percobaan_spektroskopi gamma dengan detektor sintilasi
TRANSCRIPT
-
PERCOBAAN III
SPEKTROSKOPI GAMMA DENGAN DETEKTOR SINTILASI
I. Tujuan Percobaan
1.1 Mempelajari prinsip kerja detector sintilasi
1.2 Pembuatan spectrum dan pengukuran tenaga sinar gamma
1.3 Pengukuran resolusi tenaga, ujung Compton dan hamburan balik sinar gamma
II. Dasar Teori
Sinar Gamma termasuk gelombang elektromagnetik yang diperoleh dari peluruhan
zat radioaktif yang dipancarkan dari atom dengan kecepatan tinggi karena adanya
kelebihan energi. Radioaktivitasnya tidak terpengaruh oleh suhu, kelembaban,
tekanan dan lain-lain tetapi terpengaruhi oleh keadaan inti-inti isotopnya. Radiasi
sinar Gamma dapat dipancarkan oleh Cobalt-60 dan Caesium-137 (Soeminto, 1985
dalam Darjanto, 1995).
SPEKTRUM SINAR-GAMMA
Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
sangat pendek (dalam orde Angstrom) yang dipancarkan oleh inti atom yang tidak stabil
yang bersifat radioaktif. Setelah inti atom memancarkan partikel , (elektron),
(positron), atau setelah peristiwa tangkapan elektron, intiyang masih dalam keadaan
tereksitasi tersebut akan turun ke keadaan dasarnya dengan memancarkan radiasi gamma.
Sebagai contoh, peluruhan unsur 137Cs menjadi 137Ba melalui peluruhan yang diikuti
pemancaran radiasi .
-
Gambar 1. Skema peluruhan 137Cs
Detektor yang umum digunakan dalam spektroskopi gamma adalah detector sintilasi NaI
(Tl). Detektor ini terbuat dari bahan yang dapat memancarkan kilatan cahaya apabila
berinteraksi dengan sinar gamma. Efisiensi detektor bertambah dengan meningkatnya
volume kristal sedangkan resolusi energi tergantung pada kondisi pembuatan pada waktu
pengembangan kristal. Sinar gamma yang masuk ke dalam detektor berinteraksi dengan
atom-atom bahan sintilator menurut efek fotolistrik, hamburan Compton dan pasangan
produksi, yang akan menghasilkan kilatan cahayadalam sintilator. Keluaran cahaya yang
dihasilkan oleh kristal sintilasi sebanding dengan energi sinar gamma. Kilatan cahaya
oleh pipa cahaya dan pembelok cahaya ditransmisikan ke fotokatoda dari photomultiplier
tube (PMT) kemudian digandakan sebanyak-banyaknya oleh bagian pengganda elektron
pada PMT. Arus elektron yang dihasilkan membentuk pulsa tegangan pada input penguat
awal (preamplifier). Pulsa ini setelah melewati alat pemisah dan pembentuk pulsa
dihitung dan dianalisis olehMulichannel Analyzer (MCA) dengan tinggi pulsa sebanding
dengan energi gamma.
-
Gambar 2. Skema bagan spektrometer sinar gamma.
Jika energi radiasi yang dipancarkan oleh unsur radioaktif 137Cs diserap seluruhnya oleh
elektron-elektron pada kristal detektor NaI(Tl) maka interaksi ini disebut efek fotolistrik
yang menghasilkan puncak energi (photopeak) pada spectrum gamma (gambar 3) pada
daerah energi 661,65 keV. Apabila foton gamma berinteraksi dengan sebuah elektron
bebas atau yang terikat lemah, misal elektron pada kulit terluar suatu atom, maka
sebagian energi photon akan diserap oleh elektron dan kemudian terhambur. Interaksi ini
disebut dengan hamburan Compton.
Gambar 3. Spektrum gamma dari 137Cs
-
Titik batas antara interaksi Compton dan foto listrik menghasilkan puncakenergi yang
disebut Compton edge. Puncak Backscatter disebabkan oleh foton yang telah
dihamburkan keluar ternyata didefleksi balik kedalam detektor sehingga terdeteksi
ulang. Sebagian besar energi foton 137Cs (89,98%) dipancarkan dengan energi
661,65 keV, tetapi ada juga foton yang dipancarkan dengan energi masingmasing:
4,47 keV (1,04%), 31,82 keV (2,07%), 32,19 keV (3,82%) dan 36,40 keV (1,39%).
Energi foton sebesar 4,47 keV terlampau kecil untuk terdeteksi oleh detector NaI(Tl).
Tiga energi berikutnya (31,82 , 32,19 dan 36,40 keV) terlalu dekat untuk Nuclear
Radiation Scintilator Photocathode Light reflector Light pipe Preamplifier Discriminator and
pulse shaper High voltage Photomultiplier Tube MCA dapat dipisahkan oleh detektor
NaI(Tl) sehingga muncul sebagai multiplet dengan energi rata-rata 32,89 keV.
Demikian contoh karakteristik spektra dari isotop 137Cs, setiap isotop mempunyai
karakteristik pola spektral yang berbeda-beda yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi isotop-isotop tersebut.( M. Syamsa Ardisasmita)
7.3 INTERAKSI SINAR GAMMA DAN MATERI
Ada tiga proses utama yang dapat terjadi apabila radiasi gamma melewati bahan,
yaitu efek fololistrik, hamburan Compton dan produksi pasangan. Ketiga proses tersebut
melepaskan elektron yang selanjutnya dapat mengionisasi atom-atom lain dalam bahan.
Peluang terjadinya interaksi antara radiasi gamma dengan bahan ditentukan oleh
koefisien absorbsi linier (). Karena penyerapan intensitas gelombang elektromagnetik
melalui tiga proses utama, maka nilai juga ditentukan oleh peluang terjadinya ketiga
proses tersebut, yaitu f
untuk foto listrik, c
untuk hamburan Compton dan pp
untuk
produksi pasangan. Koefisien absorbsi total (t) dari ketiga koefisien tersebut
ppcft++= (7.6)
7.3.1 Efek fotolistrik
Efek foto listrik adalah peristiwa diserapnya energi foton seluruhnya oleh
elektron yang terikat kuat oleh suatu atom sehingga elektron tersebut terlepas dari
-
ikatan atom. Elektron yang terlepas dinamakan fotoelektron.efek foto listrik terutama
terjadi antara 0,01 MeV hingga 0,5 MeV. Efek fotolistrik ini umumnya banyak terjadi
pada materi dengan Z yang besar, seperti tembaga (Z = 29). Energi foton yang datang
sebagian besar berpindah ke elektron fotolistrik dalam bentuk energi kinetik elektron
dan sebagian lagi digunakan untuk melawan energi ikat elektron (W0). Besarnya
energi kinetik fotoelektron (K) dalam peristiwa ini adalah:
0WhfK= (7.7)
Dari persamaan 7.7 terlihat bahwa agar efek fotolistrik terjadi, maka energi
foton harus sekurang-kurangnya sama dengan energi ikat elektron yang berinteraksi.
7.3.2 Hamburan Compton
Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi hf berinteraksi dengan
elektron bebas atau elektron yang tidak terikat dengan kuat oleh inti, yaitu elektron
terluar dari atom. Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti dan bergerak dengan energi
kinetik tertentu disertai foton lain dengan energi lebih rendah dibandingkan foton
datang. Foton lain ini dinamakan foton hamburan. Kemungkinan terjadinya
hamburan Compton berkurang bila energi foton yang datang bertambah dan bila Z
bertambah. Dalam hamburan Compton ini, energi foton yang datang yang diserap
atom diubah menjadi energi kinetik elektron dan foton hamburan. Perubahan panjang
gelombang foton hamburan dari menjadi dirumuskan
)cos1(==cmhe (7.8)
dengan memasukkan nilai-nilai h, m dan c diperoleh
)cos1(0242,0)(=A (7.9)
Hamburan foton penting untuk radiasi elektromagnetik dengan energi 200 keV
hingga 5 MeV dalam sebagian besar unsur-unsur ringan.
7.3.3 Produksi pasangan
Produksi pasangan terjadi karena interaksi antara foton dengan medan listrik
dalam inti atom berat. Jika interaksi itu terjadi, maka foton akan lenyap dan sebagai
-
gantinya akan timbul sepasang elektron-positron. Karena massa diam elektron
ekivalen dengan energi 0,51 MeV, maka produksi pasangan hanya dapat terjadi pada
energi foton 1,02 MeV (2mec
2
). Energi kinetik total pasagan elektron-positron
sesuai dengan persamaan:
22cmcmKKhfpepe+++=. (7.10)
Kedua partikel ini akan kehilangan energinya melalui proses ionisasi atom
bahan. Positron yang terbentuk juga bisa bergabung dengan elektron melalui suatu
proses yang dinamakn annihiliasi.
III. Metode Pengambilan Data
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Seperangkat Alat Spektroskopi Gamma
Seperangkat alat spectrometer gamma didalamnya termasuk detector
sintilasi (NaITl). Berfungsi sebagai alat pencacah sumber radioisotop.
3.1.2 Osiloskop
Berfungsi sebagai alat yang menampilkan gelombang energy
radioisotope hasil pencacahan.
3.1.3 Radioisotop
Berfungsi sebagai sumber yang akan dicacah dan dicari nilai dari
energinya. Radioisotop yang digunakan ada tiga yaitu 137
Cs, 60
Co, 152
Eu.
3.2 Skema dan Gambar Rangkaian Percobaan
-
3.2.1 Skema Rangkaian Percobaan
Gambar 1 Skema Rangkaian Percobaan Spektroskopi Gamma dengan Detektor
Sintilasi
3.2.3 Gambar Rangkaian Percobaan
Gambar 2 Gambar Rangkaian Percobaan Spektroskopi Gamma dengan
Detektor Sintilasi
3.3 Diagram Alir Percobaan
PMT Pre-amplifier
Diskriminator dan
pembaca pulsa
Amplifier
CRO dan SCA Tegangan tinggi
(HV)
Mula
Merangkai peralatan spektroskopi gamma, setelah rangkaian
benar maka alat dapat dinyalakan.
Mengatur tegangan secara perlahan dengan tidak melebihi
tegangan operasional detector (Vop=800 Volt) yaitu sebesar
760 Volt.
-
Gambar 3 Diagram Alir Percobaan Spektroskopi Gamma dengan Detektor
Sintilasi
3.4 Diagram Proses Fisis
Sinar- yang dipancarkan radioisotop menumbuk lapisan detektor NaI(Tl).
Peristiwa materi yang dikenai oleh energy/foton akan menghasilkan salah satu
dari tiga peristiwa efek fotolistrik, efek Compton, dan produksi pasangan.
Ketiga peristiwa tersebut menghasilkan elektron akibat eksitasi elektron.
Elektron hasil dari proses interaksi sinar- dengan materi tersebut akan masuk
ke dalam PMT. Di dalam PMT terdapat dynode (banyak diode), yang mana
ketika sebuah elektron menumbuk diode pertama yang mempunyai beda
potensial (berarti jumlah proton banyak), maka sebuah elektron tersebut akan
termultiplikasi (tergandakan), sehingga akan banyak elektron yang dihasilkan
dari diode tersebut, diode selanjutnya.
Selesa
Menentukan nilai E sebesar 0.1 Volt dan nilai E dimulai
dari E=2 Volt.
Meletakkan sumber radiasi dibawah detector, kemudian
dilanjutkan dengan mencacah sumber radiasi tersebut.
Melakukan pencacahan pada sumber radiasi dilakukan
sebanyak dua kali untuk satu kali variasi nilai E.
Pencacahan dilakukan untuk setiap kenaikan E sebesar 0.1
Volt dari E=2 Volt sampai dengan E=7 Volt.
Melakukan langkah yang sama seperti diatas untuk sumber
radiasi yang berbeda. Sumber radiasi yang digunakan
meliputi, 137
Cs, 60
Co, 152
Eu.
-
Gambar 4 Diagram Proses Fisis Percobaan Spektroskopi Gamma dengan
Detektor Sintilasi.