perbanyakan vegetatif

23
ACARA I PERBANYAKAN VEGETATIF I. TUJUAN 1. Mengetahui prinsip-prinsip dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif 2. Menguasai teknik-teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif II. TINJAUAN PUSTAKA Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan dua cara yaitu generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara 2 individu atau bagian dari individu yang terpisah, sehingga sifat-sifat dari orang tuanya bercampur, misalnya dengan spora atau dengan biji. Perbanyakan secara vegetatif yaitu perbanyakan dengan memakai bagian dari tanaman (Sianipar dan Philippus, 1981). Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Pembiakan aseksual berlangsung tanpa perubahan- perubahan kromosom. Sehingga sifat yang diturunkan sama dengan sifat induknya (Jumin, 1994). Perbanyakan vegetatif pada umumnya menggunakan stek, okulasi, layering udara, dan lain- lain. Media yang digunakan dalam teknik ini adalah pupuk organik seperti pupuk hijau, kompos, sekam padi, kotoran, dan serbuk gergaji (Sumiarsi dan Priadi, 2004).

Upload: ayunurwinda

Post on 25-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Lap. Dasar-Dasar Agronomi

TRANSCRIPT

Page 1: Perbanyakan Vegetatif

ACARA I

PERBANYAKAN VEGETATIF

I. TUJUAN

1. Mengetahui prinsip-prinsip dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif

2. Menguasai teknik-teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan dua cara yaitu generatif dan vegetatif.

Perbanyakan secara generatif yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara 2 individu atau

bagian dari individu yang terpisah, sehingga sifat-sifat dari orang tuanya bercampur,

misalnya dengan spora atau dengan biji. Perbanyakan secara vegetatif yaitu perbanyakan

dengan memakai bagian dari tanaman (Sianipar dan Philippus, 1981).

Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari tumbuhan

induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Pembiakan aseksual berlangsung

tanpa perubahan-perubahan kromosom. Sehingga sifat yang diturunkan sama dengan sifat

induknya (Jumin, 1994). Perbanyakan vegetatif pada umumnya menggunakan stek, okulasi,

layering udara, dan lain-lain. Media yang digunakan dalam teknik ini adalah pupuk organik

seperti pupuk hijau, kompos, sekam padi, kotoran, dan serbuk gergaji (Sumiarsi dan Priadi,

2004).

Berbagai cara pembiakan vegetatif antara lain penggunaan benih apomiktik, penggunan

struktur vegetatif khusus, induksi akar dan pucuk adventif, dan penyambungan (grafting dan

budding). Penggunaan benih apomiktik seperti pada Citrus sp.. Penggunaan struktur vegetatif

khusus yaitu sulur (ranner) misal pada strawberry, umbi lapis (bulb), umbi sisik (corm) misal

gladiol, akar batang (rhizome) misal canna, carang (offshoot) misal pisang, umbi batang

(tubers) misal kantung, dan umbi akar (roots) misal ubi jalar. Induksi akar dan pucuk

adventif seperti cangkok dan stek (cutting). Cangkok aitu regenerasi dari bagian vegetatif

sementara masih berada pada tanamannya, sedangkan stek (cutting) yaitu regenarasi dari

bagian vegetatif yang telah dipisahkan dari tanamannya. Penyambungan (grafting dan

budding) adalah penyatuan bagian-bagian tanaman dengan cara regenerasi jaringan (Harjadi,

1992).

Page 2: Perbanyakan Vegetatif

Adapun kelebiham bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding dengan cara generatif

(biji) adalah: (1) diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih banyak, misalnya batang

bawah (rootstock) yang unggul perkaranya disambung dengan batang atas (scion) yang

unggul produksi buahnya, (2) umur berbuah lebih cepat, (3) aroma dan cita rasa buah tidak

menyimpang dari sifat unggul induknya (Tambing et al, 2008).

Translokasi hasil fotosintesis berlangsung melalui phloem (jaringan kulit kayu) untuk

diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Apabila phloem diputuskan, maka tanaman atau hasil

fotosintesis akan terhenti, sehingga membentuk kallus. Kallus ini apabila menyentuh media

yang basah akan merangsang terbentuknya akar. Cabang atau dahan tempat akan terbentuk

jika dipotong dan dipindahkan ke tanah akan diperoleh tanaman baru. Pekerjaan tersebut

disebut mencangkok. Keuntungan yang diperoleh dari mencangkok adalah tanaman yang

baru sama dengan induknya dan cepat memperoleh bibit yang diinginkan. Sedangkan

kelemahannya adalah tidak mempunyai perakaran yang kuat, memakan waktu yang banyak

dan merusak pohon induk asal cabang atau dahan (Fuller and Caronthus, 1964).

Bagian batang, cabang atau pucuk yang ditanamkan disebut stek. Stek dibedakan

menjadfi stek batang, stek cabang, stek ranting, stek pucuk, stek daun, dan stek tunas (Jumin,

1994). Stek dapat dikatakan hidup jika mampu mengeluarkan akar dan tunas, namun ja yang

tumbuh hanya salah satunya maka tanaman tersebut tidak akan bertahan lagi karena dapat

mengalami proes kematian dengan ciri-ciri fisik yaitu warna daun menguning atau batang

mengering (Pujawati, 2009).

Menyambung adalah menempelkan atau menyambung bagian tanaman ke bagian lainnya

sehingga tercapainya persenyawaan yang membentuk tanaman baru. Seperti halnya

pembiakan vegetatif lainnya, menyambung tidak mengubah susunan genetis tanaman baru

dan sama dengan tanaman induk. Menyambung ditujukan untuk memperoleh tanaman yang

cepat berbuah, memperbaiki tanaman yang rusak dan untuk memperbaiki sifat batang atas

(Jumin, 1994). Menurut Andriance dan Brinson (1955) bahwa penyambungan atau grafting

adalah cara memperbanyak tanaman dengan menyatukan dahan tanaman satu ke tanaman

yang lain dan tumbuh menjadi satu tanaman. Budding merupakan salah satu bentuk grafting,

dimana tanaman induk merupakan bagian kulit kecil dari pohon yang mengandung satu mata

tunas.

Page 3: Perbanyakan Vegetatif

Dalam penyambungan terjadi penggabungan antara dua jenis tanama yaitu entris dan

batang bawah yang berasal dari induk yang berbeda. Dari entris diharapkan akan

berkembang pertumbuhan cabang, tunas, dan produksi buah yang tinggi dengan kualitas

yang baik. Pengembangan dan pengadaan bibit yang berasal dari penyambungan,

dipengaruhi sifat daya gabung antara entris dengan batang bawah. Penggabungan entris

dengan batang bawah dapat terjadi kecocokan (kompatibilitas) atau ketidakcocokan

(inkompabilitas) (Adelina, 2011).

Pada perbanyakan vegetatif dengan sambung pucuk proses pertautan antara batang atas

dan batang bawah harus berlangsung baik agar transportasi zat-zat makanan menjadi lebih

lancar dan dapat menstimulasi pertumbuhan tunas. Semakin panjang tunas maka semakin

panjang pula buku-buku batang terbentuk sehingga jumlah daun semakin banyak (Hume,

1975).

Page 4: Perbanyakan Vegetatif

III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi Acara I yang berjudul “Perbanyakan Vegetatif”

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Maret 2014 di Laboratorium Manajemen dan

Produksi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau okulasi untuk

memotong batang, cabang, atau daun, plastik untuk membungkus tanaman setelah dilakukan

penyambungan dan stek, tali rafia untuk untuk mengikat plastik, label dan alat tulis untuk

memberikan tanda pada tanaman sesuai dengan perlakuan. Adapun bahan-bahan yang

digunakan meliputi tanah, pupuk kandang sebagai media tanam, tanaman lidah mertua

(Sansiviera sp.) untuk stek daun, tanaman jeruk (Citus sp.) untuk stek batang, dan tanaman

sirsak (Annona muricata L.) untuk sambung pucuk.

Ada tiga macam perbanyakan vegetatif yang dilakukan pada praktikum ini, yaitu

sambung pucuk, stek daun, dan stek batang. Pada sambung pucuk digunakan tanaman sirsak

(Annona muricata L.). Batang yang besar dan berdaun kecil digunakan untuk scion dan yang

berdaun lebar untuk stock. Bagian pucuk scion dipotong 10-15 cm tergantung besarnya

cabang dan daun scion dikurangi sehingga tersisa 2-3 daun. Bagian pangkal scion dipotong

membentuk huruf v. Bagian stock dibelah ke bawah (pada bagian bawah batang) sepanjang

1-2 cm tergantung besarnya cabang. Lalu scion disisipkan ke dalam stock dan diikat dengan

tali (tidak terlalu kuat dan kendor). Setelah itu dibungkus dengan plastik untuk mengurangi

tanspirasi pada scion. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Untuk stek daun yang

dilakukan pertama kali adalah persiapan media tanam dan tanaman (Sanciviera sp.). Setelah

itu daun dipotong menjadi tiga bagian , yaitu ujung, tengah, dan pangkal. Kemudian bagian-

bagian tersebut ditanam di media tanam yang telah disiapkan. Media tanam disirami untuk

pemenuhan kebutuhan air. Pada stek batang, disiapkan tiga batang tanaman jeruk (Citrus sp.)

dengan panjang kira-kira 10-15 cm dengan disisakan satu daun saja. Pada bagian pangkal

batang dipotong dengan sudut kemiringan 45°. Setelah itu, ukuran luas daun dikurangi

dengan cara dipotong hingga tinggal setengah bagian. Masing-masing bahan stek dicelupkan

selama 15 menit di tiga perlakuan yang berbeda, yaitu air biasa, air kelapa muda 50%, dan

ZPT IBA 2000 ppm. Kemudian media tanam disiapkan dan bahan stek tersebut ditanam di

media tanam yang disiapkan (polybag). Polybag disungkup dengan plastik untuk mengurangi

penguapa oleh daun. Tanaman dipelihara hingga satu bulan dengan indikasi keberhasilan

Page 5: Perbanyakan Vegetatif

adalah munculnya tunas dan akar pada bahan stek. Hasil tiga perlakuan dibandingkan dan

dianalisis setelah satu bulan pemeliharaan.

Page 6: Perbanyakan Vegetatif

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbanyakan tanaman merupakan kegiatan pertanian yang bertujuan untuk

memperbanyak tanaman yang biasanya berbentuk bibit. Ada dua macam teknik perbanyakan

tanaman yang ada, yaitu metode perbanyakan secara generatif dan perbanyakan secara

vegetatif. Perbanyakan generatif yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara 2 individu atau

bagian dari individu yang terpisah, sehingga sifat-sifat dari orang tuanya bercampur,

misalnya dengan spora atau dengan biji. Sederhanya, metode generatif adalah teknik

perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji atau spora. Adapun metode vegetatif adalah

bentuk dari reproduksi aseksual atau tanpa kawin. Metode vegetatif tidak menggunakan biji

atapun spora, melainkan menggunakan bagian dari tanaman tersebut, misalnya daun, batang,

dan akar. Perbanyakan vegetatif meliputi stek batang, stek daun, sambung pucuk, cangkok,

dan lain-lain.

Teknik perbanyakan generatif dan vegetatif mempunyaim kelebihan dan kelemahan

tersendiri. Perbanyakan generatif medmpunyai beberapa kelebihan yaitu tanaman yang

dihasil mempunyai perakaran yang kuat karena berakar tunggang, lebih mudah dilakukan,

dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Adapuna kelemahan pada perbanyakan generatif

antara lain dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk panen buah pertama, sifat turunan tidak

mesti sama dengan indukannya, pada beberapa jenis tanaman biji atau benihnya sulit untuk

berkecambah.

Adapun perbanyakan vegetatif mempunyai kelebihan antara lain: tanaman yang

dihasilkan sama dengan tanaman induk, memiliki umur yang seragam, tahan terhadap

penyakit, dalam waktu yang lebih singkat dapat dihasilkan tanaman baru, umur panen

pertama yang lebih cepat, serta dapat menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan (Putri dan

Sudianta, 2009). Adapun kelemahan dari perbanyakan vegetatif adalah tanaman yang

dihasilkan mempuyai perakaran yang kurang kuat, dan cara pengerjaannya lebih sulit karena

dibutuhkan keahlian tertentu.

Sambung pucuk merupakan perbanyakan tanaman gabungan antara perbanyakan

generatif (dari persemaian biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang atau ranting)

tanaman yang berasal dari satu famili. Kedua tanaman (bagian tanaman) yang disatukan

masing-masing mempunyai keunggulan misalnya dari segi kelebatan buah, ukuran buah,

rasa, serta ketahanan terhadap penyakit. Metode sambung pucuk dilakukan untuk

Page 7: Perbanyakan Vegetatif

menggabungkan dua sifat tanaman sejenis yang mempunyai keunggulan berbeda, misalnya

pohon jeruk A mempunyai keunggulan tahan terhadap penyakit dan pohonnya kuat,

sedangkan pohon jeruk jenis B mempunyai buah yang manis tetapi rentan terhadap penyakit.

Penggabungan antara pohon jeruk A dan B diharapkan dapat menghasilkan pohon yang kuat

dan tahan terhadap penyakit serta mempunyai buah yang manis. Biasanya jenis pohon yang

mempunyai keunggulan akar maupun ketahanannya dijadikan sebagai stock, adapun yang

mempunyai keunggulan hasil buahnya dijadikan sebagai scion. Indikasi berhasilnya sambung

pucuk adalah menempelnya kedua batang dan daun pada batang atas terlihat hijau dan segar.

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan

sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai

alternatif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan

keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan

lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu

dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress

lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan. Keberhasilan

perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan

stek sehingga menjadi tanaman baru.

Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem

sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas baru berasal dari meristem primer pada

kumpulan sel-sel tepi daun dewasa, tetapi pada tanaman Begonia rex, Saint paulia (Avrican

violet), Sansevieria, Crassula dan Lily, akar dan tunas baru berkembang dari meristem

sekunder dari hasil pelukaan. Pada beberapa species seperti Peperomia, akar dan tunas baru

muncul dari jaringan kalus yang terbentuk dari aktivitas meristem sekunder karena pelukaan.

Pada percobaan ini digunakan ZPT atau zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh

adalah senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung,

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh dalam

tanaman tergolong dalam lima kelompok, yaitu auksin, giberilin, sitokinin, dan inhibitor.

Masing-masing Zat Pengatur Tumbuh tersebut memiliki ciri khas dan fungsi tertentu

terhadap proses fisiologis tanaman. Auksin berpengaruh terhadap proses pemanjangan sel

(elongation cell) pada sel meristem, giberilin berfungsi untuk menstimulasi pembelahan sel

(cell division), sitokinin hampir sama dengan giberilin yaitu mendukung terjadinya

Page 8: Perbanyakan Vegetatif

pembelahan sel, etilen berperan dalam hal pematangan buah, dan inhibitor adalah sebagai

penghambat proses biokimia dan fisiolagis dari keempat zat pengatur tumbuh lainnya. Zat-

zat pengatur tumbuh tersebut mempunyai konsntrasi tertentu untuk bekerja maksimal pada

tanaman atau dengan kata lain mempunyai kondisi optimum (Anonim, 2010).

ZPT IBA merupakan zat pengatur tumbuh yang berperan pada pengakaran stek, dengan

kata lain ZPT IBA memiliki peran yang mirip dengan peran hormon auksin. IBA sendiri

merupakan kepanjangan indolebutyric acid. ZPT IBA merangsang pertumbuhan akar

sehingga akar menjadi tumbuh subur. ZPT IBA sangat membantu merangsang pertumbuhan

akar tanaman sehingga tanaman dapat menyerap hara dan air dalam jangkauan yang lebih

jauh. Dengan kata lain ZPT IBA sangat membantu bagi tanaman yang hidup di tanah tandus.

Pemberian rangsang akar terhadap stek batang sangat membantu tanaman guna mengabsorbsi

unsur hara dan air pada awal masa pertumbuhan seperti halnya stek batang seperti ini.

Histogram 1. Prosentase Keberhasilan Sambung Pucuk pada Annona muricata L.

Banyak faktor yang mempengaruhi hidup tumbuhnya suatu tanaman, entah itu hasil dari

perkembangbiakan generatif maupun vegetatif. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormon. Faktor

eksternal meliputi media tanam, kelembabapan udara, ketersediaan air, dan intensitas

Page 9: Perbanyakan Vegetatif

cahaya. Berdasarkan histogram hasil pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa prosentase

keberhasilan perbanyakan vegetatif adalah 0%. Dari 6 kelompok yang melakukan percobaan

sambung pucuk tidak ada satupun yang berhasil. Berdasarkan teori, metode sambung pucuk

memilik tingkat keberhasilan yang tinggi, yaitu 80% sampai 90%. Ketidakberhasilan ini

mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor dari tanamannya sendiri atau faktor

lingkungan dari tanaman. Faktor dari tanaman meliputi keadaan tanaman yang kurang baik

dan hormon. Mungkin tanaman yang digunakan untuk sambung pucuk merupakan tanaman

yang kurang baik. Tanaman yang digunakan untuk sambung pucuk tidak memiliki kejelasan

asal-usulnya. Indukan dari tanaman yang digunakan tidak diketahui kelayakannya untuk

dijadikan bahan sambung pucuk.

Faktor yang kedua adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan meliputi kelembaban

udara, media tanam, intensitas cahaya, ketersediaan air. Pada percobaan sambung pucuk ini

dilakukan di dalam rumah kaca. Faktor-faktor lingkungan seperti intensitas cahaya dan

kelembababan udara bisa diabaikan karena rumah kaca merupakan tempat ideal untuk

pertumbuhan tanaman. Faktor lingkungan yang perlu dikaji adalah media tanam dan

ketersediaan air. Media tanam yang digunakan adalah tanah, kemungkinan tanah yang

digunakan dalam sambung pucuk ini termasuk tanah tandus yang kandungan mineral-mineral

pembantu pertumbuhan tanaman sangat minim. Pada praktikum ini tidak ada upaya

penambahan unsur-unsur hara atau semacamnya seperti pupuk. Ketersediaan air berkaitan

dengan bagaimana praktikan memelihara tanaman tersebut. Mungkin terjadi kelalaian yang

menyebabkan tanaman kekeringan. Faktor yang lain mungkin tanaman tersebut terserang

penyakit sebelum disambungkan ataupun setelah disambungkan.

Page 10: Perbanyakan Vegetatif

Histogram 2. Panjang Batang pada Stek Batang Citrus sp. di Setiap Perlakuan

Berdasarkan percobaan stek batang yang telah dilakukan, diperoleh data panjang batang

tanaman Citrus sp. dengan beberapa perlakuan, yaitu perlakuan pemberian ZPT IBA 2000

ppm, air kelapa muda, dan air biasa. Batang yang direndam dengan ZPT IBA 2000 ppm

mempunyai batang terpanjang yaitu 6,5 cm kemudian batang yang direndam dengan air biasa

mempunyai panjang 2,7 cm. Adapun batang yang direndam dengan air kelapa mempunyai

panjang 2,69 cm. Berdasarkan hasil tersebut, pemberian ZPT IBA 2000 ppm berdampak

sangat nyata terhadap pertumbuhan batang pada stek batang. ZPT IBA memiliki peran yang

mirip dengan peran hormon auksin, yaitu membantu pertumbuhan tanaman baik

pertumbuhan akar maupun batang. Hal inilah yang menyebabkan tinggi batang pada

perlakuan ZPT IBA memiliki tinggi yang paling besar. Pada perlakuan pemberian air kelapa

muda menunjukkan tinggi batang stek mempunyai tinggi yang terendah. Hal ini bertolak

belakang dengan peran air kelapa muda yang seharusnya membantu proses pertumbuhan

karena mengandung tiga hormon yaitu sitokinin, auksin, giberilin. Hal ini mungkin

dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain keadaan lingkungan, kondisi batang, serta

konsentrasi air kelapa muda yang tidak sesuai dengan kebutuhan batang tersebut.

Penggunaan zat pengatur tumbuh diperlukan konsentrasi yang tepat untuk membantu

pertumbuhan yang optimum.

Page 11: Perbanyakan Vegetatif

Histogram 3. Jumlah Akar pada Stek Batang Citrus sp. di Setiap Perlakuan

Berdasarkan histogram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah akar yang dihasilkan pada stek

batang Citrus sp. terjadi pada kontrol, yaitu dengan rata-rata 1,33. Pada perlakuan air kelapa

muda jumlah akar sebanyak 1,25 dan pada perlakuan ZPT IBA sebanyak 1 helai akar. ZPT

IBA merupakan zat pengatur tumbuh yang berperan pada pengakaran stek, dengan kata lain

ZPT IBA memiliki peran yang mirip dengan peran hormon auksin. Namun, pada percobaan

ini menunjukkan hasil yang berbeda dari teori. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal meliputi keadaan bahan stek sendiri, apakah layak dijadikan untuk

stek batang apa tidak. Faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan seperti media tanam,

intensitas cahaya, kelembapan udara, ketersediaan air dan ZPT IBA itu sendiri. Konsentrasi

dan lama pencelupan bahan stek dalam ZPT IBA mungkin dapat mempengaruhi jumlah akar

yang tumbuh. Untuk memberikan hasil yang maksimal, dibutuhkan pemberian ZPT dengan

konsentrasi yang tepat.

Page 12: Perbanyakan Vegetatif

Histogram 4. Panjang Tunas pada Stek Batang Citrus sp. di Setiap Perlakuan

Pada histogram di atas dapat dilihat bahwa panjang tunas stek batang Citrus sp. pada

perlakuan ZPT IBA dan air kelapa mempunyai rata-rata kepanjangan tunas yang sama, yaitu

3,2 cm. Adapun panjang tunas pada kontrol adalah 2,25 cm. Berdasarkan hasil tersebut dapat

dilihat bahwa ZPT IBA 2000 ppm dan air kelapa muda mepunyai pengaruh terhadap panjang

tunas dibandingkan dengan kontrol. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ZPT IBA dan

air kelapa muda merupakan zat pengatur tumbuh tumbuhan yang berfungsi untuk membantu

proses pertumbuhan tumbuhan baik pada batang, akar, dan tunas.

Page 13: Perbanyakan Vegetatif

Histogram 5. Panjang Akar pada Stek Daun Sanciviera sp. di Beberapa Bagian Daun

Histrogam ini menjelaskan rata-rata panjang akar pada stek daun Sanciviera sp. yang

dilakukan pada pangkal, tengah, dan ujung daun. Stek daun pada pangkal daun mempunyai

rerata panjang akar 1,01 cm, pada tengah daun mempunyai rerata panjang akar 0,9 cm, dan

pada ujung daun adalah 0,5 cm. Wahyuni (2012) menyatakan bahwa stek yang diambil dari

tengah daun dan pangkal daun menghasilkan akar yang banyak dan panjang. Pada percobaan

stek daun yang kami lakukan menunjukkan hasil yang terbalik dimana akar terpanjang

dihasilkan dari stek daun bagian ujung. Penyimpangan ini terjadi disebabkan oleh beberapa

faktor sperti keadaan daun yang tidak bagus dan faktor lingkungan seperti ketersediaan air,

kelembapan udara, intensitas cahaya yang kurang baik dibanding dua perlakuan lainnya.

Page 14: Perbanyakan Vegetatif

Histogram 6. Jumlah Akar pada Stek Daun Sanciviera sp. di Berbagai Bagian Daun

Berdasarkan histogram di atas dapat dilihat bahwa jumlah akar terbanyak pada stek daun

Sanciviera sp. muncul pada perlakuan stek daun yang dilakukan di tengah daun, yaitu

sebanyak 4 helai akar. Pada ujung daun mempunyai rerata 2,5 helai, dan pada pangkal daun

sebnanyak 1 herlai akar. Wahyuni (2012) menyatakan bahwa stek yang diambil dari tengah

daun dan pangkal daun menghasilkan akar yang banyak dan panjang. Akar terpanjang dan

terbanyak dihasilkan pada daun tengah dan pangkal dikarenakan kemasakan sel dan jumlah

nutrisi pada bagian tengah dan pangkal daun lebih tinggi dibandingkan dengan bagian ujung.

Page 15: Perbanyakan Vegetatif

V. KESIMPULAN

1. Prinsip perbanyakan vegetatif adalah memanfaatkan bagian tanaman selain biji seperti daun dan batang

2. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetatif, diantaranya hormon, gen, intensitas cahaya, kelembaban udara, ketersediaan air, dan media tanam

3. Penggunaan ZPT IBA dan air kelapa muda dapat merangsang pertumbuhan akar dan pada stek batang

4. Stek daun lebih optimum dilakukan pada bagian tengah dan ujung daun

Page 16: Perbanyakan Vegetatif

DAFTAR PUSTAKA

Addina, E. 2011. Kompabilitas batang bawah nangka (Artocarpus heteropyllus L) kultivar beka-3 dan tulo-5 terhadap berbagai entris terpilih. Media litbang Sulteng IV (1) : 37

Adriance, G.W. and Brison, F.R.1955. Propagation of Horticultual Plants. Mc-Hill Book Company, New York.

Fuller, J.H. and L.B., Caronthus 1964. The Plant World 4th Edition. Holt and Richard Inc,USA.

Harjadi. 1982. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia, Jakarta.

Hume, H. 1975. Citrus Fruits. The Macmillan Company , New York.

Jumin, H.S. 1994. Dasat-Dasar Agronomi. PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Pujawati, E.D . 2009. Pertumbuhan stek jeruk lemon (citrus medica) dengan pemberian urin sapi pada berbagai konsentrasi dan lama perendaman . Jurnal Hutan Tropis Borneo 10 : 203

Sianipar , M. dan G.A. Philippus .1981. Bercocok Tanam untuk Sekolah Pertanian Pembangunan. C.V. Yasaguna , Jakarta.

Sumiarsi, N. and D. Priadi. 2004. Plant propagation of forest tree and ITS problem in Indonesia : A Case Study of Industrial Forest Estate 12:10

Tambing, Y.E., Adelina, T. Budiarti, E. Muniarti. 2008. Kompatibilitas batang bawah nangka tahan kering dengan entris nangka asal-usul Sulawesi Tengah dengan acara sambung pucuk. J. Agroland 2:95

Wahyuni, N.L. 2012. Ketersediaan bahan baku tanaman obat hipertensi dan hiperglikemia dalam mendukung program saintifikasi jamu. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. (18) (2)

Anonim, 2010. Zat Pengatur Tumbuh. http://www.gerbangpertanian.com/2010/04/zat-pengatur-

tumbuh-tanaman.html. Diakses pada tanggal 18 April 2014 jam 21.00 WIB

Putri, D.M.S., dan I.N. Sudianta. 2010. Penggunaan ZPT pada perbanyakan Rhododendron javanicum

Benn secara vegetatif (stek pucuk). Jurnal Biologi XIII (1): 17-20