perencanaan manajemen energi

58
DASAR INSTALASI TEGANGAN MENENGAH

Upload: reflect

Post on 26-Jul-2015

759 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Manajemen Energi

DASAR INSTALASI

TEGANGAN MENENGAH

Page 2: Perencanaan Manajemen Energi

TOPIK BAHASAN

• Pengertian istilah yang terkait dengan PME S & D

• Pengertian PME S & D

– Tujuan & Target PME S & D

– Prinsip PME S & D

• Supply Side Management (SSM)

– Tuuan & Target SSM

– Kiat pelaksanaan SSM

– Wawasan energi global

– Analisis kebutuhan daya

• Demand Side Management (DSM)

– Tujuan & Target DSM

– Kiat pelaksanaan DSM

– Analisis kebutuhan beban

Page 3: Perencanaan Manajemen Energi

PENGERTIAN ISTILAH (1)

–Mengelola energy (lingkup makro) agar efisien, efektif dan

rasional

2. ENERGY CONCERVATION / Konservasi Energi (KE) :

–Mengupayakan agar tiap unit output mengkonsumsi energy

secara hemat

3. ENERGY AUDIT / Audit Energi (AE) :

–Membuat perhitungan penggunaan energy dan menemukan

peluang penghematan serta menyajikan dalam bentuk angka

atau grafis

1. ENERGY MANAGEMENT / Manajemen Energi (ME) :

Beberapa istilah yang terkait dengan Perencanaan Manajemen Energi :

Page 4: Perencanaan Manajemen Energi

PENGERTIAN ISTILAH (2)

5. LOAD MANAGEMENT / Manajemen beban :–Menata kapasitas beban agar memanfaatkan energi secara

optimal

6. DEMAND SIDE MANAGEMENT / Manajemen Sisi Beban :

–Menata penggunaan energi supaya optimal, lebih ke arah

menata perilaku konsumen

7. SUPPLY SIDE MANAGEMENT / Manajemen Sisi Beban :

–Menata pengadaan energi dari sisi sumber agar sesuai

dengan kebutuhan beban

4. POWER MANAGEMENT / Manajemen daya (PMS) :

–Menata kapasitas daya agar terjadi kesesuaian sumber dan

beban, sehingga tiap unit output mengkonsumsi energy secara

hemat

Page 5: Perencanaan Manajemen Energi

PENGERTIAN PME SUPPLY & DEMAND

• Kegiatan terstruktur untuk menyinkronkan kebutuhan

energi pada sisi beban dengan penyediaan energi pada

sisi sumber, sehingga dicapai prinsip, tujuan dan target

manajemen energi.

SUPPLY DEMANDNETWORK

LOSSES (sekecil mungkin)

Kontinyu, andal, ekonomis dengan power quality OK

Page 6: Perencanaan Manajemen Energi

GAMBARAN PROGRAM SSM & DSM

Daya mampu maksimum

Tambahan kapasitas dari pembangkit di luar PLN

KE

BU

TU

HA

N /

KE

MA

MP

UA

N

TahunT T+t1+t2T+t1

Page 7: Perencanaan Manajemen Energi

KENAPA PERLU PME S & D ?

• Cadangan energi menipis

• Pengupayaan energi terbatas

• Kebutuhan energi meningkat exponensial

• Kondisi sosio ekonomis

• Kondisi politis

Page 8: Perencanaan Manajemen Energi

Tujuan : Menurut GBHN :

– Memelihara sumber daya alam (energi)

– Memanfaatkan secara efisien & rasional

– Mencapai keseimbangan & pemerataan pembangunan

– Pelestarian lingkungan

Sasaran :– Pemanfaatan energi secara bijaksana

– Peningkatan efisiensi energi nasional melalui penurunan intensitas penggunaan energi

– Peningkatan nilai tambah atas penggunaan per unit energi

TUJUAN, SASARAN & TARGET

Target : (minimal)

– Mampu menghitung besaran kebutuhan (demand)

– Mampu menghitung besaran supply

Page 9: Perencanaan Manajemen Energi

– Meningkatkan kesadaran masyarakat

– Meningkatkan pengetahuan masyarakat

– Penciptaan iklim usaha berwawasan hemat energi

– Gerakan hemat energi / Konservasi Energi

LANGKAH MENCAPAI SASARAN

Page 10: Perencanaan Manajemen Energi

PRINSIP PME S & D

UPAYA MENCEGAH / MENUNDA

KEKURANGAN DAYA LISTRIK

1. SUPPLY SIDE MANAGEMENT (SSM)

Upaya mengatasi kekurangan daya dengan

pengaturan pada sisi sumber energi

2. DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM)

Upaya mengatasi kekurangan daya dengan

pengaturan pada sisi beban / konsumen

Page 11: Perencanaan Manajemen Energi

ORGANISASI PME S & D

Komitmen Top ManajemenPembentukan Organisasi (bila belum ada): Penunjukkan Komite Energi, Manajer Energi dsb.

Penetapan Target Penghematan Energi (Btu, kWh dll)

Pengalokasian Dana, Waktu dan Personil untuk Mendukung Pelaksanaan Program.

Komite EnergiMerupakan wadah personil dari setiap unit/divisi terkait, yang disesuaikan dengan kebutuhanprogram.

Memudahkan dicapainya persetujuan untuk program yang melibatkan banyak unit/divisi.

Memperlancar komunikasi, baik itu antar unit/divisi, maupun dengan top manajemen.

Manajer Energi

Penanggung jawab program dengan tugas dan kewenangan: Membuat Perencanaan,Mengarahkan, Mengkoordinir, Mengawasi, dan Mengevaluasi Keberhasilan Program.

Planning

Leading

Controlling

Pelaksana Manajemen EnergiMelaksanakan kegiatan manajemen energi pada fase kegiatan audit, analisis, implementasi lingkupkecil dipimpin oleh manager energy.

Sebagai pelaksana pencapaian target, bekerjasama dengan konsultan, surveyor, dll

Page 12: Perencanaan Manajemen Energi

BAGAN ORGANISASI PME S & D

Top Management

Committee

Manager energy

Pelaksana Surveyor

Energy Saving/

Penghematan Energi

Komitmen

Goal

External

Assistant

Page 13: Perencanaan Manajemen Energi

13

TAHAPAN / FASE MANAJEMEN ENERGI

Fase Inisiasi:-Sepakat melaksanakan ME

-Membentuk TIM ME

-Sosialisasi dan koordinasi

Fase Audit Dan Analisis :-Mencermati data yang telah ada (Hasil ukur, data instalasi)

-Melihat standard yang sesuai

-Menemukan peluang penghematan

-Memilih perbaikan prosedur / peralatan yang efisien

-Mencoba dalam lingkup kecil/modifikasi

-Evaluasi dan Penyempurnaan

Fase Implementasi :-Implementasi dalam lingkup luas

-Kebutuhan investasi

-Aplikasi prinsip penghematan energi

-Selalu Evaluasi dan Monitoring

Page 14: Perencanaan Manajemen Energi

Herb Echerlin - University of Texas, USA:

“ENERGY CONSERVATION IS FIRST A PEOPLE PROBLEM AND THEN A TECHNICAL PROBLEM”

Promoting

Monitoring

Reporting

P

C

L

Manager

EnergyMonitoring

Reporting

Promoting

PENDAPAT AHLI MANAJEMEN ENERGI

People 70-80% Technical 70-80%

Page 15: Perencanaan Manajemen Energi

SUPPLY SIDE MANAGEMENT

• Yang dimaksud supply bisa berupa :

1. Pembangkit / generator : bagi sistem yang besar

2. Trafo : bagi sistem yang sedang, misal industri

3. Batas KVA terpasang : bagi konsumen kecil

• Ketiganya kapasitas dinyatakan dalam

KVA atau MVA

Page 16: Perencanaan Manajemen Energi

TUJUAN DAN TARGET

• Tujuan :

– Memilih pembangkit yang efisien

– Bahan bakar murah

– Persediaan masih cukup lama

– Ramah lingkungan

• Target minimal

– Menghitung kapasitas KVA terpasang

Page 17: Perencanaan Manajemen Energi

KIAT DARI SISI SUPPLY

• Memanfaatkan Captive Power

• Menekan susut distribusi

• Uprating trafo yang sudah kelebihan beban

• Menambah kapasitas pembangkitan

• Membatasi kapasitas daya terpasang (contoh)

No. Pembangkit Kapasitas (MW) Selesai

1

2

3

4

5

6

7

8

PLTG Muara Tawar

PLTU Tanjung Jati B

PLTP Bedugul

PLTP Dieng

PLTP Patuha

PLTP Wayung Windu

PLTP Cibuni

PLTP Kamojang

2 x 143

2 x 660

10

3 x 60

3 x 60

2 x 110

10

60

2004

2006

2006

2002, 2006, 2007

2006, 2007, 2008

2000, 2006

2006

2006

Page 18: Perencanaan Manajemen Energi

WAWASAN ENERGI GLOBAL

Pertumbuhan Konsumsi Energi Dunia

Page 19: Perencanaan Manajemen Energi

Konsumsi Berbagai Jenis Energi Dunia

Page 20: Perencanaan Manajemen Energi

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

2001 2003 2005 2010

Household Transportation Industry

• Transportation sector to be the biggest energy

user sector

PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI PER JENIS PENGGUNAAN 2001-2010

(Ribuan BOE)

Page 21: Perencanaan Manajemen Energi

JENIS ENERGICADANGAN

TOTAL

SISA

CADANGANPRODUKSI

RASIO(SISA

CADANGAN/ PRODUKSI)

Minyak Bumi 86.9 Milyar bbl 5 Milyar bbl 500 Juta bbl 10 Tahun

Gas Alam 385 TSCF 90 TSCF 2.9 TSCF 30 Tahun

Batu Bara 50 Milyar Ton 5 Milyar Ton 100 Juta Ton 50 Tahun

JENIS ENERGI POTENSIAL KAPASITAS TERPASANG

Tenaga Air 75.67 GW 4200 MW

Panas Bumi 27 GW 807 MW

Mini/ Microhydro 500 MW 84 MW

Biomass 49.81 GW 445 MW

Energi Surya 4.8 kWh/ m2/ hari 8 MW

Energi Angin 3-6 m/ detik 0.6 MW

CADANGAN ENERGI NASIONAL 2003

Page 22: Perencanaan Manajemen Energi

Minyak Bumi

Gas Bumi

Batu Bara

Tenaga Air

Panas Bumi

0

100

200

300

400

500

600

700

800

1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2003

Tahun

Ju

ta B

OE

• Pertumbuhan konsumsi energi primer 1970-2003 = + 8,5 % per tahun

• Peranan minyak bumi masih dominan

1970Minyak Bumi : 88%Gas Bumi : 6%Batu Bara : 1%Tenaga Air : 5%Panas Bumi : 0%

2003Minyak Bumi : 52%Gas Bumi : 21%Batu Bara : 20%Tenaga Air : 4%Panas Bumi : 2%

KONSUMSI ENERGI PRIMER 1970-2003 (JUTA BOE)

Page 23: Perencanaan Manajemen Energi

3.40

0.950.48

2.02

8.16

4.13 4.10

3.44

1.020.50

2.07

7.99

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Jepang OECD Eropa Thailand Indonesia Malaysia Amerika Utara

Tahun 2000 Tahun 2001

Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics in Japan, 2004

KONSUMSI ENERGI PER KAPITA 2000-2001 (TOE)

Page 24: Perencanaan Manajemen Energi

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

1970 1980 1990 2000 2001 2003

Tahun

Juta

BO

E

Rumah Tangga Industri Transportasi

Pada tahun 1970 konsumsi energi terbesar adalah sektor rumah tangga

Sejak tahun 1984 konsumsi energi terbesar adalah sektor industri

Sejak tahun 1996 konsumsi energi terbesar adalah sektor transportasi

Sejak tahun 2001 konsumsi energi terbesar adalah sektor industri

Pertumbuhan konsumsi energi = + 7 % per tahun

KONSUMSI ENERGI AKHIR PER SEKTOR 1970-2003 (JUTA BOE)

Page 25: Perencanaan Manajemen Energi

SektorKonsumsi

Energi Total (Juta BOE)

Potensi Penghematan Energi

(Juta BOE)Persentasi

(%)*

Industri 194.36 29.15 – 58.30 15 – 30

Transportasi 169.73 42.43 25

Rumah Tangga dan Komersial

134.63 13.46 – 29.93 10 - 20

*) Sumber RIKEN 2002

POTENSI PENGHEMATAN ENERGI

Page 26: Perencanaan Manajemen Energi

ANALISIS KAPASITAS DAYA TERPASANG

Penilaian kesesuaian kapasitas daya

terpasang dengan kebutuhan beban

yang ada di lingkungan kerja kita

(agar tidak berlebihan !!!)

Page 27: Perencanaan Manajemen Energi

Dimana ?

PUTM PUTR

Langganan

PUTR

Langganan

PUTM

TR 20kV/380 V

Page 28: Perencanaan Manajemen Energi

Pengertian Dasar

Daya Aktif, P [ W, kW]

Daya Reaktif, Q [VAR, kVAR]

Daya Semu, S [ VA, kVA]

Kapasistas Daya Terpasang

Daya Listrik

Page 29: Perencanaan Manajemen Energi

Daya Listrik

• Daya Satu Fase

Ip

Vp Beban

Daya Semu [VA, kVA, MVA]

S = Vp x Ip

Daya Aktif [W, kW, MW]

P = Vp x Ip x Cos

= S x Cos

Daya Reaktif [ VA, kVA, MVA]

Q = Vp x Ip x sin Cos = Faktor Daya

= P / S

Page 30: Perencanaan Manajemen Energi

Daya Listrik

• Daya Tiga Fase

Daya Semu [VA, kVA, MVA]

S = 3 VL x IL

Daya Aktif [W, kW, MW]

P = 3 VL x IL x Cos

(beban seimbang)

Daya Reaktif [ VA, kVA, MVA]

Q = 3 VL x IL x sin

(beban seimbang)

B

e

b

a

n

VL

ILR

S

T

NVP

Page 31: Perencanaan Manajemen Energi

CONNECTED LOAD

(CL)SYSTEM CAPACITY

(CS)

AVERAGE LOAD

(AL)

LOAD CURVE(LC)

TIME

POWER

0 6 12 18 24

DEMAND FACTOR (DF) = MD / CL 0<=DF<=-100%

LOAD FACTOR (LF) = AL / MD 0<=LF<=100%

CAPACITY FACTOR (CF) = MD / CS 0<=CF<=100%

MAX. DEMAND (MD)

Kurve Beban Harian

Page 32: Perencanaan Manajemen Energi

Karakteristik beban

• Beban terpasang : total KW (KVA) peralatan listrik yang terhubung dengan instalasi, termasuk yang akan terhubung dengan instalasi melalui stop kontak.

• Kebutuhan maksimum (max. demand):

Kebutuhan terbesar yang terjadi pada periode waktu tertentu

• Faktor Kebutuhan (Demand Factor) FK=

Kebutuhan maksimum (puncak)/beban terpasang

• Faktor Beban (Load Factor) FB= Beban rata-rata/beban maksimum

• Faktor kapasitas CF : beban maksimum/kapasitas sistem.

Page 33: Perencanaan Manajemen Energi

PERAN FAKTOR KEBUTUHAN

& FAKTOR BEBAN

• Faktor kebutuhan (FK)menggambarkan prosentase penyerapan daya kW terhadap seluruh beban yang mungkin terpasang.

– FK <= 1

• Faktor beban (FB) menggambarkan beratnya instalasi menyangga panas selama melayani beban.

– FB < 80%, Batas daya terpasang 100%

– FB >= 80%, Batas daya terpasang 125%

• Faktor kapasitas CF : menggambarkan prosentase pembebanan maksimum kapasitas sumber sistem.

Page 34: Perencanaan Manajemen Energi

Penentuan Kapasitas Daya

Terpasang (case study)

Suatu hotel memerlukan sistem catu daya listrik untuk memenuhi

kebutuhan beban seperti yang ditunjukkan berikut ini. Hitung

kapasitas daya terpasang.

PT-PH

126,25 kVA

P-LT ATAP

162,5 kVA

P-PAB

37,5 kVA

P-EM ATAP

70,125 kVA

P-AHU BS

76,825 kVA

P-CH

736,75 kVA

???

Page 35: Perencanaan Manajemen Energi

Penentuan Kapasitas Daya

Terpasang

• Tentukan jumlah kebutuhan beban:

126,25+162,5+37,5+70,125+76,825+738,75 = 1211,95 kVA

• Tentukan Faktor Kebutuhan (lihat tabel):

Untuk hotel, FK = 0,6 – 0,8 dan dipilih 0,7

• Kebutuhan beban maksimum adalah 0,7 x 1211,95 kVA = 848,4 kVA

• Kapasitas daya terpasang = kebutuhan beban maksimum + cadangan.

Jika cadangan ditetapkan 20 %(artinya faktor kapasitas 80%) maka kapasitas daya terpasang adalah: 848,4 kVA x 120 % = 1018 kV diambil 1000 kVA

• Pembatas arus = S/(3. VL)=1000kVA/(3. 380V)=1519,34 A

Page 36: Perencanaan Manajemen Energi

TABEL FAKTOR KEBUTUHAN FKJenis Bangunan Faktor Kebutuhan Keterangan

Rumah Tinggal :

Perumahan

Flat tanpa pemanas

Flat dg pemanas

0,4

0,6

0,8-1,0

Kebutuhan total =

pemanas+AC+umum

Bangunan Umum :

Hotel dll

Kantor

Departemen store

Sekolah

Rumah sakit

0,6-0,8

0,5-0,8

0,7-0,9

0,6-0,7

0,5-0,75

Industri logam 0,5-0,7

Industri makanan 0,7-0,9

Industri semen 0.8-0,9 35000 ton/hr

Lift 0,5 Berubah dg waktu

Crane 0,7 intermitten

Page 37: Perencanaan Manajemen Energi

Pemeriksaan Kapasitas Daya

Terpasang (melalui pengukuran)

• Pengukuran daya aktual

• Pembuatan kurva beban

• Berdasarkan kurva beban diperoleh:

- kebutuhan maks.(aktual) = 485 kW

- kebutuhan rata-rata = 355 kW

- Faktor daya rata-rata = 0,87

• Jumlah beban terpasang = 1211,95 kVA

Page 38: Perencanaan Manajemen Energi

Pemeriksaan Kapasitas Daya

Terpasang (melalui pengukuran)

• Faktor Kebutuhan (FK)

FK = kebutuhan maks./beban terpasang

= 485 kW/1211,95 kVA

(kebutuhan maks. dlm kVA= 485/cos

= 557,47 kVA)

Jadi, FK = 557,47 / 1211,95 = 0,46

Page 39: Perencanaan Manajemen Energi

Pemeriksaan Kapasitas Daya

Terpasang (melalui pengukuran)

• Kapasitas Daya Terpasang (KDT)

KDT = (FK x Beban Terpasang) + cadangan

Jika cadangan daya = 20 %, maka

KDT = (0,46 x 1211,95) x 120 %

= 669 kVA ~ 700 kV

Arus = 700kVA/(3x380 V= 1063,5 A

Page 40: Perencanaan Manajemen Energi

DEMAND SIDE MANAGEMENT

• Upaya Perusahaan Penyedia Energi

(Listrik) untuk mempengaruhi & mengubah

perilaku pelanggan agar menggunakan

energi secara efisien, baik besaran maupun

waktu, sehingga dapat memberikan manfaat

bagi pelanggan, perusahaan maupun

masyarakat

Page 41: Perencanaan Manajemen Energi

MANFAAT DSM BAGI

PELANGGAN

• Biaya rekening listrik berkurang namun

penggunaan tetap terpenuhi.

• Meningkatkan effisiensi energi listrik -- efisiensi

produksi.

• Meningkatkan pendapatan pelanggan dengan

penghematan.

Page 42: Perencanaan Manajemen Energi

MANFAAT DSM BAGI PERUSAHAAN

• Mengupayakan pengurangan pertumbuhan beban puncak sistem.

• Dapat mengurangi bahan bakar, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan

• Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik & jaringan

• Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan energi listrik

• Menjalin hubungan kerjasama yang lebih baik dengan pelanggan.

• Memberlakukan standar peralatan hemat energi.• Membentuk iklim kompetisi -- meningkatkan produksi.

Page 43: Perencanaan Manajemen Energi

MANFAAT DSM BAGI MASYARAKAT

• Dapat menghindari pemadaman bergilir

• Dapat menghemat sumber daya alam

• Dapat memberi kesempatan penyediaan energi listrik bagi masyarakat yang belum menikmati listrik.

• Memasyarakatkan Konservasi Energi dan Hemat Energi.

• Meningkatkan effisiensi ekonomi nasional.• Melestarikan sumber daya alam dan dampak

lingkungan.• Memberlakukan standar peralatan hemat energi.

Page 44: Perencanaan Manajemen Energi

GAMBARAN MANFAAT DSM

• Th 2003 Pelanggan R1 untuk wilayah DIY &

Jateng lebih dari 5 juta, jika 10%pelanggan

menghemat 30 watt saja, akan terjadi

penghematan 15 juta watt atau 15 MW.

• Pembangunan setiap 1 kW pembangkit perlu biaya

1.000 USD, sehingga pengeluaran yang dapat

ditunda sebesar : 15.000 x 1.000 USD = 15 juta

USD atau sekitar 150 milyar rupiah. Baru untuk

DIY & Jateng.

Page 45: Perencanaan Manajemen Energi

KIAT TEKNIS DSM

6 Strategi DSM :1. Peak Clipping (Pemangkasan Beban Puncak).2. Valley Filling.3. Load Shifting.4. Konservasi Energi.5. Strategi Load Growth.6. Flexible Load Shape

Page 46: Perencanaan Manajemen Energi

UPAYA PEAK CLIPPING

• Peak Clipping (Pemangkasan Beban Puncak) : Program untuk mengurangi beban pada saat WBP

• Mengurangi pemakaian lampu 25 watt per pelanggan di saat beban puncak, berarti 25 watt x 620.000 pel = 15.500.000 watt > 15 MW.

• Matikan peralatan listrik sekiranya tidak diperlukan.

• Hindari penggunaan berlebihan, khususnya di waktu beban puncak.

MW

JAM

Page 47: Perencanaan Manajemen Energi

Valley Filling (Penambahan Beban) : Program

untuk menambahan / meningkatkan beban pada

saat LWBP

MW

JAM

UPAYA VALLEY FILLING

Page 48: Perencanaan Manajemen Energi

UPAYA LOAD SHIFTING

• Load Shifting (Pengalihan Beban) :Program untuk menggeser beban dari WBP ke LWBP

• Menganjurkan penggunaan listrik untuk kegiatan produktif (industri)di siang hari

• Menyeterika pada siang hari

• Pompa air dilengkapi bak penampung, diisi pada siang hari.

• Penggunaan peralatan rumah tangga lainnya di siang hari.

MW

JAM

Page 49: Perencanaan Manajemen Energi

UPAYA KONSERVASI ENERGI

• Konservasi Energi : Program untuk menurunkan/ menghemat pemakaian listrik

• Mensosialisasikan lampu hemat energi

• Pemanas air menggunakan solar / gas / surya

• Pemanfaatan tata ruang : cukup ventilasi dan tanpa AC

• Pembangkitan sendiri (untuk kawasan kecil) misal PLTS, PLTM.

JAM

MW

Page 50: Perencanaan Manajemen Energi

JAM

JAM

MW

MWStrategic Load Growth

(Pertumbuhan Beban) : Program untuk

meningkatkan / pemasaran pemakaian

listrik

Flexible Load Shape (Pola Beban

Fleksibel) : Program untuk memperbaiki

dan menjaga sistem dengan mengurangi

beban / pemadaman

STRATEGI LOAD GROWTH &

FLEXIBLE LOAD SHAPE

Page 51: Perencanaan Manajemen Energi

KONDISI SAAT INI SISTEM JAWA_BALI

• Pertumbuhan kebutuhan listrik sangat tinggi dan keterbatasan kapasitas pembangkit di saat waktu beban puncak

• Keterbatasan kemampuan pengadaan investasi untuk pembangunan pembangkit baru.

• Biaya BBM yang melonjak dan sumber terbatas

• Rasio kelistrikan di Jateng & DIY baru mencapai 58,5%.

2003 2004 2005 2006

Daya terpasang (MW) 18.608 18.608 18.608 19.928

Daya mampu (MW) 15.025 15.025 15.025 16.127

Beban puncak (MW) 14.397 14.997 15.643 16.300

Cadangan 628 28 (618) (173)

Page 52: Perencanaan Manajemen Energi

KONDISI SAAT INI

• Tingkat pertumbuhan kebutuhan listrik yan cukup tinggi dan keterbatasan kapasitas pembangkit khususnya pada WBP

• Keterbatasan kemampuan investasi untuk pembangunan pembangkit baru dan penyambungan baru (potensi pasar). Bila kondisi normal bisa menyambung rata-rata 450.000 pelanggan, maka dalam kondisi saat ini hanya bisa menyambung 170.000 – 180.000 pelanggan per tahun.

• Rasio kelistrikan di DIY & Jateng saat ini adalah 58,5%, yang berarti kira-kira 14,65 juta penduduk atau 3,56 juta

KK belum memperoleh sambungan listrik.

Page 53: Perencanaan Manajemen Energi

CONTOH KIAT DSM Program DSM :

– Program Terang, bertujuan mengurangi konsumsi listrik dengan

menggunakan lampu hemat energi (CFL) di rumah tangga (450 VA)

– Program Penerangan Jalan Umum (PJU), bertujuan mengurangi konsumsi

listrik dengan menggunakan lampu hemat energi (CFL) pada penerangan

jalan umum

– Program Peduli, difokuskan pada pemotongan beban puncak dengan

memberikan potongan harga setiap pembelian lampu CFL di rumah tangga

(< 900 VA)

Selama periode tahun 2003-2004, diperoleh pengurangan

beban puncak sekitar 200 MW (jam puncak)

Page 54: Perencanaan Manajemen Energi

Sektor Residensial : Kontribusi terhadap :-Sistem Penerangan 40-45% LWBP 18-20%

-Lemari Es 21-28% WBP 35-40%.

Sektor Komersial :-Sistem Room AC 45-55% LWBP 5-10%

-Sistem Penerangan 10-15% WBP 5-15%.

Sektor Industri :-Sistem Prosesing 20-27% LWBP 44-53%

-Sistem Penerangan 8-15% WBP 44-53%.

.

Potensi DSM :

Page 55: Perencanaan Manajemen Energi

Hasil studi di Thailand :

1. Terbukti menghemat 450 MW dalam 5 tahun.

2. Sistem Penerangan :

- Ganti lampu incrancendent dengan compact fluorecent.

- Ganti T-12 (flat tube) dengan T-8 (thin tube) fluorecent.

- Ganti standar magnetic dengan low ballast (hemat 5 W).

- Ganti magnetic dengan electronic ballast.

- Ganti low efficiency mercury / fluorecent di pelataran pabrik

dengan high pressure sodium.

- Penggantian ini akan menghasilkan penghematan biaya

antara 0.8 - 2.2 cents USD/kWh.

Keberhasilan DSM (1):

Page 56: Perencanaan Manajemen Energi

Hasil studi di Thailand :

Sistem Lemari Es :- Pabrikan lemari es diwajibkan membuat lemari es hemat energi : peningkatan effisiensi kompressor, mempertebal dinding isolasi, perbaikan gasket dan karet pintu.

- Penggantian ini akan menghasilkan penghematan biaya antara 0.8 - 1.6 cents USD/kWh.

Sistem Room AC :- Pabrikan AC diwajibkan membuat AC yang hemat energi : peningkatan effisiensi kompressor, menambah permukaan heat transer, perbaikan desai tube, perbaikan desain fan dan peningkatan effisiensi motor.

- Perbaikan ini akan menghasilkan penghematan biaya antara 0.3 - 3.6 cents USD/kWh.

Keberhasilan DSM (2)

Page 57: Perencanaan Manajemen Energi

1. Regulasi dan tekanan ekonomi

2. Peningkatan efisiensi :

• Pebaikan prosedur,

• penggunaan peralatan efisien

3. Substitusi bentuk enegi

TIGA PENDEKATAN DASAR

Page 58: Perencanaan Manajemen Energi

Terima Kasih