perdagangan organ tubuh manusia dilihat...

17
37 Perdagangan Organ Tubuh Manusia Dilihat Dari Perspektif Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Dan Menurut Hukum Islam Ruslan Abdul Gani IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Indonesia ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang erdagangan organ tubuh manusia dilihat dari perspektif Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Menurut Hukum Islam, dengan fokus kajian terhadap Bagaimanakah Penjualan Terhadap Organ Tubuh Manusia Dilihat Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Bagaimcana Pula Penjualan Organ Tubuh Manusia Menurut Hukum Islam. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan. Bahwa Penjualan terhadap organ tubuh manusia dilihat dari perspektif Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila salah satu organ tubuh seseorang yang sangat pital tidak berfungsi lagi apabila telah diambil untuk diperdagangkan hal ini sebagai ditegaskan di dalam Pasal 64 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 berbunyi: bahwa organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Kemudian dipertegs lagi di dalam Pasal 192: setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar rupiah. Sedangkan dilihat dari perspektif Hukum Islam, penjualan organ tubuh manusia sama halnya dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dimana Hukum Islam juga melarang dan haram hukumnya organ tubuh manusia diperjual belikan. Namun dalam hukum Islam membolehkan dilakukan tranplantasi terhadap organ tubuh manusia bagi orang yang secara sukarela tampa imbalan apapun kepada orang yang memerlukannya. Ketentuan ini diperkuat pula oleh Patwa yang pernah dikeluarkan oleh MUI yang menyatakan: Tranplantasi organ tubuh manusia diperbolehkan, tetapi yang tidak diperbolehkan atau haram adalah jual beli organ tubuh. Rekomendasi yang diberikan Kepada seluruh warga masyarakat hendaknya selalu menjaga organ tubuhnya dengan baik dengan cara menjaga kesehatan. Kepada tenaga medis hendaknya mengawasi dengan ketat bila terjadi perbuatan tranplansi organ tubuh manusia secara illegal. Kata Kuci : Perdagangan Organ Tubuh Manusia Perspektif Undang-Undang Kesehatan dan Hukum Islam

Upload: phamlien

Post on 26-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

37

Perdagangan Organ Tubuh Manusia Dilihat Dari Perspektif Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Dan Menurut Hukum

Islam

Ruslan Abdul Gani

IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang erdagangan organ tubuh manusia dilihat dari

perspektif Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan

Menurut Hukum Islam, dengan fokus kajian terhadap Bagaimanakah Penjualan

Terhadap Organ Tubuh Manusia Dilihat Dari Perspektif Undang-Undang Nomor

36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Bagaimcana Pula Penjualan Organ Tubuh

Manusia Menurut Hukum Islam. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat

diperoleh beberapa kesimpulan. Bahwa Penjualan terhadap organ tubuh manusia

dilihat dari perspektif Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila salah satu

organ tubuh seseorang yang sangat pital tidak berfungsi lagi apabila telah diambil

untuk diperdagangkan hal ini sebagai ditegaskan di dalam Pasal 64 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 berbunyi: bahwa organ dan/atau jaringan

tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Kemudian dipertegs lagi di

dalam Pasal 192: setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau

jaringan tubuh dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3)

dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1

miliar rupiah. Sedangkan dilihat dari perspektif Hukum Islam, penjualan organ

tubuh manusia sama halnya dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009 dimana Hukum Islam juga melarang dan haram hukumnya organ tubuh

manusia diperjual belikan. Namun dalam hukum Islam membolehkan dilakukan

tranplantasi terhadap organ tubuh manusia bagi orang yang secara sukarela tampa

imbalan apapun kepada orang yang memerlukannya. Ketentuan ini diperkuat pula

oleh Patwa yang pernah dikeluarkan oleh MUI yang menyatakan: Tranplantasi organ

tubuh manusia diperbolehkan, tetapi yang tidak diperbolehkan atau haram adalah jual

beli organ tubuh. Rekomendasi yang diberikan Kepada seluruh warga masyarakat

hendaknya selalu menjaga organ tubuhnya dengan baik dengan cara menjaga

kesehatan. Kepada tenaga medis hendaknya mengawasi dengan ketat bila terjadi

perbuatan tranplansi organ tubuh manusia secara illegal.

Kata Kuci : Perdagangan Organ Tubuh Manusia Perspektif Undang-Undang

Kesehatan dan Hukum Islam

Page 2: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

38

Latar Belakang Masalah

Perkembangan Transplantasi organ tubuh manusia saat ini semakin berkembang,

tidak hanya organ Jantung manusia, namun berkembang ke Cangkok Ginjal, Hati,

dan beberapa organ lain termasuk jaringan tubuh manusia seperti jaringan otot

ligamen maupun syaraf. Untuk kepentingan Transplantasi organ dan jaringan tubuh

manusia, umumnya diperoleh dari oleh penerima dari keluarga dekat. Sebagai

seorang calon donor organ, kedekatan sifat dasar kondisi kesehatan fisik dan

kelayakan secara kesehatan menjadi pertimbangan mengapa donor organ umumnya

dilakukan antar keluarga yang memiliki pertalian kekerabatan dengan harapan

memiliki kesamaan golongan darah dan kesamaan dalam sifat dan karakter antibodi /

kekebalan tubuh serta terkait masalah etika dan kemanusiaan, (Barder Johan

Nasution : 2005).

Seiring perkembangan jaman, terdapat berbagai kejahatan transnasional yang perlu

ditangani secara bersama dalam kerangka multilateral, seperti kejahatan, perdagangan

organ tubuh manusia, (environmental crime). Meskipun belum terdapat kesepakatan

mengenai konsep dan definisi atas beberapa kejahatan tersebut, secara umum

kejahatan tersebut membahayakan keselamatan pendonornya. Semakin beragam dan

meluasnya tindak kejahatan perdagangan organ tubuh manusia secara lintas negara

telah menarik perhatian dan mendorong negara-negara di dunia melakukan kerjasama

untuk menanggulangi kejahatan di tingkat bilateral, regional, maupun multilateral.

Salah satu penyebab orang menjual organ tubuhnya, dikarenakan faktor

kemiskinan dan serta celah terdapat dalam undang-undang berkontribusi seseorang

untuk memperdagangan organ tubuhnya secara illegal. Lain halnya dengan Negara

Yordania, dimana perdagangan organ tubuh manusia dilegalkan.akibatnya banyak

organ tubuh yang diselundupkan ke Iran. India’s Transplantation of Human Act

(THOA) memiliki syarat bahwa organ yang boleh diperjual belikan harus relatif dan

memiliki tujuan untuk pendonoran, (Harjo Wisnoewardono : 2002)

Di dalam pasar gelap, penjualan organ tubuh manusia cenderung memiliki harga yang

sangat tinggi dan tidak stabil. Jumlah uang yang akan diterima pendonor bergantung

kepada lokasi dan pasokan yang tersedia. Hasil laporan di seluruh dunia melaporkan

bahwa harga rata-rata yang diterima pendonor untuk ginjalnya adalah $5000,

sedangkan di dalam pasar gelap, oknum yang membutuhkan organ dalam membayar

sekitar $150.000. Meski angka perdagangan organ tubuh manusia meningkat, Badan

Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan hanya 10 persen dari permintaan global

untuk transplantasi organ tubuh yang sesuai dengan permintaan. Kelompok hak asasi

manusia Amerika Serikat untuk pengawasan perdagangan organ manusia

mengatakan, sebanyak 15-20 ribu buah ginjal dijual secara illegal di seluruh dunia

setiap tahunnya. (Hanny Ronosulityo: 1973).

Mengenai norma hukum tentang larangan terhadap penjualan terhadap organ

tubuh manusia di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), sudah

diatur secara tegas. Hal ini dapat dilihat di dalam Pasal 204 KUHP berbunyi:

Barang Siapa menjual, menyerahkan, atau membagi-bagikan barang yang

diketahuinya membahayakan nyawa atau kesehatan orang, padahal sifat berbahaya

itu tidak diberitahu, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.

Page 3: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

39

Elemen yang terpenting terkandung di dalam Pasal 204 KUHP di atas, ialah

bahwa orang itu melakukan perbuatan-perbuatan tersebut, sedang ia mengetahui

bahwa barang-barang itu berbahaya bagi jiwa atau kesehatan, ia tidak

mengatakan/menjelaskan tentang sifat bahaya dari barang-barang tersebut. Orang

yang menjual barang yang berbahaya bagi jiwa dan kesehatan, tetapi dengan

mengatakan terus terang pada pembeli tentang sifatnya berbahaya, tidak dapat

dikenakan pasal ini.

Selanjutnya bila dilihat di dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan di

dalam Pasal 64 ayat (3) menyebutkan bahwa organ dan/atau jaringan tubuh dilarang

diperjualbelikan dengan dalih apapun. Oleh karena itu pelaku penjualan organ

dan/atau jaringan tubuh ini diancam pidana sebagaimana diatur Pasal 192 UU

36/2009. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa: setiap orang yang dengan sengaja

memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apa pun sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10

tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar. Organ tubuh yang dilarang

diperjualbelikan seperti: jantung, hati, ginjal, paru-paru, dan lain-lain. Dengan

demikian, jika mengikuti pembagian pidana umum dan khusus menurut Andi

Hamzah, penjualan organ tubuh manusia termasuk tindak pidana khusus. Alasannya,

karena KUHP tidak memiliki aturan mengenai tindak pidana penjualan organ

manusia dimaksud, (Andi Hamzah: 2000).

Bila dilihat dari hukum Islam dimana Tranplatansi organ tubuh manusia

diperbolehkan. Dasar pengambilan hukumnya yaitu dalam hukum syara’

diperbolehkan seseorang pada saat masih hidup menyumbangkan sebuah organ

tubuhnya atau lebih dengan suka rela tanpa paksaan siapapun. Ketentuan ini

dikarenakan adanya hak seseorang yang tangannya terpotong atau tercongkel

matanya. Akibat perbuatan orang lain untuk mengambil diyat (tebusan) atau

memanfaatkan orang lain yang telah memotong tangannya atau mencongkel

matanya. Hal ini didasarkan pada Surat Al-Baqara ayat 179.

Artinya: Dan di dalam qishas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hal

orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (Ali Zarnudin : 2009).

Selanjutnya bila dilihat dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pernah

mengumumkan fatwa tentang transplantasi organ tubuh manusia yang difatwakan

pada tahun 1950, di dalam fatwa tersebut disampaikan bahwa tranplantasi organ

diperbolehkan, tetapi yang tidak diperbolehkan atau haram adalah jual beli organ

tubuh. Sebenarnya seseorang tidak berhak memberikan organ tubuhnya, organ itu

bukan milik pribadi, dan tidak membeli. Manusia hanya diamanati oleh Sang

Pencipta untuk menjaganya. Apabila ada orang yang memerlukan organ tubuh orang

lain, sepanjang tidak membahayakan, boleh diberikan hanya tidak

dikomerasialisasikan. Pengaturan tranplantasi harus diatur negara (pemerintah) agar

tidak disalah gunakan. (Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI): Tanggal 21 Maret

2013).

Page 4: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

40

Dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia tahun 2009 tentang Fatwa Bank Mata dan

Organ Tubuh lain, hukum melakukan tranplantasi kornea mata kepada orang lain

yang membutuhkan adalah boleh apabila sangat dibutuhkan dan tidak ada upaya

medis lain untuk menyembuhkannya. Pada dasarnya seseorang tidak berhak

mendonorkan anggota tubuhnya kepada orang lain karena ia bukan pemilik sejati atas

organ tubuhnya. Akan tetapi karena untuk kepentingan menolong orang lain,

dibolehkan dan dilaksanakan sesuai wasiat. Orang yang hidup haram mendonorkan

kornea atau organ tubuh lainnya kepada orang lain. Orang boleh mewasiatkan untuk

mendonorkan kornea matanya bagi orang lain. Dan diperuntukkan bagi orang yang

membutuhkan denga niat tabarru’(prinsip suka rela dan tujuan komersil). Bank mata

dibolehkan apabila proses pengambilan dari donor dan pemanfaatannya kembali

sesuai dengan aturan syariah, (Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI): Tanggal 21

Maret 2013).

Tranplantasi terhadap organ tubuh manusia dibolehkan berdasarkan hukum Islam.

Dasar pengambilan hukumnya yaitu dalam hukum syara’ diperbolehkan seseorang

pada saat masih hidup menyumbangkan sebuah organ tubuhnya atau lebih dengan

suka rela tanpa paksaan siapapun. Seseorang tersebut memberi hak untuk

memanfaatkan organ-organ tubuh tersebut kepada yang membutuhkan, sebagaimana

firman Allah SWT dalam Surat Al-Maidah Ayat 2 :

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah,dan

jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,jangan (menggangu) binatang-

binatang had-ya, bonatang-binatang qalaa’id, dan jangan (pula) mengganggu orang-

orang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari

Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibdah haji, maka bolehlah berburu.

Dan janganlah sekali-kali kebencianmu pada sesuatu kaum karena mereka

menghalang-halangi kamu dari masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada

mereka) Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-

Maidah: 2).

Berdasarkan kedua ketentuan tersebut di atas, Undang-Undang Kesehatan dan

Hukum Islam kiranya dapat dipahami bahwa di dalam undang-undang Kesehatan,

melarang secara tegas kepada setiap orang untuk menjual, menyerahkan, atau

membagi-bagikan organ tubuhnya kepada orang lainkarena dianggap sangat

membahayakan nyawa atau kesehatan orang yang bersangkutan. Sedangkan di

dalam hukum Islam pada dasarnya tidak melarang kepada setiap orang yang ingin

mendonorkan bagian dari organ tubuh manusia kepada orang yang sangat

membutuhkannya.

Page 5: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

41

Tujuan dari larang penjualan terhadap organ tubuh manusia baik dalam maupun

Undang-Undang Kesehatan, Hukum Islam, serta Fatwa Majelis Ulama Indonesia

tidak lain adalah dalam rangka perlindungan terhadap manusia itu sendiri

sehingga tidak dengan mudah memperjual belikan organ tubuhnya demi

mendapatkan uang semata-mata.

Erat kaitannya dengan perlindungan terhadap manusia, secara tegas di dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum tujuan nasional dari bangsa

Indonesia, yaitu membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi

segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial yang berdasarkan pancasila.

Pembangunan manusia pada umumnya bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat

yang dilakukan secara berkesinambungan. Maka dari itu pentingnya menjaga

kesehatan jasmani dan rohani masyarakat Indonesia adalah salah satu upaya agar

terciptanya masyarakat yang sejahtera dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa

seperti apa yang telah dicita-citakan Indonesia yang tercantum dalam Undang-

Undang Dasar1945.

Terdapat beberapa permasalahan yang menjadi ancaman bagi terciptanya cita-cita

bangsa Indonesia yang sedang terjadi saat ini, salah satunya adalah tentang kejahatan

penjualan organ tubuh secara illegal dan dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak

bertanggung jawab. Hal ini perlu dianggap serius mengingat organ tubuh manusia

bukanlah barang yang bisa diperdagangkan secara bebas karena dapat mengancam

kehidupan orang lain yang telah diambil organ tubuhnya. Jika hal ini berlangsung

dalam skala besar dikhawatirkan akan berdampak pada kesatuan Negara Republik

Indonesia. (R. Valentina Sagala & Elin Rozaria: 1983).

Walaupun pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, akan tetapi peran serta masyarakat tetap diperlukan sebagai upaya

pemenuhan hak-hak kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2007 Tentang Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RJPN)

tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Hal ini dimaksudkan agar

peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam dua

puluh tahun terakhir, pembangunan kesehatan yang diselenggarakan secara

berkesinambungan, berkelanjutan, menyeluruh, terarah dan terintegrasi didasarkan

pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang telah ditetapkan pada tahun 2009.

Sistem Kesehatan Nasional tersebut secara nyata telah dipergunakan sebagai acuan

dalam penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) di bidang kesehatan,

penyusunan Undang-Undang Nomor: 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yang

merupakan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arah

pelaksaan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan yang berkesinambungan

telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat yaitu dengan meningkatnya

Umur Harapan Hidup (UHH). Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 68,6

tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007 dan pada tahun 2010

Page 6: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

42

meningkat menjadi 83,5 persen (Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010). (Abdul

Wahab Bakri : 1998).

Maraknya pernjualan organ tubuh manusia telah menampakkan gejalanya dalam

negri, seperti yang dikutip dalam Surat Kabar Harian Republika sebagai berikut :

Saya berumur 37 tahun dan kondisi sehat, saya ingin sekali untuk mendonorkan

ginjal kepada yang memerlukan. Saya membutuhkan dana untuk menghidupi dua

anak (sekolah SD dan SMA), satu keponakan (SMP), istri, dan orang tua.Kalau tidak

ada dana, kemungkinan, ketiga anak tersebut, tahun depan bakal putus sekolah. Nilai

sekolah mereka bagus-bagus. Saya sebagai tulang punggung keluarga pernah dua kali

dibohongi untuk kerja di Amerika dan Eropa dengan biaya puluhan juta. Sekarang

modal saya sudah habis. Tolong, para dermawan dapat mengatasi kesulitan hidup

keluarga saya. Saat ini saya tidak bekerja. Kalau ada yang bersedia menggunakan

tenaga saya, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Bagi yang bersedia

membantu saya, dapat menghubungi saya di nomor telepon (0341) 546xxx.sekian

terima kasih. (Surat Kabar Hasian Republika: 2005).

Berdasarkan uraian yang telah dijelasan di atas, sehingga penulis tertarik untuk

menulis Makalah ini dengan judul: Perdagangan Organ Tubuh Manusia Dilihat

Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan

Menurut Hukum Islam.

Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang ingin di kaji dalam penulisan makalah ini

antara lain berikut:

i. Bagaimanakah Penjualan Terhadap Organ Tubuh Manusia Dilihat Dari

Perspektif Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan?

ii. Bagaimana Pula Penjualan Organ Tubuh Manusia Menurut Hukum Islam ?

Pembahasan

Penjualan Terhadap Organ Tubuh Manusia Dilihat Dari Perspektif Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Di dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 secara jelas

disebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Selain itu kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah

satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Karena itu setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada

masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara,

Page 7: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

43

dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi

pembangunan negara. Di dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

dijelaskan kesehatan adalah : Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

dan ekonomis.

Dilihat dari azas dan tujuan, di dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009 dijelaskan: Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan

perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak

dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminal dan norma-norma agama.

Sedangkan tujuan pembangunan kesehatan berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009, dimana Pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tinginya, sebagai investasi

bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Karena itu dalam bidang kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama, hal ini

sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 yang

berbunyi:

1. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas

sumber daya di bidang kesehatan.

2. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang

aman, bermutu, dan terjangkau.

3. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan

sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

Mengenai kewajiban setiap orang dalam bidang kesehatan dapat dilihat di dalam

ketentuan Pasal 9, 10, 11, 12 dan 13 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009.

Untuk lebih jelasnya mengenai ketentuan pasal tersebut di atas, dapat dilihat

penjelasan berikut di bawah ini.

Pasal 9

1. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya meliputi

upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan

pembangunan berwawasan kesehatan.

Pasal 10, Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya

memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.

Pasal 11, Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,

mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pasal 12, Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan

bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 13,

(1) Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 8: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

44

(2) Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dilihat dari aspek hukum pidana, perdangangan organ dan jaringan tubuh manusia.

merupakan ancaman dan juga kejahatan bagi kemanusiaan”Crimes against Humanity

“ oleh PBB kemudian merumuskan praktek perdagangan organ tubuh manusia yang

dilakukan dengan cara dan tujuan Illegal sebagai bagian dari Kejahatan Transnasional

(Veronica Komalasari: 2000).

Dalam Protocols Thereto, dijelaskan bahwa pencurian dalam praktek perdagangan

organ tubuh manusia sebagai bentuk lain eksploitasi manusia yang harus diberantas,

sehingga dalam upaya pemidanaan terhadap kegiatan perdagangan Illegal organ

tubuh manusia perlu dilakukan terobosan-terobosan hukum dan yuridiksi terhadap

segenap upaya percobaan tindakan perdangan organ tubuh manusia, meluas dari

pengertian apakah perbuatan tersebut sudah dilakukan menjadi tindakan lain yang

masuk kedalam upaya mencoba melakukan atau terlibat sebagai aktor dalam

perdagangan manusia, kepada mereka yang berpartisipasi atau memberikan

kemudahan dan fasilitas termasuk melakukan suatu pembiaran terhadap fenomena

perdagangan illegal organtubuh manusia, (Koeswadji: 2000). Termasuk bagi mereka

yang secara nyata menggurus, mengorganisasikan dan mengatur aktor lain agar dapat

melakukan perdagangan illegal organ tubuh, terlepas dari eksistensi keterlibatan

organisasi kriminal atau tidak, di dalam atau antar negara, dengan korban tidak hanya

wanita dan anak anak saja tetapi semua manusia.

Transplantsi organ dan jaringan tubuh manusia kemudian berkembang menjadi suatu

kegiatan yang menjadi perdebatan, seperti apakah praktek jual beli organ manusia

perlu dilegalkan guna mencegah perkembangan jual beli organ manusia di pasar

gelap ataukah dengan tegas melarang jual beli selain atas dasar kemanusian dan cara-

cara legal dilakukan. Dari aspek hukum, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan memuat 12 Pasal yang mengatur mengenai ketentuan pidana yaitu

Pasal 190 sampai dengan Pasal 201.

Tindak pidana dalam undang-undang kesehatan, ditinjau dari rumusannya dapat

dibagi dua yaitu tindak pidana formil dan tindak pidana materiil. Tindak pidana

formil dirumuskan sebagai wujud perbuatan yang tanpa menyebutkan akibat yang

disebabkan oleh perbuatan itu. (Wirjono Prodjodikoro: 2003).

Tindak pidana materiil dirumuskan sebagai perbuatan yang menyebabkan suatu

akibat tertentu, tanpa merumuskan wujud dari perbuatan itu. Dalam praktek sering

terjadi wujud perbuatan dan akibat yang ditimbulkan dicantumkan dalam rumusan

tindak pidana. Tindak pidana materiil diatur dalam Pasal 190 ayat (2) dan Pasal 191.

Pasal selebihnya mengatur tindak pidana formil.

Ancaman pidana yang teringan adalah denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta-rupiah) dan yang terberat adalah paling lama 15 tahun penjara dan denda

paling banyak Rp. 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah)

Pasal 190 ayat (1) menentukan bahwa “Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan

dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas

pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama

Page 9: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

45

terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2

(dua) tahun dan denda paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pada ayat (2) ditentukan bahwa dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas

pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan pidana

penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak

Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 191 menentukan bahwa setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik

pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) sehingga mengakibatkan kerugian harta benda,

luka berat atau kematian dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun

dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).Tindak pidana yang

tercantum dalam Pasal ini merupakan tindak pidana materiil. Ancaman hukumannya

jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan ancaman hukuaman yang tercantum

dalam Pasal 190 ayat (2), meskipun keduanya dapat mengakibatkan kematian.

Erat kaitannya dengan tindak pidana memperjual belikan organ atau jaringan tubuh

manusia. Pasal 192 menentukan bahwa setiap orang yang dengan sengaja memperjual

belikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apapun sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan

denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Berdasarkan ketentuan di atas dapatlah dipahami bahwa di dalam Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan penjualan organ tubuh manusia

dilarang dan bagi siapa saja terbukti bersalah melakukan jual beli organ tubuh

manusia, maka terhadap pelakunya dapat dikenakan pidana.

Pasal 11 Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan:

Tranplantasi alat atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter

yang ditunjuk oleh Mentri Kesehatan. Tranplantasi alat atau jaringan tubuh manusia

tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang

bersangkutan.

Sebelum persetujuan tentang tranplantasi alat atau jaringan tubuh diberikan oleh

donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter

yang merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai operasi, akibat-akibatnya dan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Dokter tersebut harus yakin benar, bahwa

calon donor yang bersagkutan telah menyadari sepenuhnya dari pemberitahuan

tersebut.

Selanjutnya Pasal 16 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 menjelaskan

bahwa:”Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas

konpensasi materiil apa pun sebagai imbalan tranplantasi.” Jadi dalam hal ini

pendonor maupun keluarga korban harus melakukan donor dengan suka rela dan

tidak mengharapkan imbalan apapun. Rasa kemanusiaanlah yang harus ditekankan

dalam hal ini.

Page 10: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

46

Berdasarkan pernjelasan pasal tersebut di atas, Jelaslah bahwa pernjualan organ

tubuh manusia dilarang oleh undang-undang dan bagi siapa terbukti bersalah

melakukan perdagangan organ tubuh manusia akan dikenakan sanksi pidana. Bagi

pemilik organ tubuh akan beresiko tinggi bila salah satu organ tubuhnya yang

sangat pital tidak berfungsi apabila telah diambil.

Dilihat dari macam-macam Organ Tubuh yang diperjual belikan dan dapat

ditranplantasikan adalah sebagai berikut:

a. Organ tubuh yang berada dirongga dada

1. Jantung (berasal dari donor jenazah);

2. Paru-paru (berasal dari donor jenazah dan donor hidup);

3. Jaringan paru atau jantung (berasal dari donor jenazah dan merupakan

(“domino tranpalant”);

b. Organ tubuh lainnya

1. Ginjal (berasal dari donor jenazah dan donor hidup);

2. Hati (berasa dari donor jenazah atau donor hidup);

3. Pankreas (berasal dari donor jenazah);

4. Usus (berasal dari donor jenazah);

5. Jaringan tubuh, sel dan cairan tubuh

6. Tangan (berasal dari donor jenazah);

7. Kornea mata (berasal dari donor jenazah);

8. Skin graft termasuk tranplantasi wajah (selalu autograft);

9. Penis (berasal dari donor jenazah);

10. Sel pulau Lagerhans di pankreas (berasal dari donor jenazah dan donor

hidup);

11. Sumsum tulang (sel punca/ Adult Stem Cell), berasal dari donor hidup atau

autograft;

12. Tranfusi Darah/tranfusi sel-sel darah, serum atau plasma darah, berasal

dari

donor hidup dan autograft;

13. Pembuluh darah (dapat autograft dan xenograft/xenotranplantasi dan

donor

jenazah);

14. Katup Jantung (xetogtarf/xenotranplantasi dan donor dari jenazah);

15. Tulang (berasal dari donor hidup dan donor jenazah);

16. Kulit berasal dari donor hidup atau jenazah, (Anny Isfandyarie: 2005).

Dari berbagai macam organ tubuh maupun jaringan tubuh yang ditranplantasikan,

jaringan organ tubuh manusia yang biasa dilakukan tranplantasi adalah kornea mata

dan organ tubuh yang sering ditranplantasikan adalah ginjal. Proses tranplantasi

ginjal merupakan serangkain tindakan seperti: menentukan calon donor dan calon

pasien yang cocok, pemeriksaan jasmani donor, pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan penunjang, tindakan bedah memindahkan ginjal dari donor sehat kepada

pasien, pemberi obat antipenolakan jangka pendek dan jangka panjang.

Page 11: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

47

Mengenai harga pasar gelap penjualan organ manusia secara update kita dapat

browsing di internet. Karena penjualan organ tubuh manusia sudah banyak

diberitakan di internet bahkan ada oknum-oknum yang sengaja menggunakan jasa

internet untuk mencari korban. Menurut sebuah situs internet yang bernama Citizen

menerangkan harga organ tubuh manusia di pasar gelap adalah sebagai berikut ini

dalam Rupiah :

1. Untuk sepasang bola mata harga pasarannya sekitar Rp. 14 juta.

2. Kulit kepala dihargai sekitar Rp.5,56 juta.

3. Tengkorak dengan gigi dihargai sekitar Rp.11 juta

4. Bahu sekitar Rp.4,6 juta

5. Arteri Koroner sekitar Rp.14 juta

6. Jantung dihargai sekitar Rp.1,1 miliar

7. Hati Rp.1,4 miliar

8. Tangan dan lengan sekitar Rp.3,5 juta

9. Pint darah sekitar Rp.3,1 juta

10. Limpa sekitar Rp.4,6 juta

11. Perut sekitar Rp.4,6 juta

12. Usus kecil sekitar Rp.23 juta

13. Ginjal sekitar Rp.2,4 miliar

14. Kandung empedu sekitar Rp.11,1 juta

15. Kulit dihargai sekitar Rp.91 ribu setiap per inci persegi. (P.A.F. Lamintang,:

1996).

Permintaan organ tubuh manusia sebenarnya cukup banyak diperjual belikan bahkan

ada yang menawarkan kompensasi menggiurkan. Maka tidak heran bila masyarakat

miskin tertarik untuk menjual salah satu organ tubuhnya. Untuk kepentingan

kehidupan keluarga mereka tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan baik

dari aspek kesehatan, hukum maupun aspek agama.

Penjualan Organ Tubuh Manusia Menurut Hukum Islam

Mengenai perdagangan organ manusia dilihat dalam pandagangan hukum Islam,

apabila kita menelusuri ayat-ayat Al- qur’an dan hadist-hadits rasul, kita dapat

menyimpulkan, Betapa mulianya diri manusia, baik ruh maupun jasad, masih hidup

maupun setelah meninggal dunia. Contoh ayat-ayat alqur’an yang menjelaskan

tentang kemuliaan manusia, sebagaimana terdapat di dalam surah Al isra’ ayat 70.

artinya:

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di

daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami

lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang

telah Kami ciptakan.

Bila diperhatikan bunyi ayat di atas, dimana ayat tersebut menjelaskan, kemuliaan

manusia dibandingkan dengan seluruh makhluk lainnya, bahkan diciptakan makhluk

Page 12: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

48

hidup (selain manusia) untuk ketenangan dan memenuhi keperluan hidup manusia.

Jasad manusia adalah milik Allah dan Allah tidak membenarkan seorangpun untuk

memperjual belikan jasadnya termasuk organ tubuh yang ada di dalamnya, karena

hal itu bisa menyebabkan sesuatu hal yang sangat fatal bagi dirinya. Hal ini

sebagaimana termuat dalam firman Allah pada surah An nisa: 29-30

artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan

melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka.

Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (S: An nisa’: 29,30).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapatlah dipahami bahwa perjualan organ tubuh

manusia di dalam ketentuan hukum Islam dilarang karena hal tersebut sangat

membahayakan keselamatan orang yang bersangkutan. Syariat Islam diturunkan oleh

Allah Swt untuk kemaslahatan hidup manusia, baik yang menyangkut kehidupan

pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Nyawa manusia adalah mahal, karena itu

harus dijaga dan dilindungi.

Hukum Islam atau hukum pidana Islam merupakan terjemahan dari kata Fiqh

Jinayah. Fiqh Jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau

perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang-orang mukallaf (orang yang dapat

dibebani kewajiban), tindakan kriminal yang dimaksud, adalah tindakan-tindakan

kejahatan yang mengganggu ketentraman umum serta tindakan melawan peraturan

perundang-undangan yang bersumber dari Al-qur’an dan hadist, (Ali Zainudin

:2009).

Hukum Islam merupakan syariat Allah yang mengandung kemaslahatan bagi

kehidupan manusia baik di dunia maupun akhirat. Al-qur’an merupakan penjelasan

Allah tentang syariat, sehingga disebut al-Bayan. Mempunyai beberapa pengertian.

Salah satu di antaranya adalah kebenaran yang menjadi tumpuan berpikir atau

berpendapat, selain itu juga berarti alas atau landasan. Asas hukum Islam berasal dari

Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Baik yang bersifat rinci maupun yang

bersifat umum. Sifat asas hukum itu dikembangkan oleh akal fikiran manusia yang

memenuhi syarat untuk itu.

Dalam merumuskan hukum tentang penjualan organ tubuh manusia dalam perspektif

hukum Islam, para ulama menggunakan sumber hukum yang ketiga yaitu Arra’yu.

Arra’yu mengandung beberapa pengertian di antaranya adalah Ijma’(kebulatan

pendapat fuqaha mujtahidin pada suatu masa atas sesuatu hukum sesudah masa Nabi

Muhammad saw), Ijtihad (perincian ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan

Page 13: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

49

hadist yang bersifat umum), qiyas (mempersamakan hukum suatu perkara yang

belum ada ketetapan hukumnya dengan suatu perkara yang sudah ada ketentuan

hukumnya dengan suatu perkara yang sudah ada ketentuan hukumnya), istihsan

(mengecualikan hukum suatu peristiwa dari hukum peristiwa-peristiwa lain yang

sejenisnya), maslahat mursalah (penetapan hukum berdasarkan kemaslahatan yang

tidak ada ketentuanya dari syara’baik ketentuan umum maupun ketentuan husus),

sadduz zariah (menghambat atau menutup sesuatu yang menjadi jalan kerusakan

untuk menolak kerusakan, dan Urf (kebiasaan yang sudah turun menurun tetapi tidak

bertentangan dengan ajaran Islam, (Ali Zainudin, 2009).

Penggunaan akal merupakan salah satu sumber ajaran hukum Islam. Oleh itu

manusia di anjurkan untuk menggunakan akal yang berdasarkan pada pondasi Islam

dalam memutuskan suatu perkara yang belum tertulis secara jelas mengenai status

hukumnya.

Tranplantasi organ tubuh manusia seperti ginjal dibolehkan berdasarkan hukum

Islam. Dasar pengambilan hukumnya yaitu dalam hukum syara’diperbolehkan

seseorang pada saat masih hidup menyumbangkan sebuah organ tubuhnya atau lebih

dengan suka rela tanpa paksaan siapapun. Ketentuan ini dikarenakan adanya hak

seseorang yang tangannya terpotong atau tercongkel matanya akibat perbuatan orang

lain untuk mengambil diyat (tebusan) atau memaafkan orang lain yang telah

memotong tangannya atau mencongkel matanya. Hal ini didasarkan pada Surah Al-

Baqarah ayat 179:

Artinya:

Dan di dalam qishas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang

yang berakal, supaya kamu bertakwa.

Dalam Al-qur’an dan Hadits disampaikan tentang pentingnya tolong-menolong dalam

kebajikan dan takwa serta larangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran.

Dalam surat Al-Maidah ayat 30 dan 32, Allah melarang membunuh dan barang siapa

yang melakukannya, ia termasuk orang yang merugi. Maksud membunuh dalam

tranplantasi organ tubuh adalah apabila seseorang mempunyai kemampuan untuk

menolong, sedangkan ada orang yang memerlukan ginjal dan orang yang sehat

tersebut membiarkannya (tidak memberikan ginjalnya), maka orang sehat tersebut

termasuk orang yang merugi. Adanya hak milik orang tersebut terhadap organ

tubuhnya berarti telah memberinya hak untuk memanfaatkan organ-organ tubuh

tersebut kepada orang yang membutuhkan, sebagaimana firman Allah: dalam surah

Al-Maidah:32.

Artinya:

Page 14: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

50

Oleh karena Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barang siapa

yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,

atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah

membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan

seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan seorang

manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan

sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)

keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu

sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

Dari ketentuan ayat di atas dapat dipahami bahwa apabila seseorang manusia

membantu memelihara kehidupan manusia dengan membantu mendonorkan organ

tubuhnya maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pernah mengeluarkan fatwa tentang tranplantasi

organ tubuh yang difatwakan pada tahun 1950, di dalam fatwa tersebut disampaikan

bahwa tranplantasi organ tubuh manusia diperbolehkan, tetapi yang tidak

diperbolehkan atau haram adalah jual beli organ tubuh. Sebenarnya seseorang tidak

berhak memberikan organ tubuhnya, organ itu bukan milik pribadi, dan tidak

membeli. Manusia hanya diamanati oleh Sang Pencipta untuk menjaganya. Apabila

ada orang yang memerlukan organ tubuh orang lain, sepanjang tidak membahayakan,

boleh diberikan hanya tidak dikomerasialisasikan. Pengaturan tranplantasi harus

diatur negara (pemerintah) agar tidak disalah gunakan. (Fatwa MUI: tanggal 28 Juli

2015. Tanggal 28 Juli 2015).

Di dalam fatwa MUI tahun 2009 tentang fatwa bank mata dan organ tubuh lain,

hukum melakukan tranplantasi kornea mata kepada orang lain yang membutuhkan

adalah boleh apabila sangat dibutuhkan dan tidak ada upaya medis lain untuk

menyembuhkannya. Pada dasarnya seseorang tidak berhak mendonorkan anggota

tubuhnya kepada orang lain karena ia bukan pemilik sejati atas organ tubuhnya. Akan

tetapi karena untuk kepentingan menolong orang lain, dibolehkan dan dilaksanakan

sesuai wasiat. Orang yang hidup haram mendonorkan kornea atau organ tubuh

lainnya kepada orang lain. Orang boleh mewasiatkan untuk mendonorkan kornea

matanya bagi orang lain. Dan diperuntukkan bagi orang yang membutuhkan dengan

niat suka rela dan tidak untuk keperluan komersil. Bank mata dibolehkan apabila

proses pengambilan dari donor dan pemanfaatannya kembali sesuai dengan aturan

syariah.

Menurut Yusuf Al-Qhardawy dalam bukunya fiqh prioritas sebagaimana dikutip oleh

Trini Handayani, mengatakan bahwa tentang hubungan antara fiqh priorotas dan fiqih

pertimbangan, peran terpenting yang dapat dilakukan fiqh pertimbangan ialah

memberikan pertimbangan antara berbagai kemaslahatan dan manfaat dari berbagai

kebaikan yang syariatkan, memberikan pertimbangan antara berbagai bentuk

kerusakan, mudharat dan kejahatan yang dilarang oleh agama, memberikan

pertimbangan antara maslahat dan kerusakan, antara kebaikan dan keburukan apabila

dua hal yang bertentangan ini bertemu satu sama lain, (Trini Handayani: 2012).

Page 15: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

51

Para ahli Ushul Fiqh membagi kemaslahatan menjadi tiga tingkatan dengan urutan

sebagai berikut ; dharuriyat, ialah sesuatu yang membuat manusia tidak dapat hidup

kecuali dengannya. Hajjiyyat ialah kehidupan yang memungkinkan tanpa sesuatu

tersebut namun kehidupan mengalami kesusahan dan kesulitan. Tahsinat ialah

sesuatu yang dipergunakan untuk menghias dan mempercantik kehidupan, seringkali

disebut kamaliyyat pelengkap, (Trini Handayani: 2012).

Dalam hukum Islam Tranplantasi organ tubuh manusia dibolehkan. Karena dalam

hukum syara’diperbolehkan seseorang pada saat masih hidup menyumbangkan

sebuah organ tubuhnya atau lebih dengan suka rela tanpa paksaan siapapun.

Seseorang diberi hak untuk memanfaatkan organ-organ tubuhnya kepada yang

membutuhkan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Maidah Ayat 2 :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah,dan

jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,jangan (menggangu) binatang-

binatang had-ya, bonatang-binatang qalaa’id, dan jangan (pula) mengganggu

orang-orang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan

dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibdah haji, maka bolehlah

berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu pada sesuatu kaum karena mereka

menghalang-halangi kamu dari masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya

(kepada mereka) Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-

Maidah: 2)

Apabila orang memberikan organ tubuhnya untuk menolong orang lain dalam rangka

menolong orang yang memerlukan, Allah akan menolong orang tersebut,

sebagaimana dalam hadist disebutkan bahwa Allah selalu menolong orang selama

orang itu selalu menolong saudaranya (sesama muslim).

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang penulis kemukakan di atas, dapatlah di tarik ke dalam

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penjualan terhadap organ tubuh manusia dilihat dari perspektif Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dilarang secara tegas

karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila salah satu organ tubuh

seseorang yang sangat pital tidak berfungsi lagi apabila telah diambil

untuk diperdagangkan hal ini sebagai ditegaskan di dalam Pasal 64 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 berbunyi: bahwa organ dan/atau

jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Kemudian

dipertegs lagi di dalam Pasal 192: setiap orang yang dengan sengaja

memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apa pun

Page 16: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

52

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar rupiah.

2. Dilihat dari perspektif Hukum Islam, penjualan organ tubuh manusia sama

halnya dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dimana

Hukum Islam juga melarang dan haram hukumnya organ tubuh manusia

diperjual belikan. Namun dalam hukum Islam membolehkan dilakukan

tranplantasi terhadap organ tubuh manusia bagi orang yang secara sukarela

tampa imbalan apapun kepada orang yang memerlukannya. Ketentuan ini

diperkuat pula oleh Patwa yang pernah dikeluarkan oleh MUI yang

menyatakan: Tranplantasi organ tubuh manusia diperbolehkan, tetapi yang

tidak diperbolehkan atau haram adalah jual beli organ tubuh.

Rekomendasi

1. Kepada masyarakat yang mengetahui, mendengar, melihat terjadinya

transaksi jual beli organ tubuh, hendaklah segera melaporkan kepada pihak

yang berwenang.

2. Kepada tenaga medis yang diberikan tugas dan tanggungjawab oleh negara,

hendaknya mengawasi dengan ketat bila terjadi perbuatan tranplansi organ

tubuh manusia secara illegal.

3. Kepada seluruh warga masyarakat hendaknya selalu menjaga organ tubuhnya

dengan baik dengan cara menjaga kesehatan, makanan, istirahat, olah raga

secara rutinitas.

Rujukan

Abdul Wahab Bakri, Capita Selecta Hukum Medik, Bandung Unisba, 1998.

Ali Zarnudin, Hukum Pidana Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 2009.

Andi Hamzah, Dlik-Dilik Khusus Dilaur KUHP, Jakarta, Sinar Garfika. 2000.

Anny Isfandyarie, Malpraktek dan Resiko Medik Dalam Kajian Hukum Pidana,

Jakarta, Prestasi Pustaka, 2006.

Barder Johan Nasution, Hukum Kesehatan dan Pertanggungjawaban Dokter,

Jakarta, Rineka Cipta, 2005.

Harjo Wisnoewardono, Fungsi Medical Record sebagai Alat

Pertanggungjawaban Pidana Dokter Terhadap Tuntutan Malpraktek,

Malang, Arena Hukum FH. Unibraw, 2002.

Hanny Ronosulityo, Malpraktek Secara Islami, Bandung, Granada, 1973.

Koeswadji, Hukum dan Masalah Medik, Surabya: Airlangga Univiversity Press,

2000.

Page 17: PERDAGANGAN ORGAN TUBUH MANUSIA DILIHAT …ukmsyariah.org/wp-content/uploads/2015/12/05-Ruslan-Abdul-Gani.pdf · dilarang secara tegas karena perbuatan tersebut beresiko tinggi bila

53

P.A.F. Lamintang, Delik-Delik Khusus, Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh dan

Kesehatan Serta Kejahatan Yang Membahayakan Bagi Nyawa, Tubuh

dan Kesehatan, Bina Cipta, Bandung, 1996.

R. Valentina Sagala & Elin Rozaria, Memberantas Trafiking Perempuan dan Anak,

Bandung , Alumni Bandung, 1983.

Trini Handayani, Fungsionalisasi Hukum Pidana Terhadap Perbuatan

Perdagangan Organ Tubuh Manusia, Bandung: Mandar Maju, 2012.

Veronica Komalasari, Hukum dan Etika Dalam Praktek Dokter, Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 2000.

Wirjono Prodjodikoro, Kajian Hukum Pidana Tentang Hukum Kesehatan Bandung:

Alumni, 2003,.

Fatwa MUI tentang Penjualan Organ Tubuh Manusia di Unduh di Internet

tanggal 28 Juli 2015.

Surat Kabar Hasian Republika, Jakarta, Edisi Selasa, 2 Mei 2005.