percobaan a1

Upload: tiara-wahidah

Post on 02-Mar-2016

289 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • Percobaan A-1 berjudul Kinetika Reaksi ion permanganat dengan asam oksalat. Kinetika

    reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari berlangsungnya suatu reaksi. Kinetika reaksi

    menerangkan dua hal yaitu mekanisme reaksi dan laju reaksi. Laju reaksi didefinisikan sebagai

    perubahan konsentrasi molar setiap satuan waktu. Satuan umum yang sering dipergunakan

    adalah mol/dm3. Umumnya laju reaksi meningkat seiring meningkatnya konsentrasi

    (Dogra,1990). Secara matematika, laju reaksi dapat dijelaskan sebagai berikut :

    mA+mB pC+qD

    Dari persamaan diatas, laju reaksi bisa dinyatakan sebagai pengurangan konsentrasi

    molar pereaksi yaitu konsentrasi molar A dan B ataupun pertambahan konsentrasi molar hasil

    reaksi yaitu konsentrasi moalr C dan D per satuan waktu. Secara umum laju reaksi dapat

    dirumuskan sebagai berikut

    R= k[A]x[B]y

    Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan nilai orde reaksi dari ion permanganate dengan

    asam oksalat. Orde reaksi ini ditentukan dengan cara mereaksikan asam oksalat dengan kalium

    permanganate. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum mereaksikan asam oksalat dan kalium

    permanganate tersebut adalah mengencerkan asam oksalat terlebih dahulu dengan akuades.

    fungsi penambahan akuades ini adalah agar molekull-molekul asam oksalat dan kallium

    permanganat terurai saat terjadi reaksi, sehingga ukuran partikel gesekan untuk jadi reaksi

    (bereaksi) banyak. karena jika asam oksalat dan kalium permanganat langsung dicampur tanpa

    diberi akuades maka yang bergesekan dan bereaksi kemungkinan hanyalah sisi2 partikel yang

    bergesekan, sehingga molekul2 tidak akan bertemu secara langsung semuanya dan antara

    molekul2 tersebut tidak akan bereaksi. Selain itu, pada percobaan kali ini dilakukan penambahan KMNo4 pada h2 c2 o4 secara bertetes-

    teses dan cepat. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat yang dimilki oleh kalium permanganate. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu

    cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung

    menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+

    Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu

    lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi

    kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2

    H2O2 + 2CO2

    Reaksi yang terjadi pada pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :

    MnO4- + 8H+ + 5e ------> Mn2+ + 4H2O x2

  • C2O4^2- ------> 2CO2 + 2e x5 ------------------------------------------------------------ + 2MnO4- + 16H+ + 5C2O4^2- ------> 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2

    Saat asama oksalat dicampurkan dengan kalium permanganate maka akan timbul gelembung-

    gelembung udara Co2 sebagai hasil dari reaksi tersebut. Reaksi diatas juga terjadi perubahan

    warna larutan MnO4- dari ungu menjadi merah bata atau kecoklatan. Perubahan warna tersebut

    dikarenakan perubahan bilangan oksidasi Mn dari +7 menjadi +2. Kemudian apabila larutan

    tersebut didiamkan maka akan berubah menjadi jernih. Hal ini disebabkan karena kalium

    permanganate mengoksidasi asam oksalat menjadi CO2 dan H2O sehingga kalium permanganate

    yang semula berwarna ungu akan berubah menjadi jernih yang sebenarnya merupakan H2O

    dengan produk lain dari reaksi tersebut adalah gas Co2.

    Dalam percobaan ini H2C2O4 berfungsi sebagai reaksi pada tingkat m dan

    KmnO4 berfungsi sebagai reaksi pada tingkat n. Sehingga laju reaksinya dapat

    dinyatakan dalam persamaan :

    R = K [H2C2O4]m[MnO4]n Penentu reaksi dari percobaan ini adalah pereaksinya, karena laju reaksi salah

    satunya ditentukan oleh sifat dan konsentrasi dari pereaksi. Dalam hal ini, pereaksinya

    adalah senyawa KmnO4. Selain itu, MnO4dan KMnO4 bersifat katalis sehingga

    sebagai katalis warna campuran bening atau kuning. MnO4merupakan oksidator yang

    digunakan untuk bereaksi dengan reduktor H2C2O4 dalam suasana asam. Reaksi antara

    KMnO4 dengan asam oksalat dapat dikatakan sebagai autokatalisator karena ion

    Mn2+ yang terbentuk sebagai katalis. Kemudian reaksi ini tidak perlu indicator secara

    khusus untuk menentukan titik ekuivalen karena laju ditentukan dari perubahan warna

    proses tersebu

    Selain itu, Dapat dilihat jika kalium permanganate bertindak sebagai penentu reaksi dalam

    percobaan karena kalium permanganate berfungsi sebagai oksidator kuat yang mengoksidasi

    asam oksalat menjadi H2o dan co2. Reaksi antara kalium permanganate dengan asam oksalat ini

    ternyata disertai dengan meningkatnya suhu sehingga bisa dikatakan jika reaksi yang erjadi

    bersifat eksoterm yaitu melepaskan kalor ke lingkungan. Kalor yang dilepaskan berbanding lurus

    dengan volume kalium permanganate yang ditambahkan sehingga semakin banyak kalium

    permanganate yang ditambahkan akan semakin tinggi juga suhunya.

    Hubungan antara laju reaksi dengan mekanisme reaksi adalah keduanya ditentukan harus

    dengan secara eksperimental dan tidak dapat hanya dengan meninjau dari reaksi saja.

    Mekanisme reaksi menjelasakan satu atau lebih tahap yang terjadi dan pada percobaan kali ini

    reaksi merlangsung dalma beberapa tahap dengan perubahan kecil. Orde reaksi dapat ditentukan

  • dari laju reaksi yang paling lambat. Salah satu langkah dalam mekanisme reaksi adalah tahapan

    penentu laju dan tahap penentu laju merupakan langkah yang paling lambat dalam sebuah reaksi.

    Reaksi antara asam oksalat dengan kalium permanganate ini dapat digunakan untuk mengetahui

    orde reasi karena reaksinya yang berjalan lambat.

    Pengaruh factor penentu laju reaksi pada percobaan ini antara lain :

    1. Suhu

    Percobaan kali ini tidak dilakukan variasi suhu sehingga tidak dapat dijelaskan apakah perbedaan

    suhu mempengaruhi laju reaksi. Tetapi dalam literature dijelaskan jika semakin tinggi suhu maka

    semakin cepat pula laju reaksinya karena Ek semakin tinggi dan kemungkinan terjadinya

    tumbukan juga semakin besar. Dapat dilihat dari penjelasan diatas jika reaksi antara kalium

    permanganate dengan asam oksalat adalah eksoterm dan panas yang dihasilkan bebanding lurus

    dengan volume kalium permanganate. sehingga dapat ditarik kesimpulan jika semakin banyak

    kalium permanganate yang ditambahkan maka suhu akan semakin tinggi dan laju reaksi akan

    semakin cepat terjadi.

    2. Konsentrasi

    Dalam literarut dijelaskan apabila konsentrasi reaktan diperbesar maka laju reaksi akan semakin

    cepat karena jumlah molekul dalam reaktan tersebut juga akan smakin banyak sehingga

    kemungkinan terjadinya tumbukan juga akan semakin besar.

    3. Katalis

    Pada percobaan kali ini Mno4- dan kmno4 bertindak sebagai katalis. Mno4- bertindak ebagai

    oksidator untuk bereaksi dengan reduktor h2c2o4 dalam suasana asam. Reaksi antara kmno4 dan

    asam oksalat disebut reaksi autokatalisator karena ion Mn2+ yang terbentuk sebagai katalis.

    Kemudian indikator laju pada reaksi ini adalah berdasarkan perubahan warna yang terjadi.

    Data yang kami dapatkan dari kelompok satu yaitu pada volume asam oksalat tetap,

    waktu yang kami butuhkan untuk menggojok larutan asam oksalat yang diencerkan dengan

    akuades dan dicampur dengan kalium permanganate sampai berubah warna dari ungu menjadi

    merah bata atau coklat akan semakin cepat ketika volume kmno4 yang ditambahkan semakin

    banyak. Hal ini dimungkinkan karena seperti disebutkan dalam literature apabila suhu kosentrasi

    semakin tinggi maka laju reaksi semakin cepat. Dengan penambahan kmno4 maka konsentrasi

    akan semakin tinggi sehigga kemungkinan terjadi tumbukan besar dan akan mempercepat

    terjadinya laju reaksi.

    Data pada kelompok dua pada saat volume kalium permanganate tetap juga tidak

    menunjukkan perbedaan yang jauh dari data pertama. Waktu yang kami butuhkan untuk

    menggojok sampai berubah warna menjadi merah bata akan lebih cepat seiring dengan

    penambahan volume h2c2o4.

  • Kemudian dari grafik yang didapatkan dari percobaan diatas menunjukkan jika nilai R2

    yang didapatkan untuk [kmno4] adalah 0,949 dan nilai R2 yang didapatkan untuk [kmno4]2

    adalah 0,9. Kemudian nilai r2 yang didapatkan untuk [kmno4]3 adalah 0,841. Dari ketiga data

    tersebut dapat dilihat jika nilai r2 yang mendekati 1 dimiliki oleh kmno4 dengan orde reaksi satu.

    Sehingga dapat ditarik kesimpulan jika orde reaksi kmno4 adalah satu. Untuk h2c2o4,nilai r2

    untuk [h2c2o4] adalah 0,989, nilai r2 untuk [h2c2o4]2 adalah 0,973 dan nilai r2 untuk [h2c2o4]3

    adalah 0,953. Sehingga dapat dilihat jika yang paling besar dan mendekati nilai satu adalah

    h2c2o4 dengan orde satu. Dengan demikian orde reaksi h2c2o4 adalah satu. Orde total dari

    percobaan diatas adalah 2 dengan persamaan laju reaksi yaitu r=k[kmno4][h2c2o4]. Ketika

    dilakukan perhitungan secara manual data yang didapatkan juga tidak begitu jauh dari data grafik

    yaitu untuk orde satu kmno4 sebesar , orde dua kmno4,dan orde tiga kmno4.kemudian

    dari data tersebut yang paling mendekati satu adalah orde satu sehingga orde reaksi kmno4

    adalah satu. Selanjutnya ketika dilakukan perhitungan secara manual untuk h2c2o4, orde satu

    sebesar,orde du sebesar,dan orde tiga sebesar. Dari data tersebut yang paling mendekati

    satu adalah orde satu sehingga orde reaksi h2c2o4 adalah satu.

    Orde reaksi yang disebutkan dalam literature untuk kmno4 dan h2c2o4 adalah masing-

    masing satu dengan ore total reaksi yaitu 2. Sehingga bisa dikatakan jika percobaan yang kami

    lakukan mendapatkan data yang relative benar. Dalam percobaan kali ini keakuratan data dari

    hasil percobaan dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut :

    1. Penggojokan Erlenmeyer yang dilakukan oleh praktikan yang satu dengan yang lain

    berbeda kecepatannya.

    2. Perbedaan standar dalam melihat perubahan warna yang terjadi antara satu praktikan

    dengan praktikan yang lainnya.

    3. Ketelitian praktikan saat mengukur volume larutan.

    4. Perbedaan waktu perubahan warna larutan antara praktikan yang satu dengan yang lain.

    Sehingga berdasarkan factor-faktor diatas dapat dijelaskan mengapa hasil orde reaksi ion

    permanganate dengan asam oksalat antara kelompok satu dengan kelompok lain berbeda dan

    grafik serta nilai r2 yang didapatkan juga akan berbeda.

    I. KESIMPULAN

    Kesimpulan yang kami dapatkan dari percobaan kali ini adalah :

    1. Orde reaksi dari kmno4 adalah satu dengan nilai r2=0, dan untuk h2c2o4 orde

    reaksinya adalah satu dengan niali r2=0,

    2. Orde total reaksi adalah 2.

    3. Persamaan laju reaksinya adalah r=k[kmno4][h2c2o4]