perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif · dan karunia-nya, sehingga penulis dapat...
TRANSCRIPT
Perbedaan Persepsi Mengenai Fasilitas dan Tarif Studi Kasus pada Konsumen Hotel Borobudur Jl. Magelang km 6,3 Jombor,
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Christopher Widyalistyanto NIM : 052214107
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2010
i
Perbedaan Persepsi Mengenai Fasilitas dan Tarif Studi Kasus pada Konsumen Hotel Borobudur Jl. Magelang km 6,3 Jombor,
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Christopher Widyalistyanto NIM : 052214107
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2010
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kita tidak tahu siapa diri kita sampai kita melihat apa yang bisa kita lakukan
-Martha Grimes
Jangan pernah menyepelekan kekuatan impian dan pengaruh dari semangat
manusia. Kita semua sama dalam hal ini: Potensi keagungan berada di dalam
diri kita masing-masing - Wilma Rudolph
Karya-karya besar bukan dilakukan oleh kekuatan, tetapi keteguhan. Tidak
ada yang lebih tinggi dari kenikmatan melampaui kesulitan, dari satu sukses ke
sukses lainnya, membangun keinginan-keinginan baru dan melihatnya terwujud
- Dr. Samuel Johnson
Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani
- Ki Hajar Dewantara
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku,
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis tidak memuat atau
bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juni 2010
Penulis
Christopher Widyalistyanto
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Christopher Widyalistyanto
Nomor Mahasiswa : 052214107
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan pada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI FASILITAS DAN TARIF Studi Kasus Pada Hotel Borobudur Jl. Magelang km 6,3 Jombor,
D.I.Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis yanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan loyalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya tulis dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Juli 2010
Christopher Widyalistyanto
vii
ABSTRAK
Perbedaan Persepsi Fasilitas dan Tarif
Studi Kasus pada Konsumen Hotel Borobudur Jalan Magelang km. 6,3 Jombor
Sleman – Yogyakarta
Christopher Widyalistyanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan tingkat
hunian Hotel Borobudur dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif terhadap tingkat hunian hotel ditinjau dari kamar yang disediakan. Tingkat hunian hotel yang dimaksud adalah tingkat hunian Hotel Borobudur Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 70 orang responden dan populasinya adalah pengunjung serta manajer Hotel Borobudur Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan tinjauan pustaka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2010. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians satu jalan kruskal wallis.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa : (1) Tingkat hunian Hotel Borobudur selalu naik setiap tahunnya, (2) Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas jika ditinjau dari kamar yang disediakan, (3) Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai tarif jika ditinjau dari kamar yang disediakan.
viii
ABSTRACT
Differences of Perception About Facilities and Room Rate A Case Study in Borobudur Hotel Consumer
Sleman,Yogyakarta
Christopher Widyalistyanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
This study aims to determine find out the development of Borobudur Hotel
occupancy rates and to determine whether there are differences of perception about the facilities and tariff of the hotel occupancy rate in terms of available rooms. Hotel occupancy rate in question is the level of occupancy of Borobudur Hotel Yogyakarta.
Kind of research is a case study with a total sample of respondents as many as
70 people were visitors to the population as well as manager of the Hotel Borobudur in Yogyakarta. Data collection techniques used were questionnaires, interviews, observation, and review of the literature. This research was conducted in January-February 2010. The data analysis technique used was One Way Analysis of Variance of Kruskal Wallis.
Results of analysis of data shows that: (1) Borobudur Hotel occupancy rate
always increased every year, (2) There were no differences in perceptions about the facilities viewed from the room provided, (3) There were no differences in perceptions about the room rate viewed from the room provided.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Persepsi Fasilitas dan Tarif Terhadap Tingkat Hunian
Hotel. (Studi Kasus Pada Konsumen Hotel Borobudur, Jalan Magelang km 6,3
Jombor, Yogyakarta)”.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini baik
dalam penelitian maupun dalam penulisan laporan ini, terutama kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria untuk cinta, keselamatan dan berkah
yang diberikan dalam kehidupan ini.
2. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak V. Mardi Widyadmono SE, MBA, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. T.Handono Eko Prabowo, MBA., Ph.D, selaku Dosen
pembimbing I yang telah memberikan masukan, bimbingan, nasihat,
serta saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, MM., selaku Dosen pembimbing
II yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Triwanggono yang telah memberi masukan, saran, nasihat, dan
waktunya untuk konsultasi.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu penulisan skripsi ini.
8. Mbak Wiji, dan seluruh karyawan serta konsumen Hotel Borobudur
yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian..
x
9. Ke-dua orang tuaku, papa n mama yang selalu memberikan doa,
pengorbanan, perhatian, dorongan semangat dan terlebih lagi dana-
dananya , u’r the best lah
10. Alm Mbah kakung n mbah putri matur nuwun wejangan-wejangannya..
mataku lebih terbuka karena kalian…
11. Semua saudara-saudaraku, Mbak Maya, Mbak Pi2n, Mas Ko2, n Ut2
yang telah memberikan doa, semangat dan dorongan bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman noto,com@prayan_wetan (Gembuk, Aweng kajen,
“Gombal” Putra , Noto, Joe, Yefta frater, Ipung Bagong, Windy, and
Menjenk), Sumowo + Sumade, Anton, Aji Doyok, Ipank, Wi2d, Eko,
Baskoro, Titus, Mat, Pu2t, Mas Moko, teman-teman futsal dan semua
teman-teman manajemen dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu. Terima kasih atas kebersamaan, bantuan dan dukungan
kalian saudara-saudara ku…
13. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dan arahan selama penelitian dan mengerjakan
skripsi ini.
Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari
segi materi maupun susunan kalimat, namun penulis berharap agar laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, April 2010
Penulis
Christopher Widyalistyanto
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Batasan Masalah ....................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ........................................ 9
A. Pemasaran ................................................................................ 9
B. Manajemen Pemasaran............................................................. 14
C. Konsep Pemasaran ................................................................... 14
D. Persepsi .................................................................................... 15
E. Jasa ........................................................................................... 17
xii
F. Harga ........................................................................................ 18
G. Fasilitas .................................................................................... 19
H. Pengertian Pariwisata ............................................................... 21
I. Pengertian Wisatawan .............................................................. 25
J. Hotel ......................................................................................... 27
K. Penelitian Sebelumnya ............................................................. 40
L. Kerangka Teoritis ..................................................................... 50
M. Hipotesis ................................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 52
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 52
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 52
D. Variabel Penelitian ................................................................... 53
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............... 53
F. Sumber Data ............................................................................. 55
G. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 56
H. Teknik Pengukkuran Data ........................................................ 57
I. Teknik Pengujian Instrumen .................................................... 58
J. Teknik Analisis Data ................................................................ 60
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 62
A. Sejarah Singkat Hotel Borobudur ............................................ 62
B. Struktur Organisasi Hotel Borobudur ...................................... 62
C. Personalia Perusahaan .............................................................. 65
D. Produk dan Fasilitas ................................................................. 65
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 74
A. Identitas Responden ................................................................. 74
B. Analisis Validitas dan Reliabilitas ........................................... 81
C. Analisis Tingkat Hunian Hotel................................................. 84
D. Analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis ............................. 91
xiii
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN .................. 95
A. Kesimpulan .............................................................................. 95
B. Saran ......................................................................................... 96
C. Keterbatasan ............................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Kerangka Teoritis ....................................................................... 51
Gambar IV.1. Bagan Struktur Organisasi Hotel Borobudur ............................ 64
xv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1. : Ringkasan Penelitian Sebelumnya ......................................... 51
Tabel V.1. : Kelompok Data Jenis Kelamin Responden ............................ 75
Tabel V.2. : Kelompok Data Usia Responden ........................................... 76
Tabel V.3. : Kelompok Data Pekerjaan Responden ................................... 77
Tabel V.4. : Kelompok Data Pengeluaran Rata-rata per Bulan ................. 78
Tabel V.5. : Kelompok Data Frekuensi Lamanya Menginap ..................... 79
Tabel V.6. : Kelompok Data Kamar yang digunakan ................................ 80
Tabel V.7. : Kelompok Data Tujuan Responden ....................................... 81
Tabel V.8. : Uji Validitas Variabel Fasilitas .............................................. 82
Tabel V.9. : Uji Validitas Variabel Tarif .................................................... 83
Tabel V.10. : Uji Reliabilitas Variabel Fasilitas dan Tarif ........................... 84
Tabel V.11. : Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2006 ...................... 84
Tabel V.12. : Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2007 ...................... 86
Tabel V.13. : Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2008 ...................... 88
Tabel V.14. : Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2009 ...................... 89
Tabel V.15. : Ranking Fasilitas Berdasarkan Jenis Kamar .......................... 92
Tabel V.16. : Uji Kruskal Wallis Variabel Fasilitas ..................................... 92
Tabel V.17. : Ranking Tarif Berdasarkan Jenis Kamar ............................... 93
Tabel V.18. : Uji Kruskal Wallis Variabel Tarif ......................................... 94
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 : Kuesioner
Lampiran 3 : Skor Data Keseluruhan
Lampiran 4 : Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 : Analisis Data dari Variabel Fasilitas dan Tarif (Analisis Varians
Satu Jalan Kruskal Wallis)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)
antara tahun 1997 - 2008 mengalami fluktuasi, sejalan dengan situasi
sosial politik yang terjadi di Indonesia. Ketidakstabilan kondisi pariwisata
terjadi ketika Indonesia dilanda isu negatif mengenai keamanan, bencana
alam, dan wabah penyakit. Kerusuhan Mei (1998), bom di Bali (2002) -
disusul teror bom yang berkelanjutan hingga sekarang, wabah SARS
(2003), tsunami di Aceh (2004), flu burung (2005), gempa di Yogya dan
Pangandaran (2006), semuanya memperlambat pertumbuhan kunjungan
wisman ke Indonesia (Hamengku Buwono X, 2009). Pemerintah pun
berusaha memperbaiki citra kepariwisataan Indonesia di mata dunia
internasional, salah satunya dengan program visit Indonesia 2008-nya.
Program visit Indonesia mampu menarik perhatian wisatawan, hal itu
dapat dilihat dari pertumbuhan wisatawan nusantara (wisnus) tahun 2008
mengalami lonjakan yang sangat drastis. Jika pada tahun 2007 pergerakan
wisatawan nusantara hanya mencapai 211 juta perjalanan, maka selama
tahun 2008 meningkat menjadi 223 juta perjalanan, dan jumlah
kedatangan wisman meningkat tajam dari 5,5 juta orang pada tahun 2007,
menjadi 6.433.507 juta orang selama tahun 2008 (Wisatanews, 2009).
2
Harapan dari program visit Indonesia adalah bisa menjadi stimulan
bagi pertumbuhan sektor jasa dan industri pariwisata. Melalui
pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan nasional, diharapkan
lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan
negara serta penerimaan devisa dapat ditingkatkan (Arison, 2008). Hal ini
ditekankan dalam TAP MPR No. II/MPR 1993, tentang Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) bahwa: “Pembangunan kepariwisataan terus
ditingkatkan dan dikembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa,
memperluas dan meratakan kesempatan usaha dan lapangan kerja,
mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat, memperkaya pembangunan nasional dengan tetap
terpelihara nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa,
memupuk rasa cinta tanah air serta memperhatikan kelestarian fungsi dan
mutu lingkungan untuk mendorong pembangunan, pengenalan dan
pemasaran produk nasional”.
Selaras dengan tujuan tersebut dibutuhkan beberapa sarana yang
memadai sebagai penunjang, seperti kemudahan-kemudahan sarana
transportasi, komunikasi, akomodasi, serta pelayanan makanan dan
minuman. Suksesnya industri pariwisata banyak didukung oleh faktor-
faktor atau sarana pendukung lainnya, salah satunya adalah usaha
perhotelan yang memegang peranan penting dalam penyediaan kamar atau
fasilitas akomodasi. Banyaknya wisatawan yang datang ke Indonesia
menimbulkan kesempatan bagi banyak orang yang tertarik membangun
3
bisnis dalam bidang perhotelan.
Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM
10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977: ”Hotel adalah suatu
bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap
orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan
minum”. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat hunian kamar
hotel, antara lain adalah lokasi, fasilitas, harga kamar, pelayanan dari
karyawan hotel, pemasaran, dan pesaing dari hotel-hotel di sekitar hotel
tersebut (Pratiwi, et al: 2005).
Indonesia terdapat banyak daerah yang menjadi tujuan wisata, baik
oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Salah satu
tujuan wisata di Indonesia adalah Yogyakarta. Yogyakarta yang dikenal
sebagai kota budaya dan kota pelajar, merupakan kota wisata yang
mempunyai nilai budaya dan seni yang sangat dikagumi para wisatawan
mancanegara maupun wisatawan lokal. Wisatawan dapat menikmati
wisata budaya, wisata pertanian, wisata agro, wisata fauna, wisata
kerajinan, wisata lereng gunung Merapi, serta objek wisata terdekat
lainnya seperti Kaliurang, Monumen Yogya kembali, Malioboro, Kraton
Kesultanan, dan candi – candi seperti Borobudur dan Prambanan (Business
News, 2004). Di Yogyakarta terdapat berbagai macam penginapan, mulai
dari hotel kelas melati sampai hotel berbintang lima, baik jenis City Hotel
(hotel yang lokasinya berada di tengah kota), Resort Hotel (hotel yang
lokasinya berada di dekat tempat wisata), Mountain Hotel (hotel yang
4
berlokasi di daerah pegunungan), Beach Hotel (hotel yang berlokasi di
dekat pantai), Highway Hotel (hotel yang berlokasi di tepi jalan bebas
hambatan dan biasanya di perbatasan antara dua kota), dan Airport Hotel
(hotel yang berlokasi dekat dengan lapangan terbang) (Nusantaraningsih,
2009). Dengan banyaknya pilihan hotel yang ada di Yogyakarta,
wisatawan dapat menentukan pilihan sesuai keinginan dan kebutuhan
mereka.
Pengguna layanan hotel merupakan penentu maju mundurnya
suatu unit organisasi bisnis perhotelan. Berbagai tawaran menarik
diberikan hotel – hotel di Yogyakarta berusaha menarik perhatian para
tamu, seperti pemberian harga khusus pada hari besar dan liburan. Dilihat
dari fungsi utamanya, produk utama yang dijual oleh usaha perhotelan
adalah sewa kamar atau jasa penginapan. Sejalan dengan perkembangan
tersebut maka jika sebelumnya produk atau jasa utama sebuah hotel yang
menjadi kebutuhan utama wisatawan adalah kamar atau penginapan,
sekarang sudah mengalami perkembangan. Konsumen mengharapkan
sesuatu yang bukan hanya sekedar kamar menginap, namun mereka lebih
mengharapkan hal lain seperti pelayanan, kondisi lingkungan yang
menyenangkan, sopan santun dan rasa hormat dari seluruh karyawannya
(Dewi, 2005). Hotel sebagai industri yang bergerak di bidang jasa tentu
akan berhadapan langsung dengan konsumen yang beraneka ragam adat-
istiadat, bahasa serta sifatnya yang semuanya perlu dilayani dengan baik .
5
Untuk mencapai tingkat hunian kamar yang tinggi, sebuah hotel
dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi tamu mengingat
tingginya persaingan antar hotel. Karyawan-karyawan yang ramah,
kedisiplinan kerja yang tinggi dan selalu berusaha memuaskan para tamu
serta fasilitas yang memadai diharapkan dapat menarik tamu lebih banyak
untuk menginap di hotel tersebut ( Pratiwi, et al: 2005).
Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul ”PERBEDAAN PERSEPSI
MENGENAI FASILITAS DAN TARIF”. Studi kasus pada konsumen
Hotel Borobudur, Jalan Magelang km 6,3 Jombor, Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan tingkat hunian Hotel Borobudur?
2. Adakah perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif ditinjau
dari kamar yang disediakan?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membuat
batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di Hotel Borobudur,Yogyakarta pada Bulan
Januari-Februari 2010, sehingga populasi terbatas pada bulan Januari-
6
Februari 2010.
2. Responden yang diteliti berusia ≥ 17 tahun.
3. Fasilitas yang diteliti meliputi perencanaan ruangan, perlengkapan, dan
peralatan penunjang.
4. Tarif yang dimaksud adalah tarif kamar.
5. Tingkat hunian yang diteliti antara tahun 2006-2009.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui:
1. Perkembangan tingkat hunian Hotel Borobudur.
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi fasilitas dan tarif ditinjau dari
kamar yang disediakan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak –
pihak yang bersangkutan:
1. Bagi Hotel Borobudur
Sebagai masukan atau sumbangan pemikiran bagi pihak manajemen
hotel dalam penentuan kebijakan pengembangan hotel baik di saat
sekarang, maupun di masa yang akan datang.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Menambah referensi kepustakaan Universitas Sanata Dharma dan
7
dapat menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menjadi wahana untuk memperdalam dan menerapkan ilmu yang
sudah di dapat selama masa perkuliahan untuk diterapkan dalam
keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Bab ini menjelaskan tentang berbagai teori-teori dan pengertian-
pengertian yang menjadi dasar untuk menguraikan masalah dan dalam
memecahkan masalah yang ada didalam penulisan skripsi.
BAB III : METODE PENELITIAN
Meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan
objek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
populasi, sampel dan teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum Hotel Borobudur Yogyakarta
seperti sejarah singkat, bagan organisasi, personalia, serta produk dan
fasilitas yang ditawarkan.
8
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang data identitas responden, analisis pengujian
data, hasil pengolahan data, pembahasan dan jawaban dari masalah
yang telah dirumuskan.
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
yang telah dilakukan beseta saran-saran yang dapat penulis simpulkan
serta keterbatasan dalam penelitian.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pemasaran
1) Pengertian Pemasaran
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan
perusahaan lain (Kotler, 2003:6). Pemasaran juga dipandang sebagai
pekerjaan untuk membuat, mempromosikan, dan menyalurkan barang dan
jasa pada konsumen dan bisnis. Asosiasi Pemasaran Amerika memberikan
definisi berikut (Kotler, 2005:10): Pemasaran adalah proses untuk
merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi,
dan distribusi dari ide, barang, layanan untuk menimbulkan pertukaran
yang bisa memenuhi tujuan individu dan organisasi.
Menurut Philip Kotler (2003:10), pemasaran yaitu proses sosial
dan manajerial. Melalui proses itu individu-individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan dan menukarkan produk dan nilai dengan individu dan
kelompok lain.
2) Unsur-unsur Utama Pemasaran
a. Unsur Strategi Persaingan
Agar berhasil di pasar yang persaingannya sangat sengit saat ini,
10
perusahaan harus memperhatikan konsumen, meraih konsumen dari
pesaing, mempertahankan dan mengembangkan mereka dengan
memberi nilai yang lebih baik. Setiap perusahaan harus membagi-
bagi pasar keseluruhan, memilih segmen yang terbaik dan mendesain
strategi untuk melayani secara lebih baik segmen yang dipilih, dan
membandingkan dengan yang dilakukan oleh pesaing. Proses itu
melibatkan tiga langkah, yaitu: segmentasi pasar, membidik pasar,
dan penentuan posisi pasar (Rangkuti, 1999:49).
1) Segmentasi Pasar (Segmentation)
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen atas dasar membagi
pasar bergeser dari geografis, demografis, psikografis, perilaku,
dan akhirnya individu. Beberapa variabel untuk mensegmentasi
pasar adalah (Sunarto, 2004:112):
a) Variabel geografis adalah variabel untuk melihat di mana
pasar akan dituju atas dasar faktor seperti bangsa, negara,
dan propinsi.
b) Variabel demografis adalah variabel untuk memilah-
milah pasar atas dasar faktor demografis, seperti usia,
jenis kelamin, dan pendapatan.
c) Variabel psikografis adalah variabel yang membagi pasar
atas dasar faktor seperti kelas sosial, gaya hidup, dan
kepribadian.
11
d) Variabel perilaku adalah variabel yang membagi pasar
atas dasar pengetahuan, sikap, pemakaian dan mengacu
pada kegiatan seperti manfaat yang dicari, status
pengguna, kesetiaan, dan sikap.
2) Membidik Pasar (Targetting)
Targetting adalah suatu tindakan untuk memilih satu atau
lebih segmen pasar yang akan dimasuki.
3) Penentuan Posisi Pasar (Positioning)
Positioning adalah penetapan posisi pasar dengan tujuan
untuk membangun dan mengkombinasikan keunggulan bersaing
produk yang ada di pasar ke dalam pikiran konsumen.
Dengan permasalahan dan keadaan yang ada, perusahaan perlu
merencanakan dan menyusun suatu strategi pemasaran yang dapat digunakan
dalam menjaga kelangsungan hidup bisnisnya. Perkembangan industri perhotelan
yang pesat menciptakan persaingan yang semakin ketat dan berat, terutama bagi
pendatang baru, karena itu diperlukan strategi pemasaran yang efektif guna
meningkatkan pendapatan hotel. Perencanaan strategi mendefinisikan misi dan
tujuan perusahaan secara keseluruhan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari
definisi berikut: Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan
digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya (Kotler,
2003:81). Dapat disimpulkan bahwa kemampuan strategi pemasaran adalah
faktor-faktor yang penting untuk keberhasilan suatu perusahaan.
12
b. Unsur Taktik Persaingan terdiri dari (Rangkuti, 1999:50):
1. Differentiation adalah cara membangun strategi pemasaran dalam
berbagai aspek di perusahaan, kegiatan membangun strategi
pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan
suatu perusahaan dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan lain.
2. Marketing mix (bauran pemasaran) berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan produk, kebijakan
harga, kebijakan promosi, kebijakan tempat, partisipasi orang,
bukti fisik dan proses.
3. Selling (penjualan) adalah cara penerapan taktik perusahaan yang
paling efektif dengan cara berinteraksi langsung dengan konsumen,
dan dapat tercapai kesuksesan antara kedua belah pihak dalam
situasi win-win.
c. Unsur Nilai Pemasaran
Unsur nilai pemasaran mencakup (Rangkuti, 1999:51):
1. Merek (brand) adalah nilai yang berkaitan dengan norma atau
nilai yang dipunyai dan melekat pada suatu perusahaan
supaya pembeli benar-benar puas dan selalu setia pada
mereknya (brand loyalty), dengan demikian merek akan
mempunyai brand equity cukup besar bagi perusahaan.
2. Pelayanan (service) adalah nilai yang berkaitan dengan
memberi service atau pelayanan untuk memuaskan konsumen
13
dan harus ditingkatkan secara terus-menerus.
3. Proses (process) adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip
perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat aktif dan
mempunyai rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan
konsumen secara langsung maupun tidak langsung.
3) Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasar taktis yang
dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2003:78).
Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan
yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel
yang dikenal sebagai ” empat P” : produk, price, place, dan promotion
(Kotler, 2003:79).
a) Product
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pasar sasaran.
b) Price
Price adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh produk tadi.
c) Place
Mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi
14
konsumen sasaran.
d) Promotion
Berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
B. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan program-program yang
mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari
produk, jasa, dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan
memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran (Boyd,
et al, 2000:18). Dari pengertian manajemen pemasaran di atas dapat
didefinisikan bahwa manajemen pemasaran sebagai analisis, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi
(Kotler, 2003:16).
C. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai
sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih
15
(Kotler, 2005:22). Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar yaitu
pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintegrasi,
dan kemampuan menghasilkan laba.
Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam.
Konsep itu di mulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus
pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan
mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan
pelanggan.
Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian sasaran
organisasi tergantung pada kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien
dibandingkan pesaing (Kotler, 2003:21).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran
berorientasi pada konsumen, karena konsep pemasaran bertujuan untuk
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen agar
mendapatkan konsumen yang loyal dan untuk keuntungan jangka panjang.
D. Persepsi
1. Definisi Persepsi
Menurut Luthans persepsi merupakan proses kognitif yang
mempunyai arti penting dalam memberikan arti pada lingkungan dan
perilaku seseorang. Persepsi adalah proses kognitif yang kompleks
melalui pandangan terhadap perbedaan antara kondisi yang
16
dipandang dengan kondisi nyata. Dalam proses ini individu memilih,
mengatur, menyimpulkan dan menarik suatu stimulus dan kondisi ke
dalam gambaran yang berarti bagi mereka (Parmadi, 2005; 6).
Sedangkan Gibson mengatakan bahwa persepsi adalah proses dari
seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan
pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu
pengalaman psikologis (Parmadi, 2005; 6).
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Individu dapat melihat hal yang sama, tetapi mempunyai
persepsi yang berbeda. Menurut Kertonegoro, ada berbagai faktor
yang membentuk dan mengacaukan persepsi, antara lain (Parmadi,
2005; 6) :
a. Perseptor (perceiver)
Persepsi dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadi dari perseptor yaitu:
sikap (attitude), motif (motives), kepentingan (interest),
pengalaman masa lalu (past experience), dan harapan
(expectations).
b. Target atau objek
Sifat-sifat pada target atau objek yang diobservasi dapat
mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Orang yang bersuara keras
lebih mendapat perhatian dalam suatu kelompok daripada orang
yang diam. Oleh karena target tidak dapat dilihat dalam isolasi,
maka hubungan dari suatu target dengan latar belakangnya
17
mempengaruhi persepsi, demikian juga tendensi manusia untuk
mengelompokkan hal-hal yang dekat dengan atau serupa dalam
kelompok yang sama
c. Situasi
Situasi atau konteks di mana manusia melihat objek atau peristiwa
mempunyai peranan penting. Unsur-unsur pada lingkungannya
mempengaruhi persepsi.
E. Jasa
1. Pengertian Jasa
Banyak yang ditawarkan di pasar merupakan gabungan antara
barang dan jasa. Jasa adalah segala aktivitas atau manfaat yang ditawarkan
untuk dijual oleh suatu pihak yang secara esensial tidak berwujud dan
tidak menghasilkan kepemilikan atas dasar apapun (Kotler, 2003:8).
2. Karakteristik Jasa
Karakteristik jasa menurut Kotler (2000: 488) adalah sebagai berikut:
a) Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa tidak dapat di lihat, di rasa, di dengar atau di cium sebelum
jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, para pembeli
akan mencari tanda atau bukti dari jasa yang biasanya di lihat dari
tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol, dan harga yang
mereka lihat.
18
b) Tidak terpisahkan (Inseparability)
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan, jadi
tidak sama dengan barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam
persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual, dan
kemudian baru dikonsumsi.
c) Bervariasi (Variability)
Dikatakan bervariasi karena ketergantungan siapa yang
menyediakan, serta kapan dan dimana jasa itu diberikan, sehingga
jasa itu berbeda.
F. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya (Swastha, 2002:147). Pada umumnya penjual
mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga produknya. Tujuan
tersebut antara lain (Swastha, 2002:148):
1. Mendapatkan laba maksimum
Semakin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan
bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang tinggi. Dengan
demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan
maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
pada penjualan bersih
19
Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk
menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk
mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan,
dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari
jumlah biaya seluruhnya.
3. Mencegah atau mengurangi persaingan
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui
kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual
menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu
persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijaksanaan
harga, tetapi dengan service lain.
4. Mempertahankan atau memperbaiki market share
Memperbaiki market share mungkin dilaksanakan bilamana
kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar,
di samping juga kemampuan dibidang lain seperti pemasaran,
keuangan, dan sebagainya.
G. Fasilitas
Menurut Tjiptono (2004:19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang
harus ada sebelum suatu jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam usaha jasa, oleh karena itu
kondisi fasilitas, kelengkapan desain interior dan eksterior serta kebersihan
fasilitas harus dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa
20
yang dirasakan konsumen secara langsung. Persepsi yang diperoleh dari
interaksi pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas
jasa tersebut di mata pelanggan. Menurut Mudie dan Cottam (Tjiptono,
2004:46) unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
fasilitas jasa adalah:
1. Pertimbangan atau perencanan spasial
Aspek-aspek seperti simetri, proporsi, tekstur, warna, dan lain-lain
dipertimbangkan, dikombinasikan, dan dikembangkan untuk memancing
respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau orang yang
melihatnya.
2. Perencanaan ruangan
Unsur ini mencakup perancangan interior dan arsitektur, seperti
penempatan perabotan dan perlengkapannya dalam ruangan, desain
aliran sirkulasi dan lain- lain.
3. Perlengkapan atau perabotan
Perlengkapan memiliki berbagai fungsi, diantaranya sebagai sarana
pelindung barang-barang berharga berukuran kecil, sebagai barang
pajangan, sebagai tanda penyambutan bagi para pelanggan, dan sebagai
sesuatu yang menunjukkan status pemilik atau penggunanya.
4. Tata cahaya
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam mendesain tata cahaya adalah
warna, jenis dan sifat aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan, dan
suasana yang diinginkan.
21
5. Warna
Warna dapat menggerakkan perasaan dan emosi. Warna dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dalam ruangan,
menimbulkan kesan rileks, dan mengurangi tingkat kecelakaan.
6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
Aspek yang penting dan saling terkait dalam unsur ini adalah
penampilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan
warna, dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda untuk
maksud tertentu.
H. Pengertian Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat
menjanjikan dalam meraih devisa negara. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian khusus sebagai peluang bisnis dalam perekonomian Indonesia,
selain faktor-faktor yang lain seperti pendayagunaan industri kecil dan
menengah dalam mendongkrak perekonomian nasional yang terpuruk
akibat krisis moneter (Arison, 2008). Kesadaran akan perlunya
penanganan yang lebih serius terhadap bidang ini telah melahirkan
beberapa kebijakan sebagai langkah pengembangannya (Arison, 2008).
Pemasaran pariwisata akan menjadi konsep penting yang harus dipegang
dan dilaksanakan dalam membina, mempertahankan serta memupuk
pertumbuhan yang diharapkan dalam bidang pariwisata sebagai program
utama pengembangan daerah wisata.
22
Pengertian pariwisata menurut E. Guyer Freuleur (Gaduk, 2004:
9), pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari
jaman sekarang yang didasarkan atas dasar kebutuhan, kesehatan, dan
pergantian udara. Penilaian yang sadar akan menumbuhkan (cinta)
terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh
bertambahnya pergaulan berbagai macam bangsa dan kelas manusia
sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan serta penyempurnaan
dari alat pengangkutan.
Sedangkan menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K. Kraff (Gaduk,
2004: 9) adalah sebagai berikut:
Tourism is the total relationship and phenomena linked with the
stay of foreigner at a locality provided that they do not settle there to
exercise a major, permanent or temporary remunerated activity.
a) Pengertian Pariwisata sebagai industri
Sektor industri dapat dikelompokkan berdasarkan bidang dan
aliran sumber daya yang diolah. Adapun ketiga kelompok industri
tersebut adalah (Gaduk, 2004:9):
1. Primary industry, yaitu industri yang bergerak dibidang
pertanian, pertambangan, peternakan, dan industri dasar
lainnya.
2. Secondary industry, yaitu industri yang bergerak dibidang
manufakturing (industri produk) dan kontruksi (bangunan,
mesin).
23
3. Tertiary industry, yaitu kegiatan yang bergerak dibidang
perdagangan, transportasi, akomodasi, komunikasi, dan
fasillitas lainnya.
b) Jenis Pariwisata
Walaupun banyak jenis wisata ditentukan menurut motif tujuan
perjalanan, dapat pula dibedakan adanya beberapa jenis pariwisata
khusus. Samsuridjal mengemukakan bahwa jenis wisata antara lain
( Hata, 2007):
1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan
Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang
meninggalkan tempatnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar
yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin-tahunya, untuk
mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang
baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat
rakyat setempat,, untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di
daerah luar kota, atau bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di
kota-kota besar ataupun untuk ikut serta dalam keramaian pusat-
pusat wisatawan.
2. Pariwisata untuk rekreasi
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang
menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat,
untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang
24
ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
3. Pariwisata untuk kebudayaan
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti
keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk
mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat
negara lain; untuk mengunjungi monument bersejarah, peninggalan
peradaban masa lalu atau sebaliknya, penemuan-penemuan besar
masa kini, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan; atau juga
untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian
rakyat dan lain-lain.
4. Pariwisata untuk olah raga
Jenis ini dibagi dalam dua kategori:
a) Big Sports Events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar
seperti Olimpiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju
dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian tidak hanya pada
olahragawan-nya sendiri, tetapi juga ribuan penonton atau
penggemarnya.
b) Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu peristiwa olah raga
bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri,
seperti pendakian gunung, olah raga naik kuda, berburu,
memancing, dan lain-lain.
5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang
Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau
25
perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang
tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan
maupun pilihan waktu perjalanan, tetapi dalam waktu bebasnya,
sering berbuat sebagai wisatawan biasa dalam pengertian sosiologis
karena mengambil dan memanfaatkan keuntungan dari atraksi yang
terdapat di negara lain tersebut.
6. Pariwisata untuk berkonvensi
Konvensi dan pertemuan sering dihadiri oleh ratusan bahkan
ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau
negara penyelenggara. Banyak negara yang menyadari besarnya
potensi ekonomi dari jenis pariwisata konferensi ini sehingga mereka
saling berusaha untuk menyediakan dan mendirikan bangunan-
bangunan yang khusus dilengkapi untuk tujuan ini.
I. Pengertian wisatawan
Menurut Norval (Inan, 2008), wisatawan adalah: every person who
comes to a foreign country for a reason other than to establish his
permanent residence or such permanent work and who spends in the
country of his temporary stay the money he has earned elsewhere.
Menurut League of Nation (IUOTO) (Inan, 2008), wisatawan adalah: any
person travelling to a country other than that of his usual place of
residence, for any reason other than the exercise of a remunerated
activity.
26
Batasan tersebut mencakup dua kategori pengertian yaitu,
wisatawan dan pelancong, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
Wisatawan ialah pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya
24 jam di negara yang dikunjungi dan tujuan perjalanannya dapat
digolongkan sebagai berikut: Pesiar yaitu untuk keperluan rekreasi,
liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga; serta hubungan
dagang, sanak keluarga, handai taulan, konferensi-konferensi, dan misi.
Pelancong ialah pengunjung sementara yang tinggal di negara yang
di kunjungi kurang dari 24 jam (termasuk pelancong dalam perjalanan
kapal pesiar). Orang yang bisa dianggap wisatawan menurut Komisi Liga
Bangsa-bangsa (Inan, 2008) adalah:
- Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan
keluarga, kesehatan, dan lain-lain.
- Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-
pertemuan atau karena tugas-tugas tertentu.
- Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha.
- Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun
tinggal di suatu negara kurang dari 24 jam.
Orang yang tidak dianggap sebagai wisatawan adalah:
- Mereka yang datang, baik dengan maupun tanpa kontrak kerja, dengan
tujuan mencari pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha di suatu negara.
- Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu
negara.
27
- Penduduk di daerah tapal batas negara dan mereka yang bertempat tinggal
di suatu negara dan bekerja di negara yang berdekatan.
- Pelajar, mahasiswa dan orang-orang muda di asrama-asrama pelajar dan
asrama-asrama mahasiswa.
- Wisatawan-wisatawan yang melewati suatu negara tanpa tinggal,
walaupun perjalanan tersebut berlangsung lebih dari 24 jam.
J. Hotel
1. Pengertian Hotel
Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya di
Indonesia adalah usaha perhotelan. Dilihat dari fungsi utamanya, produk
utama yang dijual oleh usaha perhotelan adalah sewa kamar atau jasa
penginapan. Sejalan dengan perkembangan tersebut maka kalau
sebelumnya produk atau jasa utama sebuah hotel yang menjadi kebutuhan
utama wisatawan adalah kamar atau penginapan, sekarang sudah
mengalami perkembangan. Konsumen mengharapkan sesuatu yang bukan
hanya sekedar kamar menginap, namun mereka lebih mengharapkan hal
lain seperti pelayanan, kondisi lingkungan yang menyenangkan, sopan
santun dan rasa hormat dari seluruh karyawannya (Pratiwi, et al: 2005).
Salah satu sarana penting dalam dunia pariwisata, khususnya untuk
memenuhi kebutuhan orang yang bepergian lebih dari sehari adalah hotel.
Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act (Lina 2004:34) adalah
suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan
28
pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada
orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar
dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa
adanya perjanjian khusus.
Pengertian hotel menurut Menteri Perhubungan NO.SK.241/70 yaitu:
1. Hotel adalah bangunan atau komplek bangunan
Dalam praktek kepariwisataan juga ada tempat tinggal
sementara yang tidak berupa bangunan, seperti tempat
berkemah atau karavan. Sebaliknya juga ada bangunan atau
rumah biasa yang juga menampung wisatawan, rumah
seperti itu dalam kebiasaan kepariwisataan tidak disebut
hotel.
2. Hotel adalah tempat tinggal sementara
Tinggal sementara ini harus diartikan secara relatif, sebab
ada hotel yang semua atau sebagian kamarnya digunakan
sebagai asrama, misalnya untuk pegawai-pegawai suatu
jawatan. Juga ada hotel yang kamar-kamarnya memang
dimaksud sebagai tempat tinggal tetap, akan tetapi tidak
untuk dimiliki.
Boleh dikatakan bahwa jasa yang diberikan hotel adalah jasa
kepariwisataan yang terpenting dan terlengkap di antara semua jasa-jasa
kepariwisataan. Menurut R.G.Soekadijo (Lina, 2004:35), untuk
melaksanakan pemberian jasa yang demikian itu, hotel menyediakan
29
fasilitas-fasilitas dan pelayanan yang berupa:
a. Tempat untuk beristirahat dan tidur.
b. Tempat atau ruangan untuk makan dan minum, seperti restoran,
bar, dan coffe shop.
c. Toilet dan kamar mandi.
d. Pelayanan umum untuk memenuhi segala macam kebutuhan lain
dari para tamu.
2. Klasifikasi Hotel
Ada beberapa cara mengklasifikasi hotel, salah satunya ialah letak
hotel tersebut. Hotel terletak di suatu tempat yang memang sengaja di
bangun hotel, seperti di kota besar, pinggiran kota, airport, jalan besar, dan
tempat wisata (resort). Klasifikasi lainnya ialah tipe hotel seperti kelas
ekonomi, standar atau berskala menengah, kelas satu dan mewah
(Nusantaraningsih, 2009).
Penggolongan hotel yang telah diberlakukan pada SK no. KM
37/PW 304/MPPT-86 melalui Departemen Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi melalui Direktorat Jendral Pariwisata ditandai dengan
bintang, yang disusun mulai dari hotel bintang 1 (satu) sampai dengan
yang tertinggi yaitu hotel bintang 5 (lima).
Secara garis besar kriteria yang diberikan untuk penggolongan
hotel tersebut didasarkan pada persyaratan sebagai berikut
(Nusantaraningsih, 2009) :
30
a. Berdasarkan Sistem penetapan tarif kamar (room rate)
1) Full American Plan (FAP), yaitu hotel yang menganut
sistem di mana harga kamar sudah termasuk tiga kali
makan.
2) Modified American Plan (MAP), yaitu hotel yang menganut
sistem di mana harga kamar sudah termasuk makan dua
kali.
3) Continental Plan, yaitu hotel yang menganut sistem di
mana harga kamar sudah termasuk makan pagi (continental
breakfast).
4) Bermuda Plan, hotel dengan sistem harga kamar sudah
termasuk makan pagi (American Breakfast).
5) European Plan, yaitu hotel dengan sistem di mana harga
kamar tidak termasuk makan (room rate only).
b. Berdasarkan ukuran dan jumlah kamar
1) Hotel kecil, jumlah kamar sampai dengan 25 kamar.
2) Hotel menengah, memiliki jumlah kamar antara 25 sampai
100 kamar.
3) Hotel sedang, memiliki jumlah kamar antara 100 sampai
300 kamar.
31
4) Hotel besar, yaitu hotel yang memiliki jumlah kamar di
atas 300.
c. Berdasarkan jenis atau tipe tamu
1) Family hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya
terdiri dari keluarga.
2) Business hotel, sebagian besar tamunya merupakan orang-
orang yang sedang melakukan tugas atau usaha.
3) Tourist hotel, yaitu hotel yang besar tamunya adalah
wisatawan.
4) Transit hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya
adalah mereka yang akan melanjutkan perjalanan (hotel
hanya tempat persinggahan sementara).
5) Cure hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah
dengan tujuan pengobatan.
d) Berdasarkan lokasi hotel
1) Resort hotel, yaitu hotel yang berlokasi di daerah wisata.
2) Mountain hotel, yaitu hotel yang berlokasi di daerah
pegunungan.
3) Beach hotel, yaitu hotel yang berlokasi di dekat pantai.
32
4) City hotel, yaitu hotel yang berlokasi di perkotaan.
5) Highway hotel, yaitu hotel yang berlokasi di tepi jalan
bebas hambatan dan biasanya di perbatasan antara dua kota.
6) Airport hotel, yaitu hotel yang berlokasi dekat dengan
lapangan terbang.
e) Berdasarkan lama tamu menginap
1) Transient hotel, yaitu hotel di mana para tamunya menginap
hanya untuk satu atau dua malam.
2) Residential hotel, yaitu hotel di mana para tamunya
menginap untuk jangka waktu lama, lebih dari satu minggu.
3) Semi residential hotel, yaitu hotel di mana para tamunya
menginap lebih dari dua malam sampai satu minggu.
f) Berdasarkan lama buka hotel dalam setahun
1) Seasonal Hotel, yaitu hotel yang dibuka hanya untuk waktu-
waktu tertentu dalam satu tahun (misal: tiga bulan, enam
bulan).
2) Year Round Hotel, yaitu hotel yang dibuka sepanjang tahun.
g) Berdasarkan tarif hotel
1) Economy hotel, yaitu hotel dengan tarif relatif murah.
33
2) First Class Hotel, yaitu hotel dengan tarif sedang.
3) Deluxe Hotel, yaitu hotel dengan tarif mahal.
h) Berdasarkan disain dan struktur hotel
1) Conventional Hotel, yaitu hotel yang bentuknya tinggi
bertingkat menjulang ke langit.
2) Bungalows, yaitu hotel yang bentuknya tidak bertingkat dan
setiap banguna menyebar satu dengan yang lain.
3) Motor Hotel, yaitu hotel yang mempunyai garasi di masing-
masing kamar atau kelompok kamar.
3. Kriteria Pemberian Bintang pada Hotel
Sistem pemberian bintang pada hotel sebenarnya bentuk
pengklasifikasian. Pemberian bintang dilakukan menurut kualitas dari
restoran, kamar-kamar, fasilitas, dan pelayanan. Bintang lima merupakan
kelas paling tinggi, sedangkan yang paling rendah adalah bintang satu.
Kriteria yang diberikan ialah kebersihan, perawatan, kualitas yang
diberikan seperti penyediaan informasi, service, dan tingkat penawaran
yang memberikan kemewahan. Menurut Vallent JJ dan Vellent GK (Lina
2004:37), kriteria kunci yang dipakai adalah: kebersihan, pemeliharaan,
kualitas dari fasilitas yang ada, physical appointment, service dan tingkat
kemewahan yang ditawarkan. Menurut mereka pemberian bintang pada
34
hotel terdiri atas:
Bintang *
Hotel berbintang satu harus bersih dan nyaman, serta harga yang berlaku
sebanding dengan akomodasi di tempat lain seperti losmen. Service
biasanya minim seperti front desk tidak 24 jam, telepon, tidak ada restoran,
mebel berkesan sederhana. Namun, perawatan kamar harus baik dan
bersih, service harus sopan.
Bintang **
Hotel bintang dua memiliki penawaran sedikit lebih banyak daripada
bintang satu. Beberapa diantaranya sama tetapi tidak semuanya, seperti
mebel yang berkualitas baik, kamar tidur yang besar, restoran, televisi
berwarna disetiap kamar, sambungan langsung telepon 24 jam, room
service, dan kolam renang.
Bintang ***
Hotel bintang tiga hampir selalu memberikan fasillitas dan service seperti
hotel berbintang di bawahnya. Beberapa fasilitas sesungguhnya diberikan
di luar hotel, seperti penawaran perjalanan yang sangat menyenangkan
bagi tiap konsumen.
Bintang ****
Hotel bintang empat memiliki kamar tidur yang lebih besar dari rata-rata,
mebel harus berkualitas tinggi, harus memberikan service ekstra,
karyawan hotel harus terlatih, sopan dan memberikan konsumen apa yang
mereka butuhkan dan harapkan. Karena standar kualitas lebih tinggi, maka
35
harga relatif mahal dari rata-rata. Tinggal di hotel berbintang empat harus
menampakan kesan yang menyenangkan.
Bintang *****
Hotel bintang lima tentunya lebih nyaman dengan service yang terbaik,
restoran yang lebih besar, tarif biasanya juga lebih tinggi dari hotel
berbintang di bawahnya. Memiliki lobi hotel yang indah dengan aksesoris
yang antik. Setiap tamu yang datang harus dibuat dan merasakan bahwa
mereka adalah very important person.
4. Karakteristik Usaha Hotel
Menurut Agus Sulastiyono (Lina, 2004:38), tujuan dari setiap
usaha perhotelan adalah mencari keuntungan dengan menyewakan fasilitas
atau menjual pelayanan kepada tamu. Maka hotel dalam menjalankan
usahanya melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penyewaan kamar.
b. Penjualan makanan dan minuman.
c. Penyediaan pelayanan-pelayanan penunjang lain yang bersifat
komersial.
5. Penyewaan Kamar Berdasarkan Kategori-kategori
Kegiatan utama dari suatu hotel adalah menyewakan kamar kepada
para tamu. Untuk dapat memberikan kepuasan kepada para tamu, keadaan
kamar yang disewakan harus berada dalam keadaan bersih, nyaman,
36
menarik, dan aman (terbebas dari segala kemungkinan kecelakaan,
pencurian dan penyakit). Kategori kamar menurut Dennis L Foster adalah
(Lina, 2004:39):
A. Deluxe
Jenis ini berkategori A yang umumnya mewakili tarif
maksimum yang dibayarkan kepada hotel untuk ukuran
reguler kamar tidur. Tipe kamar ini biasanya memberikan
yang terbaik dalam pemilihan lokasi dengan pemandangan
yang bagus dan tingkat kenyamanan yang tinggi,
perlengkapan dan dekorasi yang indah serta menarik.
Fasillitas yang disediakan berupa bar kecil atau kulkas,
sedangkan tempar tidur sejenis queen atau king bed.
B. Superior
Kamar berkategori B ini di tempatkan pada ground floor,
serta tempat tidur jenis double, queen atau king bed.
C. Standard
Kamar bertipe standar atau kategori C ini tipikal tempat tidur
yang disediakan meliputi satu atau dua double beds, sebuah
queen bed. Jenis kamar ini biasanya menawarkan paling
sedikit hal menarik termasuk juga lokasi.
D. Economy
Kamar untuk jenis ekonomi ini berkategori P, disediakan bagi
suatu situasi yang mungkin terjadi bila menghadapi para
37
penghuni yang meluap. Tarif diberikan potongan atau pada
saat promosi khusus. Kamar-kamar yang ditawarkan dengan
ukuran tempat tidur lebih kecil dan lokasi yang kurang
nyaman seperti di sebelah laundry.
E. Suite
Suite room berkategori SU, biasanya ruangannya terdiri dari
dua atau lebih kamar, yaitu sebuah parlor (biasanya
ruangannya untuk mengadakan atau memimpin bisnis) serta
sleeping room.
6. Tipe Tempat Tidur (Bedding Types)
Di samping kategori kamar, terdapat pula tipe tempat tidur. Dennis
L Foster memberikan lima tipe tempat tidur sebagai berikut (Lina, 2004:
40):
A. King-size bed
King bed (K) biasanya tersedia dalam ukuran tempat tidur yang
lebih besar dan kira-kira sama dengan ukuran dua twin bed. Satu
atau dua King bed biasanya terdapat pada jenis kamar deluxe (A)
dan suite (SU).
B. Queen-size bed
Queen bed (Q) ukurannya 10% hingga 25% lebih dari King beds,
queen bed dapat ditemukan dalam kamar berbagai kategori,
beberapa hotel tidak membedakan antara queen bed dan double
38
bed.
C. Double bed
Double bed (D) standar adalah 25% lebih kecil dari queen bed.
Satu atau dua double bed didapatkan pada beberapa kategori.
Dewasa ini double bed di anggap lebih pantas bagi seorang
dewasa.
D. Twin bed
Twin bed (T) standar adalah satu setengah dari ukuran standar king
bed. Dalam aturannya, kamar dengan twin bedding selalu memiliki
dua tempat tidur.
E. Single bed
Single bed (S) menunjuk kepada satu twin bed atau satu tempat
tidur dalam berbagai ukuran. Ditawarkan hanya kepada penginap
tunggal (single occupancy)
7. Produk Hotel
Wisatawan sebagai konsumen dapat menggunakan hotel yang di
pilihnya sebagai tempat penginapan. Hotel yang dipilih tentunya memiliki
kualitas yang sebelumnya telah dirasakan atau mungkin baru pertama kali.
Apabila pelayanan dan kondisi hotelnya baik dan bersih (tidak harus
mewah), akan mendapatkan kesan baik di mata tamu.
Produk hotel merupakan semua layanan yang dinikmati tamu
semenjak dari penjemputan di air port atau transfer dari air port ke hotel,
39
menginap di hotel, makan, minum, di restoran atau pemanfaatan fasilitas
lain seperti kolam renang, fitness centre, lapangan tenis yang tersedia di
hotel, semenjak check-in hingga check-out. Menurut A.Oka Yoeti (2001:
41), produk hotel dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Produk utama
Produk utama meliputi penyediaan kamar untuk menginap
yang terdiri dari jenis standar hingga yang mewah (suite
rooms) serta layanan makan dan minum dengan masing-
masing diberikan kenyamanan oleh front office,
housekeeping, dan food baverages.
2. Produk pendukung
Produk pendukung merupakan pemberian layanan yang
melengkapi produk utama seperti, telepon, money changer,
convention room dan sebagainya.
8. Pengertian Tingkat Hunian Hotel
Tingkat hunian merupakan suatu keadaan sampai sejauh mana
jumlah kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar
yang mampu untuk dijual (Ihs-Indonesia, 2009).
Room occupancy = bleRoomAvaila
RoomSold
Tingkat hunian kamar umumnya dihitung dengan satuan persentase
yaitu dengan mengalikan persamaan tersebut di atas dengan 100%.
Tingkat hunian kamar menunjukkan jumlah presentasi kamar yang di huni
40
oleh tamu. Tapi ada kalanya pula tingkat hunian dihitung dengan satuan
kamar untuk mengetahui jumlah kamar terjual dalam satu periode tertentu,
misalnya dua semester atau satu tahun. Secara kasar satuan persentase
tingkat hunian kamar menunjukkan kemampuan hotel dalam menarik tamu
untuk tinggal dalam hotel mereka.
K. Penelitian Sebelumnya
Dewi (2005) mempertimbangkan bahwa sebagai pendatang baru
dalam industri perhotelan di Malang, Hotel Santika harus menggunakan
program pemasaran yang efektif dalam usahanya melakukan ekspansi
pasar. Perkembangan industri perhotelan yang pesat menciptakan
persaingan yang semakin ketat dan berat, terutama bagi pendatang baru.
Karena itu diperlukan strategi pemasaran yang efektif guna meningkatkan
pendapatan hotel. Peneliti tertarik untuk mencermati strategi pemasaran
yang digunakan oleh pendatang baru dalam bisnis hotel di Malang, yaitu
Hotel Santika dalam usahanya meningkatkan tingkat hunian hotel. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-
variabel bauran promosi baik secara simultan maupun parsial terhadap
tingkat okupansi pada Hotel Santika Malang. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah causal comparative research, yaitu tipe penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua
variabel atau lebih. Variabel terikatnya adalah pendapatan tingkat
okupansi hotel, dinyatakan dalam rupiah, sedangkan variabel bebas yang
41
mempengaruhi variabel terikat meliputi biaya periklanan, biaya promosi
penjualan, biaya publisitas, biaya penjualan pribadi dan biaya pemasaran
langsung, semuanya dinyatakan dalam rupiah. Alat analisis data yang
digunakan adalah regresi berganda dan parsial. Dari hasil analisis regresi
dapat diketahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh signifikan variabel-
variabel biaya bauran promosi terhadap tingkat hunian kamar (jika
variabel biaya-biaya bauran promosi tersebut meningkat maka tingkat
hunian kamar akan meningkat juga seiring peningkatan biaya-biaya bauran
promosi).
Pratiwi, Nuri dan Wahyuddin (2005) melihat bahwa banyak faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap tingkat hunian hotel, di antaranya
adalah: kualitas pelayanan, fasilitas, kepuasan konsumen, promosi dan
harga. Fasilitas hotel dibuat untuk memberikan kepuasan bagi konsumen,
sehingga dengan adanya fasilitas yang baik menunjukkan adanya fasilitas
pelayanan yang baik pula, apalagi kalau hal tersebut diimbangi dengan
adanya promosi yang baik dan terjangkaunya harga yang ditawarkan oleh
perusahaan, maka berdasarkan kerangka teoritik di atas bisa diketahui
adanya hubungan timbal balik antara fasilitas, kualitas pelayanan,
kepuasan konsumen, promosi dan harga, yang mana untuk mengetahui
adanya hubungan tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis
Structural Equation Modelling (SEM). Penelitian ini dilakukan pada hotel-
hotel di wilayah kota Surakarta yang berjumlah 100 hotel. Metode
42
pengampilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh, sampel jenuh
adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah sampel relatif kecil.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, sedangkan
teknik analisis data menggunakan regresi. Dari olah data didapat
kesimpulan bahwa ada pengaruh positif variabel kepuasan, promosi,
fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap tingkat hunian, yang berarti
setiap terjadi peningkatan pada kepuasan, promosi, fasilitas dan kualitas
pelayanan akan berpengaruh terhadap peningkatan tingkat hunian hotel,
selain itu didapatkan bahwa ada pengaruh negatif variabel harga terhadap
tingkat hunian hotel, yang berarti setiap terjadi peningkatan pada harga
kamar hotel, akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat hunian hotel.
Dalam penyusunannya penulis mengalami beberapa hambatan, yaitu
masih banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap tingkat hunian,
sehingga penulis tidak dapat melakukan penelitian terhadap semua faktor
itu, dan ada beberapa hotel yang sudah tutup, sehingga penelitian tidak
berjalan optimal sesuai dengan rencana.
Vicky Hanggara (2006) melihat bahwa tingkat hunian yang rendah
disebabkan oleh penanganan pemesanan kamar yang tidak sesuai prosedur.
Penelitian ini dilakukan di Hotel Kedaton. Dalam penelitiannya penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif. Berdasarkan pengamatan
penulis, tidak tercapainya tingkat hunian kamar yang telah ditetapkan
dipengaruhi oleh adanya faktor pengurang dan penambah tingkat hunian
43
kamar yang terdiri dari:
1 No-show, yaitu tamu yang sudah memesan kamar tetapi tidak
datang menginap pada waktu yang telah ditetapkan.
2 Cancellation, yaitu pembatalan pemesanan kamar yang dilakukan
pihak pemesan.
3 Understay, yaitu tamu yang meninggalkan hotel (check-out)
sebelum waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
4 Walk in, yaitu tamu yang datang menginap tanpa melakukan
pemesanan kamar terlebih dahulu.
5 Overstay, yaitu tamu yang lama tinggalnya lebih dari waktu yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan penelitian ini, dari beberapa faktor di atas, yang paling
mempengaruhi tingkat hunian kamar adalah no show.
Tiancoba (2005) melihat bahwa selama ini biaya bauran promosi
yang terdiri atas periklanan dan promosi penjualan mengalami naik turun
yang diikuti oleh naik turunnya jumlah hunian kamar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran promosi (periklanan dan
promosi penjualan) terhadap peningkatan jumlah hunian kamar.
Jumlah hunian kamar yaitu individu atau kelompok yang telah
menggunakan kamar hotel sesuai dengan kebutuhan yang diukur dengan
jumlah orang yang menginap per hari. Periklanan merupakan komunikasi
non pribadi melalui bermacam-macam media yang dibayar oleh sebuah
perusahaan bisnis atau organisasi. Promosi Penjualan adalah insentif yang
44
diberikan oleh perusahaan untuk merangsang atau menarik minat
konsumen. Penelitian ini menggunakan alat analisis regeresi parsial dan
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial periklanan
dan promosi penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
jumlah hunian kamar Ritzy Hotel Manado tetapi secara simultan
periklanan dan promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan jumlah hunian kamar Ritzy Hotel Manado, sehingga hipotesis
operasional yang menyatakan bahwa bauran promosi (periklanan dan
promosi penjualan) berpengaruh terhadap peningkatan jumlah hunian
kamar pada Ritzy Hotel Manado dapat diterima.
Suhartono (2006) menjelaskan bahwa model intervensi adalah
salah satu model time series yang dapat digunakan untuk menjelaskan efek
dari suatu intervensi yang disebabkan oleh faktor eksternal atau internal
yang terjadi pada suatu data time series. Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memberikan hasil kajian teoritik dan aplikasi dari model
intervensi, khususnya intervensi yang berbentuk fungsi pulse. Kajian
teoritik difokuskan pada penurunan besaran-besaran statistik yang
digunakan untuk identifikasi atau dasar penentuan orde dari model
intervensi. Hasil kajian teoritik ini selanjutnya digunakan untuk
menetapkan suatu tahapan pembentukan yang sesuai dari model intervensi.
Pada akhirnya, kajian terapan dilakukan pada suatu data time series yaitu
data tingkat hunian kamar hotel bintang lima di Bali yang diamati mulai
periode Januari 1994 sampai September 2005. Dalam kasus ini, bom Bali I
45
yang terjadi pada 12 Oktober 2002 adalah bentuk intervensi faktor
eksternal yang akan dievaluasi dampaknya terhadap tingkat hunian kamar
hotel bintang lima di Bali. Hasil dari aplikasi ini adalah diperolehnya suatu
model statistik yaitu model intervensi yang dapat secara tepat menjelaskan
seberapa besar dan berapa lama efek dari bom Bali tersebut terhadap
tingkat hunian kamar hotel bintang lima di Bali. Secara umum ada dua
macam variabel intervensi, yaitu fungsi step (step function) dan fungsi
pulse (pulse function). Step function adalah suatu bentuk intervensi yang
terjadinya dalam kurun waktu yang panjang, sedangkan pulse function
adalah suatu bentuk intervensi yang terjadinya hanya dalam suatu waktu
tertentu. Model statistik yang digunakan untuk menjawab tujuan adalah
model intervensi. Adapun plot time series data tingkat hunian kamar hotel
bintang lima dari bulan Januari 1994 sampai bulan September 2003.
Secara kuantitatif berdasarkan model intervensi pada persamaan,
menunjukkan bahwa ada tiga periode waktu yang berbeda akibat bom Bali
terhadap penurunan tingkat hunian kamar pada hotel bintang lima. Periode
pertama yaitu penurunan sekitar 15,4% pada bulan Oktober 2002 atau
tepat bulan yang sama dengan terjadinya tragedi tersebut. Periode kedua
yang merupakan periode dengan penurunan tertinggi yaitu sekitar 40,4%
terjadi pada bulan November 2002 atau satu bulan setelah tragedi terjadi.
Hal ini juga sesuai dengan data tingkat kunjungan wisatawan, terutama
wisatawan mancanegara, yang juga mengalami penurunan tertinggi pada
bulan November 2002. Sedangkan periode ketiga adalah periode mulai
46
bulan Desember 2002 sampai pada terakhir pengamatan yaitu September
2003, di mana tragedi itu secara rata-rata menurunkan tingkat hunian
kamar hotel bintang lima sekitar 14,9% (atau meningkat 25,5% dibanding
bulan November sebelumnya).
47
No Judul Penelitian
Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 “Pengaruh Bauran Promosi dalam Meningkatkan Tingkat Okupansi Hotel Santika Malang”, oleh Putri Liana Dewi, tahun 2005.
Dependent variabel: pendapatan tingkat okupansi Independent variabel: biaya periklanan, biaya promosi penjualan, biaya publisitas, biaya penjualan pribadi dan biaya pemasaran langsung.
Jenis penelitian adalah causal comparative research. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi .
Variabel-variabel biaya bauran promosi mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat hunian kamar, (jika variabel-variabel biaya bauran promosi tersebut meningkat, maka tingkat hunian kamar akan meningkat juga seiring peningkatan biaya-biaya bauran promosi).
2 “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Hunian”, oleh Pratiwi, Nuri dan Wahyuddin, tahun 2005.
Dependent variabel: tingkat hunian kamar Independent variabel: harga, kepuasan, promosi, fasilitas dan kualitas pelayanan
Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Alat analisis data menggunakan regresi.
Dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa ada pengaruh positif variabel kepuasan, promosi, fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap tingkat hunian hotel (setiap terjadi peningkatan kepuasan, promosi, fasilitas dan kualitas pelayanan akan berpengaruh terhadap peningkatan tingkat hunian hotel), selain itu didapatkan bahwa ada pengaruh negatif variabel harga terhadap tingkat hunian hotel (setiap terjadi peningkatan pada harga kamar
48
hotel, akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat hunian hotel).
3 “Tinjauan Tingkat Hunian Hotel”, oleh Vicky Hanggara, tahun 2006.
Dependent variabel: tingkat hunian Independent variabel: no show, cancellation, understay, walk in, overstay.
Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif.
Tidak tercapainya tingkat hunian kamar yang ditetapkan dipengaruhi adanya faktor penambah dan pengurang tingkat hunian kamar yang terdiri dari: No show, Cancellation, Understay, Walk In dan Overstay. Dan dari beberapa faktor tersebut yang paling mempengaruhi tingkat hunian adalah no show.
4 “Pengaruh Faktor-faktor Bauran Promosi terhadap Peningkatan Jumlah Hunian Kamar”, oleh Tiancoba, tahun 2005.
Dependent variabel: Peningkatan Jumlah Hunian Kamar Independent variebel: iklan dan promosi penjualan
Alat analisis yang digunakan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan dan promosi penjualan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah hunian kamar, tetapi secara simultan iklan dan promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah hunian kamar.
49
5
“Teori dan Aplikasi Model Intervensi Fungsi Pulse pada Tingkat Hunian Hotel”, oleh Suhartono, tahun 2006.
Dependent variabel: Tingkat hunian hotel. Independent variabel: intervensi fungsi pulse.
Statistik yang digunakan adalah model intervensi.
Secara kuantitatif berdasarkan model intervensi, menunjukkan bahwa ada tiga periode waktu yang berbeda akibat bom Bali terhadap penurunan tingkat hunian kamar pada hotel berbintang lima. Periode pertama pada bulan Oktober, periode kedua pada November, dan periode ketiga mulai Desember 2002 sampai terakhir pengamatan pada September 2003, di mana penurunan tingkat hunian tertinggi terjadi pada November 2002, tetapi mulai meningkat pada periode ketiga.
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Sebelumnya
50
L. Kerangka Teoritis
Kerangka berpikir adalah keterikatan variabel penelitian yang
dikaji dan dibangun oleh peneliti untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan penelitian berdasarkan hasil tinjauan pustaka (Adiputra,
et al, 2004: 18). Dalam penelitian ini variabel-variabel itu adalah lokasi,
fasilitas, dan tarif yang mempengaruhi tingkat hunian hotel.
Dilihat dari fungsi utamanya, produk utama yang dijual oleh usaha
perhotelan adalah sewa kamar atau jasa penginapan. Sejalan dengan
perkembangan tersebut maka jika sebelumnya produk atau jasa utama
sebuah hotel yang menjadi kebutuhan utama wisatawan adalah kamar atau
penginapan, sekarang sudah mengalami perkembangan. Konsumen
mengharapkan sesuatu yang bukan hanya sekedar kamar menginap, namun
mereka lebih mengharapkan hal lain seperti pelayanan, kondisi lingkungan
yang menyenangkan, sopan santun dan rasa hormat dari seluruh
karyawannya. Konsumen akan memilih lokasi hotel yang strategis sesuai
maksud dan tujuan mereka datang ke suatu tempat; selain itu persaingan
yang tinggi antar hotel menuntut sebuah hotel untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi tamu, karyawan-karyawan yang ramah,
kedisiplinan kerja yang tinggi dan selalu berusaha memuaskan para tamu;
serta fasilitas yang meliputi perencanaan ruangan, perlengkapan dan
peralatan lainnya diharapkan dapat menarik tamu lebih banyak untuk
menginap di hotel tersebut; dan hotel perlu mencermati strategi penetapan
harga untuk mencapai tingkat hunian kamar yang tinggi. Selaras dengan
51
kerangka berpikir di atas, maka pengaruh fasilitas dan tarif terhadap
tingkat hunian hotel dapat digambarkan seperti pada gambar II.1. Dalam
penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan
pengaruh fasilitas dan tarif terhadap tingkat hunian hotel.
Gambar II.1. Kerangka teoritis
M. Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui
data yang terkumpul (Sugiyono, 1999:156). Dari rumusan masalah, maka
penulis menyusun hipotesis sebagai berikut: terdapat perbedaan persepsi
fasilitas dan tarif ditinjau dari jenis kamar yang disediakan.
Fasilitas - Perencanaan
ruangan - Perlengkapan - Peralatan
penunjang
Tarif - Harga yang
ditawarkan - Diskon
Tingkat Hunian Hotel
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu jenis
penelitian yang dilakukan terhadap obyek tertentu secara langsung kepada
konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut, sehingga
kesimpulan yang diambil terbatas pada obyek yang diteliti saja dan berlaku
pada waktu tertentu ( Adiputra, et al, 2004: 18).
B. Tempat dan waktu Penelitian
1 Penelitian ini dilakukan di Hotel Borobudur, yang terletak di Jalan
Magelang km 6,3 Jombor, Yogyakarta.
2 Waktu penelitiannya adalah pada bulan Januari - Februari 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1 Subjek Penelitian
Subjek yang di teliti dalam kasus ini adalah para tamu yang
menginap di Hotel Borobudur, serta brand manager Hotel
Borobudur.
2 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini fasilitas dan tarif serta tingkat hunian
Hotel Borobudur Yogyakarta..
53
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas ( independent variable ) merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2009:4). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah:
a. Fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada, sebelum
suatu jasa ditawarkan kepada konsumen (Tjiptono, 2004:19).
b. Tarif adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen
untuk memperoleh produk (Swastha, 2002:147).
2. Variabel terikat ( dependent variable ) merupakan variabel yang
dipengaruhi, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:4).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat hunian hotel.
Tingkat hunian merupakan suatu keadaan sampai sejauh mana
jumlah kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah
kamar yang mampu untuk dijual (Ihs-Indonesia, 2009).
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi berhubungan
dengan data, bukan faktor manusianya. Kalau setiap manusia memberikan
suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan
banyaknya manusia (Zuriah, 2006: 116). Populasi dalam penelitian ini
adalah konsumen Hotel Borobudur Yogyakarta pada Bulan Januari-
54
Februari 2010.
Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu (Zuriah, 2006: 119). Sampel
dalam penelitian ini adalah konsumen yang menginap di Hotel Borobudur
Yogyakarta. Teknik penarikan sampel dengan jumlah populasi yang
diketahui menggunakan rumus (Zuriah, 2006:131):
12
−−
××
×=N
nNn
qpZd
Keterangan:
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang
diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,01.
Z = Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0
yang sesuai dengan derajat kemaknaan 95%.
p = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada
populasi. Apabila tidak diketahui proporsi tersebut, maka p = 0,05.
q = 1,0 – p
N = Besarnya populasi
n = Besarnya sampel
Jadi dengan penyimpangan sebesar 0,05 dengan proporsi yang tidak
diketahui dan jumlah populasi sebanyak 3694, maka:
( )13694
369495,005,095,105,0 2
−−
××
×=n
n
n = 70,74
55
Dengan demikian peneliti membulatkan menjadi 70 responden
untuk memudahkan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik sampling, yaitu non random sampling dengan teknik purposive
convenience sampling, menurut Zuriah (2006: 141), purposive sampling
berorientasi pada pemilihan sampel di mana sampel yang akan dipilih
perlu diketahui dulu karakteristiknya, sedangkan convenience sampling
mengarah pada penarikan sampel sebenarnya atau seadanya. Individu-
individu yang ada dalam suatu kelompok yang diambil sekenanya tersebut
memang ada dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian. Dalam
penelitian ini, kuesioner disebarkan langsung oleh peneliti di lapangan
sehingga dapat memperoleh responden yang sesuai dengan karakteristik
yang peneliti butuhkan yaitu berusia di atas 17 tahun, dan bersedia mengisi
kuesioner.
F. Sumber Data
1. Data Primer : yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau
suatu organisasi, langsung menuju objeknya ( Adiputra, et al, 2004: 20).
2. Data Sekunder : yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
berupa publikasi, dan merupakan data yang sudah dikumpulkan oleh pihak
lain ( Adiputra, et al, 2004: 20).
56
G. Metode Pengumpulan Data
1. Metode kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.
Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas-atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan (Hasan, 2002:83).
Pihak-pihak yang bersangkutan adalah tamu yang menggunakan
fasilitas dan pelayanan dari Hotel Borobudur.
2. Metode observasi
Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan
pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan
dengan organisasi, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris (Hasan,
2002:86).
3. Metode wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada
responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
(Hasan, 2002:85). Wawancara juga dapat merupakan kegiatan
dengan melakukan tanya jawab langsung dari orang yang
mengetahui tentang objek penelitian atau terlibat secara langsung
di perusahaan. Dalam hal ini diadakan tanya jawab dengan brand
manager Hotel Borobudur.
57
4. Tinjauan Pustaka
Studi pustaka di mana seorang peneliti mendalami,
mencermati, menelaah dan mengidentifikasikan pengetahuan yang
ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau
hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya, disebut
mengkaji bahan pustaka atau studi kepustakaan (Hasan, 2002:45).
Bagi penulis, studi pustaka diambil sebagai pendukung untuk
penulisan ini juga mengadakan penelitian kepustakaan yaitu
mendapatkan data dari penelitian yang dilakukan orang lain,
mempelajari berbagai kepustakaan, buku-buku literatur kuliah, dan
artikel dari majalah, serta internet yang berhubungan dengan objek
pembahasan.
H. Teknik Pengukuran Data
Dalam melakukan pengukuran untuk mendapatkan data, penulis
membagikan kuesioner kepada responden untuk diisi. Kuesioner berisikan
daftar pertanyaan di mana di dalamnya dibagi menjadi dua bagian
berdasarkan variabel penelitian yaitu: fasilitas dan tarif.
Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Adapun
skala yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009:25):
58
1. Mengenai fasilitas dan tarif.
Kode Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
2. Mengenai tingkat hunian hotel (Ihs-Indonesia, 2009):
Tingkat Hunian Kamar = %100xdiarYangTerseJumlahKama
irYangDiHunJumlahKama
I. Teknik Pengujian Instrumen
1 Uji Validitas
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian yang
sebenarnya, perlu dilakukan pengujian kuesioner terlebih dahulu.
Pelaksanaan kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan
butir (validitas). Untuk pengujian validitas instrumen, digunakan
teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut
(Sugiyono, 2009:356):
( )( )( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑
∑∑∑−−
−=
2222iiii
iiiii
YYnXXn
YXXn Yr
59
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X : Skor item bernomer ganjil
Y : Skor item bernomer genap
n : Banyaknya sampel uji coba
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya
adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2 Uji keandalan ( Reliabilitas )
Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila
dilakukan uji secara berulang-ulang pada kelompok yang sama
akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas
dianalisis dengan rumus Spearman Brown, untuk keperluan itu
maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap.
Selanjutnya skor data tiap kelompok itu disusun tersendiri.
Kelompok ganjil dan skor butirnya dijumlahkan sehingga
menghasilkan skor total, begitu juga dengan kelompok genap,
selanjutnya antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.
60
Setelah dihitung maka akan didapat koefisien korelasi. Koefisien
korelasi ini selanjutnya dianalisis dengan rumus Spearman Brown
menurut Sugiyono (2009:359):
b
bi r
rr
+=
12
Keterangan :
= reliabilitas internal seluruh instrumen
= korelasi product moment antara belahan pertama dan
kedua.
Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel maka pernyataan dinyatakan reliabel.
b. Jika r hitung < r tabel maka penrnyataan dinyatakan tidak reliabel.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data secara kuantitatif (Analisis Varian Satu Jalan
Kruskal Wallis)
Teknik ini digunakan untuk menghitung hipotesis k sampel yang
berpasangan bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam pengukuran ditemukan
data berbentuk interval atau rasio, maka perlu diubah dulu kedalam data
ordinal. Rumus yang digunakan untuk pengujian adalah (Sugiyono, 2009:218):
( ) ( )131
121
2
+−+
= ∑=
Nn
RNN
Hk
j j
j
61
Keterangan :
N = banyak baris dalam tabel
k = banyak kolom
Rj = jumlah rangking dalam kolom
Hipotesis :
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima Ho adalah
jika harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel maka
Ho diterima.
Ho : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif ditinjau
dari kamar yang disediakan.
Ha : Terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif ditinjau dari
kamar yang disediakan.
62
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Hotel Borobudur
Hotel Borobudur berdiri pada tahun 1986, tetapi baru mendapatkan
surat ijin usahanya pada tahun 1993 dengan sertifikat hak milik atas nama
Hj. Siti Lestari ( Ny. KH. Syaiful Mudjab) yang juga merupakan pemilik
CV. Gunung Jati yang terletak di jalan HOS. Cokroaminoto, Yogyakarta.
Hotel Borobudur terdiri dari lima sertifikat yaitu: A, B, C, D dan E. Hotel
Borobudur terletak di jalan Magelang km 6,3 Jombor Kidul, Sinduadi
Mlati, Sleman, Yogyakarta, dengan luas tanah 6167 m 2 dan luas bangunan
2128 m 2 , yang terdiri dari beberapa bangunan lantai 1, lantai 2, dan lantai
3.
B. Struktur organisasi Hotel Borobudur
Dalam keorganisasiannya, Hotel Borobudur dijalankan atas
pengawasan seorang general manager yang bertanggung jawab kepada
pemilik, yaitu Hj. Siti Lestari (yang juga pemillik usaha CV. Gunung Jati)
dan membawahi bagian-bagian di bawahnya, seperti executive asistance
manager, Front Office (FO) Supervisor, Sales and Marketing (S&M),
Accounting, Food and Baverage (FB) Supervisor, Chief Engineering,
House Keeping (HK) Supervisor, serta Chief Security. Beberapa bagian
tersebut juga mengawasi orang yang bekerja di bawahnya. Seperti
63
Receptionist bertanggung jawab terhadap FO Supervisor, Pelayan dan
Koki bertanggung jawab kepada FB Supervisor, Teknisi bertanggung
jawab kepada Chief Engineering, Room Boy dan Petugas laundry
bertanggung jawab kepada HK Supervisor, Security bertanggung jawab
kepada Chief Security. Struktur organisasi Hotel Borobudur dapat dilihat
pada gambar IV.1.
64
STRUKTUR ORGANISASI HOTEL BOROBUDUR YOGYAKARTA
Gambar IV.1 bagan struktur organisasi Hotel Borobudur.
CV. GUNUNG JATI
AGUNG SASONGKO GENERAL MANAGER
MAULANA YUSUF EXC. ASST. MGR
EKSAN FO SPV
RINI, SE S & M
WIJI ACCOUNTING
WAHYU FB SPV
BASRONI CHIEV ENG
WAITER/S
COOK
RECEPTIONIST
RATIMIN HK SPV
AGUS CHIEV SEC
TECHNICIAN
ROOM BOY
LAUNDRY
SECURITY
65
C. Personalia Perusahaan
Untuk melaksanakan kegiatannya, Hotel Borobudur
memperkaryakan karyawan. Karyawan yang dimiliki Hotel Borobudur
sekarang berjumlah 30 orang yang terdiri dari:
- 1 orang general manager - 1 orang excecutive asistance manager
- 1 orang accounting - 1 orang FO SPV
- 1 orang S & M - 1 orang FB SPV
- 1 orang chief Eng - 1 orang HK SPV
- 1 orang chief Sec - 3 orang receptionist
- 3 orang cook - 3 orang waiter/s
- 2 orang techician - 4 orang room boy
- 3 orang di bagian laundry - 3 orang security
Dalam menjalin hubungan dengan karyawannya, pihak hotel
melakukan pengembangan kualitas karyawan dengan memberi
kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti training yang ditawarkan
melalui kerja sama bersama hotel lainnya.
D. Produk dan Fasilitas
Ada beberapa jenis kamar yang ditawarkan oleh Hotel Borobudur,
antara lain jenis standard (7 kamar), deluxe (8 kamar), superior (7 kamar),
66
moderate (6 kamar), ambassador (7 kamar), dan executive ambassador (2
kamar). Berikut adalah jenis kamar beserta harga dan fasilitas yang
ditawarkan oleh Hotel Borobudur:
Jenis kamar Harga (Rp) Fasilitas
Standard 80.000 Fan
Deluxe 95.000 Fan
*Superior 150.000 Fan, TV
*Moderate 200.000 AC, TV
*Ambassador 270.000 AC, TV, Air panas
*Exc. Ambassador
300.000 AC, TV, Air panas, Spring Bed, I-Phone
*sudah termasuk 2 x makan untuk dua orang.
Selain itu, Hotel Borobudur juga menawarkan ruangan dengan harga paket
yang berbeda, yaitu:
Paket yang ditawarkan
Ruangan Harga (rp) Fasilitas
Paket meeting Stupa room (min 10 pax)
70.000/pax - 1x makan siang
- 1x cofee break
- Meeting room (AC)
- OHP projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak &
67
Pelayanan
80.000/pax - 1x makan siang
- 2x coffe break
- Meeting room (AC)
- OHP projector+screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
Mendut Room (min 20 Pax)
45.000/pax - 1x makan siang
- 1x cofee break
- Meeting room ( non AC)
- OHP projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
55.000/pax - 1x makan siang
- 1x cofee break
- Meeting room ( non AC)
- OHP Projector
68
+ screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
Paket Fullboard Stupa Room (min 10 Pax)
220.000/pax - Kamar AC untuk 2 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (AC)
- OHP projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/Spanduk
- Pajak & Pelayanan
180.000/pax - Kamar AC untuk 4 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
69
- Meeting room (AC)
- OHP projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/Spanduk
- Pajak & Pelayanan
165.000/pax - Kamar non AC untuk 2 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
140.000/pax - Kamar non AC untuk 4 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
70
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
Mendut Room (min 20 Pax)
210.000/pax - Kamar AC untuk 2 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (non AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
140.000/pax - Kamar AC
71
untuk 4 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1xmakan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (non AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
160.000/pax - Kamar non AC untuk 2 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (non AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak &
72
Pelayanan
130.000/pax - Kamar non AC untuk 4 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (non AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
Fasilitas yang ada di Hotel Borobudur (kelas melati 2):
- 40 kamar tidur
- Satu ruang pertemuan kapasitas 200 orang (theatre)
- Satu ruang restoran kapasitas 40 orang
- Satu ruang cafe kapasitas 100 orang
- Satu ruang pijat refleksi kapasitas 3 bed
- Satu ruang tunggu Joglosemar Executive Shuttle Bus
- Satu ruang mushola kapasitas 30 orang
- Satu ruang dapur
73
- Satu ruang laundry
- Free hot spot
- IB MONEX 24 jam
- Terima pembayaran dengan Credit Card ( Visa & Master Card)
- Lapangan bulu tangkis dan tenis meja
- Area parkir luas
- Tiap kamar dilengkapi dengan TV kabel
74
BAB V
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis menganalisis data yang diperoleh selama
penelitian. Data diperoleh dari mengedarkan kuesioner kepada konsumen yang
menginap di Hotel Borobudur dan dari manajer atau yang berkepentingan
mengenai tingkat hunian Hotel Borobudur. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana perkembangan tingkat hunian Hotel Borobudur,
serta apakah terdapat perbedaan persepsi fasilitas dan tarif ditinjau dari kamar
yang disediakan. Responden yang diteliti dan menjadi sampel berjumlah 70 orang.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase yang
digunakan untuk menganalisis tingkat hunian hotel, serta Analisis Varian Satu
Jalan Kruskal Wallis yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan persepsi fasilitas dan tarif ditinjau dari kamar yang disediakan.
A. Identitas Responden
Penelitian dilakukan di Hotel Borobudur, Jalan Magelang km 6,3
Jombor, Yogyakarta, di mana peneliti menyebar kuesioner kepada
konsumen yang menginap di Hotel Borobudur. Sampel diambil dengan
cara non probabilitas dengan teknik purposive convenience sampling.
Sampel yang didapatkan sebanyak 70 orang, penyebaran kuesioner
dilakukan peneliti ketika melihat konsumen berada di lingkungan Hotel
Borobudur yang memenuhi kriteria yang sudah peneliti tetapkan.
75
Untuk memperoleh gambaran tentang jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pengeluaran rata-rata per bulan, frekuensi lamanya menginap, serta tujuan
responden, penulis akan menyajikan data sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau dari jenis
kelamin diperoleh : 47 responden (67,1%) berjenis kelamin pria,
dan 23 responden (32,9%) berjenis kelamin wanita. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang
diteliti berjenis kelamin pria. Kelompok data jenis kelamin
responden dapat dilihat dalam tabel V.1.
Tabel V.1. Kelompok Data Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Pria
Wanita
47
23
67,1
32,9
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
2. Berdasarkan Usia
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau dari usia
diperoleh: 21 responden (30%) berusia 21 - 29 tahun, 19 responden
(27,1%) berusia 30 - 38 tahun, 16 responden (22,9%) berusia 39 -
47 tahun, 11 responden (15,7%) berusia < 21 tahun, serta 3
responden (4,3%) berusia > 47 tahun. Dengan demikian dapat
76
disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang diteliti berusia
21 - 29 tahun.. Kelompok data usia responden dapat dilihat dalam
tabel V.2.
Tabel V.2. Kelompok Data Usia Responden
Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
< 21 tahun
21 - 29 tahun
30 – 38 tahun
39 – 47 tahun
> 47 tahun
11
21
19
16
3
15,7
30
27,1
22,9
4,3
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
3. Berdasarkan Pekerjaan
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau dari pekerjaan
diperoleh : 22 responden (31,4%) lain-lain, 17 responden (24,3%)
berstatus pegawai swasta, 17 responden (24,3%) berstatus
pengusaha, 12 responden (17,1%) berstatus pelajar, serta 2
responden (2,9%) berstatus pegawai negri. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden yang
diteliti berstatus lain-lain. Kelompok data pekerjaan responden
dapat dilihat dalam tabel V.3.
77
Tabel V.3. Kelompok Data Pekerjaan Responden
Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
Pelajar
Pengusaha
Pegawai Negri
Pegawai Swasta
Lain-lain
12
17
2
17
22
17,1
24,3
2,9
24,3
31,4
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
4. Berdasarkan Pengeluaran Rata-rata per Bulan
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau dari
Pengeluaran rata-rata per Bulan diperoleh : 20 responden (28,6%)
mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan Rp. 1.000.000,00 - Rp.
1.499.000,00; 20 responden (28,6%) mempunyai pengeluaran rata-
rata perbulan < Rp. 1.000.000,00; 15 responden (21,4%)
mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan Rp. 2.000.000,00 - Rp.
2.499.000,00; 13 responden (18,5%) mempunyai pengeluaran rata-
rata perbulan Rp. 1.500.000,00 - Rp. 1.999.000,00; serta 2
responden (2,9%) mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan > Rp.
2.499.000,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden yang diteliti mempunyai pengeluaran rata-rata
perbulan Rp. 1.000.000,00 - Rp. 1.499.000,00 dan < Rp.
1.000.000,00. Kelompok data pengeluaran rata-rata per bulan
responden dapat dilihat dalam tabel V.4.
78
Tabel V.4. Kelompok Data Pengeluaran Rata-rata per Bulan Responden
Pengeluaran (Rp) Jumlah (orang) Persentase (%)
< 1.000.000
1.000.000-1.499.000
1.500.000-1.999.000
2.000.000-2.499.000
>2.499.000
20
20
13
15
2
28,6
28,6
18,5
21,4
2,9
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
5. Berdasarkan Frekuensi Lamanya Menginap
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau dari frekuensi
lamanya menginap diperoleh : 35 responden (50%) menginap
selama dua hari, 21 responden (30%) menginap selama satu hari ,
10 responden (14,2%) menginap selama tiga hari, 2 responden
(2,9%) menginap selama empat hari, serta 2 responden (2,9%)
menginap selama > empat hari. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang diteliti
menginap selama dua hari. Kelompok data lamanya menginap
responden dapat dilihat dalam tabel V.5.
79
Tabel V.5. Kelompok Data Frekuensi Lamanya Menginap Responden
Lama menginap Jumlah (orang) Persentase (%)
1 hari
2 hari
3 hari
4 hari
> 4 hari
21
35
10
2
2
30
50
14,2
2,9
2,9
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah,. 2010.
6. Berdasarkan Kamar yang di Sewa
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau kamar yang
disewa diperoleh : 27 responden (38,6%) menyewa kamar deluxe,
15 responden (21,4%) menyewa kamar standard , 12 responden
(17,1%) menyewa kamar moderate, 6 responden (8,6%) menyewa
kamar superior, 6 responden (8,6%) menyewa kamar ambassador
serta 4 responden (5,7%) menyewa kamar executive ambassador.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden yang diteliti menyewa kamar deluxe. Kelompok data
kamar yang disewa dapat dilihat dalam tabel V.6.
80
Tabel V.6. Kelompok Data Kamar Yang Disewa
Kamar yang disewa Jumlah (orang) Persentase (%)
Standard
Deluxe
Superior
Moderate
Ambassador
Exc. Ambassador
15
27
6
12
6
4
21,4
38,6
8,6
17,1
8,6
5,7
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
7. Berdasarkan Tujuan
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau tujuannya
diperoleh : 22 responden (31,4%) tujuannya dalam rangka
pekerjaan, 22 responden (31,4%) tujuannya dalam rangka bisnis
atau dagang , 17 responden (24,3%) tujuannya dalam rangka
wisata, 9 responden (12,9%) tujuannya lain-lain, serta tidak ada
responden (0%) dalam rangka studi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang diteliti
tujuannya dalam rangka pekerjaan dan bisnis atau dagang.
Kelompok data tujuan responden dapat dilihat dalam tabel V.7.
81
Tabel V.7. Kelompok Data Tujuan Responden
Tujuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Wisata
Bisnis atau dagang
Studi
Pekerjaan
Lain-lain
17
20
0
20
9
24,3
31,4
0
31,4
12,9
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
B. Analisis Validitas dan Reliabilitas
1. Analisis Validitas
Dari hasil uji validitas terhadap item-item pernyataan
dengan sampel sebanyak 70 dan taraf signifikan 5% dengan
menggunakan SPSS 12, menunjukkan semua item pernyataan
mengenai variabel fasilitas dan tarif dinyatakan valid atau sahih,
hal ini dapat dillihat dari beberapa tabel di bawah.
a. Variabel Fasilitas
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk variabel fasilitas, sebagai
berikut:
82
Tabel V.8. Uji Validitas Variabel Fasilitas
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,587 0,159 Valid/Sahih
2 0,681 0,159 Valid/Sahih
3 0,745 0,159 Valid/Sahih
4 0,483 0,159 Valid/Sahih
5 0,276 0,159 Valid/Sahih
6 0,602 0,159 Valid/Sahih
7 0,702 0,159 Valid/Sahih
8 0,388 0,159 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Berdasarkan tabel V.8. bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan
yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel fasilitas memilliki
nilai Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ). Maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel fasilitas
dinyatakan valid/sahih.
b. Variabel Tarif
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk variabel tarif, sebagai
berikut:
83
Tabel V.9. Uji Validitas Variabel Tarif
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,887 0,159 Valid/Sahih
2 0,861 0,159 Valid/Sahih
3 0,908 0,159 Valid/Sahih
4 0,762 0,159 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Berdasarkan tabel V.9. bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan
yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel tarif memiliki nilai
Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ). Maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel tarif dinyatakan
valid/sahih.
2. Analisis Reliabilitas
Pengujian reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh
mana suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang
mempunyai reliabilitas yang tinggi disebut sebagai pengukuran
yang reliabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel bila r hitung lebih
besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ). Berikut ini merupakan tabel
analisis uji reliabilitas semua variabel mengenai fasilitas dan tarif
dengan menggunakan SPSS 12.
84
Tabel V.10. Uji Reliabilitas Variabel Fasilitas dan Tarif
Simbol Variabel R hitung R tabel
X1 Fasilitas 0,661 0,159
X2 Tarif 0,872 0,159
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Berdasarkan tabel V.10. diperoleh r hitung untuk variabel fasilitas
(X1) sebesar 0,661 , dan untuk variabel tarif (X2) sebesar 0,872. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0,159.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan
dalam kuesioner ini dapat digunakan karena reliabel.
C. Analisis Tingkat Hunian Hotel Borobudur
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama berikut ini
merupakan data tingkat hunian Hotel Borobudur antara tahun 2006 –
2009:
Tabel V.11. Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2006
MONTH
STD
(1)
DLX
(2)
SPR
(3)
MDR
(4)
AMB
(5)
EXC. AMB
(6)
TTL. OCC (7)
AVL. ROOM
(8)
AV. OCC (9)
JAN 183 104 141 49 127 36 640 1240 51.61%
FEB 176 60 55 36 109 39 475 1120 42.41%
MAR 202 71 33 66 169 36 577 1240 46.53%
APR 187 75 99 62 129 32 584 1200 48.67%
MEI 189 130 135 72 157 36 719 1240 57.98%
JUN 171 136 96 58 154 35 650 1200 54.17%
JUL 235 169 70 72 175 40 761 1240 61.37%
85
AGSTS 237 164 132 75 144 41 793 1240 63.95%
SEPT 180 156 133 111 137 38 755 1200 62.92%
OKT 163 97 68 61 130 27 546 1240 44.03%
NOV 215 145 11 48 143 40 602 1200 50.17%
DES 221 166 64 102 163 45 761 1200 63.42%
TOTAL 2359 1473 1037 812 1737 445 7863 14560
% ROOM 30% 18.7% 13.2% 10.3% 22.1% 5.7%
% TOTAL 54.00%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Keterangan:
STD* : Standard MDR* : Moderate
DLX* : Deluxe AMB* : Ambassador
SPR* : Superior EXC. AMB* : Executive ambassador
TTL. OCC : Total Occupancy AVL. ROOM : Available Room
AV. OCC : Average Occupancy
% ROOM : Persentase kamar dalam satu tahun
% TOTAL : Total persentase dalam satu tahun
* Jenis kamar yang disediakan
Di mana :
TTL. OCC = 1+2+3+4+5+6
AVL. ROOM = Jumlah kamar yang tersedia (40 kamar) x jumlah hari dalam setiap bulan
AV. OCC (%) = (7) / (8) x 100 %
TOTAL = jumlah masing-masing kolom dalam satu tahun
% ROOM = Total ((1,2,3,4,5,6) / 7 ) x 100 %
% TOTAL = Total ( 7 / 8) x 100%
Dari data tingkat hunian tahun 2006 didapatkan rata-rata tingkat hunian
sebesar 54% dari total kamar yang tersedia di mana jenis kamar yang paling
86
banyak digunakan oleh konsumen adalah jenis kamar Standard (30%) dan
Ambassador (22,1%), dan yang paling jarang digunakan konsumen adalah jenis
kamar Exc. Ambassador dengan total rata-rata adalah 5,7 %. Sedangkan tingkat
hunian yang paling tinggi terjadi pada bulan Juli, Agustus, September, dan
Desember dengan tingkat hunian di atas 60%, Bulan Agustus merupakan periode
tercapainya tingkat hunian tertinggi di mana tingkat hunian pada bulan itu
mencapai 63,95%.
Tabel V.12. Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2007
MONTH STD
(1)
DLX
(2)
SPR
(3)
MDR
(4)
AMB
(5)
EXC. AMB
(6)
TTL. OCC (7)
AVL. ROOM
(8)
AV. OCC (9)
JAN 202 142 140 77 173 42 776 1240 62.58%
FEB 187 128 87 59 142 32 635 1120 56.70%
MAR 204 122 64 57 183 46 676 1240 54.52%
APR 189 94 54 74 157 40 608 1200 50.67%
MEI 226 131 39 0 280 52 728 1240 58.71%
JUN 195 148 152 0 281 45 821 1200 68.42%
JUL 244 202 129 0 294 55 924 1240 74.52%
AGSTS 231 220 125 0 267 54 897 1240 72.34%
SEPT 179 152 100 0 220 37 688 1200 57.33%
OKT 168 98 88 0 224 33 611 1240 49.27%
NOV 192 128 172 0 320 51 863 1240 69.60%
DES 217 189 117 0 335 53 911 1240 73.47%
TOTAL 2434 1754 1267 267 2867 540 9138 14640
% ROOM 26,6% 19.2% 13.9% 2.9% 31.5% 5.9%
% TOTAL 62.42%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
87
Keterangan:
STD* : Standard MDR* : Moderate
DLX* : Deluxe AMB* : Ambassador
SPR* : Superior EXC. AMB* : Executive ambassador
TTL. OCC : Total Occupancy AVL. ROOM : Available Room
AV. OCC : Average Occupancy
% ROOM : Persentase kamar dalam satu tahun
% TOTAL : Total persentase dalam satu tahun
* Jenis kamar yang disediakan
Di mana :
TTL. OCC = 1+2+3+4+5+6
AVL. ROOM = Jumlah kamar yang tersedia (40 kamar) x jumlah hari dalam setiap bulan
AV. OCC (%) = (7) / (8) x 100 %
TOTAL = jumlah masing-masing kolom dalam satu tahun
% ROOM = Total ((1,2,3,4,5,6) / 7 ) x 100 %
% TOTAL = Total ( 7 / 8) x 100%
Dari data tingkat hunian tahun 2007 didapatkan rata-rata tingkat hunian
sebesar 62,42% dari total kamar yang tersedia atau meningkat 8,42% dari tahun
sebelumnya (2006) di mana jenis kamar yang paling banyak digunakan oleh
konsumen adalah jenis kamar Ambassador (31,5%) dan Standard (26,6%) dan
yang paling jarang digunakan konsumen adalah jenis kamar Moderate dengan
total rata-rata adalah 2,9 %. Sedangkan tingkat hunian yang paling tinggi terjadi
pada bulan Juli, Agustus, dan Desember dengan tingkat hunian di atas 70%, Bulan
Juli merupakan periode tercapainya tingkat hunian tertinggi di mana tingkat
hunian pada bulan itu mencapai 74,52%.
88
Tabel V.13. Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2008
MONTH STD
(1)
DLX
(2)
SPR
(3)
MDR
(4)
AMB
(5)
EXC. AMB
(6)
TTL. OCC (7)
AVL. ROOM (8)
AV. OCC (9)
JAN 149 77 78 81 127 37 549 1240 44.27%
FEB 141 82 57 111 138 50 579 1160 49.91%
MAR 181 120 116 144 159 38 758 1240 61.13%
APR 173 167 103 137 161 48 789 1200 65.75%
MEI 192 177 181 164 195 38 947 1240 76.37%
JUN 199 151 160 165 186 52 913 1200 76.08%
JUL 189 194 164 176 178 45 946 1240 76.29%
AGSTS 202 223 179 184 189 44 1021 1240 82.34%
SEPT 141 163 102 146 138 28 718 1200 59.83%
OKT 209 186 166 165 189 36 951 1240 76.69%
NOV 212 195 177 134 155 33 906 1200 75.50%
DES 201 184 153 134 135 36 843 1240 67.68%
TOTAL 2189 1919 1636 1741 1950 485 9920 14640
% ROOM 22.1% 19.3% 16.5% 17.6% 19.7% 4.9%
% TOTAL 67.68%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Keterangan:
STD* : Standard MDR* : Moderate
DLX* : Deluxe AMB* : Ambassador
SPR* : Superior EXC. AMB* : Executive ambassador
TTL. OCC : Total Occupancy AVL. ROOM : Available Room
AV. OCC : Average Occupancy
% ROOM : Persentase kamar dalam satu tahun
% TOTAL : Total persentase dalam satu tahun
* Jenis kamar yang disediakan
89
Di mana :
TTL. OCC = 1+2+3+4+5+6
AVL. ROOM = Jumlah kamar yang tersedia (40 kamar) x jumlah hari dalam setiap bulan
AV. OCC (%) = (7) / (8) x 100 %
TOTAL = jumlah masing-masing kolom dalam satu tahun
% ROOM = Total ((1,2,3,4,5,6) / 7 ) x 100 %
% TOTAL = Total ( 7 / 8) x 100%
Dari data tingkat hunian tahun 2008 didapatkan rata-rata tingkat hunian
sebesar 67,68% dari total kamar yang tersedia atau meningkat 5,26% dari tahun
sebelumnya (2007) di mana jenis kamar yang paling banyak digunakan oleh
konsumen adalah jenis kamar Standard (22,1%) dan Ambassador (19,7%) dan
yang paling jarang digunakan konsumen adalah jenis kamar Exc. Ambassador
dengan total rata-rata adalah 4,9 %. Sedangkan tingkat hunian yang paling tinggi
terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, Oktober dan November dengan tingkat
hunian di atas 75%, Bulan Agustus merupakan periode tercapainya tingkat hunian
tertinggi di mana tingkat hunian pada bulan itu mencapai 82,34%.
Tabel V.14. Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2009
MONTH STD
(1)
DLX
(2)
SPR
(3)
MDR
(4)
AMB
(5)
EXC. AMB
(6)
TTL. OCC (7)
AVL. ROOM (8)
AV. OCC (9)
JAN 193 208 147 122 133 40 843 1240 67.98%
FEB 154 190 143 138 133 30 788 1160 67.93%
MAR 195 208 164 167 154 42 930 1240 75.00%
APR 200 168 136 124 153 32 813 1200 67.75%
MEI 215 243 136 146 175 35 950 1240 76.61%
JUN 207 240 166 146 148 30 937 1200 78.08%
JUL 245 282 178 166 201 47 1119 1240 90.24%
90
AGSTS 245 243 181 140 152 32 993 1240 80.08%
SEPT 221 217 140 143 134 46 901 1200 75.08%
OKT 247 299 193 174 185 42 1140 1240 91.94%
NOV 236 285 191 166 175 48 1101 1200 91.75%
DES 234 307 194 182 194 50 1161 1240 93.63%
TOTAL 2592 2890 1969 1814 1937 474 11676 14640
% ROOM 22.2% 24.8% 16.9% 15.5% 16.6% 4.1%
% TOTAL 79.67%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Keterangan:
STD* : Standard MDR* : Moderate
DLX* : Deluxe AMB* : Ambassador
SPR* : Superior EXC. AMB* : Executive ambassador
TTL. OCC : Total Occupancy AVL. ROOM : Available Room
AV. OCC : Average Occupancy
% ROOM : Persentase kamar dalam satu tahun
% TOTAL : Total persentase dalam satu tahun
* Jenis kamar yang disediakan
Di mana :
TTL. OCC = 1+2+3+4+5+6
AVL. ROOM = Jumlah kamar yang tersedia (40 kamar) x jumlah hari dalam setiap bulan
AV. OCC (%) = (7) / (8) x 100 %
TOTAL = jumlah masing-masing kolom dalam satu tahun
% ROOM = Total ((1,2,3,4,5,6) / 7 ) x 100 %
% TOTAL = Total ( 7 / 8) x 100%
91
Dari data tingkat hunian tahun 2009 didapatkan rata-rata tingkat hunian
tahun 2009 sebesar 79,67% dari total kamar yang tersedia atau meningkat 11,99%
dari tahun sebelumnya (2008) di mana jenis kamar yang paling banyak digunakan
oleh konsumen adalah jenis kamar Deluxe (24,8%) dan Standard (22,2%) dan
yang paling jarang digunakan konsumen adalah jenis kamar Exc. Ambassador
dengan total rata-rata adalah 4,1 %. Sedangkan tingkat hunian yang paling tinggi
terjadi pada bulan Juli, Oktober, November, dan Desember dengan tingkat hunian
di atas 90%, Bulan Desember merupakan periode tercapainya tingkat hunian
tertinggi di mana tingkat hunian pada bulan itu mencapai 93,63%.
D. Analisis Varian Satu Jalan Kruskal Wallis
Untuk menjawab hipotesis pada rumusan masalah yang kedua berikut ini
adalah distribusi hasil Uji Analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis mengenai
variabel fasillitas dan tarif ditinjau dari kamar yang disediakan:
a. Variabel Fasilitas
Berikut ini tabel analisis Uji Kruskal Wallis untuk variabel fasilitas
adalah sebagai berikut:
Tabel V.15. Ranking Fasilitas Berdasarkan Jenis Kamar
Room Rank Rank Square Kamar I 551,5 20185,47966Kamar II 947 33123,81114Kamar III 252 10584Kamar IV 361 10860,08333Kamar V 251 10500,16667Kamar VI 125,5 3937,5625
R square = 89191,1033Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
92
( ) ( )131
121
2
+−+
= ∑=
Nn
RNN
Hk
j j
j
( ) [ ] ( )17031033,8919117070
12+−
+=H
H = 0,00241449 (89191,1033) – 213
H = 2,343
Dengan perhitungan SPSS 12, didapatkan hasil:
Tabel V.16. Uji Kruskal Wallis Variabel Fasilitas
fasilitas Chi-Square 2,343
Df 5 Asymp. Sig. ,800
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Harga H hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi
Kuadrat tabel dengan dk= k-1; 6 – 1 = 5. Bila taraf kesalahan 5 % (0,05),
maka harga Chi Kuadrat tabel 11,07. Harga H hitung tersebut ternyata lebih
kecil dari H table (2,343 < 11,07), karena harga H hitung lebih kecil dari H
tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti tidak terdapat perbedaan
persepsi mengenai fasilitas jika ditinjau dari kamar yang disediakan, berarti
konsumen yang menginap di Hotel Borobudur dengan jenis kamar yang
berbeda mempunyai persepsi yang sama mengenai perencanaan ruangan
(seperti penataan ruangan yang baik, sirkulasi udara yang berjalan baik,
sistem pembuangan air yang berjalan dengan baik), perlengkapan yang
93
disediakan (seperti adanya hiasan, pajangan, atau lukisan) dan peralatan
penunjang (seperti kipas angin atau AC yang berfungsi) untuk masing-masing
kamar.
b. Variabel Tarif
Berikut ini tabel analisis Uji Kruskal Wallis untuk variabel tarif adalah
sebagai berikut:
Tabel V.17. Ranking Tarif Berdasarkan Jenis Kamar Room Rank Rank Square Kamar I 616 25401,0468Kamar II 845,5 26580,3658Kamar III 231 8893,4Kamar IV 423,5 14946,02Kamar V 220 8066,66Kamar VI 154 5926R square = 89813,4926
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
( ) ( )131
121
2
+−+
= ∑=
Nn
RNN
Hk
j j
j
( ) [ ] ( )17034926,8981317070
12+−
+=H
H = 0,00241449 (89813,4926) – 213
H = 3,85378
Dengan perhitungan SPSS 12, didapatkan hasil:
Tabel V.18. Uji Kruskal Wallis Variabel Tarif
tarif Chi-Square 3,854
Df 5 Asymp. Sig. ,571
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
94
Harga H hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi
Kuadrat table dengan dk= k-1; 6 – 1 = 5. Bila taraf kesalahan 5 % (0,05),
maka harga Chi Kuadrat table 11,07. Harga H hitung tersebut ternyata lebih
kecil dari H table (3,854 < 11,07), karena harga H hitung lebih kecil dari H
tabel maka, maka Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti tidak terdapat
perbedaan persepsi mengenai tarif jika ditinjau dari kamar yang disediakan,
berarti konsumen yang menginap di Hotel Borobudur dengan jenis kamar
yang berbeda mempunyai persepsi yang sama mengenai harga yang
ditawarkan (seperti tarif yang sesuai dengan fasilitas, pelayanan), dan adanya
diskon yang diberikan (seperti tarif yang lebih murah dibanding hotel sejenis,
adanya potongan harga yang diberikan) masing-masing kamar.
95
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data mengenai perkembangan tingkat hunian
Hotel Borobudur dan analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif
ditinjau dari kamar yang disediakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari analisis persentase data tingkat hunian Hotel Borobudur tahun
2006 – 2009, diketahui bahwa tingkat hunian hotel selalu
mengalami kenaikan setiap tahunnya, pada tahun 2007 tingkat
hunian naik 8,42% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2008 tingkat
hunian juga naik sebesar 5,26% dari tahun 2007, dan pada tahun
2009 terjadi lonjakan yang sangat tinggi dibanding tahun-tahun
sebelumnya yaitu naik sebesar 11,99%, dimana jenis kamar yang
paling sering digunakan adalah jenis kamar standard untuk setiap
tahunnya.
2. Berdasarkan hasil analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis untuk
variabel fasilitas diperoleh nilai H hitung (2,343) < H tabel (11,07),
maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai
fasilitas jika ditinjau dari kamar yang disediakan. Konsumen Hotel
Borobudur mempunyai persepsi yang tidak berbeda mengenai
penataan ruangan, sirkulasi udara, perlengkapan yang disediakan,
96
maupun peralatan penunjang (seperti kipas angin atau AC) di
masing-masing kamar.
3. Berdasarkan hasil analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis untuk
variable tarif diperoleh nilai H hitung (3,854) < H tabel (11,07),
maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai tarif
jika ditinjau dari kamar yang disediakan. Konsumen Hotel
Borobudur mempunyai persepsi yang tidak berbeda mengenai tarif
yang ditawarkan (sesuai dengan fasilitas dan pelayanan) untuk
masing-masing kamar, dan diskon yang diberikan untuk masing-
masing kamar.
B. Saran
Setelah menganalisa data variabel fasilitas dan tarif serta data
mengenai tingkat hunian hotel Borobudur, maka pihak manajemen
pemasaran dapat memperhatikan hal-hal berikut ini untuk dijadikan
bahan pertimbangan dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan,
yaitu:
1. Bagi pihak Hotel Borobudur, keberadaan lokasi hotel dalam hal
kestrategisan tempat yang dekat dengan Terminal Jombor, pusat
jalan yaitu Ring Road Utara dan Jalan Raya Magelang yang
memudahkan akses menuju dan keluar hotel, serta beberapa tempat
wisata yang tidak terlalu jauh merupakan faktor pendukung yang
harus dimanfaatkan untuk menarik konsumen. Sebaiknya pihak
97
hotel melakukan suatu kerja sama dengan tour agency untuk
program-program wisata dan liburan, atau studi tour sehingga
dapat meningkatkan tingkat hunian hotel.
2. Hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa
butir pernyataan mengenai pemilihan warna interior ruangan
memiliki skor yang paling rendah, sehingga peneliti menyarankan
dalam pemilihan warna interior ruangan sebaiknya pihak hotel
memberi nuansa kamar yang rileks dengan warna-warna yang
teduh (tidak terlalu cerah ataupun mencolok), sehingga konsumen
merasa lebih nyaman.
3. Hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa
butir pernyataan mengenai sistem pembuangan air dan adanya
hiasan dalam kamar memiliki skor yang paling tinggi, sehingga
peneliti menyarankan sebaiknya kebersihan dalam sistem
pembuangan air yang berjalan baik dan lancar harus tetap
dipertahankan dan terkontrol, selain itu pemberian hiasan seperti
bunga dan adanya akuarium memberikan kesan asri di dalam hotel
dan harus dijaga kebersihannya.
4. Hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa
butir pernyataan mengenai adanya pemberian diskon memiliki skor
paling tinggi, sehingga peneliti menyarankan sebaiknya pihak hotel
tetap mempertahankan penetapan diskon yang ada saat ini, selain
itu harus selalu memperhatikan faktor kualitas dalam pelayanan
dan fasilitas dengan harga yang sebanding.
98
C. Keterbatasan
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menyadari dan
merasakan bahwa penulisan skripsi ini masih banyak menemui hambatan
serta kekurangan dan kelemahannya. Hal ini disebabkan karena beberapa
faktor, yaitu:
1. Faktor internal
Keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan dan pengalaman,
karena peneliti masih dalam taraf belajar dan baru pertama kali
mengadakan penelitian, sehingga peneliti tidak dapat
mengungkapkan semua fakta yang ada dalam penelitian ini dengan
tepat. Dengan demikian, kesimpulan yang diambil hanya berlaku
terbatas pada perolehan data. Selain itu peneliti juga menyadari
keterbatasan akan waktu serta biaya dalam melakukan penelitian.
2. Faktor eksternal
Keterbatasan kemampuan responden untuk membagi waktu dalam
mengisi atau memahami isi pernyataan serta kejujuran untuk
menjawab kuesioner yang diberikan peneliti. Oleh karena itu
kemungkinan kesalahan jawaban bisa saja terjadi, sehingga analisis
yang dihasilkan kurang akurat. Selain itu keterbatasan penelitian
dalam hal minimnya data perusahaan yang didapatkan, misalnya:
mengenai pemasaran, personalia, penggajian dan lain sebagainya.
99
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, Panji Hendarso, dan Adriza. 2004. Metodologi Penelitian Bidang Sosial dan Bisnis. Yayasan Gayatri: Denpasar.
Arison. 2008. Visit Indonesia Year 2008 (Optimisme Vs Realita):
http://arison001.blogspot.com/2008/03/visit-indonesia-year-2008-optimisme-vs.html. Diakses tanggal 17 Oktober 2009.
--------. 2008. Pengertian Pariwisata: http:/ / arison 001 . blogspot . com / 2008 /
02/pengertian-pariwisata.html. Diakses tanggal 21 Oktober 2009. Boyd, Walker, and Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi kedua Jilid
pertama. Erlangga: Jakarta. Business News. 2004. Gairah Wisata Daerah. PT. Businessnews: Jakarta. Dewi, Putri L. 2005. Pengaruh Bauran Promosi dalam Meningkatkan Tingkat
Okupansi Hotel: http://jurnalskripsi.com/pengaruh-bauran-promosi-dalam-meningkatkan-tingkat-okupansi-hotel-santika-malang-pdf.htm. Diakses tanggal 14 Oktober 2009.
Gaduk, Tarsisius R. Seriawan. 2004. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap
Fasilitas Jasa Hotel. FE USD: Yogyakarta. Hamengku Buwono X. 2009. Pariwisata Lintas Batas Berbasis Komunitas.
http://www.mertinusantara.com/berita.php?id_berita=36. Diakses tanggal 24 Oktober 2009.
Hanggara, Vicky. 2006. Tinjauan Tingkat Hunian Kamar: www.ihs-
indonesia.com. Diakses tanggal 16 Oktober 2009. Hasan, M.Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Erlangga: Jakarta. Hata. 2007. Rencana Strategis Pengembangan Pariwisata di Kota Blitar
(Sepenggal Teori Tentang Pariwisata): http://mas-hata.blogspot.com/2007/11/tentang-pariwisata.html. Diakses tanggal 24 Oktober 2009.
Ihs-Indonesia. 2009. Pengertian Tingkat Hunian Kamar: www.ihs-indonesia.com.
Diakses tanggal 17 Mei 2009. Inan. 2008. Ilmu Pariwisata: http://inan56.wordpress.com/2008/09/17/ilmu
pariwisata . html. Diakses tanggal 24 Oktober 2009.
100
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi kesebelas Jilid pertama. PT. Indeks: Jakarta.
Kotler, Philip dan Amstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi sembilan Jilid
pertama. PT. Indeks: Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi kesebelas Jilid kedua. PT.
Indeks: Jakarta. Lina. 2004. Formulasi Strategi Pemasaran Untuk Keunggulan Bersaing. FE
USD: Yogyakarta. Nusantaraningsih, Iaswarmy. 2009. Jenis-Jenis Hotel: http : // Iaswarmy.
blogspot. com /2009/07/ jenis-jenis hotel.html. Diakses tanggal 17 Oktober 2009.
Pratiwi, Nuri dan Wahyuddin. 2005. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Tingkat Hunian Hotel. Jurnal Daya Saing, 6(2). Pp. 11-21. ISSN 1411-3422. FE UMS: Surakarta.
Rangkuti, Freddy. 1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Suhartono. 2006. Teori dan Aplikasi Model Intervensi Fungsi Pulse pada Tingkat
Hunian Hotel Bintang Lima di Bali. Jurnal Time Series Model Intervensi PresentationTranscript:http://www.slideshare.net/guest35d07b/jurnal-time-series-model-intervensi. Diakses tanggal 24 Oktober 2009.
Sunarto. 2004. Manajemen Pemasaran. AMUS: Yogyakarta. Swastha, Basu. 2002. Azas-Azas Marketing, Edisi ketiga. Liberty Offset:
Yogyakarta. Tiancoba. 2008. Pengaruh Faktor-Faktor Bauran Promosi Terhadap Peningkatan
Jumlah Hunian Kamar. http://www.vibiznews.com/jurnal-perkotaan-pengaruh-faktor-bauran-promosi-terhadap-peningkatkan-jumlah-hunian-kamar-pdf.htm. Diakses tanggal 20 Oktober 2009.
Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Bayu Media: Malang. Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS, Edisi Ketiga.
Graha Ilmu: Yogyakarta. Yoeti, H. Oka. 2001. Strategi Pemasaran Hotel. PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
KUESIONER Lamp : 1 Berkas Kuesioner Hal : Kuesioner Penelitian Yogyakarta,…. Januari Kepada Yth : Konsumen Hotel Borobudur Yogyakarta Dengan hormat, Dengan ini Saya Nama : Christopher Widyalistyanto NIM : 05 224 107
Mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharm Yogyakarta sedang menyusun skripsi dengan judul “ Perbedaan Persepsi Mengenai Fasilitas dan Tarif: Studi kasus pada Konsumen Hotel Borobudur, Jl. Magelang km 6,3 Jombor, Yogyakarta”. Saya mohon bantuan anda untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang tersusun dalam kuesioner ini, untuk menggambarkan apa yang anda lihat dan rasakan selama menginap di Hotel Borobudur.
Kesungguhan anda dalam mengisi setiap butir pernyataan sesuai dengan
keadaan anda yang sebenarnya sangat diharapkan. Petunjuk cara pengisian akan saya jelaskan di awal setiap kuesioner ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih. Hormat Saya, Christopher Widyalistyanto
BAGIAN I IDENTITAS RESPONDEN
Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan anda sebenarnya:
1. Nama responden : ……………………………….. (boleh tidak diisi)
2. Jenis kelamin:
a. Pria
b. Wanita
3. Usia Anda:
a. <21 tahun
b. 21-29 tahun
c. 30-38 tahun
d. 39-47 tahun
e. > 47 tahun
4. Profesi Anda:
a. Pelajar/Mahasiswa
b. Pengusaha
c. Pegawai Negeri
d. Pegawai Swasta
e. Lain-lain (sebutkan)…..
5. Pengeluaran rata-rata Anda per bulan (Rp):
a. <1.000.000,-
b. 1.000.000,- - 1.499.000,-
c. 1.500.000,- - 1.999.000,-
d. 2.000.000,- - 2.499.000,-
e. >2.499.000,-
6. Frekuensi Anda menginap di Hotel Borobudur dalam setiap kunjungan:
a. 1 hari
b. 2 hari
c. 3 hari
d. 4 hari
e. >4 hari
7. Kamar yang Anda gunakan:
a. Standard
b. Deluxe
c. Superior
d. Moderate
e. Ambassador
f. Exc. Ambassador
8. Maksud Anda menginap di Hotel Borobudur
a. Wisata
b. Bisnis/dagang
c. Studi
d. Pekerjaan
e. Lain-lain (sebutkan)……….
BAGIAN II Untuk pernyataan bagian II telah disediakan lima alternatif jawaban. Anda dimohon untuk memilih alternatif jawaban dengan memberi tanda (√) atau (X) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan keadaan Anda sebenarnya. Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral
A. Pernyataan mengenai fasilitas hotel No Pernyataan SS S N TS STS 1 Penempatan peralatan dan
perlengkapan hotel tertata dengan rapi.
2 Penataan ruangan membuat Anda merasa nyaman.
3 Pemilihan warna interior ruangan membuat Anda merasa nyaman.
4 Sirkulasi udara berjalan baik. 5 System pembuangan air berjalan
lancar.
6 Dalam ruangan kamar terdapat hiasan seperti lukidsn, bunga, akuarium, dan lain sebagainya.
7 Perlengkapan dan dekorasi ruangan antic, indah, dan menarik.
8 Kipas angin /AC berfungsi dengan baik.
B. Pernyataan mengenai tarif hotel
No Pernyataan SS S N TS STS 1 Tarif yang ditawarkan sesuai
dengan fasilitas yang diberikan.
2 Tarif yang ditawarkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
3 Tarif yang ditawarkan lebih murah dibanding hotel kelas melati 2 lainnya.
4 Adanya potongan harga membuat Anda memilih untuk menginap di Hotel Borobudur.
No jns_kel usia pekerjaan penglran frek_kunj kamar tujuan 1 2 2 2 $4 3 2 4 2 1 4 2 $3 2 2 2 3 1 4 2 $4 2 2 2 4 2 4 5 $4 5 1 4 5 2 4 5 $3 2 2 2 6 2 4 5 $1 2 2 2 7 1 2 5 $1 2 1 1 8 1 2 5 $1 2 1 1 9 2 3 5 $2 2 1 4 10 1 5 5 $3 2 1 5 11 1 4 4 $2 2 2 4 12 2 4 4 $2 2 2 4 13 2 2 4 $3 2 2 4 14 2 2 4 $3 2 2 4 15 1 5 2 $4 4 5 5 16 1 3 4 $2 1 4 4 17 1 3 4 $3 1 4 4 18 1 3 4 $2 1 4 4 19 1 3 4 $2 1 4 4 20 2 3 4 $2 1 4 4 21 2 3 4 $3 1 4 4 22 1 2 5 $1 2 2 1 23 1 2 5 $1 2 2 1 24 1 1 1 $1 2 2 1 25 1 3 3 $2 2 2 4 26 2 2 5 $2 1 2 4 27 1 3 2 $4 3 3 2 28 2 2 5 $1 1 4 5 29 2 3 5 $4 2 5 2 30 1 4 2 $2 2 1 2 31 1 5 5 $1 1 1 5 32 1 3 2 $4 2 5 2 33 1 4 2 $4 2 5 2 34 2 2 5 $2 1 1 5 35 2 3 2 $3 2 1 2 36 1 4 2 $2 2 1 2 37 1 1 1 $2 3 1 1 38 1 1 1 $2 3 1 1 39 1 2 4 $2 2 3 4 40 1 2 4 $2 2 3 4 41 1 2 4 $2 2 3 4 42 1 2 4 $2 2 3 4 43 2 3 2 $4 3 6 2 44 1 3 2 $5 3 6 2 45 1 4 5 $4 2 6 2 46 1 2 5 $4 3 6 2 47 2 3 5 $3 2 3 2 48 1 4 4 $2 1 4 5 49 2 3 5 $2 2 2 4
50 1 3 4 $3 2 2 5 51 2 3 4 $3 2 2 5 52 1 2 2 $4 4 4 2 53 2 4 5 $3 2 4 2 54 1 4 2 $4 2 4 2 55 2 4 5 $1 2 4 2 56 1 3 3 $4 3 2 4 57 1 2 2 $4 1 5 2 58 1 2 5 $1 3 1 4 59 1 2 5 $1 1 1 1 60 1 2 2 $5 5 5 5 61 1 2 1 $1 3 1 1 62 1 4 2 $3 2 2 2 63 2 1 1 $1 1 2 1 64 2 1 1 $1 1 2 1 65 1 1 1 $1 1 2 1 66 1 1 1 $1 1 2 1 67 1 1 1 $1 1 2 1 68 1 1 1 $1 1 2 1 69 1 1 1 $1 1 2 1 70 1 1 1 $1 1 2 1
NO X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 FASILITA1 4 4 3 4 4 5 4 4 32 2 4 4 3 3 5 5 4 5 33 3 5 4 4 5 5 5 4 4 36 4 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 4 4 3 3 4 4 3 4 29 6 2 4 3 5 5 4 3 4 30 7 3 4 3 4 4 4 4 4 30 8 3 4 3 4 4 4 4 4 30 9 4 4 3 4 4 4 3 3 29 10 4 4 4 4 4 4 4 4 32 11 3 3 3 4 4 4 4 4 29 12 4 4 4 4 4 4 4 4 32 13 4 4 4 3 3 4 4 4 30 14 4 4 4 4 4 4 4 4 32 15 4 4 4 4 4 4 4 4 32 16 4 4 3 3 4 4 4 4 30 17 4 3 3 3 4 4 3 4 28 18 4 4 3 4 4 4 3 3 29 19 3 3 3 3 4 4 4 5 29 20 2 4 3 5 5 4 3 4 30 21 3 4 4 4 4 4 4 4 31 22 4 4 4 4 4 4 4 4 32 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 25 3 3 3 3 3 3 3 3 24 26 4 4 4 4 4 4 4 4 32 27 4 4 4 4 4 4 4 4 32 28 4 4 4 4 4 4 4 4 32 29 4 3 4 5 5 4 4 4 33 30 4 4 4 4 4 4 4 4 32 31 4 4 3 5 4 4 3 4 31 32 4 4 3 4 4 4 4 4 31 33 4 4 3 4 4 4 4 4 31 34 3 4 3 4 4 4 4 4 30 35 4 4 3 4 4 4 3 4 30 36 3 4 3 4 4 4 3 4 29 37 4 4 3 4 4 4 3 5 31 38 3 4 3 4 4 4 4 5 31 39 4 4 3 4 4 4 4 5 32 40 4 4 3 4 4 4 4 5 32 41 4 4 3 4 4 4 4 4 31 42 4 4 3 4 4 4 3 5 31 43 4 4 3 4 4 4 4 4 31 44 4 4 3 4 4 4 3 5 31 45 4 4 3 4 4 4 3 4 30 46 4 4 3 4 4 4 4 4 31 47 3 4 3 4 4 4 4 5 31 48 4 4 3 4 4 4 4 5 32
49 2 4 3 4 4 4 4 4 29 50 3 4 3 4 4 4 3 4 29 51 3 4 3 4 4 4 3 5 3052 4 4 4 4 4 4 4 5 33 53 4 4 3 3 4 4 3 4 2954 5 4 4 5 5 5 4 3 35 55 2 4 3 5 5 4 3 4 30 56 5 5 5 5 4 4 4 4 36 57 4 4 4 4 4 4 4 4 32 58 4 4 4 4 4 4 4 4 32 59 5 5 5 5 4 5 5 5 39 60 5 4 3 3 3 4 4 4 30 61 5 4 4 3 3 4 4 5 32 62 4 4 3 3 5 5 4 5 33 63 4 5 5 5 4 4 4 4 35 64 4 4 4 4 4 5 5 4 34 65 4 3 3 4 4 4 3 3 2866 4 3 4 5 5 4 3 2 30 67 3 3 3 4 5 4 3 3 2868 4 4 3 4 4 4 3 3 29 69 3 3 3 4 5 5 3 2 28 70 4 4 4 4 5 5 4 3 33
265 275 241 281 289 289 260 284
No X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 TARIF 1 4 4 4 4 16 2 4 4 4 4 16 3 4 4 4 5 17 4 5 5 5 5 20 5 4 4 4 4 16 6 3 3 3 3 12 7 4 4 4 4 16 8 4 4 4 4 16 9 4 4 4 4 16 10 4 4 4 4 16 11 4 4 4 4 16 12 3 3 4 4 14 13 4 4 4 4 16 14 4 4 4 4 16 15 4 4 4 4 16 16 4 4 4 4 16 17 4 4 4 4 16 18 4 4 4 4 16 19 4 4 4 4 16 20 3 3 3 3 12 21 4 4 4 4 16 22 4 4 4 4 16 23 4 4 4 4 16 24 4 4 4 4 16 25 3 3 3 3 12 26 4 4 4 4 16 27 4 4 4 4 16 28 4 4 4 4 16 29 4 4 4 4 16 30 4 4 4 4 16 31 4 4 4 4 16 32 4 4 4 4 16 33 4 4 4 4 16 34 4 4 4 4 16 35 4 4 4 4 16 36 4 4 4 4 16 37 4 4 4 4 16 38 4 4 4 4 16 39 4 4 4 4 16 40 4 4 4 4 16 41 4 4 4 4 16 42 4 4 4 4 16 43 4 4 4 4 16 44 4 4 4 4 16 45 4 4 4 4 16 46 4 4 4 4 16 47 4 4 4 4 16 48 4 4 4 4 16 49 4 4 4 4 16
50 4 4 4 4 16 51 4 4 4 4 16 52 4 4 4 4 16 53 4 4 4 4 16 54 5 5 5 5 20 55 3 3 3 3 12 56 4 5 5 5 19 57 2 2 2 2 8 58 4 4 4 4 16 59 5 5 5 5 20 60 5 4 5 3 17 61 4 2 4 5 15 62 4 4 4 4 16 63 3 3 3 5 14 64 4 4 3 3 14 65 4 4 3 3 14 66 4 4 3 3 14 67 4 3 3 4 14 68 4 3 3 4 14 69 4 4 4 5 17 70 4 4 3 5 16
276 272 272 279
Validitas dan Reliabilitas Variabel Fasilitas Correlations X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 fasilitas X2_1 Pearson
Correlation 1 ,335(**) ,501(**) -,028 -,176 ,325(**) ,371(**) ,087 ,587(**)
Sig. (1-tailed) . ,002 ,000 ,408 ,073 ,003 ,001 ,236 ,000N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
X2_2 Pearson Correlation ,335(**) 1 ,460(**) ,297(**) -,096 ,237(*) ,410(**) ,413(**) ,681(**)
Sig. (1-tailed) ,002 . ,000 ,006 ,215 ,024 ,000 ,000 ,000N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
X2_3 Pearson Correlation ,501(**) ,460(**) 1 ,397(**) ,051 ,255(*) ,568(**) ,008 ,745(**)
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 . ,000 ,338 ,017 ,000 ,474 ,000N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
X2_4 Pearson Correlation -,028 ,297(**) ,397(**) 1 ,517(**) ,191 ,060 -,150 ,483(**)
Sig. (1-tailed) ,408 ,006 ,000 . ,000 ,057 ,312 ,107 ,000N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
X2_5 Pearson Correlation -,176 -,096 ,051 ,517(**) 1 ,548(**) -,080 -,201(*) ,276(*)
Sig. (1-tailed) ,073 ,215 ,338 ,000 . ,000 ,256 ,047 ,010N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
X2_6 Pearson Correlation ,325(**) ,237(*) ,255(*) ,191 ,548(**) 1 ,394(**) ,027 ,602(**)
Sig. (1-tailed) ,003 ,024 ,017 ,057 ,000 . ,000 ,411 ,000N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
X2_7 Pearson Correlation ,371(**) ,410(**) ,568(**) ,060 -,080 ,394(**) 1 ,360(**) ,702(**)
Sig. (1-tailed) ,001 ,000 ,000 ,312 ,256 ,000 . ,001 ,000N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
X2_8 Pearson Correlation ,087 ,413(**) ,008 -,150 -,201(*) ,027 ,360(**) 1 ,388(**)
Sig. (1-tailed) ,236 ,000 ,474 ,107 ,047 ,411 ,001 . ,000N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
fasilitas Pearson Correlation ,587(**) ,681(**) ,745(**) ,483(**) ,276(*) ,602(**) ,702(**) ,388(**) 1
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,010 ,000 ,000 ,000 .N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,661 8
Validitas dan Reliabilitas Variabel Tarif Correlations X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 tarif X3_1 Pearson
Correlation 1 ,774(**) ,774(**) ,526(**) ,887(**)
Sig. (1-tailed) . ,000 ,000 ,000 ,000
N 70 70 70 70 70X3_2 Pearson
Correlation ,774(**) 1 ,738(**) ,444(**) ,861(**)
Sig. (1-tailed) ,000 . ,000 ,000 ,000
N 70 70 70 70 70X3_3 Pearson
Correlation ,774(**) ,738(**) 1 ,594(**) ,908(**)
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 . ,000 ,000
N 70 70 70 70 70X3_4 Pearson
Correlation ,526(**) ,444(**) ,594(**) 1 ,762(**)
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000 . ,000
N 70 70 70 70 70tarif Pearson ,887(**) ,861(**) ,908(**) ,762(**) 1
Correlation Sig. (1-
tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 .
N 70 70 70 70 70** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,872 4
Fasilitas
No Kamar I rank No Kamar II rank No kamar III rank 1 40 71 1 32 49,5 1 32 49,5 2 30 22 2 33 61 2 32 49,5 3 30 22 3 36 67,5 3 32 49,5 4 29 10,5 4 29 10,5 4 31 34,5 5 32 49,5 5 30 22 5 31 34,5 6 32 49,5 6 29 10,5 6 31 34,5 7 31 34,5 7 32 49,5 8 30 22 8 30 22 9 30 22 9 32 49,5
10 29 10,5 10 32 49,5 11 31 34,5 11 32 49,5 12 31 34,5 12 32 49,5 13 32 49,5 13 24 1 14 39 70 14 32 49,5 15 32 49,5 15 29 10,5
16 29 10,5 17 30 22 18 36 67,5 19 33 61 20 35 65,5 21 34 65 22 28 3,5 23 30 22 24 28 3,5 25 29 10,5 26 28 3,5 27 33 61
R1= 551 R2= 947 R3= 252
No Kamar IV rank No Kamar V Rank No Kamar VI Rank 1 30 22 1 32 49,5 1 31 34,5 2 28 3,5 2 33 61 2 31 34,5 3 29 10,5 3 31 34,5 3 30 22 4 29 10,5 4 31 34,5 4 31 34,5 5 30 22 5 32 49,5 6 31 34,5 6 30 22 7 32 49,5 8 32 49,5 9 33 61 10 29 10,5 11 35 65,5
12 30 22 R4= 361 R5= 251 R6= 125,5
Tarif
No Kamar I rank No Kamar II rank No kamar III rank 1 20 70 1 16 38,5 1 16 38,5 2 16 38,5 2 16 38,5 2 16 38,53 16 38,5 3 17 65 3 16 38,5 4 16 38,5 4 16 38,5 4 16 38,5 5 16 38,5 5 12 3,5 5 16 38,5 6 16 38,5 6 16 38,5 6 16 38,5 7 16 38,5 7 14 9 8 16 38,5 8 16 38,5 9 16 38,5 9 16 38,5 10 16 38,5 10 16 38,5 11 16 38,5 11 16 38,5 12 16 38,5 12 16 38,5 13 16 38,5 13 12 3,5 14 20 70 14 16 38,5 15 15 14 15 16 38,5 16 16 38,5 17 16 38,5 18 19 68 19 16 38,5 20 14 9 21 14 9 22 14 9 23 14 9 24 14 9 25 14 9 26 17 65 27 16 38,5
R1= 616 R2= 845,5 R3= 231
No Kamar IV rank No Kamar V Rank No Kamar VI Rank 1 16 38,5 1 16 38,5 1 16 38,5 2 16 38,5 2 16 38,5 2 16 38,5 3 16 38,5 3 16 38,5 3 16 38,5 4 16 38,5 4 16 38,5 4 16 38,55 12 3,5 5 8 1 6 16 38,5 6 17 65 7 16 38,5 8 16 38,5 9 16 38,5 10 16 38,5 11 20 70 12 12 3,5 R4 423,5 R5 220 R6 154