perbedaan hasil belajar matematika dengan...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA
KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika
Oleh:
NOVITA WIJAYANTI
202013030
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA
KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
Program Studi S1 Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan
Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas X SMA Kristen Satya Wacana.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu X IPS 1 menggunakan model NHT (Numbered
Heads Together) dengan jumlah siswa 23 orang, dan kelas X IPS 2 menggunakan model TAI
(Team Assisted Individualization) dengan jumlah siswa 24 siswa. Hasil analisis data
menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model NHT (Numbered Heads
Together) = 87,80 dengan nilai standar deviasi (SD) = 10,95 lebih tinggi daripada nilai rata-
rata hasil belajar siswa menggunakan model TAI (Team Assisted Individualization) = 84,97
dengan nilai standar deviasi (SD) = 10,45. Hasil hipotesis dengan menggunakan uji Mann
Whitney U dengan taraf kesukaran α = 0,05 diperoleh nilai signifikan < 0,05 diperoleh hasil
0,032 < 0,05, sehingga dalam penelitian ini hipotesis nihil di tolak dan hipotesis diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Heads Together) dan TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa kelas X Sma Kristen
Satya Wacana Salatiga.
Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads
Together) , Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization).
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang diracang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar
pada siswa ( Winataputra, 2007: 119).
Kegiatan belajar merupakan inti dalam
proses pembelajaran. Segala sesuatu yang
telah direncanakan akan dilaksanakan
dalam proses pembelajaran. Dalam
kegiatan pembelajaran akan melibatkan
semua komponen pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran akan menentukan
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
berhasil ( Djamarah dan Aswan, 1997:51).
Keberhasilan suatu proses
pembelajaran dapat dilihat melalui hasil
2
belajar siswa. Hamalik (2002) menyatakan
hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran disekolah,
yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu. Proses
pembelajaran di sekolah pada umumnya
menggunakan model pembelajaran yang
diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa. Diantara model
pembelajaran yang dapat dijadikan
alternatif untuk mencapai harapan
tersebutmodel pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu pendekatan yang dapat
dipergunakan untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada
pembelajaran matematika. Model
pembelajaran kooperatif terdiri dari
beberapa tipe, dua diantaranya adalah tipe
Number Head Together (NHT) dan tipe
Team Assisted Individualization (TAI).
Model pembelajaran NHT dan TAI dipilih
karena model pembelajaran ini
memungkinkan siswa lebih aktif dan
bertanggung jawab dalam memahami
materi pelajaran matematika baik secara
kelompok maupun individu.
Number heads together (NHT) atau
penomoran berpikir bersama atau lebih
dikenal dengan kepala bernomor yang
dikembangkan Spencer Kagan (dalam
Ibrahim, 2000:28) merupakan salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik.Tipe
ini dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional.
Metode NHT memilki ciri khas guru
memberi nomor dan hanya menunjuk
seseorang siswa yang mewakili
kelompoknya. Dalam menujuk siswa
tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih
dahulu siapa yang akan mewakili
kelompok. Cara tersebut akan menjamin
keterlibatan total semua siswa dan
merupakan upaya yang sangat baik untuk
meningkatkan tanggung jawab individual
dalam diskusi kelompok.
Team Assisted Individualization
(TAI) merupakan model pembelajaran
yang membentuk kelompok kecil yang
heterogen dengan latar belakang yang
berbeda untuk saling membantu terhadap
siswa yang lain yang membutuhkan
bantuan (Suyitno dalam Mufadilah, 2011).
Model ini menerapkan bimbingan antar
teman yaitu siswa yang pandai
bertanggung jawab terhadap siswa yang
lemah. Disamping itu dapat meningkatkan
partisipasi siswa dalam kelompok kecil.
Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan ketrampilannya,
sedangkan siswa yang lemah dapat
terbantu menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi. Proses pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI para siswa belajar pada tingkat
kemampuan mereka sendiri-sendiri, jadi
apabila mereka tidak memenuhi syarat
kemampuan tertentu mereka dapat
membangun dasar yang kuat sebelum
melangkah ketahap berikutnya. Jadi dapat
dikatakan pembelajaran TAI adalah
gabungan dari model pembelajaran
kooperatif dan individu, karena
menekankan pada kemampuan individual.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dan
TAI pernah diteliti oleh beberapa peneliti
sebelumnya yaitu Dwi, Iswahyudi , dan
3
Martyana (2014) yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar siswa
menggunakan model kooperatif tipe NHT
dan TAI. Berdasarkan hasil analisis yang
telah dilakukan didapatkan hasil Model
pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih
baik dari model pembelajaran kooperatif
tipe TAI.Penelitian lain juga dilakukan
oleh Bhusry, Megahati dan Vivi(2014)
melakukan penelitian mengenai model
kooperatif tipe NHT dan TAI. Hasil
analisis yang telah dilakukan Bhusry,
Megahati dan Vivi yang menyimpulkan
bahwa penggunaan kedua model
pembelajaran menghasilkan hasil
pembelajaran yang sama, dimana tidak
terdapat perbedaan hasil belajar siswa
yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dan TAI.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa diperlukan
penelitian mengenai perbedaan hasil
belajar antara model pembelajaran NHT
dan TAI pada siswa kelas X SMA Kristen
Satya Wacana Salatiga.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, yaitu jenis quasi experimental
design. Penelitian ini dilakukan di SMA
Kristen Satya Wacana Salatiga. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga semester 1 Tahun Ajaran
2016/2017. Sampel yang terpilih adalah
siswa kelas X IPS 1 sebagai kelas
eksperimen yang diberi perlakuan metode
NHT dan kelas X IPS 2 sebagai kelas
kontrol yang diberi perlakuan metode TAI.
Pengambilan sampel dilakukan secara
cluster random sampling. Terdapat dua
variabel dalam penelitian ini yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran NHT dan TAI, sedangkan
variabel terikat pada penelitian ini adalah
hasil belajar.
Design penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah randomaized
control group pretest-posttest design
(Budiyono, 2003:93).Desain penelitian
digambarkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Desain Penelitian
Group Pre-
Test
Perlakuan Post-
Test
Kelas
Eksperimen
(R)
T1 X1 T2
Kelas
Kontrol (R)
T1 X2 T2
Keterangan:
R : Kelas eksperimen dan kelas
pembanding diambil secara random
T1: Kondisi awal kelas eksperimen dan
kelas pembanding sebelum diberi
perlakuan
T2: Kondisi akhir kelas eksperimen dan
kelas pembanding sesudah diberi
perlakuan
X1 : Perlakuan pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif
tipe Number Heads Together
(NHT)
4
X2 : Perlakuan pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted
Individualitation (TAI).
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan : 1) Observasi
digunakan untuk mendapatkan data
tentang pencapaian guru dalam
memberikan perlakuan didalam kelas,
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran
benar-benar sesuai dengan kondisi proses
yang diharapkan, 2) Tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa yang
digunakan untuk mengukur pencapaian
siswa sebelum diberi perlakuan dengan
pretest dan juga setelah diberi perlakuan
dengan posttest. 3) Dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data
kemampuan awal siswa.
Instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi dan tes (Pretest dan
Posttes). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdapat dua macam lembar
observasi, yaitu lembar observasi aktivitas
guru dan siswa untuk kelas eksperimen
dan kelas kontol. Sedangkan Data Pretest
dan Posttest yang akan diuji terdiri dari 15
soal pilihan ganda.
Uji instrumen dalam penelitian ini
adalah validitas soal. Instumen tes hasil
belajar berupa tes pilihan ganda yang
terdiri dari 15 butir soal. Sebelum
digunakan sebagai instrumen dalam
pengambilan data, instrumen pretest dan
posttest terlebih dahulu dilakukan validasi
isi melalui experts judgement yaitu
penilaian yang dilakukan oleh para ahli.
Validasi isi instrumen tes hasil belajar
pada penelitian ini dilakukan oleh dua ahli,
yaitu Prof. Drs. Sutriyono, M.Sc, Ph.D
selaku dosen matematika serta suwidya
yakub, S.Pd selaku guru matematika SMA
Kristen Satya Wacana.
Teknik analisis data dalam penelitian
ini menggunakan analisis deskritif dan
analisis inferensial. Pengujian deskriptif
dalam penelitian ini untuk mengetahui
nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai
minimum, standart deviasi, serta untuk
mendeskripsikan selama proses
pembelajaran. Sedangkan pengujian
inferensial dalam penelitian ini dengan
menggunakan uji normalitas, uji
homogenitas, uji Independent Sample T-
Test dan uji Mann-Whitneydengan bantuan
SPSS 22.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa
yaitu nilai pretest yang di ujikan sebelum
dilakukan proses pembelajaran pada kedua
kelompok sampel ( X IPS 1 sebagai kelas
eksperimen dan X IPS 2 sebagai kelas
kontrol) dan posttes yang diujikan setelah
dilakukan proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
5
(NHT) pada kelas eksperimen dan model
Team Assisted Individualization (TAI)
pada kelas kontrol pada materi Fungsi
invers kelas X SMA Kristen Satya
Wacana, Tahun ajaran 2016/2017.Pretes
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dari masing-
masing sampel sebelum materi diajarkan,
dan postes dilakukan dengan tujuan untuk
melihat hasil belajar masing-masing
sampel setelah diberiperlakuan.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
hasil belajar pretest siswa SMA Kristen
Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 1 yang
akan digunakan sebagai kelas eksperimen
dapat dilihat bahwa dari 23 subjek
penelitian nilai terendah 20 dan nilai
tertinggi 67. Rata-rata hasil belajar siswa
40,63 yang berada dalam kategori rendah
dengan standart deviasi 13,41. Sedangkan
Hasil belajar pretes siswa SMA Kristen
Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 2 yang
akan digunakan sebagai kelas kontrol
dapat dilihat bahwa dari 24 subjek
penelitian, nilai terendah 20 dan nilai
tertitnggi 67. Rata-rata hasil belajar siswa
43,58 yang berada dalam kategori rendah
dengan standart deviasi 14,43.
Uji analisis data tahap awal data
pretest dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Hasil
analisis uji normalitas data pretestdapat
dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil Analisis Uji Normalitas
kelas X IPS 1 dan X IPS 2
Berdasarkan Tabel 4.5 perhitungan
uji normalitas kemampuan awal siswa
maka diperoleh bahwa kelas
eksperimen memilki nilai signifikansi
0,057 dan kelas kontrol memiliki nilai
signifikansi 0,099 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas
masing-masing berasal dari populasi
berdistribusi normal sehingga dapat
dilakukan uji selanjutnya, yaitu uji
homogenitas dan uji perbedaan.
Uji homogenitas dalam penelitian
ini menggunakan uji Independent Sampel
T-test, Hasil uji homogenitas menunjukkan
bahwa taraf signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebesar
0,471 (lebih dari 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok
Tests of Normality
Kelas
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelas
Eksperimen ,917 23 ,057
Kelas
Kontrol ,930 24 ,099
a. Lilliefors Significance Correction
6
tersebut berasal dari populasi dengan
varians yang sama (homogen).
Berdasarkan hasil uji homogen
tersebut, maka uji beda rerata yang
digunakan adalah tipe Equal variances
assumed. Hasil dari uji ini menghasilkan
nilai signifikan 0,578 (lebih dari 0,05) oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok sampel memiliki kemampuan
awal yang sama atau seimbang.
Analisis data tahap akhir pada
penelitian ini sama dengan analisis yang
dilakukan pada tahap awal. Analisis data
tahap akhir ini dilakukan untuk
menganalisis data hasil posttest.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
hasil belajar posttest siswa SMA Kristen
Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 1 yang
digunakan sebagai kelas eksperimen dapat
dilihat bahwa dari 23 subjek penelitian
nilai terendah 73,3 dan nilai tertinggi 100.
Rata-rata hasil belajar siswa 87,80 dengan
standart deviasi 10,95.
Sedangkan Hasil belajar posttest
siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
kelas X IPS 2 yang digunakan sebagai
kelas kontrol dapat dilihat bahwa dari 24
subjek penelitian, nilai terendah 73,3 dan
nilai tertinggi 100. Rata-rata hasil belajar
siswa 84,97 dengan standart deviasi 10,45.
Uji prasyarat tahap akhir data
posttest dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas danuji banding dua sampel
dilakukan terhadap data akhir dengan
menggunakan statistik non parametrik
yaitu uji perbedaan Mann-Whitney U.
Hasil analisis uji normalitas data posttest
dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Analisis Uji Normalitas
kelas X IPS 1 dan X IPS 2
Berdasarkan Tabel 4.10
perhitungan uji normalitas kemampuan
akhir siswa maka diperoleh bahwa kelas
eksperimen memiliki nilai signifikansi
0,001 dan kelas kontrol memilki nilai
signifikansi 0,000 karena nilai signifikan
dari kedua kelas tersebut < 0,005 maka
data tersebut berdistribusi tidak normal.
Hal tersebut menunjukkan bahwa data
nilai posttes dari kedua kelas masing –
masing berdistribusi tidak normal. Jika
populasi tidak berdistribusi normal ,
dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U
dan tidak perlu melakukan uji
homogenitas. Uji Mann-Whitney
Tests of Normality
Kelas
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Hasil
Belajar
Kelas
Eksperi
men
,829 23 ,001
Kelas
Kontrol ,758 24 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
7
mensyaratkan bahwa data harus berbentuk
ordinal. Bila data berbentuk interval, maka
perlu diubah dulu ke dalam data ordinal
(Sugiyono, 2012:153). Oleh karena itu
data hasil belajar ditransformasikan ke
dalam data ordinal dengan menentukan
peringkat (rangking). Data rangking
tersebutlah yang digunakan dalam uji
Mann-Whitney. Penentuan peringkat
diurutkan dari data terkecil (skor hasil
belajar terkecil mendapat peringkat
pertama) analisis data peringkat dapat
dilihat pada Tabel 4.11 sedangkan hasil uji
Mann-Whitney U kedua kelas tersebut
dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.11
Analisis Peringkat Kondisi Akhir
Tabel 4.12
Hasil Uji Mann-Whitney U
Test Statisticsa
Hasil Belajar
Mann-Whitney U 179,000
Wilcoxon W 479,000
Z -2,145
Asymp. Sig. (2-tailed) ,032
a. Grouping Variable: kelas
Ranks
Kelas N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
Hasil
Belajar
Kelas
eksperimen 23 28,22 649,00
Kelas
kontrol 24 19,96 479,00
Total 47
8
Berdasarkan hasil uji Mann-
Whitney U pada Tabel 4.12 dapat
dilihat bahwa pada kolom Asymp.Sig
(2-tailed) menghasilkan nilai
signifikansi 0,032 (kurang dari 0,05),
dapat diartikan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol dan karena rata-rata nilai
hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen (87,80) lebih tinggi
daripada siswa kelas kontrol (84,97)
maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar
matematika antara hasil belajar yang
dikenakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Head
Together) dan TAI (Teams Assisted
Individualization) dimana hasil belajar
siswa yang dikenai model
pembelajaran kooperatif tipe ) NHT
(Numbered Head Together) lebih baik
dibanding dengan siswa yang dikenai
model pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Teams Assisted
Individualization bagi siswa kelas X
IPS SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Proses pembelajaran pada
kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Head
Together). yaitu dengan membagi
siswa dalam kelompok kecil yang
beranggotakan 5 orang dengan
memberi penomoran dan pemanfaatan
buku paket atau rangkuman materi.
Guru akan memanggil satu nomor
secara acak untuk menjawab
pertanyaan yang sudah diberikan,
dalam hal ini dapat dilihat bahwa
setiap anggota kelompok bertanggung
jawab pada nilainya sendiri. Cara ini
dapat menjamin keterlibatan total
seluruh siswa dan upaya yang sangat
baik untuk meningkatkan tanggung
jawab individual dalam diskusi
kelompok. Sedangkan Proses
pembelajaran pada kelompok kontrol
yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Teams Assisted Individualization)
yang pada pelaksanaannya siswa
dibagi ke dalam kelompok-kelompok
kecil yang heterogen. Salah satu poin
penting yang harus diperhatikan dalam
membentuk kelompok yang heterogen
disini adalah kemampuan akademik
siswa. Masing-masing kelompok
beranggotakan 5 orang siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik
tingkat kemampuan (tinggi,sedang,dan
rendah). Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Teams Assisted Individualization)
lebih menekankan pada penghargaan
kelompok, pertanggung jawaban
9
individu dan memperoleh kesempatan
yang sama untuk berbagi hasil pada
setiap anggota kelompok.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar matematika
yang signifikan antara siswa yang
diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Head Together) dan TAI
(Teams Assisted Individualization)
pada materi fungsi invers kelas X
SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.
Kelas yang diajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe
NHT (Numbered Head Together)
memilki rata-rata hasil belajar 87,80
lebih tinggi dari pada model
pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Teams Assisted Individualization)
yang hanya 84,97. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Head
Together) lebih baik dari pada hasil
belajar siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Teams Assisted Individualization).
DAFTAR PUSTAKA
Ambar, Mardiyana, dan Tri Atmojo .2014.
Eksperimentasi model pembelajaran
Numbered Head Together dengan
pendekatan ilmiah (NHT-PI) dan
Team Assisted Individualization
(TAI) pada materi pokok barisan
dan deret ditinjau dari gaya belajar
siswa kelas XI SMK Negeri se-
Kabupaten KLATEN. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Bhusry, Megahati dan Vivi. 2014.
Perbandingan hasil belajar biologi
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe kooperatif tipe
Number Head Together (NHT)
dengan tipe Team Assisted
Individualization (TAI) kelas VIII
SMP Negeri 2 Batang Kapas.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dwi, Iswahyudi , dan Martyana . 2014.
Perbandingan Pembelajaran
Number Head Together Dengan
Team Assisted Individualization
Berpendekatan Konstruktivisme
Terhadap Prestasi Belajar. Skripsi.
Universitas M Djamarah, S.B. 2011.
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gitosudarmo dan Sudita. 2000. Perilaku
Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.
10
Permatasari, i. y. (2016). Pengaruh
Pembelajaran Kimia Menggunakan
Metode Kooperatif Number Head
Together (NHT) Disertai Tutor Sebaya
dan Team Assisted Individualization
(TAI) Ditinjau dari Kemampuan
Memori Terhada Prestasi Belajar
Siswa. Pendidikan Kimia, 22-31.
Silalahi, R. R. (2016). Perbandingan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
dan STAD terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan
Manusia. Pelita Pendidikan vol. 4 no
2, 053-060.
Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Munadi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning
(Mempraktikan Cooperative Learning
di ruang-ruang Kelas). Jakarta:
Grasindo.
Muslim, Ibrahim. 2000. Pembelajaran
Kooperatif Pusat Sains dan
Matematika Sekolah Program Pasca
Sarjana UNESA. Surabaya: University
Press.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Leraning:
Teori Dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu:
Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Suparno, dkk. 2016. Matematika Mata
Pelajaran Wajib
SMA/MA/SMK/MAK Kelas X
Semester 1. Klaten: Intan Pariwara
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sudjana , Nana. 2008. Dasar – Dasar
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: SINAR BARU
ALGENSINDO.
Nugraheni Wulan .2012. Studi komparasi
penggunaan model pembelajaran
kooperatif metode Team Assisted
Individialization (TAI) dan
Numbered Heads Together (NHT)
dilengkapi lembar kerja siswa (LKS)
terhadap prestasi belajar siswa pada
materi pokok kesetimbangan kimia
kelas IX SMA Negeri 1 Boyolali
tahun pelajaran 2012/2013. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.