perbedaan kadar glukosa darah penderita dm tipe ii sebelum dan sesudah melakukan senam dm
DESCRIPTION
glukosaTRANSCRIPT
![Page 1: Perbedaan Kadar Glukosa Darah Penderita DM Tipe II Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam DM](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695ced81a28ab9b028b77be/html5/thumbnails/1.jpg)
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Penderita DM Tipe II Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam DM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme
karbohidrat yang berlangsung kronis, yang pada suatu saat dapat
menyebabkan berbagai komplikasi yang bersifat kronis (Kompas, 06
Januari 2006). Menurut American Diabetic Association(ADA) dalam
Supartondo & Waspadji (2004), DM merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penyakit DM sering
disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai
semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.
Penyakit DM dapat diklasifikasikan menjadi DM tipe I (Insulin Dependent
Diabetes Melitus), DM tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus),
DM gestasional (DM dalam kehamilan) dan DM tipe spesifik lain seperti
cacat genetik fungsi sel beta, cacat genetik kerja insulin, endokrinopati,
penyakit eksokrin pankreas, obat/diinduksi secara kimia dan infeksi (Price
& Wilson, 2006).
Dalam perjalanan alamiah DM tipe II, yang menjadi dasar terjadinya
sindrom ini adalah meningkatnya resistensi insulin di jaringan perifer
pengguna insulin, yang kemudian akan mengakibatkan terjadinya
kompensasi oleh sel beta pankreas, yaitu dengan dengan cara
memproduksi lebih banyak insulin sehingga kemudian terjadi
hiperinsulinemia. Selanjutnya akan terjadi kelelahan sel beta sehingga
poduksi insulin tidak dapat mengimbangi keadaan resistensi insulin.
Sebagai akibatnya, akan mulai terjadi intoleransi glukosa, yaitu mulai
dari Impaired Glucose Tolerance (IGT) danImpaired Fasting Glucose (IFG)
dan kemudian berlanjut menjadi DM. Dengan semakin lanjutnya proses
penyakit, kemampuan sekresi sel beta juga semakin menurun, sehingga
![Page 2: Perbedaan Kadar Glukosa Darah Penderita DM Tipe II Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam DM](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695ced81a28ab9b028b77be/html5/thumbnails/2.jpg)
pada akhirnya terjadi DM tipe II. Akibatnya, terjadi gejala-gejala seperti
poliuria, polidipsia, polifagia, lemas dan berat badan menurun (Soegondo,
2006).
Penyakit DM tipe II merupakan jenis penyakit DM yang paling banyak
ditemukan dan diperkirakan meliputi 90 % dari semua kasus DM di
seluruh dunia. Semakin sering muncul setelah usia 45 tahun dengan
catatan pada dekade ke tujuh, kekerapan DM mencapai tiga sampai
empat kali lebih tinggi daripada rata-rata pada orang dewasa. Kekerapan
DM tipe II akan terus meningkat, hal ini disebabkan oleh berbagai hal
seperti bertambahnya usia harapan hidup dan meningkatnya faktor risiko
yang disebabkan oleh gaya hidup yang salah seperti obesitas, kurang
olahraga dan pola makan yang tidak sehat. Menurut World Health
Organization (WHO), Indonesia menempati urutan keempat dengan
jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) terbesar didunia, dengan
prevalensi 8,6 % dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995
terdapat 4,5 juta penderita DM dan pada tahun 2025 diperkirakan
meningkat menjadi 12,4 juta penderita DM (www.lizaherbal.com, 2007).
Berdasarkan laporan bulanan Rumah Sakit Advent Bandar Lampung,
diperoleh data jumlah penderita DM yang dirawat pada bulan Januari 2007
sebanyak 12 orang dan pada bulan Februari 2007 sebanyak 14 orang
dengan usia penderita adalah di atas 45 tahun.
Untuk mengendalikan DM tipe II, harus ada keseimbangan antara prinsip-
prinsip dasar pengobatan, yaitu perencanaan makanan, obat-obatan dan
olahraga (latihan jasmani). Agar tidak resistensi insulin dalam upaya
pengendalian kadar glukosa darah dan lipid, harus diutamakan cara-cara
non farmakologi terlebih dahulu secara maksimal, misalnya dengan diit
dan olahraga (Suyono, 2004).
Olahraga sangat berkaitan dengan pengontrolan glukosa darah pada
penderita DM tipe II. Salah satu olahraga yang dianjurkan adalah senam
DM. Senam DM merupakan senam aerobik low impact dengan ritmik
gerakan menyenangkan yang tidak membosankan dan dapat diikuti
semua kelompok umur (Sukaton & Santoso, 1997). Bagi penderita DM
![Page 3: Perbedaan Kadar Glukosa Darah Penderita DM Tipe II Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam DM](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695ced81a28ab9b028b77be/html5/thumbnails/3.jpg)
tipe II, senam DM memberikan efek untuk perbaikan ikatan insulin dengan
reseptornya dan perbaikan pada sensitivitas insulin. Pada waktu
melakukan senam DM, otot-otot tubuh, sistem jantung, sirkulasi darah
dan pernafasan diaktifkan. Oleh sebab itu metabolisme tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa harus menyesuaikan
diri. Otot-otot akan menggunakan asam lemak bebas dan glukosa sebagai
sumber energi (tenaga). Apabila senam DM terus ditingkatkan, maka
sumber energi dari glikogen otot berkurang, selanjutnya akan terjadi
pemakaian glukosa darah dan asam lemak bebas. Makin ditingkatkan
porsi senam DM, makin meningkat pula pemakaian glukosa yang berasal
dari cadangan glikogen hepar dan bila senam DM lebih ditingkatkan lagi
maka sumber energi terutama berasal dari asam lemak bebas dari
lipolisis jaringan lemak. Perubahan-perubahan metabolik dan sistem
hormonal selama senam DM tersebut adalah reaksi fisiologis tubuh untuk
penyediaan energi yang dibutuhkan oleh otot-otot dari glukosa dan asam
lemak bebas, penyesuaian sistem kardiovaskuler serta sistem respirasi
(Sukaton & Santoso, 1997).
Berdasarkan pre survey yang dilakukan pada tanggal 18 Maret 2007 di
Rumah Sakit Advent Bandar Lampung, didapatkan data bahwa terdapat
47 orang penderita DM tipe II yang mengikuti senam DM. Sebanyak 10
orang diperiksa kadar glukosa darahnya, sebelum dan sesudah senam
DM. Enam orang (60%) diantaranya mengalami penurunan kadar glukosa
darah yang berkisar antara 5-15 mg/dl. Sedangkan dua orang (20%)
mengalami penurunan glukosa darah yang berkisar antara 2-8 mg/dl dan
dua orang (20%) lainnya mengalami kenaikan glukosa darah antara 4-10
mg/dl.
Dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai adakah perbedaan kadar glukosa darah penderita DM tipe II
sebelum dan sesudah melakukan senam DM, dimana salah satu faktor
risiko yang menyebabkan DM tipe II adalah kurang olahraga dan senam
DM dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah pada penderita DM
tipe II.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
![Page 4: Perbedaan Kadar Glukosa Darah Penderita DM Tipe II Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam DM](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695ced81a28ab9b028b77be/html5/thumbnails/4.jpg)
1.2.1 Dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, terdapat 4,5 juta
penderita DM pada tahun 1995 dan pada tahun 2025 diperkirakan
meningkat menjadi 12,4 juta penderita DM di Indonesia
1.2.2 Dari hasil pre survey yang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2007 di
RS ZZZ, diperoleh data jumlah penderita DM yang dirawat pada bulan
Januari 2007 sebanyak 12 orang dan pada bulan Februari 2007 sebanyak
14 orang dengan usia penderita adalah diatas 45 tahun.
1.2.3 Sebanyak 10 orang penderita DM tipe II yang diberikan terapi senam
DM, mengalami penurunan kadar glukosa darah setelah melakukan
senam DM. Enam orang (60%) diantaranya mengalami penurunan kadar
glukosa darah yang berkisar antara 5-15 mg/dl. Sebanyak dua orang
(20%) mengalami penurunan glukosa darah yang berkisar antara 2-8
mg/dl dan dua orang (20%) lainnya mengalami kenaikan glukosa darah
antara 4-10 mg/dl.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut “Adakah perbedaan kadar glukosa darah penderita DM
tipe II sebelum dan sesudah melakukan senam DM?”
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya perbedaan kadar glukosa darah penderita DM
tipe II sebelum dan sesudah melakukan senam DM di RS ZZZ.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Mengetahui gambaran glukosa darah penderita DM tipe II sebelum
melakukan senam DM di RS ZZZ
1.4.2.2 Mengetahui gambaran glukosa darah penderita DM tipe II sesudah
melakukan senam DM di RS ZZZ
1.4.2.3 Mengetahui perbedaan kadar glukosa darah penderita DM tipe II
sebelum dan sesudah melakukan senam DM di RS ZZZ.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1.5.1 Bagi Perawat
![Page 5: Perbedaan Kadar Glukosa Darah Penderita DM Tipe II Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam DM](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695ced81a28ab9b028b77be/html5/thumbnails/5.jpg)
Perawat mengetahui, mempelajari dan agar dapat dipraktekkan
mengenai efektifitas senam
DM karena dapat mengontrol kadar glukosa darah
penderita DM tipe II.
1.5.2 Bagi Penderita DM Tipe II
Mendapatkan informasi mengenai manfaat dari melakukan senam DM
dan dapat mengikuti kegiatan senam tersebut sehingga mendapatkan
manfaat langsung untuk mengontrol kadar glukosa darahnya
1.5.3 Bagi Pendidikan
Menambah khasanah kepustakaan mengenai perbedaan kadar
glukosa darah penderita DM tipe II sebelum dan sesudah melakukan
senam DM
1.5.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai data awal dalam melakukan penelitian yang
akan datang.