perancangan pasar kuliner di kota banjarnegara

12
Nurul Ichsan, Desrina Ratriningsih / Jurnal SENTHONG 2019 863 PENERAPAN ARSITEKTUR HUMANISME DALAM PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA Nurul Ichsan, Desrina Ratriningsih Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Teknologi Yogyakarta [email protected] Abstrak Banjarnegara adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang beribukota di Banjarnegara. Salah satu yang terkenal dari Banjarnegara adalah kulinernya. Banyak pedagang kaki lima berjualan di pinggir- pinggir jalan yang lambat laun mengakibatkan terganggunya lalu lintas. Alun-alun Banjarnegara ini terbilang cukup ramai, dengan adanya Car Free Day pada setiap hari Minggu sehingga jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di area sekitar Alun-alun Banjarnegara semakin bertambah. Pasar Kuliner adalah sebuah pusat wisata makanan yang terdiri dari gerai-gerai (counters) makanan yang menawarkan aneka menu yang variatif. Ide perancangan Pasar Kuliner ini diharapkan dapat memberikan wadah yang aman dan nyaman bagi pedagang dan pembeli, serta mengatasi masalah kepadatan lalu lintas di jalan Alun-Alun Kota Banjarnegara. Pendekatan konsep Arsitektur Humanisme, didasarkan pada kebutuhan dasar manusia dalam hal ini, pedagang, pengelola, dan pengunjung atau pembeli. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, dilaksanakan dengan mengumpulkan kemudian melakukan analisa data untuk memperoleh konsep perencanaan dan perancangan. Metode perencanaan meliputi studi pustaka, observasi lapangan untuk mengetahui tapak eksisting, studi banding dan analisis berdasarkan teoti-teori arsitektur humanis, yang kemudian digunakan sebagai solusi perancangan dalam desain. Kata kunci: banjarnegara, arsitektur humanisme, pasar kuliner, redesain 1. PENDAHULUAN Banjarnegara adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang beribukota di Banjarnegara. Salah satu yang terkenal dari Banjarnegara adalah kulinernya. Kuliner di Banjarnegara antara lain buntil, jenang salak, kripik jamur dieng dan minuman tradisional dawet ayu. Diantara kuliner khas tersebut, yang telah berhasil menasional adalah Dawet Ayu. Dawet Ayu khas Banjarnegara ini minuman yang terdiri dari santan, air gula jawa atau juruh dan isinya dawet yang terbuat dari tepung beras dan tepung beras ketan. Pada area pusat kota, khususnya di Jalan Alun- Alun, banyak ditemukan pedagang kaki lima atau PKL yang berjualan. Jalan Alun-alun Banjarnegara ini terbilang cukup ramai, dengan adanya Car Free Day pada setiap hari Minggu sehingga jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di area sekitar Alun-alun Banjarnegara semakin bertambah. Ramainya pedagang Kali Lima yang berjualan lambat laun menyebabkan kemacetan dan terganggunya lalu lintas. Pada masa sekarang, kuliner khas Banjarnegara perlu untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas, khususnya untuk mereka yang kebetulan berkunjung atau hanya sekedar singgah di Kota Banjarnegara. Dengan adanya kebutuhan ini dirancanglah sebuah fasilitas yang berfungsi selain untuk memperkenalkan kuliner Kota Banjarnegara juga sebagai wadah para pedagang kaki lima untuk berjualan. Potensi pedagang kaki lima yang ada dapat dimanfaatkan menjadi culinary area dengan dilakukan penataan (Ratriningsih, 2017).

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

NurulIchsan,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019

863

PENERAPANARSITEKTURHUMANISMEDALAMPERANCANGANPASARKULINERDIKOTABANJARNEGARA

NurulIchsan,DesrinaRatriningsih

ProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasTeknologiYogyakartasembilansan@gmail.com

Abstrak

BanjarnegaraadalahsalahsatukabupatendiprovinsiJawaTengahyangberibukotadiBanjarnegara.SalahsatuyangterkenaldariBanjarnegaraadalahkulinernya.Banyakpedagangkakilimaberjualandipinggir-pinggir jalanyang lambat launmengakibatkanterganggunya lalu lintas.Alun-alunBanjarnegara ini terbilangcukupramai,denganadanyaCarFreeDaypadasetiaphariMinggusehinggajumlahpedagangkakilimayangberjualan di area sekitar Alun-alun Banjarnegara semakin bertambah. Pasar Kuliner adalah sebuah pusatwisatamakananyangterdiridarigerai-gerai(counters)makananyangmenawarkananekamenuyangvariatif.Ide perancangan Pasar Kuliner ini diharapkan dapat memberikan wadah yang aman dan nyaman bagipedagangdanpembeli,sertamengatasimasalahkepadatan lalu lintasdi jalanAlun-AlunKotaBanjarnegara.Pendekatan konsep “Arsitektur Humanisme”, didasarkan pada kebutuhan dasar manusia dalam hal ini,pedagang, pengelola, dan pengunjung atau pembeli. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif,dilaksanakan dengan mengumpulkan kemudian melakukan analisa data untuk memperoleh konsepperencanaan dan perancangan. Metode perencanaan meliputi studi pustaka, observasi lapangan untukmengetahui tapak eksisting, studi banding dan analisis berdasarkan teoti-teori arsitektur humanis, yangkemudiandigunakansebagaisolusiperancangandalamdesain.Katakunci:banjarnegara,arsitekturhumanisme,pasarkuliner,redesain

1.PENDAHULUANBanjarnegara adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang beribukota di

Banjarnegara.SalahsatuyangterkenaldariBanjarnegaraadalahkulinernya.KulinerdiBanjarnegaraantara lain buntil, jenang salak, kripik jamur dieng danminuman tradisional dawet ayu. Diantarakuliner khas tersebut, yang telah berhasil menasional adalah Dawet Ayu. Dawet Ayu khasBanjarnegara iniminumanyangterdiridarisantan,airgula jawaatau juruhdan isinyadawetyangterbuatdari tepungberasdantepungberasketan.Padaareapusatkota,khususnyadi JalanAlun-Alun,banyakditemukanpedagangkaki limaatauPKLyangberjualan.JalanAlun-alunBanjarnegaraini terbilang cukup ramai, dengan adanya Car Free Day pada setiap hariMinggu sehingga jumlahpedagang kaki lima yang berjualan di area sekitar Alun-alun Banjarnegara semakin bertambah. Ramainya pedagang Kali Lima yang berjualan lambat laun menyebabkan kemacetan danterganggunyalalulintas.

Pada masa sekarang, kuliner khas Banjarnegara perlu untuk diperkenalkan kepadamasyarakatluas,khususnyauntukmerekayangkebetulanberkunjungatauhanyasekedarsinggahdiKotaBanjarnegara.Denganadanyakebutuhaninidirancanglahsebuahfasilitasyangberfungsiselainuntuk memperkenalkan kuliner Kota Banjarnegara juga sebagai wadah para pedagang kaki limauntuk berjualan. Potensi pedagang kaki lima yang ada dapat dimanfaatkanmenjadi culinary areadengandilakukanpenataan(Ratriningsih,2017).

Page 2: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

864

Secara umum Pasar Kuliner dapat dideskripsikan menjadi, pasar adalah tempat orangmelakukankegiatan jualbeli (KBBI,2019), sedangkankulineradalahsesuatuyangbiasadigunakanuntukmerujukpadapadahalyangberhubungandenganmemasakatauprodukmakananyangsiapdihidangkanmelaluiproses kegiatanmemasak (Fadhila, 2015).DijelaskanpulaolehFadhila (2015)bahwakarakteristik fisikdariprodukmakanandanminumanantara lain : kualitas, carapenyajian,susunan menu, porsi makanan, dekorasi ruang maupun pengaturan meja. Sehingga dapatdisimpulkanbahwapasarkulineradalahsebuahtempatdimanaorangberjualbeli, tempatpenjualyang inginmenukarbarang atau jasadenganuangdanpembeli yang inginmenukaruangdenganbarang atau jasa, dalamhal ini berhubungan denganmasak-memasak, yaitu kuliner. PerancanganPasarKulinerBanjarnegara tidakhanyamenyediakanmakanandanminumannamun jugasuasanalingkunganyangdijadikanobjektujuanwisata.

Proses perancangan Pasar Kuliner Banjarnegara ini mengambil pendekatan arsitekturhumanismeyaitusuatugagasanyangmengkaitkandenganteoridariAbrahamMaslowtentanglimakebutuhandasarmanusia(HumanNeeds).MelaluidesainPasarKulinerBanjarnegarainidiharapkandapat memenuhi kebutuhan pengguna, dari sisi psikologis, safety, belonging,esteem danactualizationsekaligussebagaifasilitas-fasilitasyangdapatmenunjangsegalakegiatandanaktifitaswisata di Kota Banjarnegara serta mampu menjadi tempat berkesan bagi para pengunjung yangdatangdenganadanyaPasarKuliner

Gambar1HirarkiKebutuhanManusiaAbrahamMaslow

Sumber:Lang,1987

Masih menurut Lang, 1987 , Arsitektur Humanis juga dapat dideskripsikan juga sebagaiberikut:

Tabel1AnalisisHumanNeedsJonLang

PHYSIOLOGICAL Perlindungan(Shelter),AccestoService

SAFETY Orientation,Privacy,Teriotoriality

BELONGING CommunalSetting,SymbolicAesthetic,AccestoService

ESTEEM Personalization,SymbolicAesthetic,

ACTUALIZATION Choice,DevelopmentOpportunities

Sumber:Lang,1987

Page 3: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

NurulIchsan,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019

865

DariteoriHumanNeedsAbrahamMaslowdanJonLangdapatdisimpulkandalamkerangkakonsepsebagaiberikut:

1. KebutuhanFisiologis(physiologicalneeds)

Merupakan kebutuhan dasar dalam hirarkhi. Kebutuhan untuk bertahan hidup, sepertiadanyaudara,makanandantempatuntukberlindung.(Lang,1994)

2. KebutuhanRasaAman(safetyneeds)

Kebutuhan akan keselamatan yang terkait dengan faktor human needs yang lain, palingutamaterkaitdenganPsycologicalNeeds.Secarapsikis,jikaberadadisuatutempat,manusiaharusmerasa aman dari berbagai macam gangguan fisik yang bisa bersumber dari faktor alam, sepertibencana alam. Elemen manusia, seperti kejahatan maupun dari faktor lingkungan sekitar kita,seperti kondisi lalu lintas yang padat, atau yakin bahwamanusia berada di suatu bangunan yangkokohsecarastrukturdankonstruksi.Manusia jugaperlusecarapsikologisaman,memilikikendaliatas lingkungan,untukmengetahuidimanamerekaberadadi ruangdanwaktu, agar tidakhilangsecara sosial atau fisik. Selain itu, ada kebutuhan untuk privasi dari kecaman untuk melakukanberbagaikegiatandanuntukmengembangkankepercayaandiri.(Lang,1994)

Dalammemenuhikebutuhankeselamatanpengguna,perancanganPasarKulinerjugaharusmemenuhi beberapa kriteria bangunanpublik, diantaranya harus :Responsive, yang berarti ruangpublikterencana&terkelolauntukmemenuhikebutuhanpengguna.Democratic,melindungihak-hak kelompok pengguna, dimiliki bersama, tempat manusia belajar hidup bersama. Meaningful,yang menjadikan orang/pengguna terhubung kuat dengan tempat tersebut, dengan kehidupanpribadinyadandenganduniayanglebihluasdalamkonteksfisik&sosial.(Ratriningsih,2017).

Selain itu, dalam pemenuhan rasa aman juga sangat terkait dengan unsur privacy danteritori. Privacy adalah kemampuan individu atau kelompok untuk mengontrol interaksi denganindividu/kelompoklainsecaravisual,audial,danbau(Lang,1987).Privasipadadasarnyamerupakankonsep yang terdiri atas proses 3 dimensi. Pertama, privasi merupakan proses pengontrolanboundary. Artinya, pelanggaran terhadap boundary ini merupakan pelanggaran terhadap privasiseseorang. Kedua, privasi dilakukandalamupayamemperolehoptimalisasi. Seseorangmenyendiribukan berarti ia ingin menghindarkan diri dari kehadiran orang lain atau keramaian, tetapi lebihmerupakan suatu kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu. Ketiga, privasi merupakan prosesmultimekanisme. Artinya, ada banyak cara yang dilakukan orang untukmemperoleh privasi, baikmelalui ruang personal, teritorial, komunikasi verbal, dan komunikasi non-verbal. (Gifford dalamHelmi,1999).

Ruangpersonaladalahruangdi sekeliling individu,yangselaludibawakemanasajaorangpergi, dan orang akanmerasa terganggu jika ruang tersebut diinterferensi. (Gifford dalam Helmi,1999). Dalam penataan sebuah ruang, diperlukan jarak yang sesuai dengan konsep ruang yangdiinginkanatauyangdisebutproxemics.

Menurut Lang, 1987, teritori berupa ruang (space) dimana seseorang atau kelompokmenggunakan dan mempertahankannya sebagai batas yang ekskusif. Teritori berfungsi sebagaitatanantempatyangmemenuhiprivasimelaluikontrol teritorimenjadipentinguntukpemenuhanKebutuhanDasarManusia(HumanNeeds). Terdapatkarakteristikteritori,antaralain:kepemilikan

Page 4: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

866

atauhakatastempat,penandaanarea,hakpertahananmelawanganguan,danfungsipemenuhankebutuhanfisikhinggakebutuhankognitif&estetis.

3. KebutuhanRasaMemiliki(belongingneeds)

Kebutuhan ini menekankan pada kebutuhan manusia untuk mencintai dan dicintai sertasalingmemilikisebagaisesamamanusia.Rasamencintaidanmemilikimencangkupaspekyangluas,dapatberupaperhatian,kedekatan,kebutuhanditerima,dandiantarateman-temannya.(Hariyono,2014).

4. KebutuhanakanHargaDiri(esteemneeds)Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan

kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian. Sedangan yang kedua adalahkebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggappentingdanapresiasidarioranglain.(Hariyono,2014).

5. KebutuhanAktualisasiDiri(selfactualization)

Kebutuhan ini mengarah pada keinginan seseorang untuk mengembangkan kapasitaskerjanyadenganbaikyangseringkalinampakpadahal-halyangsesuaiuntukmencapaicitradancitadiri seseorang. Motivasi kerja sangat diperlukan dalam kemampuan manajemen untuk dapatmensinkronasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitasorganisasiyanglebihbaik.(Hariyono,2014).

2.METODEPENELITIAN

Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, dilaksanakan dengan mengumpulkankemudian melakukan analisa data untuk memperoleh konsep perencanaan dan perancangan.Metodeperencanaanmeliputistudipustaka,observasilapanganuntukmengetahuitapakeksisting,studibandingdananalisisberdasarkanteoti-teoriarsitekturhumanis.Metodeperancanganberbasisarsitekturhumanissertamenggunakanmetodepemodelanbaikmodelkonseptualdanmodelfisik.

Gambar2PetalokasiPasarKulinerBanjarnegara

Sumber:GoogleEarth,diolahpenulis,2018

Page 5: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

NurulIchsan,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019

867

LokasiSiteberadapadapusatkotaBanjarnegarayangterdapat fasilitaspendukungsepertihotel,terminal,sertalokasisiteyangtepatpadajalanutamayaituJl.RayaBrengkrokBanjarnegara.Siteinimemilikiluasan0.8Ha,dekatdenganalun-alunkotaBanjarnegara.Potensiyangdimilikisiteini adalah letak site yang berada di pusat kota dimana untuk para pengunjung dengan mudahmencapainya.

3. HASILDANPEMBAHASAN

KonsepGubahanMassa

Gambar3

ProsesDesainMassaBangunanPasarKuliner

Proses Desain massa bangunan Pasar Kuliner dilakukan sesuai dengan fungsi dan zonabangunan yang telah ditentukan, dari zona utama, zona servis, dan zona pendukung, sertamengaitkandengan teoriAbrahamMaslowdan JohnLang tentang limakebutuhandasarmanusia(Human Needs). Dari tersedianya lahan atau tempat untuk perancangan pasar kuliner dan hasilperancanganberupabangunanyangbertujuanuntukmemfasilitasiparaPedangangKakiLimauntukberdagangdengantempatyangnyaman,aman,sertalengkapdenganfasilitaspublikbersama,danjugamembukapeluangwisatakulinerdiBanjarnegaradengandesainbangunanyangmemilikicitraberbedadaribangunandisekitarnya,menjadikansebagaiestetikasimbolik.

1. PhysiologicalNeeds(Shelter,AccestoService)

Perancangan pasar kuliner, Pedagang Kaki Lima sudah memiliki shelter permanen untukberdagang,sehinggaterhindardarihujan,panassecaralangsung.Shelterataugeraiuntukpedagangkakilimajugadidesainsesuaidenganstandar.

Gambar4PenerapanPhysiologicalNeedspadadesainPasarKuliner

Page 6: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

868

Gambar5VisualisasiInteriorPasarKuliner

Acces to Service , memisahkan akses pengunjung dengan kegiatan servis sehingga

pengunjungtidakakanterganggudenganaktifitassirkulasidroppingbarang.

Gambar6PenerapanAccestoServicepadadesainPasarKuliner

Kebutuhan paling mendasar dalam penerapan desain pasar kuliner Banjarnegara, yaitu

kebutuhan fisiologis. Pangan, papan, sebagai faktor penting dalam hal ini. Dengan adanya pasarkuliner disini dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk menusia, serta papan yang permanensebagaitempatuntukmemfasilitasiparaPKLyangberdagangdipinggirjalan.

Page 7: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

NurulIchsan,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019

869

2. SafetyNeeds(Orientation,Privacy,Territoriality)

Kebutuhan ini menekankan pada rasa aman, tentram, dan jaminan seseorang dalammelakukan aktifitas. Secara psikis, pengunjung Pasar Kuliner merasa aman dari berbagai macamgangguan fisik yang bisa bersumber dari faktor alam, seperti panas, hujan dan angin. Penerapandesain Pasar Kuliner tetap memanfaatkan cahaya matahari dan angin sebagai pencahayaan danpenghawaanlangsungtetapimasihnyamandidalamruangansertaterhindardarihujan.

Gambar7

PenerapanSafetyNeedspadadesainPasarKulinerPerancanganPasarKulinermenggunakankonstruksibentanglebarsupayadapatmemenuhi

seluruhkebutuhanpengguna.Rangkaspaceframedigunakanpadadesaindengandenganharapandapatmemenuhikebutuhanrasaamanpengguna.

Gambar8

PenerapanStrukturdanMaterialpadaBangunan

PrivacydanTeritoriPerancanganPasarkulinerberadaJl.RayaBrengkrokBanjarnegara.Denganbatasyangjelas

dari lingkungan sekitar untukmemperkuat teritori. Pembagian Zonasi ruang dirancang agar dapatmemberibatasantarpengguna,baikitupengunjungyangakanmakan,pedagangkakilimamaupunpengelola.

Page 8: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

870

Gambar9

Penerapanzonasiruang

Desain ruang makan Pasar Kuliner mengelompok membentuk kelompok kecil yangmengakibatkan privasi setiap kelompok terbentuk. Terdapat jarak yang sesuai antara areamakandengan ruang servis atau pelayan. Setiap area makan yang harus memiliki standar dalampenataannya, agar dapatmembuatprivacy pengunjung terjaga, seperti pada ruangmeeting yangdibatasi dengan dinding partisi kayu yang fleksibel untuk membatasi dengan ruang makanpengunjungagarprivacydalamruangmeetin`glebihterjaga.

Gambar10

PenerapanprivacypadalayoutruangmakanPasarKuliner

3. BelongingNeeds(CommunalSetting,SymbolicAesthetic)

Massa bangunan yang memiliki sisi miring pada arah timur, agar dapat berorientasimenghadap area communal setting pada sisi sebelah timur yang berupa ruang terbuka denganfasilitaspanggungpertunjukandimanasebagaiviewpositifbuatanpadabangunan.

Gambar11PenerapanBelongingNeeds

Page 9: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

NurulIchsan,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019

871

Gambar12AreaPublikCommunalSetting

Sebuah area publik terbuka sebagai tempat untuk menciptakan suatu Communal Setting

yangmemilikiambiencemenarik,sertasenseofbelonging,rasamemiliki,terbukauntuksemuayangdatangmengunjungipasarkuliner.Pengunjungdapatmenikmatisuasanalingkungansekitardengansesama, saling mengenal berinteraksi tanpa suatu halangan, dimana setiap orang bebasmenikmatinya.

4. EsteemNeeds(Personalization,SymbolicAesthetic)

Padapenerapandisini,membuatsuaturuangyangdapatmempengaruhisetiaporangagarmemunculkanhargadiriorangtersebutdenganpeletakanentranceyangterbukasertaelevasilantaiyangberbeda.

Gambar13PenerapanEsteemNeeds

Bentukbangunanpunsangatmenonjoldibandingkandenganbentukbangunan-bangunandi

sekitar,agardapatmenjadibangunanyangsimbolikdikawasanini.

Gambar14KonsepdanTampakFasadBangunan

Page 10: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

872

5. SelfActualizationNeeds(Choice,DevelopmentOpportunities)

Pada penerapan ini desain mengarah pada bentuk massa bangunan dan tampilan fasadbangunanyangmenarikperhatianmasyarakat,danjugabangunanlebihmeninjoldaribangunandisekitarnya, serta memunculkan citra dari bangunan pasar kuliner ini. Selain menarik perhatianpengunjung, juga bertujuan untuk mengembangkan peluang kuliner yang ada di BanjarnegaradenganadanyaPKLyangyangberjualan,sertapeluanguntukwisatanya.

Gambar14PenerapanSelfActualizationNeeds

Gambar15PerspektifBangunanMataManusia

Sebagaimana mestinya dalam mendesain sebuah bangunan pasar kuliner, yang harus

memperhitungkanpengelolaan ruangdan saranaprasaranayangmewadahibagiparapengunjungyang datang, sehingga dapat menunjang kegiatan dalam sebuah wadah atau pusat yangmenyediakansegalasesuatumakanankhasdaerahdenganpendekatanarsitekturhumanismepadabangunan.

Page 11: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

NurulIchsan,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019

873

4.KESIMPULANDANSARAN

Pembahasan mengenai penerapan arsitektur humanis, yaitu berkaitan dengan teori dariAbrahamMaslowtentanglimakebutuhandasarmanusia(humanneeds),sertapenjabaranteoridariJohn Lang, yaitu kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan rasa aman (safety needs),kebutuhan rasa memiliki (belonging needs), kebutuhan akan harga diri (esteem needs), dankebutuhanaktualisasidiri(selfactualization),antaralain:

Tabel2

PenerapanArsitekturHumanisdalamperancanganPasarKuliner

ArsitekturHumanis PencapaianDesain

PhysiologicalNeeds Shelter ShelterpermanenuntukberdagangPedagangKakiLima

DesainstandaruntukshelterPedangangKakiLima

AccestoService

Akses sirkulasi yangmembedakan zonauntukpelayanan,pengunjung, service loading dock dengan perbedaanmaterial,warna,sertadapatmenggunakanfurniture.

SafetyNeeds Orientation Desainbangunanpasarkulineramandariangindanhujantetapitetapmemanfaatkancahayadananginalami

Privacy terdapat ruang khusus untuk aktivitas tertentu, yaituRuangmeeting

jarak dan standar ruang makan (era makan yangberkelompok)denganareaservis

Territoriality pembatas area atau lahan yang jelas terdahapbangunansekitar.

pemisahanzonasiruangpublik,privat,servis

BelongingNeeds CommunalSetting

Ruang publik dengan media untuk para pengunjungmengungkapkan rasa afeksi dan perhatian diantarasesamamanusia.

SymbolicAesthetic

Sebuahruangyangmemilikikesanrasamemiliki/senseofbelongingdimanasetiappenggunadapatsalingmemiliki.

EsteemNeeds Personalization Layoutpenataanruangyangdapatmemperlihatkanhargadiri seseorang ketika masuk dalam bangunan, sepertisebuahramppadaareaentrancebangunan.

SymbolicAesthetic

Sebuahruangyangmemilikikesanrasamemiliki/senseofbelongingdimanasetiappenggunadapatsalingmemiliki.

Page 12: PERANCANGAN PASAR KULINER DI KOTA BANJARNEGARA

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

874

SelfActualizationNeeds

Choice Pemilihan sasaran pengunjung dengan melihat kontekssekitar yang dapat mempengaruhi tampilan bangunanuntukmemunculkancitradaribangunanini.

DevelopmentOpportunity

PotensikulinerbanjarnegaradenganbanyaknyaPKLdapatdikembangkan dengan sebuah wisata kuliner berupapasarkuliner.

Penerapan teori-teori tersebut pada Perancangan Pasar Kuliner Banjarnegara diharapkandapatmenyelesaikanpersoalanuntukmemenuhikebutuhan,baikpedagangkakilimayangberjualanmaupunpengunjung,sehinggadapatmenjadiwadahuntukberjualanditempatyangaman,nyaman,danpermanensertadapatmenunjangsegalakegiatandanaktifitaswisatadikotaBanjarnegara,danjugamenjaditempatyangberkesanbagiparapengunjungyangdatangdenganadanyaPasarKulineryangmenyajikankulinerkhaskotaBanjarnegara.

REFERENSI

Fadhila, Haris. (2016). Pasar Kuliner, Seni dan Kerajinan di Kota Magelang dengan penekananarsitekturKontemporer.LaporanTugasAkhirUniversitasNegeriSemarang,2016

Hariyono,Paulus. (2014).ArsitekturHumanisticMenurutTeoriMaslow.ProsidingSNSTke-5Tahun2014

Helmi,AvinFadilla.(1999).BeberapaTeoriPsikologiLingkungan.BuletinPsikologi,TahunVII,No.2Desember1999

KamusBesarBahasaIndonesia(KBBI),https://kbbi.kemdikbud.go.id/,diaksestahun2018

Lang, Jon (1987), Creating Architectural Theory, The Role of the Behavioral Sciences in

EnvironmentalDesign,NewYork:VanNostrandReinholdCompany

Lang, Jon (1994) , Urban Design : The American Experience, New York: Van Nostrand Reinhold

Company

Ratriningsih,Desrina.(2017).ArahanPenataanKampungTradisionalWisataBatikKaumanSurakarta.INERSIA,Vol.XIIINo.2,Desember2017