perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TTW (THINK-
TALK-WRITE) DAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK
(RECIPROCAL TEACHING)
DI SMA NUSA PUTRA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh :
MAUALANA SULTHAN AMSYIRVAN
NIM : 107015001282
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TTW (THINK-
TALK-WRITE) DAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK
(RECIPROCAL TEACHING)
DI SMA NUSA PUTRA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh :
MAUALANA SULTHAN AMSYIRVAN
NIM : 107015001282
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TTW (THINK-
TALK-WRITE) DAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK
(RECIPROCAL TEACHING)
DI SMA NUSA PUTRA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh :
MAUALANA SULTHAN AMSYIRVAN
NIM : 107015001282
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
i
ABSTRAK
MAUALANA SULTHAN AMSYIRVAN, NIM : 107015001282. PerbedaanHasil Belajar Ekonomi Siswa Dengan Menggunakan Metode PembelajaranTTW (Think-Talk-Write) Dan Model Pembelajaran Terbalik (ReciprocalTeaching) Di SMA Nusa Putra Tangerang, Skripsi. Jakarta : JurusanPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah 2014.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswadengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dengan metodepembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang.Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan membuktikan ada atautidaknya perbedaan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi dengan menggunakanmetode pembelajaran Think Talk Write dengan metode pembelajaran terbalik(Reciprocal Teaching).
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeeksperimen yaitu cara melakukan penelitian dengan percobaan. Metode inidigunakan untuk menelaah adanya perbedaan hasil belajar Ekonomi denganmenggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dengan metodepembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Dalam penelitian ini yang menjadisubjek adalah siswa kelas X.1 dan Kelas X.2 SMA Nusa Putra Tangerang. KelasX.1 terdiri dari 43 siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think TalkWrite dan kelas X.2 terdiri dari 45 siswa menggunakan metode pembelajaranterbalik (Reciprocal Teaching). Instrument yang digunakan adalah tes. Teknikanalisa data menggunakan metode statistik Uji “t” (uji beda), untuk mengujihipotesis penelitian dilakukan konsultasi tabel distribusi “t” pada tarafsiginifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa 1) Tidak terdapat perbedaan hasilbelajar Ekonomi yang siginifikan dengan menggunakan metode pembelajaranThink Talk Write dan pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dengandiperoleh thitung < ttabel yaitu 0,365 < 1,66.; 2) Perbedaan hasil belajar Ekonomidengan menggunakan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dapatterlihat dari mean gainnya sebesar 16,67 lebih baik daripada mean Gain kelompokyang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) yaitu 12,96.Dengan demikian nampak bahwa hasil belajar Ekonomi dengan menggunakanmetode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) lebih tinggi dibandingkandengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think TalkWrite (TTW).
ii
ABSTRACT
MAUALANA SULTHAN AMSYIRVAN, NIM : 107015001282. Differences in LearningOutcomes Economics Students Using Learning Method TTW (Think-Talk-Write) TheInverse Learning Method (Reciprocal Teaching) in Nusaputra Highschool Tangerang’s,Thesis. Jakarta : Department of Social Science Education Faculty of Tarbiyah andTeaching Science State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah in 2014.
The problem in this study is the difference in student learning outcomes usinglearning methods Think Talk Write the inverse learning method (Reciprocal Teaching) inhigh school Nusa Putra Tangerang. The purpose of this study is to determine and provewhether or not the difference in the results of study subjects using learning methods EconomyThink Talk Write (TTW) the inverse learning method (Reciprocal Teaching).
The method used in this study is the experimental method is the way to do researchwith experiments. This method is used to examine the differences in students learningoutcomes Economy using learning methods Think Talk Write (TTW) the inverse learningmethod (Reciprocal Teaching). In this study, the subjects were students of class X.1 and X.2High School Class of Nusa Putra Tangerang’s. X.1 class consists of 43 students by usinglearning methods Think Talk Write (TTW) and X.2 class consists of 45 students using thelearning method reverse (Reciprocal Teaching). Instrument used was a test. Data analysistechniques using statistical methods test "t" (test of difference), to test the hypothesis of thestudy carried out consulting distribution table "t" at the 5% level significance.
The results of this study showed that 1) There is no difference in learning outcomesare significant economic learning using learning Think Talk Write and reverse (ReciprocalTeaching) with the obtained t <t-table is 0.365 <1.66.; 2) Differences in learning outcomesEconomy using inverse learning method (Reciprocal Teaching) can be seen from the meangain is pretty good for 16.67 more than the mean gain group learning using Think Talk Write(TTW) is 12.96. Thus it appears that the results of the economic study using inverse learningmethod (Reciprocal Teaching) is higher compared with the results of student learning usinglearning methods Think Talk Write (TTW).
iii
KATA PENGANTAR
Hanya ungkapan rasa syukur yang tiada terkira atas segala limpahan
nikmat yang luas tanpa batas serta anugrah yang agung tak terhitung dari Illahi
Rabbi, karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjunan
umat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh dengan rasa
cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:.
1. Ibu Dra. Nur Lena Rifai, MA, Ph. D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd. Ketua Jurusan Pendidikan IPS yang telah
memberikan dukungan penuh kepada penulis.
3. Bapak Moch. Noviandi Nugroho, M. Pd. Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan sabar dan penuh keyakinan. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan kemudahan bagi bapak. Amin.
4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah mengajarkan dan
memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga Allah SWT
membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan. Amin.
5. Ibu Dartini, M. Pd. Ibunda tercinta yang telah memberikan kasih sayang serta
seluruh kebaikannya untuk yang lebih baik. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan dengan kasih sayang-Nya dan keberkahan hidup. Amin.
6. Ayah MS. Mustjipto, BA. Ayahanda tercinta yang telah menjaga anaknya
dengan baik selama ini. Semoga Allah SWT memberikan segala kebaikan dan
keberkahan. Amin
7. Maulana Syarif Dzikri. Adikku tercinta. Terimakasih, telah memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Semangatlah dan terus giatlah
engkau belajar. Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan keberkahan.
Amin.
iv
8. Retna Hotami, S. Pd. Saudari tercinta yang telah sabar memberikan motivasi
serta kekuatan untuk membantu penulis menyelesaikan kuliah ini. Semoga
Allah SWT memberikan keberkahan dan cinta kasih. Amin.
9. Keluarga Besar Apah Dayat Hidayat Sukriatman. Orang tua yang telah
memberikan pengajaran-pengajaran hidup yang berarti kepada penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan keberkahan hidup.
Amin.
10. Teman-teman seperjuangan, Nur Arifin, Lukman Efendi, Wahyu Nur
Ramadhona. Terimakasih telah menemani dan memberikan dukungan kepada
penulis. Kalian adalah teman yang paling baik diantara yang baik-baik.
Semoga Allah SWT memberikan jalan yang terbaik untuk kita menuju
kesuksesan hidup. Amin.
11. Kawan-kawan UKM RIAK. Tanpa kalian aku bukan apa-apa, terimakasih
banyak atas pendidikan moral dan karakter yang telah diberikan. Semoga
Allah SWT memberikan keberkahan dan kebaikan. Amin.
Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per-satu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
ini. ungkapan kata memang tak akan cukup membendung seluruh kebaikan kalian
semua. Semoga Allah SWT membalasnya dengan segala kebaikan dan
keberkahan. Amin
Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
pada kesempurnaan, baik dari segi isi, susunan kalimat dan sistematika
penulisannya. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan selanjutnya. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa
memberkahi segala amal usaha kita. Amin.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Jakarta, 28 Juli 2014
Penulis
Maulana Sulthan Amsyirvan
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK …………………………………………………………………….. i
ABSTRACT ……………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
A. Latar belakang Masalah ………………………………………….. 1
B. Identifikasi masalah………………………………………………. 8
C. Pembatasan masalah……………………………………………… 8
D. Perumusan masalah ……………………………………………… 9
E. Tujuan penelitian …………………………………………………. 9
1. Manfaat teoritis ………………………………………………. 9
2. Manfaat praktis ………………………………………………. 10
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ………………………………………….. 12
A. Deskripsi teoritis …………………………………………………. 12
1. Hasil belajar ekonomi………………………………………… 12
a. Pengertian belajar………………………………………… 12
b. Prinsip-prinsip belajar……………………………………. 14
c. Teori-teori belajar………………………………………… 16
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar……………….. 17
vi
e. Hakikat Belajar Ekonomi………………………………… 18
f. Hasil belajar ekonomi ……………………………………. 23
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Proses dan Hasil Belajar………………………………….. 25
2. Hakikat metode pembelajaran kooperatif ……………………. 29
a. Pengertian metode pembelajaran ………………………… 29
b. Pengertian pembelajaran kooperatif……………………… 31
c. Metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)…………. 33
d. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ……… 39
B. Hasil penelitian yang relevan…………………………………….. 50
C. Kerangka berpikir………………………………………………… 51
D. Hipotesis penelitian………………………………………………. 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN YANG DIPAKAI………………….. 55
A. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 55
B. Waktu dan tempat penelitian …………………………………….. 55
C. Metode penelitian………………………………………………… 55
D. Desain penelitian…………………………………………………. 56
E. Variabel penelitian ……………………………………………….. 57
F. Populasi dan sampel………………………………………………. 57
G. Teknik pengumpulan data ……………………………………….. 58
H. Instrument penelitian yang dipakai……………………………….. 58
1. Definisi konseptual…………………………………………… 58
2. Definisi operasional…………………………………………… 59
I. Uji coba instrument………………………………………………. 60
1. Uji validitas…………………………………………………… 60
2. Uji reliabilitas………………………………………………… 60
3. Uji taraf kesukaran soal………………………………………. 61
4. Daya pembeda………………………………………………… 61
J. Teknik analisis data………………………………………………. 61
K. Hipotesis statistik…………………………………………………. 64
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… 65
A. Deskripsi Data……………………………………………………. 65
B. Uji persyaratan Analisis Data…………………………………….. 73
C. Pengujian Hipotesis………………………………………………. 75
D. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………… 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………..... 78
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 78
B. Saran……………………………………………………………… 78
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 79
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Model Pembelajaran Terbalik dalam Penelitian ………… 43
Tabel 3.1 Desain Penelitian…………………………………………………… 56
Tabel 3.2 Indeks Tingkat Kesukaran………………………………………….. 61
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda…………………………………………….. 61
Tabel 4.1 Periode kepemimpinan di SMA Nusa Putra Tangerang…………… 65
Tabel 4.2 Struktur Organisasi SMA Nusa Putra Tangerang………………….. 69
Tabel 4.3 Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Think Talk Write (TTW)…… 72
Tabel 4.4 Data Hasil Post test Siswa Kelompok Think Talk Write (TTW) ….. 73
Tabel 4.5 Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Reciprocal Teaching………… 73
Tabel 4.6 Data Hasil Post test Siswa Kelompok Reciprocal Teaching ………. 73
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar……………….. 26
Gambar 2.2 Kegiatan belajar dengan pendekatan sistem …………………… 28
Gambar 2.3 Desain pembelajaran dengan strategi Think Talk Write ………. 37
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Coba Instrumen ANATES
Lampiran 2. Uji Normalitas Pre Test Think Talk Write (TTW)
Lampiran 3. Uji Normalitas Post test Test Think Talk Write (TTW)
Lampiran 4. Uji Normalitas Pre Test Reciprocal Teaching
Lampiran 5. Uji Normalitas Post test Test Reciprocal Teaching
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) X.1
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) X.2
Lampiran 8. Uji – t (Uji Beda Rata-rata)
Lampiran 9. Uji Homogenitas
Lampiran 10. N-Gain Metode Think Talk Write (TTW)
Lampiran 11. N-Gain Metode Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
Lampiran 12. Soal Pre Test
Lampiran 13. Soal Post Test
Lampiran 14. Kunci Jawaban
Lampiran 15. Lembar Observasi Metode Think Talk Write (TTW)
Lampiran 16. Lembar Observasi Metode Reciprocal Teaching
Lampiran 17. Wawancara Awal dengan Guru
Lampiran 18. Wawancara Awal dengan Siswa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari pembangunan nasional. Oleh karena itu, pembangunan di
bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan sumber
daya manusia agar mampu bersaing dalam menghadapi perkembangan zaman.
Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia merupakan tugas besar
dan memerlukan waktu yang panjang. Meningkatkan sumber daya manusia
tidak lain harus melalui proses pendidikan yang baik dan terarah. Masa depan
Negara sangat ditentukan oleh bagaimana Negara tersebut memperlakukan
pendidikan.
Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, pendidikan
merupakan aspek yang sangat penting karena dengan pendidikan diharapkan
mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan inovatif.
Untuk membentuk sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan zaman
diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan
menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan
seluruh potensi yang ada pada diri manusia baik aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
Menurut Kunandar, “pendidikan adalah investasi sumber daya manusia
jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban
manusia di dunia”.1 Berdasarkan definisi tersebut hampir semua Negara
menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama
dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara. Begitu juga Indonesia yang
menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini
dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan
1 Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),Ed.1, h. 5.
2
bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Sementara itu menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis sertabertanggung jawab.2
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, maka komponen yang
terkait dalam dunia pendidikan seperti keluarga, masyarakat dan juga
pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal
penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses belajar mengajar untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini merupakan tugas bagi masing-masing
sekolah dan yang paling utama adalah bagi guru sebagai tenaga pengajar.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di
bidang pembangunan. Sebagai komponen di bidang pendidikan, seorang guru
dituntut berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai
tenaga profesional, sesuai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Guru juga dituntut kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar
siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam
mengikuti proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang dilakukan
berkualitas dan prestasi yang dicapai siswa memuaskan. Metode pembelajaran
yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan,
karena pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan membantu
tercapainya tujuan pembelajaran.
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang SISDIKNAS sertaUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta:DEPAG RI Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2007), h.5.
3
Pengertian metode pembelajaran menurut Zurinal Z dan Wahdi Sayuti
adalah sebagai berikut:
Metode pembelajaran merupakan cara atau strategi yang digunakan guruuntuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam kontekstransfer of knowledge dan transfer of values. Metode tersebut, membantuguru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensiyang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal.3
Pada dasarnya keberhasilan pendidikan menurut Kunandar yaitu:
Salah satunya tergantung dari apa yang dilakukan guru dalam prosespembelajaran di kelas. Seorang guru dituntut terampil membelajarkansiswa, termasuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaranseperti membuat satuan pelajaran, melaksanakan strategi belajar mengajar,memilih dan menggunakan media serta alat bantu pengajaran, sertamemilih dan menggunakan metode-metode mengajar.4
Seiring dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) mulai tahun 2006 lalu, guru tidak bisa lagi mempertahankan
paradigma lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher
centre). Hal ini nampaknya masih banyak diterapkan di ruang-ruang kelas
dengan alasan pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang paling
praktis dan tidak menyita waktu. Praktik-praktik pembelajaran cenderung
masih mengabaikan gagasan, konsep dan kemampuan berpikir siswa, aktivitas
guru lebih menonjol daripada siswa dan terbatas pada hafalan semata.
Pembelajaran masih bersifat ekspositoris, sehingga belum mampu
membangkitkan budaya belajar pada diri siswa. Hal ini berpengaruh terhadap
ketercapaian hasil belajar siswa.
Untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya, seorang guru dituntut
melakukan perubahan dalam cara mengajarnya. Misalnya dengan mengubah
dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih
relevan dengan tujuan pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya Ekonomi sangat berkaitan dengan
fakta, pemahaman konsep dan juga berisi teori-teori mata pelajaran ekonomi
dianggap oleh para siswa sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan.
3 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-DasarPelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 122.
4 Kunandar, op. cit., h. 59.
4
Padahal dalam mata pelajaran ekonomi, siswa dituntut berpikir kritis dalam
memahami konsep realita sosial yang terjadi. Semua itu tidak terlepas dari
penguasaan siswa terhadap konsep-konsep ekonomi. Hal ini merupakan
tantangan bagi seorang guru untuk mengubah anggapan tersebut agar
pelajaran ekonomi dapat menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah
sehingga siswa tertarik untuk mempelajari mata pelajaran ekonomi dan
mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMA Nusa
Putra Tangerang pembelajaran ekonomi yang dilakukan guru masih
menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah dan
pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru ekonomi tidak menyadari bahwa
metode pembelajaran konvensional yang dilakukan sangat membosankan dan
sangat monoton sehingga para siswa kurang antusias, cenderung pasif dan
kurang tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dalam
pembelajaran guru juga tidak menggunakan media yang menarik. Hal inilah
yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai sebagian siswa cenderung
rendah, tidak mencapai standar KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.
Kenyataannya di lapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode
pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran ekonomi karena guru sudah
terbiasa dengan metode ceramah yang dirasa paling mudah dilaksanakan dan
paling efektif penggunaannya.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan kemampuan pemahaman konsep
ekonomi siswa rendah baik dilihat dari faktor internal maupun eksternal. Salah
satu faktor eksternal penyebabnya adalah proses pembelajaran ekonomi yang
dilakukan masih belum optimal. Sesuai dengan wawancara prapenelitian
kepada guru ekonomi di sekolah, bahwa pembelajaran di kelas lebih di
dominasi oleh guru ketimbang siswa, bahkan tidak seimbang sekalipun. Guru
kurang menerapkan diskusi dalam pembelajaran dan siswa tidak pernah
diajarkan untuk mengkonstruk pemahaman konsep ekonominya sendiri.
Menurut B. S. Bloom, siswa dikatakan memahami konsep dalam
pembelajaran ketika siswa mampu: mengubah suatu objek atau kalimat dalam
5
bentuk simbol dan sebaliknya (translation), dapat menentukan konsep yang
tepat dalam penyelesaian algoritma (interpretation), dan menyimpulkan
sesuatu yang telah diketahui (ekstrapolation).5
Agar konsep-konsep pembelajaran ekonomi tersebut tersampaikan dengan
baik dan tercapainya tujuan juga visi dalam pembelajaran ekonomi pemerintah
menganjurkan pembelajaran ekonomi harus mengacu pada prinsip belajar
sepanjang hayat, prinsip siswa belajar aktif dan prinsip learning how to learn
yaitu bagaimana cara membuat, serta mengembangkan kompetensi dan sikap
yang harus dimiliki siswa setelah belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran seperti
itu merupakan karakteristik pandangan konstruktivisme. Menurut Driver dan
Bell karakteristik pandangan konstruktivisme, yaitu:6
1. Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki
tujuan.
2. Belajar harus mempertimbangkan se-optimal mungkin proses keterlibatan
siswa.
3. Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan
dikonstruksikan secara personal.
4. Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan
pengaturan situasi kelas.
5. Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi dan sumber.
Semua itu dapat tercapai ketika guru dapat menerapkan sebuah model
pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dan lebih mandiri dalam
proses pembelajaran, ketika siswa mampu menerangkan materi dan bertanya,
dari situ akan tampak seberapa persen pemahaman konsep siswa dalam materi
pembelajaran yang sedang dibahas.
Permasalahan ini mengacu pula pada konsep Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 1995 tentang Standar Nasional Pendidikan, “bahwa proses
5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. VIII,h. 157.
6 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmad, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2010), h. 145.
6
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, dan pendidikan bangsa memerlukan proses dan waktu
secara bertahap.7 Salah satu metode pembelajaran yang bersifat kooperatif dan
berpusat pada siswa, dimana para siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran yaitu metode pembelajaran “Think Talk Write (TTW)”. Metode
Think Talk Write (TTW) merupakan strategi pembelajaran yang diperkenalkan
oleh Huinker dan Lauhlin pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara
dan menulis.
Metode Think Talk Write (TTW) dibangun oleh kemampuan berpikir,
berbicara dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian
diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan
kelasnya kemudian dicari solusi. Dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Talk Write (TTW), dimungkinkan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Karena metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu, kemudian
terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok dan pada akhirnya dituliskan
dalam bahasa sendiri dari hasil belajar yang diperoleh para siswa.
Selain metode Think Talk Write (TTW), metode Reciprocal Teaching
(model pembelajaran terbalik) juga merupakan salah satu metode kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai
alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Dalam penelitian ini akan diterapkan salah satu model pembelajaran yang
menggunakan prinsip learning how to learn dan sejalan dengan karakteristik
pandangan konstruktivisme yaitu model pembelajaran terbalik. Model
pembelajaran terbalik adalah pendekatan pembelajaran dimana siswa berperan
sebagai tutor sebaya menggantikan peran guru untuk mengajarkan temannya.
Menurut Palinscar dan Brown aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam
model pembelajaran terbalik yaitu: membuat rangkuman, membuat
7 Ibid., h. 1.
7
pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi.8 Sedangkan guru dalam
pembelajaran terbalik lebih berperan sebagai fasilitator yang memberikan
kemudahan dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding
merupakan pemberian bantuan berupa petunjuk, peringatan, dorongan,
menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan
contoh ataupun hal lain yang memungkinkan siswa tumbuh mandiri, semua itu
dilakukan guru kepada siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
setelah siswa mampu bekerja mandiri, guru mengurangi bantuan tersebut dan
mengalihkan tanggung jawabnya.
Selain itu penelitian terhadap model pembelajaran terbalik yang dilakukan
Palinscar dan Brown menunjukkan bahwa pembelajaran terbalik adalah satu
teknik dalam pendekatan pembelajaran kooperatif, para ahli telah
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik, memahami konsep-konsep dan
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.9
Model pembelajaran terbalik dapat membuat siswa berpikir dan
mengembangkan konsep Ekonomi yang sedang dipelajarinya, yaitu dengan
siswa mampu menjelaskan konsep sesuai apa yang mereka konstruk sendiri
atau berdiskusi dengan temannya melalui aktivitas-aktivitas yang terdapat
pada model pembelajaran terbalik.
Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan
Reciprocal Teaching (Model Pembelajaran Terbalik), dimungkinkan para
siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran ekonomi dan dengan metode
pembelajaran ini juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai seberapa besar perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang
menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Model
Pembelajaran Terbalik (Receprocal Teaching), seperti yang dirumuskan dalam
skripsi yang berjudul: “Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Dengan
8 Jeanine & Tony, Model of Teaching, USA: SAGE Publication, 2007), p. 180.9 Rita Rosidah, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor dengan Reciprocal
Teaching di Kelas VIIA SMPN Semarang, 2011, h. 353.
8
Menggunakan Metode Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Dan Model
Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) di SMA Nusa Putra
Tangerang”. Diharapkan kedua perbedaan metode atau model pembelajaran
pada judul ini dapat melihat perbedaan serta peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang latar belakang yang sudah dipaparkan di atas,
maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran ekonomi itu sulit, karena
sedikit-banyaknya menggunakan hafalan
2. Kemunculan rasa bosan serta jenuh siswa akibat metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru sangat monoton dan kurang menarik.
3. Siswa hanya menggunakan buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
sebagai acuan belajar.
4. Hasil belajar ekonomi siswa rendah, banyak siswa yang belum mencapai
KKM yaitu 70.
5. Kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan.
6. Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar
ekonomi sehingga diperlukan metode pembelajaran yang dapat mendorong
siswa berpikir dan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar
dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman ekonomi.
7. Belum diketahui perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang
menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan
Reciprocal Teaching (Model Pembelajaran Terbalik).
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, terarah dan dapat dikaji maka perlu
pembtasan masalah. Maka dari itu perlu adanya suatu pembatasan masalah.
Dalam penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut : Ada atau tidaknya
perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode
9
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik
(Recirocal Teaching).Di SMA Nusa Putra Tangerang. Pemahaman konsep
ekonomi siswa dalam pembelajaran dilihat dari hasil belajar siswa dan
kategori pemahaman yang diambil.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Adakah perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dan Reciprocal
Teaching (Model Pembelajaran Terbalik) di SMA Nusa Putra Tangerang?”.
E. Tujuan Penelitian
Hasil penelitian dilakukan agar dapat bermanfaat bagi peneliti, para
peserta didik, guru dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia
pendidikan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan
metode Think Talk Write (TTW) dan Reciprocal Teaching (Model
Pembelajaran Terbalik) untuk peningkatan minat dan hasil belajar
siswa mata pelajaran ekonomi.
b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori
pembelajaran kooperatif.
c. Menjadi bahan pembanding, pertimbangan dan pengembangan bagi
peneliti di masa yang akan dating di bidang dan permasalahan yang
sejenis atau bersangkutan.
10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam
metode serta model pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta
hasil kegiatan belajar mengajar optimal.
2) Hasil pengembangan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya
pengadaan inovasi pembelajaran ekonomi bagi para guru ekonomi
yang lain.
b. Bagi guru
1) Sebagai masukan bagi guru mata pelajaran ekonomi dalam
menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi
yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan minat dan hasil
belajar siswa.
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan
pembelajaran.
3) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran
ekonomi.
4) Dapat mengembangkan metode ajar dalam pembelajaran ekonomi
agar lebih bervariatif sehingga tidak menimbulkan kebosanan bagi
peserta didiknya.
c. Bagi siswa
1) Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan lebih mudah
memahami materi ekonomi yang disampaikan oleh guru.
2) Dapat menikmati model pembelajaran yang tidak seperti biasanya
sehingga mereka tidak jenuh dan tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
3) Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi.
d. Bagi peneliti
1) Menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah khususnya
yang bersangkutan dengan pendidikan.
11
2) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan metode
Think Talk Write (TTW) dan Reciprocal Teaching (Model
Pembelajaran Terbalik).
3) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru
ekonomi sehingga siap untuk melaksanakan tugas di lapangan.
12
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
Deskripsi teori merupakan suatu penjabaran konseptual yang akan
dilakukan dalam suatu penelitian. Dalam deskripsi teori ini peneliti akan
menjelaskan tentang hasil belajar ekonomi, metode Think Talk Write (TTW)
dan model pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching).
1. Hasil Belajar Ekonomi
a. Pengertian belajar
Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya
apa belajar itu, masing-masing mempunyai pendapat yang tidak sama.
Sebagian orang beranggapan belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Juga banyak orang yang beranggapan
bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau
menuntut ilmu.
Ada beberapa pendapat tentang belajar, yang pertama pengertian
belajar menurut Zikri Neni Iska :
“Pengertian umum belajar atau yang disebut juga dengan learning,adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama padaperilaku yang diperoleh dari pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidupmanusia. Belajar membantu menyesuaikan diri (adaptasi) denganlingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia dapatbertahan hidup (survived)”.1Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein,
“belajar adalah suatu proses perubahan perilaku berkat pengalaman
1 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KiziBrother’s, 2006), cet. 1, h. 76.
13
dan latihan”.2 Sedangkan menurut Oemar Hamalik, “Belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,
yakni mengalami”.3
Pengertian belajar menurut Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti yaitu :
Belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untukmemperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Dalam perspektifpsikologi pendidikan, belajar didefinisikan sebagai suatuperubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetapsebagai hasil dari sebuah pengalaman.4
Menurut S. Nasution, “Belajar adalah proses yang melahirkan atau
mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari
perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.”5
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Belajar adalah suatu proses
dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui
serentelan reaksi atas situasi (rangsang) yang terjadi”.6 Menurut Alisuf
Sabri, “Belajar merupakan faktor penentu proses perkembangan,
manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap,
keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan tingkah laku yang dimiliki
manusia adalah diperoleh melalui belajar”.7
Selanjutnya dikemukakan tentang definisi belajar menurut Syaiful
Bahri Djamarah, “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2006), cet. 3, h. 10.
3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet. 2, h.27.
4 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (pengantar dan Dasar-dasarPelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 117.
5 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, cet. 1,h. 35.
6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT Bulan Bintang,2000), cet. 8, h. 45.
7 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN FakultasTarbiyah), (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. 2, h. 54.
14
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik”.8
Menurut Abu Ahmadi, “Belajar adalah proses perubahan perilaku
berkat pengalaman dan pelatihan”.9 Menurut Pupuh Fathurrohman dan
M. Sobry Sutikno, “belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang yang telah melakukan aktivitas tertentu”.10
Pengertian belajar lain menurut Masitoh dan Laksmi dewi, “Belajar
adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat
perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif dan
psikomotorik”.11 Menurut Yatim Riyanto, “belajar adalah suatu proses
untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan,
tetapi juga meliputi fungi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses
berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi”.12
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan
yang vital. Dalam uraian terdahulu telah ditegaskan, bahwa mengajar
adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar
hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena
itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya
tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-
murid.
Menurut Yatim Riyanto, “Prinsip-prinsip belajar merupakan
konsep-konsep ataupun asas yang harus diterapkan di dalam proses
8 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), ed. 2, h.13
9 Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 17.10 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman KonsepUmum & Konsep Islami,(Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 6.
11 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat JendralPendidikan Islam DEPAG RI, 2009), h. 3.
12 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi PendidikDalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), ed. 1,cet. 1, h. 6.
15
belajar mengajar dan ini mengandung maksud bahwa pendidikan akan
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila dapat menerapkan
cara mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar”.13
Prinsip-prinsip belajar menurut Kunandar adalah sebagai berikut :
Bahwa dalam belajar memerlukan proses dan penahapan sertakematangan diri pada siswa. Belajar senantiasa bertujuan denganpengembangan perilaku siswa. Belajar didasarkan atas kebutuhandan motivasi tertentu. Belajar didasarkan dengan latihan daya-daya, membentuk hubungan asosiasi dan melalui penguatan.Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman,berpikir kritis dan reorganisasi pengalaman. Belajar membutuhkanbimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tidaklangsung melalui bantuan pengalaman pengganti.14
Sedangkan prinsip-prinsip belajar menurut Slameto yaitu :
“Bahwa prasyarat yang diperlukan untuk belajar yaitu bahwadalam belajar setiap siswa diusahakan berpartisipasi aktif,meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuaninstruksional, belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement”dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuaninstruksional. Belajar perlu lingkungan yang menantang di manaanak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi danbelajar dengan efektif. Juga perlu ada interaksi siswa denganlingkungannya”.15
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat
aktif sehingga dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya
peningkatan minat, mempunyai landasan berpikir, landasan berpijak
dan sumber motivasi bagi peserta didik, dengan harapan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dan tumbuhnya proses belajar anatara
peserta didik dan pendidik menjadi dinamis dan terarah. Dalam belajar,
perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
13 Yatim Riyanto, op. cit., h. 62.14 Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),Ed.1, h. 302.
15 Yatim Riyanto, loc. cit.
16
efektif. Belajar yang paling efektif adalah yang berpikiran kritis,
daripada hanya menghafal materi.
c. Teori-teori Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses
belajar yang terjadi pada individu itu merupakan proses internal
psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena
terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas, maka
timbullah perbedaan pendapat di kalangan para ahli psikologi,
sehingga akibatnya terjadi bermacam-macam teori belajar. Berikut ini
akan diuraikan beberapa teori belajar, yaitu:
1) Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi-informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai bagi siswa
agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-
ide.
Menurut teori konstruktivis ini, guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan
kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan
siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri
dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar.
2) Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana
17
anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman
realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi
mereka. Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui
empat tingkatan, yaitu sensorimotor (lahir sampai usia 2 tahun),
praoperasional (usia 2 sampai 7 tahun), operasi konkrit (7 sampai
11 tahun) dan operasi formal (usia 11 tahun sampai dewasa).
3) Teori Belajar Bermakna David Ausubel
Belajar bermakna menurut teori David Ausubel yaitu suatu
proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang
paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah
diketahui siswa. Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu
siswa untuk menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi
sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa
yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.16
Dengan demikian dalam proses belajar mengajar di sekolah,
teori-teori belajar tersebut dapat digunakan dan dimanfaatkan
untuk memperkaya pengalaman belajar siswa agar tujuan
pendidikan sekolah dapat tercapai dengan baik dan juga agar siswa
mampu memiliki pemahaman dan penalaran serta memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar
siswa di sekolah. Menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar mengajar yaitu:
“Faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang belajar (faktorinternal) dan juga faktor yang berasal dari luar diri seseorang yangbelajar (faktor eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diriseseorang yang belajar yaitu fisiologi, yang terdiri dari kondisi
16 Trianto, “Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik”, (Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007), cet. 1, h. 26.
18
fisik dan panca indera. Dan juga psikologi, yang terdiri dari bakat,minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. Sedangkanyang termasuk ke dalam faktor luar diri seseorang yang belajaryaitu lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. Dan jugainstrumental yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana-prasarana,administrasi dan manajemen.17
Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar yang berasal dari
luar diri seseorang yang belajar adalah faktor keluarga. Menurut
pandangan sosiologis, keluarga adalah Lembaga sosial terkecil dari
masyarakat.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupanmanusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusiasosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keadaankeluarga akan sangat menentukan berhasil tidaknya anak dalammenjalin proses belajarnya. Faktor keluarga sebagai salah satupenentu yang berpengaruh dalam belajar, terdiri dari tiga aspek,yakni:a. Kondisi ekonomi keluarga.b. Hubungan emosional orang tua dan anak.c. Cara mendidik anak.Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terbentuknya suatu
pembelajaran yang efektif yang dimiliki oleh para siswa akan tumbuh
tidak hanya dari faktor yang berasal dari kondisi belajar siswa yang
belajar. Proses pembelajaran yang efektif itu juga akan tumbuh diikuti
dengan faktor-faktor yang berasal dari luar diri atau lingkungan para
siswa tersebut yang secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi proses belajarnya, agar dia mudah dalam menangkap
dan memahami pelajaran dan juga mudah mengingat pelajaran
tersebut.
e. Hakikat Belajar Ekonomi
Dalam realita kehidupan selalu dihadapkan pada masalah
keinginan manusia untuk mencukupi segala kebutuhan kehidupannya.
Inilah yang merupakan inti pengertian ekonomi dalam kehidupan
17 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KiziBrother’s, 2006), cet. 1,h. 85.
19
sehari-hari. Itulah sebabnya, ilmu ekonomi perludipelajari sejak
manusia mengenal kebutuhan demi kehidupan yang lebih baik.
Menurut etimologinya atau asal usul katanya, istilah ekonomi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomia. Istilah oikonomia
merupakan kata majemuk perpaduan dari 2 (dua) kata, yaitu oikos dan
nomos. Oikos artinya rumah, dan nomos artinya aturan. Jadi, secara
etimologi ekonomi berarti aturan rumah tangga atau ilmu mengatur
rumah tangga”.18
Hal yang dimaksud dengan rumah tangga pada pengertian di atas
tidak hanya terbatas untuk rumah tangga keluarga, tetapi mencakupi
semua bentuk rumah tangga, seperti rumah tangga Negara, rumah
tangga sekolah, rumah tangga organisasi, rumah tangga perusahaan
dan rumah tangga koperasi. Dalam rumah tangga keluarga, setiap
manusia selalu berusaha memenuhi semua kebutuhannya. Dengan
demikian, menurut pengertian sehari-hari ekonomi adalah kegiatan
usahanya dalam memenuhi kebutuhan.
Menurut Frista Artmanda Widodo dalam kamus istilah ekonomi,
“ekonomi yaitu ilmu yang meneliti tentang bagaimana orang-orang
memenuhi kebutuhannya dengan sumber daya yang terbatas”.19
Asfia Murni berpendapat bahwa, “ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari upaya-upaya pengalokasian sumber daya yang tersedia
untuk mencapai kepuasan atau kemakmuran masyarakat. Aktifitas
ekonomi meliputi produksi, konsumsi, pertukaran”.20 Sedangkan
menurut Abdul Aziz Wahab dkk, “ilmu ekonomi adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
hidup bermasyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk
mencapai kemakmuran”.21
18 Abdul Aziz Wahab, Konsep Dasar IPS, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet. 11,h. 2
19 Frista Aritmanda Widodo, Kamus Istilah Ekonomi, (Jombang: Lintas Media) h. 114.20 Asfia Murni, Ekonomi Makro, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), cet. 1, h. 1.21 Abdul Aziz Wahab, op. cit., h. 3.
20
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kemakmuran hidup seseorang akan tercapai apabila semua kebutuhan
hidupnya terpenuhi atau tercukupi. Untuk itu, orang harus melakukan
tindakan-tindakan atau pengorbanan baik berupa tenaga, waktu
maupun materi (uang). Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan makan
orang harus memperoleh beras, dan beras hanya bisa diperoleh dengan
cara melakukan kegiatan pertanian atau membelinya dengan
mengorbankan sejumlah uang.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa tanpa melakukan
tindakan-tindakan atau pengorbanan, seseorang tidak akan dapat
mencukupi kebutuhan serta mencapai kemakmuran hidup. Hidup
makmur merupakan dambaan setiap manusia. Orang giat bekerja
dengan pengorbanan tenaga dan waktu agar penghasilannya meningkat
sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini
dilakukan dalam upaya mencapai kemakmuran. Orang dikatakan
makmur apabila sebagian besar kebutuhannya dapat terpenuhi. Setiap
suatu kebutuhan terpenuhi akan tercapai kepuasan, dan kepuasan
sifatnya hanya sementara karena akan muncul kebutuhan baru yang
menghendaki pemenuhan. Maka tanpa pengendalian diri manusia akan
menjadi serakah selalu ingin memuaskan kebutuhan dirinya sendiri
tanpa memikirkan orang lain, bahkan dapat merugikan orang banyak.
Pada bagian kebijakan ekonomi pembahasan tidak dimaksudkan
sebagai bidang kajian ekonomi bagian dari suatu ilmu sosial.
Kebijakan ekonomi, atau ekonomi normatif berkaitan dengan aplikasi
hasil analisis ekonomi (pengetahuan secara ilmiah) untuk memecahkan
masalah-masalah sosial. Dengan demikian kebijakan ekonomi
menangani bagaimana persoalan-persoalan ekonomi yang harus
dipecahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu,
kebijakan ekonomi didasarkan pada nilai-nilai individu yang dikaitkan
dengan cara yang baik (secara moral) untuk mengalokasikan sumber-
sumber yang langka itu bagi anggota masyarakat.
21
Ilmu sosial ekonomi-bagian yang berhubungan dengan analisis
ekonomi dibagi ke dalam dua bidang utama: ekonomi mikro dan
ekonomi makro. Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku individu-
individu, persoalan rumah tangga, perusahaan dan pasar. Para ahli ini
tertarik dengan bagaimana harga barang dan pelayanan atau jasa itu
diterapkan, bagaimana harga dapat menentukan pola produksi dan
bagaimana pola ini ditentukan pasar dan tindakan pemerintah.
Sedangkan ahli ekonomi makro mengkaji keberfungsian ekonomi
secara keseluruhan. Para ahli ini tertarik khususnya dengan
pengeluaran dan pendapatan ekonomi, tingkat pekerjaan dan
pergeseran-pergeseran dalam tingkat harga rata-rata.
Ada beberapa ruang lingkup kajian ilmu ekonomi. Mata pelajaran
ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang
berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan
kehidupan terdekat hingga terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1) Perekonomian
2) Ketergantungan
3) Spesialisasi dan pembagian kerja
4) Perkoperasian
5) Kewirausahaan
6) Akuntansi dan manajemen.
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam
pikiran siswa itu. Berdasarkan teori balajar, diharapkan pembelajaran
dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Oleh
karena itu, kriteria keberhasilan dalam belajar di antaranya ditandai
dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada individu yang belajar.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian tentang hasil belajar,
yaitu:
Menurut Kunandar, hasil belajar adalah
22
Kemampuan siswa dalam mencapai suatu tahapan pencapaianpengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Hasil belajardalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahanperilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatanbelajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materistandar yang dikaji. Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan,keterampilan maupun sikap.22
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerimapengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macamhasil belajar, yakni: (a). keterampilan dan kebiasaan, (b).pengetahuan dan pengertian, (c). sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkandalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasilbelajar, yakni: (a). informasi verbal, (b). keterampilan intelektual,(c). Strategi kognitif, (d). sikap, dan (e). keterampilan motoris.Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,baik tujuan kurikuler maupun instruksional, menggunakanklasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garisbesar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranahafektif dan ranah psikomotorik.Pertama, ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektualyang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua, ranahafektif yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi daninternalisasi. Ketiga, ranah psikomotorik yang berkenaan denganhasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enamaspek ranah psikomotoris, yakni: (a). gerakan reflex, (b).keterampilan gerakan dasar, (c). kemampuan perseptual, (d).keharmonisan atau ketepatan, (e). gerakan keterampilan kompleks,(f). gerakan ekspresif dan interpretatif.23
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris, “hasil belajar adalah suatu
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang
dilakukan dalam waktu tertentu”.24 Sedangkan pengertian hasil belajar
menurut Oemar Hamalik bahwa, “hasil belajar adalah pola-pola
22 Kunandar, op. cit., h. 229.23 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), cet. 15, h. 22.24 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), cet. 1, h. 14.
23
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
abilitas dan keterampilan”.25
Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan siswa setelah
menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada
guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajarnya. Selanjutnya dari informasi
tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa
lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
f. Hasil Belajar Ekonomi
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku
pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan
perolehan yang menjadi hasil belajar. Menurut Winkle yang dikutip
Purwanto “Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.26 Proses
pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa
belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran
merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan
pengajaran (goal directed). Dalam konteks demikian maka menurut
Purwanto “hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa
sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan
pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak
melalui kegiatan belajarnya”.27
Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa
memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
25 Oemar Hamalik, op. cit., h. 31.26 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1, h. 45.27 Purwanto, loc. cit.
24
Pemberian tekanan penguasaan materi akibat perubahan dalam diri
siswa setelah belajar diberikan oleh Soedijarto yang dikutip Purwanto
mendefinisikan bahwa ‘hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang
dicapai oleh mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”.28
Definisi hasil belajar menurut Abdurrahman yang dikutip oleh
Asep Jihad dan Abdul Haris bahwa “hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.29 Belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan
belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Agus Suprijono mengatakan yang dimaksud dengan “hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
sikap, apresiasi dan keterampilan”.30 Merujuk pemikiran Bloom yang
dikutip Agus Suprijono bahwa:
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, danpsikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima) ,responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotormeliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor jugamencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manjerial,dan intelektual.31
Dengan memperhatikan berbagai teori di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar,
28 Purwanto, op. cit., h. 46.29 Asep Jihad dan Abdul Haris, loc. cit.30 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), Cet.1, h.5.31 Agus Suprijono, op. cit., h.6-7.
25
bahwa dalam proses belajar dapat terjadi perubahan pengetahuannya,
kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya,
dan lain-lain. Perubahan itu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
proses hasil belajar siswa di sekolah. Menurut Tim Pembina Mata
Kuliah Perkembangan Peserta Didik dalam buku Perkembangan
Peserta Didik, mengungkapkan
Ada sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajarpeserta didik yaitu faktor internal mencakup fisik, kondisi pancaindera dan fisik umumnya, serta psikologis mencakup variabel nonkognitif : minat, motivasi dan kepribadian, variabel kognitif:kemampuan khusus (bakat), dan kemampauan umum (intelegensi).Faktor eksternal mencakup pertama fisik, kondisi tempat belajar,sarana dan prasarana belajar, materi pelajaran, dan suasanalingkungan belajar, kedua sosial: dukungan sosial dan pengaruhbudaya.32
Selengkapnya faktor-faktor yang berpengaruh ini divisualisasikan
sebagai berikut:33
32 Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Peserta Didik, (Padang:Dirjen Pendidikan Tinggi Bekerjasama dengan HEDS-JICA, 2007), h. 63
33 Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, op. cit., h. 64
26
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu
dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.34
1) Faktor Internal
a) Faktor Biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperbaiki, pertama kondisi
fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam
34 http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang -mempengaruhi-hasil.html), diakses pada tanggal 10 februari 2014.
INDIVIDU
Internal
Fisik
Psikologis
Psikologis
Fisik
Eksternal
Panca Indera
Kondisi Fisik Umum
Variabel Non Kognitif1. Minat2. Motivasi3. Variabel-variabel
kepribadian
Kemampuan Kognitif- Kemampuan khusus(Bakat)
- Kemampuan Umum(Intelegensi)
Kondisi Tempat Belajar- Sarana dan perlengkapan
belajar- Materi Pelajaran- Kondisi Lingkungan Belajar
Dukungan SosialPengaruh Budaya
27
kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini
terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota
tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi kesehatan fisik
yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minuman yang
teratur, olahraga serta tidur yang cukup.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar
ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan
belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor
psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi.
Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar sesorang.
Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama
penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat
ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam
suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi
rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal
dari dalam diri seorang siswa adalah kelelahan, kondisi siswa
yang sudah lelah dan tidak bertenaga dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan
belajar siswa tersebut.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan
lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah
yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap
28
perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya,
maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
b) Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin
yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
c) Faktor Lingkungan Masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan
masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa karena keberadaanya dalam masyarakat.
Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar di
antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal
seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja
dan lain-lain.
Dengan pendekatan sistem pendidikan ini terlihat adanya berbagai
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kegiatan belajar
dengan pendekatan sistem dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kegiatan belajar dengan pendekatan sistem
Instrumental Input
Teaching - Learning
Procces
Raw Input Output
EnviromentalInput
29
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal, yakni faktor yang
berasal dari dalam diri individu, dan faktor ekstern yakni faktor yang
berasal dari luar diri individu. Faktor internal dalam diri ini adalah
kesehatan fisik, intelegensi, kemauan, bakat, kecerdasan dan juga
kelelahan. Sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal dalam hal
ini adalah keadaan keluarga, lingkungan sekolah dan juga lingkungan
masyarakat.
2. Hakikat Metode dan Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan untuk dapat mengarahkan seorang
guru dalam mendesain pembelajaran dan untuk membantu para siswa
mencapai tujuan pembelajaran. Di bawah ini akan mengemukakan
pengertian metode pembelajaran, yaitu:
Menurut Syaiful Djamarah dan Aswan Zein, “metode adalah suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir”.35
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru mendefinisikan
“metode adalah suatu cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik
untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya”.36 Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Fungsi metode menurut Akhmad Sudrajat berarti sebagai berikut:
“Sebagai alat untuk mencaoa tujuan. Metode pembelajaran dapatdiartikan sebagai cara yang digunakan untukmengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
35 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2006), ed. Revisi, h. 46.
36 Dessy Anwar, Kamus Lengkap Indonesia Terbaru, (Surabaya: Amelia, 2003), cet. 1, h.281.
30
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakanuntuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya:(1). Ceramah, (2). Demonstrasi, (3). Diskusi, (4). Simulasi, (5).Laboratorium, (6). Pengalaman lapangan, (7). Brainstorming, (8).Debat, (9). Simposium, dan sebagainya”.37
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan
oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat
bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan
oleh guru. Apapun metode yang digunakan, hendaknya guru dapat
membawa suasana pemebelajaran yang edukatif, dapat menempatkan
peserta didik agar dapat terlibat langsung secara aktif dalam
menghidupkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Menurut Zurainal Z. dan Wahdi Sayuti, “metode pembelajaran
dimaksudkan sebagai cara atau strategi yang digunakan guru untuk
melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam kontek
transfer of knowledge dan transfer of values. Metode tersebut
membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga
kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal”.38
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu kerangka yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, dengan menggunakan
atau merancang metode pembelajaran itu sangat penting bagi guru
untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang metode
pembelajaran, karena dengan menguasai beberapa metode
pembelajaran, maka seorang guru akan meraskan adanya kemudahan
di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga tujuan
37 Akhmad Sudrajat,, (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/), diakses pada tanggal 16 februari 2014.
38 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, op. cit., h. 122.
31
pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran akhirnya
dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.
b. Pengertian pembelajaran kooperatif
Terdapat beberapa definisi pembelajaran kooperatif, diantaranya
yaitu:
Menurut Kunandar, “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling
asuh antarsiswa untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan”.39 Menurut
Etin Solihatin dan Raharjo, “Cooperative Learning adalah suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4
sampai 6 orang siswa, dengan struktur kelompoknya yang bersifat
heterogen”.40
Menurut Yatim Riyanto, pembelajaran kooperatif adalah
“model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkankecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilansosial (sosial skill) termasuk interpersonal skill.Model belajar cooperative learning merupakan suatu modelpembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkanpemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata dimasyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi,produktivitas dan perolehan belajar. Model belajar cooperativelearning juga mendorong peningkatan kemampuan siswa dalammemecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selamapembelajaran, karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa laindalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadapmasalah materi pelajaran yang dihadapi”.41
Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “model pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran di mana siswa belajar
dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan
39 Kunandar, op. cit., h. 337.40 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, cet. 3, h. 15.41 Yatim Riyanto, op. cit., h. 271.
32
yang berbeda-beda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu
bahan pembelajaran”.42
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang cukup
berhasil pada kelompok-kelompok kecil, di mana tiap kelompok
tersebut terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkat kemampuan,
melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang
diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan-rekannya belajar,
sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua siswa berusaha
sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan
melengkapinya.43 Menurut Isjoni dan Mohammad Arif Ismail,
“pembelajaran kooperatif merupakan satu pendekatan mengajar di
mana siswa bekerjasama di antara satu dengan yang lain dalam suatu
kumpulan belajar yang kecil untuk memenuhi kehendak tugasan
individu atau kumpulan yang telah diberikan oleh guru”.44
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam mengenmbangkan keterampilan dan
meningkatkan pemahaman mengenai konsep-konsep materi yang
dipelajari dengan cara bekerja bersama-sama dan membentuk
kelompok-kelompok kecil.
42 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif DalamKelas (Metode, Landasan Teorits-Teoritis dan Penerapannya, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya,2010), cet. 1, h. 67.
43 Kennesaw, (http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.html), diakses padatanggal 14 Februari 2014.
44 Isjoni dan Mohd Arif Ismail, Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia),(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 1, h. 29.
33
c. Metode Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
Untuk merealisasikan pembelajaran ekonomi yang melibatkan
siswa secara aktif, dewasa ini telah dikembangakan berbagai strategi
pembelajaran ekonomi baik yang melibatkan penggunaan alat bantu
seperti multimedia atau tidak. Salah satunya adalah metode
pembelajaran Think-Talk-Write.
Think-Talk-Write adalah salah satu model dalam pembelajarankooperatif yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin (1996).Pembelajaran ini dimuali dengan berpikir melalui bahan bacaan(menyimak, mengkritisi dan alternatif solusi), hasil bacaannyadikomunikasikan dengan presentasi, diskusi dan kemudianmembuat laporan hasil presentasi.45
Metode Think Talk Write merupakan metode pembelajaran
berbasis komunikasi. Metode ini termasuk ke dalam pendekatan
cooperative learning, karena aktivitas pembelajaran yang dilakukan
dalam bentuk kelompok-kelompok kecil.
Dalam kamus Inggris-Indonesia, Think artinya, “1. Memikirkan, 2.
Pikir”.46 Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru pikir artinya
menggunakan akal budi, ingatan, angan-angan, kata dalam hati untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.47 Berpikir (think)
merupakan kegiatan mental yang dilakukan untuk mengambil
keputusan misalnya merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik
simpulan setelah melalui proses mempertimbangkan.
Dalam kamus Inggris-Indonesia, Talk artinya “1. Percakapan, 2.
Berbicara.”48 Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru
berbicara artinya “bercakap, berkata, membicarakan,
memperkatakan”.49 Talk adalah berkomunikasi dengan menggunakan
kata-kata dan bahsa yang mereka pahami.
45Salamah, (http://www.salamiah.co.cc/2011/02/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html), diakses pada tanggal 14 Februari 2014.
46 Sam. S. Warib, Kamus Lengkap 2 Milyar Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris,(Jakarta: Sandro Jaya, 2004), cet. 1, h. 231.
47 Dessy Anwar, op. cit., h. 325.48 Sam. S. Warib, op. cit., h. 228.49 Dessy Anwar, op. cit, h. 89.
34
Dalam kamus Inggris-Indonesia, Write artinya “menulis”.
Sedangkan dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru menulis
artinya membuat huruf, angka dan sebagainya dengan pena, kalam,
pensil, kapur dan sebagainya, melahirkan pikiran atau perasaan seperti
mengarang, membuat surat atau sebagainya. Sehingga model Think
Talk Write merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat
mengenai kegiatan pembelajaran yaitu melalui kegiatan berpikir
(think), berbicara/berdiskusi, bertukar pendapat (talk) dan menulis
hasil diskusi (write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai.
Menurut Martinis Yamin Bansu I. Ansari, alur kemajuan strategi
TTW yaitu:
“Dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialogdengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnyaberbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelummenulis. Suasana ini lebih efektif dengan 3-5 siswa. Dalamkelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil,menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama temankemudian mengungkapkannya melalui tulisan”.50
Aktivitas (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks atauberisi cerita kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.Dalam membuat catatan atau menulis catatan siswa membedakandan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan,kemudian menterjemahkan ke dalam bahasa sendiri. MenurutWiederhold (1997) membuat catatan berarti menganalisiskantujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu,belajara rutin membuat atau menulis catatan setelah membacamerangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelahmembaca. Membuat catatan mempertinggikan pengetahuan siswa,bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis. Salahsatu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan akan menjdaibagian integral dalam setting pembelajaran.51
Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif secara
umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris-demi baris atau
membaca yang pentingya saja. Seringkali suatu teks bacaan diikuti
oleh panduan, bertujuan untuk mempermudah diskusi dan
50 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan IndividualSiswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), cet. 2, h. 84.
51 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, op. cit, h. 85.
35
mengembangkan pemahaman konsep. Dalam strategi ini teks bacaan
selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual yang diberi sedikit
panduan sebelum siswa membuat catatan kecil.52
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya
“talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
yang mereka pahami. Tahap talk di mana siswa bekerja dengan
kelompoknya dengan menggunakan alat bantu yakni LKS. LKS ini
berisi soal latihan yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok.
Pentingnya talk dalam suatu pembelajaran adalah dapat membangun
pemahaman dan pengetahuan bersama melalui interaksi dan
percakapan antar sesama individual di dalam kelompok. Akhirnya
dapat memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi yang
bermuara pada suatu kesepakatan dalam merumuskan suatu tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Fase berkomunikasi (talk) pada strategi ini memungkinkan siswauntuk terampil berbicara. Pada umumnya menurut Huinker &Laughin (1996) berkomunikasi dapat berlangsung secara alami,tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melaluikehidupannya sebagai individu yang berinteraksi denganlingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasidapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelummenulis. Berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantukolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas. Olehkarena itu, keterampilan komunikasi dapat mempercepatkemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan.Selanjutnya berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupundengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa terjadikarena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atauberdialog. Sekaligus mengkonstruksi berbagi ide untukdikemukakan melalui dialog.53
Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi atau dialog
pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disediakan. Aktivitas menulis
berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog
antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
52 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, ibid.53 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, ibid., h. 86-87.
36
Menurut Shield & Swinson dalam buku Martinis Yamin & Bansu,
dengan menulis berarti:
“Membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitupemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktivitasmenulis juga membantu siswa membuat hubungan dan jugamemungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Selainitu Masingila & Wisniowska (Yamin & Bansu, 2009)mengemukakan aktivitas menulis siswa bagi guru dapat memantaukesalahan siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ideyang sama”.54
Aktivitas siswa selama fase ini adalah (1) menulis solusi terhadap
masalah atau pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, (2)
mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik
penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik atau tabel
agar mudah dibaca atau ditindaklanjuti, (3) mengkoreksi semua
pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan
yang ketinggalan, (4) meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu
lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.55
54 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, ibid., h. 87-88.55 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, ibid., h. 88
37
Gambar 2. 3
Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW
Langkah-langkah pembelajaran dengan model think-talk-write
adalah:
1) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5
orang.
2) Guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai
matei yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan
petunjuk serta prosedur pelaksanaan.
Guru
Situasi MasalahOpen-Ended
Belajar BermaknaMelalui Strategi TTW
Membaca Teksdan MembuatCatatan Secara
Indivisual
Dampak
THINK
Siswa
Interaksi DalamGrup: Untuk
Membahas IsiCatatan
TALK
SiswaKonstruksiPengetahuan HasilDari Think & TalkSecara Individual
WRITE
KemampuanPemahaman &
KomunikasiDesain Pembelajarandengan Strategi TTW
38
3) Siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan secara
seksama gambar yang disajikan guru kemudian
mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya
secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok
(think).
4) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk
membahas isi catatan yang telah dibuat (talk). Dalam posisi ini
guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
5) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil
kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil
belajar (write).
Kelebihan dari metode Think Talk Write adalah:
1) Siswa dapat terlibat secara aktif dalam melakukan eksplorasi
suatu konsep ekonomi.
2) Metode ini dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara dan
menulis. Hal ini akan menimbulkan stimulus bagi para siswa
agar lebih giat belajar dan mencari informasi dari berbagai
sumber.
3) Pengelompokan yang dilakukan secara heterogen,
menimbulkan dampak social positif bagi para siswa.
4) Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dari hasil
kolaborasi.
Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan
penggunaan model Think Talk Write sebagaimana yang
dikemukakan Silver & Smith adalah:
1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan
keterlibatan dan menantang setiap siswa berpikir.
2) Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan.
3) Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.
39
4) Memutuskan kapan siswa diberi informasi, mengklarifikasi
persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing dan
membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.
d. Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
a) Karakteristik Model Pembelajaran Terbalik
Menurut Triyanto, Joyce dan Weil, “model pembelajaran
adalah suatu perencanaan yang digunakan guru sebagai pedoman
pembelajaran di kelas untuk membantu siswa dalam memperoleh
informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, mengekspresikan diri
dan semua itu mengarahkan kepada ketercapaian tujuan
pembelajaran”.56 Menurut Arends, “penggunaan istilah model
pembelajaran memiliki dua aspek penting, yaitu pertama model
pembelajaran memiliki makna yang lebih luas daripada strategi,
metode atau prosedur dan kedua berfungsi sebagai sarana
komunikasi dalam pembelajaran”. Model pembelajaran memiliki
makna yang lebih luas karena memiliki empat ciri-ciri yang tidak
dimiliki strategi, metode atau prosedur, yaitu: 1. Memiliki teori
yang bersifat rasional dan logis dibuat oleh para pencipta atau
pengembangnya, 2. Memiliki tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai yaitu apa dan bagaimana siswa belajar, 3. Memerlukan
proses pembelajaran yang aktif dan interaktif, 4. Memerlukan
suasana dan lingkungan belajar yang kondusif agar tujuan belajar
tercapai.57
Menurut Johnson, “untuk mengetahui kualitas suatu model
pembelajaran dilihat dari dua aspek, yaitu aspek pertama mengacu
kepada proses, dimana model pembelajaran harus mampu
menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan,
mendorong siswa aktif dan berpikir kreatif, dan aspek kedua
56 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 11, h. 51.57 Ibid., h. 54.
40
mengacu kepada produk yaitu model pembelajaran harus dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang berdasarkan pada standar
kemampuan dan kompetensi yang ditentukan.58
Jadi, model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang
dibuat guru sebagai pedoman dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, di mana
model pemilihan pembelajaran berdasarkan dua aspek, yaitu proses
dan produk.
Salah satu model yang dapat menciptakan situasi pembelajaran
menjadi lebih mandiri, membuat siswa aktif dan berpikir kreatif
juga berdasarkan kepada pencapaian tujuan pembelajaran adalah
model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). Model
pembelajaran terbalik dikembangkan oleh Annemarie Palinscar
dan Ann Brown melalui sebuah penelitian. Dalam penelitan yang
dilakukan oleh Palinscar dan Brow menunjukkan bahwa model
pembelajaran terbalik merupakan satu teknik dalam pendekatan
pembelajaran kooperatif, karena situasi pembelajaran dibentuk
dalam kelompok heterogen untuk memberikan kesempatan siswa
saling berkolaborasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan
pembelajaran dipimpin oleh tutor sebaya. Para ahli menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik, memahami konsep-konsep dan
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.59
Model pembelajaran terbalik adalah proses pembelajaran yang
dilakukan oleh tutor sebaya.60 Selain tutor sebaya yang memimpin
pembelajaran, dalam proses pembelajaran terbalik siswa juga
diberi kesempatan untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang
58 Ibid., h. 55.59 Rita Rosidah, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor dengan
Reciprocal Teaching di Kelas VIIA SMPN Semarang, 2011, h. 353,http://www.fi.itb.ac.id/~dede/Seminar%20HFI%202010/CD%20Proceedings/FP%2009.pdf).
60 Ibid., h. 354.
41
telah dilaksanakan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mosston,
yaitu “model pembelajaran terbalik merupakan pembelajaran yang
melibatkan siswa tidak hanya dalam proses pembelajaran tetapi
juga terlibat dalam mengevaluasi proses pembelajaran tersebut”.61
Tujuan dari model pembelajaran terbalik ini adalah
mengajarkan kepada siswa kemandirian belajar. Hal ini sesuai
dengan apa yang disampaikan Pujiastuti, “model pembelajaran
terbalik adalah suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran melalui kegiatan mandiri dan
menjelaskan temannya kepada pihak lain dalam suasana
pembelajaran tutor sebaya (peer teaching).62 Di mana siswa yang
mampu memahami pembelajaran dengan baik, membantu dan
membimbing siswa yang kurang mampu dalam memahami
pembelajaran.
Model pembelajaran terbalik juga merupakan pembelajaran
konstruktivis, dimana siswa mengkonstruk pemahamannya sendiri
dari interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.63 Menurut
Palinscar dan Brown dalam penerapan model pembelajaran terbalik
guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif
penting (merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan
memprediksi) keterampilan itu digunakan untuk menciptakan
pengalaman belajar bagi siswa, kemudian guru juga membantu
siswa untuk mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha
mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu
sistem scaffolding.64
61 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Prenada Media, 2004).62 H. Sujati, Mengenal Receprocal Teaching sebagai Salah Satu Model Pembelajaran,
vol. VI, 2011.(http://eprints.uny.ac.id/3561/1/Majalah_Ilmiah_Kependidikan_%28PELANGI_PENDIDIKAN%29_Mengenal_Reciprocal_Teaching_sebagai_Salah_Satu_Model_Pembelajaran.pdf)).
63 Jeanine & Tony, Model of Teaching, (USA: SAGE Publication, 2007), p. 204.64 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), cet. 1, h. 96.
42
Scaffolding merupakan pemberian bantuan berupa petunjuk,
peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-
langkah pemecahan, memberikan contoh ataupun hal lain yang
memungkinkan siswa tumbuh mandiri, semua itu dilakukan guru
kepada siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
setelah siswa mampu bekerja mandiri, guru mengurangi bantuan
tersebut dan mengalihkan tanggung jawabnya.65
Menurut Palinscar dan Brown model pembelajaran terbalik
mengandung empat strategi dan bertujuan sebagai berikut:66
1. Merangkum (Summarizing)
Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk
mengidentifikasikan dan mengintegrasikan informasi-informasi
penting yang terkandung dalam materi yang sedang dibahas.
2. Membuat Pertanyaan (Generating Question)
Strategi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada
siswa dalam mengidentifikasi suatu permasalahan yang
dituangkan dalam bentuk pertanyaan terkait pada materi yang
sedang dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat
mengungkap penguasaan konsep terhadap materi yang sedang
dibahas.
3. Mengklarifikasi atau Menjelaskan (Clarifying)
Strategi ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran,
terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam
memahami suatu materi. Siswa dapat bertanya kepada guru
tentang konsep yang dirasa masih sulit atau belum bias
dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat
mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa. Setelah siswa mampu mengklarifikasi materi, maka
65 Trianto, op. cit., h. 76.66 Jeanin & Tony, op. cit., p. 192-193.
43
siswa diharapkan mampu menggantikan peran guru untuk
menjelaskan ke siswa lain.
4. Memprediksi (Predicting)
Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan
hipotesis atau perkiraan mengenai konsep apa yang akan
didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.
Jadi model pembelajaran terbalik adalah model
pembelajaran yang dipimpin tutor sebaya dan berdasarkan pada
pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan 4 (empat)
strategi, yaitu:
Tabel 2.1
Indikator Model Pembelajaran Terbalik dalam Penelitian
Aspek Kognitif Indikator Ketercapaian Aspek
Merangkum
Siswa mampu merumuskan poin-poin
penting dari bahan diskusi atau materi
yang sedang dipelajari.
Membuat
pertanyaan
Siswa dapat membuat pertanyaan yang
berkaitan dengan permasalahan dari
materi yang sedang dipelajari dan
menyertakan jawabannya.
Mengklarifikasi
- Siswa dapat berperan selayaknya
guru berperan menjelaskan materi
dari hasil rangkuman yang telah
didiskusikan bersama dan
melakukan Tanya-jawab.
- Siswa dapat mengklarifikasi
permasalahan yang diajukan dari
guru dalam bentuk soal yang
diberkaitkan dengan materi yang
sedang dipelajari.
44
Memprediksi
Siswa dapat membuat hipotesis atau
perkiraan dari soal yang diberikan
mengenai konsep yang telah dipelajari
dan berkaitan dengan konsep
selanjtunya.
b) Teori-teori yang Mendukung dalam Model Pembelajaran Terbalik
Dalam penerapan model pembelajaran terbalik ini didukung oleh
beberapa teori, yang membantu guru dalam menjelaskan dan
menerapkan strategi-strategi yang terdapat dalam model pembelajaran
terbalik. Teori-teori yang dimaksud adalah, sebagai berikut:
1) Teori Piaget
Menurut Piaget, pembelajaran kognitif sebagian besar
bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan
aktif berinteraktif dengan lingkungannya.67 Teori yang
dikembangkan oleh Piaget ini dikenal dengan teori
konstruktivisme. Dalam perkembangannya teori konstruktivisme
mengalami perkembangan yang awalnya menurut perspektif Piaget
lebih memfokuskan pada general logical capabilities yaitu dalam
proses mengkonstruksi pengetahuan personal melalui interaksi
individual dengan lingkungan, sedangkan perspektif baru
menekankan domain specific knowledge structures yaitu
mengikutsertakan juga proses-proses sosial dalam
mengkonstruksikan pengetahuan.68
Implikasi model pembelajaran yang merujuk pada teori Piaget,
harus berdasarkan pada hal-hal berikut ini:69
1. Memusatkan perhatian dan mental siswa, tidak sekedar pada
hasilnya. Jadi, guru harus memahami proses yang digunakan
siswa dalam memperoleh jawaban dari suatu permasalahan.
67 Trianto, op. cit., h. 16.68 Ratna Willis Dahar, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 152.69 Trianto, op. cit., h. 16-17.
45
2. Memperhatikan keterlibatan aktif siswa dalam proses
pembelajaran. Jadi, siswa didorong untuk menemukan sendiri
pengetahuan melalui interaksi spontan dengan lingkungannya.
3. Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Oleh sebab itu perlu adanya pengaturan kelas
berupa kelompok-kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran
daripada bentuk kelas yang utuh.
Berdasarkan teori Piaget dalam mengimplikasikan model
pembelajaran serupa dengan kegiatan yang dilakukan dalam proses
pembelajaran model pembelajaran terbalik karena di dalam proses
pembelajaran terbalik siswa diberikan keterampilan-keterampilan
kognitif yaitu bagaimana cara menjelaskan, membuat atau
mengajukan pertanyaan, memprediksi dan merangkum hal-hal
penting dalam materi pembelajaran. Dari keterampilan-
keterampilan tersebut siswa dapat belajar mandiri dan aktif dalam
mengkonstruk pengetahuannya. Kegiatan yang dilakukan dalam
model pembelajaran terbalik juga memberi kesempatan siswa
untuk saling berinteraksi dengan temannya yang memungkinkan
pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi.
2) Teori Vygotsky
Menurut Vygotsky bahwa belajar itu harus berlangsung dalam
kondisi sosial, peran bahasa sangat penting dalam belajar
konstruktif.70 Vygotsky berkeyakinan bahwa faktor sosial sangat
penting bagi perkembangan fungsi mental untuk mengembangkan
konsep, penalaran logis dan pengambil keputusan.71
Ada dua implikasi utama dalam pembelajaran yang
menggunakan teori Vygotsky, yaitu:72
1. Susunan kelas dibentuk dalam suasana pembelajaran
kooperatif.
70 Ratna Willis Dahar, loc. cit.71 Trianto, op. cit., h. 27.72 Trianto, op. cit., h. 77.
46
2. Menekankan pada pembelajaran scaffolding.
Dalam menerapkan model pembelajaran terbalik pun tak
lepas dari dua implikasi utama teori Vygotsky karena dalam
model pembelajaran terbalik siswa mengkonstruk
pengetahuannya dengan cara berinteraksi dengan siswa lain dan
lingkungannya yang memungkinkan pembelajaran dilakukan
dengan cara diskusi kelompok dan kelompok tersebut dibuat
secara heterogen dengan salah satu dari setiap kelompok dipilih
menjadi tutor atau mitra guru menggantikan guru, suasana
belajar seperti ini mengacu pada suasana pembelajaran
kooperatif. Selain mengacu pada suasana pembelajaran
kooperatif, pemberian scaffolding ini juga penting diterapkan
dalam model pembelajaran terbalik yaitu dimana guru
membantu siswa, guru membantu mitra guru dan mitra guru
membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran.
c) Tahapan Model Pembelajaran Terbalik
Pada awal penerapan model pembelajaran terbalik guru
menginformasikan tentang model pembelajaran terbalik, menjelaskan
tujuan, manfaat dan prosedur pembelajaran. Menurut Nur dan
Wikandari, untuk mengawali suatu pemodelan dengan membaca.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan berikut ini:73
Merangkum informasi-informasi yang penting dari bacaan.
Memikirkan pertanyaan yang berkenaan pada bacaan.
Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk
akal dari suatu wacana, selanjutnya memperbaiki hal tersebut agar
lebih jelas dan masuk akal.
Memprediksi apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya.
73 Trianto, op. cit., h. 97.
47
Langkah-langkah pembelajaran terbalik menurut Palinscar dan
Brown, terbagi dalam komponen-komponen berikut ini:74
1. Menjelaskan (Eksplanation)
Ketika memulai pembelajaran dengan model pembelajaran
terbalik, guru menjelaskan siswa tentang strategi-strategi yang
terdapat pada model pembelajaran terbalik yaitu merangkum,
membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi.
2. Mengarahkan (Instruction)
Selain menjelaskan, guru juga memberikan arahan tentang
setiap strategi yang akan dilakukan siswa dalam memahami materi,
serta memberikan contoh mengenai keempat strategi itu.
3. Memodelkan (Modelling)
Setelah menjelaskan dan mengarahkan secara singkat tentang
keempat strategi yang akan digunakan dalam model pembelajaran
terbalik, guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang
diminta dari tugas yang diberikan.
4. Membimbing (Guided Practice)
Komponen ini berperan ketika siswa mulai aktif berdiskusi
guna menumbuhkan rasa tanggung jawab mereka. Guru melakukan
tanggung jawab tentang materi yang dibahas untuk membantu
siswa mengembangkan resppon analitis dalam memahami materi.
Selanjutnya siswa yang memimpin tanya jawab dengan atau tanpa
adanya guru.
5. Memberi Pujian (Praise)
Pujian sangat diperlukan yang berfungsi untuk memberikan
dorongan atau motivasi kepada siswa agar dalam menggunakan ke
empat strategi bisa lebih teliti atau akurat dan menjadikan siswa
terbiasa dengan pengajaran model pembelajaran terbalik.
6. Pertimbangan Guru (Teacher Judgment)
74 Jeanin & Tony, op. cit., p. 189-190.
48
Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan
penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong
siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih
tinggi.
Berdasarkan uraian mengenai model pembelajaran terbalik serta
penerapannya, peneliti bermaksud mengimplementasikan model
pembelajaran terbalik dalam penelitiannya untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa dengan mengadaptasi dari langkah-langkah
yang digunakan oleh Palinscar dan Brown, sebagai berikut:
1) Tahap Pertama
1. Guru memberikan motivasi dan menyampaikan pentingnya
pembelajaran yang akan dipelajari.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator-
indikator yang harus dicapai.
3. Guru menyampaikan bahwa dalam pembelajaran kali ini akan
menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching) dan menjelaskan penerapannya dalam kelas dengan
menggunakan 4 (empat) strategi, yaitu: merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi.
4. Guru menginformasikan bahwa dalam setiap pembelajaran
sisiwa akan diberikan bahan diskusi dan menyampaikan bahwa
setiap siswa harus mampu menjelaskan materi yang akan
dipelajari (berperan menjadi guru-siswa).
2) Tahap Kedua
1. Guru membagi siswa-siswa dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 4-5 orang, kelompok tersebut dibentuk dengan cara
heterogen yaitu dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Lalu memilih satu dari setiap kelompok untuk menjadi
tutor dalam kelompoknya.
49
2. Guru membagikan bahan diskusi yang akan dipergunakan pada
pertemuan tersebut dan agar didiskusikan oleh setiap kelompok
dalam pembelajaran.
Merangkum
3. Guru menginformasikan pada setiap kelompok untuk membuat
rangkuman dari bahan diskusi yang telah didiskusikan. Bahan
rangkuman yang telah dinuat akan menjadi bahan presentasi
kelompok untuk dijelaskan lagi kepada kelompok lain atau
berperan menjadi guru-siswa.
Membuat Pertanyaan
4. Guru menginformasikan kepada siswa untuk membuat sebuah
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas
dan melampirkan jawabannya.
Mengklarifikasi
5. Guru memperagakan peran guru untuk mengklarifikasikan
tentang materi yang sedang dipelajari dan soal latihan yang
terdapat dalam bahan diskusi, juga melakukan tanya-jawab dari
pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap membuat pertanyaan,
namun pada pertemuan selanjutnya yang berperan menjadi
guru-siswa akan dipilih secara acak dari kelompok yang ada
sehingga seluruh kelompok yang terdapat di dalam kelas harus
siap dan guru sendiri hanya menjadi motivator serta fasilitator.
Memprediksi
6. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil prediksinya, dalam menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam bahan diskusi.
3) Tahap Ketiga
1. Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk
mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah
dipelajari.
2. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
50
d) Kelebihan Model Pembelajaran Terbalik
Dalam penerapan model pembelajaran terbalik digunakan empat
strategi yaitu: merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan
memprediksi. Dari ke empat strategi tersebut model pembelajaran
terbalik memiliki kelebihan, yaitu sebagai berikut:
1. Memotivasi siswa untuk bias lebih bertanggung jawab dalam
proses pembelajaran.
2. Siswa belajar dengan mengkonstruk pengetahuannya sendiri atau
berdiskusi sehingga tidak mudah lupa dan pembelajaran yang
dilakukan menjadi lebih bermakna.
3. Mengembangkan keterampilan-keterampilan kognitif yang dimiliki
siswa dalam merangkum poin-poin penting dari suatu materi
pembelajaran, membuat pertanyaan, mengklarifikasi/menjelaskan
suatu materi dan memprediksi.
4. Membantu siswa mengembangkan kemampuan pemahaman
konsep materi ekonomi.
5. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dan
mandiri.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Siti Aisyah, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2009 dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk
Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Kesimpulan
yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa adanya pengaruh
51
yang signifikan antara metode Think Talk Write terhadap hasil belajar biologi
dan retensi siswa dengan ℎ > (2,083 > 2,04).75
Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Maesaroh, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010
dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam
skripsi tersebut menghasilkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil
belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan uji hipotesis
dengan menggunakan uji U, yaitu ℎ > (165 > 7).76
Hasil penelitian lainnya yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Dita Mulwanasari, Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2012 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal
Teaching Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa”. Kesimpulan
yang didapatkan dalam skripsi tersebut berhasil meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikasi ∝ =
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran terbalik lebih tinggi secara signifikan
daripada pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai
perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat.
Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan
75 Siti Aisyah, Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap HasilBelajar Biologi dan Retensi Siswa. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 65, t. d.
76 Maesaroh, Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap HasilBelajar Fisika Siswa. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 59, t.d.
52
terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang tak terbatas. Pengembangan belajar ekonomi di sekolah masih
didapatkan kurangnya melibatkan siswa mengalami pembelajaran secara
konstruktif, dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan juga
kurang mengaitkan adanya hubungan antara konsep pembelajaran dengan
aplikasi dan pengalaman yang terintegrasi dengan nilai-nilai dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga mengakibatkan hasil belajar yang didapatkan oleh para
siswa menjadi kurang optimal,
Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan seorang siswa yang
dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman
informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil
belajar siswa yang dicapai melalui proses pembelajaran yang optimal
cenderung mewujudkan hasil yang menyeluruh, yaitu siswa tidak hanya
dituntut unutk memahami dan menguasai pembelajaran secara akademik,
sehingga mempunyai keahlian, kemampuan intelektual serta keterampilan,
tetapi juga mempunyai intgritas moral yang baik.
Sebagai usaha untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, maka
diperlukan suatu penerapan metode pembelajaran yang bukan hanya sekedar
menyampaikan informasi kepada siswa berupa fakta dan konsep, tetapi
membutuhkan keterlibatan para siswa secara aktif baik secara mental ataupun
fisik untuk membelajarkan nilai-nilai sosial-ekonomi yang terkandung dalam
pembelajaran ekonomi. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang
efektif diharapkan pembelajaran ekonomi dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dan hasil belajar yang
diperoleh para siswa akan lebih baik.
Salah satu alternatif metode pembelajaran efektif untuk membangun
pemahaman konsep dan para siswa dapat lebih aktif lagi dalam kegiatan
belajar-mengajar serta dapat membangun dan menghayati nilai-nilai yang
terkandung dalam pembelajaran ekonomi yaitu pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Cooperative learning merupakan salah suatu model
pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan
53
sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan
bekerja secara bersama-sama di antara sesame anggota kelompok akan
meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar.
Metode cooperative learning mempunyai banyak varian teknik, seperti
metode Think Talk Write salah satunya dan model pembelajaran terbalik
(reciprocal teaching) sebagai model pembelajaran yang kooperatif lainnya.
Metode Think Talk Write dalam pembelajarannya menitikberatkan pada
kegiatan berpikir (think), berbicara atau berdiskusi, bertukar pendapat (talk)
dan menulis hasil diskusi (write) para siswa agar kompetensi yang diharapkan
tercapai. Proses pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi siswa sehingga
para termotivasi untuk belajar daripada sekedar menghafal sehingga hasil
belajar para siswa meningkat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Salah satu
langkah lainnya yang ditempuh dalam pembelajaran agar siswa dapat berperan
aktif adalah menempatkan siswa sebagai subjek utama dan guru berperan
hanya sebagai fasilitator dan motivator. Solusi yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep ekonomi siswa dan menjadikan siswa aktif dalam
pembelajaran adalah model pembelajaran terbalik. Model pembelajaran
terbalik dikembangkan oleh Palinscar dan Brown untuk membantu siswa
memahami bacaan melalui strategi-strategi merangkum, mengklarifikasi,
membuat pertanyaan dan memprediksi.
Berdasarkan hal tersebut diasumsikan bahwa tidak terdapat perbedaan
hasil belajar ekonomi siswa yang signifikan dengan menggunakan metode
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik
(reciprocal teaching).
54
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Kajian Teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan,
maka hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester II
SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching).
Ha : Ada perbedaan antara hasil belajar ekonomi siswa kelas XI semester II
SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching).
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
ekonomi siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Talk Write (TTW) dan dengan model pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching) pada SMA Nusa Putra Tangerang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Nusa Putra Tangerang Jl. Teuku Umar
No. 12 Kelurahan Nusa Jaya Kecamatan Karawaci Kota Tangerang. Alasan
penulis memilih tempat penelitian di sekolah tersebut ialah sebagai berikut:
1. Lokasi tersebut dapat dijangkau dengan mudah oleh penulis baik dari sisi
jalur/route dan transportasinya hingga estimasi waktu perjalanannya.
2. Kemudahan perizinan dalam melakukan penelitian.
3. SMA Nusa Putra Tangerang memiliki kriteria sesuai dengan yang peneliti
harapkan.
4. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam
melakukan observasi.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 selama 2 bulan,
dimulai dari bulan Februari hingga bulan Maret tahun ajaran 2013-2014.
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu “data
yang berbentuk angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
quasi eksperimen, yang dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada
subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitian”.1
1 Husaini Umar dan Purnomo Setiady Akbar, “Metodologi Penelitian Sosial”, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), h. 139.
56
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment), “metode
eksperimen semu (quasi experiment) yaitu eksperimen yang menggunakan
seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan
(treatment), bukan subjek yang diambil secara acak”.2
Metode penelitian ini dipakai untuk mencari adanya perbedaan hasil
belajar dengan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan juga model
pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) yang diukur adalah aspek kognitif
yang diihat dari hasil belajarnya dalam bentuk tes formatif pada tes siswa.
Penelitian ini menggunakan perlakuan yang berbeda terhadap kelas
eksperimen yaitu kelas X.1 yang menggunakan metode pembelajaran Think
Talk Write (TTW) dan kelas X.2 yang menggunakan model pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching).
D. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan Nonrandomized Control Group Pretest-
Posttest Design. Adapun desain penelitian tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest1 1 1 12 2 2 21 : Kelas yang menggunakan metode Think Talk Write (TTW)2 : Kelas yang menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching)1 : Pretest kelompok Think Talk Write (TTW)2 : Pretest kelompok model pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching)
2 Mas-samad, “Metode Penelitian Eksperimen Semu (Quasi Experimental Research)”,http://pakguruku.blogspot.com, diakses pada tanggal 1 Maret 2014.
57
1 : Pelaksanaan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)2 : Pelaksanaan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)1 : Posttest kelompok Think Talk Write (TTW)2 : Posttest kelompok model pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching)
E. Variabel Penelitian
Penelitian ini bersifat komparasional karena membandingkan dua
kelompok hasil belajar yang menggunakan model/metode pembelajaran yang
berbeda. Oleh karena itu, maka pada penelitian ini terdapat dua buah variabel
bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) yang diterapkan pada
kelompok 1 dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) yang
diterapkan pada kelompok 2. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil
belajar ekonomi pada konsep ekonomi mikro dan makro.
F. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes
atau peristiwa sebagai sumber daya yang memiliki karakteristik tertentu di
dalam suatu penelitian.3
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Nusa
Putra Tangerang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti yang
menjadi objek penelitian dan dikenai perlakuan. Dalam penelitian ini yang
menjadi sampel penelitian adalah para siswa kelas X.1 dan para siswa kelas
X.2. kelas X.1 terdiri dari 43 siswa dan kelas X.2 terdiri dari 45 siswa.
3 Nurul Zuriah, “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi”, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007), cet. II, h. 116.
58
G. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Pretest ialah tes
hasil belajar yang mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui seberapa besar
pengetahuan awal para siswa sebelum menerapkan metode pembelajaran.
Sedangkan posttest ialah tes hasil belajar yang dilakukan setelah pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model
pembelajaran (reciprocal teaching) untuk melihat apakah ada peningkatan
hasil belajar siswa akibat adanya perlakuan.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes
tertulis yang berbentuk pilihan ganda. “Tes bentuk pilihan ganda merupakan
tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang
belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci
jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan
yang tersedia dan paling sesuai dengan pernyataan yang ada dalam soal”.4
Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan penerapan metode digunakan teknik
observasi. Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
tampak pada objek penelitian.5 Penulis melihat dan mengamati secara
langsung dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada mata pelajaran
ekonomi.
H. Instrument Penelitian
1. Definisi Konseptual
Dari variabel yang ditentukan yakni metode pembelajaran dan hasil
belajar. Metode adalah masalah cara kerja yang digunakan untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Pembelajaran adalah suatu usaha sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang
4 Irul, http://86irul.blogspot.com/2009/05te-prestasi-hasil-belajar.html, diakses padatanggal 2 Maret 2014.
5 Nurul Zuriah, op. cit., h. 173.
59
belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan dan
keterampilan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena
adanya usaha. Think Talk Write adalah kecakapan siswa dalam berpikir,
berbicara dan menulis, siswa yang dikelompokkan secara heterogen
kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam
kelompok dan kelasnya yang kemudian dicarikan solusinya. Model
pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah model pembelajaran
tutor sebaya yang memberikan keleluasan murid untuk memahami lebih
dalam tentang materi ajar yang akan disampaikannya kepada teman-teman
sebayanya. Hasil menunjuk kepada suatu pendapatan dan perolehan akibat
adanya suatu usaha. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi
pada diri seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap
yang diperoleh dari pengalaman dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
2. Definisi Operasional
a. Variabel bebasnya ( 1) adalah metode pembelajaran Think Talk Write
(TTW) dan ( 2) adalah model pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching).
b. Variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar pada siswa yang diperoleh
dari skor tes setelah dilaksanakan penerapan pembelajaran dengan
metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model
pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) yang bertujuan untuk
mengukur aspek kognitif pengetahuan dan pemahaman para siswa
tentang konsep ekonomi setelah melaksanakan proses pembelajaran.
Instrument utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrument tes berupa tes objektif dalam bentuk pretest dan posttest.
Disamping itu, untuk mendapatkan data penunjang kesimpulan yang
diharapkan di akhir penelitian ini digunakan instrument nontest berupa
lembar observasi sebagai panduan observasi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
60
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
ekonomi. Tes yang akan diberikan merupakan tes tertulis dalam bentuk
pilihan ganda yang meliputi ingatan atau pengetahuan, pemahaman dan
penerapan dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Skor
yang digunakan dalam pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk
jawaban yang benar dan hasil nol (0) untuk jawaban yang salah. Tes hasil
belajar ekonomi diberikan setelah seluruh peserta didik mempelajari mater
ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write
(TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). instrument
yang digunakan untuk mengetahui kualitas proses pelaksanaan metode
adalah lembar observasi.
I. Uji Coba Instrument
Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada para siswa kelas XI IPS SMA Nusa Putra. Uji coba ini
bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan
seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran maupun daya beda.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid tidaknya suatu
alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Pengujian validitas yang
digunakan dalam instrument ini adalah validitas isi yang dalam
penyusunan butir-butir soalnya disesuaikan dengan materi kurikulum atau
materi buku pelajaran. Untuk mengukur keabsahan instrument digunakan
program ANATES.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu
alat evaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut dapat dipercaya,
konsisten atau stabil produktif. Jadi, yang diperhitungkan disini adalah
ketelitiannya perhitungan reliabilitas meggunakan program ANATES.
61
3. Uji Taraf Kesukaran Soal
Uji taraf kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui soal-soal itu
termasuk kategori mudah, sedang atau sukar. Kriteria tingkat kesukaran
soal menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut.6
Tabel 3.2
Indeks Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria
1,00-0,30 Soal Sukar
0,30-0,70 Soal Sedang
0,70-1,00 Soal Mudah
4. Daya Pembeda
Menurut Suharsimi Arikunto daya pembeda soal adalah kemampuan
sesuatu soal untuk membedakan suatu siswa yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).7 Daya
pembeda dihitung dengan program ANATES.
Tabel 3.3
Kriteria Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria
>0,2 Jelek
0,2-0,4 Sedang
0,4-0,7 Baik
0,7-1,00 Baik Sekali
Bertanda Negatif Jelek Sekali
J. Teknik Analisis Data
Oleh karena sampel kecil dan kedua kelompok sampel memiliki anggota
yang berbeda-beda, maka data dianalisis dengan uji-t. pengujian menggunakan
uji-t memerlukan beberapa syarat, antara lain; sampel acak, data interval,
6 Suharsimi Arikunto, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendididkan”, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), Ed. Revisi, cet. 9, h. 210.
7 Suharsimi Arikunto, ibid., h. 211.
62
popu;asi berdistribusi normal dan kesamaan varians. Dengan demikian
sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t perlu dilakukan uji
prasyarat terlebih dahulu.
1. Uji Normalitas dengan Uji Lilifors
Uji normalitas diuji dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar
2) Cari angka baku dengan rumus: =3) Cari distribusi bakunya F(z)
4) Cari proporsi kumulatifnya S(z)
5) Cari Lo =Max | F(z) – S(z) |
6) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.
Hipotesis Uji Normalitas:
= sampel terdistribusi normal
= sampel terdistribusi tidak normal
Kriteria Uji Normalitas
Jika ≤ , maka sampel terdistribusi normal pada taraf
signifikansi ∝ = 0,05 %
2. Uji Homogenitas (Kesamaan Varians) dengan Uji Fisher
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji fisher, dengan
rumus:8
F = 2122 ; db : db pembilang, db penyebut
Keterangan:
F : Homogenitas
21 : Varians Terbesar
22 : Varians Terkecil
Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Mencari statistik hitung
2) Mencari statistik tabel
3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
8 Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, (Bandung: CV ALFABETA, 2007), h. 140.
63
Jika ℎ < ; maka diterima
Jika ℎ > ; maka diterima
Hipotesis uji homogenitas:
= kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen
= kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogeni
3. Uji Hipotesis
Setelah diketahui homogenitas kedua kelompok sampel, langkah
analisis data dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan
statistic Uji Beda Rata-rata (Uji-t).
1) Jika kedua kelompok sampel homogen maka rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:= −1 + 1 ; = ( − 1) + ( − 1)+ − 2 ; + − 2Keterangan:1 = nilai rata-rata untuk kelompok 12 = nilai rata-rata untuk kelompok 21 = jumlah sampel kelompok 12 = jumlah sampel kelompok 2
12 = varians sampel kelompok 1
22 = varians sampel kelompok 2
SG = standar deviasi gabungan
Jika kelompok sampel tersebut heterogen, maka Uji Beda Rata-rata
(Uji-t) menggunakan rumus sebagai berikut:
= 2 − 1121 + 222
; 121 + 2222
1212
1 − 1 + 2212
2 − 1Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam
statistik tabel dengan taraf kepercayaan 95%. Selanjutnya membandingkan
64
statistik hitung dengan statistik tabel. Jika ℎ lebih besar daripada
maka ditolak dan diterima.
Atau dengan rumus N-Gain, gain adalah antara nilai pretest dan
posttest, gain menunjukkan tingkat pemahaman atau penguasaan konsep
siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji gain digunakan untuk
menghindari bias pada penelitian dengan menggunakan rumus:
2) N-Gain = 捬 −−Perolehan gain ternormalisasi terdapat tiga kategorisasi:
g-tinggi : nilai (<g>) > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 e”(<g>) e”0,30
g-rendah : nilai (<g>) < 0,30
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1) = μ1 = μ1 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa kelas
X semester 2 SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik
(reciprocal teaching).
2) = μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X
semester 2 SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik
(reciprocal teaching).
Keterangan :
: Hipotesis Nol
: Hipotesis Alternatifμ1 : Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think
Talk Write (TTW)μ2 : Hasil Belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching)
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum SMA Nusa Putra Tangerang
a. Profil SMA Nusa Putra Tangerang
Awal berdirinya SMA Nusa Putra Tangerang ini berdiri pada tahun
1992, diatas tanah seluas 2800 m2. Sekolah ini berdiri dengan prakarsa
Bpk. Drs. H. M. Syamsuri dan Bpk. H. Astura yang kemudian mengajak
serta rekan-rekannya yaitu Bpk. H. Ramdji (ABRI), Bpk. H. Astra
(Pensiunan Agraria), Bpk. H. Muslihat Cakradiredja (Peg. Pemda), Bpk.
H. E. Kustam Sanusi (Pensiunan Agraria). Pada tahun 1980 mereka
mendirikan sekolah dengan nam SMP Pembangunan dengan jumlah siswa
sebanyak 1 kelas dan menempati ruang di SD INPRES Cimone Tangerang
dengan Kepala Sekolah Bpk. H. Astura.
Pada tahun 1982 pindah ke lokasi yang sekarang, yaitu jalan Teuku
Umar nomor 12 Tangerang dengan Kepala Sekolah Drs. H. Syamsuri.
Baru pada tahun 1992 berdirilah SMA Nusa Putra di bawah pimpinan
Bpk. Yayat Ruchiyatna.
SMA Nusa Putra dalam perjalanannya pernah mengalami beberapa
kali pergantian kepemimpinan, yaitu :
Tabel 4.1
Periode Kepemimpinan Di SMA Nusa Putra Tangerang
No Periode Kepemimpinan Nama Pimpinan
1 Tahun 1993 s/d 1997 Bpk. Yayat Ruchiyatna, B. A
2 Tahun 1997 s/d 1998 Ibu Dra. Helly Prihatiningsih
3 Tahun 1998 s/d 2000 Bpk Tunggul Mangir
4 Tahun 2000 s/d 2004 Bpk. Didin Komarudin
5 Tahun 2004 s/d 2010 Bpk Muntap Suyatno, S.Pd
6 Tahun 2010 s/d 2012 Bpk. Nurhendi
7 Tahun 2012 s/d Sekarang Ibu Dartini, M. Pd
66
b. Visi dan Misi SMA Nusa Putra Tangerang
Visi dari SMA Nusa Putra Tangerang yaitu mewujudkan Sekolah
Menengah Atas yang unggul dalam prestasi, mandiri, professional dan
memberikan pelayanan Paripurna berdasarkan Iman dan Taqwa.
Misi dari SMA Nusa Putra Tangerang itu sendiri antara lain yaitu:
1) Mencetak kader-kader bangsa yang berdisiplin tinggi, berakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
siswa dapat berkembang dengan optimal sesuai bakat, minat dan
potensinya.
3) Membentuk peserta didik dengan IMTAQ dan IPTEK serta modalitas
kecakapan hidup (life skill) agar mampu mandiri serta memiliki daya
serap tinggi di Perguruan Tinggi Negeri.
4) Mengembangkan bakat siswa baik secara akademis maupun non-
akademis agar siswa dapat berkembang secara optimal.
5) Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penghayatan dan
pengalaman terhadap ajaran agama serta budaya bangsa sendiri.
6) Menumbuhkan semangat keunggulan pada peserta didik maupun
seluruh warga sekolah.
7) Menumbuhkan bekal keterampilan yang menjadi tuntutan zaman di era
globalisasi yang sedang berkembang secara pesat sekarang ini.
8) Memberlakukan manajemen partisipatif untuk menampung kreatifitas
warga sekolah.
Adapun tujuan SMA Nusa Putra Tangerang yakni guna meningkatkan
profesionalisme para guru agar dapat memberikan layanan yang maksimal
kepada para siswa melalui pelatihan-pelatihan, penataran, MGMP, seminar
dan sebagainya. Diantara lain yaitu:
1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan pada setiap akhir tahun
pelajaran.
67
2) Menyiapkan bekal akademis bagi siswa yang akan melanjutkan ke
Perguruan Tinggi dan memberikan kecakapan khusus bagi siswa yang
tidak melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi.
3) Menyiapkan tim olahraga, seni, sains dan lain-lain untuk mengikuti
lomba tingkat Kota, Provinsi maupun Nasional dengan target
memperoleh juara.
4) Membebaskan seluruh siswa maupun warga sekolah dari segala bentuk
tindak kriminalitas maupun penyalahgunaan NAZA (Narkotika,
Alkohol dan Zat Adiktif).
5) Membangun kerjasama dengan komite sekolah dalam pengadaan dan
pemeliharaan sarana prasarana.
Adapun sasaran SMA Nusa Putra Tangerang, antara lain:
1) Meningkatkan profesionalisme para guru agar dapat memberikan
layanan secara maksimal kepada para siswa melalui pelatihan-
pelatihan, workshop, MGMP, seminar dan sebagainya.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan setiap akhir tahun
pelajaran.
3) Menyiapkan bekal akademik bagi siswa yang akan melanjutkan ke
Perguruan Tinggi dan memberikan kecakapan khusus bagi siswa yang
tidak melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi.
4) Menyiapkan Tim olahraga, seni, sains dan lain-lainnya untuk
mengikuti lomba tingkat Kota, Provinsi dan Nasional dengan target
memperoleh juara.
5) Membebaskan seluruh siswa maupun warga sekolah dari segala bentuk
tindak kriminalitas maupun penyalahgunaan NAZA (Narkotika
Alkohol dan Zat Adiktif).
6) Membangun kerjasama dengan komite sekolah dalam pengadaan dan
pemeliharaan sarana prasarana
7) Meningkatkan fungsi perpustakaan sekolah yang refresentatif.
68
c. Data Sekolah SMA Nusa Putra Tangerang
1) Nama Sekolah : SMA Nusa Putra Tangerang
2) Alamat : Jl. Teuku Umar No. 12 Kel. Nusa
Jaya Kec. Karawaci Kota Tangerang
No. Tlp/Fax : 021-5513662
3) Status Sekolah : Negeri / Swasta
4) Jenjang Akreditasi : Disamakan / Diakui / Terdaftar atau
A / B / C Tahun 2006 s.d 2011
Tanggal Akreditasi Terakhir : 27
Juni 2006.
5) Nama Yayasan/Pengelola : Yayasan Pendidikan Nusa Putra
6) Nomor Statistik Sekolah : 302026401017
7) Nomor Induk Sekolah : 300100
8) Luas Tanah : 2750 m2. Luas Bangunan Lantai
Bawah : 1224 m2
9) Status Tanah & Bangunan : Milik Sendiri/ Menyewa /
Menumpang
10) Jumlah Ruang Belajar : 9 (Sembilan) Lokal Kelas
11) Waktu Belajar : Pukul 07.00 s.d 12.40 WIB
12) Jenis Muatan Lokal : Budi Pekerti
13) Jenis-jenis Pengembangan Diri/Ekstra Kurikuler :
a) Bola Basket
b) Sepak Bola
c) Bola Voli
d) Futsal
e) Tari
f) Paduan Suara
g) English Club
h) Karate
i) Paskibra
j) Pramuka
69
k) Marawis
l) Band
14) Di lokasi ini terdapat juga TK / SD / SMP / SMK *) yang dikelola
oleh Yayasan yang sama.
d. Struktur Organisasi SMA Nusa Putra Tangerang Tahun
Pelajaran 2013-2014
Tabel 4.2
KOMITE SEKOLAH KEPALA SMA
KEPALA TU
LABORAN
SISWA
PKS HUMASKOORDINATOR
BPPKS
KURIKULUMPKS SARANAPRASARAN
PKSKESISWAAN
PUSTAKAWAN
DEWANGURU
UKS
USMAN H. IDRIS DARTINI, M. Pd
EVA KISHUMIINDIYANI, S. E
BAMBANG H,M. Pd
INDRA G, S. Kom
DERRY S, S. Pd SITI LELIWARNI,S. E
Drs. H. ASIM
JAHROYUSNANI, S. Pd
ARIESSUSANTO
BAHARUDIN, M.Pd
Dra. PANI UTAMI
70
2. Praktik Pembelajaran
a. Praktik Pembelajaran Metode Think Talk Write (TTW)
Dalam penerapan metode Think Talk Write (TTW) ini siswa terlibat
langsung dalam mempelajari dan memahami suatu materi secara bersama-
sama dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi dan
alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi,
diskusi dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Dalam metode
Think Talk Write (TTW) diawali dengan guru. Guru membagi siswa dalam
kelompok kecil, terdiri dari 3-5 orang. Kemudian guru membagikan teks
bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai dengan materi yang akan
disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur
pelaksanaan. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum
pelaksanaan metode ini guru memberikan pretest.
Tahap pertama, penerapan metode Think Talk Write (TTW) pada
materi Memahami Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Ekonomi di kelas
X-1. Tahap kedua, siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari
3-5 orang. Tahap ketiga, guru membagikan teks bacaan atau
memperlihatkan gambar sesuai materi ajar yang akan disampaikan yang
memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan. Tahap
keempat, siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan dengan
seksama gambar yang telah disajikan guru kemudian mempelajarinya serta
membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke
forum diskusi kelompok (think). Tahap kelima, siswa berinteraksi dan
berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan yang telah dibuat
(talk). Dalam posisi ini guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
Tahap keenam, siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil
kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write).
Kemudian tahap ketujuh, siswa melaporkan hasil diskusi dari
kelompoknya masing-masing dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi dari kelompok yang sedang berpresentasi.
Tahap terakhir dari metode Think Talk Write (TTW) adalah guru
71
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya, kemudian
guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa. Untuk
mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode Think Talk
Write (TTW), guru memberikan posttest.
b. Praktik Pembelajaran Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal
Teaching)
Pada awal penerapan model pembelajaran terbalik guru
menginformasikan tentang model pembelajaran terbalik, menjelaskan
tujuan, manfaat dan prosedur pembelajaran.
Berikutnya adalah langkah-langkah yang harus dilakukan guru sebagai
pedoman aplikasi model pembelajaran terbalik ini, terbagi dalam
komponen-komponen berikut ini:
1. Menjelaskan (Eksplanation)
Ketika memulai pembelajaran dengan model pembelajaran
terbalik, guru menjelaskan siswa tentang strategi-strategi yang terdapat
pada model pembelajaran terbalik yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi.
2. Mengarahkan (Instruction)
Selain menjelaskan, guru juga memberikan arahan tentang setiap
strategi yang akan dilakukan siswa dalam memahami materi, serta
memberikan contoh mengenai keempat strategi itu.
3. Memodelkan (Modelling)
Setelah menjelaskan dan mengarahkan secara singkat tentang
keempat strategi yang akan digunakan dalam model pembelajaran
terbalik, guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang
diminta dari tugas yang diberikan.
4. Membimbing (Guided Practice)
Komponen ini berperan ketika siswa mulai aktif berdiskusi guna
menumbuhkan rasa tanggung jawab mereka. Guru melakukan
tanggung jawab tentang materi yang dibahas untuk membantu siswa
72
mengembangkan resppon analitis dalam memahami materi.
Selanjutnya siswa yang memimpin tanya jawab dengan atau tanpa
adanya guru.
5. Memberi Pujian (Praise)
Pujian sangat diperlukan yang berfungsi untuk memberikan
dorongan atau motivasi kepada siswa agar dalam menggunakan ke
empat strategi bisa lebih teliti atau akurat dan menjadikan siswa
terbiasa dengan pengajaran model pembelajaran terbalik.
6. Pertimbangan Guru (Teacher Judgment)
Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian
berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk
berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Data Hasil Belajar Siswa
a. Data Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Kelas Eksperimen 1
(Think-Talk-Write)
1) Hasil Pretest Pada Kelas Eksperimen 1 (Think-Talk-Write)
Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan pada Kelas
Eksperimen 1 (Think-Talk-Write) dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Think Talk Write (TTW)
NJumlahNilai
NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Mean Median Modus VariansSimpangan
Baku
43 841 13 24 19.558 20.00 22.00 7.68 2.771
2) Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen 1 (Think-Talk-Write)
Nilai yang diperoleh siswa dari posttest yang dilakukan pada Kelas
Eksperimen 1 (Think-Talk-Write) dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
73
Tabel 4.4
Data Hasil Post test Siswa Kelompok Think Talk Write (TTW)
NJumlahNilai
NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Mean Median Modus VariansSimpangan
Baku
43 2963 43 80 68.907 70.00 73.00 76.42 8.742
b. Data Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Kelas Eksperimen 2
(Reciprocal Teaching)
1) Hasil Pretest Pada Kelas Eksperimen 2 (Reciprocal Teaching)
Nilai yang diperoleh siswa dari prestest yang dilakukan terhadap
kelompok model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Model Pembelajaran Terbalik
NJumlahNilai
NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Mean Median Modus VariansSimpangan
Baku
45 2721 50 77 63.279 63.00 60.00 53.35 7.304
2) Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen 2 (Reciprocal Teaching)
Nilai yang diperoleh siswa dari posttest yang dilakukan terhadap
kelompok model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Data Hasil Post test Siswa Kelompok Model Pembelajaran Terbalik
NJumlahNilai
NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Mean Median Modus VariansSimpangan
Baku
45 3209 67 83 74.628 73.00 73.00 73.00 4.370
B. Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
a). Uji Normalitas Data Pre test Kelompok Think Talk Write
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas (Liliefors).
74
Kriteria uji normalitas adalah Ho diterima jika, L0 ≤ Ltabel. Dengan
diterimanya H0 berarti data dalam penelitian berasal dari populiasi
berdistribusi normal, jika H0 ditolak berarti data berasal dari populasi
tidak normal.
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh L0 Pre test kelompok Think
Talk Write sebesar 0,775. Jika dikosultasikan dengan table Liliefors pada
taraf signifikansi 0,05 dan N = 43 diperoleh Ltabel 0.135. dengan demikian
H0 ditolak karena L0 > Ltabel. (0.775 > 0.135). dapat disimpulkan bahwa
data pretest kelompok Think Talk Write berdistribusi tidak normal.
b). Uji Normalitas Data Post test Kelompok Think Talk Write
Setelah dilakukan perhitungan L0 post test kelompok Think Talk Write
sebesar 0,192. Jika ikosultasikan dengan table Liliefors pada taraf
signifikansi 0,05 dan N = 43 diperoleh Ltabel 0.135. dengan demikian H0
ditolak karena L0 ≥ Ltabel. (0.192 ≥ 0.135). dapat disimpulkan bahwa data
post test kelompok Think Talk Write berdistribusi tidak normal.
c). Uji Normalitas Data Pre test Kelompok Pembelajaran Terbalik
(Recipocal Teaching)
Setelah dilakukan perhitungan L0 pre test kelompok metode
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) sebesar 0,161. Jika
dikosultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N =
45 diperoleh Ltabel 0.132. Dengan demikian H0 ditolak karena L0 > Ltabel.
(0.161 > 0.132). Dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok metode
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) berdistribusi tidak normal.
d). Uji Normalitas Data Post test Kelompok Pembelajaran Terbalik
(Recipocal Teaching)
Setelah dilakukan perhitungan L0 post test kelompok metode
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching)sebesar 0,179. Jika
ikosultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N =
45 diperoleh Ltabel 0.132. Dengan demikian H0 ditolak karena L0 > Ltabel.
(0.179 > 0.132). dapat disimpulkan bahwa data post test kelompok metode
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) berdistribusi tidak normal.
75
2. Uji Homogenitas Pre test
a) Uji Homogenitas Data Pre test
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi
yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas dengan uji
Fisher. Kriteria uji homogenitas adalah H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel atau
H0 ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel. Dengan diterimanya H0 berarti data dalam
penelitian berasal dari populasi yang homogen, jika H0 ditolak berarti data
berasal dari populiasi yang tidak homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest diperoleh Fhitung
sebesar 0,14 Jika dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05
dengan db penyebut 42 dan db pembilang 44 diperoleh Ftabel sebesar 1,65.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data pretest berasal dari
populasi yang homogen, karena Fhitung < Ftabel (0,14 < 1,65).
b) Uji Homogenitas Data Post test
Hasil perhitungan uji homogenitas data post test diperoleh Fhitung
sebesar 1,04 Jika dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05
dengan db penyebut 42 dan db pembilang 44 diperoleh Ftabel sebesar 1,658.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data post test berasal dari
populasi yang homogen, karena Fhitung < Ftabel (1,04 < 1,65).
C. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar Kelas X dengan
menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode
pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching), maka dilakukan t (uji beda).
Kriteria uji hipotesis data adalah H0 diterima jika thitung < ttabel, atau H0 ditolak
jika thitung > ttabel. Dengan ditolaknya H0 berarti dalam penelitian terbukti bahwa
hasil belajar Kelas X dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk
Write (TTW) dan metode pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching) adalah
tidak berbeda secara signifikan.
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 0.365. Jika dikonsultasikan
dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dan db = 86 (43+45-2) diperoleh ttabel
76
sebesar 1,66. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write
(TTW) dan metode pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching).
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisa data menujukkan nilai rata-rata hasil belajar ekonomi siswa
kelas X.1 yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)
adalah 68,907 dan nilai rata-rata hasil belajar ekonomi siswa kelas X.2 yang
menggunakan metode pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching) adalah
74,628 dengan nilai thitung = 0,365 dan nilai ttabel = 1,66 hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode
pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching). Hal ini dimungkinkan karena
pendekatan kedua metode tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung
jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan
menyelesaiakan suatu tugas secara bersama-sama. Sebagaimana dipaparkan
dalam teori, bahwa kedua metode pembelajaran kooperatif tersebut
merangsang siswa terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan
saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka
dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama. Walaupun masih
terdapat siswa yang masih enggan terlibat aktif dalam pembelajaran karena
metode ini masih baru bagi para siswa tersebut, merekapun belum terbiasa
dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.
Dalam kedua metode pembelajaran tersebut siswa yang biasanya belajar
secara individu, tanpa kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan
adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi bagi keberhasilan
belajar mereka serta suasana pembelajaran dapat menjadi lebih hidup dan
bervariasi. Kedua metode pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana
kegiatan belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat merasa bosan
dalam belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa
dilatih untuk berpendapat, menghargai perbedaan dan termotivasi untuk
meningkatkan prestasinya.
77
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain, hasil belajar Ekonomi yang
menggunakan metode pembelajaran Reciprocal Teaching mean gainnya
sebesar 16,67 lebih baik daripada mean gain kelompok yang menggunakan
metode pembelajaran Think Talk Write yaitu sebesar 12,96. Selain itu terdapat
perbedaan rata-rata pre test dan post test metode Think Talk Write (TTW) dan
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) yaitu rata-rata pre test metode
Think Talk Write (TTW) sebesar 19,558, sedangkan rata-rata post test metode
Think Talk Write (TTW) sebesar 68,907, sedangkan rata-rata pre test metode
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) sebesar 63,279 dan rata-rata post
test metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) sebesar 74,628.
Untuk memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan
membaca identik dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktivitas siswa dalam pemebelajaran
Ekonomi sudah meningkat dan siswa sangat antusias saat peneliti menerapkan
metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Hal ini disebabkan
karena dalam penerapan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching)
semua siswa mendapat giliran untuk membuat pertanyaan setelah siswa mampu
memahami isi buku.
Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berfikir dan
hasil penelitian yang relevan, bahwa metode pembelajaran terbalik (Reciprocal
Teaching) memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan metode
pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar dan motivasi
belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Ekonomi
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan
pada BAB IV, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar
siswa kelas X yang signifikan dengan menggunakan metode Think Talk Write
dan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) di SMA Nusa Putra
Tangerang dengan diperoleh nilai thitung = 0,365 dan nilai ttabel = 1,66 yaitu
0,365 < 1,66, maka hipotesisnya yaitu Ho diterima dan Ha ditolak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada Guru diharapkan memilki kemampuan untuk memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di antara metode
pembelajaran yang harus dikuasai guru adalah pembelajaran koperatif
Think Talk Write (TTW) dan Pembelajaran terbalik (Reciprocal
Teaching), sebab kedua metode tersebut tidak hanya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa tetapi juga siswa dapat saling menghargai pendapat
teman yang berbeda-beda dan untuk mengembangkan ketrampilan.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode Think Talk Write dan
Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan metode dapat
mengaktifkan siswa. Untuk itu diharapkan metode ini dijadikan sebagai
salah satu alternatif metode pembelajaran yang tepat dalam menyajikan
matapelajaran Ekonomi di sekolah.
3. Diharapkan ada penelitian mengenai metode pembelajaran Think Talk
Write dan Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) pada materi
pelajaran yang berbeda dan dapat memberikan hasil dan perbedaan yang
lebih baik lagi.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Wahab, “Konsep Dasar IPS”, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),cet. 11.
Abu Ahmadi,“Strategi Belajar Mengajar”,(Bandung: Pustaka Setia, 2005),h.17.
Agus Suprijono, “Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem”,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet.1.
Asep Jihad dan Abdul Haris, “Evaluasi Pembelajaran”, (Yogyakarta: MultiPressindo, 2008), cet. 1.
Asfia Murni, “Ekonomi Makro”, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), cet. 1.
Dede Rosyada,“Paradigma Pendidikan Demokratis”,(Jakarta: Prenada Media,2004).
Dessy Anwar, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru”, (Surabaya: Amelia,2003), cet. 1.
Etin Solihatin dan Raharjo, “Cooperative Learning (Analisis Model PembelajaranIPS)”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, cet. 3.
Frista Aritmanda Widodo, “Kamus Istilah Ekonomi”, (Jombang: Lintas Media).
H. Sujati, “Mengenal Receprocal Teaching sebagai Salah Satu ModelPembelajaran”, vol. VI, 2011,
(http://eprints.uny.ac.id/3561/1/Majalah_Ilmiah_Kependidikan_%28PELANGI_PENDIDIKAN%29_Mengenal_Recripocal_Teaching_sebagai_Salah_Satu_Model_Pembelajaran.pdf).
Husaini Umar dan Purnomo Setiady Akbar, “Metodologi Penelitian Sosial”,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
Isjoni dan Mohd Arif Ismail, “Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia)”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 1.
Jeanine & Tony, “Model of Teaching”, USA: SAGE Publication, 2007).
80
Kunandar, “Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru”,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed.1.
M. Alisuf Sabri, “Psikologi Pendidikan (berdasarkan Kurikulum Nasional IAINFakultas Tarbiyah)”, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. 2.
Maesaroh, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) TerhadapHasil Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,(Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, “Taktik Mengembangkan KemampuanIndividual Siswa”, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), cet. 2.
Masitoh dan Laksmi Dewi, “Strategi Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat JendralPendidikan Islam DEPAG RI, 2009).
Mas-samad, “Metode Penelitian Eksperimen Semu (Quasi ExperimentalResearch)”, http://pakguruku.blogspot.com, diakses pada tanggal 1 Maret2014.
Nana Sudjana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2010), cet. 15.
Nurul Zuriah, “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi”,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. II.
Oemar Hamalik, “Proses Belajar Mengajar”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003),cet. 2.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, “Strategi Belajar Mengajar-StrategiMewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman KonsepUmum& Konsep Islami”, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009).
Purwanto, ”Evaluasi Hasil Belajar”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1.
Ratna Willis Dahar, “Teori Belajar & Pembelajaran”, (Jakarta: Erlangga, 2011).
Rita Rosidah, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor denganReciprocal Teaching di Kelas VIIA SMPN Semarang”, 2011.
S. Nasution, “Didaktik Asas-asas Mengajar”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed.2, cet. 1.
Sam. S. Warib, “Kamus Lengkap 2 Milyar Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris”,(Jakarta: Sandro Jaya, 2004), cet. 1.
81
Sarlito Wirawan Sarwono, “Pengantar Umum Psikologi”, (Jakarta: PT BulanBintang, 2000), cet. 8.
Siti Aisyah, “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) TerhadapHasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Skripsi UIN Syarif HidayatullahJakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2009).
Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmad, “Konstruksi Pengembangan Pembelajaran”,(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010).
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Proses Pembelajaran Kreatif dan InovatifDalam Kelas (Metode, Landasan Teorits-Teoritis dan Penerapannya ”,(Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2010).
Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, (Bandung: CV ALFABETA, 2007)..
Suharsimi Arikunto, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendididkan”, (Jakarta: BumiAksara, 2009), Ed. Revisi, cet. 9.
Syaiful Bahri Djamarah, “Psikologi Belajar”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),ed. 2.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, “Strategi Belajar Mengajar”, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006), cet. 3.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010),cet. VIII.
Trianto, “Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik”, (Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007), cet. 1.
Trianto, “Model Pembelajaran Terpadu”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 11.
Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Peserta Didik, (Padang:Dirjen Pendidikan Tinggi Bekerjasama dengan HEDS-JICA, 2007).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, TentangSISDIKNAS serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun2005 Tentang Guru dan Dosen, ((Jakarta: DEPAG RI Direktorat JendralPendidikan Islam, 2007).
Yatim Riyanto, “Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi BagiPendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif DanBerkualitas”, (Jakarta: Kencana, 2009), ed. 1, cet. 1.
82
Zikri Neni Iska, “Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan”,(Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1.
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-DasarPelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1.
SKOR DATA DIBOBOT=================
Jumlah Subyek = 43Butir soal = 30Bobot utk jwban benar = 1Bobot utk jwban salah = 0Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot1 1 ADELIA 19 11 0 19 192 2 AGUS I... 22 8 0 22 223 3 ANDHIK... 22 8 0 22 224 4 ANDRY ... 21 9 0 21 215 5 ANGELI... 21 9 0 21 216 6 ASTRI ... 19 11 0 19 197 7 BAYU S... 18 12 0 18 188 8 BILLY ... 17 13 0 17 179 9 DANIEL... 19 11 0 19 19
10 10 DEPI A... 21 9 0 21 2111 11 DEVI N... 21 9 0 21 2112 12 DWI UT... 22 8 0 22 2213 13 EVA FE... 24 6 0 24 2414 14 FATUR ... 22 8 0 22 2215 15 FILDZA... 22 8 0 22 2216 16 GEMMA ... 22 8 0 22 2217 17 GREVIN... 23 7 0 23 2318 18 HERNI ... 23 7 0 23 2319 19 IKHWAN... 24 6 0 24 2420 20 JUNNY ... 23 7 0 23 2321 21 LISA S... 21 9 0 21 2122 22 LUGAS ... 19 11 0 19 1923 23 M. FIR... 16 14 0 16 1624 24 M. ILH... 15 15 0 15 1525 25 MUHAMA... 16 14 0 16 1626 26 MUHAMM... 16 14 0 16 1627 27 MUHAMM... 14 16 0 14 1428 28 NASRUL... 13 17 0 13 1329 29 NOVIA ... 14 16 0 14 1430 30 PUTRA ... 18 12 0 18 1831 31 RICKY ... 18 12 0 18 1832 32 RIRI A... 20 10 0 20 2033 33 RISKA ... 20 10 0 20 2034 34 SEPTIA... 21 9 0 21 2135 35 SIMPLI... 22 8 0 22 2236 36 SUMA S... 21 9 0 21 2137 37 TRI WI... 20 10 0 20 2038 38 USY RI... 20 10 0 20 2039 39 VANISA... 20 10 0 20 2040 40 VENEZI... 18 12 0 18 1841 41 VINSEN... 17 13 0 17 1742 42 YUDI D... 19 11 0 19 1943 43 YUNITA... 18 12 0 18 18
RELIABILITAS TES================
Rata2= 19.56Simpang Baku= 2.77KorelasiXY= 0.21Reliabilitas Tes= 0.34Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Skor Ganjil Skor Genap Skor Total1 1 ADELIA 11 8 192 2 AGUS INDRA WI... 11 11 223 3 ANDHIKA PUTRA... 10 12 224 4 ANDRY MANALU 10 11 215 5 ANGELIA ERNA ... 10 11 216 6 ASTRI GITA 9 10 197 7 BAYU SETIAJI ... 9 9 188 8 BILLY MEGANTARA 9 8 179 9 DANIEL JONATA... 9 10 19
10 10 DEPI ARISKA 10 11 2111 11 DEVI NURYANTI 10 11 2112 12 DWI UTARI YANI 12 10 2213 13 EVA FEBYANI 13 11 2414 14 FATUR RAHMAN 13 9 2215 15 FILDZAH ADLIN... 13 9 2216 16 GEMMA WIJAYA 14 8 2217 17 GREVINSI ALDO... 13 10 2318 18 HERNI ANDANI 13 10 2319 19 IKHWAN MAHDAVIKI 12 12 2420 20 JUNNY KRISTIONO 12 11 2321 21 LISA SAFITRI 10 11 2122 22 LUGAS TEGUH P... 9 10 1923 23 M. FIRDAUS SALAM 9 7 1624 24 M. ILHAM KAMIEL 10 5 1525 25 MUHAMAD REFI ... 9 7 1626 26 MUHAMMAD ALIM 9 7 1627 27 MUHAMMAD RIZK... 8 6 1428 28 NASRUL ARIFIN 7 6 1329 29 NOVIA DWI ANDINI 7 7 1430 30 PUTRA ELGIA A... 8 10 1831 31 RICKY RINALDI 8 10 1832 32 RIRI AMALIA P... 9 11 2033 33 RISKA KARTIKA... 10 10 2034 34 SEPTIANA ANGG... 11 10 2135 35 SIMPLICITA TE... 12 10 2236 36 SUMA SENJAYA 11 10 2137 37 TRI WISNU KUR... 10 10 2038 38 USY RISHA NOV... 10 10 2039 39 VANISA JULIA ... 10 10 2040 40 VENEZIA AYU L... 9 9 1841 41 VINSENSIUS HE... 8 9 1742 42 YUDI DARMAWAN 8 11 1943 43 YUNITA LARASATI 6 12 18
KELOMPOK UNGGUL & ASOR======================
Kelompok UnggulNama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES.ANA
1 2 3 4 5 6 7No.Urut No Subyek Kode/Nama Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 13 EVA FEBYANI 24 1 1 - - 1 1 12 19 IKHWAN MAHDAVIKI 24 1 1 - - - 1 13 17 GREVINSI ALDO... 23 1 - - - 1 - 14 18 HERNI ANDANI 23 1 - - - 1 1 15 20 JUNNY KRISTIONO 23 1 1 - - - 1 16 2 AGUS INDRA WI... 22 1 - 1 1 1 1 17 3 ANDHIKA PUTRA... 22 1 - 1 1 1 1 -8 12 DWI UTARI YANI 22 1 1 1 - 1 1 19 14 FATUR RAHMAN 22 1 - - - 1 - 1
10 15 FILDZAH ADLIN... 22 1 - - - 1 - 111 16 GEMMA WIJAYA 22 1 - - - 1 - 112 35 SIMPLICITA TE... 22 1 - 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 12 4 4 3 10 8 11
8 9 10 11 12 13 14No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 13 EVA FEBYANI 24 1 1 1 1 - 1 12 19 IKHWAN MAHDAVIKI 24 1 1 1 - 1 1 13 17 GREVINSI ALDO... 23 1 1 1 - - 1 14 18 HERNI ANDANI 23 1 1 1 - - 1 15 20 JUNNY KRISTIONO 23 1 1 1 - 1 1 16 2 AGUS INDRA WI... 22 1 1 - 1 1 1 17 3 ANDHIKA PUTRA... 22 1 1 - 1 1 1 18 12 DWI UTARI YANI 22 1 - 1 1 - 1 19 14 FATUR RAHMAN 22 1 1 1 1 - 1 1
10 15 FILDZAH ADLIN... 22 1 1 1 1 - 1 111 16 GEMMA WIJAYA 22 1 1 1 1 - 1 112 35 SIMPLICITA TE... 22 - 1 1 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 11 11 10 8 5 12 11
15 16 17 18 19 20 21No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 13 EVA FEBYANI 24 1 - - 1 1 1 12 19 IKHWAN MAHDAVIKI 24 1 1 1 1 1 1 13 17 GREVINSI ALDO... 23 1 1 1 1 1 1 14 18 HERNI ANDANI 23 1 1 1 1 1 1 15 20 JUNNY KRISTIONO 23 1 1 1 1 1 1 16 2 AGUS INDRA WI... 22 1 - - 1 - 1 -7 3 ANDHIKA PUTRA... 22 1 - - 1 - 1 -8 12 DWI UTARI YANI 22 1 - - 1 1 1 19 14 FATUR RAHMAN 22 1 - - 1 1 1 1
10 15 FILDZAH ADLIN... 22 1 - - 1 1 1 111 16 GEMMA WIJAYA 22 1 1 1 - 1 1 112 35 SIMPLICITA TE... 22 1 1 1 - - 1 1
Jml Jwb Benar 12 6 6 10 9 12 10
22 23 24 25 26 27 28No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 13 EVA FEBYANI 24 1 1 1 1 1 1 -2 19 IKHWAN MAHDAVIKI 24 - 1 1 1 1 1 -3 17 GREVINSI ALDO... 23 1 1 1 1 1 1 -4 18 HERNI ANDANI 23 - 1 1 1 1 1 -5 20 JUNNY KRISTIONO 23 - 1 1 1 - 1 -6 2 AGUS INDRA WI... 22 1 - 1 1 1 1 17 3 ANDHIKA PUTRA... 22 1 - 1 1 1 1 18 12 DWI UTARI YANI 22 1 1 1 1 1 1 -9 14 FATUR RAHMAN 22 1 1 1 1 1 1 -
10 15 FILDZAH ADLIN... 22 1 1 1 1 1 1 -11 16 GEMMA WIJAYA 22 1 1 1 1 1 1 -12 35 SIMPLICITA TE... 22 1 1 1 - 1 - 1
Jml Jwb Benar 9 10 12 11 11 11 3
29 30No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30
1 13 EVA FEBYANI 24 1 12 19 IKHWAN MAHDAVIKI 24 1 13 17 GREVINSI ALDO... 23 1 14 18 HERNI ANDANI 23 1 15 20 JUNNY KRISTIONO 23 1 16 2 AGUS INDRA WI... 22 1 -7 3 ANDHIKA PUTRA... 22 1 18 12 DWI UTARI YANI 22 - -9 14 FATUR RAHMAN 22 1 1
10 15 FILDZAH ADLIN... 22 1 111 16 GEMMA WIJAYA 22 1 -12 35 SIMPLICITA TE... 22 1 -
Jml Jwb Benar 11 8
Kelompok AsorNama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA
1 2 3 4 5 6 7No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 31 RICKY RINALDI 18 - - - 1 1 1 -2 40 VENEZIA AYU L... 18 1 - 1 1 1 1 -3 43 YUNITA LARASATI 18 1 1 1 1 1 1 -4 8 BILLY MEGANTARA 17 - - 1 1 1 - 15 41 VINSENSIUS HE... 17 1 - 1 1 1 1 -6 23 M. FIRDAUS SALAM 16 1 - - - - - -7 25 MUHAMAD REFI ... 16 1 - - - 1 - -8 26 MUHAMMAD ALIM... 16 1 - - - 1 - -9 24 M. ILHAM KAMIEL 15 1 - - - 1 - -
10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 - - - - 1 - -11 29 NOVIA DWI ANDINI 14 - - - - 1 1 -12 28 NASRUL ARIFIN 13 - - - - 1 1 -
Jml Jwb Benar 7 1 4 5 11 6 1
8 9 10 11 12 13 14No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 31 RICKY RINALDI 18 - - 1 1 1 1 -2 40 VENEZIA AYU L... 18 - 1 1 - 1 - 13 43 YUNITA LARASATI 18 - - 1 - 1 - 14 8 BILLY MEGANTARA 17 - - 1 1 - 1 15 41 VINSENSIUS HE... 17 - 1 1 - 1 - 16 23 M. FIRDAUS SALAM 16 1 1 - - 1 - 17 25 MUHAMAD REFI ... 16 - 1 - 1 1 - 18 26 MUHAMMAD ALIM... 16 - 1 - 1 1 - 19 24 M. ILHAM KAMIEL 15 - 1 - - 1 - 1
10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 - 1 - 1 1 - -11 29 NOVIA DWI ANDINI 14 - - - 1 1 1 -12 28 NASRUL ARIFIN 13 - 1 - 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 1 8 5 7 11 4 8
15 16 17 18 19 20 21No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 31 RICKY RINALDI 18 1 1 1 1 1 1 12 40 VENEZIA AYU L... 18 1 - 1 - - - -3 43 YUNITA LARASATI 18 - 1 1 - - - -4 8 BILLY MEGANTARA 17 1 - - 1 - 1 15 41 VINSENSIUS HE... 17 - - 1 - - - -6 23 M. FIRDAUS SALAM 16 1 1 1 1 1 1 17 25 MUHAMAD REFI ... 16 1 1 1 1 1 1 18 26 MUHAMMAD ALIM... 16 1 1 1 1 1 1 19 24 M. ILHAM KAMIEL 15 1 1 1 1 1 1 1
10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 1 1 1 1 1 1 111 29 NOVIA DWI ANDINI 14 - 1 1 1 1 1 112 28 NASRUL ARIFIN 13 - - - 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 8 8 10 9 8 9 9
22 23 24 25 26 27 28No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 31 RICKY RINALDI 18 - 1 1 - 1 - -2 40 VENEZIA AYU L... 18 1 1 1 1 - - 13 43 YUNITA LARASATI 18 1 1 1 1 1 - 14 8 BILLY MEGANTARA 17 1 - 1 1 - 1 15 41 VINSENSIUS HE... 17 1 1 1 1 - - 16 23 M. FIRDAUS SALAM 16 - 1 1 1 - - -7 25 MUHAMAD REFI ... 16 - - - - 1 - -8 26 MUHAMMAD ALIM... 16 - - - - 1 - -9 24 M. ILHAM KAMIEL 15 - 1 - 1 - - -
10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 - - - - 1 - -11 29 NOVIA DWI ANDINI 14 - - - - 1 - -12 28 NASRUL ARIFIN 13 - - - - 1 - -
Jml Jwb Benar 4 6 6 6 7 1 4
29 30No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30
1 31 RICKY RINALDI 18 - 12 40 VENEZIA AYU L... 18 1 13 43 YUNITA LARASATI 18 - 14 8 BILLY MEGANTARA 17 - -5 41 VINSENSIUS HE... 17 1 16 23 M. FIRDAUS SALAM 16 1 -7 25 MUHAMAD REFI ... 16 1 18 26 MUHAMMAD ALIM... 16 1 19 24 M. ILHAM KAMIEL 15 1 -
10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 1 111 29 NOVIA DWI ANDINI 14 1 112 28 NASRUL ARIFIN 13 1 1
Jml Jwb Benar 9 9
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 43Klp atas/bawah(n)= 12Butir Soal= 30Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)1 1 12 7 5 41.672 2 4 1 3 25.003 3 4 4 0 0.004 4 3 5 -2 -16.675 5 10 11 -1 -8.336 6 8 6 2 16.677 7 11 1 10 83.338 8 11 1 10 83.339 9 11 8 3 25.00
10 10 10 5 5 41.6711 11 8 7 1 8.3312 12 5 11 -6 -50.0013 13 12 4 8 66.6714 14 11 8 3 25.0015 15 12 8 4 33.3316 16 6 8 -2 -16.6717 17 6 10 -4 -33.3318 18 10 9 1 8.3319 19 9 8 1 8.3320 20 12 9 3 25.0021 21 10 9 1 8.3322 22 9 4 5 41.6723 23 10 6 4 33.3324 24 12 6 6 50.0025 25 11 6 5 41.6726 26 11 7 4 33.3327 27 11 1 10 83.3328 28 3 4 -1 -8.3329 29 11 9 2 16.6730 30 8 9 -1 -8.33
TINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 43Butir Soal= 30Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran1 1 30 69.77 Sedang2 2 11 25.58 Sukar3 3 21 48.84 Sedang4 4 23 53.49 Sedang5 5 37 86.05 Sangat Mudah6 6 30 69.77 Sedang7 7 22 51.16 Sedang8 8 19 44.19 Sedang9 9 32 74.42 Mudah
10 10 30 69.77 Sedang11 11 28 65.12 Sedang12 12 31 72.09 Mudah13 13 32 74.42 Mudah14 14 33 76.74 Mudah15 15 37 86.05 Sangat Mudah16 16 24 55.81 Sedang17 17 27 62.79 Sedang18 18 32 74.42 Mudah19 19 25 58.14 Sedang20 20 37 86.05 Sangat Mudah21 21 29 67.44 Sedang22 22 29 67.44 Sedang23 23 28 65.12 Sedang24 24 37 86.05 Sangat Mudah25 25 29 67.44 Sedang26 26 25 58.14 Sedang27 27 21 48.84 Sedang28 28 19 44.19 Sedang29 29 33 76.74 Mudah30 30 30 69.77 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 43Butir Soal= 30Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi1 1 0.411 Signifikan2 2 0.309 -3 3 0.141 -
4 4 0.037 -5 5 -0.163 -6 6 0.282 -7 7 0.607 Sangat Signifikan8 8 0.588 Sangat Signifikan9 9 0.139 -
10 10 0.485 Sangat Signifikan11 11 -0.047 -12 12 -0.365 -13 13 0.509 Sangat Signifikan14 14 0.333 -15 15 0.450 Sangat Signifikan16 16 -0.092 -17 17 -0.177 -18 18 -0.017 -19 19 -0.051 -20 20 0.131 -21 21 -0.040 -22 22 0.431 Signifikan23 23 0.345 -24 24 0.719 Sangat Signifikan25 25 0.377 Signifikan26 26 0.104 -27 27 0.599 Sangat Signifikan28 28 0.075 -29 29 0.072 -30 30 -0.069 -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,0110 0,576 0,708 60 0,250 0,32515 0,482 0,606 70 0,233 0,30220 0,423 0,549 80 0,217 0,28325 0,381 0,496 90 0,205 0,26730 0,349 0,449 100 0,195 0,25440 0,304 0,393 125 0,174 0,22850 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH=================
Jumlah Subyek= 43Butir Soal= 30Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d e *1 1 30** 13--- 0-- 0-- 0-- 02 2 17--- 0-- 11** 11+ 4- 03 3 10-- 21** 12--- 0-- 0-- 0
4 4 14--- 6++ 0-- 0-- 23** 05 5 5--- 1+ 0-- 0-- 37** 06 6 13--- 30** 0-- 0-- 0-- 07 7 22** 21--- 0-- 0-- 0-- 08 8 11-- 13--- 0-- 0-- 19** 09 9 2+ 0-- 32** 6--- 3++ 0
10 10 0-- 0-- 0-- 30** 13--- 011 11 0-- 0-- 28** 15--- 0-- 012 12 0-- 31** 0-- 0-- 12--- 013 13 0-- 4+ 0-- 7--- 32** 014 14 33** 8--- 0-- 2++ 0-- 015 15 37** 5--- 0-- 0-- 1+ 016 16 19--- 0-- 0-- 0-- 24** 017 17 0-- 0-- 27** 15--- 1-- 018 18 0-- 32** 8--- 2+ 1- 019 19 25** 8-- 1-- 9-- 0-- 020 20 37** 6--- 0-- 0-- 0-- 021 21 8--- 0-- 29** 6- 0-- 022 22 0-- 0-- 0-- 14--- 29** 023 23 15--- 0-- 0-- 0-- 28** 024 24 37** 6--- 0-- 0-- 0-- 025 25 14--- 0-- 0-- 0-- 29** 026 26 13--- 5++ 0-- 25** 0-- 027 27 9- 21** 0-- 13--- 0-- 028 28 8+ 0-- 19** 1-- 15--- 029 29 0-- 1- 9--- 33** 0-- 030 30 12--- 0-- 30** 1- 0-- 0
Keterangan:** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR=====================
Rata2= 19.56Simpang Baku= 2.77KorelasiXY= 0.21Reliabilitas Tes= 0.34Butir Soal= 30Jumlah Subyek= 43Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi1 1 41.67 Sedang 0.411 Signifikan2 2 25.00 Sukar 0.309 -3 3 0.00 Sedang 0.141 -4 4 -16.67 Sedang 0.037 -5 5 -8.33 Sangat Mudah -0.163 -
6 6 16.67 Sedang 0.282 -7 7 83.33 Sedang 0.607 Sangat Signifikan8 8 83.33 Sedang 0.588 Sangat Signifikan9 9 25.00 Mudah 0.139 -
10 10 41.67 Sedang 0.485 Sangat Signifikan11 11 8.33 Sedang -0.047 -12 12 -50.00 Mudah -0.365 -13 13 66.67 Mudah 0.509 Sangat Signifikan14 14 25.00 Mudah 0.333 -15 15 33.33 Sangat Mudah 0.450 Sangat Signifikan16 16 -16.67 Sedang -0.092 -17 17 -33.33 Sedang -0.177 -18 18 8.33 Mudah -0.017 -19 19 8.33 Sedang -0.051 -20 20 25.00 Sangat Mudah 0.131 -21 21 8.33 Sedang -0.040 -22 22 41.67 Sedang 0.431 Signifikan23 23 33.33 Sedang 0.345 -24 24 50.00 Sangat Mudah 0.719 Sangat Signifikan25 25 41.67 Sedang 0.377 Signifikan26 26 33.33 Sedang 0.104 -27 27 83.33 Sedang 0.599 Sangat Signifikan28 28 -8.33 Sedang 0.075 -29 29 16.67 Mudah 0.072 -30 30 -8.33 Sedang -0.069 -
Lampiran 2
Variabel43
8411324
19,55820,0022,007,68
2,771
Zi F(zi) S(zi) F(zi) - S(zi)-0,201 0,420 0,023 0,3970,881 0,811 0,047 0,7640,881 0,811 0,070 0,7410,520 0,699 0,093 0,6060,520 0,699 0,116 0,582-0,201 0,420 0,140 0,281-0,562 0,287 0,163 0,124-0,923 0,178 0,186 0,008-0,201 0,420 0,209 0,2110,520 0,699 0,233 0,4660,520 0,699 0,256 0,4430,881 0,811 0,279 0,5321,603 0,946 0,302 0,6430,881 0,811 0,326 0,4850,881 0,811 0,349 0,4620,881 0,811 0,372 0,4391,242 0,893 0,395 0,4981,242 0,893 0,419 0,4741,603 0,946 0,442 0,5041,242 0,893 0,465 0,428
Uji Normalitas Pretest TTW
StatistikN SampelJumlah NilaiNilai TerendahNilai TertinggiMeanMedianModusVarianSimpangan Baku
22
19222221211918
21
Variabel
23242321
2422222223
171921
1,603 0,946 0,442 0,5041,242 0,893 0,465 0,4280,520 0,699 0,488 0,210-0,201 0,420 0,512 0,091-1,284 0,100 0,535 0,435-1,645 0,050 0,558 0,508-1,284 0,100 0,581 0,482-1,284 0,100 0,605 0,505-2,005 0,022 0,628 0,605-2,366 0,009 0,651 0,642-2,005 0,022 0,674 0,652-0,562 0,287 0,698 0,411-0,562 0,287 0,721 0,4340,159 0,563 0,744 0,1810,159 0,563 0,767 0,2040,520 0,699 0,791 0,0920,881 0,811 0,814 0,0030,520 0,699 0,837 0,1390,159 0,563 0,860 0,2970,159 0,563 0,884 0,3200,159 0,563 0,907 0,344-0,562 0,287 0,930 0,643-0,923 0,178 0,953 0,775-0,201 0,420 0,977 0,557-0,562 0,287 1,000 0,713
202021222120201818141314
Liliefors Tabel
0,7750,0500,886
Liliefors HitungDerajat KepercayaanLiliefors (L)
0,135Tidak NormalKesimpulan
Uji Normalitas Liliefors
1819171820
242321
1616
1615
19
Lampiran 3
Variabel43
31766390
73,86073,0073,0028,795,366
Zi F(zi) S(zi) F(zi) - S(zi)-2,024 0,021 0,023 0,002-1,279 0,101 0,047 0,054-1,279 0,101 0,070 0,031-1,279 0,101 0,093 0,007-1,279 0,101 0,116 0,016-1,279 0,101 0,140 0,039-1,279 0,101 0,163 0,062-1,279 0,101 0,186 0,086-0,719 0,236 0,209 0,027-0,719 0,236 0,233 0,003-0,719 0,236 0,256 0,020-0,719 0,236 0,279 0,043-0,719 0,236 0,302 0,066-0,160 0,436 0,326 0,111-0,160 0,436 0,349 0,087-0,160 0,436 0,372 0,064-0,160 0,436 0,395 0,041-0,160 0,436 0,419 0,018-0,160 0,436 0,442 0,006-0,160 0,436 0,465 0,029
Nilai Tertinggi
Uji Normalitas Post test TTW
StatistikN SampelJumlah NilaiNilai Terendah
67
MeanMedianModusVarianSimpangan Baku
Variabel6367676767
73
6767707070707073737373
737373
-0,160 0,436 0,442 0,006-0,160 0,436 0,465 0,029-0,160 0,436 0,488 0,052-0,160 0,436 0,512 0,075-0,160 0,436 0,535 0,099-0,160 0,436 0,558 0,122-0,160 0,436 0,581 0,145-0,160 0,436 0,605 0,168-0,160 0,436 0,628 0,1920,585 0,721 0,651 0,0700,585 0,721 0,674 0,0460,585 0,721 0,698 0,0230,585 0,721 0,721 0,0000,585 0,721 0,744 0,0230,585 0,721 0,767 0,0470,585 0,721 0,791 0,0701,144 0,874 0,814 0,0601,144 0,874 0,837 0,0371,144 0,874 0,860 0,0131,144 0,874 0,884 0,0101,144 0,874 0,907 0,0331,144 0,874 0,930 0,0561,144 0,874 0,953 0,0801,703 0,956 0,977 0,0213,008 0,999 1,000 0,001
77
7373737373737373737777
83
7777777780808080808080
90
Uji Normalitas LilieforsLiliefors Hitung 0,192Derajat Kepercayaan 0,050Liliefors (L) 0,886Liliefors Tabel 0,135
Kesimpulan Tidak Normal
Lampiran 4
Variabel45
27215077
63,27963,0060,0053,357,304
Zi F(zi) S(zi) F(zi) - S(zi)-1,818 0,035 0,022 0,012-1,818 0,035 0,044 0,010-1,407 0,080 0,067 0,013-1,407 0,080 0,089 0,009-1,407 0,080 0,111 0,031-1,407 0,080 0,133 0,054-1,407 0,080 0,156 0,076-0,860 0,195 0,178 0,017-0,860 0,195 0,200 0,005-0,860 0,195 0,222 0,027-0,860 0,195 0,244 0,049-0,449 0,327 0,267 0,060-0,449 0,327 0,289 0,038-0,449 0,327 0,311 0,016-0,449 0,327 0,333 0,007-0,449 0,327 0,356 0,029-0,449 0,327 0,378 0,051-0,449 0,327 0,400 0,073-0,449 0,327 0,422 0,095-0,449 0,327 0,444 0,118
Uji Normalitas Pre test Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
StatistikN SampelJumlah NilaiNilai TerendahNilai TertinggiMeanMedianModusVarianSimpangan Baku
60
50505353535353
57
Variabel
60606063
6060606060
575757
-0,449 0,327 0,422 0,095-0,449 0,327 0,444 0,118-0,038 0,485 0,467 0,018-0,038 0,485 0,489 0,004-0,038 0,485 0,511 0,0260,509 0,695 0,533 0,1610,509 0,695 0,556 0,1390,509 0,695 0,578 0,1170,509 0,695 0,600 0,0950,509 0,695 0,622 0,0730,509 0,695 0,644 0,0500,509 0,695 0,667 0,0280,509 0,695 0,689 0,0060,509 0,695 0,711 0,0160,920 0,821 0,733 0,0880,920 0,821 0,756 0,0660,920 0,821 0,778 0,0430,920 0,821 0,800 0,0210,920 0,821 0,822 0,0011,331 0,908 0,844 0,0641,331 0,908 0,867 0,0421,331 0,908 0,889 0,0201,331 0,908 0,911 0,0031,879 0,970 0,933 0,0371,879 0,970 0,956 0,0141,879 0,970 0,978 0,0081,879 0,970 1,000 0,030
737070707070676767676767
Liliefors Tabel
0,1610,0500,886
Liliefors HitungDerajat KepercayaanLiliefors (L)
0,132
Uji Normalitas Liliefors
7777737373
60606363
7777
6767
6367
Tidak NormalKesimpulan
50505353535353575757576060606060606060606363636767676767676767676770707070707373737377777777
Lampiran 5
Variabel45
32096783
74,62873,0073,0019,104,370
Zi F(zi) S(zi) F(zi) - S(zi)-1,746 0,040 0,022 0,018-1,746 0,040 0,044 0,004-1,746 0,040 0,067 0,026-1,059 0,145 0,089 0,056-1,059 0,145 0,111 0,034-1,059 0,145 0,133 0,011-1,059 0,145 0,156 0,011-1,059 0,145 0,178 0,033-1,059 0,145 0,200 0,055-1,059 0,145 0,222 0,077-1,059 0,145 0,244 0,100-0,373 0,355 0,267 0,088-0,373 0,355 0,289 0,066-0,373 0,355 0,311 0,044-0,373 0,355 0,333 0,021-0,373 0,355 0,356 0,001-0,373 0,355 0,378 0,023-0,373 0,355 0,400 0,045-0,373 0,355 0,422 0,067-0,373 0,355 0,444 0,090
Variabel
73737373
7373737373
707070
67676770707070
70
Nilai TerendahNilai TertinggiMeanMedianModusVarianSimpangan Baku
73
Uji Normalitas Post test Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
StatistikN SampelJumlah Nilai
-0,373 0,355 0,444 0,090-0,373 0,355 0,467 0,112-0,373 0,355 0,489 0,134-0,373 0,355 0,511 0,156-0,373 0,355 0,533 0,1790,543 0,706 0,556 0,1510,543 0,706 0,578 0,1290,543 0,706 0,600 0,1060,543 0,706 0,622 0,0840,543 0,706 0,644 0,0620,543 0,706 0,667 0,0400,543 0,706 0,689 0,0170,543 0,706 0,711 0,0050,543 0,706 0,733 0,0271,229 0,891 0,756 0,1351,229 0,891 0,778 0,1131,229 0,891 0,800 0,0911,229 0,891 0,822 0,0681,229 0,891 0,844 0,0461,229 0,891 0,867 0,0241,229 0,891 0,889 0,0021,229 0,891 0,911 0,0211,916 0,972 0,933 0,0391,916 0,972 0,956 0,0171,916 0,972 0,978 0,0053,518 1,000 1,000 0,000
73
9083
7777
7373
7373
Uji Normalitas Liliefors
8383808080
Liliefors Tabel
0,1790,0500,886
Liliefors HitungDerajat KepercayaanLiliefors (L)
0,132
808080808077777777777777
Tidak NormalKesimpulan
67676770707070707070707373737373737373737373737377777777777777777777808080808080808083838390
3382
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Nusa Putra Tangerang
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : X.1 / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Tahun Pelajaran : 2013/2014
A. Standar Kompetensi : Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang
ekonomi
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro
dan ekonomi makro
C. Indikator Pembelajaran
1. Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro
2. Mendeskripsikan pengertian ekonomi makro
3. Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
4. Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi
makro
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi mikro
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi makro
3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi
makro
4. Siswa mampu mengidentifikasi serta memberikan contoh tentang ekonomi
mikro dan ekonomi makro
E. Materi Ajar
1. Pengertian serta perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro (terlampir)
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Kooperatif
2. Metode Think Talk Write (TTW)
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Siswa
Pendahuluan Menyampaikan salam dan
berdoa
Mengabsen kehadiran siswa
Memberikan motivasi dan
menyampaikan pentingnya
mempelajari ekonomi mikro
dan makro
Menyampaikan tujuan
indikator-indikator
pembelajaran yang akan
dicapai
Menyampaikan bahwa
dalam pembelajaran kali ini
akan menggunakan metode
pembelajaran Think Talk
Write (TTW) dan
menjelaskan penerapannya
dalam kelas
Menjawab salam dan
berdoa
Menjawab absen
kehadiran
Memperhatikan
penjelasan guru tentang
pentingnya mempelajari
ekonomi mikro dan makro
Menyimak apa yang
disampaikan guru tentang
idikator dan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan
penyampaian guru
mengenai penerapan
metode pembelajaran
Think Talk Write (TTW)
Kegiatan Inti Memberikan pretest
terhadap materi ajar yang
akan diajarkan
Memberikan sedikit
penjelasan tentang materi
pelajaran
Membagi siswa ke dalam
kelompok kecil, terdiri dari
3-5 orang
Membagi teks bacaan atau
memperlihatkan gambar
sesuai dengan materi yang
akan disampaikan yang
memuat situasi masalah dan
petunjuk serta prosedur
pelaksanaan.
Serta guru berfungsi
sebagai mediator
lingkungan belajar
Menanggapi pretest
tersebut dengan cara
menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang di
lontarkan oleh guru
Menyimak ulasan guru
tentang materi ajar yang
akan disampaikan
Duduk sesuai dengan
kelompok yang sudah
ditentukan
Siswa membaca teks atau
melihat dan
memperhatikan dengan
seksama gambar yang
disajikan guru kemudian
mempelajarinya serta
membuat catatan dari
hasil bacaannya secara
individual, untuk dibawa
ke forum diskusi
kelompok (think)
Siswa berinteraksi dan
berkolaborasi dengan
teman untuk membahas
isi catatan yang telah
dibuat (talk)
Siswa mengkostruksi
sendiri pengetahuan
sebagai hasil kolaborasi
Melanjutkan pembelajaran
berupa catatan kelompok
dan rangkuman hasil
belajar (write)
Siswa melaporkan hasil
diskusi dari kelompoknya
masing-masing dan
kelompok yang lain
memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi
kelompok yang presentasi
Penutup Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang
belum dipahami
Membuat kesimpulan hasil
belajar secara bersama-sama
Mengadakan posttest
Mengakhiri pelajaran
dengan membaca hamdalah
lalu mengucapkan salam
Diberikan kesempatan
bertanya mengenai materi
yang belum dipahami
Ikut berpartisipasi dalam
menyimpulkan dan
mengevalusi
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Menjawab pertanyaan-
pertanyaan posttest
Mengakhiri pelajaran
dengan membaca
hamdalah lalu menjawab
salam
H. Media / Alat Pembelajaran : Papan Tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket
I. Sumber Belajar
1. Sri Mulyani, Agus Mahfudz dan Leni Permana. Buku Sekolah Elektronik
(Ekonomi untuk SMA / MA Kelas X). Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. 2009.
J. Penilaian
1. Penilaian dilakukan dengan teknik tertulis berbentuk pilihan ganda
sebanyak 30 butir soal dengan format terlampir
Tangerang, 23 Maret 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
R Robi Subandi, S.E Maulana Sulthan Amsyirvan
NIM: 107015001282
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA NUSA PUTRA
Dartini, M. Pd
Lapiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Nusa Putra Tangerang
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : X.2 / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Tahun Pelajaran : 2013/2014
A. Standar Kompetensi : Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang
ekonomi
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro
dan ekonomi makro
C. Indikator Pembelajaran
1. Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro
2. Mendeskripsikan pengertian ekonomi makro
3. Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
4. Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi
makro
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi mikro
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi makro
3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi
makro
4. Siswa mampu mengidentifikasi serta memberikan contoh tentang ekonomi
mikro dan ekonomi makro
E. Materi Ajar
1. Pengertian serta perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro (terlampir)
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)
2. Metode diskusi, tanya-jawab, penemuan, latihan, dan pemberian tugas
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Siswa
Pendahuluan Menyampaikan salam dan
berdoa
Mengabsen kehadiran siswa
Memberikan motivasi dan
menyampaikan pentingnya
mempelajari ekonomi mikro
dan makro
Menyampaikan tujuan
indikator-indikator
pembelajaran yang akan
dicapai
Menyampaikan bahwa dalam
pembelajaran kali ini akan
menggunakan model
pembelajaran terbalik
(reciprocal teaching) dan
menjelaskan penerapannya
dalam kelas dengan
menggunakan 4 (empat) tahap
yaitu merangkum, membuat
Menjawab salam dan
berdoa
Menjawab absen
kehadiran
Memperhatikan
penjelasan guru tentang
pentingnya mempelajari
ekonomi mikro dan
makro
Menyimak apa yang
disampaikan guru
tentang idikator dan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
Memperhatikan
penyampaian guru
mengenai penerapan
model pembelajaran
terbalik (reciprocal
teaching)
pertanyaan, mengklarifikasi
dan memprediksi
Menginformasikan bahwa
dalam pembelajaran kali ini
siswa akan diberikan bahan
diskusi dan menyampaikan
bahwa setiap siswa harus
mampu menjelaskan materi
yang akan dipelajari (berperan
menjadi guru-siswa)
Menyimak dengan baik
segala informasi yang
telah disampaikan guru
dan belajar untuk
menggantikan peran
guru dalam menjelaskan
pembelajaran
selanjutnya
Kegiatan Inti
Merangkum
Membuat
Membagi siswa secara
berkelompok yang heterogen,
terdiri dari 4-5 orang sebagai
kelompok diskusi dan memilih
satu orang dari setiap
kelompok yang akan dijadikan
tutor di kelompoknya
Memberikan bahan diskusi
tentang materi pelajaran
pengertian serta perbedaan
ekonomi mikro dan ekonomi
makro pada setiap individu
agar dibaca dan didiskusikan
dengan kelompoknya
Menginformasikan kepada
setiap kelompok untuk
membuat rangkuman dari
bahan diskusi yang telah
didiskusikan
Meminta siswa untuk
Duduk sesuai dengan
kelompok yang sudah
ditentukan
Berdiskusi sesuai
dengan kelmpoknya
Membuat rangkuman
poin-poin yang penting
dari materi yang sedang
dibahas
Membuat pertanyaan
pertanyaan
Mengklarifikasi
Memprediksi
membuat pertanyaan beserta
jawabannya yang sesuai
dengan materi yang sedang
dipelajari
Memperagakan peran guru
utnuk menjelaskan tentang
materi pengertian serta
perbedaan ekonomi mikro dan
ekonomi makro dan
mengklarifikasi soal yang
terdapat dalam bahan diskusi,
juga melakukan tanya jawab.
Pada pertemuan selanjutnya
yang berperan menjadi guru
akan dipilih secara acak dari
kelompok yang ada
Memberi kesempatan bagi
setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil prediksi
beserta jawaban yang
berkaitan dengan materi
yang sedang dipelajari
Mengklarifikasi soal
yang diberikan guru
pada bahan diskusi dan
memperagakan peran
guru menjelaskan
materi pengertian serta
perbedaan ekonomi
mikro dan ekonomi
makro yang telah
dirangkum, lalu
melakukan tanya-jawab
dari pertanyaan yang
telah dibuat pada tahap
membuat pertanyaan
Menjelaskan hasil
prediksi yang telah
didiskusikan
kelompoknya
Penutup Memberikan kesempatan
siswa untuk mengevaluasi dan
menyimpulkan pembelajaran
yang telah dipelajari
Mengakhiri pembelajaran
dengan membaca hamdalah
bersama-sama lalu
mengucapkan salam
Mengevaluasi dan
menyimpulkan kembali
pembelajaran yang telah
diberikan guru
Mengakhiri pelajaran
dengan membaca
hamdalah bersama-
sama lalu menjawab
salam dari guru
H. Media / Alat Pembelajaran : Papan Tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket
I. Sumber Belajar
1. Sri Mulyani, Agus Mahfudz dan Leni Permana. Buku Sekolah Elektronik
(Ekonomi untuk SMA / MA Kelas X). Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. 2009.
J. Penilaian
1. Penilaian dilakukan dengan teknik tertulis berbentuk pilihan ganda
sebanyak 30 butir soal dengan format terlampir
Tangerang, 24 Maret 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
R Robi Subandi, S.E Maulana Sulthan Amsyirvan
NIM: 107015001282
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA NUSA PUTRA
Dartini, M. Pd
Lampiran 8
Uji – t (uji Beda Rata-rata)
Untuk Mencari thitung langkanya sebagai berikut :
= ( − 1) + ( − 1)+ − 2= (42)(76,42) + (44)(73,00)42 + 44 − 2= 3209,64 + 321284= 6421,6484= 74,448
= 1 + 1= 5,721(74,448)(0,21)= 5,72115,634= 0,365
db = 86 (43+45-2) = 1,66 berarti thitung < ttabel
Lampiran 9
UjiHomogenitas
1. UjiHomogenitasPretesa. Hipotesis
H0 =Keduakelompokberasaldaripopulasi yang homogenHa = KeduaKelompoktidakbersaldaripopuliasi yang homogen
b. StatistikHitung == 7,6853,35 = 0,14c. StatistikTabel = 5%; − 1, − 1= 0,05; 42, 44 = 1,65d. PerbandinganStatistikhitungdengan statistic table
Fhitung<Ftabel
0,14< 1,64e. Kesimpulan
H0diterima, data berasaldaripopulasi yang homogen
2. UjiHomogenitas Post Tesa. Hipotesis
H0 =Keduakelompokberasaldaripopulasi yang homogenHa = KeduaKelompoktidakbersaldaripopuliasi yang homogen
b. StatistikHitung == 76,4273,00 = 1,04c. StatistikTabel = 5%; − 1, − 1= 0,05; 42, 44 = 1,65d. PerbandinganStatistikhitungdenganstatistiktabel
Fhitung<Ftabel
1,04< 1,64e. Kesimpulan
H0diterima, data berasaldaripopulasi yang homogen
Lampiran 10Hitungan N-Gain Think Talk Write
Nama Pre Test Post Test T2 - T1 Smak2 - T1 N-GainADELIA 77 73 -4 13 -0,31AGUS INDRA WIRAWAN 67 80 13 23 0,57ANDHIKA PUTRA WIJAYA 70 80 10 20 0,50ANDRY MANALU 67 80 13 23 0,57ANGELIA ERNA SARI 76 80 4 14 0,29ASTRI GITA 70 77 7 20 0,35BAYU SETIAJI HANGGORO 67 63 -4 23 -0,17BILLY MEGANTARA 63 70 7 27 0,26DANIEL JONATAN MANUEL MAIL 43 77 34 47 0,72DEPI ARISKA 70 73 3 20 0,15DEVI NURYANTI 65 70 5 25 0,20DWI UTARI YANI 67 73 6 23 0,26EVA FEBYANI 70 80 10 20 0,50FATUR RAHMAN 77 73 -4 13 -0,31FILDZAH ADLINA SUCIPTO 43 73 30 47 0,64GEMMA WIJAYA 70 73 3 20 0,15GREVINSI ALDO KOMALING 76 77 1 14 0,07HERNI ANDANI 76 77 1 14 0,07IKHWAN MAHDAVIKI 67 80 13 23 0,57JUNNY KRISTIONO 76 77 1 14 0,07LISA SAFITRI 60 70 10 30 0,33LUGAS TEGUH PAMBUDI 70 67 -3 20 -0,15M. FIRDAUS SALAM 67 77 10 23 0,43M. FIRDAUS SALAM 67 77 10 23 0,43M. ILHAM KAMIEL 56 77 21 34 0,62MUHAMAD REFI NUR HIDAYA 57 90 33 33 1,00MUHAMMAD ALIMAR WIBAWA 58 83 25 32 0,78MUHAMMAD RIZKI ANANDA 65 80 15 25 0,60NASRUL ARIFIN 65 73 8 25 0,32NOVIA DWI ANDINI 65 73 8 25 0,32PUTRA ELGIA ALIFIN SERA 63 67 4 27 0,15RICKY RINALDI 67 67 0 23 0,00RIRI AMALIA PRASTIWI 63 73 10 27 0,37RISKA KARTIKAWATI 68 67 -1 22 -0,05SEPTIANA ANGGARWATI 68 73 5 22 0,23SIMPLICITA TERESA YARIS 56 73 17 34 0,50SUMA SENJAYA 67 73 6 23 0,26TRI WISNU KURNIAWAN 65 67 2 25 0,08USY RISHA NOVITRI 56 67 11 34 0,32VANISA JULIA SARI 67 67 0 23 0,00VENEZIA AYU LORENZA 60 70 10 30 0,33VINSENSIUS HENRIKO 60 70 10 30 0,33YUDI DARMAWAN 60 73 13 30 0,43YUNITA LARASATI 47 73 26 43 0,60
90 Mean Gain = 12,96Nilai Maksimal =
Lampiran 11Hitngan N-Gain Reciprocal Teaching
Nama Pre Test Post Test T2 - T1 Smak2 - T1 N-GainADI SAPUTRA 57 83 26 33 0,79AHMAD OKTAVIANSYAH RAHMAT PANDU 60 80 20 30 0,67AHMAD RIPAI 73 80 7 17 0,41ALDO FERDIANDA GUCI 70 80 10 20 0,50ANI APRIYANI 60 80 20 30 0,67AWALIYAH BACHREN 53 77 24 37 0,65CHKAIRIL NUR ANWAR 60 73 13 30 0,43CINDY RAYA 57 70 13 33 0,39DEIS PURWATI 63 77 14 27 0,52DIAN REFORSAPUTRO 67 73 6 23 0,26DINDA GUSTARI 67 70 3 23 0,13EDO APRIANTO 67 73 6 23 0,26ELYZA MARSITA 67 80 13 23 0,57ERIKA PUSPITA LESTARI 77 73 -4 13 -0,31FEBBY AYU FARIZA 73 73 0 17 0,00FIRDA YULIANA 73 73 0 17 0,00HERI FITRIANTO 77 77 0 13 0,00IKHSAN AGUSTIAN 77 77 0 13 0,00JESSIKA FEBIOLA PANGARIBUAN 70 80 10 20 0,50LIKA APRILIA 77 77 0 13 0,00LUSY RAHAYU 70 70 0 20 0,00MOCHAMAD AGAM MAULANA 63 73 10 27 0,37MUHAMMAD VICKY MAULANA 53 77 24 37 0,65MUHAMMAD VICKY MAULANA 53 77 24 37 0,65NIA HARTANTI 50 77 27 40 0,68NINA SAKINAH 53 90 37 37 1,00NOVIA YAMANI 53 83 30 37 0,81NURUL AIDA 50 80 30 40 0,75PRAYUDHA 60 73 13 30 0,43PUSPA DEWI ANGGRAENI 60 73 13 30 0,43RICKY ALPIN DORES 60 67 7 30 0,23RIDA APRIYANTI 60 70 10 30 0,33RIKY PRATAMA 67 73 6 23 0,26RISHA DWI OKTAVIA 67 70 3 23 0,13RISQIY BAIHAKKI 70 73 3 20 0,15SAYYIDAH ZAINAB 73 77 4 17 0,24SILVIA AUREL 70 73 3 20 0,15SITI HOLILAH 67 67 0 23 0,00SITI NUR HALIMAH 67 83 16 23 0,70TAUFIK JAYA SAMPURNA 67 70 3 23 0,13TIKA MUSTIKA WATI 60 73 13 30 0,43TRI HARI L 57 70 13 33 0,39WINNE FEBRIANA A. 63 80 17 27 0,63YOGIE AFRYALLAH MAHARDIKA 60 77 17 30 0,57YUDHISTIRA ADI NUGRAHA 53 67 14 37 0,38YUDI KHARIRI 57 70 13 33 0,39
90 Mean Gain = 16,67Nilai Maksimal =
Lampiran 12
SOAL PRE TEST
Mata Pelajaran :NAMA :KELAS :
JENIS KELAMIN :
1. Konsumsi adalah bagian dari pemberian yang menggunakan barang barangdan jasa guna memenuhi kebutuhan. Pengertian diatas adalah pengertianyang dikemukakan oleh ...A. HanantoB. Albert c. mayersC. Ilmu ekonomiD. Ilmu ekonomi mikroE. Ilmu ekonomi makro
2. Hal-hal yang mempengaruhi konsumsi,.kecuali ...A. Struktur pajakB. Pembagian pendapatan nasionalC. Motif transaksiD. Harapan mengenai perubahan harga yang akan datangE. Penghasilan tertinggi yang pernah dicapai
3. Fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan dengan pendapatanadalah …A. Fungsi investasiB. Fungsi tabunganC. Fungsi konsumsiD. Ekonomi mikroE. Ekonomi makro
4. Yang merupakan factor yang mempengaruhitingkat investasi adalah …A. Inovasi, situasi politik, tingkat ekonomiB. Inovasi, situasi politik, ramalanC. Situasi politik, tingkat investasi, kondisi masyarakatD. Tingkat keuntungan, situasi politik, ramalanE. Tingkat keuntungan, selera masyarakat, ramalan
5. Berikut yang merupakan cirri penting dari fungsi konsumsi, kecuali …A. Terdapat tingkat impas dari pendapatanB. Setiap peningkatan disposable income akan menyebabkan kegiatan
konsumsi meningkatC. Di atas tingkat impas, sebagian dari disposable income digunakan untuk
kegiatan konsumsi dan sisanya ditabung
D. Di bawah tingkat impas, konsumsi rumah tangga lebih besar daripadadisposable income, sehingga rumah tangga melakukan pinjaman ataumenggunakan tabungan sebelumnya
E. Pembagian pendapatan nasional6. Diketahui fungsi C = 500 + 0,8 Y, jika besarnya tabungan Rp 400,- maka
besarnya konsumsi adalah …A. Rp 6.500,-B. Rp 4.100,-C. Rp 2.500,-D. Rp 1.125,-E. Rp 825,-
7. Faktor yang tidak berpengaruhpada saat rumah tangga melakukan investasiadalah …A. Ketersediaan factor produksiB. Harapan pengembalianC. DemografiD. Tingkat bungaE. Teknologi
8. Pada tingkat pendapatan Y = 0, masyarakat melakukan konsumsi sebesarkonsumsi minimal. Konsumsi minimal yang dikeluarkan tersebut dinamakanA. Konsumsi marjinalB. Konsumsi maksimalC. MPCD. Hasrat konsumsiE. Konsumsi otonom
9. Dalam perhitungan fungsi konsumsi , nilai MPC tidak pernah negative,dikarenakan …A. Pendapatan lebih besar dari konsumsiB. Nilai konsumsi yang selalu berubahC. Manusia tidak mungkin hidup dibawah tingkat konsumsi minimalD. Pendapatan terus meningkatE. Pendapatan tidak bernilai nol
10. Berikut ini bukan merupakan factor-factor yang mempengarui besarkecilnya investasi adalah …A. Tinggat suku bungaB. Tingkat keuntungan perusahaanC. Ramalan perekonomian dimasa yang akan datingD. Demonstrasi effectE. Situasi politik negara
11. Nama lain dari investasi adalah …A. Fungsi konsumsiB. Fungsi tabunganC. Penanaman modalD. Bentuk fungsi konsumsiE. Bentuk fungsi tabungan
12. Kemiringan fungsi tabungan adalah …
A. MPCB. APSC. APPD. MPSE. APC
13. Diketahui fungsi konsumsi C = 400 + 0,2Y, tentukan fungsi tabungan,besarnya tabungan saat Y = 600 …A. S = 450B. S = 150C. S = 30D. S = 180E. S = 80
14. Menabung Rp 60.000,- tentukan fungsi konsumsinya …A. C = 120.000 + 0,4YB. C = 58.000 + 1,6YC. S = 120.000 + 0,6YD. S = 97.000 + 8,0YE. C = 46.000 + 0,4Y
15. Diketahui fungsi konsumsi suatu Negara C = 250 + 0,8Y, dan jikapendapatan meningkat dari Rp 200.000,00 menjadi Rp 300.000,00.Tentukan besarnya kenaikan tabungan …A. Rp 20.000,00B. Rp 30.000,00C. Rp 40.000,00D. Rp 50.000,00E. Rp 10.000,00
16. Jika diketahui fungsi C = 200.000 + 0,7Y, maka fungsi tabungannya adalahA. S = 200.000 + 0,3YB. S = -200.000 + 0,7YC. S = 200.000 + 0,7YD. -200.000-0,7YE. -200.000 + 0,3Y
17. Kecenderungan menabung marginal dalam fungsi tabungan disebut jugadengan …A. MPCB. APCC. MPSD. APSE. Yd
18. Fungsi konsumsi dinyatakan dalam bentuk linier …A. C = Y + IB. C = a +bYC. C = -a + (1-bY)D. C = -a + SYE. C = a + BY
19. Yang merupakan factor dari tabungan antara lain …
A. Motif spekulasiB. Pendapatan nasionalC. Struktur pajakD. Tingkat bungaE. Ramalan
20. Pada tahun 2008 tingkat pendapatan 1000 dan pada tahun 2009 tingkatpendapatan 1500, pada tahun 2008 tingkat tabungan 300 dan pada tahun2009 tingkat tabungan 500. Tentukan fungsi tabungan …A. -100 + 0,2YB. 100 + 0,2YC. 100 + 0,8YD. -100 + 0,8YE. -100 – 0,8Y
21. Pada saat Amil mempunyai pendapatan sebesar Rp 100.000,- per bulan iagunakan untuk konsumsi sebesar Rp 900.000,- per bulan. Pada saatpendapatannya naik menjadi Rp 2.000.000,- per bulan konsumsinya menjadiRp 1.600.000,- maka fungsi konsumsinya …A. C = 200.000 + 0,3YB. C = 200.000 + 0,4YC. C = 200.000 + 0,7YD. -200.000 + 0,3YE. -200.000 + 0,6Y
22. Di bawah ini merupakan resiko investasi, kecuali …A. PolitikB. ManejemenC. PasarD. Tingkat bungaE. Otonom
23. Angka yang menunjukkan perubahan konsumsi dan perubahan tabungankarena adanya perubahan pendapatan nasional disebut …A. APSB. APCC. APYD. APPE. Angka pengganda pendapatan
24. Tingkat pendapatan dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnyapengeluaran untuk konsumsi adalah …A. BEPB. MPCC. Angka penggandaD. BEYE. MPS
25. Tingkat bunga yang berlaku dapat mempengaruhi …A. KonsumsiB. Fungsi konsumsiC. Tabungan
D. Fungsi investasiE. Investasi
26. Investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan yaitu …A. Investasi otonomB. Kurva investasiC. Fungsi investasiD. Investasi terpengaruhE, Perbandingan investasi
27. Pada tingkat pendapatan Rp 500.000,00 besarnya konsumsi Rp 400.000,00dan pada tingkat pendapatan Rp 1.000.000,00 besarnya konsumsi Rp600.000,00. Berdasarkan data tersebut fungsi konsumsinya adalah …A. C = -200.000 – 0,4YB. S = -200.000 + 0,6YC. C = -200.000 + 0,6YD. -200.000 + 0,4YE. 200.000 + 0,6Y
28. Di bawah ini bukan merupakan factor yang mempengaruhi tabungan …A. Suku bungaB. KekayaanC. Tingkat perekonomianD. Sikap hematE. Distribusi pendapatan
29. Rumus menghitung MPC …A. MPC = ∆Y x 1B. MPC = ∆YC. MPC = ∆C x ∆YD. ∆C. ∆Y. 2.2∆YE. MPC = ∆Y x 1. ∆C. ∆C. 2
30. Pengeluaran untuk membeli barang barang modal dan perlengkapanproduksi untuk menambah kemampuan produksi barang dan jasa disebut …A. ProduksiB. KonsumsiC. InvestasiD. DistribusiE. Tabungan
Lampiran 13
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran :NAMA :KELAS :
JENIS KELAMIN :1. Cabang dari ilmu ekonomi yang membahas tentang penerapan teori ekonomi
dalam suatu rumah tangga produksi adalah….a. Ekonomi deskriptif d. Ekonomi mikrob. Ekonomi terapan e. Ekonomi makroc. Teori ekonomi
2. Dalam teori ekonomi mikro pembahasan tentang faktor-faktor yangmenentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang masih harusdibayar karena penggunaan modal, dan tingkat keuntungan yang diperolehpara pengusaha berada pada
a. Teori produksi d. Teori distribusib. Teori konsumsi e. Teori pasarc. Teori harga
3. Perhatikan beberapa unit analisis ekonomi berikut:1. Biaya produksi pembuatan sapu2. Inflasi3. Pengangguran4. Permintaan barang dan jasaUnit analisis yang menjadi kajian dalam ekonomi makro adalah....
a. 1 dan 2 d. 2 dan 3b. 1 dan 3 e. 2 dan 4c. 1 dan 4
4. Teori ekonomi mikro mempelajari persoalan persoalan ekonomi yangdihadapi kegiatan perekonomian suatu negara diantaranya adalah…..
a. Upaya pengumpulan data terkait dengan fenomena ekonomi yangsedang terjadi.
b. Variabel-variabel seperti pengangguran, inflasi dan pertumbuhanekonomi
c. Bekerjanya perekonomian secara keseluruhand. Kajian empiris berdasarkan fakta didunia nyatae. Perilaku pelaku-pelaku dalam kegiatan perekonomian secara individu
5. Pertanyaan berikut yang merupakan masalah yang dibahas dalam teoriekonomi makro adalah...
a. Bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan ekonomib. Jenis-jenis barang dan jasa apa yang harus diproduksic. Barang apa yang akan dibeli dan berapa jumlahnyad. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa
e. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi6. Globalisasi dalam perdagangan menimbulkan adanya persaingan antar
pedagang dimasyarakat, banyak pengusaha atau pedagang kecil mengalamikelesuan karena kalah bersaing dan ada yang sampai gulung tikar sehinggamengakibatkan timbulnya pengangguran karena banyak PHK. Dampak secaralangsung dari pengangguran adalah...
a. Perekonomian semakin lesub. Industri mengalami penurunanc. Perhatian pemerintah semakin berkurangd. Timbulnya kriminalitas di masyarakate. Pendapatan masyarakat menurun
7. Untuk mengatasi masalah kemiskinan, keterbelakangan, lapangan kerja danpemerataan pembangunan, pemerintah melakukan berbagai kegiatan danprogram berikut ini :
1. Pemerataan pendidikan2. Inpres desa tertinggal3. Menciptakan lapangan kerja4. Bantuan langsung tunai5. Program Kredit Modal Kerja Permanen ( KMKP) dan Kredit Usaha
Kecil6. Transmigrasi7. Subsidi beras ( raskin )
Program untuk mengatasi kemiskinan ditunjukkan oleh nomor…a. 1, 2, dan 3 d. 3, 5, dan 7b. 1, 4, dan 5 e. 4, 5, dan 7c. 2, 5, dan 6
8. Berikut ini kebijakan fiskal dan kebijakan moneter1. Operasi pasar terbuka2. Stabilisasi anggaran otonomi3. Pembiayaan fungsional4. Mengubah tingkat diskonto5. Pengawasan kredit secara selektifBerdasarkan keterangan tersebut yang termasuk kebijakan moneter adalah...
a. 1, 4, 5 d. 2, 3, 5b. 1, 2, 3 e. 3, 4, 5c. 2, 3, 4
9. Nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat termasukwarga negara asing yang berdomisili disuatu negara dalam periode tertentudisebut….
a. Gross Domestic Product (GDP) d. Nett National Income (NNI)b. Gross National Product (GNP) e. Personal Income (PI)c. Nett National Product (NNP)
10. Perhitungan pendapatan nasional yang dilakukan dengan menghitung jumlahnilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi suatu negara selama satu tahun,merupakan metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan….
a. Pendekatan Pendapatan d. Pendekatan Konsumsib. Pendekatan Pengeluaran e. Pendekatan Pembelianc. Pendekatan Produksi
11. Pada tahun 2010 pendapatan nasional Indonesia Rp 600 trilyun dan jumlahpenduduk Indonesia 400 juta jiwa.Hitung besarnya pendapatan perkapitapenduduk Indonesia
a. Rp. 1 juta d. 2,5 jutab. Rp. 1,5 juta e. 3 jutac. Rp. 2 juta
12. Gross National Product dikurangi penyusutan barang modal selama satu tahunakan menghasilkan....
a. Gross Domestic Product d. Personal incomeb. Net National Product e. Disposible incomec. Net National Income
13. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan mempunyai nilaiyang sama dengan julah pembayaran balas jasa atas semua faktor produksiyang digunakan sehingga nilai NNP sama dengan nilai…
a. Gross National Product (GNP) d. Disposible incomeb. Nett National Income (NNI) e. National Incomec. Personal income
14. Perhitungan pendapatan nasional baik yang dilakukan oleh pemerintahmaupun lembaga swasta sangat besar manfaatnya pernyataan berikut yangmerupakan salah satu manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah…
a. Mengetahui besarnya konsumsi masyarakatb. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian suatu negarac. Mengendalikan konsumsi agar seimbang dengan produksid. Meningkatkan kegiatan produksi dalam suatu negarae. Mendorong kegiatan produksi yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi
15. Komponen perhitungan pendapatan nasional :Sewa tanah Rp. 1000.000.00Upah tenaga kerja Rp. 500.000.00Investasi Rp. 750.000.00Laba pengusaha Rp. 10.000.00Konsumsi Rp. 1000.000.00Bunga modal Rp. 200.000.00
Jika pendapatan nasional dihitung menggunakan pendekatan pendapatan,hasilnya adalah….
a. Rp. 3.460.000 d. Rp. 1.710.000b. Rp. 2.710.000 e. Rp. 1.500.000c. Rp. 1.750.000
16. Perhatikan data dibawah ini !Net National Income : Rp.315 TrilyunTransfer payment : Rp. 16 TrilyunLaba ditahan : Rp. 25 TrilyunIuran jaminan sosial : Rp. 35 TrilyunPajak perusahaan : Rp. 15 Trilyun
Berapa Personal Income dari data diatas...a. Rp. 240 Trilyun d. Rp. 275 Trilyunb. Rp. 256 Trilyun e. Rp. 300 Trilyunc. Rp. 240 Trilyun
17. Bank Dunia membagi negara-negara menjadi 5 kelompok berdasarkan tinggirendahnya pendapatan perkapita.Jika pendapatan perkapita suatu negara US$3.000, maka negara tersebut termasuk kelompok negara....
a. Kelompok negara berpendapatan rendahb. Kelompok negara berpendapatan menengah bawahc. Kelompok negara berpendapatan menengahd. Kelompok negara berpendapatan menengah tinggie. Kelompok negara berpendapatan tinggi
18. Suatu keadaan dimana harga cenderung naik secara terus menerus dan berlakusecara umum yang akan mengakibatkan nilai uang turun disebut….
a. Devaluasi d. Inflasib. Revaluasi e. Depresiasic. Deflasi
19. Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi akibat tuntutan kenaikangaji karyawan sehingga produsen menaikkan harga jual barang disebut...
a. Creeping inflation d. Cost push inflationb. Domestic inflation e. Demand pull inflationc. Imported inflation
20.Masyarakat yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi yang terjadiadalah golongan...
a. Debitur d. Penabung uang di Bankb. Kreditur e. Masyarakat berpenghasilan tetapc. Pegawai negeri
21. Dampak inflasi dalam masyarakat di bawah ini yang benar adalah….a. inflasi sangat menguntungkan bagi masyarakat yang berpenghasilan
tetap seperti PNS.b. inflasi sangat menguntungkan bagi masyarakat yang meminjam uang di
Bank dengan tingkat bunga yang relatif rendahc. inflasi sangat merugikan bagi masyarakat yang meminjam uang di Bank
meskipun tingkat bunganya relatif rendah.d. inflasi sangat menguntungkan bagi pihak yang memberikan pinjaman
(debitor) meskipun dengan tingkat bunga yang cukup rendahe. inflasi pengaruhnya sangat kecil bagi masyarakat yang tidak punya
penghasilan karena harga barang relatif murah.
22. Indeks harga yang digunakan untuk mengukur biaya pembelian sekelompokbarang dan jasa yang dapat mewakili belanja konsumen disebut….
a. Indeks Harga Konsumen d. Indeks Paritasb. Indeks Harga Produsen e. Indeks Harga Perdagangan Besarc. Indeks Harga yang dibayar dan diterima petani
23. Indeks Harga konsumen bulan Januari 2011sebesar 130,65 dan Indeks Hargakonsumen bulan Februari 2011 sebesar 145,32 maka besarnya laju inflasibulan Maret adalah...
a. 11, 22 % d. 13,14 %b. 12, 22 % e. 67,14 %c. 14, 67 %
24. Perhatikan tabel berikut !Tahun Pakaian Beras
Output Harga Output Harga2001 20 10.000 30 50002010 30 20.000 40 7500
Dari data diatas pertumbuhan inflasi yang dihitung dengan Indeks HargaKonsumen sebesar…
a. 7.85% d. 6.55%b. 8.75% e. 8.56c. 5.67%
25. Berapa banyak uang yang dibelanjakan seseorang dari seluruh pendapatannyadapat dinyatakan dalam fungsi…
a. Konsumsi d. Pendapatanb. Tabungan e. Keseimbanganc. Investasi
26. KUD dapat menyediakan segala macam obat-obatan pertanian yangdibutuhkan petani setelah mendapat kredit dari salah satu perusahaanpenghasil pupuk hal ini menunjukkan fungsi kredit untuk…a. Meningkatkan daya guna modalb. Memperlancar arus barangc. Mempercepat peredaran uangd. Meningkatkan pendapatan nasionale. Menunjang stabilitas nasional
27. Nama baik calon debitur perlu diperhatikan dalam pemberian pinjaman.hal inimerupakan syarat kelayakan kredit dari unsur…
a. Character d. Collateralb. Capacity e. Conditionc. Capital
28. Berikut beberapa kebaikan dan kelemahan kredit yang ditawarkan kepadamasyarakat oleh bank pemerintah maupun swasta :1. Mempermudah mendapatkan dana segar untuk modal2. Mendorong masyarakat untuk konsumtif3. Menjadikan masyarakat lebih dapat berspekulasi4. Mendorong peningkatan produktivitas masyarakat5. Menciptakan masyarakat yang dapat mengelola keuangannya
Dari pernyataan diatas yang termasuk kelemahan kredit adalah…a. 1 dan 2 d. 2 dan 5b. 1 dan 3 e. 3 dan 4c. 2 dan 3
29. Kebijakan fiscal adalah suatu instrument yang digunakan oleh pemerintahdalam rangka mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi melalui…..
a. pengendalian harga d. pengendalian moneterb. pengendalian barang dan jasa e. pengendalian suku bunga bankc. pengendalian pajak
30. Perhatikan matrik kebijakan pemerintah dibidang ekonomi sebagai berikut :A B C
1. Menaikkan tingkatsuku bunga
1. Menaikkanpendapatanmasyarakat
1. Menetapkan hargamaksimum
2. Melakukanpembatasan import
2. Melaksanakanpolitik pasar terbuka
2. Mempermudahpemberian kredit
3. Menaikkan tarifpajak
3. Kebijakan kreditselektif
3. Menetapkan cashratio
Kebijakan pemerintah dibidang moneter yang dapat mempengaruhi jumlahuang yang beredar adalah….
a. A1, B1, C1 d. A2, B3, C1b. A1, B2, C3 e. A3, B2, C1c. A2, B3, C2
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN PRETEST
No Jawaban No Jawaban123456789101112131415
ACBEEBAECDCBEAA
161718192021222324252627282930
ECBAACEEAEDBCDC
KUNCI JAWABAN POST TEST
1 D 11 B 21 B2 A 12 B 22 A3 D 13 B 23 A4 E 14 B 24 A5 A 15 D 25 D6 E 16 B 26 B7 A 17 C 27 A8 A 18 D 28 C9 A 19 D 29 C10 C 20 B 30 B
Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI METODE THINK TALK WRITE
Petunjuk Pengisian : Isilah kolom dengan tanda (√)Nama Observer :
NO KOMPONEN YA TIDAK
1Guru memberikan apersepsi kepada para siswa denganmemberikan pertanyaan tentang permintaan
2Guru mempersiapkan sebuah gambar sesuai materi yangakan disampaikan
3Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil, terdiridari 3 – 5 orang
4Guru membagi gambar kepada para siswa sesuai materiyang akan disampaikan yang memuat situasi masalah danpetunjuk serta prosedur pelaksanaan
5Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untukberdiskusi
6
Para siswa melihat dan memperhatikan dengan seksamagambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinyaserta membuat catatan dari hasil bacaannya secaraindividual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok(Think)
7Para siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan temansatu kelompoknya untuk membahas isi catatan yang telahdibuat (Talk)
8Para siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagaihasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkumanhasil belajar (write)
9
Para siswa melaporkan hasil diskusi dari kelompoknyamasing-masing dan kelompok lain memberikantanggapan terhadap hasil diskusi kelompompok yangpresentasi
10Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untukbertanya tentang materi yang belum dipahami
11 Guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI METODE RECIPROCAL TEACHING
Petunjuk Pengisian : Isilah kolom dengan tanda (√)Nama Observer :
NO KOMPONEN YA TIDAK
1Guru memberikan apersepsi kepada para siswa denganmemberikan pertanyaan tentang permintaan
2Guru mempersiapkan sebuah gambar sesuai materi yangakan disampaikan
3Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil, terdiridari 3 – 5 orang
4Guru membagi gambar kepada para siswa sesuai materiyang akan disampaikan yang memuat situasi masalah danpetunjuk serta prosedur pelaksanaan
5Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untukberdiskusi
6
Para siswa melihat dan memperhatikan dengan seksamagambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinyaserta membuat catatan dari hasil bacaannya secaraindividual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok(Think)
7Para siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan temansatu kelompoknya untuk membahas isi catatan yang telahdibuat (Talk)
8Para siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagaihasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkumanhasil belajar (write)
9
Para siswa melaporkan hasil diskusi dari kelompoknyamasing-masing dan kelompok lain memberikantanggapan terhadap hasil diskusi kelompompok yangpresentasi
10Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untukbertanya tentang materi yang belum dipahami
11 Guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa
Lampiran 17
WAWANCARA DENGAN GURU
Hari/Tanggal : Senin/17 Maret 2014Nama : R. Roby Rusbandi, SEJabatan : Guru Mata Pelajaran EkonomiWaktu : 12.30 s/d SelesaiTempat : Ruang Guru
No. Pertanyaan Tanggapan Guru1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apakah Ibu sebelum mengajarmembuat persiapan mengajarharian/rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) ?
Apaka Ibu pernah mengikuti penataransehubungan dengan pembelajaranEkonomi ?
Buku sumber apa saja yang digunakandalam pembelajaran ?
Dalam mengajar Ekonomi apa yangpaling sering Ibu gunakan ?
Apakah Ibu tahu model pembelajarankooperatif ? Khususnya modelpembelajaran tipe Think Talk Write danRecipocal Teaching ?
Bagaimana cara Ibu meningkatkanhasil belajar siswa ?
Ya, sebelum mengajar, sayamembuat RPP terlebih dahulu.
Saya sudah pernah mengikutipenataran sehubungan denganpembelajaran Ekonomi
Buku sumber yang sering sayagunakan dalam pembelajaranEkonomi yaitu Yudistira, BumiAksara dan Juga LKS
Metode yang sering sayagunakan dalam menyampaikanpembelajaran Ekonomi yaitumasih menggunakan metodeceramah.
Saya tahu, tetapi saya barumendengar kalo ada metodekooperatif tipe Think Talk Writedan Recipocal Teaching.
Cara yang saya lakukan untukmeningkatkan hasil belajar siswayaitu dengan caramemberikantugas danmemerintahkan mereka untukbanyak membaca
7.
8.
Apakah topik yang akan diajarkanselalu di ambil dari silabus ?
Menurut Ibu apakah penerapanpembelajaran Ekonomi denganmenggunakan metode pembelajarankooperatif tipe Think Talk Write danRecipocal Teaching dapatmeningkatkan hasil belajar siswa
Ya, topik yang saya ajarkanselalu saya ambil dan sayasesuaikan dengan silabus.
Menurut pendapat saya keduametode tersebut dapatmeningkatkan hasil belajarsiswa, karena siswa dapatberperan aktif dan membuatmereka menjadi kreatif, sehinggatidak jenuh dengan pelajaranEkonomi.
Lampiran 18
WAWANCARA DENGAN SISWA
Hari/Tanggal : Senin/17 Maret 2014Nama : Fildzah Adlina SuciptoJabatan : Siswa SMA Nusa Putra TangerangWaktu : 08.00 s/d SelesaiTempat : Ruang Kelas X.1
No. Pertanyaan Tanggapan Siswa1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bagaimana menurut pendapatmutentang pelajaran Ekonomi di kelas ?
Apakah kamu senang dengan pelajaranEkonomi di kelas ?
Bagaimana hasil belajar kamu ?
Apakah kamu puas dengan nilaiEkonomi yang kamu peroleh ?
Bagaimana menurut pendapat kamutentang cara guru dalam menerangkanpelajaran Ekonomi ? Jelaskan ?
Apakah kamu dapat memahami materiEkonomi yang dijelaskan oleh guru ?
Apakah kamu aktif dalam mengikutipelajaran ?
Hambatan apa yang kamu hadapi padasaat belajar Ekonomi ?
Menurut pendapat saya,pelajaran Ekonomi itumembosankan dan membuat sayamengantuk karena harusmendengarkan ceramah saja dariguru.
Tidak terlalu senang karenabanyak materi yang harusdihafalkan
Kurang baik karena saya kurangbanyak membaca dan menghafal
Tidak puas
Menurut saya, guru Ekonomihanya ceramah saja danmembuat saya bosan.
Sedikit saja, tetapi kadang sayamembaca lagi dirumah terkaitmateri yang telah dipelajari disekolah.
Kadang-kadang
Banyak hafalannya dan membuatsaya pusing
9.
10.
Apakah kamu sudah mengetahuitentang model pembelajaran kooperatiftipe Think Talk Write dan ReciprocalTeaching
Apakah gurumu sudah menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipeThink Talk Write dan ReciprocalTeaching Di kelasmu ?
Belum tahu, saya barumendengarnya
Belum pernah, hanya metodeceramah saja yang digunakandalam menjelaskan materiEkonomi