perancangan desain rangka dan analisis pembebanan...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN DESAIN RANGKA DAN ANALISIS PEMBEBANAN
STATIK SEPEDA LISTRIK RODA 3
Agung Dwi Sapto(1)
, Irvan Septyan Mulyana (2)
1,2
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma, Depok
Email : [email protected]
ABSTRAK
Rangka (frame) menjadi bagian yang paling penting dari sepeda karena semua komponen
sepeda yang lain dipasang pada rangka. Rangka haruslah menjadi fokus utama dalam
pertimbangan untuk merancang sebuah sepeda, karena rangka sepeda harus mampu
menopang berat pengendara, mentranslasikan usaha pedal menjadi gerakan maju,
mengarahkan roda sesuai arah yang dituju dan mengabsorbsi getaran jalan. Maka pada
penilitian ini dipilih rangka sepeda listrik roda 3. Dengan merancang rangka sepeda listrik
roda 3, dapat diketahui kekuatan rangka pada seat tube dengan menggunakan material
titanium dengan perhitungan von mises stress, strain, dan factor of safety pada asumsi
pembebanan statik sebesar 130 kg. Setelah dilakukan perancangan pada rangka sepeda listrik
roda 3 ukuran 510 mm pada seat tube center, 545 mm pada stack dan 545 mm pada effective
top tube dengan asumsi pengguna sepeda memiliki tinggi badan 160-170 cm. Hasil
perhitungan yang dilakukan pada seat tube rangka sepeda listrik roda 3 terhadap beban
sebesar 130 kg, didapatkan nilai teori von mises stress sebesar 118,3969413 MPa, nilai teori
strain sebesar 1,127 x 10 -3, nilai teori factor of safety sebesar 4,22.
Kata Kunci : Analisis Pembebanan, Rangka, Seat Tube
ABSTRACT
The frame is the most important part of a bicycle because all other bicycle components are
attached to the frame. The frame must be the main focus in the consideration of designing a
bicycle, because the bicycle frame must be able to support the rider's weight, translate pedal
effort into forward movement, direct the wheels in the intended direction and absorb road
vibrations. So in this study a 3-wheeled electric bicycle frame was selected.By designing a 3-
wheeled electric bicycle frame, it can be seen the strength of the frame on the seat tube using
titanium material with the calculation of von mises stress, strain, and the factor of safety on
the assumption of a static loading of 130 kg. After designing the 3-wheeled electric bicycle
frame, measuring 510 mm at the seat tube center, 545 mm on the stack and 545 mm on the
effective top tube, assuming the bicycle user has a height of 160-170 cm. The results of
calculations carried out on a seat tube for a 3-wheeled electric bicycle frame with a load of
130 kg, obtained the theory value of von mises stress of 118.3969413 MPa, the theoretical
value of strain is 1.127 x 10 -3, the theoretical value of the factor of safety is 4.22.
Keyword : Load Analysis, Frame, Seat Tube
PENDAHULUAN
Teknologi transportasi mengalami
perkembangan yang sangat pesat, baik
transportasi darat, laut, maupun udara.
Banyak orang yang memilih transportasi
darat, dikarenakan biaya yang relatif lebih
murah. Jenis alat transportasi yang ada
seperti : sepeda, motor, mobil, kereta. Pada
dasarnya semua itu mempunyai fungsi dan
kegunaan yang sama dan sebagian besar
membutuhkan bahan bakar minyak
(BBM).
Kebutuhan sarana transportasi yang
menggunakan bahan bakar minyak terus
meningkat, hal ini akan mengakibatkan
menipisnya persediaan bahan bakar
minyak. Dampak lain seperti polusi udara
dapat mengakibatkan terjadinya
pemanasan global. Maka dibutuhkan alat
bantu transportasi alternatif yang hemat
bahan bakar minyak (BBM) dan ramah
lingkungan. Dalam hal ini salah satu
contoh kendaraan alternatif yaitu sepeda
listrik yang menggunakan energi alternatif
baterai yang menghasilkan energi listrik.
Sepeda listrik merupakan salah satu
sarana transportasi alternatif yang
memanfaatkan tenaga listrik sebagai
sumber tenaganya. Energi listrik
digunakan untuk diubah menjadi energi
gerak. Untuk mengubah energi listrik
menjadi energi gerak, dibutuhkan motor
listrik atau biasa disebut dinamo listrik. Di
Indonesia sudah banyak terdapat sepeda
listrik dengan daya motor listrik yang
berbeda-beda dan variasi kecepatan sesuai
dengan daya motor listrik tersebut. Sepeda
listrik menggunakan arus DC (direct
current) dengan menggunakan energi
baterai dan menggunakan rangkaian sistem
kontrol sebagai pengendali kecepatan pada
sepeda tersebut. Selain beroda 2, adapun
sepeda listrik beroda 3 yang sama halnya
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam
perancangan sepeda listrik roda 3 adalah
konstruksi rangka (frame). Rangka (frame)
menjadi bagian yang paling penting dari
sepeda karena semua komponen sepeda
yang lain dipasang pada rangka (frame)
(Barnett, 2003).
Rangka (frame) harus mampu
menopang berat pengendara,
mentranslasikan usaha pedal menjadi
gerakan maju, mengarahkan roda sesuai
arah yang dituju dan mengabsorbsi getaran
jalan. Rangka (frame) haruslah menjadi
fokus utama dalam pertimbangan untuk
merancang sebuah sepeda listrik. Aspek
utama dalam perancangan rangka (frame)
adalah geometri. Geometri adalah istilah
keseluruhan yang mengacu pada semua
sudut dan dimensi yang membuat sepeda
cocok dan berfungsi sebagaimana
mestinya. Geometri yang sama juga
menentukan penanganan atau perilaku dari
sepeda. Seberapa stabil sepeda itu ketika
bergerak di jalan, kemampuan untuk
melewati tikungan dan kemampuan untuk
membawa beban, semua ditentukan oleh
hubungan tertentu antara setiap dimensi
geometri rangka (frame) (Downs, 2005).
Tujuan penelitian ini adalah untuk
merancang sebuah desain rangka (frame)
sepeda listrik roda 3 dan menentukan jenis
material yang kemudian diberikan
pembebanan komponen menggunakan
simulasi pada software Solidworks untuk
mengetahui tegangan yang terjadi pada
desain rangka (frame) sepeda listrik roda 3
tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat
dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini yaitu rancang bangun rangka
(frame) sepeda listrik roda 3 yang kuat,
kokoh dalam menahan beban kerja.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian dan
perancangan ini adalah :
1. Merancang rangka (frame) sepeda
listrik roda 3.
2. Menganalisis kekuatan rangka pada
seat tube dengan menggunakan
material titanium.
3. Menghitung von mises stress, strain,
dan factor of safety pada pembebanan
statik sebesar 130 kg.
KAJIAN PUSTAKA
Sepeda Listrik
Sepeda listrik adalah sepeda yang
mempunyai motor listrik atau dinamo
sebagai alat bantu geraknya. Perbedaan
sepeda listrik dengan sepeda motor listrik
adalah, sepeda listrik mempunyai pedal
seperti sepeda pada umumnya, yang bisa
juga digunakan untuk menggerakkan
sepeda listrik tersebut, sedangkan sepeda
motor listrik hanya mengandalkan motor
listrik sebagai penggeraknya. Sepeda
listrik menggunakan baterai isi ulang
sebagai sumber tenaga motor listrik.
Sepeda listrik menggunakan baterai
isi ulang dan sepeda yang lebih ringan
dapat melaju dengan kecepatan 25 hingga
32 km/h (16 hingga 20 mph), bergantung
pada undang-undang setempat, sedangkan
varietas yang lebih bertenaga sering kali
dapat melaju lebih dari 45 km/h (28 mph)
(Goodman, 2010).
Rangka Sepeda
Rangka sepeda berguna sebagai
penyangga utama menjadi tempa
berpusatnya semua resultasi gaya dari
komponen. Pada kondisi jalan yang rata
gaya aksi reaksi didefinisikan sebagai
beban minimum. Sedangkan pada kondisi
jalan yang bergelombang atau sedang
terjadi benturan kondisi beban
didefinisikan sebagai beban maksimum.
Kondisi pembabanan seperti ini
berlangsung secra berulang, hingga
material rangka sepeda mengalami
kelelahan (fatique) kemudian terjadi
kegagaln (failure). Kegagalan yang
disebabkan kelelahan material sangat
membahayakan, karena kelelahan
mengakibatkan patah yang terjadi tanpa
diawali deformasi pada material tersebut.
Beberapa hal yang menyebabkan kelelahan
terjadi lebih cepat, yaitu beban maksimum
yang lebih tinggi, variasi atau fluktuasi
tegangan yang cukup besar. Selain itu
variabel lain yang menyebabkan terlalu
cepat terjadi kelelahan seperti konsentrasi
tegangan, korosi, suhu, tegangan sisa dan
geometri dari rangka itu sendiri. Namun
pada kondisi sebenarnya bentuk geometri
dari rangka sepeda sangatlah penting,
karena geometri sepeda menentukan
kenyamanan dari sepeda itu sendiri.
Sehingga untuk melakukan optimasi
fatigue dari rangka sepeda tidak bisa
dilakukan dengan mengubah geometri.
Optimasi hanyak dapat dilakukan dengan
optimasi pada daerrah tengangan kritis
pada rangka sepeda.
Geometri Sepeda
Geometri adalah cabang ilmu
matematika yang mempelajari tentang
hubungan antara titik-titik, garis-garis,
bidang-bidang serta bangun datar dan
bangun ruang solid. Jadi geometri rangka
sepeda adalah suatu titik-titik, garis-garis
dalam bangun ruang bidang solid yang
menentukan ukuran pada rangka sepeda
yang berfungsi sebagai gambar rangka
dalam sebuah perancangan untuk
menentukan ukuran gaya penggunaan jenis
rangka sepeda, dan mengetahui ukuran
yang akan digunakan oleh si pengendara
sepeda. Ukuran sepeda yang tepat akan
menentukan kenyamanan pengendara.
Setiap jenis sepeda memiliki
geometri sepeda yang berbeda dari ukuran,
dan proporsi tinggi tubuh pengandara yang
berbeda-beda juga. Geometri pada rangka
sepeda diantaranya yaitu :
1. Head tube angle (sudut epala tabung)
2. Fork Rake and Trail
3. Chainstay Length
4. Wheelbase
5. Bottom Bracket Drop
6. Seat Tube Angle
7. Effective Top Tube Length
8. Seat Tube Length
Teori Kegagalan Statis dan Tegangan
Von Mises
Kegagalan pada suatu elemen
mesin dapat terjadi dalam berbagai wujud
seperti misalnya yielding, retak, patah,
korosi, aus, dan lain-lain. Penyebab
kegagalan juga bermacam-macam seperti
misalnya salah desain, beban operasional,
kesalahan maintenance, cacat material,
temperatur, lingkungan, waktu, dan lain-
lain. Dalam beberapa kasus kegagalan juga
dapat diakibatkan oleh beban mekanis
yaitu yang berhubungan dengan jenis
tegangan yang terjadi pada komponen
mesin. Dengan pengetahuan yang lengkap
tentang kegagalan, maka para insinyur
dapat mempertimbangkan berbagai aspek
penyebab kegagalan dalam perancangan
sehingga diharapkan kegagalan tidak akan
terjadi selama umur teknisnya.
Teori kegagalan statik dalam
perkembangannya dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu teori kegagalan untuk
material ulet (ductile) dan teori kegagakan
statik untuk material getas (brittle).
Mengingat jenis material dalam penelitian
ini adalah material ulet, maka akan dibahas
jenis teori kegagalan untuk material ulet.
Pada material ulet akan terjadi patah jika
tegangan akibat beban statik di atas
kekuatan tarik ultimatnya, sementara
kegagalan pada komponen mesin terjadi
bila tegangan akibat beban statis di atas
kekuatan luluhnya.
Teori Energi Distorsi (Von Mises-
Henky)
Teori kegagalan ini diperkenalkan
oleh Huber (1904) dan kemudian
disempurnakan melalui kontribusi von
Mises dan Henky. Teori ini menyatakan
bahwa kegagalan diprediksi terjadi pada
keadaan tegangan multiaksial bilamana
energi distorsi per unit volume sama atau
lebih besar dari energi distorsi per unit
volume pada saat terjadinya kegagalan
dalam pengujian tegangan uniaksial
sederhana terhadap spesimen dari material
yang sama.
Faktor Keamanan
Faktor keamanan adalah faktor
yang digunakan untuk mengevaluasi
kemanan dari suatu bagian mesin, (Shigley
dan Mitchell, 1984 : 11). Untuk
menghindari terjadinya keruntuhan
struktur (structure-failure) maka kekuatan
sebenarnya dari suatu bahan haruslah
melebihi kekuatan yang dibutuhkan.
Perbandingan dari kekuatan sebenarnya
terhadap kekuatan yang dibutuhkan
disebut faktor keamanan (safety factor) η
yang dirumuskan :
Faktor keamanan harus lebih besar dari 1,0
untuk menghindari terjadinya kegagalan
atau keruntuhan struktur. Nilai kisaran
faktor keamanan berkisar antara 1,0 hingga
10.
Menurut Mott (2009 : 164) untuk
menentukan faktor keamanan suatu
struktur yang akan dirancang dapat
menggunakan aturan berikut :
1) Bahan-bahan ulet
a) 𝜂 = 1,25 hingga 2,0 untuk
perancangan struktur yang
menerima beban statis dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi
untuk semua data perancangan.
b) 𝜂 = 2,0 hingga 2,5 untuk
perancangan elemen-elemen mesin
yang menerima pembebanan
dinamis dengan tingkat
kepercayaan rata-rata untuk semua
data perancangan.
c) 𝜂 = 2,5 hingga 4,0 untuk
perancangan struktur statis atau
elemen-elemen mesin yang
menerima pembebanan dinamis
dengan ketidakpastian mengenai
beban, sifat-sifat bahan, analisis
tegangan, atau lingkungan.
d) 𝜂 = 4,0 atau lebih untuk
perancangan struktur statis atau
elemen-elemen mesin yang
menerima pembebanan dinamis
dengan ketidakpastian mengenai
beberapa kombinasi bahan, sifat-
sifat bahan, analisis tegangan, atau
lingkungan.
2) Bahan-bahan getas
a) 𝜂 = 3,0 hingga 4,0 untuk
perancangan struktur yang
menerima beban statis dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi
untuk semua data perancangan.
b) 𝜂 = 4,0 hingga 8,0 untuk
perancangan struktur statis atau
elemen-elemen mesin yang
menerima pembebanan dinamis
dengan ketidakpastian mengenai
beban sifat-sifat bahan, analisis
tegangan, atau lingkungan.
Tegangan Statis dan Dinamis
Tegangan statis yaitu suatu
komponen menerima beban yang diterima
secara lambat, tanpa kejutan dan ditahan
pada nilai yang konstan, maka tegangan
yang dihasilkan pada komponen tersebut
disebut tegangan statis (static stress).
Contohnya adalah beban pada sebuah
struktur karena bobot mati pada sebuah
bangunan, (Mott, 2009 : 148). Tegangan
dinamis adalah tegangan akibat gaya-gaya
yang berubah besarnya, arahnya ataupun
kedua-duannya, misalnya tegangan pada
roda gigi, tegangan pada poros engkol dan
sebagainya. Dikarenakan berubah-ubah
maka tegangan dinamis yang diijinkan
lebih kecil dari pada tegangan statis yang
diijinkan.
Software Solidworks 2018
Software Solidworks merupakan
sebuah program CAD (Computer Aided
Design) dengan kemampuan pemodelan
tiga dimensi solid untuk proses pembuatan
objek prototipe 3D secara visual, simulasi
dan drafting beserta dokumentasi data-
datanya. Solidwork dapat berfungsi untuk
melakukan analisa kekuatan dan dapat
membantu kita untuk mengurangi
kesalahan dalam membuat desain,
(Prabowo, 2009).
METODOLOGI DESAIN DAN
PERANCANGAN
Diagram Alir (Flowchart) Penelitian
Adapun gambaran diagram alir
(Flowchart) yang ingin dibahas mengenai
perancangan rangka (frame) sepeda listrik
roda 3, sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram Alir (Flowchart)
Penelitian
Alur penelitian perancangan rangka
sepeda listrik roda 3 menggunakan
software Solidworks 2018 ini dari mulai
hingga selesai adalah sebagai berikut :
1. Persiapan alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini
meliputi :
a) Laptop ASUS ROG GL503VD
core i7 yang telah dilengkapi
aplikasi SolidWorks 2018 sebagai
media analisis dan menghitung
data.
b) Desain rangka (frame) sepeda
listrik roda 3.
2. Melakukan permodelan atau desain
rangka (frame) sepeda roda 3.
3. Melakukan penginputan material
properties, fixture pada rangka dan
menentukan bagian yang diberi beban.
4. Langkah selanjutanya yaitu running
program untuk memulai proses
meshing dan dilanjutkan proses
analisa.
5. Hasilnya diketahui distribusi tegangan
utama pada rangka (frame) sepeda
listrik roda 3 didapatkan von mises
stress, strain dan safety factor.
6. Selanjutnya diketahui kontruksi aman
atau tidak, jika tidak maka kembali ke
langkah dua yaitu melakukan
permodelan ulang dan jika aman maka
dilanjutkan.
7. Setelah didapatkan data hasil analisis
von mises stress, strain dan safety
factor pada desain rangka (frame)
sepeda roda 3, kemudian dilakukan
pengambilan kesimpulan dari hasil
simulasi tersebut.
Spesifikasi Geometris
Data spesifikasi geometri rangka
(frame) sepeda listrik roda 3 dalam
penelitian ini menggunakan ukuran 510
mm pada seat tube center, 545 mm pada
stack dan 545 mm pada effective top tube
dengan asumsi pengguna sepeda memiliki
tinggi badan 160-170 cm.
Gambar 2. Spesifikasi Geometri Rangka
(Frame) Sepeda Listrik Roda 3
Desain dan Perancangan
Pada penelitian ini, pengujian
analisis beban statis pada rangka (frame)
sepeda listrik roda 3 dengan permodelan
yang telah dibuat menjadi tiga dimensi,
kemudian siap untuk dianalisis. Proses
analisis dijalankan dengan bantuan
software Solidworks 2018. Setelah output
diketahui, kemudian dapat diketahui
bagaimana dan seberapa besar tegangan
yang terjadi pada rangka (frame) sepeda
listrik roda 3.
Prosedur Penelitian
1. Permodelan
Pada tahap permodelan 3D
yaitu, medesain rangka (frame) sepeda
roda 3 secara utuh.
Gambar 3. Desain Keseluruhan Rangka
(Frame) Sepeda Listrik Roda 3
Dari desain diatas, didapatkan
total massa sebesar 1,27 kg dengan
total volume rangka keseluruhan
sebesar 0,127 m3.
2. Pemasukan Data Variabel
Pemasukan data material di
Solidworks dapat diakses melalui
menu Configurate Material. Material
yang dipilih adalah Titanium Alloys
dengan jenis Commercially Pure Ti
UNS R50700 Grade 4 (SS), Material
ini memiliki ketahanan korosi yang
sangat baik dengan kemampuan
bentuk dan kemampuan las yang baik.
Berikut tabel properties CP-Ti UNS
R50700 Grade 4 (SS):
Tabel 1. Physical Properties CP-Ti UNS
R50700 Grade 4 (SS)
(Sumber : Solidworks 2018)
3. Asumsi Pembebanan
Asumsi digunakan untuk
memudahkan dalam melakukan
analisis. Adapun asumsi yang
diperlukan dalam penelitian ini yaitu
beban maksimum yang diterima
rangka (frame) sepeda listrik roda 3.
Asumsi yang digunakan untuk
pembebanan simulasi statik yaitu
sebesar 130 kg sebagai beban
pengendara pada seat tube.
4. Pengujian
Pengujian rangka (frame)
sepeda listrik roda 3 dilakukan dengan
software Solidworks 2018 dengan
simulasi statik.
5. Interprestasi Hasil
Hasil (output) analisis berupa
data distribusi tegangan von mises,
regangan (strain) yang ditampilkan
dalam kontur warna pada rangka
(frame) sepeda listrik roda 3 serta
angka-angka dan grafik yang
menunjukkan besarnya tegangan dan
factor of safety yang terjadi.
Variabel Penelitian Data
Variabel yang digunakan dalam
analisis tegangan von mises rangka (frame)
sepeda listrik roda 3 menggunakan metode
elemen hingga dengan simulasi program
Solidworks adalah penggunaan material.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode tes pegujian dan simulasi
mengunakan software Solidworks 2018.
Pengambilan data didasarkan pada hasil
analisis von mises stress, strain dan safety
factor. Parameter yang dimasukan dalam
program Solidworks ini adalah berupa
desain rangka (frame) sepeda listrik roda
3, data material properties, dan asumsi
pembebanan yang terjadi pada rangka
(frame) sepeda listrik roda 3.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif.
Angka-angka yang ditampilkan dari hasil
pengujian simulasi desain rangka (frame)
sepeda listrik roda 3 kemudian dipaparkan
dan dideskripsikan. Data-data yang
dianalisis adalah angka dan tabel yang
diperoleh dari hasil pengujian von mises
stress, strain dan angka safety factor
menggunakan software Solidworks 2018.
PEMBAHASAN
Penentuan Tumpuan Mati dan Gaya
Pembebanan
Sebelum melakukan simulasi
pembebanan statik, penentuan titik
tumpuan dan gaya pembebanan pada
rangka (frame) sepeda listrik roda 3 dapat
5dilihat pada gambar 4 dan gambar 4,
berikut :
Gambar 4. Letak Fixture Pada Rangka
(Frame) Sepeda Listrik Roda 3
Letak fixture pada rangka (frame)
sepeda listrik roda 3 ini terdapat pada 4
bagian utama yang ditandai oleh kumpulan
panah berwarna hijau yaitu head tube
bawah, bottom bracket, dan kedua poros
roda belakang. Dikarenakan 4 bagian ini
adalah titik tumpuan rangka (frame)
sepeda listrik roda 3 ketika mendapatkan
beban si pengendara.
Gambar 5. Titik Beban Pada Seat Tube
Sebagai Beban Pengendara
Pada gambar 5, rangka (frame)
sepeda listrik roda 3 yang ditandai oleh
kumpulan panah berwarna ungu adalah
seat tube. Dimana bagian tersebut
mendapatkan asumsi pembebanan yang
digunakan untuk pembebanan simulasi
statik yaitu 130 kg sebagai beban
pengendara.
Proses Meshing
Setelah penginputan batasan
kondisi pada model rangka (frame) selesai,
maka dilakukan meshing seperti gambar 6
berikut :
Gambar 6. Rangka (Frame) Sepeda
Listrik Roda 3 Yang Sudah Dilakukan
Proses Meshing
Analisis Secara Teori dan Materi
Setelah hasil simulasi software
didapat maka untuk mengetahui apakah
hasil software ada kesalahan dalam
perhitungan, maka dilakukan perhitungan
manual berdasarkan rumus-rumus
perhitungan yang ada. Hasil perhitungan
teori tidak harus tepat dengan hasil
simulasi software, setidaknya hanya
mendekati dengan hasil simulasi software.
Berdasarkan asumsi beban yang diberikan,
total beban yang diterima seat tube pada
rangka (frame) sepeda listrik roda 3
sebesar 130 kg, sehingga :
Massa (m) : 130 kg
Gaya gravitasi (g) : 9,81 m/s
Maka gaya pembebanan dapat dihitung
menggunakan persamaan :
Perhitungan Von Mises Stress secara
Teori
Tegangan von mises stress yaitu
permukaan benda yang terkena tegangan
akibat pemberian beban. Pada rangka
(frame) sepeda listrik roda 3, terjadi
tegangan yang diakibatkan oleh beban
yang diterima oleh seat tube adalah
1275,82 N.
1) Langkah perhitungan awal adalah
mencari luas penampang, sehingga:
Luas penampang
2) Setelah ditemukan nilai luas
penampang pada rangka, maka
perhitungan selanjutnya adalah
mencari nilai tegangan tekan pada
rangka tersebut. Untuk menghitung
tegangan tekan maka dilakukan
menggunakan rumus :
Tegangan Tekan
3) Untuk menghitung tegangan geser
maka dilakukan menggunakan rumus :
Tegangan Geser
4) Hasil dari tegangan tekan dan
tegangan geser akan digunakan dalam
persamaan von mises maksimum,
adapun persamaan yang digunakan
sebagai berikut :
Tegangan maksimum
Dari hasil perhitungan von mises
teori, didapatkan hasil tegangan von mises
maksimum sebesar 118,3969413 MPa atau
118396941,3 Pa.
Von Mises Stress pada Software
Tegangan von mises stress yang
terjadi pada rangka sepeda listrik roda 3
yang diberi beban 130 kg pada seat tube
dapat dilihat pada gambar 7, berikut :
Gambar 7. Stress Pembebanan 130 Kg
Pada Seat Tube Rangka Sepeda Roda 3
Pembebanan pada seat tube rangka
(frame) sepeda sebesar 130 kg sebagai
beban pengendara, mampu menghasilkan
tegangan von mises minimum sebesar
1,253 N/m2 atau 1,253 x 10-6 Mpa dan
tegangan von mises maksimum sebesar
119.6395.760 N/m2 atau 119,639576 Mpa.
Dari perhitungan von mises secara teori
dengan simulasi menggunakan software
maka persentase galat hasil perhitungan
manual dengan hasil perhitungan software
adalah sebagai berikut :
Persentasi Galat
Perhitungan Rengangan (Strain) Secara
Teori
Regangan adalah bagian dari
deformasi, yang dideskripsikan sebagai
perubahan relatif dari partikel-partikel di
dalam benda yang bukan merupakan benda
kaku. Langkah pertama yang dilakukan
untuk mendapatkan nilai regangan (strain)
dengan persamaan sebagai berikut :
Dimana :
Ԑ = regangan (strain)
𝜎 = von mises stress maksimum
E = modulus elastisitas
Rengangan (Strain) pada Software
Regangan (strain) yang terjadi
pada rangka (frame) sepeda listrik roda 3
yang diberi beban 130 kg pada seat tube
dapat dilihat pada gambar 8., berikut :
Gambar 8. Regangan (Strain)
Pembebanan 130 Kg Pada Seat Tube
Rangka Sepeda Roda 3
Dari perhitungan regangan (strain)
secara teori dengan simulasi menggunakan
software maka persentase galat hasil
perhitungan manual dengan hasil analisa
software adalah sebagai berikut :
Perhitungan Factor of Safety Secara
Teori
Faktor Keamanan (factor of safety)
adalah faktor yang digunakan untuk
mengevaluasi agar perencanaan elemen
mesin terjamin keamanannya dengan
dimensi yang minimum. Dari perhitungan
faktor keamanan yang didapatkan adalah
sebagai berikut :
Factor of Safety pada Software
Nilai factor of safety pada rangka
(frame) sepeda listrik roda 3 yang diberi
beban 130 kg pada seat tube dapat dilihat
pada gambar 9, berikut :
Gambar 9. Factor Of Safety Pembebanan
130 Kg Pada Seat Tube Rangka Sepeda
Roda 3
Dari hasil simulasi statik dengan
pembebanan sebesar 130 kg sebagai beban
pengendara pada seat tube, didapatkan
nilai factor of safety sebesar 4,18 pada
rangka (frame) sepeda listrik roda 3 yang
menggunakan material CP-Ti UNS
R50700 Grade 4 (SS). Dari perhitungan
factor of safety secara teori dengan
simulasi menggunakan software maka
persentase galat hasil perhitungan manual
dengan hasil analisa software adalah
sebagai berikut :
Hasil Analisa
Dari hasil simulasi pembebanan
statik dengan asumsi sebesar130 kg
sebagai beban pengendara pada seat tube,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Simulasi Statik Pada Seat
Tube Rangka Sepeda Listrik Roda 3
Hasil Analisa Factor of Safety Rangka
Sepeda
Dari hasil simulasi pembebanan
statik dengan asumsi pembebanan sebesar
130 kg sebagai beban pengendara pada
bagian atas seat tube, maka didapatkan
nilai factor of safety sebagai berikut :
Tabel 3. Factor Of Safety Rangka Sepeda
Listrik Roda 3
KESIMPULAN
Berdasarkan perancangan rangka
sepeda listrik roda 3, dapat memberikan
kesimpulan guna menjawab tujuan
penulisan, diantaranya :
1. Data spesifikasi geometri rangka
(frame) sepeda listrik roda 3 dalam
penelitian ini menggunakan ukuran
510 mm pada seat tube center, 545
mm pada stack dan 545 mm pada
effective top tube dengan asumsi
pengguna sepeda memiliki tinggi
badan 160-170 cm.
2. Perhitungan pada von mises stress,
strain dan safety factor dilakukan
hanyalah sebagai acuan pendukung
dari perhitungan software, hal ini
bertujuan untuk memastikan
persentase kesalahan yang dilakukan
pada kedua metode ini.
3. Hasil dari perhitungan yang dilakukan
pada seat tube rangka sepeda listrik
roda 3 terhadap beban sebesar 130 kg,
didapatkan nilai teori von mises stress
sebesar 118,3969413 MPa, nilai teori
strain sebesar 1,127 x 10-3, nilai teori
factor of safety sebesar 4,22.\
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Geometri Sepeda
https://www.cyclingabout.com/und
erstanding-bicycle-frame-
geometry/. Diakses 12
September 2020
Anonim, Geometri Sepeda
https://www.texascyclesport.com/F
ridley-helium-sl-frameset/. Diakses
13 September 2020
Anonim, Grafik Energi Distorsi
https://www.docplayer.info/grafik-
representasi-teori-energi-distorsi-
dalam-tegangan-2-dimensi/.
Diakses 12 September 2020
Anonim, Sepeda Listrik Roda 3
https://www.riauexpose.com/wp-
content/uploads/sepeda-listrik.jpg.
Diakses 13 September 2020
Anonim, Ukuran Rangka Sepeda
https://hobigowes.com/panduan-
memilih-ukuran-sepeda-yang-
benar/. Diakses 13 September 2020
Barnett, J., 2003, Barnett's Manual:
Analysis and Procedures for
Bicycle Mechanics, Velo Press.
Bhandari, V. B. 2010. Design of Machine
Elements. Tata McGraw-Hill
Education. New Delhi.
Downs, Todd, 2005, Illustrated to Bicyle
Maintenance, Rodale Books.
Goodman, David, 2010, "An Electric
Boost for Bicyclists". The New
York Times.
Hafidz Ammar Haryono Putro dkk. 2015.
“Perancangan Rangka Gokar
Listrik” Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sam Ratulangi.
Hendra Saputra dan Riza Ahmad
Zulkarnain. 2015. “Simulasi
Tegangan dan Perubahan Bentuk
Pada Rangka Sepeda Air Hamors
Menggunakan Software Solidwork
2013”. Jurnal Batam Polytechnics.
1-6.
Mott, Robert L, 2009. Elemen-Elemen
Mesin dalam Perancangan
Mekanis (Buku 1). Translated by
Rines. Yogyakarta: ANDI
Prabowo, S. Agung. 2009. Easy to Use :
SolidWorks 2009. Yogyakarta:
Andi.
Rahadian Chandra Lukman. 2017.
“Perancangan Rangka Sepeda
Pasca Stroke Dengan Konsep
Delta (1 Roda Depan dan 2 Roda
Belakang” Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
Shigley, Joseph E. dan Larry D. Mitchell.
1991. Perencanaan Teknik Mesin.
Jakarta: Erlangga.
Suraj Nurholi dan Djauhar Manfaat, 2013,
“Pemodelan 3D Kontruksi Kapal
Menggunakan Perangkat Lunak
Studi Kasus – Grand Block09 M.T.
Kamojang”. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS),
Surabaya.
Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE
BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIANPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Nomor Pengunggahan
SURAT KETERANGANNomor: 59/PERPUS/UG/2021
Surat ini menerangkan bahwa:
dengan penulis lainnya sebagai berikut:
Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma,dengan rincian sebagai berikut : Nomor Induk : FTI/IC/PENELITIAN/59/2021Judul Penelitian : PERANCANGAN DESAIN RANGKA DAN ANALISIS PEMBEBANAN STATIK SEPEDA
LISTRIK RODA 3Tanggal Penyerahan : 18 / 05 / 2021
Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.
Dicetak pada: 20/05/2021 16:51:53 PM, IP:180.252.123.95 Halaman 1/1
Nama Penulis : Agung Dwi SaptoNomor Penulis : 120901Email Penulis : [email protected] Penulis : Univ. Gunadarma Kampus E Gedung 428 Kelapa Dua, Depok
Penulis ke-2/Nomor/Email : IRVAN SEPTYAN MULYANA / 140453 / [email protected]