perbandingan kewenangan lembaga komisi …

21
PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI PENGAWASAN PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA DENGAN BELANDA DAN SINGAPURA FRANSISCA THERESA SIMANJUNTAK 1 Abstrak Penelitian ini membahas pengaturan serta kewenangan yang dimiliki oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha di Indonesia, Belanda dengan Autoriteit Consument en Markt serta Singapura dengan Competition Commission of Singapore. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) memiliki tugas untuk menegak Hukum Persaingan Usaha serta mengadili terjadinya pelanggaran larangan di dalam Hukum Persaingan Usaha. Walaupun KPPU telah melaksanakan tugasnya, namun KPPU memiliki beberapa kekurangan yang membuatnya tidak menegak hukum persaingan usaha dengan maksimal. Karena kekurangan tersebut, skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif dengan membandingkan dua komisi serta perundang-perundangan yang terkait di luar Indonesia, yakni Belanda dan Singapura dengan melihat persamaan dan perbedaan di antara para komisi agar dapat mengaplikasikan perbedaan tersebut kepada KPPU. I. Pendahuluan Persaingan usaha merupakan istilah yang tidak asing dalam skala negara maupun dalam perkembangan skala dunia internasional. Persaingan antara para pelaku usaha dalam suatu lingkup pasar merupakan kegiatan yang wajar dalam perkembangan ekonomi dunia zaman ini. Perkembangan ekonomi dunia bertumbuh dengan sangat cepat, dengan globalisasi sebagai penggeraknya dan perjanjian bilateral maupun multilateral diantara para wilayah dunia dalam melaksanakan kegiatan ekonomi mereka. Persaingan usaha dapat dikatakan merupakan sebuah tanda bahwa negara tersebut mengalami perkembangan ekonomi yang maju. Aturan-aturan yang ada bukanlah untuk membatasi persaingan, melainkan untuk mencegah adanya kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi dalam kegiatan perdagangan. Selain itu, aturan-aturan tersebut diperlukan untuk menciptakan suasana kompetitif diantara para pelaku usaha sehingga konsumen tidak dirugikan hak-haknya. 1 NPM: 1106072671, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Program Sarjana Paralel Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI PENGAWASAN

PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA DENGAN BELANDA DAN

SINGAPURA  

FRANSISCA THERESA SIMANJUNTAK1

Abstrak

Penelitian ini membahas pengaturan serta kewenangan yang dimiliki oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha di Indonesia, Belanda dengan Autoriteit Consument en Markt serta Singapura dengan Competition Commission of Singapore. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) memiliki tugas untuk menegak Hukum Persaingan Usaha serta mengadili terjadinya pelanggaran larangan di dalam Hukum Persaingan Usaha. Walaupun KPPU telah melaksanakan tugasnya, namun KPPU memiliki beberapa kekurangan yang membuatnya tidak menegak hukum persaingan usaha dengan maksimal. Karena kekurangan tersebut, skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif dengan membandingkan dua komisi serta perundang-perundangan yang terkait di luar Indonesia, yakni Belanda dan Singapura dengan melihat persamaan dan perbedaan di antara para komisi agar dapat mengaplikasikan perbedaan tersebut kepada KPPU.

I. Pendahuluan

Persaingan usaha merupakan istilah yang tidak asing dalam skala negara maupun dalam perkembangan skala dunia internasional. Persaingan antara para pelaku usaha dalam suatu lingkup pasar merupakan kegiatan yang wajar dalam perkembangan ekonomi dunia zaman ini. Perkembangan ekonomi dunia bertumbuh dengan sangat cepat, dengan globalisasi sebagai penggeraknya dan perjanjian bilateral maupun multilateral diantara para wilayah dunia dalam melaksanakan kegiatan ekonomi mereka. Persaingan usaha dapat dikatakan merupakan sebuah tanda bahwa negara tersebut mengalami perkembangan ekonomi yang maju. Aturan-aturan yang ada bukanlah untuk membatasi persaingan, melainkan untuk mencegah adanya kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi dalam kegiatan perdagangan. Selain itu, aturan-aturan tersebut diperlukan untuk menciptakan suasana kompetitif diantara para pelaku usaha sehingga konsumen tidak dirugikan hak-haknya.

                                                                                                                         1  NPM:  1106072671,  Fakultas  Hukum  Universitas  Indonesia,  Program  Sarjana  Paralel    

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 2: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

Untuk menjaga kondisi persaingan usaha yang sehat, di dalam setiap negara,

diharapkan adanya pengaturan hukum oleh setiap pemerintah agar terlaksananya persaingan

usaha yang dapat memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha serta konsumen yang

terkait. Diketahui bahwa lebih dari 80 negara di seluruh dunia yang telah membuat dan

memiliki Undang-Undang Antimonopoli serta 20 lebih negara yang sedang berupa menyusun

aturan perundangan yang sama.2 Selain undang-undang yang telah diciptakan digunakan

sebagai alat untuk mengatur kegiatan dan kondisi berjalannya persaingan, setiap dunia

persaingan usaha setidaknya membutukan suatu lembaga untuk melakukan pengawasan serta

pelaksanaan terhadap dipatuhinya ketentuan hukum persaingan usaha, umumnya ada

lembaga pengawas persaingan dengan kewenangan berbeda-beda.

Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 mempercayakan

pengawasan persaingan kepada suatu komisi independen bernama Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU).3 KPPU dibentuk agar Hukum Persaingan Usaha di Indonesia

terlaksana sehingga terjadinya persaingan usaha yang sehat dan terhindar dari persaingan

usaha yang tidak sehat. Beberapa bukti empiris yang menunjukkan bahwa KPPU telah

melaksanakan tugasnya adalah penangan kartel yang terbentuk di dalam industri bawang

goring dan praktek monopoli yang terjadi di industri tepung terigu. Penanganan kegiatan

yang dilarang di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak (untuk selanjutnya disebut UU Antimonopoli)

dilaksanakan secara langsung oleh KPPU di Indonesia. Selain itu, pembebanan multi tugas

dan fungsi dengan pembatasan kewenangan terhadap KPPU memberikan ketidakpastian

bagaimana KPPU melaksanakan tugasnya secara efektif. Seperti yang diketahui, tugas KPPU

sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Antimonopoli dan undang-undang yang

terkait meliputi banyak aspek. Lembaga KPPU juga dapat melaksanakan kegiatannya sebagai

lembaga eksekutif, yudikatif, dan eksekutif, yang merupakan lingkaran yang sangat luas

mengenai bagaimana KPPU berfungsi.

Akan tetapi, dengan keluasan tersebut, terdapat kontradiksi dimana kewenangan

mereka terbatas. Salah satu contoh adalah pada saat KPPU melaksanakan pemeriksaan dan                                                                                                                          

2 Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha: Teori dan Praktiknya di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012) hlm. 1 3 Rainer Adam dkk, Persaingan dan Ekonomi Pasar di Indonesia, (Jakarta: Friedrich Naumann Stiftung,

2006), hlm. 58.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 3: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

penyelidikan terhadap dugaan kasus, mereka hanya dapat menerima laporan pada saat setelah

terjadinya suatu perjanjian yang telah dilakukan oleh para pelaku usaha, dimana perjanjian

tersebut sering merupakan pertanda telah terjadinya kartel (post-merger notification). Hal

tersebut dikarenakan kesulitan dalam menyelidik kegiatan yang melanggar hukum

persaingan usaha, KPPU mengalami kesulitan dalam menelusuri lebih lanjut dalam praktek

monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, khususnya pada kewenangan KPPU yang dinilai

masih terbatas dalam menegakkan Hukum Persaingan Usaha di Indonesia secara lebih

lanjut.4 Kesulitan-kesulitan tersebut yang terbatas terhadap KPPU dan kewenangan membuat

KPPU untuk dapat menegakkan hukum persaingan usaha menjadi lebih baik lagi.

Salah satu upaya yang sedang dilakukan untuk perbaikan terhadap KPPU

adalah dengan merevisi UU Antimonopoli yang sedang digunakan di dalam Indonesia

sekarang.5 Hal tersebut dinilai akan membantu dalam membantu menegakkan KPPU secara

lebih lanjut. Permasalah tersebut sangat berpengaruh dalam membantu KPPU melaksanakan

tugasnya, khusunya dengan adanya perjanjian multilateral seperti MEA (Masyarakat

Ekonomi Asean), kinerja KPPU dalam bidang persaingan usaha di Indonesia harus diperbaiki

lagi agar terjaganya kondisi persaingan usaha yang sehat dalam pasar persaingan usaha di

Indonesia. Indonesia harus dapat melihat dari negara-negara lain yang melaksanakan Hukum

Persaingan Usahanya. Khususnya untuk Hukum Persaingan Usaha, dimana awal hukum

tersebut berasal pada negara Amerika Serikat, perkembangan hukum persaingan usaha tidak

hanya terbatas terhadap undang-undang di Indonesia, tetapi juga pada negara-negara lain

yang menerapkan Hukum Persaingan Usaha dengan perkembangan yang signifikan terhadap

pasar persaingannya. Sama seperti kalimat sebelumnya, perkembangan lembaga pengawasan

persaingan usaha tidak terbatas hanya pada undang-undang saja, tetapi juga pada lembaga

pengawasan persaingan usaha di Indonesia juga harus dapat mengikuti dengan lembaga

pengawas persaingan usaha di luar negeri.

Penegakan hukum persaingan usaha di setiap negara yang menganut Hukum

Persaingan usaha dilaksanakan dengan dibentuknya suatu komisi yang mengatur berjalannya

pasar. Jika dapat memilih negara dimana penegak hukum persaingan dapat dibandingkan

                                                                                                                         4 http://finance.detik.com/read/2016/01/12/200616/3116941/4/dukung-tugas-kppu-dpd-bisnis-tak-sehat-

bisa-rugikan-negara, diunduh pada tanggal 17 Maret 2016. 5 http://www.kppu.go.id/id/blog/2014/02/revisi-uu-sangat-penting/, diunduh pada tanggal 17 Maret 2016.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 4: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

dengan Indonesia, terdapat jumlah negara yang dapat dibandingkan komisi pengawasan

persaingan usahanya. Salah satu negara adalah Belanda sebagai negara dimana Indonesia

telah meratifikasi kitab hukum serta sistem hukumnya dapat membandingkan komisi

pengawasan persaingannya. Sebagai contoh, Belanda memiliki Authority for Consumers and

Markets, yang merupakan gabungan dari beberapa lembaga, yakni The Netherlands

Consumer Authority, the Netherlands Competition Authority (NMA) and the Netherlands

Independent Post and Telecommunications Authority (OPTA).6 Komisi merupakan peleburan

dari komisi perlindungan konsumen, komisi pengawasan persaingan usaha dan komisi

pensuratan dan telekomunikasi, yang kemudian akhirnya fokus kepada satu peleburan komisi

yang melarang terjadinya kegiatan monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat terhadap

pelaku usaha maupun masyarakat dalam kegiatan perdagangan. Didirikannya Komisi

tersebut diawali dengan Establishment Act of the Authority for Consumers and Markets pada

February 28, 2013 dengan Dutch General Administrative Law Act sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan. Authority for Consumers and Markets, atau yang disebut dalam bahasa

Belanda dengan nama Autoriteit Consument en Markt merupakan satu-satunya lembaga

pengawasan persaingan usaha yang berdiri secara independen, namun ia bergabung dengan

lembaga lainnya dalam satu nama. ACM berdiri sendiri, namun ia mendapatkan mandat

untuk melaksanakan tugasnya oleh Menteri Finansial, yang jika di dalam Indonesia,

kedudukan tersebut merupakan Menteri Keuangan.

Contoh komisi negara lain yang akan dibahas adalah negara Singapura,

dimana diantara anggota Asia Tenggara, merupakan negara maju dalam perkembangannya.

Untuk komisi pengawasan persaingannya, berjalannya komisi tersebut sama dengan Komisi

Pengawasan Persaingan Usaha di Indonesia, dimana ia merupakan lembaga independen

sendiri. Berbeda dengan KPPU, Competition Commission Singapore (CCS) tidak hanya

terikat dalam menangani kasus peradilan saja, tetapi mereka juga melakukan advokasi dalam

bentuk kerjasama dengan pemerintah, masyarakat serta para pelaku usaha untuk memberikan

                                                                                                                         6 The Netherlands Authority for Consumers and Markets, https://www.acm.nl/en/about-acm/our-

organization/the-netherlands-authority-for-consumers-and-markets/, diunduh pada tanggal 14 Maret 2016.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 5: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

perhatian serta menciptakan kondisi pasar persaingan yang sempurna.7 Berjalannya CCS

didasarkan pada Competition Act, Chapter 50B.

II. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha

Komisi Pengawasan Persaingan Usaha merupakan lembaga independen yang

memiliki tugas untuk menegak Hukum Persaingan Usaha serta Undang-Undang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Di Indonesia, Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1999 mempercayakan pengawasan persaingan kepada suatu komisi independen

bernama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).8 Selain melakukan penilaian terhadap

perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha

tidak sehat, komisi juga bertugas melakukan penilaian terhadap kegiatan atau aktivitas pelaku

usaha yang bertentangan dengan undang-undang.9

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat, merupakan undang-undang yang khusus mengatur tentang

monopoli, kegiatan/perjanjian yang terlarang dalam pasar, dan persaingan yang tidak sehat.

Lahirnya Undang-Undang 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat (selanjutnya disebut sebagai Undang-Undang Antimonopoli) terlahir dari

krisis moneter, yakni krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997, dimana

pemerintah sadar bahwa fundamental ekonomi Indonesia lemah, dikarenakan berbagai

kebijakan pemerintah di sektor ekonomi kurang tepat, sehingga menyebebkan pasar menjadi

terdistorsi.10 Terdistorsinya pasar membuat harga yang terbentuk di pasar tidak lagi

merefleksikan hukum permintaan dan hukum penawaran yang riil, proses pembentukan

harga dilakukan secara pihak (oleh pengusaha atau produsen) tanpa memperhatikan kualitas

                                                                                                                         7 CCS Competition Philosophy, https://www.ccs.gov.sg/about-ccs/what-we-do/ccs-competition-

philosophy, diunduh pada tanggal 16 Maret 2016. 8 Rainer Adam dkk, Persaingan dan Ekonomi Pasar di Indonesia, (Jakarta: Friedrich Naumann Stiftung,

2006), hlm. 58. 9 Kurnia Toha, “Implikasi UU Antimonopoli terhadap Hukum Acara Pidana”, Jurnal Hukum Bisnis

(Volume 19, Mei-Juni 2002), hlm. 21. 10 Penjelasan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat, hlm. 31.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 6: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

produk yang ditawarkan terhadap konsumen.11 Dalam rangka penegakan Undang-Undang

Anti Monopoli, dibutuhkan lembaga yang dijadikan sebagai penegak hukum yang dapat

mengawasi perjalanan kegiatan pasar yang sempurna. Lembaga tersebut kemudian menjadi

KPPU, selengkapnya disebut sebagai Komisi Pengawasan Persaingan Usaha. Komisi ini

merupakan suatu lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan

pemerintah serta pihak lain.12 Seperi fungsinya, KPPU memiliki tanggung jawab atas segala

sesuatu yang berhubungan dengan hukum antimonopoli dan persaingan usaha. KPPU juga

tidak hanya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, melainkan juga pengaruh pihak

lain. Kemandirian komisi yang termuat dalam undang-undang tersebut adalah hak istimewa

yang diperlukan untuk dapat melaksanakan undang-undang secara efisien, dengan demikian,

komisi berwajib untuk tidak memelihara ketergantungan tersebut dan tidak memuka diri

terhadap dunia luar.13 Sebagai contoh hukum secara konkrit mengenai kebebasan lembaga

KPPU sebaai lembaga tersendirinya, sesuai sebagaimana diuraikan pada pasal 35 huruf UU

Antimonopoli, KPPU diwajibkan untuk memberi laporan secara berkala atas hasil kerja

komisi ke Presiden dan Dewan Perwakilan rakyat. Kewajiban tersebut semata-mata

merupakan pelaksanaan administrasi yang baik, jadi KPPU tetap bebas dari pengaruh dan

kekuasaan Pemerintah.14

Dalam konteks ketatanegaraan, KPPU merupakan lembaga negara komplementer

(state auxiliary organ) 15 yang mempunyai wewenang berdasarkan Undang-Undang

Antimonopoli untuk melakukan penegakan hukum persaingan usaha. Secara sederhana, state

auxillary organ merupakan lembaga negara yang dibentuk diluar konstitusi dan merupakan

lembaga yang membantu pelaksanaan tugas lembaga negara pokok (Eksekutif, Yudikatif,

dan Legislatif)16 yang sering juga disebut sebagai lembaga quasi.17

                                                                                                                         11 Sutan Remi Sjahdeni, Latar Belakang Sejarah dan Tujuan-Tujuan Undang-Undang Larangan Monopoli,

(Jakarta: Jurnal Hukum Bisnis May-Juni, 2002), hlm. 13. 12 Suyud Margono, Op. Cit, hlm 136. 13 Indonesia. Undang-Undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. UU

Antimonopoli. LN No. 33 Tahun 1999. TLN No. 3817 14 Suyud Margono, Op. Cit, hlm. 144 15 Kutipan Budi L. Kagramanto sebagaimana dikutip di dalam Andi Fahmi Lubis, et al¸ op cit., hal. 311. 16 Jimly Asshidiqie, Perkembangan dan Kondisi Lembaga Negara Pasca Reformasi,

(Jakarta: Konpress, 2006) hal. 24.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 7: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

KPPU merupakan lembaga administratif. Sebagai lembaga administratif, KPPU

bertindak demi kepentingan umum. KPPU memiliki perbedaan dengan peradilan perdata dan

pidana, dimana peradilan perdata memiliki fokus tehadap hak-hak perseorangan dan

peradilan pidana, dimana fokus peradilan tersebut lebih memfokuskan kepada kepentingan

dan perlindungan masyarakat dalam terjadinya perbuatan yang dapat menganggu

kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, KPPU harus mementingkan kepentingan umum

dari pada kepentingan perorangan dalam menangani dugaan pelanggaran hukum

antimonopoli.18

Pelaksanaan peraturan Hukum Persaingan Usaha di setiap negara akan

mengadopsikan yang menjadi pelaksanan peraturan undang-undang hukum antimonopoli.

Kedua prinsip yang merupakan ketentuan terjadinya kegiatan maupun perjanjian

antimonopoli yaitu per se illegal dan rule of reason. Kedua prinsip tersebut dalam hukum

persaingan usaha menunjukkan bahwa, hukum persaingan usaha membutuhkan orang-orang

yang berkualifikasi, yakni memiliki latar belakang maupun keahlian dalam hukum

persaingan usaha untuk menjaga mekanisme pasar.

Tata cara penanganan perkara oleh KPPU dijelaskan pada pasal 38 sampai dengan

pasal 46 dalam Undang-Undang Antimonopoli. Pasal 38 mengatur bahwa untuk melapor atau

mengadu mengenai larangan atau terjadinya kegiatan yang menimbulkan antimonopoli dan

persainan usaha tidak sehat tidak hanya pihak yang dirugikan di dalam kegiatan, tetapi setiap

pihak yang terkait maupun yang mengetahui bahwa telah terjadinya antimonopoli.19 Oleh

karena itu, dengan ketentuan melapor yang begitu luas, maka seharusnya mudah untuk KPPU

menemukan kasus-kasus atau kegiatan-kegiatan persaingan usaha tidak sehat. Pemeriksaan

yang dilakukan oleh KPPU terdiri dalam dua tahap, yakni:20

1. Pemeriksaan Pendahuluan Berdasarkan Pasal 39 ayat (1) UU Antimonopoli, jangka waktu untuk pemeriksaan

pendahuluan adalah 30 hari sejak ditetapkan surat penetapannya. Pemeriksaan pendahuluan

didasarkan pada dua hal, yakni:

                                                                                                                         18 Knud Hansen,Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat, (Katalis Publshing Services, 2002), hlm. 389. 19 Indonesia, Op Cit., Pasal 38. 20 Destivanov Wibowo dan Harjon Sinaga, Op. Cit., hlm. 18.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 8: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

a. Pemeriksaan atas dasar inisiatif

Pemeriksaan tersebut dilaksanakan dengan dasar inisiatif KPPU yang tidak

didasarkan pada laporan pihak yang merasa dirugikan sesuai dengan ketentuan Pasal 40 UU

tentang Antimonopoli dalam pemeriksaan atas dasar inisiatif KPPU dalam membentuk

Majelis Komisi untuk melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan saksi. Majelis Komisi

kemudian dengan surat penetapan menetapkan dimulanya pemeriksaan pendahuluan,

pemeriksaan pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan pengakuan terlapor berkaitan

dengan dugaan pelanggaran yang dituduhkan dan/atau mendapatkan bukti awal yang cukup

mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh terlapor serta merekomendasikan pada

komisi untuk menetapkan perlu atau tidaknya dilakukan pemeriksaan lanjutan.

b. Pemeriksaan atas dasar laporan.

Pemeriksaan atas dasar laporan ini adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh KPPU

karena adanya laporan yang disampaikan baik dari masyarakat maupun dari pelaku usaha

yang dirugikan oleh tindakan pelaku usaha yang dilaporkan. Setelah laporan yang diterima

oleh KPPU dianggap telah lengkap, oleh KPPU menetapkan Majelis Komisi yang akan

melakukan pemeriksaan dan penyelidikan kepada pelaku usaha yang dilaporkan dengan surat

keputusan. Identitas setiap orang yang melaporkan mengenai telah terjadinya pelanggaran

terhadap UU Anti Monopoli, selain pihak yang dirugikan, wajib dirahasiakan oleh KPPU.

2. Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaan lanjutan adalah serangkaian pemeriksaaan dan/atau penyelidikan yang

dilakukan oleh majelis sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan pendahuluan. Tahapan ini

dijalankan apabila Majelis Komisi telah menemukan indikasi terjadinya praktek monopoli

atau persaingan usaha yang tidak sehat atau apabila Majelis Komisi masih memerlukan waktu

yang lebih lama untuk menyelidiki dan memeriksa kasus. Jangka waktu pemeriksaan lanjutan

dalah selama enam puluh hari sejak berakhirnya pemeriksaan pendahuluan dan dapat

diperpanjang tiga puluh hari. Dalam tahap ini pula Majelis Komisi dapat menyerahkan kasus

kepada Badan Penyidik Umum apabila pihak yang diperiksa tidak mau bekerja sama untuk

dilakukan penyidikan sehingga status berubah dari kasus administrasi menjadi kasus pidana

.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 9: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

III. Autoriteit Consumer en Markt

Lembaga Pengawasan Persaingan Usaha di Belanda dinamakan Authority for

Consumers and Markets. Lembaga tersebut bekerja sama dengan pengadilan tinggi Belanda

dalam menangani kasus-kasus kegiatan atau pelanggaran Hukum Persaingan Usaha di

Belanda dan mengeksekusinya sesuai dengan peraturannya. Lembaga tersebut bergabung

dengan Lembaga Perlindungan Konsumen (Consumentenautoriteit) dan Lembaga

Independen Telekomunikasi dan Media Massa (Onafhankelijke Post en Telecommunicatie

Autoriteit/Independent Post and Telecommunications) pada tahun 1 April 2013 melalui

pemerintahan Belanda. Sebelumnya, lembaga pengawasan persaingan usaha di Belanda

bernama Nederlandse Mededingingsautoriteit/Netherlands Competition Authority. Lembaga

tersebut berfungsi sebagai lembaga independen yang menangani kondisi pasar persaingan

usaha dan kompetisi persaingan para pelaku usaha di dalam pasar persaingan usaha di

Belanda. Lembaga tersebut merupakan satu-satunya lembaga yang mengatur tentang Hukum

Persaingan Usaha di Belanda.

Pada 1 April 2013, lembaga tersebut memutuskan untuk meleburkan lembaga

pengawasan persaingan usaha dengan dua lembaga independen lainnya, sebagai pertanda

bahwa ketiga lembaga yang berbeda tersebut melaksanakan tugasnya untuk satu tujuan,

yakni untuk melindungi konsumen dari segala kecurangan dan kerugian yang timbul akibat

penyalahgunaan. Lembaga yang kemudian merupakan lembaga pengawasan persaingan

usaha yang sah di Belanda adalah Authority for Consumers and Markets. Dasar sah dan

terlaksananya lembaga tersebut dicantumkan di dalam Establishment Act of the Authority for

Consumers and Markets, yang disahkan pada tanggal February 28, 2013.

Penegakan hukum persaingan usaha yang dilakukan oleh lembaga ACM, di dalam

Belanda dan beberapa negara di Eropa, melaksanakan namanya penegakan pribadi dalam

pelaksaan Hukum Persaingan Usaha. Komisi Uni Eropa dalam bidang hukum persaingan

usaha juga melaksanakan dan menganjurkan para negara Eropa untuk melaksanakan hal

tersebut.

Metode penegakan hukum persaingan usaha tersebut sangat dianjurkan untuk

digunakan oleh seluruh komisi/lembaga penegakan hukum persaingan usaha yang berada di

dalam wilayah Uni Eropa. Penegakan pribadi tersebut memberikan wilayah kewenangan

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 10: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

yang lebih luas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KPPU, i.e

melakukan penyelidikan yang lebih mendalam terhadap kasus maupun pihak yang terkait.

Dalam melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan terjadinya pelanggaran

persaingan usaha, pelaporan yang diterima oleh ACM tidak hanya termasuk pelaporan oleh

para pihak yang terkait serta pihak lain yang wajib memiliki kekuatan hukum; pelaporan atau

informasi yang diperoleh juga dapat diterima oleh ACM dari sumber informasi yang memilih

untuk melakukan pemberian informasi secara anonim.21

Selanjutnya, penyidikan yang dilakukan oleh ACM setelah terjadinya pelaporan

tersebut oleh ACM dilakukan oleh para pejabat ACM sendiri. Kewenangan ACM pada saat

melakukan penyidikan meliputi beberapa kewenangan. Para petugas ACM memiliki

kewenangan untuk memasuki gedung beserta halaman yang berkaitan, meminta informasi,

meminta pemeriksaan dokumen dan mengambil data yang berkaitan dengan penyidikan.22

Penegakan pribadi yang diterapkan di dalam Hukum Persaingan Usaha di Belanda

merupakan salah satu proses dimana pada saat proses pelaksanaan perkara persaingan usaha,

pihak perkara yang telah menderita kerugian materiil kemudian dapat menggugat pelaku

usaha yang telah melanggar untuk menuntut ganti rugi dibawah pengadilan hukum perdata

atas kerugian materiil yang dialaminya. Pelaksanaan tersebut dicantumkan di dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pertada di Belanda. Walaupun pengaturan kompensasi atas

kerugian yang dialami dijelaskan di dalam Kitab Hukum yang berbeda, akan tetapi

pengaturan tersebut, yang terletak pada DCC (Dutch Civil Code) 6: 162, tetapi

diimplementasikan dan digunakan di dalam pengadilan perdata pada kasus persaingan usaha.

Pengaturan tersebut dianggap sah dalam perkara Hukum Persaingan Usaha jika pihak yang

merasa dirugikan menuntut. Bunyi pasal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Article 6:162 Definition of a ‘tortious act’ 1. A person who commits a tortious act (unlawful act) against another person that

can be attributed to him, must repair the damage that this other person has suffered as a result thereof.

2. As a tortious act is regarded a violation of someone else’s right (entitlement) and an act or omission in violation of a duty imposed by law or of what according to unwritten law has to be regarded as proper social conduct, always as far as there was no justification for this behaviour.

                                                                                                                         21 https://www.acm.nl/en/about-acm/mission-vision-strategy/our-powers/, diunduh pada tanggal 08 April

2016. 22 Ibid.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 11: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

3. A tortious act can be attributed to the tortfeasor [the person committing the tortious act] if it results from his fault or from a cause for which he is accountable by virtue of law or generally accepted principles (common opinion).

Ketiga pasal tersebut menjelaskan secara berhubungan bahwa tindakan pelanggaran

yang melanggar hukum wajib diganti rugikan atas kerugian yang dialaminya23, dikarenakan

dianggap telah melanggar hak dan melanggar kewajiban yang sudah diatur di dalam

hukum24, dan pelanggaran tersebut dapat dilekatkan kepada pelanggar didasarkand ari sebuah

alasan atau sebab yang dapat diterima oleh hukum maupun pendapat biasa,25 Walaupun

penegakan pribadi tersebut bukan merupakan kewajiban yang harus diterapkan di dalam

Undang-Undang Persaingan Usaha Belanda maupun oleh ACM, namum ACM bersama

dengan Uni Eropa meyakinkan untuk melaksanakan praktek tersebut untuk menciptakan

kondisi persaingan usaha yang lebih adil bagi para pelaku usaha.

Hal tersebut juga didukung di dalam 6:212 DCC yang mengatakan sebagai berikut:

Article 6:212 Requirements for an unjustified enrichment1 1. A person who has been unjustifiably enriched at the expense of another person,

has the obligation towards that other person to repair the damage up to the amount of his enrichment, as far as this is reasonable.

2. As far as the enrichment has been decreased as a result of an event which cannot be attributed to the enriched person, this decrease will not be taken into consideration in determining the size or amount of the enrichment that has to be repaired.

3. Where the enrichment has been decreased during a period in which the enriched person reasonably should not have been aware of the existence of an obligation to repair the damage, this decrease is not attributable to him. In determining this decrease the expenditures which the enriched person would not have made if there would not have been an enrichment, are taken into account as well.26

Bab 6, Pasal 212 dari Kitab Hukum Perdata Belanda tersebut kemudian memberikan

dasar hukum bagi pelaku usaha untuk melaksanakan penegakan pribadi atas dasar kerugian

yang telah dideritanya. Pasal tersebut lebih menekankan terhadap tindakan pelaku usaha yang

terbukti telah melakukan perbuatan larangan persaingan usaha denga merugikan pihak orang

lain. Jika dikaitkan dalam konteks hukum persaingan usaha, para pelaku usaha yang

                                                                                                                         23 Netherlands, Dutch Civil Code, Article 6: 162, Section 1. 24 Ibid, Section 2. 25 Ibid¸ Section 3. 26 Ibid., Section 6, Article 212.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 12: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

dirugikan oleh para pelaku pelanggaran persaingan usaha, dapat menuntut ganti rugi dengan

sah. Pengurangan kerugian yang dialami oleh pelaku usaha yang melanggar tidak akan

dihitung.

IV. Competiition Comission of Singapore

Competition Comission Singapore, atau yang disebut dengan CCS merupakan lembaga

penegak hukum persaingan usaha di Singapura. Lembaga tersebut berlaku pada tanggal 1

January 2005. CCS beroperasi di bawah Kementerian Dagang dan Industri Singapura

(Ministry of Trade & Industry Singapore). Pada kasus tertentu, Menteri Dagang & Industri

bekerja dengan CCS sebagai representasi dan pengawas pada kasus pelanggaran persaingan

usaha di luar kewenangan CCS.

CCS merupakan sebuah statutory board, yang didefinisikan sebagai salah satu dari

tiga jenis organisasi di dalam Singapura secara langsung maupun tidak langsung dalam

melaksanakan perkembangan ekonomi. Tan Chwee Huat menjelaskan bahwa statutory board

merupakan lembaga pemerintahan yang memiliki independen yang didirikan berdasarkan

perundang-undangan yang khusus untuk melaksanakan fungsi yang khusus. Fungsi yang

khusus disini adalah mengenai menegakkan Hukum Persaingan Usaha di Singapura dan

mempromosikan keadaan persaingan usaha yang sehat, diantara lain.

Untuk penegakan Hukum Persaingan Usaha di Singapura, CCS melaksanakan penegakan

hukum persaingan usaha melalui organisasi tersebut. Penegakan Hukum Persaingan Usaha

dilakukan oleh pemerintah, yakni pejabat/badan pemerintah dalam bentuk Competition

Comission of Singapore yang bekerja sama dengan Kementerian Keuangan dan Industri.27

Selebihnya, kewenangan penegakan hukum persaingan usaha di Singapura dilakukan

oleh CCS, diikuti dengan aparat penegak hukum seperti aparat kepolisian dan penegak

pemerintah. Metode penegakan yang dilakukan oleh CCS memiliki pelaksanaan yang hampir

sama dengan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Pada saat dan setelah terbentuknya suatu putusan hukum oleh CCS, jika ada

keberatan maupun ketidakpuasan terhadapnya, terdapat suatu dewan dimana para pihak dapat

mengajukan keberatan dalam bentuk berupa banding untuk didengar serta dipertimbangkan

oleh CCS dan Kementerian Dagang & Industri. Dewan banding tersebut dinamakan                                                                                                                          

27 Singapore, Chapter 50B, Competition Act No. 46 of 2004, Republic of Singapore, Section 8.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 13: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

Competition Appeals Board (Dewan Banding Persaingan Usaha). Dasar hukum

terlaksananya Dewan tersebut diatur pada Competition Act, Bab 50B pada pasal 72 ayat

(15).28 Dewan tersebut merupakan perkembangan penegakan persaingan usaha yang baru

oleh Kementerian Dagang dan Industri dan Pemerintahan Singapura.

Dalam penyelidikan, CCS sendiri memiliki kewenangan untuk menyelidiki pelaku

usaha yang terkait, dimana mereka dapat meminta untuk mengumpulkan dokumen atau

informasi yang terkait dengan penyelidikan29, memasuki tempat pelaku usaha tanpa surat30,

serta menggeladahi tempat tersebut tanpa memiliki surat penyidikan.31 Hal tersebut

dijelaskan di dalam pedoman yang dibuat CCS terhadap komisi dan pejabat dalam pedoman

untuk melaksanakan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelaku usaha yang terkait, yakni

CCS Guidelines on The Power of Investigation, yang merupakan peraturan pelengkap dalam

hal pelaksanaan tugas CCS yang sudah telah dijelaskan di dalam Undang-Undang.

V. Persamaan antara KPPU, ACM dan CCS

Persamaan yang dimiliki oleh ketiga komisi tersebut di setiap negara adalah bahwa

lembaga penegak hukum persaingan usaha di Indonesia, Belanda dan Singapura didirikan

sebagai lembaga independen di masing-masing pemerintahan masing-masing. Lembaga

independen yang dimaksud di kalimat tersebut memiliki makna dimana mereka beroperasi

dan berkegiatan di luar departemen atau lembaga pemerintahan secara langsung. Masing-

masing komisi diberikan tugas & kewenangan yang dibuat secara khusus untuk dilakukan

oleh mereka. KPPU, di Indonesia. Hal tersebut juga diberlakukan di negara-negara lain,

dalam tulisan ini, seperti ACM dalam Belanda dan CCS di dalam Singapura. Walaupun CCS

bekerja sama dengan Kementerian Hukum Dagang dan Industri, yang merupakan pejabat

pemerintah, akan tetapi CCS tetap bekerja sebagai lembaga penegak hukum persaingan usaha

di Singapura. Di dalam Belanda, hal tersebut diwakilkan oleh lembaga ACM. Walaupun

ACM bekerja sama di dalam wilayah ekonomi di luar hukum persaingan usaha, akan tetapi,

pejabat hukum di dalam ACM tetap melaksanakan penegakan hukum persaingan usaha. Hal

                                                                                                                         28 Ibid, Section 72 (15). 29 Ibid, Section 63. 30 Ibid, Section 64. 31 Ibid, Section 65.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 14: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

tersebut diatur di dalam Undang-Undang Persaingan Usaha di Belanda serta peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang keabsahan dan bagaimana berjalannya ACM

sebagai lembaga independen yang efektif. Kewenangan untuk dapat melakukan kegiatan

penegakan hukum persaingan usaha secara independen memberikan perluasan terhadap para

komisi dan tidak terbatas oleh lembaga pemerintahan dan organisasi pemerintahan lainnya.

VI. Perbedaan antara KPPU, ACM dan CCS.

Ketiga komisi tersebut memiliki beberapa perbedaan dalam pengaturan,

pelaksanaandan penyelidikan dalam melaksanakan kewajibannya sebagai penegak hukum

persaingan usaha.

Perbedaan pertama terletak pada penyelidikan yang dilakukan oleh komisi

dalam upaya mengumpulkan informasi dan dokumen untuk pembuktian mereka. Masalah

tersebut diungkapkan oleh KPPU, seperti kepala KPPU Muhammad Syarkawi Rauf yang

mengangkat hal tersebut dalam pembuktian kartel, sebagai contoh.32 Batasan tersebut

memberikan permasalahan terhadap pelaksanaan KPPU dalam menggeladahi dan

menyelesaikan pelanggaran persaingan usaha dalam Indonesia. Pembatasan tersebut

kemudian menjadi kekurangan kemajuan KPPU dalam mengatasi pelanggaran hukum

persaingan usaha serta pasar persaingan di Indonesia dan wilayah ASEAN.33 Pembatasan

pengeladahan tersebut kemudian berdampak buruk terhadap KPPU, dikarenakan penyidikan

secara menyeluruh tidak disediakan oleh peraturan perundang-undangan maupun peraturan

pelengkap yang berlaku saat sekarang, menyebabkan KPPU memiliki kesulitan untuk dapat

membuktikan dan menetapkan hukuman terhadap para pelaku usaha yang menjadi pelanggar.

Penyelidikan oleh ACM dilakukan berdasarkan pada proses perolehan

informasi yang diterima oleh masing-masing komisi. Hal tersebut dapat dilihat dari Dutch

Competition Act yang mengatakan sebagai berikut:34

Article 52

                                                                                                                          32 http://finance.detik.com/read/2015/09/18/175626/3022976/4/sulit-bongkar-kartel-kppu-ingin-punya-kewenangan-geledah-seperti-kpk, diunduh pada tanggal 18 Juni 2016.

33 http://cnnindonesia.com/ekonomi/20160425143935-92-126342/kppu-minta-dukungan-pemerintah-dalam-memberantas-kartel/, diunduh pada tangga 18 Juni 2016.

34 Dutch Competition Act, Chapter 56, article 52.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 15: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

Officials charged with conducting investigations 1. The officials appointed, pursuant to Article 50(1), shall be responsible

for investigations. 2. For the purpose of investigations, they shall have the powers assigned

to them in this paragraph, as well as the powers assigned to them for the performance of their enforcement duties, as referred to in Article 50(1), taking account of the restrictions in this respect imposed in this paragraph.

Di dalam pasal tersebut ditentukan bahwa pejabat yang melaksanakan

penyelidikan terhadap dugaan pelanggar hukum persaingan usaha adalah pejabat yang

merupakan bagian dari ACM yang ditunjuk oleh ACM. Seluruh kewenangan dan tugas yang

berkaitan dengan penyelidikan tersebut diserahkan dan ditanggung jawab kepada mereka.

Kemudian, di pasal-pasal berikutnya, dijelaskan lebih lanjut kewenangan penyelidikan yang

mendalam mengenai pemberian kewenangan tersebut kepada ACM, diantara lain adalah

untuk meminta informasi atas terjadinya dugaan pelanggaran35, memasuki wilayah kerja

pelaku usaha, 36, memasuki wilayah tempat tinggal37, dan sebagainya.

CCS pun mengimplementasikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan tanpa

adanya halangan, dimana seperti ACM, komisi diberikan kewenangan untuk memperoleh dan

bertindak tanpa halangan jika mendesak. CCS wajib memberikan pemberitahuan terlebih

dahulu, namun tetap dapat melaksanakan penyelidikan tanpa halangan agar berjalannya

penyelidikan demi kelancaran penyelesaian perkara pelanggaran hukum persaingan usaha.38

Perbedaan kedua terletak pada perolehan informasi. Kewenangan tersebut tidak

memiliki oleh KPPU, sehingga perolehan pembuktian untuk memperberatkan pelaku usaha

menjadi lebih sulit, bahkan dapat membuat pelaku usaha tetap melaksanakan kegiatannya,

dimana kemudian karena kekurangan tersebut membuat pasar persaingan usaha di negara

tersebut dapat mengarah ke monopoli maupun oligopoli, dimana seperti yang diketahui di

dalam hukum persaingan usaha, merupakan keadaan pasar yang buruk, sebelum pelaku usaha

dapat ditetapkan sebagai pelaku pelaksana tindak hukum persaingan usaha yang tidak sehat.

Perolehan informasi yang dilakukan oleh ACM diperluaskan, dimana jika terjadinya

dugaan pelanggaran hukum persaingan usaha oleh seseorang yang dianggap cakap dan

                                                                                                                         35 Ibid., Article 52. 36 Ibid., Article 53. 37 Ibid., Article 55. 38 Singapore, Competition Act No. 46 of 2004, Republic of Singapore, Section 65.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 16: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

dewasa menurut hukum Belanda, dia dapat memberikan informasi tersebut kepada ACM

dengan nama maupun dengan anonim, sehingga penerimaan informasi mengenai tindakan

persaingan usaha yang tidak sehat bertambah. Walaupun penerimaan informasi tersebut

diperluas, ACM tetap menetapkan peraturan yang dibuat olehnya agar informasi yang telah

diterima ACM merupakan informasi yang sah dan benar. ACM mengatur mengenai hal

tersebut di dalam ACM Procedure for the inspection of Digital Data, dimana peraturan

tersebut menjelaskan mengenai bagaimana prosedur penelaaan informasi oleh ACM. ACM

memiliki kewenangan untuk menerima informasi39 sebagaimana diatur di dalam Pasal 2,

huruf a hingga p mengenai jenis informasi yang diterima oleh ACM berdasarkan bidang yang

menanganinya. CCS pun mengimplementasikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan

tanpa adanya halangan, dimana seperti ACM, komisi diberikan kewenangan untuk

memperoleh dan bertindak tanpa halangan jika mendesak. CCS wajib memberikan

pemberitahuan terlebih dahulu, namun tetap dapat melaksanakan penyelidikan tanpa

halangan agar berjalannya penyelidikan demi kelancaran penyelesaian perkara pelanggaran

hukum persaingan usaha.40

V. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka Penulis

memperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Kewenangan proses penyelidikan dan pengawasan oleh Komisi

Penegak Persaingan Usaha di Indonesia diatur di dalam Undang-Undang Monopoli

pada pasal & Ketentuan KPPU mengenai Pelaksanaan Perkara No. pada pasal . Dasar

proses penyelidikan dan pengawasan oleh KPPU berada di dalam Pasal 38 sampai

pasal 46 Undang-Undang Monopoli serta Peraturan Komisi Pengawasan Persaingan

Usaha Nomor 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penanganan Perkara di KPPU.

2. Persamaan kewenangan yang dimiliki oleh ketiga negara akan

dijelaskan menurut negara masing-masing sebagai berikut:

                                                                                                                         39 Regeling gegevensverstrekking ACM, Autoriteit Consument en Markt., Art. 1. 40 Singapore, Competition Act No. 46 of 2004, Republic of Singapore, Section 65.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 17: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

1. Status lembaga penegak persaingan usaha di masing-

masing negara adalah sebagai lembaga independen yang diberikan

kewenangan penuh untuk menegak hukum persaingan usaha.

i. Di Indonesia, status Komisi Pengawasan

Persaingan Usaha sebagai lembaga independen terletak pada

Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang yang mengatakan

bahwa KPPU bekerja sebagai lembaga independen. Pengertian

yang dimaksud disini adalah Komisi Pengawas Persaingan

Usaha merupakan lembaga penegak persaingan usaha yang

terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah serta pihak

lain. Sehingga, dari kalimat tersebut dapat dilihat bahwa KPPU

memiliki kebebasan yang lebih luas untuk melaksanakan

tugasnya sebagai lembaga penegak hukum persaingan usaha di

Indonesia.

ii. Di Belanda, status Autoriteit Consumer en

Markt merupakan sebuah lembaga penegak persaingan usaha

berfungsi sebagai lembaga independen yang menangani

kondisi pasar persaingan usaha dan kompetisi persaingan para

pelaku usaha di dalam pasar persaingan usaha di Belanda. Hal

tersebut diatur di dalam Establishment Act of the Netherlands

Authority for Consumers and Markets dalam pasal 6, dimana

dikatakan bahwa ACM merupakan lembaga independen yang

melaksanakan tugasnya menurut hukum, namum bukan

merupakan lembaga yang berada di bawah departemen-

departemen pemerintah.

iii. Di Singapura, status Comission Competition of

Singapore sebagai lembaga penegak persaingan usaha

merupakan sebuah statuary board. Tan Chwee Huat

menjelaskan bahwa statutory board merupakan lembaga

pemerintahan yang memiliki independen yang didirikan

berdasarkan perundang-undangan yang khusus untuk

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 18: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

melaksanakan fungsi yang khusus. Bukti bahwa CCS

merupakan lembaga penegak persaingan usaha yang

independen diberitahukan pada Competition Act No. 46 of

2004 pasal 3 huruf a, b & c.

3. Perbedaan kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing lembaga

penegakan persaingan usaha adalah sebagai berikut:

1. Pihak yang melaksanakan proses penyelidikan dan

pengambilan barang bukti pada saat proses pemeriksaan terjadinya sebuah

pelanggaran hukum persaingan usaha:

i. Di Indonesia, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha, pihak

yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan proses tersebut hanyalah

aparat polisi menurut pasal 44 angka (4) Undang-Undang Monopoli dimana

KPPU “…menyerahkan putusan kepada penyidik untuk dilakukan

penyelidikan…”, tidak diberikan kewenangan terhadap KPPU.

ii. Di Belanda, Autoriteit Consumer en Markt memberikan

kewenangan terhadap lembaga penegakan persaingan usahanya untuk

melaksanakan proses penyelidikan dan penyidikan oleh pejabat ACM sendiri

di dalam pasal 52 dalam Dutch Competition Act yang menjelaskan bahwa

pihak yang dapat melaksanakan proses penyelidikan dan pemeriksaan

terhadap pelanggaran persaingan usaha adalah pejabat atau anggota ACM

yang telah ditunjuk oleh ACM dan diberikan kewenangan untuk

melaksanakan kegiatan proses penyelidikan dan pemeriksaan.

iii. Di Singapura, Competition Comission of Singapore

memberikan kewenangan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan dan

pemeriksaan terhadap pejabat/anggota CCS yang telah dipilih oleh lembaga

penegak persaingan usaha di Singapura tersebut pada pasal 64 dalam

Competition Act No. 46 of 2004 yang mengatakan bahwa yang dapat

melaksanakan penyelidikan adalah aparat yang merupakan pejabat dari CCS

maupun aparat hukum lainnya yang berwenang menurut Undang-Undang.

2. Ruang lingkup informasi yang diterima oleh para lembaga

penegak persaingan usaha di luar Indonesia menerima informasi mengenai

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 19: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

pelanggaran persaingan usaha yang lebih luas dibandingkan penerimaan di

Indonesia.

i. Di Indonesia, penerimaan informasi yang diterima oleh KPPU

hanya mencakup informasi yang sebelumnya hanya dari sumber yang dapat

diterterakan informasinya kepada publik pada saat adanya pelanggaran hukum

persaingan usaha. Hal tersebut diatur di dalam pasal 7 Peraturan Komisi

Pengawasan Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 2006, Komisi Pengawasan

Persaingan Usaha.

ii. Di Belanda, penerimaan informasi oleh ACM tidak hanya

mencakup sumber yang memberikan informasi secara publik, namum ACM

dapat menerima informasi dari sumber yang anonim, yakni pihak yang

memberikan informasi memilih untuk merahasiakan data diri dan informasi

pihak pada saat terjadinya suatu pelanggaran hukum persaingan usaha.

Pengaturan tersebut diatur di dalam pasal 1 Regeling gegevensverstrekking

ACM serta di dalam ACM Procedure for the inspection of Digital Data.

iii. Di Singapura, penerimaan informasi mengenai pelanggaran

hukum persaingan usaha memiliki pengaturan yang sama dengan Indonesia,

dimana CCS hanya dapat sumber yang dapat diterterakan informasinya

kepada publik pada saat adanya pelanggaran hukum persaingan usaha.

Ketentuan yang mengatur mengenai hal tersebut diatur di dalam CCS

Guidelines on the Major Provisions dalam Pasal ayat 8.4 dan 8.5.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 20: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

VI. DAFTAR PUSTAKA

a) Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia. Undang-Undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. UU Antimonopoli. LN No. 33 Tahun 1999. TLN No. 3817. Netherlands. Burgerlijk Wetboek. 1992. Singapore. Competition Act No. 46 of 2004. Republic of Singapore.

b) Buku

Adam, Rainer dkk. Persaingan dan Ekonomi Pasar di Indonesia. Jakarta: Friedrich Naumann Stiftung, 2006. Asshidiqie, Jimly. Perkembangan dan Kondisi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta: Konpress, 2006. Margono, Suyud. Hukum Anti Monopoli. Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Hansen, Knud et al., ”Undang-Undang Antimonopoli: Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”, cet. 2. Jakarta: PT Tema Bru, 2002. Rokan, Mustafa Kamal. Hukum Persaingan Usaha: Teori dan Praktiknya di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012. Wibowo. Destivanov dan Harjon Sinaga. Hukum Acara Persaingan Usaha. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005.

c) Hasil Penelitian, Makalah, dan Pendapat

Kurnia Toha, “Implikasi UU No. 5 Tahun 1999 terhadap Hukum Acara Pidana”, Jurnal Hukum Bisnis (Volume 19, Mei-Juni 2002). Sutan Remi Sjahdeni, “Latar Belakang Sejarah dan Tujuan-Tujuan Undang-Undang Larangan Monopoli”, (Jakarta: Jurnal Hukum Bisnis May-Juni, 2002).

d) Internet The Netherland’s Authority for Consumers and Markets, https://www.acm.nl/en/about-acm/our-organization/the-netherlands-authority-for-consumers-and-markets/, diunduh pada tanggal 14 Maret 2016, pukul 12.00 WIB.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016

Page 21: PERBANDINGAN KEWENANGAN LEMBAGA KOMISI …

The Netherland’s Authority for Consumers and Markets, “Our Powers”, https://www.acm.nl/en/about-acm/mission-vision-strategy/our-powers/, diunduh pada tanggal 08 April 2016, pukul 12.00 WIB. The Netherland’s Authority for Consumers and Markets, “Organizational Structure”, https://www.acm.nl/en/about-acm/our-organization/organizational-structure/, diunduh pada tanggal 21 Juni 2016, pukul 14.00 WIB. Antara News, “DPR akan revisi UU 5/1999 untuk perkuat KPPU”, http://www.antaranews.com/berita/401028/dpr-akan-revisi-uu-51999-untuk-perkuat-kppu, diunduh pada tanggal 16 Maret 2016, pukul 13.00 WIB. Competition Commission of Singapore, “CCS Competition Philosophy”, https://www.ccs.gov.sg/about-ccs/what-we-do/ccs-competition-philosophy, diakses pada tanggal 16 Maret 2016, pukul 17.00 WIB. Detik News, “Dukung Tugas KPPU, DPD: Bisnis Tak Sehat Bisa Rugikan Negara”, http://finance.detik.com/read/2016/01/12/200616/3116941/4/dukung-tugas-kppu-dpd-bisnis-tak-sehat-bisa-rugikan-negara, diunduh pada tanggal 17 Maret 2016, pukul 14.00 WIB. Kabar 24, “Pelaku Kejahatan Kartel Susah Terjerat Hukum, Ini Penjelasan Detail KPPU http://kabar24.bisnis.com/read/20151127/16/496299/pelaku-kejahatan-kartel-susah-terjerat-hukum-ini-penjelasan-detail-kppu, diunduh pada tanggal 16 Maret 2016, pukul 15.00 WIB. Komisi Pengawas Persaingan Usaha, “1.700 Kasus Masuk ke KPPU”, http://www.kppu.go.id/id/blog/2012/04/1-700-kasus-masuk-ke-kppu-256-kasus-sudah-ditangani/, diunduh pada tanggal 16 Maret 2016, pukul 12.00 WIB. Komisi Pengawas Persaingan Usaha, “Nawir Messi : Revisi UU No. 5 Tahun 1999 ini sangat penting!”, http://www.kppu.go.id/id/blog/2014/02/revisi-uu-sangat-penting/, diunduh pada tanggal 17 Maret 2016, pukul 14.00 WIB Detik Finance, “Sulit Bongkar Kartel, KPPU Ingin Punya Kewenangan Geledah Seperti KPK”, http://finance.detik.com/read/2015/09/18/175626/3022976/4/sulit-bongkar-kartel-kppu-ingin-punya-kewenangan-geledah-seperti-kpk, diunduh pada tanggal 18 Juni 2016, pukul 09.00 WIB. CNN Indonesia, “KPPU Minta Dukungan Pemerintah dalam Memberantas Kartel”, http://cnnindonesia.com/ekonomi/20160425143935-92-126342/kppu-minta-dukungan-pemerintah-dalam-memberantas-kartel/, diunduh pada tangga 18 Juni 2016, pukul 17.00 WIB.

Perbandingan Kewenangan ..., Simanjuntak, Fransisca Theresa, FH UI, 2016