peraturan pemerintah republik indonesia nomor … · negeri sipil yang menggambarkan jalur...

21
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil dan untuk lebih menjamin mutu kepemimpinan Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3545); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL. BAB I…

Upload: nguyencong

Post on 27-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 15 TAHUN 1994

TENTANG

PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DALAM JABATAN STRUKTURAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil dan

untuk lebih menjamin mutu kepemimpinan Pegawai Negeri Sipil yang

diangkat dalam jabatan struktural, dipandang perlu menetapkan Peraturan

Pemerintah tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan

Struktural;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3041);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun

1994 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3545);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN

STRUKTURAL.

BAB I…

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 2 -

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974.

2. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil

dalam rangka suatu satuan organisasi.

3. Jabatan struktural Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dalam

Peraturan Pemerintah ini disebut jabatan struktural adalah

kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang

dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin

suatu satuan organisasi Negara.

4. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.

5. Pimpinan Instansi adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan

Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan

Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I, dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.

6. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang

mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai Negeri

Sipil dalam dan dari jabatan struktural sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Pola…

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 3 -

7. Pola karier Pegawai Negeri Sipil adalah pola pembinaan Pegawai

Negeri Sipil yang menggambarkan jalur pengembangan karier dan

menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat,

pendidikan dan pelatihan struktural serta masa jabatan seseorang

Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan

tertentu sampai dengan pensiun.

BAB II

JABATAN STRUKTURAL DAN ESELON

Pasal 2

(1) Jabatan struktural dalam susunan satuan organisasi Negara

ditetapkan dengan Keputusan Presiden atau Menteri yang

bertanggungjawab dalam bidang pendayagunaan aparatur negara.

(2) Eselon disusun berdasarkan berat ringannya tugas, tanggungjawab,

wewenang dan hak.

(3) Eselon dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah dan jenjang

kepangkatan bagi masing-masing eselon adalah sebagaimana

tersebut dalam Lampiran.

Pasal 3

Jabatan Struktural dan Eselon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

ditetapkan dengan :

a. Keputusan Presiden atas usul Pimpinan Instansi yang bersangkutan

setelah mendapat pertimbangan Menteri yang bertanggung jawab di

bidang pendayagunaan aparatur negara sepanjang menyangkut

jabatan struktural eselon I dan jabatan struktural eselon II.

b. Keputusan…

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 4 -

b. Keputusan Menteri yang bertanggungjawab di bidang

pendayagunaan aparatur negara, atas usul Pimpinan Instansi yang

bersangkutan sepanjang mengenai jabatan struktural eselon III,

jabatan struktural eselon IV, dan jabatan struktural eselon V.

BAB III

PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN

DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL

Pasal 4

(1) Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

(2) Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri

Sipil dalam dan dari jabatan struktural, ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang.

(3) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural

dilantik oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 5

Syarat bagi Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan

struktural adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kemampuan manajerial, kemampuan teknis fungsional,

dan kecakapan, serta pengalaman yang diperlukan;

b. Memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas

organisasi;

c. Memperhatikan Daftar Urut Kepangkatan (DUK);

d. Telah…

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

d. Telah memiliki tingkat dan jenis pendidikan formal dan telah

mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan struktural yang

dipersyaratkan untuk eselon jabatan struktural yang bersangkutan;

e. Memiliki pangkat sekurang-kurangnya 1 (satu) tingkat di bawah

pangkat terendah yang ditentukan untuk eselon yang bersangkutan;

f. Masih dapat dikembangkan kemampuannya;

g. Sehat jasmani dan rokhani;

h. Memenuhi persyaratan lainnya sebagaimana ditentukan dalam

uraian jabatannya.

Pasal 6

Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural tidak dapat

merangkap jabatan struktural lain atau jabatan fungsional.

Pasal 7

(1) Setiap pimpinan instansi atau beberapa pimpinan instansi

menetapkan kebijaksanaan alur perpindahan jabatan.

(2) Perpindahan jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan prinsip perpindahan jabatan dalam

rangka pembinaan karier, peningkatan kemampuan pegawai dan

kebutuhan organisasi.

(3) Untuk memperlancar pelaksanaan perpindahan jabatan perlu

penyelarasan antara perencanaan perpindahan dengan anggaran

yang tersedia.

Pasal 8…

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 6 -

Pasal 8

Pemberhentian dari jabatan struktural dilakukan apabila syarat-syarat

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 5 tidak dipenuhi.

BAB IV

BADAN PERTIMBANGAN JABATAN

DAN KEPANGKATAN

Pasal 9

(1) Dalam rangka membantu pejabat yang berwenang untuk

mewujudkan obyektifitas pengangkatan, pemindahan dan

pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural serta pengangkatan

dalam pangkat, dibentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan

Kepangkatan.

(2) Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan digolongkan sebagai

berikut:

a. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Tingkat Instansi

Pusat;

b. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Tingkat Instansi

Daerah.

(3) Tugas pokok Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan

Tingkat Instansi Pusat, adalah memberikan pertimbangan kepada

pejabat yang berwenang menetapkan pengangkatan, pemindahan

dan pemberhentian, dalam dan dari jabatan struktural, serta

pengangkatan dalam pangkat untuk eselon II yang ada di pusat,

wilayah dan daerah serta eselon III di pusat dan wilayah.

(4) Tugas...

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 7 -

(4) Tugas pokok Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan

Tingkat Instansi Daerah, adalah memberikan pertimbangan kepada

pejabat yang berwenang menetapkan pengangkatan, pemindahan,

dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural, serta

pengangkatan dalam pangkat untuk eselon III, eselon IV dan eselon

V yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah.

(5) Dengan memperhatikan keadaan, kebutuhan dan kemampuan,

Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Tingkat Instansi

Pusat dapat pula memberi pertimbangan kepada pejabat yang

berwenang dalam penetapan pengangkatan, pemindahan dan

pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural serta pengangkatan

dalam pangkat untuk jabatan Eselon IV dan Eselon V yang ada di

pusat dan di wilayah.

Pasal 10

(1) Keanggotaan Badan Pertimbangan jabatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat (2) berjumlah ganjil dan terdiri dari :

a. Seorang ketua merangkap anggota;

b. Sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang anggota;

c. Seorang sekretaris.

(2) Persyaratan keanggotaan Badan Pertimbangan Jabatan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. Ketua dan anggota dijabat oleh pejabat struktural eselon I;

b. Sekretaris dijabat oleh pejabat struktural eselon II yang

menangani kepegawaian;

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 8 -

(3) Penetapan...

(3) Penetapan susunan dan keanggotaan Badan Pertimbangan Jabatan

dan Kepangkatan untuk :

a. Instansi Tingkat Pusat, ditetapkan dengan keputusan Menteri,

Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen,

Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara

yang bersangkutan;

b. Instansi Tingkat Daerah, ditetapkan dengan Keputusan Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala

Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

(4) Masa keanggotaan dalam Badan Pertimbangan Jabatan dan

Kepangkatan adalah 5 (lima) tahun.

Pasal 11

Untuk memberikan pertimbangan bagi penetapan pengangkatan, dan

pemindahan dalam dan dari jabatan struktural eselon I, dibentuk Badan

Pertimbangan Jabatan Tingkat Nasional yang pengaturannya ditetapkan

tersendiri dengan Keputusan Presiden.

BAB V

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STRUKTURAL

BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG AKAN DIANGKAT

DALAM JABATAN STRUKTURAL

Pasal 12

Pendidikan dan pelatihan struktural bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan

diangkat dalam jabatan struktural, adalah pendidikan dan pelatihan

struktural sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 9 -

Pasal 13…

Pasal 13

Pendidikan dan pelatihan struktural yang disyaratkan bagi Pegawai

Negeri Sipil yang akan diangkat dalam jabatan struktural adalah :

a. Pendidikan dan Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat

Pertama (SPAMA), bagi Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan

memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan struktural

eselon III;

b. Pendidikan dan Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat

Menengah (SPAMEN), bagi Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan

memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan struktural

eselon II;

c. Pendidikan dan Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat

Tinggi (SPATI), bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah menduduki

jabatan struktural eselon II dan terpilih serta memiliki kemampuan

untuk diangkat dalam jabatan struktural eselon I.

BAB VI

TUNJANGAN JABATAN STRUKTURAL

Pasal 14

(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural,

diberikan tunjangan jabatan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(2) Tunjangan jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan

sejak pelantikan.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 10 -

BAB VII…

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 15

(1) Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang

ditugaskaryakan, dapat diangkat dalam jabatan struktural oleh

pejabat yang berwenang, setelah memenuhi syarat sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 5, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di lingkungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)

untuk pengangkatan dalam eselon jabatan yang setara serta

memperoleh persetujuan Panglima Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia atau pejabat lain yang ditunjuk.

(2) Bagi Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang

ditugaskaryakan untuk menduduki jabatan struktural sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), pengangkatan, pemindahan, dan

pemberhentiannya dalam dan dari jabatan struktural diberlakukan

pula ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 9, Pasal 13, serta

Pasal 14.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16

(1) Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka semua

peraturan perundangan, mengenai pengangkatan Pegawai Negeri

Sipil dalam jabatan struktural yang telah ada dinyatakan tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11 -

berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

(2) Pegawai...

(2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam atau telah memangku

jabatan struktural sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini

tetapi belum mengikuti pendidikan dan pelatihan struktural yang

dipersyaratkan untuk jabatan yang didudukinya, dianggap telah

mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dipersyaratkan untuk

jabatan tersebut.

BAB IX

PENUTUP

Pasal 17

Ketentuan yang diperlukan bagi pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini

diatur lebih lanjut oleh Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.

Pasal 18

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 12 -

Agar...

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 18 April 1994

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 18 April 1994

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

ttd

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1994 NOMOR 21

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 15 TAHUN 1994

TENTANG

PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DALAM JABATAN STRUKTURAL

UMUM

Dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil dan untuk lebihmenjamin mutu kepemimpinan Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat dalam jabatanstruktural, diperlukan adanya Peraturan Pemerintah yang memuat pokok-pokokpersyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkatdalam jabatan struktural.

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur dengan jelas ketentuan-ketentuan yang harusdipenuhi Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat dalam jabatan struktural. Selain daripada itu dalam Peraturan Pemerintah ini diatur pula ketentuan-ketentuan tentang tata carapengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang mendudukijabatan struktural.

Tujuan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural adalah untukmewujudkan aparatur negara yang berdaya guna dan berhasil guna serta sanggup danmampu melaksanakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Ayat (1)

Jabatan struktural dalam susunan satuan organisasi dapat dibedakan dalam duajenis, yaitu jabatan struktural umum dan jabatan struktural khusus.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 2 -

Jabatan…

Jabatan struktural umum pada dasarnya adalah jabatan yang bersifat pelayananadministratif (supporting unit) dalam suatu organisasi seperti jabatan dilingkungan Sekretariat Jenderal (Kepala Biro Umum, Kepala BiroPerlengkapan, Kepala Biro Kepegawaian dan jabatan lain yang serupa denganitu).

Jabatan struktural khusus pada dasarnya adalah jabatan yang bersifat teknisoperasional (lini) dalam suatu organisasi seperti jabatan di lingkunganDirektorat Jenderal (Direktur, Kepala Pusat, Kepala Balai atau jabatan lainyang serupa dengan itu).

Ayat (2)

Penetapan tingkat jabatan yang terendah sampai dengan tertinggi didasarkanpada berat ringannya tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak dalam jabatan.

Tugas adalah pekerjaan yang wajib dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipilyang bersangkutan.

Tanggungjawab adalah kesanggupan seseorang Pegawai Negeri Sipil untukmenyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknyadan tepat pada waktunya serta berani menanggung resiko atas keputusan yangdiambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

Wewenang adalah keabsahan tindakan yang dimiliki oleh Pegawai NegeriSipil yang menduduki jabatan struktural agar dapat menentukan tata cara dantindakan yang perlu diambil dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugaspekerjaannya.

Hak adalah keabsahan tindakan Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatanstruktural untuk menggunakan segala sarana dan prasarana agar dapatmelaksanakan tugas pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Ayat (3)

Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang PegawaiNegeri Sipil dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagaidasar penggajian.

Dikaitkan dengan penjelasan ayat (2) tersebut di atas, jenjang pangkat bagijabatan struktural ditentukan berdasarkan tingkat jabatan dari jabatan strukturaltersebut. Dengan demikian tinggi rendahnya jenjang pangkat ditentukan olehjenjang jabatan dan bukan sebaliknya.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 3 -

Pasal 3…

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Ayat (1)

Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural.

Ayat (2)

Dalam ayat ini yang dimaksud dengan :

Pengangkatan adalah pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatanstruktural.

Pemindahan adalah pemindahan Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatanstruktural dari suatu unit kerja ke unit kerja yang lain dalam satu instansi atauantar instansi dan/atau dari suatu wilayah kerja ke wilayah kerja yang lain.

Pemberhentian adalah pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dari suatu jabatanstruktural.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 5

Huruf a

Kemampuan manajerial adalah kemampuan seseorang untuk memimpin sertamelakukan tindakan yang berhubungan langsung dengan perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan seluruh sumber daya secaraberdayaguna dan berhasilguna untuk mencapai tujuan organisasi. Kemampuanteknis fungsional, adalah kemampuan teknis di bidang tugas tertentu yangdiperlukan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural.

Kecakapan/pengalaman yang diperlukan, adalah kecakapan/pengalaman yangdimiliki dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu selama menjadi PegawaiNegeri Sipil.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 4 -

Huruf b…

Huruf b

Penilaian terhadap unsur-unsur tersebut bersama dengan unsur lainnya yangterkandung dalam persyaratan pada huruf a, dicerminkan dalam DaftarPenilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) atau yang setara.

Huruf c

Daftar Urut Kepangkatan adalah merupakan salah satu syarat untukmempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan struktural. Dalammempertimbangkan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatanstruktural, maka Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Daftar UrutKepangkatan yang lebih tinggi haruslah dipertimbangkan lebih dahulu.Apabila tidak memenuhi syarat lainnya, maka alasan tersebut harusdiberitahukan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

Huruf d

Pendidikan, adalah pendidikan formal serta pendidikan dan pelatihanstruktural yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil yang akan dipertimbangkanuntuk diangkat dalam jabatan struktural.

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Pegawai Negeri Sipil masih dapat dikembangkan kemampuannya apabila yangbersangkutan masih dapat diharapkan mempunyai kesempatan yang lebih besardalam mengembangkan keahlian, prestasi kerja, bakat dan minat dalammelaksanakan tugas yang akan menjadi tanggungjawabnya.

Huruf g

Cukup jelas

Huruf h

Pengangkatan dalam jabatan struktural pada hakekatnya adalah menempatkanseorang Pegawai Negeri Sipil yang tepat pada tempat yang tepat sesuai denganpersyaratan jabatan yang ditetapkan.

Syarat sebagaimana tersebut dalam Pasal 5, adalah merupakan syarat kumulatifyang harus dipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat dalamjabatan struktural.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

Pasal 6…

Pasal 6

Agar Pegawai Negeri Sipil dapat memusatkan segala perhatian dan kemampuandalam melaksanakan tugas jabatannya, maka Pegawai Negeri Sipil yang telahdiangkat dalam jabatan struktural tidak dapat merangkap dalam jabatan strukturallain atau jabatan fungsional.

Pasal 7

Ayat (1)

Jenis perpindahan jabatan meliputi perpindahan dari jabatan struktural danjabatan fungsional baik secara horizontal, vertikal maupun diagonal sertaperpindahan wilayah kerja.

Perpindahan jabatan secara horizontal adalah perpindahan jabatan dalamtingkat eselon yang sama.

Perpindahan jabatan secara vertikal, adalah perpindahan yang bersifatkenaikan jabatan atau promosi.

Perpindahan jabatan secara diagonal, adalah perpindahan jabatan strukturalumum ke jabatan struktural khusus atau sebaliknya, atau dari jabatan strukturalke dalam jabatan fungsional atau sebaliknya.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 8

Disamping tidak memenuhi ketentuan dalam pasal 5, pemberhentian dari suatujabatan struktural dapat pula disebabkan adanya mutasi jabatan.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 6 -

Pasal 9…

Pasal 9

Ayat (1)

Dalam upaya menjamin obyektifitas dalam pengangkatan, pemindahan, danpemberhentian dalam dan dari jabatan struktural serta pengangkatan dalampangkat, perlu dibentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan denganmaksud agar benar-benar dapat diperoleh Pegawai Negeri Sipil yang tepatuntuk diangkat dalam jabatan yang tepat sesuai dengan kualifikasi jabatanyang ditentukan.

Ayat (2)

a. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Tingkat Instansi Pusatadalah Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan yang berada dalamlingkup Departemen, Kejaksaan Agung, Lembaga Pemerintah NonDepartemen, dan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,termasuk Instansi Vertikalnya yang ada di wilayah.

b. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Tingkat Instansi Daerahadalah Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan yang berada dalamlingkup Pemerintah Daerah Tingkat I, termasuk Pemerintah DaerahTingkat II yang bersangkutan.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan jabatan struktural Eselon II di daerah adalahjabatan-jabatan di lingkungan Pemerintah Daerah, yang dalam penetapanjabatan dan kepangkatannya menjadi kewenangan Menteri Dalam Negeri.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 7 -

Ayat (2)…

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat dalam jabatan struktural mulai dari eselonyang terendah sampai dengan eselon yang tertinggi, perlu dibekali kemampuanmanajerial, sesuai dengan tuntutan tugas jabatan masing-masing melalui pendidikandan pelatihan struktural.

Apabila diperlukan dalam pelaksanaan tugas, Pegawai Negeri Sipil yang akandiangkat dalam jabatan struktural dapat diikutsertakan dalam pendidikan danpelatihan fungsional terkait.

Pendidikan dan Pelatihan struktural sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakanoleh Lembaga Administrasi Negara sepanjang mengenai pendidikan dan pelatihanstruktural, dan oleh Pimpinan Instansi yang bersangkutan sepanjang mengenaipendidikan dan pelatihan fungsional.

Bagi Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang ditugaskaryakansebagaimana diatur dalam Pasal 14, persyaratan pendidikan dan pelatihan yangdiperoleh di lingkungan ABRI dipertimbangkan kesesuaiannya dengan Pendidikandan Pelatihan yang dipersyaratkan untuk jabatan Struktural yang bersangkutan.

Pasal 13

Pendidikan dan pelatihan struktural merupakan salah satu persyaratan yang harusdipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat dalam jabatan struktural.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 8 -

Pasal 14…

Pasal 14

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3546

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 9 -