pengaruh pengembangan karier terhadap …
TRANSCRIPT
1 Universitas Indonesia
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI TETAP DIREKTORAT HUMAN RESOURCES
DEVELOPMENT DI KANTOR PUSAT PT PERTAMINA (PERSERO)
Nissa Effita Putri dan Retno Kusumastuti
Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengembangan karier terhadap kepuasan kerja pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Pengembangan karier diukur berdasarkan teori Sadili Samsudin (2006) dan Danang Sunyoto (2012). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey yang menggunakan teknik total sampling, yaitu sebanyak 83 responden pegawai tetap Direktorat Human Resources Development PT Pertamina (Persero). Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana dengan bantuan program aplikasi SPSS versi 20.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan karier memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero).
Kata Kunci : Karier, Pengembangan Karier, Kepuasan Kerja
ABSTRACT
This study is aimed to examine the influence of career development towards job satisfaction at Human Resources Development Directorate of PT Pertamina (Persero) (Head Office). Career development is measured by based on the theory of Sadili Samsudin and job satisfaction is measured by based on the theory of Danang Sunyoto. This study used quantitative approach with survey method that used total sampling technique which held 83 respondents of Human Resources Development Directorate of PT Pertamina (Persero) (Head Office). The datas were analyzed by using simple regression method which was assited by SPSS version 20.0 program. The result of this study showed that career development had a positive and significant impact to job satisfaction at Human Resources Development Directorate of PT Pertamina (Persero) (Head Ofice). Keywords :Career, Career Development, Job Satisfaction PENDAHULUAN
Perubahan lingkungan yang begitu dinamis telah dihadapi oleh setiap organisasi.
Organisasi dituntut untuk dapat beradaptasi dan bergerak cepat dengan perubahan. Peran sumber
daya manusia (SDM) dalam menentukan keberhasilan organisasi dan perusahaan tidak dapat
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
2 Universitas Indonesia
diabaikan begitu saja. Sumber daya manusia merupakan sumber keunggulan daya saing yang
mampu menghadapi berbagai tantangan (Sutrisno, 2009).
Pimpinan organisasi semakin menyadari bahwa kebanyakan pegawai pada umumnya hanya
mempunyai kecakapan teoretis saja dari bangku kuliah. Jadi, perlu dikembangkan dalam
kemampuan nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Pengembangan ini adalah dalam
lingkup pengembangan karier dan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis,
konseptual, dan moral pegawai agar prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal.
Pengembangan karier pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau
jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara organisasi
sejenis (Kadarisman, 2012)
Beberapa organisasi melaksanakan secara relatif program-program pengembangan karier
formal, dimana pada saat yang bersamaan organisasi-organisasi yang lainnya relatif kurang
banyak melakukan hal tersebut. Para pekerja pun memiliki tingkat-tingkat kontrol terhadap
tujuan-tujuan mereka dan bahwa mereka dapat memanipulasi kesempatan-kesempatan yang ada
untuk memaksimalkan kesuksesan dan kepuasan kerja yang dihasilkan oleh karier-karier mereka
(Rowley dan Jackson, 2012).
Oleh karena itu persepsi seorang pegawai tentang kemungkinan meniti karier dalam suatu
organisasi akan sangat diwarnai oleh pandangan sampai sejauh mana kebutuhan dan kepentingan
pribadinya itu akan terpenuhi. Sesungguhnya persepsi itulah yang menjadi dasar keputusan
seseorang apakah akan terus berkaya dalam organisasi tertentu ataukah pindah ke organisasi yang
lain, di mana kepentingan pribadi dan kepuasan kerjanya itu diperhitungkan akan lebih terjamin.
Kenyataan demikianlah yang mengharuskan bagian departemen atau divisi sumber daya manusia
dalam suatu organisasi berikap proaktif dalam pengembangan karier para anggota organisasi atau
perusahaan, dan memperhatikan kebutuhan dan kepuasan kerja para anggotanya (Sufial, 2009).
Di Indonesia sendiri terdapat perusahaan-perusahaan besar khususnya perusahaan yang
memiliki banyak pegawai yang harus dikelola dan dipenuhi kebutuhannya, agar para pegawai
tetap bekerja secara maksimal dan kinerjanya semakin baik. Para perusahaan besar berupaya
untuk mengembangkan dan meningkatkan kepuasan kerja para pegawainya, karena
keberlangsungan organisasi atau perusahaan hanya dapat dieroleh dari sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang tinggi. Salah satunya adalah PT Pertamina (Persero) yang memiliki
14.753 pegawai tetap (http://www.bumn.go.id/pertamina/tentang-sdm-hrd/demografi-pegawai/).
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
3 Universitas Indonesia
Dengan banyaknya pegawai yang ada di PT Pertamina (Persero), diharuskan adanya
pengembangan dalam hal ini lingkup pengembangan karier untuk para pegawainya.
Pengembangan karier merupakan bagian utama dari proses pembinaan Pekerja di PT Pertamina
(Persero) yang harus dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan guna mendapatkan
pekerja yang profesional agar mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Pengembangan
karier ditujukan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagipap pekerja dan perusahaan.
Pengembangaan karier bagi pekerja bermanfaat sebagai sarana pengembangan diri, peluang
menyatakan eksistensi, penumbuhan motivasi, dan untuk pengukuran kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam rangka meningkatkan kemampuan. Di lain pihak, bagi perusahaan, pengembangan
karier bermanfaat sebagai media dalam upaya menyediakan pekerja yang sesuai dengan strategi
perusahaan, mengatur agar perusahaan memiliki dan mengaplikasikan sistem pengembangan
karier yang jelas dan terukur, mengidentifikasi pekerja yang potensial, menciptakan iklim
kompetisi yang sehat, dan menyediakan standar kompetensi pekerja yang dibutuhkan pada setiap
jabatan di perusahaan (Pedoman Perencanaan, Pengadaan dan Pembinaan SDM, PT Pertamina
(Persero).
Berdasarkan paparan pada latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan
pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap kepuasan kerja pegawai tetap Direktorat
Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero)?
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, maka penelitian
ini memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk :
Menganalisis pengaruh pengembangan karier terhadap kepuasan kerja pegawai tetap pada
Direktorat Human Resouces Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero).
TINJAUAN TEORITIS Konsep Pengembangan Karier
Pada Penelitian ini terdapat dua dimensi pengembangan karier, yaitu :
(1) Pengembangan Karier secara Individual
Titik awal pengembangan karier di mulai dari diri pegawai. Setiap orang bertanggung
jawab atas pengembangan atau kemajuan kariernya. Setelah komitmen pribadi kuat, beberapa
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
4 Universitas Indonesia
kegiatan pengembangan karier dapat dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup antara
lain(Hani Handoko, 2000):
1. Prestasi kerja
2. Exposure
Kemajuan karier juga ditentukan oleh exposure. Exposure berarti menjadi dikenal oleh
orang-orang yang memutuskan promosi, transfer, dan kesempatan-kesempatan karier
lainnya.
3. Permintaan Berhenti
Jika seorang pegawai melihat kesempatan karier yang lebih besar di tempat lain, permintaan
berhenti mungkin merupakan suatu cara untuk mencapai sasaran-sasaran karier.
4. Kesetiaan Organisasional
Dalam banyak organisasi, orang-orang meletakan kemajuan karier tergantung pada
kesetiaan organisasional.
5. Mentor dan Sponsor
Serorang mentor adalah orang yang menawarkan bimbingan karier informal. Pegawai atau
mentor dalam banyak perusahaan menyadari bahwa hubungan di antara mereka ada dan
berguna bagi pengembangan karier. Jika mentor dapat menominasikan pegawai untuk
kegiatan-kegiatan pengembangan karier seperti program-program latihan, transfer atau
promosi maka dia akan menjadi sponsor. Seorang sponsor adalah orang dalam organisasi
yang dapat menciptakan kesempatan-kesempatan pengembangan karier bagi orang-orang
lain. Sering sponsor pegawai adalah atasan lansung.
6. Kesempatan-kesempatan untuk Tumbuh/berkembang
Jika pegawai meningkatkan kemampuan, misalnya melalui program latihan, pengambilan
kursus-kursus atau penambahan gelar maka berarti mereka memanfaatkan kesempatan
untuk tumbuh.
(2) Pengembangan Karier secara Organisasional
Titik awal pengembangan karier di mulai dari diri pegawai. Setiap orang bertanggung
jawab atas pengembangan atau kemajuan kariernya. Setelah komitmen pribadi kuat, beberapa
kegiatan pengembangan karier dapat dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup antara
lain(Hani Handoko, 2000):
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
5 Universitas Indonesia
1. Pengembangan tenaga berbakat yang tersedia secara efektif.
2. Kesempatan penilaian diri bagi pegawai untuk memikirkan jalur-jalur karier tradisional atau
karier yang baru.
3. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi dan
atau lokasi geografis.
4. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan oleh
perpindahan karier vertikal dan horizontal.
5. Peningkatan loyalitas dan motivasi pegawai menyebagbkan merosotnya putaran pegawai.
6. Sebuah metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
Konsep Kepuasan Kerja
Handoko (2000) mengemukakan kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan di mana para pegawai memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaaanya. Ini
tampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya. Menurut Gilmer dalam Sutrisno (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah:
1. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
2. Keamanan kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi pegawai.
Keadaan yang aman sangat mempengaruhi pegawai selama kerja.
3. Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan
kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
4. Perusahaan dan manajemen. Perusahan dan manajemen yang baik adalah yang mampu
memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan
kerja pegawai.
5. Pengawasan. Sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan
turnover
6. Faktor instrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan
keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
6 Universitas Indonesia
7. Kondisi kerja. Termasuk di sini kondisi tempat, ventilasi, penyiaran, kantin, dan tempat
parkir.
8. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi
dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.
9. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar pegawai dengan pihak manajemen banyak
dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan
untuk mau mendengan, memahami, dan mengakui pedapat atau prestasi pegawainya
sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun atau perumahan merupakan standar
suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dapat dikategorikan kedalam penelitian eksplanatif yang bertujuan
menggambarkan fenomena sosial pengaruh pengembangan karier terhadap kepuasan kerja
pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina
(Persero). Penelitian ini termasuk ke dalam kategori penelitian murni, jika ditinjau dari manfaat
peneliannya, karena mencakup penelitian yang dilakukan dalam kerangka akademis, yaitu untuk
pemenuhan kebutuhan intelektual peneliti. Penelitian ini masuk dalam penelitian cross-sectional
karena hanya dilakukan dalam satu kali pengambilan data dan tidak diperbandingankan dengan
penelitian lain pada waktu yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 11 April
2014 sampai dengan 13 Juni 2014 dengan menyebar kuesioner kepada seluruh pegawai tetap
Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero).
Berdasarkan teknik pengumpulan data, dilakukan melalui survey dengan menggunakan
kuesioner. Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah pegawai tetap Direktorat Human
Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Sampel dalam penelitian ini
adalah pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina
(Persero) yang berjumlah 119 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling. Dari 119 responden hanya 83 orang yang menjawab
kuesioner.
PEMBAHASAN DATA JAWABAN RESPONDEN
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
7 Universitas Indonesia
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu pengembangan karier dan kepuasan kerja.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala likert lima poin
yang berarti angka 1 akan menunjukan jawaban sangat tidak setuju responden pernyataan yang
diberikan. Sebaliknya, angka 5 menunjukan bahwa responden sangat setuju terhadap pernyataan
yang diberikan untuk masing-masing indikator dari tiap variabel penelitian.
Analisis Deskriptif Variabel Pengembangan Karier
Analisis terhadap variabel pengembangan karier dilakukan untuk mengetahui bagaimana
gambaran pengembangan karier pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di
Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Pengembangan karier ini akan dilihat dari dua dimensi,
yaitu Individual dan Organisasional akan dilihat dari data distribusi frekuensi berdasarkan
jawaban responden. Di samping itu, akan diperlihatkan kategori nilai mean masing-masing
dimensi dengan bantuan SPSS versi 20.0.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya, pengembangan karier secara individual ditunjukan
oleh Prestasi kerja pegawai, exposure pegawai, Permintaan berhenti atas keinginan sendiri,
kesetiaan pegawai pada organisasi, mentor dan sponsor yang mendukung karier pegawai dan
kesempatan pegawai untuk mengembangkan diri. Nilai dimensi Individual ditampilkan pada
grafik 1.1 berikut ini.
Sumber : Output Data Diolah SPSS 20.0, Juni 2014
Berdasarkan hasil jawaban responden diatas, pernyataan-pernyataan pada dimensi
Individual yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel Pengembangan Karier terlihat
bahwa nilai tertinggi pada dimensi tersebut ditunjukan oleh pernyataan “Keterampilan saya
3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9 3.95
Grafik 1.1 Mean Dimensi Individual
n = 83
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
8 Universitas Indonesia
dalam menyelesaikan tugas diketahui oleh atasan dan berpengaruh terhadap pengembangan
karier saya” dengan nilai mean sebesar 3.92. Semua indikator dari dimensi Individual berada
pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi responden terhadap dimensi
Individual tinggi.
Analisis Deskriptif Dimensi Organisasional
Dimensi kedua dari pengembangan karier adalah dimensi Organisasional. Dimensi
organisasional ditunjukan oleh pengembangan SDM yang berprestasi, kesempatan menilai
prestasi diri sendiri/introspeksi, pengembangan SDM dengan mutasi jabatan, peningkatan kinerja
dengan on the job training, peningkatan loyalitas dan motivasi sesuai dengan tuntutan kerja, dan
penentuan kebutuhan pelatihan & pengembangan bagi setiap pegawai tetap Direktorat Human
Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Nilai mean dari dimensi
Organisasional ditampilkan pada grafik 1.2 berikut.
Sumber: Output Data Diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014
Berdasarkan hasil jawaban responden di atas, pernyataan-pernyataan pada dimensi
Organisasional yang diajukan mengenai variabel Pengembangan Karier terlihat bahwa nilai mean
tertinggi pada dimensi tersebut ditunjukan oleh pernyataan “Menurut saya penentuan kebutuhan
pelatihan & pengembangan bagi setiap pegawai oleh instansi, bermanfaat bagi pengembangan
karier saya di masa mendatang” dengan nilai mean sebesar 4.06. Sedangkan nilai mean terendah
ditunjukan oleh pernyataan “Pengembangan SDM yang berprestasi merupakan hal yang
diprioritaskan di tempat saya bekerja” dengan nilai mean sebesar 3.73. Semua indikator dari
0 1 2 3 4 5
Grafik 1.2 Grafik Mean Dimensi Organisasional
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
9 Universitas Indonesia
dimensi Organisasional berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi
responden terhadap dimensi tersebut tinggi.
Analisis Deskriptif Variabel Kepuasan Kerja
Analisis terhadap kepuasan kerja dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja
pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina
(Persero). Kepuasan kerja ini akan dilihat dari enam dimensi yaitu, pekerjaan, kondisi kerja, gaji,
rekan kerja, pengawasan, dan promosi jabatan akan dilihat dari kategori nilai mean masing-
masing dimensi. Selanjutnya, dilihat dari nilai modus masing-masing indikator dari distribusi
frekuensi jawaban responden untuk tiap indikator.
Analisis Deskriptif Dimensi Pekerjaan
Dimensi pertama dari variabel kepuasan kerja adalah pekerjaan. Dimensi pekerjaan
ditunjukan oleh pekerjaan yang sangat menarik, pekerjaan yang memberikan kesempatan untuk
belajar, menerima tanggung jawab atas pekerjaan dengan senang hati oleh pegawai tetap
Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Nilai mean
dari dimensi pekerjaan ditampilkan pada grafik 1.3 berikut ini.
Sumber: Output Data Diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014 Berdasarkan hasil jawaban responden diatas, pernyataan-pernyataan pada dimensi
Pekerjaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel Kepuasan Kerja terlihat bahwa nilai
mean tertinggi pada dimensi tersebut ditunjukan oleh pernyataan “Pekerjaan saya saat ini
3.6 3.7 3.8 3.9 4
4.1 4.2
Pekerjaan ini sangat menarik
bagi saya.
Pekerjaan saya saat ini memberikan
kesempatan untuk belajar.
Saya menerima tanggung jawab
atas pekerjaan saya dengan senang
haB.
Grafik 1.3 Grafik Mean Dimensi Pekerjaan
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
10 Universitas Indonesia
memberikan kesempatan untuk belajar” dengan nilai mean sebesar 4.10. sedangkan nilai mean
terendah ditunjukan oleh pernyataan “Pekerjaan ini menarik bagi saya” dengan nilai mean 3.81.
Semua indikator dari dimensi Pekerjaan berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan
bahwa persepsi responden terhadap dimensi tersebut tinggi.
Analisis Deskriptif Dimensi Kondisi Kerja
Dimensi kedua dari variabel kepuasan kerja adalah kondisi kerja. Dimensi kondisi kerja
ditunjukan oleh perusahaan memberikan keamanan pegawai dalam berkerja, perusahaan
memberikan jaminan kenyamanan pegawai dalam bekerja, kondisi pekerjaan ditempat bekerja
sangat menarik menurut pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor
Pusat PT Pertamina (Persero). Nilai mean dari dimensi kondisi kerja ditampilkan pada grafik 1.4
berikut ini.
Sumber: Output Data diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014
Berdasarkan hasil jawaban responden di atas, pernyataan-pernyataan pada dimensi
Kondisi Kerja yang diajukan dalam mengenai variabel Kepuasan Kerja terlihat bahwa nilai mean
tertinggi pada dimensi tersebut ditunjukkan oleh pernyataan “Instansi tempat saya bekerja
memberikan jaminan keamanan pegawai dalam bekerja” dengan nilai mean sebesar 4.01.
Sedangkan nilai mean terendah ditunjukkan oleh pernyataan “Kondisi pekerjaan di instansi
tempat saya bekerja sangat menarik” dengan nilai mean sebesar 3.81. Semua indikator dari
dimensi Kondisi Kerja berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi
responden terhadap dimensi tersebut tinggi.
3.7 3.75 3.8
3.85 3.9
3.95 4
4.05
Instansi tempat saya bekerja memberikan jaminan keamanan karyawan dalam
bekerja.
Instansi tempat saya bekerja memberikan jaminan kenyamanan
karyawan dalam berkerja.
Kondisi pekerjaan di instansi tempat saya
bekerja sangat menarik.
Grafik 1.4 Grafik Mean Dimensi Kondisi Kerja
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
11 Universitas Indonesia
Analisis Deskriptif Dimensi Gaji
Dimensi ketiga dari variabel kepuasan kerja adalah gaji. Dimensi gaji ditunjukan oleh gaji
sudah memadai, gaji sudah sesuai, dan gaji sesuai dengan posisi menurut pegawai tetap
Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Nilai mean
dari dimensi kondisi kerja ditampilkan pada grafik 1.5 berikut ini.
Sumber: Output Data diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014
Berdasarkan hasil jawaban responden di atas, pernyataan-pernyataan pada dimensi Gaji
yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel Kepuasan Kerja terlihat bahwa nilai mean
tertinggi pada dimensi tersebut ditunjukkan oleh pernyataan “Gaji yang saya terima saat ini sudah
memadai” dengan nilai mean sebesar 3.96. Sedangkan nilai mean terendah ditunjukkan oleh
pernyataan “Gaji yang saya terima saat ini sudah sesuai dengan harapan saya” dengan nilai mean
sebesar 3.83. Semua indikator dari dimensi Gaji berada pada kategori tinggi. Hal ini
mengindikasikan bahwa persepsi responden terhadap dimensi tersebut tinggi.
Analisis Deskriptif Dimensi Rekan Kerja
Dimensi keempat dari variabel kepuasan kerja adalah rekan kerja. Dimensi rekan kerja
ditunjukan dengan hubungan antar pegawai, hubungan antara bawahan dan atasan, dan jarang
terjadi konflik menurut pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat
PT Pertamina (Persero). Nilai mean dari dimensi kondisi kerja ditampilkan pada grafik 1.6
berikut ini.
3.75
3.8
3.85
3.9
3.95
4
Gaji yang saya terima saat ini sudah memadai.
Gaji yang saya terima saat ini sudah sesuai dengan harapan saya.
Gaji yang saya terima saat ini sudah sesuai
dengan posisi pekerjaan saya.
Grafik 1.5 Grafik Mean Dimensi Gaji
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
12 Universitas Indonesia
Sumber: Output Data diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014
Berdasarkan hasil jawaban responden di atas, pernyataan-pernyataan pada dimensi Rekan
Kerja yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel Kepuasan Kerja terlihat bahwa nilai
mean tertinggi pada dimensi tersebut ditunjukkan oleh pernyataan “Hubungan antar pegawai di
instansi tempat saya bekerja selama ini sudah baik” dengan nilai mean sebesar 4.05. Sedangkan
nilai mean terendah ditunjukkan oleh pernyataan “Di instansi tempat saya bekerja, selama ini
jarang terjadi konflik” dengan nilai mean sebesar 3.45. Semua indikator dari dimensi Rekan
Kerja berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi responden terhadap
dimensi tersebut tinggi
Analisis Deskriptif Dimensi Pengawasan
Dimensi kelima dari variabel kepuasan kerja adalah pengawasan. Dimensi pengawasan
ditunjukan dengan pegawai bekerja sesuai dengan job deskripsinyan dan perusahaan menerapkan
peraturan yang berlaku bagi semua pegawainya menurut pegawai tetap Direktorat Human
Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Nilai mean dari dimensi
kondisi kerja ditampilkan pada grafik 1.7 berikut ini.
3
3.2
3.4
3.6
3.8
4
4.2
Hubungan antar karyawan di instansi tempat saya bekerja selama ini sudah baik. Hubungan antara bawahan dan atasan di instansi tempat saya bekerja selama ini sudah baik. Di instansi tempat saya bekerja, selama ini jarang terjadi konflik.
Grafik 1.6 Grafik Mean Dimensi Rekan Kerja
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
13 Universitas Indonesia
Sumber: Output Data diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014
Berdasarkan hasil jawaban responden di atas, pernyataan-pernyataan pada dimensi
Pengawasan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel Kepuasan Kerja terlihat bahwa
nilai mean tertinggi pada dimensi tersebut ditunjukkan oleh pernyataan “Di instansi tempat saya
bekerja selama ini benar-benar menerapkan peraturan yang berlaku bagi semua pegawainya”
dengan nilai mean sebesar 3.83. Sedangkan nilai mean terendah ditunjukkan oleh pernyataan
“Saya selama ini sudah bekerja sesuai dengan job deskripsi yang diberikan oleh instansi tempat
saya bekerja” dengan nilai mean sebesar 3.71. Semua indikator dari dimensi Pengawasan berada
pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi responden terhadap dimensi
tersebut tinggi
Analisis Deskriptif Dimensi Promosi Jabatan
Dimensi terakhir dari variabel kepuasan kerja adalah promosi jabatan. Dimensi promosi
jabatan ditunjukan oleh perusahaan memberikan kesempatan untuk berprestasi dan dipromosikan
ke jenjang jabatan yang lebih tinggi dan perusahaan selalu memberikan penghargaan kepada
pegawai yang berprestasi menurut pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di
Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Nilai mean dari dimensi kondisi kerja ditampilkan pada
grafik 1.8 berikut ini.
3.65 3.7 3.75 3.8 3.85
Saya selama ini sudah bekerja sesuai dengan job deskripsi yang diberikan oleh instansi
tempat saya bekerja.
Di instansi tempat saya bekerja selama ini benar-‐
benar menerapkan peraturan yang berlaku bagi semua
karyawannya.
Grafik 1.7 Grafik Mean Dimensi Pengawasan
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
14 Universitas Indonesia
Sumber: Output Data diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014
Berdasarkan hasil jawaban responden di atas, pernyataan-pernyataan pada dimensi
Promosi Jabatan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel Kepuasan Kerja terlihat
bahwa nilai mean tertinggi pada dimensi tersebut ditunjukkan oleh kedua pernyataan dalam
dimensi tersebut “Di instansi tempat saya bekerja memberikan kesempatan bagi saya untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi” dan pernyataan “Di instansi tempat saya
bekerja selalu memberikan penghargaan kepada pegawai yang mempunyai prestasi yang baik”
dengan nilai mean masing-masing sebesar 3.87.Semua indikator dari dimensi Promosi Jabatan
berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi responden terhadap dimensi
tersebut tinggi.
Analisis Regresi
Penelitian ini menggunakan teknik analisis bivariat untuk melihat ada tidaknya hubungan
antara pengembangan karier terhadap kepuasan kerja pegawai dari data yang diperoleh serta
melihat seberapa kuat hubungan di antara kedua variabel tersebut. Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel independen adalah pengembangan karier dan yang menjadi variabel dependen
adalah kepuasan kerja.
Untuk melihat besarnya pengaruh independen terhadap dependen adalah dengan melihat
besarnya koefisien determinasi, yaitu adjusted R square. Besaran koefisien determinasi
menunjukan seberapa variabel dependen, yaitu kepuasan kerja yang dijelaskan oleh variabel
independennya, yaitu pengembangan karier. Analisis determinasi dapat dilihat melalui tabel 1.1
berikut ini :
0
1
2
3
4
5
Di instansi tempat saya bekerja memberikan kesempatan bagi saya untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih Bnggi. Di instansi tempat saya bekerja selalu memberikan penghargaan kepada karyawan yang mempunyai prestasi yang baik.
Grafik 1.8 Grafik Mean Dimensi Promosi Jabatan
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
15 Universitas Indonesia
Tabel 1.1
Korelasi dan Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .582a .339 .331 6.369
a. Predictors: (Constant), PengembanganKarier
Sumber: Output Data Diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014.
Dari tabel model summary diatas terlihat bahwa nilai R sebesar 0.582 yang berarti
memiliki hubungan korelasi yang cukup kuat, sedangkan nilai Adjusted R Square 0.331 yang
berarti 33.1% variabel Kepuasan Kerja dapat dijelaskan oleh variabel Pengembangan Karier.
Sedangkan 66,9% sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya seperti Kompensasi,
Pemberdayaan Karyawan dan Professional Competence berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Sufial Siddik (2009), Cucu Suminar (2004), dan Wen Hwa Ko (2011).Jadi dapat
disimpulkan bahwa sebesar 33.1% dari Pengembangan Karier memiliki pengaruh terhadap
kepuasan kerja pegawai tetap Direktorat Human Resources Development PT Pertamina (Persero)
di Kantor Pusat. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien regresi variabel independen dalam
penelitian dapat dilihat dari tabel coefficient 1.2 berikut.
Tabel 1.2 Uji Statistik Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.967 5.820 4.290 .000
PengembanganKarier .808 .125 .582 6.441 .000
a. Dependent Variable: KepuasanKerja
Sumber: Output Data Diolah oleh SPSS 20.0, Juni 2014.
Dari tabel 1.2 di atas dapat dilihat hasil perhitungan nilai t variabel Pengembangan Karier
terhadap Kepuasan Kerja. Setelah memperoleh t hitung dari t tabel coefficient, dapat dilakukan
uji koefisien regresi sederhana. Uji ini berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kepuasan
Kerja. Signifikan berarti berpengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (digeneralisasi).
• Ho diterima apabila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
• Ho ditolak apabila –t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
16 Universitas Indonesia
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 5% atau 0.05, tabel distribusi t kemudian
dicari pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 83-1-1=81 (n adalah jumlah
responden dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi =
0.05 : 2 = 0.025), hasil yang diperoleh pada tabel sebesar 1.989.
Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, maka diperoleh bahwa t hitung > t tabel
(6.441 > 1.989). dari perhitungan tersebut maka dapat dilihat bahwa t hitung berada di luar
kisaran -1.989 dan 1.989 atau tingkat signifikasi lebih kecil dari 0.05. Agar suatu variabel dapat
dikatakan berpengaruh secara signifikan maka nilai uji t harus berada diluar kisaran -1.989 dan
1989. Dengan nilai t sebesar 6.720, berarti dapat dikatakan bahwa H0ditolak. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Pengembangan Karier memiliki sebesar 6.441 dan nilai
signifikansi 0.000 sehingga t hitung > t tabel yang artinya Pengembangan Karier berpengaruh
secara signifikan positif terhadap Kepuasan Kerja. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa
Pengembangan Karier berpengaruh secara positif terhadap Kepuasan Kerja pegawai tetap
Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Dengan
demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan olehSufial Siddik
(2009) dan Cucu Suminar (2004), yang menyatakan bahwa adanya korelasi yang positif antara
Pengembangan Karier terhadap Kepuasan Kerja Pegawai.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dengan telah dikumpulkannya
sejumlah data, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesa untuk mengetahui Pengaruh
Pengembangan Karier terhadap Kepuasan Kerja pada Pegawai Tetap Direktorat Human
Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero), maka hasilnya dapat
disimpulkan yaitu, pada penelitian ini ditemukan bahwa variabel Pengembangan Karier memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap variabel Kepuasan Kerja.
Pada penelitian ini menunjukan bahwa tingkat Kepuasan Kerja Pegawai Tetap Direktorat
Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) tergolong tinggi
berdasarkan nilai mean yang dihasilkan. Namun hasil penelitian dinyatakan bahwa untuk
Pengembangan Karier memiliki kontribusi termasuk rendah dalam menjelaskan atau
mempengaruhi tingkat tinggi atau rendahnya kepuasan kerja pegawai tetap pada Direktorat
Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero), karena adanya variabel
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
17 Universitas Indonesia
lain yang mempengaruhi Kepuasan Kerja seperti: Kompensasi, Pemberdayaan Karyawan dan
Professional Competence berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sufial Siddik (2009), Cucu
Suminar (2004), dan Wen Hwa Ko (2011).
SARAN
Penerapan pengembangan karier yang ada di PT Pertamina (Persero) sudah baik, namun
ada hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan, yaitu sesuai dengan hasil
kuesioner yang sudah diolah terlihat bahwa masih ada nya pegawai yang tidak merasa puas
karena bekerja bukan sesuai dengan job deskripsi yang diberikan instansi, sebaiknya instansi
memberikan pekerjaan yang sesuai job deskripsi masing-masing pegawai. Untuk pegawai
sebaiknya terus meningkatkan prestasi kerja, rajin mengikuti
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
18 Universitas Indonesia
program pelatihan, pengambilan kursus atau penambahan gelar agar pengembangan karier secara
individual lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Aamodt, Michael G. (2010). Industrial/Organizational Psychology 6th Edition.USA: Wadsworth.
Creswell, John W.(2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryono, Hadi, et al. (2013). Dari Pangkalan Brandan Migas Indonesia Mendunia:
Transformasi ke Non Migas di Pangkalan Brandan Suatu Keniscayaan. Jakarta: Petrominer.
Ghozali, Imam.(2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi. Ketiga.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoko, Hani T. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2.
Yogyakarta : BPFE.
Ivancevich, John M. (1992). Human Resource Management – Foundation of Personnel Fifth
Edtion. USA : Richard D. Irwin, INC.
Kadarisman, M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali
Pers.
Kountour, Ronny. (2004). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit
PPM.
Malhotra, Naresh, K. (2007). Marketing Research an Applied Orientation. (5th edition). New
Jersey : Pearson Education.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif:Teori dan
Aplikasi, Edisi 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
19 Universitas Indonesia
Rowley, Chris & Jackson, Keith. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia: The Key Concepts.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Santoso, Singgih. (2008). Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Samsudin, Sadili. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Sekaran, Uma. (2003). Research methods for business. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Siagian, Dergibson & Sugiarto. (2000). MetodeStatistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1982). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Sugiono. (2007). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Edisi Kedua). Jakarta:
Rajawali Pers.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Yogyakarta: Alfabeta.
Suherlan, Nandang et al. (2006). PERTAMINA - Antara Bisnis dan Lingkungan. Jakarta: Divisi
Humas PT Pertamina (Persero).
Sunyoto, Danang. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS.
Sunyoto, Danang. (2012). Teori, Kuesioner, dan Analisis Data SUMBER DAYA MANUSIA
(Praktik Penelitian). Yogyakarta: CAPS.
Sutrisno, Edy. (2009). ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Jurnal :
Tser-Yieth Chen, et al. (2003). The Study of Career Needs, Career Development Programmes
and Job Satisfaction Levels of R&D Personnel: The Case of Taiwan.The International
Journal of Human Resource Management
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014
20 Universitas Indonesia
Wen-Hwa-Ko. (2011). The Relationships among Professional Competence, Job Satisfaction and
Career Development Confidence for Chefs in Taiwan. International Journal of Hospitality
Management.
Tesis :
Siddik, Sufial. (2009). Pengaruh Pengembangan Karier dan Kompensasi terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai pada Deputi Bidang Perumahan Rakyat.
Suminar, Cucu. (2004). Analisis Hubungan antara Pengembangan Karier dan Pemberdayaan
Karyawan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Dinas Dikmenti DKI Jakarta.
Website dan lain-lain :
http://indonesia.go.id, online tanggal 11 Maret 2014, pukul 22.35 WIB
http://www.bumn.go.id, online tanggal 12 Maret 2014, pukul 01.18 WIB
http://pertamina.com, online tanggal 12 Maret 2014, pukul 03.02 WIB
Annual Report PT Pertamina Persero (2012)
Pedoman Perencanaan, Pengadaan dan Pembinaan SDM, PT Pertamina (Persero)
Pengaruh Pengembangan..., Nissa Effita Putri, FISIP UI, 2014