modal (aktiva tetap) merupakan salah satu bentuk (deferred cost) yang

akan dipertemukan secara sistematis dan rasional kepada masa manfaat

atau nilai tambah yang diperoleh dari partisipasi investasi dimaksud.

Penyebaran “cost of capital” secara sistematis dan rasional ini apabila

dikaitkan dengan “tangible asset” sering disebut depresiasi (international

tax glossary, IBDF Netherland, 1998). Selanjutnya apabila dikaitkan

dengan “intangible asset” disebut amortisasi dan apabila dikaitkan dengan

sumber daya alam “natural resources” disebut deplesi. Dalam menghitung

penghasilan neto baik “accounting profit” maupun “taxable profit”,

depresiasi merupakan biaya pengurang.

Page 55: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lv

5. Penelitian yang dilakukan oleh M. Zain (2004), yang berjudul manajemen

perpajakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Beberapa cara yang

dapat ditempuh dalam rangka memanajemeni pajak, sebagai usaha untuk

mengefisiensikan beban pajak melalui penghindaran pajak (tax avoidance)

dan penghematan pajak (tax saving) tetapi tidak melalui penyelundupan

pajak (tax evasion) yang tidak akan ditolelir oleh fiskus. (2)

Memanajemeni pajak tidak akan dapat disusun tanpa didahului penelitian

yang mendalam mengenai masalahanya untuk kemudian distruktur sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan, setelah

mempertimbangkan faktor non tax lainnya dan faktor keunggulan dan

kekurangannya untuk jangka waktu yang relatif panjang. (3) faktor bentuk

usaha, metode akuntansi, periode akunting, dan pengertian penghasilan

yang dapat dikenakan pajak serta keterkaitannya dengan biaya sesuai

ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan, merupakan faktor

yang sangat berperan dalam mendesain manajemen perpajakan. (4)

pemantauan sikap dan tindakan aparat perpajakan dalam melaksanakan

undang–undang (law enforcement) dan secara terus menerus mengikuti

perkembangan perubahan ketentuan peraturan perundang–undangan

perpajakan, merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan dan dipelajari

dengan tujuan agar dengan segera dapat dilakukan perubahan manajemen

perpajakan, apabila desain yang lama sudah tidak sesuai lagi dengan

ketentuan baru tersebut serta kemungkinan munculnya celah–celah untuk

efisiensi pembayaran pajak.

Page 56: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lvi

6. Penelitian yang dilakukan oleh Hasfin Hardi (2000), yang berjudul tax

planning sebagai alternatif meminimalkan pajak. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah untuk perusahaan besar mengatur jumlah pajak

seminimal mungkin akan sangat bermanfaat bagi mereka, karena ada

aliran kas (cash flow) yang nantinya dapat dipergunakan dan dimanfaatkan

untuk kepentingan perusahaan lainnya, dalam artian untuk pengeluaran–

pengeluaran yang berhubungan langsung dengan kegiatan pokok

perusahaan. Yang paling penting dalam hal mengatur jumlah pajak yang

harus dibayar sehinga seminimal mungkin adalah pengetahuan yang

mendalam tentang peraturan–peraturan perpajakan itu sendiri. Karena, hal

tersebut dialakukan dengan memanfaatkan celah–celah atau hal–hal yang

belum diatur dalam undang–undang (loopholes). Ada beberapa strategi

yang bisa dilakukan dalam meminimalkan jumlah pajak yang harus

dibayar yaitu pergeseran (shifting), kapitalisasi, transformasi,

penghindaran (avoidance) dan penyelundupan (evasion). Semua strategi

diatas merupakan bagian dari tax planning. Tax planning memberikan

suatu formula umum yang bisa digunakan untuk mengatur secara

sistematis jumlah pajak yang harus dibayar. Di dalam formula umum ini,

ada item–item yang nantinya harus menjadi pusat perhatian dari Wajib

Pajak atau apabila menggunakan konsultan adalah tax planner.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Yenni Mangonting (1999), yang berjudul

Tax planning: sebuah pengantar sebagai alternatif meminimalkan pajak.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah banyak orang baik secara pribadi

Page 57: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lvii

maupun kelompok merasa enggan untuk membayar pajak. Keengganan ini

bisa jadi disebabkan karena tidak adanya kontraprestasi langsung yang

diberikan akibat pembayaran tersebut, bisa juga karena pajak itu oleh

mereka dianggap sebagai beban sehingga ada usaha–usaha untuk

menguranginya. Untuk perusahaan besar mengatur jumlah pajak

seminimal mungkin akan sangat bermanfaat bagi mereka, karena ada

aliran kas (cash flow) yang nantinya dapat dipergunakan dan dimanfaatkan

untuk kepentingan perusahaan lainnya, dalam artian untuk pengeluaran–

pengeluaran yang berhubungan langsung dengan kegiatan pokok

perusahaan. Yang paling penting dalam hal mengatur jumlah pajak yang

harus dibayar sehinga seminimal mungkin adalah pengetahuan yang

mendalam tentang peraturan–peraturan perpajakan itu sendiri. Karena, hal

tersebut dialakukan dengan memanfaatkan celah–celah atau hal–hal yang

belum diatur dalam undang–undang (loopholes). Ada beberapa strategi

yang bisa dilakukan dalam meminimalkan jumlah pajak yang harus

dibayar yaitu pergeseran (shifting), kapitalisasi, transformasi,

penghindaran (avoidance) dan penyelundupan (evasion). Semua strategi

diatas merupakan bagian dari tax planning. Tax planning memberikan

suatu formula umum yang bisa digunakan untuk mengatur secara

sistematis jumlah pajak yang harus dibayar. Di dalam formula umum ini,

ada item–item yang nantinya harus menjadi pusat perhatian dari wajib

pajak atau apabila menggunakan konsultan adalah tax planner.

Page 58: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lviii

G. Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan berfungsi sebagai alat pengukur kinerja suatu

perusahaan. apakah perusahaan dapat berjalan dengan baik atau tidak, dapat

diketahui dari laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari: neraca,

laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan tambahan lainnya. Laporan

yang dimaksudkan tersebut adalah laporan keuangan komersil. Yaitu laporan

yang dibuat oleh pihak manajemen yang mengacu kepada Standar Akuntansi

Keuangan.

Untuk kepentingan pajak, laporan tersebut tidak dapat digunakan sehingga

perlu dibuat suatu laporan keuangan untuk perpajakan yang disebut dengan

laporan keuangan fiskal. Laporan keuangan fiskal dapat dibuat mengacu

kepada Undang–Undang Pajak yang berlaku.

Laporan keuangan yang telah dibuat sesuai dengan Undang–Undang Pajak

tadi atau disebut laporan keuangan fiskal kemudian dilakukan koreksi fiskal

dan dibuat perencanaan pajaknya (tax planning), sehingga terbentuk suatu

laporan keuangan dengan perencanaan pajak. Laporan keuangan ini dibuat

untuk mengurangi atau meminimalisasi perbedaan–perbedaan yang

disebabkan oleh perbedaan perlakuan dan penerapan segala sesuatu yang

berkaitan dengan penyusutan antara komersial (mengacu pada Standar

Akuntansi Keuangan) dan fiskal (mengacu pada Undang–Undang Pajak).

Perbedaan yang diminimalisasi yaitu Beda Tetap/Beda Permanen (Permanent

Difference) dan Beda Waktu/Beda Temporer (Temporary Difference).

Page 59: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lix

Perencanaan yang telah dibuat pada laporan keuangan tadi berkaitan dengan

skripsi ini yaitu mengarah kepada perencanaan penyusutan aktiva tetap.

Minimalisasi terhadap perbedaan tersebut akan sangat berpengaruh

terhadap besar kecilnya laba perusahaan, baik laba secara komersial maupun

laba secara fiskal. Pengaruh terhadap laba perusahaan tersebut juga akan

sangat berpengaruh kepada Penghasilan Kena Pajak perusahaan dan akhirnya

akan berpengaruh kepada Pajak Penghasilan (PPh) perusahaan. Penulis

merumuskan kerangka pemikiran tersebut dalam bagan berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan Perusahaan

SAK Laporan Keuangan Komersial

Laporan Keuangan Fiskal

Koreksi Fiskal Perencanaan Pajak

Laporan Keuangan dengan Perencanaan Pajak

UU Pajak

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Pajak Penghasilan (PPh)

Page 60: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lx

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Tempat penelitian yang dipilih oleh penulis pada penelitian kali ini yaitu

pada PT. Asuransi Bintang Tbk, karena PT. Asuransi Bintang Tbk adalah

salah satu perusahaan yang bergerak dibidang asuransi yang telah berdiri sejak

tanggal 17 Maret 1995, selain itu PT. Asuransi Bintang Tbk juga telah go

public atau terbuka untuk umum, hal inilah yang membuat peneliti tertarik

untuk memilih PT. Asuransi Bintang Tbk sebagai tempat penelitian. Pada

penelitian ini, penulis membahas tentang perencanaan pajak pada PT Asuransi

Bintang Tbk, tetapi karena keterbatasan pengetahuan penulis, penulis tidak

membahas perencanaan pajak secara keseluruhan tetapi hanya membahas

perencanaan pajak penyusutan aktiva tetap saja.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian yaitu pada

bagian/divisi akuntansi khususnya bagian (staf) yang mengerjakan aktiva tetap

PT. Asuransi Bintang Tbk. Adapun data yang digunakan pada penelitian ini

adalah data mengenai aktiva tetap PT. Asuransi Bintang Tbk disertai dengan

laporan keuangan tahun 2006 dan SPT serta data–data pendukung lainnya.

B. Metode Penarikan Sampel

1. Populasi

Ukuran populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dalam

struktur organisasi PT. Asuransi Bintang Tbk. Sedangkan yang menjadi

Page 61: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxi

unit analisisnya adalah bagian/divisi akuntansi khususnya bagian (staf)

yang mengerjakan aktiva tetap pada PT. Asuransi Bintang Tbk. Adapun

yang dianalisa yaitu, laporan keuangan tahun 2006, daftar aktiva tetap

perusahaan serta SPT Tahunan tahun 2006.

2. Sampel

Melihat unit analisis diatas, maka teknik penarikan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan mengambil teknik Pemilihan Sampel

Bertujuan (Purposive Sampling). Pemilihan Sampel Bertujuan (Purposive

Sampling) yaitu penentuan sampel dengan mengambil data-data tertentu

yang dianggap sesuai dan terkait dengan penelitian yang dilakukan.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dapat penulis uraikan adalah dengan

menggunakan Content analysis, data primer (Primary Data) dan data

sekunder (Secondary Data).

1. Content Analysis

Merupakan matode pengumpulan data dengan menggunakan data primer.

Content analysis merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui

teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen.

Tujuan content analysis melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau

informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan

deskripsi yang objektif dan sistematik (indriantoro dan supomo,

2002:159). Adapun dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini

Page 62: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxii

diantaranya adalah laporan keuangan tahunan, SPT Tahunan dan

dokumen–dokumen lain yang mendukung.

2. Data Primer (Primary Data)

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Dan pada

penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode survey dengan cara

wawancara langsung kepada responden. Dan selain wawancara, cara yang

digunakan juga teknik observasi.

3. Data Sekunder (Secondary Data)

Yaitu, data yang diperoleh secara tidak langsung/melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu seperti dari

membaca buku–buku dan referensi, jurnal–jurnal, catatan-catatan

perkuliahan, artikel, peraturan-peraturan perpajakan dan lain sebagainya.

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini

menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

1. Pendekatan Kuantitatif

Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui

pengkuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan

analisis data dengan membuat simulasi-simulasi mengenai metode

penyusutan.

Page 63: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxiii

2. Pendekatan Kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan kepada

pemahaman mengenai masalah-masalah atau gambaran secara deskriptif

mengenai objek yang sedang diteliti. Adapun pendekatan kualitatif ini

lebih menekankan pada penjabaran mengenai perencanaan pajak

penyusutan aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Asuransi Bintang Tbk.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai

yang diterapkan dalam satu penelitian dan dimaksudkan untuk memastikan

agar variabel yang diteliti secara jelas dapat dilihat indikatornya atau sub

variabelnya. Operasional variabel penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Aktiva tetap (Fixed assets)

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap

pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi

perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal

perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

2. Penyusutan

Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan

dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat.

3. Perencanaan Pajak (Tax planning)

Perencanaan pajak adalah proses pengorganisasian usaha Wajib Pajak

sedemikian rupa sehimgga hutang pajaknya baik Pajak Penghasilan

Page 64: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxiv

maupun pajak–pajak lainnya berada dalam posisi yang minimal, sepanjang

hal ini dimungkinkan oleh ketentuan peraturan perundang–undangan yang

berlaku.

Page 65: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxv

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil PT. Asuransi Bintang TBK

1. Latar Belakang Berdirinya PT. Asuransi Bintang TBK

PT. Asuransi Bintang Tbk, yang dikenal dikalangan industri asuransi

dengan sebutan "Bintang", adalah salah satu di antara perusahaan asuransi

nasional. "Bintang" didirikan pada tanggal 17 Maret 1955 oleh beberapa

tokoh pengusaha nasional, yang sebagian besar juga adalah pelaku

revolusi fisik menjelang kemerdekaan pada tahun 1945. Mereka adalah Ali

Algadri, Idham, Ismet, Wibowo (almarhum), Soedarpo Sasrosatomo, Pang

Lay Kim (almarhum), Roestam Moenaf dan Johan Radi Koesman

(almarhum). Saat ini sebagian dari para pendiri perusahaan tersebut masih

aktif memberikan arah kebijakan perusahaan dalam kapasitas mereka

sebagai komisaris.

Sejak tanggal 3 November 1989 "Bintang" telah menjadi perusahaan

Publik dimana sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kemampuan

"Bintang" untuk terus tumbuh selama empat dasawarsa adalah berkat

ketaatazasan kepada dasar-dasar perusahaan asuransi yang sehat, yang

terutama, prinsip keseimbangan (equilibrium) antara penerapan

underwriting policy yang konservatif, dengan operasi pengembangan pasar

secara dinamis.

Page 66: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxvi

Manajemen "Bintang" percaya bahwa peningkatan profesionalisme

dan kesejahteraan karyawan, serta penyediaan kesempatan seluas-luasnya

bagi setiap personil untuk aktualisasi diri dalam tim kerja yang produktif,

pada gilirannya akan mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada

para nasabah. Dengan demikian akan menjamin kelangsungan

pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

2. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Inti Perusahaan

a. VISI

Menjadi pemain utama dan pencipta tren bisnis Asuransi

konsumer, melalui perusahaan yang dikelola oleh orang-orang dengan

produktivitas dan kemampuan yang tinggi, agar dapat menghasilkan

pertumbuhan usaha dan manfaat bagi para pemegang saham, pegawai

dan nasabah dengan tetap mematuhi nilai-nilai inti perusahaan dan

peraturan yang berlaku.

b. MISI

Menghasilkan produk dan jasa yang mudah dinikmati dan dapat

memberi nilai tambah sesuai kebutuhan konsumen; serta memberi

kesempatan kepada para karyawan terbaik untuk berkembang sejalan

dengan perkembangan perusahaan.

Page 67: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxvii

c. NILAI-NILAI INTI PERUSAHAAN

Nilai-nilai inti perusahaan yaitu berkomitmen, berpikir positif,

dapat dipercaya (“credible”), menerima dan menjalankan tanggung

jawab, hati-hati dalam segala keputusan bisnis (‘prudent’), bekerja

dalam kelompok (“teamwork”), memahami dan menganut etika bisnis

yang sehat (“integrity”), pelayanan pelanggan (internal dan eksternal),

memenuhi standar kualitas serta inovatif.

Unsur-unsur nilai inti diformulasikan dalam semboyan “MAJU”.

M=Mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan serta

melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.

A=Amanah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab serta

senantiasa mencari cara terbaik untuk mencapai tujuan.

J=Jujur, mampu bekerja sama, saling menghormati, disiplin dan

bersedia melakukan perubahan yang bermanfaat bagi semua pihak.

U=Unggul dalam memberikan pelayanan, memahami kebutuhan

pelanggan dan menciptakan produk/jasa yang berkualitas secara

berkesinambungan.

Dalam mengimplementasikan nilai-nilai inti perusahaan, semua

unsur yang ada dimasukkan dalam manajemen kinerja individu

(SISMAJA PRIMA) sebagai faktor-faktor penilaian

Page 68: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxviii

3. Penghargaan

a. Annual Report Award 2002, Peringkat IV, diselenggarakan pada tahun

2003 oleh Panitia Penghargaan Laporan Tahunan 2002.

b. Insurance Award 2002, dengan predikat “sangat bagus”,

diselenggarakan pada tahun 2002 oleh majalah Info Bank.

c. Annual Report Award 2001, Peringkat I, diselenggarakan pada tahun

2002 oleh Panitia Penghargaan Laporan Tahunan 2001.

d. Juara III Bidang Asuransi, Sayembara Laporan Tahunan Perusahaan

1987, diselenggarakan pada tahun 1988 oleh Bapepam.

e. Juara II Bidang Asuransi, Sayembara Laporan Tahunan Perusahaan

1986, diselenggarakan pada tahun 1987 oleh Bapepam.

f. Juara III Bidang Asuransi, Sayembara Laporan Tahunan Perusahaan

1985, diselenggarakan pada tahun 1986 oleh Bapepam.

g. Juara II Bidang Asuransi, Sayembara Laporan Tahunan Perusahaan

1983, diselenggarakan pada tahun 1984 oleh Bapepam.

h. Juara I Bidang Asuransi, Sayembara Laporan Tahunan Perusahaan

1981, diselenggarakan pada tahun 1982 oleh Bapepam.

i. Juara II Bidang Asuransi, Sayembara Laporan Tahunan Perusahaan

1980, diselenggarakan pada tahun 1981 oleh Bapepam.

j. Juara I Bidang Asuransi, Sayembara Laporan Tahunan Perusahaan

1979, diselenggarakan pada tahun 1980 oleh Bapepam.

Page 69: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxix

4. Produk

a) Bintang eCargo

b) Perlindungan PERISAY

Semua produk asuransi dengan merek PERISAY dirancang untuk

memenuhi kebutuhan perorangan. Perlindungan PERISAY

memberikan perlindungan asuransi dengan memberikan kebebasan

bagi nasabah untuk memilih luas lingkup jaminan dengan harga yang

terjangkau. Tingkat premi juga ditentukan oleh pengalaman klaim dan

faktor lainnya dari calon tertanggung atau objek pertanggungan. Jenis

perlindungan PERISAY ini adalah:

1. PERISAY Mobil Individual (PMI)

2. PERISAY Rumah Seisinya (PRS)

3. PERISAY Sehat Individual (PSI)

c) Perlindungan Non PERISAY

Mencangkup semua perlindungan atas; kerugian atau kerusakan

atas harta benda, gangguan usaha, tanggung jawab hukum, dengan

menggunakan berbagai ragam polis standar berikut perluasan-

perluasannya yang tersedia di pasar lokal. Pertanggungan dapat juga

diberikan secara “tailor made” sesuai dengan kebutuhan tertanggung.

Jenis pertangungan Non PERISAY anatara lain:

a) Asuransi Pengangkutan

b) Asuransi Kebakaran

c) Asuransi Gangguan Usaha

Page 70: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxx

d) Asuransi Rekayasa dan Kerusakan Mesin

e) Asuransi Kendaraan Bermotor

f) Asuransi Kecelakaan Diri

g) Asuransi Tanggung Gugat

h) Asuransi Usaha Kecil Menengah (UKM)

i) Asuransi Konstruksi

5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Asuransi Bintang Tbk adalah sebagai berikut:

Page 71: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi

Sumber: data komersial

Board of Commissioners Audit Committee

Board of Directors

Internal Audit Corporate Secretary

Directorate of Business Services

Directorate of Technical Services

Directorate of Financial Services

Directorate of Administration Services

Sales Division

Technical Division

Account&Sop Dev Division

Information Tech Division

Agency Dept

Brokers Serv Dept

Direct Sales Dept

Tele Sales Dept

Claim Dept

Underwriting Dept

Reinsurance Dept

Accounting Dept

SOP Development Dept

System Management Dept

Sysytem Development Dept

Marketing Division

Marketing Comm Dept

Business&Product Dept

Customer Service Dept

Finance&Investment Division

Finance Dept

Investment Dept

Support Service Division

HRD Dept

General Service Dept

Page 72: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxii

B. Hasil dan Pembahasan

1) Kebijakan Pajak Untuk Penyusutan

Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan

sepanjang masa mafaat yang diestimasi. Penyusutan perlu dilakukan

karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aktiva tersebut semakin

berkurang. Pengurangan nilai aktiva dibebankan secara bertahap.

Kebijakan pajak untuk penyusutan harus mempertimbangkan tiga hal

yaitu:

a) Keadilan Pajak (tax equity)

Untuk keadilan pajak perlu diperhatikan jenis kegiatan dari Wajib

Pajak, apakah perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa, bagaimana

struktur modalnya, padat modal (capital intensive) atau padat karya

(labour intensive). Dengan adanya penyusutan maka kegiatan uasaha

manufaktur atau jenis usaha yang padat modal akan lebih diuntungkan

dibanding dengan yang lainnya.

b) Kebijakan Ekonomi

Dengan adanya penyusutan membawa akibat pada peningkatan

modal (capital growth). Jika penyusutan besar maka laba setelah pajak

juga besar, pengembalian atas investasi (return on investment/ROI)

besar, sehingga arus kas menjadi tinggi. Menurut ketentuan

perpajakan, perhitungan penyusutan dimulai pada tahun perolehan.

Secara ekonomis dapat diatur dengan peraturan tertentu secara selektif,

Page 73: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxiii

untuk mendorong atau menghambat suatu peningkatan modal.

Penyusutan secara selektif dapat dibedakan menjadi:

a) Penyusutan untuk barang baru atau barang bekas

b) Penyusutan berdasarkan jenis industri tertentu

c) Penyusutan berdasarkan jenis aktiva

d) Penyusutan berdasarkan lokasi (terpencil)

c) Administrasi

Secara administrasi penyusutan dapat dibedakan menjadi dua yaitu

sederhana dan kompleks. Pemilihan jenis penyusutan, baik yang

sederhana ataupun yang kompleks, tergantung pada beberapa hal,

seperti besarnya biaya administrasi, sumber daya manusia, dan

kepatuhan dari Wajib Pajak.

2) Aktiva Tetap PT. Asuransi Bintang Tbk

PT. Asuransi Bintang Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak

di bidang jasa asuransi. Jika dilihat dari jenis perusahaannya, PT. Asuransi

Bintang Tbk bukan termasuk jenis perusahaan yang padat modal, karena

perusahaan ini tidak memiliki banyak aktiva tetap seperti perusahaan padat

modal. Berikut ini akan dijabarkan jenis-jenis aktiva tetap beserta

kelompoknya, masa manfaat serta tarif penyusutan dari masing-masing

aktiva tetap yang dimiliki oleh PT. Asuransi Bintang Tbk.

Page 74: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxiv

Tabel 4.1 Daftar Aktiva Tetap PT. Asuransi Bintang Tbk

Jenis Aktiva Masa Manfaat Tarif Penyusutan

1. Gedung Kantor 20 Tahun 5% 2. Mesin Kantor 8 Tahun 12.5% 3. Sepeda Motor 5 Tahun 20% 4. Mobil 5 Tahun 20% 5. Mebel dan Peralatan dari

logam 8 Tahun 12.5%

Sumber: Laporan Keuangan Komersial

Menurut catatan atas laporan keuangan konsolidasi perusahaan,

aktiva tetap yang dimiliki oleh PT. Asuransi Bintang Tbk yang dapat

disusutkan selain tanah terbagi menjadi tiga, yaitu: bangunan, perabot dan

peralatan, dan kendaraan bermotor. Berikut ini akan dijabarkan nilai

perolehan beserta nilai penyusutan dari aktiva tetap PT. Asuransi Bintang

Tbk berdasarkan catatan atas laporan keuangan konsolidasi perusahaan.

Page 75: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxv

Tabel 4.2 Aktiva Tetap

PT. Asuransi Bintang Tbk dan Anak Perusahaan Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi

Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah)

Uraian 1 Januari Penambahan Pengurangan 31 Desember

Biaya perolehan atau penilaian kembali Tanah 18,906,417 - - 18,906,417

Bangunan 10,042,664 35,465 - 10,078,883 Perabot dan

peralatan kantor

10,116,129 691,819 71,065 10,736,883

Kendaraan Bermotor 6,922,883 686,150 826,500 6,782,533

Jumlah 45,988,093 1,413,434 897,565 46,503,962 Akumulasi Penyusutan

Bangunan 2,423,556 763,859 - 3,187,415 Perabot dan

Peralatan Kantor

5,940,677 1,347,516 44,794 7,243,399

Kendaraan Bermotor 5,161,878 917,194 707,750 5,371,322

Jumlah 13,526,111 3,028,569 752,544 15,802.136 Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Asuransi Bintang Tbk

3) Metode Penyusutan

Mulai tahun 1995 Wajib Pajak diperkenankan untuk memilih metode

penyusutan fiskal untuk aktiva tetap berwujud bukan bangunan yaitu

metode saldo menurun atau metode garis lurus. Metode mana yang akan

dipakai tergantung kepada Wajib Pajak, sepanjang dilaksanakan dengan

taat azas. Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa metode yang dipilih

harus diterapkan terhadap seluruh kelompok harta. Dengan demikian,

tidak dapat terhadap kelompok satu diterapkan metode saldo menurun,

sedangkan kepada kelompok lainnya diterapkan metode garis lurus. Dalam

hal Wajib Pajak memilih saldo menurun maka pada tahun terakhir masa

Page 76: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxvi

manfaat nilai sisa buku harta yang bersangkutan disusutkan seluruhnya.

Aktiva tetap bangunan hanya menggunakan satu metode yaitu metode

garis lurus. Penentuan metode penyusutan secara tepat penting untuk

dilakukan dalam perencanaan pajak terutama untuk perusahaan-

perusahaan yang padat modal. Berdasarkan pasal 11 UU PPh metode

penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan penyusutan terhadap

aktiva tetap bukan bangunan adalah garis lurus dan saldo menurun.

Pada SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan PT. Asuransi Bintang

Tbk tahun pajak 2006 dapat terlihat bahwa untuk seluruh kelompok aktiva

tetap yang dimiliki oleh PT. Asuransi Bintang Tbk menggunakan metode

penyusutan garis lurus. Sedangkan menurut fiskal selain kelompok aktiva

tetap gedung kantor, metode yang dipakai adalah saldo menurun.

4) Perhitungan

Secara umum tax planning didefinisikan sebagai proses

mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian rupa sehingga hutang

pajaknya berada pada posisi yang minimal, sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan

daripada perencanaan pajak penyusutan aktiva tetap adalah untuk untuk

meminimalisasi jumlah pajak yang dibayarkan dengan cara membuat

perencanaan terhadap penyusutan aktiva tetap perusahaan tersebut.

Berikut ini akan dijabarkan perhitungan terhadap penyusutan aktiva

tetap PT. Asuransi Bintang Tbk disertai dengan simulasi mengenai metode

Page 77: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxvii

penyusutan yang berbeda dengan yang digunakan oleh PT. Asuransi

Bintang Tbk. Perhitungan dibawah ini adalah contoh perhitungan terhadap

aktiva tetap yang mengunakan data pada SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Badan PT. Asuransi Bintang Tbk pada tahun pajak 2006. Perhitungan di

bawah ini juga disertai dengan discount factor 8.25% jumlah nilai tunai

(present value) dari akumulasi biaya penyusutan dengan menggunakan

dua metode yaitu metode garis lurus dan saldo menurun. Selain discount

factor 8.25% juga digunakan tarif pajak sebesar 30% yaitu tarif pajak

tertinggi, karena kondisi dari PT. Asuransi Bintang Tbk pada tahun 2006

mengalami kerugian, maka tarif pajak 30% hanya diasumsikan bahwa PT.

Asuransi Bintang Tbk telah mencapai laba diatas Rp. 100,000,000.00

(seratus juta rupiah)

Perhitungan untuk mendapatkan Faktor Bunga Nilai Sekarang

(Present Value Interest Factor/PVIF) ini menggunakan rumus sebagai

berikut:

PVIF i,n = 1 / (1+i)n

Dari rumus Faktor Bunga Nilai Sekarang (Present Value Interest

Factor/PVIF) dengan tingkat diskon 8.25% (Data Lembaga Penjamin

Saham (LPS) yang dikutip dari Koran Investor Daily edisi Jum’at tanggal

14 Desember 2007) didapat perhitungan dan hasilnya sebagai berikut:

PVIF i,n = 1 / (1+i)n

1. PVIF Tahun 1 = 1 / (1+0.0825)1 = 0. 923788

2. PVIF Tahun 2 = 1 / (1+0.0825)2 = 0.853383

Page 78: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxviii

3. PVIF Tahun 3 = 1 / (1+0.0825)3 = 0.788345

4. PVIF Tahun 4 = 1 / (1+0.0825)4 = 0.728263

5. PVIF Tahun 5 = 1 / (1+0.0825)5 = 0.672760

6. PVIF Tahun 6 = 1 / (1+0.0825)6 = 0.621488

7. PVIF Tahun 7 = 1 / (1+0.0825)7 = 0.574123

8. PVIF Tahun 8 = 1 / (1+0.0825)8 = 0.530367

9. dst.

Dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus Faktor Bunga Nilai

Sekarang (Present Value Interest Factor/PVIF) dengan tingkat diskon

8.25%, hasilnya dapat digunakan untuk menghitung penyusutan terhadap

aktiva tetap yang ada. Sehingga akan didapat Present Value (PV) dari

kedua metode penyusutan yang dipakai yaitu garis lurus dan saldo

menurun. Dibawah ini akan dijabarkan beberapa contoh perhitungan

(simulasi) terhadap kedua metode penyusutan antara garis lurus dan saldo

menurun, perhitungan yang akan dijabarkan yaitu perhitungan terhadap

salah satu aktiva pada masing–masing jenis aktiva pada tiap-tiap

kelompoknya. Perhitungannya dilakukan terhadap semua aktiva tetap yang

dimiliki oleh PT Asuransi Bintang Tbk, terkecuali pada kelompok

permanen yaitu gedung kantor, karena pada aktiva tetap gedung kantor,

baik masa manfaatnya yaitu 20 tahun maupun persentase penyusutannya

sama dengan yang ditentukan oleh UU Perpajakan yaitu 5% dan juga

metode yang dipakai oleh PT. Asuransi Bintang Tbk dengan yang diakui

atau diperbolehkan oleh UU Pajak sama yaitu garis lurus, sehingga jika

Page 79: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxix

dihitung hasilnya akan nol atau tidak terdapat penghematan pajak.

Perhitungannya dimulai dari perhitungan Present Value (PV) per tahun

sampai dengan penghematan pajak akibat perbedaan pemakaian kedua

metode penyusutan yang diakui atau diperbolehkan oleh UU Perpajakan.

Khusus untuk perhitungan metode saldo menurun dari sudut pandang

komersial, perhitungannya menggunakan nilai buku bukan menggunakan

harga perolehan. Nilai buku tersebut didapat dengan cara harga perolehan

aktiva tersebut dikalikan dengan tarif dua kali tarif garis lurus, lalu didapat

nilai beban penyusutan, karena pada tahun pertama nilai beban penyusutan

adalah termasuk saldo akumulasi penyusutan, maka kemudian harga

perolehan dikurangi nilai saldo akumulasi penyusutan tahun pertama

didapat nilai buku akhir tahun pertama, dan pada perhitungan untuk tahun-

tahun berikutnya adalah sama dengan perhitungan tahun pertama.

Dibawah ini akan dijabarkan salah satu contoh perhitungan saldo menurun

pada aktiva mesin kantor:

Tabel 4.3 Contoh Perhitungan Penyusutan Menurut Saldo Menurun dari

Sudut Pandang Komersial

Tahun

Nilai buku aktiva pada

tahun pertama

Tarif saldo

menurun

Debet beban penyusutan

Saldo akumulasi

penyusutan

Nilai buku akhir tahun

1 11,765,000 25% 2,941,250 2,941,250 8,823,750 2 8,823,750 25% 2,205,937.5 5,147,187.5 6,617,812.5 3 6,617,812.5 25% 1,654,453.13 6,801,640.63 4,963,359.38 4 4,963,359.38 25% 1,240,839,84 8,042,480.47 3,722,519.54 5 3,722,519.54 25% 930,629.88 8,973,110.35 2,791,889.66 6 2,791,889.66 25% 697,972.41 9,671,082.76 2,093,917.25 7 2,093,917.25 25% 523,479.31 10,194,562.07 1,570,437.93 8 1,570,437.93 25% 1,570,437.93 11,765,000.00 0

Sumber: Data diolah

Page 80: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxx

Perhitungan penyusutan selanjutnya akan dijabarkan dibawah ini,

akan tetapi hanya dijabarkan contoh dari masing-masing jenis aktivanya

saja, perhitungannya sebagai berikut:

Page 81: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxi

Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Penyusutan dan Nilai Tunai dengan Tingkat Diskon 8.25% antara Komersial dan Fiskal disertai dengan

Perbandingan Penghematan Pajaknya

1. MESIN KANTOR 12/2005 KELOMPOK 1

HP 11,765,000.00 UE FISKAL 4 SM = 50% GL = 25%

UE KOMESIAL 8 GL = 12.5% SM = 25%

FISKAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 2,941,250.00 2,717,091.46 5,882,500.00 5,434,182.91 0.923788

2 2,941,250.00 2,510,012.75 2,941,250.00 2,510,012.75 0.853383

3 2,941,250.00 2,318,719.73 1,470,625.00 1,159,359.87 0.788345

4 2,941,250.00 2,142,003.55 1,470,625.00 1,071,001.77 0.728263

11,765,000.00 9,687,827.48 11,765,000.00 10,174,557.30

GARIS LURUS SALDO MENURUN KET

NOMINAL PV NOMINAL PV

HARGA PEROLEHAN 11,765,000.00 11,765,000.00 11,765,000.00 11,765,000.00

BIAYA PENYUSUTAN 11,765,000.00 9,687,827.48 11,765,000.00 10,174,557.30

PPh 30% 3,529,500.00 2,906,348.24 3,529,500.00 3,052,367.19

PENGHEMATAN PAJAK 146,018.95

KOMERSIAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 1,470,625.00 1,358,545.73 2,941,250.00 2,717,091.46 0.923788

2 1,470,625.00 1,255,006.37 2,205,937.50 1,882,509.56 0.853383

3 1,470,625.00 1,159,359.87 1,654,453.13 1,304,279.85 0.788345

4 1,470,625.00 1,071,001.77 1,240.839.84 903,657.75 0.728263

5 1,470,625.00 989,377.68 930,629.88 626,090.56 0.672760

6 1,470,625.00 913,975.79 697,972.41 433,781.48 0.621488

7 1,470,625.00 844,319.64 523,479.31 300,541.51 0.574123

8 1,470,625.00 779,970.97 1,570,437.93 832,908.45 0.530367

11,765,000.00 8,371,557.81 11,765,000.00 9,000,860.61

GARIS LURUS SALDO MENURUN KET

NOMINAL PV NOMINAL PV

HARGA PEROLEHAN 11,765,000.00 11,765,000.00 11,765,000.00 11,765,000.00

BIAYA PENYUSUTAN 11,765,000.00 8,371,557.81 11,765,000.00 9,000,860.61

PPh 30% 3,529,500.00 2,511,467.34 3,529,500.00 2,700,258.18

PENGHEMATAN PAJAK (188,790.84)

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

Page 82: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxii

PV 2,511,467.34 2,700,258.18 2,906,348.24 3,052,367.19 PHMTN

PJK (188,790.84) 14,631.32 (203,422.16)

GL:GL 2,511,467.34 2,906,348.24 (394,880.90)

GL:SM 2,511,467.34 3,052,367.19 (540,899.95)

SM:GL 2,700,258.18 2,906,348.24 (206,090.06)

SM:SM 2,700,258.18 3,052,367.19 352,109.00

2. SEPEDA MOTOR 5/2003 KELOMPOK 1

HP 12,100,000.00 UE FISKAL 4 TAHUN SM = 50% GL = 25%

UE KOMESIAL 5 TAHUN GL = 20% SM = 40%

FISKAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 3,025,000.00 2,794,458.70 6,050,000.00 5,588,917.40 0.923788

2 3,025,000.00 2,581,483.58 3,025,000.00 2,581,483.58 0.853383

3 3,025,000.00 2,384,743.63 1,512,500.00 1,192,371.81 0.788345

4 3,025,000.00 2,202,995.58 1,512,500.00 1,101,497.79 0.728263

12,100,000.00 9,963,681.48 12,100,000.00 10,464,270.58

GARIS LURUS SALDO MENURUN KET

NOMINAL PV NOMINAL PV

HARGA PEROLEHAN 12,100,000.00 12,100,000.00 12,100,000.00 12,100,000.00

BIAYA PENYUSUTAN 12,100,000.00 9,963,681.48 12,100,000.00 10,464,270.58

PPh 30% 3,630,000.00 2,989,104.44 3,630,000.00 3,139,281.17

PENGHEMATAN PAJAK 150,176.73

KOMERSIAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 2,420,000.00 2,235,566.96 4,840,000.00 4,471,133.92 0.923788

2 2,420,000.00 2,065,186.86 2,904,000.00 2,478,224.23 0.853383

3 2,420,000.00 1,907,794.90 1,742,400.00 1,373,612.33 0.788345

4 2,420,000.00 1,762,396.46 1,045,440.00 761,355.27 0.728263

5 2,420,000.00 1,628,079.20 1,568,160.00 1,054,995.32 0.672760

12,100,000.00 9,599,024.38 12,100,000.00 10,139,321.07

GARIS LURUS SALDO MENURUN KET

NOMINAL PV NOMINAL PV

HARGA PEROLEHAN 12,100,000.00 12,100,000.00 12,100,000.00 12,100,000.00

BIAYA PENYUSUTAN 12,100,000.00 9,599,024.38 12,100,000.00 10,139,321.07

PPh 30% 3,630,000.00 2,879,707.31 3,630,000.00 3,041,796.32

PENGHEMATAN PAJAK (162,089.01)

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

Page 83: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxiii

PV 2,879,707.31 3,041,796.32 2,989,104.44 3,139,281.17 PHMTN

PJK (162,089.01) (150,176.73) (11,912.28)

GL:GL 2,879,707.31 2,989,104.44 109,397.13

GL:SM 2,879,707.31 3,139,281.17 259,573.86

SM:GL 3,041,796.32 2,989,104.44 (52,691.88)

SM:SM 3,041,796.32 3,139,281.17 97,484.85

3. MEBEL&PERALATAN DARI LOGAM 1/2006 KELOMPOK 2

HP 1,400,000.00 UE FISKAL 8 TAHUN SM = 25% GL = 12.5%

UE KOMESIAL 8 TAHUN GL = 12.5% SM = 25%

FISKAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 175,000.00 161,662.90 350,000.00 323,325.80 0.923788

2 175,000.00 149,342.03 262,500.00 224,013.04 0.853383

3 175,000.00 137,960.38 196,875.00 155,205.42 0.788345

4 175,000.00 127,446.03 147,656.25 107,532.58 0.728263

5 175,000.00 117,733.00 110,742.59 74,502.91 0.672760

6 175,000.00 108,760.40 83,056.64 51,618.71 0.621488

7 175,000.00 100,471.53 62,292.48 35,763.55 0.574123

8 175,000.00 92,814.23 186,877.44 99,113.63 0.530367

1,400,000.00 996,190.48 1,400,000.00 1,071,075.64

GARIS LURUS SALDO MENURUN KET

NOMINAL PV NOMINAL PV

HARGA PEROLEHAN 1,400,000.00 1,400,000.00 1,400,000.00 1,400,000.00

BIAYA PENYUSUTAN 1,400,000.00 996,190.48 1,400,000.00 1,071,075.64

PPh 30% 420,000.00 298,857.14 420,000.00 321,322.69

PENGHEMATAN PAJAK (22,465.55)

KOMERSIAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 175,000.00 161,662.90 350,000.00 323,325.80 0.923788

2 175,000.00 149,342.03 262,500.00 224,013.04 0.853383

3 175,000.00 137,960.38 196,875.00 155,205.42 0.788345

4 175,000.00 127,446.03 147,656.25 107,532.58 0.728263

5 175,000.00 117,733.00 110,742.59 74,502.91 0.672760

6 175,000.00 108,760.40 83,056.64 51,618.71 0.621488

7 175,000.00 100,471.53 62,292.48 35,763.55 0.574123

8 175,000.00 92,814.23 186,877.44 99,113.63 0.530367

1,400,000.00 996,190.48 1,400,000.00 1,071,075.64

KET GARIS LURUS SALDO MENURUN

Page 84: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxiv

NOMINAL PV NOMINAL PV

HARGA PEROLEHAN 1,400,000.00 1,400,000.00 1,400,000.00 1,400,000.00

BIAYA PENYUSUTAN 1,400,000.00 996,190.48 1,400,000.00 1,071,075.64

PPh 30% 420,000.00 298,857.14 420,000.00 321,322.69

PENGHEMATAN PAJAK (22,465.55)

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

PV 298,857.14 321,322.69 298,857.14 321,322.69 0

PHMTN PJK (22,465.55) (22,465.55) 0

GL:GL 298,857.14 298,857.14 0

GL:SM 298,857.14 321,322.69 (22,465.55)

SM:GL 321,322.69 298,857.14 (22,465.55)

SM:SM 321,322.69 321,322.69 0

4. MOBIL 12/2003 KELOMPOK 2

HP 2,704,715,000.00 UE FISKAL 8 TAHUN SM = 25% GL = 12.5%

UE KOMESIAL 5 TAHUN GL = 20% SM = 40%

FISKAL

TH METODE PENYUSUTAN TINGKAT DISKON

GARIS LURUS SALDO MENURUN

NOMIAL PV NOMINAL PV

1 338,089,375.00 312,322,907.55 676,178,750.00 624,645,815.11 0.923788

2 338,089,375.00 288,519,725.11 507,134,062.50 432,779,587.66 0.853383

3 338,089,375.00 266,531,068.33 380,350,546.88 299,847,451.88 0.788345

4 338,089,375.00 246,217,982.51 285,262,910.16 207,746,422.74 0.728263

5 338,089,375.00 227,453,007.93 213,947,182.62 143,935,106.58 0.672760

6 338,089,375.00 210,118,489.49 160,460,386.96 99,724,204.97 0.621488

7 338,089,375.00 194,104,886.24 120,460,386.96 69,092,999.06 0.574123

8 338,089,375.00 179,311,447.55 361,035,870.67 191,481,511.62 0.530367

2,704,715,000.00 1,924,579,514.71 2,704,715,000.00 2,069,253,099.61

GARIS LURUS SALDO MENURUN KET

NOMINAL PV NOMINAL PV

HARGA PEROLEHAN 2,704,715,000.00 2,704,715,000.00 2,704,715,000.00 2,704,715,000.00

BIAYA PENYUSUTAN 2,704,715,000.00 1,924,579,514.71 2,704,715,000.00 2,069,253,099.61

PPh 30% 811,414,500.00 577,373,854.41 811,414,500.00 620,775,929.55

PENGHEMATAN PAJAK (43,402,075.47)

KOMERSIAL

TH METODE PENYUSUTAN TINGKAT DISKON

GARIS LURUS SALDO MENURUN

NOMIAL PV NOMINAL PV

1 540,943,000.00 499,716,652.08 1,081,886,000.00 999,433,304.17 0.923788

2 540,943,000.00 461,631,560.17 649,131,600.00 553,957,872.20 0.853383

3 540,943,000.00 426,449,709.34 389,478,960.00 307,043,790.72 0.788345

4 540,943,000.00 393,948,772.01 233,687,376.00 170,185,869.51 0.728263

Page 85: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxv

5 540,943,000.00 363,924,812.68 350,531,064.00 235,823,278.62 0.672760

2,704,715,000.00 2,145,671,506.28 2,704,715,000.00 2,266,444,115.22

GARIS LURUS SALDO MENURUN KET

NOMINAL PV NOMINAL PV

HARGA PEROLEHAN 2,704,715,000.00 2,704,715,000.00 2,704,715,000.00 2,704,715,000.00

BIAYA PENYUSUTAN 2,704,715,000.00 2,145,671,506.28 2,704,715,000.00 2,266,444,115.22

PPh 30% 811,414,500.00 643,701,451.88 811,414,500.00 679,933,234.56

PENGHEMATAN PAJAK (36,231,782.68)

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

PV 643,701,451.88 679,933,2343.56 577,373,854.41 620,775,929.88

PHMTN PJK (36,231,782.68) (43,402,075.47) 7,170,292.79

GL:GL 643,701,451.88 577,373,854.41 66,327,597.47

GL:SM 643,701,451.88 620,775,929.88 22,925,522.00

SM:GL 679,933,2343.56 577,373,854.41 (102,559,380.15)

SM:SM 679,933,2343.56 620,775,929.88 (59,157,304.68)

Sumber: Data diolah

Data diatas adalah salah satu data aktiva tetap PT. Asuransi Bintang

Tbk yang sudah diolah dan kemudian selanjutnya dihitung mengenai harga

perolehan dari aktiva tetap dari masing-masing kelompok aktiva yang

hasilnya perhitungannya dapat dilihat pada bab lampiran.

Setelah harga perolehan dari setiap kelompok aktiva dihitung,

kemudian perhitungan selanjutnya yaitu perhitungan mengenai biaya

penyusutan dan present value dengan tarif pajak 30% menurut komersial

dan fiskal. Untuk menghitung biaya penyusutan, cara menghitungnya

adalah sebagai berikut:

Biaya Penyusutan = Harga perolehan X Tarif Penyusutan Pajak X PVIF pertahun

Seperti yang sudah dijelaskan pada rumus diatas, biaya penyusutan

dapat diperoleh dengan cara mengalikan antara harga perolehan dari

masing-masing aktiva dengan tarif penyusutan menurut pajak dan

mengalikannya kembali dengan Present Value Interest Factor (PVIF)

Page 86: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxvi

pertahun. Lalu, setelah mendapatkan nilai dari biaya penyusutan tersebut

hasilnya kemudian dijumlahkan dengan nilai biaya penyusutan dari aktiva

sejenis.

Kemudian dari hasil perhitungan data diatas juga akan diperoleh

total hasil perhitungan mengenai nilai tunai (Present Value) dari akumulasi

biaya penyusutan masing-masing aktiva menurut kedua metode yang ada.

Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

Present Value (PV) = Biaya Penyusutan X PPh 30%

Rumus diatas digunakan untuk mencari nilai tunai (Present Value)

dari masing-masing aktiva yaitu dengan cara mengalikan nilai dari biaya

penyusutan yang telah dihitung sebelumnya dengan tarif Pajak

Penghasilan tertinggi yaitu 30%, karena diasumsikan bahwa perusahaan

memperoleh laba lebih dari Rp. 100,000,000.00. Perhitungan mengenai

biaya penyusutan dan persent value denga tarif pajak 30% menurut fiskal

dan komersial untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bab lampiran.

Page 87: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxvii

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Perhitungan Biaya Penyusutan dan Present Value

dengan Tarif Pajak 30% menurut Komersial dan Fiskal

FISKAL

BIAYA PENYUSUTAN PV PPh 30% JENIS AKTIVA

HARGA PEROLEHAN

GL SM GL SM MESIN

KANTOR 666,764,323.00 549,043,581.26 579,110,729.63 164,713,074.38 172,988,486.42

SEPEDA MOTOR 69,604,000.00 57,315,048.38 60,194,635.46 17,194,514.51 18,058,390.64

MOBIL 4,417,427,225.00 3,143,284,946.82 3,379,570,482.51 942,985,484.05 1,013,871,144.75 MEBEL&PER

ALATAN DARI LOGAM

457,222,158.00 325,343,113.40 349,799,652.70 97,602,934.02 104,939,895.81

GEDUNG KANTOR 9,270,684,913.00 1,526,779,364.10 - 458,033,809.23 -

TOTAL 14,881,702,619.00 5,601,766,053.96 4,368,675,500.00 1,680,529,816.19 1,309,857,917.72

KOMERSIAL

BIAYA PENYUSUTAN PV PPh 30% JENIS AKTIVA

HARGA PEROLEHAN

GL SM GL SM MESIN

KANTOR 666,764,323.00 474,445,905.46 510,110,729.63 142,333,771.64 153,033,218.89

SEPEDA MOTOR 69,604,000.00 55,217,396.11 58,325,297.02 16,565,218.83 17,497,619.11

MOBIL 4,417,427,225.00 3,504,379,473.52 3,701,629,169.25 1,051,313,842.06 1,110,488,750.77 MEBEL&PER

ALATAN DARI LOGAM

457,222,158.00 325,343,113.40 349,799,652.70 97,602,934.02 104,939,895.81

GEDUNG KANTOR 9,270,684,913.00 1,526,779,364.10 - 458,033,809.23 -

TOTAL 14,881,702,619.00 5,886,165,252.59 4,619,864,848.60 1,765,849,575.78 1,385,959,484.58

Sumber: Data diolah

Tabel 4.8 menjelaskan tentang rangkuman dari hasil perhitungan

mengenai biaya penyusutan dan PV dari masing-masing aktiva. Dari tabel

tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk aktiva mesin kantor yang memiliki

harga perolehan Rp. 666,764,323.00, dihitung dari sudut pandang

komersial memiliki total biaya penyusutan sebesar Rp. 474,445,905.46

menurut metode garis lurus dan Rp. 510,110,729.63 menurut metode saldo

menurun, dan menurut sudut pandang fiskal didapat angka sebesar Rp.

549,043,581.26 menurut matode garis lurus dan Rp. 579,110,729.63

menurut metode saldo menurun. Begitu pula dengan PV aktiva mesin

Page 88: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxviii

kantor, dari sudut pandang komersial didapat hasil Rp. 142,333,771.64

menurut metode garis lurus dan Rp. 153,033,218.89 menurut metode saldo

menurun. Jika dilihat dari sudut pandang fiskal didapat hasil Rp.

164,713,074.38 menurut metode garis lurus dan Rp. 172,988,486.42

menurut metode saldo menurun.

Sedangkan untuk aktiva sepeda motor yang memiliki harga

perolehan Rp. 69,604,000.00 dihitung dari sudut pandang komersial

memiliki total biaya penyusutan sebesar Rp. 55,217,396.11 menurut

metode garis lurus dan Rp. 58,325,297.02 menurut metode saldo menurun,

dan menurut sudut pandang fiskal didapat angka sebesar Rp.

57,315,048.38 menurut metode garis lurus dan Rp. 57,704,136.93 menurut

metode saldo menurun. Begitu pula dengan PV aktiva sepeda motor,dari

sudut pandang komersial didapat hasil Rp. 16,565,218.83 menurut metode

garis lurus dan Rp. 24,607,865.73 menurut metode saldo menurun. Jika

dilihat dari sudut pandang fiskal didapat hasil Rp. 17,194,514.51 menurut

metode garis lurus dan Rp 17,311,241.08 menurut metode saldo menurun.

Lalu, untuk aktiva mobil yang memiliki harga perolehan Rp.

4,417,427,225.00 dihitung dari sudut pandang komersial memiliki total

biaya penyusutan sebesar Rp. 3,504,379,473.52 menurut metode garis

lurus dan Rp. 3,701,629,169.25 menurut metode saldo menurun, dan

menurut sudut pandang fiskal didapat angka sebesar Rp. 3,143,284,946.82

menurut metode garis lurus dan Rp. 3,379,570,482.51 menurut metode

saldo menurun. Begitu pula dengan PV aktiva mobil, dari sudut pandang

Page 89: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

lxxxix

komersial didapat hasil Rp. 1,051,313,842.06 menurut metode garis lurus

dan Rp. 1,110,488,750.77 menurut metode saldo menurun. Jika dilihat dari

sudut pandang fiskal didapat hasil Rp. 942,985,484.05 menurut metode

garis lurus dan Rp. 1,013,871,144.75 menurut metode saldo menurun.

Sedangkan untuk aktiva mebel dan peralatan dari logam yang

memiliki harga perolehan Rp. 457,222,158.00 dihitung dari sudut pandang

komersial memiliki total biaya penyusutan sebesar Rp. 325,343,113.40

menurut metode garis lurus dan Rp. 349,799,652.70 menurut metode saldo

menurun, dan menurut sudut pandang fiskal didapat angka sebesar Rp.

325,343,113.40 menurut matode garis lurus dan Rp. 349,799,652.70

menurut metode saldo menurun. Begitu pula dengan PV aktiva mebel dan

peralatan dari logam, dari sudut pandang komersial didapat hasil Rp.

97,602,934.02 menurut metode garis lurus dan Rp. 104,939,895.81

menurut metode saldo menurun. Jika dilihat dari sudut pandang fiskal

didapat hasil Rp. 97,602,934.02 menurut metode garis lurus dan Rp.

104,939,895.81 menurut metode saldo menurun.

Lalu untuk aktiva yang terakhir yaitu gedung kantor yang memiliki

harga perolehan Rp. 9,270,684,913.00 karena metode penyusutan yang

dipakai oleh komersial dan fiskal sama yaitu garis lurus, maka

perhitungannya hanya menurut garis lurus saja yaitu sebesar Rp.

1,526,779,364.10 baik menurut komersial maupun fiskal, dan untuk nilai

PV dari aktiva gedung kantor ini adalah Rp. 458,033,809.23 baik menurut

komersial maupun fiskal.

Page 90: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xc

Setelah kita mengetahui total dari harga perolehan, biaya penyusutan

dan PV dari masing-masing aktiva, maka langkah selanjutnya yaitu

membandingkan hasil dari total-total hasil perhitungan yang telah kita

bahas sebelumnya. Berikut ini akan ditampilkan tabel, yang mana tabel ini

adalah inti atau puncak daripada skripsi ini, tabel ini memuat perbandingan

total dari hasil perhitungan sebelumnya yang mana hasil perbandingan ini

yang disebut dengan penghematan pajak.

Tabel 4.6 Perhitungan Penghematan Pajak Biaya Penyusutan dan PV antara

Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun dari Sudut Pandang Fiskal

FISKAL BIAYA PENYUSUTAN PV NO NAMA AKTIVA

GL : SM GL : SM 1 MESIN KANTOR 30,067,148.37 8,275,412.04 2 SEPEDA MOTOR 2,879,587.08 863,876.13 3 MOBIL 236,285,535.69 70,885,660.70

4 MEBEL DAN

PERALATAN DARI LOGAM

24,456,539.30 7,336,961.79

5 GEDUNG KANTOR 1,526,779,364.10 458,033,809.23 TOTAL 1,820,468,174.54 545,395,719.89

Sumber:Data diolah

Tabel 4.7 Perhitungan Penghematan Pajak Biaya Penyusutan dan PV antara

Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun dari Sudut Pandang Komersial

KOMERSIAL BIAYA PENYUSUTAN PV NO NAMA AKTIVA

GL : SM GL : SM 1 MESIN KANTOR 35,664,824.17 10,699,447.25 2 SEPEDA MOTOR 3,107,900.91 932,400.28 3 MOBIL 197,249,695.73 59,174,908.71

4 MEBEL DAN

PERALATAN DARI LOGAM

24,456,539.30 7,336,961.79

5 GEDUNG KANTOR 1,526,779,364.10 458,033,809.23 TOTAL 1,787,258,324.21 536,177,527.26

Sumber:Data diolah

Page 91: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xci

Tabel 4.8 Perbandingan Penghematan Pajak antara Fiskal dan Komersial

FISKAL DAN KOMERSIAL

BIAYA PENYUSUTAN PV NO NAMA AKTIVA GL : SM GL : SM

1 MESIN KANTOR 5,597,675.80 2,424,035.21 2 SEPEDA MOTOR 228,313.83 68,524.15 3 MOBIL 39,035,839.96 11,710,751.99

4 MEBEL DAN

PERALATAN DARI LOGAM

0.00 0.00

5 GEDUNG KANTOR 0 0 TOTAL 44,861,829.59 14,203,311.35

Sumber:Data diolah

Tabel 4.9 dan tabel 4.10 adalah tabel yang berisi tentang perhitungan

penghematan pajak biaya penyusutan dan PV antara metode garis lurus

dan saldo menurun dari sudut pandang fiskal dan komersial. Penjelasan

dari kedua tabel tersebut adalah sebagai berikut, pada tabel 4.9 dapat

dilihat bahwa untuk semua aktiva yang ada, berdasarkan perhitungan-

perhitungan sebelumnya mengenai biaya penyusutan dapat dibandingkan

totalnya antara yang menggunakan metode garis lurus dengan yang

menggunakan metode saldo menurun dari sudut pandang fiskal. Aktiva

yang akan dijelaskan pertama yaitu mesin kantor, berdasarkan

perhitungan-perhitungan sebelumnya mengenai biaya penyusutan mesin

kantor, didapat totalnya yaitu, dari sudut pandang dan perhitungan

menurut fiskal didapat total biaya penyusutan menurut garis lurus yaitu

sebesar Rp. 549,043,581.26 dan menurut metode saldo menurun didapat

total biaya penyusutan sebesar Rp. 579,110,729.63, sehingga jika dilihat

pada tabel 4.9 terdapat selisih antara kedua angka tersebut yaitu sebesar

Page 92: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xcii

Rp. 30,067,148.37. Setelah nilai biaya penyusutan dari kedua metode

penyusutan tesebut diperoleh, maka selanjutnya kedua nilai penyusutan

tersebut setelah dikalikan dengan tarif pajak tertinggi yaitu 30%, maka

akan didapat angka Rp.164,713,074.38 untuk metode garis lurus dan Rp.

172,988,486.42 untuk metode saldo menurun. Jika kedua angka tersebut

dibandingkan yaitu Rp.164,713,074.38 - Rp. 172,988,486.42 = Rp.

8,275,412.04, jadi dapat kita lihat yaitu dari sudut pandang fiskal akan

diperoleh besarnya penghematan pajak jika memilih metode penyusutan

garis lurus adalah sebesar Rp. 8,275,412.04.

Selanjutnya dari sudut pandang dan perhitungan menurut komersial

didapat total biaya penyusutan menurut garis lurus yaitu sebesar Rp.

474,445,905.46 dan menurut metode saldo menurun didapat total biaya

penyusutan sebesar Rp. 510,110,729.63, sehingga jika dilihat pada tabel

4.10 terdapat selisih antara kedua angka tersebut yaitu sebesar Rp.

35,664,824.17. Setelah nilai biaya penyusutan dari kedua metode

penyusutan tersebut diperoleh, maka selanjutnya kedua nilai penyusutan

tersebut setelah dikalikan dengan tarif pajak tertinggi yaitu 30%, maka

akan didapat angka Rp. 142,333,771.64 untuk metode garis lurus dan Rp.

153,033,218.89 untuk metode saldo menurun. Jika kedua angka tersebut

dibandingkan yaitu Rp. 153,033,218.89 – Rp. 142,333,771.64 = Rp.

10,699,447.25, jadi dapat kita lihat yaitu dari sudut pandang komersial

akan diperoleh besarnya penghematan pajak jika memilih metode

penyusutan saldo menurun adalah sebesar Rp. 10,699,447.25.

Page 93: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xciii

Jika kita bandingkan antara kedua penghematan pajak yang

dilakukan oleh komersial dan fiskal akan diperoleh hasilnya yaitu, Rp.

10,699,447.25 - Rp. 8,275,412.04 = Rp. 2,424,035.21 sesuai dengan yang

tercantum pada tabel 4.11. Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa

penghematan yang dilakukan dari sudut pandang komersial lebih

menguntungkan, karena terdapat selisih hasil penghematan pajak sebesar

Rp. 2,424,035.21.

Aktiva yang akan dijelaskan selanjutnya yaitu sepeda motor,

berdasarkan perhitungan-perhitungan sebelumnya mengenai biaya

penyusutan sepeda motor, didapat totalnya yaitu, dari sudut pandang dan

perhitungan menurut fiskal didapat total biaya penyusutan menurut garis

lurus yaitu sebesar Rp. 57,315,048.38 dan menurut metode saldo menurun

didapat total biaya penyusutan sebesar Rp. 60,194,635.46, sehingga jika

dilihat pada tabel 4.9 terdapat selisih antara kedua angka tersebut yaitu

sebesar Rp. 2,879,587.08. Setelah nilai biaya penyusutan dari kedua

metode penyusutan tesebut diperoleh, maka selanjutnya kedua nilai

penyusutan tersebut setelah dikalikan dengan tarif pajak tertinggi yaitu

30%, maka akan didapat angka Rp. 17,194,514.51 untuk metode garis

lurus dan Rp. 18,058,390.64 untuk metode saldo menurun. Jika kedua

angka tersebut dibandingkan yaitu Rp. 18,058,390.64 - Rp. 17,311,241.08

= Rp. 863,876.13, jadi dapat kita lihat yaitu dari sudut pandang fiskal

akan diperoleh besarnya penghematan pajak jika memilih metode

penyusutan saldo menurun adalah sebesar Rp. 863,876.13.

Page 94: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xciv

Selanjutnya dari sudut pandang dan perhitungan menurut komersial

didapat total biaya penyusutan menurut garis lurus yaitu sebesar Rp.

55,217,396.11 dan menurut metode saldo menurun didapat total biaya

penyusutan sebesar Rp. 58,325,297.02, sehingga jika dilihat pada tabel

4.10 terdapat selisih antara kedua angka tersebut yaitu sebesar Rp.

3,107,900.91. Setelah nilai biaya penyusutan dari kedua metode

penyusutan tersebut diperoleh, maka selanjutnya kedua nilai penyusutan

tersebut setelah dikalikan dengan tarif pajak tertinggi yaitu 30%, maka

akan didapat angka Rp. 16,565,218.83 untuk metode garis lurus dan Rp.

17,497,619.11 untuk metode saldo menurun. Jika kedua angka tersebut

dibandingkan yaitu Rp. 17,497,619.11 - Rp. 16,565,218.83 = Rp.

932,400.28, jadi dapat kita lihat yaitu dari sudut pandang komersial akan

diperoleh besarnya penghematan pajak jika memilih metode penyusutan

saldo menurun adalah sebesar Rp. 932,400.28.

Jika kita bandingkan antara kedua penghematan pajak yang

dilakukan oleh komersial dan fiskal akan diperoleh hasilnya yaitu, Rp.

932,400.28 - Rp. 863,876.13 = Rp. 68,524.15 sesuai dengan yang

tercantum pada tabel 4.11. Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa

penghematan yang dilakukan dari sudut pandang komersial lebih

menguntungkan, karena terdapat selisih hasil penghematan pajak sebesar

Rp. 68,524.15.

Selanjutnya aktiva yang akan dijelaskan yaitu mobil, berdasarkan

perhitungan-perhitungan sebelumnya mengenai biaya penyusutan mobil,

Page 95: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xcv

didapat totalnya yaitu, dari sudut pandang dan perhitungan menurut fiskal

didapat total biaya penyusutan menurut garis lurus yaitu sebesar Rp.

3,143,284,946.82 dan menurut metode saldo menurun didapat total biaya

penyusutan sebesar Rp. 3,379,570,482.51, sehingga jika dilihat pada tabel

4.9 terdapat selisih antara kedua angka tersebut yaitu sebesar Rp.

236,285,535.69. Setelah nilai biaya penyusutan dari kedua metode

penyusutan tesebut diperoleh, maka selanjutnya kedua nilai penyusutan

tersebut setelah dikalikan dengan tarif pajak tertinggi yaitu 30%, maka

akan didapat angka Rp. 942,985,484.05 untuk metode garis lurus dan Rp.

1,013,871,144.75 untuk metode saldo menurun. Jika kedua angka tersebut

dibandingkan yaitu Rp. 1,013,871,144.75 – Rp. 942,985,484.05 = Rp.

70,885,660.70, jadi dapat kita lihat yaitu dari sudut pandang fiskal akan

diperoleh besarnya penghematan pajak jika memilih metode penyusutan

garis lurus adalah sebesar Rp. 70,885,660.70.

Selanjutnya dari sudut pandang dan perhitungan menurut komersial

didapat total biaya penyusutan menurut garis lurus yaitu sebesar Rp.

3,504,379,473.52 dan menurut metode saldo menurun didapat total biaya

penyusutan sebesar Rp. 3,701,629,169.25, sehingga jika dilihat pada tabel

4.10 terdapat selisih antara kedua angka tersebut yaitu sebesar Rp.

197,249,695.73. Setelah nilai biaya penyusutan dari kedua metode

penyusutan tersebut diperoleh, maka selanjutnya kedua nilai penyusutan

tersebut setelah dikalikan dengan tarif pajak tertinggi yaitu 30%, maka

akan didapat angka Rp. 1,051,313,842.06 untuk metode garis lurus dan

Page 96: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xcvi

Rp. 1,110,488,750.77 untuk metode saldo menurun. Jika kedua angka

tersebut dibandingkan yaitu Rp. 1,110,488,750.77 - Rp. 1,051,313,842.06

= Rp. 59,174,908.71, jadi dapat kita lihat yaitu dari sudut pandang

komersial akan diperoleh besarnya penghematan pajak jika memilih

metode penyusutan saldo menurun adalah sebesar Rp. 59,174,908.71.

Jika kita bandingkan antara kedua penghematan pajak yang

dilakukan oleh komersial dan fiskal akan diperoleh hasilnya yaitu, Rp.

59,174,908.71 - Rp. 70,885,660.70 = Rp. 11,710,751.99 sesuai dengan

yang tercantum pada tabel 4.11. Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa

penghematan yang dilakukan dari sudut pandang komersial lebih

menguntungkan, karena terdapat selisih hasil penghematan pajak sebesar

Rp. 11,710,751.99.

Aktiva yang akan dijelaskan selanjutnya yaitu mebel dan peralatan

dari logam, berdasarkan perhitungan-perhitungan sebelumnya mengenai

biaya penyusutan mebel dan peralatan dari logam, didapat totalnya yaitu,

dari sudut pandang dan perhitungan menurut fiskal didapat total biaya

penyusutan menurut garis lurus yaitu sebesar Rp. 325,343,113.4 dan

menurut metode saldo menurun didapat total biaya penyusutan sebesar Rp.

349,799,652.70, sehingga jika dilihat pada tabel 4.9 terdapat selisih antara

kedua angka tersebut yaitu sebesar Rp. 24,456,539.30. Setelah nilai biaya

penyusutan dari kedua metode penyusutan tesebut diperoleh, maka

selanjutnya kedua nilai penyusutan tersebut setelah dikalikan dengan tarif

pajak tertinggi yaitu 30%, maka akan didapat angka Rp. 97,602,934.02

Page 97: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xcvii

untuk metode garis lurus dan Rp. 104,939,895.81 untuk metode saldo

menurun. Jika kedua angka tersebut dibandingkan yaitu Rp.

104,939,895.81 – Rp. 97,602,934.02 = Rp. 7,336,961.79, jadi dapat kita

lihat yaitu dari sudut pandang fiskal akan diperoleh besarnya penghematan

pajak jika memilih metode penyusutan garis lurus adalah sebesar Rp.

7,336,961.79.

Selanjutnya dari sudut pandang dan perhitungan menurut komersial

didapat total biaya penyusutan menurut garis lurus yaitu sebesar Rp.

325,343,113.40 dan menurut metode saldo menurun didapat total biaya

penyusutan sebesar Rp. 349,799,652.70, sehingga jika dilihat pada tabel

4.10 terdapat selisih antara kedua angka tersebut yaitu sebesar Rp

24,456,539.30. Setelah nilai biaya penyusutan dari kedua metode

penyusutan tersebut diperoleh, maka selanjutnya kedua nilai penyusutan

tersebut setelah dikalikan dengan tarif pajak tertinggi yaitu 30%, maka

akan didapat angka Rp. 97,602,934.02 untuk metode garis lurus dan Rp.

104,939,895.81 untuk metode saldo menurun. Jika kedua angka tersebut

dibandingkan yaitu Rp. 104,939,895.81 - Rp. 97,602,934.02 = Rp.

7,336,961.79, jadi dapat kita lihat yaitu dari sudut pandang komersial akan

diperoleh besarnya penghematan pajak jika memilih metode penyusutan

saldo menurun adalah sebesar Rp. 7,336,961.79.

Jika kita bandingkan antara kedua penghematan pajak yang

dilakukan oleh komersial dan fiskal akan diperoleh hasilnya yaitu, Rp.

7,336,961.79 - Rp. 7,336,961.79 = Rp. 0 sesuai dengan yang tercantum

Page 98: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xcviii

pada tabel 4.11 Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa tidak terdapat

penghematan pajak, karena masa manfaatnya yang digunakan baik

komersial dan fiskal adalah sama yaitu 8 tahun dan tarif penyusutannya

juga sama yaitu 12.5%

Selanjutnya, untuk aktiva yang terakhir yaitu gedung kantor karena

metode penyusutan yang digunakan antara komersial dan fiskal sama yaitu

garis lurus, dan masa manfaatnya juga sama yaitu 20 tahun dan tarif

penyusutannya juga sama yaitu 5%, maka diperoleh hasil yang sama yaitu

untuk biaya penyusutan adalah sebesar Rp. 1,526,779,364.10 dan untuk

PV daripada gedung kantor, baik komersial maupun fiskal yaitu sebesar

Rp. 458,033,809.23. Jadi karena alasan diatas, maka untuk aktiva gedung

kantor tidak dapat dilakukan penghematan pajak.

Untuk lebih memudahkan dalam melihat hasil penghematan pajak

terhadap penyusutan aktiva tetap, maka dibawah ini akan ditampilkan

tabel yang merangkum tentang total penghematan pajak untuk setiap

aktiva, tabelnya sebagai berikut:

Page 99: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

xcix

Tabel 4.9 Rangkuman Total Penghematan Pajak Aktiva Tetap PT. Asuransi

Bintang Tbk

PENGHEMATAN PAJAK FISKAL KOMERSIAL NO NAMA AKTIVA

PV PV SELISIH

1 MESIN KANTOR 8,275,412.04 10,699,447.25 2,424,035.21

2 SEPEDA MOTOR 863,876.13 932,400.28 68,524.15

3 MOBIL 70,885,660.70 59,174,908.71 11,710,751.99

4 MEBEL DAN PERALATAN DARI LOGAM

7,336,961.79 7,336,961.79 0

5 GEDUNG KANTOR 458,033,809.23 458,033,809.23 0

TOTAL 545,395,719.89 536,177,527.26 14,203,311.35 Sumber: Data diolah

Tabel diatas menjelaskan bahwa penghematan yang dilakukan dari

sudut pandang fiskal jauh lebih besar dibandingkan dengan penghematan

pajak yang dilakukan dari sudut pandang komersial. Total hasil

penghematan fiskal jika dibandingkan dengan total hasil penghematan

komersial yaitu, Rp. 545,395,719.89 – Rp. 536,177,527.26 = Rp.

14,203,311.35, jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat melakukan

penghematan sebesar Rp. 14,203,311.35 apabila perusahaan melakukan

perhitungan mengenai penyusutan aktiva tetap sesuai dengan atau

mengikuti perhitungan menurut fiskal.

Seluruh perhitungan diatas mulai dari perhitungan biaya penyusutan

pada masing-masing aktiva tetap yang dimiliki PT. Asuransi Bintang Tbk

sampai kepada perhitungan penghematan pajaknya, kondisi daripada PT.

Asuransi Bintang Tbk, diasumsikan PT. Asuransi Bintang Tbk posisinya

yaitu mengalami laba diatas Rp. 100,000,000.00. Kemudian dibawah ini

Page 100: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

c

akan dijabarkan mengenai perhitungan biaya penyusutan dan present value

dengan tingkat diskon 8.25% dan PT. Asuransi Bintang Tbk posisinya

yaitu mengalami rugi diatas Rp. 100,000,000.00 yaitu posisi sebenarnya

yang dialami oleh PT. Asuransi Bintang Tbk ada tahun buku 2006.

Page 101: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

ci

Tabel 4.10 Perhitungan Biaya Penyusutan dan Nilai Tunai dengan Tingkat Diskon

8.25% antara Komersial dan Fiskal

1. MESIN KANTOR 12/2005 KELOMPOK 1

HP 11,765,000.00 UE FISKAL 4 SM = 50% GL = 25%

UE KOMESIAL 8 GL = 12.5% SM = 25%

FISKAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 2,941,250.00 2,717,091.46 5,882,500.00 5,434,182.91 0.923788

2 2,941,250.00 2,510,012.75 2,941,250.00 2,510,012.75 0.853383

3 2,941,250.00 2,318,719.73 1,470,625.00 1,159,359.87 0.788345

4 2,941,250.00 2,142,003.55 1,470,625.00 1,071,001.77 0.728263

11,765,000.00 9,687,827.48 11,765,000.00 10,174,557.30

KOMERSIAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 1,470,625.00 1,358,545.73 2,941,250.00 2,717,091.46 0.923788

2 1,470,625.00 1,255,006.37 2,205,937.50 1,882,509.56 0.853383

3 1,470,625.00 1,159,359.87 1,654,453.13 1,304,279.85 0.788345

4 1,470,625.00 1,071,001.77 1,240.839.84 903,657.75 0.728263

5 1,470,625.00 989,377.68 930,629.88 626,090.56 0.672760

6 1,470,625.00 913,975.79 697,972.41 433,781.48 0.621488

7 1,470,625.00 844,319.64 523,479.31 300,541.51 0.574123

8 1,470,625.00 779,970.97 1,570,437.93 832,908.45 0.530367

11,765,000.00 8,371,557.81 11,765,000.00 9,000,860.61

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

PV 9,687,827.48 10,174,557.30 8,371,557.81 9,000,860.61

SELISIH (540,296.69) (500,589.10) (39,707.59)

2. SEPEDA MOTOR 5/2003 KELOMPOK 1

HP 12,100,000.00 UE FISKAL 4 TAHUN SM = 50% GL = 25%

UE KOMESIAL 5 TAHUN GL = 20% SM = 40%

FISKAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 3,025,000.00 2,794,458.70 6,050,000.00 5,588,917.40 0.923788

2 3,025,000.00 2,581,483.58 3,025,000.00 2,581,483.58 0.853383

3 3,025,000.00 2,384,743.63 1,512,500.00 1,192,371.81 0.788345

Page 102: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cii

4 3,025,000.00 2,202,995.58 1,512,500.00 1,101,497.79 0.728263

12,100,000.00 9,963,681.48 12,100,000.00 10,464,270.58

KOMERSIAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 2,420,000.00 2,235,566.96 4,840,000.00 4,471,133.92 0.923788

2 2,420,000.00 2,065,186.86 2,904,000.00 2,478,224.23 0.853383

3 2,420,000.00 1,907,794.90 1,742,400.00 1,373,612.33 0.788345

4 2,420,000.00 1,762,396.46 1,045,440.00 761,355.27 0.728263

5 2,420,000.00 1,628,079.20 1,568,160.00 1,054,995.32 0.672760

12,100,000.00 9,599,024.38 12,100,000.00 10,139,321.07

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

PV 9,599,024.38 10,139,321.07 9,963,681.48 10,464,270.58

SELISIH (540,296.69) (500,589.10) (39,707.59)

3. MEBEL&PERALATAN DARI LOGAM 1/2006 KELOMPOK 2

HP 1,400,000.00 UE FISKAL 8 TAHUN SM = 25% GL = 12.5%

UE KOMESIAL 8 TAHUN GL = 12.5% SM = 25%

FISKAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 175,000.00 161,662.90 350,000.00 323,325.80 0.923788

2 175,000.00 149,342.03 262,500.00 224,013.04 0.853383

3 175,000.00 137,960.38 196,875.00 155,205.42 0.788345

4 175,000.00 127,446.03 147,656.25 107,532.58 0.728263

5 175,000.00 117,733.00 110,742.59 74,502.91 0.672760

6 175,000.00 108,760.40 83,056.64 51,618.71 0.621488

7 175,000.00 100,471.53 62,292.48 35,763.55 0.574123

8 175,000.00 92,814.23 186,877.44 99,113.63 0.530367

1,400,000.00 996,190.48 1,400,000.00 1,071,075.64

KOMERSIAL

METODE PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN TH

NOMIAL PV NOMINAL PV

TINGKAT DISKON

1 175,000.00 161,662.90 350,000.00 323,325.80 0.923788

2 175,000.00 149,342.03 262,500.00 224,013.04 0.853383

3 175,000.00 137,960.38 196,875.00 155,205.42 0.788345

4 175,000.00 127,446.03 147,656.25 107,532.58 0.728263

5 175,000.00 117,733.00 110,742.59 74,502.91 0.672760

6 175,000.00 108,760.40 83,056.64 51,618.71 0.621488

7 175,000.00 100,471.53 62,292.48 35,763.55 0.574123

Page 103: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

ciii

8 175,000.00 92,814.23 186,877.44 99,113.63 0.530367

1,400,000.00 996,190.48 1,400,000.00 1,071,075.64

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

PV 996,190.48 1,071,075.64 996,190.48 1,071,075.64

SELISIH (74,885.16) (74,885.16) 0

4. MOBIL 12/2003 KELOMPOK 2

HP 2,704,715,000.00 UE FISKAL 8 TAHUN SM = 25% GL = 12.5%

UE KOMESIAL 5 TAHUN GL = 20% SM = 40%

FISKAL

TH METODE PENYUSUTAN TINGKAT DISKON

GARIS LURUS SALDO MENURUN

NOMIAL PV NOMINAL PV

1 338,089,375.00 312,322,907.55 676,178,750.00 624,645,815.11 0.923788

2 338,089,375.00 288,519,725.11 507,134,062.50 432,779,587.66 0.853383

3 338,089,375.00 266,531,068.33 380,350,546.88 299,847,451.88 0.788345

4 338,089,375.00 246,217,982.51 285,262,910.16 207,746,422.74 0.728263

5 338,089,375.00 227,453,007.93 213,947,182.62 143,935,106.58 0.672760

6 338,089,375.00 210,118,489.49 160,460,386.96 99,724,204.97 0.621488

7 338,089,375.00 194,104,886.24 120,460,386.96 69,092,999.06 0.574123

8 338,089,375.00 179,311,447.55 361,035,870.67 191,481,511.62 0.530367

2,704,715,000.00 1,924,579,514.71 2,704,715,000.00 2,069,253,099.61

KOMERSIAL

TH METODE PENYUSUTAN TINGKAT DISKON

GARIS LURUS SALDO MENURUN

NOMIAL PV NOMINAL PV

1 540,943,000.00 499,716,652.08 1,081,886,000.00 999,433,304.17 0.923788

2 540,943,000.00 461,631,560.17 649,131,600.00 553,957,872.20 0.853383

3 540,943,000.00 426,449,709.34 389,478,960.00 307,043,790.72 0.788345

4 540,943,000.00 393,948,772.01 233,687,376.00 170,185,869.51 0.728263

5 540,943,000.00 363,924,812.68 350,531,064.00 235,823,278.62 0.672760

2,704,715,000.00 2,145,671,506.28 2,704,715,000.00 2,266,444,115.22

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

PV 2,145,671,506.28 2,266,444,115.22 1,924,579,514.71 2,069,253,099.61

SELISIH (120,772,608.94) (144,673,584.90) 0

5. GEDUNG KANTOR 12/2000 KELOMPOK PERMANEN

HP 9,039,616,977.00 UE FISKAL 20 TAHUN

UE KOMESIAL 20 TAHUN

KOMERSIAL & FISKAL

METODE PENYUSUTAN TH

GARIS LURUS

TINGKAT DISKON

Page 104: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

civ

NOMIAL PV

1 451,980,848.85 417,534,484.40 0.923788

2 451,980,848.85 385,712,772.73 0.853383

3 451,980,848.85 356,316,842.29 0.788345

4 451,980,848.85 329,160,928.93 0.728263

5 451,980,848.85 304,074,635.87 0.672760

6 451,980,848.85 280,900,673.79 0.621488

7 451,980,848.85 259,492,600.88 0.574123

8 451,980,848.85 239,715,726.86 0.530367

9 451,980,848.85 221,446,660.95 0.489947

10 451,980,848.85 204,569,696.06 0.452607

11 451,980,848.85 188,978,616.67 0.418112

12 451,980,848.85 174,576,246.93 0.386247

13 451,980,848.85 161,271,286.68 0.356810

14 451,980,848.85 148,980,571.46 0.329617

15 451,980,848.85 137,626,360.55 0.304496

16 451,980,848.85 127,137,240.99 0.281289

17 451,980,848.85 117,448,127.54 0.259852

18 451,980,848.85 108,497,098.80 0.240048

19 451,980,848.85 100,228,109.18 0.221753

20 451,980,848.85 92,589,632.83 0.204853

9,039,616,977.00 4,356,258,314.38

PERBANDINGAN HASIL METODE PENYUSUTAN

KOMERSIAL FISKAL KET

GL SM GL SM SELISIH

PV 4,356,258,314.38 - 4,356,258,314.38 -

SELISIH 4,356,258,314.38 4,356,258,314.38 0

Sumber: data diolah

Tabel 4.13 diatas adalah tabel yang menjelaskan tentang contoh

perhitungan biaya penyusutan dan present value dari masing-masing

aktiva tetap yang dimiliki oleh PT. Asuransi Bintang Tbk akan tetapi pada

keadaan perusahaan mengalami rugi diatas Rp. 100,000,000.00. Untuk

lebih lengkapnya, dibawah ini akan dijabarkan total present value dari

masing-masing aktiva.

Page 105: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cv

Tabel 4.11 Perbandingan Total Hasil Perhitungan Biaya Penyusutan&Present Value

Pada Saat PT. Asuransi Bintang Tbk Rugi Dan Untung Diatas Rp. 100,000,000.00

FISKAL BIAYA PENYUSUTAN&PV PADA

SAAT PERUSAHAAN RUGI DIATAS Rp. 100,000,000.00

BIAYA PENYUSUTAN&PV PADA SAAT PERUSAHAAN UNTUNG

DIATAS Rp. 100,000,000.00 JENIS AKTIVA HARGA

PEROLEHAN

GL SM GL SM MESIN

KANTOR 666,764,323.00 549,043,581.26 579,110,729.63 164,713,074.38 172,988,486.42

SEPEDA MOTOR 69,604,000.00 57,315,048.38 60,194,635.46 17,194,514.51 18,058,390.64

MOBIL 4,417,427,225.00 3,143,284,946.82 3,379,570,482.51 942,985,484.05 1,013,871,144.75 MEBEL&PERALATAN DARI

LOGAM 457,222,158.00 325,343,113.40 349,799,652.70 97,602,934.02 104,939,895.81

GEDUNG KANTOR 9,270,684,913.00 1,526,779,364.10 - 458,033,809.23 -

TOTAL 14,881,702,619.00 5,601,766,053.96 4,368,675,500.00 1,680,529,816.19 1,309,857,917.72

KOMERSIAL BIAYA PENYUSUTAN&PV PADA

SAAT PERUSAHAAN RUGI DIATAS Rp. 100,000,000.00

BIAYA PENYUSUTAN&PV PADA SAAT PERUSAHAAN UNTUNG

DIATAS Rp. 100,000,000.00 JENIS AKTIVA HARGA

PEROLEHAN

GL SM GL SM MESIN

KANTOR 666,764,323.00 474,445,905.46 510,110,729.63 142,333,771.64 153,033,218.89

SEPEDA MOTOR 69,604,000.00 55,217,396.11 58,325,297.02 16,565,218.83 17,497,619.11

MOBIL 4,417,427,225.00 3,504,379,473.52 3,701,629,169.25 1,051,313,842.06 1,110,488,750.77 MEBEL&PERALATAN DARI

LOGAM 457,222,158.00 325,343,113.40 349,799,652.70 97,602,934.02 104,939,895.81

GEDUNG KANTOR 9,270,684,913.00 1,526,779,364.10 - 458,033,809.23 -

TOTAL 14,881,702,619.00 5,886,165,252.59 4,619,864,848.60 1,765,849,575.78 1,385,959,484.58 SELISIH BIAYA PENYUSUTAN&PV PADA SAAT PERUSAHAAN RUGI

DAN UNTUNG DIATAS Rp. 100,000,000.00 FISKAL KOMERSIAL JENIS AKTIVA HARGA

PEROLEHAN GL SM GL SM

MESIN KANTOR 666,764,323.00 384,330,506.88 406,122,243.21 332,112,133.82 357,077,510.74

SEPEDA MOTOR 69,604,000.00 40,120,533.87 42,136,244.82 38,652,177.28 40,827,677.91

MOBIL 4,417,427,225.00 2,200,299,462.77 2,365,699,337.76 2,453,065,631.46 2,591,140,418.48 MEBEL&PERALATAN DARI

LOGAM 457,222,158.00 227,740,179.38 244,859,756.89 227,740,179.38 244,859,756.89

GEDUNG KANTOR 9,270,684,913.00 1,068,745,554.87 0 1,068,745,554.87 0

TOTAL 14,881,702,619.00 3,921,236,237.77 3,058,817,582.28 4,120,315,676.81 3,233,905,364.02

Sumber: data diolah

Tabel 4.14 menjelaskan tentang rangkuman dari hasil perhitungan

mengenai biaya penyusutan dan PV dari masing-masing aktiva pada saat

PT. Asuransi Bintang Tbk rugi dan untung diatas Rp. 100,000,000.00.

Page 106: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cvi

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk aktiva mesin kantor pada

saat PT. Asuransi Bintang Tbk rugi diatas Rp. 100,000,000.00 yang

memiliki harga perolehan Rp. 666,764,323.00, dihitung dari sudut

pandang komersial memiliki total biaya penyusutan sebesar Rp.

474,445,905.46 menurut metode garis lurus dan Rp. 510,110,729.63

menurut metode saldo menurun, dan menurut sudut pandang fiskal didapat

angka sebesar Rp. 549,043,581.26 menurut metode garis lurus dan Rp.

579,110,729.63 menurut metode saldo menurun. Sedangkan untuk aktiva

mesin kantor pada saat PT. Asuransi Bintang Tbk untung diatas Rp.

100,000,000.00 dihitung dari sudut pandang komersial didapat hasil Rp.

142,333,771.64 menurut metode garis lurus dan Rp. 153,033,218.89

menurut metode saldo menurun. Jika dihitung dari sudut pandang fiskal

didapat hasil Rp. 164,713,074.38 menurut metode garis lurus dan Rp.

172,988,486.42 menurut metode saldo menurun. Jadi dari kedua kondisi

yang dialami perusahaan tersebut untuk aktiva mesin kantor, menurut

perhitungan fiskal didapatkan selisih sebesar Rp. 384,330,506.88 menurut

metode garis lurus dan Rp. 406,122,243.21 menurut metode saldo

menurun. Sedangkan menurut perhitungan komersial, didapatkan selisih

sebesar Rp. 332,112,133.82 menurut metode garis lurus dan Rp.

357,077,510.74 menurut metode saldo menurun. Jadi dari kedua kondisi

perusahaan yang ada, dapat disimpulkan bahwa nilai biaya penyusutan

yang lebih besar diperoleh pada saat perusahaan rugi diatas Rp.

Page 107: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cvii

100,000,000.00 dan dengan menggunakan metode penyusutan saldo

menurun dan menurut perhitungan fiskal.

Selanjutnya untuk aktiva sepeda motor pada saat PT. Asuransi

Bintang Tbk rugi diatas Rp. 100,000,000.00 yang memiliki harga

perolehan Rp. 69,604,000.00, dihitung dari sudut pandang komersial

memiliki total biaya penyusutan sebesar Rp. 55,217,396.11 menurut

metode garis lurus dan Rp. 58,325,297.02 menurut metode saldo menurun,

dan menurut sudut pandang fiskal didapat angka sebesar Rp.

57,315,048.38 menurut metode garis lurus dan Rp. 60,194,635.46 menurut

metode saldo menurun. Sedangkan untuk aktiva sepeda motor pada saat

PT. Asuransi Bintang Tbk untung diatas Rp. 100,000,000.00 dihitung dari

sudut pandang komersial didapat hasil Rp. 16,565,218.83 menurut metode

garis lurus dan Rp. 17,497,619.11 menurut metode saldo menurun. Jika

dihitung dari sudut pandang fiskal didapat hasil Rp. 17,194,514.51

menurut metode garis lurus dan Rp. 18,058,390.64 menurut metode saldo

menurun. Jadi dari kedua kondisi yang dialami perusahaan tersebut untuk

aktiva sepeda motor, menurut perhitungan fiskal didapatkan selisih sebesar

Rp. 40,120,533.87 menurut metode garis lurus dan Rp. 42,136,244.82

menurut metode saldo menurun. Sedangkan menurut perhitungan

komersial, didapatkan selisih sebesar Rp. 38,652,177.28 menurut metode

garis lurus dan Rp. 40,827,677.91 menurut metode saldo menurun. Jadi

dari kedua kondisi perusahaan yang ada, dapat disimpulkan bahwa nilai

biaya penyusutan yang lebih besar diperoleh pada saat perusahaan rugi

Page 108: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cviii

diatas Rp. 100,000,000.00 dan dengan menggunakan metode penyusutan

saldo menurun dan menurut perhitungan fiskal.

Untuk aktiva mobil pada saat PT. Asuransi Bintang Tbk rugi diatas

Rp. 100,000,000.00 yang memiliki harga perolehan Rp. 4,417,427,225.00,

dihitung dari sudut pandang komersial memiliki total biaya penyusutan

sebesar Rp. 3,504,379,473.52 menurut metode garis lurus dan Rp.

3,701,629,169.25 menurut metode saldo menurun, dan menurut sudut

pandang fiskal didapat angka sebesar Rp. 3,143,284,946.82 menurut

metode garis lurus dan Rp. 3,379,570,482.51 menurut metode saldo

menurun. Sedangkan untuk aktiva mobil pada saat PT. Asuransi Bintang

Tbk untung diatas Rp. 100,000,000.00 dihitung dari sudut pandang

komersial didapat hasil Rp. 1,051,313,842.06 menurut metode garis lurus

dan Rp. 1,110,488,750.77 menurut metode saldo menurun. Jika dihitung

dari sudut pandang fiskal didapat hasil Rp. 942,985,484.05 menurut

metode garis lurus dan Rp. 1,013,871,144.75 menurut metode saldo

menurun. Jadi dari kedua kondisi yang dialami perusahaan tersebut untuk

aktiva mobil, menurut perhitungan fiskal didapatkan selisih sebesar Rp.

2,200,299,462.77 menurut metode garis lurus dan Rp. 2,365,699,337.76

menurut metode saldo menurun. Sedangkan menurut perhitungan

komersial, didapatkan selisih sebesar Rp. 2,453,065,631.46 menurut

metode garis lurus dan Rp. 2,591,140,418.48 menurut metode saldo

menurun. Jadi dari kedua kondisi perusahaan yang ada, dapat disimpulkan

bahwa nilai biaya penyusutan yang lebih besar diperoleh pada saat

Page 109: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cix

perusahaan rugi diatas Rp. 100,000,000.00 dan dengan menggunakan

metode penyusutan saldo menurun dan menurut perhitungan komersial.

Selanjutnya untuk aktiva mebel dan peralatan dari logam pada saat

PT. Asuransi Bintang Tbk rugi diatas Rp. 100,000,000.00 yang memiliki

harga perolehan Rp. 457,222,158.00, dihitung dari sudut pandang

komersial memiliki total biaya penyusutan sebesar Rp. 325,343,113.40

menurut metode garis lurus dan Rp. 349,799,652.70 menurut metode saldo

menurun, dan menurut sudut pandang fiskal didapat angka sebesar Rp.

325,343,113.40 menurut metode garis lurus dan Rp. 349,799,652.70

menurut metode saldo menurun. Sedangkan untuk aktiva mebel dan

peralatan dari logam pada saat PT. Asuransi Bintang Tbk untung diatas

Rp. 100,000,000.00 dihitung dari sudut pandang komersial didapat hasil

Rp. 97,602,934.02 menurut metode garis lurus dan Rp. 104,939,895.81

menurut metode saldo menurun. Jika dihitung dari sudut pandang fiskal

didapat hasil Rp. 97,602,934.02 menurut metode garis lurus dan Rp.

104,939,895.81 menurut metode saldo menurun. Jadi dari kedua kondisi

yang dialami perusahaan tersebut untuk aktiva mebel dan peralatan dari

logam, menurut perhitungan fiskal didapatkan selisih sebesar Rp.

227,740,179.38 menurut metode garis lurus dan Rp. 244,859,756.89

menurut metode saldo menurun. Sedangkan menurut perhitungan

komersial, didapatkan selisih sebesar Rp. 227,740,179.38 menurut metode

garis lurus dan Rp. 244,859,756.89 menurut metode saldo menurun. Jadi

dari kedua kondisi perusahaan yang ada, dapat disimpulkan bahwa nilai

Page 110: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cx

biaya penyusutan yang lebih besar diperoleh pada saat perusahaan rugi

diatas Rp. 100,000,000.00 dan dengan menggunakan metode penyusutan

saldo menurun dan menurut perhitungan komersial dan fiskal.

Untuk aktiva yang terakhir yaitu gedung kantor pada saat PT.

Asuransi Bintang Tbk rugi diatas Rp. 100,000,000.00 yang memiliki harga

perolehan Rp. 9,270,684,913.00, dihitung dari sudut pandang baik fiskal

maupun komersial memiliki total biaya penyusutan sebesar Rp.

1,526,779,364.10 menurut metode garis lurus dan Rp. 0 menurut metode

saldo menurun karena baik fiskal maupun komersial tidak menggunakan

metode saldo menurun. Sedangkan untuk aktiva gedung kantor pada saat

PT. Asuransi Bintang Tbk untung diatas Rp. 100,000,000.00 dihitung dari

sudut pandang baik fiskal maupun komersial didapat hasil Rp.

458,033,809.23 menurut metode garis lurus dan Rp. 0 menurut metode

saldo menurun, karena baik fiskal maupun komersial tidak menggunakan

metode penyusutan saldo menurun. Jadi dari kedua kondisi yang dialami

perusahaan tersebut untuk aktiva mebel dan peralatan dari logam, baik

menurut perhitungan fiskal maupun komersial didapatkan selisih sebesar

Rp. 1,068,745,554.87 menurut metode garis lurus dan Rp. 0 menurut

metode saldo menurun. Jadi dari kedua kondisi perusahaan yang ada,

dapat disimpulkan bahwa nilai biaya penyusutan yang lebih besar

diperoleh pada saat perusahaan rugi diatas Rp. 100,000,000.00 dan dengan

menggunakan metode penyusutan garis lurus baik menurut fiskal maupun

komersial, karena keduanya memiliki nilai yang sama.

Page 111: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxi

Jadi dari kelima aktiva yang dimiliki oleh PT. Asuransi Bintang

Tbk setelah dibandingkan menggunakan dua kondisi perusahaan yaitu

untung dan rugi diatas Rp. 100,000,000.00, dapat ditarik kesimpulan

bahwa perusahaan akan menanggung biaya penyusutan yang besar pada

saat perusahaan rugi diatas Rp. 100,000,000.00 dan mayoritas

menggunakan metode penyusutan saldo menurun baik menurut fiskal

maupun komersial.

Seluruh hasil perhitungan mengenai perencanaan pajak penyusutan

aktiva tetap yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan bahwa

perencanaan pajak (tax planning) terhadap aktiva tetap yang apabila

dilakukan oleh PT. Asuransi Bintang tbk akan dapat membantu dalam

mengurangi beban pajak yang ditanggung oleh PT. Asuransi Bintang tbk.

Hal ini sesuai dengan tujuan daripada tax planning yang diutarakan oleh

Erly Suandy dalam bukunya yang berjudul perencanaan pajak, pada

halaman 7 dikatakan bahwa pada umumnya penekanan dan tujuan

perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimumkan pajak.

Selanjutnya, Achmad Tjahjono dalam jurnalnya yaitu tax planning:

suatu upaya meminimisasi pembayaran beban pajak terutang dan Hasfin

Hardi dalam jurnalnya tax planning sebagai alternatif meminimalkan pajak

serta diperkuat pada Pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan No.10

Tahun 1994 mengatakan bahwa langkah-langkah tax planning salah

satunya adalah dengan memaksimalisasi biaya-biaya fiskal yang pada poin

b disebutkan salah satunya adalah penyusutan atas pengeluaran untuk

Page 112: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxii

memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk

memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempuyai masa manfaat lebih

dari satu tahun. Hal tersebut sangat sesuai dengan langkah perencanaan

pajak yang dilakukan terhadap PT. Asuransi Bintang tbk yang dibahas

pada skripsi ini.

Pada skripsi ini, langkah perencanaan pajak yang diambil yaitu

dengan perencanaan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap, dalam Pasal 6

Undang-Undang Pajak Penghasilan No.10 Tahun 1994 mengatakan bahwa

salah satu biaya yang dapat dikurangkan adalah penyusutan, oleh karena

itu tax planning yang dilakukan terhadap aktiva tetap PT. Asuransi

Bintang tbk sudah sesuai dengan aturan Undang-Undang Pajak yang

berlaku, hasil dari perencanaan pajak penyusutan aktiva tetap dapat dilihat

pada tabel rangkuman perhitungan perencanan pajak penyusutan aktiva

tetap PT. Asuransi Bintang tbk di bawah ini.

Page 113: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxiii

Tabel 4.12 Rangkuman Perhitungan Perencanan Pajak Penyusutan

Aktiva Tetap PT. Asuransi Bintang tbk

FISKAL BIAYA PENYUSUTAN PV KONDISI

PERUSAHAAN GL SM GL SM

PERUSAHAAN UNTUNG

A. tax planning 5.601.766.053,96 4.368.675.500,00 1.680.529.816,19 1.309.857.917,72 selisih(penghematan) 1.233.090.553,96 370.671.898,47 selisih(penghematan) BIAYA PENYUSUTAN fiskal&komersial 33.209.850,03 B. Tidak tax planning

PERUSAHAAN RUGI 5.601.766.053,96 4.368.675.500,00

selisih 1.233.090.553,96 KOMERSIAL

BIAYA PENYUSUTAN PV KONDISI PERUSAHAAN

GL SM GL SM PERUSAHAAN UNTUNG

A. tax planning 5.886.165.252,59 4.619.864.848,60 1.765.849.575,78 1.385.959.484,58 selisih(penghematan) 1.266.300.403.99 379.890.091,20 selisih(penghematan) PV fiskal&komersial 9.218.192,73 B. Tidak tax planning 5.886.165.252,59

PERUSAHAAN RUGI 5.886.165.252,59 4.619.864.848,60

selisih 1.266.300.403.99 Sumber: data diolah

Tabel 4.12 diatas adalah tabel yang menjelaskan tentang

rangkuman dari perhitungan perencanan pajak penyusutan aktiva tetap PT.

Asuransi Bintang tbk, yang dapat dijelaskan sebagai berikut, pada kondisi

perusahaan untung diatas Rp. 100.000.000,00 jika PT. Asuransi Bintang

tbk melakukan tax planning, maka menurut perhitungan fiskal akan

didapat hasil biaya penyusutan sebesar Rp. 5.601.766.053,96 menurut

garis lurus dan Rp. 4.368.675.500,00 menurut saldo menurun, jadi terdapat

Page 114: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxiv

selisih sebesar Rp. 1.233.090.553,96. Untuk PV menurut fiskal didapat

hasil sebesar Rp. 1.680.529.816,19 menurut garis lurus dan Rp.

1.309.857.917,72 menurut saldo menurun, jadi terdapat selisih sebesar Rp.

370.671.898,47. Sedangkan menurut perhitungan komersial jika dilakukan

tax planning akan didapat hasil biaya penyusutan sebesar Rp.

5.886.165.252,59 menurut garis lurus dan Rp. 4.619.864.848,60 menurut

saldo menurun, jadi terdapat selisih sebesar Rp. 1.266.300.403.99. Untuk

PV menurut komersial didapat hasil sebesar Rp. 1.765.849.575,78

menurut garis lurus dan Rp. 1.385.959.484,58 menurut saldo menurun,

jadi terdapat selisih sebesar Rp. 379.890.091,20. jadi dapat disimpulkan

bahwa dari kedua perhitungan antara fiskal dan komersial, untuk nilai dari

biaya penyusutan lebih besar diperoleh oleh komersial dengan selisih

sebesar Rp. 33.209.850,03 dan untuk nilai dari PV lebih besar

penghematan yang dilakukan oleh komersial dengan selisih sebesar Rp.

9.218.192,73.

Sedangkan pada kondisi perusahaan untung dan tidak melakukan

tax planning maka akan didapat hasil sebesar Rp. 5.886.165.252,59 yaitu

nilai biaya penyusutan menurut garis lurus saja, karena PT. Asuransi

Bintang tbk sampai saat ini masih menggunakan metode penyusutan garis

lurus.

Selanjutnya, pada kondisi PT. Asuransi Bintang tbk rugi diatas Rp.

100.000.000,00 maka menurut perhitungan fiskal akan didapat hasil biaya

penyusutan sebesar Rp. 5.601.766.053,96 menurut garis lurus dan Rp.

Page 115: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxv

4.368.675.500,00 menurut saldo menurun, jadi terdapat selisih sebesar Rp.

1.233.090.553,96. Sedangkan menurut perhitungan komersial akan didapat

hasil biaya penyusutan sebesar Rp. 5.886.165.252,59 menurut garis lurus

dan Rp. 4.619.864.848,60 menurut saldo menurun, jadi terdapat selisih

sebesar Rp. 1.266.300.403.99.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika PT. Asuransi Bintang tbk

melakukan tax planning akan terdapat hasil yang cukup signifikan,

contohnya pada nilai biaya penyusutan garis lurus menurut komersial akan

didapat hasil sebesar Rp. 5.886.165.252,59 jika tidak melakukan tax

planning, jika melakukan tax planning akan didapat hasil sebesar Rp.

1.765.849.575,78 menurut garis lurus dan Rp. 1.385.959.484,58. Jika PT.

Asuransi Bintang tbk memilih untuk melakukan tax planning dengan garis

lurus, maka akan terdapat penghematan sebesar Rp. 4.120.315.676,81 (Rp.

5.886.165.252,59 - Rp. 1.765.849.575,78), dan jika PT. Asuransi Bintang

tbk memilih untuk melakukan tax planning dengan saldo menurun, maka

akan terdapat penghematan sebesar Rp.4.500.205.768,01 (Rp.

5.886.165.252,59 - Rp. 1.385.959.484,58).

Page 116: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxvi

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

PT. Asuransi Bintang Tbk tidak melakukan perencanaan pajak

terhadap penyusutan aktiva tetap. Hal ini terbukti dengan perbandingan

hasil perhitungan, baik data komersial maupun data fiskal yang keduanya

dibuatkan simulasi perhitungan terhadap perencanaan pajak penyusutan

aktiva tetapnya, dengan menggunakan dua metode penyusutan yang

berbeda yang diakui oleh UU Pajak. Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa

pada nilai biaya penyusutan garis lurus menurut komersial akan didapat

hasil sebesar Rp. 5.886.165.252,59 jika tidak melakukan tax planning,

karena sampai saat ini PT. Asuransi Bintang tbk menggunakan metode

penyusutan garis lurus. Jika melakukan tax planning akan didapat hasil

sebesar Rp. 1.765.849.575,78 menurut garis lurus dan Rp.

1.385.959.484,58. Jika PT. Asuransi Bintang tbk memilih untuk

melakukan tax planning dengan garis lurus, maka akan terdapat

penghematan sebesar Rp. 4.120.315.676,81 (Rp. 5.886.165.252,59 - Rp.

1.765.849.575,78), dan jika PT. Asuransi Bintang tbk memilih untuk

melakukan tax planning dengan saldo menurun, maka akan terdapat

penghematan sebesar Rp.4.500.205.768,01 (Rp. 5.886.165.252,59 - Rp.

1.385.959.484,58).

Page 117: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxvii

B. Implikasi

Perencanaan pajak penyusutan aktiva tetap tidak dilakukan oleh PT.

Asuransi Bintang Tbk, dapat dibuktikan dari selisih hasil perhitungan antara

data komersial yang tidak melakukan tax planning dengan data komersial

yang dilakukan tax planning. Hasilnya terdapat selisih yang cukup signifikan

diantara keduanya. Hal ini yang harus diperhatikan oleh PT. Asuransi Bintang

tbk, karena sampai saat ini metode penyusutan yang masih digunakan oleh PT.

Asuransi Bintang tbk adalah garis lurus.

Berdasarkan hasil perhitungan pada bab empat mengenai penghematan

pajak yang menggunakan simulasi-simulasi, ada baiknya PT. Asuransi

Bintang Tbk untuk mengevaluasi terhadap keputusan-keputusan yang diambil

yang berkaitan dengan aktiva tetap ini. Salah satunya adalah pemilihan metode

penyusutan, karena apabila PT. Asuransi Bintang Tbk dapat merubah metode

penyusutan yang digunakan, dari garis lurus menjadi saldo menurun, maka

penghematan pajak yang dapat dilakukan akan sangat besar, karena hasil dari

perhitungan tersebut cukup signifikan. Selain daripada itu, PT. Asuransi

Bintang Tbk juga harus memperhatikan baik tarif pajak dan masa manfaat

yang ditentukan oleh perusahaan dan juga harus selalu mengikuti

perkembangan peraturan-peraturan perpajakan yang berlaku, sehingga PT.

Asuransi Bintang Tbk juga dapat melakukan perencanaan-perencanaan pajak

yang lain selain penyusutan terhadap aktiva tetap agar dapat meminimalisasi

beban pajak PT. Asuransi Bintang Tbk tersebut.

Page 118: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxviii

DAFTAR PUSTAKA Amalia, Nur, “Perbedaan Kebijakan Akuntansi dan Fiskal: Penyusutan dan Amortisasi, Leasing dan Revaluasi Aktiva Tetap”, Jurnal Perpajakan Indonesia Volume 4 Nomor 6, Jakarta, 2005. Cahyaningrum, Yongki, “Beda Akuntansi dan Fiskal Dalam Menentukan Penghasilan Kena Pajak dan Revaluasi Aktiva Tetap”, Jurnal Perpajakan Indonesia Volume 4 Nomor 5, Jakarta, 2005. Gunadi, “Depresiasi Aktiva Tetap: Suatu Tinjauan Pajak dan Akuntansi”, Jurnal Kipas Volume 1 Nomor 7, Jakarta, 1999. Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif Hidayatullah, Grafika Karya Utama, Jakarta, 2005. Hardi, Hasfian, “Tax Planning Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak”, Jurnal Perpajakan Indonesia Volume 4 Nomor 6, Jakarta, 2005. Hidayat, Nur, “Menelusuri Tax Planning Dalam Kerangka Undang-Undang”, Jurnal Perpajakan Indonesia Volume 2 Nomor 10, Jakarta, 2003. Indriantoro, Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis”, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 2002. Investor Daily Edisi Jum’at Tanggal 14 Desember 2007 Kieso, Donald dkk, “Akuntansi Intermediate”, Edisi Kesepuluh Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2002. Kieso, Donald dkk, “Akuntansi Intermediate”, Edisi Kesepuluh Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2002. Kurniawan, “Pengaruh Perlakuan Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan 1994 dan Undang-Undang No.10 Tahun 1994 Tentang Pajak Penghasilan Terhadap Penentuan Penghasilan Kena Pajak PT.Bahtera Admina Samudra”, Skripsi Sarjana, Universitas Trisakti, Jakarta, 2001. Lembaga Manajemen Formasi, ”Tax Planning”, Jakarta, 2005. Lumbantoruan, Sophar,”Akuntansi Pajak”, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1996.

Page 119: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxix

Republik Indonesia, ”Undang-Undang RI No.17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2006. Resmi, Siti, ”Perpajakan: Teori dan Kasus”, Salemba Empat, Jakarta, 2003. Sangudi, Teddy, ”Kompensasi Kerugian Terhadap Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan”, Jurnal Kipas Volume 1 No.8, Jakarta, 1999. www.pajak.go.id

Page 120: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxx

Lampiran-Lampiran

Page 121: “PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19038/1/M... · i PERENCANAAN PAJAK PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI BINTANG

cxxi