peraturan desa payaman.docx

8
PERATURAN DESA PAYAMAN KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA PAYAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA PAYAMAN Menimbang : a. Bahwa guna mendukung penyelenggaraan otonomi desa dan menciptakan perekonomian pedesaan yang kuat dan mandiri serta guna mengembangkan potensi pasar desa sebagai sumber daya ekonomi desa dan sebagai sumber pendapatan desa, perlu memberikan pedoman tentang pedoman tentang pengelolaan pasar desa; Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu membentuk peraturan kepala desa payaman kecamatan Solokuro tentan Pedoman pengelolaan pasar desa Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14 15

Upload: kadespauh

Post on 18-Sep-2015

41 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

PERATURAN DESA PAYAMAN.docx

TRANSCRIPT

PERATURAN DESA PAYAMANKECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGANNOMOR : 04 TAHUN 2013

TENTANG

PENGELOLAAN PASAR DESA PAYAMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAKEPALA DESA PAYAMAN

Menimbang:a.Bahwa guna mendukung penyelenggaraan otonomi desa dan menciptakan perekonomian pedesaan yang kuat dan mandiri serta guna mengembangkan potensi pasar desa sebagai sumber daya ekonomi desa dan sebagai sumber pendapatan desa, perlu memberikan pedoman tentang pedoman tentang pengelolaan pasar desa;Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu membentuk peraturan kepala desa payaman kecamatan Solokuro tentan Pedoman pengelolaan pasar desaMengingat:1.2.3.4.5.6.7.

8.9.10.

11.

12.

13.

14

15

16

17

18Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 ayat 6;

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur (diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1950), sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 1965 Nomor 19, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2000 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 Tatacara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/ Kota Kepada Desa;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa;

Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 3551.1/KMK.010/ 2009, Nomor: 900/639A Tahun 2009, Nomor: 01/SKB/M.KIKM/IX/2009, Nomor: 11/43A/KEP.GBI/2009 tentang Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro;

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor: 20 Tahun 2006 tentang Tata cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penataan Pasar Tradisional, Pusat Pembelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Lamongan;

Keputusan BPD desa Payaman Nomor......tentang Persetujuan atas Peraturan Desa Payaman tentang Pengelolaan Pasar Desa Payaman;

Memperhatikan

Berita Acara Rapat Musyawarah Badan Permusyawaratan Desa Payaman membahas Persetujuan atas Peraturan Desa Payaman tentang Pengelolaan atas Pasar desa Payaman.

Dengan Persetujuan bersamaBADAN PERMUSYAWARATAN DESA PAYAMAN

MEMUTUSKAN

Menetapkan

:

PERATURAN DESA PAYAMAN KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN TENTANG PENGELOLAAN PASAR YANG DIKUASAI OLEH PEMERINTAH DESA PAYAMAN.

Pasal 1

. Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:a. Pemerintah Desa adalah Pemerintah desa Payaman Kecamatan solokurob. Kepala Desa adalah Kepala Desa Payaman Kecamatan Solokuroc. Pasar Desa adalah pasar-pasar yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Desa Payaman Kecamatan Solokurod. Pasar Umum adalah Pasar sebagai tempat jual beli barang yang mempunyainilai uang atau jasae. Halaman Pasar adalah Halaman yang ada didalam pasarf. Lingkungan Pasar adalah Jarak lingkar batas pagar sebelah luar dengan jarak 50 meter dari riilnya.

Pasal 2

Pengelolaan pasar desa dilakukan oleh Kepala Desa.

Pasal 3

1. Setiap orang atau badan hukum yang bermaksud akan memakai stand jual beli di pasar desa Payaman harus mendapat izin tertulis dari Kepala Desa.2. Kepala Desa memberikan izin tertulis bagi pemohon yang memenuhi persyaratan :a. Mempunyai KTPb. Jenis usahanya jelas (tidak terlarang)c. Taat Peraturan3. Kepada Pemegang izin dikenakan uang pungutan Ritribusi untuk Pemerintah desa sebesar Rp. 100.000,00 (sepuluh ribu rupiah)4. Pemegang izin harus memakai sendiri tempat untuk berjualan sesuai dengan izin yang telah diberikan5. Pemegang izintidak diperkenankan memindahkan hak pakai/ pemakaian stand perjualan kepada orang lain, kecuali atas persetujuan kepala desa.

Pasal 4

1. Pemegang izin dicabut karena :a. Pemegang izin meninggalb. Atas kehendak pemegang sendiric. Melanggar Peraturan/ ketentuan yang berlaku.2. Setiap Pemindahan izin karena sebab-sebab sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, b dan c pasal ini, tidak dapat langsung oleh yang bersangkutan, melainkan harus melalui peraturan yang berlaku dalam Peraturan ini.

Pasal 5

1. Setiap pemakai tempat/ stand dalam pasar desa dikenakan pungutan-pungutan untuk Pemerintah Desa dengan ketentuan sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini2. Bagi Pemakai Toko di Pasar desa dipungut uang untuk Pemerintah desa setiap bulan yang pembayarannya paling lambat tanggal 1 pada bulan berikutnya3. Besarnya pungutan uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 5 ini, berdasarkan lampiran Keputusan ini.

Pasal 6

Setiap pedagang yang memakai tempat berjualan di pasar diwajibkan :a. Memelihara kebersihan dan menyediakan tempat sampah, memelihara kerapian,dan keamanan tempat barang dagangannya maupun perlengkapannyab. Menjaga ketertiban dan tidak mengganggu keluar masuknya barang atau orang di pasar desa.c. Memenuhi pembayaran pungutan uang untuk pemerintah desa sesuai dengan ketentuan yang berlakud. Mencegah timbulnya kemungkinan bahaya kebakarane. Mematuhi semua peraturan atau petunjuk yang diberikan pemerintah desa berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Pasal 7Setiap pemegang izin yang memakai tempat berjualan di pasar Desa dilarang :a. Bertempat tinggal atau menginap di Pasar Desab. Berada di dalam pasar desa sebelum pasar dibuka atau sesudah pasar ditutup, kecuali dapat izin dari petugasc. Menggunakan stand tidak sesuai dengan denah yang diberikand. Menambahkan penambahan/ perubahan bangunan pasar tanpa izin Kepala Desae. Melantarkan tempat/ stand perjualan 3 bulan tanpa alasanf. Memarkir kendaraan di dalam pasarg. Melakukan kegiatan atau perbuatan yang dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan, keamanan dan ketertiban umumh. Menempatkan kendaraan yang lainnya atau muatan di tempat lain dari tempat pemeberhentian yang telah ditentukani. Memasukkan atau menegluarkan barang dagangan di Pasar desa tidak melalui pintu yang telah ditetapkan.Pasal 8

Hasil pungutan uang sebagaimana yang diatur dalam keputusan ini seluruhnya dimasukkan ke dalam kas desa

Pasal 91. Peraturan desa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan2. Peraturan desa ini akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya, apabila kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di : PayamanPada tanggal : 19 Januari 2013KEPALA DESA PAYAMAN

CHALIMIN, S.Pd

PERATURAN KEPALA DESA SARIMAHIKECAMTAN CIPARAYKABUPATEN BANDUNGNOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANGRETRIBUSI PASAR DESA SARIMAHI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SARIMAHI

1. Bahwa Pasar Desa merupakan salah satu kontribusi terhadap peningkatan Penerimaan Pendapatan Desa;2. Bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa, perlu sarana perekonomian melalui pasar desa sebagai pusat interaksi sosial masyarakat perdesaan;3. Bahwa dalam rangka memberikan perlindungan dan mengoptimalkan fungsi pasar desa, perlu dilakukan penataan pasar desa;4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam poin 1, 2, dan 3, perlu menetapkan Peraturan Desa Sarimahi tentang Pengelolaan Pasar Desa;

1. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa;7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa;

MEMUTUSKAN

PERATURAN KEPALA DESA SARIMAHI TENTANG RETRIBUSI PASAR DESA.BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1Dalam Peraturan Desa Sarimahi ini, yang dimaksud dengan :1. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.2. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota.5. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mamiliki batas-batas wilayah berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.6. Desa atau yang disebut dengan nama lain sebagaimana pada poin 5 adalah Pemerintah Desa Sarimahi Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain dan selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.8. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi, sarana interaksi sosial budaya masyarakat, dan pengembangan ekonomi masyarakat.9. Pasar Desa adalah pasar tradisional yang berkedudukan di desa dan dikelola serta dikembangkan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa.10. Pasar Desa sebagaimana yang dimaksud pada poin 9 adalah Pasar Ciparay yang berkedudukan di Desa Sarimahi.11. Pasar antar Desa adalah pasar desa yang dibentuk dan dikelola oleh dua desa atau lebih.12. Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya masyarakat setempat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda, atau nama lain sejenisnya, yang dimiliki/dilelola oleh pedagang kecil menengah, dengan skala usaha kecil dan model kecil, dengan proses jual beli melalui tawar menawar.13. Pasar Modern adalah pasar yang dibangun oleh Pemerintah, swasta atau Koperasi yang berbentuk Mall, Hypermarket, Supermrket, Departemen Store, Shoping Centre, Mini Market, yang pengelolaannya dilaksanakan secara modern, mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada pada satu tangan, bermodal kuat dan dilengkapi label harga yang pasti.14. Retribusi Pasar Desa adalah pungutan atas jasa pelayanan yang diberikan pemerintah desa kepada pedagang.

BAB IIOBJEK SASARAN DAN JENIS RETRIBUSIPasal 2

Bagi setiap pedagang pemilik kios atau pedagang hamparan yang menggunakan tempat di lokasi Desa Sarimahi Pasar Ciparay diwajibkan membayar retribusi kepada Pemerintah Desa.

Pasal 3Jenis pungutan Retribusi pasar terdiri dari :a. Karcis Kios / Pedagang Hamparan ;b. Karcis Kios Roda Pedagang Sore/malam ;c. Karcis Dana Keamanan Hansip Pasar ;d. Karcis Dana Kebersihan Pasar.

BAB IIIBESARNYA RETRIBUSIPasal 4a. Retribusi Kios / Pedagang Hamparan (Pagi) sebesar Rp. 1.000,-b. Retribusi Kios Roda Pedagang Sore / malam sebesar Rpc. Retribusi Keamanan Pasar ditentukan oleh Pengelola Pasar Ciparay dibawah Koordinasi Mantri Pasard. Retribusi Kebersihan di lingkungan Pasar ditentukan oleh Pengelola Pasar Ciparay dibawah Koordinasi Mantri PasarPasal 5Untuk retribusi keamanan pasar dan Kebersihan di lingkungan pasar, dipungut dan dikelola oleh Pengelola Pasar Ciparay dibawah Koordinasi Mantri Pasar Ciparay.

BAB IVPetugas dan PengelolaPasal 6

(1) Petugas Kolektor retribusi pasar ditunjuk oleh Kepala Desa dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Desa ;(2) Pengelola Keuangan hasil Retribusi Pasar ditunjuk oleh Kepala Desa dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Desa ;

BAB VKETENTUAN PENUTUPPasal 7Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di SarimahiPada tanggal November 2014KEPALA DESA SARIMAHI

EDI SUPRIYADI