percepatan cakupan semesta asuransi kesehatan sosial … · (uu no. 40/2004 tentang sjsn) 1. dasar...
TRANSCRIPT
OPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA*
Soewarta Kosen, Tati Suryati dan Muh. KaryanaPusLitBang Sistem dan Kebijakan Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta
* Disampaikan pada Forum Tahunan Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia 2010, Hoel Santika, Jakarta tanggal 2 & 3 Juni 2010
KONSEP DASAR JAMINAN SOSIAL (Social Security)
1. Seluruh penduduk yang bekerja (sektor formal atau informal) dan menghasilkan pendapatan akan memberi kontribusi bagi program
2. Jaminan Sosial memberi jaminan bagi hak untuk pelayanan sosial dasar
3. Mereka yang memerlukan jaminan yang lebih baik, dapat membeli jaminan tambahan (komersial)
4. Jaminan Sosial dilaksanakan secara bertahap5. Pemerintah berfungsi sebagai pengatur program
Jaminan Sosial
Jaminan Kesehatan (UU No. 40/2004 tentang SJSN)1. Dasar Jaminan Kesehatan: berlaku nasional,
berdasarkan asuransi kesehatan sosial dan prinsip ekuitas
2. Seluruh peserta harus menerima paket jaminan pelayanan kesehatan dan jaminan sosial yang sama
3. Paket pelayanan kesehatan:(a) pelayanan kesehatan menyeluruh, meliputi: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif(b) pelayanan diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang dikontrak secara khusus
KONSEP UNIVERSALSJSN adalah tata-kelolapenyelenggaraan sistemjaminan sosial yang berkelanjutan baik dalamprogram maupunkepesertaan wajib, bersifat semesta dan dilakukan oleh Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) independen.
ILO defined as effective access to affordable quality health care and financial protection in case of sickness◦ Jumlah populasi◦ Akses thd faskes secara
financial dan geografi◦ Paket benefit◦ Kualitas pelayanan dan
adekuat
Tantangan Bagi Sistem Kesehatan Hampir dari separuh penduduk belum dicakup oleh
jaminan kesehatan yang ada Subsidi kesehatan Pemerintah masih secara tidak
proporsional dimanfaatkan kelompok masyarakatmampu
Pembiayaan kesehatan dan sistem pelayanankesehatan masih terfragmentasi;
Indikator status kesehatan, seperti IMR, MMR, Tingkat Kematian Balita masih belum memuaskan;
Terjadinya transisi dalam demografi, epidemiologi, dan perubahan pola penyakit, akan menimbulkan beban berat dalam pembiayaan dan pelayanankesehatan di masa depan
Tantangan Bagi Sistem Kesehatan
Terdapatnya disparitas dalam derajat kesehatansecara geografis dan tingkat sosial ekonomi, juga disparitas dalam ketersediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan;
Tenaga dan infrastruktur fasilitas pelayanan kesehatan khususnya didaerah DTPK masih terbatas; juga diperlukan peningkatan mutu dan efisiensi;
Masih dibutuhkan upaya untuk memperbaiki penggunaan, mutu dan harga obat; karena biaya untuk obat mencapai sedikitnya sepertiga dari biayakesehatan
Tantangan Bagi Sistem Kesehatan
Perlu kejelasan peran dan tanggung jawab sektor kesehatan pada berbagai tingkat pemerintahan . Diperlukan perbaikan mekanisme penyaluran dana pusat , khususnya untuk kegiatan operasional di kabupaten & kota; dengan memperhitungkan perbedaan kebutuhan dan kapasitas fiskal;
Terbatasnya data & informasi yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan
Belum adanya studi yang menyeluruh tentang dampak Jamkesmas terhadap status kesehatanmasyarakat, biaya yang dikeluarkan, dan kelangsungan program di masa mendatang.
RUANG FISKAL PDB Indonesia (2010) mencapai 6000
triliun rupiah dan terus meningkat secara bermakna (diperkirakan mencapai >10.000 triliun rupiah pada tahun 2014)
Komitmen pimpinan nasional untuk memprioritaskan sektor kesehatan mulai tahun 2011 (dinyatakan Bapak Presiden di FKUI pada acara Kebangkitan Nasional)
RUANG FISKAL UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan anggaran sebesar 5 % dari APBN diluar gaji (APBN saat ini 1050 triliun rupiah)
Anggaran Departemen Kesehatan saat ini: 21 triliun rupiah, termasuk 5 triliun rupiah untuk program JamKesMas
Bila terdapat ruang kenaikan APBN Kesehatan hingga 50 triliun per tahun, secara teoritis pemerintah akan mampu memberlakukan cakupan semesta
Pilihan 1 – JAMKESMAS untuk seluruhpenduduk Indonesia (seperti National Health System (NHS) di Inggris dengan biaya dari pajak
Pilihan 2 – Cakupan Semesta melalui MHI, dengan satu pengaturan yang berlaku untuk berbagai program asuransi (AsKes Pegawai Negeri & Pensiunan, JamSosTek Pekerja dan Program JAMKESMAS (Tipe NHS) yang mencakup Kelompok Miskin & Hampir Miskin
Pilihan 3 – Asuransi Kesehatan Wajib Tunggal Asuransi Kesehatan Sosial/Social Health Insurance/Mandatory Health Insurance (MHI)
OPSI YANG TERSEDIA UNTUK SISTEM CAKUPAN SEMESTA
HAL HAL YANG SEGERA HARUS DIBENAHI
Penentuan Paket Dasar Pelayanan Penghitungan Biaya secara Aktuarial Penentuan mekanisme pembayaran Penyedia
Pelayanan Kesehatan (PPK) Sistem Pelayanan Kesehatan, Tenaga
Kesehatan, Infrastruktur fisik fasilitas kes, Yankes, Jaga Mutu, Sistem Informasi Manajemen, dll
Kelangsungan program kesehatan masyarakat
MASA TRANSISI Meneruskan Jamkesmas sebagai program jaminan
kesehatan untuk keluarga miskin dan hampir miskin Memperluas Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Jamsostek, agar mencakup seluruh pekerja formal swasta dan keluarganya, termasuk pensiunan
Mempertimbangkan penggabungan Askes dengan JPK Jamsostek untuk mencakup semua pekerja sektorformal swasta dan pegawai negeri
Pekerja sektor informal dicakup melalui program yang ada: Askes, Jamsostek, dan/atau Jamkesmas
Mempersiapkan Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS)
TUJUAN AKHIR Diharapkan terbentuk Asuransi
Kesehatan Wajib Tunggal : AsuransiKesehatan Sosial/Social Health Insurance/Mandatory Health Insurance (MHI) yang berlaku diseluruh Indonesia
Keberadaan Asuransi Kesehatan Swasta, Jaminan Kesehatan Daerah, Jaminan Kesehatan Karyawan Oleh Perusahaan tetap dibolehkan untuk meningkatkan (on-top) cakupan & jenis jaminan bagi yang memerlukan
KESIMPULAN Melihat kapasitas fiskal Indonesia saat ini dan ruang
fiskal yang tersedia dalam lima tahun ke depan, pemerintah mempunyai kemampuan untuk membiayai Asuransi Kesehatan Sosial dengan cakupan semesta (UC)
Diperlukan komitmen pemerintah, DPR dan kesepakatan dari Kementerian serta badan terkait lainnya untuk mempersiapkan dan melaksanakan UC
Cakupan Semesta Asuransi Kesehatan Sosial (UC) akan berimplikasi positip bagi percepatan pencapaian MDGs bidang kesehatan
Diperlukan antisipasi dampak Cakupan Semesta terhadap sektor kesehatan secara keseluruhan, khususnya UW – SPM (publik goods program)
KESIMPULAN Berbagai persiapan strategis harus segera dilakukan, seperti:Peraturan pelaksanaan pendukung berdasarkan UU No.
40/2004Kesepakatan badan pelaksana (BPJS), sesuai opsi yang
dipilihJaminan untuk kesinambungan pembiayaanAntisipasi reformasi sistem kesehatan secara menyeluruh
dan kaitannya dengan pelaksanaan UW – SPM (public goods)
Disain paket standar pemeliharaan kesehatan Kejelasan peran JamKesDa, Asuransi Kesehatan SwastaPengaturan kontrak bagi PPK, termasuk RS (perbaikan INA
DRG)Perbaikan ekuiti dalam penyediaan fasilitas pelayanan,
khususnya di daerah DTPK (terpencil, perbatasan, kepulauan)