perbedaan outdoor study dan indoor study …digilib.unila.ac.id/54912/3/skripsi tanpa bab...

79
PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 10 Metro Tahun 2018/2019) (SKRIPSI) Oleh HELEN CLAUDIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

Upload: lamtuyen

Post on 23-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY TERHADAP

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI KLASIFIKASI

MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 10 Metro Tahun

2018/2019)

(SKRIPSI)

Oleh

HELEN CLAUDIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 2: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

ii

ABSTRAK

PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY TERHADAP

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI KLASIFIKASI

MAKHLUK HIDUP

Oleh

HELEN CLAUDIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran

Outdoor Study dan Indoor Study terhadap hasil belajar peserta didik serta

mengetahui pembelajaran manakah antara Outdoor Study dan Indoor Study yang

mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi klasifikasi makhluk

hidup peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Metro. Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah non equivalent pretest-posttest control group design.

Sampel penelitian adalah kelas VII A dan VII B berjumlah 64 peserta didik, yang

dipilih melalui teknik cluster random sampling. Data hasil belajar peserta didik

diperoleh dengan menghitung rata-rata nilai pretest dan posttest yang berbentuk

pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 25 butir dengan skor maksimal 100.

Kemudian hasil belajar peserta didik dianalisis dengan uji independent sample t-

test pada taraf kepercayaan 5% menggunakan bantuan program SPSS 17.0.

Sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dengan menggunakan

Page 3: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

Helen Claudia

iii

uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan menggunakan uji Levene

Test dengan taraf signifikasi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil belajar peserta didik pada

pembelajaran Outdoor Study lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil peserta

didik pada pembelajaran Indoor Study. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji

independent sample t-test diperoleh perbedaan rata-rata hasil belajar peserta didik

antara pembelajaran Outdoor Study dan Indoor Study SMP Negeri 10 Metro pada

materi klasifikasi makhluk hidup.

Kata kunci : Hasil Belajar, Indoor Study, Outdoor Study

Page 4: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY TERHADAP

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI KLASIFIKASI

MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 10 Metro

Tahun 2018/2019)

Oleh

HELEN CLAUDIA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 5: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
Page 6: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
Page 7: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
Page 8: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan Pagaralam Provinsi Sumatera Selatan,

pada tanggal 30 Agustus 1996, sebagai anak ketiga dari

lima bersaudara, pasangan Bapak Abdullah Hasyim dengan

Ibu Rosmiati. Penulis beralamat di Talang Keladi RT 018

RW 006, Kelurahan Besemah Serasan, Kecamatan

Pagaralam Selatan, Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan. Nomor

Handphone: 085268456266.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Aisyiyah Pagaralam (2000-2001),

SD Negeri 55 Pagaralam (2001-2007), SMP Negeri 1 Pagaralam (2007-2009),

SMA Negeri 1 Pagaralam (2009-2013). Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur seleksi nasional masuk

peguruan tinggi negeri (SNMPTN).

Penulis pernah aktif di organisasi sebagai Anggota divisi Seni dan Kreativitas

HIMASAKTA (2013/2014) dan Staff Ahli Dinas Sosial BEM FKIP UNILA

(2015/2016). Pada tahun 2016, penulis melaksanakan praktik mengajar melalui

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji Lampung

Tengah dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Gedung Sari, Kecamatan Anak

Ratu Aji, Lampung Tengah. Tahun 2018 peneliti melakukan penelitian di SMP

Negeri 10 Metro untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).

Page 9: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

ix

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap”

(QS. Al-Insyirah : 6-8)

“Allah tempat meminta segala sesuatu”

(Qs. Al-Ikhlas : 2)

“barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan

baginya “jalan keluar” dan memberi rezeki dari arah yang tak disangka-sangka”

(Qs. At-Thalaq : 2-3)

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”

(Umar bin Khattab ra.)

Page 10: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

x

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Segala puji bagi Allah SWT atas segala

kemudahan, rahmad, rezeki dan karunia yang Engkau berikan. Teriring doa, rasa

syukur dan segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-

orang yang berharga dalam hidupku.

Ayahku (Hasyim) dan Ibuku (Rosmiati)

Ayahku yang memberi tauladan bagi kami anak-anakmu, terimakasih atas segala

ilmu dan motivasi hidup yang telah kau berikan. Ibuku yang baik hati, penuh

cinta, pengertian dan peduli. Terimakasih atas doa, motivasi serta perjuanganmu

untuk menjadikanku terus maju.

Kakakku (Heffi Agustian dan Hendra Wijaya) dan Adikku (Helfiando dan

M. Habibi Hafizh)

Kalian adalah saudara-saudaraku yang tidak pernah lelah memberikan motivasi

dan dukungan disetiap langkah dalam hidupku. Terimakasih atas segala doa,

cinta dan kasih sayang yang kalian berikan.

Para Pendidikku (Guru dan Dosenku)

Para pendidikku yang selalu memberi bimbingan dan pengajarannya untuk

menaklukan dunia dengan belajar.

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Page 11: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

viii

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Outdoor Study dan

Indoor Study Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 10

Metro Materi Klasifikasi Makhluk Hidup” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat terlepas dari

peran dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas

Lampung.

3. Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan

bimbingan hingga skripsi ini dapat selesai.

4. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Pembimbing I serta Pembimbing Akademik

atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik, serta

memotivasi dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 12: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

ix

5. Alm. Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembahas yang telah banyak

memberikan saran dan kritik serta nasehat yang bersifat membangun dalam

proses penulisan skripsi ini.

6. Berti Yolida, S.Pd.,M.Pd. selaku Pembahas yang telah banyak memberikan

saran dan kritik yang bersifat positif dan membangun untuk penyusunan

skripsi ini.

7. Para Dosen dan staff Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan

Biologi Universitas Lampung yang telah membimbing penulis dalam

pembelajaran.

8. Suyitno, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Metro yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9. Novitri Rahayu Ningsih, S.Pd., selaku Guru Mitra SMP Negeri 10 Metro yang

telah membantu dan mendukung penulis dalam penelitian.

10. Peserta didik kelas VII A dan kelas VII B SMP Negeri 10 Metro yang telah

membantu dalam penelitian.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua dan

semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 13 Desember 2018

Penulis,

Helen Claudia

Page 13: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

D. Manfaat ...................................................................................................... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA ...................................................................................... 11

B. Metode Pembelajaran ................................................................................ 13

C. Pembelajaran Outdoor Study ..................................................................... 14

D. Pembelajaran Indoor Study ........................................................................ 23

E. Hasil Belajar ............................................................................................... 27

F. Kerangka Pikir ........................................................................................... 38

G. Hipotesis penelitian .................................................................................... 41

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 42

B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 42

C. Desain Penelitian ....................................................................................... 43

Page 14: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

xi

D. Prosedur Penelitian .................................................................................... 45

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data.................................................. 50

F. Uji Instrumen ............................................................................................. 52

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 55

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 57

B. Pembahasan............................................................................................... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................... 65

B. Saran ......................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67

LAMPIRAN ........................................................................................................... 71

Page 15: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Presentase Nilai Ulangan Harian Peserta Didik SMP Negeri 10

Metro Kelas VII Tahun Ajaran 2017/2018 ................................. 5

2. Dimensi Proses Kognitif ............................................................. 33

3. Desain Pretest-Posttest Kelompok Non-ekuivalen ..................... 44

4. Indeks Reliabilitas ....................................................................... 53

5. Klasifikasi Indeks Kesukaran ...................................................... 53

6. Kriteria Indeks Daya Pembeda .................................................... 54

7. Hasil Penelitian Perbedaan Outdoor Study (X) dan Indoor Study

(Y) di SMP Negeri 10 Metro ....................................................... 57

8. Hasil Uji Statistik data hasil penelitian pembelajaran Outdoor Study

(X) dan Indoor Study (Y) ............................................................ 58

Page 16: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................. 40

2. Rata-Rata Pretest dan Posttest Outdoor Study dan

Indoor Study ................................................................................ 60

Page 17: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ......................................................................................... 72

2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I ....... 75

3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II ...... 98

4. Kisi-kisi Uji Coba Soal Tes Materi Klasifikasi Makhluk Hidup 122

5. Uji Coba Soal Tes ...................................................................... 124

6. Data Hasil Uji Coba Soal Tes ..................................................... 132

7. Hasil Uji Validitas Soal ............................................................... 133

8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar ..................... 135

9. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Hasil Belajar ......... 136

10. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ..................................................... 137

11. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar (Pretest-Posstest) ............ 139

12. Instrumen Tes Hasil Belajar (Pretest-Posstest)........................... 141

13. Tabel Data Hasil (Pretest-Posstest) Peserta Didik ...................... 146

14. Hasil Uji Normalitas .................................................................... 148

15. Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 149

16. Hasil Uji Independent Sample t-test ............................................ 150

17. Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa ............................................. 151

18. Foto-Foto Penelitian .................................................................... 159

Page 18: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

pendidikan dituntut berperan serta secara maksimal guna meningkatkan

mutu pendidikan. Menurut pendapat Umiarso (2011: 25) pendidikan

merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia

(human resurce) yang memiliki keterampilan dan keahlian sesuai tuntutan

pembangunan bangsa.

Proses pendidikan adalah suatu aspek kehidupan yang sangat penting dan

mendasar dalam pembangunan suatu negara yang melibatkan pendidik

sebagai pendidik dan peserta didik sebagai peserta didik yang diwujudkan

melalui proses pembelajaran. Menurut Amir dan Ahmadi (2010: 88)

proses pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat

mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam

menyelenggarakan pendidikan di sekolah yang melibatkan pendidik

sebagai tenaga pendidik dan peserta didik sebagai peserta didik

diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar.

Page 19: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

2

Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sudah menjadi tanggung

jawab semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan terutama bagi

pendidik, yang merupakan ujung tombak bagi pendidikan. Upaya

peningkatan mutu pendidikan yang dilaksanakan adalah dengan

mengusahakan penyempurnaan proses belajar mengajar. Menurut Feriyati

(2008: 3) Proses belajar mengajar meliputi seluruh aktivitas yang

menyangkut pemberian materi pelajaran agar peserta didik memperoleh

kecakapan dan pengetahuan bermanfaat. Peningkatan mutu dan

penyempurnaan proses belajar mengajar bertujuan agar peserta didik

memperoleh prestasi yang lebih baik.

Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya proses belajar

mengajar karena adanya interaksi antara pendidik dan murid, dimana

pendidik dan murid merupakan dua komponen terpenting. Belajar dapat

diartikan sebagai suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Sadiman, 2005: 5).

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan

pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara

pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses

tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama

semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan

keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup bermasyarakat, dan

Page 20: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

3

berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

Hal ini tercantum pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang

Pembelajaran Dikdas dan Dikmen.

Selanjutnya dijelaskan bahwa proses pembelajaran merupakan proses

interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran

demikian akan bermakna jika pembelajaranya berbasis keilmuan.

Pembelajaran berbasis keilmuan atau yang dikenal dengan pembelajaran

saintifik merupakan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar

dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan

mengomunikasikan (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014). Langkah

logis ini sangat strategis untuk mengatur proses berpikir peserta didik.

Pembelajaran IPA Biologi memerlukan strategi yang tepat dan bermakna.

Hal ini dikarenakan penggunaan strategi pembelajaran IPA yang tepat

dapat memaksimalkan hasil belajar. Menurut Sabilu (2010: 3) strategi

pembelajaran IPA pada hakekatnya tidak sama dengan ilmu pengetahuan

lainnya. Strategi pembelajaran IPA utamanya diarahkan agar peserta didik

dapat “menemukan” sendiri ilmu dan akhirnya akan dapat menerapkannya

untuk kehidupan sehari-hari. Selanjutnya menurut Kristiani (2009: 61)

bahwa IPA sebagai bagian dari sains merupakan pengetahuan yang

diperoleh melalui tahapan yang sistematis atau yang dikenal dengan

metode ilmiah.

Page 21: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

4

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pendidik bidang studi

IPA SMP Negeri 10 Metro, diperoleh informasi bahwa pembelajaran IPA

masih belum sepenuhnya melibatkan peserta didik untuk aktif dalam

proses pembelajaran hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan pendidik

dalam berinovasi pada saat proses pembelajaran sehingga pendidik lebih

memilih menggunakan metode ceramah yang terkadang diselingi dengan

kegiatan diskusi serta kurangnya minat peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Hasil observasi yang diperoleh pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar dianggap belum maksimal. Lingkungan sekolah yang baik

dapat membuat peserta didik menjadi nyaman berada di sekolah. Karena

lingkungan sekolah juga dapat menciptakan rasa nyaman bagi peserta

didik untuk belajar. SMP Negeri 10 Metro merupakan salah satu sekolah

yang memiliki lingkungan sekolah yang nyaman, rapi dan tertata baik, hal

itu dibuktikan dengan diraihnya penghargaan Adiwiyata Nasional pada

tahun 2013 dan Sekolah Sobat Bumi pada tahun 2014. Pembelajaran IPA

khususnya Biologi erat kaitannya dengan lingkungan, dimana biologi

adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan organisme hidup

yang ada di lingkungan sekitar.

Hasil belajar IPA peserta didik kelas VII di SMP Negeri 10 Metro masih

rendah. Hasil belajar merupakan hal yang dapat menjadi acuan apakah

peserta didik sudah memahami materi yang sudah di ajarkan oleh

Page 22: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

5

pendidik. Dapat dilihat dari tabel bahwa nilai peserta didik sebagian besar

masih rendah.

Tabel 1. Presentase Nilai Ulangan Harian Peserta Didik SMP Negeri 10

Metro Kelas VII Tahun Ajaran 2017/2018

Kelas Jumlah

peserta

didik

Jumlah tuntas

(>75)

Jumlah belum

tuntas (<75)

KKM

VII A 32 14 18

75

VII B 32 10 22

VII C 32 15 17

VII D 32 13 19

VII E 32 10 22

Jumlah 160 62 98

Jumlah presentase 38,75% 61,25%

Sumber : Dokumentasi Pendidik Mata Pelajara IPA Semester Ganjil Kelas

VII di SMP Negeri 10 Metro

Dapat dilihat bahwa nilai mata pelajaran IPA kelas VII di SMP Negeri 10

Metro masih kurang baik. Hanya 38,75 % peserta didik yang dapat

mencapai nilai ketuntasan. Faktor utama yang menjadi penyebab yaitu

cara mengajar pendidik di kelas masih menggunakan metode

konvensional. Pendidik sangat aktif dan peserta didik menjadi pasif dan

tidak kreatif. Pendidik hanya menjalankan tugasnya sebagai pengajar yang

merupakan sumber informasi satu-satunya bukan sebagai fasilitator

belajar. Pembelajaran seperti ini berpusat pada pendidik yaitu dengan

memadukan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan tanpa ada variasi

lain pada tiap kali mengajar. Peserta didik sebagai penerima dan pelaksana

tugas dari pendidik dan kurang termotivasi untuk aktif dalam

pembelajaran IPA. Ketika pendidik memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami mereka

hanya diam dan tidak mau bertanya.

Page 23: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

6

Menyadari akan permasalahan tersebut penggunaan metode pembelajaran

seharusnya lebih bervariatif agar peserta didik tidak merasa jenuh. Untuk

itu perlu strategi pembelajaran yang cocok diimplementasikan dalam

penyelesaian masalah di atas. Jika dalam proses pembelajaran pendidik

menggunakan teknik pendekatan sistem belajar mengajar yang tepat, maka

secara teoritis tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang

diberikan akan lebih baik. Dari pada tidak menggunakan teknik

pendekatan sistem belajar mengajar atau masih menggunakan metode

ceramah biasa yang masih mengutamakan hafalan.

Pendekatan yang dimaksud dalam proses pembelajaran adalah

menyertakan peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan pendidik untuk membantu memahami, melaksanakan dan

menyimpulkan dari materi yang diberikan pendidik sehingga peserta didik

merasa terbimbing, terarah sesuai tujuan pembelajaran yang dikehendaki

dalam suasana yang bebas.

Pembelajaran Indoor Study adalah kegiatan belajar mengajar dengan

memanfaatkan ruang kelas ataupun laboratorium. Dalam pembelajaran

Indoor study, peserta didik akan lebih mudah memusatkan konsentrasi dan

dapat melatih berpikir kritis dalam pemecahan masalah. Hal ini sesuai

pendapat Ismail (2009: 92) pembelajaran di dalam ruangan tidak begitu

melelahkan dibandingkan dengan di luar kelas. Pembelajaran di dalam

kelas biasanya kurang menekan aktivitas fisik tetapi lebih kepada

keterampilan motorik halus atau yang mengembangkan intelegensi.

Page 24: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

7

Sedangkan pada pembelajaran Outdoor Study kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan di luar kelas yang melibatkan peserta didik secara aktif

berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka sehingga akan mengacu

pada pengalaman dan kecerdasan peserta didik. Pada pembelajaran

Outdoor study peserta didik akan memperoleh pergantian suasana belajar

sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan serta akan menumbuhkan

penguatan konsep pada pengetahuan peserta didik.

Kedua pembelajaran tersebut sama-sama memiliki kelebihan sehingga

perlu dilakukan perbandingan dengan tujuan untuk melihat dan menilai

pembelajaran yang mana yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran

di sekolah, terutama dalam mengatasi masalah yang terjadi di SMP Negeri

10 Metro.

Berdasarkan hasil penelitian Utami (2013: 50) yang berjudul “Penerapan

Metode Outdoor Study dengan Memanfaatkan Lingkungan sebagai

Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dan Hasil

Belajar Peserta didik di Kelas VB SD N 20 Kota Bengkulu” menunjukkan

bahwa pembelajaran Outdoor Study dapat meningkatkan hasil belajar dan

aktivitas peserta didik. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Riza

(2015:9) berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Outdoor

Learning Terhadap Motivasi Belajar Peserta didik” menunjukkan bahwa

pembelajaran Outdoor lebih baik dalam meningkatkan minat belajar dan

hasil belajar peserta didik secara signifikan dibandingkan pembelajaran di

dalam kelas.

Page 25: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

8

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang

berjudul “ Perbedaan Pembelajaran Outdoor Study dan Indoor Study

Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Pada Materi Klasifikasi Makhluk

Hidup Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 10 Metro ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan antara pembelajaran Outdoor Study dan

Indoor Study terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri

10 Metro pada materi pokok klasifikasi makhluk hidup?

2. Pembelajaran manakah antara Outdoor Study dan Indoor Study yang

mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII SMP

Negeri 10 Metro pada materi klasifikasi makhluk hidup?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk

mengetahui :

1. Perbedaan antara pembelajaran Outdoor Study dan Indoor Study

terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Metro

pada materi klasifikasi makhluk hidup.

2. Pembelajaran manakah antara Outdoor Study dan Indoor Study yang

mampu meningkatkan hasil belajar pada materi pokok klasifikasi

makhluk hidup peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Metro.

Page 26: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

9

D. Manfaat

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaan bagi :

1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan serta pengalaman baru dalam

melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Outdoor dan Indoor

Study.

2. Pendidik, yaitu dapat menambah pengetahuan pendidik dalam

terlaksananya proses pembelajaran yang tepat dan efektif dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.serta dapat dijadikan salah satu

alternatif proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup.

3. Peserta didik, yaitu dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang

berkesan bagi peserta didik, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar

peserta didik khusunya pada materi klasifikasi makhluk hidup.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan

dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan Outdoor Study dilaksanakan

dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, pendidik

mengajak peserta didik keluar kelas dan membagikan Lembar Kerja

Peserta Didik ( LKPD ) yang berisi petunjuk pengamatan pada hewan dan

tumbuhan serta benda-benda yang ada di lingkungan sekitar, peserta didik

melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan, setelah

pengamatan peserta didik dikumpulkan kembali. Selanjutnya pendidik

Page 27: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

10

membimbing setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatan

dan memberikan kesimpulan.

2. Proses pembelajaran dengan menggunakan Indoor Study dilaksanakan

dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, selanjutnya

pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD ) kepada

peserta didik yang berisi pengamatan hewan dan tumbuhan, peserta didik

melakukan diskusi dan mencatat hasil pengamatan, setelah pengamatan

pendidik membimbing setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

pengamatan dan memberikan kesimpulan.

3. Hasil belajar pada aspek kognitif yang diukur berdasarkan nilai yang

diperoleh dari pretes, postes dan N-gain pada materi klasifikasi makhluk

hidup.

4. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A (sebagai kelas

eksperimen I Outdoor Study) dan kelas VII B (sebagai kelas eksperimen II

Indoor Study)

5. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi

makhluk hidup dengan KD 3.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup dan

benda berdasarkan karakteristik yang diamati.

Page 28: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA

Pembelajaran adalah proses mengajar yang terdiri dari dua kata yaitu

belajar dan mengajar. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan. Sama halnya dengan belajar, mengajar pada

hakekatnya adalah suatu proses yaitu proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan yang ada disekitar peserta didik, sehingga dapat

menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan belajar. Menurut

DeQuely dan Gazali dalam (Slameto, 2010: 30) mengajar adalah

menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat

dan tepat. Dalam hal ini pengertian waktu sangat singkat sangat penting .

Pembelajaran sebagai proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik dan efektif. Peran pendidik dalam kegiatan

pembelajaran adalah menciptakan lingkungan yang kondusif, inovatif,

serta kreatif dengan tetap berpegang pada variasi pembelajaran yang

berorientasi pada keaktifan peserta didik.

Kata sains yang biasa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) berasal dari kata natural science, yang artinya alamiah atau

berhubungan dengan alam. Menurut Jujun Suriasumantri (dalam Trianto,

Page 29: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

12

2010: 136) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu

pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa inggris „science’.

kata „science’ sendiri berasal dari kata dalam bahasa latin „scientia’ yang

berarti saya tahu. „science’ terdiri dari sosial sciences (IPS) dan natural

sciences (IPA) namun dalam perkembangannya science sering

diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu cabang ilmu yang terfokus

pengkajiannya adalah proses-proses yang terjadi di dalamnya. Dalam

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dikemukakan

mengenai IPA. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Menurut Fisher (dalam Winarni, 2012: 8) menyatakan

IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan metode-metode yang berdasarkaan observasi.

Dalam pembelajaran IPA diperlukan strategi yang tepat, karena strategi

yang tepat dapat membantu peserta didik memaksimalkan hasil belajar

yang mereka peroleh. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai fungsi yang

berkaitan dengan pola berpikir secara ilmiah. Menurut Depdiknas (2006: 2)

beberapa fungsi IPA adalah sebagai berikut :

1. Menguasai konsep IPA dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-

hari;

Page 30: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

13

2. Mengembangkan keterampilan proses;

3. Mengembangkan sikap ilmiah;

4. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang

saling mempengaruhi antara sains, teknologi dan masyarakat;

5. Mengembangkan kesadaran adanya keteraturan alam.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaraan IPA adalah

ilmu yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah, berupa

serangkaian proses ilmiah yaitu penyelidikan, penyusunan, dan pengujian

gagasan-gagasan, oleh sebab itu, pengajaran IPA di sekolah tidak hanya

mementingkan penugasaan peserta didik terhadap konsep materi tetapi juga

terkait fakta-fakta dan teori-teori.

IPA pada hakikatnya adalah terdiri dari empat komponen yaitu sikap,

ilmiah, proses ilmiah, produk ilmiah, dan aplikasi. IPA merupakan cara

mengumpulkan dan analisis data secara kritis, cara penyajian dan menguji

hipotesis, dan cara mengambil keputusan sehingga diperoleh keputusan

mengenai data yang dikumpulkan. Menurut Winarni (2012: 8) IPA

berkembang melalui langkah-langkah yang berurutan, yaitu observasi,

klasifikasi dan eksperimentasi.

B. Metode Pembelajaran

Salah satu hal yang paling penting dalam pembelajaran adalah penggunaan

metode pembelajaran yang tepat. Sebab jika seorang pendidik

menggunakan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi dan

Page 31: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

14

tujuan pembelajaran yang akan dicapai maka hasil belajar peserta didik

akan sulit untuk mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Karena

tidak semua materi pembelajaran dapat diajarkan menggunakan metode

tertentu, oleh sebab itu metode yang digunakan harus sesuai dengan materi

yang akan disampaikan dan mengarah pada tujuan pembelajaran yang

disusun sebelumnya. Menurut Djamarah (2010: 95) Metode adalah salah

satu alat untuk mencapai tujuan.

C. Pembelajaran Outdoor Study

1. Pengertian Pembelajaran Outdoor Study

Pembelajaran di luar kelas adalah salah satu metode yang digunakan

pendidik agar peserta didik dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam

secara langsung, sehingga untuk memenuhi keingintahuannya peserta

didik lebih ditekankan pada pengalaman yang didapatkan secara langsung

dari alam. Menurut Komarudin dalam Husamah (2013: 19) yang berjudul

Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Learning) menyatakan bahwa

Outdoor Learning merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan

di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti : bermain di

lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah,

dan kegiatan yang bersifat petualangan, serta pengembangan aspek

pengetahuan yang relevan. Proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja,

di dalam maupun di luar kelas, bahkan di luar sekolah. Proses

pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau bahkan di luar sekolah

memiliki arti sangat penting bagi perkembangan peserta didik.

Page 32: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

15

Lingkungan menyediakan fenomena alam yang sangat menarik ,

memanfaatkan sumber belajar dari alam akan memberikan pengalaman

langsung dan mendorong peserta didik agar lebih akrab dengan alam serta

menciptakan rasa peduli lingkungan pada peserta didik. Hal ini sesuai

dengan pendapat Karjawati dalam Husamah (2013: 23) Outdoor Study

adalah pembelajaran dimana pendidik mengajak peserta didik belajar di

luar kelas untuk melihat langsung di lapangan dengan tujuan

mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya. Melalui metode

Outdoor Study lingkungan di luar sekolah dapat di gunakan sebagai

sumber belajar. Peran pendidik disini adalah sebagai motivator, artinya

pendidik sebagai pemandu agar peserta didik belajar secara aktif, kreatif

dan akrab dengan lingkungan.

Pembelajaran Outdoor Study merupakan pembelajaran yang lebih

berorientasi pada keaktifan peserta didik dengan pemanfaatan lingkungan

sekitar. Dalam pembelajaran ini pendidik berperan sebagai fasilitator,

pembimbing, dan madiator pembelajaran. Variasi pembelajaran ini dapat

mengurangi rasa jenuh, bosan peserta didik, dan dapat membuat peserta

didik senang juga tertarik terhadap pelajaran dan lingkungan sekitarnya.

Keadaan peserta didik demikian akan sangat mempengaruhi daya tangkap

peserta didik dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari.

2. Tujuan Pokok Outdoor Study

Pembelajaran luar kelas kelas bertujuan agar peserta didik dapat

beradaptasi dengan lingkungan alam sekitar dan mengetahui keterampilan

Page 33: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

16

hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki

apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Menurut Adelia (2012: 21-

25) tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar

kelas atau luar lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan

kreatifitas mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka.

b. Kegiatan belajar mengajar di laur kelas bertujuan menyediakan latar

(setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta

didik.

c. Meningkatkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman peserta didik

terhadap lingkungan sekitarnya.

d. Membantu mengembangkan segala potensi peserta didik agar menjadi

manusia sempurna yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga dan spirit

sempurna.

e. Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial

dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan).

f. Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanya

ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangkan

di luar kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan

di luar kelas.

g. Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai

alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan

suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa dan lain sebagainya.

Page 34: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

17

h. Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat

pembelajaran lebih kreatif.

i. Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan

perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.

j. Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu

mengembangkan hubungan pendidik dan murid.

k. Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar

pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah

di berbagai area.

l. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan

komunitas sekitar untuk pendidikan. Agar peserta didik dapat

memahami secara optimal seluruh mata pelajaran.

3. Kelebihan Outdoor Study

Lingkungan efektif dalam membantu kegiatan pembelajaran, lingkungan

merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk

hidup lainnya. Lingkungan yang ada disekitar kita merupakan salah satu

sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk mencapai proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas. Menurut Suryadi (2013: 25) bahwa

pembelajaran di luar kelas memiliki manfaat antara lain:

a. Pikiran lebih jernih;

b. Pembelajaran akan terasa menyenangkan;

c. Pembelajaran lebih variatif;

d. Belajar lebih rekreatif;

e. Belajar lebih ril;

Page 35: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

18

f. Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas;

g. Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas.

h. Wahana belajar akan lebih luas.

i. Kerja otak lebih rileks.

Kegiatan belajar di luar kelas banyak keuntungan yang dapat diperoleh

dalam proses belajar. Menurut Wahyuni (2015: 16-17) keuntungan yang

diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar

antara lain:

1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan peserta didik

duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar peserta didik

akan lebih tinggi.

2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab peserta didik dihadapkan

dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau besifat alami.

3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual

sehingga kebenarannya lebih akurat.

4. Kegiatan belajar peserta didik lebih komperhensif dan lebih aktif sebab

dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, wawancara,

menguji fakta dan lain-lain.

5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat

dipelajari bisa beranekaragam seperti lingkungan sosial, lingkungan

alam, lingkungan buatan dan lain-lain.

6. Peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan

yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang

tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya.

Page 36: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

19

4. Kelemahan Outdoor Study

Pembelajaran di luar kelas memiliki beberapa kelemahan yang harus

menjadi perhatian bagi pendidik menurut Suyadi (2013: 31) beberapa hal

yang mungkin menjadi kendala pembelajaran di luar kelas adalah:

1. Peserta didik akan kurang konsentrasi;

2. Pengelolaan peserta didik akan lebih sulit terkondisi;

3. Waktu akan tersita (kurang tepat waktu);

4. Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh peserta didik lain atau

kelompok lain;

5. Pendidik akan lebih intensif dalam membimbing;

6. Akan muncul minat yang semu.

Menurut Sudjana dan Rivai dalam Husama (2013: 31), beberapa

kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran Outdoor learning berkisar pada teknis pengaturan

waktu dan kegiatan belajar antara lain :

1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan

ada waktu peserta didik terbuang ke tujuan tidak melakukan kegiatan

belajar yang di harapkan sehingga kesan main-main.

2. Ada kesan pendidik dan peserta didik bahwa kegiatan mempelajari

lingkungan memerlukan waktu cukup lama sehingga menghabiskan

waktu untuk belajar di kelas.

3. Sempitnya pandangan pendidik bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di

dalam kelas.

Page 37: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

20

Banyak hal yang perlu menjadi perhatian bagi pendidik. Salah satunya

belajar di luar ruangan akan menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak

orang yang datang untuk menyaksikan. Pusat perhatian peserta didik akan

langsung tertuju kemana-mana karena posisi belajar mereka di tempat

terbuka. Oleh karena itu, sebagai pendidik diperlukan kiat-kita untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan pembelajaran outdoor study.

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Outdoor Study

Seorang pendidik yang ingin mengajar para peserta didik di luar kelas

harus mengetahui cara-cara pengajaran di luar kelas, adapun cara-caranya

adalah:

1. Penugasan

Metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran dari seorang

pendidik dengan memberikan tugas tertentu agar peserta didik

melakukan kegiatan belajar. Dalam konteks kegiatan belajar mengajar

yang diadakan diluar kelas, pendidik memberi tugas kepada peserta

didik yang harus dilaksanakan di luar kelas. artinya tugas itu bukanlah

pekerjaan rumah yang dapat dikerjakan di rumah masing-masing.

Melainkan dikerjakan saat itu juga dan dilaksanakan oleh pendidik

ketika mengajar di luar kelas harus berkaitan erat dengan mata pelajaran

yang sedang dibahas. Tidak hanya itu, tugas yang diberikan kepada

peserta didik mesti bisa dilakukan diluar kelas. artinya peserta didik

tidak perlu mencari bahan-bahan atas tugas tesebut di rumah ataupun di

dalam kelas (Adelia, 2012: 107).

Page 38: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

21

2. Tanya Jawab

Metode ini kurang lebih mengikuti teknik tanya jawab. Pendidik

memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang jawabannya

mengarah pada perkembangan pembelajaran yang sedang diajarkan,

kemudian pendidik menambahkan jawab merekan. Sebenarnya metode

tanya jawab bukan hanya menekankan pendidik bertanya kepada peserta

didik melainkan peserta didik juga bisa bertanya kepada pendidik akan

tetapi pertanyaan yang diajukan peserta didik kepada pendidik bukan

pertanyaan yang sifatnya menguji atau mengetes tapi berangkat dari

ketidaktauan seorang murid tentang pembelajaran (Adelia, 2012: 114).

3. Bermain

Metode yang ketiga dapat digunakan dalam pembelajaran diluar kelas

adalah metode bermain. Metode permainan merupakan cara-cara

penyajian yang baik jika dilakukan di luar kelas. Dalam hal ini peserta

didik diajak bermain untuk memperoleh atau menemukan pengertian

dan konsep, sebagaimana yang dijelaskan dalam buku pelajaran tertentu

(Adelia, 2012: 126).

4. Observasi

Observasi dalam kegiatan mengajar di laur kelas adalah metode atau

cara-cara belajar di luar kelas yang dilakukan dengan melihat atau

mengamati materi pelajaran secara langsung di alam bebas. Metode itu

dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan membuat

Page 39: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

22

pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai sesuatu yang diamati

kemudian menyimpulkannya (Adelia, 201 : 134).

Adapun langkah-langkah kegiatan inti pada pembelajaran di luar kelas

menurut Husamah (2013: 78):

1. Kegiatan Awal

Pendidik mengajak peserta didik ke lokasi di luar kelas;

Pendidik mengajak peserta didik berkumpul menurut

kelompoknya;

Pendidik memberi salam;

Pendidik memberi motivasi tentang lingkungan sebagai sumber

belajar termasuk manfaat sumber daya alam yang ada di

sekitar;

Pendidik memberikan panduan belajar;

Pendidik menjelaskan penjelasan cara kerja kelompok.

2. Kegiatan Inti

Masing-masing kelompok berpencar pada lokasi melakukan

pengamatan dan diberi waktu kurang lebih 20 menit;

Pendidik membimbing peserta didik saat melakukan

pengamatan;

Selesai pengamatan peserta didik berkumpul lagi untuk

mendiskusikan hasilnya;

Pendidik memandu diskusi.

Page 40: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

23

3. Kegiatan Akhir

Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengungkapkan hambatan atau kesulitan yang

dialami saat proses pembelajaran;

Pendidik memberikan kesimpulan bersama peserta didik.

D. Pembelajaran Indoor Study

Lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang

mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan

tersebut yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Menurut Saroni

dalam Jamal (2011: 110) lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.

Slameto (2003: 60) mengungkapkan bahwa lingkungan belajar peserta

didik yang berpengaruh terhadap peserta didik adalah lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Pembelajaran indoor study adalah bentuk belajar atau proses pembelajaran

yang dilakukan oleh seorang pendidik dan peserta didiknya di dalam

ruangan. Menurut Ismail (2009: 92) pembelajaran di dalam ruangan tidak

begitu melelahkan dibanding di luar kelas. Pembelajaran di dalam kelas

biasanya kurang menekan aktivitas fisik, tetapi lebih kepada keterampilan

motorik halus atau yang mengembangkan intelegensi.

Subiyanto (2013: 3) mengungkapkan dalam pembelajaran Indoor Study

menggunakan lingkungan belajar yang sudah di sediakan oleh manajemen

sekolah agar di gunakan untuk para peserta didiknya sebagai sumber

Page 41: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

24

belajar atau lingkungan belajar yang ada di dalam sekolahan tersebut.

Lingkungan belajar ini dapat berupa perpustakaan, laboratorium,

auditorium, dan utamanya adalah ruang kelas.

Lingkungan sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsangan bagi

perkembangan peserta didik perlu mendapatkan perhatian dan perlu

diciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan objek-objek sesuai dengan

kebutuhan dan pekembangan pengetahuan anak. Ketepatan lingkungan

belajar secara langsung maupun tidak langsung akan sangat

mempengaruhi proses dan hasil belajar yang akan diperoleh peserta didik.

Johnson dalam Luluk (2014: 2-5) mengungkapkan pada kenyataannya

seorang anak akan tertarik pada lingkungan kelas dan pembelajaran

tertentu yang membutuhkan tantangan untuk membuat kegiatan berjalan

dengan menyenangkan. Pembelajaran di dalam ruangan memiliki

kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

1. Kelebihan Indoor Study

a. Pendidik mudah menguasai kelas.

b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.

c. Dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar.

d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

e. Pendidik mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

2. Kelemahan Indoor Study

a. Bila selalu digunakan terlalu lama akan membosankan sehingga

peserta didik kurang memperhatikan pendidik.

Page 42: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

25

b. Menyebabkan peserta didik menjadi pasif.

c. Pengetahuan peserta didik terbatas di dalam ruangan.

Setiap proses pengajaran harus direncanakan dan diusahakan oleh

pendidik secara sengaja agar dapat terhindar dari kondisi-kondisi yang

merugikan (usaha pencegahan) dan kembali pada kondisi yang optimal

apabila terjadi hal-hal yang merusak yang disebabkan oleh tingkah laku

peserta didik di dalam kelas. Menurut Rohani (2004: 112) usaha yang

dapat dilakukan pendidik dalam menciptakan kondisi yang diharapkan

akan efektif apabila :

1. Diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang

terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proese belajar

mengajar.

2. Dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan

dapat merusak iklim belajar-mengajar;

3. Dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan

diketahui pula kapan dan untuk masalah yang mana suatu

pendekatan digunakan.

Menurut Nur (2015: 24-25) beberapa macam metode pembelajaran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran di dalam ruangan adalah sebagai

berikut:

1. Metode ceramah

Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atau bahan pembelajaran

kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran

Page 43: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

26

tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti yang ditunjukkan oleh

Mc. Leish, melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan

metode ceramah, pendidik dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi

pendengarnya. Gage dan Berliner, menyatakan metode ceramah cocok

untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah

cocok untuk penyampaian bahan beljar yang berupa informasi dan jika

bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta

atau lebih untuk berinteraksi saling tukar pendapat, dan atau saling

mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga

didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang

menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat

interaktif. Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya,

dibandingkan dengan metode ceramah, metode diskusi dapat

meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan

memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,

penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan

ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan

kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang

sangat efektif untuk menolong peserta didik mencari jawaban atas

Page 44: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

27

pertanyaan-pertanyaan seperti : Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana

proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi

sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang pendidik atau

seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang

peserta didik yang diminta memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang

suatu proses.

E. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Usaha yang dilakukan seseorang merupakan poses belajar, sedangkan

perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Perubahan

tingkah laku dapat berupa pengetahuan, keterampilan kemampuan dan

sikap yang lebih baik. Menurut Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, proses

kegiatan belajar dan mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling

pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung

pada proses belajar mengajar yang dialami oleh peserta didik.

Pengertian tentang hasil belajar yaitu suatu proses belajar yang akan

menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang dilakukan oleh peserta

didik yang sebelumnya tidak dapat dibuktikan dengan perbuatan. Dari

pengertian hasil belajar di atas maka intinya adalah perubahan. Oleh

karena itu seseorang melakukan aktivitas belajar dan memperoleh

perubahan dalam dirinya dengan pengalaman baru, maka individu telah

Page 45: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

28

dikatakan belajar. Menurut Djamarah (2010: 107) untuk mengukur suatu

keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf

sebagai berikut :

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai

oleh peserta didik.

2. Baik sekali/optional, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat

dikuasai 76%-99%.

3. Baik minimal, apabila bahan pelajarannya hanya dikuasai 60%-

75%.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan

sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas

utama pendidik dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang

dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan peserta didik mencapai

tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut pendidik dapat

mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran. Berdasarkan

data tersebut pendidik dapat mengembangkan dan memperbaiki program

pembelajaran (Sanjaya, 2012: 13).

2. Indikator Hasil Belajar

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

mata pelajaran. Dari sisi pendidik, hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajaran. Sedangkan dari sisi peserta didik, hasil

Page 46: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

29

belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih dibandingkan

pada saat sebelum belajar. Hal ini sesuai pendapat Sanjaya (2012: 13-14)

pembelajaran merupakan suatu sistem kompleks yang keberhasilannya

dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses.

Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari aspek produk adalah

keberhasilan peserta didik mengenai hasil yang diperoleh dengan

mengabaikan proses pembelajaran. Misalkan, ketika pendidik

merumuskan tujuan atau kompetensi yang harus dicapai : diharapkan

peserta didik dapat menyebutkan 2x2, maka pembelajaran dianggap

berhasil manakala peserta didik dapat menyebutkan angka 4, tanpa perlu

menguraikan dari mana angka 4 itu didapat. Keberhasilan pembelajaran

dikihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriterianya,

akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai

proses yang bernilai pendidikan.

3. Hasil Belajar Kognitif

Penilaian dilakukan pendidik terhadap hasill belajar peserta didik

digunakan sebagai bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar dan

memperbaiki proses pembelajaran. Menurut Bloom (dalam Sanjaya,

2012:125-127), bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan

dapat digolongan ke dalam tiga klasifikasi atau domain (bidang), yaitu

domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah tujuan

pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau

kemampuan berpikir, seperti kemampuan mengingat dan kemampuan

memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6

Page 47: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

30

tingkatan, yaitu : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Pengetahuan adalah tingkat tujuan kognitif yang paling rendah.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat informasi

yang sudah dipelajari (recall), seperti mengingat tokoh proklamator

Indonesia, mengingat tanggal dan tahun sumpah pemuda, dan lain

sebagainya.

Tingkatan dan kata kerja oprasional untuk mengukur jenjang kemampuan

ranah kognitif menurut Daryanto (2012: 63-64) adalah :

1. Pengetahuan (Knowladge) : mendefinisikan, mendeskripsikan,

mengidentifikasikan, mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan,

menyatakan (states), mereproduser.

2. Pemahaman (Comprehension) : mempertahankan, membedakan,

menduga (astimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan,

menggeneralisasi, memberikan contoh, menuliskan kembali,

memperkirakan.

3. Aplikasi (Application) : mengubah, menghitung, mendemonstrasikan,

menemukan, memanipulasi, memodifikasikan, menghubungkan,

mengoprasikan, meramalkan, menyiapkan, menghasilkan,

menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.

4. Analisis (Analysis) : memperinci, mengasuh diagram, membedakan,

mengidentifikasi, mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukkan,

menghubungkan, memilih, memisahkan, membagi (subdivides).

5. Sintesis (Synthesis) : mengkatagorisasi, mengkombinasi, mengarang,

menciptakan, membuat desain, menjelaskan, memodifikasikan,

Page 48: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

31

mengorganisasikan, menyusun, membuat rencana, mengatur kembali,

merekontruksi, menghubungkan, merevisi, menuliskan kembali,

menuliskan, menceritakan.

6. Evaluasi (Evaluation) : menilai, membandingkan, menyimpulkan,

mempertang, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan,

menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungan, membantu

(supports).

Dalam proses belajar yang bermakna, untuk mencapai pengertian-

pengertian baru dan retensi yang baik, materi-materi belajar selalu dan

hanya dapat dipelajari bila dihubungkan dengan konsep-konsep, prinsip-

prinsip serta informasi-informasi yang relevan yang telah dipelajari

sebelumnya. Substansi dan sifat organisasi latar belakang pengetahuan inii

mempengaruhi ketepatan serta kejelasan pengertian-pengertian baru yang

ditimbulkan serta kemampuan-kemampuan memperoleh kembali

pengertian-pengertian baru tersebut. Makin jelas, stabil serta

terorganisasinya struktur kognitif peserta didik, proses belajar yang

bermakna dan retensi makin mudah terjadi. Sebaliknya, struktur kognitif

yang tidak stabil, kabur dan tidak terorganisasi dengan tepat, cenderung

merintangi proses belajar yang bermakna yang bermakna dan retensi

(Slameto, 2010: 122-123).

Struktur kognitif adalah perangkat fakta-fakta, konsep-konsep,

generalisasi-generalisasi yang terorganisasi, yang telah dipelajari dan

Page 49: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

32

dikuasai seseorang. Menurut Slameto (2010: 25-26) , ada tiga macam

variabel struktur kognitif, yaitu :

1. Pengetahuan yang telah dimikili

Bagaimana bahan baru dapat dipelajari dengan baik, bergantung pada

apa yang telah diketahui (advenceoganizers).

2. Diskriminabilitas

Konsep-konsep baru yang dapat dibedakan dengan jelas dengan apa

yang telah dipelajari, mudah dipelajari dan dikuasai.

3. Kemantapan dan kejalasan

Konsep-konsep yang mantap dan jelas yang telah ada di dalam struktur

kognitif memudahkan belajar dan retensi. Untuk menambah

kemantapan dan kejelasan konsep itu perlu latihan.

Pengetahuan seseorang dapat diukur melalui alat objektif yang disusun

dalam bentuk instrumen tes pengetahuan yang mencakup tingkatan

kognitif pada taksonomi Bloom. Ranah kognitif tersebut memiliki enam

tingkatan yaitu : pengetahuan (knowledge), pemahamana (comprehension),

penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan

evaluasi (evaluation) tingkatan dalam taksonomi Bloom tersebut hampir

digunakan selama hampir setengah abad sebagai dasar yang digunakan

untuk menyusun tujuan-tujuan pendidikan. Namun, pada tahun 2001,

Anderson dan Krathwohl telah merevisi tingkat kemampuan kognitif oleh

Bloom‟s. Revisi yang dilakukan terhadap Taksonomi Bloom, yakni

perubahan dari kata benda (dalam Taksonomi Bloom) menjadi kata kerja

Page 50: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

33

(dalam taksonomi revisi). Tingkat ranah kognitif berdasarkan Anderson

dan Karthwohl (2001: 66-88) diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2. Dimensi proses kognitif

Kategori dan proses

kognitif

Nama alternatif Definisi

1. Mengingat – Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang

1.1 Mengenali

1.2 Mengingat kembali

Mengidentifikasi

Mengambil

Menempatkan

pengetahuan dalam

jangka panjang yang

sesuai dengan

pengetahuan tersebut.

Mengambil pengetahuan

yang relevan dari memori

jangka panjang.

2. Memahami – mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk

apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh pendidik

2.1 Menafsirkan

2.2 Mencontohkan

2.3 Mengklasifikasikan

2.4 Merangkum

2.5 Menyimpulkan

2.6 Membandingkan

2.7 Menjelaskan

Mengklarifikasikan

Mempresentasikan

Menerjemahkan

Memparafrasekan

Mengilustrasikan

Memberi contoh

Mengategorikan

Mengelompokkan

Mengabstraksi

Menggeneralisasi

Menyarikan

Mengekstrapolasi

Menginterpolasi

Memprediksi

Mengontraskan

Memetakan

Mencocokkan

Membuat model

Mengubah satu bentuk

gambaran menjadi bentuk

lain.

Menemukan contoh atau

ilustrasi tentang konsep

atau prinsip.

Menentukan sesuatu

dalam satu kategori.

Mengabstraksikan tema

umum atau poin-poin

pokok.

Membuat kesimpulan

yang logis dari informasi

yang diterima.

Menentukan hubungan

antara dua ide, dua objek

dan semacamnya.

Membuat model sebab-

akibat dalam sebuah

sistem.

Page 51: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

34

Kategori dan Proses

Kognitif

Nama alternatif Definisi

3. Mengaplikasikan – menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam

keadaan tertentu

3.1 Mengeksekusi

3.2 mengimplementasikan

Melaksanakan

Menggunakan

Menerapkan atau

menggunakan suatu

prosedur dalam keadaan

tertentu.

Menerapkan suatu

prosedur pada tugas yang

tidak familier.

4. Menganalisis – memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya

dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan

antara bagian-bagian tersebut dengan keseluruhan struktur atau tujuan

4.1 Membedakan

4.2 Mengorganisasikan

4.3 Mengatribusikan

Menyendirikan

Memilah

Memfokuskan

Memilih

Menemukan

Koherensi

Memadukan

Membuat garis

besar

Mendeskripsikan

peran

Menstrukturkan

mendekonstruksikan

Membedakan bagian

materi pelajaran yang

relevan dan tidak relevan.

Menentukan bagaimana

elemen-elemen bekerja

atau berfungsi dalam

sebuah struktur.

Menentukan sudut

pandang bias, nilai atau

maksud dibalik materi

pelajaran.

5. Mengevaluasi – mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar

5.1 Memeriksa

5.2 Mengkritisi

Mengoordinasi

Mendeteksi

Memonitor

Menguji

Menilai

Menemukan kesalahan

dalam suatu proses atau

produk, menemukan

efektivitas suatu prosedur

yang sedang di

praktikkan.

Menemukan inkonsistensi

antara suatu produk dan

kriteria eksternal,

menentukan apakah suatu

produk memiliki

konsistensi eksternal,

menemukan ketepatan

Page 52: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

35

suatu prosedur untuk

menyelesaikan masalah.

Kategori dan proses

kognitif

Nama alternatif Definisi

6. Mencipta – memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang

baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil

6.1 Merumuskan

6.2 Merencanakan

6.3 Memproduksi

Membuat hipotesis

Mendesain

Mengkonstruksi

Membuat hipotesis-

hipotesis berdasarkan

kriteria.

Merencanakan prosedur

untuk menyelesaikan

suatu tugas.

Menciptakan suatu

produk.

Berikut penjabaran dari Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvis oleh

Anderson dan Krathwohl yakni:

1. Mengingat (remember)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari

memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan

maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang

berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful

learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Mengingat meliputi

mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali

berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan

dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan

usia, sedangkan memanggil kembali adalah proses kognitif yang

membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.

Page 53: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

36

2. Memahami/mengerti (understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari

berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/

mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification)

dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika

seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota

dari kategori pengetahuan tertentu. Membandingkan merujuk pada

identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih objek, kejadian,

ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses

kognitif menemukan satu persatu ciri-ciri dari objek yang diperbandingkan.

3. Menerapkan (apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau

mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau

menyelesaikan permasalahan. Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan

prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing). Menerapkan

merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa menyelesaikan suatu

permasalahan menggunakan prosedur baku/standar yang sudah diketahui.

Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar benar mampu

melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian berlanjut pada

munculnya permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga

siswa dituntut untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan

memilih prosedur yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan.

Page 54: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

37

4. Menganalisis (analyze)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan

dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan

tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan

proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan

(organizing). Memberi atribut akan muncul apabila siswa menemukan

permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan membangun ulang hal

yang menjadi permasalahan. Mengorganisasikan memungkinkan siswa

membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan

potongan informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan

oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur yang paling penting dan relevan

dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun

hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan.

5. Mengevaluasi (evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya

digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Perlu

diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi

mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan

penilaian. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi

(critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang

tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi

mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada

Page 55: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

38

kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir

kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif

dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini.

6. Menciptakan (create)

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara

bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan

siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan

beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada

pertemuan sebelumnya. Menciptakan mengarahkan siswa untuk dapat

melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.

Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi

(producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan

permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan.

Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan

inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk

menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat

dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual,

pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan

metakognisi (Anderson dan Krathwohl, 2001: 66-88).

F. Kerangka Pikir

Belajar adalah aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar

terjadi perubahan kemampuan diri. Hasil belajar adalah tolak ukur dalam

Page 56: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

39

pembelajaran. Hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas

belajar. Dalam suatu proses pembelajaran tidak semua sistem belajar akan

berjalan seperti apa yang diinginkan. Kemampuan kognitif peserta didik

yang berbeda-beda dalam menerima dan memahami materi adalah salah

satu kendala ketidaktuntasan di dalam proses pembelajaran.

Pemilihan model, metode serta strategi pembelajaran juga mempunyai

dampak besar terhadap hasil belajar peserta didik pada materi yang

disampaikan. Proses pembelajaran pada dasarnya pemberian stimulus-

stimulus kepada peserta didik dengan harapan terjadinya respon yang

positif pada diri peserta didik. Pendidik harus mampu memberi stimulus

dalam proses pembelajaran agar peserta didik memberi respon positif.

Menjadi peserta didik aktif dalam proses pembelajaran yang nantinya akan

mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada materi yang disampaikan.

Pembelajaran Outdoor Study adalah suatu kegiatan menyampaikan

pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung di

luar kelas, sebagian orang menyebutnya dengan Outing Class, yaitu suatu

kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai

sumber belajar. Pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dapat dijadikan

tempat tempat belajar yang menyenangkan dan lebih memberi keluasaan

bagi peserta didik dalam memperoleh pengalaman dalam pembelajaran.

Indoor Study adalah suatu bentuk belajar atau proses pembelajaran yang

dilakukan oleh seorang pendidik dan peserta didiknya didalam ruangan.

Page 57: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

40

Lingkungan belajar ini dapat berupa perpustakaan, laboratorium,

auditorium dan utamanya adalah ruang kelas. Pembelajaran dengan Indoor

Study akan menciptakan keadaan kelas yang efektif, penataan tempat

duduk yang sesuai dengan materi pelajaran serta fasilitas yang memadai,

kondisi yang seperti ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik.

Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan

psikomotrik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajarannya. Setelah mengkaji teori tentang

pembelajaran outdoor study , indoor study dan hasil belajar serta

keterkaitan toritis ketiganya, peneliti menilai bahwa “ diduga terdapat

perbedaan hasil belajar siswa yang diberi metode pembelajaran outdoor

study dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran indoor

study”. Untuk memperjelas maka kerangka pikir dalam penelitian ini

digambarkan melalui bagan sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Outdoor Study Indoor Study

Klasifikasi Makhluk Hidup Klasifikasi Makhluk Hidup

Hasil Belajar Hasil Belajar

Proses Pembelajaran

Page 58: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

41

G. Hipotesis Penelitian

1. H0 = Tidak terdapat perbedaan antara pembelajaran Outdoor Study dan

Indoor Study terhadap hasil belajar peserta didik pada materi

klasifikasi makhluk hidup pada peserta didik Kelas VII SMP Negeri

10 Metro Tahun 2018/2019.

H1 = Terdapat perbedaan antara metode Outdoor Study dan Indoor Study

terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Klasifikasi makhluk

hidup pada peserta didik Kelas VII SMP Negeri 10 Metro

Tahun 2018/2019.

Page 59: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 10 Metro yang beralamat

di Jl. Wolter Monginsidi, Hadimulyo Timur Kecamatan Metro Pusat, Kota

Metro, Provinsi Lampung (34111). Waktu pelaksanaan penelitian ini pada

tanggal 24 September – 5 Oktober 2018 semester ganjil tahun pelajaran

2018/2019.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII

semester ganjil SMP Negeri 10 Metro tahun ajaran 2018/2019 yang

berjumlah 160 peserta didik.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2010: 62). Pengambilan sampel dalam penelitian

ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling yaitu teknik

yang digunakan jika populasi yang dijumpai bersifat heterogen,

dimana subpopulasi merupakan suatu kelompok (cluster) yang juga

Page 60: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

43

mempunyai sifat heterogen (Yatim, 1996: 60). Teknik ini digunakan

karena sampel akan dicuplik sudah terbentuk dalam cluster berupa

kelas-kelas.

Hasil teknik cluster random sampling diperoleh kelas VII A dan VII B

sebagai sampel. Kelas VII A dan VII B merupakan kelas yang

mempunyai rata-rata kemampuan akademis yang relatif sama karena

dalam pendistribusian peserta didik tidak dikelompokkan ke dalam kelas

unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas yang satu dengan kelas

yang lain.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah kelas VII A yang

berjumlah 32 peserta didik dan kelas VII B yang berjumlah 32 peserta

didik. Kelas VII B sebagai kelas eksperimen I diberi perlakuan

menggunakan pembelajaran Outdoor Study dan kelas VII A sebagai

kelas eksperimen II diberi perlakuan menggunakan pembelajaran

Indoor Study.

C. Desain Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain the

randomized pretest-posttets control group design. Terdiri dari dua

kelompok penelitian, yaitu kelompok Outdoor Study dan Indoor Study.

Kelas eksperimen I diberi perlakuan pembelajaran Outdoor Study,

sedangkan kelas eksperimen II diberi perlakuan pembelajaran Indoor

Page 61: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

44

Study. Kedua kelas diberikan perlakuan yang sama kemudian

dibandingkan.

Alasan peneliti menggunakan desain ini adalah sebagai manipulasi, dimana

peneliti menjadikan variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai

pembanding yang bisa membedakan antara kelompok yang memperoleh

perlakuan/manipulasi dengan kelompok yang tidak memperoleh

perlakuan/manipulasi. Desain ini dapat digambarkan menggunakan tabel 3

berikut ini:

Tabel 3. Desain Pretest-posttest kelompok Non-ekuivalen

Kelompok Pengukuran

awal

Perlakuan Pengukuran akhir

O O1 X1 O2

I O2 X2 O2

Keterangan :

O = kelas eksperimen I

I = Kelas eksperimen II

O1 = Pretest

X1 = pembelajaran Outdoor Study

X2 = = Pembelajaran Indoor Study

O2 = Posttest (dimodifikasi dari Fraenkel dan Wallen, 1993:250)

Pada penelitian ini digunakan teknik non ekuivalen grup kontrol karena

peneliti akan membandingkan skor pretest dan postest kelompok

eksperimen I dengan kelompok eksperimen II untuk membandingkan

proses pembelajaran menggunakan metode Outdoor Study dan Indoor

Page 62: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

45

Study. Kedua kelompok diberikan perlakuan pretest dan posttest. Pretest

dilakukan sebelum perlakuan untuk mengetahui keadaan kelompok

sebelum diberi perlakuan, dan posttest dilakukan setelah perlakuan, setelah

itu akan terlihat perbedaan metode Outdoor Study dan Indoor Study

terhadap hasil belajar peserta didik.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut :

a. Membuat surat penelitian pendahuluan (observasi) ke fakultas

untuk sekolah;

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan

diteliti;

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen I yang

diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode

Outdoor Study serta kelas eksperimen II yang diberikan perlakuan

dengan pembelajaran menggunakan metode Indoor Study.

d. Membuat perangkat pembelajaran kurikulum 2013 yang terdiri atas

silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD);

Page 63: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

46

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretest dan posttest yang

berjumlah 25 soal dalam bentuk pilihan jamak untuk mengukur

hasil belajar peserta didik;

f. Membuat kelompok belajar pada kelas eksperimen 1 dan

eksperimen 2 dengan cara peserta didik berhitung dari angka 1-7

dimulai dari peserta didik yang duduk di depan pojok kiri hingga

kesamping lalu belakang kemudian setiap peserta didik yang

mendapat angka 1 masuk kedalam kelompok 1, begitu seterusnya

hingga terbentuk 4 kelompok.

2. Pelakasanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran

Outdoor Study untuk kelas eksperimen I dan pembelajaran Indoor

Study untuk kelas eksperimen II. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua

kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

Kelas Eksperimen I (Pembelajaran dengan Outdoor Study)

a. Kegiatan pendahuluan

1) Peserta didik mengerjakan soal pretes yang diberikan oleh

pendidik (pertemuan I) dalam bentuk pilihan ganda untuk

materi pokok klasifikasi makhluk hidup.

2) Peserta didik diberikan apersepsi

a. Petemuan I : pendidik menyatakan “coba kalian

perhatikan apakah ada perbedaan antara pohon dan

tumpukan batu itu?”

Page 64: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

47

b. Pertemuan II : “ coba kalian perhatikan apakah terdapat

perbedaan ataupun persamaan antara peserta didik satu

dengan peserta didik lainnya?”

3) Motivasi

a. Pertemuan I : pendidik memberikan motivasi dengan

menyatakan bahwa “Dengan mempelajari materi ini

maka kita akan mengetahui dan membedakan ciri-ciri

makhluk hidup dan benda tak hidup yang ada di sekitar

kita”.

b. Pertemuan II : pendidik memberi motivasi dengan

mengatakan Dengan mempelajari materi ini kita dapat

mengetahui cara mengklasifikasikan suatu objek”.

b. Kegiatan inti

1) Peserta didik berada diluar kelas dan berkumpul

berdasarkan kelompok yang sudah dibagikan, setiap

kelompok terdiri dari tujuh orang yang terdiri dari

kelompok heterogen dalam hal jenis kelamin dan

kemampuan akademiknya.

2) Peserta didik dibagikan LKPD yang berisi lembar

observasi kepada setiap kelompok dan didiskusikan

bersama dengan anggotanya masing-masing.

3) Pendidik menjelaskan cara mengisi LKPD dan meminta

peserta didik untuk berdiskusi mengerjakan LKPD.

Page 65: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

48

4) Peserta didik dibimbing dalam menemukan jawaban

yang ada dalam LKPD dan dibantu dalam

menyimpulkan hasil diskusi yang tertera dalam LKPD.

5) Peserta didik berdiskusi, bekerja sama untuk

mengobservasi, mengklasifikasi, menginterpretasi data

yang ada dalam LKPD serta mencari informasi yang

sesuai untuk menjawab soal dalam LKPD.

6) Peserta didik mengumpulkan LKPD yang sudah

dikerjakan.

7) Perwakilan dari kelompok maju mempresentasikan

hasil diskusinya, setiap kelompok yang melakukan

presentasi hasil diskusi mereka, kelompok lain

dipersilahkan memberikan tanggapan.

c. Kegiatan penutup

1) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk

bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika

pendidik memberikan konfirmasi.

2) Peserta didik di bimbing oleh pendidik menarik

kesimpul dari pembelajaran yang telah dilakukan;

3) Pendidik memberikan informasi tentang materi yang

akan dibahas selanjutnya;

4) Peserta didik mengerjakan posttest (pertemuan II)

5) Pendidik menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Page 66: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

49

Kelas Eksperimen II (Pembelajaran Indoor Study)

a. Kegiatan pendahuluan

1) Peserta didik mengerjakan soal pretes yang diberikan oleh

pendidik (pertemuan I) dalam bentuk pilihan ganda untuk

materi pokok klasifikasi makhluk hidup.

2) Peserta didik diberikan apersepsi

a. Petemuan I : pendidik menyatakan “coba kalian perhatikan

apakah ada perbedaan antara pohon dan tumpukan batu

itu?”

b. Pertemuan II : “ coba kalian perhatikan apakah terdapat

perbedaan ataupun persamaan antara peserta didik satu

dengan peserta didik lainnya?”

3) Motivasi

a. Pertemuan I : pendidik memberikan motivasi dengan

menyatakan bahwa “Dengan mempelajari materi ini maka

kita akan mengetahui dan membedakan ciri-ciri makhluk

hidup dan benda tak hidup yang ada di sekitar kita”.

b. Pertemuan II : pendidik memberi motivasi dengan

mengatakan Dengan mempelajari materi ini kita dapat

mengetahui cara mengklasifikasikan suatu objek”.

b. Kegiatan inti

1) Peserta didik duduk dalam kelompok yang sudah dibagikan,

setiap kelompok terdiri dari tujuh orang yang terdiri dari

kelompok heterogen dalam hal jenis kelamin dan kemampuan

akademiknya.

Page 67: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

50

2) Setiap kelompok memperoleh LKPD yang harus dikerjakan

bersama.

3) Peserta didik berdiskusi, bekerja sama untuk mengobservasi,

mengklasifikasi, menginterpretasi data yang ada dalam LKPD

serta mencari informasi yang sesuai untuk menjawab soal

dalam LKPD.

4) Peserta didik mengumpulkan LKPD yang sudah dikerjakan.

5) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya.

6) Peserta didik memperoleh evaluasi dari pendidik mengenai

hasil diskusi LKPD yang telah dikerjakan.

c. Kegiatan penutup

1) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika pendidik

memberikan konfirmasi.

2) Peserta didik di bimbing oleh pendidik menarik kesimpul

dari pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Pendidik memberikan informasi tentang materi yang akan

dibahas selanjutnya

4) Peserta didik mengerjakan posttest (pertemuan II)

5) Pendidik menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 68: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

51

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif

adalah berupa data hasil belajar peserta didik dalam ranah kognitif

pada materi klasifikasi makhluk hidup yang diperoleh dari nilai pretest

dan posttest. Kemudian rata-rata nilai pretest dan posttest. Nilai ini

digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar

pada metode Outdoor Study dan Indoor Study pada materi klasifikasi

makhluk hidup.

2. Teknik Analisis Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

mengetahui hasil belajar peserta didik melalui pretest dan posttest.

Hasil belajar berupa pretest diambil pada pertemuan I dan posttest

diambil pada pertemuan II. Nilai pretest diambil sebelum

pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas baik kelas

eksperimen I maupun kelas eksperimen II, sedangkan nilai posttest

diambil diakhir pertemuan kedua pada setiap kelas, baik kelas

eksperimen I maupun kelas eksperimen II. Bentuk soal yang diberikan

baik pretest maupun posttest adalah pilihan ganda dengan jumlah soal

sebanyak 25 butir dengan skor maksimal 100.

Pertanyaan pada soal tes pengetahuan tentang klasifikasi makhluk

hidup dibuat berdasarkan materi dan luasannya yang disesuaikan

dengan materi IPA kelas VII tahun ajaran 2018/2019 yang dijabarkan

Page 69: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

52

ke dalam KD 3.2 Mengklasifikasi makhluk hidup dan benda

berdasarkan karakteistik yang diamati.

F. Uji Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal tes berupa pretest dan posttest

yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Menurut Suharsimi

Arikunto (2005: 65) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen tertentu. Uji

validitas digunakan untuk menentukan kevalidan butir-butir pada

instrumen. Instrument yang di uji validitas merupakan soal pretest-posttest.

Uji validitas menggunakkan rumus Product Moment. Setelah dihitung

thitung dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikasi 5 % dengan dk = n-

1. Jika thitung >ttabel maka butir soal dinyatakan valid (Arikunto, 2010: 75).

Hasill perhitungan pada lampiran 7.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau diandalkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel (taraf

kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap. Jadi reliabilitas tes adalah ketetapan hasil tes atau seandainya

Page 70: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

53

hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak

berarti (Arikunto, 2007: 86).

Untuk menghitung reabilitas data terhadap butir-butir yang telah

dinyatakan valid, soal digunakan rumus uji reabilitas yaitu Alpha

Cronbach. (Arikunto, 2010: 196).

Tabel 4. Indeks Reabilitas

Koefesien

korelasi

Kriteria validitas

0,00 - 0,199 Sangat lemah

0,20 - 0,399 Lemah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat kuat

Harga rii yang dihasilkan dibandingkan dengan rtabel. Soal dikatakan

reliabel jika rii > rtabel dengan taraf signifikan 5% ( Sugiyono, 2012: 184).

Hasil perhitungan pada lampiran 8.

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal

disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran

antara 0,00-0,1. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunujukkan bahwa

soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan soal itu terlalu

mudah.

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks daya pembeda Klasifikasi

0,00 – 0,30 Soal sukar

0,31 – 0,70 Soal sedang

0,71 – 1,00 Sual mudah

Hasil analisis taraf kesukaran soal pada lampiran 9.

Page 71: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

54

4. Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

peserta didik yang pandai dari anak yang tidak pandai. Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,

disingkat D. Indeks deskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada

indeks ini terdapat kemungkinan adanya tanda negatif manakala suatu tes

terbalik menunjukkan kualitas tes yaitu anak pandai disebut bodoh dan

anak bodoh disebut pandai.

Untuk mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Membandingkan skor total masing-masing peserta didik dari yang

tertinggi sampai yang terendah.

b. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

c. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok

pada tiap butir soal.

Adapun kriteria indeks daya pembeda dalam Arikunto (2010: 218) adalah

sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria Indeks Daya Pembeda

Indeks daya pembeda Kualifikasi

0,00 - 0,20 Jelek

0,21 - 0,40 Cukup

0,41 - 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

Negatif Sangat jelek , harus dibuang

Hasil analisis daya beda soal pada lampiran 10.

Page 72: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

55

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa

keabsahan/normalitas sampel. Pada penelitian ini, pengujian normalitas

data menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov.

Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal.

H1 = Sampel yang tidak berdistribusi normal.

Kriteria pengujian

H0 diterima jika sig > 0,05 atau L hitung < L tabel.

H1 ditolak jika sig < 0,05 atau L hitung > L tabel. (Santoso, 2010: 46).

Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada lampiran 13.

2. Uji Homogenitas

Data diuji homogenitasnya untuk mengetahui variasi populasi data

yang diuji sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas ini

menggunakan uji Levene Test pada taraf signifikasi 5% atau = 0,05.

Hipotesis

H0 = Data yang diuji homogen

H1 = Data yang diuji tidak homogen.

Kriteria Pengujian

H0 diterima jika Sig. > 0,05 atau F hitung < F tabel

H0 ditolak jika Sig. <0,05 atau F hitung > F tabel (Trihendradi, 2009:

122-123).

Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada lampiran 14.

Page 73: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

56

3. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji

dengan menggunakan uji Independent t- test. Tujuan analisis data

adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk

menarik kesimpulan dari masalah yang ada. Teknik analisis data dan

pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kuantitatif. Data yang dianalisis merupakan hasil tes

pengetahuan peserta didik tentang klasifikasi makhluk hidup. Untuk

menguji perbedaan variabel bebas (Outdoor Study dan Indoor Study)

terhadap variabel terikat (hasil belajar) yaitu pada materi klasifikasi

makhluk hidup digunakan uji independent sample t-test dengan taraf

signifikan 5%.

Hipotesis

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran

Outdoor Study dan Indoor Study materi klasifikasi makhluk.

H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran

Outdoor Study dan Indoor Study materi klasifikasi makhluk.

Kriteria Uji

- Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak.

- Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima. (Sutiarso, 2011: 41).

Hasil uji normalitas data pada lampiran 15.

Page 74: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang perbedaan pembelajaran

Outdoor Study dan Indoor Study terhadap hasil belajar peserta didik SMP

Negeri 10 Metro. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran Outdoor Study dan

Indoor Study peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Metro materi

klasifikasi makhluk hidup.

2. Pembelajaran Outdoor Study mampu meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas VII SMP Negeri 10 Metro pada materi klasifikasi makhluk

hidup.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberi saran

sebagai berikut:

1. Pembelajaran Outdoor Study dapat digunakan oleh pendidik IPA biologi

sebagai salah satu alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada materi klasifikasi makhluk hidup.

Page 75: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

66

2. Pendidik perlu memotivasi peserta didik dalam pembelajaran di kelas

dengan menggunakan berbagai model pembelajaran sehingga peserta didik

tidak jenuh dan terlibat aktif dalam pembelajaran dikelas.

3. Sebelum melakukan penelitian pembelajaran di luar kelas sebaiknya

peneliti membuat perencanaan kegiatan untuk mengoptimalkan

penggunaan waktu, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan

maksimal, terutama dalam mengelola peserta didik yang lebih susah untuk

dikondisikan dibandingkan dengan pembelajaran di dalam kelas.

Page 76: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

DAFTAR PUSTAKA

Adelia, Vera. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study)

Divapress : Yogyakarta. 188 hlm.

Ahmad, Rohani. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

280 hlm.

Amri, dan Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

Dalam Kelas. Prestasi Pustaka raya. Jakarta. 186 hlm.

Anderson, dan Krathwohl. 2001. A Taxonomi For Learning Teaching And

Assesing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. A

Bridged Edition. Addison Wesley Longman. New York. 1 hlm

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Cipta. Jakarta. 65-210 hlm.

Daryanto dan Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Gava Media.

Yogyakarta. 256 hlm.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi Untuk

Sekolah Menengah Atas. Jakarta. Pusat Kurikulum Balitbang.

Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Rhineka Cipta. Jakarta. 278 hlm.

Djamarah, dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rhineka Cipta.

Jakarta. 252 hlm.

Feryanti. 2008. Makna Pembelajaran. Cempaka Terbit. Bandung. 35 hlm.

Frankel, dan Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education,

(second edition). McGraw-Hill Inc. New York.

Page 77: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

68

Ginting. 2005. Penguatan membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan

Keterampilan Dasar Membaca Bahasa Indonesia, serta Minat Baca Murid.

Jurnal Pendidikan Penabur.

Hake. 2005. Analyzing Change/Gain Scores. AREA-D American Education

Research Association’s Devision.D, Measurement and Reasearch

Methodology. 4 hlm.

Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Prestasi Pustaka.

Jakarta. 210 hlm.

Ismail, Andang. 2009. Education Games Menjadi Cerdas dan Ceria Dengan

Permainan Edukatif. Pilar Media. Yogyakarta.

Kristiani. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Akademik

Serta Interaksinya Terhadap Kemampuan Metakognisi dan Hasil Belajar

Kognitif Siswa Kelas X di SMA Negeri 9 Malang. Tesis tidak diterbitkan.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Malang. 61 hlm.

Maryana, Rita. Dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Kencana

Predana Media Group. Jakarta.

Permendikbud. 2014. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang

Pembelajaran Didaknas dan Dikmen. Kemendikbud. Jakarta.

Riza, Faraziah. 2015. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Outdoor

Learning Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Dalam

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan SosiaL (IPS) di Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Huda Pondok Karya Tangerang Selatan. Jurnal Penelitian.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran Cet. 2. PT Asdi Mahastya.

Jakarta. 280 hlm.

Utami, Ayu Selvi. 2014. Penerapan Metode Outdoor Study dengan

Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan

Aktivitas Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa di Kelas VB SDN 20 Kota

Bengkulu. Jurnal Penelitian

Page 78: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

69

Sabilu. 2008. Pengaruh Penggunaan Jurnal Belajar dalam Pembelajaran

Multistrategi terhadap Kemampuan Kognitif dan Metakognisi Siswa SMA

Negeri 9 Malang. Tesis tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Malang. Malang. 3 hlm.

Sadiman, Arif. Dkk. 2005. Media Pendidikan. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Prenada.

Media Group. Jakarta. 300 hlm.

Santoso. 2010. Statistik Nonparametrik. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

46 hlm.

Sarwono, dan Meinarno. 2012. Psikologi Sosial. Salemba Humanika.

Jakarta. 336 hlm.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta.

Jakarta. 195 hlm.

Subiyanto. 2013. Membangkitkan Semangat Belajar Siswa. Universitas

Muhammadiyah Magelang. Magelang. 210 hlm.

Sudjana, Nana. 2010. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung. 334 hlm.

Susetyo, Budi. 2012. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. PT. Refika

Aditama. Bandung. 364 hlm.

Sutiarso. 2011. Statistika Pendidikan Pengelolahannya dengan SPSS. Aura.

Universitas Lampung. 137 hlm.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Prestasi Pustaka. Jakarta.

Trihendradi. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. CV ANDI

OFFSET. Yogyakarta. 123 hlm.

Umiarso. 2011. Pendidikan Pembebasan. Ar-Ruzz Media. Jakarta. 212 hlm.

Uyanto. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu Pendidikan

Page 79: PERBEDAAN OUTDOOR STUDY DAN INDOOR STUDY …digilib.unila.ac.id/54912/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-12-20 · mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

70

Matematika UIN Syarif Hidayatullah. Yogyakarta. 288 hlm.

Pratisto. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Remaja Rosda Karya. Bandung. 165 hlm.

Wahyuni, Dini. 2015. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar

Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Pokok Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan. Universitas Lampung.

Bandar Lampung. Skripsi.

Wara, Hamda. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Outdoor Study Terhadap

Hasil Belajar Geografi. Universitas lampung. Bandar Lampung. Skripsi.

Yatim. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit SIC. Surabaya. 60 hlm.