perbaikan kualitas pembelajaran guru titik awal menuju perbaikan kualitas pendidikan

12
PERBAIKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU, TITIK AWAL MENUJU PENDIDIKAN BERKUALITAS 1 Oleh Zulrahmat Togala [email protected] Abstrak Perbaikan kualitas pendidikan dewasa ini dirasakan semakin mendesak, hal ini disebabkan karena tuntutan perbaikan kualitas pendidikan semakin dibutuhkan masyarakat. Makalah ini ditulis untuk menggambarkan berbagai persoalan permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu komponen pendidikan yang ditengarai memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas pendidikan adalah tersedianya pendidik yang profesional. Dalam dunia pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didiksecara langsung melalui pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk yakni kualitas pembelajaran –efektifitas dan instensionalitas- yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan. Perbaikan kualitas pendidikan juga dapat dilakukan dengan pembangunan Infrastruktur seperti gedung dan perlengkapan teknologi yang meliputi akses ke perangkat internet yang berkualitas tinggi, mendukung efektivitas pendidik berupa program pengembangan profesionalisme tenaga pendidik yang mampu menggunakan dan menggabungkan teknologi ke dalam kurikulum yang diperlukan dalam rangka untuk mengubah praktek pedagogis, peningkatan pembelajaran dan pengembangan model pembelajaran inovatif. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran, Mutu Pendidikan, Intensionalitas Guru A. Pendahuluan Pemerintah menempatkan pendidikan sebagai program yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan bahwa pemerintah dalam menyelenggarakan satu sistem pendidikan 1 Prosiding Seminar Nasional Kurikulum 2013, diselenggarakan oleh Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, tanggal 27 Maret 2013. 1

Upload: jean-lafitte

Post on 06-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

J

TRANSCRIPT

PERBAIKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU,TITIK AWAL MENUJU PENDIDIKAN BERKUALITAS[footnoteRef:1] [1: Prosiding Seminar Nasional Kurikulum 2013, diselenggarakan oleh Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, tanggal 27 Maret 2013.]

Oleh Zulrahmat [email protected]

Abstrak

Perbaikan kualitas pendidikan dewasa ini dirasakan semakin mendesak, hal ini disebabkan karena tuntutan perbaikan kualitas pendidikan semakin dibutuhkan masyarakat. Makalah ini ditulis untuk menggambarkan berbagai persoalan permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu komponen pendidikan yang ditengarai memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas pendidikan adalah tersedianya pendidik yang profesional. Dalam dunia pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didiksecara langsung melalui pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk yakni kualitas pembelajaran efektifitas dan instensionalitas- yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan. Perbaikan kualitas pendidikan juga dapat dilakukan dengan pembangunan Infrastruktur seperti gedung dan perlengkapan teknologi yang meliputi akses ke perangkat internet yang berkualitas tinggi, mendukung efektivitas pendidik berupa program pengembangan profesionalisme tenaga pendidik yang mampu menggunakan dan menggabungkan teknologi ke dalam kurikulum yang diperlukan dalam rangka untuk mengubah praktek pedagogis, peningkatan pembelajaran dan pengembangan model pembelajaran inovatif.

Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran, Mutu Pendidikan, Intensionalitas Guru

A. PendahuluanPemerintah menempatkan pendidikan sebagai program yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan bahwa pemerintah dalam menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesem-patan pendidikan serta peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi manajemen pendidikan dalam rangka menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Untuk mewujudkan program tersebut, pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, disebutkan bahwa pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Pendidikan diharapkan dapat mendukung upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender, serta memperkuat nilai-nilai budaya. (Renstra Kemendiknas 2010-2014)Terkait dengan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka menghadapi era persaingan global yang akan datang, pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi merupakan syarat utama untuk meningkatkan daya saing. Hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk memiliki keterampilan teknis (hard skill), dan kemampuan untuk berpikir analitis, berkomunikasi, serta bekerjasama dalam tim yang dirangkum sebagai keterampilan lunak (soft skill). Berdasarkan data Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang dirilis di New York, Senin (1/3/2011), indeks pemba-ngunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. Bagaimana dengan kualitas Guru di Indonesia ?, Berdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkem-bang di Asia Pasifik. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang. (http://edukasi.kompas.com )Data dan fakta tentang posisi pendidikan Indonesia membuat kita menjadi sangat prihatin dan bertanya, Apa penyebab rendahnya kualitas pendidikan kita?, Apakah penyelenggaraan pendidikan kita salah arah ?, benarkah program pemerintah selama ini telah berjalan dengan benar ?. Saling tuding tak jarang kita dengar dan saksikan di beberapa media belakangan ini, semua saling menimpakan kesalahan, pemerintah tak becus mengurus pendidikan, masyarakat tidak peduli dengan tangungjawab mereka dalam pendidikan, Guru adalah subyek yang paling bertanggungjawab atas semua ini, salah perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang tidak berkualitas, dan yang lebih miris lagi menyalahkan peserta didik yang tidak memiliki motivasi dan kemauan keras dalam belajar Apa yang salah dengan pendidikan kita ?B. Identifikasi Masalah Permasalahan pendidikan di Indonesia memang sangat kompleks. Selain angka putus sekolah, kita juga menghadapi berbagai masalah utama yakni kualitas dan rendahnya komitmen mengajar guru, kualitas kurikulum yang belum standar, dan kualitas infrastruktur yang belum memadai. Dalam dunia pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk dimana kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan. Sementara itu kurikulum pendidikan di Indonesia juga menjadi masalah yang harus diperbaiki. Timbulnya anggapan bahwa setiap ganti menteri ganti lagi kurikulum menjadi indikasi bahwa permasalahan kurikulum masih menjadi persoalan serius. Kelihatannya para pengambil kebijakan belum memahami arti pentingnya kurikulum dalam pendidikan. Hal ini terlihat dari belum adanya kurikulum standar yang menjadi pedoman sesung-guhnya dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Belum usai persoalan kualitas guru dan perubahan kurikulum yang insidental, masalah infrastruktur pendi-dikan juga masih menjadi persoalan serius bagi pendidikan di Indonesia. Disparitas sarana dan prasarana pedi-dikan sangat jelas terlihat, antara wilayah barat dan timur, jawa dan luar jawa, sekolah negeri dan swasta, merupakan bukti bahwa persoalan tersebut masih cukup besar. Masalah lain yang juga tak kalah pentingnya adalah lemahnya manajemen sekolah, dan penyeleng-garaan birokrasi yang cenderung mengarah ke praktek korupsi.C. Rumusan MasalahBerdasarkan identifikasi permasalah pendidikan yang dikemukakan di atas, kompleksnya persoalan pendidikan di Indonesia sepertinya tidak berujung pangkal, oleh karena itu penulis mencoba membahas salah satu komponen yang mempengaruhi kuaitas mutu pendidikan, yakni rendahnya kualitas guru. Permasalahan yang perlu dianalisis dalam makalah ini adalah langkah apa yang perlu dilakukan dalam memperbaiki kualitas guru ?D. PembahasanProses pembelajaran merupakan suatu system. Dengan demikian, untuk mencapai kualitas pembelajaran, harus dimulai dengan melakukan analisis komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran. Ada banyak komponen yang dapat mempengaruhi kulitas pendidikan, namun perbaikan itu juga tidak bisa dilakukan secara serempak, selain keberadaannya terpencar, juga sangat sulit untuk menentukan pengaruh seberapa besar pengaruh komponen tersebut. Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini sebabkan karena guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kualitas pendidikan, sebaiknya dimulai dengan menganalisis komponen guru.Makalah ini ditujukan untuk menganalisis salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu pendidikan yakni guru, akan dipaparkan keterkaitan pentingnya kualitas guru dan proses pembelajaran, Aspek apa saja yang mempengaruhi kualitas pembelajaran seorang guru, dan Solusi perbaikan kualitas pembelajaran guru.1. Belajar dan PembelajaranBelajar adalah suatu proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup. Karena kompleksnya masalah belajar, banyak sekali teori yang berusaha menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Para penganut aliran behavioristik berpendapat bahwa belajar itu terjadi sebagai akibat adanya pengondisian lingkungan yang diikuti dengan adanya penguatan (reinforcement). Sedang penganut aliran Gestalt berpendapat bahwa belajar terjadi karena adanya usaha yang bertujuan, eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Teori belajar behavioristik berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang teori belajar Gestalt menganggap belajar adalah perubahan insight yaitu wawasan atau pengertian tentang adanya hubungan pemecahan situasi problematik. Menurut teori Gestalt adanya perubahan itu tidak harus terlihat dari luar. Miarso (2004).Secara umum ada empat rujukan yang terkandung dalam teori belajar yaitu:(1) adanya perubahan atau kemampuan baru. (2) perubahan atau kemampuan baru itu tidak berlangsung sesaat, melainkan menetap dan dapat disimpan, (3) perubahan atau kemampuan baru itu terjadi karena adanya usaha, dan (4) perubahan atau kemampuan baru itu tidak hanya timbul karena faktor pertumbuhan.Gagne (1975) menyimpulkan bahwa informasi dasar atau keterampilan sederhana yang dipelajai memengaruhi terjadinya belajar yang lebih rumit. Menurut Gagne ada lima kategori kemampuan belajar, yaitu:a. Keterampilan intelektual: kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan lambang. Keterampilai ini meliputi:1. Asosiasi dan mata rantai: menghubungkan suatu lambang dengan suatu fakta atau kejadian.2. Diskriminasi: membedakan suatu lambang dengan lambang lain.3. Konsep: mendefinisikan suatu pengertian atau prosedur.4. Kaidah: mengombinasikan beberapa konsep dengan suatu cara.5. Kaidah lebih tinggi: menggunakan berbagai kaidah dalam memecahkan masalah.b. Siasat kognitif: keterampilan si belajar untuk mengatur proses internal perhatian, belajar, ingatan, dan pikiran.c. Informasi verbal: keterampilan untuk mengenal dan menyimpan nama atau istilah, fakta, dan serangkaian fakta yang merupakan kumpulan pengetahuan.d. Keterampilan motorik: keterampilan mengorganisasikan gerakan sehing-ga terbentuk keutuhan gerakan yang mulus, teratur, dan tepat waktu.e. Sikap: keadaan dalam diri si belajar yang memengaruhi (bertindak sebagai moderator atas) pilihan untuk bertindak. Sikap ini meliputi komponen afektif (emosional), aspek kognitif, dan unjuk perbuatan.Selanjutnya menurut Gagne, untuk dapat memperoleh dan menguasai kelima kategori kapabilitas tersebut dengan sebaik-baiknya ada sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan oleh para pendidik. Ada kondisi belajar internal, yang timbul dari memori si belajar sebagai hasil dari belajar sebelumnya, dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari diri si belajar. Kondisi eksternal ini bila diatur secara seksama merupakan usaha pembelajaran. Dalam usaha mengatur kondisi eksternal ini diperlukan berbagai rangsangan yang dapat diterima oleh indera.Jadi berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar atau pembelajaran adalah suatu proses perubahan perilaku yang cenderung menetap berdasarkan pengalaman-pengalaman individu yang direncanakan secara berkelanjutan, yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru yang bermanfaat bagi dirinya.2. Guru dan Kualitas PembelajaranGuru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Ibarat seorang petani yang bekerja menggarap sawah, keberhasilan dalam menghasilkan padi yang berkualitas bergantung kepada pengetahuan dalam menanam padi dengan benar, mulai dari perkiraan masa tanam, pengaturan pengairan, sampai pada pemeliharaan. Semua harus dilakukan dengan terencana dengan beberapa strategi. Demikian juga dengan guru. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggu-nakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Diyakini, setiap guru akan memiliki pengalaman, pengetahuan, kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik. Masing-masing perbedaan tersebut dapat memengaruhi baik dalam penyusunan strategi atau implementasi pembelajaran.Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peran guru, dalam situasi tertentu tak mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, komputer atau teknologi apapun. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oIeh kualitas atau kemam-puan guru. Senada apa yang dikatakan Norman Kirby (1981) bahwa that the quality of the teacher is essential, constant feature in the success of any educational system. Kualitas guru adalah fitur yang sangat penting dalam keberhasilan setiap sistem pendidikan.Menurut Dankin (1974), ada sejumlah aspek yang dapat mempe-ngaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, (1) Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang termasuk ke dalam aspek ini di antaranya meliputi tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat, keadaan keluarga dari mana guru itu berasal, misalkan apakah guru itu berasal dari keluarga yang tergolong mampu atau tidak, apakah mereka berasal dari keluarga harmonis atau bukan. (2) Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional, ting-katan pendidikan, pengalaman jaba-tan, dan lain sebagainya. (3) Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan atau inteligensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan dalam pengelolaan pembe-lajaran termasuk di dalamnya kemam-puan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran.3. Efektivitas dan Intensional GuruKetika kita membicarakan kompleksitas tugas pengajaran, efektivitas merupakan konsep yang sulit dipahami. Beberapa peneliti mendefinisikan efektivitas guru dalam hal prestasi siswa. Dan beberapa pendapat lain berfokus pada penilaian bagaimana performa yang di tapilkan seorang guru. Yang lain mengandalkan komentar dari siswa, administrator, dan pemangku kepen-tingan lainnya. Bahkan, selain efektif, kita terombang-ambing hanya pada bagai-mana untuk merujuk kepada guru yang sukses. Cruickshank dan Haefele (2001) mengemukakan bahwa guru yang baik adalah guru yang ideal, analitis, perhatian, kompeten, ahli, reflektif, memuaskan, memiliki responsifitas, dan dihormati. Stronge, (2007) mengemukakan bahwa guru efektif meliputi karakteristik dari guru sebagai individu, persiapan, manajemen kelas, dan cara guru merencanakan, mengajar, dan memonitor kemajuan peserta didiknya. Dalam beberapa penelitian terakhir, dikemukakan pentingnya Intensionalitas guru dalam melakukan proses pembelajaran. Artinya bahwa efektifitas seorang guru bisa tergambar dari bagaimana dia melakukan proses pembelajaran di kelas. Epstein (2007) mengemukakan bahwa guru yang intensional atau guru yang memiliki tujuan adalah guru yang terus menerus memikirkan hasil yang mereka inginkan bagi siswa mereka dan bagaimana masing-masing keputusan yang mereka ambil membawa anak-anak menuju hasil tersebut. guru yang intensional tahu bahwa pembelajaran maksimal tidak terjadi secara kebetulan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru yang efektif adalah guru yang memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan peserta didiknya yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan, guru yang efektif tidak menganggap pembelajaran terjadi secara kebetulan, tetapi pembelajaran dilakukan dengan perencanaan yang matang.4. Perbaikan Mutu Pendidikan ? Mari, Belajar Dari Negara Lain.Tidak ada salahnya jika mau mengambil contoh darti Negara-negara yang memiliki system pendidikan yang baik. Mengapa ? karena kita bisa sedikit belajar - meskipun karakteristik mereka jauh berbeda dengan Negara kita - bagaimana kemudian kebijakan peme-rintah sangat mempengaruhi perbaikan kualitas pendidikan suatu Negara. Contohnya di Negara Amerika, mereka memfokuskan perhatian terhadap empat strategi utama yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu pada masa yang akan datang. Mereka serius mempersiapkan semua siswa untuk menghgadapi dinamika pekerjaan, dan kehidupan di dunia yang semakin global. Langkah-langkah yang diambil adalah:a. Membangun Infrastruktur fokus utamanya adalah membangun lingkungan pendidikan dengan prinsip keadilan dan inovatif, dengan perbaikan infrastruktur teknologi yang meliputi akses ke perangkat internet, sistem data, dan standar interoperabilitas, serta standar isi dan penilaian berkualitas tinggi.b. Mendukung Efektivitas Pendidik - Terlepas dari bagaimana pelatihan diperoleh atau disampaikan - online atau secara pribadi, peer-to-peer, atau melalui spesialis teknologi dituangkan dalam program pengem-bangan profesionalisme tenaga pendidik yang berkualitas tinggi yang mampu menggunakan dan meng-gabungkan teknologi ke dalam kurikulum yang diperlukan dalam rangka untuk mengubah praktek pedagogis. Disisi lain menciptakan sumber daya pendidikan, komunitas belajar dan praktek masyarakat profesional, teknologi pelatih / mentor, dan metode lain pembangunan berkelanjutan dukungan efektivitas pendidik profesional.c. Mengembangkan Pembelajaran Ino-vatif dan Scaling Model Mengem-bangkan model pembelajaran inovatif membantu tujuan utama pendidikan dengan menggunakan pendekatan baru untuk peserta didik. Model pembelajaran inovatif termasuk secara online dan pembelajaran dikleas, high-access, lingkungan belajar yang teknologis, dan model pembelajaran secara personal.d. Mempersiapkan karir peserta didik untuk bersaing pada abad 21 Peserta didik memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk mampu bersaing di abad 21. Dengan demikian tujuan pembelajaran diarahkan pada kesiapan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika, dengan pembelajaran kolaboratif berbasis proyek, konten digital dan terbuka. (The State Educational Technology Directors Association (SETDA)Perkembangan teknologi dewa-sa ini memungkinkan guru melakukan eksplorasi dan improvisasi dalam praktek pembelajaran, misalnya memanfaatkan sumber daya tekno-logi untuk belajar, menyoroti pentingnya isi materi pelajaran, menuntut peserta didik untuk penjelasan dan pemikiran tingkat tinggi, dan mendorong peserta didik untuk mengambil tanggung jawab lebih untuk belajar. Hal ini memerlukan transformasi yang mendalam dari praktek pengajaran. Transformasi ini harus dimulai di tempat di mana sistem pendidikan kita sedang mempersiapkan profesional baru yakni perguruan tinggi pendidikan dan lembaga persiapan instruktur lain. (U.S. Department of Education Office of Educational Technology).5. Solusi Perbaikan Kualitas Pembelajaran GuruUntuk mencapai kualitas pembe-lajaran dapat dikembangkan antara lain menggunakan strategi sebagai berikut:1. Di tingkat kelembagaana. Perlu dikembangkan berbagai fasilitas kelembagaan dalam membangun sikap, semangat, dan budaya perubahan.b. Peningkatan kemampuan pembe-lajaran para guru dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan profesional secara periodik dan berkelanjutan, misalnya sekali dalam setiap semester yang dilaksanakan oleh masing-masing lembaga pendidikan sebelum awal setiap semester dimulai.c. Peningkatan kemampuan pem-bimbingan profesional siswa mela-lui berbagai kegiatan profesional di sekolah secara periodik, misalnya sekali setiap tahun yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat.d. Peningkatan kualitas pelaksanaan praktek pengalaman lapangan (PPL) di tempat praktek, dengan menggiatkan kegiatan kolaborasi lembaga pendidikan dengan tem-pat praktek serta menyelen-ggarakan uji kompetensi profe-sional siswa pada akhir program pendidikan sebelum mereka dinyatakan lulus. Kolaborasi ini berlaku pula dengan asosiasi profesi lain yang relevan.2. Dari pihak individu GuruSecara operasional hal yang terkait pada kinerja profesional guru adalah:a. Melakukan perbaikan pembe-lajaran secara terus menerus berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas atau catatan pengalaman kelas dan/atau catatan perbaikan.b. Mencoba menerapkan berbagai model pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran dikelas maupun kegiatan praktikum.c. Guru perlu dirangsang untuk membangun sikap positif terhadap belajar, yang bermuara pada peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai diskursus akademis antar guru dalam menggali, mengkaji dan meman-faatkan berbagai temuan peneli-tian dan hasil kajian konseptual untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan cara itu guru secara perseorangan dan kelompok akan selalu didorong dan ditantang untuk selalu berusaha tampil beda dan unggul (striving for excellence).d. Komunitas guru yang penuh dengan diskursus akademis dan profesional dengan nuansa kesejawatan yang berorientasi pada peningkatan kinerja yang unggul tersebut akan memiliki dampak ganda. Di satu sisi komit-men dan kompetensi guru akan selalu terjaga dan terpelihara.

Strategi-strategi di atas perlu ditata dan dilaksanakan secara sistematik dan sistemik, oleh karena itu, strategi apapun yang digunakan diperlukan kegiatan sebagai berikut;a. Penggunaan empat langkah bersiklus yang mencakup kegiatan meren-canakan, mengerjakan, memeriksa dan mengambil langkah-langkah untuk memacu proses pembelajaran.b. Penggunaan data empirik dan kerangka konseptual untuk mem-bangun pengetahuan, mengambil keputusan, dan menentukan efek-tivitas perubahan tingkah laku.c. Prediksi dan perbaikan penampilan selanjutnya secara artikulatif.d. Penggunaan pendekatan bersiklus dan terencana. E. KesimpulanDalam rangka menghadapi per-saingan global dimasa yang akan datang, pemerintah perlu membuat kebijakan yang strategis yakni menyelenggaraan pendidikan yang memiliki relevansi dengan kebutuhan, serta kualitas yang tinggi. Program yang mengindikasikan arah menuju penyelenggaraan pendi-dikan memang sedang giat dilaksanakan oleh pemerintah, meski demikian penyelenggaraannya masih saja menga-lami kendala, hal ini disebabkan keterba-tasan anggaran dan jumlah penduduk yang begitu besar, kondisi geografis yang luas dan sulit dijangkau. Serta kondisi sosial politik, serta penyelenggaraan birokrasi yang korup menyebabkan semakin buruknya kualitas pendidikan kita.Salah satu komponen penyeleng-garaan pendidikan yang memiliki penga-ruh yang signifikan terhadap kualitas pendidikan adalah komponen guru. Sebaik apapun kurikulumnya, dan selengkap apapun sarana prasarana pendidikannya jika tidak diimbangi dengan kumampuan guru dalam melaku-kan proses pembelajaran, maka mutu pendidikan tidak akan tercapai dengan baik. Alasan lain adalah bahwa peran guru masih dibutuhkan dalam proses pembelajaran karena dalam situasi tertentu, peran itu tidak tergantikan dengan perangkat lain meskipun dnegan kecanggihan teknologi. Oleh karena itu, guru perlu dibekali dengan pengetahuan pedagogis yang menyeluruh, agar dalam melakukan proses pembelajaran dapat menerapkannya ke dalam situasi yang sesuai.Perbaikan kualitas pembelajaran juga bisa di mulai dengan transformasi pendidikan yang dimulai di tempat di mana sistem pendidikan kita sedang mempersiapkan profesional pendidik baru yakni perguruan tinggi pendidikan.F. Daftar Pustaka.Cruickshank, D. R., & Haefele, D. 2001, Good teachers, plural. Educational Leadership, 58(5), 2630.Gagne, Robert M., 1975, Essential of Learning for Instruction, Dryden Press, Hinsdale, Illinois.James H. Stronge, 2007, Qualities of effective teachers 2nd editions, Association for Supervision and Curriculum Development, Alexandria, Virginia USA.Jones, Rachel, et. al , 2011, Transforming Education to Ensure All Students Are Successful in the 21st Century, Some Rights Reserved,California.(http://setda.org/web/guest/2011nationaltrends.) Miarso, Yusufhadi, 2004, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Pustekkom-DIKNAS, Kencana, Jakarta.Sanjaya, Wina, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.Renstra Ditjen Dikmen 2010 2014, http://www.kemdiknas.go.id/ kemdikbud/ tentang- kemdikbud-renstra, diakses tanggal, 4 Mei 2013.http://edukasi.kompas.com/2011/03/02//Indeks.Pendidikan.Indonesia.(Ind-eks Pendidikan Indonesia Menurun) diakses tanggal, 4 Mei 2013)8