perencanaan dan kendali manajemen
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
1/28
1
PERTEMUAN 11
PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMEN
Bab ini berfokus pada masalah-masalah pelaporan dan kendali internal.
Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin
sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan
tambahan mencakup perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi,
insentif biaya, dan kinerja serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan
(joint ventures) dan kaitan strategis lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen
perusahaan multinasional untuk menerapkan teknik akuntansi internal yang
dapat dibandingkan dan menggunakan teknik-teknik ini dengan cara sama.
PEMBUATAN MODEL USAHA
Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari
formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu
perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama:
1 Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang relevan terhadap
kemajuan perusahaan di masa depan.
2 Merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan
perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan
untk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
3 Mengembangkan sumber-sumber data untuk pilihan-pilihan
strategis.
4 Memanfaatkan pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian
tindakan yang spesifik.
ALAT PERENCANAANDalam mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan di masa depan,
pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal akan membantu
perusahaan mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Baik pesaing dan
kondisi pasar dianalasis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan
persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Salah satu alat tersebut adalah
analisis WOTS-UP. Analisis ini meyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan
yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Pada tampilan 10.1
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
2/28
2
menunjukkan analisis WOTS-UP yang dijalankan perusahaan pembuat mobil
dari jerman Daimler Benz (sekarang Daimler Chrysler).
ANALISIS WOTS-UP DAIMLER BENZ AG
Kekuatan (Strenghts-S)
1 Kualitas produk meningkatsebesar 20% dari tahun
sebelumnya.
2 Potensi penelitian danpengembangan lebih besar
dari perusahaan otomotif
lainnya.
3 Pangsa pasar 50% atasmobil limusin.
4 Truk buatan Daimler Benzmemimpin pasar.
5 Titik impas menurun dari 1juta menjati 0,7 juta
kendaraan.
6 Beberapa akuisisi (contoh,AEG, Dournier, MMB) telah
meningkatkan potensi sinergis
Daimler Benz.
7 Ruang lingkup ekonomiyang lebih tinggi.
Kelemahan (Weaknesses-W)
1 Akuisisi atas perusahaanberteknologi tinggi menyebabkan
timbulnya masalah koordinasi.
2 Tingkat upah yang tinggi(kebanyakan berproduksi di
jerman).
3 Lebih sedikit usaha patunganyang dilakukan (aliansi
internasional) dibandingkan
produsen mobil jepang.
Peluang (Opportunities-O)
1 Industri berteknologitinggi (mikro elektronik ruang
angkasa) tumbuh sebesar
20% pertahun.
2 Pengurangan konsumenyang dibelanjakan menigkat
60% pertahun.
3 Liberasi negara-negaraeropa timur.
4 Masalah imaji danlayanan dari otomotif
perusahaan jepang.
Strategi SO:
1 Mengakuisisi perusahaanotomotif di eropa timur.
2 Memperluas jaringandistribusi dan layanan di eropa
timur.
3 Mengembangkanbeberapa versi Baby Benz.
4 Menggunakan kapasitaspruduksi untuk produk-produk.
Strategi WO:
1 Memperluas pengalihanmanajer dari kantor pusat ke anak
perusahaan.
2 Memproduksi mobil di jermanbagian timur.
3 Mengintensifikasiperkembangan SDM pada
masing-masing tingkatan.
4
Membentuk perusahaanpatungan ruang angkasa
internasioanal.
Tantangan ( Threats-T)
1 Rendahnya nilai dollar
2 Meningkatnya nilai sukubunga.
3 Impor luar negeri,khususnya mobil mewah,
yang memperoleh pangsa
pasar.
Strategi jangka pendek:
1 Menempatkan beberapaiklan pilihan; meningkatkan
pengeluaran belanja iklan
30%.
2 Memperkuat riset dasardalam bidang teknologi yang
baru.
Strategi jangka panjang:
1 Membangun strategi aliansi(jaringan strategi) untuk
mengurangi biaya investasi
penelitian dan pengembangan
dan untuk menyelesaikan
masalah lingkungan.
2 Memperbaiki produktivitas
2
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
3/28
3
4 Krisis teluk yangmenyebabkann kenaikkan
harga BBM.
5 BMW memilikiserangkaian jenis mobi baru
yang baik.
6 Menigkatkan masalahlingkungan diseluruh dunia.
7 Pasar militer(pertahanan) yang mungkin
terhenti karen bergulirnya
perdamaian.
dan kualitas (dalam produksi,administrasi, distribusi, dan
layanan).
Alat keputusan ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi dimana
seluruhnya bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan
eksteenal suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencanaperusahaan untuk memperoleh data.
PENGANGGARAN MODAL
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen
yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional.
Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumlah besar modal dan
prospek yang tidak pasti. Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing,
rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan
dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang
membandingkan manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.
Terdapat beberapa prosedur untuk menentukan struktur modal yang
optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya modal suatu perusahaan, dan
mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan kondisi ketidakpastian. Aturan
keputusan untuk pilihan investasi umumnya memerlukan pendiskontoan arus kas
investasi yang telah disesuaikan dengan resiko berdasarkan tingkat suku bunga
memadai; rata-rata tertimbang biaya modal perusahaan. Umumnya, perusahaan
dapat meningkatkan kemakmuran pemiliknya dengan melakukan investasi yang
menjanjikan nilai sekarang bersih yang positif.
Adaptasi oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan
investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
4/28
4
1 Menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi
internasional.
2 Mengukur ekspektasi arus kas
3 Menghitung biaya modal perusahaan multinasional.
Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan strategis, yang langkah
ketiga dalam proses pembuatan model perusahaan.
SUDUT PANDANG HASIL KEUANGAN
Haruskah seorang manajer keuangan internasional mengevaluasi
ekspektasi tingkat pengembalian investasi dari sudut pandang proyek luar negeri
atau dari sudut pandang induk perusahaan? Pengembalian dari dua sudut
pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal seperti:
1 Pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal
2 Biaya izin, royalti, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi
induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan
3 Perbedaan laju inflasi nasional
4 Perubahan kurs valuta asing
5 Perbedaan pajak.
Seseorang mungkin berpendapat bahwa tingkat pengembalian dan resiko
suatu investasi luar negeri dapat dievaluasi dari sudut pandang pemegang
saham domestik induk perusahaan, namun demikian, dapat dikatakan juga
bahwa pendekatan seperti ini sudah tidak memadai lagi.
Solusi yang memadai adalah mengakui bahwa manajer keuangan harus
memenuhi banyak tujuan, dengan memberikan respon terhadap kelompok
investor dan non investor di organisasi dan lingkungannya. Kesesuaian antara
tujuan investor multinasional dan negara tuan rumah harus tercapai melalui dua
perhitungan pengembalian keuangan: satu dari sudut pandang negara tuan
rumah, dan yang lain dari sudut panndang negara induk perusahaan. Sudut
pandang negara tuan rumah mengasumsikan bahwa investasi luar negeri yang
menguntungkan (termasuk biaya modal kesempatan lokal) tidak akan salah
dalam menalokasikan sumber daya tuan rumah yang langka. Evaluasi atas
4
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
5/28
5
peluang investasi dari sudut pandang lokal juga memberikan informasi yang
bermanfaat bagi induk perusahaan.
MENGUKUR EKSPEKTASI PENGEMBALIAN
Mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang
cukup menantang. Contoh berikut ini mengambarkan perubahan harga dan nilai
mata uang terhadap perkiraan pengembalian untuk dua tahun pertama dari
proyek investasi 6 tahun. Arus kas fasilitas rusia, seperti ditunjukkan dalam
tampilan 10-3, ditentukan berdasarka asumsi berikut.
1 Fasilitas Rusia diperkirakan akan menjual 100.000 unit produk
manufaktur pada pasar lokal dengan harga unit awal sebesar 2.020 rubel
rusia (R). Sebanyak 100.000 unit berikutnya akan di ekspor ke Hungaria
dengan harga ditetapkan dalam forints (F) yang mencerminkan harga
dasar rubel.
2 Perubahan dalam harga jual lokal terkait dengan laju inflasi
tahunan di Rusia dan Hungaria, masing-masing diperkirakan sebesar
rata-rata 20 persen dan 10 persen.
3 Penjualan unt produk secara domestik dan di pasar luar negeri
diperkirakan meningkat setiap tahun sebesar 10 persen.
4 Rubel diramalkan mengalami depresiasi terhadap Forint sebesar
10 persen tiap tahun.
5 Biaya variabel produksi (bahan mentah dan tenaga kerja) juga
mencerminkan laju inflasi lokal.
6 Karena 50 persen dari bahan men tah perusahaan manufaktur
Rusia tersebut diimpor dari amerika serikat, harga impor bahan mentah
diperkirakan meningkat sebesar10 persen tiap tahunnya, sesuai dengan
antisipasi laju inflasi di AS dan Rusia.
7 Antisipasi depresiasi rubel terhadap dolar AS adalah sebesar 5
persen.
8 Biaya linsensi dan imbalan lain diperkirakan rata-rata sebasar 10
persen dari pendapatan kotor.
9 Beban penjualan dan administrasi diperkirakan rata-rata sebesar
10 persen dari tingkat awal sebesar R 48.000.000.
10 Beban depresiasi sebesar R 60.000.000 per tahun.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
6/28
6
11 Tarif pajak perusahaan di Rusia sebesar 40 persen.
12 Proyeksi arus kas tahunan akan meningkat dari R 93.360.000
menjadi R 124.016.000 dalam mata uang lokal. Apabila diukur dalam
dollar AS, arus kas bersih akan meningkat dari $ 4.668.000 menjadi $
5.905.000.
Penjualan (unit)
Domestik
Luar negeriHarga perunit
Domestik
Luar negeri
Pendapatan kotor
Domestik
Luar negeri
Jumlah
Bahan mentah
(biaya perunit)
Domestik
Luar negeri
Tenaga kerja (biaya perunit)
Biaya variabel (perunit)
Total biaya variabel
Biaya lisensi, royalti dan lain-lain
Beban depresiasi
Tahun 1
100.000
100.000
R 2.020
R 2.020
R 202.000.000
R 202.000.000
(F 2.020.000.000)
R 404.000.000
R 400
R 400
($ 20)
R 200
R 1000
R 200.000.000
R 40.400.000
Tahun 2
110.000
110.000
R 2.424
R 2.424
R 266.640.000
R 268.640.000
(F 2.444.000.000)
R 535.480.000
R 480
R 462
($ 22)
R 240
R 1.182
R 260.040.000
R 53.548.000
6
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
7/28
7
Beban penjualan dan administrasi
Jumlah
Laba bersih operasi
Pajak penghasilan perusahaan (40%)
Laba bersih+ Depresiasi
Arus kas bersi (rubel)
Arus kas bersih (dolar)
R 60.000.000
R 48.000.000
R 348.400.000
R 33.360.000
R 22.240.000
R 33.360.000
R 60.000.000
R 93.360.000
$ 4.668.000
R 60.000.000
R 55.200.000
R 428.788.000
R 64.016.000
R 42.676.000
R 64.016.000
R 60.000.000
R 124.016.000
$ 5.095.000
Kurs:R 0.1= F1 R 0,11= F1
R 20= $1 R 21= $1
Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan jika manajer
keuangan bergantung pada laporan keuangan pro forma dengan dasar lokal
ketika mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila aturan pengukuran yang
digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari aturan yang digunakan di
negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi perbedaan dalam estimasi
arus kas. Salah satu contoh adalah depresiasi yang didasarkan pada nilai
penggantian dan bukan biaya historis (sebagaimana yang dipraktekkan oleh
beberapa perusahaan multinasional di Belanda dan Italia). Perbedaan ini dapat
memengaruhi pajak penghasilan perusahaan dan arus kas.Dengan demikian,
diperlukan estimasi inflasi masa depan dan pengaruhnya terhadap kurs masa
depan yang digunakan untuk mengkonversikan arus kas luar negeri ke dalam
mata uang induk perusahaan.
BIAYA MODAL MULTINASIONAL
Teori penganggaran secara khusus menggunakan biaya modal
perusahaan sebagai tingkat diskontonya, dengan demikian suatu proyek harus
menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal
perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan
dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagi
berikut:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
8/28
8
Ka = rata-rata tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke = biaya ekuitas
Ki = biaya utang sebelum pajak
E = nilai ekuitas perusahaan
D = nilai utang perusahaan
S = nilai struktur modal perusahaan (E+D)
T = tarif pajak marginal
Mengukur biaya modal dengan satu metode yang populer
menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat
pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan D1= ekspektasi dividen per per
lembar saham pada akhir periode. P0= harga pasar kini saham pada awal
periode dan g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, ke
dihitung sebagai berikut ke = D1/P0 + g.
Pengukuran komponen utang dari rata-rata biaya modal. Biaya utang
merupakan suku bunga efektif dikalikan dengan (1-t) karena bunga umumnya
merupakan beban yang dapat dikurangkan terhadap pajak. Biaya bunga efektif
setelah pajak sekarang termasuk keuntungan atau kerugian valuta asing yang
timbul pada saat kurs valuta asing berfluktuasi pada periode atara tanggal
transaksi dan penyelesaian.
Pertimbangan pajak lainnya juga berlaku apabila sebuah perusahaan
multinasional meminjam dana pada beberapa pasar modal luar negri. Tarif pajak
kini dan prospektif di masing-masing pasar luar negeri selama masa pinjaman
harus dipertimbangkan. Status pembayaran bunga yang dapat dikurangkan
pajak harus diperiksa lagi, karena tidak semua otorisasi pajak nasional mengakuipengurangan bunga. Pengakuan tangguhan yang timbul pada saat laba untuk
keperluan pajak berbeda dari laba untuk keperluan pelaporan eksternal.
Aspek proses penganggaran modal yang paling sukar dan paling penting
adalah memperoleh informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya dalam
lingkungan internasional, dimana perbedaan iklim, budaya, bahasa dan teknologi
informasi.
8
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
9/28
9
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Isu yang Berkaitan dengan Sistem
Jarak merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan
geografis, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak
pribadi antar manajer operasi local dengan manajemen kantor pusat.
Tiga strategi teknologi informasi global, yang masing-masing
berhubungan dengan jenis organisasi multinasional tertentu. Keberhasilan yang
dicapai tergantung pada kesesuaian rancangan system dengan strategi
perusahaan.
1 Penyebaran rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan
oleh organisasi yang lebih kecil dengan opersai bisnis internasional yang
terbatas dan sistem informasi domestik mendominasi kebutuhan.
2 Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak
perusahaan lokal diberi kendali yang signifikan atas pengembangan
strategi teknologi informasi dan system terkait mereka sendiri.
3 Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi
teknologi informasi global lokal dijalankan oleh perusahaan yang bebar-
benar global dengan aliansi strategi di seluruh dunia. System informasi
dirancang untuk mencerminkan kebutuhan perusahaan yang disesuaikan
dengan keadaan lokal.
Deregulasi pasar dan pengurangan hambatan tarif, perusahaan sama
mampu untuk memasuki pasar-pasar luar negeri baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui usaha patungan, aliansi strategi dan bentuk kerjasama
lainnya. Ini semakin banyak membuka akses terhadap intensitas kompetisi
dimana perusahaan mengadopsi strategi untuk:1 Melindungi pangsa pasar ditempat asal
2 Melakukan penetrasi terhadap pasar asal para pesaing untuk
merebut pangsa pasar dan pendapatan mereka.
3 Mendapatkan pangsa pasar yang signifikan dipasar utama negara
ketiga.
Masalah Informasi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
10/28
10
Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk
manajemen perusahaan, mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas
dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap
kelompok data yang disampaikan manajemen perusahaan harus menentukan
periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang diperlukan,
frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat penyusutan dan penyampaian tepat
waktu.
Disini faktor-faktor lingkungan juga memengaruhi penggunaan informasi
yang dihasilkan secara internal. Masalah informasi utama lainya adalah
pertanyaan mengenai translasi. Laporan dari operasi luar negeri perusahaan
multinasional AS umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen dolar agar
para manajer kantor pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka
dalam dolar.
ISU-ISU DALAM PENGENDALIAN KEUANGAN
Pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga
sama pentingnya karena memungkinkan para manajer keuangan untuk:
1 Mengimplementasikan strategi keuangan global sebuah MNE.
2 Mengevaluasi sejauh mana strategi yang terpilih memberikan
kontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
3 Memberikan motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk
mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan seefisien
mungkin
System pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien. Sebaliknyasystem pengendalian keuangan merupakan system pengukuran kuantitatif dan
komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui:
1 Komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam
organisasi
2 Memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja
3 Mengawasi kinerja
10
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
11/28
11
4 Mengkomunikasikan penyimpanan antara kinerja aktual dan
rencana kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab.
System pengendalian terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan,
struktur pelaporan internal, anggaran operasi dan panduan prosedur yang
konsisten dengan tujuan manajemen puncak. Tugas perencanaan strategis
perusahaan dibantu dengan suatu system informasi yang memberikan informasi
kepada manajemen jika terdapat perubahan lingkungan yang secara signifikan
memengaruhi perusahaan. Akhirnya, system pengendalian yang baik
memungkinkan manajemen puncak untuk mengevaluasi secara tepat kinerja
para bawahan dengan memastikan bahwa bawahan bertanggung jawab hanya
atas peristiwa-pristiwa yang dapat mereka kendalikan.
Sistem Pengendalian Domestik versus Multinasional
Sejumlah studi menunjukan bahwa sistem yang digunakan banyak
perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar nergerinya dalam
banyak hal sama dengan yang digunakan secara domestic. David Hawkins
menawarkan empat alasan dasar untuk hal ini:
1 Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu
yang penting dalam tahap-tahap awal pendirian operasi luar negeri.
2 Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik
dari pada harus membuat dari awal keseluruhan system yang dirancang
untuk operasi luar negeri.
3 Untuk menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan
keuangan konsolidasi, pihak kontroler perusahaan harus menegaskan
bahwa seluruh anak perusahaan yang beroperasi menggunakan format
dan daftar yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data keuangandan operasi.
4 Mantan eksekutif domestik yang bekerja pada operasi luar negeri
dan atasan perusahaan mereka akan lebih nyaman juka mereka dapat
terus menggunakan sebayak mungkin system pengendalian domestik
umumnya karena mereka mencapai tingkatan manajemen tertinggi
dengan menguasai sistem domestik.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
12/28
12
Perbedaan budaya, perbedaan lintas budaya dalam perilaku terhadap
resiko dan kekuasaan, perbedaan dalam tingkat pencapaian kebutuhan dan
atribut budaya lainnya sering kali menghasilkan konsekuensi yang buruk, berupa;
(1) arahan yang disalahartikan, (2) toleransi yang rendah terhadap kritik, (3)
ketidakmauan untuk membahas masalah-masalah bisnis secara terbuka atau
mencari bantuan, (4) hilangnya rasa percaya diri para manajer luar negeri, (5)
ketidakmauan untuk mendelegasikan kekuasaan, (6) keengganan untuk
mengambil tanggung jawab.
Saluran distribusi, termin kredit, kebijakan industri, lembaga keuangan,
dan praktik usaha seluruhnya berbeda dari satu negara ke negara lainnya.
Perbedaan praktik bisnis yang beragam ini mengharuskan manajer keuangan
internasional untuk beradaptasi.
Pertimbangan lingkungan yang terkait dengan kekuatan mata uang
sebuah negara kemungkinan merupakan faktor yang paling penting untuk desain
sistem pengendalian luar negeri. Laju inflasi internal dan nilai mata uang yang
berfluktuasi merupakan hal yang sangat penting, dan sistem pengendalian
perusahaan harus menyadari keberadaan dua hal tersebut. Kontrol keuangan
yang serbenarnya dirancang untuk sebuah lingkungan yang stabil, namun
kemudian diterapkan dalam lingkungan yang kurang stabil merupakan resep
terjadinya kegagalan.
Penganggaran OperasionalSetelah tujuan strategis dan anggaran modal terbuat, selanjutnya
manajemen memfokuskan diri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan
jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasional atau rencana laba
apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi
peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi
manajemen. Rencana laporan laba rugi perusahaan afiliasi pertama-tama
dikonversikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang dianut di negara asal induk
perusahaan dan ditranslasikan dari mata uang lokal (mata uang asing [FC]) ke
12
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
13/28
13
dalam mata uang induk perusahaan (PC). Perbandingan secara periodic kinerja
laba actual dan laba yang dianggarkan dalam mata uang induk perusahaan
memerlukan analisis varians yang memadai untuk memastikan bahwa deviasi
dari anggaran dapat didiagnosis dengan tepat agar dapat diambil tindakan-
tindakan manajemen. Pada prinsipnya, analisis varians yang dilakukan secara
internasional sama dengan yang dilakukan secara domestik, namun fluktuasi
mata uang membuatnya menjadi lebih rumit.
Kinerja keuangan suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata
uang lokal, mata uang negara asal, atau kedua-duanya. Mata uang yang
digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menilai kinerja
suatu unit luar negeri dan manajernya. Nilai mata uang yang berfluktuasi dapat
mengubah laba (ketika diukur dalam mata uang lokal) menjadi kerugian (ketika
dinyatakan dalam mata uang negara asal).
Beberapa pihak lebih menyukai sudut pandang mata uang local karena
transaksi luar negeri terjadi di sebuah lingkungan luar negeri dan dilakukan
dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian translasi dari mata uang asing
tidak dipertimbangkan pada saat operasi dievaluasi dalam mata uang lokal.
Mereka yang menyukai sudut pandang mata uang induk perusahaan
berpendapat bahwa pada akhirnya pemegang saham di negara asal lebih
memerhatikan pengembalian dalam mata uang domestik. Karena mereka menilai
manajemen kantor pusat berdasarkan pengembalian dalam mata uang domestik,
manajer luar negeri seharusnya juga dinilai berdasarkan standar yang sama.
Masih terdapat maslah meskipun mata uang induk perusahaan dianggapsebagai ukuran kinerja yang lebih baik daripada mata uang lokal. Secara teori,
kurs antara dua negara seharusnya bergerak dalam proporsi yang sama dengan
perubahan dalam perbedaan laju inflasi di masing-masing negara.
Dalam jangka panjang, seseorang harus mempertimbangkan niali suatu
unit luar negeri sebagai investasi dilihat dari mata uang negara asal. Sudut
pandang mata uang induk perusahaan tepat digunakan untuk perencanaan
strategis dan keputusan investasi jangka panjang. Namun demikian, kerangka
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
14/28
14
dasar mata uang yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen harus
bergantung pada siapa yang harus memberikanpenjelasan atas risiko nilai tukar
(masalah ini terpisah dari siapa yang bertanggung jawab terhadap risiko nilai
tukar).
Pertimbangan beberapa aspek dari proses anggaran. Pengendalian
terhadap jaringan operasi domestic dan luar negeri memerlukan anggaran dalam
mata uang asing dinyatakan dalam mata uang induk perusahaan agar dapat
diperbandingkan.
Apabila angka-angka dalam mata uang induk perusahaan yang
digunakan, perubahan dalam kurs yang digunakan untuk membuat anggaran
dan untuk mengawasi kinerja akan menyebabkan suatu varians yang berada
diluar perubahan lainnya. Tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika
menyusun draft anggaran operasional pada awal periode:
1 Kurs spot yang berlaku ketika anggaran disusun.
2 Suatu kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode
anggaran (kurs proyeksi).
3
Kurs pada akhir periode jika anggaran disesuaikan jika kursberubah (kurs penutupan).
Kurs yang sebanding dapat digunakan untuk melacak kinerja relatif
terhadap anggaran. Jika kombinasi kurs yang berbeda digunakan untuk
menyusun anggaran dan untuk melacak kinerja, hal ini akan menimbulkan
perbedaan alokasi tanggung jawab terhadap perubahan kurs dan menyebabkan
kemungkinan respons manajemen yang berbeda. Misalkan beberapa
kemungkinan berikut:
1 Anggaran dan pelacakan kinerja berdasarkan kurs spot awal.
Perubahan kurs tidak berpengaruh terhadap evaluasi kinerja manajer luar
negeri. Manajer lokal memiliki sedikit insentif untuk memasukkan
antisipasi perubahan kurs ke dalam keputusan operasi.
2 Anggaran pada kurs akhir (yang telah disesuaikan) dan pelacakan
berdasarkan kurs penutupan. Gabungan keduanya menghasilkan hasil
yang sama. Manajemen lokal tidak perlu mempertimbangkan kurs karena
kurs yang digunakan untuk penganggaran dan evaluasi adalah sama.
14
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
15/28
15
3 Penganggaran berdasarkan kurs awal dan pelacakan
berdasarkan kurs putupan. Manajer lokal memiliki tanggung jawab penuh
terhadap perubahan kurs. Kemungkinan akibat negatif yang dapat timbul
antara lain pemborosan anggaran oleh manajer lokal atau lindung nilai
yang mungkin tidak optimal bagi perusahaan.
4 Anggaran dan pelacakan kinerja menggunakan proyeksi kurs.
Sistem ini nmencerminkan sudut pandang mata uang lokal. Manajer lokal
didorong untuk memasukkan perkiraan perubahan kurs ke dalam rencana
operasinya tetapi tidak bertanggung jawab terhadap perubahan kurs yang
tak terduga, yang harus diambil-alih oleh induk perusahaan.
5 Anggaran berdasarkan kurs proyeksi dan pelacakan berdasarkan
kurs penutupan. Gabungan kurs ini tidak membuat manajer lokal harus
dapat menjelaskan perubahan kurs yang telah diperkirakan. Manajer
harus bertanggung jawab atas perubahan kurs yang tidak diantisipasi
(sehingga didorong untuk melakukan lindung nilai).
Pilihan mana yang terbaik untuk mengevaluasi kinerja manajemen?
Kelima-limanya dapat ditemukan dalam praktik. Fokus pembahasan saat ini
adalah pada dua pilihan terakhir, karena merupakan yang paling umum
ditemukan. Sebagai contoh, asumsikan hal berikut ini: (LC = mata uang lokal).
Proyeksi kurs $0,5=LC Kurs actual akhir periode
$0,25=LC
Laba teranggarkan dalam LC 800.000 Laba aktual dalam LC
1.000.000
Laba anggaran dalam $ 400.000 Laba aktual dalam $
250.000
Jika proyeksi kurs yang digunakan untuk mengawasi kinerja, hasil dalam
dolar adalah sebesar $500.000 (LC1.000.000 x $0,50) atau $100.000 di atas
anggaran. Manajer terlihat bekerja dengan baik. Namun, jika kurs actual akhir
periode yang digunakan, hasilnya adalah $250.000 (LC1.000.000 x $0,25) atau
$150.000 dibawah anggaran. Manajer lihat bekerja kurang baik. Kurs manakah
yang seharusnya digunakan?
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
16/28
16
Kebanyakan pembahasan atas masalah ini lebih menyukai pilihan 4.
Dengan penggunaan proyeksi kurs dalam anggaran akan mendorong manajer
untuk memasukkan perkiraan pergerakan kurs dalam keputusan operasinya.
Penggunaan proyeksi kurs untuk mengawasi kinerja, pada gilirannya akan
melindungi manajer lokal dari perubahan kurs yang tidak diantisipasi yang tidak
dapat mereka kendalikan. Juga perlindungan terhadap risiko kurs dapat
dikoordinasikan pada tingkatan perusahaan.
Kami berpendapat bahwa penggunaan proyeksi kurs untuk
penganggaran dan kurs aktual akhir periode untuk melacak kinerja (pilihan 5)
juga memberikan keuntungan. Seperti halnya pilihan 4, pendekatan ini
mendorong manajer untuk memasukkan antisipasi perubahan kurs ke dalam
rencana mereka selama periode anggaran. Namun tidak seperti pilihan 4,
dengan membuat manajer lokal dan perusahaan harus dapat menjelaskan
perubahan kurs yang tidak diperkirakan, maka akan mendorong mereka untuk
memberikan respons terhadap pergerakan kurs.
Pilihan 5 secara khusus bermanfaat apabila rencana operasi lokal dapat
diubah untuk mengakomodasi perkembangan mata uang yang tidak diantisipasi.
Apabila seluruh varians tersisa antara kurs aktual dan proyeksi diabaikan pada
saat mengevaluasi manajer lokal (varians tersisa dianggap sebagai kesalahan
peramalan, yang menjadi tanggung jawab kantor pusat), sistem ini menawarkan
manfaat tambahan daripada pilihan 4.
Apabila tanggung jawab atas varians kurs terbagi di antara berbagai
tingkatan manajemen, varians anggaran perlu dianalisis menurut tingkatan
tanggung jawab. Dalam contoh sebelumnya, varians operasi dan varians kursanak perusahaan luar negeri akan dianalisis seperti yang ditunjukkan di bawah
ini:
Perhitungan
Pos-pos
Tanggung jawab Operasi Kurs Varians
Operasi mata uang lokal Anggaran LC x Anggaran = Varians operasi
(Manajemen lokal) - LC Aktual x Anggaran = mata uang lokal
Operasi mata uang induk perusahaan LC Aktual x Anggaran = Varians nilai tukar mata uang
(Divisi Internasional) - LC Aktual x Aktual = induk perusahaan
Varians nilai tukar luar negeri (anggaran) Anggaran LC x Anggaran = Varians kurs nilai
16
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
17/28
17
(Bagian treasuri) - Anggaran LC x Aktual = tukar dari anggaran
Total Varians anggaran sebesar -$150.000 (LC 800.000 x $0,50 LC
1.000.000 x $0,25) terdiri dari varians positif sebesar $100.000 yang
diatribusikan terhadap manajer luar negeri (LC 800.000 x $0,50 LC 1.000.000 x
$0,50) dan varians negative sebesar -$250.000 yang diatribusikan kepada kantor
pusat perusahaan (LC 1.000.000 x $0,50 LC 1.000.000 x $0,25).
Analisis Perubahan Kurs
Sekarang ditunjukkan contoh komprehensif dari analisis varians kurs.
Tabel di bawah ini menunjukkan laporan laba rugi ringkas teranggarkan dan
aktual untuk Perusahaan FC pada awal dan akhir tahun anggaran 20X5.
Rencana laba untuk tahun berjalan (dinyatakan menurut GAAP induk
perusahaan) ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan berdasarkan
kurs awal periode sebesar FC1 = PC1. Nilai mata uang asing mengalami
devaluasi sebesar 20 persen pada akhir tahun.
LAPORAN LABA RUGI UNTUK ANALISIS VARIANS KURS
Anggaran AktualPendapatan FC 5.000 FC 5.700a
Harga Pokok
Penjualan
3.000b 2.880
Margin Kotor FC 2.000 FC 2.820Beban Operasi 750 825Depresiasi 500 500Bunga 250 1.500 300 1.625Laba Operasi FC 500 FC 1.195
aPerusahaan menggunakan metode penentuan biaya FIFO dan produksisama dengan penjualan untuk tahun berjalan. Biaya unit produksi turun
dari rencana sebesar FC 3,00 menjadi FC 2,40 per unit.
b Penjualan aktual meningkat sebesar 200 unit selama tahun
berjalan dengan harga sebesar FC 4,75, yaitu FC 0,25 lebih rendah dari
yang diperkirakan.
Dari sudut pandang perusahaan afiliasi, varians kinerja diukur dalam
mata uang local dan mencerminkan perbedaan antara angka menurut anggaran
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
18/28
18
dan angka aktual untuk masing-masing pos dalam laporan laba rugi. Varians
kinerja ini dijelaskan secara terperinci dalam kolom 7 pada tabel. Varians
pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan dapat dipisahkan menjadi
varians harga (biaya) dan volume. Varians volume penjualan sebesar FC 1.000
ditentukan dengan mengalikan perubahan dalam volume unit penjualan, yaitu
200 unit, dengan anggaran harga penjualan sebesar FC 5. Dengan menerapkan
metodologi yang serupa terhadap harga pokok penjualan menghasilkan varians
volume 200 units x FC3 = FC600. Dengan demikian, varians volume bersih yang
memengaruhi kolom margin kotor dan laba bersih (9) adalah FC1.000 FC 600
= FC 400. Varians dalam pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan yang
teratribusi atas perubahan harga (biaya) selama periode anggaran diperoleh
dengan mengalikan jumlah aktual unit yang dijual dengan perubahan harga
penjualan (biaya produksi). Perhitungan ini menghasilkan varians harga negatif
sebesar 1.200 unit x FC 0,25 = - FC 300 untuk pendapatan penjualan dan
varians biaya biaya positif sebesar 1.200 unit x FC 0,60 = - FC 720 untuk biaya
penjualan, pada kolom (10). Perbedaan antara beban yang dianggarkan dengan
beban aktual disajikan sebagai varians nominal pada kolom 11.
Berdasarkan analisis ini, kita dapat melihat bahwa peningkatan laba
operasi FC Company sebesar FC 695 (kolom 7) berasal dari faktor-faktor
sebagai berikut:
Volume yang lebih tinggi (kolom 9) FC 400
Harga jual yang lebih rendah (kolom 10) (300)
Biaya produksi yang lebih rendah (kolom 10) 720
Beban yang lebih tinggi (kolom 11) (125)
Kenaikan laba operasi FC 695
Apabila kinerja FC Company dievaluasi dari sudut pandang induk
perusahaan, pertama-tama hasil dalam mata uang local ditranslasikan menjadi
mata uang induk perusahaan. Misalkan, Induk Perusahaan menetapkan mata
uang induk perusahaan sebagai mata uang fungsional. Dengan demikian,
laporan laba rugi anggaran FC Company ditranslasikan ke dalam mata uang
induk perusahaan dengan menggunakan metode translasi temporal. Seandainya
mata uang local yang ditetapkan sebagai mata uang fungsional, maka metode
translasi kurs kini yang akan digunakan.
18
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
19/28
19
Untuk menyederhanakan analisis, Induk Perusahaan akan menganalisis
varians anggaran FC Company dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal anggaran (FC 1,00 = PC 1,00).
Melalui pendekatan ini, varians volume dan harga atas penjualan dan
harga penjualan akan mencerminkan varians yang dihitung berdasarkan sudut
pandang perusahaan lokal. Pengaruh perubahan kurs dihitung dengan
mengalikan hasil aktual yang dilaporkan dalam mata uang induk perusahaan
dengan perubahan kurs selama periode anggaran. Total varians untuk
pendapatan penjualan dalam mata uang induk perusahaan, PC 5.000 PC
4.560 = PC 440, dapat dipisahkan menjadi varians volume, harga, dan kurs
sebagai berikut:
Varians volume dalam kolom (9) = 200 unit x FC 5 = FC 1.000 x 1,0
= PC 1.000
Varians harga dalam kolom (9) = 1.200 unit x FC 0,25
= FC (300) x 1,0 = PC (300)
Varians kurs dalam kolom 12 = FC 5.700 x PC 0,2 = PC (1.140).
Demikian pula halnya total varians untuk harga penjualan dapat
dipisahkan menjadi:
Varians volume = 200 unit x FC 3 = FC 600 x 1,0
= PC (600)
Varians biaya = 1.200 unit x FC 0,60 = FC (720) x 1,0
= PC 720
Varians kurs dihitung dengan mengalikan masing-masing komponenharga pokok penjualan dengan perubahan kurs dalam kolom (12):
Persediaan awal FC 2.800 x 0 = 0
Produksi FC 2.880 x PC 0,2 = 576
Persediaan akhir FC 2.800 x PC 0,2 = (560)
16
Varians kurs atas beban operasi dan depresiasi dihitung dengan
mengalikan angka aktual dalam mata uang lokal dengan perubahan kurs selama
periode tersebut. Ini menghasilkan varians kurs untuk beban operasi FC 825 x
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
20/28
20
PC 0,2 = PC 165 dan varians kurs sebesar FC (300) x PC 0,2 = PC 60 untuk
bunga.
Ketika mengevaluasi kinerja PC Company dalam mata uang induk
perusahaan, kekurangan sebesar PC 204 dalam laba bersih dapat diatribusikan
terhadap faktor-faktor berikut ini:
Volume penjualan yang lebih tinggi PC +400
Harga jual yang lebih rendah 300
Biaya produksi yang lebih rendah +720
Beban operasi yang lebih tinggi (75)
Beban bunga yang lebih tinggi 50
Perubahan kurs (kolom 12) (899)
Penurunan laba operasi dalam mata uang induk perusahaan (kolom 8)
PC (204)
PENENTUAN BIAYA STRATEGIS
Beberapa perusahaan Jepang telah memperkenalkan konsep biaya yang
menekankan strategi manufaktur global mereka. Dalam pelaksanaannya, mereka
telah meningkatkan proses pengendalian biaya dan menciptakan kaitan
langsung antara praktik manajemen akuntansi dengan tujuan perusahaan.
20
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
21/28
21
Ketika mengendalikan biaya pada tahap manufaktur, banyak
perusahaan di seluruh dunia menggunakan sistem penentuan biaya standar
yang pada dasarnya memperkirakan berapa biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan
Fenomena translasi mata uang yang disebabkan oleh melemahnya mata uang
local relative terhadap mata uang pelaporan merupakan penyebab utama
terjadinya hasil operasi yang buruk. Kita membahas evaluasi yang memadai
terhadap pengaruh mata uang dalam bagian berikut dalam bab ini mengenai
evaluasi kinerja operasi luar negeri harga jual yang memadai. Biaya produksi
aktual kemudian dibandingkan dengan estimasi biaya. Varians yang timbul
antara biaya standara dan biaya aktual dianalisis sebagai dasar untuk tindakan
korektif dalam proses produksi atau pengadaan. Proses ini dianggap sebagai
model penentuan harga berbasis biaya.
Sebaliknya, banyak perusahaan Jepang menggunakan metode penetuan
biaya berbasis harga. Selain dikenal sebagai penentuan target biaya, metodologi
penentuan biaya strategis ini didasarkan pada anggapan untuk merancang dan
membangun produk dengan harga yang dimaksudkan untuk memperoleh
keberhasilan pasar.
Sistem penentuan biaya standar mencoba untuk meminimalkan varians
antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual. Penentuan biaya Kaizen
menekankan untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai tingkatan
kinerja yang diinginkan dalam kondisi pasar yang kompetitif.
Konsep Biaya Standar Konsep Biaya Kaizen
Pengendalian biaya Pengurangan biaya
Diterpakan pada kondisi manufaktur yang
ada
Diterapkan pada perbaikan manufaktur
secara terus-menerus
Tujuan : Kesesuaian dengan standar
kinerja
Tujuan : Mencapai target pengurangan
biaya
Standar ditentukan tiap tahun
Target pengurangan biaya ditentukan
setiap bulan.
Perbaikan terus-menerus dalam metode
manufaktur untuk mencapai target biaya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
22/28
22
Analisis varians didasarkan pada aktual
vs standar
Analisis varians didasarkan pada
pengurangan biaya secaraa konstan
Melakukan investigasi apabila standar
tidak terpenuhi
Melakukan investigasi jika target biaya
tidak tercapai
Konsep penentuan biaya strategis lainnya yang diperkenalkan oleh
Jepang adalah penentuan biaya perilaku. Dalam sistem penentuan biaya proses,
overhead diterapkan terhadap barang atau jasa rutin dengan menggunakan
suatu tarif penerapan overhead. Dari sudut pandang akuntansi biaya tradisional,
overhead manufaktur dialokasikan terhadap produk menurut dasar sebab akibat.
Terlepas dari intensitas modal dari kebanyakan perusahaan manufaktur Jepang,
penggunaan tenaga kerja langsung sebagai dasar alokasi untuk menetapkanbiaya overhead masih terus berlanjut. Praktik ini mendorong manajer produksi
untuk mengurangi dan bukan hanya mengakumulasi biaya (yaitu mendorong
otomatisasi). Seorang manajer produksi yang berharap untuk mengurangi beban
overhead ini termotivasi untuk mengganti modal dengan tenaga kerja.
EVALUASI KINERJA OPERASI LUAR NEGERI
Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari sistem pengendalian yang
efektif. Sistem evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan
manajemen puncak untuk:
1 Mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada
2 Menentukan araea yang memiliki kinerja tidak seperti yang
diharapkan
3 Mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yag terbatas
dengan produktif
4 Mengevaluasi kinerja manajemen
5 Memastikan perilaku manajemen konsisten dengan prioritas
strategi.
Evaluasi kinerja untuk operasi luar negeri harus berhubungan dengan
kerumitan seperti volatilitas kurs, inflasi luar negeri, harga transfer, budaya
nasional yang berbeda, dan sejumlah pengaruh lingkungan lainnya. Jika faktor-
faktor ini diabaikan, kantor pusat menghadapi risiko untuk menerima ukuran-
22
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
23/28
23
ukuran hasil operasi yang terdistorsi. Konsekuensi langsung yanag timbul adalah
berkurangnya efisiensi perushaan dan kemungkinan berkurangnya daya saing.
Konsistensi
Tujuan utama evaluasi kinerja adalah untuk memastikan profitabilitas.
Namun demikian, terdapat potensi untuk terjadinya konflik apabila sistem
evaluasi kinerja tidak sesuai dengan sifat khusus operasi luar negeri yang
mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari laba jangka pendek.demikian pula,
penekanan pada profitabilitas dan efisiensi jangka pendek dapat mengalihkan
perhatian dari strategi perusahaan dan manufaktur yang penting dan
meniadakan karyawan perusahaan.
Berdasarkan keunikan misi tiap-tiap anak perusahaan luar negeri, sistem
evaluasi kinerja harus memungkinkan bagaimana tujuan anak perusahaan
sesuai dengan keseluruhan tujuan perusahaan. Perusahaan harus yakin untuk
tidak mengorbankan tujuan jangka panjang karena manajer anak perusahaan
terlalu sibuk dengan hasil jangka pendek. Kepatuhan terhadap tujuan jangka
panjang dapat dicapai dengan memastikan bahwa tujuan kinerja jangka pendek
dan insentif manajemen terpenuihi di dalam rencana strategis perusahaan.
Kinerja Unit versus Manajemen
Tindakan beberapa pihak, masing-masing dengan kepentingan yang
berbeda terhadap hasilnya, dapat memengaruhi kinerja operasi luar negeri.
pihak-pihak ini meliputi (tidak terbatas pada) manajemn lokal, manajemen kantor
pusat, pemerintah negara penerima dan pemerintah negara induk perusahaan.
Manajer lokal dengan jelas dapat memengaruhi laba yang dilaporkanmelalui keputusan operasi. Keputusan yang dibuat oleh kantor pusat juga
memengaruhi laba luar negeri. Untuk melindungi niali aktiva yang terletak pada
negara yang rentan terhadap devaluasi, bagian treasuri perusahaan seringkali
menginstruksikan unit luar negeri untuk mengirimkan dana kepada anak
perusahaan yang berlokasi di negara dengan nilai mata uang yang kuat.
Tindakan dan kebijakan pemerintah negara tuan rumah juga secara
langsung memengaruhi hasil yang dilaporkan dari suatu anak perusahaan asing.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
24/28
24
Rasio ketentuan kapitalisasi minimum di berbagai negara seringkali
memperbesar nilai investasi yang menjadi dasar perbandingan laba. Kontrol
valuta asing yang membatasi ketersediaan mata uang asing untuk membayar
impor yang diperlukan seingkali akan menekan kinerja anak perusahaan. Kontrol
gaji dan harga juga dapat merusak kinerja yang dilaporkan oleh manajer lokal.
Manajer lokal harus dievaluasi hanya berdasarkan pos-pos neraca dan
laporan laba rugi yang dapat mereka pengaruhi.evaluasi spesifik dapat dilakukan
dalam praktik dengan membagi masing-masing pos neraca dan laporan laba rugi
menjadi komponen yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.
Kriteria Kinerja
Dua dari kriteria kinerja keuangan yang paling banyak digunakan oleh
MNC ketika mengevaluasi operasi luar negeri adalah pengembalian atas
investasi (return on investment-ROI) dan kinerja yang dianggarkan. ROI
menghubungkan laba perusahaan menurut dasar investasi tertentu, kinerja yang
dianggarkan membandingkan kinerja operasi dengan anggaran. Ukuran ROI
lebih tepat untuk mengukur kinerja unit, sedangkan perbandingan anggaran lebih
bermanfaat dalam mengevaluasi manajer.
Kriteria non keuangan menekan ukuran keuangan dengan memberikan
perhatian terhadap tindakan-tindakan yang mungkin secara signifikan
memngaruhi kinerja jangka panjang. Kriteria ini sangat penting khususnya dalam
memisahkan kinerja manajemen dan unit.
Ukuran-ukuran non keuangan yang penting mencakup pangsa pasar,
inovasi produk dan proses, pengembangan personalia dan moral karyawan, dan
ukuran produktivitas. Juga kinerja dalam tanggung jawqab sosial dan hubungan
dengan pemerintah negara tuan rumah. Faktor-faktor tersebut sangat penting
untuk memastikan berlanjutnya keberhasilan di luar negeri.
Isu Pengukuran dan Perubahan Harga dalam Evaluasi
Perancang sistem evaluasi untuk operasi luar negeri juga harus
menghadapi isu pengukuran akuntansi. Apakah nilai aktiva dalam mata uang
lokal harus disesuaikan terhadap perubahan harga jika inflasi merupakan faktor
pendorong yang signifikan? Penyajian ulang seperti itu akan mempengaruhi
secara langsung pengukuran berbagai komponen ROI dan statistik kinerja untuk
24
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
25/28
25
evaluasi anggaran dan kinerja. Untuk melihat lebih jauh permasalahan ini, akan
dapat terlihat dari studi kasus ICI di bawah ini.
PRAKTIK EVALUASI KINERJA: ICI
Selama masa embargo awal tahun 1970-an, harga minyak yang
merupakan salah satu bahan mentah utama ICI meningkat sebanyak 5 kali lipat
dalam 1 tahun. Akibatnya, manajemen puncak diinformasikan bahwa tingkat
pengembalian sebesar 50 persen tidak cukup.
Pengamatan atas pengaruh inflasi terhadap akun-akun historis
mengungkapkan enam konsekuensi negatif sebagai berikut:
1 Harga pokok penjualan dinilai lebih rendah dibandingkan dengan
penjualan kini;
2 Modal yang digunakan dinilai lebih rendah terkait dengan nilai kini;
3 Sebagai akibat dari poin (1) dan (2), pengembalian atas modal
dinilai lebih tinggi secara ganda;
4 Perbandingan kinerja divisi yang didasarkan pada aktivitas serupa
dengan umum yang berbeda merupakan sesuatu yang tidak tepat;
5 Perbandingan kinerja anak perusahaan antarnegara tidak
bermakna;6 Perbandingan kinerja antarwaktu tidak valid.
Untuk menghilangkan distorsi ini, ICI menetapkan pernyesuaian biaya kini
(Current Cost Adjustment) ke dalam sistem pelaporan internal. Selain itu, ICI juga
membagi ukuran kinerja kedalam dua kategori, yaitu:
1 Jangka panjang
ICI menggunakan ukuran arus kas untuk menentukan apakah suatu
produk akan menghasilkan uang yang cukup untuk membayar
penggantian pabrik, bagiannya untk biaya perusahaan dan menghasilkan
laba untuk mendanai perubahan yang realistis. Sebagai ukuran ROI, ICI
menggunakan rasio laba operasi dalam biaya kini (sebelum bunga, pajak,
dan dividen) dengan aktiva tetap dalam biaya kini ditambah modal kerja
bersih. Aktiva dinilai berdasarkan biaya penggantian dan bersih dari
depresiasi untuk unit usaha besar dan belum dikurangkan depresiasi
untuk lini produksi yang lebih kecil untuk menghilangkan distorsi akibat
umum aktiva (yaitu penyebut akan menurun dalam beberapa waktu
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
26/28
26
semata-mata karena depresiasi, sehingga meningkatkan tingkat
pengembalian).
2 Jangka pendek
Ukuran kinerja jangka pendek yang utama adalah dengan
membandingkan hasil aktual dengan anggaran, dengan perhatian khusus
pada rasio keuangan seperti marjin laba kotor.
ICI menggabungkan ekspektasi inflasi ketika menyusun harga jual dan
biaya operasi seperti perkiraan beban tenaga kerja untuk anggaran lokal.
Dengan demikian, kinerja dilacak dengan menggunakan biaya aktual barang
yang terjadi setiap bulan. Anggaran juga mencakup ramalah beban depresiasi
berdasarkan indeks lokal yang mencerminkan biaya penggantian aktiva. ICI juga
memasukkan ramalan penyesuaian modal kerja moneter (monetaru working
capital adjustments) ke dalam anggarannya.
Solusi ICI terhadap pelaporan inflasi pada dasarnya berfokus pada
neraca dan laporan laba rugi agregat. Berikutnya ditawarkan sistem pelaporan
internal yang memungkinkan manajer untuk mengamati angka yang dilaporkan
dengan cara yang lebih terpisah.
Pengaruh Mata Uang Asing
Analisis varians valuta asing mengasumsikan bahwa manajer lokal
bertanggungjawab terhadap hasil operasi domestik. Idealnya, tanggung jawab
manajer lokal terhadap valuta asing harus sejalan dengan kemampuan untuk
bereaksi terhadap perubahan kurs.
Pengaruh ekonomi yang ditimbulkan oleh perubahan kurs terhadapkinerja dapat lebih besar daripada yang terlibat melalui ukuran akuntansi saja.
Untuk dapat menganalisis lebih lengkap pengaruh inflasi dan volatilitas mata
uang, dan memperkuat kemampuan untuk bereaksi, perusahaan perlu untuk
menganalisis posisi pasar kompetitif dan pengaruh perubahan mata uang
terhadap biaya dan pendapatan dan terhadap persaingan.
STANDAR KINERJA
26
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
27/28
27
Pada umumnya, standar dalam yang ada dalam perusahaan adalah sebagai
berikut:
; Tingkat Return On Investment (ROI), dimana standar ini dapat disatukan
dalam anggaran dan kemudian dapat dibandingkan dengan hasil yang
dicapai.
; Pengukuran kinerja antar waktu, dimana perusahaan dapat menetapkan
peningkatan resmi dalam rasio tertentu atau laba. Kinerja masa lalu
biasanya signifikan digunakan untuk membuat anggaran periode
berikutnya. Pada akhirnya perusahaan dapat membandingkan kinerja luar
negerinya sendiri dengan kinerja pesaing atau membandingkan satu
unitnya sendiri dengan unit yang lain.
Evaluasi kinerja berdasarkan standar tunggal perusahaan secara umum
tidak memuaskan. Anggaran kinerja merupakan standar perbandingan yang lebih
bermanfaat untuk operasi multinasional. Anggaran yang realistik memungkinkan
target kinerja memasukkan perbandingan-perbandingan yang bersifat unik untuk
unit tertentu. Perbandingan kinerja aktual dengan anggaran juga memungkinkan
manajemen kantor pusat untuk memisahkan hasil-hasil yang menjadi tanggung
jawab manajer anak perusahaan dari hasil-hasil yang berada di luar kendali
manajer itu.
Berikut ini adalah beberapa masukan yang mungkin menjadi tuntutan
bermanfaat bagi mereka yang mengevaluasi hasil operasi luar negeri:
1 Anak perusahaan luar negeri harusnya tidak dievaluasi sebagai
pusat laba independen apabila menjadi komponen strategis dari suatu
sistem multinasional.
2 Kriteria pengembalian atas investasi perusahaan harus dilengkapidengan ukuran-ukuran kinerja yang diarahkan untuk tujuan-tujuan dan
lingkungan tertentu masing-masing unit luar negeri.
3 Tujuan tertentu yang mempertimbangkan lingkungan internal dan
eksternal masing-masing anak perusahaan harus dimasukkan ke dalam
anggaran kinerja.
4 Kinerja anak perusahaan harus dievaluasi dalam hal apakah
terdapat penyimpangan dari tujuannya, alasan penyimpangan dan respon
manajemen terhadap perkembangan yang tak terduga.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB R. Luki karunia SE.AK.MKAKUTANSI INTERNASIONAL
-
7/27/2019 perencanaan dan kendali manajemen
28/28
28
5 Manajer anak perusahaan harusnya tidak bertanggung jawab
untuk hasil-hasil yang berada di luar kendali mereka (baik di negara asal
maupun di luar negeri).
6 Manajer anak perusahaan yang di kinerjanya diukur harus
berpartisipasi penuh dalam menentukan tujuan-tujuan yang akan
digunakan untuk menilai mereka.
7 Berbagai ukuran kinerja, baik finasial maupun non finansial, harus
digunakan ketika mengevaluasi operasi luar negeri.