peraturan perundangan untuk pendidikan...
TRANSCRIPT
Unsur Deskripsi1 Visi & Misi PT
2. Rasionale
3 Subyek/Pihak yg. Wajib memenuhi Standar
4 Definisi Istilah
5 Pernyataan Isi Standar
6 Strategi
7 Indikator
8 Dokumen terkait
9 Referensi
Pencantuman Peraturan Perundangan dalam Dokumen Standar
Hierarki / Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
Merujuk ke Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan, terdiri atas:
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;• Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;• Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;• Peraturan Pemerintah;• Peraturan Presiden;• Peraturan Daerah Provinsi; dan• Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Kedudukan Peraturan MenteriPeraturan menteri dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan diatur dalam Pasal 8 ayat (1), yang menegaskan:• “Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh MajelisPermusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan PemeriksaKeuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, ataukomisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atauPemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.”
Kekuatan Peraturan Menteri > Pasal 8 ayat (2) UU No. 12/2011 menegaskan:• “Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukummengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undanganyang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.”
UU TERKAIT PENDIDIKAN TINGGI
UU No 16 tahun 2001 tentang YAYASAN
UU 20 TAHUN 2003 tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UU 14 TAHUN 20015 tentang GURU DAN DOSEN
UU 12 TAHUN 2012 tentang PENDIDIKAN TINGGI
UU 11 TAHUN 2014 tentang KEINSINYURAN
7
• Bab I. Ketentuan Umum
• Bab II. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
• Bab III Penjaminan Mutu
• Bab IV. Perguruan Tinggi
• Bab V. Pendanaan dan Pembiayaan
• Bab VI. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Oleh Lembaga Negara Lain
• Bab VII. Peran Masyarakat
• Bab VIII. Sanksi Administratif
• Bab IX. Ketentuan Pidana
• Bab X. Ketentuan Lain-lain
• Bab XI. Ketentuan Peralihan
• Bab XII. Ketentuan Penutup
Ruang Lingkup UU Pendidikan Tinggi
UU Pendidikan Tinggi
Alasan Perlunya UU Pendidikan Tinggi
10
Pemerintah mengusahakan dan menyeleng-garakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU
Ayat 3:
UU No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas)
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Ayat 5:
UU No. 14 Tahun 2005 (Guru & Dosen)
UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31 Tentang Pendidikan dan Kebudayaan
Perlunya jaminan bahwa pemerintah memajukan iptek dengan memperhatikan dan menerapkan humaniora
secara terintegrasi dalam Sisdiknas, sekaligus sbg wadah bagi dosen menjalankan tugas utamanya
Pendidikan: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran ....Pendidikan Tinggi adalah pendidikan sesudah pendidikan menengah.....
Dosen ....dengan tugas utama mentransfor-masikan, mengembangkan, dan menyebar-luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
?
Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola
sendiri lembaganya....
UU No. 20 Th. 2003 (Sisdiknas)
Dirjen DiktiKemendikbud
Permasalahan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Penyelenggaranya (Perg. Tinggi)
11
Belum adanya standar pend. tinggi yang mencakup pengembangan & pemanfaatan
iptek dg nilai humaniora beserta penjaminan kepatuhannya
Masih besarnya hambatan memperoleh pendidikan tinggi, baik dari segi ekonomi,
geografi, maupun sosial.
Kurang dianggap pentingnya penelitian,komitmen pendanaan, dan penghargaan
Belum setaranya pendidikan yg mengutamakan pengetahuan (akademik)dan keterampilan (vokasi), serta profesi
Belum adanya bentuk kelembagaan yang memadai untuk mendukung otonomi
perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS
Aturan bentuk kelembagaan perg. tinggi dan prinsip penye-lenggaraan pendidikan tinggi
Belum adanya kerangka tata kelola yang baik bagi semua perg. tinggi dalam
mengelola sumberdaya (Keu.,SDM,Aset, ..)
Aturan Tata Kelola Perguruan Tinggi beserta prinsip otonomi pengelolaan perguruan tinggi
Aturan penerimaan calon mahasiswa dan pemerataan pembangunan perg. tinggi
Aturan tentang dana peneliti-an dan penghargaan peneliti
Kesetaraan jenis dan jenjang pendidikan tinggi dan
kesetaraan hak dosennya
1
2
3
4
6
5
Un
dan
g U
nd
ang
Pen
did
ikan
Tin
ggi
Ketentuan tentang SN DIKTIsebagai perluasan dari SNP
dan sistem penjaminan mutu
1
2
3
4
6
5
Dirjen DiktiKemendikbud
Azas-Azas Pendidikan Tinggi
12
Kebenaran Ilmiah, Penalaran,
Kejujuran, Keadilan, Manfaat,
Kebajikan, Tanggung Jawab,
Kebhinekaan, Keterjangkauan
Dirjen DiktiKemendikbud
Amar Putusan MK No: 11-14-12-126-136/PUU-VII/2009 (31 Maret 2010) Tentang UU Badan Hukum Pendidikan
• Tidak boleh terjadi penyeragaman bentuklembaga pendidikan
• Pemerintah tidak boleh lepas tanggungjawab keuangan untuk penyelenggaraanpendidikan
• Tidak terjadi liberalisasi dan komersialisasipendidikan
Menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam
penyusunan UU DiktiDirjen Dikti
Kemendikbud
Prinsip Pengelolaan Otonomi PT
• Nirlaba
• Akuntabel
• Transparan
• Penjaminan mutu
• Efektif dan Efisien
14
Pasal 63
Dirjen DiktiKemendikbud
Konstruksi Pendidikan Tinggi
16
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
Prinsip Otonomi Pengelolaan Perguruan Tinggi
Pen
did
ikan
Pen
elit
ian
Pen
gab
dia
n K
pd
M
asya
raka
t
Berkembangnya SDM dan Iptek Unggul
Bangsa yang Cerdas,Sejahtera, dan Berbudaya
Sumber Daya (SDM, Keuangan, Aset, Data,...)
Stan
dar
Pera
tura
n P
eru
nd
anga
n
Azas Pendidikan Tinggi
Pemeliharaan dan Penyebarluasan
Konsideran & Isi UU Dikti
Dirjen DiktiKemendikbud
PERPADUAN ANTARA PENDIDIKAN FORMAL, PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA DAN KARIR: Pencapaian Level pada KKNI Melalui Berbagai Jalur
SMP
SMA
D1
D2
D3
S1D4
P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
L3
L1
L2
Pasal 29
Dirjen DiktiKemendikbud
Polit
ekn
ik
Un
iver
sita
s, In
stit
ut,
Se
kola
hTi
ngg
i
Program Profesi
Aka
dem
iKo
mu
nit
as
Aka
dem
i
Jenis & Jenjang Pendidikan Tinggi dan Bentuk Perguruan Tinggi
Program Sarjana
Program D-1
Program D-2
Program D-3
Program D-4
Program Magister
Program Doktor
Kementerian, Kementerianlain, LPNK, Profesi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pasal 15-17, 38-40, 59
Dirjen DiktiKemendikbud
Hak Penyelenggaraan Program Pendidikan TinggiBentuk PT Jenis Program PT
Akademik Vokasi Profesi/Spesialis
Akademi Komunitas
Akademi
Sekolah Tinggi
Institut
Universitas
Politeknik
S1 S2 S3
S1 S2 S3
S1 S2 S3
D1 D2
D3 D4 MTDR
T
D3 D4 MTDR
T
D4
MTDR
T
D1 D2 D3
PR SP
PR SP
PR SP
MT
D3 Pengaturan eksisting
Pengaturan baru
D3 D4 MTDR
TPR SP
D4D1 D2 D3
Pasal 59
Dirjen DiktiKemendikbud
Persyaratan Dosen
DOSEN PADA PTKualifikasi pendidikan/Pengakuan Tingkat
Kompetensi KKNI
D3+/5 S1/SST/6 S2/MST/8 S3/DRT/9
Akademi Komunitas
Akademi
Sekolah Tinggi
Institut
Universitas
Politeknik
Pengaturan eksisting
Pengaturan baru
Pasal 69-71
Dirjen DiktiKemendikbud
Jenjang Karir Akademik Dosen
DOSEN PADA PTJABATAN AKADEMIK
Asisten Ahli Lektor Lkt Kepala Profesor
Akademi Komunitas
Akademi
Sekolah Tinggi
Institut
Universitas
Politeknik
Pengaturan eksisting
Pengaturan baruBUP PROFESOR: 70 TAHUN
Pasal 72
Penjaminan MutuPT BAN LAM PRO LAM WIL
INST PRODI
Internal ✔
Eksternal ✔ Bisa Bisa Bisa
Catatan:+ Semua standar mengacu pada SNP dari BSNP yang ditetapkan Menteri+ Semua didasarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang dikelola Menteri+ LAM PRO: Lembaga Akreditasi Mandiri+ LAM WIL: Lembaga Akkreditasi Wilayah (BAN)+ Bisa: Pengaturan baru
Pasal 51-57
Perijinan dan Akreditasi (Baru)
PT
Institusi Program Studi
Ijin Terbit Terbit
Akreditasi Minimum Minimum
Pendirian Prodi baru harus telah memenuhi syarat minimumakreditasi, sehingga pada saat izin Prodi keluar, otomatis sudahterakreditasi minimum
Pasal 55
Dirjen DiktiKemendikbud
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
24
Jenjang Isi Proses Lulusan PTK Sarpras Kelola Biaya Penilaian Lingkup
PendidikanDasar Delapan
Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Pendidikan
PendidikanMenengah
Pendidikan
PendidikanTinggi
Delapan Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Pendidikan,Penelitian, Pengabdian Kpd Masy.
Baru
Pasal 54
Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian
25
•Universitas/Institut Negeri di setiap Provinsi
•Akademi Komunitas di SetiapKabupaten/Kota
•PJJ untuk menjangkau 3T
•Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus unt Jenjang Pendidikan Tinggi
•Pengembangan sumber belajar terbuka (open educational resources)
•Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi (INHERENT)
Ketersediaan
Pasal 80
Pasal 81
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 31
Dirjen DiktiKemendikbud
Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian
26
•Penetapan standar biaya satuan oleh Menteri
•Pembatasan pungutan pada mahasiswa (tidakmemberatkan)
•Jaminan akses non diskriminatif
•Jaminan pembiayaan bagi masyarakat miskin yang memenuhi syarat akademik
•Pengalokasian 20% kapasitas penerimaan untuk mahasiswa miskin dan prioritas untuk calon mhs dari daerah 3T
Keterjangkauan
Dirjen DiktiKemendikbud
Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian
27
•Larangan penggunaan penerimaan mahasiswa baru utk tujuan komersial
•Kepastian bagi yang memenuhi syarat akademik untuk dapat kuliah
•Jaminan bagi yang telah masuk untuk menyelesaikan kuliah dalam batas waktu yang ditentukan
•Dukungan beasiswa, bantuan biaya pendidikan, pembebasan SPP, pinjaman tanpa bunga bagi yang tidak mampu
Jaminan Kepastian
Dirjen DiktiKemendikbud
Lembaga Penjamin
Mutu
Perguruan Tinggi
Sistem Penjaminan Mutu
28
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
Perguruan Tinggi
BSNP
BAN-PTLembaga
Layanan Pend. Tinggi
Lembaga Akreditasi Mandiri
Lembaga Akreditasi Mandiri
Lembaga Akreditasi Mandiri
Perguruan Tinggi
MasyarakatPemerintah
Ketentuan Baru
Ketentuan Saat Ini
(Wilayah)
Dirjen DiktiKemendikbud
Pendidikan Tinggi Keagamaan
• Pemerintah atau masyarakat dapat menyelenggarakan PT Keagamaan
• PT Keagamaan dapat berbentuk: Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Ma’had Ali, Pasraman, Seminari, dan bentuk lain yang sejenis
• Ketentuan mengenai PT Keagamaan diatur dengan Peraturan Pemerintah
29
Dirjen DiktiKemendikbud
Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya
30
Otonomi Perguruan Tinggi Negeri
Otonomi Bidang Akademik
Otonomi Bidang Non-Akademik
Otonomi(sesuai perundangan)
Badan Hukum(Statuta dg PP)
Satker PPK-BLU(Statuta dg Permen)
Satker PPK-Negara(Statuta dg Permen)
PPK : Pola Pengelolaan Keuangan
Dengan adanya tiga macam tatakelola tersebut, berarti tidak ada penyeragaman (amar putusan MK)
Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya
31
Otonomi Perguruan Tinggi Swasta
Otonomi Bidang Akademik
Otonomi Bidang Non-Akademik
Otonomi(sesuai perundangan) Ditentukan oleh Badan
Penyelenggara PTS a.l. yayasan
Bentuk tatakelola ditentukan oleh Badan Penyelenggara PTS (a.l. Yayasan) masing-masing, berarti tidak ada penyeragaman
(sesuai amar putusan MK)
Penyelenggaraan Otonomi PTN
32
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM BADAN HUKUM
Sesuai denganUU No. 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara dan UU 20 Tahun 1997 tentang PNBP
UU PT
Telah diatur dalam PP 23/2005 Tentang BLU dan PP 66/2010.
-Diatur dlm Statuta PP(usulan dari PTN-BH)
- Sebagian diatur dengan PP (bentuk dan mekanisme
pendaaan PTN-BH)
Dirjen DiktiKemendikbud
Pendanaan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi
33
• Pemerintah bertanggung jawab dalam pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan dalam APBN).
• Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan dalam APBD).
• Alokasi untuk calon mahasiswa tidak mampu
• Pemerintah mengalokasikan BOPTN
• Pemerintah memfasilitasi dunia usaha dan dunia industri untuk membantu Perguruan Tinggi.
Dirjen DiktiKemendikbud
Pendanaan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi
34
• Pemerintah memberikan insentif kepada dunia usaha/ industri atau masyarakat yang memberikan bantuan pada PT.
• Pemerintah menetapkan standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi dan dipergunakan PTN untuk menetapkan biaya yang ditanggung oleh mahasiswa.
• Dana Pendidikan berasal dari APBN diberikan kepada:
– PTN untuk investasi, operasi, dosen dan tenaga kependidikan, dan pengembangan
– PTS untuk tunjangan profesi dosen, tunjangan kehormatan profesor, investasi dan pengembangan
– Mahasiswa sebagai dukungan biaya mengikuti pendidikanikan tinggi
Dirjen DiktiKemendikbud
Perguruan Tinggi Asing
• Perguruan Tinggi Asing (negara lain) yang sudah terakreditasi dan/ataudiakui di negaranya, dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi di wilayah NKRI.
• Pemerintah menetapkan daerah, jenis, dan program studi yang dapatdiselenggarakan Perguruan Tinggi Asing.
• Penyelenggara pendidikan Asing wajib:
• melakukan kerja sama dengan Perguruan Tinggi Indonesia atas izinPemerintah
• berprinsip nirlaba
• mengangkat dosen dan tenaga kependidikan warga negaraIndonesia.
• mengembangkan ilmu dasar di Indonesia dan mendukung kepentingan nasional.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai Perguruan Tinggi Asing diatur dalam Peraturan Menteri.
35
Penyelenggaraan PT oleh KL Lain
Pemerintah mengusahakan dan menyeleng-garakan SATU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU
Ayat 3:
UU Nomor 20/2003 (Sisdiknas)
UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31
Kemdikbud penanggung jawab bidang pendidikan
UU Pendidikan TinggiMENGATUR PENGELOLAAN PT
K/L LAINBEKERJASAMA DG PT UNTUK
PENDIDIKAN KEDINASAN/PROFESI
UU Pendidikan TinggiMENGATUR PENGELOLAAN PT
PENGELOLAAN PT OLEH K/L LPNK DIATUR DENGAN PP
Dirjen DiktiKemendikbud
Manfaat UU Dikti
Entitas Manfaat
Masyarakat
Memiliki banyak pilihan jenis pendidikan tinggi yang setara
Jaminan dapat kuliah sesuai dengan kemampuan akademiknya
Biaya kuliah yang dikendalikan sehingga lebih terjangkau
Jaminan memperoleh layanan pendidikan bermutu
Dunia UsahaMemanfaatkan penelitian di perguruan tinggi untuk inovasinya
Memperoleh insentif bagi yang memberikan bantuan ke PT
Perguruan Tinggi
Dijamin otonomi akademiknya
Memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan mutunya
Memperoleh dukungan pendanaan dari pemerintah melalui bantuan operasional pendidikan tinggi
Pemerintah
Dapat mendorong perguruan tinggi untuk memajukan iptek melalui pelaksanaan tridharma secara komprehensif dan terpadu
Dapat memberikan layanan pendidikan tinggi yang berkesetaraan
DosenJaminan memperoleh dana penelitian
Kesetaraan dalam jenjang karir akademik37
Dirjen DiktiKemendikbud
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
• PP NO 4 TAHUN 2014 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PT
• Permenristekdikti 51 Tahun 2018 : PENDIRIAN, PERUBAHAN, PEMBUBARAN PTN, DAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, PENCABUTAN IZIN PTS
• Permenristekdikti 52 Tahun 2018: PROSEDUR PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI SWASTA, PEMBUKAAN PROGRAM STUDI, DAN KERJA SAMA JOINT PROGRAM PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA
• Permenristekdikti 16 Tahun 2018 : PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI SWASTA
Bab II.
PenyelenggaraanPendidikan Tinggi
Bagian Kesatu
Prinsip danTanggung JawabPenyelenggaraanPendidikan Tinggi
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
• Permenristekdikti 51 Tahun 2018 : PENDIRIAN, PERUBAHAN, PEMBUBARAN PTN, DAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, PENCABUTAN IZIN PTS
• Permenristekdikti 33 TAHUN 2018: PenamaanProgram Studi Pada Perguruan Tinggi
Bab II.
PenyelenggaraanPendidikan Tinggi
Bagian Ketiga
Jenis PendidikanTinggi
Bagian Keempat
Program Pendidikan Tinggi
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
• Permenristekdikti No. 59 Tahun 2018 : Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar, dan Tata Cara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi
Bab II.
PenyelenggaraanPendidikan Tinggi
Bagian Keempat
Program PendidikanTinggi
Paragraf 4
Gelar Akademik, Gelar Vokasi, dan Gelar
Profesi
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
• Perpres 8 Tahun 2012 : KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia
• Lampiran• Permendikbud 73 Tahun 2013 :Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi
Bab II.
PenyelenggaraanPendidikan Tinggi
Bagian Kelima
KerangkaKualifikasiNasional
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
•Permenristekdikti 51 Tahun2018 : Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTS, danPendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTN
Bab II.
PenyelenggaraanPendidikan
Tinggi
Bagian Ketujuh
Pendidikan JarakJauh
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
• Permenristekdikti 51 Tahun 2018 : Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTS, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTN
• Permenristekdikti No. 59 Tahun 2018 : Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar, dan Tata Cara Penulisan Gelar di PerguruanTinggi
Bab II.
PenyelenggaraanPendidikan Tinggi
Bagian Kesembilan
Proses Pendidikan dan Pembelajaran
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
• Permenristekdikti 20 Tahun 2018 : Penelitian.
• Permenristekdikti 9 Tahun 2018 : Akreditasi JurnalIlmiah
• Permenristekdikti 40 Tahun 2018 : PRIORITAS RISET NASIONAL TAHUN
• Permendikbud 17 Tahun 2010: Pencegahan danPenanggulangan Plagiat di PT
Bab II.
PenyelenggaraanPendidikan Tinggi
Bagian Kesepuluh
Penelitian
Bagian Kesebelas
Pengabdian KepadaMasyarakat
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
•Permendikbud 14 Tahun2014 : Kerjasama PT
Bab II.
PenyelenggaraanPendidikan Tinggi
Bagian Keduabelas
Kerja sama Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat
Bagian Keempatbelas
Kerja SamaInternasional
Pendidikan Tinggi
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
•Permenristekdikti 62 Tahun2016 : Sistem PenjaminanMutu
BAB III
PENJAMINAN MUTU
Bagian Kesatu
SistemPenjaminan
Mutu
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
• Permenristekdikti 50 Tahun 2018 : Perubahan AtasPeraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan PendidikanTinggi Nomor 44 Tahun 2015 Tentang StandarNasional Pendidikan Tinggi
• Permenristekdikti 44 Tahun 2015: STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
• Lampiran Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Inidonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional PendidikanTinggi
BAB III
PENJAMINAN MUTU
Bagian Kedua
StandarPendidikan
Tinggi
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
•Permenristekdikti 32 Tahun2016 : Akreditasi PT dan PS
BAB III
PENJAMINAN MUTU
Bagian Ketiga
Akreditasi
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
•Permenristekdikti 61 Tahun2016 : PD DIKTI
BAB III
PENJAMINAN MUTU
Bagian Keempat
PD DIKTI
Bagian Kelima
LLDIKTI
Hubungan UU DIKTI dengan Peraturan Lain
• PP NO 4 TAHUN 2014 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PT
• Permenristekdikti 51 Tahun 2018 : PENDIRIAN, PERUBAHAN, PEMBUBARAN PTN, DAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, PENCABUTAN IZIN PTS
• Permenristekdikti 52 Tahun 2018: PROSEDUR PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI SWASTA, PEMBUKAAN PROGRAM STUDI, DAN KERJA SAMA JOINT PROGRAM PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA
• Permenristekdikti 16 Tahun 2018 : PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI SWASTA
BAB IV
PERGURUAN TINGGI
Bagian Kesatu : Fungsi &Peran PT
Bagian Kedua : Bentuk PT
Bagian Ketiga : Pendirian PT
Bagian Kelima : Pengelolaan PT