notulen roundtable discussion broadband economy-8sep

28
66 Notulen ini tidak untuk dikutip! notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 1 NOTULEN Roundtable discussion Broadband economy Rabu, 24 Agustus 2010, Pukul 14.30 17.50 WIB Ruang Sumba B Lt.2, Hotel Borobudur Acara Roundtable discussion Broadband economy dibuka oleh Deputi V Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Luki Eko Wuryanto. Bp. Luki menyampaikan mengenai pentingnya domestic connectivity dan broadband adalah salah satu “jalan virtual” yang bisa mendukung tercapainya hal tersebut. Saya atas nama kantor Menko, mewakili pak Eddy juga mengucapkan banyak terimakasih atas kehadirannya. Mudah-mudahan kita mendapat banyak manfaat, kesamaan dalam usulan hal-hal apa yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi khususnya berkaitan dengan pembangunan broadband di Indonesia. Dorongan-dorongan apa yang perlu dlakukan dalam rangka mempercepat program-program yang harus dilakukan sedemikian sehingga terwujudnya suatu peningkatan kapasitas dari ekonomi atau yang lain bisa segera diwujudkan. Disini diharapkan partisipasi aktif dari seluruh peserta dapat berlangsung dan memberikan masukan khususnya dalam hal komitmen dalam menyusun agenda yang berkaitan dengan regulasi, teknologi, konten, industri dan juga yang tidak kalah pentingnya yang berkaitan dengan pendanaan. Selamat berdiskusi, semoga

Upload: eddy-satriya

Post on 23-Jun-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 1

NOTULEN

Roundtable discussion Broadband economy

Rabu, 24 Agustus 2010, Pukul 14.30 – 17.50 WIB

Ruang Sumba B Lt.2, Hotel Borobudur

Acara Roundtable discussion Broadband economy dibuka oleh Deputi V

Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Luki Eko

Wuryanto. Bp. Luki menyampaikan mengenai pentingnya domestic

connectivity dan broadband adalah salah satu “jalan virtual” yang bisa

mendukung tercapainya hal tersebut. Saya atas nama kantor Menko,

mewakili pak Eddy juga mengucapkan banyak terimakasih atas

kehadirannya. Mudah-mudahan kita mendapat banyak manfaat,

kesamaan dalam usulan hal-hal apa yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi

khususnya berkaitan dengan pembangunan broadband di Indonesia. Dorongan-dorongan

apa yang perlu dlakukan dalam rangka mempercepat program-program yang harus

dilakukan sedemikian sehingga terwujudnya suatu peningkatan kapasitas dari ekonomi atau

yang lain bisa segera diwujudkan. Disini diharapkan partisipasi aktif dari seluruh peserta

dapat berlangsung dan memberikan masukan khususnya dalam hal komitmen dalam

menyusun agenda yang berkaitan dengan regulasi, teknologi, konten, industri dan juga yang

tidak kalah pentingnya yang berkaitan dengan pendanaan. Selamat berdiskusi, semoga

Page 2: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 2

Tuhan Yang Maha Esa memberikan limpahan rahmat kepada kita semua dan memberikan

manfaat terhadap apa yang kita lakukan siang ini. Wabillahi taufik wal hidayah,

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi terbuka yang dipandu oleh Bp. Eddy Satriya,

Asdep 5 Urusan Telematika dan Utilitas.

1. Bp. Engkos Koswara, Staf Ahli Kementerian Riset dan Teknologi

a) Menyarankan agar pembahasan topik dalam diskusi

dilakukan satu persatu, misalnya pendanaan saja atau

teknologi saja baik itu yang fix atau wireless. Harapannya

agar diakhir ada rekomendasi dari Kemenko

Perekonomian bagaimana dengan nasib broadband

economy Indonesia ini.

b) Apakah dalam industri Broadband ini kita hanya akan

menjadi user saja dan bukan menjadi player?

c) Apakah nantinya pembahasan akan diarahkan pada bagaimana membangun industri

broadband Indonesia sehingga kita tidak hanya menjadi pasar saja.

d) Diharapkan ada suatu wadah untuk melakukan sinergi antara pelaku industri,

akademisi, peneliti dan pemerintah.

e) Lahan seluas 460 Ha di Serpong dengan 32 lab nya, salah satu digunakan sebagai lab

uji untuk broadband sejak 2008 dimulai dengan 16.d dan baru-baru ini Xirka menguji

untuk mobile dengan hasil cukup baik, kemudian apa tindakan berikutnya, peranan

government dalam hal tersebut, what next?

2. Bp. Setyanto P. Santosa, Ketua Umum MASTEL

a) Menyampaikan terimakasih atas diselenggarakannya forum ini,

menyinggung sedikit mengenai kata-kata Bp. Menko “broadband

for all” sehingga semestinya portofolio dibawah Kemenko

Perekonomian semua bergerak untuk mewujudkan hal tersebut.

b) RPJMN menyebutkan bahwa pemerintah hanya bisa

memberikan dukungan dana sebesar 20% dan sisanya 80%

diserahkan kepada non pemerintah atau dunia usaha. Kaitannya

dengan broadband economy, kita harus bisa benar-benar fokus dalam membangun

infrastrukturnya, jangan hanya jalan tol saja yang diperhatikan namun juga “jalan tol

virtual”.

Page 3: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 3

c) Studi kasus di Negara maju mereka melewatkan 60% trafik melalui wireline sehingga

tidak membebani wireless. Yang terjadi di Indonesia selama ini adalah 95% trafik

dilewatkan melalui wireless akibatnya bandwith yang diterima menjadi sangat kecil

dan kurang ideal.

d) Pemerintah diharapkan bisa memberikan insentif kepada pihak yang mau melakukan

pembangunan broadband Wireline, karena tidak bisa mencakup keseluruhan wilayah

Indonesia maka pembangunan di prioritaskan kepada pihak-pihak yang

membutuhkan.

e) Berkaitan dengan regulasi (UU No. 36 1999, UU Konvergensi) pelaku usaha

seharusnya ikut memberikan masukan.

f) Ada kemapanan dalam teknologi dan agar difungsikan kembali peran BPPT dalam hal

standardisasi teknologi.

g) USO adalah titipan operator kepada pemerintah untuk membangun fasilitas di

wilayah yang secara ekonomi tidak viable. Namun sekarang dimasukkan kedalam

anggaran pemerintah jenis PNBP sehingga menjadi sedikit sulit untuk digunakan lagi

untuk membangun karena harus melalui proses tender dll.

3. Bp. Benny Rahadi, KADIN

Kebetulan tadi bagian terakhir yang ingin saya sampaikan sudah di

ulas pak Setyanto masalah funding, mengenai mekanismenya saya

sepakat saja mau bagaimana. Saya teringat begini tadi pak Eddy

mengatakan sudah dapat dari Kominfo sehingga dengan pertemuan

kita di KADIN dengan Intel waktu kita bicara mengenai ICT Fund, Jadi

bagi kita serius sekali masalah ICT Fund bagaimana penggunaannya

selama ini karena itu di dunia usaha menjadi masalah karena

dipajakin kiri kanan kayanya isu ini udah lama kita bicarakan apakah isu ini bisa kita

selesaikan kalo bisa kami juga ingin melihat dokumen, apakah itu bisa dilakukan

diberikan oleh KemKominfo, karena kalo dibicarakan dengan Kominfo nanti ke Menko

Perekonomian, Menko ke Kominfo lagi, jadi khusus mohon benar-benar masalah ICT

Fund itu selesai, motongnya kan selesai, apakah tiap bulan atau tiap tahun, nah

penggunaannya itu apakah seperti tadi pak Setyanto katakan khusus untuk ekspansi

yang secara ekonomis tidak bisa atau untuk pendanaan yang lain mungkin misalnya kalo

masih ada, jadi kami berharap dari KADIN itu bisa segera diselesaikan.

Page 4: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 4

4. Bp. Mas Wigrantoro, MASTEL

a) Kesimpulan apa saja yang ingin dicapai hari ini?

b) Progress apa yang bisa dicapai oleh broadband economy, supaya

tidak terkesan hanya jalan di tempat?.

c) Menyarankan ada penanggung jawab dalam broadband economy

yang mengkoordinasikan, memiliki kewenangan dan anggaran.

d) Masalah aspek operasional teknologi antara standar 16.d dan 16.e

sebaiknya dua-dua nya dijalankan.

5. Bp. Muhammad Mustofa Sarinanto, BPPT

a) Dari BPPT ikut terlibat dalam aktifitas terkait BWA baik di

postel maupun ristek bagian pentingnya adalah

pemerintah mestinya seperti yang dikatakan Bp. Mas Wig

sebaiknya memiliki forum tersendiri mungkin ada baiknya

berkumpul bersama ramai-ramai tetapi saya pikir

sebelum sampai bersama sama pemerintah perlu

konsolidasi antar pemerintah itu sendiri karena keluar

dari itu sepertinya belum ada, sehingga artinya seperti kita lihat postel dibawah

kominfo mengadakan aktifitas yang mendukung industry dalam negeri dalam bentuk

litbangnya,.. sumberdaya yang ada di tempat lain seperti ristek maupun

perindustrian atau misalnya yang kadang-kadang terlupakan tapi mestinya sangat

berpengaruh yaitu perdagangan mestinya berada dalam wadah yang sama

menyelesaikan masalah yang dikatakan broadband economy Indonesia, karena kalau

tidak pak Mas Wig sampai kapanpun akan tetap mengatakan hal yang sama kira-kira

begitu, artinya adalah pemerintah memang perlu duduk bersama untuk

menyelesaikan masalah yang memang perlu untuk diselesaikan bersama-sama itu

saya pikir hal yang penting karena kami sendiripun memposisikan diri BPPT berada di

tengah-tengah antara peneliti dan industri tapi juga berada di tengah antara institusi

pemerintah yang lainnya dimana kita perlu mengkolaborasikan semua termasuk juga

mendorong agar yang di Serpong itu juga bisa turut diberdayakan karena industri

dalam negeri perlu wadah tempat untuk bermain dan itu bisa diwujudkan di Serpong

karena untuk terakhir ini kita fokuskan ada suatu tempat yang bisa menjadi areal uji

coba secara bebas frekuensi.

b) Tidak hanya itu saja jika kita ingin berbicara mengenai broadband teknologinya

apakah bisa kita ambil sedikit demi sedikit dengan memanfaatkan skema TKDN yang

sudah kita tetapkan tapi tentunya pengembangannya itu juga perlu memikirkan

skema yang seperti apa yang perlu kita ambil nah yang saat ini sedang muncul adalah

Page 5: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 5

bagaimana kita memanfaatkan konsorsium artinya kalo kita kemarin, terus terang

seperti mendorong industri dalam negeri tapi lebih di perangkat, padahal sebetulnya

perangkat tanpa ada yang beli dan tanpa ada ekosistem yang terbentuk baik tidak

akan bisa sustain, paling hanya 2 tahun 3 tahun trus ada teknologi baru LTE atau

mobile wimax kemudian hilang terlupakan, padahal ini maunya menyiapkan suatu

industri yang bukan membikin jumlah industrinya banyak, artinya terolah kemarin

yang berkembang awalnya dua tapi kemudian berkembang 8 banyak merk lain yang

kemudian ditotalkan menjadi 10 menurut saya tidak efektif kalo akhirnya kita hanya

dapat 2 seperti China, Huawei, ZTE kemudian Korea, Samsung, LG, cukup ga usah

banyak banyak. Kalo punya resource ya dikumpulkan tadi industri yang sedikit itu

saja. Karena yang penting bukan hanya menurunkan industri sebanyak banyaknya

tapi menurunkan ekonomi broadband ekonominya itu sehingga tahap kepemilikan

bersama teknologi diperlukan kita produk bersama tidak hanya pemerintah

berikutnya industri dan pemerintah dalam suatau wadah konsorsium, nah konsep ini

mungkin bisa dijadikan suatu topik berikutnya termasuk cara kita membentuk

ekosistem yang tidak pernah kita bangun-bangun dengan baik sebelum kita dapat

contoh sukses industri dalam negeri dan karena itu sekarang fokus di tim yang

kebetulan eee… terlibat di .. tim postel maupun di ristek itu adalah kita bagaimana

menyiapkan roadmap yang diatasnya dibutuhkan baik oleh pemerintah maupun

industri. Roadmap teknologi roadmap pemanfaatan termasuk disitu antisipasinya

bagaimana dengan teknologi berikutnya. Kalau misalnya kita kosongan aja semua

tidak ada yang tertulis dan tidak ada bentuk roadmap. Saya pikir sampai kapanpun

kita akan ketemu-ketemu begitu begitu saja.

c) Dan juga TKDN juga perlu berhati-hati karena konsep bahwa kita meningkatkan

konten teknologi di dalamnya, kan kemarin kita tambahkan yang namanya TKDN

bukan hanya ngitung berat tapi juga software dan HKI desain tapi kalo kita tidak

punya metoda atau lembaga yang mampu mengukur dengan baik tentunya

dipertanyakan apakah benar standar itu diterapkan ada maksudnya oleh karena itu

kita berhati-hati dan BPPT sendiri telah kita perjelas kewenangan dan kewajiban

audit teknologi yang dijaman dulu sebagai mandatory namun sekarang voluntary.

Audit teknologi akan support lab di Serpong termasuk pengembangan dan perbaikan

cara penelitian TKDN. Itu beberapa yang bisa kami sampaikan disini semoga menjadi

masukan

Page 6: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 6

6. Bp. Zaenal Hasibuan (Ucok), DETIKNAS

a) Menyampaikan presentasi mengenai DETIKNAS

b) Keppres 20 2006 diperpanjang sampai 2009 dengan hasil, ya

tulisan ini. Yang pertama kebijakan, membuat arahan strategis

ICT Nasional, yang kedua menyelesaikan permasalahan ICT yang

dihadapi secara nasional, kemudian kordinasi nah ini gampang

diomongin sulit dilaksanakan, yang terakhir bahkan ada poin ke

4 kita itu memberikan approval terhadap ICT investment yang

sifatnya lintas departemen, lintas instansi tapinya kalo ini tidak

dilakukan ini melanggar kepres.

c) Tadinya saya terkagum kagum melihat kepres ini, tapi setelah saya diskusi sama

teman ICT konsul dari Jepang, dari Korea, dari Singapura.. oo sedikit banyak kita

rupanya meniru mereka namun pelaksanaannya tidak seperti mereka.

d) Kita lihat disini, tim pengarah Bp. Presiden, wakil Menko Perekonomian, tim

pelaksana harian Menkominfo.

e) Palapa Ring adalah nasional backbone kita, jadi memang sudah masuk tanpa saya

masuk disini pun itu sudah dicanangkan tapi kita lihat sekarang ini agak mandeg.

Kita bicara tadi mengenai ICT Fund, USO Fund dan segala macem nah ini kita

mungkin nanti bisa rame-rame bagaimana mendorongnya agar itu juga bisa di

stimulir oleh ICT Fund dsb. Walaupun ini perdebatanya masih panjang terakhir kita

ketahui bahwa belum ada PP dari penggunaan ICT Fund itu. Nah ini mungkin

daripada kita ngomong panjang lebar coba rame-rame kita rumuskan apa ini PP nya.

f) CMIIW, jadi katanya PP penggunaan USO Fund itu belum ada jadi debatable jadi

tidak heran Depkeu menganggap hal itu sebagai PNBP seperti kata pak Setyanto tadi.

g) Ini udah canggih banget, kalo ini kita jadikan lokomotif luar biasa, ordernya trilyunan

proyek ini. 10 program strategis ini.

h) Permasalahan ini dari tahun-tahun lalu, permasalahannya sama yaitu seperti yang

dianalogikan pak Mas Wig, jalan di tempat, 30, 20 10 tahun yg lalu, hari ini

permasalahannya sama.

i) Kita lihat lagi 10 program strategis tadi, semuanya luar biasa. Kita punya misalnya e-

health presiden beberapa kali mencanangkan di kabinet ke dua ini untuk

meningkatkan layanan kesehatan. Data mengenai kesehatan sangatlah kompleks

dan data kesehatan Indonesia selalu tertinggal 2 tahun dari negara-negara yang lain.

WHO memarahi presiden, presiden memarahi menteri, menteri memarahi dirjen dst.

j) Yang berikutnya mengenai Nasional Single Window (NSW) terakhir kita tangkap ada

sekitar 18 instansi yang terlibat. Banyak bisnis proses yang mesti di align, siapa yang

mesti mengambil keputusan. Sekarang ini yang sering hadir, seringnya eselon 1

paling tinggi, paling lazim, paling juga eselon 2. Beranikah kira-kira meng align bisnis

proses dari 18 instansi pemerintah?

Page 7: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 7

k) Akhirnya kita sampai pada kesimpulan ini sebenarnya permasalahan kita, apapun

yang kita omongin mengenai kebijakan ini sinkronisasi investasi TIK, sulit sekali kita

mencari dana ICT itu berapa sebenarnya, bagaimana mengukur kontribusinya dalam

ekonomi apalagi broadband ekonomi yang merupakan subset dari itu. Kebijakan

fiscal multi years, ini pemahaman multi years di ICT tidak sama dengan pemahaman

multi years dalam gedung, tahun ini provider A yang menang, tahun depan provider

B belum sempat kita menikmati servisnya sudah berganti provider. Ini terjadi di

beberapa tempat, mengapa kita tidak bisa multi years kontrak disitu.

l) Komponen local kita berusaha keras di 10 komponen strategis ada keberpihakan saja

sebagai lokomotif pengembangan industry ICT kita. Kemudian kelembagaan di NSW

siapa Imamnya di NSW, jika kita berbicara di align bisnis proses sudah sulit kita

mengatasinya. Cyber security Alhamdulillah timnya sudah di bentuk. Universitas

pertahanan sudah mulai mengkaji cyber war. Yang terakhir SDM, kita menghasilkan

60 ribu sarjana IT, namun kita kurang merasakan kualitasnya. Kita berusaha

lokomotif strategik program tadi bisa ditandem dengan potensial SDM IT kita.

7. Bp. Hartojo Wignjowijoto, Institute of National Capacity Studies

a) Maaf pak Eddy saya datang terlambat, undangannya itu

tidak begitu jelas, jam 1, jam 2 atau jam 3. Karena di

Indonesia itu kalo jelas malah tidak jelas kalo tidak jelas

malah jelas.

b) Saya berkomentar sederhana sekali tadi saya denger

karena saya baru dateng, ada roadmap, wacana, poco-

poco, itu lagu yang sudah basi, sedangkan saya

komunikasi dengan dunia sambil tiduran dan dengan mudah mentransfer duit baik

yang money laundering maupun yang resmi, nah yang saya heran di Indonesia ini ,

menteri-menteri nya kalo dikirimi sms ga ada yang jawab mungkin karena saking

perlunya. Jadi kita itu gapteknya tidak terbatas menteri sama presidennya tapi

setelah dia tidak berkuasa, saya kemarin ketemu Jusuf Kalla pak Hartoyo saya minta

dikirim sms lagi begitu katanya. Jadi sebenernya sms ini sangat powerfull, saya adu

domba antara Ical sama SBY masalah dia mau jadi presiden, ga bisa tidur, saya adu

lagi, hari ini ada di kompas kalo ga salah, itu merespon sms saya. Jadi sebenarnya

bangsa ini gapteknya luar biasa, saya kemarin ketemu orang desmon atau apa, Surya

Paloh minta saya supaya bongkar pake hacker untuk kasus bank Century, saya bilang

hacker itu di Indonesia itu gudangnya dan anak-anak muda hacker itu kalo dibayar

dengan bagus dia bisa hari ini juga realtime buka rekeningnya mulai dari SBY sampai

rekeningnya siapa aja termasuk Eddy kalo yu punya rekening, kalo rekening saya nol

semua.

Page 8: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 8

c) Jadi maksud saya omongan-omongan ini kita praktekkan aja langsung buka hacker,

karena hacker itu tidak software lagi tapi hardware, jadi kalo yu mau dijadikan

agennya siapa aja itu hardwarenya itu udah hacker. Udah bisa mengidentifikasi

semua itu ga software lagi.

d) Saya kelamaan di MIT tau banyak lah mengenai hal itu tapi saya sudah ga update lagi

yang saya maksudkan banyak orang pinter Indonesia yang hadir disini semua tapi

tidak ada jalan masuk karena yang jaga jalan itu monyet-monyet yang melarang

jangan sampai orang-orang ini masuk dalam sistem itu, tapi ternyata dengan ini bisa

dibongkar semua, very easy. Jadi yang ingin saya kemukakan kalo nanti anda punya

HP informasikan ke saya nanti saya forward segala macam informasi sehingga anda

bisa bertindak berdasarkan informasi yang saya peroleh karena e-lead nya Indonesia

itu ada disini semua bukan hanya Indonesia tapi dunia.

e) Seperti Soros kemarin dateng kesini urusan iklim, you Soros ngapain ikut-ikutan

iklim, karena dia pernah invest disini dia mau ambil lagi uangnya dia bilang tanah

gambut itu menyebabkan CO2 , omong kosong, you mau nutup Sinar Mas sama Riau

Pulp and Paper. Kita itu di level industrialisasi jadi kalo tadi ada yang mengatakan

roadmap, kita banyak roadmap banyak polisi namun polisinya tidur semua. Bukan

hanya kementerian yang tidur, tapi makin tidur kementerian makin bagus kita bisa

bertindak banyak. Saya bisa bantuin.

f) Kebetulan saya mengajak anak muda disini Argon ini ahli kokpit pesawat terbang.

Jadi kalo kita ngomong poco-poco itu karena kita tidak punya kokpit dan tidak punya

dashboard. Nanti kita bicara secara kongkrit. Ya gon tolong you ngomong dikit

mengenai kokpit. Memang saya tidak tahu apa apa saya bukan ahli pesawat terbang.

g) Jadi apa yang ingin saya kemukakan daripada nunggu pemerintah, apalagi nunggu

Ekuin, nunggu Ekuin itu seperti nunggu orang tidur.

h) Provoke saya pertama, makin xxxin tidur makin bagus, makin xxxxono tidur, apalagi

dia tiduran sama xxx makin bagus. Karena dunia ini sekarang, bisa mengadukan

macem macem.

i) Saya berkomunikasi dengan ITU di Jenewa sana, dia bilang Mr. Hartoyo jangan

communicate dengan saya dengan Indonesia aja, Indonesia penemuannya kan ada,

iya tapi bagaimana ini Indonesia itu tidak ada representasi di ITU.

j) Tapi saya bantu lah pemikirannya saya ini kan sudah tua, saya umurnya 74 kalo pagi,

kalo sore 47. Saya ini jam terbangnya banyak, hidup saya mewah. Ed, you kan pernah

saya ajak ke Kalimantan waktu itu. Orang Kalimantan suka Malandau (bangun

kesiangan). Dalam rangka membangun Palangkaraya kita harus bisa mengatasi

kebiasaan malandau karena jika tidak rejekinya akan diambil orang dari daerah luar

(moderator).

k) Jadi saya bantu pemikiran saya, saya ini old dog, anjing yg sudah tua yang sudah tau

trik ini itu dan macam-macam. Maksud saya mumpung saya masih hidup trik trik

dunia ini saya kasi tau. Jangan anda menjadi pelacur intelektual, you harus jadi

Page 9: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 9

germo, saya ini germo nya germo. Nanti ada rahasianya supaya jadi germo nya

germo.

l) Listrik sering mati produksi tidak jalan, sparepart rusak dan tidak ada, elektronik

dikuasai asing.

m) Sekarang punya presiden yang cinta Amerika lebih cinta dari saya yang tinggal disana

20 tahun. You kalo saya makin ngomong you ntar dikeluarin dari Ekuin.

n) Kesimpulannya you ngomong apa saja nanti saya catat, saya dibantu oleh Argon.

o) Saya punya network yang efektif untuk broadband, broadband ini seperti mulut

Indonesia Broad aja.

p) Kita punya garis pantai terpanjang di dunia, kita punya coast tapi ga ada guardnya.

q) Tadi malam saya diwawancara TV One mengenai uang palsu, saya bilang uang palsu

itu karena nilai tukarnya merosot sehingga buat uang palsu lebih murah. Jadi harga

dolar kan dua ratus dua sen kalo 100 ribu itu kan lebih murah bikin jadi lebih baik

uang palsu, zakatnya palsu, doanya palsu, semua palsu. Dengan adanya broadband

ini kita pecahkan semua masalah kepalsuan Indonesia.

Roundtable discussion Bagian 2

8. Bp. Teguh Prasetya, PT. Indosat, Tbk

a) Saya melihat diskusi kita mengenai broadband ekonomi sudah

panjang lama, mungkin teman-teman Mastel juga sudah

mengeluarkan beberapa rekomendasi cuma sepertinya dari

pemerintah belum ada kesatuan kata, kesatuan pandang,

kesatuan langkah kalo analisnya sudah jelas MC20203. Nah kita

mau ngapain, kita tahun berapa mau ngapain, mau kemana.

Visinya dulu kan gitu ya. Visi disatukan kebawah kita tinggal

melaksanakan. Siapa nanti yang ditunjuk oleh pemerintah dalam hal ini mungkin

inisiasinya harus dari presiden atau dari siapapun. Atau kalau sudah ada DETIKNAS ya

DETIKNAS inilah yang di empower menjadi suatu sumber yang bisa berbicara

mewakili kita semua. Kemudian kebawahnya lagi adalah bagaimana mensikapi hasil-

hasil yang sudah dibukukan oleh teman-teman semua apakah itu dari sisi

infrastrukturnya apakah dari sisi aplikasinya dari sisi regulasinya.

b) Bagaimana memberikan pemanis-pemanis dalam berinvestasi di 3 sektor tersebut.

Nah ini yang mungkin harus segera dijalankan. Berdasarkan berbagai macam studi

hasilnya positif dibandingkan berinvestasi dalam infrastruktur riil infrastruktur

Page 10: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 10

broadband ini sangat-sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara positif.

Sekarang aja tanpa ada subisidi dan apa apa masyarakat perekonomian kita tumbuh

dengan adanya broadband yang sudah dilakukan teman-teman semua. Ini

merupakan suatu bukti nyata, apalagi jika dilakukan gerakan secara menyeluruh

dalam hal ini holistic dari sisi pemerintah segala segi segala sisi. Kalau tadi dibilang

bagaimana NSW bisa menjadi Asean Single Window dengan karya bangsa sendiri bisa

kesana itu kan merupakan suatu hal yang sangat postif dari teman teman disini. Nah

mungkin itu tadi terkait dengan masalah bagaimana broadband yang ada dirumah

yang ada di tempat yang fix gitu ya bagaimana broadband mobile juga seperti itu ini

dari pihak operator juga sebenarnya bingung nih. Bingungnya kenapa kalo semua

dikumpulkan dengan mobile persis seperti yang dibilang pak Setyanto mau ada

backbone sebesar apapun tidak akan cukup. Kita aja sudah pake dual carriernya yang

dikasih oleh pemerintah juga mpot-mpotan terus gitu ya pelanggan nambah terus

dan itu pun belum mencakupi 45 juta pelanggan pengguna internet kita aja kalo

dihitung kita sendiri kurang dari 2 juta yang lain lain juga sama keterbatasan pita

frekuensi adalah bawaan dari sananya. Nah ini juga menjadikan suatu challenge buat

operator yang ada di domestic teman-teman di Telkom misalnya suruh mereka

menarik fiber to the home dan secepatnya untuk gantiin tembaga kok ga diganti-

ganti gitu pak. Nah itu mungkin suatu tindakan real yang jika mereka tidak mampu

sendirian di pemerintah kan itu BUMN punya pemerintah silakan dikucurkan

dananya kesana. Itupun untuk investasi jangka panjang 30 tahun masih ada disana

terus aplikasinya mau dipakai apa saja silakan. Nah tentunya hal yang seperti ini

Telkom tidak bisa sendiri ya yang lain dikasi kesempatan. Unbundle to the whole.

Silakan di unbundle. Kan ada porsi akses, backbone, backhaul ada porsi yang lain lagi

yang bisa dilakukan. Jadi saya rasa dari sisi operator juga sama butuh kejelasan mau

dikasih lebih lagi bandwithnya disuruh bayar lebih mahal lagi ya kita sama aja kapan

baliknya mas. Ini kan dunia bisnis, LTE juga gitu kan butuhnya 20 MHz, kalo 20 MHz

disuruh bayar seharga 5 x 4 ya bisa dikatakan operator blenek dalam artian ga balik-

balik ini investasi karena kita dituntut oleh pemegang saham dan stakeholder kita

untuk jadi perusahaan yang menguntungkan, kecuali ada insentif dari pemerintah

untuk melakukan hal ini uneg-uneg nya operator itu aja.

c) Kemudian uneg-uneg nya operator yang kedua adalah mengisi kalo kita sudah ada,

kita jangan terlena dengan akses untuk mengisi kita butuh konten kita butuh aplikasi

kita butuh menstipulate teman-teman yang membuat aplikasi dan konten untuk

membuat disini dan untuk mengisi disini dengan insentif yang ada bukan mereka

mengisi buat Waltdisney bukan mengisi yang buat ipin dan upin begitu yang dibikin

temen-temen disini dan di export kesana. Ini yag harus ditumbuhkan juga jadi

menumbuhkan bisnis. Dan yang tidak kalah pentingnya disamping itu adalah

bagaimana kita mengawasinya bagaimana kita melakukan cek dan ricek lagi

terhadap pelaksanaan itu semua. Manusia Indonesia biasanya begitu suruh

Page 11: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 11

membangun jadi dan bagus tapi disuruh maintain suruh ini nah itu lain urusan orang

lain tuh kalo disuruh yang begituan. Nah ini yang harus terus menerus menjadi suatu

circle loop yang tidak berhenti dan menjadi suatu feedback terus menerus untuk

siapapun nanti yang ditunjuk menjadi penjaga gawang untuk kelanjutan broadband

ekonomi Indonesia di segala aspeknya. Jadi itu kita dari sisi operator appreciate hal

ini bisa digulirkan kembali dan mudah mudahan kita diruangan ini tidak menjadi ya

setelah ini sudah tapi benar-benar menjadi suatu langkah nyata yang bisa kita

wujudkan untuk mendukung demi kemajuan ekonomi Indonesia ke depan.

9. Bp. Eddy Satriya, Moderator, Asdep 5 Kemenko Perekonomian

Terimakasih pak Teguh mungkin saya infokan disini juga hadir Ibu Mira

dari Bappenas, dulu pernah kita membikin matriks-matriks semua,

kalo ICT dulu kita bagi infrastruktur, regulasi ya hampir sama dengan

ini dan itu sangat terdeteksi terus pak sampai masing-masing

mengerjakan apa, siapa dan schedule nya harapan saya nanti dengan

bantuan temen-temen dari Bappenas kita sendiri endorse lewat

Bappenas juga bukan hanya lewat kantor Menko, Menko ini kan hanya

mengumpulkan bapak-bapak kemudian kita coba pantau berkala, kita rapatkan dan kita

tindak lanjuti. Kita juga kalo responnya sangat positif seperti ini ya tentu saya tidak

hanya akan sampai disitu aja bapak ibu sekalian.

10. Bp. Setyanto P. Santosa, Ketua Umum MASTEL

Pak eddy saya ingin menambahkan penghargaan kepada bu Mira,

terusterang Bappenas itu sudah berbeda sekali kalo kita baca PP

No. 05 tahun 2010 yaitu tentang RPJMN bab 5 disitu infrastruktur

itu kelihatan apa yang kita bahas disitu sudah ditampung oleh bu

Mira yang tanda tangan pak SBY. Jadi satu hal sebenarnya arahnya

sudah jelas hanya bu Mira waktu itu kita lupa adalah lampirannya di

lampiran bu Mira yang kedua itu tidak sampai detail nah disitulah

yang sebenarnya sekarang dikerjakan oleh Kominfo apa yang dibicarakan di batang

tubuhnya begini di Kominfonya beda. Ini mungkin satu hal yang harus dicocokkan

kembali untuk mengarah kesana. Ini gambaran-gambaran ini dan berkali-kali juga kami

sampaikan perlunya adanya roadmap tadi disampaikan oleh kawan-kawan dari BPPT kita

insist roadmap itu untuk jadi battlecry nya mastel karena apa, industri memerlukan itu

tapi roadmap yang kami maksudkan adalah roadmap yang dipaparkan oleh Bp.

Menkominfo atau Bp. Menko Perekonomian dihadapan kabinet. Di endorse oleh kabinet

sehingga lapangan Banteng itu mengucurkan dananya itu yang kami inginkan. Sebab

kalo Kominfo saja uang ga akan keluar dari lapangan Banteng ini yang selalu saya ambil

contoh adalah apa yang disampaikan oleh bu Mary Pangestu. Bu Mary menerbitkan dua

Page 12: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 12

buku ekonomi kreatif itu dipaparkan di sidang kabinet di endorse woenak sekarang

ekonomi kreatif begitu cepat. Ini contohnya di dalam aplikasi. Nah ini saya sampaikan

juga kepada pak Tif juga pak Menteri. Pak ini harus begini cara birokrat. Tidak

ditandatangan Menteri lalu berlaku tapi tandatangan Presiden juga Inpres atau PP atau

apapun namanya itu yang akan dipatuhi oleh semua, ini sekedar masukan saja mungkin

Menko bisa juga membantulah supaya hal itu bisa terealisir.

11. Bp. Indar Afrianto, PT. Indosat Mega Media

Mungkin sejalan dengan pak Setyanto di MASTEL juga ada pak

Taufik pokja roadmap broadband itu juga. Broadband itu ujung end

gear nya sebenarnya adalah fix broadband gitu nah dalam konteks

ini sebenarnya wireless itu adalah antara nah visi ini yang perlu

sebenarnya pak perlu sekali untuk dipahami oleh seluruh

stakeholder bahwa tujuan akhirnya adalah broadband ke arah fix

nanti akan ada banyak sekali investasi atau resource yang

dibutuhkan dan kemudian didukung oleh segala peraturan – peraturan yang

mendukungnya sebenernya operator sendiri kalo dibilang mau fix atau engga, mau pak.

Karena kalo fiber itu murah saya rasa pak kabelnya itu lalu kenapa ga mau bangun kan

gitu kan. Operand mahal yang kita rasakan sebenarnya ada dua komponen, untuk di

Jakarta yaitu “right of way” yang dimaksud mungkin satu adalah gorong-gorong dua

tiang-tiang kemudian jalan tol itu right of way ga ada yang ngatur pak dan ga ada

peraturan yang mendukung itu. Jadi kalo mau masuk itu harus nego sendiri itu dan ga

ada tarif standar jadi komponen itu menjadi komponen yang sangat variable. Trus yang

kedua kalo masuk ke dalam billing manajemen ke gedung-gedung apapun gedungnya

itupun juga ga ada yang ngatur nah itu monopoli, monopoli disitu kalo temen-temen di

operator tau itu gedung itu berapa harganya kalo naruh perangkat dan harga itu sama

atau bahkan lebih besar dari harga perangkatnya jadi bisa dibayangkan kalo itu

dikapitalisasi langsung harganya jadi ga make sense ke end usernya, nah ini barangkali

yang perlu juga di dalam hadron-hadron tidak hanya menyalur pada teknologi itunya

tapi juga jalur teknologi komunikasi tapi juga perangkat-perangkat yang berkaitan

dengan pengaturan katakanlah yang harus sampai ke akses ke end user dalam hal ini

contoh mungkin billing harus ada yang ngatur, kalo ga ada yang ngatur namanya

monopoli terserah aja kalo mau mau kalo engga ya engga gitu aja kalo mau bayar ya

masuk kalo engga ya udah selesai aja urusan kita sampai disini sehingga apa sehingga

tidak terjadi apa yang dicita-citakan sebagai penetrasi fix karena itu adalah cita-cita kita

dan wireless itu memang seperti tadi pak Setyanto sampaikan 60% fix 40% wireless.

Sebenarnya yang paling ideal seperti itu. Di Indonesia sekarang ini kondisi nya tidak

begitu sehingga apa wireless dipakai di rumah. Akibatnya seperti tadi kalo lagi bagus ya

dapetnya bagus tergantung populasi yang ada di daerah tersebut. Barangkali penting

sekali untuk menangkap visi dari seluruh jajaran stakeholder dan resource nya kita sama

Page 13: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 13

dan sepakati. Saya kira itu saja pak dan mudah-mudahan satu ini saja bisa diakomodasi

barangkali selebihnya masalah ekslusi saja pak. Saya kira itu terimakasih.

12. Ibu Nies Purwati, PT. XL Axiata

Terimakasih banyak pak, Assalamualaikum wr. wb. Menyambung

usul pak Indar hari ini kalo ga salah saya dapet informasi bahwa

pemerintah sedang menyusun RUU tentang pembebasan lahan

untuk pembangunan infrastruktur. Tapi maksud saya gini apakah

memungkinkan jika usur untuk rentokmi (suara kurang jelas) itu

dimasukkan dalam RUU itu saya rasa ini waktunya mungkin kalo

berita yang saya terima itu sebenarnya RUU nya itu ketika selesai di

pemerintahan bisa di lempar ke parlemen. Jadi mungkin harus dibahas di DPR untuk

memasukkan satu pasal itu, sebagai contoh di Australia itu untuk rekapital

telekomunikasi itu memperoleh prioritas untuk membangun jadi untuk telekomunikasi

itu kalo mau membangun kabel, membangun tower, mau lewat tanah publik atau privat

itu selalu dapat prioritas karena ditulis di undang-undangnya, jadi alangkah baiknya kalo

hal ini juga dimasukkan dalam RUU kita. Kemudian yang kedua soal Broadband, soal

broadband ini kalo kita cuma mengandalkan wireless saja seperti yang disampaikan oleh

pak Teguh mungkin ga akan mencukupi apalagi dengan ekspektasi bahwa operator

harus membayar dengan BHP frekuensi yang sangat tinggi. Nah kembali mengambil

contoh dari Australia kebetulan mereka saat ini melakukan inisiatif yang namanya

National Broadband Network nah disini pemerintahnya turun tangan untuk

mengeluarkan atau menganggarkan dana yang cukup besar untuk membangun NBN ini.

Target mereka membangun fiber optic sebanyak 3% dari premises tempat, rumah,

sekolah ataupun gedung itu terkonek dengan fiber optic dengan kecepatan 100 MBps

tapi ini janji dari pemerintah yang lalu karena pemerintahnya ganti mungkin ganti lagi.

Tapi intinya niat pemerintah waktu itu adalah bahwa untuk menyediakan broadband ini

pemerintah harus turun tangan sehingga pemerintah mengeluarkan anggaran untuk

membiayai fiber optic ini di luar dana USO benar-benar dana milik pemerintah bukan

dana talangan dari operator. Mungkin contoh-contoh itu bisa kita pertimbangkan atau

bisa kita implementasikan di Indonesia dalam mewujudkan broadband ekonomi di

Indonesia ini.

13. Bp. Yohan, PT. Citra Sari Makmur

Saya punya bayangan, jadi kalo ICT itu kan ada tiga komponen utama

Information, Computer dan Telecommunication jadi kaitannya

dengan Broadband economy, ICT adalah salah satu komponennya

jadi kalo kita benar-benar mengarah ke broadband economy itu

selain ICT itu yang harus kita pertimbangkan adalah bagaimana kita

Page 14: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 14

mengempower pos tersebut. Karena ICT pemainnya sudah bagus, jalannya sudah bagus

tapi kita tidak berhenti di dunia maya saja karena kita tetap bangun sesuatu, jadi barang

itu harus tetep kita distribusikan jadi pos harus kita empower kemudian yang kedua

adalah dulu ketika di Amerika ketika muncul internet pertama kali yang memicu pertama

kali ada suatu loop besar itu yang menumbuhkan ada pertukaran informasi, jadi kalo di

Jepang mungkin ada super computer nah kita dalam pembahasan ICT ini kita lihat sejauh

pengamatan saya itu belum ada keinginan kita untuk membangun suatu super computer

dan itu jadi data center dan itu akan mengempower semua resource informasi

government maupun university. Kemudian yang ketiga kaitannya dengan fiber optik dari

temen-temen operator kesulitannya ada di right of way pak jadi sangat penting sekali

ketika kita membangun fiber optic dimanapun di seluruh kota Indonesia adalah harus

terintegrasi dengan infrastruktur lainnya yaitu jalan, listrik, gas maupun jalan kereta api.

Apapun fiber optic di bangun departemen informasi harus diinformasikan. Yang

keempat resource frekuensi harus semurah mungkin maka BHP sebaiknya kalo memang

departemen perekonomian ingin Indonesia mencapai broadband dengan biaya seefektif

mungkin maka bagaimana caranya dalam hal ini postel dibawah kominfo tidak dibebani

dengan pendapatan PNBP yang harus selalu naik dari tahun ke tahun.

14. Bp. Eddy Satriya, Moderator, Asdep 5 Kemenko Perekonomian

Pak Yohan dari CSM ya pak harusnya tidak pusing dengan “right of

way” pak satelit kita ga diapa-apain saya kaget juga CSM kok tidak

mau mengembangkannya makanya KU Band Malaysia masuk sinikan .

Sebentar saya stop dulu karena ternyata pak Lukita Wakil Menteri

Perencanaan dan Pembangunan Nasional sudah hadir di depan kita

saya tadi ga liat. Ok Pak Lukita terimakasih sudah hadir jadi kita tadi

sudah memulai acara di buka oleh pak Luki Eko, jadi intinya kita

mengumpulkan teman-teman disini terkait bagaimana memanfaatkan secara maksimum

semua perangkat hardware serta infrastruktur yang kita miliki sampai saat ini ada sekitar

190 juta satuan sambungan telepon dikurangi churn dan nomer yang gagal namun

optimistik sampai 160 juta itu sudah ada, artinya kita diatas rata-rata dunia terutama

untuk mobile nah bagaimana memanfaatkan semua fasilitas ini untuk produktifitas dan

meningkatkan daya saing dan prestasi kita, tadi disebutkan juga ada, kalo bisa postel

ataupun pemerintah jangan terlalu dibebani yang terlalu tinggi target PNBP dan pajak

dan mungkin dalam kaitan semua itu pak Lukita bisa memberikan pandangan

bagaimanapun juga kita harus menyiapkan diri menuju Knowledge Based Economy

dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Poin saya adalah bagaimana

hal-hal yang kita rasakan sekarang itu bisa diaplikasikan bukan hanya sekedar pasar

namun juga dengan teknologi bisa menyalurkan sampai kecamatan dulu lah. Kalau

berbicara desa mungkin terlalu jauh kita fokuskan di kota-kota besar atau kabupaten

Page 15: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 15

yang produktif. Kita minta komentar ataupun saran dari pak Lukita terkait dengan ICT,

Knowledge Based Economy, dan sekarang lebih khusus lagi kita membicarakan mengenai

Broadband economy dimana yang dimaksudkan adalah penggunaan infrastruktur dasar

seperti internet berkecepatan tinggi dan kapasitas yang besar.

15. Bp. Lukita Dinarsyah Tuwo, Wamen Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

Pak Eddy terimakasih, Pak Setyanto terimakasih, ass wr. wb. Saya

sebenarnya ingin mendengarkan lebih dulu karena saya sejujurnya

bukan ahli dalam soal broadband ekonomi dan telekomunikasi, tapi

saya menganggap pertemuan ini penting dalam kaitannya dengan

knowledge based economy dan saya sangat meyakini dan itu

tertuang dalam RPJMN dan RPJP bahwa membangun daya saing itu

sangat penting jika kita ingin melihat Indonesia menjadi negara

maju kompetisi semakin kuat kita tidak bisa lagi mengandalkan sumberdaya-

sumberdaya fisik kita aja maka knowledge itu menjadi sama penting untuk

meningkatkan daya saing kita nah broadband ekonomi kita anggap merupakan

backbone kalo kita ingin membangun yang namanya daya saing ini knowledge based

economy secara meluas ke seluruh rakyat Indonesia karena dengan ini bisa menjangkau

lebih mudah masyarakat secara luas ini saya kira memang. Ada kendala kendala kita

perlu bisa atasi kendala-kendala ini secara sistematis ya tadi ada beberapa yang

kelihatan PNBP dsb. Nah saya mengharapkan Pak Eddy dari forum ini ada semacam

identifikasi masalah kemudian kita bahas lagi bagaimana rencana aksi mengatasi

permasalahan tersebut dikaitkan juga dengan sekarang mungkin pemerintah sedang

secara giat menjalankan domestic connectivity. domestic connectivity tidak hanya

bicara tentang infrastruktur fisik tetapi kita mengharapkan di dalam domestic

connectivity ini ada 3 komponen besar yang penting, pertama adalah SISLOGNAS yang

kedua adalah SISTRANAS (Sistem Transportasi Nasional, multimoda) lalu yang ketiga

adalah region development yang didalamnya terkandung wilayah wilayah yang akan

menjadi pusat pertumbuhan yang kita sebut Economic Corridor dan Special Economic

Zone. Nah di dalam SISLOGNAS dan SISTRANAS tadi saya kira ICT akan sangat penting

untuk mencapai tadi SISLOGNAS tadi, jadi kami harapakan pembicaraan hari ini dari

masukan masukan bapak ibu sekalian untuk mengembangkan lebih lanjut ICT yang lebih

luas kepada masyarakat kita ke berbagai daerah itu yang bisa kita hasilkan di dalam

pertemuan ini disamping masalah-masalah tadi dan bagaimana kita bisa menyusun

suatu rencana aksi mengaddress masalah itu dalam kaitannya juga tadi dengan domestic

connectivity kemudian lebih besar lagi. Karena domestic connectivity ujungnya adalah

peningkatan desa. Itu mungkin sebagai pengantar dari depan, saya mungkin ingin

mendengar lebih lanjut komentar-komentar bapak-bapak sekalian. Kebetulan kami

diminta mengkordinasikan mengenai domestic connectivity ini jadi kami ingin

Page 16: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 16

mendengarkan apa isu-isu yang terkait dengan pengembangan ICT. Oiya satu lagi

pemanfaatan ICT di pemerintahpun akan kita dorong yang pasti e-procurement kita

akan selesaikan di seluruh kementerian lembaga dan daerah itu 2012 kita harapkan bisa

memanfaatkan e-proc ini. Kemudian tentunya kita tahu juga kita akan menuju kepada

sistem informasi kependudukan tunggal NIK tentunya ini juga akan merupakan suatu link

yang kuat diantara infrastruktur ICT dan kalo dari sisi planning kami di Bappenas dan

juga Bappeda akan mengembangkan e-monitoring evolution dan e-planning jadi ini

kaitannya dengan e-Gov tadi. Saya kira itu sebagai pengantar diskusi dan saya ingin

mengenalkan isu isu yang dihadapi dalam kita mengembangkan broadband economy

sekali lagi terimakasih Pak Eddy atas kesempatan yang diberikan.

16. Bp. Setyanto P. Santosa, Ketua umum MASTEL

Dari seminar yang dilaksanakan MASTEL sebelumnya dimana pak

Hatta Rajasa hadir, itu pak Sarwoto sebagai Dirutnya katakanlah

operator GSM terbesar disampaikan kalo operator GSM ini tidak lari

ke konten dia akan mati karena dia tahu terutama dalam broadband

ini bisa dikatakan 30-40 pendapatan akan lari ke konten jadi ini

sebelumnya bikin jalan capek tapi kemudian katakanlah orang lain

yang kemudian meraup keuntungannya oleh karena itu tadi yang

saya kira pak teguh sudah ke arah sana tiap tiap operator itu sekarang dalam rangka

membina untuk itu. Telkomsel mengatakan dia akan membina katakanlah 1000 konten

provider nanti Indosat dua ribu, XL berapa ribu silahkan. Pertumbuhan ini perlu untuk

ekonomi jadi pak Hartoyo saya menganggap istilah saya wireline atau fix broadband itu

ini merupakan infrastruktur ekonomi. Yang bisa menggerakkan industry perumahan dan

anak-anak yang bekerja di konten sekarang bagaimana kita bisa bekerja di konten kalo

dirumah kita nunggu muncul pake kartu akses tinggal ke kamar mandi pun ga pernah

muncul karena memang fiber optic belum masuk ke rumah nah ini mungkin satu hal

yang saya mohon pak Lukita ini suatu hal yang kami mendukung penuh palapa ring

sudah ada tapi feedernya ke rumah-rumah belum ada bayangkan saja rumah saya di

belakang bappenas itu fiber optic pun ga ada pak yang ada kabel – kabel tembaga yang

cukup lama apalagi yang katakanlah daerah lain oleh karena itu saya mohonkan lakukan.

2 operator yang berhak itu 1 operatornya pak Teguh, indosat itu berhak lho pak Teguh

anda punya lisensi untuk Fix line jangan Telkom aja. Telkom juga punya fix line tapi

karena ini bangunnya mahal mbok yo pemerintah memberikan insentif gitu lo pak. Ini

insentif bentuknya terserah bahwa misalnya dibantu Indosat misalnya 40% Telkom sama

dia akan senang gitu lho pak. Atau silakan pemerintah membentuk the third operator

untuk ini seperti singapura. Nah kami juga pak Eddy mohon diatur waktu MASTEL

melayangkan surat kepada Menko Perekonomian tentang keberatan – keberatan

operator terhadap besarnya pungutan-pungutan saya kira suratnya sudah saya

Page 17: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 17

sampaikan ke pak Eddy nah karena ini adalah suatu hal yang membebani seperti yang

kata pak Yohan tadi sampaikan dan ini mungkin harus dengan menteri keuangan pak

disampaikan kalo tidak mereka akan jadi korban pungutan terus pak.

17. Bp. Adi Seno, Kemenkominfo

Saya akan memberikan sedikit apa yang sebenarnya ada dalam benak

kawan-kawan di kominfo terhadap masalah Broadband economy ini.

Jadi dari paham kami, kami sepakat bahwa ini perlu. Sebagai contoh

dari hasil selama ini kita lakukan studi di berbagai negara penetrasi 10

persen broadband laju pertumbuhan ekonomi suatu negara itu naik

1.27 persen bandingkan dengan seluler yang cuma 0.5 sampai 0.6

persen. Dan kita juga cukup memahami ada empat pemangku

kepentingan disini yang pertama operator, ada vendor dan yang ketiga Masyarakat

sebagai User dan Keempat tentunya negara. Kami menginginkan 4 stakeholder ini

optimal. Kalo seperti 20 tahun yang lalu operator terlalu untung berbeda dengan

sekarang tapi saya pikirmasih untung pak EBITDA nya masih tinggi. Jadi kalo PNBP nya

masih ga bener. Laporannya pak EBITDA nya masih terlalu tinggi.. yaa so what gitu. Itu

yang pertama, jadi kalo misalnya terlalu untung di operatornya yang seneng cuma

operatornya tentunya stakeholder operator kan … tapi masyarakat penggunanya ga

kepikiran dan pasti yang rugi nanti ujung ujungnya negara juga. Jadi kita inginnya 4

stakeholder itu tetap win-win solution kali misalnya ada yang terlalu tinggi kita

melihatnya dari mana. Konon kabarnya dari retain sekitar 20% sampai 27 %, 25% sampai

35% dari opex nya tapi begitu saya melihat ke EBITDA nya rasionya kok masih diatas

50%. Nah ini untuk kelola departemen keuangan ini ga make sense kalo diturunin gitu

tapi disisi lain kita juga memahami jika EBITDA kita tinggi ntar jadi bagusin(?) yang kecil

itu yang pertama. Jadi kita mengatakan kita demikian itu betul bahkan ICT Fund yang

sekarang lagi kita godok yang sampai detik ini kebijakannya belum keluar dari tempatnya

saya tidak akan menyalahkan pihak manapun tidak masalah dari kami. ICT Fund yang

kita endorse rancangannya kita punya visi sampai 2018 walaupun itu bukan masa

kepemimpinan menteri yang sekarang itu setiap ibu kota kabupaten terhubung dengan

fiber optic bagaimana caranya ICT Fund itu kita gunakan dalam bentuk apa? Nah ini yang

belum kita sepakat dengan lembaga pemerintah yang lainnya. Kalo kita sih ngusulkan

begini ICT Fund itu kita gunakan untuk pendanaan 10 persen dari sebuah vendor dari

sebuah proyek misalkan dari A – B katakan habisnya, dengan dana yang paling bagus

habisnya 18 Trilyun nah 10 persen dari dana itu kita kasih nah pengennya begitu tapi

kajian buku belum selesai itu duit, duit darimana. Kalo misalnya dari APBN dan itu

kemudian ujung-ujungnya itu dioperasikan oleh operator kalo perlu semua operator

boleh make dst. Itu pemilik obligasi(?) siapa? Kekayaan Negara apa boleh, tapi inginnya

kita begitu pak. Mimpinya kami di Kominfo itu ibukota polkabes(?) sekitar 400 –an

sekian terhubung dengan broadband fiber optic. Namun saya lebih senang jika tepuk

Page 18: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 18

tangannya nanti jika terbukti. Bahwa kita sedang mengarah ke arah sana itu betul. Kita

sampai pernah menjanjikan bahwa 1/3 keuntungan ekonomi di akhir tahun 2014 itu

datangnya dari ICT. Bagaimana caranya kita push disitu. Kemarin itu ada desa berdering,

setelah di implementasikan, dalam 4 bulan 8 kali perdagangan keluar dari daerah itu

naik. Walaupun masuk ke arah sana tidak ada jalan jadi lewat laut, jadi infrastruktur ICT

mendahului daripada infrastruktur fisik, jadi saya katakan infrastruktur ICT itu yang

menyatukan negara ini. Demikian yang dapat kami sampaikan.

18. Bp. Noor Iza, Kemenkominfo

Karena pak Eddy memberikan kesempatan maka harus dimanfaatkan

dengan sebaik-baiknya, selain yang disampaikan pak Dirjen tadi kami

dari Kominfo pak Adi Seno memang bisa menyampaikan karena

beliau yang memang lebih tahu kami mencoba menyampaikan hal

yang lebih spesifik pak karena kami di direktorat jendral APTEL

kebetulan hal yang terkait dengan broadband economy ini kita lihat

dari sisi broadbandnya nah kalo kita lihat ini sebenarnya negara-

negara di dunia ini bagaimana memanfaatkan digital ini dalam kemudahan

melaksanakan perekonomian dan pelaksanaan kehidupan sehari hari misalnya yang

terkait dengan perdagangan dan juga pemerintah kita lihat singapura, mereka memiliki

program pemerintah membiayai fully jaringan fiber ke rumah-rumah jadi rupanya di

Singapura juga sama fiber itu ke rumah rumah, jadi singapura merasa jika mereka tidak

bisa melakukan sekarang mereka tidak akan bisa mengikuti racing. Dari situ

pemerintahnya akan mendapat sebagian dari pelaksanaan e-government misalnya untuk

taxing untuk parking ERP dsbnya. Kemudian demikina juga Australia mereka memiliki

target 90 persen household terhubunga dengan fiber optic. Nah ini betul betul di funded

oleh pemerintah dan kemudian nanti akan di share dengan operator. Kenapa Singapura

seperti itu dan Australia seperti itu mereka memanfaatkan digital prosperity itu karena

itu akan mendukung economy efisiensi dsb. Tentu ini semua berkaitan dengan insentif

yang mana kalo Kominfo boleh dibilang tidak bisa mengembangkan isu-isu seperti itu

Kominfo itu we are sektoral ibaratnya hanya mengawasi operator mau ngasi insentif aja

berat malah disuruh membebani BHP. Disini memang the father of incentive itu

Bappenas sama Menko Perekonomian sebenarnya bagaimana mengolah itu semua kita

perlu sadari bahwa untuk mengolah itu tidak mudah karena pemerintah memerlukan

side pocket lah untuk itu, untuk misalnya insentif kepada masyarakat saja belum tentu

bisa barangkali memang tidak mudah tapi perlu juga dipikirkan mulai sekarang

barangkali bagaimana sebagai masukan. Nah kalo tadi kita bicara membangun fiber

kemudian jaringan ke rumah rumah itu kita masih dalam level e-readiness, bagaimana

ketersediaan jaringan itu ada. Bagaimana mentransfromasikan manual bisnis menjadi e-

bisnis. Kita harus mulai memikirkan masyarakat dari level manapun itu dia bisa memulai

Page 19: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 19

sejak sekarang. Di dirjen APTEL kita memiliki 2 muara yang satu adalah e-Government

nah bagaimana supaya adoption ICT broadband ini di dalam government, kemudian

yang kedua e-bisnis bagaimana penyerapan broadband ini dalam sektor non

government. Cukup membina UKM jika UKM ini jalan maka yang gede gede akan segera

jalan. Nah ini menjadi salah satu konsern kami pak bagaimana mentransformasi UKM ke

e-UKM. Mungkin memerlukan program-program yang jitu yang kita perlu dapat

dukungan dari instansi lain, bagaimana kita bisa membantu UKM. Itu saja pak

terimakasih.

19. Bp. Eddy Satriya, Moderator, Asdep 5 Kemenko Perekonomian

Bp. Adi Seno terus terang saya sangat menghargai pak saran bapak

tadi dan terus terang kami di kantor Menko dan yang lain rasanya

akan mendiskusikan Blueprint ICT Fund, kalau itu timingnya sudah bisa

kita buka, kita buka. Tapi ngomong-ngomong EBITDA tadi pak

singkatannya apa ya? Kalo di saya itu singkatannya “Earning Before

Irregularity Tampering and Dubious Accounting” jadi karena itu nama

kementeriannya, kementerian pemanfaatan BUMN jadi boleh

dimanfaatkan BUMN nya. Nah dalam kaitan itu mungkin ada pak Lukita kami mohon

juga nanti concern yang disampaikan pak Adi Seno dan pak Noor Iza dan teman-teman

tadi tentang beban pajak yang dikenakan pada mereka itu perlu dipertimbangkan,

artinya kalo itu sampai menekan growth dari operator dan industri. Merubah paradigma

ga boleh turun pajak itu kan agak repot juga tapi memang that’s the way it is pak untuk

orang keuangan, mungkin bisa diakali, tapi memang agak sulit merubahnya dan itu harus

kita pahami bapak dan ibu sekalian.

20. Ibu Silvya W. Sumarlin, KADIN

Termakasih pak Eddy, Ekonomi tdk dilihat dari pengguna saja tp

roda ekonomi itu sendiri seperti apa dan industry termasuk

kedlmnya, saya punya konsern, pak ucok tadi mengatakan ada

puluhan ribu SDM IT tidak terserap, Pak kos melalui Ristek tadi

mengatakan eh ristek melalui bppt menyediakan lahan luas bagi

industry untuk berkarya dan itu kita lakukan keduanya jadi misalnya

industry itu kita menyerap tenaga kerja ahli ahli enjineer yang

pandai-pandai kemudian Ristek memberikan lahan utk uji coba/research wimax yang

mobile. Konsern kami adalah OK pak, bapak ingin industri itu jalan kita sudah jalankan

kita ikuti itu semua jadi tenaga kerja itu ada kita tampung terus penelitian kita jalankan

terus kemudian produksi kita diakui di diluar negeri jadi sebenarnya standarnya sudah di

akui tapi kalo di Indonesia nya sendiri ga dimanfaatkan itu menjadi suatu pertanyaan

Page 20: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 20

karena justru kita tidak dimanfaatkan bukan karena kita tidak mau dan bermanfaat bagi

masyarakat tapi kita dilarang untuk bermanfaat. Nah itu kasusnya sekarang ini mau

menyalahkan siapa ya, beberapa kali kita lihat banyak yang berkomentar habis masa si

ga mau invesatasi di Indonesia, Habis setelah investasi, hasil investasinya ga bisa dipake,

bisanya di pake di luarnegeri. Ya saya minta pak ada keadilan dan kesetaraan. Kalo

misalnya teknologi itu sendiri sudah mulai maju kenapa kita mempertahankan teknologi

yang lama hanya dengan alasan mau melindungi investasi dari beberapa pihak soalnya

begini pak teknologi itu pak kalo saya merasa ga adil selular boleh pake teknologi dari

AMPS berevolusi jadi edge – HSDPA berevolusi lagi menjadi LTE, nah kenapa kita yang

berangkat dari jalur IP Internet Protokol tidak boleh berevolusi hanya terpatok di satu

teknologi saja bahwa mungkin lupa bagi bapak bahwa teknologi lama ini membuat kita

menjadi lahan pembelian bagi sampah-sampah orang luar negeri artinya base station

tidak dipake, standar luar juga bukan itu kita satu satunya yang mau pake dan kita satu –

satunya yang mau menjalankan teknologi tersebut. Kalo kita ingin menjadi seperti yang

dikatakan menkominfo bulan november dia mau meng invite 20 menteri-menteri ICT di

Bali mengatakan kita bisa menjadi negara yang bisa internasional roaming kenapa

standar kita memake yang bukan standar internasional itu pertanyaannya pak

terimakasih.

21. Bp. Barata Wardhan, FKBWI

Prinsip saya cuma satu saya tidak mau adanya TKDN yang itu jadi

tingkat kebohongan dalam negeri BTS sebanyak 40%, 40% BTS

tersebut banyaknya dari TEX, 25% software dari 10% tex dan 15%

leason tex untuk dibeberapa perusahaan komponen hanya 5-10%

ini yang saya lihat jika kondisinya seperti ini maka kasus

membohongi Indonesia terutama PT. Inti yaitu dengan adanya

central telepon digital yang waktu itu barang pure saya bawa dari

Siemen dan mengklaim itu adalah produk Indonesia apakah kita

akan seperti itu lagi, yang saya inginkan adalah transfer teknologi enjiner-enjiner kita

yang bisa memproduksi itu semuanya, dan selama era globalisasi jangan hanya dibuat

Indonesia ini Negara terkecil, kita adalah no 3 yang terbesar di Asia sebagai pasar namun

sekarang ini para investor-investro lari lebih mending investasi di Vietnam atau atau

Birma Indonesia tdk dilirik lagi oleh para investor dan saya mengusulkan agar internet

tidak hanya mengundang facebook saja tetapi pemerintah/operator dapat membuat

satu email menjadi lokal email.

Page 21: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 21

22. Bp. Rudi Rusdiah, PT. Asricitra Pratama

Sangat menarik sekali dari judul roundtablenya, broadband dan

ekonomi ada dua keyword. Dari broadband sendiri kita banyak,

fokus teknologi dimana, kebanyakan emang pada fokus di

penetrasi padahal yang penting juga adalah kualitas. Karena kalo

kita bicara mengenai aplikasi tadi ada SISLOGNAS, SISTRANAS

kemudian e-proc itu kualitasnya itu sangat-sangat penting kalo

tanpa kualitas yang baik juga percuma jadi regulasi itu sangat

penting sekali untuk juga mementingkan kualitas. Kualitasnya juga adalah kepentingan

dari customer sedangkan kalo dari sisi operator kualitasnya itu menjadi inputan

sehingga penetrasi cuma lebih visible kepada operator sehingga kualitas itu kurang

sekali dibicarakan sedangkan kualitas ini amat penting jika kita akan mengarah pada

aplikasi-aplikasi tanpa kualitas dari broadband ini ga akan ada gunanya. Kemudian

keyword kedua ekonomi, ekonomi itu kita bicara mengenai efisiensi efektifitas output

based sepertinya dari suatu market pasar supply dan demand untuk itu penting sekali

jika kita mempunyai mapping nanti kita bicara apakah kita harus pake fiber atau pake

wireless, wireline padahal kalo kita mapping nya jelas. Harusnya memang teknologi yang

cocok fiber to home. Dimana regulasinya itu “right of way” harus jelas dulu. Kita harus

mapping yang jelas mana desa yang memang butuh wireless, wireless nya juga harus

jelas apakah wireless VSAT atau yang lainnya. Kalo saya lihat proyek2 USO itu dari

semacam handphone yang ditempatkan di tempat yang juga banyak handphone

sehingga tidak dapet sinyal itu telpon. Kemudian kalo kita bicara masalah ekonomi kita

juga bicara mengenai supply chain industrinya nah tadi isu mengenai TKDN itu sangat

penting, TKDN dan standardisasi. Semestinya TKDN dan standardisasi itu empowering

local industry, kalo di luar negeri itu mereka memproteksinya dalam negerinya dengan

standardisasi kalo kita tidak, TKDN ini misalnya saya beberapa kali mencoba membuat

TKDN itu misalnya CSR itu minimum harus 2 Milyar. Sehingga perusahaan besar saja

yang bisa masuk TKDN. Jadi kita menghambat UKM kita sendiri untuk memperoleh

TKDN, kemudian ISO 18001, ISO 14001 Yang bicara mengenai environment padahal yang

penting itu ISO 9001 yang bicara kualitas dan itu malah tidak dipakai. Jadi TKDN ini

malah menghambat industry dalam negeri. Standardisasi juga banyak sekali yang

menghambat, jadi kalo kita ingin seperti China sebelum bisa maju mereka melakukannya

dengan memberikan insentif-insentif empowering. Jadi regulasi kita jangan sampai

menghambat. TKDN ini justru menghambat dan mempersulit terutama UKM untuk bisa

ikut dalam pembangunan. Terimakasih.

Page 22: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 22

23. Bp. Frans Thamura, Managing Programmer Java

Kita lagi coba masuk ke Korea yang tingkat ekonominya lebih tinggi,

saya juga mulai bantuin Malaysia sama singapur dan mostly kita

punya komuniti di Malaysia native programmer. Kita punya SDM

bagus tapi lulusannya dari kampus biasanya ancur ancuran jadi harus

kita kelola dan saya punya yayasan untuk mengelola anak anak dan

kita bantuin bikin perusahaan jadi sekarang yang saya dapet negara

ini unfriendly dan mostly dari mereka miskin malah ada beberapa dari

mereka belum pernah kuliah kalau bapak sudah S3 dan professor mereka bisa kekampus

juga udah hebat. Itu yang saya dapet, kalo saya lihat mostly kita punya produk pre-

konten kita punya android kurikulum kita punya beasiswa, kita punya enterprise

solution, it’s free. Tapi sampai hari ini IGOS kita ga masuk, kominfo bukan kita punya

area, saya harus bikin e-government pustek baru bisa masuk. Yang lucu kita punya

competitor di Malaysia punya acara didepartemen perdagangan dikasi 2 Milyar, 5 tahun

pertama ga bayar pajak ongkos-ongkos ke lur negerinya selalu dibayarkan oleh negara.

Kita harus bayar pajak dan kantor pertama saya, orang pajak nungguin di depan kantor

trus saya bilang bapak ngapain, ini saya udah bayar 10 persen yang seharusnya 6 persen.

Semoga ini bisa menjadi masukan bagi semua pihak itu saja. Yang saya lihat kita yang di

depan bikin konten yang di peres yang mikir yang dapat 90% tapi dia tidak pernah

melakukan siasat yang benar dan tidak pernah mengenyam pendidikan juga. Beberapa

orang telekom mobile cuma seremonial terimakasih dapet 60%. Karena itu para

programmer mobile pada bangkrut barangnya tidak bisa laku tapi ada beberapa yang

laku dengan dijual sahamnya ke luar. Kita lihat itu dilakukan dan kita juga lagi prepare

kayanya saya punya barang dijual saja ke negara sebelah malingsia tapi berani ngasi 5

milyar per brand itu yang menarik. Nah ini mungkin bisa jadi masukan kalo anda mau

menjual koneksi udah byar pet ya, bagi yang pake Telkom speedy ga nyala seminggu,

kabelnya sori pak lama bisa seminggu, padahal kita harus tetap jualan dan bayar pajak.

Nah saya hanya konsern diujung saya tidak didepan saya tidak peduli dengan

infrastruktur tapi yang pasti kemarin saya sama bung Roni ngomongin ketemu bu Sri

Mulyani, saya ngomong bisa ga kita punya multimedia super corridor kata bu Sri Mulyani

ga perlu orang IT mah kaya kaya. Jadi saya mikir nih bisa jadi forum masukan karena

mostly kita punya SDM di Malaysia jadi chief kebanyakan, Korean Telkom juga orang sini,

orang – orang di forum juga rata rata orang sini. Ok itu saja.

Page 23: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 23

24 Bp. Hartojo Wignjowijoto, Institute of National Capacity Studies

Saya singkat saja jadi dari kominfo tadi mengatakan kalo dibedakan

ekonomi sama broadband ekonomi Indonesia ini ekonomi colong

jadi tidak meningkatkan nilai tambah jadi broadband memiliki

peranan untuk kegiatan ekonomi itu harus menciptakan nilai

tambah saya lihat dimana – mana colong. Sehingga saya heran kita

bicara ekonomi tadi dari putrinya Sumarlin, saya kan kenal

bapaknya. Jadi maksud saya kegiatan ekonomi di seluruh Indonesia

adalah ranseeking caloan. Pekerjaan pemerintah switching ini bagian siapa ini bagian

siapa. Sekarang bagaimana si switching ini dirusak sama email atau SMS saya. Sekarang

udah rusak dikit-dikit. Jadi Eddy kalo mengundang saya untuk mengacau, bentar lagi

Menko Ekuin saya kacau bentar lagi you akan kaget yang saya akan kacau lagi adalah

yang arisan KKN ini. Itu juga saya buka dengan saya kerahkan orang-orang hacker ini

dengan saya bukain rekening mereka semua bener mas saya bukain rekening mereka

semua, arisan nyaloan itu kebuka semua saya bilang SP, saya bilang I, saya bilang YK OK

kita buka rekeningnya semua jangan satu aja datangnya darimana ngelipatnya darimana

karena ini menciptakan broadband karena ekonomi kedua itu, ekonominya ekonomi

trafficking broadbannya yang tadi itu yang broad saja mulutnya.

25 Bp. Teguh A, KADIN

a) Terimakasih pak Eddy saya ringkas saja saya hanya mengingatkan jika infrastruktur

sudah tersedia jika konten terdevelop maka ada satu komponen lagi yang harus kita

perhatikan yaitu transaction saya rasa ini akan menjadi istu jika kita tidak

address dari sekarang karena setahu saya mobile payment sampai sekarang belum

menjadi kenyataan padahal harusnya itu bisa take off ada apa dibalik itu, itu yang harus

kita kaji bersama sama sehingga tidak hanya menjadi broadband infrastruktur sekedar

infrastruktur tapi juga dia membawa manfaat.

Page 24: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 24

b) Saya juga me remind kita semua agar kita tidak lupa membuat R&D center mengapa itu

tetap saya anggap penting, faktanya sebagian besar teknologi yang datang itu kita

terima sudah gelondongan dari vendor tetapi juga ada laporan bahwa teman-teman kita

yang sangat pandai-pandai itu bekerja di vendor-vendor di luar negeri dan lebih pinter.

Yang menyedihkan adalah teman-teman kita di luar negeri itu tidak punya kesadaran

bersama untuk mengait teman-temannya dan yang kedua tidak berusaha

mengembalikan itu ke Indonesia nah bagaimana caranya kita membangun semangat

yang sama biar kita bisa punya R&D center meskipun hanya virtual tapi setidaknya sudah

connected to each other itu sudah sesuatu terakhir pak yang saya hendak remind adalah

siapa yang akan take a lead inisiatif ini, sehingga benar – benar bisa terealisasikan.

26 Ibu Imelda Adhisaputra, PT. Intel Indonesia Coorporate

Terimakasih pak Eddy kami dari intel berpendapat bahwa broadband

infrastructure ini sudah harus diberlakukan di Indonesia dan ICT

corporate ini memang sudah sangat mendesak untuk diberlakukan

atau diterapkan karena menurut pengalaman kami dari negara-

negara lain seperti Vietnam dan Korea atau Malaysia broadband itu

sangat-sangat penting sekali demi kemajuan pendidikan karena

dampaknya kemana-mana pak kami bisa share dengan disini

mengenai sukses dari negara negara tetangga karena ini memang

sudah sangat-sangat tidak bisa di tunda lagi jadi dari intel kami mengharapkan bahwa

pemerintah bisa dengan segera mencanangkan atau menyusun sebuah ICT roadmap

yang terintegrasi dan tidak fragmented pak karena dari segi industry kami juga bingung

bagaimana menerapkan secara keseluruhan broadband plan tersebut.

27 Bp. Elisa Lumbantoruan, KADIN

a) Saya kira karena tema dari diskusi kita hari ini adalah

broadband ekonomi Indonesia dan saya amati dari tadi

banyak diskusi dari sisi infrastruktur nah ini mungkin kita

jangan memulai kesalahan kesalahan dimasa lalu dimana

kita membangun infrastruktur tanpa kita memikirkan

mengenai kreatif yang ada diatasnya dulu kita

membangun jalan tol tapi pada akhirnya itu ga banyak

yang jalan diatasnya karena traffic dari ujung ke ujung tidak tersedia tetapi

sebaliknya kalo trafiknya sudah ada maka siapapun yang akan invest pada

infrastrukturnya akan datang sendiri nah konsep berpikir kalo dari sisi sistem

ekonomi barangkali yang harus kita lihat adalah kontennya yang pertama nah kalo

Page 25: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 25

kita lihat dari sisi konsep digital divide maka kita mengalami 3 hal dari digital divide,

satu adalah dari sisi economic divide yaitu masalah affordability nah ini dari tadi

dibicarakan mengenai komponen daripada cost apakah itu biaya frekuensi dsb.

b) Yang mengakibatkan affordability di Indonesia ini menjadi sangat mahal tetapi

seandainya pun pemerintah bisa menyediakan dana keuangan apakah itu dana

palapa ring atau dengan USO dan sebagainya maka yang berikutnya yang juga kita

alami di Indonesia adalah usability divide dimana sekarang ini kalo kita lihat dari

tingkat literacy saja misalnya kalo kita mengandalkan serisu secara global berarti

yang lebih banyak adalah yang berbahasa inggris maka tingkat literacy terhadap

bahasa inggris di Indonesia itu masih sangat rendah nah barangkali mungkin yang

kita sitir adalah apakah kita memang sudah memiliki economical scale untuk konten

yang mudah dimengerti oleh masyarakat Indonesia nah ini mungkin harus dicarikan

apakah itu harus berbahasa Indonesia atau mungkin dicarikan suatu killer apps untuk

bisa mendorong ini dulu beberapa tahun yang lau sebenarnya saya mengusulkan

adalah tanpa membangun infrastrukturnya kalo kita pick satu killer apps waktu itu

yang saya usulkan dalam bidang pendidikan sebenarnya, kalo kita lihat di Indonesia

ini ada lebih dari 400 ribu sekolah dari SMP sampai SMA itu sebenarnya memiliki

ekonomical scale yang sangat besar yang bisa kita pilih sebagai killer apps dan itu

kalo kita wajibkan seluruh pelajar harus memiliki akses ke internet dan juga metoda

pengajarannya berlajar dan mengajar menggunakan internet maka itu domino

effectnya akan sangat besar dampaknya tetapi sayangnya ini sekarang dijalankan

secara sylo oleh masing masing departemen.

c) Yang ketiga adalah yang disebut dengan empowerment divide andaikan kita punya

infrastruktur punya akses devais dan punya konten yang ketiga problem kita adalah

masalah participation, jadi partisipasi daripada pengguna itu nah ini barangkali kalo

kita hanya berada pada level 1 dan 2 maka kita hanyakan menjaid market.

Bagaimana mendorong masyarakat menjadi innovator dan pencipta dari konten.

Nah mungkin itu yang harus dilihat secara tersetruktur dan tiga-tiganya harus di

address dengan baik.

d) Karena ini merupakan suatu sistem ekonomi. Maka yang perlu dipertanyakan adalah

Do we have the economical scale? Apakah ini akan menjadi ekonomi yang mahal?

Untuk bisa menjawab ini maka beberapa pilar F harus dipilih, saya tidak tahu apakah

dari flagship application dari depdiknas, memang diperlukan disini inisiatif yang

terintegrasi jadi dari economic divide, usability divide, dan empowerment divide saya

kira tiga-tiganya harus di address secara bersama sama.

Page 26: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 26

28 Ibu Risargati, Indosat

a) Mungkin ada 2 masukan saja yang pertama perlu adanya

integrasi membangun broadband integrasi dengan kelistrikan

dan infrastruktur jalan karena ini menimbulkan biaya yang tidak

sedikit untuk menyediakan listrik kita perlu solar kita juga perlu

sarana untuk mengatur. Mungkin kita bisa fokus broadband

yang kita bicarakan sore ini lebih kepada broadband level

kabupaten kebawah. Kalo di kota2 besar itu mungkin

masalahnya sudah tidak terlalu banyak infrastrukturnya sudah cukup bagus

masyarakat sudah bisa menikmati dengan baik mungkin yang kita perlu bicarakan

secara nasional adalah pada level corporate.

b) Berkaitan dengan di level daerah paling tidak adanya program pendidikan untuk

level gubernur ke bawah sehingga dengan pemahaman yang baik dari mereka,

mereka akan membantu pertumbuhan dari broadband ini untuk bisa mereka

gunakan untuk membangun daerahnya sehingga otonomi daerah ini tidak semata

mata ke arah retribusi dan lain-lain tapi dia lebih bisa memberdayakan sarana yang

ada dengan ilmu yang mereka punya mereka akan membuat fasilitas broadband ini

menjadi suatu transaksi. Bisa digunakan untuk promosi pertanian misalnya itu yang

produktif sifatnya.

29 Bp. Iwan Pilliang, Konten Developer

Saya ingin komen aja untuk bu Silvi jangan berkecil hati di negeri

ini saya sepakat dengan pak Hartoyo orang R&D yang spending

waktu dan segalanya tidak akan sia sia. Sekarang begini aja kita

berkelahi, kami development terus di Java di aplikasi mobile

kami sudah bisa menemukan aplikasi yang cross platform, untuk

aplikasi enkripsi sekalipun bahkan kita bisa yang membuat

namanya messenger yang bisa cross platform jadi kita berkelahi

aja dengan operator jadi ini memang negeri yang mengajak kita barbar yang tidak

menghargai R&D kita juga mau kelahi dengan kominfo saya menggugat UU ITE, saya

berkelahi sendiri media belum ngeh walaupun kalah community menyambut baik

dan saya rasa saya kalah dengan terhormat. Saya mengajak kita berkelahi karena

memang keadaannya demikian kalo misalnya operator nanti tergerus oleh aplikasi

messenger yang cross platform bahkan android sekalipun otomatis pendapatannya

akan berkurang jadi saya rasa begitu, jadi saya hadir kemarin untuk mengajak

berkelahi, mari berkelahi dan membangun community. Dan saya berhenti sebagai

Page 27: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 27

pokja konten dan aplikasi tanya pak Teguh minta pamit di Kadin. Sekarang saya di

desktop untuk menggerakkan 30 ribu orang prita dan lain-lain bisa kok.

30 Bp. Lukita Dinarsyah Tuwo, Wamen Badan Perencanaan dan Pembangunan

Nasional

Terimakasih pak Eddy jadi saya tadi cukup banyak mendengarkan

perkelahian tadi ya, tapi sebetulnya saya melihat bahwa kita semua

ini adalah memiliki mimpi yang sama yaitu membangun Indonesia

yang lebih baik itu saya kira tadi intinya dari sana nah memang

dalam konteks seperti itu ini pak Eddy saya kira menyusun

roadmap, stakeholdernya sudah ada semua disini nah bagaimana

tadi tujuan kita yang bersama sebetulnya kita sadari pembangunan

broadband untuk membangun perekonomian kita yang lebih baik membangun

kesejahteraan yang lebih baik itu dengan broadband ini bisa nah ini saya kira bahwa

stakeholder ini semua tentunya harus bisa mendapatkan fairness tadi kewajaran dari

setiap kerja keras yang dibuat oleh masing masing. Kami harapkan roadmap itu

dibangun dengan basis kebersamaan bahwa semua pihak mendapatkan kewajaran

sesuai dengan kontribusi yang diberikan. Tentunya disini peran pemerintha menjadi

sangat penting, menyusun regulasi, memberikan insentif, mengenakan pajak dsb.

Harusnya bisa melihat kepentingan yang lebih besar tadi, broadband perlu dibangun

untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar sehingga pajaknya itu

sebetulnya bisa dikeluarkan dengan melihat kalo ekonominya besar pasti pajaknya

besar bukan tarifnya yang diperbesar. Nah regulasi pun harus mendukung itu supaya ini

berkembang ekonomi besar tentunya manfaat besar. Saya kira roadmap harus

dibangun dengan komponen-komponen yang tadi saya kira ahli-ahlinya ada disini

bagaimana tadi membangun infrastrukturnya bagaimana tadi konten dan sebagainya

itu perlu saya kira, kalo kita bicara domestic connectivity ICT menjadi satu. ICT roadmap

produknya kita sudah punya logistic nasional sudah ada blue printnya, sudah ada

blueprint multi moda transportation, nah kalo ditambah dengan ini jadi lengkaplah apa

yang dimaksud dengan dosmetic connectivity untuk membangun knowledge based

economy.

31 Bp. Setyanto P. Santosa, Ketua umum MASTEL

Kita seolah – olah di luar ruangan ini sama dengan kita, saya pake

datanya pak Lukita, 63.4% rakyat Indonesia adalah hanya sekolah

dasar yang semacam kita hanya 3.7% jadi saya kira yang 3.7 ini

harus digerakkan supaya 63,4 ini bisa jalan. Saya kira itu, jangan

Page 28: Notulen Roundtable Discussion Broadband Economy-8sep

66 Notulen ini tidak untuk dikutip!

notulen roundtable discussion broadband economy-8sep.doc 28

mengharap seluruh rakyat Indonesia, saya kira itu pak Eddy terimakasih.

_____________

Mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan penyebutan nama/

institusi.

Komentar/tanggapan dapat dikirim ke email:

1. [email protected]

2. [email protected]

Jakarta, 8 September 2010

Notulis,

1. Riska Ana Gulang

2. Nur Sobariyatun