perbedaan pengaruh pembelajaran konvensional dan …/perbedaan-pengaruh...perbedaan pengaruh...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN INOVATIF
TERHADAP HASIL BELAJAR PASING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA
KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
YANUAR LISDIARTO
K4604057
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN INOVATIF
TERHADAP HASIL BELAJAR PASING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA
KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
YANUAR LISDIARTO
K4604057
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, April 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Mulyono, M. M.NIP. 19510809 197611 1 001
Drs. H. Sunardi, M. Kes.NIP. 19581121 199003 1 004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 27 April 2012
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. _________________
Sekretaris : Drs. Sugiyoto, M. Pd. _________________
Anggota 1 : Drs. H. Mulyono, M.M. _________________
Anggota 2 : Drs. H. Sunardi, M.Kes _________________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. PdNIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Yanuar Lisdiarto. PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN INOVATIF TERHADAP HASIL BELAJAR PASING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh
antara pembelajaran konvensional dan inovatif terhadap hasil belajar pasing atas
bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011. (2) Pembelajaran yang baik
pengaruhnya antara pembelajaran konvensional dan inovatif terhadap hasil belajar
pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Punggelan
Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian ini
adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara
Tahun Pelajaran 2010/2011 berjumlah 22 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan sampling populasi . Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes kemampuan pasing atas dalam permainan bolavoli dari AAHPER face
pass wali volley test, 1969. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada
taraf signifikansi 5 %.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)
Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran konvensional dan inovatif terhadap
hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2
Punggelan kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011 (thitung 3,108 > ttabel
5% 2,201). (2) Pembelajaran inovatif baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran
2010/2011. (Kelompok 2 yang mendapat perlakuan dengan pembelajaran inovatif
memiliki peningkatan 14,62% lebih besar daripada kelompok 1 yang mendapat
perlakuan dengan pembelajaran konvensional yaitu 7,75%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRACT
Yanuar Lisdiarto. DIFFERENCES IN CONVENTIONAL ANDINNOVATIVE LEARNING EFFECT ON THE PASSING OF LEARNINGVOLLEYBALL ON MALE STUDENT CLASS VIII B SMP NEGERI 2PUNGGELAN BANJARNEGARA DISTRICT YEAR STUDY 2010/2011.Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. June 2011.
The purpose of this study was to determine for: (1) Differences influence
between innovative low-cost conventional learning to learning outcomes through
the on bolavoli son graders VIII SMP Negeri 2 Punggelan Banjarnegara District
Lesson Year 2010/2011. (2) Learning Better learning between influence the
outcome of conventional low-cost innovative learning through Upper bolavoli son
graders VIII SMP Negeri 2 Punggelan Banjarnegara District Lesson Year
2010/2011.
Method of this study uses experiments. The study sample was the son of
a class VIII student SMP Negeri 2 Punggelan Banjarnegara year 2010/2011
amounted to 22 District Lesson One. Sample collection technique using sampling
populasi. Data collection techniques used were the ability to pass the test Up In,
Games bolavoli From the Center for Physical Recreation Fitness cheap.
Techniques of data analysis used the t test of significance in 5%.
Based on research results can be obtained the following conclusions: (1)
There is a difference in the effect of conventional low-cost learning to between
innovative learning outcomes through the On bolavoli son graders VIII SMP
Negeri 2 Punggelan Banjarnegara district Lessons Year 2010/2011 (3108 t> Ttable
5% 2201 ). (2) Innovative Learning Better effects than conventional learning on
learning outcomes with top bolavoli son passed class VIII student SMP Negeri 2
Punggelan Banjarnegara Year Lessons Kkabupaten 2010/2011. (Group 2 are
treated the innovative learning with 14.62% has increased more than the big
Group 1 received conventional treatment with the learning that is 7.75%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
MOTTO
”Keberhasilan tidak diukur dari apa yang telah anda raih, namun dari kegagalan
yang telah anda hadapi dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang
menghadapi rintangan yang datang bertubi-tubi”
-Orison Sweet Marden-
”Setiap pengalaman mesti dimasukkan kedalam kehidupan, guna memperkaya
kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar, seperti juga tiada kata
akhir untuk kehidupan”
-Annemaria Schimmel-
”Jangan tinggalkan airmata, tapi tinggalkanlah mata air”
-anonim-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Kepala sekolah SMP Negeri 2
Punggelan kabupaten Banjarnegara
Almamater
Bapak, Ibu, kakak dan Adik
Hardik ika ratnawati yang tercinta
Rekan-rekan POK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan
kepada penulis, sehingga penulis dimudahkan dan senantiasa diberi bantuan
dalam penyusunan skripsi sampai akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali dibantu dan
didukung oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis berterimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi;
2. Drs. H. Mulyono, M.M., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta;
3. Waluyo, S.Pd., M.Or., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta;
4. Drs. H. Mulyono, M.M., selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan arahan, mendukung dan memberikan semangat kepada
penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi
tanpa kesulitan yang berarti;
5. Drs. H. Sunardi, M.Kes., selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan, mendukung dan memberikan semangat kepada
penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi
tanpa kesulitan yang berarti;
6. Tri Winarti Rahayu, S.Pd., M.Or., selaku penasehat akademik yang
senantiasa memberikan arahan dan bimbingan selama penulis menjadi
mahasiswa di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah dengan tulus memberikan ilmu dan memberikan
motivasi tersendiri kepada penulis;
8. Kepala SMP Negeri 2 Punggelan kabupaten Banjarnegara yang telah
memberi ijin pelaksanaan penelitian;
9. Guru mata pelajaran Penjasorkes SMP Negeri 2 Punggelan kabupaten
Banjarnegara yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian;
10. Siswa SMP Negeri 2 Punggelan kabupaten Banjarnegara yang telah
bersedia menjadi sampel penelitian;
11. Rekan-rekan POK yang dengan tulus membantu peneliti;
12. Pihak-pihak lain yang membantu penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapatkan balasan dari
Allah SWT.
Penulis sangat menyadari bahwasanya skripsi ini tidak sempurna. Oleh
karena itu, penulis mohon maaf dan meminta saran dan kritik yang membangun
agar kedepan dapat lebih baik. Akhirnya, penulis berharap dari
ketidaksempurnaan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan baik
itu untuk penulis sendiri maupun para pembaca yang budiman.
Surakarta, April 2012
Yanuar Lisdiarto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI .............................................................................. ii
PERSETUJUAN .......................................................................................... iii
PENGESAHAN ........................................................................................... iv
ABSTRAK.................................................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR.................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah............................................................................. 3
D. Perumusan Masalah.............................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 5
1. Hakikat Pembelajaran....................................................................... 5
a. Definisi dan Prinsip-prinsip Pembelajaran .................................... 5
b. Ciri-ciri Pembelajaran................................................................... 13
c. Pembelajaran Konvensional.......................................................... 15
d. Pembelajaran Inovatif................................................................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
2. Permaian Bolavoli ............................................................................ 17
a. Hakikat Permainan Bolavoli ......................................................... 18
b. Teknik Dasar dalam Permainan Bolavoli ...................................... 18
3. Passing Atas Dalam Permainan Bolavoli .......................................... 23
4. Pembelajaran Konvensional Dalam Pembelajaran Pasing Atas
Bolavoli ........................................................................................... 25
a. Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional Dalam Pembelajaran
Pasing Atas.................................................................................. 25
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional Dalam
Pembelajaran Pasing Atas............................................................. 25
5. Pembelajaran Inovatif Dalam Pembelajaran Pasing Atas Bolavoli .... 26
a. Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif Dalam Pembelajaran Pasing
Atas ............................................................................................. 26
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Dalam
Pembelajaran Pasing Atas............................................................. 26
B. Kerangka Berfikir................................................................................. 27
C. Hipotesis .............................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 29
1. Tempat Penelitian............................................................................. 29
2. Waktu Penelitian .............................................................................. 29
B. Metode Penelitian................................................................................. 29
C. Populasi dan Sampel............................................................................. 30
1. Populasi ........................................................................................... 30
2. Sampel ............................................................................................. 30
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 31
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 31
1. Uji Reliabilitas ................................................................................. 31
2. Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 32
a. Uji Normalitas ............................................................................. 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
b. Uji Homogenitas ........................................................................................ 32
3. Uji Perbedaan................................................................................... 33
a. Mencari Perbedaan Kelompok ..................................................... 33
b. Mencari Perbedaan Antar Kelompok ........................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 34
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 34
B. MengecekReliabilitas............................................................................ 34
C. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................. 35
1. Uji Normalitas .................................................................................. 35
2. Uji Homogenitas............................................................................... 36
D. Hasil Analisis Data ............................................................................... 36
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan.......................................... 36
2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Pelakuan ............................................. 37
E. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 39
F. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................... 40
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 42
A. Simpulan .............................................................................................. 42
B. Implikasi............................................................................................... 43
C. Saran .................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 46
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Diskrisi data hasil penelitian .............................................................. 36
2. Hasil uji tes realibilitas ....................................................................... 37
3. Tabel range katagori reabilitas ........................................................... 37
4. Rangkuman hasil uji normalitas data . ................................................. 37
5. Rangkuman hasil uji homogenitas data................................................ 38
6. Rangkuman hasil uji perbedaan tes awal antara kelompok satu dan
kelompok dua sebelum diberi perlakuan.................................... 39
7. Rangkuman hasil uji tes akhir antara kelompok satu dan dua setelah
diberi perlakuan ....................................................................... 39
8. Rangkuman hasil perhitungan nilai perbedaan presentase peningkatan
antara kelompok 1 dan kelompok 2 .......................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahap-tahap dalam melakukan pasing atas ......................................... 24
2. Rangkaian gerak pasing atas ............................................................... 24
3. Histogram perbedaan rata-rata tes awal dan tes akhir kelompok
1 dan 2 ............................................................................................... 36
4. Histrogram Perbedaan Prosentase Peningkatan Kemampuan
Pasing atas .......................................................................................... 40
5. Garfik peningkatan kelompok 1 dan 2 ................................................ 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Petunjuk pelaksanaan dan pengukuran tes pasing atas
bola voli............................................................................................. 46
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran secara konvensional ................... 48
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran secara inovatif ........................... 97
4. Daftar nama sampel penelitian .......................................................... 139
5. Hasil tes awal pasing atas bola voli ................................................... 140
6. Pembagian kelompok berdasarkan hasil tes awal pasing atas
bola voli ........................................................................................... 141
7. Hasil tes akhir pasing atas bola voli ................................................... 142
8. Rekap hasil pasing atas bola voli ........................................................ 143
9. Pengecekan reabilitas......................................................................... 145
10. Uji normalitas data ........................................................................... 149
11. Uji homogenitas data ........................................................................ 153
12. Uji perbedaan .................................................................................. 157
13. Persentase peningkatan .................................................................... 159
14. Dokumen penelitian ......................................................................... 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan olahraga
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pendidikan jasmani memiliki peran penting
dalam rangka membentuk manusia seutuhnya, karena tidak ada pendidikan yang
lengkap tanpa pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani tidak hanya berdampak
pada pertumbuhan fisik, melainkan juga perkembangan psikis siswa.
Guna mewujudkan tujuan pendidikan jasmani tersebut, salah satu upaya
yang hendaknya dilakukan adalah dengan mengembangkan kemampuan gerak
dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga. Salah satunya melalui
cabang permainan bolavoli. Untuk mengembangkan permainan bolavoli menuju
prestasi yang optimal diperlukan usaha-usaha pembinanan dan pelatihan
keterampilan dasar bermain bolavoli.
Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang utama yang
harus diajarkan kepada siswa agar mampu bermain bolavoli dengan baik. Teknik
dasar yang akan dikaji dan diteliti dalam penelitian ini adalah pasing atas.
Pasing merupakan bagian penting dalam permainan bolavoli. Pasing
dalam permainan bolavoli dibedakan pasing atas dan pasing bawah. Pasing
merupakan salah satu cara bagi pemain untuk menyajikan bola kepada teman satu
regu. Sejalan kemajuan dan perkembangan permainan bolavoli, teknik dasar
pasing mengalami kemajuan yaitu tidak hanya sebagai cara menyajikan bola
tetapi sebagai serangan bagi regu yang melakukan pasing disaat lawan sedang
lengah. Sebagai serangan maka pasing harus dilakukan dengan baik.
Pasing atas merupakan salah satu bentuk pasing yang cukup kompleks
yang terdiri atas beberapa macam variasi. Sehingga sering terjadi siswa jika ada
dari mereka yang mampu melakukan pasing atas, biasanya tidak dengan teknik
yang benar. Pada umumnya mereka melakukan pasing atas dengan mengerahkan
tenaga yang besar dan teknik yang salah, yang penting bola dapat dimainkan lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pembelajaran penjasorkes selama ini khususnya pembelajaran materi
pasing atas dalam permainan bolavoli banyak pengajar yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional dalam proses mengajar. Kurangnya perhatian
dan bimbingan guru akan mengakibatkan pola gerakan yang salah dan teknik
pasing atas tidak dikuasai dengan baik. Sering dijumpai para guru enggan
melakukan pembelajaran dengan metode yang tepat. Pada waktu pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani, biasanya anak disuruh langsung bermain
bolavoli. Anak-anak dibiarkan bermain dengan sendirinya tanpa memperhatikan
teknik-teknik bermain bolavoli yang benar. Sedangkan guru santai berteduh di
bawah pohon memperhatikan mereka atau bahkan tidak diawasi. Keadaan
semacam ini akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi mengarahkan
dan memberikan fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar
proses belajar lebih memadai. Dalam pembelajaran, seperti diungkapkan diatas,
peranan guru sangat besar pengaruhnya dalam kelancaran pembelajaran yang
nantinya akan berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam belajar. Namun,
penerapan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan)
dengan melakukan inovasi pembelajaran belum dilakukan oleh banyak guru mata
pelajaran penjasorkes.
Dari pengamatan dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Punggelan
Kabupaten Banjarnegara, diketahui kemampuan siswa putra kelas VIII B dalam
melakukan pasing atas dalam permainan bolavoli masih rendah. Dari
permasalahan tersebut, akan diadakan penelitian guna membandingkan pengaruh
penerapan pembelajaran konvensional dan pembelajaran inovatif terhadap hasil
belajar pasing atas dalam permainan bolavoli dengan judul “Perbedaan Pengaruh
Pembelajaran Konvensional dan Inovatif Terhadap Hasil Belajar Pasing Atas
Bolavoli Pada Siswa Putra Kelas VIII B SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, diidentifikasi beberapa
permasalahan yang berhubungan dengan materi pembelajaran pasing atas pada
permainan bolavoli. Permasalahan tersebut adalah:
1. Pembelajaran penjasorkes selama ini khususnya pembelajaran materi pasing
atas dalam permainan bolavoli banyak pengajar yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional dalam proses mengajar.
2. Penerapan PAIKEM dengan melakukan inovasi pembelajaran belum
dilakukan oleh banyak guru mata pelajaran penjasorkes.
3. Kemampuan siswa dalam melakukan pasing atas dalam permainan bolavoli
masih rendah.
4. Belum diketahui pembelajaran konvensional atau pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli
pada siswa putra kelas VIII B SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten
Banjarnegara.
C. Pembatasan Masalah
Penjabaran permasalahan diatas masih terlalu luas untuk diteliti. Karena
keterbatasan peneliti dan agar penelitian dapat terfokus, maka penelitian ini
dibatasi pada beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut adalah:
1. Pembelajaran pasing atas bolavoli secara konvensional.
2. Pembelajaran pasing atas bolavoli secara inovatif.
3. Kemampuan pasing atas bolavoli siswa putra SMP Negeri 2 Punggelan
Kabupaten Banjarnegara.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan guna
diteliti yaitu:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara pembelajaran konvensional dan inovatif
terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII B SMP
Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Manakah yang lebih baik antara pembelajaran konvensional dan inovatif
terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII B SMP
Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas, dapat diketahui beberapa tujuan dari
dilaksanakannya penelitian ini. tujuan-tujuan tersebut adalah untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara pembelajaran konvensional dan inovatif terhadap
hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII B SMP Negeri 2
Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Pembelajaran yang lebih baik pengaruhnya antara pembelajaran konvensional
dan inovatif terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian di atas, diharapkan
dapat diperoleh manfaat dari penelitian ini. Manfaat yang diharapkan antara lain:
1. Sebagai masukan untuk menambah wawasan bagi guru mata pelajaran
penjasorkes di SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara akan
perbedaan pembelajaran konvensional dan inovatif sehingga akan diperoleh
hasil belajar yang optimal dari penerapan metode pembelajaran yang tepat.
2. Dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar pasing atas dalam permainan
bolavoli dengan baik dan benar, sehingga akan meningkatkan hasil belajar
pasing atas bolavoli siswa yang menjadi obyek dalam penelitian ini.
3. Untuk menambah wawasan bagi guru yang akan mengajarkan tentang teknik
pasing atas bolavoli disesuaikan dengan kondisi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran
a. Definisi dan Prinsip-prinsip Pembelajaran
1) Definisi Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata learning sedangkan pengajaran berasal dari
kata teaching. Perbedaan diantara keduanya tidak hanya secara etimologi akan
tetapi implementasi pada kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pembelajaran
dimaknai proses, cara, perbuatan mempelajari sesuatu. Guru tidak hanya
menyampaikan materi dan siswa sebagai penerima materi, akan tetapi guru
mengorganisir lingkungan belajar sehingga siswa aktif untuk belajar. “Guru
memberi fasilitas belajar siswa dan siswa mempelajarinya, dalam hal ini
pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran adalah proses konstruktif tidak
hanya mekanis seperti pada pengajaran” (Agus Suprijono, 2008: 11-13). Ahli lain,
Yatim Riyanto (2009: 131) menyatakan, ”Pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa utuk belajar”. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan
siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.
Pengajaran dimaknai sebagai proses, cara mengajarkan atau
menyampaikan materi. Sehingga kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru,
guru menyampaikan materi kepada siswa dan siswa menjadi penerima materi. Hal
tersebut menjadi proses instruktif dalam belajar karena guru adalah orang yang
paling mengetahui. Implikasi dari hal tersebut adalah siswa hanya menjadi
duplikasi dari guru.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta
dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga
mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat
mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses
pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai
tujuan pendidikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 17) menyatakan bahwa,
”pembelajaran adalah suatu proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar”. Dan berkaitan dengan pembelajaran H.J Gino dkk. (2000:
32) menyatakan, “pembelajaran” atau “instruction/instruksional” atau pengajaran
merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar
dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan
belajar-mengajar”. Menurut Sukintaka (2004: 55) bahwa, ”pembelajaran
mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada
peserta didik, tetapi disamping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik
mempelajarinya”.
Pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar, tentunya ada yang
mengajar yaitu guru, dan ada yang diajar atau belajar yaitu siswa. Kegiatan
belajar-mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.
Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam kegiatan belajar-mengajar,
dan kegiatan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk
dapat kegiatan belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang di atas menunjukkan bahwa,
dalam kegiatan pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersamaan yaitu: (1) ada
satu pihak yang memberi, dalam hal ini adalah guru, (2) pihak lain yang menerima
yaitu, peserta didik atau siswa. Kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan
dalam proses belajar-mengajar, yaitu guru menyampaikan materi pelajaran dan
siswa menerima pelajaran. Hal ini sesuai pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999:
297) yang dikutip Syaiful Sagala (2003: 68) bahwa, ”pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
Istilah pembelajaran atau pengajaran sama juga dengan proses belajar
mengajar (PBM), yaitu proses kegiatan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan,
dan pengavaluasian program pengajaran yang elibatkan peran serta guru, siswa,
dan komponen lainnya. Djago Tarigan (1990: 38) menyatakan,
Adapun yang dimaksud dengan komponen tersebut antara lain:a) Guru, adalah pihak yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar. Sebagai mediator antara siswa dengan materi dan peranan lain yang memungkinkan terjadinya suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif.
b) Siswa, adalah pihak yang bertindak sebagai penerima, pencari, dan penyimpan materi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
c) Tujuan, adalah pernyataan tentang perubahan tingkah laku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
d) Meteri pelajaran, merupakan segala bentuk informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e) Metode, yakni cara yang digunakan untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan.
f) Media, yakni alat atau bahan yang digunakan untuk menyampaikan materi atau informasi kepada siswa.
g) Evaluasi, adalah suatu cara yang digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa.
Salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
yakni tujuan, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dlaksanakan
pencapaian tujuan belajar. Menurut Bloom dalam Hanik Liskustyowati (2006:
26), membagi tujuan belajar menjadi tiga, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
a) Kawasan Kemampuan KognitifKemanpuan kognitif meliputi enam tingkatan, yaitu:(1) Pengetahuan, yang meliputi:Pengetahuan akan hal khusus, Kejadian
khusus, Tentang cara dan alat, arah dan urutan, penggolongan dan kategori, kriteria, metodologi, serta pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi.
(2) Pemahaman, yang meliputi: terjemahan, penafsiran, dan perhitungan atau ramalan.
(3) Analisis, yang meliputi: analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip organisasional.
(4) Sintesis, yang meliputi: hasil komunikasi, hasil dari rencana atau rangkaian kegiatan yang diusulkan, dan asal mula dari rangkaian hubungan abstrak.
(5) Evaluasi, yang meliputi: pertimbangan mengenai kejadian internal dan pertimbangan mengenai kriteria eksternal.
b) Kawasan Kemampuan Afektif(1) Menerima, menyangkut minat siswa terhadap sesuatu, misalnya
menerima pelajaran gerak dasar yang ditandai dengan minat atau perhatian positif yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran gerak dasar.
(2) Responding, artinya ikut berpartisipasi secara aktif dalam suatu kegiatan, misalnya dalam kegiatan olahraga.
(3) Menaruh penghargaan, pada tingkat ini siswa mampu memberikan panilaian terhadap geraknan yang akan atau sudah dilakukan.
(4) Mengorganisasikan sistem nilai, kemampuan tertinggi dalam kawasan afektif yaitu mengkarakterisasikan nilai-nilai, maksudnya nilai itu sudah menjadi karakterisasi yang siap untuk menjadi tingkah laku seseorang.
c) Kawasan Kemampuan Psikomotorik(1) Persepsi, yaitu proses kesadaran akan perubahan setelah keaktifan alat
indera. Persepsi meliputi: stimulasi, menyentuh bentuk sesuatu, merasakan ssesuatu, membau dan memegang, serta mendiskriminasi tanda-tanda.
(2) Kesiapan, yaitu kemampuan membedakan persepsi yang masuk. Kesiapan meliputi: kesiapan mental, fisik dan emosional.
(3) Respon Terpimpin, yaitu kemampuan mencatat dan membuat laporan. Respon Terpimpin meliputi: imitasi, trial and error, mengikuti, serta mengadakan eksperimen.
(4) Mekanisme, yaitu penggunaan skill dalam aktifitas kompleks. Mekanisme meliputi: memilih, merencanakan, melatih, serta merangkaikan.
(5) Respon yang kompleks, yaitu penggunaan skill untuk profesi serta melaporkan atau menjelaskan.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program
pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan rencana
kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar
dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran.
2) Prinsip-prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang di kutip H.J.
Gino dkk (2000: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pembelajaran mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus di terapkan prinsip- prinsu\ip pembelajaran yang tepat.
Menurut Dimyati dan Mudjiyono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip
pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, kreatifan siswa, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan
individual”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip- prinsip pembelajaran
meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan serta perbedaan
individual. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka prinsip- prinsip
pembelajaran tersebut harus di terapkan dalam pembelajaran dengan baik dan
benar. Untuk lebih jelasnya prinsip- prinsip pembelajaran tersebut di uraikan
secara singkat sebagai berikut:
a) Perhatian dan Motifasi Belajar
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk (2000: 52) menyatakan, “Perhatian
siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar, belajar dengan
penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang di pelajari akan terkesan lebih
mendalam dan tahan lama pada ingatan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Apabila pelajaran yang di terima siswa di rasakan sebagai kebutuhan,
maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan
yang di maksud motivasi menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006: 42) adalah,
“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang”. Dengan
motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.
Belajar yang di lakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil
belajar yang optimal.
b) Keaktifan Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa di tuntut untuk selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
belajarnya secara efektif siswa di tuntut untuk aktif secara fisik, intelektual dan
emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.
Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (2000: 52) bahwa, “Dari semua unsur
belajar, boleh di katakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena
belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin
seorang belajar”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam- macam
bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang di pelajari siswa.
Menurut S. Nasution (1988: 93) yang di kutip H.J.Gino dkk. (2000: 52-53)
macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral
activities, listening activities, drawing activities, motor actifities, mental activities,
emotional activities”.
Keaktifan–keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak
terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung
keaktifan mental dan di sertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat
di lakukan bermacam- macam keaktifan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses
belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-
organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang di
perolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab
pengalaman - pengalaman yang di peroleh itulah yang menentukan kualitas
perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggungjawab masing- masing siswa, sebab hasil belajar
adalah hasil dari pengalaman yang di peroleh sendiri, bukan pengalaman yang di
dapat oleh orang lain. Oleh karena itu kualitas hasil belajar berbeda-beda antara
siswa stu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang di peroleh dan kondisi
serta kemempuan setiap siswa.
d) Pengulangan Belajar
Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulanagan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan
akan di kuasai dengan baik. Menurut Davies (1987: 32) yang di kutip Dimyati dan
Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah
memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah
pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan
Suharno HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan
unsur gerak fisik, teknik, taktik dan ketrampilan yang benar atlit harus melakukan
pembelajaran berulang- ulang denagn frekuensi sebanyak-banyaknya secara
kontinyu”.
Mengulang materi pelajaran atau suatu ketrampilan adalah sangat
penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka
gerakan ketrampilan dapat di kuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan
yang di kuasai dengan baik, maka gerakan yang di lakukan lebih efektif dan
efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
e) Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotifasi siswa untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat
H Gino dkk (2000: 54) bahwa, “Materi yang di pelajari oleh siswa harus
mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya materi tersebut
mengandung banyak masalah-masalah yang merangsang untuk di pecahkan.
Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan
mendapatkan kepuasan”.
Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat
penting. Dengan adanya tantangan yang harus di hadapi atau di pecahkan siswa
dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksismal mungkin untuk
memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang di
pelajarinya maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar
yang optimal.
f) Balikan dan Penguatan
Pemberikan balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri
siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan
meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usha belajar serta penampilan
siswa yang baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian
yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu
tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan
ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasi belajar siswa.
g) Perbedaan Individu
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri- sendiri yang berbeda satu
dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi
dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran
yang di terapakan, direncanakan, dan di laksanakan berdasrkan karakteristik dan
kondisi masing- masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka
guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam
membelajarkannya harus di sesuaikan dengan kemampuan masing-masing
individu.
b. Ciri-ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur
unsure-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa
dalam kegiatan belajar-mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar
dapat tercapai. Menurut H.J. Gino dkk (2000: 36) menyatakan, “Ciri-ciri
pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa yaitu, (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) suasana belajar, (4) kondisi
subyek belajar”.
Dalam pendapat tersebut menyatakan bahwa, ciri-ciri pembelajaran
terdiri dari empat macam seperti yang tertera di atas, dan secara singkat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar-mengajar, bila seorang siswa tidak dapat
melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan
sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut untuk melakukan tugas
ajar guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh
motivasi pada dirinya.
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu
dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka
tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
motivasi tersebut tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar-
mengajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan belajar perlu
berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dalam memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip
dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan
yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang
daya cipta atau bersifat menantang agar dapat menumbuhkan dorongan pada diri
siswa untuk menemukan atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat yang dapat
membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran adalah
semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan maksud
menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar materi
yang disampaikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa. Apabila pengajaran
disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik siswa akan merasa senang
dan pembelajaran akan berlangsung dengan baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan berpengaruh terhadap penmcapaian
tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara guru dan siswa. Disamping itu juga, adanya
kegairahan dan kegembiraan dalam belajar. Suasana belajar-mengajar akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
berlangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa,
maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi
juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan
memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan
kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam
proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan
dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih berperan
sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
c. Pembelajaran Konvensional
Ditinjau dari Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001: 592), konvensional
diartikan sebagai, “Kesepakatan umum seperti adat istiadat, kebiasaan, kelaziman
dan tradisional”. Berdasarkan pendapat tersebut maka pengertian pembelajaran
konvensional dapat diartikan pembelajaran tradisional. Berkaitan dengan
pembelajaran tradisional Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001: 7)
menyatakan, “Pembelajaran tradisional adalah cara belajar yang lebih
menekankan pada komponen-komponen teknik”. Sedangkan Beltasar Tarigan
(2001:15) berpendapat bahwa pembelajaran tradisional mempunyai pengertian
yang sama dengan pembelajaran teknik yaitu, “Pembelajaran yang menekankan
pada pengusaan ketrampilan atau teknik dasar suatu olahraga”.
Berdasarkan pengertian pembelajaran tradisonal yang dikemukakan dua
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional merupakan
metode pembelajaran yang menekankan pada penguasaan teknik suatu cabang
olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang.
d. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan terhadap
proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
teori pembelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti
halnya teori pembelajaran konstruktivis dan teori lainnya.
Dari segi definisinya, pembelajaran inovatif adalah suatu pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif lebih
mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran
dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar berlatih.
Pembelajaran inovatif sebagai inovasi pembelajaran dapat mencakup
inovatif pembelajaran, baik dari segi sarana dan prasarana maupun model
pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan dan
membutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat
siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam berbagai pembelajaran inovatif yang
dilakukan guru lebih ditekankan pada penerapan gagasan yang lebih praktis dan
mudah. Dengan demikian pembelajaran inovatif yang dilakukan oleh guru dapat
berupa gagasan kreatif dan kegiatan sederhana di tingkat klub yang dianggap
dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran.
Berbagai kegiatan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran inovatif
menurut Moh. Ansyar dan H. Nurtain yang dikutip Hermanto (1999: 4) meliputi:
“a) mengetahui dan menentukan masalah; b) mengidentifikasi dan menyeleksi
alternatif pemecahan masalah; c) penentuan alternatif pemecahan masalah; d)
melaksanakan; e) menilai; f) perbaikan produk inovasi”. Keseluruhan rangkaian
kegiatan tersebut berkaitan sehingga produk yang dihasilkan benar-benar
merupakan solusi yang mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh
guru yang bersangkutan. Meskipun melalui kegiatan inovasi ini para guru
mempunyai peluang untuk meningkatkan mutu pembelajaran, akan tetapi dalam
mewujudkan kegiatan inovasi tergantung kesempatan pada guru yang ada, biaya
situasi sosial kultural klub, kualitas pemimpin klub dan karakteristik guru. Dengan
demikian, apabila guru hendak melakukan kegiatan inovasi dalam pembelajaran
sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut sehingga kegiatan inovasi yang
dilakukan terlaksana dengan baik dan berhasil maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Permaian Bolavoli
a. Hakikat Permainan Bolavoli
Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-
masing regu terdiri atas enam orang. Cara bermain bola voli adalah kedua regu
yang bertanding berada dalam setiap lapangan permainan yang dipisahkan oleh
net atau jaring. Tujuan dari permainan ini adalah setiap regu yang bermain
berusaha melewatkan bola secara baik melalui atas net di antara dua antena (rod)
sampai bola tersebut menyentuh lantai atau tanah dalam lapangan sendiri.
Permainan ini dimulai dengan pukulan service yang dilakukan oleh
pemain paling kanan garis belakang (posisi 1) di daerah servis. Bola dipukul
dengan satu tangan ke arah lapangan lawan, kemudian kedua regu memainkan
bola tersebut sesuai dengan hak sentuhan dalam peraturan permainan bola voli.
Permainan bolavoli selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Soedjarwo,
Sunardi & Agus Margono (1996 : 31) mengemukakan “teknik bermain bolavoli
terus berkembang sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku, dan yang
seharusnya selalu berorientasi pada prinsip efisiensi dan efektifitas daripada
gerakan”. PBVSI (1995 : 32) menjelaskan bahwa, “mulai tahun 1995, peraturan
permaianan bolavoli yaitu semua bagian badan boleh menyentuh bola”. Pendapat
lain dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001 : 37) “Semula bagian
tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas. Sekarang
seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”.
Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa, untuk memainkan
bola dalam permainan bolavoli dapat menggunakan semua bagian tubuh,
termasuk kaki. Hal terpenting dan harus dipahami oleh seorang pemain adalah
mengerti dasar peraturan permainan. M. Yusuf (1992 : 5) menyatakan “ aturan
dasarnya, bola boleh dimainkan atau dipantulkan sebelum diseberangkan ke
daerah lawan”. Agar permainan dapat berjalan dengan baik, maka pantulan bola
harus sempurna dan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Teknik Dasar dalam Permainan Bolavoli
Permainan bola voli merupakan aktivitas kelompok, kemampuan suatu
regu bola voli ditentukan oleh keterampilan teknik dasar yang dimiliki oleh setiap
anggota regu untuk memberikan kemampuan terbaik bagi regunya. Teknik dasar
hendaknya dimiliki oleh setiap pemain bola voli guna menunjang pencapaian
prestasi maksimal. Soedarwo, M. Mariyanto dan Soeyati R. (1991: 1) berpendapat
bahwa, “Teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan
pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas
yang pasti dalam cabang olahraga permainan bola voli”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar
bermain bola voli adalah cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai
dengan peraturan permainan bola voli yang berlaku guna mencapai suatu hasil
yang optimal.
Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan salah
satu unsur yang menentukan menang dan kalahnya suatu regu di dalam suatu
pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
Kesempurnaan teknik dasar tersebut sangat penting, karena akan menentukan
gerak keseluruhan. Kesempurnaan teknik dalam permainan bola voli hanya akan
dapat dicapai melalui pembelajaran teknik yang dimulai dari teknik dasar yang
sederhana meningkat keteknik yang lebih kompleks yang akhirnya harus menuju
kepada gerakan-gerakan otomatis. Untuk meningkatkan mutu permainan bola
voli, maka teknik dasar ini hendaknya betul-betul sudah dikuasai oleh setiap
pemain terlebih dahulu. Sudjarwo (1992: 13) mengemukakan pendapat,
“Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang
akhirnya harus menuju gerakan-gerakan otomatis. Penguasaan gerakan-gerakan
otomatis tersebut menjadi tujuan dari pembentukan teknik untuk setiap cabang
olahraga yang ditekuni”.
Teknik dasar merupakan kemampuan awal yang hendaknya dimiliki oleh
setiap pemain bola voli. Selain itu, teknik dasar sangat mempengaruhi bentuk dan
mutu permainan bola voli. Dengan demikian penguasaan teknik dasar merupakan
kebutuhan yang tidak dapat dianggap remeh oleh seorang yang akan bermain bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
voli. Teknik-teknik dasar permainan bola voli, menurut M. Yunus (1992: 68)
bahwa: ”Beberapa unsur gerakan dan teknik memainkan bola dalam permainan
bola voli meliputi : sikap dasar siap, gerakan menyongsong bola, gerakan
menjangkau bola, passing, set-up, servis, smash atau spike dan block”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik dasar
bermain bola voli yang hendaknya dikuasai oleh setiap pemain guna mendukung
pencapaian prestasi disamping kondisi fisik yang baik, pemahaman taktik
bermain, mempunyai mental bertanding serta guru yang berkualitas, meliputi:
servis, smash, block, set-up, gerakan menyongsong dan menjangkau bola serta
passing. Dari beberapa teknik dasar bermain bola voli tersebut, salah satu yang
menjadi obyek penelitian ini adalah teknik passing, khususnya passing atas.
1) Service
Menurut Suharno HP (1982: 24) “service adalah merupakan suatu
serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan service”. Sedangkan
service menurut Dieter Beutelstahl (1986: 9), “service adalah sentuhan pertama
dengan bola”. Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembukaan untuk
memulai suatu permainan, sesuai dengan kemajuan permainan, teknik service saat
ini tidak hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik
sudah merupakan serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil
meraih kemenangan.
Sesuai dengan pendapat M. Yunus (1992: 69) “karena kedudukannya
begitu penting maka para guru selalu berusaha menciptakan bentuk teknik service
yang dapat menyulitkan lawan bahkan kalau bisa dengan service itu langsung
membunuh lawan dan mendapatkan nilai”. Jadi teknik ini tidak boleh diabaikan,
dan harus dilatih dengan baik terus menerus, sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal dan dengan menggunakan service yang berkualitas akan memudahkan
sebuah tim untuk mendapatkan point.
Menurut sekretariat umum PP.PBVSI (1995: 151) bahwa:
“Hal terpenting dalam service adalah mengontrol bola, kecepatan dan perubahan arahnya. Bila service itu salah akan mengakibatkan bola keluar, jadi penting sekali untuk men”serve” bola kedalam daerah lawan tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kekeliruan. Kecepatan dan perubahan mendadak arah bola akan sangat menguntungkan”.
2) Pasing
Menurut Yunus (1992: 79) “passing adalah suatu usaha atau upaya bagi
seorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang
tujuannya adalah untuk mengoper bola yang dimainkan kepada teman seregunya
untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Passing berfungsi untuk menerima bola
atau memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregunya.
Tujuan utama passing adalah menyajikan bola sebaik mungkin untuk diberikan
kepada pengumpan. Dengan hasil passing yang baik, maka suatu tim dapat
mengatur serangan dengan baik pula. Dengan demikian kesempatan untuk
memperoleh point-pun lebih besar.
3) Set-up
Menurut Suharno (1982: 19) “umpan adalah menyajikan bola kepada
teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk
menyerang kelapangan lawan”. Dengan hasil sajian bola yang baik, akurat dan
ditempatkan pada posisi block yang lemah dapat memudahkan spiker untuk
melakukan serangan dengan sempurna.
4) Smash
Menurut Suharno HP (1982: 20) “smash adalah bola dipukul keras
kebawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas
net menuju lapangan dan akan sulit diterima oleh lawan”. Smash berfungsi untuk
melakukan serangan ke daerah lawan sehingga bola yang akan diseberangkan ke
daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam
memainkan bola dengan sempurna. Pukulan-pukulan keras dan tajam yang
dilakukan suatu tim tersebut diharapkan mampu menghasilkan point sehingga
kemungkinan memenangkan pertandingan lebih besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
5) Block
Menurut Suharno HP (1982: 28), “block adalah daya upaya bagi pemain
depan untuk menahan bola didekat net setelah bola dipukul oleh lawan”.
Sedangkan menurut M. Yunus (1992: 119) “block merupakan benteng pertahanan
yang paling utama untuk menangkis serangan lawan”.
Bendungan atau block berfungsi untuk menghadang serangan lawan dari
dekat jaring sekaligus sebagai serangan balik ke pihak lawan (Amung Ma’mun &
Toto Subroto, 2001: 51). Melakukan block adalah tindakan para pemain di dekat
net untuk menghalangi bola yang datang dari lawan dengan melakukan jangkauan
lebih tinggi dari ketinggian net. Hanya pemain baris depan yang diperbolehkan
untuk melakukan block yang sempurna (PP. PBVSI, 2005: 37).
Penguasaan teknik dasar bermain bola voli tersebut hanya dapat dicapai
oleh setiap pemain bola voli dengan pembelajaran yang sistematis, berulang-ulang
dan kontinyu serta melakukan pertandingan persahabatan yang direncanakan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan teknik, kemampuan fisik,
taktik dan mental pemain secara terus menerus dan berkelanjutan guna
menghadapi suatu pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan.
Untuk memenangkan suatu pertandingan, maka dibutuhkan regu yang
benar-benar tangguh dan mampu menampilkan mutu permainan yang baik serta
memiliki kerja sama tim yang kompak. Untuk mencapai kerja sama yang baik dan
kompak dalam suatu regu bola voli diperlukan pemain-pemain yang dapat
menguasai semua macam teknik keterampilan yang sesuai dengan apa yang
diperlukan dalam permainan bola voli. Sugiyanto, et al (1994: 5) mengemukakan
pendapat, “Keberhasilan regu bola voli ditentukan oleh semua anggota. Salah
seorang pemain bisa melakukan smash dengan baik apabila memperoleh umpan
yang baik dari temannya, sedangkan pemain bisa membuat umpan yang baik
apabila pengambilan bola pertama oleh teman lainnya juga dilakukan dengan
baik”.
Dengan penguasaan teknik dasar bermain bola voli, maka setiap pemain
akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pertandingan yang berubah-ubah.
Kualitas penguasaan teknik dasar bermain bola voli tidak lepas dari unsur-unsur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
fisik dan taktik yang akan menentukan tingkat permainan suatu regu. Makin baik
tingkat keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan mengusai bola, makin
cepat dan cermat kerjasama yang dicapai.
Seperti cabang olahraga yang lain, bola voli membutuhkan penguasaan teknik
dasar sebaik mungkin. Jadi perlu kiranya setiap pemain bola voli secara
perorangan maupun beregu berusaha meningkatkan penguasaan teknik dengan
sempurna. Menurut Suharno HP. (1985: 15) pentingnya penguasaan teknik dasar
permainan bola voli, hendaknya setiap pemain mengingat hal-hal sebagai berikut:
1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan
kesalahan dalam melakukan teknik.
2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain,
sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari pemain lawan, maka
pengawasan wasit terhadap kesalahan ini lebih seksama.
3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan
teknik ini antara lain : membawa bola, menyentuh bola, mendorong bola,
mengangkat bola, pukulan rangkap dan bola bertahan.
4) Permainan bola voli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk memainkan
bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan
memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penggunaan taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan
teknik dasar yang tinggi dalam bola voli ini cukup sempurna.
Dengan melihat kemungkinan-kemungkinan seperti tersebut di atas,
maka perlu kiranya setiap pemain bola voli secara perorangan berusaha
meningkatkan penguasaan teknik-teknik dasar di dalam permainan bola voli
secara sempurna. Melihat kenyataan ini, maka seorang guru bola voli dituntut
untuk memahami dasar-dasar teknik dan taktik dalam permainan bola voli serta
membimbing para pemain agar dapat memacu perkembangan keterampilan teknik
dasar dengan benar dan kontinyu yang pada akhirnya merupakan gerakan-gerakan
yang otomatis, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Di samping itu seorang guru bola voli hendaknya memahami hakekat
permainan bola voli, karena merupakan salah satu bekal dalam membina pemain
agar dapat mengarahkan siswanya menjadi pemain bola voli yang baik.
Sugiyanto, et al (1994: 1) mengemukakan bahwa “Aspek apa saja yang harus
dibentuk pada diri pemain sangat tergantung pada hakekat permainan bola voli.
Hakekat permainan bola voli yang perlu dipahami oleh guru, yaitu : permainan
bola voli sebagai aktivitas olahraga, kelompok dan bermain bola voli memerlukan
kemampuan gerak, fisik yang baik serta keterampilan intelektual yang cukup baik
pula”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan teknik dasar
bermain bola voli sangat diperlukan, disamping harus didukung oleh beberapa
aspek diantaranya kondisi fisik yang baik, pemahaman taktik bermain,
mempunyai mental bertanding serta guru yang berkualitas. Mental juara yang
didukung kondisi fisik yang baik serta penguasaan teknik dasar bermain bola voli
yang sempurna, tidak mustahil tim tersebut akan menjadi tim yang disegani
lawan, sehingga dapat memenangkan setiap pertandingan guna mewujudkan
prestasi bola voli.
3. Pasing Atas Dalam Permainan Bolavoli
Passing atas adalah teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan
jari-jari kedua tangan. Pasing atas merupakan salah satu teknik yang sering
digunakan sebagai umpan (set-up) untuk menyajikan bola dalam melakukan
semes. Agar teman seregu dapat memainkan atau melakukan serangan dengan
baik terhadap lawannya, maka teknik passing atas tersebut harus dilakukan
dengan baik dan tepat. Pasing atas yang baik dan tepat akan memberikan
kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan
sehingga hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan pasing atas dengan
baik dan benar, pemain harus menguasai teknik gerakan dengan benar. Menurut
Soedjarwo, et al (1996: 5) tahap gerakan dalam melakukan pasing atas adalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Sikap normal, yaitu: pemain berdiri dengan salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Dianjurkan bila tidak kidal kaki kiri berada lebih ke depan dari kaki kanan, lutut ditekuk, badan agak condong sedikit ke depan dengan tangan siap berada di depan dada. Pada saat akan melakukan passing, maka segeralah menempatkan diri di bawah bola dan tangan di angkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi.
Gambar 1. Tahap-tahap dalam melakukan passing atas(Dieter Beutelstahl, 2005: 22)
Jari-jari tangan secara keseluruhan membentuk suatu setengah bulatan (lihat gambar. 1). Jari-jari digenggamkan sedikit satu dengan yang lain dan kedua ibu jari membentuk satu sudut.
b. Sikap saat perkenaan bola: perkenaan bola pada jari adalah diruas pertama dan kedua terutama ruas pertama dari ibu jari. Pada saat disentuhkan pada bola maka jari-jari agak direnggangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti gerakan pergelangan lengan ke arah depan atas agar eksplosif.
c. Sikap akhir: setelah bola berhasil dipassing maka lengan lurus sebagai suatu gerakan lanjutan dengan badan dan langkah kaki de depan agar terkoordinasi tetap terjaga dengan baik. Gerakan tangan, pergelangan lengan dan kaki harus merupakakan suatu gerakan yang harmonis, sedang pendangan ke arah jalannya bola.
Gambar 2. Rangkaian Gerakan passing atas( Depdiknas Dirjen Dikdasmen, 2005: 19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Pembelajaran Konvensional Dalam Pembelajaran Pasing Atas
a. Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional Dalam Pembelajaran Pasing Atas
Adapun pelaksanaan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran
passing atas yaitu melalui pembelajaran reguler yang dilaksanakan oleh guru
penjasorkes sesuai dengan perangkat pembelajaran dari sekolah.
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional Dalam Pembelajaran
Pasing Atas
Pembelajaran konvensional sebagai salah satu model pembelajaran yang
diterapkan selama ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari
pembelajaran konvensional. Berikut dikemukakan tentang kelebihan pembelajaran
konvensional: (a) Pembelajaran bersifat linier, runtut dari sub-sub konsep terpisah
menuju konsep yang lebih kompleks; (b) Program pembelajaran lebih terencana,
tersusun, dan terkonsep; (c) Guru adalah sumber belajar seutuhnya; (d) Guru
merupakan penentu jalannya proses pembelajaran; (d) Situasi kelas terkoordinir
dengan baik; (e) Lebih baik diterapkan untuk pembelajaran yang ditujukan
penguasaan teknik gerak.
Sedangkan untuk kelemahan dari pembelajaran konvensional adalah
sebagai berikut: (a) Siswa adalah penerima informasi secara pasif; dengan
penerimaan pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan
dari informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai standar; (b) Belajar
secara individual.Pembelajaran bersifat monoton; (c) Pembelajaran bersifat
abstrak dan teoritis; (d) Perilaku dibangun atas kebiasaan; (e) Kebenaran bersifat
absolut dan pengatahuan bersifat final; (f) Guru sering membiarkan adanya siswa
yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok; (g)Siswa
akan cepat merasa jenuh dan bosan; (h) Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas; (i) Inisiatif dan kreatifitas siswa kurang berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
5. Pembelajaran Inovatif Dalam Pembelajaran Pasing Atas
a. Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif Dalam Pembelajaran Pasing Atas
Adapun pelaksanaan pembelajaran inovatif dalam pembelajaran passing
atas yaitu seperti pembelajaran reguler yang dilaksanakan oleh guru penjasorkes
namun dilakukan inovasi dalam metode penyampaian materi, sarana maupun
prasarana. Inovasi ini akan memberi perbedaan dari pembelajaran konvensional.
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Dalam Pembelajaran
Pasing Atas
Pembelajaran yang sedang digalakkan saat ini adalah pembelajaran
inovatif. Hal ini dikarenakan pembelajaran inovatif memiliki beberapa kelebihan,
antara lain sebagai berikut:
1) Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada
siswa.
2) Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar
belajar.
3) Menuntut kreativitas guru dalam melatih.
4) Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling membangun.
5) Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreativitas guru dalam
proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar aktif selama
pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan
pembelajaran.
6) Siswa adalah penerima informasi secara aktif.
7) Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing.
8) Pembelajaran lebih konkret dan praktis.
9) Perilaku dibangun atas pengalaman pembelajaran.
Disamping memiliki kelebihan, pembelajaran inovatif juga memiliki
beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1) Pembelajaran akan bersifat monoton jika guru kurang kreatif dalam mengelola
klub.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran akan semakin tertinggal.
3) Situasi klub kurang terkoordinir karena pusat kegiatan pembelajaran adalah
siswa.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran pasing atas pada permainan bolavoli yang disampaikan
secara konvensional memiliki perbedaan dengan pembelajaran pasing atas pada
permainan bolavoli yang disampaikan secara inovatif. Perbedaan cara
penyampaian materi oleh guru mata pelajaran penjasorkes dan proses belajar yang
dialami siswa akan mempengaruhi perbedaan hasil belajar pasing atas pada
permainan bolavoli siswa.
Dalam pembelajaran pasing atas pada permainan bolavoli yang
disampaikan secara konvensional, siswa diberikan materi pokok secara langsung.
Dalam pembelajaran pasing atas pada permainan bolavoli yang disampaikan
secara inovatif, siswa menerima materi dengan beberapa inovasi yang dilakukan
oleh guru dengan harapan meningkatkan minat dan seluruh siswa bersungguh-
sungguh dalam mengikuti pembelajaran pasing atas pada permainan bolavoli.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut:
`
Pembelajaran Bolavoli di SMP
ServicePassing Blocking Smash
Passing Bawah Passing Atas
Hasil Belajar
Konvension Inovatif
Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran konvensional dan inovatif
terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Pembelajaran dengan inovatif lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di lapangan bolavoli SMP
Negeri 2 Punggelan, Banjarnegara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan April sampai
dengan Mei 2011 dengan 1 (satu) kali pertemuan dalam 1 (satu) minggu selama 6
(enam) minggu.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan rancangan yang digunakan adalah Randomized Pretest-Postest Design.
Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
R : Random
Pretest : Tes awal kemampuan passing atas
MSOP : Matched subject ordinal pairing
K1 : Kelompok eksperimen pertama
K2 : Kelompok eksperimen kedua
Treatment A : Pembelajaran pasing atas secara konvensional
Treatment B : Pembelajaran pasing atas secara inovatif
Postest : Tes akhir kemampuan pasing atas
R Pretest MSOP
K1
K2
Treatment A
Treatment B
Postest
Postest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dalam pembagian kelompok eksperimen, didasarkan pada tes awal
kemampuan kemampuan passing atas. Setelah hasil tes awal dirangking,
kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan dalam
kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum
diberikan perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya
setelah diberikan perlakuan terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh
pengaruh perlakuan yang diberikan. Adapun pembagian kelompok digunakan cara
ordinal pairing, sebagai berikut:
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII B SMP Negeri
2 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 22 siswa putra.
2. Sampel
Agar sampel yang digunakan dalam penelitian ini representatif maka
diperlukan teknik pengambilan sampel yang tepat. Dalam penelitian ini, teknik
pengambilan jumlah sampel yang digunakan mengacu pada pendapat Suharsimi
Arikunto (2006: 134), sebagai berikut:
1
4
5
8
9
2
3
6
7
dst.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Untuk Sekedar ancer-ancer, maka apabila subjekny akuran gdari 100, lebih baik diambil semua sehihingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang
resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasinya akan lebih baik.
Untuk menentukan besarnya sampel penelitian digunakan teknik
sampling populasi. Sehingga, semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian
ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dilakukan
tes kemampuan pasing atas dalam permainan bolavoli dari Pusat Kesegaran
Jasmani dan Rekreasi (1997: 6). Petunjuk pelaksanaan tes terdapat pada lampiran.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam
penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas
berikut ini:
MSb
MSwMSbR
Keterangan:
R : Koefisien reliabilitas
MSb : Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSw : Jumlah rata-rata antar kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan guna mengetahui distribusi data. Uji
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors dari
Sudjana (1992: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :
1) Pengamatan x1, x2, … xn dijadikan bilangan baku z1, z2, … zn dengan
menggunakan rumus :
S
XXiZi
Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F (Z1) = P (z ≤ zi)
2) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, … zn yang lebih kecil atau sama dengan
zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).
Maka, n
ZiyangZZbanyaknyaZZiS n
,,
)( 21
3) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
Ambil hraga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan guna menguji kesamaan varian antara
kelompok 1 dan kelompok 2. Dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai
berikut:
TerkecilVarians
TerbesarVariansFhitung
(Riduan, 2003: 186)
Apabila Fhitung > Ftabel maka kelompok 1 dan kelompok 2 tidak
homogen, sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka kelompok 1 dan kelompok 2
homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Uji Perbedaan
Untuk menghitung perbedaan antara hasil belajar pasing atas dalam
permainan bola voli dengan pembelajaran konvensional dan modifikasi, Sesuai
dengan pendapat Sutrisno Hadi (1995 : 457) adalah sebagai berikut:
a. Mencari Perbedaan Kelompok
1
2
NN
d
Mdt
Keterangan:
t : Nilai Perbedaan
Md : Rata-rata selisih antara X1 dengan X2
d : Penyimpangan (selisih) X1 dan X2 dari Md
N : Jumlah Pasangan
b. Mencari Perbedaan Antar Kelompok
2
22
1
21
21
nS
nS
MMt
Hasil t-test kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf
signifikansi 5% dengan db = N-1. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak.
2) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima.
Untuk mencari peningkatan kemampuan pasing atas dalam permainan
bola voli dari tes awal ke ters akhir digunakan rumus dari sebagai berikut:
Nilai Peningkatan = 100%PretestMean
DifferentMean
Dimana:
Mean Different = Mean Posttest - Mean
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Gambaran data penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian.
Kelompok TesJumlah Sampel
Nilai Tertinggi
Nilai Terrendah
Rata-rata
Standar Deviasi
Kelompok 1
Tes Awal
11 35 15 23,45 7,08
Tes Akhir
11 35 15 25,27 6,66
Kelompok 2
Tes Awal
11 33 13 23,64 7,15
Tes Akhir
11 37 16 27,09 7,38
Gambar 3. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 dan Kelompok 2
B. Mengecek Reliabilitas
Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik,
maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil perhitungan reliabilitas tes dapat dilihat
dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 2. Hasil Uji Tes Reliabilitas.
Tes Nilai Reliabilitas KategoriAwal 0,95 Tinggi SekaliAkhir 0,96 Tinggi Sekali
Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes, digunakan tabel
koefisien korelasi dari Book Walter dalam Mulyono B (2007: 49) seperti dibawah
ini:
Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas.
Kategori Reliabilitas
Tinggi sekali 0,90-1,0
Tinggi 0,80-0,89
Cukup 0,60-0,79
Kurang 0,40-0,59
Tidak Signifikan 0,00-0,39
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan
analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan
kelompok 2 adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kel. TesJumlah Sampel
Standar Deviasi
Rata-rata
L0 Ltabel Keterangan
1Awal 11 7.08 23.45 0.1418 0.2671 NormalAkhir 11 6.66 25.27 0.1429 0.2671 Normal
2Awal 11 7.15 23.64 0.1491 0.2671 NormalAkhir 11 7.38 27.09 0.1590 0.2671 Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai Lhitung
pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes
akhir kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, tes awal
kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka
apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut
disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara
kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
Tes Fhitung Ftabel KeteranganAwal 1.02 2.98 HomogenAkhir 1.23 2.98 Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung
dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%.
Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok
2 memiliki varians yang homogen.
D. Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum diberi perlakuan, kelompok dalam penelitian dilakukan uji
perbedaan telebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan
anggota pada kedua kelompok tersebut. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1
dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan kelompok 2 Sebelum Diberi Perlakuan.
Kelompok Jumlah Sampel Rata-rata thitung ttabel Keterangan1 11 23.455
0.454 2.201 Tidak Ada Perbedaan2 11 23.636
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,454 dan t tabel dengan taraf
signifikansi 5% dan n = 11 sebesar 2,201. Karena thitung < ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan.
2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan
Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan dengan
metode konvensional dan kelompok 2 diberi perlakuan dengan metode inovatif,
kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian ini hasilnya sebagai berikut:
a. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Setelah Diberi perlakuan.
Kelompok Jumlah Sampel Rata-rata thitung ttabel Keterangan1 11 25.273
3.108 2.201 Ada Perbedaan2 11 27.091
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
antara kelompok 1 dan kelompok diperoleh nilai sebesar 3,108 dan t tabel dengan
taraf signifikansi 5% dan n = 11 sebesar 2,201. Karena thitung > ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi perlakuan terdapat
perbedaan yang signifikan.
b. Perbedaan Persentase Peningkatan
Kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik
dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kelompok 1 dan kelompok 2
adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Persentase Peningkatan Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok Jumlah Sampel
Mean Pretest
Mean Postest
Mean Different
Persentase Peningkatan
1 22 23.45 25.27 1.82 7.75%2 22 23.64 27.09 3.45 14.62%
Gambar 4. Histogram Perbedaan Persentase Peningkatan Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
Gambar 5. Grafik Peningkatan Kelompok 1 dan Kelompok 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan, diketahui bahwa
kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 7,75%. Sedangkan kelompok 2
memiliki peningkatan sebesar 14,62%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kelompok 2 memiliki prosentase peningkatan yang lebih tinggi daripada
kelompok 1.
E. Pengujian Hipotesis
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Konvensional Dan Inovatif Terhadap
Hasil Belajar Pasing Atas Bolavoli
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir
antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 3,108, sedangkan
ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,201. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan
kelompok 2. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan
pengaruh antara pembelajaran konvensional dan inovatif terhadap hasil belajar
pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Punggelan
kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.
2. Pembelajaran Inovatif Lebih Baik Pengaruhnya Dibandingkan Dengan
Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Pasing Atas Bolavoli
Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan hasil belajar
passing bawah diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentase
peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli sebesar 7,75%. Sedangkan
kelompok 2 memiliki peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli sebesar
14,62%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 2 yang
diberi perlakuan dengan pembelajaran inovatif memiliki persentase peningkatan
hasil belajar passing atas bolavoli yang lebih besar daripada kelompok 1 yang
diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan, pembelajaran inovatif lebih baik pengaruhnya dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Punggelan Kkabupaten Banjarnegara
tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan interpretasi lebih lanjut,
terutama mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.
Pembahasannya sebatas dalam pengertian evaluasi dan tidak atau belum kearah
verifikasi suatu teori, karena itu, pembahasannya lebih cenderung ke deskripsi
empiris.
Atas dasar hasil analisis data diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar pasing atas bolavoli antara kelompok siswa
yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional dan kelompok siswa
yang diberi perlakuan dengan pembelajaran inovatif. Hal ini dibuktikan dari
hasil uji-t yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok siswa yang
diberi pembelajaran dengan pembelajaran konvensional dan kelompok siswa
yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran inovatif diperoleh hasil thitung
sebesar 3,108, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,201.
Perbedaan ini dikarenakan dari kedua pembelajaran tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda. Pada pembelajaran konvensional siswa semata-
mata hanya dilatih melakukan pasing atas tanpa ada inovasi yang dilakukan
oleh guru. Hal ini membuat siswa lebih cepat bosan dan malas, sehingga tidak
ada keiginan untuk bisa melakukan passing atas bolavoli dengan benar.
Sedangkan, pada pembelajaran inovatif guru melakukan inovasi dalam
menyampaikan materi pasing atas bolavoli. Hal ini membuat siswa merasa
senang dan secara psikologis, siswa terdorong untuk dapat melakukan pasing
atas dengan benar tanpa merasa terpaksa.
2. Hasil belajar passing atas bolavoli kelompok siswa yang diberi pembelajaran
inovatif lebih baik daripada hasil belajar pasing atas bolavoli kelompok siswa
yang diberi pembelajaran konvansional. Hal ini dibuktikan dari perbedaan
persentase peningkatan hasil belajar pasing atas bolavoli dimana hasil belajar
passing atas bolavoli kelompok siswa yang diberi pembelajaran inovatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
mengalami peningkatan sebesar 14,62% lebih besar dari peningkatan hasil
belajar pasing atas bolavoli kelompok siswa yang diberi pembelajaran
konvensional sebesar 7,75%.
Hal ini dikarenakan dengan pembelajaran inovatif, siswa terbiasa melakukan
gerakan dengan teknik yang benar sehingga secara keseluruhan dapat
melakukan passing atas bolavoli dengan benar dibandingkan siswa yang diberi
pembelajaran konvensional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran konvensional dan inovatif
terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 2 Punggelan kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.
(thitung 3,108 > ttabel 5% 2,201).
2. Pembelajaran inovatif lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Punggelan Kkabupaten Banjarnegara
tahun pelajaran 2010/2011. (Kelompok 2 yang mendapat perlakuan dengan
pembelajaran inovatif memiliki peningkatan 14,62% lebih besar daripada
kelompok 1 yang mendapat perlakuan dengan pembelajaran konvensional
yaitu 7,75%).
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pembelajaran inovatif
memiliki peningkatan yang lebih baik terhadap hasil belajar pasing atas bolavoli.
Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah setiap jenis
pembelajaran memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan hasil belajar
passing atas bolavoli. Oleh karena itu, dalam memberikan pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan hasil belajar pasing atas
bolavoli, harus menggunakan pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini juga
dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih jenis pembelajaran yang tepat,
khususnya untuk meningkatkan hasil belajar pasing atas bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Hendaknya guru mata pelajaran penjasorkes di SMP Negeri 2 Punggelan
Kabupaten Banjarnegara mengetahui perbedaan pembelajaran konvensional
dan inovatif dalam membelajarkan pasing atas bolavoli, sehingga akan
diperoleh hasil belajar yang optimal dari penerapan metode pembelajaran yang
tepat.
2. Hendaknya guru mata pelajaran penjasorkes di SMP Negeri 2 Punggelan
Kabupaten Banjarnegara dapat menerapkan pembelajaran yang tepat, sehingga
dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar pasing atas dalam permainan
bolavoli dengan baik dan benar, sehingga akan meningkatkan hasil belajar
pasing atas bolavoli siswa.
3. Guru yang akan mengajarkan tentang teknik pasing atas bolavoli hendaknya
menyesuaikan kondisi siswa.