perencanaan dan kebijakan spektrum broadband wireless access (bwa)

23
Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA) Direktorat Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Ditjen Postel-Depkominfo Jakarta, 13 Juli 2005

Upload: todd

Post on 30-Jan-2016

85 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA). Direktorat Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Ditjen Postel-Depkominfo Jakarta, 13 Juli 2005. Pendahuluan. Kebijakan dan perencanaan spektrum - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

Direktorat Spektrum Frekuensi Radio

dan Orbit Satelit

Ditjen Postel-Depkominfo

Jakarta, 13 Juli 2005

Page 2: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

2

Pendahuluan Kebijakan dan perencanaan spektrum

Perencanaan frekuensi memperhatikan hal-hal sbb (Referensi: PP53/2000, pasal 4) : tidak saling mengganggu, efisien dan ekonomis, perkembangan teknologi, kebutuhan spektrum frekuensi radio di masa depan; dan/atau mendahulukan kepentingan pertahanan keamanan negara, keselamatan dan

penanggulangan keadaan marabahaya (Safety and Distress), pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/ SAR), kesejahteraan masyarakat dan kepentingan umum.

Bilamana menggunakan sumber daya terbatas (spektrum, penomoran) dilakukan proses seleksi (Referensi: Kepmenhub 20/200, Psl.60)

Pemerintah (Ditjen Postel) bertekad melaksanakan hukum secara konsisten, fair dan transparan

Peminat BWA (termasuk WiMax) sangat banyak dan jauh melebihi ketersediaan spektrum frekuensi

Page 3: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

3

Dasar Hukum UU 36/1999 tentang Telekomunikasi UU 32/2002 tentang Penyiaran PP 52/2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi PP 53/2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio

dan Orbit Satelit Kepmen 5/2001 tentang Penyempurnaan Tabel Alokasi

Frekuensi Indonesia Kepmen 20/2001 tentang Penyelenggaraan Jaringan

Telekomunikasi Pasal 60: Bilamana menggunakan sumber daya terbatas (spektrum,

penomoran) dilakukan proses seleksi Peraturan Dirjen 155/2005 : SOP Perizinan Frekuensi

Page 4: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

4

Perizinan Stasiun Radio (Izin Frekuensi)

Catatan:• Setiap perangkat komunikasi radio harus telah disertifikasi• Izin Prinsip harus telah mendapatkan persetujuan alokasi frekuensi terlebih dahulu• Inspeksi Teknis Konstruksi Stasiun Radio dilakukan oleh UPT Balmon maks 6 bulan• Perizinan frekuensi mengikuti kebijakan dan perencanaan alokasi spektrum frekuensi radio untuk setiap pita dan servis • Proses peizinan tidak diberlakukan untuk perangkat berdaya pancar sangat rendah dan Wireless LAN 2.4 GHz

PEMOHON

IZIN STASIUN RADIO

PROSES

Tidak

Perlu Izin Prinsip?

Ditjen SKDI

Penyiaran

Dittelinfo

Penyelenggara TelekomunikasiYa

PP53, ps.21

UU 32/2002

-Telsus Perseorangan-Telsus Dinas Khusus-Komrad lingkup terbatas-Komrad p-to-p

PP53, ps.22

MEMENUHI SYARAT

INSPEKSI TEKNIS

PEMOHON MEMPERBAIKI PARAMETER TEKNISMaksimal 1 tahun dari terbit izin

PERPANJANGAN IZIN

Ya

Tidak

Page 5: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

5

Diagram hubungan perizinan frekuensi Diagram hubungan perizinan frekuensi dengan izin telekomunikasi / siaran & type dengan izin telekomunikasi / siaran & type approvalapproval

UPTBalmon

PemohonSyarat:1. Administratif2. Teknis3. Cek status proses

Proses ISRStation Radio

* Freq policy & plan* Type approval

Analisis teknikDatabase

SIM-FPEMOHON

IZIN PRINSIP

Proses Keperluan Izin Prinsip

Penyelenggara Telekomunikasi

Penyelenggara Penyiaran

IZIN STASIUN RADIO

MEMENUHI SYARAT

INSPEKSI TEKNIS

PEMOHON MEMPERBAIKI PARAMETER TEKNISMaksimal 1 tahun dari terbit izin

PERPANJANGAN IZIN

Ya

Tidak

PengukuranPengawasanMonitoring

X hr Y hr Z hr

Media percepatan proses & Transparansi-Internet-CD-ROM-Entry izin

PEMOHON AJUKAN IZIN

PRINSIP

1

2

3a3b

4

5

6 7 8 9a

9b

10

Page 6: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

6

Calon pengguna spektrum

Permohonan izin

Pengisian data

Persyaratan administratif

Analisis teknik(electromagnetic

compatibility /EMC)

Verfifikasi persyaratan koordinasi

internasional

Notifikasi ke ITU, koordinasi dengan

negara lain

Otorisasi Penetapan Frekuensi

Cetak & Kirim Invoice (SPP)

Pengecekan pembayaran BHP

Pencetakan Izin

Penolakan Izin

Informasi kepada pemohon

Pemohon bayar

BHP frek

Ya

Tidak

Informasi kepada pemohon

7-10 hari kerja

1

7-30 hari kerja

1

2

4 hari kerja3

1 hari kerja4

5

X hari

6 3 hari kerja

7 6 hari kerja

Diagram Alur Proses Perizinan FrekuensiDiagram Alur Proses Perizinan Frekuensi

Page 7: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

7

Perkembangan Teknologi Broadband Wireless Access (BWA) adalah jaringan akses lokal untuk

penyelenggaraan komunikasi multimedia ataupun data berpita lebar. BWA dapat menyediakan jaringan akses lokal dengan kapasitas melebihi

2 Mbps. Berdasarkan regulasi saat ini, Indonesia masih menganut eksklusifitas

untuk penyelenggara jaringan teleponi (PSTN) lokal. Penyelenggara BWA tidak dapat menyelenggarakan layanan komunikasi telepon konvensional.

Terdapat sejumlah standar regional yang kompetitif pada pita frekuensi yang sama, yaitu: Standar Eropa (BWA, HiperLAN, dsb) Standar Amerika Serikat (Wi-Fi, pre-Wimax, MMDS, dsb) Standar Jepang, China, dll

Page 8: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

8

Kondisi eksisting spektrum yang diidentifikasi untuk BWA Beberapa pita frekuensi yang diajukan untuk BWA berdasarkan berkas

permohonan yang diterima Ditjen Postel antara lain: Pita frekuensi 1.9 GHz Pita frekuensi 2.3 – 2.7 GHz Pita frekuensi 3.3 – 3.7 GHz Pita frekuensi 5.8 GHz Pita frekuensi 10.5 GHz

Beberapa pita frekuensi yang dialokasikan untuk layanan BWA : Pita frekuensi 2.5 GHz (2500 – 2520 MHz dan 2670 – 2690 MHz) Pita frekuensi 3.3 GHz (3300 – 3400 MHz) Pita frekuensi 3.5 GHz sekunder terhadap layanan Satelit Pita frekuensi 5.8 GHz (5725 – 5825 MHz) Pita frekuensi 10.5 GHz (10150 – 10300 MHz dan 10500 – 10650 MHz)

Beberapa pita frekuensi radio telah diberikan izin kepada pengguna BWA Secara ekslusif di suatu lokasi Digunakan bersama dengan servis lain

Hal ini disebabkan pita frekuensi untuk BWA terlebih dahulu banyak digunakan terutama untuk sistem komunikasi selular, microwave link, dan juga sistem telekomunikasi satelit.

Page 9: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

9

Pita Frekuensi 2.5 – 2.69 GHz Kondisi saat ini:

Pada pita frekuensi 2500 – 2690 MHz masih terdapat microwave link teknologi lama di beberapa lokasi tertentu, sejak tahun 1980-an. Referensi Rec ITU-R F.283

Pita frekuensi 2520 – 2670 MHz digunakan untuk satelit penyiaran digital Cakrawarta (Indovision) cakupan nasional, sejak tahun 1997

Pada tahun 2001 telah dialokasikan untuk beberapa penyelenggara Broadband Wireless Access di pita frekuensi 2500 – 2520 MHz dan 2670 – 2690 MHz. Standar teknologi yang digunakan TDMA dan OFDM dengan teknik duplexing TDD. Ketersediaan bandwidth untuk alokasi BWA sebesar 2 x 20 MHz dengan lebar tiap kanal 6 MHz => 6 kanal

Trend perkembangan teknologi Pita 2.5 GHz telah ditetapkan sebagai pita tambahan untuk band IMT2000 pada sidang WRC-2000. Referensi

Rec ITU-R.M.1036-2 Pita 2.5 GHz merupakan salah satu pita frekuensi yang diidentifikasikan untuk WiMAX (IEEE 802.16)

Beberapa permasalahan pokok Pengalaman membuktikan sharing frekuensi tidak bisa efektif dilakukan di Indonesia.

Indovision banyak mengeluh gangguan akibat spurious emission dan out-of band emission yang kemungkinan diidentifikasi dari penyelenggara BWA di adjacent channel.

Penggusuran pengguna spektrum lama, seperti microwave link tidak mudah dilakukan Rencana Aksi:

Ditjen Postel akan membuat suatu draft kebijakan dan perencanaan penggunaan frekuensi di pita 2.5 GHz termasuk standarisasi dan spesifikasi perangkat dan akan dikonsultasikan ke publik, melibatkan pakar, industri, masyarakat, dsb untuk mendapatkan tanggapan

Dalam jangka waktu tertentu DItjen Postel akan menentukan kebijakan setelah mempertimbangkan beberapa masukan, termasuk mekanisme seleksi bilamana pita frekuensi tersedia

Sebelum kebijakan ditetapkan, tidak akan dikeluarkan izin baru

Page 10: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

10

Pengkanalan BWA eksisting pada pita 2.5 GHz

Keterangan :1. 2520 - 2670 MHz alokasi untuk BSS (Indostar)2. Pada kanal 29 terjadi overlapping dengan kanal yang digunakan oleh Indostar3. Perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap alokasi frekuensi yang telah diberikan

2500

2503

2506

kanal 1

2509

2512

2515

2518

kanal 2 kanal 3

[MHz]

[MHz]

2671

2674

2677

2680

2683

2686

[MHz]

[MHz]2668

LEBAR TIAP KANAL : 6 MHz

kanal 29 kanal 30 kanal 31

Page 11: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

11

Pita frekuensi 3.3 – 3.4 GHz Kondisi saat ini:

Pita alokasi 3300 – 3400 MHz, footnote RR 5.429 alokasi tambahan untuk BWA di Indonesia dan negara-negara lain. Satuan unit kanal terkecil 2 MHz.

Pada tahun 2001-an diberikan untuk sejumlah penyelenggara BWA di beberapa lokasi Trend perkembangan teknologi

Semula diperuntukkan untuk pengembangan industri nasional. Akibat derasnya permintaan permohonan, diakomodasi untuk sistem lain Teknologi yang digunakan Frequency Hopping – CDMA dengan teknik duplexing FDD dan

TDD. Beberapa permasalahan pokok

Tidak ada permasalahan sharing dengan servis satelit, memudahkan implementasi Bukan alokasi regional/global, sehingga relatif sulit mendapatkan perangkat

Rencana Aksi: Ditjen Postel akan membuat suatu draft kebijakan dan perencanaan penggunaan frekuensi

di pita 3.3-3.4 GHz termasuk standarisasi dan spesifikasi perangkat dan akan dikonsultasikan ke publik, melibatkan pakar, industri, masyarakat, dsb untuk mendapatkan tanggapan

Dalam jangka waktu tertentu DItjen Postel akan menentukan kebijakan setelah mempertimbangkan beberapa masukan, termasuk mekanisme seleksi bilamana pita frekuensi tersedia

Sebelum kebijakan ditetapkan, tidak akan dikeluarkan izin baru

Page 12: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

12

332333213319331733153313331133093307330533033301

121110987654321ChFc

Lebar Pita = 2MHz

337333713369336733653363336133593357335533533351

373635343332313029282726

334933473345334333413339333733353333333133293327

252423222120191817161514

3375

3325

38

13

339933973395339333913389338733853383338133793377

121110987654321Ch

Fc

FDD - UP Stream (to BTS)

FDD - DOWN Stream (from BTS)

TDD (52 MHz)

Guardband

Guardband

Catatan : Tiap operator maksimal memperoleh 3 kanal

Pengkanalan BWA eksisting pada pita 3.3 – 3.4 GHz

Page 13: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

13

Rekapitulasi penyelenggara BWA di pita 3.3-3.4 GHz

=> Pemberian alokasi kanal untuk tiap operator dalam 1 wilayah maksimum 3 kanal (FDD 3 kanal berpasangan, TDD 3 kanal tidak berpasangan)

=> Dalam lokasi yang sama dapat dialokasikan untuk 4 operator FDD dan 8 operator TDD

No. Lokasi Operator Eksisting Kesempatan Penambahan operator baru

    Jumlah Penetapan kanal  

1 Jabotabek 3 FDD 1 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

2 Jawa Barat 2 FDD 2 operator (FDD) dan 7 operator (TDD)

    1 TDD  

3 Jawa Timur 1 FDD 3 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

4 Jawa Tengah 2 FDD 2 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

5 DI Jogjakarta 2 FDD 2 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

6 Bali 2 FDD 2 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

7 Kalimantan 1 FDD 3 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

8 Sulawesi 1 FDD 3 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

9 Sumatera Selatan 1 FDD 3 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

10 Wilayah lain 0  Masing-masing 4 operator (FDD) dan 8 operator (TDD)

Page 14: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

14

Pita Frekuensi 3.5 GHz Kondisi saat ini dan permasalahan

Pita frekuensi 3400 – 3700 MHz telah digunakan terlebih dahulu oleh Penyelenggara Satelit (ext-C band) yaitu Telkom, PSN dan ACeS

Pada tahun 2000 ditetapkan BWA 3.5 GHz harus sharing frekuensi dengan servis satelit sesuai Kepdirjen No. 119/DIRJEN/2000 sharing antara tetap satelit (DL) dengan WLL data (WLL status sekunder dikota sedangkan status primer di non-kota)

Pada tahun 2000 diberikan untuk sejumlah penyelenggara BWA di beberapa lokasi dengan Teknik Duplex : FDD dengan pita alokasi awal 3410 – 3497.5 MHz dan 3510 – 3597.5 MHz.

Perencanaan kanal BWA semula disediakan 25 kanal, karena adanya keluhan gangguan dari operator satelit adanya gangguan interferensi dari operator BWA, maka beberapa waktu lalu melalui forum antara operator BWA 3.5 dan Operator Satelit sepakat BWA hanya dapat menggunakan 5 kanal untuk menghindari servis satelit dan tetap berstatus sekunder

Beberapa pengguna eksisting masih harus menyesuaikan dengan ketentuan hanya 5 kanal yang dapat dipergunakan. Teknologi yang digunakan Frequency Hopping – CDMA dengan teknik duplexing FDD dan TDD

Trend perkembangan teknologi Pita 3.5 GHz merupakan salah satu pita frekuensi yang diidentifikasikan untuk WiMAX (IEEE 802.16) Pita 3.5 GHz juga merupakan alokasi pita frekuensi standar yang banyak digunakan untuk FWA/BWA di beberapa negara,

sehingga ketersediaan perangkat memadai Beberapa permasalahan pokok

Postel perlu meninjau kembali perencanaan BWA 3.5 GHz secara keseluruhan karena hingga saat ini secara teknis masih belum dapat diatasi gangguan interferensi terhadap servis satelit

Perlu eksplorasi lebih dalam pada band 3.5 GHz mengingat adanya teknologi baru akan beroperasi di band tersebut (WiMAX) Rencana Aksi:

Ditjen Postel akan membuat suatu draft kebijakan dan perencanaan penggunaan frekuensi di pita 3.4-3.7 GHz termasuk standarisasi dan spesifikasi perangkat dan akan dikonsultasikan ke publik, melibatkan pakar, industri, masyarakat, dsb untuk mendapatkan tanggapan

Dalam jangka waktu tertentu DItjen Postel akan menentukan kebijakan setelah mempertimbangkan beberapa masukan, termasuk mekanisme seleksi bilamana pita frekuensi tersedia

Sebelum kebijakan ditetapkan, tidak akan dikeluarkan izin baru

Page 15: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

15

3.4 – 3.6 GHz EksistingSpasi kanal : 3.5 MHz

DownLink

UpLink

3410

1 5 97 86432 10 14 1816 1715131211 19 23 2524222120

3497.5

3510 3597.5

34383441.5 34803483.5

35173520.5 35593562.5

2 EV 3 EV

5 EV

3440 3480

3520 3560 3600

1 EH 2EH 3EH

3EH 4EH 5EH

3476.5

4MHz

3402 3438 3442 3478 3482

3518 3522 3558 3562 3598

DTH TELKOM

SCPC PSN

Channel :

Notes :

Page 16: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

16

Keterangan : Satelit : downlink Ext-C band PT. Telkom dan PT. PSN untuk layanan VSAT dan DTH

3420.5 3424 3427.5

kanal 4

3431 3434.5

kanal 5 kanal 6

[MHz]

[MHz]

kanal 7 kanal 8

3438

3422.25 3425.75 3429.25 3432.75 3436.25

3524 3527.5

kanal 4

3531 3534.5

kanal 5 kanal 6

[MHz]

[MHz]

kanal 7 kanal 8

3538

3522.25 3525.75 3529.25 3532.75 3536.25

1. DOWNLINK

2. UPLINK

3520.5

PENGKANALAN PITA 3.5 GHz(5 kanal BWA hasil kesepakatan sementara dengan penyelenggara satelit)

Page 17: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

17

PITA FREKUENSI 5.8 GHz Kondisi saat ini dan permasalahan

Pita alokasi yang digunakan 5725 – 5825 MHz Pada tahun 2001 telah diberikan kepada sejumlah penyelenggara BWA 5 kanal dengan lebar pita 15 MHz dengan

teknologi yang digunakan Spread Spectrum dengan teknik duplexing TDD Penggunaan pita frekuensi 5.8 GHz adalah secara bersama (sharing) tertuang dalam Kepdirjen No. 74A/Dirjen/2000

tentang “Alokasi pita frekuensi 5725 – 5825 MHz untuk keperluan Broadband Wireless Access (BWA)” Trend perkembangan teknologi

Pita 5.8 GHz merupakan salah satu pita frekuensi yang diidentifikasikan untuk WiMAX (IEEE 802.16) Pita 5.8 GHz merupakan salah satu pita frekuensi WiFi. Di beberapa negara banyak digunakan untuk class

license atau license exempt untuk low power devices Beberapa permasalahan pokok

Postel perlu meninjau kembali perencanaan BWA 5.8 GHz secara keseluruhan Ditengarai banyak penggunaan perangkat WiFi 5.8 GHz secara illegal, akibat misinterprestasi unlicensed

band di beberapa negara yang belum diterapkan di Indonesia Perlu dievaluasi perkembangan pemegang izin BWA TDD yang telah diberi izin

Rencana Aksi: Ditjen Postel akan membuat suatu draft kebijakan dan perencanaan penggunaan frekuensi di pita 5.8 GHz

termasuk standarisasi dan spesifikasi perangkat dan akan dikonsultasikan ke publik, melibatkan pakar, industri, masyarakat, dsb untuk mendapatkan tanggapan

Dalam jangka waktu tertentu DItjen Postel akan menentukan kebijakan setelah mempertimbangkan beberapa masukan, termasuk mekanisme seleksi bilamana pita frekuensi tersedia

Sebelum kebijakan ditetapkan, tidak akan dikeluarkan izin baru

Page 18: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

18

Pengkanalan pita frekuensi 5.8 GHz pengguna BWA eksisting

LEBAR TIAP KANAL : 15 MHz

Keterangan :

=> Penggunaan pita frekuensi 5.8 GHz secara bersama (sharing) antar pengguna BWA.

5725

5737.5

5745 5760 5775 5790 5805

kanal 3 kanal 412.5 12.5

5825

5812.5

kanal 2kanal 1 kanal 5

5752.5 5767.5 5782.5 5797.5

Page 19: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

19

PITA FREKUENSI 10.5 GHz Kondisi saat ini dan permasalahan

Pita frekuensi 10.5 GHz banyak digunakan untuk microwave link backbone transmiei (Rec. ITU-R F.747)

Sejak tahun 2001 telah diberikan kepada sejumlah penyelenggara BWA dengan alokasi yang digunakan 10150 – 10300 MHz dan 10500 – 10650 MHz

Trend perkembangan teknologi Pita 10.5 GHz merupakan salah satu pita frekuensi yang diidentifikasikan untuk beberapa

teknologi yang berbeda seperti WiMAX (IEEE 802.16), BWA, microwave link, dsb Beberapa permasalahan pokok

Postel perlu meninjau kembali perencanaan BWA 10.5 GHz secara keseluruhan Kesulitan dalam analisa interferensi dan sharing antara BWA 10.5 GHz microwave link Perlu dievaluasi perkembangan pemegang izin BWA yang telah diberi izin

Rencana Aksi: Ditjen Postel akan membuat suatu draft kebijakan dan perencanaan penggunaan

frekuensi di pita 10.5 GHz termasuk standarisasi dan spesifikasi perangkat dan akan dikonsultasikan ke publik, melibatkan pakar, industri, masyarakat, dsb untuk mendapatkan tanggapan

Dalam jangka waktu tertentu DItjen Postel akan menentukan kebijakan setelah mempertimbangkan beberapa masukan, termasuk mekanisme seleksi bilamana pita frekuensi tersedia

Sebelum kebijakan ditetapkan, tidak akan dikeluarkan izin baru

Page 20: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

20

PENGKANALAN PITA 10.5 GHz

10157.5 10164.5 10171.5 10178.5 10185.5 10192.5 10199.5 10206.5

10154 10161 10168 10175 10182 10189 10196 10203 10210

fc (DL)

kanal 1 2 3 4 5 6 7 8

10507.5 10514.5 10521.5 10528.5 10535.5 10542.5 10549.5 10556.5

10504 10511 10518 10525 10532 10539 10546 10553 10560

10217 10231 10245 10259 10273 10287

10210 10224 10238 10252 10266 10280 10294

kanal 1 2 3 4 5 6

10567 10581 10595 10609 10623 10637

10560 10574 10588 10602 10616 10630 10644

GuardBand4 MHz

10150 10154 10210 10294 10504 10560 10644 10650

GuardBand6 MHz

8 x 7 MHz (DownLink) 6 x 14 MHz (DownLink) 8 x 7 MHz (UpLink) 6 x 14 MHz (UpLink)

fc (UL)

fc (DL)

fc (UL)

Page 21: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

21

Rencana perencanaan dan penetapan frekuensi serta proses seleksi Ditjen Postel akan membuat suatu draft kebijakan dan perencanaan penggunaan

frekuensi di seluruh pita frekuensi yang diidentifikasikan untuk aplikasi BWA termasuk standarisasi dan spesifikasi perangkat dan akan dikonsultasikan ke publik, melibatkan pakar, industri, masyarakat, dsb untuk mendapatkan tanggapan

Ditjen Postel akan mengumumkan secara terbuka kepada publik kesempatan untuk memperoleh izin prinsip BWA melalui mekanisme bilamana kebijakan dan perencanaan pita frekuensi dimaksud sudah ditetapkan. Kriteria persyaratan teknis dan non-teknis yang harus dipenuhi dalam aplikasi permohonan akan juga disampaikan.

Proses penentuan akan dilakukan berdasarkan mekanisme seleksi yang terbuka dan adil.

Ditjen Postel saat ini sedang mengkaji kemungkinan penerapan upfront fee sebagai salah satu mekanisme seleksi. Saat ini penyiapan regulasi dan kebijakan dibantu pakar manajemen frekuensi dari Australia (Didukung oleh Depkeu).

Akan disiapkan ketentuan pengenaan Biaya Hak Penggunaan (BHP) pita frekuensi yang dihitung berdasarkan lebar pita yang digunakan serta wilayah pelayanan. Sebagai penyederhanaan pengenaan BHP frekuensi berdasarkan stasiun radio yang kurang efektif

Perencanaan kebijakan spektrum frekuensi radio untuk Broadband Wireless Access (BWA) yang melibatkan industri serta konsultasi publik memerlukan persiapan dan waktu yang cukup agar hasilnya optimal

Page 22: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

22

Keterangan alokasi frekuensi lain Pita 1.9 GHz adalah pita frekuensi utama IMT-2000

atau Sistem Telekomunikasi Bergerak Generasi ke-3 yang saat ini akan dibuat kebijakan penataan ulang frekuensinya

Permohonan pita frekuensi 1.9 GHz untuk BWA tidak sesuai dengan peruntukannya

Ditjen Postel dalam melakukan pendekatan perencanaan kebijakan frekuensi IMT-2000 (3G) untuk pita 1.9 GHz ini melakukan konsultasi publik dalam jangka waktu tidak terlalu lama

Page 23: Perencanaan dan Kebijakan Spektrum Broadband Wireless Access (BWA)

Website Ditjen Postel: www.postel.go.id

Korespondensi:

[email protected]

[email protected]

[email protected]