perbandidganantaramoral iunnanuelkant dengan pancasila
TRANSCRIPT
___________1..----- _
PerbandiDgan Antara MoralIunnanuel Kant dengan
Moral Pancasila
'Entlang fJ)amm)Ism
Stdf Pengdjdr S2 Progrdm Studi IImu FilSdfdt UGM
Inti pembicaraandalam moral atau etika adalah
pertanyaan yang menyangkut hubungan antaramanusia, apakah hubungan ito merupakan hubungan yang
bail< atan hubungan yang buruk. Apabila diteliti dan dilihat denganseksama,adanya peperangan atau pertikaian antar bangSa, ras, dansesama manusia, pada dasarnya persoalan tersebut dapat dikem
balikan·pada masalah moral. Moralitas denganbegitq merupakan hubungan yang menyangkut
semua manusia tanpa melihat perbedaan ras,bangsa, dan suku bangsa,kar~ ito
'moraiitas berlaku umum.
A. PengantarSejak jaman Yunani kuno problem
moral· ini telah mendapat perhatian Wltukdibahas, sehingga timbul bermacam-macam.aliran moral, seperti misalnya aliranhedonisme, yang menyatakan bahwa .kebaikan. yang tertinggi adalah keserumganatau kebahagiaan Juga aliran epikurismemempunyai tujuan bahwa yang baik berupakesenangan, seda.ngkan aliran utilitarisme
mendasarkan moralnya pada utilit~, yaitutindakan yang ·benar dan baik adalah tin...dakan yang memberikan manfaat yangpaling besar bagi masyarakat.
B. Konsepsi Kant. mengenai MoralTeori-teori tersebut di atas me)[l1Jr1l1t
Kant kurang sesuai, m.aka Kant berlJSa!la
untuk mengajukan ,prinsip-prinsipyang dapat berlaku umum, jadi berlaku bali
semua manusia. Prinsip ini adalah prinsipmoral yang formal yang tidak dipengaruhioleh keadaan tertentu, dan juga mengikat.Hal ini disebabkan karma tilsafat moraltidak berhubungan d~ngan apa yang ·ada,me}ainkan berhuburigBn dengan apa yangseharusnya ada.. Pada setiap diri manUliaada kecenderungan untuk berbuat baik danuntuk melaksanakan kewajibannya, Sayaharns. Inilah menurut Kant hubunganmoral yang datang dari diri sendiri, darihakikat manusia yang paling dalam. Hukum moral ini datang dari kehendak yangmerupakan akal budi praktis. Karena itukehendak dikuasai oleh budi. Hukum moralini juga membawa manusia Wltuk berhubungan dengan alam, mengadakan kontak dengan alam, karena pada dasarnyahukum alam dan hukum moral yang dapatdikatakan hukum akal budi adalah sarna.
Sebagai titik pusat teon moral Kant.adalah kehendak baik. Hal yang pentingiadalah, bahwa manusia itu harusmenginginkan yang baik, dan tidak adayang baik kecuali kehendak yang baik, yangtimbul karena. merasa wajib. Apabila seseorang bertindak dengan didasari motivasibaik, maka basil tindakannya tentu· baik,dengan tanpa melihatbasil atau konsekuensi yang timbul, jadikehendak yangbaik tidak tergantung pada basil tindakan.Kehendak yang.dikendalikan oleh akal budidan tidak oleh suatu keinginan atau kecenderungan adalah kehendakyang mut18k, yang merupakan suatukewajubanyang dipatuhi. Jadi wajib ini datang daridiri sendiri, merupakan perintall·yang olehKant disebuat sebagai impe~atif kategoris,yang mempunyai tiga prinsip yang pertama prinsip universalitas, yang kedua dalab prinsip tujuan yang dalam hal ini adalab humsnitas dan yang ketiga adalah prinsip kebebasan atau otonomi dari kehendak.
Prinsip universalitas mengandungarti, bahwa seseorang dalam bertindakhendaklah bertindak sesuai dengan maksimnya dan maksim serta tindakan itudapat sekaligus diharapkan menjadi hukumumum.. Tindakan tersebut tidak boleh·datang karena kecenderungan, sebab apabiladatang karena kecenderungan tentu tidak
dapat berlaku umum.Mengenai tujuan, Kant mengatakan
bahwa manusia adalah tujuan bagi dirinyasendiri, dan bukan alat bagi manusiayanglain. Manusia adalah makbluk ··········berakalserta mempunyai pikiran. SE9ldiri, dankarena itu manusia yang satutidak dapatdieksploitasi oleh manusia yang lainnyaManusia bukan alat , hanya bendalah yangdapat dijadikan alate
Kebebasan dalam bertindak adalahkebebasan pribadi, jadi hukum moral yangdipatuhi adalah bukan hukum yang didatangkan dari luar, tetapi munculdari dalamdiri manusia sendiri. Dengan demikian,malta memenuhi wajib dan mematuhiperintah dariakal budi dapat dikatakanmempunyai kedudukan yang tinggi, karenaperintah itu datang dari pribadi manusiayang paling dalam.
c. Otonomi Moralitas dalamMoralKant Dan Morsl Pancaslla
Konsepsi Kant mengenai moral yangbersifat rasionalistik tidak mengandungani bahwa Kant meninggalkan· kepercayaan terhadap Tuhan. Justru. eksistensiTuhan merupakan salah satu· postulat, disamping im~rtalitas jiwa dan kebebasankehendak. Rasionalitas moral Kant terletak pada kemandirian akal budi untukmenentukan sendiri, karena memilihmacam prinsip moral yang mana yang akandiinginkan yang dapat ~enentukan
manusia dalamkehidupannya.Menurut Amin Abdullah (1992), etika
Kant yang rasionalistik ini mempunyai tujuan ganda, pada satu pihak etika memberikan motivasi pada .akal budi manusiauntuk memahami fenomena alam., memabami manusia dankehidupan sosialmanusia, tanpa dibayang-bayangi olehganggwm yang bereifat skeptis·· maupunyang bersifatpsikologis. Pada pili8k~etika yang rasional ini dapat menerima danmengakui adanya keterbatasan padsmanusia yang rasional, sehingga denganeJemikian manusiamembuka dirinya untukmeneriJna postulat-postuIat· mengenai eksistensi Tuhan, dan ,imortalitas jiwa.Pendirian Kant ini adalah unik, karena ia
<lapat mengembangkan konsepsinyamengenai etika yang rasional, tanpa meno18k peranan prinsip relegius. Meskipunetika rasionalnya ini dapat dikatakan sekular, tetapi postulat-postul~yang ditunjukkannya dapat diterima "dan ide Kanttentang universalitas dari norma-normaetika dapat diSesuaikan tanpa mengorbankan etika relegius.
Disamping itu, Kant berusaha agarhukum moral bersifat objektif dan dengandemikian dapat berlaku umum. Penggunaan aka! merupakan suatu kehamsan,karena ilmu yang didapat dengan aka! adalab ilmu yang objektif.
Apabila seseorang mematuhi imperatif kategoris, menumt Kant kehendakharuslah bebas dalam arti' bebas secaratransendental. Ini berarti bahwa kehendaktidak mendapat'· pengaruh dari doronganindera. Karena apabila mendapat pengaruhdari dorongan indra, malta' tiildakan orangtersebut akan merupakan tindakan yangfenomenal, motivasi untuk bertindak bukandatang dari aka} budi, melainkan daridorongan. Hanya aka! budilah yang dapat memberikan motivasi agar suatu hukum moral menjadi hukum yang bersifatuniversal.
Apabila kehendak itu bebas daripengaruh kecenderungan dan juga bebasdari, pengaruh-pengaruh yang lain, maltakehendak hanya akan bertindak sesumdengan bentuk imperatif dan tidak melihatkepada materi' im.peratit: Apabila tindakanseseorang itu sesuai dengan isi, malta tindakan itu bukan karena kehendak, tetapimerupakan suatu tindakan yang impulsit:dan hanya memuaskankeinginan saja Imperatif kategoris menekankan kepadamakhluk yang beraka! untuk bertindaksesuai dengan maksim, yang dapat berlakupula: bagi orang lain. Oleh karena itu maksimpribadi hams juga menjadi maksimumum.
Dalam moral, manuSia dapat. di--katakan bebas apabila ia menentukan' kehendaknya, tetapi ia sekaligus terikat olehnorma-norma. Meskipun demikian normanorma tidak. mamaksa, manusia bebas <lapat menerima atau tidak menerimanya
Kebebasan kehendak ini berhubungan eratdengan otonomi atau kemandirian. Menurut Kant, kesusilaan barn ada apabila adaotonomi. Suatu perbuatan dikatakanotonom, apabila perbuatan itu dilakukansecara bebas, sedangkan apabila tidak bebas, dalam arti ada paksaan ataupUIlpengaruh, malta perbuatan itu adalahheteronom. Manusia dikatakan bebas spahila perbuatannya hanya didorong oleh motivasi kesusilaan yang baik, dan karenakehendak baik.. Jadi seseorang bertindakotonom atau mandiri apabila ia melakukansesuatu yang baik demi kebaikan itusendiri.
Sifat rasionalistik dan adanyaotonomi dalam moralitas dapat pula kitatelusuri dan kita ketemukan pada Pan-#casila, yang dalam hal ini Pancasila sebagaipandanganhidup bangsa Indonesia. Pancasila adalah suatu ideologi yang realistik,karena unsur-unsurnya diambil dari kehidupan manusia konkrit, tidak hanya darirealitas manusia Indonesia saja, tetapi darirealitas manusia pada umumnya(Driyarkara,1978). lsi arti dari setiap sila,yaitu : Tuhan, manusia, satu, rakyat, danadil, dapat berlaku bagi setiapa manusi.Sebagai basil olah pikir dari para pendahuiu kita yang mendalam, dalam susunansila-silanya dapat dilihat keteraturannyayang harmonis serta adanya herarkhi dalam susunannya, dari sila yang mempunyaipengertian yang paling luas menuju ke silayang mempunyai pengertian yang khusus.Dalam sila-silanya terdapat kekhususannya Pancasila yang merumuskan keadaanmanusia Indonesia, tidak hanya merumuskan realitas 'yang ada, 'tetapi jugamerumuskan yang seharusnya ada. Sebagaibasil pemikiran manusia, malta Pancasilajuga bersifat rasionaIistik. Notonagoromengatakan bahwa : "Pancasila itu adalahha3il perenungan jiwa yang dalam danpenelitian cipta yang aeksama alas daaarpengetahucm dan pengalaman hidup yangluas." (Noionagoro, 1971).
DaIam kehidupan sehari-hari, Pancasila merupakan pedoman, khususnya pedoman ' tingkah laku bangsa Indonesia.Moral Pancasila bertumpu pada manusia
yang mempunyai bakjkat monopluralitas,yaitu terdiri atas susunan kodrat : jiwa danraga, sifat kodrat sebagai makhuluk individu dan makhluk sosial; ,~rta kedudukankodratnya sebagai makhlUk. yang diciptakan Tuhan dan makhlUk yang berdirisendiri. Dalamjiwa terdapat akal, rasa, dankehendak yang bekerja sama., ~lehingga da-'pat menghasilkan suatu keputusan yangsesuai dengan yang di.inginkan, yang merupakan keputusan yang baik.
Dengan mempergunakan Pancasilasebagai pedoman moral, maka bangsa Indonesia menentukan. sendiri hukum dannorma-norma moralnya. Dengan akalpikirnya sendiri manusia Indonesia menentukan suatu pedoman, bagaimana tindakannya menjadi manusia Indonesia yangbermoral baik.. Pedoman ini ditentukansendiri dan dipilih sendiri; ada keyakinan:bahwa PancasilJ;l sebagai pedoman moraladalah baik. Jadi dapat dikatakan bahwaPancasila datang d.ari aka! budi dan. d.arimanusia Indonesia sendiri. Hukum moralsem.acam ini oleh Kant disebut sebagai datang d.ari akal budi praktis dan akal budipraktis itu adalah kehendak. Karena itumoral Pancasila bersifat rasional, objektit:dan universal, dalam. ani dapat berlakuumum bagi bangsa Indonesia. Moral Pancasila juga dapat disebut otonom karenanilai-nilainya tidak mendapat pengaruhdari luar hakikat manusia Indonesia, dandapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan juga dapat dikatakan dapatdipertanggungjawabkan secara mosons.Tidak dapat pula. dielakkan adanya bantuan dari nilai-nilai agama, adat dan budaya, karena nilai-nilai Pancasila secara defado berasal d.ari agama-agama dan. adatserta budaya Indonesia.. Hanya saja nilainilai yang tersebut tadi tidak menentukandasar-dasar Pancasila, tetapi memberi bantuan danjuStru memperkuat.
Dalam meIientukan suatu tindakan,moral Pancasila tidak hanya mengandalkanpada akal saja, tetapi juga pads. kehendakyang oleh Kant juga disebut akal budi praktis, tetapi juga perlu mendapat bantuandari rasa. Cipta., rasa, dan karsa hamsbekerja sarna; akal memberi petunjuk ba-
gairnsD8 suatu tindakan hams dikerjakan,rasa mengujinya dengan berpedoman padahasratnya sendiri, sedangksn kehendakmenentukan apakah suatu perbuatan ituakan dilaksanakan atau tidak. Kemampuanseseorang untuk bertindak atas keputusanakal, pertimbangan. rasa, dan kemampuankehendak akan menjadi sifat penghati-batiatau bijaksana. Apabila dilengkapi dengansifat adil, sifat sederhana dan teguh akanterbentuk tabiat saleh (Notonagoro, 1971).
.Mengenai ba.k kebebasan kehendakdalan moral Pancasila, perlu mendapat perbatian, bahwa kebebasan politis diberikansejauh tidak menyimpang dari nilai-nilaimoral Pancasila. Akan tetapi secara moral,manusia dapat menolaknya juga denganmenggunakan kebebasannya melalui carayang hams dipertanggungjawabkan. Pancasila merupakan pagar, yang membatasikebebasan kehendak bangsa Indonesiayang tercerminkan dalam pengendalian din,yang akan mengarahkan agar bangsa Indonesia f tidak keluar d.ari jalur yang telahditetapkan dalam ·kelima sila dari Pancasila. .
Sifat universal dapat juga ditemukandalam. moral Pancasila, yaitu dalam"kemanusiaan". Dengan "kemanusisan"yang menjadi. inti atau persoalan pokokdalam. Pancasila, maka moral Pancasiladapat berlaku universal. Sifat universal inidapat juga dilihat pads hakikat dari setiapslla, yaitu : Tuhan, manusia, s.atu, rakyat,dan adil. Hakikat atau inti sari sila-silaPancasila ini dapat berlaku universal,karena bersifat abstrak, umum. dan universal. Sedangkan sila-sila Pancssila dalam.urutan dan. kedudukan yang sudah tetap,herlaku abstrak umum kolekti( hanya herlaku di Indonesia.
Hal yang perlu mendapat perhatiandalam. filsafat moral Kant adalah maksimyang bersifat umum dan formal,· sehinggamoral Kant hanya melihat bentuk dari tindakan dan bukan pada materi tindakan itu.Hal ini berbeda dengan Pancasila, karenamoral Pancasila mempunyai maksim yangtelah ditentukan, yaitu nilai-nilai yangterkandung di dalam sila-sila Pancasila..
MeskiplID. otonomi dan juga kebeba-
san kehendak tidak dapat dielakkan dalam setiap fllsafat moral, yang dengansendirinya juga berlaku bagi fllsafat moralKant dan Pancasila, namun dalam hal maksiro. jelas ada perbedaan. Maksim Kantadalah formal, sedangkan':~;maksim Pancasila terletak pada kelima sila dari Pancasil&, sehingga maksim Pancasila adalab.konkrit dan jelas ada seeara material.
D. Kewajiban MoralNorma-norma moral mempuny81 81
fat mewajibkan agar seseorang bertindakatau bertingkah laku sesuai dengan hukummoral. Meskiptm hukum moral itu mendesak-manusia tmtuk berbuat baik, tetapihukum moral tidak memaksa; seseorangdapat saja melaksanakan atau tidakmel~anakannya.Merasa wajib bertindaksesuai dengan hukum moral harus didorongoleh kehendak baik dan didasari oleh motivasi baik. Kant sangat menekankan wajibyang semacam ini, dan memandang wajibsebagai pokok dari kesusilaan. Manusiawajibmematuhi hukum moral yang berartiia tidak mengindahkan keinginannyasendiri dan juga tidak mengindahkandorongan _dari luar diri sendiri dan tidakmengindahkan akibat dari tindakan tersebut. "Du aollsf', kamu harus merupakanperintah yang datang dari diri sendiri,langsung dari manusia itu sendiri, ini- adalahimperatif kategoris. Menurut Kant harusdibedakan antara tindakan demi kewajibandan tindakankarena kewajiban. Tindakandemi .kewajiban di$ebabkan hanya karenahormat pada hukum, sedangkan _ karenakewajiban dapat terjadi karena dorongandan -luar atau -karena kecenderungan,meskipun juga dikerjakan karenahormatpada hukum. Tindakan demi - .kewajibanadalah tindakan -moral, sedangkan yangkedua adalah tindakan legal.
Kant melawari.kan .kewajiban dengankecenderungan, tetapi ia mengakui bahwakeduanya tidak bertabrakan. Hanya sajaKant mengatakanbaha kewajiban janganIsh didasarkan·. pada keeenderungan. -Seseorang· harus insyaf· akan adanya· norma _kesusilaan yang mewajibkan dan memerintabkan untuk berbuat baik, tanpa tergan-
tung pada apapun..Etika Pancasila menuntut
ketaatan, semangat dan K:et;egtlban
serta adanya kesadaran tmtuk DeJ~daJit:·
sesuai dengan nilai-nilai yang terKallC1Unar'di dalam Pancasila. Kesadaran adalahre8.eksi aka! budi manusia tmtuk mengeta..·hui diri sendiri, untuk mengamati diri .pribadi agar terdorong untuk bertindak.yang baik, sebingga mempunyai rasa·w~buntuk melaksanskan
Etika Pancsila mewajibkan padasetiap warga negara Indonesia untuk hertindak sesuai dengan nilai-nilai yanagterkandung dalam -sila-sila Pancasila.Zakiah Darajat (1971) mengatakan bahwauntuk membina moral Pancasila perluadanya penjelasan dari setiap sila, sepertiberikut.
1. Ketllbanan Yang Maha Esa, Silapertama Wi mengandung konsekuensipengakuan terhadap Tuhan Yang MaltaEsa atau nilai-nilai moral yang ditentukanoleh Tuhan, yang -dituangkan dalam ajaranagama.
2. Kemanusiaan yang adil dan heradab, Konsekuensisilakedua ini adalah,bahwa setiap warga IndonesIa dalam. tingkah -lakunya, dalam tindakannya mendasarkan diri pada kemanusiaan, padakeadilan dan pada adab sopan santun.
3.Persatuan Indonesia, Moral PElrsatuan terkandungdalam sila ketiga ini.Setiap ·warga negara Indonesia harusmempunym keinginan untuk ..bersatu danmemper satukan .
4.Kerakyat8n yang dipimpinoleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan I perwakilan. Nilai moraldalam sila keempat ini· adalah setiap warganegara Indonesia yang bermoral Pancasilaharus merasa ·tmtuk-·· bertindak sesuaidengan Pancasila,- takut untuk melanggarnya. Dia juga hams merasa bahwasetiap orang melJlPUIlyai .halt. dan wajibyang sama. Segala .kewajiban ditentukandenganhukum dan aturan yang. sam8secara adil,. jujur, dan benar sesuai ·denganketentuan Tuhan.
5. Keadilan ·sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan soRa! ini dijiwai
oleh sila pertama, sehingga keadilan initidak. menyimpang dari keadilan yangditentukan oleh Tuhan
Bagi bangsa Indonesia, bertindak. danbertingkab laku sesuai dengan Pancasilamerupakan suatu l(8Wajiban, dalam rangkamembentuk manusia Indonesia seutuhnyayang bem).oral Paneasila.
Apabila dalam otonomi dankebebaSan kehendak antara moral Kantdan moral pancasila ada kesesuaian, maltadalam hal kewajiban moral ternyata adaperbedaan yang sangat menyolok, dan dapat dikatakan mendasar. Imperatif kategoris Kant menWltut suatu tindakan moralhanya demi wajib, dan tidak melihat padayang lain. Bertindak demi wajib, dan bukankarena merasa wajib, istilah Kant adalahtindakan Qua Plficht dan bukan Plfichtmaessig. Kewajiban ini adalah
4
kewajibanyang hanya dilakukan tWltutan moral yangdatang dari diri sendiri.
Kewajiban moral Pancasila bukanwajib yang formal, melainkan wajibmengamalkan nilai-nilai Pancasila, yaitunilai religius, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilaikeadilan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan pokok nilai. yangharns dan wajib dilaksanakan oleh rakyatIndonesia tanpa terkecuali. Kewajiban inidatangnya tidak dengan tiba-tiba, tetapididahului oleh kesadaran yang merupakanbasil perenungan daari akaI budi manusia.Dengan adanya kesadaran ini ada doronganuntuk merasa wajib yang dalam hal ini adalab merasa wajib tultuk bertindak sesuaidengan nilai-nilai moral yang terkandungdalam Pancasila..
E. Tujuan Tindakan MoralHarus menjadi manusia yang bagai
manakah seseorang itu dalamkehidupanmoralnya, apakah ia akan menjadi sesorangyang bermoral baik ataukah bermoral buruk, sesungguhnya tergantung padamasing-masing pribadi. Pada dasarnyasetiap orang itu menghendaki yang baik,juga dalam bidang moral. Apabila seseorangberbuat salah, malta ia akan herosaha menjelaskannya, sebab-sebab kesalahannya
tersebut, agar dapat m_jawabkan kekeliruannya. Dapat dikatakan,bahwa manusia insyaf akan perbuatannyayang salah dan kemtmgkinan akan manyesal. Dalam uraian di. atas dapat dilihatadanya kebebasan untuk menentukan kehendaknya dan adanya rasa tanggungjawah.
Tidakan moral bagi Kant adalah tindakan yang bebas dengan motivasi kesusilaan yang baik, tanpa dipengaruhi oleh
,ap&pl.Ul, juga tidak dipengaruhi akanadanya tujuan sebagai basil atau sebagaiim.balan perbuatan baik. Im.peratif kategoris menlIDtut agar seseorang bertindak sesuai dengan maksimnya sendiri, namunmaksim itu sekaligus juga maksim yangdapat berlaku umum. Dengan demikian,malta tindakan moral itu tidak hanya baikbagi diri sendiri, tetapi juga baik bagi oranglain, baik secara umum. Bagi Kant manusiaadalah tujuan dari dirinyasendiri, manusiabukan alat, tidak bagi dirinya dan juga bagioang lain,. Tujuan akhir dari imperatifkategoris adalah kebaikan moral, yanghanya clapat dicapai apabila setiap orangmempunyai pandangan yanag sarna, mempunyai maksim. yang sarna..Karena maksimini bersifat formal, danrasional. Dengandemikian maka tidak ada moral yang berbeda antara bangsa yang satu dengan yanglain. Kebaikan sosia! iniharus diusahakanoleh setiap orang, manusia hams berusahauntuk mencapai kebahagiaan, dan tidakmenggantungkan diriIl:Ya pada Tuhan.
.Untuk mendapatkan tujuan akhirdari moralitas, hamslah diterima adanyaPencipta Yang azali untuk dapatmeneruskan tujuan akhir dari hukum.moral. Hukum. moral menuju ke tujuan akhir yaitu Kebaikan Yang Tertinggi danmengakui bahwa semua kewajiban adalahkewajiban yang datang dari Tuhan. Akhirnya kesempurnaan etika ada padaagama; dengan otonomi dari makhlukberakal, perintah Tuhan dapat dipenuhi,dan Tuhan adalah tujuan moral yang adadalam kerajaan moral.
Moral Pancasila mempunyai tujuanmembentuk manusia Indonesia yang hermoral Pancasila, ialah manusia Indonesia
F. Religiusitasdan MoralitasApabila Kant mengatakan bahwa
moral tidak.· berdasarkan pada agama, initidak. berarti bahwa Kant tidak. percayapada Tuhan. Justru eksistensi Tuhan·danimortalitas jiwa adalah postulat-postulatyang tidak. periu dibuktikan lagi. Kant inginmenegaskanbahwa· melalui ide tentangKebaikan Yang Tertinggi manusia akansampai pada pengertian Tuhan.
Ada semacam kontradiksi dalam
yang mempunyia kepribadian yang sesuai pandangan moral Kant. Konsepsi Kantdengan setiap sila dari Paneasila. mengenai Kebaikan Yang Tertinggi menujuKepribadian ini dapat tercapai apabila pada adanya dua hal yang bertentang~
setiap manusia IndoneSia ,,,,sfapat menjel- dalam aka! budi praktis. Pada satu pihakmakan jiwa Pancasila dafabl kehidupan aka! budi praktis ini menghendaki adanyasehari-hari. Tujuan moral Pancasila jelas kemungkinan untuk dapat mencapai Keberbeda dengan Kant, sebab motivasi dalam baikan Yang Tertinggi; pada lain pihak damoral Pancasila adalah membentuk lam kenyataannya dalam kehidupan seharimanusia Indonesia yang Pancasilais, yang han terdapatkejahatan moral, kejahatandalam kehidupan sehan-han tercermin da- sosial dan juga bencana alamo Hal-hal inilamtingkah lakunya. akan menimbulkan keraguan pada
Bangsa Indonesia mempunyai cita- manusia, apakah usahanya illltuk: mencapaieita serta berkeinginan agar dasar moral moral yang baik clapat dipertahankanbangsa dapat dilihat secara rill dalam ke- karena Kebaikan Yang Tertinggi tidak. akanhidupan sehan-han. Meskipun demikian dapat dicapai. Tetapi melalui moral,perumusan Pancasila tidak dapat ditaf- manusia dapat percaya pada Tuhan;sirkan sendiri-sendiri, karena dapat mem- manusia yang bermoral adalah manusiaberikan penafsiran yang berbeda-bed.a. Un- yang mengakui bahwa dunia ini adalah ciptuk mencegah agar tidak. ada penafsiran taan dari Pencipta yang Sempurna. Makayang berbeda dipandang perlu ·adanya pen- percaya pads Sang Pencipta adalah percayajabaran sila-sila Pancasila seperti yang da- pada Tuhan dan percaya bahwa dunia inipat kita lihat pada butir-butir Pancasila adalah dunia moral. Karena itu usahapada pedoman .Penghayatandan Pengama- manusia tmtuk menjadi manusia yang berIan Pan.casila. . moral sesungguhnya bukan usaha yang
Harapan Kant adalah membentuk tanpa"arti.masyarakat yang ideal yang di dalamnya Negara Indonesia bukanlah negaraberlaku norma-norma moral. Inilah tujuan agama, dalam arti negara Indonesia tidak.dan masyrakat, yang mencapai kebebasan menganut agama tertentu dalam hukumyang sempurna dan dapat menjalankan dan undang-undang yang mengatur negara,.wajibnya.Masyarakat semacam·· ini tidak. meskipun dasar negara' yang pertam8 ada-dapat tercapai di dunia nam\lll dengan lah Ketuhanan Yang Maha Esa. Negaraadanya harapan untuk mencapai Indonesia bukan negara teokrasi, tetapimasyarakat yang semacam ini akan mem- juga. bukan negara sekuler. Pelaksanaanberi dorongan pada manusia untuk bertin~ Sila pertama diserahkan kepada masingdak demi· wajibnya, berbuat baik demi baik masing warga negara, sesuai dengan keyakitu sendiri. inan agama masing-masing. Pancasila ada-
Dapat dikatakan bahwa tujuan moral lab suatu human response (Driyarkara,Kant dengan moralPancasila terdapat per- 1978). yang mengandung pertanyaan babedaan. gaimanakah seharusnya suatunegara
mengatur kehidupan bemegara dan hermasyarakat dalam negaranya. Negara Paneasila wajib menciptakan kehidupan yangtertib yang sesuai dengan dasar negaranyayang sekaligus menjadi pandangan hidupbangsanya.
Sila yang pertama dan Pancasila dalah Ketuhanan Yang MahaEsa, mempunyai kedudukan yang penting, karenasila inimendasari .sila-sila .yang lain. Notonagorotnengatakan bahwa susunan sila-sila Pancasila merupakan bentuk piramida yang
basisnya adal~ Ketuhanan Yang MahaEsa (Notonagoro, 1975). Berdasarkankedudukan sila, maka" tanpa sila pertamasila-sila yang lain adalah kosong(Driyarkara, 1978).,.Ketuhanan YaDg MahaEsa tidak menuD/Uk agama tertentu ,meskipWl demikian di Indonesia hidup keagamaan dapat dikatakan menjiwai lain-lainsektor kehidupan. Hal ini menunjukkanbahwa inti keagamaan di Indonesia adalahpengakuan terhadap Tuhan Yang MahaEsa. Pengakuan ini datang dan manusiasendiri, karena manusia mempunyai pendapat tentang dirinya sendiri dan mengenaldirinya sendiri, mengenal realitasnyasendin. Pendapat ini menempatkanmanusia sebagai makhluk yang tidak sempuma, terganttmg adanya, tidak ada dengan sendirinya, jadi ada yang mengadakanManusia kemudian menentukan sikap danmengakui Tuhan sebagai Realitas· YangTertinggi, sumber dan segala realitas. Tuhan bukan sesuatu, melainkan suatuPribadi, dan pada Pribadi ini manusiamenyerahkan dirinya. Tuhan adalah sum..ber dan segala daya upaya kita, jadi jugasumber menegara. Juga diakui bahwa Tuhan adalah tujuan dari segalanya. Jugatujuan menegara. Dapat dikatakan Tuhandalah sumber dan dasar serta tujuan· yangmutlak dan segala sesuatu (Driyarkara,1978).
Meskipun di dalam Pancasila tidakdipersoalkan mengenai adanya Tuhan,karena Pancasila berlandaskan pada Tuhansebagai Kenyataan. yang objektit: tetapiperlu disadan bahwa pembuktian tentangadanya Tuhan itubesar sekaliartinya bagipendirian dan sikap hidup bangsa. Indonesia. Kesadaranakan adanya Tuhan berlandaskan pada aka! pikir manusia sebagaisumber dan jiwa untuk mendapatkankenyataan atas usaha manusia sendiri, sehingga kesadaran adanya TuhanmempWlyai nilai yang sarna dengan ilmupengetahuan, karena kesadaran ini· adalahkesadaran yang berasal dan aka! pikir. Halyang mudah dimengerti dalam pembuktianini adalah yang bertolak dan pengalamanmanusia tentang segala sesuatu yang ada diduma ini, yang tidak ada karena dirinya
sendiri dan tentu disebabkan oleh Sebabyang tidak disebabkan oleh sesuatu yanglain, Sebab yang mampu dengan sendirinyamenimbulan akibat dan merupakan SebabYang Pertama atan· Causa Prima. Suatupengertian yang merupakan milik rakyatJawa adalah tmgkapan sangkan parani1l8dumadi, asal mula serta arab tujuan segalamakhluk yang ada. Melalui pengalamanjuga dapat diketahui bahwa segala makhukyang ada. Melalui pengalaman juga dapatdiketahui bahwa segala sesuatu itu padsmulanya tidak ada dan laIu ada dan kemudian menjadi tidak ada. Jadi danpengalaman da~t diketahui bahwa segalasesuatu itu tidak mutlak adanya. Dari pem~buktian ini dapat juga disimpulkan bahwadi ·dunia ada perubahan dan bersifat terbatas. Kesimpulan yang dapat diambil danpengertian melalui aka! pikir bahwa Tuhanitu adalah Causa Prima ialah: Tuhan itutidak berubah, tidak terbatas, adanya adalah mutlak dan sebagai Pengatur dan semua gerak yang ada di dunia ini(Notonagoro, 1975).
Berdasarkan urman di atas dapatdiketahui bahwa seeara rasional· dapat diyakini tentang adanya Tuhan yang MahaSempuma yang tentunya Maha Semprnadalam Kebaikan dan merupakan KebaikanYang Tertinggi. Manusia sebagai· makhlukyang tidak sempuma hams berusaha untuk.mencapai kesempurnaan dengan bertingkah laku baik, bermoral baik, Tuhan adalahdasar dan tujuan moral.
Pancasila bagi bangsa Indonesia adalab tuntunan moral, yang memberi ~ahbagaimana setiap warga negara harus bertindak dan bertingkah laku, sesuai dengannilai-nilai yang terkandtmg dalam sila-silaPancasila. Maka moralitas Pancasila adalahmoralitas yang relegius dan humanistik.
Hubtmgan. antara religiusitas danmoralitas pada Kant adalah hubungan.yangmengikuti tatanan pengetahuan, ordo 00
gnoscendi, dimulai dengan argumentasi secara ilmiah, sehingga akhirnya datang padapengertian tentang Tuhan. Dalam hal iniKant mempertanggungjawabkan ·moralitasyang menuntun manusia pada pengertianpada Tuhan, sebagai Kebaikan Yang
Tertinggi.Sila-sila Pancasila tersusun secara
tatanan ordo esaendi, tatanan kemengadaan. Sila pertamame~dasardari sila-sila yang lain, seHingga sepertidiungkapkan di depan tanpa. sila pertam.a,sila-sila yang lain adalah kosong. Dengankata lain, sila pertama menjiwai, mendasari, dan melingkupi sila-sila yang lain.Malta moralitas Pancasila adalah moralitasyang didasari dan dijiwai ·oleh sila pertama,oleh Ketuhanan Ynag Maha Esa.
dak perlu ada buktinya. namun pengakuanakan adanya Tuhan menurut teori Kantdatang dari moral. Melalui moral, manusiamengakui adanya Moral yang Tertinggi,adanya Kebaikan Yang Tertinggi. Pengakuan tentang adanya Tuhan itu bagibangsa Indonesia juga dapat dicapaimelalui hasil pengamatan dan basilpemikiran tentang segala sesuatu yang adadi slam semesta ini yang harus ada sebabnya.. Malta Tuhan adalah Causa Prima.
Antara imperatif kategoris Kantdengan moral Pancasila disamping ada ke-
G.Kesimpulan sesuaoan ada pula perbedaan-perbedaan.Manusia mempunyai sifat untuk Perbedaan ini dapat dikatakan mena
menjadi manusia yang bermoral, mena perbedaan ruang dan waktu, perbedaanmanusia itu pada dasamya mempunyai adat istiadat dan budaya serta agama. Sedorongan untuk bertindak baik, kata Kant. dangkan kesesuaian-kesesuaian yang adaSecara umum,moral yang baik, ada pada dapat dipakai sebagai pelengkap bagiimperatif kategoris yang bersifat otonom. bangsa Indonesia dalam mengamalkanTindakan yang baik datang dari din sendiri Pancasila sebagai pedoman akal. pedomandan merupakan suatu imperatif yang bagi tercapainya manusia Indonesia seuberakar pada kehendak sebagai akal budi tuhnya.praktis. Malta moral Kant berasal dari rasio . Perbedaan imperatif kategorisdan bersifat rasional, dan tidakmendapat dengan moral Pancasila clapat dilihat padapengaruh apa pun yang datang dari luar diri beberapa segi, yaitu pada formalitas, padamanusia. Yang baik adalah kehendak baik. maksim, pada kewajiban dan pada tujuan.
Silat rasionalistik imperatif katego- Imperatif kategoris bersifat formalris tidak terlepas dari kehendak, karena dan kaku, rigoristik. Bagi bangsa Indonesia,'kehendak adalah rasio praktis. Malta ra- meskipun juga formal, dalam arti sesuaisionalisme Kant ini berlandaskan pada dengan nilai Pancasila, tetapi isitindakanotonomi manusia itu sendiri. manusia bebas juga diperhatikan yaitu nilai-nilai yang adaillltuk menentukan tindakan apa. yanag pada Pancasila, sedangkan imperatif kate-dikerjakan. goris tidak melihat padamateri tindakan.
Pada moral Pancasila dapat diketa- Perbedaan yang lain terletak padahui adanya otonomi kehendak. Tindakan maksim. Maksim dalam imperatif kategorissesuai dengan moralPancasila adalah tin- adalah maksim pribadi. Namun maksim inidakan moral yang terletak pada hakikat harus dapat menjadi maksim orang lain,manusia yang harus menghayati struk- jadi harus sesum dengan maksim umum.turnya secara harmonis. Penghayatan ini Dengan demikian malta tindakan moraldapat diketemukan manusia Indonesia adalah tindakan yang berlaku bagi siapapada aka! pikirnya sendiri. Moral, Pancasila saja, berlaku universal.dibimbing oleh akal, untuk mencapai kebe- Moral Pancasila mempunyai maksimnaran, dituntun pula olehrasa dan dilak- yang juga berlaku umum bagi warga nesnakan oleh kehendak. Akal, rasa dan ke- gara Republik Indonesia, dan maksim inihendak bekerja sarna secara harmonis un- adalah nilai-nilai yang terkandung padatuk mencapai moral yanag diharapkan, Pancasila.yaitu tabiat saleh. Jadi moralPancasila Bagi Kant yang penting adalah her...tidak hanya dianalisis oleh kehendak. tindak demi kewajiban dan tidak
Kant tidak menolak relegiusitas da- mementiilgkan konsekuensi yan akan dilam moral. Tuhan adalah postulat yang ti- timbulkan ikeh tindakandemikewajiban
itu. Adanya basil yang timbul hanya akanmemperkuat tindakan demi kewajiban tersebut. Dalam hal ini' ternyata antara imperatif kategoris dan moral Pa.ncasila ter·d8pat perbedaan yq besar. Paneasila sebagai dasar fiIsafat negara dan juga pedoman moral bangsa Indonesia mempunyaihat untuk mewajibkan warga negara·!ndonesia untuk melaksanakannya. Pa.ncasilatidak hanya diketahui saja, tidak hansyaditaati, namun juga harus menimbulkankesadaran untuk mengamalkan, sehinggadengan demikian timbul rasa wajib melaksanakan.
Kewajiban untuk. bertindak secaramoral tentunya akan membawa skibat,namWl bagi Kant akibat ini bukan tujuan,meskipun pada Kant ada tujuan akhiryaitu terbentuknya masyarakat yang moralis, masyarakat yang mencapai kebahagiaan yang sempurna. Namun kebahagiaan ini tidak akan tercapai di dunia ini,dan akan tercapai di dunia sesudah mati.
Berbeda dengan moral Pancasila,
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.Amin, , 1992, The Idea of Universality of Ethical Norm in GhazaJiand Immanuel Kant, Turkye DiyanetVakfi, Ankara.
Acton, N.B., 1970, Kant"s Moral Philosophy,Mcmillan and Ltd" London.
Allison, Heri E., 1983Kant's Transcendental Idealism, An Interpretation mdDefense. Yale University Press, London
Bakker, Anton, 1984, Metode-metode Fil:safat. Ghalia, Indonesia.
Bertens, ·1981, Filsatal Barat~ AhAdXX, Gramedia, Jakarta.
.Bertens, 1993, Etika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Bradley, F.R., 1952, Ethical Studies, sec.ed, The Clarendon Press, oxford
Cassirere, H.W., 1978, ~First Kritik,Humanities Press Inc., New York.
Copleston, Frederick, 1968, AHistory ofPhilosophy. Volume 6, Modern Philosophy, Part IT, Kant, Image Books,A Division ofDoubleday & Company,
yang mempunyai landasan bertindak seearamoral adalah°bertindak sesum dengan nilainilai yang terkandung pada sila-sila Pancasila. Maka moral Pancasila melihat padatujwm tindakan tersebut, jadi bukan tindakan hanya demi kewajiban, Damtm tindakan itu harus mempunyai konsekuensi,yaitu tercapainya manusia-manusia Indonesia &yang bermoral Pancasila. Manausiayang diharapkan adalah manusia yangmenghayati Kebmanan yang Maha Esa,manusia yang berperikemanusiaan .yangadil dan beradab, manusia yang menghayatipersatuan Indonesia, dan berkerakyatandan yang berkeadilan sosial.
Di samping ada perbedaan-perb&daan, imperatif kategoris Kant ada kesesuman dengan moral Pancasila. Ditinjaudari teori polygenesis, yaitu kebebasan untuk. menemukan sesuatu yang asli hal inimungkin, karena pemikiran tentang moralbersifat universal, tanpa memandang ras,wama kulit dan bangsa.
Inc., Garden City, New York.Darajat, Zakiah, 1979, Membina nilai..nilai
Moral <Ii Indonesia, Bulan Bintang.,Jakarta.
Darmodihardjo,·Dardji, 1985, Pancasiladalam Beberapa Perspektif. AriesLima, Jakarta.
Drijarkara, N., Gamharan Manusia Pancasila. Yayasan Pendidikan Paramita,Yogyakarta (Untuk memenuhi kebutuhan sendin).
Dundas, Alan, 1965, The Study of Folk~
lore. Prentice- Hall, Inc., New York.Hadiwijino,·Harun, 1980, Sari sejarah Filsa~
fat Barat 2, Kanisius, Yogyakarta.Kant, Inunanuel, 1952, Kritik ~ reinen
Vemunft, von RaymWld Schmidt,. Felix Meiner, Hamburg
-'---,1952, Kritik der praktischen Ver~ Felix Meiner, Haniburg
_.--, 1952, Grundlegung zur Metaphysikder Sitten. Felix Meiner, Hamburg
---, 1954, &itik del Urteilskarft, FelixMeiner, Hamburg
---, 1963, Lectures 2D Ethics, Tr. byLouis Infield, Harper and Row, NewYork.
40
Moerdiono, CS., 1992, Pancasila sebagaiIdeologi. ·Dalam Berbagai Bidang.Kehidupan· Masyarakat, Berbangsa danBemegara,BP-:7 ~~~JJakarta.
Notonagoro, . .1971, P8tica.sila ~Dmiah Populer, Pantjuran Tujuh, Jakarta.
Wibisono, Koento, 1985, .•.1lmY ·Filsafat daDAktualitasnya~ PembanmmanNasional, Universitas Oadjah Mada,Yogyakarta.