percobaan b1
DESCRIPTION
Dasart teori Praktikum Fisika Dasar II Bab Kemagnetan Fakultas Saintek Universitas AirlanggaTRANSCRIPT
![Page 1: Percobaan b1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/55897074d8b42a3a218b4608/html5/thumbnails/1.jpg)
PERCOBAAN B1
KEMAGNETAN
A. TUJUAN
1. Mengukur medan magnet dari sebuah selenois dan membandingkan hasil pengukuran dengan
perhitungan teoritis
2. Mengukur frekuensi arus listrik PLN dengan eksperimen Melde
B. DASAR TEORI
1. Medan Magnet
Besi dapat tertarik oleh magnet karena adanya gaya magnetik. Gaya tarik magnet terhadap besi ini
semakin jauh semakin kecil, dan pada suatu saat nol. Selama besi masih dapat tertarik oleh magnet
berarti besi tersebut masih berada dalam medan magnetik. Medan magnetik adalah daerah di sekitar
magnet di mana benda dipengaruhi oleh gaya magnetik.
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa pola medan magnetik
tersebut berbentuk garis lengkung dari kutub utara ke kutub selatan,
(Menurut kesepakatan, arah medan magnetik berasal dari kutub
utara menuju kutub selatan magnetik).
Medan Magnetik di Sekitar Kawat Berarus Listrik
Kumparan kawat berinti besi yang dialiri listrik dapat menarik besi dan baja. Hal ini menunjukkan
bahwa kumparan kawat berarus listrik dapat menghasilkan medan magnetik. Medan magnetik juga
dapat ditimbulkan oleh kawat penghantar lurus yang dialiri listrik. Hal pertama diselidiki oleh Hans
Christian Oersted (1777-1851) dengan percobaan sebagai berikut.
![Page 2: Percobaan b1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/55897074d8b42a3a218b4608/html5/thumbnails/2.jpg)
Berdasarkan hasil percobaan tersebut terbukti bahwa arus listrik yang mengalir dalam kawat
penghantar itu menghasilkan medan magnetik, atau di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan
magnetik. Pada saat arus listrik yang mengalir dalam penghantar diperbesar, ternyata kutub utara
jarum kompas menyimpang lebih jauh. Hal ini berarti semakin besar arus listrik yang digunakan,
semakin besar medan magnet magnetik yang dihasilkan.
Arah medan magnetik di sekitar kawat penghantar lurus berarus listrik dapat ditentukan dengan
kaidah tangan kanan. Jika arah ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I), maka arah keempat jarimu
yang lain menunjukkan arah medan magnetik (B). Kaidah tangan kanan ini juga dapat digunakan
untuk menentukan arah medan magnetik pada penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri listrik.
Untuk mengetahui letak kutub utara dan kutub selatan yang terbentuk pada kumparan berarus listrik
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Perhatikan arah arus listrik yang mengalir pada kumparan. Ujung kumparan yang pertama ksli
mendapat arus listrik dijadikan pedoman untuk menentukan letak kutub-kutub magnet. Caranya,
genggamlah ujung kumparan yang pertama kali teraliri arus listrik dengan posisi jari tangan kanan
sesuai dengan letak kawat pada inti besi. Apabila kawat itu berada di depan inti besi, letakkan
telapak tangan menghadap ke depan, kemudian genggamlah kumparan berinti besi itu.
![Page 3: Percobaan b1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/55897074d8b42a3a218b4608/html5/thumbnails/3.jpg)
Letak kutub utara magnet ditunjukkan oleh arah ibu jari, sedangkan arah sebaliknya menunjukkan
kutub selatan. Jika kawat penghantar yang pertama kali teraliri arus listrik berada di belakang inti
besi, maka hadapkan telapak tanganmu ke belakang, kemudian genggamlah kumparan kawat itu.
Dengan cara yang sama kamu dapat menentukan letak kutub utara dan kutub selatan magnet.
2. SELENOID
Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang yang dililitkan secara rapat dan
dapat diasumsikan bahwa panjangnya jauh lebih besar daripada diameternya.[1] Dalam kasus
solenoid ideal, panjang kumparan adalah tak hingga dan dibangun dengan kabel yang saling
berhimpit dalam lilitannya, dan medan magnet di dalamnya adalah seragam dan paralel terhadap
sumbu solenoid.
Kuat medan magnet untuk solenoid ideal adalah
di mana:
B adalah kuat medan magnet,
adalah permeabilitas ruang kosong,
I adalah kuat arus yang mengalir,
Dan n adalah jumlah lilitan.
Jika terdapat batang besi dan ditempatkan sebagian panjangnya di dalam solenoid, batang tersebut
akan bergerak masuk ke dalam solenoid saat arus dialirkan.Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
menggerakkan tuas, membuka pintu, atau mengoperasikan relai.
3. Percobaan Melde
![Page 4: Percobaan b1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/55897074d8b42a3a218b4608/html5/thumbnails/4.jpg)
Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang
transversal pada tali. Melalui percobaannya (lakukan kegiatan 1.1), Melde menemukan bahwa cepat
rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik
dengan akar massa persatuan panjang dawai.
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam dawai.
Perhatikan gambar di bawah ini.
Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat halus
tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu
tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh
garpu tala konstan.
Gelombang Mekanik dan Frekuensi Listrik
Gelombang yang membutuhkan media untuk merambat disebut gelombang mekanik, kelajuan
rambat gelombang mekanik ditentukan oleh mediumnya. Pada kasus ini diberikan persamaa
v=√TρDengan T adalah Tegangan tali (Newton) dan ρ adalah masa jenis kawat yang digunakan.
Sedangkan panjang gelombang dapat ditentukan dengan persamaan, yakni :
λ=Ln
Dengan L adalah panjang kawat dan n adalah banyak gelombang. Sehingga dapat dicari nilai dari
frekuensi arus listrik yang akan dicari dalam percobaan Melde ini dengan persamaan berikut ini
fλ=v
Karena gelombang adalah getaran