peraturan daerah kota sorong · web viewtata cara persyaratan dan penerbitan siup-mb sebagaimana...

22
-1- PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DI KOTA SORONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SORONG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk penertiban terhadap pengadaan, penyaluran dan penjualan minuman beralkohol di Kota Sorong maka perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian; b. bahwa untuk maksud dalam huruf a, sesuai ketentuan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pengaturan, Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Sorong tentang Pengawasan dan Pengendalian Penjualan Minuman Beralkohol di kota Sorong; Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 ); 2. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 3. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817); SALINAN

Upload: duongkhuong

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-1-

PERATURAN DAERAH KOTA SORONGNOMOR 18 TAHUN 2012

TENTANG

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DI KOTA SORONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SORONG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk penertiban terhadap pengadaan, penyaluran dan penjualan minuman beralkohol di Kota Sorong maka perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian;

b. bahwa untuk maksud dalam huruf a, sesuai ketentuan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pengaturan, Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol perlu ditinjau kembali;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Sorong tentang Pengawasan dan Pengendalian Penjualan Minuman Beralkohol di kota Sorong;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 );

2. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

3. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817);

4. Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

SALINAN

Page 2: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-2-

5. Undang - Undang Nomor 45 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah, Provinsi Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 173,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 45 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah, Provinsi Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3960);

6. Undang–Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Propinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884);

7. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

8. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

9. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

11. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 3: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-3-

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

12. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

13. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

15. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 136 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan Yang Dikecualikan Dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4050);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

20. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Repulik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

Page 4: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-4-

22. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2010 tentang Ketentuan Pengadaan, Pengedaran, Penjualan, Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PEWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SORONGdan

WALIKOTA SORONG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DI KOTA SORONG.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kota Sorong.2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Walikota adalah Walikota Sorong.4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sorong. 5. Pejabat adalah Pejabat yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan

daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perdagangan Kota Sorong.7. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang disebut PPNS adalah Penyidik Pegawai

Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah Kota Sorong.8. Surat Izin Usaha Perdagangan yang disebut SIUP adalah surat izin untuk

dapat melaksanakan Usaha Perdagangan. 9. Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol yang disingkat SIUP –

MB adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan khusus minuman beralkohol.

10. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destalisasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan ethanol atau dengan cara pengenceran minuman dengan ethanol yang terbagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu : - Golongan A adalah Minuman Beralkohol dengan kadar ethanol

(C2H5OH) 1% (satu persen) sampai dengan 5% (lima persen); - Golongan B adalah Minuman Beralkohol dengan kadar ethanol

(C2H5OH) lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen);

Page 5: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-5-

- Golongan C adalah Minuman Beralkohol dengan kadar ethanol (C2H5OH) lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (Lima puluh lima persen).

11. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan dibidang hukum yang berkedudukan di Kota Sorong.

12. Pengedaran Minuman Beralkohol adalah Penyaluran Minuman Beralkohol untuk diperdagangkan.

13. Pengedar Minuman Beralkohol adalah Perusahaan Impor Terdaftar (IT) pemilik Angka Pengenal Impor Umum (API / U) yang mendapat ijin khusus dari Menperindag untuk mengimpor Minuman Beralkohol.

14. Pemasok Minuman Beralkohol adalah Perusahaan Improtir Terdaftar (IT) Pemilik Angka Pengenal Impor Umum (API/U) yang mendapat ijin khusus dari Menteri untuk mengimpor Minuman Beralkohol.

15. Distributor adalah Perusahaan yang ditunjuk Importir Minuman Beralkohol untuk menyalurkan Minuman Beralkohol asal impor dan atau produksi dalam negeri.

16. Sub Distributor adalah Perusahaan yang ditunjuk oleh Distributor untuk menyalurkan Minuman Beralkohol di wilayah Kota Sorong.

17. Pengecer adalah Badan Usaha atau perorangan yang menjual secara eceran Minuman Beralkohol untuk diminum ditempat.

18. Penjual langsung untuk diminum adalah Perusahaan yang menjual Minuman Beralkohol untuk diminum ditempat.

19. Tim Pengawasan dan Penertiban adalah Tim yang dibentuk oleh Walikota yang beranggotakan instansi terkait di Daerah yang bertugas melakukan pengawasan dan penertiban peredaran minuman berlakohol serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

20. Hotel, Restauran dan Bar termasuk Pub dan Klab Malam adalah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Perundang – undangan yang berlaku dibidang Pariwisata.

21. Kawasan Pemukiman adalah tempat dibangunnya rumah sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Sorong.

22. Kas Daerah adalah salah satu Bank yang ditunjuk oleh Walikota.

BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol dimaksudkan dalam rangka menjaga ketentraman masyarakat dan untuk melakukan pembatasan jumlah minuman beralkohol yang beredar di tempat - tempat yang telah ditentukan, serta untuk memberikan jaminan dan kepastian hukum bagi seseorang, badan hukum, maupun masyarakat.

(2) Agar terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif di wilayah Kota Sorong.

BAB IIIPENGGOLONGAN MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 3

(1)Minuman beralkohol yang diperbolehkan terdiri dari beberapa golongan :

Page 6: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-6-

a. Minuman beralkohol Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) 1%(satu persen) sampai dengan 5% (lima persen);

b. Minuman beralkohol Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen);

c. Minuman beralkohol Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh lima persen);

(2)Minuman beralkohol Golongan B dan Golongan C merupakan kelompok minuman keras yang produksi, pengedaran dan penjualannya ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan.

Pasal 4

Jenis minuman beralkohol golongan A, B dan C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yang berasal dari produksi dalam negeri dan atau impor yang dapat dijual atau diperdagangkan mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IVPENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 5

Penjualan minuman beralkohol Golongan B dan C hanya diizinkan menjual minuman beralkohol untuk diminum langsung ditempat.

Pasal 6

Penjualan langsung minuman beralkohol Golongan B dan C hanya dizinkan menjual minuman beralkohol pada tempat-tempat sebagai berikut :a. Hotel berbintang dan Hotel melati;b. Restoran dan/atau Restoran yang menyatu dengan Hotel;c. Bar termasuk Pub, Klub malam, Tempat Karaoke, Diskotik, dan Toko.

BAB VPERIZINAN

Bagian PertamaIzin Penjualan

Pasal 7

Setiap orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan minuman beralkohol Golongan A, B dan C wajib terlebih dahulu mendapatkan izin dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Bagian KeduaProsedur dan Tata Cara Pemberian Izin SIUP-MB

Pasal 8

(1) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan SIUP-MB.

(2) Walikota / Pejabat yang ditunjuk selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya penyampaian permintaan oleh perusahaan

Page 7: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-7-

wajib mengeluarkan atau menerbitkan SIUP-MB atau menolak permintaan tersebut dengan alasan-alasan tertulis.

(3) Permohonan SIUP-MB paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya Surat Pemberitahuan dapat melengkapi persyaratan yang diminta.

(4) Dalam hal pemohon tidak melengkapi persyaratan yang diminta dimaksud pada ayat (3) Surat Permohonan SIUP-MB dinyatakan ditolak dan Pemohon dapat mengajukan Surat Permohonan SIUP-MB yang baru.

(5) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk berhalangan selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut pejabat yang berwenang dapat menunjuk satu pejabat setingkat lebih rendah yang bertindak untuk dan atas nama pejabat yang bersangkutan untuk menerbitkan SIUP-MB.

Pasal 9

Permohonan SIUP-MB wajib melengkapi persyaratan berupa :a. Surat Penunjukan dari Distributor sebagai Sub Distributor sebagai Penjual

langsung;b. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) khusus minuman beralkohol;c. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP);d. Rekomendasi dari Kepala Distrik dimana lokasi keberadaan perusahaan.

Pasal 10

(1) Permohonan SIUP-MB untuk distributor hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan telah berbadan hukum.

(2) Permohonan SIUP-MB untuk penjualan langsung hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan yang berbentuk badan hukum, perorangan atau persekutuan dengan melampirkan persyaratan yang telah ditentukan.

Pasal 11

(1) Sebelum menerbitkan SIUP-MB Walikota atau Pejabat yang ditunjuk harus melakukan penelitian langsung ke lapangan memeriksa keberadaan Perusahaan Pemohon SIUP-MB.

(2) Hasil pemeriksaan penelitian ke lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk Berita Acara Penelitian Lapangan.

(3) Kepada pemohon SIUP-MB dikenakan Biaya Penjualan Lapangan untuk pemeriksaan ke lapangan.

(4) Besarnya Biaya Peninjauan Lapangan ditetapkan oleh Walikota.

Pasal 12

Tata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 13

(1) SIUP-MB berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung mulai tanggal ditetapkannya dan selanjutnya dapat diperpanjang kembali sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

(2) SIUP-MB didaftarkan ulang (heregestrasi) sekali dalam 1( satu ) tahun.

Page 8: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-8-

Bagian KetigaTempat Penyimpanan Minuman Beralkohol

Pasal 14

(1) IT-MB, Distributor, Penjualan Langsung, Pengecer dan Penjualan Langsung dan/ atau Pengecer minuman beralkohol Golongan B yang mengandung rempah-rempah, jamu dan sejenisnya dengan kadar etanol setinggi-tingginya 15% (lima belas) persen wajib menyimpan minuman beralkohol digudang tempat penyimpanan minuman beralkohol.

(2) IT-MB, Distributor, Penjualan langsung, Pengecer dan Penjualan Langsung dan/ atau Pengecer minuman beralkohol Golongan B yang mengandung rempah-rempah, jamu dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencatat dalam kartu data penyimpanan setiap pemasukan dan pengeluaran minuman beralkohol Golongan A, Golongan B dan Golongan C dari gudang penyimpanan.

(3) Kartu data penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangn memuat jumlah, merk, tanggal pemasok barang ke gudang, tanggal pengeluaran barang dari gudang dan asal barang.

(4) Kartu data penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) harus diperlihatkan kepada petugas pengawas yang melakukan pemeriksaan.

(5) Petugas pengawas yang melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib disertai dengan Surat Tugas dan Tanda Pengenal.

Pasal 15

Pemberian izin tempat penyimpanan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 merupakan bagian yang telah diatur dalam Peraturan Daerah tentang Pergudangan atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Bagian KetigaPerubahan Data Ijin Usaha

Pasal 16(1) Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha minuman beralkohol yang

mengalami perubahan data izin usaha perdagangannya wajib mengganti Surat Izin Usaha Perdagangannya.

(2) Perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk perubahan data golongan minuman beralkohol baik dari golongan A menjadi golongan B atau C, golongan B menjadi golongan A atau C, dan golongan C menjadi golongan A atau B wajib mengganti SIUP yang dimilikinya.

BAB VILARANGAN PENJUALAN LANGSUNG MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 17(1) Setiap orang atau badan hukum dilarang menjadi penjual langsung

untuk diminum ditempat minuman beralkohol Golongan B dan C, kecuali yang telah ditentukan dalam Pasal 6;

Page 9: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-9-

(2) Setiap Orang atau badan hukum dilarang mengecer dan/atau menjual langsung untuk diminum ditempat minuman beralkohol:a. Warung / kios makanan dan/ atau minuman, gelanggang olahraga,

gelanggang remaja, tempat billiard, kantin rumah bebas, lokasi permainan dan ketangkasan, salon kecantikan, pedagang kaki lima, terminal, stasiun, kios, asrama, tempat kost, penginapan remaja, dan bumi perkemahan;

b. Berdekatan dengan tempat ibadah dan pendidikan jaraknya minimal 150 meter;

c. Tempat lokasi lainnya yang ditetapkan oleh Walikota.(3) Walikota dapat menetapkan tempat tertentu selain TP-MB untuk

pengecer yang menjual minuman beralkohol golongan B dan C dalam kemasan dengan persyaratan sebagai berikut:a. Setiap pengecer yang menjual minuman beralkohol golongan B

dan/atau golongan C dalam kemasan harus menempatkan secara terpisah dengan penjualan barang lainnya dan memiliki kasir tersendiri.

b. Penjualan eceran minuman beralkohol sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a harus disertai dengan kartu Identitas Pembeli yang menunjukan telah berusia 21 (dua puluh satu ) tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Walikota selain menetapkan tempat tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) juga dapat menetapkan tempat lainnya bagi penjualan langsung untuk diminum dan pengecer untuk menjual minuman beralkohol golongan B dalam kemasan yang mengandung rempah-rempah, jamu dan sejenisnya dengan kadar ethanol paling banyak 15 (lima belas) persen.

Pasal 18Penjualan langsung minuman beralkohol dan pengecer minuman beralkohol dilarang menjual minuman beralkohol kepada Warga Negara Indonesia dan/atau warga Negara Asing yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk dan/atau Kartu Identitas lainnya.

BAB VIILARANGAN MEMINUM LANGSUNG MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 19Setiap orang dilarang meminum langsung minuman beralkohol dengan Golongan B dan C pada tempat-tempat sebagai berikut :a. Tempat-tempat keramaian umum seperti pesta-pesta;b. Tempat-tempat terbuka yang terlihat oleh umum;c. Tempat-tempat melakukan peribadatan;d. Gedung-gedung / lembaga pendidikan baik formal maupun non formal;e. Kantor atau Tempat Kerja, Pasar, Mall, Plaza, Rumah Sakit.

Pasal 20Setiap orang dilarang mabuk-mabukan akibat meminum minuman beralkohol kecuali ditempat yang telah ditentukan.

Page 10: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-10-

BAB VIIIPENGAWASAN

Pasal 21(1) Pengawasan Pengedaran dan Penjualan minuman beralkohol yang diatur

dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan secara Instansional di bawah koordinasi Walikota.

(2) Pengawasan dalam rangka pengendalian peredaran minuman beralkohol di Kota Sorong dilakukan terhadap IT-MB, distributor dan sub-distributor dengan menggunakan label Daerah Kota Sorong pada minuman golongan A, B, dan C yang masuk di Kota Sorong dengan klasifikasi:a. Minuman golongan A berlabel warna Kuning;b. Minuman golongan B berlabel warna Hitam; danc. Minuman golongan C berlabel warna Merah;

(3) Jumlah dan jenis minuman beralkohol golongan A, B, dan C yang masuk dan keluar dari Pelabuhan Sorong ke gudang Sub Distributor harus mendapatkan rekomendasi dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(4) Dalam hal untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Walikota Sorong dapat membentuk Tim Terpadu.

(5) Kegiatan Tim Terpadu dan biaya percetakan label daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sorong.

BAB IXPELAPORAN

Pasal 22(1)Penjualan Langsung dan / atau Pengecer Wajib menyampaikan laporan

retribusi penjualan minuman beralkohol kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

(2)Penjualan langsung dan / atau pengecer minuman beralkohol Golongan B mengandung rempah-rempah, jamu dan sejenisnya wajib melaporkan realisasi penjualan minuman beralkohol Golongan B kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

(3)Penyampaian laporan sebagaimana domaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan setiap triwulan berdasarkan tahun kalender yang berjalan.

(4)Penjual dan Pengecer wajib memberikan informasi mengenai kegiatan usahanya apabila sewaktu-waktu diminta keterangan oleh Walikota.

(5)Bentuk laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Walikota.

BAB XSANKSI ADMINISTRASI

Pasal 23(1) Penjual atau/ Pengecer yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 11, dan Pasal 17 dikenakan administrasi berupa peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 1 (satu) tahun.

(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(3) Selama SIUP-MB diberhentikan sementara Distributor, Penjual dan/atau Pengecer dilarang melakukan kegiatan usaha pengedaran dan/atau penjualan minuman beralkohol.

Page 11: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-11-

(4) SIUP-MB yang telah diberhentikan sementara dapat diberlakukan kembali apabila yang bersangkutan mengindahkan peringatan tertulis dengan melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 24

(1) Distributor, penjual atau / Pengecer yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikenakan sanksi administrasi berupa pemberhentian sementara SIUP-MB oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Apabila Distributor, penjual atau/pengecer tidak mengindahkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari Walikota dapat menjatuhkan sanksi administrasi berupa pencabutan SIUP-MB.

(3) Distributor, Penjual atau / pengecer yang telah dicabut SIUP-MBnya dapat mengajukan keberatan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan keberatan dapat menerima atau menolak permohonan.

(4) Permohonan disampaikan kepada Walikota atau penjabat yang ditunjuk dengan disertai alasan-alasan dan bukti dukungan.

(5) Apabila permohonan keberatan dapat diterima maka Walikota dapat menerbitkan kembali SIUP-MB yang telah dicabut.

BAB XIPENYITAAN DAN PEMUSNAHAN

Pasal 25

(1) Dalam rangka pelarangan peredaran minuman beralkohol di Kota Sorong setiap minuman beralkohol yang beredar tidak memiliki ijin harus dilakukan penyitaan untuk dimusnahkan.

(2) Tata cara penyitaan dan pemusnahan minuman beralkhol dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 26

(1) Pemusnahan minuman beralkohol dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :a. Dalam hal pemusnahan minuman beralkohol dilaksanakan masih

dalam tahap penyelidikan dan /atau penyidikan, dilakukan oleh Penyidik Penjabat Kepolisian Negara Republik Indonesia atau PPNS dengan disaksikan oleh Pejabat Kejaksaan, Pejabat Pemerintah Daerah serta Pihak terkait lainnya;

b. Dalam hal pemusnahan minuman beralkohol dilaksanakan setelah putusan pengadilan yang sudah memperoleh kekuatan Hukum tetap, dilakukan oleh Pejabat Kejaksaan dan disaksikan oleh Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Pemerintah serta Pejabat dari Instansi terkait lainnya.

(2) Pemusnahan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan pembuatan Berita Acara yang sekurang-kurangnya memuat:

Page 12: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-12-

a. Nama, jenis, sifat dan jumlah;b. Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun dilakukan

pemusnahan;c. Keterangan mengenai pemilik atas asal minuman beralkohol;d. Tanda tangan dan Identitas lengkap pelaksana dan pejabat yang

menyaksikan pemusnahan.

BAB XIIPERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 27

Masyarakat mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu upaya pencegahan, pemberantasan, peredaran, penjualan dan penggunaan minuman beralkohol melalui:a. Memberikan informasi adanya peredaran dan penjualan minuman

beralkohol kepada instansi yang berwenang;b. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kasus yang terjadi yang

berhubungan dengan peredaran dan penjualan minuman beralkohol.

BAB XIIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 28

(1) Barang siapa melanggar ketentuan pasal 5, pasal 15 diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan merampas barang bukti untuk di musnahkan dimuka umum.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan pada Kas

daerah.(4) Tanpa mengurangi arti ketentuan ancaman pidana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya.

BAB XIVKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 29

(1) Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak Pidana, Penyidikan atas tindakan Pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Peraturan daerah ini, juga dapat dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota yang pengangkatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:

Page 13: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-13-

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana;

b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan;

c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dari kegiatannya dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

d. Melakukan penyitaan benda atau surat;e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang tersangka;f. Memanggil orang untuk di dengar dan periksa sebagai tersangka

atau sanksi;g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya

dengan pemeriksaan perkara;h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk

dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik Pegawai Negeri sipil membuat berita acara sebagai tindakan tentang:

a. Pemeriksaan tersangka;b. Pemasukan rumah;c. Penyitaan barang;d. Pemeriksaan sanksi;e. Pemeriksaan tempat kejadian;f. dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidik

Polisi Negara Republik Indonesia.

(4) Penyidik sebagaimana di maksud pada ayat (1) pasal ini selanjutnya memproses sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

BAB XVKETENTUAN PENUTUP

Page 14: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-14-

Pasal 30

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kota Sorong nomor 5 Tahun 2006 tentang Pengaturan, Pengawasan Dan Pengendalian Minuman Beralkohol di Kota Sorong dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.

Pasal 31

Peraturan daerah ini berlaku pada tanggal di undangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kota Sorong

Ditetapkan di Sorongpada tanggal 16 – 5 - 2012WALIKOTA SORONG,

CAP / TTDDrs. J. A. JUMAME, MM

Diundangkan di Sorongpada tanggal 16 – 5 - 2012Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA SORONG,

CAP / TTD dr. H. E. SIHOMBING, MM

PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c) NIP. 19590603 198610 1 002

LEMBARAN DAERAH KOTA SORONG TAHUN 2012 NOMOR 18

SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYAa.n. SEKRETARIS DAERAH KOTA SORONG

KEPALA BAGIAN HUKUMCAP / TTD

SUKIMAN, S.Sos, MHNIP.19580510 199203 1 005

Page 15: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-15-

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SORONGNOMOR 18 TAHUN 2012

TENTANG

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENJUALANMINUMAN BERALKOHOL DI KOTA SORONG

I. U M U M

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 maka Peraturan Daerah yang lama ditinjau kembali dan disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang yang baru (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).Sebagai dasar Hukum bagi aparatur Pemerintah Daerah khususnya Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian terhadap perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan usaha penjualan minuman beralkohol.Dalam Peraturan Daerah ini telah diatur ketentuan-ketentuan bagi perusahaan maupun masyarakat yang diperbolehkan sebagai tempat ataupun lokasi untuk penjualan minuman beralkohol. Sebagai landasan hukum dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap peredaran minuman beralkohol di Kota Sorong maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengawasan dan Pengendalian Penjualan Minuman Beralkohol.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas

Pasal 2 Cukup jelas

Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup Jelas

Pasal 5

-2-

Page 16: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-16-

Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas

Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas

Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup Jelas

Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas

Pasal 15 Cukup jelas

Pasal 16 Cukup jelas

Pasal 17 Cukup jelas

Pasal 18 Cukup jelas

Pasal 19 Cukup jelas

Pasal 20 Cukup jelas

Pasal 21 Cukup jelas

Pasal 22 Cukup jelas

Pasal 23 Cukup jelas

Pasal 24 Cukup jelas

Pasal 25

-3-

Page 17: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-17-

Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas

Pasal 27 Cukup jelas

Pasal 28 Cukup jelas

Pasal 29 Cukup Jelas

Pasal 30 Cukup jelas

Pasal 31 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SORONG TAHUN 2012 NOMOR 18

Page 18: PERATURAN DAERAH KOTA SORONG · Web viewTata cara persyaratan dan penerbitan SIUP-MB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal 8 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ditetapkan

-18-

PE

PERATURAN DAERAH KOTA SORONGNOMOR 18 TAHUN 2012

TENTANG

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENJUALAN

MINUMAN BERALKOHOL DI KOTA SORONG

PEMERINTAH KOTA SORONGTAHUN 2012