perbedaan hasil belajar matematika dengan...

15
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh: NOVITA WIJAYANTI 202013030 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: vandan

Post on 24-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA

KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Oleh:

NOVITA WIJAYANTI

202013030

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA

KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan

Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas X SMA Kristen Satya Wacana.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sampel dalam

penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu X IPS 1 menggunakan model NHT (Numbered

Heads Together) dengan jumlah siswa 23 orang, dan kelas X IPS 2 menggunakan model TAI

(Team Assisted Individualization) dengan jumlah siswa 24 siswa. Hasil analisis data

menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model NHT (Numbered Heads

Together) = 87,80 dengan nilai standar deviasi (SD) = 10,95 lebih tinggi daripada nilai rata-

rata hasil belajar siswa menggunakan model TAI (Team Assisted Individualization) = 84,97

dengan nilai standar deviasi (SD) = 10,45. Hasil hipotesis dengan menggunakan uji Mann

Whitney U dengan taraf kesukaran α = 0,05 diperoleh nilai signifikan < 0,05 diperoleh hasil

0,032 < 0,05, sehingga dalam penelitian ini hipotesis nihil di tolak dan hipotesis diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Heads Together) dan TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa kelas X Sma Kristen

Satya Wacana Salatiga.

Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads

Together) , Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization).

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan

serangkaian kegiatan yang diracang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar

pada siswa ( Winataputra, 2007: 119).

Kegiatan belajar merupakan inti dalam

proses pembelajaran. Segala sesuatu yang

telah direncanakan akan dilaksanakan

dalam proses pembelajaran. Dalam

kegiatan pembelajaran akan melibatkan

semua komponen pembelajaran dan

kegiatan pembelajaran akan menentukan

sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan

berhasil ( Djamarah dan Aswan, 1997:51).

Keberhasilan suatu proses

pembelajaran dapat dilihat melalui hasil

2

belajar siswa. Hamalik (2002) menyatakan

hasil belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran disekolah,

yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

materi pelajaran tertentu. Proses

pembelajaran di sekolah pada umumnya

menggunakan model pembelajaran yang

diharapkan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa. Diantara model

pembelajaran yang dapat dijadikan

alternatif untuk mencapai harapan

tersebutmodel pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif

merupakan suatu pendekatan yang dapat

dipergunakan untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi pada

pembelajaran matematika. Model

pembelajaran kooperatif terdiri dari

beberapa tipe, dua diantaranya adalah tipe

Number Head Together (NHT) dan tipe

Team Assisted Individualization (TAI).

Model pembelajaran NHT dan TAI dipilih

karena model pembelajaran ini

memungkinkan siswa lebih aktif dan

bertanggung jawab dalam memahami

materi pelajaran matematika baik secara

kelompok maupun individu.

Number heads together (NHT) atau

penomoran berpikir bersama atau lebih

dikenal dengan kepala bernomor yang

dikembangkan Spencer Kagan (dalam

Ibrahim, 2000:28) merupakan salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang

menekankan pada struktur khusus yang

dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

meningkatkan penguasaan akademik.Tipe

ini dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa dan sebagai alternatif

terhadap struktur kelas tradisional.

Metode NHT memilki ciri khas guru

memberi nomor dan hanya menunjuk

seseorang siswa yang mewakili

kelompoknya. Dalam menujuk siswa

tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih

dahulu siapa yang akan mewakili

kelompok. Cara tersebut akan menjamin

keterlibatan total semua siswa dan

merupakan upaya yang sangat baik untuk

meningkatkan tanggung jawab individual

dalam diskusi kelompok.

Team Assisted Individualization

(TAI) merupakan model pembelajaran

yang membentuk kelompok kecil yang

heterogen dengan latar belakang yang

berbeda untuk saling membantu terhadap

siswa yang lain yang membutuhkan

bantuan (Suyitno dalam Mufadilah, 2011).

Model ini menerapkan bimbingan antar

teman yaitu siswa yang pandai

bertanggung jawab terhadap siswa yang

lemah. Disamping itu dapat meningkatkan

partisipasi siswa dalam kelompok kecil.

Siswa yang pandai dapat mengembangkan

kemampuan dan ketrampilannya,

sedangkan siswa yang lemah dapat

terbantu menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi. Proses pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TAI para siswa belajar pada tingkat

kemampuan mereka sendiri-sendiri, jadi

apabila mereka tidak memenuhi syarat

kemampuan tertentu mereka dapat

membangun dasar yang kuat sebelum

melangkah ketahap berikutnya. Jadi dapat

dikatakan pembelajaran TAI adalah

gabungan dari model pembelajaran

kooperatif dan individu, karena

menekankan pada kemampuan individual.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dan

TAI pernah diteliti oleh beberapa peneliti

sebelumnya yaitu Dwi, Iswahyudi , dan

3

Martyana (2014) yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar siswa

menggunakan model kooperatif tipe NHT

dan TAI. Berdasarkan hasil analisis yang

telah dilakukan didapatkan hasil Model

pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih

baik dari model pembelajaran kooperatif

tipe TAI.Penelitian lain juga dilakukan

oleh Bhusry, Megahati dan Vivi(2014)

melakukan penelitian mengenai model

kooperatif tipe NHT dan TAI. Hasil

analisis yang telah dilakukan Bhusry,

Megahati dan Vivi yang menyimpulkan

bahwa penggunaan kedua model

pembelajaran menghasilkan hasil

pembelajaran yang sama, dimana tidak

terdapat perbedaan hasil belajar siswa

yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT

dan TAI.

Berdasarkan uraian diatas, dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa diperlukan

penelitian mengenai perbedaan hasil

belajar antara model pembelajaran NHT

dan TAI pada siswa kelas X SMA Kristen

Satya Wacana Salatiga.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen, yaitu jenis quasi experimental

design. Penelitian ini dilakukan di SMA

Kristen Satya Wacana Salatiga. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas X SMA Kristen Satya Wacana

Salatiga semester 1 Tahun Ajaran

2016/2017. Sampel yang terpilih adalah

siswa kelas X IPS 1 sebagai kelas

eksperimen yang diberi perlakuan metode

NHT dan kelas X IPS 2 sebagai kelas

kontrol yang diberi perlakuan metode TAI.

Pengambilan sampel dilakukan secara

cluster random sampling. Terdapat dua

variabel dalam penelitian ini yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran NHT dan TAI, sedangkan

variabel terikat pada penelitian ini adalah

hasil belajar.

Design penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah randomaized

control group pretest-posttest design

(Budiyono, 2003:93).Desain penelitian

digambarkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Desain Penelitian

Group Pre-

Test

Perlakuan Post-

Test

Kelas

Eksperimen

(R)

T1 X1 T2

Kelas

Kontrol (R)

T1 X2 T2

Keterangan:

R : Kelas eksperimen dan kelas

pembanding diambil secara random

T1: Kondisi awal kelas eksperimen dan

kelas pembanding sebelum diberi

perlakuan

T2: Kondisi akhir kelas eksperimen dan

kelas pembanding sesudah diberi

perlakuan

X1 : Perlakuan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif

tipe Number Heads Together

(NHT)

4

X2 : Perlakuan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted

Individualitation (TAI).

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan : 1) Observasi

digunakan untuk mendapatkan data

tentang pencapaian guru dalam

memberikan perlakuan didalam kelas,

sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran

benar-benar sesuai dengan kondisi proses

yang diharapkan, 2) Tes digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa yang

digunakan untuk mengukur pencapaian

siswa sebelum diberi perlakuan dengan

pretest dan juga setelah diberi perlakuan

dengan posttest. 3) Dokumentasi

digunakan untuk mengumpulkan data

kemampuan awal siswa.

Instrumen pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi dan tes (Pretest dan

Posttes). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini terdapat dua macam lembar

observasi, yaitu lembar observasi aktivitas

guru dan siswa untuk kelas eksperimen

dan kelas kontol. Sedangkan Data Pretest

dan Posttest yang akan diuji terdiri dari 15

soal pilihan ganda.

Uji instrumen dalam penelitian ini

adalah validitas soal. Instumen tes hasil

belajar berupa tes pilihan ganda yang

terdiri dari 15 butir soal. Sebelum

digunakan sebagai instrumen dalam

pengambilan data, instrumen pretest dan

posttest terlebih dahulu dilakukan validasi

isi melalui experts judgement yaitu

penilaian yang dilakukan oleh para ahli.

Validasi isi instrumen tes hasil belajar

pada penelitian ini dilakukan oleh dua ahli,

yaitu Prof. Drs. Sutriyono, M.Sc, Ph.D

selaku dosen matematika serta suwidya

yakub, S.Pd selaku guru matematika SMA

Kristen Satya Wacana.

Teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan analisis deskritif dan

analisis inferensial. Pengujian deskriptif

dalam penelitian ini untuk mengetahui

nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai

minimum, standart deviasi, serta untuk

mendeskripsikan selama proses

pembelajaran. Sedangkan pengujian

inferensial dalam penelitian ini dengan

menggunakan uji normalitas, uji

homogenitas, uji Independent Sample T-

Test dan uji Mann-Whitneydengan bantuan

SPSS 22.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa

yaitu nilai pretest yang di ujikan sebelum

dilakukan proses pembelajaran pada kedua

kelompok sampel ( X IPS 1 sebagai kelas

eksperimen dan X IPS 2 sebagai kelas

kontrol) dan posttes yang diujikan setelah

dilakukan proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together

5

(NHT) pada kelas eksperimen dan model

Team Assisted Individualization (TAI)

pada kelas kontrol pada materi Fungsi

invers kelas X SMA Kristen Satya

Wacana, Tahun ajaran 2016/2017.Pretes

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dari masing-

masing sampel sebelum materi diajarkan,

dan postes dilakukan dengan tujuan untuk

melihat hasil belajar masing-masing

sampel setelah diberiperlakuan.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

hasil belajar pretest siswa SMA Kristen

Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 1 yang

akan digunakan sebagai kelas eksperimen

dapat dilihat bahwa dari 23 subjek

penelitian nilai terendah 20 dan nilai

tertinggi 67. Rata-rata hasil belajar siswa

40,63 yang berada dalam kategori rendah

dengan standart deviasi 13,41. Sedangkan

Hasil belajar pretes siswa SMA Kristen

Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 2 yang

akan digunakan sebagai kelas kontrol

dapat dilihat bahwa dari 24 subjek

penelitian, nilai terendah 20 dan nilai

tertitnggi 67. Rata-rata hasil belajar siswa

43,58 yang berada dalam kategori rendah

dengan standart deviasi 14,43.

Uji analisis data tahap awal data

pretest dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas dan uji homogenitas. Hasil

analisis uji normalitas data pretestdapat

dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Analisis Uji Normalitas

kelas X IPS 1 dan X IPS 2

Berdasarkan Tabel 4.5 perhitungan

uji normalitas kemampuan awal siswa

maka diperoleh bahwa kelas

eksperimen memilki nilai signifikansi

0,057 dan kelas kontrol memiliki nilai

signifikansi 0,099 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua kelas

masing-masing berasal dari populasi

berdistribusi normal sehingga dapat

dilakukan uji selanjutnya, yaitu uji

homogenitas dan uji perbedaan.

Uji homogenitas dalam penelitian

ini menggunakan uji Independent Sampel

T-test, Hasil uji homogenitas menunjukkan

bahwa taraf signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebesar

0,471 (lebih dari 0,05), sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok

Tests of Normality

Kelas

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Kelas

Eksperimen ,917 23 ,057

Kelas

Kontrol ,930 24 ,099

a. Lilliefors Significance Correction

6

tersebut berasal dari populasi dengan

varians yang sama (homogen).

Berdasarkan hasil uji homogen

tersebut, maka uji beda rerata yang

digunakan adalah tipe Equal variances

assumed. Hasil dari uji ini menghasilkan

nilai signifikan 0,578 (lebih dari 0,05) oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok sampel memiliki kemampuan

awal yang sama atau seimbang.

Analisis data tahap akhir pada

penelitian ini sama dengan analisis yang

dilakukan pada tahap awal. Analisis data

tahap akhir ini dilakukan untuk

menganalisis data hasil posttest.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

hasil belajar posttest siswa SMA Kristen

Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 1 yang

digunakan sebagai kelas eksperimen dapat

dilihat bahwa dari 23 subjek penelitian

nilai terendah 73,3 dan nilai tertinggi 100.

Rata-rata hasil belajar siswa 87,80 dengan

standart deviasi 10,95.

Sedangkan Hasil belajar posttest

siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

kelas X IPS 2 yang digunakan sebagai

kelas kontrol dapat dilihat bahwa dari 24

subjek penelitian, nilai terendah 73,3 dan

nilai tertinggi 100. Rata-rata hasil belajar

siswa 84,97 dengan standart deviasi 10,45.

Uji prasyarat tahap akhir data

posttest dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas danuji banding dua sampel

dilakukan terhadap data akhir dengan

menggunakan statistik non parametrik

yaitu uji perbedaan Mann-Whitney U.

Hasil analisis uji normalitas data posttest

dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10

Hasil Analisis Uji Normalitas

kelas X IPS 1 dan X IPS 2

Berdasarkan Tabel 4.10

perhitungan uji normalitas kemampuan

akhir siswa maka diperoleh bahwa kelas

eksperimen memiliki nilai signifikansi

0,001 dan kelas kontrol memilki nilai

signifikansi 0,000 karena nilai signifikan

dari kedua kelas tersebut < 0,005 maka

data tersebut berdistribusi tidak normal.

Hal tersebut menunjukkan bahwa data

nilai posttes dari kedua kelas masing –

masing berdistribusi tidak normal. Jika

populasi tidak berdistribusi normal ,

dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U

dan tidak perlu melakukan uji

homogenitas. Uji Mann-Whitney

Tests of Normality

Kelas

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

Hasil

Belajar

Kelas

Eksperi

men

,829 23 ,001

Kelas

Kontrol ,758 24 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

7

mensyaratkan bahwa data harus berbentuk

ordinal. Bila data berbentuk interval, maka

perlu diubah dulu ke dalam data ordinal

(Sugiyono, 2012:153). Oleh karena itu

data hasil belajar ditransformasikan ke

dalam data ordinal dengan menentukan

peringkat (rangking). Data rangking

tersebutlah yang digunakan dalam uji

Mann-Whitney. Penentuan peringkat

diurutkan dari data terkecil (skor hasil

belajar terkecil mendapat peringkat

pertama) analisis data peringkat dapat

dilihat pada Tabel 4.11 sedangkan hasil uji

Mann-Whitney U kedua kelas tersebut

dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.11

Analisis Peringkat Kondisi Akhir

Tabel 4.12

Hasil Uji Mann-Whitney U

Test Statisticsa

Hasil Belajar

Mann-Whitney U 179,000

Wilcoxon W 479,000

Z -2,145

Asymp. Sig. (2-tailed) ,032

a. Grouping Variable: kelas

Ranks

Kelas N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

Hasil

Belajar

Kelas

eksperimen 23 28,22 649,00

Kelas

kontrol 24 19,96 479,00

Total 47

8

Berdasarkan hasil uji Mann-

Whitney U pada Tabel 4.12 dapat

dilihat bahwa pada kolom Asymp.Sig

(2-tailed) menghasilkan nilai

signifikansi 0,032 (kurang dari 0,05),

dapat diartikan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol dan karena rata-rata nilai

hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen (87,80) lebih tinggi

daripada siswa kelas kontrol (84,97)

maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar

matematika antara hasil belajar yang

dikenakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) dan TAI (Teams Assisted

Individualization) dimana hasil belajar

siswa yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe ) NHT

(Numbered Head Together) lebih baik

dibanding dengan siswa yang dikenai

model pembelajaran kooperatif tipe

TAI (Teams Assisted

Individualization bagi siswa kelas X

IPS SMA Kristen Satya Wacana

Salatiga.

Proses pembelajaran pada

kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together). yaitu dengan membagi

siswa dalam kelompok kecil yang

beranggotakan 5 orang dengan

memberi penomoran dan pemanfaatan

buku paket atau rangkuman materi.

Guru akan memanggil satu nomor

secara acak untuk menjawab

pertanyaan yang sudah diberikan,

dalam hal ini dapat dilihat bahwa

setiap anggota kelompok bertanggung

jawab pada nilainya sendiri. Cara ini

dapat menjamin keterlibatan total

seluruh siswa dan upaya yang sangat

baik untuk meningkatkan tanggung

jawab individual dalam diskusi

kelompok. Sedangkan Proses

pembelajaran pada kelompok kontrol

yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization)

yang pada pelaksanaannya siswa

dibagi ke dalam kelompok-kelompok

kecil yang heterogen. Salah satu poin

penting yang harus diperhatikan dalam

membentuk kelompok yang heterogen

disini adalah kemampuan akademik

siswa. Masing-masing kelompok

beranggotakan 5 orang siswa dengan

kemampuan yang berbeda-beda baik

tingkat kemampuan (tinggi,sedang,dan

rendah). Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization)

lebih menekankan pada penghargaan

kelompok, pertanggung jawaban

9

individu dan memperoleh kesempatan

yang sama untuk berbagi hasil pada

setiap anggota kelompok.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar matematika

yang signifikan antara siswa yang

diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together) dan TAI

(Teams Assisted Individualization)

pada materi fungsi invers kelas X

SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kelas yang diajar menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe

NHT (Numbered Head Together)

memilki rata-rata hasil belajar 87,80

lebih tinggi dari pada model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization)

yang hanya 84,97. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) lebih baik dari pada hasil

belajar siswa dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization).

DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Mardiyana, dan Tri Atmojo .2014.

Eksperimentasi model pembelajaran

Numbered Head Together dengan

pendekatan ilmiah (NHT-PI) dan

Team Assisted Individualization

(TAI) pada materi pokok barisan

dan deret ditinjau dari gaya belajar

siswa kelas XI SMK Negeri se-

Kabupaten KLATEN. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Bhusry, Megahati dan Vivi. 2014.

Perbandingan hasil belajar biologi

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe kooperatif tipe

Number Head Together (NHT)

dengan tipe Team Assisted

Individualization (TAI) kelas VIII

SMP Negeri 2 Batang Kapas.

Skripsi. Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dwi, Iswahyudi , dan Martyana . 2014.

Perbandingan Pembelajaran

Number Head Together Dengan

Team Assisted Individualization

Berpendekatan Konstruktivisme

Terhadap Prestasi Belajar. Skripsi.

Universitas M Djamarah, S.B. 2011.

Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gitosudarmo dan Sudita. 2000. Perilaku

Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.

10

Permatasari, i. y. (2016). Pengaruh

Pembelajaran Kimia Menggunakan

Metode Kooperatif Number Head

Together (NHT) Disertai Tutor Sebaya

dan Team Assisted Individualization

(TAI) Ditinjau dari Kemampuan

Memori Terhada Prestasi Belajar

Siswa. Pendidikan Kimia, 22-31.

Silalahi, R. R. (2016). Perbandingan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

dan STAD terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan

Manusia. Pelita Pendidikan vol. 4 no

2, 053-060.

Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar

Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain

Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan

dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munadi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning

(Mempraktikan Cooperative Learning

di ruang-ruang Kelas). Jakarta:

Grasindo.

Muslim, Ibrahim. 2000. Pembelajaran

Kooperatif Pusat Sains dan

Matematika Sekolah Program Pasca

Sarjana UNESA. Surabaya: University

Press.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Leraning:

Teori Dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu:

Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Suparno, dkk. 2016. Matematika Mata

Pelajaran Wajib

SMA/MA/SMK/MAK Kelas X

Semester 1. Klaten: Intan Pariwara

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sudjana , Nana. 2008. Dasar – Dasar

Proses Belajar Mengajar.

Bandung: SINAR BARU

ALGENSINDO.

Nugraheni Wulan .2012. Studi komparasi

penggunaan model pembelajaran

kooperatif metode Team Assisted

Individialization (TAI) dan

Numbered Heads Together (NHT)

dilengkapi lembar kerja siswa (LKS)

terhadap prestasi belajar siswa pada

materi pokok kesetimbangan kimia

kelas IX SMA Negeri 1 Boyolali

tahun pelajaran 2012/2013. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret Surakarta.