perawatan ventilator

10
Perawatan Ventilator PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR Pengertian Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di desain untuk menggantikan/menunjang fungsi pernafasan. Tujuan Pemasangan Ventilator 1. Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk mempertahankan ventilasi yang fisiologis. 2. Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi untuk memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenasi. 3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja nafas. Indikasi Pemasangan Ventilator - “Respiratory Rate” lebih dari 35 x/menit. - “Tidal Volume” kurang dari 5 cc/kg BB. - PaO2 kurang dari 60, dengan FiO2 “room air” - PaCO2 lebih dari 60 mmHg Alat-alat yang disediakan - Ventilator - Spirometer - Air viva (ambu bag) - Oksigen sentral - Perlengkapan untuk mengisap sekresi

Upload: malvino-giovanni

Post on 28-Nov-2015

150 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perawatan Ventilator

Perawatan Ventilator

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

Pengertian

Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di desain untuk

menggantikan/menunjang fungsi pernafasan.

Tujuan Pemasangan Ventilator

1. Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk mempertahankan ventilasi yang

fisiologis.

2. Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi untuk memperbaiki efisiensi ventilasi dan

oksigenasi.

3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja nafas.

Indikasi Pemasangan Ventilator

- “Respiratory Rate” lebih dari 35 x/menit.

- “Tidal Volume” kurang dari 5 cc/kg BB.

- PaO2 kurang dari 60, dengan FiO2 “room air”

- PaCO2 lebih dari 60 mmHg

Alat-alat yang disediakan

- Ventilator

- Spirometer

- Air viva (ambu bag)

- Oksigen sentral

- Perlengkapan untuk mengisap sekresi

Page 2: Perawatan Ventilator

- Kompresor Air

Setting Ventilator

1. Tentukan “Minute Volume” (M.V.) yaitu :

M.V = Tidal Volume (T.V) x Respiratory Rate (R.R)

Normal T.V = 10 – 15 cc/kg BB

Normal R.R = - pada orang dewasa = 10 – 12 x/menit

Pada pasien dengan COPD, T.V lebih kecil, yaitu 6 – 8 cc/kg BB.

Pada Servo Ventilator 900 C :

- M.V dibawah 4 liter, pakai standar “infant”

- M.V. diatas 4 liter, pakai standar “adult”

2. Modus

Tergantung dari keadaan klinis pasien.

Bila mempergunakan “IMV”, harus dikombinasikan dengan “PEEP”.

3. PEEP

Ditentukan tergantung dari keadaan klinis pasien.

Pada pasien dengan edema paru, PEEP dimulai dengan 5 mmHg.

Pada pasien tidak dengan edema paru, PEEP dimulai dari nol, tetapi FiO2 dinaikan sampai 50%.

Bila FiO2 tidak naik, baru diberikan PEEP mulai dari 5 mmHg.

Catatan :

- Selama pemakaian Ventilator, FiO2 diusahakan kurang dari 50 %

- PEEP dapat dinaikkan secara bertahap 2,5 mmHg, sampai batas maximal 15 mmHg.

4. Pengaturan Alarm :

- Oksigen = batas terendah : 10 % dibawah yang diset

batas tertinggi : 10 % diatas yang diset

- “Expired M.V = kira-kira 20 % dari M.V yang diset

- “Air Way Pressure” = batas tertinggi 10 cm diatas yang diset

Pemantauan

1. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada perubahan seting, analisa gas darah diperiksa

20 menit setelah ada perubahan seting.

Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg

Saturasi O2 = 96 – 97 %

PaO2 = 80 – 100 mmHg

Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2 diturunkan bertahap 10 %.

Page 3: Perawatan Ventilator

Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V dinaikkan.

Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V diturunkan.

2. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan klinis, letak ETT dan komplikasi yang

terjadi akibat pemasangan Ventilator.

3. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung, tekanan darah, sianosis, temperatur.

4. Auskultasi paru untuk mengetahui :

- letak tube

- perkembangan paru-paru yang simetris

- panjang tube

5. Periksa keseimbangan cairan setiap hari

6. Periksa elektrolit setiap hari

7. “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg

8. “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam

9. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.

10. Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax” dengan melihat tanda-tanda sebagai

berikut :

- gelisah, kesadaran menurun

- sianosis

- distensi vena leher

- trachea terdorong menjauh lokasi “tension pneumothorax”

- salah satu dinding torak jadi mengembang

- pada perkusi terdapat timpani.

Perawatan :

1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan atau pada keluarganya bagi pasien

yang tidak sadar.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, untuk mencegah infeksi.

3. “Breathing circuit” sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT, agar pengembunan air yang terjadi

tidak masuk ke paru pasien.

4. Perhatikan permukaan air di “humidifier”, jaga jangan sampai habis, air diganti tiap 24 jam.

5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari, perhatikan jangan sampai letak dan

panjang tube berubah.

Tulis ukuran dan panjang tube pada “flow sheet”

6. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :

Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT sedemikian rupa sehingga posisinya berada diatas

pasien. Tubing harus cukup panjang untuk memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala.

Page 4: Perawatan Ventilator

7. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien, dengan merubah posisi tiap 2 jam. Selain

itu perubahan posisi berguna untuk mencegah terjadinya dekubitus.

8. Memberi rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien sendirian.

9. Teknik mengembangkan “cuff” :

- kembangkan “cuff” dengan udara sampai tidak terdengar suara bocor.

- “cuff” dibuka tiap 2 jam selama 15 menit.

Beberapa hal yang harus diperhatikan

A. Humidifasi dan Suhu

Ventilasi Mekanik yang melewati jalan nafas buatan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh

terhadap pelembaban dan penghangatan.

Dua proses ini harus ditambahkan pelembab (Humidifier) dengan pengontrol suhu dan diisi air

sebatas level yang sudah ditentukan (system boiling water) terjadi Kondensasi air dengan

penurunan suhu untuk mencapai suhu 370 C pada ujung sirkuit ventilasi mekanik. Pada

kebanyakan kasus suhu udara ± sama dengan suhu tubuh.

Pada kasus hypotermi suhu dapat dinaikkan lebih dari 370 C - 380 C.

Kewaspadaan dianjurkan karena lama dan tingginya suhu inhalasi menyebabkan luka bakar pada

trakea, lebih mudah terjadinya pengentalan sekresi dan akibatnya obstruksi jalan nafas bisa

terjadi. Sebaliknya apabila suhu ke pasien kurang dari 360 C membuat kesempatan untuk

tumbuhnya kuman.

Humidifikasi yang lain yaitu system Heating wire dimana kehangatan udara dialirkan melalui wire

di dalam sirkuit dan tidak terjadi kondensasi air.

Pada kasus penggunaan Ventilasi Mekanik yang singkat tidak lagi menggunakan kedua system

diatas, tetapi humidifasi jenis Moisture echanger yang di pasang pada ujung sirkuit Ventilasi

Mekanik.

B. Perawatan jalan nafas

Perawatan jalan nafas terjadi dari pelembaban adequate, perubahan posisi dan penghisapan

sekresi penghisapan di lakukan hanya bila perlu, karena tindakan ini membuat pasien tidak

nyaman dan resiko terjadinya infeksi, perhatikan sterilitas !!

Selanjutnya selain terdengar adanya ronkhi (auscultasi) dapat juga dilihat dari adanya peningkatan

tekanan inspirasi (Resp. rate) yang menandakan adanya perlengketan/penyempitan jalan nafas

oleh sekresi ini indikasi untuk dilakukan pengisapan.

Fisioterapi dada sangat mendukung untuk mengurangi atelektasis dan dapat mempermudah

pengambilan sekresi, bisa dengan cara melakukan clapping, fibrasing perubahan posisi tiap 2 jam

Page 5: Perawatan Ventilator

perlu dikerjakan untuk mengurangi pelengketan sekresi.

C. Perawatan selang Endotrakeal

Selang endotrakeal harus dipasang dengan aman untuk mencegah terjadinya migrasi, kinking dan

terekstubasi, oleh sebab itu fiksasi yang adequate jangan diabaikan. Penggantian plesterfiksasi

minimal 1 hari sekali harus dilakukan karena ini merupakan kesempatan bagi kita untuk melihat

apakah ada tanda-tanda lecet/ iritasi pada kulit atau pinggir bibir dilokasi pemasangan selang

endotrakeal.

Pada pasien yang tidak kooperatif sebaiknya dipasang mayo/gudel sesuai ukuran, ini gunanya agar

selang endotrakeal tidak digigit, dan bisa juga memudahkan untuk melakukan pengisapan sekresi.

Penggunaan pipa penyanggah sirkuit pada Ventilasi Mekanik dapat mencegah tertariknya selang

endotrakeal akibat dari beban sirkuit yang berat.

Bila pasien terpasang Ventilasi Mekanik dalam waktu yang lama perlu di pertimbangkan untuk

dilakukan pemasangan Trakeostomi yang sebelumnya kolaborasi dengan dokter dan keluarga

pasien.

D. Tekanan cuff endotrakeal

Tekanan cuff harus dimonitor minimal tiap shift untuk mencegah kelebihan inflasi dan kelebihan

tekanan pada dinding trakea.

Pada pasien dengan Ventilasi Mekanik, tekanan terbaik adalah paling rendah tanpa adanya

kebocoran/penurunan tidal volume.

Cuff kalau memungkinkan di kempeskan secara periodik untuk mencegah terjadinya nekrosis pada

trakea.

E. Dukungan Nutrisi

Pada pasien dengan dipasangnya Ventilasi Mekanik dukungan nutrisi harus diperhatikan secara

dini. Apabila hal ini terabaikan tidak sedikit terjadinya efek samping yang memperberat kondisi

pasien, bahkan bisa menimbulkan komplikasi paru dan kematian.

Bila saluran gastrointestinal tidak ada gangguan, Nutrisi Enteral dapat diberikan melalui

Nasogastric tube (NGT) yang dimulai dengan melakukan test feeding terlebih dahulu, terutama

pada pasien dengan post laparatomy dengan reseksi usus.

Alternatif lain apabila tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi melalui enteral bisa dilakukan

dengan pemberian nutrisi parenteral.

Pemberian nutrisi ?

Page 6: Perawatan Ventilator

F. Perawatan Mata

Pada pasien dengan pemasangan Ventilasi Mekanik perawatan mata itu sangat penting dalam

asuhan keperawatan. Pengkajian yang sering dan pemberian tetes mata/zalf mata bisa

menurunkan keringnya kornea. Bila refleks berkedip hilang, kelopak mata harus di plester untuk

mencegah abrasi kornea, kering dan trauma. edema sclera dapat terjadi pada pasien dengan

Ventilasi Mekanik bila tekanan vena meningkat. ® ….. Atur posisi kepala lebih atas/ekstensi.

Keterampilan perawat di ICU sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan dan keberhasilan

tindakan.

Berbagai peralatan berteknologi tinggi seperti halnya Ventilasi Mekanik membutuhkan penanganan

yang benar untuk mengoperasikannya, oleh karena itu, keterampilan yang perlu dikuasai oleh

seorang perawat adalah keterampilan teknis. Askep termasuk tindakan/prosedur, berkomunikasi

baik antar perawat, sejawat tim kesehatan lain. Disamping itu keterampilan mengelola masalah

kesehatan pasien dan keterampilan mengambil keputusan merupakan pra syarat untuk bekerja

dengan baik di ICU. Semua keterampilan ini merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh

perawat.

Ventilator Mekaniksuatu alat yang mampu membantu (sebagian) atau mengambil alih (seluruh) fungsi pertukaran gas paru untuk mempertahankan hidup.

Sejarah VentilatorSebelum 1900: Penggunaaan respirator u/ tujuan penelitian.

1900 CPAP ditemukan u/ operasi bedah thoraks untuk mencegah pneumothorax 1930 Poliomyelitis menyebabkan EMERSON mengembangkan apa yg disebut paru-paru

besi - “Iron Lung” 1940 Penemuan Intermitten Positive Pressure Breath (IPPB) untuk “lung inflation

therapy” dan short term ventilation 1950 Epidemi Polio di Denmark mencetuskan dimulainya produksi lebih dari 20 ventilator

oleh perusahaan u/ memenuhi kebutuhan pasar.

Ventilator ~ ventilasiVentilasi = keluar masuknya udara dari atmosfer ke alveolusVentilator = menghantarkan (delivery) udara/gas TEKANAN POSITIF ke dalam paruVentilasi semenit = TV x RR (frekuensi nafas)TV = 5-7 cc/kgBBRR = 10 –12 kali/menitCompliance = Pengukuran dari elastisitas paru dan dinding dadaNilai compliance mengekspresikan adanya perubahan volume akibat perubahan dari tekanan (pressure)

Page 7: Perawatan Ventilator

TUJUAN KLINIS / INDIKASI

GAGAL NAFAS HIPOKSEMIK:Reverse hypoxemia dgn pemberian PEEP dan konsentrasi O2 tinggi (ARDS,edema paru atau pneumonia akut)

GAGAL NAFAS VENTILASI:Reverse acute respiratory acidosis

Koma : trauma kepala, encefalitis, overdosis, CPR Trauma med spinalis, polio, motor neuron disease Polineuropati, miastenia gravis Anesthesia (relaksan u/operasi, tetanus, epilepsi)

STABILISASI DINDING DADA:Flail chest

MENCEGAH ATAU MENGOBATI ATELEKTASIS

Kriteria untuk bantuan ventilasi mekanik

PARAMETER INDIKASI VENTILASI NORMAL RANGEMekanik (RR) > 35x/m 10-20x/mTV (cc/kg) < 5 5-7Oksigenasi (PaO2- mmHg) < 60 dg FiO2 0,6 75-100 (air)P(A-aDO2) mmHg > 350 25-65(FiO2 1.0)Ventilasi (PaCO2-mmHg) > 60 35-45

TUJUAN FISIOLOGISMEMPERBAIKI VENTILASI ALVEOLARMEMPERBAIKI OKSIGENASI ALVEOLAR (FiO2, FRC,V'A)MEMBERIKAN PUMP SUPPORT ( ME WOB)

Consensus conference on mechanical ventilation, Int Care Med 1994, 20:64-79

Jenis Jenis Ventilatorpembagian berdasarkan cara penghentian inspirasi :Time CyclePressure Cycle : sering u/ pediatrik dan neonatusVolume Cycle : paling banyak di ICUEkspirasi bersifat pasif

Mode VentilatorControl VentilationAssisted Control Ventilation(S)IMV : (Sinchronized) Intermitent Mandatory VentilatorCPAP : Continous Positive Airway Pressure

Page 8: Perawatan Ventilator

Komponen Setting VentilatorFiO2 : fraksi oksigenVolume Tidal : 5 – 7 cc/kgBBFrekuensi Napas : 10 – 12 x/mntI : E Ratio (Rasio Inspirasi : Ekspirasi)PEEP : Positive End Exspiracy Pressure, (3 – 5 cmH2O)

Pemantauan dan PerawatanFaktor MekanikPemasangan VentilatorPemantauan dan Perawatan Pasien

Pemantauan Faktor MekanikKabel sumber tenaga (PLN)Tekanan gas sentralHumidifier baik dan terisi airPerawatan ETSirkuit : kebocoran, tertekuk

Pemantauan Faktor MekanikKabel sumber tenaga (PLN)Tekanan gas sentralHumidifier baik dan terisi airPerawatan ETSirkuit : kebocoran, tertekuk

Setting VentilatorParameter :Frekuensi napasVolume tidalMinute volumePeak airway pressureFraksi oksigenI : E rasioPEEPSuhu humidifierSistem Alarm

Komplikasi Ventilasi MekanikKardiovaskuler : penurunan cardiac output, disritmia.PulmonalGangguan keseimbangan cairanInfeksiKomplikasi akibat efek pemasangan.

Komplikasi PulmonalBarotraumaAtelektasisKerusakan trakeaOksigen toxicity

Page 9: Perawatan Ventilator

Gangguan weaning (penyapihan)HypercapniaHypocapnia

Pemantauan PasienPemeriksaan fisikAlih baringX foto thoraksSaturasi oksigenBGA : Blood Gas AnalyzeSuction berkalaKomplikasi

Perawatan pasien dengan ventilatorPrinsipMencukupi kebutuhan oksigenMemperbaiki pengeluaran CO2Mencegah penyulit

Masalah KeperawatanTidak efektifnya pola nafasTidak efektifnya bersihan jalan nafasGangguan pertukaran gas

Pola nafas inefektifTxCek tekanan cuff ETMonitor : ET, Sat O2, Ventilasi, Klinis px.Mempertahankan PEEPMenghindari penumpukan air di sirkuitMonitor weaning pasien

Inefektif bersihan jalan nafasTxSuction berkalaAtur posisiFisioterapi dada

masalah keperawatan (lanjutan)Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisiResiko kelebihan cairanResiko injury (perdarahan GI)Resiko infeksi pulmonari