pembebanan pada struktur.docx

21
http://only-05.blogspot.com/ 2012_04_01_archive.html Pembebanan Pada Struktur Beban Mati

Upload: rona-ariyansyah

Post on 30-Sep-2015

120 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

http://only-05.blogspot.com/2012_04_01_archive.htmlPembebanan Pada StrukturBeban Mati

Beban Hidup

FAKTOR REDUKSI BEBAN HIDUP UNTUK PERENCANAAN BALOK INDUK, PORTAL DAN GEMPA

FAKTOR REDUKSI TAHANAN NOMINAL

FAKTOR REDUKSI TINGKAT UNTUK PERENCANAAN KOLOM ATAU DINDING

TABEL LUAS TULANGAN Tulangan Balok dan Kolom (mm2)

Tulangan Pelat (mm2 per meter)

TABEL BERAT TULANGAN PER METER

SIFAT MEKANIS BAJA TULANGANREFERENSI:PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia)

SIFAT PENAMPANG DATAR

REFERENSI: Mekanika Bahan Edisi Keempat, J.M. Gere & S.P. Timoshenko(Sebagian rumus)

Keterangan :xc = jarak titik berat (arah sumbu-X)yc = jarak titik berat (arah sumbu-Y)A = luas penampangSx = momen statis (tinjauan sumbu-X)Sy = momen statis (tinjauan sumbu-Y)Ix = momen inersia (tinjauan sumbu-X)Iy = momen inersia (tinjauan sumbu-Y)Ip = momen inersia polar terhadap pusat sumbu

KONVERSI KUAT TEKAN BETON & MODULUS ELASTIS

Catatan :Mutu K-225 setara fc = 19 MPa, dst.Konversi dari mutu K ke fc dikalikan 0,083Modulus elastis untuk beton normal (E = 4700 fc)

RASIO KUAT TEKAN BETON TERHADAP UMURREFERENSI: PBI-1971Semen Portland Biasa

Semen Portland dengan Kuat Tekan Awal Tinggi

Contoh :Mutu fc = 25 MPa (28 hari) saat umur 7 hari = 0,65.25 = 16,25 MPa (Semen biasa), dst.

KUAT TEKAN & FAKTOR PENGALI VARIASI DIMENSI SILINDER BETONREFERENSI:Properties of Concrete, A.M. Neville

Contoh :Hasil uji silinder d = 75 mm h = 150 mm didapatkan fc = 20 MPaKekuatan sebenarnya = 0,943.20 = 18,86 MPa(atau = 1/104% . 20 , karena hasil uji 104% dari yang sebenarnya)

Hasil uji silinder d = 150 mm h = 150 mm (d/h = 150/150 = 1,0) didapatkan fc = 17 MPaKekuatan sebenarnya = 0,92.17 = 15,64 MPa

MOMEN DAN DEFLEKSI MAKSIMUM STRUKTUR STATIS TERTENTUMOMEN DAN DEFLEKSI MAKSIMUM STRUKTUR STATIS TERTENTUREFERENSI:Mekanika Bahan Edisi Keempat, J.M. Gere & S.P. Timoshenko - Structural Engineers Pocket Book, F. Cobb - Sumber-sumber lain(dengan modifikasi)

L = panjang bentang P = beban titikE = modulus elastis q = beban merata (per satuan panjang)I = inersia penampang a , b = jarak titik beban

FAKTOR REDUKSI KEKUATAN

REFERENSI:SNI 03-2847-2002(Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung)

Keterangan :* Desain : faktor untuk keperluan perancangan (bangunan baru) - pasal 11** Evaluasi : faktor untuk keperluan evaluasi bangunan eksisting - pasal 22

# Kecuali untuk nilai aksial tekan yang rendah, nilai boleh ditingkatkan berdasarkanberkurangnya nilai Pn seperti berikut :

A. Untuk komponen struktur dengan fy tidak melampaui 400 MPa, tulangan simetris, danh-d-ds /h tidak kurang dari 0,70B. Untuk komponen struktur beton bertulang yang lain

Dengan : h = ukuran lebar terbesard = jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekands = jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan tarikfy = kuat leleh yang disyaratkanfc = kuat tekan beton yang disyaratkanAg = luas brutto penampangPb = kuat beban aksial nominal kondisi regangan seimbang (balanced)Pn = kuat beban aksial nominal

FAKTOR 1

Faktor 1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton dengan nilai kuat tekan fc lebih kecildaripada atau sama dengan 30 MPa. Untuk beton dengan nilai kuat tekan di atas 30 MPa, 1harus direduksi sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan 7 MPa di atas 30 MPa, tetapi tidakboleh diambil kurang dari 0,65.

KOMBINASI PEMBEBANAN

REFERENSI:SNI 03-2847-2002(Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung)

Keterangan :Tabel di atas merupakan rangkuman dari daftar kombinasi pembebanan berikut :1. 1,4 D2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)3. 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (La atau H)4. 1,2 D 1,0 E + 1,0 L5. 0,9 D (1,6 W atau 1,0 E)

D beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding,lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga dan peralatan layan tetap.

L beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut, tetapi tidaktermasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain

La beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, danmaterial, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak

H beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air

W beban angin

E beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989, atau penggantinya

Tanda menyatakan arah beban yang bolak-balik (ditinjau 2 arah berlawanan)

Faktor beban W boleh direduksi menjadi 1,3 bila belum dikoreksi oleh faktor arah

Faktor beban L boleh direduksi menjadi 0,5 kecuali untuk ruangan garasi, pertemuan, dansemua daerah di mana beban hidup > 500 kg/m2

Tambahan untuk pengaruh beban lainnya :1,4 F (pers.1); 1,2 F (pers. Lainnya) = fluida1,6 S (pers.2 & 5) = tekanan tanah1,2 T (pers.2) = penurunan fondasi & efek temperatur1,2 P = gaya tarik tendon daerah pasca tarik1,2 B = benturan

Pengertian pelat

Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada apabila struktur tersebut.Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya.Pelat beton ini sangat kaku dan arahnya horisontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.

Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada kasus balok).

Tumpuan pelat

Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Kekakuan hubungan antara pelat dan tumpuan akan menentukan besar momen lentur yang terjadi pada pelat.

Untuk bangunan gedung, umumnya pelat tersebut ditumpu oleh balok-balok secara monolit, yaitu pelat dan balok dicor bersama-sama sehingga menjadi satu-kesatuan, seperti pada gambar (a) atau ditumpu oleh dinding-dinding bangunan seperti pada gambar (b). Kemungkinan lainnya, yaitu pelat didukung oleh balok-balok baja dengan sistem komposit seperti pada gambar (c), atau didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok, yang dikenal dengan pelat cendawan, seperti gambar (d).Pengertian pelat

Jenis perletakan pelat pada balok

Kekakuan hubungan antara pelat dan konstruksi pendukungnya (balok) menjadi satu bagian dari perencanaan pelat. Ada 3 jenis perletakan pelat pada balok, yaitu sbb :

1) Terletak bebas

Keadaanini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau antara pelat dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan tersebut, lihat gambar (1). Pelat yang ditumpu oleh tembok juga termasuk dalam kategori terletak bebas.

2) Terjepit elastis

Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, tetapi ukuran balok cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya rotasi pelat. (lihat gambar (2))

3) Terjepit penuh

Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk mencegah terjadinya rotasi pelat (lihat gambar(3)).

untuk perhitungan, ada artikel sendiri

salam sipil

pustaka : Balok dan pelat beton bertulang, Ali Asroni