perda kabupaten nunukan tentang pedoman penyusunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa

15
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa diatur dengan Peraturan Daerah; b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 05 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Pemerintahan Desa perlu diadakan penyesuaian dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Upload: arifuddin-ali

Post on 12-Feb-2017

264 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

NOMOR 19 TAHUN 2006

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NUNUKAN,

Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa diatur dengan Peraturan Daerah;

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 05 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Pemerintahan Desa perlu diadakan penyesuaian dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

2

Perubahan Atas undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dearah Menjadi Undang-Undang;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 07 Tahun 2006 tentang Tata Hubungan antar Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2006 Nomor 06 Seria D Nomor 04);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

dan

BUPATI NUNUKAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Nunukan.

2. Kabupaten Nunukan adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999.

3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

3

otonomi seluas– luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4. Bupati adalah Bupati Nunukan.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nunukan.

6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Nunukan.

7. Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal–usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal–usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

10. Kepala Desa adalah Kepala Desa di Kabupaten Nunukan.

11. Perangkat Desa adalah unsur Pemerintah Desa yang terdiri dari unsur staf yaitu Sekretaris Desa dan Kepala Urusan, serta Unsur Wilayah yaitu Kepala dusun atau debutan lain.

12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.

14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

15. Dusun atau sebutan lain adalah adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa.

BAB II

PENYUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

Bagian Pertama

Tata Cara Penyusunan Organisasi Pemerintah Desa

Pasal 2

(1) Organisasi Pemerintah Desa dibentuk berdasarkan pertimbangan :

a. kewenangan pemerintah yang dimiliki oleh Desa;

b. karateristik, potensi dan kebutuhan Desa;

c. kondisi sosial budaya masyarakat setempat;

4

d. ketersediaan sumber daya;dan

e. pengembangan pola kerja sama antar Desa dan/atau dengan pihak ketiga.

(2) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Desa sesuai pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

(3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memuat susunan organisasi dan uraian tugas dan fungsi Perangkat Desa.

Bagian Kedua

Organisasi Pemerintah Desa

Pasal 3

(1) Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.

(2) Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Desa.

(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya.

(4) Perangkat Desa lainya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari :

a. Sekretariat Desa;

b. Pelaksana Teknis Lapangan; dan

c. Unsur Kewilayahan.

(5) Jumlah Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Pasal 4

(1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) huruf a, sekurang-kurangnya terdiri dari 4 (empat) Urusan yang , meliputi :

a. Urusan Pemerintahan;

b. Urusan Pembangunan;

c. Urusan Kesejahteraan Masyarakat;

d. Urusan Umum dan Keuangan;

(2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris Desa dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

(3) Masing-masing Urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Urusan dalam melaksanakan tugasnya dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Desa.

(4) Jumlah Kepala Urusan dan sebutan nama-nama Kepala Urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan desa masing-masing.

5

Pasal 5

Pelaksana Teknis Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) huruf b, berkedudukan sebagai pembantu Kepala Desa dibidang teknis tertentu yang berada di wilayah kerjanya sesuai tingkat kebutuhan organisasi pemerintahan desa.

Pasal 6

Unsur Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) huruf c, adalah Kepala Dusun atau sebutan lain yang merupakan unsur pembantu kepala desa dibagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa.

BAB III

TUGAS, WEWENANG, KEWAJIBAN, HAK DAN

LARANGAN KEPALA DESA

Bagian Pertama Tugas dan Wewenang Kepala Desa

Pasal 7

(1) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan Urusan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa mempunyai wewenang :

a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;

b. mengajukan rancangan peraturan desa ;

c. menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;

d. membuat dan menetapan peraturan kepala desa;

e. membuat dan menetapkan keputusan kepala desa;

f. menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD;

g. membina kehidupan masyarakat desa;

h. membina perekonomian desa;

i. mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

j. mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk Kuasa Hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan ; dan

k. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6

Bagian Kedua

Kewajiban Kepala Desa

Pasal 8

(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), Kepala Desa mempunyai kewajiban :

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;

d. melaksanakan kehidupan demokrasi;

e. melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;

f. menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa;

g. mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;

h. menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;

i. melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan desa;

j. melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;

k. memelihara dan menjaga asset dan atau barang inventaris pemerintah desa .

l. mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;

m. mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;

n. membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;

o. memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan

p. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

(2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa juga mempunyai kewajiban :

a. memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati;

b. memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD; dan

c. menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat.

Bagian Ketiga

Hak Kepala Desa

Pasal 9

Kepala Desa berhak :

a. mengajukan pencalonan perangkat desa kepada BPD;

b. mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7

c. mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Desa;

d. mewakili desanya dalam rangka mengadakan hubungan kerjasama;

e. mendapatkan tunjangan penghasilan sesuai dengan ketetapan yang telah diatur oleh pemerintah kabupaten.

Bagian Keempat

Larangan Bagi Kepala Desa

Pasal 10

Kepala Desa dilarang :

a. menjadi pengurus partai politik;

b. merangkap jabatan sebagai ketua atau anggota BPD atau lembaga kemasyarakatan lainnya;

c. merangkap jabatan sebagai anggota DPRD;

d. terlibat dalam kampanye Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden, Pemilihan Gubernur dan Pemilihan Bupati;

e. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan mendiskriminasikan warga negara atau golongan masyarakat lain;

f. melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

g. melakukan tindakan yang berakibat dapat merugikan keuangan negara;dan

h. menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah/janji jabatan .

BAB IV

MASA JABATAN KEPALA DESA DAN PERTANGGUNGJAWABAN

KEPALA DESA

Bagian Pertama

Masa Jabatan Kepala Desa

Pasal 11

Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

8

Bagian Kedua

Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa

Pasal 12

(1) Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a, disampaikan kepada Bupati melalui Camat 1 (satu) kali dalam satu tahun.

(2) Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b, disampaikan 1 (satu) kali dalam satu tahun dalam musyawarah BPD.

(3) Penginformasian laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c, dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, radio komunikasi atau media lainnya.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), digunakan oleh Bupati melalui Camat sebagai dasar dalam melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut.

(5) Laporan akhir Masa Jabatan Kepala Desa disampaikan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat dan kepada BPD, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.

Bagian Ketiga

Pejabat Yang Mewakili Dalam Hal Kepala Desa Berhalangan

Pasal 13

(1) Dalam hal Kepala Desa berhalangan kurang dari 7 (tujuh) hari maka Sekretaris Desa menjalankan fungsi wewenang tugas dan kewajiban Kepala Desa.

(2) Dalam hal Sekretaris Desa berhalangan untuk menjalankan fungsi, wewenang dan kewajiban Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka fungsi wewenang dan kewajiban Kepala Desa dijalankan oleh salah seorang Kepala Urusan yang paling senior dan yang dianggap mampu.

(3) Dalam hal pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menentukan kebijaksanaan yang bersifat prinsip terlebih dahulu harus mengadakan konsultasi dengan Camat.

(4) Penunjukan Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Camat atas nama Bupati.

9

BAB V TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DESA

Bagian Pertama

Tugas dan Fungsi Sekretaris Desa

Pasal 14

(1) Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Desa dan memiliki tugas menyelenggarakan administrasi desa yang meliputi administrasi pemerintahan, administrasi pembangunan dan kemasyarakatan dan melaksanakan tugas berkaitan dengan pelaksanaan Kewenangan Desa serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

(2) Sekretaris Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi :

a. mengkoordinasikan setiap kegiatan yang dilakukan oleh perangkat desa;

b. mengumpulkan bahan, mengevaluasi data merumuskan program serta petunjuk untuk keperluan pembinaan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan desa, pembangunan dan pembinaan masyarakat;

c. melaksanakan pemantauan terhadap kegiatan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan desa, pembangunan dan pembinaan kesejahteraan masyarakat;

d. memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh satuan perangkat desa

e. melaksanakan urusan keuangan, perlengkapan rumah tangga, surat menyurat dan kearsipan;

f. menyusun program tahunan desa;

g. menyusun laporan pemerintahan desa;dan

h. melaksanakan fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan desa.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi Kepala Urusan

Pasal 15

(1) Kepala Urusan Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kearsipan, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dan melaksanakan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan desa serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa atau Sekretaris Desa.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , Urusan Umum dan Keuangan mempunyai fungsi :

a. melakukan urusan personalia;

b. melaksanakan urusan perlengkapan dan inventaris desa;

c. melaksanakan urusan rumah tangga;

d. menginventarisir kekayaan desa atau tanah kas desa;

e. mengatur pelaksanaan rapat-rapat dinas dan upacara;

10

f. melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan dan ekspedisi;

g. menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang desa;

h. mengurus dan membayar tunjangan perangkat desa;

i. mengurus pembukuan keuangan desa;

j. mengurus pertanggungjawaban atas penggunaan keuangan yang dikeluarkan;dan

k. mengumpulkan dan menyiapkan bahan laporan di bidang keuangan.

Pasal 16

(1) Kepala Urusan Pemerintahan mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan dan penyusunan laporan dibidang pemerintahan dan melaksanakan tugas berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan desa serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa atau Sekretaris Desa.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan Pemerintahan mempunyai fungsi :

a. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data di bidang Pemerintahan, ketentraman dan ketertiban;

b. menyusun draf peraturan desa, peraturan kepala desa dan keputusan kepala desa;

c. mengumpulkan bahan dalam rangka pembinaan wilayah dan masyarakat;

d. melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban;

e. membantu pelaksanaan tugas-tugas di bidang keagrariaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. melaksanakan pendataan penduduk dan membantu tugas-tugas di bidang administrasi kependudukan dan catatan sipil;

g. mengumpulkan dan menyiapkan bahan laporan di bidang pemerintahan;dan

h. melaksanakan fungsi berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan desa.

Pasal 17

(1) Kepala Urusan Pembangunan mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan dan Penyusunan laporan dibidang Pembangunan dan melaksanakan tugas berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan desa serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa atau Sekretaris Desa.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan Pembangunan mempunyai fungsi :

a. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data di bidang pembangunan;

b. pendataan dan penyediaan informasi potensi desa;

c. menyusun rencana dan program pembangunan desa secara partisipatif;

d. melaksanakan koordinasi pelaksanaan pembangunan di tingkat desa;

e. melaksanakan musyawarah lembaga pemberdayaan masyarakat;dan

f. menjaga dan memelihara prasarana dan sarana dilingkungan desa;

11

g. penyelenggaraan kegiatan gotong royong;dan

h. melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

Pasal 18

(1) Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan dan penyusunan laporan dibidang kesejahteraan masyarakat dan melaksanakan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan desa serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa atau Sekretaris Desa.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan Kesejahteraan Masyarakat mempunyai fungsi :

a. menyusun program dan melaksanakan bimbingan dibidang perekonomian, distribusi dan produksi;

b. menyusun program dan melaksanakan bimbingan dibidang keagamaan, kesehatan, keluarga berencana dan pendidikan masyarakat;

c. melakukan bimbingan di bidang perkoperasian, pengusaha ekonomi lemah dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat;

d. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang kesejahteraan rakyat;

e. melaksanakan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesejahteraan rakyat;

f. membantu mengumpulkan dan menyalurkan bantuan terhadap korban bencana;

g. membantu pelaksanaan bimbingan kegiatan pembinaan kesejahteraan keluarga, karang taruna, pramuka dan organisasi kemasyarakatan lainnya;

h. membina dan membantu kegiatan pengumpulan zakat, infaq dan shodaqoh;dan i. mengumpulkan dan menyiapkan bahan laporan di bidang kesejahteraan rakyat.

Bagian Ketiga

Pelaksana Teknis Lapangan

Pasal 19

(1) Pelaksana Teknis Lapangan berkedudukan sebagai pembantu Kepala Desa dibidang teknis tertentu yang berada di wilayah kerjanya sesuai tingkat kebutuhan organisasi pemerintahan desa.

(2) Pelaksana Teknis Lapangan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

(3) Pelaksana Teknis Lapangan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan sesuai bidang teknis yang ditugaskan berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan desa.

12

Bagian Kempat

Tugas dan Fungsi Unsur Kewilayahan

Pasal 20

(1) Unsur Kewilayahan dilaksanakan oleh Kepala Dusun atau sebutan lain yang merupakan unsur pembantu Kepala Desa dibagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa.

(2) Kepala Dusun mempunyai fungsi menjalankan kegiatan yang dilimpahkan oleh Kepala Desa di wilayah kerjanya.

(3) Kepala Dusun, mempunyai tugas :

a. melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta ketenteraman dan ketertiban di wilayah kerjanya;

b. melaksanakan peraturan desa, peraturan kepala desa dan keputusan kepala desa; dan

c. melaksanakan kebijakan Kepala Desa di wilayah kerjanya.

BAB V

TATA KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

Pasal 21

(1) Kepala Desa memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan pedoman dan kebijakan yang ditetapkan bersama dengan BPD .

(2) Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya Kepala Desa bertangung jawab kepada rakyat melalui BPD serta menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui Camat.

(3) Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Desa, Kepala Desa menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan menjalin hubungan kerja dengan Badan Permusyawaratan Desa serta Lembaga Kemasyarakatan yang ada didesa secara terbuka dan demokratis.

(4) Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing Perangkat Desa wajib melaksanakan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan keterpaduan serta pemantapan dalam pelaksanaan program baik dalam lingkup Pemerintah Desa maupun dengan Instansi Pemerintah yang lain sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing setelah mendapatkan petunjuk dari Kepala Desa .

13

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 05 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Pemerintah Desa dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.

Pasal 23

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

Pasal 23

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan .

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan

Ditetapkan di Nunukan pada tanggal 5 Desember 2006

BUPATI NUNUKAN,

H. ABDUL HAFID ACHMAD

14

Diundangkan di Nunukan Pada tanggal 5 Desember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN,

ZAINUDDIN HZ

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2006 NOMOR 19 SERI D NOMOR 08

15

Lampiran : Perda Kabupaten Bulungan Nomor Tanggal

Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

KETERANGAN :

: Garis Komando : Garis Koordinasi

KEPALA DESA

SEKRETARIS DESA

Kaur Pemerintahan

Kaur U m u m

Kaur Keuangan

Kaur Pembangunan

. Petugas Pengairan

Pemungut Pendapatan

Petugas Keamanan Dusun

Dusun

BUPATI BULUNGAN,

BUDIMAN ARIFIN