peranan pers dalam masyarakat
DESCRIPTION
Pendidikan KewarganegaraanTRANSCRIPT
PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT
PENGERTIAN PERS
Secara etimologis (asal-usul kata), kata Pers (Belanda), atau Press (inggris), atau presse (prancis), berasal dari bahasa latin, perssare dari kata premere, yang berarti “Tekan” atau “Cetak”. Sedangkan secara terminologis pers bisa diartikan sebagai media massa cetak.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita lihat bahwa pers pada awalnya diartikan secara sempit, yaitu hanya merujuk kepada media masa cetak. Hal ini sangat wajar karena pada zaman dahulu media massa yang paling berpengaruh terhadap kehidupan negara-negara di dunia yaitu media masa cetak. Tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, pers kini tidak hanya diartikan sebagai media massa cetak saja, tetapi juga media massa yang lain termasuk media massa elektronik seperti radio, televise dan internet.Berikut adalah beberapa pengertian pers yang bisa kita jadikan referensi untuk memahaminya: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pers adalah : 1) Usaha percetakan dan penerbitan; 2) Penyiaran berita melalui surat kabar, majalah dan radio; 3) orang yang bergerak dalam penyiaran radio; dan 4) Medium penyiaran berita, seperti surat kabar, majalah, radio, televise dan film.
Menurut UU Pers nomor 40 Tahun 1999Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan meyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa pers adalah usaha untuk mencari, mengolah dan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui sebuah media massa, baik media massa cetak, media massa elektronik atau jenis media lain.
Dalam UU No 40 Tahun 1999 pers dibedakan menjadi dua, yaitu pers nasional dan pers asing. Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers dalam negeri. Sedangkan pers asing adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers asing.
FUNGSI PERS
Sebagai bagian dari masyarakat, Pers memiliki fungsi yang cukup penting. Beberapa fungsi tersebut diantaranya adalah :
1. Memberi informasi atau mendidikPers berfungsi memberikan informasi-informasi penting yang akan membuat pengetahuan masyarakat bertambah.
2. Memberi controlPers berfungsi untuk mengawasi jalannya pemerintahan agar tidak merugikan rakyat. Kontrol ini bisa dilaksanakan dengan menampilkan berita mengenai pemerintahan, mengadakan diskusi politik, menampilkan opini masyarakat, membuat tulisan yang mengkritik pemerintah, dsb.
3. Menghubungkan atau menjembataniPers berfungsi untuk menjembatani antara pemerintah dengan rakyat. Pers bisa menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah, dan pers pun bisa menyampaikan program-programnya kepada masyarakat.
4. Memberikan hiburanPers berfungsi juga sebagai pemberi hiburan bagai masyarakat. Fungsi ini adalah untuk mengimbangi berita-berita yang berat (hard news).
Sementara itu, menurut Mochtar Lubis, di negara-negara berkembang pers memiliki fungsi yaitu:
1. Fungsi pemersatu2. Fungsi pendidik3. Fungsi Publik Watch Dog atau penjaga kepentingan umum4. Fungsi menghapus mitos politik dalam negara berkembang5. Fungsi sebagai forum dalam membicarakan masalah-masalah politik yang
dihadapi
Selain sebagai fungsi-fungsi di atas, menurut UU No. 40 Tahun 1999, Pers juga
dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi yaitu lembaga yang menangani
masalah –masalah kesejahteraan material yang berupa pengaturan cara-cara
produksi, distribusi dan pelayanan jasa. Sebagai lembaga ekonomi, tentu saja pers
berusaha untuk mencari keuntungan dengan cara mengemas berita sehingga laku
dikonsumsi oleh masyarakat. Keuntungan secara komersil ini perlu karena
perusahaan pers memerlukan dana untuk membiayai karyawannya, biaya
produksi, biaya pemasaran, dan sebagainya.
HAK PERS DI INDONESIA
Hak Pers di Indonesia Menurut UU No. 40 Tahun 1999:
Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi
warga negara
Terhadap pers nasional tidak dikenakan
penyensoran, pembredelan, atau pelanggaran
penyiaran.
Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers
nasional mempunyai hak mencari,
memperoleh, dan menyampaikan gagasan
dan informasi.
Dalam mempertanggungjawabkan
pemberitaan di depan hukum, wartawan
mempunyai hak tolak.
KEWAJIBAN PERS DI INDONESIA
Kewajiban Pers di Indonesia menurut UU No 40 Tahun 1999:
Pers nasional berkewajiban memberitakan
peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa
kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.
Pers wajib melayani hak jawab
Pers wajib melayani hak koreksi
PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA
a. Pada masa pergerakan nasional (masa pergerakan nasional)
Masa ini adalah masa penjajahan belanda sampai munculnya Jepang. Beberapa
point penting tentang kehidupan pers saat itu adalah :
Pers masa ini tidak dapat dipisahkan dari kebangkitan nasional bangsa
Indonesia melawan penjajahan (munculnya pergerakan modern Budi Utomo,
20 Mei 1908).
Pers saat ini berfungsi sebagai alat perjuangan. Pers menyuarakan
kepedihan, penderitaan, dan merupakan refleksi dari isi hati bangsa
terjajah.
Pers mejadi pendorong bangsa Indonesia dalam perjuangan memperbaiki
nasib dan kedudukan bangsa.
Harian Sedio Tomo sebagai kelanjutan dari harian Budi Utomo (Yogyakarta),
Harian Darmo Kondo (Solo oleh Sudaryo Cokrosisworo), Harian Utusan
Hindia (Surabaya, HOS. Cokroaminoto), Fadjar Asia (Jakarta, Haji Agus
ISTILAH-ISTILAH PENTING!!!
Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik.
Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum.
Hak Tolak adalah hak wartawan karena profesinya, untuk menolak mengungkapkannama dan atau identitas lainnya dari sumber berita yang harus dirahasiakannya.
Hak Jawab adalah seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
Salim), Majalah mingguan Pikiran Rakyat (Bandung, Ir. Soekarno), Majalah
berkala Daulat Rakyat (Moh.Hatta dan Sutan Syahrir).
Catatan : karena sifat dan isi pergerakan adalah anti penjajahan maka dapat
tekanan dari pemerintahan Hindia Belanda, caranya dengan memberangus
dan menutup usaha penerbitan pers pergerakan. Saat inilah berdiri pula
Kantor berita Nasional Antara (13 Desember 1937).
b. Pada masa pendudukan Jepang
Pada masa ini pers nasional mengalami kemunduran besar, dibawah
tekanan penderitaan dan pengekangan kebebasan lebih dari zaman Belanda
karena dijadikan alat pemerintah Jepang dan pro Jepang.
Harian yang muncul saat itu : Asia Raya (Jakarta), Sinar Bary (Semarang),
Suara Asia (Surabaya), dan Tjahaya (Bandung).
Keuntungan yang didapat dari insan pers Indonesia yang bekerja pada
penerbitan Jepang : Pengalaman menggunakan alat-alat dan fasilitas,
Bahasa Indonesia makin sering dan luas digunakan dalam pemberitaan,
membuat rakyat menjadi lebih kritis dalam berpikir.
c. Pada masa Orde lama
Pada masa tahun 1945 – 1949 muncul dua jenis pers, yaitu pers republic
(nasional) dan pers NICA/ Belanda. Pers nasional menyuarakan semangat
mempertahankan kemerdekaan. Sebaliknya, Pers Nica, mencoba
mempengaruhi agar rakyat menerima sekutu berkuasa di Indonesia. Dan
pada masa ini pula dibentuknya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Pada masa tahun 1949 – 1959 (demokrasi liberal) fungsi pers didominasi
oleh perjuangan kelompok partai dan kelompok kepentingan. Pada
saat itu pun banyak masyarakat terutama wartawan yang mengeluhkan
keberadaan pers Belanda dan Cina yang sangat mendominasi. Demi
menghindari pengaruh asing di Indonesia maka pemerintah membredel
pers-pers belanda dan Cina. Tapi sayangnya, yang terjadi kemudian adalah
pers nasional pun banyak yang dibredel oleh pemerintah.
Pers di masa demokrasi terpimpin (1956-1966), tindakan tekanan terhadap
pers terus berlangsung yaitu pembreidelan terhadap harian Surat Kabar
Republik, Pedoman, Berita Indonesia dan Sin Po di Jakarta. Upaya untuk
pembatasan kebebasan pers tercermin dari pidato Menteri Muda
penerangan RI yaitu Maladi yang menyatakan “.....Hak kebebasan individu
disesuaikan denga hak kolektif seluruh bangsadalam melaksanakan
kedaulatan rakyat. Hak berpikir, menyatakan pendapat, dan memperoleh
penghasilan sebagaimana yang dijamin UUD 1945 harus ada batasnya yaitu
keamanan negara, kepentingan bangsa, moraldan kepribadian indonesia,
serta tanggung jawab kepada Tuhan YME.
d. Pada Masa Orde baruAwalnya pers di Indonesia sangat berharap banyak dari tumbangnya rezim orde lama. Tetapi ternyata penggatinya, Orde baru di bawah pimpinan Soeharto, melakukan tindakan terhadap pers yang tidak jauh berbeda dengan orde lama. Dengan alasan “stabilitas politik untuk pembangunan”, banyak media yang dikekang oleh pemerintah.
Kode Etik Jurnalistik : sejumlah aturan dasar yang mengikat seluruh profesi kewartawanan dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai wartawan.
Pada zaman orde baru, diberlakukan UU pokok pers No 11 Tahun 1966 yang “seolah-olah” memberi kebebasan pers dengan tidak akan dilakukan sensor dan pembredelan. Tetapi, Peraturan Menteri Penerangan RI No 03/Per/Menpen/1969 mengahruskan adanya Surat Izin Terbit (SIT). Surat inilah yang kemudian menjadi senjata bagi pemerintah untuk “menghukum” pers yang dianggap tidak sejalan dengan pemerintah. Pers yang lantang, kritis, dan blak-blakan yang acapkali mengkritik pemerintah dibredel dengan cara dicabut SIT nya.
Beberapa hal menarik terkait pers pada masa orde baru: Surat Izin Terbit (SIT) tidak diberlakukan dengan munculnya UU No 21
tahun 1982, tetapi kemudian diberlakukan aturan bahwa setiap lembaga pers harus memiliki Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) yang dikeluarkan oleh Departemen Penerangan.
Depertemen Penerangan (Deppen) sangat membatasi kebebasan pers dengan otoritas pemberian dan pencabutan SIUPP nya.
Setiap satu jam sekali radio-radio swasta harus bergabung dengan Radio Republik Indonesia (RRI) untuk bersama-sama menyiarkan warta berita.
Setiap pukul 19.00 dan 21.00 stasiun Televisi Swasta harus bergabung denga TVRI untuk menayangkan berita nasional dan dunia dalam berita.
Persatuan Wartawan Indonesia merupakan organisasi tunggal yang sah dalam mewadahi wartawan di Indonesia. Beberapa wartawan yang keberatan akhirnya membentuk Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Para wartawan yang masuk AJI pada saat itu mendapat intervensi dan terror yang tidak mengenakkan.
Pembredelan terakhir yang dilakukan rezim orde baru adalah pembredelan terhadap majalah tempo, detik, dan editor. Ketiganya dibredel karena memberitakan dugaan mark up harga kapal terbang yang dibeli dari Jerman.
e. Pada masa reformasiMasa ini adalah masa setelah tumbangnya rezim orde baru, yang ditandai dengan pengunduran diri Presiden Soeharto. Beberapa poin dalam perkembangan pers di era reformasi adalah:
Ditandai dengan keluarnya UU Nomor 40/1999 tentang Pers. Pers Nasional kembali menikmati kebebasan pers sesuai alam reformasi,
keterbukaan, dan demokrasi yang diperjuangkan rakayat Indonesia. Pemerintah sangat mempermudah izin penerbitan Pers, akibatnya
banyak sekali penerbitan pers (koran-koran, majalah atau tabloid baru bermunculan).
KODE ETIK PERS DI INDONESIA
Kode etik merupakan seperangkat aturan tentang mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mana yang baik dan mana yang buruk, yang disusun oleh suatu institusi dan hanya berlaku untuk anggotanya saja. Dalam dunia pers Indonesia, terkenal dua kode etik jurnalistik, yaitu kode etik yang disusun oleh Persatuan Wartawan Indonesia dan Kode etik yang disusun oleh Aliansi Jurnalisme Independen (AJI).
Kode Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI)1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar.2. Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsipprinsip kebebasan dan
keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.
3. Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya.
4. Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.
5. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat.
6. Jurnalis menggunakan caracara yang etis untuk memperoleh berita, foto dan dokumen.
7. Jurnalis menghormati hak nara sumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record, dan embargo.
8. Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.
9. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.
10. Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam masalah suku, ras, bangsa, politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental atau latar belakang sosial lainnya.
11. Jurnalis menghormati privasi, kecuali halhal itu bisa merugikan masyarakat.
12. Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman kekerasan fisik dan seksual.
13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari keuntungan pribadi.
14. Jurnalis tidak dibenarkan menerima sogokan. Catatan: yang dimaksud dengan sogokan adalah semua bentuk pemberian berupa uang, barang dan atau fasilitas lain, yang secara langsung atau tidak langsung, dapat mempengaruhi jurnalis dalam membuat kerja jurnalistik.
15. Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak.16. Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik.17. Jurnalis menghindari setiap campur tangan pihakpihak lain yang
menghambat pelaksanaan prinsipprinsip di atas.18. Kasus-kasus yang berhubungan dengan kode etik akan
diselesaikan oleh Majelis
KEBEBASAN PERS
Kebebasan Pers merupakan kebebasan dalam mengemukakan pendapat, baik
secara lisan maupun tulisan, atau bentuk lainnya melalui media pers, seperti surat
kabar, majalah, radio, televise dan lainnya. Dalam masa reformasi ini kehidupan
pers Indonesia sudah menemukan kebebasannya, berbeda dengan keadaan di
masa orde lama dan orde baru. Saat ini pers tidak dibayang-bayangi dengan
ketakutan akan pembredelan dan sensor yang ketat. Para insane pers dapat
dengan leluasa menyampaikan berita maupun opininya untuk kepentingan
masyarakat. Kebebasan pers sangat diperlukan di dalam negara demokrasi, karena
fungsinya yang sangat penting, terutama fungsi control social, dimana pers
menjadi mata dan telinga bagi masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan
pemerintah sehingga dapat mengantisipasi tindakan pemerintah yang sewenang-
wenang.
Tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa kebebasan per situ sendiri bukanlah tidak
memberikan efek samping yang negative. Kebebasan pers jika tidak disikapi
dengan bijak hanya akan menampilkan kerugian-kerugian bagi masyarakat.
Beberapa penyalahgunaan Pers saat ini
Penyiaran berita yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik. Contoh
kesalahan penyebutan nama tersangka dan kurang jelasnya suatu gambar
atau peristiwa.
Peradilan oleh pers (trial by pers) : pemberitaan yang terus menerus pada
satu pihak, sedangkan pihak lain yang terlibat tidak diberitakan akan
menghasilkan berita yang tidak seimbang. Seseorang merasa diadili oleh
pers karena pemberitaan yang tidak seimbang tersebut.
Membentuk opini yang menyesatkan : Tulisan yang dimuat oleh pers kadang
dapat menciptakan opini yang sebaliknya dari seseorang. Opini ini tercipta
justru menyesatkan karena tidak benar dan tidak berdasarkan fakta.
Tulisan-tulisan bernada fitnah dan provokasi : tulisan yang dimuat amat
vulgar, dapat memicu keterlibatan pihak lain dan memancing emosi.
Berita bohong : berita yang tidak kuat sumbernya dapat menciptakan berita
yang tidak benar.
Penyalahgunaan tersebut apabila dibiarkan terus menerus akan berakibat
terhadap:
Menyulut konfliks dalam kehidupan masyarakat, karena pemberitaan pers
yang tidak objektif
Merugikan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara
Terhambatnya pembangunan nasional karena pers merupakan salah satu
pilar (the fourth pillar) dalam pembangunan nasional.
Munculnya sikap apriorisme atau selalu berpandangan negatif (jelek)
kepada pihak-pihak tertentu karena pemberitaan pers yang selalu
menyudutkan (mendeskriditkan) pihak-pihak tertentu.
Menimbulkan pendekatan yang tidak kunjung selesai antara pihak-pihak
tertentu, akhirnya akan berujung pada perbuatan-perbuatan merusak satu
sama lainnya.
Untuk meminimalisir dampak negative dari kebebasan pers, maka harus ada
iktikad baik dari semua komponen bangsa untuk menciptakan pers yang bebas dan
bertanggungjawab. Upaya ini bisa dilakukan oleh wartawan itu sendiri,
masyarakat, maupun pemerintah.
Pihak Wartawan
Wartawan harus memiliki sikap-sikap di bawah ini agar hasil liputan atau
tulisannya bisa mencerminkan kebebasan pers yang bertanggunghjawab.
Kejujuran dalam mengulas suatu kejadian
Dukungan nilai-nilai autentik
Kesedian untuk bertanggung jawab
Memiliki kemandirian moral
Memiliki keberanian moral
Memiliki kerendahan hati
Sikap kritis dan realistis
Pihak masyarakat
Masyarakat sebagai pengkonsumsi hasil dari jurnalistik harus mampu:
Turut memberikan saran atau masukan kepada pers tentang berbagai hal
Memberikan informasi atau keterangan kepada pers yang sebenar-benarnya
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Turut memanfaatkan pers dengan sebaik-baiknya agar perkembangan pers
berjalan secara baik.
Pihak Pemerintah
Menegakkan hukum dan peraturan tentang pers dengan setegas-tegasnya.
Tidak turut campur terlalu dalam karena akan menggerogoti kebebasan
pers itu sendiri.
Memberikan kesempatan kepada para investor untuk membangun basis
industri pers.
SOAL-SOAL LATIHAN!
1. Pers berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata ……… yang artinya …..
2. Dalam arti sempit pers hanya diartikan sebagai media masa ….., tetapi dalam
arti luas pers mencakup …….
3. UU Pers di Indonesia adalah UU Nomor …. Tahun ….
4. Hak wartawan untuk tidak mengungkap identitas narasumber disebut ….
5. Pelarangan terbit secara paksa disebut dengan istilah ….
6. Pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers dalam negeri disebut ….
7. Fungsi pers untuk mengimbangi berita-berita yang bersifat berat (hard news)
adalah fungsi …
8. Pers juga berfungsi untuk mencari keuntungan dari segi materi untuk
membiayai produksinya. Fungsi ini disebut fungsi ….
9. Pers berfungsi untuk mengawasi jalannya pemerintahan dan perilaku para
pejabat public. Fungsi ini disebut fungsi ….
10.Pada masa pergerakan pers berfungsi sebagai media perjuangan yang
menyuarakan ….
11.Kantor berita Nasional ANTARA, dibentuk pada tanggal ….
12.Asia Raya dan Sinar Bary adalah contoh pers yang terdapat pada masa ….
13.Pada masa revolusi fisik, Pers yang berusaha mempengaruhi masyarakat agar
menerima sekutu berkuasa di Indonesia disebut pers ….
14.Pada masa orde lama banyak wartawan yang mengeluh tentang keberadaan
pers …. Dan ….
15.Pada masa demokrasi liberal, pers lebih berfungsi sebagai alat perjuangan ….
16.SIT adalah kependekkan dari ….
17.SIUPP adalah kependekkan dari ….
18.SIUPP diterbitkan oleh ….
19.Tiga perusahaan pers yang dibredel dengan dicabut SIUPP nya karena
memberitakan dugaan mark up harga pembelian kapal terbang dari Jerman
adalah ……., ………. Dan …..
20.Pada masa orde baru, organisasi tunggal dalam mewadahi wartawan di
Indonesia adalah ….
21.AJI singkatan dari ….
22.“Dunia dalam berita” adalah program TVRI pada masa orde baru yang harus di
relay oleh stasiun TV swasta setiap hari pada pukul ….
23.sejumlah aturan dasar yang mengikat seluruh profesi kewartawanan dalam
menjalankan tugas dan perannya sebagai wartawan disebut ….
24.Jurnalis tidak boleh memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk
….
25.Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban
kejahatan seksual, dan pelaku ….
1. Sebutkan pengertian pers menurut UU No 40 Tahun 1999!
2. Sebut dan jelaskan 4 fungsi umum pers!
3. Sebut dan jelaskan kewajiban pers di Indonesia!
4. Deskripsikan bagaimana perkembangan pers di era orde lama?
5. Bagaimana cara pemerintah orde baru mengendalikan pers di Indonesia?
6. Sebutkan bentuk-bentuk penyalahgunaan Pers yang kalian rasakan saat ini!
7. Apa peranan pers dalam kehidupan berdemokrasi?
8. Sebutkan 3 contoh pelanggaran terhadap kode etik jurnalistik!
9. Jelaskan pengertian sensor dan pembredelan!
10.Apa yang dimaksud dengan hak tolak dan hak jawab!