perda no 34 tahun 2006 · 2013. 2. 13. · (5) mekanisme penyusunan program legislasi daerah...
TRANSCRIPT
1
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
NOMOR 34 TAHUN 2006
TENTANG
TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH
DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diperlukan adanya kerjasama yang baik antar penyelenggara pemerintahan daerah dalam memberikan pelayanan umum untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat ;
b. bahwa dalam rangka menciptakan kerjasama sebagaimana
dimaksud pada huruf a di atas perlu dibuat pedoman tata hubungan kerja antar penyelenggara pemerintah daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b
dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tentang Tata Hubungan Kerja Antar Penyelenggara Pemerintahan Daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
2. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851) ;
3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2
4. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPRD dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4310);
5. Undang-Undang RI Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4347);
6. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355 );
7. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
8. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
9. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang kedudukan Keuangan Kepala Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90).
13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwkilan Rakyat Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 91).
3
14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4494);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
16. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4493) ;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593) ;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 7 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur ( Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 7 Serie A) ;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 8 Tahun 2005 tentang Kedudukan Keuangan Bupati dan Wakil Wakil Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 8 Serie A).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
dan
BUPATI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR.
4
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Bupati adalah Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur; 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah Bupati dan Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang selanjutnya disebut DPRD sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
6. Tata Hubungan Kerja Pemerintahan Daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah acuan yang memuat prinsip-prinsip dan pola mekanisme dalam melaksanakan hubungan kerja antar unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang meliputi Bupati, DPRD, dan Perangkat Daerah Kabupaten;
7. Prinsip Tata Hubungan Kerja Pemerintah Daerah dengan DPRD di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah landasan yang menjadi rujukan di dalam menentukan peran para penyelenggara pemerintahan daerah;
8. Mekanisme Tata Hubungan Kerja Pemerintahan Daerah dan DPRD di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah bentuk hubungan kerja yang meliputi kerjasama dan atau kemitraan, koordinasi, pengawasan dan pembinaan antar para penyelenggara pemerintahan daerah;
9. Kebijakan Umum adalah kebijakan yang bersifat strategis dan makro, yang memuat arah pengambilan kebijakan publik oleh para penyelenggara pemerintahan daerah sesuai visi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
10. Kebijakan Teknis Operasional adalah kebijakan sebagai penjabaran dari kebijakan umum.
5
BAB II
KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH
Bagian Pertama Kedudukan
Pasal 2
Pemerintah Daerah berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Pasal 3
(1) DPRD Kabupaten merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten.
(2) DPRD berkedudukan setara dan bersifat kemitraan dengan Pemerintah Daerah.
Bagian Kedua Fungsi Pasal 4
(1) Pemerintah Daerah memiliki fungsi :
a. pembuatan kebijakan publik; b. pelayanan masyarakat; c. peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan; d. pemberdayaan masyarakat;
(2) Fungsi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) diwujudkan dalam urusan wajib dan urusan pilihan;
(3) Urusan wajib pemerintah daerah untuk Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi : a. perencanaan dan pengendalian pembangunan; b. perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata
ruang; c. penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat; d. penyediaan sarana dan prasarana umum; e. penanganan bidang kesehatan; f. penyelenggaraan pendidikan; g. penanggulangan masalah sosial; h. pelayanan bidang ketenagakerjaan; i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah; j. pengendalian lingkungan hidup; k. pelayanan pertanahan; l. pelayanan kependudukan dan catatan sipil; m. pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. pelayanan administrasi penanaman modal; o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan.
6
(4) Selain urusan wajib sebagaimana dimaksud ayat (3), Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan yang diatur dalam Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah;
(5) Selain urusan sebagaimana diatur dalam ayat (3) dan (4), Pemerintah Daerah menjalankan urusan pengelolaan sumber daya di wilayah laut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5
(1) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mempunyai fungsi : a. Legislasi b. Anggaran c. Pengawasan
(2) Fungsi legislasi adalah fungsi untuk membentuk peraturan daerah;
(3) Fungsi anggaran adalah fungsi untuk menyusun dan
menetapkan APBD, perubahan APBD, dan perhitungan APBD yang di dalamnya termasuk anggaran untuk pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPRD;
(4) Fungsi pengawasan adalah fungsi untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati serta kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang
Pasal 6
Bupati mempunyai tugas dan wewenang : a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.
b. Mengajukan Rancangan Peraturan Daerah. c. Menetapkan Peraturan Daerah yang telah mendapat
persetujuan bersama DPRD. d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas. e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah. f. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan
dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7
Pasal 7
DPRD mempunyai tugas dan wewenang untuk : a. membentuk Peraturan Daerah yang dibahas dengan
Bupati untuk mendapat persetujuan bersama. b. membahas dan menyetujui Rancangan Peraturan
Daerah Tentang APBD bersama dengan Bupati. c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya, Peraturan Bupati, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerjasama internasional di daerah.
d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Bupati/Wakil Bupati kepada Menteri Dalam Negeri melalui.Gubernur Sumatera Selatan;
e. memilih Wakil Bupati dalam hal terjadi kekosongan Jabatan Wakil Bupati.
f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah Kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah.
g. memberikan persetujuan terhadap Rancangan Kerjasama Internasional yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
i. membentuk panitia pengawas pemilihan Bupati. j. memberikan persetujuan terhadap Rancangan
Kerjasama Antar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.
k. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan Bupati.
Pasal 8
(1) Dalam menjalankan kewenangan sebagaimana dimaksud Pasal 6 dan Pasal 7, para penyelenggara Pemerintahan Daerah harus memperhatikan : a. Asas kepastian hukum; b. Asas tertib penyelenggara negara; c. Asas kepentingan umum; d. Asas keterbukaan; e. Asas proporsionalitas; f. Asas profesionalitas; g. Asas akuntabilitas; h. Asas efisiensi dan; i. Asas efektivitas.
(2) Pemerintah Daerah dan DPRD dalam melaksanakan
urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah harus memperhatikan kedudukan, fungsi, tugas, wewenang, hak dan kewajiban masing-masing secara konsisten.
8
BAB III HUBUNGAN KERJA PENYELENGGARA
PEMERINTAHAN DAERAH
Bagian Pertama Hubungan Dalam Perumusan Kebijakan Umum
Pemerintahan Daerah Pasal 9
(1) Bentuk kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
daerah meliputi : a. Peraturan Daerah; b. Peraturan Bupati; c. Keputusan Bupati; d. Kerjasama internasional antar daerah dan atau
pihak ketiga.
(2) Bentuk kebijakan tersebut pada ayat (1), dibuat untuk menjalankan kewenangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Peraturan Daerah ini;
(3) Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah
sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a pasal ini dilakukan dalam suatu Program Legislasi Daerah (Prolegda) dengan menetapkan skala prioritas sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
(4) Program Legislasi Daerah ditetapkan dalam bentuk :
a) Program Legislasi Daerah jangka panjang. b) Program Legislasi Daerah jangka menengah. c) Program Legislasi Daerah tahunan.
(5) Mekanisme penyusunan Program Legislasi Daerah sebagaimana dimaksud ayat (4) seperti termuat dalam Lampiran I dan Lampiran II, yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini;
(6) Isi Program Legislasi sebagaimana dimaksud ayat (4)
yaitu sebagai berikut : a Program Legislasi Daerah Jangka Panjang
memuat kebijakan-kebijakan Pemerintahan Daerah yang menyangkut kepentingan Daerah jangka panjang 20 (duapuluh) tahun ;
b Program Legislasi Daerah Jangka Menengah
memuat kebijakan-kebijakan Pemerintahan Daerah sebagai penjabaran Program Legislasi Daerah Jangka Panjang, untuk kurun waktu 5 (lima) tahun;
9
c Program Legislasi Daerah Tahunan memuat
kebijakan-kebijakan Pemerintahan Daerah sebagai penjabaran Program Legislasi Daerah Jangka Menengah, untuk kurun waktu 1 (satu) tahun.
(7) Program Legislasi Daerah disusun dengan alasan :
a. adanya perintah peraturan perundang-undangan; b. kebutuhan daerah; c. kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah; d. kebutuhan masyarakat.
(8) Penyusunan Program Legislasi Daerah sebagaimana dimaksud ayat (5) dilaksanakan secara terkoordinasi, terarah dan terpadu yang disusun bersama oleh DPRD dan Pemerintah Daerah.
Pasal 10
(1) DPRD merupakan sumber ide, inisiatif dan konsep mengenai berbagai Peraturan Daerah.
(2) Dalam perumusan kebijakan umum, anggota DPRD
mempunyai hak : a. Mengajukan Rancangan Peraturan Daerah. b. Melakukan perubahan terhadap Rancangan
Peraturan Daerah yang diajukan oleh Pemerintah Daerah.
(3) Mekanisme pelaksanaan hak tersebut pada ayat (2)
diatur berdasarkan Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pasal 11
(1) Dalam merumuskan kebijakan umum penyelenggaraan pemerintahan daerah, baik inisiatif Pemerintah Daerah maupun inisiatif DPRD dilakukan dengan saling koordinasi dan berkonsultasi.
(2) Mekanisme perumusan kebijakan umum
penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
(1) Rancangan kebijakan umum berupa Peraturan Daerah dapat berasal dari DPRD atau Pemerintah Daerah;
10
(2) Pokok-pokok pikiran mengenai bahan Rancangan
Peraturan Daerah dapat berasal dari masyarakat yang disampaikan melalui DPRD;
(3) Tata cara pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
atas prakarsa DPRD atau prakarsa Pemerintah Daerah, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebagaimana terdapat dalam Lampiran III dan IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini;
(4) Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari
DPRD disampaikan oleh anggota komisi, gabungan komisi atau DPRD;
(5) Apabila dalam satu masa sidang DPRD dan Bupati
menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah mengenai materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan Peraturan Daerah yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan Rancangan Peraturan Daerah yang disampaikan Pemerintah Daerah digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.
(6) Penyebarluasan Rancangan Peraturan Daerah
dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD untuk naskah yang berasal dari DPRD atau Sekretariat Daerah untuk naskah yang berasal dari Pemerintah Daerah.
Bagian Kedua
Hubungan Dalam Perumusan Kebijakan Bidang Keuangan Daerah
Pasal 13
(1) DPRD melalui Sekretaris DPRD menyusun anggarannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Anggaran belanja DPRD merupakan bagian tidak
terpisahkan dari APBD.
Pasal 14
Pemerintah Daerah menyampaikan kebijakan umum APBD sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah
Pasal 15
(1) DPRD membahas Arah Kebijakan Umum APBD yang
diajukan oleh Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam nota kesepakatan;
(2) Mekanisme pembahasan Arah Kebijakan Umum dimaksud ayat (1) didasarkan kepada peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
11
Pasal 16
(1) DPRD dan Pemerintah Daerah berlandaskan Arah Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati, membahas prioritas dan pagu anggaran sebagai bahan acuan setiap satuan kerja perangkat daerah.
(2) Mekanisme dan proses penyusunan strategi dan prioritas APBD sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 17
(1) Rencana Belanja Anggaran diajukan oleh Pemerintah Daerah kepada DPRD .
(2) Mekanisme pengajuan sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 18
(1) DPRD dan Pemerintah Daerah dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah pendapatan dan belanja dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.
(2) Mekanisme usul perubahan tersebut pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan.
Pasal 19
(1) Untuk mengetahui kebutuhan dan aspirasi masyarakat, DPRD melakukan penjaringan aspirasi masyarakat;
(2) Dari hasil penjaringan aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1), DPRD dapat melakukan perubahan rancangan anggaran;
(3) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu pada strategi, program dan kegiatan pemerintahan yang telah disepakati bersama.
Pasal 20
Penyusunan anggaran untuk DPRD diatur berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan proses sebagaimana termuat dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
12
Pasal 21
(1) APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai
dengan unit organisasi, fungsi anggaran dan jenis belanja;
(2) Persetujuan APBD sebagaimana dimaksud ayat (1)
diberikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan;
(3) Apabila Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
tidak memperoleh persetujuan bersama, maka Kepala Daerah melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar pagu anggaran tahun sebelumnya.
Pasal 22
(1) Anggaran Pemerintah Daerah adalah anggaran untuk kepentingan Pemerintah Daerah dan publik;
(2)Anggaran DPRD adalah anggaran untuk kepentingan
DPRD dengsn pos-pos sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga Hubungan Dalam Perumusan Kebijakan Bidang
Kepegawaian Daerah Pasal 23
(1) Bupati dan Wakil Bupati adalah pejabat negara; (2) Konsekuensi sebagaimana dimaksud ayat (1) Bupati
dan Wakil Bupati bekerja penuh waktu dan mendapat gaji.
Pasal 24
(1) Anggota DPRD bukan pejabat negara; (2) Konsekuensi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal
ini Pimpinan dan Anggota DPRD mendapat uang representasi dan tunjangan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pasal 25
(1) Penentuan formasi pengangkatan pegawai baru
yang berstatus pegawai daerah dan dibiayai dari APBD harus memperoleh persetujuan DPRD;
(2) Pemberhentian pegawai daerah sebelum masa
pensiun karena adanya penyederhanaan organisasi oleh Pemerintah Daerah dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD;
13
(3) Pengangkatan tenaga kerja kontrak yang
membebani APBD harus mendapatkan persetujuan DPRD.
Pasal 26
Pemberian tambahan penghasilan di luar gaji bagi pegawai yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah yang membebani APBD harus mendapatkan persetujuan DPRD.
Pasal 27
Pengisian jabatan pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Daerah menjadi kewenangan penuh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keempat Hubungan Dalam Perumusan Kebijakan Aset Daerah
Pasal 28
(1) Kebijakan umum rencana pengadaan aset Daerah yang membebani APBD harus mendapatkan persetujuan DPRD;
(2) Penghapusan aset Daerah harus mendapatkan
persetujuan DPRD dan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kelima Hubungan Dalam Pertanggungjawaban Bupati
Pasal 29
(1) DPRD berwenang meminta Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati dalam pelaksanaan tugas desentralisasi serta tugas pembantuan dari Pemerintah Daerah kepada Kabupaten serta Desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;
(2) Pertanggungjawaban Bupati dilakukan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(3) Laporan Keterangan Pertangungjawaban Tahunan
Bupati dilakukan dengan parameter : a. Tanggapan terhadap Nota Keuangan, jawaban
Pemerintah Daerah dan atau pemandangan umum para anggota DPRD.
b. Informasi dari masyarakat mengenai penyimpangan pelaksanaan tugas desentralisasi.
c. Reaksi masyarakat atas realisasi kebijakan. d. Temuan-temuan pemeriksaan dari lembaga yang
berwenang.
14
(4) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban akhir
masa jabatan dilakukan dengan parameter rencana strategis yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi, program dan kegiatan daerah.
(5) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban atas hal-
hal tertentu dilakukan dengan parameter adanya krisis kepercayaan publik yang luas.
Pasal 30
Prosedur penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati dilaksanakan dan didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keenam Hubungan Dalam Bidang Pengawasan
Pasal 31
(1) DPRD mempunyai fungsi pengawasan terhadap : a. Pelaksanaan perundang-undangan. b. Pelaksanaan Peraturan Daerah. c. Pelaksanaan APBD Kabupaten. d. Pelaksanaan Peraturan Bupati. e. Pelaksanaan Keputusan Bupati. f. Kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah. g. Pelaksanaan kerjasama Internasional dan
Daerah. (2) Pengawasan tersebut pada ayat (1) merupakan
pengawasan politis dan kebijakan. (3) Pengawasan yang dimaksud pada ayat (2) adalah
pengawasan pada aras kebijakan dan politik, bukan pengawasan teknis fungsional.
(4) Untuk pelaksanaan pengawasan dimaksud pada
ayat (3) maka hal-hal teknis yang diperlukan untuk bahan pengawasan, DPRD dapat meminta bahan dari pihak ketiga atau instansi yang berkaitan.
(5) Dalam melakukan pengawasan tersebut pada ayat
(1), DPRD menggunakan haknya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 32
Dalam melaksanakan pengawasan, DPRD memakai indikator, parameter, kriteria serta mekanisme sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
15
Pasal 33
Kriteria penilaian pengawasan yang berkaitan dengan masalah keuangan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keuangan negara.
Pasal 34
Dalam menjalankan fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, DPRD dapat meminta bantuan tenaga ahli dan instansi terkait.
Pasal 35
(1) Dalam pelaksanaan hak meminta keterangan dengan cara memanggil seseorang, DPRD harus mengacu pada peraturan perundang-undangan;
(2) Dalam hal meminta keterangan kepada Perangkat
Daerah, DPRD terlebih dahulu memberitahukan kepada Bupati;
(3) Mekanisme permintaan keterangan dari
Perangkat Daerah dijalankan sesuai dengan etika pemerintahan sebagaimana tertera pada Lampiran X merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB IV STAF PENGHUBUNG / STAF AHLI
Pasal 36
Untuk menciptakan hubungan kerja yang sinergis dan akseleratif, Bupati maupun DPRD dapat mengangkat tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan;
Pasal 37
(1) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud Pasal 36
meliputi antara lain : a. Tenaga ahli bidang keuangan. b. Tenaga ahli bidang penyusunan perundang-
undangan. c. Tenaga ahli bidang perencanaan pembangunan d. Tenaga ahli bidang lingkungan. e. Tenaga ahli bidang lainnya yang dipandang perlu.
(2) Pengangkatan atau permintaan tenaga ahli
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersifat adhoc (satu kali kegiatan) dan atau secara permanen dalam kurun waktu tertentu sesuai kebutuhan.
16
BAB V
PRINSIP PELAKSANAAN TATA HUBUNGAN KERJA Pasal 38
(1) Dalam melakukan hubungan kerja, Bupati dan DPRD
wajib menjalankan prinsip : a. Adil b. Terbuka c. Akomodatif d. Responsif, dan e. Profesional.
(2) Bupati dan DPRD di dalam melakukan hubungan kerja dilarang meminta atau menerima imbalan atau hadiah untuk kepentingan pribadi, keluarga, sanak famili maupun kelompoknya.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP Pasal 39
Ketentuan yang bersifat teknis operasional yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 40
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.
Ditetapkan di Martapura pada tanggal September 2006
BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR,
H. HERMAN DERU
Diundangkan di Martapura pada tanggal September 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TUGIYO PRANOTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2006 NOMOR
17
BAB III RANCANGAN PERATURAN DAERAH
TATA HUBUNGAN KERJA ANTARA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
3.1. Tahapan Penyusunan Raperda Tahubja antara Penyelenggara Pemerintahan Daerah
Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah digariskan bahwa DPRD dan Pemda mempunyai fungsi masing-masing. Terdapat 3 (tiga) fungsi DPRD yaitu fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan fungsi anggaran. Fungsi pengawasan dan fungsi anggaran merupakan fungsi yang paling sering dilakukan dan kadang-kadang pengawasan dilakukan secara berlebihan atau menyentuh kewenangan instansi lain. Sementara, salah satu fungsi legislasi yaitu membuat peraturan atas dasar hak prakarsanya sampai saat ini belum terlaksana secara optimal, padahal fungsi legislasi ini merupakan fungsi utama dari DPRD. Hal ini menggambarkan bahwa antara DPRD dan Pemda tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Kerja sama dan kemitraan perlu dibangun dan dikembangkan karena apapun fungsi yang dijalankan pada gilirannya adalah untuk mensejahterakan masyarakat.
Perda merupakan peraturan perundang-undangan yang tertinggi di daerah yang mengatur mengenai penyelenggaraan otonomi daerah. Perda adalah peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan. Dalam pembentukannya sebelum disahkan oleh kepala daerah dibahas bersama-sama dengan DPRD. Tahapan dan Penyusunan raperda dapat merupakan inisiatif dan ide dari DPRD yang merupakan pelaksanaan fungsi legislasi (pengaturan) DPRD.
3.2 Rancangan Peraturan Daerah Tata Hubungan Kerja antara Penyelenggara Pemerintahan Daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Berikut merupakan rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tentang Tata Hubungan Kerja antara Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
18
MEK
AN
ISM
E P
ENY
USU
NA
N P
RO
GR
AM
LEG
ISLA
SI D
AER
AH
Tim
Te
rpad
u D
PRD
Prog
ram
Leg
isla
si :
Jang
ka M
enen
gah
Jang
ka P
anja
ng
Jang
ka P
ende
k/
Tahu
nan
KD
H
Lem
tekd
a
Perd
a ya
ng
suda
h ad
a
Rap
erda
Ang
gota
D
PRD
Pe
rda
yang
su
dah
ada
Rap
erda
Perin
tah
Pera
tura
n Pe
rund
ang-
unda
nan
Bad
an
Legi
slas
i D
aera
h
Mas
yara
kat
BUPA
TI O
GAN
KOME
RING
ULU
TIM
UR,
H.
HER
MAN
DERU
Lamp
iran
: Pe
ratur
an D
aera
h Kab
upate
n Oga
n Kom
ering
Ulu
Timur
No
mor
Tahu
n 20
06
Tang
gal
S
eptem
ber
2006
Te
ntang
Tata
Hubu
gan K
erja
Antar
Pen
yelen
ggar
a
P
emer
intah
Dae
rah d
i Kab
upate
n Oga
n Kom
ering
Ulu
Timur
19
La
mpira
n II :
Per
atura
n Dae
rah K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
N
omor
Ta
hun 2
006
T
angg
al
S
eptem
ber 2
006
T
entan
g
Tata
hub
unga
n ker
ja an
tar P
enye
lengg
ara
P
emer
intah
an D
aera
h di K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
TA
TA JE
NJAN
G PE
NYUS
UNAN
PRO
GRAM
LEG
ISLA
SI D
AERA
H
Prog
ram
Leg
isla
si
Jang
ka P
anja
ng
Prog
ram
Leg
isla
si
Jang
ka T
ahun
an
Prog
ram
Leg
isla
si
Jang
ka T
ahun
an
Prog
ram
Leg
isla
si
Jang
ka M
enen
gah
Prog
ram
Leg
isla
si
Jang
ka M
enen
gah
Inis
iatif
Kep
ala
Dae
rah
Inis
iatif
D
PRD
BU
PATI
OGA
N KO
MERI
NG U
LU T
IMUR
H. H
ERMA
N DE
RU
20
La
mpira
n III :
Per
atura
n Dae
rah K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Nom
or
T
ahun
2006
Tan
ggal
S
eptem
ber 2
006
Ten
tang
T
ata H
ubun
gan K
erja
Antar
Pen
yelen
ggar
a Pem
erint
ahan
Dae
rah d
i Kab
upate
n Oga
n Kom
ering
Ulu
Timur
TATA
CAR
A PE
MBAH
ASAN
RAP
ERDA
ATA
S PR
AKAR
SA D
PRD
Sum
ber :
Per
atura
n Pem
erint
ah N
omor
25 T
ahun
2004
BUPA
TI O
GAN
KOME
RING
ULU
TIM
UR
H. H
ERMA
N DE
RU
Daf
tar
nam
a (m
in 5
ora
ng)
dan
tand
a ta
ngan
pen
gusu
l + r
aper
da +
nas
kah
akad
emis
PIM
PIN
AN D
PRD
Peng
ambi
l Kep
utus
an o
leh
Rap
at P
arip
urna
MEN
OLA
KPe
mba
hasa
n da
lam
Rap
at
Kom
isi/G
abun
gan
Kom
isi
atau
Pan
itia
Khus
us d
enga
n KD
H/P
ejab
at y
ang
ditu
njuk
Jaw
aban
fra
ksi t
erha
dap
pend
apat
KD
H/P
ejab
at
Pers
etuj
uan
deng
an p
erub
ahan
Men
erim
a ta
npa
peru
baha
n
Pese
rta
pers
idan
gan
yang
ter
libat
:
- An
ggot
a D
PRD
lain
nya
- Ke
pala
Dae
rah/
Peja
bat
- Pa
ra p
engu
sul
Rapa
t pa
ripur
na p
ada
mas
a pe
rsid
anga
n te
rseb
ut m
emut
uska
n be
ntuk
:
Pim
pina
n D
PRD
men
ugas
kan
Kom
isi/B
adan
Leg
isla
si a
tau
Pans
us
untu
k m
enye
mpu
rnak
an
Pend
apat
KD
H t
erha
dap
Rap
erda
usu
l DPR
D
Pim
pina
n D
PRD
men
yam
paik
an
rape
rda
kepa
da K
DH
KDH
men
unju
k pe
jaba
t
yang
aka
n m
ewak
ili
Penj
elas
an d
alam
rap
at
Parip
urna
ole
h Pi
mpi
nan
Kom
isi/G
abun
gan
Kom
isi
atau
Pim
pina
n Pa
nsus
te
rhad
ap R
aper
da
T
i
n
g
k
a
t
I T
i
n
g
k
a
t
I T
i
n
g
k
a
t
I T
i
n
g
k
a
t
I
21
Lamp
iran I
V :
Pera
turan
Dae
rah K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Nomo
r
Tahu
n 20
06
Tang
gal
Se
ptemb
er 20
06
Te
ntang
Tata
Hubu
ngan
Ker
ja An
tar P
enye
lengg
ara
Pem
erint
ahan
Dae
rah d
i Kab
upate
n Oga
n Kom
ering
Ulu
Timur
TATA
CAR
A PE
MBAH
ASAN
RAP
ERDA
ATA
S PR
AKAR
SA P
EMER
INTA
H DA
ERAH
Sum
ber :
Per
atura
n Pem
erint
ah N
omor
25 T
ahun
2004
Ten
tang T
ata T
ertib
DPR
D.
BU
PATI
OGA
N KO
MERI
NG U
LU T
IMUR
H. H
ERMA
N DE
RU
Peng
ambi
lan
Kepu
tusa
n da
lam
Rap
at
parip
urna
Rap
erda
bes
erta
nas
kah
akad
emis
nya
dan
Sura
t Pe
ngAn
tar
Kepa
la D
aera
h (B
upat
i)
Pem
baha
san
dala
m r
apat
Kom
isi
/Gab
unga
n Ko
mis
i /Pa
nitia
Khu
sus
deng
an
KDH
/pej
abat
yan
g di
tunj
uk
Jaw
aban
KD
H t
erha
dap
pem
anda
ngan
U
mum
Fra
ksi
PIM
PIN
AN D
PRD
Bada
n M
usya
war
ah m
enun
juk
alat
ke
leng
kapa
n ya
ng a
kan
mem
baha
s
Dib
agik
an k
e an
ggot
a Rap
at
Parip
urna
pad
a m
asa
sida
ng y
ang
bers
angk
utan
Pem
anda
ngan
um
um F
raks
i-fra
ksi
Penj
elas
an K
DH
dal
am R
apat
Par
ipur
na t
tg
peny
ampa
ian
Rap
erda
Peny
ampa
ian
sam
buta
n KD
H t
erha
dap
peng
ambi
lan
kepu
tusa
n T
i
n
g
k
a
t
IV
T
i
n
g
k
a
t
II
T
i
n
g
k
a
t
III T
i
n
g
k
a
t
I
22
MA
SYA
RA
KA
T To
koh
Mas
yara
kat,
LSM
, O
rmas
, Aso
sias
i Pro
fesi
, Pe
rgur
uan
Ting
gi d
an la
in-la
in
PEM
DA
DP
RD
Rens
trad
a
Arah
an, m
anda
t dan
pe
mbi
naan
dar
i Pem
erin
tah
Ara
h &
Keb
ijak
an
Um
um
AP
BD
Penj
arin
gan
Asp
irasi
Pe
njar
inga
n A
spira
si
Dat
a H
isto
ris
Pok
ok-p
okok
P
ikir
an
MA
SYA
RA
KA
T P
EMER
HA
TI
Lamp
iran V
:
Pera
turan
Dae
rah K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Nomo
r T
ahun
2006
Ta
ngga
l S
eptem
ber 2
006
Tenta
ng
Tata
Hub
unga
n Ker
ja An
tar P
enye
lengg
ara
Peme
rintah
an D
aera
h di K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
BUPA
TI O
GAN
KOME
RING
ULU
TIM
UR
H. H
ERMA
N DE
RU
MEK
AN
ISM
E P
EMB
AH
ASA
N A
RA
H D
AN
KEB
IJA
KA
N U
MU
M A
PBD
23
PEM
DA
DP
RD
PA
NIT
IA
AD
HO
C
MA
SYA
RA
KA
TP
EMER
HA
TI
Stra
tegi
& P
rior
itas
A
PB
D
Ara
h d
an K
ebij
akan
U
mu
m A
PB
D
PA
NIT
IA A
NG
GA
RA
N
LEG
ISLA
TIF
TIM
AN
GG
AR
AN
EK
SEK
UTI
F
Lamp
iran V
I :
Pera
turan
Dae
rah K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Nomo
r
Tahu
n 200
6 Ta
ngga
l
Septe
mber
2006
Te
ntang
Tata
Hubu
ngan
Ker
ja An
tar P
enye
lengg
ara
Peme
rintah
an D
aera
h di K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
BU
PATI
OGA
N KO
MERI
NG U
LU T
IMUR
H. H
ERMA
N DE
RU
MEK
AN
ISM
E D
AN
PR
OSE
S PE
NYU
SUN
AN
STR
ATE
GI D
AN
PR
IOR
ITA
S A
PBD
24
La
mpira
n VII
: Pe
ratur
an D
aera
h Kab
upate
n Oga
n Kom
ering
Ulu
Timur
No
mor
Tah
un 20
06
Tang
gal
Sep
tembe
r 200
6 Te
ntang
Tata
Hubu
ngan
Ker
ja An
tar P
enye
lengg
ara
Peme
rintah
an D
aera
h di K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
MEKA
NISM
E PE
NYUS
UNAN
REN
CANA
ANG
GARA
N DP
RD
Rap
at
Parip
urna
Sekr
etar
iat
DPR
D
Sekr
etar
is
DPR
D
Ala
t K
elen
gkap
an D
PRD
Dis
ampa
ikan
kep
ada
KD
H u
ntuk
dip
aduk
an
deng
an a
ngga
ran
Pem
erin
tah
Dae
rah
BUPA
TI O
GAN
KOME
RING
ULU
TIM
UR
H.
HER
MAN
DERU
25
Lamp
iran V
III :
Pera
turan
Dae
rah K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Nomo
r T
ahun
2006
Ta
ngga
l S
eptem
ber 2
006
Tenta
ng
Ta
ta Hu
bung
an K
erja
Antar
Pen
yelen
ggar
a
Pe
merin
tahan
Dae
rah d
i Kab
upate
n Oga
n Kom
ering
Ulu
Timur
BUPA
TI O
GAN
KOME
RING
ULU
TIM
UR
H. H
ERMA
N DE
RU
MEK
AN
ISM
E PE
MB
AH
ASA
N &
PEN
ETA
PAN
APB
D
Pen
yam
paia
n R
AP
BD
Kla
rifi
kasi
& R
atif
ikas
i R
AP
BD
R A
P B
D
Per
da A
PB
D
P
EMD
A
D
P R
D
Ti
dak
Sesu
ai
Sesu
ai
26
MA
SYA
RA
KA
T To
koh
Mas
yara
kat,
LSM
, Orm
as,
Asos
iasi
Pro
fesi
, Per
guru
an
Ting
gi d
an la
in-la
in
PEM
DA
D
PR
D
Rens
trad
a
Arah
an, m
anda
t dan
pem
bina
an d
ari
Pem
erin
tah
Pusa
t
• Ju
klak
& J
ukni
s •
Plaf
on A
ngga
ran
• T
olok
Uku
r K
iner
ja U
nit K
erja
•
Form
ulir
RA
SK
• SA
B
Peng
ajua
n R
APB
DK
lari
fikas
i & R
atifi
kasi
RA
PBD
SK PENGANGKATAN (PENDELEGASIAN
WEWENANG)
TIM
AN
GG
AR
AN
EK
SEK
UTI
F
Ara
h K
ebij
akan
U
mu
m A
PB
D
Dat
a
PA
NIT
IA A
NG
GA
RA
N
LEG
ISLA
TIF
PA
NIT
IA
AD
HO
C
Pok
ok-p
okok
P
ikir
an D
PR
DM
ASY
. PEM
ERH
ATI
Stra
tegi
& P
rior
itas
A
PB
D
For
um
Pro
vin
si
For
um
Kot
a F
oru
m K
elu
rah
an
Ren
can
a P
rogr
am/
Keg
iata
n
R A
P B
D
RA
SK
Sura
t Ed
aran
Per
da A
PB
D
R A
P B
D
MA
SY. P
EMER
HA
TI
Ren
stra
UK
UN
IT K
ERJA
Lamp
iran I
X :
Pera
turan
Dae
rah K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Nomo
r
Tahu
n 200
6 Ta
ngga
l
Septe
mber
2006
Te
ntang
Tata
Hubu
ngan
Ker
ja An
tar P
enye
lengg
ara
Peme
rintah
an D
aera
h di K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Penj
arin
gan
Asp
irasi
Pe
njar
inga
n A
spira
si
PRO
SES
PEN
YUSU
NA
N A
PBD
BUPA
TI O
GAN
KOME
RING
ULU
TIM
UR
H.
HER
MAN
DERU
27
Lamp
iran X
:
Pera
turan
Dae
rah K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Nomo
r
Tahu
n 200
6
Ta
ngga
l
Septe
mber
2006
Te
ntang
Tata
Hubu
ngan
Ker
ja An
tar P
enye
lengg
ara
Peme
rintah
an D
aera
h di K
abup
aten O
gan K
omer
ing U
lu Tim
ur
Kete
rang
an : 1.
DPRD
Mem
berita
huka
n kep
ada K
epala
Dae
rah m
enge
nai
pe
mang
gilan
Per
angk
at Da
erah
dalam
rang
ka R
apat
Deng
ar P
enda
pat.
2. Ke
pala
Daer
ah m
embe
ritahu
kan k
epad
a Per
angk
at Da
erah
bera
ngku
tan un
tuk m
emen
uhi p
ermi
ntaan
DPR
D.
3. Se
telah
seles
ai me
menu
hi pa
nggil
an D
PRD,
Pera
ngka
t Dae
rah w
ajib m
elapo
rkan h
asil k
epad
a Kep
ala D
aera
h.
Kepa
la Da
erah
D P
R D
Pera
ngka
t Dae
rah
3 1
2 4
MEK
AN
ISM
E PE
RM
INTA
AN
KET
ERA
NG
AN
D
AR
I PER
AN
GK
AT
DA
ERA
H O
LEH
DPR
D
BUPA
TI O
GAN
KOME
RING
ULU
TIM
UR
H.
HER
MAN
DERU