perencanaan it master plan untuk perguruan tinggi

11
34 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018 Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi Menggunakan Kerangka Kerja Togaf (Studi Kasus Pada Universitas Pamulang) Afrizal Zein Program Studi Teknik Informatika, STMIK Eresha Jl. Raya Puspitek Serpong No. 10 Tangerang Selatan Banten e-mail : [email protected], [email protected] ABSTRAK Universitas Pamulang sebagai sebuah perguruan tinggi di Tangerang telah memiliki infrastruktur Teknologi Informasi (TI) dan dikelola secara mandiri. Hingga saat ini TI di Unpam menjadi sesuatu yang kompleks, cara pengelolaan yang masih tradisional dan tidak terkoneksi berakibat pada infrastruktur TI yang tidak bisa dalam menjawab permasalahan atas perubahan bisnis dan aplikasi. Serta berdampak pada tingginya beban kerja pengelola. Masalah-masalah ini tidak diperhitungkan, karena penerapan TI tidak dilakukan secara terencana. Oleh sebab itu, perlu dibuatkan blue print TI yang sesuai dengan kebutuhan dan selaras dengan visi misi Unpam . Penelitian ini bertujuan membuat IT Master plan yang berisi Raodmap berdasarkan kerangka kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM) dengan studi kasus di Unpam. Perkiraan dari Hasil penelitian ini adalah ; (1) Dari hasil perancangan menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM diperoleh 24 kandidat aplikasi yang diusulkan untuk dikembangkan, 5 Infrastruktur yang akan di perbaiki dan 10 inisiatif organisasi dan tata kelola TI yang harus dibenahi. (2) Menghasilkan prinsip pengembangan arsitektur teknologi informasi. (3) Dari grafik tingkat kematangan TI perlu di evaluasi pelaksanaan tata kelola TI sehingga meningkatkan tingkat kematangan pada level yang ditentukan bedasarkan visi misi dan tujuan Unpam. Kata kunci : Tata Kelola TI, COBIT 5, Tingkat Kematangan 1. PENDAHULUAN Perguruan tinggi adalah bagian dari organisasi yang berkewajiban menyelenggarakan tri darma perguruan tinggi, serta dapat mengelola lembaganya. Demi mewujudkan proses yang berkualitas maka perguruan tinggi juga harus merencanakan infrastruktur teknologi informasi guna menjaga menunjang keselarasan penerapan Teknologi Informasi (TI) terhadap strategi bisnis organisasi. Uuntuk menjadikan universitas unggulan dan kompetitif di perguruan tinggi yaitu dengan pemanfaatan TI, untuk menunjang aktifitasnya. Namun, seharusnyalah TI bisa menjadi komponen pendukung yang sesuai dengan bisnis dari organisasi perguruan tinggi ? Universitas Pamulang (Unpam) sebagai perguruan tinggi swasta di tangerang telah memiliki infrastruktur TI dan dikelola secara mandiri. Adapun permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi dalam pemberdayaan dan penerapan sistem informasi dan teknologi informasi pada Unpam adalah sebagai berikut : a. Belum optimalnya perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi dalam menunjang pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi dilingkungan Unpam. b. Sistem informasi dibeberapa sub-bagian sudah terintegrasi, namun belum secara menyeluruh. c. Layanan Informasi Akademik dan Kemahasiswaan belum optimal dalam ruang lingkup Unpam d. Sarana dan prasarana komputer belum termanfaatkan secara efektif dan efisien karena belum adanya arahan yang jelas. e. Belum ada Puskom / badan sistem informasi yang bertugas khusus untuk menampung keinginan pihak Pimpinan dalam mengembangkan komputerisasi organisasi agar lebih efisien dalam implementasi sistem informasi. TI yang ada di Unpam dibangun bedasarkan kebutuhan sesaat, karena itu perlu dibuat blue print (cetak biru) Unpam yang mengakomodir seluruh aspek kebutuhan IT saat ini dan mempertimbangkan aspek perubahan teknologi kedepan dengan berlandaskan visi misi Universitas Pamulang. Cetak biru TI adalah kerangka kerja terperinci (arsitektur) sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

34 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

Perencanaan IT Master Plan

Untuk Perguruan Tinggi

Menggunakan Kerangka Kerja Togaf

(Studi Kasus Pada Universitas Pamulang)

Afrizal Zein

Program Studi Teknik Informatika, STMIK Eresha Jl. Raya Puspitek Serpong No. 10 Tangerang Selatan Banten

e-mail : [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Universitas Pamulang sebagai sebuah perguruan tinggi di Tangerang telah memiliki infrastruktur Teknologi Informasi

(TI) dan dikelola secara mandiri. Hingga saat ini TI di Unpam menjadi sesuatu yang kompleks, cara pengelolaan yang

masih tradisional dan tidak terkoneksi berakibat pada infrastruktur TI yang tidak bisa dalam menjawab permasalahan

atas perubahan bisnis dan aplikasi. Serta berdampak pada tingginya beban kerja pengelola.

Masalah-masalah ini tidak diperhitungkan, karena penerapan TI tidak dilakukan secara terencana. Oleh sebab itu, perlu

dibuatkan blue print TI yang sesuai dengan kebutuhan dan selaras dengan visi misi Unpam .

Penelitian ini bertujuan membuat IT Master plan yang berisi Raodmap berdasarkan kerangka kerja The Open Group

Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM) dengan studi kasus di Unpam.

Perkiraan dari Hasil penelitian ini adalah ; (1) Dari hasil perancangan menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM diperoleh 24 kandidat aplikasi yang diusulkan untuk dikembangkan, 5 Infrastruktur yang akan di perbaiki dan 10

inisiatif organisasi dan tata kelola TI yang harus dibenahi. (2) Menghasilkan prinsip pengembangan arsitektur teknologi

informasi. (3) Dari grafik tingkat kematangan TI perlu di evaluasi pelaksanaan tata kelola TI sehingga meningkatkan

tingkat kematangan pada level yang ditentukan bedasarkan visi misi dan tujuan Unpam.

Kata kunci : Tata Kelola TI, COBIT 5, Tingkat Kematangan

1. PENDAHULUAN

Perguruan tinggi adalah bagian dari organisasi yang

berkewajiban menyelenggarakan tri darma perguruan

tinggi, serta dapat mengelola lembaganya. Demi

mewujudkan proses yang berkualitas maka perguruan

tinggi juga harus merencanakan infrastruktur teknologi

informasi guna menjaga menunjang keselarasan

penerapan Teknologi Informasi (TI) terhadap strategi

bisnis organisasi.

Uuntuk menjadikan universitas unggulan dan

kompetitif di perguruan tinggi yaitu dengan pemanfaatan

TI, untuk menunjang aktifitasnya. Namun, seharusnyalah

TI bisa menjadi komponen pendukung yang sesuai

dengan bisnis dari organisasi perguruan tinggi ?

Universitas Pamulang (Unpam) sebagai perguruan

tinggi swasta di tangerang telah memiliki infrastruktur TI

dan dikelola secara mandiri.

Adapun permasalahan-permasalahan yang

teridentifikasi dalam pemberdayaan dan penerapan sistem

informasi dan teknologi informasi pada Unpam adalah

sebagai berikut :

a. Belum optimalnya perencanaan strategis sistem

informasi dan teknologi informasi dalam menunjang

pengembangan sistem informasi dan teknologi

informasi dilingkungan Unpam.

b. Sistem informasi dibeberapa sub-bagian sudah

terintegrasi, namun belum secara menyeluruh.

c. Layanan Informasi Akademik dan Kemahasiswaan

belum optimal dalam ruang lingkup Unpam

d. Sarana dan prasarana komputer belum

termanfaatkan secara efektif dan efisien karena

belum adanya arahan yang jelas.

e. Belum ada Puskom / badan sistem informasi

yang bertugas khusus untuk menampung keinginan pihak

Pimpinan dalam mengembangkan komputerisasi

organisasi agar lebih efisien dalam implementasi sistem

informasi.

TI yang ada di Unpam dibangun bedasarkan kebutuhan

sesaat, karena itu perlu dibuat blue print (cetak biru)

Unpam yang mengakomodir seluruh aspek kebutuhan IT

saat ini dan mempertimbangkan aspek perubahan

teknologi kedepan dengan berlandaskan visi misi

Universitas Pamulang.

Cetak biru TI adalah kerangka kerja terperinci

(arsitektur) sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan

Page 2: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

35 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

yang meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan

strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta

langkah-langkah atau implementasi yang harus

dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja.

Tesis ini ini membahas perancangan infrastruktur

teknologi informasi pada Universitas Pamulang

menggunakan kerangka kerja The Open Group

Architecture Framework (TOGAF). Perancangan

infrastruktur dilakukan dengan membatasi ruang lingkup

yang terdiri atas enam fase awal dari TOGAF ADM yang

mencakup: preliminary, architecture vision, business

architecture, information systems architectures,

technology architecture, opportunities and solutions.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang sudah pernah dilakukan yang

berhubungan dengan penelitian ini adalah :

a. Budi Daryatmo (2007)

Menurut Budi Daryatmo(1) (dalam jurnalnya

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi, 2007)

Teknologi Informasi (TI) telah menjadi komponen

penting di dalam organisasi untuk membantu pelaksanaan

proses kerjanya. Tetapi, keberadaan TI sendiri akan

menimbulkan masalah baru jika pengelolaannya

dipandang hanya sebagai aktivitas penyediaan perangkat

keras/lunak untuk memenuhi kebutuhan otomatisasi

proses kerja. Pemahaman demikian hanya akan

menciptakan permasalahan-permasalahan berupa

redundansi data, aplikasi, infrastruktur dan belanja TI

yang berlebihan seiring dengan perkembangan teknologi

dan organisasi itu sendiri.

b. Ishak dan Alias (2005)

Dalam publikasi ilmiah berjudul “Designing A

Strategic Informaion System Planning Metodology For

Malaysian Institutes of Higher Learning (ISP-IPTA)”(2)

menjabarkan tahapan penyusunan metodologi

perencanaan strategis sistem informasi sesuai dengan

kebutuhan lembaga pendidikan tinggi di Malaysia yang

dikenal dengan metode ISP-IPTA.

Metodologi ISP-IPTA terdiri dari empat tahapan utama

Tujuan dari tahap pertama adalah menentukan ruang

lingkup SISP dan rencana implementasi untuk proyek

SISP. Tahap pertama ini bertujuan untuk memastikan

justifikasi proyek tersebut, untuk memantau perubahan

manajemen dan proyek penerimaan formal

c. Harwikarya (2015)

Dalam publikasi ilmiah yang berjudul “IS Strategic

Plan for Higher Education Based on COBIT Assessment:

A Case Study” (3)Sebagai bimbingan dan arahan dari SI /

IT Operation di setiap organisasi, SI Rencana Strategis

memainkan peran sangat penting di Pendidikan Tinggi.

Banyak SI proyek gagal karena tidak ada perencanaan

yang memadai. Makalah ini menyajikan hasil studi SI

dengan formulasi rencana strategis bagi lembaga

pendidikan tinggi. Tahapan perumusan strategi SI

dilakukan berdasarkan kerangka kerja Ward & Peppard

dan memanfaatkan COBIT 4.1.

d. Ade Yuliana (2009)

Menurut Ade Yuliana dalam jurnalnya “ Rekomendasi

Perencanaan Strategi Sistem Informasi (SI)”(4)

Perencanaan strategis sistem informasi (SI) dibuat untuk

memperbaiki kondisi lingkungan SI saat ini dengan

mengenali kebutuhan, mendefinisikan proses, kemudian

dipilih aktifitas-aktifitas dan alokasi sumber daya untuk

mencapai sasaran yang diinginkan..

e. Veronica S (2008)

Menurut Veronica S dalam jurnalnya “Pengembangan

Sistem dan Sarana Teknologi Informasi untuk Perguruan

Tinggi Indonesia” (5) kerangka kerja penyusunan cetak

biru TI dapat direpresentasikan ke dalam tahapan

perancangan pada Gambar 2, dengan mengelompokkan

aspek-aspek yang perlu digali dan diidentifikasi ke dalam

arsitektur kontekstual, arsitektur konseptual, arsitektur

data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.

Gambar 1: Tahapan Perancangan Cetak Biru TI

f. Firmansyah (2008)

Menurut Firmansyah dalam jurnalnya

“PERANCANGAN MASTER PLAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN POLITEKNIK SWADHARMA” (6)

Bagaimana agar TI bisa menjadi pendukung yang sesuai

untuk bisnis dari organisasi perguruan tinggi ? Dengan

melakukan perencanaan strategis sistem informasi dan

teknologi informasi maka pemahaman terhadap strategi

bisnis organisasi nantinya akan memberikan arahan

terhadap tercapainya suatu tujuan (goal) organisasi.

g. Maniah (2011)

Menurut Maniah, dalam jurnalnya “Information

Technology (IT) MASTER PLAN Badan Geologi

Bandung” (7) Penerapan pengelolaan teknologi informasi

yang baik adalah melalui perencanaan pengembangan

sistem dan teknologi informasi sehingga investasi dan

pengembangan sistem yang akan dilakukan berjalan

sesuai dengan kebutuhan organisasi yang telah ditentukan

sebelumnya. Rencana ini dituangkan dalam bentuk

dokumen yang disebut IT Master Plan

h. Mario Tulenan Parinsi (2011)

Menurut Mario dalam jurnalnya “Perencanaan strategi

IT dalam pengelolaan management IT Universitas”, (8)

IT kampus merupakan merupakan sebuah organisasi yang

sangat kompleks baik secara local, pengguna secara

terpusat, layanan dan infrastruktur. Perencanaan bukan

hanya untuk mendeskripsikan setiap tindakan IT,

Page 3: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

36 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

sebaliknya menyediakan level yang lebih tinggi dari

sebuah visi, prinsip panduan, tujuan dan starategi yang

membawa kampus untuk membuat rencana strategis.

Perencanaan strategi IT kampus ini akan menjadi suatu

panduan bagi setiap usaha pengembangan untuk 1 sampai

3 tahun kedepan..

i. Indra Silanegara (2011)

Menurut Indra dalam jurnalnya “Perencanaan Strategis

Teknologi Informasi (Studi Kasus: Politeknik Negeri

Jakarta), (9) Perencanaan Strategis Teknologi Informasi

merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra)

sebuah institusi. Tujuan dari riset ini adalah menemukan

kebutuhan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

(SI/TI) untuk Institusi Politeknik dengan metode studi

kasus terhadap Renstra Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).

Riset diawali dengan analisis lingkungan bisnis aksternal

dan internal PNJ guna menentukan five forces model dan

critical success faktors institusi.

j. Budi Yuwono (2009)

Menurut Budi Yuwono dalam jurnalnya

“INFORMATION TECHNOLOGY PLAN AS AN IT

GOVERNANCE MATURITY DRIVER” (10) Memiliki

rencana untuk teknologi informasi (TI) adalah base line

untuk tata kelola TI yang optimal. Tapi, membuat rencana

hanyalah satu masalah, melaksanakannya akan

menciptakan masalah baru yang lebih menantang. Dalam

penelitian ini, kami menyelidiki korelasi antara rencana

TI suatu organisasi dengan tingkat maturity tata kelola TI-

nya.

k. Yeni Kustiyahningsih (2013)

Menurut Yeni Kustiyahningsih dalam jurnalnya

“PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI

KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN) RSUD

Dr.Soegiri (11) Penelitian ini menggunakan metodologi

TOGAF ADM yang memiliki komponen utama yaitu

Preliminary, Architecture Vision, Business Architecture,

Information Sistem Architecture, Technology

Architecture, Opportunities and Solution, Migration

Planning, Implementation Governance, Arcitecture

Change Management. Hasil penelitian ini berupa

blueprint / cetak Biru teknologi informasi yang di

dasarkan pada roadmap togaf yang telah dibuat sehingga

menghasilkan sistem yang terintegrasi .

l. Rahman Rosyidi (2014)

Menurut Rahman Rosyidi dalam jurnalnya

“PERANCANGAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR

SISTEM INFORMASI AKADEMIK DENGAN

MENGGUNAKAN TOGAF (STUDI KASUS : STMIK

AMIKOM PURWOKERTO) (12) Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk menyelidiki dan menganalisis desain

model arsitektur enterprise sistem informasi akademik

menggunakan TOGAF ADM di STMIK Amikom

Purwokerto

m. Roni Yunis (2009)

Menurut Yunis dalam jurnalnya “MODEL

ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUK PERGURUAN

TINGGI DI INDONESIA”, (13) Model arsitektur

enterprise merupakan suatu acuan standar yang nantinya

bisa digunakan oleh perguruan tinggi untuk

mengembangkan arsitektur enteprise. Salah satu tujuan

dari penerapan arsitektur enterprise adalah menciptakan

keselarasan antara bisnis dan teknologi informasi bagi

kebutuhan organisasi, penerapan arsitektur enterprise

tidak terlepas dari bagaimana sebuah perguruan tinggi

merencanakan dan merancang arsitektur enterprise

tersebut. Untuk melakukan pengembangan arsitektur

enterpise diperlukan suatu metodologi yang lengkap serta

mudah digunakan. TOGAF ADM merupakan metodologi

yang cukup lengkap.

n. Aradea (2012)

Menurut Aradea dalam jurnalnya “PERANCANGAN

ARSITEKTUR INFORMASI UNTUK MENDUKUNG

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK

DI PERGURUAN TINGGI”, (14)). Salah satu metodologi

dalam perencanaan membuat sistem informasi adalah

penyusunan rencana strategis dilakukan dengan

memanfaatkan metodologi Business System Planning

(BSP). Metodologi ini berkaitan dengan upaya bagaimana

sistem informasi seharusnya distrukturkan, diintegrasikan

dan diimplementasikan oleh organisasi dalam jangka

panjang.

o. Roni Yunis (2010)

Menurut Yunis dalam jurnalnya ”PENGEMBANGAN

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK

PERGURUAN TINGGI”, (15) Penelitian ini membangun

sebuah arsitektur enterprise yang nantinya bisa dijadikan

oleh organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya.

Model arsitektur ini dapat dijadikan sebagai model dasar

bagi institusi perguruan tinggi didalam pengembangan

arsitektur enterprise.

p. Kuswardani Mutyarini (2006)

Menurut Kuswardani Mutyarini dalam jurnalnya

“ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK

INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA”

(16) Perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi

adalah sebuah proses yang kompleks, karena itu proses

perencanaan harus dikelola berdasarkan suatu petunjuk

yang jelas dengan tujuan menyelaraskan strategi bisnis

organisasi dan strategi teknologi untuk memberikan hasil

yang maksimal bagi organisasi. Saat ini belum terdapat

kerangka dasar yang khusus untuk melakukan

perancangan arsitektur teknologi informasi untuk institusi

pendidikan. TOGAF ADM adalah metoda di dalam

TOGAF (The Open Group Architecture Framework)

q. Tina Fajrin (2012)

Menurut Tina Fajrin dalam jurnalnya “Analisis Sistem

Penyimpanan Data Menggunakan Sistem Cloud

Computing Studi Kasus SMK N 2 Karanganyar” (17)

Page 4: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

37 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

Analisis sistem penyimpanan data di Cloud Computing

untuk membandingkan efisiensi menggunakan cloud

computing. Oleh sebab itu cloud computing sangat

diperlukan demi mengefisien waktu.

r. Răzvan-Daniel ZOTA (2013)

Menurut Răzvan-Daniel ZOTA dalam jurnalnya

“Cloud Standardization: Consistent Business Processes

and Information” (18) Cloud computing merupakan salah

satu tren yang muncul terbaru dalam komputasi

terdistribusi yang memungkinkan adanya infrastruktur

perangkat keras dan aplikasi perangkat lunak sebagai

layanan. Tulisan ini menawarkan pendekatan umum

untuk standardisasi komputasi awan sebagai sarana

meningkatkan kecepatan adopsi untuk teknologi cloud.

Selain itu, penelitian ini mencoba untuk menunjukkan

bagaimana organisasi dapat mencapai proses bisnis yang

lebih konsisten ketika beroperasi dengan teknologi

komputasi awan. s. Saripudin (2010)

Menurut Saripudin dalam jurnalnya “PERANCANGAN

IT STRATEGIC PLANNING PADA PERGURUAN

TINGGI DI INDONESIA MENGGUNAKAN

METODOLOGI ENTERPRISE ARCHITECTURE

PLANNING TOGAF Studi Kasus: Universitas Pendidikan

Indonesia” Keselarasan antara penerapan TI dengan

strategi bisnis dan tujuan organisasi dapat dicapai melalui

pengelolaan TI yang baik, dengan menggunakan IT

Strategic plan(ITSP) sebagai acuan dalam implementasi

mencapai tujuan strategis organisasi. Optimalisasi

penggunaan teknologi informasi sebagai komponen utama

sistem informasi organisasi dapat berjalan apabila

organisasi telah memiliki dan menjalankan strategi

perencanaan teknologi informasi (IT strategic plan) yang

tepat. Metoda perencanaan strategis teknologi informasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Architecture

Development Method (ADM) yang merupakan komponen

utama dalam TOGAF.

LANDASAN TEORI

Tahapan Rinci Penerapan TOGAF

Sebelum melakukan proses perancangan arsitektur

enteprise maka terlebih dahulu perlu dilakukan

pendefinisian terhadap seluruh kebutuhan (requirement)

yang akan digunakan pada proses perancangam arsitektur.

Gambar 2 Kerangka arsitektur enterprise TOGAF.

Seperti yang diperlihatkan tadi menjelaskan bagaimana

memperoleh arsitektur perusahaan yang spesifik yang

memenuhi syarat atau kebutuhan bisnis.

Gambar 3 TOGAF Enterprise Continuum.

TOGAF menyediakan 2 (dua) model referensi untuk

dipertimbangkan, yang selanjutnya dapat digunakan

dalam enterprise continuum perusahaan:

1. TOGAF Foundation Architectur.

2. Integration Information Infrastructure Reference

Model

3. Tahapan Pengembangan EA dengan TOGAF ADM

Gambar 4 Tahapan Pembangan EA TOGAF

Tahapan pengembangan EA menurut TOGAF ADM

terdiri dari delapan fase yang bersifat iteratif dari A sampai fase H seperti pada gambar 4,. Kedeelapan

langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Preliminary Framework and Principles

2. Fase A: Visi Arsitektur (Architecture Vision)

3. Fase B:ArsitekturBisnis (Business architecture)

4. Fase C: Arsitektur Sistem Informasi

(Information System Architecture)

5. Fase D Arsitektur Teknologi (Technology

Architecture)

6. Fase E: Peluang dan Solusi (Opportunities &

Solution)

7. Fase F: Rencana Migrasi (Migration Planning) 8. Fase G : Tata Kelola Implementasi

(Implementation Governance)

9. Fase H: Manajemen Perubahan Arsitektur

(Architecture Change Management)

3.3 Tahapan Perancangan

Dalam tahap perancangan yang dilakukan adalah:

a. Pembuatan Arsitektur Informasi

b. Pembuatan Matriks Fungsional

c. Pembuatan Jaringan Komunikasi Infrastruktur dan

Aturan

d. Pembuatan ERD

Page 5: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

38 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

e. Pengembangan basis data/aplikasi sesuai dengan

objective organisasi.

Penyelasaran Strategi Bisnis Dan Strategi TI

Perencanaan strategi TI dibutuhkan karena perusahaan

menggunakanTI untuk mengimplementasikan strategi

bisnis dan memenangkan persaingan

Gap Analisis

Gap analisi merupakan suatu teknik yang dapat digunakan

untuk melakukan validasi terhadap suatu arsitektur yang

akan dikembangkan (architecture target), dengan

arsitektur yang ada (baseline architecture)

Rencana Penerapan

Rencana penerapan merupakan rencana yang

dipersiapkan untuk mengimplementasikan arsitektur

enterprise. Dasar pembuatan rencana ini adalah model

bisnis, katalog sumber daya informasi dan

arsitekturarsitektur yang telah didefinisikan sebelumnya.

3. METODA PENELITIAN

1.Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penelitian ini setiap tahapan akan disesuaikan

dengan kerangka kerja TOGAF

Gambar 5 Diagram Flow Penelitian

Fase preliminary: framework and priciples

Fase ini merupakan tahap persiapan dan permulaan untuk

mendefinisikan kerangka dan prinsip, bertujuan untuk

mengkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan

framework dan metodologi detail yang akan digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise. Dalam

penelitian ini framework yang dipakai adalah The Open

Group Architecture Framework (TOGAF) dengan

metodologi Architecture Development Method (ADM)

untuk membuat rancangan arsitektur teknologi informasi

adaptif pada Universitas Pamulang.

Fase requirements management

Pada fase ini dilakukan penggalian kebutuhan

(requirements) organisasi serta mendokumentasikan

kebutuhan user. Tujuan fase ini menyediakan proses

pengelolaan kebutuhan arsitektur sepanjang fase pada

siklus ADM, mengidentifikasi kebutuhan enterprise,

menyimpan lalu memberikannya kepada fase yang

relevan. Requirements yang diperlukan pada fase ini

diantaranya administrasi akademik, penyelenggaraan

keuangan, proses penelitian dan pengabdian.

Pengembangan sistem informasi harus sesuai dengan

requirement management untuk mencapai tujuan

organisasi

Fase A : Architecture Vision

Mendefinisikan ruang lingkup, tujuan bisnis, sasaran

bisnis, profil organisasi, struktur organisasi, identifikasi

stakeholder, visi misi organisasi, dan memperoleh persetujuan, serta memetakan semua strategi yang akan

dilakukan. Pada fase ini juga bertujuan menciptakan

keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur

enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang

dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan

lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada

tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal.

Fase B : Bussiness architecture

Mendeskripsikan arsitektur bisnis saat ini, sasaran, dan

menentukan celah (gap) diantara arsitektur bisnis. Pada fase ini dilakukan pendefinisian kondisi awal arsitektur

bisnis. Pada fase ini juga dilakukan pemodelan bisnis

dengan memilih tool yang tepat untuk menggambarkan

arsitektur bisnis. Pemodelan arsitektur bisnis dilakukan

dengan mengidentifikasikan area fungsional utama,

menetapkan fungsi bisnis, dan area fungsionalitas

pendukung

Fase C : Information system architecture Menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi

dibangun yang meliputi arsitektur data dan arsitektur

aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Pada arsitektur data, dilakukan dengan mengidentifikasi

seluruh komponen data yang akan digunakan oleh

aplikasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan

organisasi berdasarkan kebutuhan area fungsional bisnis

yang telah ditetapkan. Indentifikasi yang dilakukan adalah

menentukan kandidat entitas data, mendefinisikan entitas

data, dan membuat relasi antara fungsi bisnis dan entitas

data. Teknik yang bisa digunakan adalah ER-Diagram,

class diagram, dan object diagram. Pada arsitektur

aplikasi, dilakukan dengan mengidentifikasi kandidat

aplikasi, menentukan jenis aplikasi yang dibutuhkan

untuk memproses data dan mendukung bisnis, serta membuat pemodelan arsitektur aplikasi

3.4.3.4. Fase D : Technology architecture Pada fase ini didefinisikan kebutuhan teknologi untuk

mengolah data. Langkah awal yang dilakukan adalah

menentukan kandidat teknologi yang akan digunakan

untuk menghasilkan pemilihan teknologi untuk platform

teknologi yang ada dalam aplikasi meliputi perangkat

lunak dan perangkat keras. Teknik yang digunakan adalah

dengan mengidentifikasikan prinsip platform teknologi,

yang terdiri atas tujuh area yang meliputi sistem operasi,

manajemen data, aplikasi, perangkat keras, komunikasi, komputasi pemakai, dan keamanan. Teknik ini

Page 6: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

39 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

memberikan gambaran tentang jaringan yang terdapat

pada suatu organisasi. Secara umum arsitektur teknologi

akan membandingkan perencanaan dan pembangunan

teknologi yang lama dan baru. Analisis gap ini akan

menempatkan infrastruktur teknologi baru yang akan

dibutuhkan dalam penerapan kedepannya. Teknik yang

bisa digunakan adalah environment and location diagram,

dan network computing diagram

3.4.3.5. Fase E : Opportunities and solutions Pada fase ini menekankan pada manfaat yang diperoleh

dari arsitektur enterprise. Dilakukan evaluasi gap dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, data,

arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi untuk

selanjutnya membuat strategi untuk solusi. Evaluasi dan

strategi untuk solusi ini dapat dijadikan dasar bagi

stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur

yang akan diterapkan

Fase F : Migration Planning Pada fase ini dilakukan penilaian dalam menentukan

rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Untuk

menentukan migrasi yang akan dilakukan dan diterapkan

biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya berdasarkan prioritas dari alur yang berjalan pada unit

organisasi serta keputusan terhadap kebutuhan utama dan

pendukung dalam organisasi terhadap implementasi

sistem informasi.

Fase G: Implementation Governance Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola

implementasi yang sudah dilakukan, tata kelola yang

dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola

teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur.

Mengkonfirmasi ruang

lingkup untuk prioritas penyebaran penerapan yang direncanakan, mempunyai panduan untuk pengembangan

pada proyek yang akan diterapkan, mengatur akan

pelaksanaan operasional penerapan akan hasil dari

proyek.

Fase H: : Architecture Change Management Fase ini melakukan rencana manajemen terhadap

arsitektur yang telah diimplementasikan dengan cara

melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi

dan perubahan lingkungan organisasi yang sedang

berjalan. Serta menentukan apakah akan dilakukan siklus

pengembangan EA berikutnya. Karena tidak tertutup

kemungkinan untuk melakukan pengembangan arstitektur yang telah ada mengingat kebutuhan akan bisnis dari

organisasi tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai

dengan kondisi organisasi. Pemantauan perkembangan

sistem informasi yang dibangun, pengelolaan resiko yang

diperlukan jika terjadi dalam perubahan pada tingkat

individu, bisnis organisasi, dan teknologi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Fase information system architecture Fase ini bertujuan untuk membuat pemodelan arsitektur sistem informasi. Fase ini terdiri dari 2 arsitektur, yaitu

aplikasi dan data. Arsitektur aplikasi membahas tentang

aplikasi yang ada saat ini dan aplikasi yang akan

dirancang sedangkan arsitektur data meliputi arsitektur

data existing saat ini dan arsitektur data usulan, mengacu

pada bisnis architecture yang telah dijabarkan

sebelumnya.

Gambar 6: Proses Perencanaan IT Master Plan

Arsitektur aplikasi saat ini

Aplikasi yang ada saat ini umumnya dikembangkan

secara bersama oleh para sistem analis dan programmer

di IT Support. Dalam mengerjakan sistem informasi

tersebut dilakukan analisis terlebih dahulu untuk

mengetahui proses bisnis dan kebutuhan pada unit kerja

Tabel 1. Daftar Aplikasi yang tersedia

Arsitektur aplikasi yang diharapkan Berdasarkan hal tersebut, maka model dari prinsip

arsitektur dalam aktivitas pengembangan arsitektur

enterprise organisasi bisa memberikan arahan yang jelas terhadap apa yang harus dilakukan dan apa yang akan

dicapai perguruan tinggi untuk mencapai misi TriDharma

perguruan tinggi

Page 7: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

40 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

Gambar 7. Arsitektur Aplikasi

Portofolio aplikasi akan datang

Gambar 8 Rencana Aplikasi kedepan

Fase technology architecture

Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan

platform teknologi saat ini dan melihat secara langsung

penggunaan platform teknologi saat ini terhadap aplikasi

yang digambarkan dalam bentuk matriks, serta membuat

usulan platform teknologi terkait kebutuhan Universitas

Pamulang. Infrastruktur TI terdiri dari peralatan, sistem,

perangkat lunak, dan servis yang digunakan secara umum

di seluruh organisasi

Hasil pemetaaan kondisi infrastruktur berdasar

subdimensi infrastruktur PeGI

Tabel 3 Hasil Penilaian Kondisi Infrastruktur Unpam

Gambar 10 Hasil pemetaan infrastrukture

Fase Opportunities and solutions

Page 8: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

41 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

Pada fase ini dilakukan identifikasi parameter strategis

dengan cara evaluasi gap dari arsitektur enterprise yang

meliputi arsitektur bisnis, data, arsitektur aplikasi,dan

arsitektur teknologi untuk selanjutnya membuat strategi

untuk solusi.

Rancangan kebutuhan organisasi TI Unpam Hasil analisis kebutuhan organisasi Unpam, menunjukkan

perlunya sebuah struktur organisasi TI, namun dengan

posisi kapabilitas yang ditambahkan pada sisi wewenang

dan kontrol pengelolaan TI, termasuk dengan menempatkan CIO sebagai pimpinan dan penanggung

jawab tertinggi organisasi TI. Berkaitan dengan

peningkatan kapabilitas organisasi TI, maka penamaan

organisasi TI tersebut, sebaiknya dikembalikan ke semula

yaitu Pusat Komputer Universitas Pamulang atau dapat

disesuaikan namun tidak berbentuk unit kerja yang

kurang mempunyai kapabilitas yang cukup.

Gambar 12 Rancangan Organisasi TI Unpam

Uji Analisis Tingkat Kematangan Proses TI Analisis tingkat kematangan dilakukan dengan cara

wawancara langsung dan menyebarkan kuisioner kepada

para responden sebagai customer layanan yang terdapat di Unpam.

Responden terdiri dari 10 (sepuluh) orang, 5 (lima) orang

responden mewakili unsur rektorat, fakultas, lembaga dan

dosen, serta 5 (lima) orang responden mewakili unsur

Unit TI, yaitu Kepala IT Support, dan para staf. Kuisioner

dikembangkan dari standar pengelolaan TI COBIT yang

dipetakan terhadap ITIL [ITGI, 2008], dengan mekanisme

dan format kuisioner mengadopsi konsep penilaian yang

dipublikasikan oleh UCISA [UCISA, 2010], setelah

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Unpam. Yang

menjadi fokus pertanyaan dalam kuisioner adalah terkait area service design, terdiri dari 12 bagian pertanyaan,

meliputi :

a. Prinsip Strategi Layanan

b.Pertimbangan Teknologi Pengembangan Layanan

(Perancangan Layanan)

c.Aspek dan Aktifitas Pengembangan Layanan (Standar

Pengembangan)

d. Mengorganisasi Layanan

e. Mengelola Katalog Layanan

f. Mengelola Tingkat Layanan

g. Mengelola Kapasitas Layanan

h. Mengelola Ketersediaan Layanan

i. Mengelola Keamanan Informasi

j. Mengelola Pemasok k. Mengelola Keberlangsungan Layanan TI

l. Monitoring Layanan TI

Masing-masing pertanyaan tersebut melibatkan 2 (dua)

pertanyaan yang mewakili kondisi saat ini dan kondisi

yang diharapkan, serta dikelompokan menurut 6 (enam)

atribut yang menunjukan tingkat kematangan dari setiap

proses, ke 6 (enam) atribut kematangan proses tersebut,

adalah :

a. Kepedulian dan Komunikasi

b. Kebijakan, Perencanaan dan Prosedur c. Perangkat dan Otomasi

d. Keahlian dan Kepakaran

e. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas

f. Penentuan dan Pengukuran Pencapaian Tujuan

Analisis kematangan dilakukan dengan menilai tingkat

kematangan pada setiap pertanyaan yang diajukan, yang

direpresentasikan melalui 6 (enam) tingkatan, yang terdiri

dari :

0-Tidak ada/ tidak terdapat pengelolaan

proses

1-Terdapat pengelolaan proses, namun dilakukan secara ad hoc dan sewaktu-waktu,

serta tidak terorganisir.

2-Terdapat pengelolaan proses secara rutin,

namun dilakukan secara informal dan

intuitive

3-Proses telah terdokumentasi dan

dikomunikasikan, namun belum terintegrasi.

4-Proses telah terstandarisasi dan dilakukan

pemantauan serta pengukuran.

5-Proses telah terotomatisasi dan mencapai

tingkatan best practice. Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara yang telah

dilakukan, didapatkan jawaban-jawaban dari tingkat

kematangan setiap proses TI saat ini dan tingkat

kematangan proses yang diharapkan atau menjadi target.

Tingkat kematangan dari setiap proses yang ada saat ini,

teridentifikasi berkisar antara tingkat kematangan 1-

(Terdapat pengelolaan proses namun dilakukan secara ad

hoc), hingga tingkat kematangan 2-(Proses telah berulang

namun dilakukan secara informal dan intuitive).

Page 9: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

42 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

Gambar 13 Grafik Tingkat Kematangan Kondisi Saat Ini

Gambar 13 menerangkan Grafik batang dari Tingkat

Kematangan Lalayan TI Unpam bedasarkan data

kuisioner untuk saat ini baru mencapai level diantara 2

dan 3 sedangkan harapan mencapai level diantara 4 dan 5.

Gambar 14 Grafik Kondisi Kesenjangan Tingkat

Kematangan Proses IT Unpam

Gambar 14 menrangkan Grafik Jaring Laba Laba dari

hasil kuisioner dan wawancara pengukuran tingkat

kematangan proses layanan TI di Universitas Pamulang

yang ada saat ini, hasil analisa ditemukan beberapa

informasi yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Seluruh proses TI terkait layanan TI, terdiri dari

12 (dua belas ) proses yang terdapat pada Tabel

4.3, hampir seluruh aktivitas proses pengelolaan

dilakukan secara ad hoc dan reaktif.

2. Proses pengelolaan tingkat dan katalog layanan merupakan proses yang memiliki tingkat

kematangan paling rendah, fakta dilapangan

pengelolaan tingkat dan katalog layanan tidak

terdefinisi dengan baik, tidak terdapat

kesepakatan tingkat layanan dalam bentuk

dokumen, komitmen atau target disetiap unit

kerja, yang dilakukan adalah benar-benar secara

reaktif.

3. Secara umum tingkat kematangan atribut

“keahlian dan kepakaran” serta “perangkat dan

otomasi” memiliki tingkat kematangan yang

paling rendah di setiap proses. Hal ini

disebabkan karena tidak adanya pelatihan atau

peningkatan kemampuan sumber daya manusia

secara formal dan terprogram, yang dilakukan

hanyalah secara reaktif. Perangkat terutama

infrastruktur TI yang dimiliki sebetulnya sudah cukup memadai, namun pemanfaatan dan

pengelolaannya tidak difungsikan sebagaimana

mestinya.

4. Tingkat “kepedulian dan komunikasi” serta

“tanggung jawab” dari pengelolaan layanan

sebetulnya sudah ada, sehingga hampir pada

setiap proses, atribut tersebut memiliki tingkat

kematangan yang paling tinggi, namun kedua

atribut tersebut dilakukan berdasarkan atas

inisiatif individu, karena “kebijakan,

perencanaan dan prosedur” yang mengatur hal tersebut masih terlalu umum, tidak spesifik

mengarah ke area TI. Dan hal ini juga berlaku

untuk atribut “penentuan dan pengukuran

pencapaian tujuan”.

5. Proses pertimbangan teknologi pengembangan

dan standar pengembangan, proses ini telah

mengikuti suatu prosedur tertentu, namun sangat

bergantung pada pengetahuan individu ketika

sumber daya manusia yang terlibat ditunjuk

sebagai tim dalam pengembangan, dan sifatnya

hanya sementara. Belum ada prosedur standar yang ditetapkan secara permanen.

6. Proses pendefinisian dalam mengorganisasi dan

monitoring layanan sudah dilakukan secara rutin,

karena pembagian tugas terkait proses tersebut

sudah didefinisikan dalam dokumen statuta dan

tata kerja universitas, namun dokumen tersebut

bukan secara spesifik mengatur pengelolaan TI,

tetapi pengaturan pengelolaan institusi secara

umum. Pada akhirnya proses mengorganisasi dan

monitoring dilakukan secara rutin namun

intuitive.

7. Proses pengelolaan kapasitas, ketersediaan dan keberlangsungan layanan, proses ini ditunjang

oleh kondisi sumber daya TI yang ada di

Universitas Siliwangi, terutama kondisi

infrastruktur TI yang sudah cukup memadai,

namun pemanfaatannya belum dioptimalkan

karena keterbatasan dan kebergantungan pada

pengetahuan individu.

8. Secara umum kondisi yang terjadi pada seluruh

proses, disebabkan unit TI dalam hal ini IT

Support tidak memiliki panduan, dokumentasi,

serta rencana pengembangan dan strategi

Page 10: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

43 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

blueprint TI yang jelas. Hal ini disebabkan

karena kondisi nomor 3 (tiga).

Dari hasil analisa diatas terlihat bahwa tingkat

kematangan layanan TI Unpam berada pada level 2 – 2,5

masih jauh dibawah level Ideal antara 4 – 5 dimana yang

terlemah pada aspek Mengelola Katalog Layanan

Bedasarkan gambar 4.16 dapat dilihat bahwa Tingkat Kesuksesan TI berada pada status berulang/repeatable

dengan Nilai 47% dengan status “Buruk” mendekati

“Cukup Baik” artinya indikator-indikator pendukung

kesuksesan TI telah dikembangkan dan disadari

kebutuhannya oleh pihak manajemen namun

pelaksanaanya masih bersifat informal dan berdasarkan

intuisi.

Gambar 14. Disign Roadmap IT Master Plan Unpam

5. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini

adalah :

1. Perencanaan IT Master Plan menggunakan kerangka

kerja TOGAF ADM dapat menghasilkan suatu

perencanaan strategis teknologi informasi yang

bersifat adaptif sesuai dengan kebutuhan dan selaras

dengan visi misi. IT Master Plan sangat penting pada

saat Teknologi informasi atau sistem informasi akan

dan atau sedang dibangun. IT Master plan

memudahkan dalam pemantauan sudah sampai mana

sistem dibangun atau diimplentasikan. 2. Berdasarkan hasil analisis menggunakan kerangka

kerja TOGAF ADM diperoleh 24 kandidat aplikasi

yang akan dikembangkan, 5 Infrastruktur yang akan di

perbaiki dan 10 inisiatif organisasi dan tata kelola TI

yang harus dibenahi dalam mendukung Kinerja TI di

Unpam..

3. Seluruh tingkat kematangan proses yang ada saat ini

belum mencapai tingkatan kematangan yang

diharapkan, atau sesuai dengan yang menjadi target.

Untuk pencapaian kondisi target tersebut dibutuhkan

proses penyetaraan, berupa pemberian rekomendasi untuk menghilangkan kesenjangan yang terjadi.

SARAN

1. Kajian dan penelitian lanjut sangat diperlukan untuk

penyempurnaan dari model yang telah dibuat, dengan

menggunakan metoda Capability Maturity Model

(CMM) agar dapat dibandingan untuk peningkatan

kualitas model.

2. Dari keseluruhan hasil studi kasus, pihak Unpam

harus menanamkan kesadaran yang tinggi akan

Page 11: Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi

44 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018

perlunya sebuah praktek dan prosedur formal untuk

pencapaian tujuan. Selain itu faktor sumber daya

manusia patut mendapatkan perhatian, terkait keahlian

dan kepakarannya

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Budi Daryatmo (2007), Perancangan Cetak Biru

Teknologi Informasi,. Vol. 3, No. 3; 2007, Published

by STMIK MDP Palembang.

[2] Ishak dan Alias (2005), Designing A Strategic

Informaion System Planning Metodology For

Malaysian Institutes of Higher Learning (ISP-IPTA).

Volume VI, No. 1, 2005.

[3] Harwikarya, Mujiono Sadikin, Devi Fitrianah, Mohammad Mustofa Sarinanto, Ida Nurhaida, and

Arif R (2015), IS Strategic Plan for Higher

Education Based on COBIT Assessment: A Case

Study, International Journal of Information and

Education Technology, Vol. 5, No. 8, August 2015

[4] Ade Yuliana, Kridanto Surendro (2009),

Rekomendasi Perencanaan Strategi Sistem

Informasi (SI), Jurnal Sekolah Teknik Elektro dan

Informatika Institut Teknologi Bandung,2009.

[5] Veronica S Moertini (2008), ” Pengembangan

Sistem dan Sarana Teknologi Informasi untuk

Perguruan Tinggi Indonesia”. Rapat Umum Anggota APTIK, Bandung, 10-12 Maret 2008.

[6] Firmansyah (2008), dengan judul ” Perancangan

Master Plan Sistem Informasi Manajemen Politeknik

Swadarma ”. Jurnal Kompleksitas Vol 1 Nomor 9

Tahun 2008

[7] Maniah (2011), Information Technology (IT)

MASTER PLAN Badan Geologi Bandung.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL, ISBN : 978-

979-796-189-3.

[8] Afrizal Zein (2016), Perancangan Sistem Informasi

Akademik Dengan Penerapan Zachman Frame Work Studi Kasus Pada Stmik Eresha, Esit Vol 9, No 2

(2016)

[9] Mario Tulenan Parinsi, Hoga Saragih (2011),

Perencanaan strategi IT dalam pengelolaan

management IT Universitas,Vol. 10 – No. 19 Jnuari

– April 2011, ISSN 1412-5528.

[10] Indra Silanegara, Bayu Adhi Tama, Diat Nurhidayat

(2011), Perencanaan Strategis Teknologi Informasi

(Studi Kasus: Politeknik Negeri Jakarta, Vol.6 No.1

(Januari 2011)

[11] Budi Yuwono, Rein Nusa Triputra, Muhammad

Nasri (2009), Iinformation Technologi Plan As An IT Governance Maturity Driver, Journal of

Information Systems, Volume 5, Issues 1, April 2009

[12] Yeni Kustiyahningsih (2013), Perencanaan

Arsitektur Enterprise Menggunakan Metode TOGAF

ADM (Studi Kasus : RSUD Dr.Soegiri Lamongan),

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli

2013

[13] Rahman Rosyidi, Purwadi (2014), Perancangan

Pengembangan Arsitektur Sistem Informasi

Akademik Dengan Menggunakan TOGAF (Studi

Kasus : STMIK Amikom Purwokerto)

[14] Roni Yunis, Kridanto Surendro (2009). Model

Enterprise Architekture Untuk Perguruan Tinggi Di

Indonesia, Seminar Nasional Informatika 2009

(semnasIF 2009) ISSN: 1979-2328

[15] Aradea, Husni Mubarok, Gea Aristi (2012),

Perancangan Arsitektur Informasi Untuk

Mendukung Pengembangan Sistem Informasi Akademik Di Perguruan Tinggi, Jurnal Penelitian

SITROTIKA Volume 8, Nomor 2, Juli 2012

[16] Roni Yunis, Kridanto Surendro, Erwin S. Panjaitan

(2010), Pengembangan Model Arsitektur Enterprise

Untuk Perguruan Tinggi, Volume 8, Nomor 1,

Januari 2010 : 9–18

[17] Kuswardani Mutyarini (2006), Arsitektur Sistem

Informasi Untuk Institusi Perguruan Tinggi Di

Indonesia, Prosiding Konferensi Nasional Teknologi

Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei

2006 [18] Afrizal Zein (2018), Peran Text Processing Dalam

Aplikasi Penerjemah Multi Bahasa Menggunakan

Ajax Api Google, Jurnal Sainstech Vol 28 No 1

(2018)

[19] Agus Prasetyo Utomo dan Novita Mariana(2011),

Analisis Tata Kelola Teknologi informasi ( It

Governance ) pada Bidang Akademik dengan Cobit

Frame Work Studi Kasus pada Universitas

Stikubank Semarang, Jurnal Teknologi Informasi

DINAMIK Volume 16, No.2, Juli 2011 : 139149,

ISSN : 08549524. [20] Setiawan EB. 2009. Perancangan Strategis Sistem

Informasi IT TELKOM untuk menuju World Class

University. Didalam: Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi: Yogyakarta, 20 Juni 2009.

[21] Saripudin, Arry Akhmad Arman dan Munir (2010),

Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2010, UPI

Press.

[22] The Open Group, TOGAF Version 9.1, Published in

U.S. by The Open Goup, 2011

[23] I Putu Agus Eka Pratama, Handbook Jaringan

Komputer Penerbit Informatika, Bandung.

[24] [DEPKOMINFO]. Dokumen Pemeringkatan e-Govermnment Indonesia (PeGI), 2007.

[25] The IT Governance Institute (2005), COBIT 4.0 :

Control Objectives, Management Guidelines,

Maturity Models, IT Governance Instiutute