perancangan dan implementasi sistem persediaan barang

19
4 1. Pendahuluan Persediaan adalah barang yang akan disimpan di dalam gudang, yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan berpengaruh terhadap besarnya biaya operasi, sehingga kesalahan dalam masalah inventory akan mengurangi keuntungan. Sebuah Usaha Dagang sering kali mengalami masalah inventory, di antaranya persediaan terlalu banyak atau persedian barang dagangan kurang. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya biaya yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan manajemen persedian untuk menganalisis tingkat persediaan yang optimum. Diantara berbagai metode yang ada, peneliti memilih menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) karena metode ini dapat menjawab persediaan mengenai kondisi yang sering terjadi di usaha dagang, yakni menentukan besarnya persediaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yakni tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah sehingga dapat menekan kerugian yang terjadi di perusahaan akibat kurang tepatnya pengaturan persediaan di perusahaan mereka. Usaha dagang yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan salah satu bisnis eceran, karena UD Mona Toserba menjual berbagai macam barang dari berbagai merk, bentuk, harga dan sifat yang berbeda-beda, sehingga rentan terhadap berbagai kerusakan,keusangan,kelebihan maupun kekurangan persediaan, maka perusahaan harus mempunyai suatu sistem pengelolaan persediaan yang efektif. Aktifitas pengelolaan persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan persediaan secara wajar mulai dari pengadaannya, penyimpanannya, sampai pengeluarannya. Persediaan harus ada pada waktu yang diperlukan, dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, pada tempat yang tepat dan harga yang wajar.Pengabaian salah satu tanggungjawab yang menyangkut persediaan akan membawa dampak negatif bagi kelancaran operasi perusahaan. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu Penelitian yang membahas manajemen persediaan telah banyak di publikasikan, salah satunya penelitian yang memaparkan perencanaan persediaan berdasarkan metode EOQ pada PT INDOTO TIRTA MULIA [1]. Jika suatu perusahaan persediaannya merupakan bahan baku dibeli dari luar dan bukan menghasilkan sendiri dari dalam perusahaan, maka ada dua biaya pokok yang terkait dengan persediaan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dengan metode EOQ, perusahaan bisa mengetahui berapa banyak bahan baku yang harus dipesan. Tujuannya adalah mencari total biaya pemesanan yang meminimalkan total biaya sehingga biaya persediaan bahan baku dapat menjadi lebih efisien. Total biaya adalah total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan dapat menjadi lebih efisien jika perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah bahan baku yang tepat untuk dipesan kepada supplier, sehingga persediaan yang dipesan tidak kurang dan tidak melebihi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Jika perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah bahan baku yang tepat untuk dipesan, hal ini juga dapat mengefisiensikan biaya pemesanan. Biaya yang tadinya dikeluarkan akibat pemesanan bahan baku yang berlebih dapat diefisiensikan dengan memesan

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

4

1. Pendahuluan Persediaan adalah barang yang akan disimpan di dalam gudang, yang akan

digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan berpengaruh terhadap besarnya

biaya operasi, sehingga kesalahan dalam masalah inventory akan mengurangi

keuntungan. Sebuah Usaha Dagang sering kali mengalami masalah inventory, di

antaranya persediaan terlalu banyak atau persedian barang dagangan kurang. Hal

tersebut mengakibatkan timbulnya biaya yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan

manajemen persedian untuk menganalisis tingkat persediaan yang optimum.

Diantara berbagai metode yang ada, peneliti memilih menggunakan metode

EOQ (Economic Order Quantity) karena metode ini dapat menjawab persediaan

mengenai kondisi yang sering terjadi di usaha dagang, yakni menentukan besarnya

persediaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yakni tidak terlalu tinggi juga tidak

terlalu rendah sehingga dapat menekan kerugian yang terjadi di perusahaan akibat

kurang tepatnya pengaturan persediaan di perusahaan mereka.

Usaha dagang yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan salah satu bisnis

eceran, karena UD Mona Toserba menjual berbagai macam barang dari berbagai merk,

bentuk, harga dan sifat yang berbeda-beda, sehingga rentan terhadap berbagai

kerusakan,keusangan,kelebihan maupun kekurangan persediaan, maka perusahaan harus

mempunyai suatu sistem pengelolaan persediaan yang efektif. Aktifitas pengelolaan

persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan persediaan secara wajar mulai dari

pengadaannya, penyimpanannya, sampai pengeluarannya. Persediaan harus ada pada

waktu yang diperlukan, dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, pada tempat yang

tepat dan harga yang wajar.Pengabaian salah satu tanggungjawab yang menyangkut

persediaan akan membawa dampak negatif bagi kelancaran operasi perusahaan.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian Terdahulu Penelitian yang membahas manajemen persediaan telah banyak di publikasikan,

salah satunya penelitian yang memaparkan perencanaan persediaan berdasarkan metode

EOQ pada PT INDOTO TIRTA MULIA [1]. Jika suatu perusahaan persediaannya

merupakan bahan baku dibeli dari luar dan bukan menghasilkan sendiri dari dalam

perusahaan, maka ada dua biaya pokok yang terkait dengan persediaan yaitu biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan. Dengan metode EOQ, perusahaan bisa mengetahui

berapa banyak bahan baku yang harus dipesan. Tujuannya adalah mencari total biaya

pemesanan yang meminimalkan total biaya sehingga biaya persediaan bahan baku dapat

menjadi lebih efisien.

Total biaya adalah total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya

penyimpanan dapat menjadi lebih efisien jika perusahaan dapat mengetahui berapa

jumlah bahan baku yang tepat untuk dipesan kepada supplier, sehingga persediaan yang

dipesan tidak kurang dan tidak melebihi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Jika

perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah bahan baku yang tepat untuk dipesan, hal

ini juga dapat mengefisiensikan biaya pemesanan. Biaya yang tadinya dikeluarkan

akibat pemesanan bahan baku yang berlebih dapat diefisiensikan dengan memesan

Page 2: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

5

bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan produksi. Jumlah bahan baku yang harus

dipesan dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan EOQ.

Penelitian yang lainya mengenai EOQ Raharja dalam penelitiannya pada PT Jamu

Air Mancur menunjukkan adanya perbedaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ

dan tidak menerapkan EOQ, di mana apabila perusahaan menerapkan EOQ, dapat

menghemat biaya persediaan sebesar Rp 6.545.899,-. Hal ini juga diperkuat oleh

Juslanda dan Oktavia yang telah mengadakan penelitian pada PT Jaya mulia Perkasa, di

mana mereka menyatakan bahwa perbandingan hasil sebelum menggunakan EOQ dan

sesudah menggunakan EOQ adalah apabila menggunakan metode EOQ dapat

menghemat biaya sebesar Rp 36.447.637,-.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Sakkung dengan penelitian ini adalah

penelitian ini mencari total biaya pemesanan yang meminimalkan total biaya sehingga

biaya persediaan bahan dagangan dapat menjadi lebih efisien dan gudang tidak

mengalami kekosongan barang atau kelebihan barang dagangan.

Manajemen Persediaan Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai

tujuan [2].

Pengendalian persediaan adalah penentuan suatu kebijakan pemesanan dalam

antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak bahan yang dipesan secara optimal

untuk dapat memenuhi permintaan para pelanggan atau dengan kata lain pengendalian

persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan tingkat optimal degan

biaya persediaan yang minimum sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.

Manajemen persediaan pada hakekatnya adalah suatu cabang dari usaha

manajemen perusahaan yang disertai dengan kebijakan untuk menentukan persediaan

perusahaan disesuaikan dengan tujuan.

Enam fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi

kebutuhan perusahaan [3] sebagai berikut :

1. Menghilangkan keterlambatan pengiriman bahan baku atau batang yang dibutuhkan

perusahaan.

2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tiddak baik sehingga harus

dikembalikan

3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga.

4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilakan secara musiman sehingga

perusahaan tidak kesulitan bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran.

5. Mendapatkan keuntunagan dari pembelian berdaasarkan potongan kualitas

(quantity discounts).

6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersedianya barang yang

diperlukan.

Persediaan merupakan suatu elemen yang penting bagi usaha dagang karena besar

aktiva perusahaan ada dalam persediaan. Persediaan harus dikelola dengan baik karena

sangat berpengaruh pada biaya perusahaan, kelebihan maupun kekurangan persediaan

akan berdampak pada proses penjualan.

Page 3: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

6

Dikemukakan mengenai persediaan sebagai berikut,[4] :

“inventories are asset items held for sale in the ordinary course of business or

goods that will be used or consumed in the production of goods to be sold”

Ada beberapa teknik persediaan yang dapat dipandang sebagai alat untuk

mencapai pengendalian persediaan yaitu: [5]

1. Penetapan titik persediaan maksimum dan minimum

2. Penggunaan rasio perputaran persediaan (Inventory turn over)

3. Pertimbangan manajemen

4. Analisa nilai

5. Pengendalian budgeter.

Dalam perusahaan persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi, persediaan

produk dalam masa proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong,

persediaan bahan habis pakai, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang

persediaan hanya terdiri dati satu golongan saja yaitu persediaan barang dagangan.[6]

Persediaan dalam kegiatan normal setiap perusahaan merupakan komponen yang

sangat aktif, yang dibeli dan dijual kembali secara terus menerus. Pada perusahaan

dagang biasanya persediaan barang dagangan dalam bentuk yang siap pakai untuk dijual

kembali kepada pembeli dan melaporkan harga perolehan dari barang dagangan yang

belun terjual sebgai persediaan.

Pada saat barang dagangan yang telah dipesan diterima, maka barang-barang

tersebut disimpan ditempat penyimpanan dan dikeluarkan jika diperlukan dalam proses

penjualan kepada pembeli. Barang dagangan ini di keluarkan jika ada bukti permintaan

barang dagangan yang telah disetujui, atau order penjualan atau dokumen lain yang

menunjukkan jenis dan jumlah barang yang dibutuhkan. Dokumen permintaan barang

ini digunakan untuk memperbaharui catatan persediaan barang dagangan.

Sebelum barang dagangan dikeluarkan dari gudang untuk dikirim, perlu adanya

pengotorisasian pengeluaran dalam bentuk dokumen pengiriman, dan juga di cek oleh

pegawai yang berwenang.

Persediaan menciptakan siklus persediaan yang terdiri dari prosedur sebagai

berikut [7] :

1. Prosedur penerimaan barang

2. Prosedur penyimpanan barang

3. Prosedur pengeluaran barang

Metode Pengendalian Persediaan Metode pengendalian persediaan terdiri dari [8]:

a. Metode Pengendalian persediaan Tradisional

Metode ini mencoba mencari jawaban atas 3 pertanyaan dasar :

Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk tiap kali pemesanan (economic

order quantity (EOQ)).

Kapan saat pemesanan harus dilakukan (reorder point).

Berapa jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (safety stock).

Metode ini menggunakan matematika statistik sebagai alat bantu

Page 4: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

7

b. Metode Perencanaan Kebutuhan Material (MRP)

MRP kemudian dikembangkan menjadi MRP II yang semula Material

Requrements Planning (MRP) di ubah menjadi Manufacturing Resource Planning

(MRP II).

Prosedur Penilaian Persediaan Barang Dagangan Metode penilaian persediaan yang biasa dipergunakan perusahaan antara lain

[4]:

1) Specific Identification Method

Cost dari barang tertentu yang dijual, dimasukan dalam perkiraan harga pokok

barang yang dijual, sedangkan cost dari barang tertentu yang dimiliki, dimasukan

dalam perkiraan persediaan. Jadi metode ini mencoba mengidentifikasikan barang

mana yang dijual, dan barang mana yang masih ada dalam persediaan secara fisik.

Metode digunakan jika untuk setiap pembeliaan barang yang berbeda, barang

dapat dipisahkan secara fisik. Pada umumnya jumlah barang relative sedikit dan

dapat dibedakan dengan mudah antara barang yang satu dengan barang yang lain.

2) First-in, First-out Method

Adalah metode penilaian dimana harga beli yang lebih awal dikeluarkan dari

pencatatan lebih dahulu jika terjadi penjualan, sehingga nilai persediaan yang ada

merupakan harga beli yang lebih baru atau akhir, sedangkan harga pokok

penjualan merupakan harga beli terdahulu.

3) Last-in, First-out Method

Adalah metode penilaian dimana harga beli terakhir dikeluarkan dari pencatatan

lebih dahulu jika terjadi penjualan sehingga nilai persediaan yang ada merupakan

harga beli yang awal sedangkan harga pokok penjualan merupakan harga beli

yang baru.

4) Average Method

Metode ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Moving Average

Metode ini digunakan apabila perusahaan menggunakan perpetual inventory

system. Penilaian menurut metode ini dengan cara harga beli dirata-ratakan

setiap kali melakukan pembelian.

b) Weighted Average Method

Metode ini digunakan apabila perusahaan menggunakan physical inventory

system. Menurut metode ini persediaan barang dagangan dinilai dengan cara

mengalikan harga beli per unit dengan jumlah unit yang dibeli setiap kali

pembeliaan, kemudian dibagi dengan jumlah unit seluruh pembelian selama

periode tertentu.

Economic Order Quantity (EOQ) EOQ adalah metode yang digunakan untuk menentukan kwantitas pengadaan

persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya

pemesanan persediaan [9]. Metode EOQ merupakan metode yang digunakan untuk

menentukan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang

Page 5: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

8

paling rendah. [10]. Hal tersebut juga didukung oleh [11] yang menyatakan bahwa

metode EOQ adalah metode untuk menentukan berapa jumlah pesanan yang paling

ekonomis untuk satu kali pesan.

Beberapa asumsi yang dibuat untuk mendukung model ini adalah:

1. Demand atau kebutuhan diketahui dan konstan.

2. Lead time yaitu waktu tunggu yang diperlukan sejak saat pemesanan dilakukan

sampai dengan barang tiba juga diketahui dengan konstan.

3. Pemesanan diterima sekaligus.

4. Quantity discount tidak dimungkinkan.

5. Variabel cost hanya terdiri dari set up cost dan holding/carrying cost

6. Stock outs / shortage dapat dihindari jika pesanan datang tepat waktu. Untuk menghitung berapa banyak bahan baku yang harus dipesan, digunakan rumus

matematis EOQ sebagai berikut [11]:

Adapun total biaya persediaan yaitu total biaya pemesanan dan biaya biaya

penyimpanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus matematis sebagai berikut:

Biaya Total = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan

Keterangan:

P = Biaya pemesanan setiap kali pesan (dalam rupiah)

D = Jumlah kebutuhan bahan per tahun (dalam unit)

C = Biaya penyimpanan per unit bahan baku (dalam rupiah)

Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali dilakukan pemesanan

TC=Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan (dalam rupiah)

3. Metodologi Penelitian

Listen To Customer (Mendengar Kebutuhan Pelanggan) Proses untuk melengkapi bahan-bahan penelitian dilakukan pengumpulan data

sebagai bahan penelitian. Teknik yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data

adalah :

a. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dan meninjau kegiatan di UD Mona Toserba untuk

memperoleh gambaran yang nyata mengenai proses penggudangan di UD Mona

Toserba.

b. Wawancara

Wawancara persediaan barang dagangan dilakukan kepada Ibu Mona selaku

pemilik UD Mona Toserba bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi

untuk merancang aplikasi yang akan dibangun.

c. Studi Literatur

Studi Literatur, adalah Pencarian data dan informasi pada buku-buku/kepustakaan

sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan materi penelitian.

Tahap Analisis Tahapan yang dilakukan untuk menganalisa sistem secara lebih detail baik

proses, prosedur dan fungsi sesuai dengan data yang telah dikumpulkan. Penggambaran

Page 6: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

9

proses analisa sistem dilakukan dengan cara membuat penggambaran sistem yang telah

ada dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) dan membuat analisa

kebutuhan atau Software Requirement Specification (SRS).

Di bawah ini proses bisnis sebelumnya secara keseluruhan UD Mona Toserba

yaitu:

- Bagian penjualan mengirim stok barang yang di butuhkan ke bagian gudang

- Bagian gudang menerima data stok barang dagangan dari bagian penjualan

- Bagian gudang mengecek stok barang

- Jika stok barang ada, bagian gudang mengirim stok barang yang dibutuhkan ke

toko.

- Jika stok barang kosong, bagian gudang memberi pemberitahuan kepada bagian

penjualan dan kemudian melakukan pemesanan baran dagangan yang kosong.

- Bagian gudang membuat laporan barang dagangan yang dicatat di dalam buku

barang keluar.

- Laporan barang dagangan di laporkan kepada pemilik UD Mona Toserba.

Bagian penjualan Bagian gudang Pemilik

Mengirim stok barang

yang dibutuhkanMenerima data stok barangt

Cek stok

barang

Kirim barang ada

pemberitahuan

kosong

Barang di

terima

order laporan

Gambar. 1 Proses Bisnis UD Mona Toserba

Hasil dari analisa yang menjadi permasalahan pada proses bisnis yang berjalan

pada UD Mona Toserba adalah masih menggunakan sistem yang tradisional dan

manual, sehingga pada waktu bagian penjualan melakukan pemesanan stok barang ke

bagian gudang masih sering di temukan stok barang kosong, dengan demikian akan

menghambat dalam proses penjualan. Berikut table perbandingan dapat di lihat pada

Tabel 1 dan Table 2

Page 7: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

10

Tabel 1 Proses Bisnis Sebelumnya

Proses Keterangan

Persediaan barang yang

menggunakan metode tradisional

Dapat dikatakan UD Mona

Toserba menggunakan metode

tradisional. Pada saat persediaan

barang dagangan kosong pada

saat itu juga melakukan

pemesanan.

Karena pengawasan persediaan

barang dagangan kurang

sehingga sering terjadi stok

barang kosong. Hal ini akan

mempengaruhi dalam proses

penjualan. Disisi lain karena

kurangnya pengawasan stok

barang dagangan sehingga

terjadi stok barang yang

menumpuk dan tidak layak jual

karena salah dalam prosedur

penyimpanan

Berikut pada Tabel 3.2 yaitu perbandingan untuk Tabel 3.1 model persediaan

barang dagangan sebelumnya. Tabel 3.2 ini adalah model persediaan barang dagangan

yang akan digunakan untuk perancangan dan implementasi yang dibuat.

Tabel 2 Sistem yang akan diterapkan

Proses Keterangan

Persediaan barang yang

menggunakan metode Economic

Order Quantity (EOQ)

Pemesanan terjadi ketika

mencapai titik yang ditentukan

dimana masih ada persediaan

yang tersisa selama masa barang

dagangan dipesan dari distributor

hingga barang dagangan

mencapai gudang.

Barang dagangan yang masuk

terlebih dahulu akan di

keluarkan terlebih dahulu.

Dalam penerapan EOQ akan

menggunakan sistem

komputerisasi berbasis web.

Page 8: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

11

System Requirements Specification

Kebutuhan spesifikasi sistem yang dibagi menjadi :

1. Kebutuhan Input:

- Data barang dagangan : yaitu data-data jenis barang dagangan, masa

penyimpanan dan harga barang dagangan.

2. Kebutuhan Proses

Kebutuhan proses sistem pada saat aplikasi berjalan adalah :

- Economic Order Quantity (EOQ) : yaitu metode yang digunakan untuk

menentukan kwantitas pengadaan persediaan yang meminimumkan biaya

langsung penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan.

- Message Allert : yaitu proses sistem dimana ketika bahan baku mencapai titik

yang telah ditentukan. Pesan mengingatkan untuk melakukan pemesanan dan

pengingat untuk mengetahui masa kadalursa barang dagangan.

3. Kebutuhan Output

- Laporan Stok Barang : data laporan stok barang yang masih tersisa

- Laporan Barang Keluar : data laporan barang yang dikeluarkan dari gudang

4. Kebutuhan Hak Akses Pengguna

Pengguna yang ada pada sistem yang akan dirancang menurut hak aksesnya sebagai

berikut :

- Petugas Gudang : pengguna yang berperan memanajemen persediaan barang

masuk dan keluar dengan mempunyai kebutuhan sebagai berikut :

a) Melakukan Login sebagai Petugas Gudang

b) Melihat data stok barang

c) Melihat data barang keluar dan barang masuk

d) Mengatur minimal stok barang

- Petugas Toko : pengguna yang berperan melakukan pemesanan barang ke pada

petugas gudang, dengan mempunyai kebutuhan sebagai berikut :

a) Melakukan Login sebagai Petugas Penjualan

b) Melakukan pemesanan barang ke petugas gudang

- Admin : pengguna yang berperan melakukan manajemen data master, dengan

mempunyai kebutuhan sebagai berikut :

a) Melakukan Login sebagai admin

b) Management data master dan data user

c) Mengatur hak akses data user.

Build or Revise Mock Up (Pembangunan Prototype Aplikasi) Pembangunan prototype aplikasi harus sesuai dengan konsep yang telah ditentukan.

Hasil tahap analisa kebutuhan menjadi bahan yang digunakan dalam tahap desain atau

perancangan sistem sebagai cara untuk mendapatkan pemecahan masalah alternatif

yang dapat diusulkan dalam pengembangan sistem. Tahap ini dilakukan pemodelan

untuk modul-modul, proses, database dan alur sistem yang akan dikembangkan.

Gambaran perancangan sistem informasi persediaan barang dagangan dengan

pemanfaatan metode Economic order Quantity di UD. Mona Toserba akan digambarkan

dengan metode UML (Unified Modelling Language).

Page 9: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

12

Use Case Diagram

ubah barang

laporan

input kategori

hapus kategori

admin

hapus barang

input daftar barang

input barang masuk

petugas Gudang

input barang keluar

petugas tokorequest barang

Gambar 2 use case diagram

Gambar 2 menggambarkan diagram use case untuk sistem informasi persediaan

barang dagangan dimana terdapat tiga pengguna. Pengguna pertama seorang admin

yang memiliki hak aksesuntuk kelola data user menurut hak aksesnya.Pengguna kedua

yaitu petugas gudang yang memiliki hak akses untuk mengedit, menghapus, menambah

dan melihat data persediaan barang, untuk melihat data permintaan barang dan membuat

laporan gudang. Pengguna ketiga yaitu petugas toko yang memiliki hak akses membuat

data permintaan.

Activity Diagram

Gambar 2 adalah Activity diagram dilihat untuk level pengguna yaitu admin

end

start

laporan

input kategori

hapus kategori

input barang

edit barang

hapus barang

sistempetugas admin

Gambar 3 Diagram Activity Admin

Page 10: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

13

Gambar 3 merupakan aktifitas admin sistem informasi persediaan barang

dagangan UD Mona Toserba. Dalam hal ini adalah orang yang dapat mengelola data

karyawan yang memiliki hak akses masing – masing antara lain gudang dan penjualan.

Admin harus melakukan login terlebih dahulu dan sistem akan melakukan pengecekan

apakah login yang dimasukkan valid. Jika valid maka admin dapat melakukan kelola

data. Jika tidak valid akan dikembalikan ke login awal untuk memasukkan id dan

password user yang benar.

start

konfirmasi

barang

input barang

masuk

input barang

keluar

end

kirim barang

(from State/Activity Model)...)

petugas tokosistempetugas Gudang

Gambar 4 Diagram Activity Gudang

Aktivitas pada Gambar 4 menjelaskan proses dimana petugas gudang

mempunyai aktivitas memanajemen persediaan barang dagangan yaitu mengatur keluar

masuknya barang dagangan di gudang dan membuat laporan gudang.

start

kirim barang

end

barang di

terima

konfirmasi

request

input request

barang

ada

kosong

sistempetugas gudangpetugas toko

Gambar 5 Diagram Activity Toko

Aktivitas pada Gambar 5 menjelaskan proses dimana petugas toko mempunyai

aktivitas untuk memesan barang ke bagian gudang ketika persediaan barang di toko

mulai menipis. Sebelum melakukan pemesanan petugas toko harus melakukan login

Page 11: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

14

sistem terlebih dahulu, setelah login berhasil petugas toko dapat melakukan pemesanan

barang dagangan ke petugas gudang.

Sequance Diagram

: petugas gudang

user interface contoler database

1: login

2: send data

5: send data

3: validasi

4: cek data

6 :lap. validasi

7: pilih menu

8: request

9: request

10: respon

11: menampilkan data brg dag

12: klik cek brg dag keluar

13: data brg dag keluar

14: cek data

15: data keluar

16: menampilkan brg dag keluar

17: lihat stok brg dag

18: request

19: request

20: respon

21: menampilkan data brg dag

22: log out

Gambar 6 Sequence Barang Keluar

Gambar 6 menjelaskan sequence diagram untuk aktivitas barang keluar gudang

yang di lakukan oleh gudang, yaitu petugas gudang yang memiliki hak akses pada

sistem yang ada di gudang.

: petugas gudang

user interface contoler database

1: login

2: send data

5: send data

3: validasi

4: cek data

6 :lap. validasi

7: pilih menu

8: request

9: request

10: respon

11: menampilkan data brg dag

12: klik cek brg dag keluar

13: data brg dag keluar

14: cek data

15: data keluar

16: menampilkan brg dag keluar

17: lihat stok brg dag

18: request

19: request

20: respon

21: menampilkan data brg dag

22: log out

Gambar 7 Sequence Pemesanan Barang

Page 12: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

15

Gambar 7 adalah proses yang dilakukan oleh petugas toko dalam melakukan

pemesanan ke bagian gudang. Pertama di mulai dari login pada level pengguna yaitu

petugas toko kemudian database akan memeriksa data user didalamnya, jika tidak

tersedia maka akan menampilkan pesan salah dan login kembali, jika tersedia langsung

menampilkan halaman utama dan kemudian masuk ke daftar barang dan melakukan

request.

Class Diagram

Class diagram adalah diagram yang memperlihatkan himpunan kelas–kelas,

kolaborasi serta relasi antara use case dengan aktor.

Gambar 8 Class diagram aplikasi

Gambar 8 dapat menjelaskan sebagai berikut : aplikasi sistem informasi

persediaan barang dagangan ini memiliki 3 user yaitu 2 bagian dan satu admin.

Masing0masing tabel mempunyai atribut dan operasi sendiri-sendiri. Masing-masing

user dan admin mempunyai atribut dan operasi sendiri-sendiri.

Versi Aplikasi Versi Aplikasi telah mengalami tiga kali evaluasi berdasarkan tanggal yang

tercantum pada table 3. Proses evaluasi yang dilalui bertahap, mulai dari pembuatan

aplikasi pada tobol tambah dan hapus serta menampilkan data kemudian memperbaiki

eror yang terjadi hingga di terima. Versi terakhir yaitu tahap memperbaiki interface

serta membuat tampilan untuk laporan. Tabel 3 Tabel Versi Aplikasi Prototype

Versi Tanggal Update

Versi 01.2011 5 Desember 2011 Menambah Kartegori

Barang Dagangan

Versi 02.2011 13 Desember 2011

Menambah laporan

barang keluar dan barang

masuk

Versi 03.2012 5 januari 2012 Memperbaiki eror yang

terjadi

Page 13: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

16

Versi 04.2012 31 januari 2012

Menambah batas

minimal dan batas

maximal stok barang di

gudang.

4. Impementasi Sistem Setelah melihat dari hasil pembangunan prototype yang dirancang, maka dari

hasil perancangan tersebut kemudian diimplementasikan menjadi aplikasi sistem

informasi persediaan barangdagangan menggunakan metode economic order quantity.

Dalam pembahasan ini sudah menggunakan hasil prototype revisi 4 (versi 04.2012)

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam pengembangan sistem, dimana

aplikasi dapat diterapkan dalam kegiatan nyata yang berhubungan dengan sistem

tersebut. Terdapat evaluasi dan perbaikan yang digunakan untuk penyempurnaan

aplikasi sehingga dapat berjalan secara optimal sesuai yang diharapkan.

Perancangan dan implementasi sistem informasi persediaan barang dagangan

dengan menggunakan metode economic order quantity pada UD Mona Toserba

menggunakan wampserver dengan bahasa pemprograman PHP, MySQL sebagai

penyimpanan data (database). Adapun spesifikasi yang digunakan untuk menjalankan

aplikasi ini adalah sebagai berikut :

Aplikasi ini menggunakan perangkat lunak

Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional

PHP My Admin 5.3.5

My SQL Server 5.5.8

Rational Rose Enterprise Edition

Aplikasi ini menggunakan perangkat keras

Aplikasi yang dibangun, dapat berjalan pada komputer dengan spesifikasi

minimal processor minimal Pentium 4, harddisk 20 GB, 256Mb RAM, serta sistem

operasi Windows XP Service Pack 2.

Coding dan Form pada program

Gambar 8 Interface Tambah Barang

Page 14: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

17

Petugas Admin dapat menambah jenis barang dan kemudian setelah mengisi

inputan admin bisa menyimpannya dengan menggunakan tombol Simpan seperti yang

terlihat pada Gambar 8.

Kode Program 1 Tambah Barang

1. function simpan_ubah(){

2. if(count($_POST)>0){

3. $kode = $this->input->post('kode');

4. $nama = $this->input->post('nama');

5. $kategori = $this->input->post('kategori');

6. $maksimal = $this->input->post('maksimal');

7. $omset = $this->input->post('omset');

8. $safety = $this->input->post('safety');

9. $deskripsi = $this->input->post('deskripsi');

10. $tempat = $this->input->post('tempat');

11. $minimal = ($omset * 2)+ $safety;

12. $tambah = array(

13. "nama_barang"=>$nama,

14. "kategori_barang"=>$kategori,

15. "minimal_stok"=>$minimal,

16. "deskripsi"=>$deskripsi,

17. "tempat_penyimpanan"=>$tempat,

18. "maksimal_stok"=>$maksimal,

19. "safety_stok"=>$safety,

20. "omset_per_hari"=>$omset);

21. $this->barang->Ubah($tambah,$kode);

22. redirect('administrator/barang');

23. }else{

24. redirect('administrator/barang');}}

Kode program yang di gunakan seperti Kode program 1. Kode program baris 3 –

10 digunakan untuk inputan dari user, sedangkan baris k 11 meruoakan rumus yang

digunakan untuk menghitung minimal stok barang yang harus tersedia digudang,

rumusnya adalah omset penjualan perhari dikali dua di tambah dengan safety stok.

Baris 12 sampai 23 di gunakan untuk memasukan inputan kedalam array dan baris ke 24

di gunakan untuk memasukkan data array kedalam objek barang method tambah

Test Drive (Pengujian dan Evaluasi Prototype) Hasil pengujian BlackBox yang telah dilakukan, akan dapat disimpulkan bahwa

sistem ini sudah berjalan secara fungsional dan dapat menghasilkan output sesuai

dengan yang diharapkan. Hasil pengujian sistem dilakukan untuk memastikan bahwa

sistem yang dibangun telah memenuhi uji kriteria dengan penyesuaian terhadap

peraturan yang berlaku dan membuktikan bahwa setelah sistem diuji.

Page 15: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

18

Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan blackbox.

1. Operasi Login

Tabel 4 menjelaskan setiap Kondisi yang dapat terjadi jika mengguna memasukan

nama pengguna dan kata sandi, serta respon yang diberikan oleh sistem dari setiap

kondisi yang terjadi.

Tabel. 4 Tabel Operasi Login

Operation

ID Kondisi Respon Sistem Hasil

01

Syarat untuk login

lengkap dan

benar.

Melanjutkan ke menu utama

sesuai dengan hak pengguna Berhasil

02

Nama pengguna

dan kata sandi

tidak diisi semua.

Menampilkan peringatan

untuk mengisi nama

pengguna dan kata sandi

dengan lengkap.

Login

gagal

03

Salah satu dari

nama pengguna

dan kata sandi

tidak diisi.

Menampilkan peringatan

untuk mengisi nama

pengguna dan kata sandi

dengan lengkap.

Login

gagal

04

Kesalahan

mengisi nama

pengguna dan

kata sandi (tidak

ada di database)

Menampilkan pesan eror

bahwa login gagal. Nama

pengguna dan kata sandi

tidak cocok.

Login

gagal

2. Operasi Pencarian Data

Tabel 5 Tabel Operasi Pencarian Data Operation

ID Kondisi Respom Sistem Hasil

01

Parameter yang

dimasukkan tidak

sesuai. Contoh :

Pencarian data tidak

berdasarkan nama

barang dagangan

Tidak menampilkan

Hasil pencarian

Data Grid

View kosong.

02

Parameter sudah

sesuai, tapi data

yang dicari tidak

ada dalam

database.

Tidak ada data yang

ditampilkan.

Data Grid

View kosong.

03

Parameter sesuai

dan cocok dengan

database.

Menampilkan data yang

dicari.

Data Grid

View berisi

data yang

dicari.

Page 16: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

19

Tabel 5 menjelaskan beberapa kondisi yang dapat terjadi jika pengguna melakukan

pencarian data yang akan ditampilkan pada data grid view yang sudah disediakan serta

respon yang diberikan sistem. Validasi sudah diberikan ke dalam sistem sehingga dapat

merespon setiap kondisi yang terjadi.

3. Operasi Penambahan Data

Tabel 6 Tabel Operasi Penambahan Data Operation

ID Kondisi Respon Sistem Hasil

01

Data yang

dimasukkan

lengkap.

Data sudah ditambahkan.

Data pada

database

bertambah.

02

Data yang

seharusnya tidak

boleh dikosongkan,

dibiarkan kosong.

Menampilkan peringatan

bahwa data harus diisi.

Data pada

database

tidak

bertambah.

03 Duplicate primary

key.

Menampilkan peringatan

bahwa data sudah pernah

ditambahkan.

Data pada

database

tidak

bertambah.

Tabel 6 menjelaskan setiap kondisi yang akan terjadi saan pengguna melakukan

penambahan data. Validasi telah dilakukan kedalam sistem sehingga sistem dapat

merespon setiap kondisi yang tidak sesuai dengan pengaturan pada database.

4. Operasi Hapus Data

Tabel 7 Tabel Hapus Data Operation

ID Kondisi Respon Sistem Hasil

01

Belum memilih

data yang akan

dihapus.

Muncul peringatan untuk

memilih data yang

dihapus.

Data pada

database

tidak

dihapus.

02

Data yang akan

dihapus sudah

dipilih.

Menampilkan status

pesan data \akan dihapus.

Data pada

database

dihapus.

Tabel 7 menjelaskan setiap kondisi yang akan terjadi saat pengguna melakukan

penghapusan data. Validasi telah dilakukan kedalam sistem sehingga sistem dapat

merespon setiap tindakan yang dilakukan pengguna.

Page 17: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

20

5. Operasi Pengubahan Data

Tabel 8 Tabel Operasi Ubah Data

Operation

ID Kondisi Respon Sistem Hasil

01

Belum mengisi

atau

mengosongkan

hasil perubahan.

Menampilkan

peringatan untuk

melengkapi hasi

perubahan.

Perubahan

Tidak

tersimpan di di

database.

02

Mengisi perubahan

pada textbox

dengan lengkap.

Menampilkan pesan

berhasil data telah

diperbaharui

Perubahan

tersimpan di

dalam

database

Tabel 8 menjelaskan setiap kondisi yang akan terjadi saat pengguna melakukan

pengubahan data. Validasi telah dilakukan kedalam sistem sehingga sistem dapat

merespon setiap tindakan yang dilakukan pengguna.

6. Operasi Menampilkan Laporan

Tabel 9 Tabel Operasi Menampilkan Laporan

Operation

ID Kondisi Respon Sistem Hasil

01

Memilih tahun dan

bulan yang belum

terisi data.

Contoh: data

barang keluar

Mencari data tersebut

dan tidak ditemukan.

Laporan yang

di tampilkan

kosong

02

Memilih tanggal

yang sudah terisis

data.

Mencari data tersebut

dan menemukan.

Menampilkan

laporan

pemakaian.

Tahap ini merupakan tahap pengujian sederhana yang dilakukan pengembang

dengan pengguna. Pengembang melakukan evaluasi terhadap penilaian pengguna

tentang prototype yang telah dibuat, bila pengguna menginginkan perubahaan maka,

pengembang akan merubah bagian mana saja yang akan diubah. Terdapat berberapa

perubahaan dan update yang dilakukan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada

aplikasi. Versi dari awal hingga pada implementasi akhir terdapat empat versi update.

Perubahan menu dan penambahan menu yang tepat menjadi masalah pada perancangan

prototype aplikasi.

Pengujian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada pengguna sistem.

Pengguna terdiri dari tiga orang, satu orang sebagai admin, satu orang dari bagian toko

(kepala toko) dan satu orang bagian gudang (petugas gudang). Oleh karena itu yang

menjadi responden dari pengujian ini ada tiga orang.

Page 18: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

21

Tabel 10 Tabel pengujian penerimaan pengguna

Id Operasi Operasi Sistem Respon pengguna

01 Apakah sudah sesuai dengan

kebutuhan pengguna?

Tiga orang

menjawab sudah.

02

Apakah sistem informasi yang

dirancang dapat diterapkan

pada UD Mona Toserba?

Tiga orang

menjawab sistem

informasi ini bisa

diterapkan

03

Apakah sistem informasi ini

mudah digunakan?

Tiga orang

menjawab sistem

informasi ini

mudah digunakan.

04

Bagaimana tampilan dari

sistem informasi yang

dirancang?

Satu orang

menjawab

penampilan kurang

menarik. Dua orang

lagi menjawab

cukup menarik.

05 Apakah sudah melakukan

penerapan EOQ dengan baik ?

Empat orang

mengatakan cukup

baik.

5. Simpulan

Dari hasil pembahasan dan pengujian di atas dapat disimpulkan :

Adanya perancangan dan implementasi aplikasi sistem informasi persediaan barang

dagangan menggunakan teknik Economic Order Quantity (EOQ) dapat membantu UD

Mona Toserba dalam mengelola persediaan barang dagangan. Sistem ini memberikan

kemudahan kepada UD Mona Toserba dalam mengatur persediaan barang dagangan.

Sistem tersebut dapat menghindarkan dari terjadinya persediaan yang berlebihan yang

akan menimbulkan biaya penyimpanan dan menghindari kekurangan ketersediaan

barang dagangan.

Sistem juga dapat membantu UD Mona Toserba dalam pembuatan laporan yang

sebelumnya dilakukan secara manual. Sehingga dapat membantu perusahaan dalam

menyajikan informasi penggunaan barang dagangan secara akurat. data yang telah

tersimpan di dalam database akan menjadi arsip perusahaan.

Page 19: Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Barang

22

6. Pustaka

[1] Sakkung, Carien Valerie. 2011, Perbandingan Metode EOQ (Economic Order

Quantity), jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranantha

[2] Swasta, Basu, 1995, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Edisi Ketiga,

Yogyakarta : Liberty

[3] Herjanto, E. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua,

PT.Grasindo, Jakarta

[4] Kieso,Donald E., weygant,Jerry J., Warfield,Terry D., 2001, Intermedieate

Accounting,

Tenth Edition, New York : John Wiley & Sons Inc

[5] Willson,James D., Campbell,John B.,1997, Controllership : Tugas Akuntan

Manajemen, Dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera, Edisi Ketiga,

Jakarta:Penerbit Erlangga

[6] Mulyadi,2002,Auditing, Edisi Keenam,Buku Satu, Jakarta : Salemba Empat

[7] Midjan,La., Susanto, Azhar., 2001, Sistem Informasi Akuntansi : Pendekatan

Manual Penyusunan Metode Dan Prosedur, Edisi Delapan, Bandung : Lingga

Jaya

[8] Wiranata, Riyanti. 2002. Penerapan Sistem Material Requirements Planning

(MRP)Sebagai Alat Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Bahan

Baku pada PT. Siantarjaya Ekatama Surabaya. Thesis/Dissertation. Surabaya

:Universitas Kristen Petra

[9] Donald J Bowersox, 2002, Logistical Management.

[10] Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali

Pers

[11] Herlina. 2007. Manajemen Keuangan. Handout Mata Kuliah Manajemen

Keuangan Universitas Kristen Maranatha, Bandung