perbedaan tumbuh kembang anak 1-6 bulan yang …eprints.ums.ac.id/28867/16/naskah_publikasi.pdf ·...

16
PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1-6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG TIDAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG MALANG SRAGEN NASKAH PUBLIKASI oleh : DEWI ASTUTI J 210 080 048 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA 2013

Upload: vanhanh

Post on 10-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1-6 BULAN YANG

DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG TIDAK

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG MALANG

SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

oleh :

DEWI ASTUTI

J 210 080 048

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA

2013

1

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1-6 BULAN YANG

DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG TIDAK

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG MALANG

SRAGEN

Dewi Astuti*

Winarsih Nur Ambarwati, S.kep., Ns, ETN. M.Kep**

Agustaria Budinugroho, S.Kep., Ns**

Abstrak

Pemberian Air susu ibu (ASI) secara eksklusif kepada anak terutama yang

masih berusia di bawah 6 bulan. Namun pada kenyataannya di masyarakat masih

banyak ibu yan sudah tidak memberikan ASI secara eksklusif lagi. Hal ini

disebabkan ibu kebutuhan ASI bagi anak masih kurang. Dengan pemberian ASI

tidak ekskusif kepada anak dapat mempengaruhi kesehatan anak. Berdasarkan hasil

studi pendahuluan bahwa ibu di wilayah kerja Puskesmas Karang Malang Sragen

sudah memberikan ASI tidak ekslusif kepada anak dibawah 6 bulan, tujuan

penelitian mengetahui perbedaan tumbuh kembang anak 1-6 bulan yang diberikan

ASI eksklusif dengan yang tidak di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Malang

Sragen. Jenis penelitian non eksperimental dengan desain penelitian deskriptif

komparatif. Teknik pengambilan data penelitian adalah cross sectional. Sampel

penelitian adalah 28 ibu dengan ASI ekslusif dan pengambilan sampel menggunakan

total sampel, sementara 49 ibu dengan ASI tidak esklusif dengan pengambilan

sampel yaitu simple random sampling untuk tiap–tiap desa. Instumen penelitian

menggunakan alat timbangan berat badan dan lembar perkembangan DDST II.

Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diketahui

sebagian besar pertumbuhan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif maupun

ASI tidak ekslusif dalam kategori normal. Sebagian besar perkembangan anak 1-6

bulan yang diberikan ASI eksklusif maupun ASI tidak ekslusif adalah normal. Tidak

terdapat perbedaan pertumbuhan anak antara yang diberikan ASI ekslusif dengan

yang diberiASI tidak ekslusif. Tidak terdapat perbedaan perkembangan anak antara

yang diberikan ASI ekslusif dengan yang diberi ASI tidak ekslusif

Kata kunci: pertumbuhan, perkembangan, ASI, anak usia 1-6 bulan

2

DIFFERENCE GROWTH AND DEVELOPMENT OF CHILDREN 1-6

MONTHS GIVEN EXCLUSIVELY BREAST MILK WITH BREAST MILK NOT

EXCLUSIVELY IN KARANG MALANG PUBLIC HEALTH SERVICE AREA

OF SRAGEN

By: Dewi Astuti

Mother’s exclusive breast milk was particularly to children under six months.

but fact in society are still many mother is not giving exclusively breast milk. this

caused mother exclusive breast milk still less. Giving not exclusive breast milk to a

child can affect health of children. Based on preliminary study that still many

mothers gave breast milk not exclusive to her child under 6 months, the research

objectives for these children grow up knowing the difference 1-6 months given

exclusive breast milk in Karang Malang Public Health Service area of Sragen. Kind

of research is non experimental design research descriptive comparative. Taking

data cross sectional approach. Samples research are 28 mothers with exclusively

breast milk and total samples while 49 mother with no exclusively breast milk simple

random sampling. instrument research used a scales weight and sheets development

DDST II. Analysis of data research test use chi square. Results of study known to

most of children with exclusive breast milk and not exclusive breast milk. most child

development 1-6 months given exclusive breast milk and breast milk are not

exclusive is normal. there was no difference in growth between given exclusive

breast milk with not exclusive. there is no difference growth and development of

children 1-6 months given exclusively breast milk with breast milk not exclusively in

Karang Malang Public Health Service Area of Sragen.

Keywords: growth, development, breast-fed, children aged 1-6 months

Pendahuluan

Bayi yang tidak diberikan ASI

Secara ekslusif mempunyai risiko

terkena penyakit seperti diare.

Terjadinya diare ini dapat dipengaruhi

oleh system perncernaan bayi yang

belum sempurna, sehingga bayi yang

menerima asupan selain ASI eksklusif

lebih rentan infeksi pada saluran

pencernaan (Widjaja, 2008).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia

2010 penyakit diare menempati urutan

kelima dari 10 penyakit utama pada

pasien rawat jalan di Rumah Sakit dan

menempati urutan pertama pada pasien

rawat inap di Rumah Sakit. Berdasarkan

data tahun 2010 terlihat bahwa frekuensi

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit

diare sebanyak 92 kasus dengan 3865

orang penderita, 113 orang meninggal,

dan Case Fatality Rate (CFR) 2,92%.

Hasil wawancara kepada 5 ibu

diperoleh informasi yaitu 3 orang ibu

dengan bayi usia 2 bulan menyatakan

masih memberikan ASI eksklusif. Ibu

tidak memberikan makanan tambahan

apapun terhadap bayinya. Informasi lain

adalah selama dua bulan ini

pertumbuhan berat badannya sesuai

dengan buku KMS dan tidak

mengalami sakit seperti diare. Mengenai

perkembangan anak, ibu masih belum

3

begitu mengerti mengenai

perkembangan bayi sesuai usia bayi.

Tujuan Penelitian. Mengetahui

perbedaan tumbuh kembang anak 1-6

bulan yang diberikan ASI eksklusif

dengan yang tidak di Wilayah Kerja

Puskesmas Karang Malang Sragen.

Landasan teori

ASI eksklusif

ASI eksklusif atau lebih tepat

pemberian ASI secara eksklusif adalah

anak yang hanya diberi ASI saja tanpa

tambahan cairan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih

dan tanpa tambahan makanan padat

seperti pisang, pepaya, bubur susu,

biscuit, bubur nasi dan tim. ASI adalah

makanan berstandar emas yang tak bisa

dibandingkan dengan susu formula atau

makanan buatan apapun. Depkes RI

(2006).

Tumbuh Kembang anak

Deteksi dini tumbuh kembang

anak adalah kegiatan atau pemeriksaan

untuk menemukan secara dini adanya

penyimpangan tumbuh kembang pada

anak dan anak pra sekolah. Dengan

ditemukan secara dini penyimpangan

atau masalah tumbuh kembang anak,

maka intervensi akan lebih mudah

dilakukan.

Pertumbuhan adalah

bertambahnya ukuran dan jumlah sel

serta jaringan interseluler berarti

bertambahnya ukuran fisik dan struktur

tubuh sebagian atau keseluruhan

sehingga dapat diukur dengan satuan

panjang dan berat (Depkes RI, 2005).

Perlunya perhatian lebih dalam

tumbuh kembang di usia balita

didasarkan fakta bahwa kurang gizi

yang terjadi pada masa emas ini

bersifat irreversible atau tidak dapat

dipulihkan. Sementara di Posyandu,

telah disediakan kartu Menuju Sehat

(KMS) yang digunakan untuk

memprediksi status gizi anak

berdasarkan kurva KMS (Marimbi,

2010).

Denver Development Screening Test

(DDST )

Denver II dapat digunakan untuk

menilai tingkat perkembangan anak

sesuai dengan umur-umurnya yaitu

anak-anak yang sehat berumur 0-6

tahun Uji Denver II dapat

menyimpulkan dengan ringkas dari

peristiwa-peristiwa penting yang dinilai

berdasarkan Denver II untuk membantu

perawat dalam menilai dan mendorong

perkembangan yang normal pada anak-

anak (Rebeschi & Brown, 2002).

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan

merupakan penelitian non eksperimental

dengan desain penelitian deskriptif

komparatif. Teknik pengambilan data

penelitian yang digunakan adalah cross

sectional (Sastroasmoro, 2008).

Sampel anak yang diberi ASI

tidak ekslusif 49 anak , teknik sampling

menggunakan simple random sampling.

Sampel anak yang diberi ASI ekslusif

sebanyak 28 anak teknik sampling

menggunakan total sampel

Kreteria sampel

Kriteria Inklusi

1. Anak usia 1-6 bulan

2. Tercatat sebagai anggota posyandu

di desa yang bersangkutan

3. Mengikuti seluruh rangkaian

penelitian

Kriteria Eksklusi

4

1. Anak yang tidak berada di rumah

sehingga dapat mengganggu proses

penelitian

2. Anak yang sedang sakit seperti

diare, ISPA, sehingga tidak dapat

dilakukan pengukuran pertumbuhan

dan perkembangan pada saat

penelitian

Instrumen Penelitian

Pertumbuhan anak

Alat untuk mengukur

pertumbuhan anak dengan

menggunakan dengan menggunakan

antropometri yaitu timbangan gantung,

yaitu mengukur z skor dari perhitungan

BB/(TB)2

.

Perkembangan anak

Pengukuran perkembangan anak

menggunakan metoda Denver

Developmental Screening Test (DDST).

Teknik analisa bivariat. Uji hipotesis

bivariat dilakuan dengan uji Chi Square.

Penggunaan analisis data Chi Square.

(Dahlan, 2009).

HASIL PENELITIAN

Usia anak

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan usia (bulan)

Usia anak Anak dengan

ASI eksklusif

% Anak dengan

ASI tidak ekslusif

%

1 bulan 1 3.6 - -

2 bulan 8 28.6 16 32.7

3 bulan 9 32.1 8 16.3

4 bulan 7 25.0 14 28.6

5 bulan 3 10.7 11 22.4

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 1 diketahui rata-rata usia anak yang diberi ASI ekslusif

adalah 3,1 bulan sedangkan anak yang diberi ASI tidak ekslusif adalah 2,02 bulan

Jenis kelamin

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan

ASI tidak ekslusif

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 18 64.3 34 69.4

Perempuan 10 35.7 15 30.6

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 2 diketahui responden dengan ASI eksklusif banyak

berjenis kelamin laki-laki sebesar 64,3%, sedangkan responden dengan ASI

tidak eksklusif banyak berjenis kelamin perempuan sebesar 30,6%.

5

Panjang badan anak usia 1-6 bulan

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan panjang badan

Usia Rata-rata panjang badan (cm)

Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan

ASI tidak ekslusif

1 bulan 52.00 -

2 bulan 55,7 55,2

3 bulan 59 59,12

4 bulan 64,85 63,42

5 bulan 65.4 66,7

Berdasarkan tabel 3. memperlihatkan data bahwa rata-rata panjang badan anak

yang diberi ASI eksklusif pada bulan 1 adalah 52 cm dan usia 5 bulan adalah

65,4cm. Responden dengan ASI tidak ekslusif usia 2 bulan adalah 55,2 cm dan pada

usia 5 bulan adalah 66,7 cm

Berat badan anak usia 1-6 bulan

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan berat badan

Usia Rata-rata berat badan badan (kg)

Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan

ASI tidak ekslusif

1 bulan 4.6 -

2 bulan 4.43 4.45

3 bulan 5.55 5.55

4 bulan 6.1 6.46

5 bulan 6.9 7.03

Berdasarkan tabel 4. memperlihatkan data bahwa rata-rata berat badan anak

yang diberi ASI eksklusif adalah usia 1 bulana adalah 4,6 kg dan usia 5 bulan adalah

6,9 kg. pada anak dengan ASI tidak ekslusif diketahui usia 2 bulan adalah 4,45 kg

dan 5 bulan adalah 7,03 kg

6

Kategori penilaian pertumbuhan

Tabel 5. Distribusi responden kategori pertumbuhan

Pertumbuhan Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan

ASI tidak ekslusif

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Normal 28 100 48 98.0

Kurus 0 0 1 2.0

Gemuk 0 0 0 0

Total 28 100 49 100.0

Berdasarkan tabel 5 memperlihatkan bahwa responden dengan ASI ekslusif

semuanya normal. sedangkan pada responden dengan ASI tidak eksklusif juga

banyak dalam kategori normal sebesar 98%.

Perkembangan anak usia 1-6 bulan

a. Perkembangan sosial

Tabel 6. Distribusi frekuensi responden penilaian perkembangan

Perkembangan

sosial

Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan

ASI tidak ekslusif

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Normal 25 89.3 49 100.0

Suspect 3 10.7 0 0

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 6 memperlihatkan responden dengan ASI ekslusif banyak

yang mempunyai perkembangan sosial secara normal yaitu 89,3%. responden

dengan ASI tidak eksklusif perkembangan sosial semuanya normal (100%).

b. Perkembangan motorik halus

Tabel 7. Distribusi frekuensi responden penilaian perkembangan motorik halus

Perkembangan

motorik halus

Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan

ASI tidak ekslusif

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Normal 28 100.0 47 95.9

Suspect 0 0 2 4.1

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 7. memperlihatkan perkembangan motorik halus responden

dengan ASI ekslusif semuanya normal (100%). Responden dengan ASI tidak

eksklusif sebagiaan besar normal normal (100%).

7

c. Perkembangan bahasa

Tabel 8. Distribusi frekuensi responden penilaian perkembangan bahasa

Perkembangan

bahasa

Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan

ASI tidak ekslusif

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Normal 28 100.0 46 93.9

Suspect 0 0 3 6.1

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 8 memperlihatkan responden dengan ASI ekslusif semuanya

mempunyai perkembangan secara normal (100%). responden dengan ASI tidak

eksklusif sebagian besar perkembangan bahasa normal sebesar 93,9%.

d. Perkembangan motorik kasar

Tabel 9. Distribusi frekuensi responden penilaian perkembangan motorik kasar

Perkembangan

motorik kasar

Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan

ASI tidak ekslusif

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Normal 26 92.9 49 100.0

Suspect 2 7.1 0 0

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 9 memperlihatkan responden dengan ASI ekslusif sebagian

besar perkembangan motorik halus secara normal (92,9%) sedangkan yang tidak

ekslusif semuanya normal (100%)

Analisis Bivariat

Perbedaan pertumbuhan antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI

tidak eksklusif

Tabel 9 Hasil uji perbedaan pertumbuhan antara responden dengan ASI eksklusif

dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok

anak

Pertumbuhan Jumlah p Ho

Kurus Normal Gemuk

N % N % N % N % 0.477 Diterima

ASI

eksklusif

0 0 28 100 0 0 28 100

ASI tidak

eksklusif

1 2 48 98 0 0 49 100

Jumlah 1 1.3 76 98.7 0 0 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI

dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh nilai p= 0.477 Berdasarkan hasil

8

pengujian ini makan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pertumbuhan

anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja

Puskesmas Karang Malang Sragen.

Perbedaan perkembangan antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI

tidak eksklusif

Perkembangan sosial

Tabel 10 Hasil uji perbedaan perkembangan social antara responden dengan ASI

eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok Perkembangan sosial Total p Ho

Normal Suspect

N % N % N % 0,250 diterima

ASI

eksklusif

26 32,9 2 2.6 28 35.5

Responden

ASI tidak

eksklusif

48 63.2 1 1.3 49 64.5

Total 74 96.1 3 3.9 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI

dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh nilai p= 0,250. Berdasarkan hasil

pengujian ini makan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perkembangan

social anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah

kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.

Perkembangan motorik halus

Tabel 11 Hasil uji perbedaan perkembangan motorik halus antara responden dengan

ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok Perkembangan motorik

halus

Total p Ho

Normal Suspect

N % N % N % 0.287 diterima

ASI

eksklusif

28 35.5 0 0 28 35.5

Responden

ASI tidak

eksklusif

47 61.8 2 2.6 49 64.5

Total 75 97.4 2 2.6 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI

dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh hasil p= 0,287 dan disimpulkan bahwa

9

tidak ada perbedaan perkembangan motorik halus anak 1-6 bulan yang diberikan

ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.

Perkembangan bahasa

Tabel 12 Hasil uji perbedaan perkembangan bahasa antara responden dengan ASI

eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok Perkembangan bahasa Total p Ho

Normal Suspect

N % N % N % 0.190 diterima

ASI

eksklusif

28 35.5 0 0 28 35.5

Responden

ASI tidak

eksklusif

46 60.5 3 3.9 49 64.6

Total 75 97.4 2 2.6 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI

dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh hasil p = 0.190, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perkembangan bahasa anak 1-6 bulan yang

diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas Karang

Malang Sragen.

Perkembangan motorik kasar

Tabel 13. Hasil uji perbedaan perkembangan motorik kasar antara responden dengan

ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok Perkembangan motorik kasar Total p Ho

Normal Suspect

N % N % N % 0,665 diterima

ASI

eksklusif

27 34.2 1 1.3 28 35.5

Responden

ASI tidak

eksklusif

48 62.2 1 1.3 49 76

Total 75 97.4 2 2.6 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI

dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh hasil p = 0.665, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perkembangan motorik kasar anak 1-6

bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas

Karang Malang Sragen.

10

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa usia responden yang

diberi ASI eksklusif banyak berusia 3

bulan, sedangkan responden yang tidak

diberi ASI tidak eksklusif banyak yang

berusia 2 bulan. Hasil ini menunjukkan

bahwa responden tetap mendapat ASI

baik yang mendapat secara ekslusif

maupun menerima ASI dan tambahan

makanan tambahan. Banyaknya anak

usia 3 bulan yang diberi ASI

Alasan ibu untuk tetap berusaha

memberi ASI ekslusif karena

pengalaman anak pertama. Artinya pada

anak pertama ibu memberikan ASI

ekslusif hingga anak usia 5 bulan, oleh

karena itu ibu berusaha agar anak kedua

tersebut juga mendapat ASI ekslusif

yang diusahakan hingga usia 5 bulan

atau hingga 6 bulan tergantung dari

kemampuan produksi ASI yang ada.

Jika produksi ASI ibu menurun dan

dianggap tidak mencukupi baru ibu akan

memberikan ASI tidak esklusif .

Kondisi ini didasari oleh ibu

yang harus bekerja kembali setelah cuti

melahirkan. Ibu menyatakan harus

memberi makanan tambahan selain ASI

pada saat ibu bekerja di pabrik.

Meskipun ibu juga melakukan ASI

perah, namun Karena tidak semua ibu

mempunyai almari es untuk menyimpan

ASI dalam botol, maka ibu memberi

susu formula ataupun makanan

tambahan seperti bubur. Siregar (2005)

bahwa produksi ASI dapat dipengaruhi

oleh factor ibu seperti ketentraman jiwa,

pikiran ataupun kondisi yang kurang

istirahat. Perawatan payudara secara

rutin seperti pengurutan dapat

membantu lancarnya produksi ASI.

Pertumbuhan anak yang diberi ASI

eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui responden dengan ASI

ekslusif semuanya normal. Pertumbuhan

normal ini karena ibu dalam menyusui

dilakukan dengan baik seperti frekuensi

pemberian ASI yang sering. Lama

waktu dalam setiap menyusui cukup

lama sekitar 5 menit dan ibu juga

mengkonsumsi makanan yang bergizi

agar kebutuhan gizi anak tercukupi. Ibu

mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung vitamin seperti sayur-

sayuran, mengkonsumsi telur yang

banyak protein, dan mengkonsumsi susu

serta buah. Meskipun terdapat ibu yang

tidak mengkonsumsi susu, namun ibu

berupaya memenuhi kebutuhan gizi

yang baik sesuai dengan saran tenaga

kesehatan. Dengan tercukupinya

kebutuhan gizi ibu maka produksi ASI

juga baik sehingga dapat mencukupi

kebutuhan ASI eksklusif bagi anaknya.

Pertumbuhan anak yang diberi ASI

tidak eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa sebagian besar

pertumbuhan dalam kategori normal

(98%). Pemberian makanan tambahan

ini berdasarkan hasil penelitian

diketahui ibu memberikan makanan

tambahan apabila ASI yang diberikan

kepada responden jika ASI tidak

mencukupi seperti keluar sedikit

ataupun payudara yang lecet sehingga

ibu memberikan susu fomurla atau

makan tambahan sebagai penambah

asupan ASI ekslusif. (Ong, dan Choo.

2005).

Sebanyak 2% responden yang

menerima ASI tidak esklusif yang

masuk kategori kurus. Hal ini

11

berdasarkan penelitian di lapangan

bahwa anak dalam 2 minggu sebelum

peneliti melakukan penelitian anak

tersebut mengalami sakit demam

disertai batuk pilek. Batuk yang tidak

kunjung berhenti sering mengakibatkan

anak mengalami muntah tertama setelah

ibu menyusui anak tersebut. Anak

menjadi menurun nafsu makan dan

turun berat badannya, meskipun ibu

tetap memberikan ASI berusaha tetap

menyuapi makanan tambahan dan

program pengobatan tetap berjalan.

Perkembangan anak

Perkembangan sosial

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui 26 anak dengan ASI ekslusif

mempunyai perkembangan social yang

normal, demikian juga pada anak

dengan ASI tidak ekslusif 48 anak

dengan perkembangan normal. Baik

anak dengan ASI ekslusif dan ASI tidak

ekslusif menunjukkan anak yang

menerima ASI tidak ekslusif akan

mengalami perkembangan yang suspect.

Ini juga mencerminkan bahwa anak

yang tidak mendapat ASI ekslusif tetap

dapat secara normal dalam

perkembangan social. Kebutuhan nutrisi

anak dengan ASI tidak ekslusif dapat

dicukupi dengan mengkonsumsi

makanan lain seperti telur, tempe

ataupun daging sehingga setidaknya

nutrisi tidak diperoleh dari ASI esklusif

dapat diganti dari makanan tersebut.

Perkembangan motorik halus

Berdasarkan hasil penilaian

perkembangan motorik halus diketahui

semua anak dengan ASI ekslusif dalam

kategori normal, sedangkan anak

dengan ASI tidak esklusif terdapat 2

anak dalam kategori suspect. Adanya

anak dengan ASI tidak esklusif yang

sucpect dapat dipengaruhi bagaimana

ibu dalam menstimulasi anak dalam

perkembangan motorik halus. Ibu

kurang memperhatikan bahkan tidak

mengetahui bagaimana perkembangan

motorik halus dari hari ke hari.

Bagi anak dengan ASI esklusif,

perkembangan motorik halus semuanya

dalam kategori normal. Stimulasi yang

diberikan seperti mengarahkan mata dan

kepala kepada sumber bunyi, anak dapat

melakukan balasan senyum. Contoh ini

mencerminkan bahwa dengan

pemberian ASI ekslusif anak dapat

berkembang secara normal.

Perkembangan anak yang normal dapat

dipengaruhi oleh factor pengetahuan

orang tua baik ibu maupun ayah

responden. Pengetahuan tentang

bagaimana memberikan stimulasi

kepada anaknya yang masih berusia

dibawah 6 bulan seperti membaca buku

perkembangan anak yang dibeli di took

buku, ataupun berkonsultasi kepada

dokter anak menjadikan modal

pengetahuan bagi orang tua bagaimana

memberikan stimulasi anak agar dapat

berkembang sesuai dengan usianya.

Perkembangan motorik kasar

Dalam perkembangan motorik

kasar terdapat 1 responden masuk

kategori suspect untuk anak dengan ASI

eksklusif dan 1 respondendalam suspect

dari anak dengan ASI tidak ekslusif.

Kondisi ini dapat terjadi karena

kurangnya pemahaman pentingnya

menstimulasi gerakan baik motorik

kassar, motirik halus bahasa dan social

sejak anak usia bayi

Kurangnya pemberian stimulasi

pada anak dapat disebabkan karena

dalam pemberian stimulasi juga

memerluka alat-alat tambahan untuk

mempercepat proses stimulasi, namun

tidak semua ibu mempunyai alat

tersebut. Sebagai contoh sederhana, ibu

12

dapat melatih memegang mainan

dengan bel dari plastik. Tidak semua ibu

mempunyai alat sederhana, dimana

permainan tersebut setidaknya harus

dibeli oleh ibu ke took permainan

dengan sejumlah biaya. Ketiadaan alat

stimulasi ini sejalan dengan pernyataan

Soetjiningsih (2005) bahwa perlu

dibutuhkan alat bantu dalam

memberikan stimulasi motorik dan anak

distimulasi secara berkelanjutan.

Perkembangan bahasa

Berdasarkan hasil penelitian

dalam perkembagan bahasa, terdapat 3

anak dengan ASI tidak ekskusif dengan

kategori suspect, sementara semua anak

dengan ASI ekslusif dalam kategori

normal. Adanya 3 anak suspect dalam

perkembangan bahasa mencerminkan

bahwa ibu masih kurang dalam melatih

anak dalam berkomunikasi.

Pengaruh Pemberian ASI terhadap

Pertumbuhan

Hasil penelitian pertumbuhan

antara anak yang diber ASI eksklusif

dengan yang tidak diberi ASI tidak

ekslusif diketahui bahwa tidak terdapat

perbedaan. Tidak adanya perbedaan

pertumbuhan pada responden

mempunyai arti bahwa pertumbuhan

responden yang tidak diberi ASI

ekslusif tidak mengalami gangguan

seperti responden yang mendapat ASI

esklusif. Data panjang badan responden

pada yang menerima ASI ekslusif

diketahui rata-rata panjang badang

adalah 60,25 cm sedangkan pada

responden yang mendapat ASI tidak

esklusif adalah 60,83 cm. perbedaan

sebesar 0,62 cm ini dapat dipengaruhi

oleh factor orang tua seperti factor

genetik. Hogan dan White (2005)

menyatakan bahwa factor genetic yaitu

factor ayah dan ibu dapat

mempengaruhi pertunbuhan pada anak,

yaitu panjang badan maupun berat

badan. Riwayat penyakit keluarga dapat

diwariskan oleh gen yang terkait dengan

gangguan tertentu, kromosom

membawa gen yang menentukan

karakteristik fisik, potensi intelektual,

dan kepribadian. Dengan demikian nilai

rata-rata pada responden yang mendapat

ASI ekslusif maupun ASI tidak ekslusif

mempunyai nilai rata-rata yang hampir

sama.

Pengaruh pemberian ASI terhadap

perkembangan

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa tidak ada perbedaan

antara responden yang menerima ASI

ekslusif dengan yang tidak ASI ekslusif.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kamsiah

(2008) yang meneliti mengenai

pemberian ASI eksklusif dengan

perkembangan bayi. Hasil penelitiannya

menyimpulkan ada hubungan antara

pemberian ASI eksklusif dengan

perkembangan bayi.

Berdasarkan hasil penelitian

bahwa responden baik yang menerima

ASI eksklusif maupun tidak eksklusif

mempunyai reakasi yang sama. hal ini

dapat diketahui pada saat responden

akan dinilai perkembangannya yang

dimulai dengan penilaian perkembangan

bahasa. Responden yang belum

mengenal peneliti lebih banyak yang

diam ataupun menangis. Namun

beberapa saat setelah mengenal

responden secara maka terdapat

perubahan mimik wajah seperti

tersenyum.

Berdasarkan hasil penilaian

terhadap perkembangan responden

baik yang diberi ASI eksklusif maupun

tidak ekslusif menunjukkan bahwa

13

perkembangan responden juga

dipengaruhi oleh faktor lingkungan,

artinya lingkungan seperti pemberian

warna, pemberian maian ataupun

lingkungan keluarga yang memberikan

stimulasi kepada responden dapat

menjadikan perkembangan responden

sesuai dengan usianya. Andriana (2011)

menyatakan faktor lingkungan

merupakan faktor yang memegang

peranan penting dalam menentukan

tercapai dan tidaknya potensi yang

sudah dimiliki.

Simpulan

1. Pertumbuhan anak 1-6 bulan yang

diberikan ASI eksklusif dalam

semuanya dalam kategori normal.

2. Perkembangan anak 1-6 bulan yang

diberikan ASI eksklusif sebagian

besar adalah normal.

3. Sebagian besar pertumbuhan anak

1-6 bulan yang diberikan ASI tidak

eksklusif dalam kategori normal.

4. Anak 1-6 bulan yang diberikan ASI

eksklusif semuanya normal.

5. Tidak terdapat perbedaan

pertumbuhan dan perkembangan

anak antara yang diberikan ASI

ekslusif dengan yang diberiASI

tidak ekslusif

Saran

1. Orang tua

Diharapkan ibu tetap berusaha

memberikan ASI kepada anak

hingga usia sekurang-kurangnya 6

bulan, meskipun dari hasil penelitian

tidak terjadi perbedaan pertumbuhan

dan perkembangan anak. Namun

setidaknya ASI dapat mencegah

anak berisiko terserang penyakit

seperti diare, atau sembelit akibat

makan yang diberikan.

2. Kader posyandu

Diharapkan kader posyandu

berusaha meningkatkan penyuluhan

pentingnya pemberian ASI secara

eksklusif kapada ibu yang

mempunyai anak usia dibawah 6

bulan agar ibu juga terhindar dari

risiko terkena kanker payudara

akibat tidak memberikan ASI.

3. Instansi kesehatan

Diharapkan instansi kesehatan

diharappkan adanya evaluasi

program penyuluhan kepada

masyarakat mengenai pentingnya

inisiasi kepada anak usia kurang dari

6 bulan agar tingkat keberhasilan

inisasi dini pada ibu menyusui

semakin meningkat.

4. Institusi pendidikan

Diharapkan adanya peran serta nyata

dari pihak Fakultas kesehatan untuk

terjun langsung kepada masyarakat

dengan bekerja sama dengan pihak

puskesmas untuk lebih sering

memberikan penyuluhan tentang

pentingnya pemberian ASI

esksklusif

5. Peneliti lain

Peneliti lain diharapkan dapat

mengembangkan penelitian dengan

melihat factor yang menyebabkan

pertumbuhan anak dengan ASI tidak

eksklusif dengan pertumbuhan

normal di wilayah kerja Puskesmas

Karangmalang Sragen.

DAFTAR PUSTAKA

Andriana E., (2004). Pemberian makan

untuk bayi – dasar - dasar

fisiologis, Jakarta: Perinasia

Dahlan, M.S. 2009. Statistik untuk

Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 1.

Jakarta: Salemba Medika

14

Depkes RI, 2010, Kebijakan

Peningkatan Pemberian ASI

Bagi Pekerja Wanita Indonesia

Depkes RI. (2005) Pelatihan APN

Bahan Tambahan IMD. Jakarta :

JNPKKR-HPIEGO.

Depkes RI. (2006). Direktorat Jendral

Bina Kesehatan Masyarakat.

Gizi dalam Angka sampai tahun

2005.

Duncan, G.J. & Katherine A.

Magnuson. 2002. Encyclopedia

on Early Childhood

Development : Low Income

(Poverty) during Prenatal and

Postnatal Periods and Its Impact

on Psychosocial Child

Development. Pediatrics Journal

USA :Northwestrn University

Kamsiah. 2008. Hubungan asi eksklusif

dengan erkembanganbayi di

wilayah kerja puskesmas jalan

gedangkecamatan gading

cempaka kota bengkulu. Tesis.

Program Pascasarjana Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta

Ong G, Yap M, Li FL, and Choo TB.

(2005). Impact of Working

Status on Breastfeeding in

Singapore: Evidence from the

National Breastfeeding Survey.

Journal Public Health

Rebeschi, M.L., & Brown, M.H. (2002).

The pediatric nurse’s survival guide

second edition. USA: Thomson

Delmar Learning.

Sastroasmoro, S., & Sofyan, I. (2008).

Dasar-dasar metodologi penelitian

klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Siregar A(2005) Pemberian ASI

Ekslusif Dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya. Buku Ajar

Keperawatan. Bagian Gizi

Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat. Universitas

Sumatera Utara

Soetjiningsih. (2005). Tumbuh kembang

anak. Jakarta: EGC.

Wijayanti R. (2011) Perbedaan Berat

Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang Diberikan ASI eksklusif dan Non ASI eksklusif di Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Gempar: Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol.2 No.1 Juni 2011.

Dewi Astuti*: mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Winarsih Nur Ambarwati, S.kep., Ns,

ETN. M.Kep**: Dosen

FIK UMS

Agustaria Budinugroho, S.Kep., Ns**

Dosen FIK UMS