peranan perpustakaan pesantren - · pdf fileyang dibebankan oleh para guru dan kyai. cara ......
TRANSCRIPT
Peranan Perpustakaan Pesantren Dalam Pendidikan
ABSTRAK
Pendidikan didalam masyarakat yang telah maju atau didalam
masyarakat yang primitif pun mempunyai tiga aspek yang menonjol :
(a) Aspek teknis : yaitu mempersiapkan setiap warga masyarakat
untuk bisa mendapatkan penghidupan yang layak dan halal, (b)
Aspek sosial : yaitu mempersiapkan warga masyarakat untuk dapat
melanjutkan kehidupan masyarakat itu, (c) Aspek moral dan spiritual
untuk mengembangkan akhlaqul karimah dan mencerdaskan setiap
warga masyarakat.
Ketiga aspek tersebut jalin menjalin menjadi satu, sedang proses
mengajar bersifat insidensil dan biasanya terbatas pada soal-soal
yang dikerjakan oleh orang dewasa saja. Anak-anak menerima
pengetahuan sosial, teknis dan agama dengan cara informal atau
dengan jalan meniru-niru, dengan tujuan agar mereka dapat
melengkapi dirinya bagi kehidupan di kemudian hari.
Kata kunci : Perpustakaan Pendidikan
1
PENDAHULUAN
Perhatian Islam terhadap Ilmu Pengetahuan sudah sama-sama
kita ketahui dengan diturunkannya Al-Qur‟an Surat “ Al-
„Alaq” pada permulaan nubuwwah Nabi Muhammad SAW dan
ayat-ayat lain yang senada dengan Al – „Alaq yang tersebar di
dalam Al-Qur‟an.
Dengan Al-Qur‟an ( pena ) yang disebutkan dalam Al-„Alaq
tersebut maka manusia merumuskan buah fikirannya dan
menyatakan pendapatnya. Dengan pena seorang Kepala Negara
dapat menyatakan perang dan dapat menyatakan perdamaian.
Buah pikiran yang dirumuskan dalam bentuk tulisan inilah
yang terdapat di dalam buku-buku yang terdapat di dalam
perpustakaan.
Dikala Nabi Muhammad SAW harus memusatkan
perhatiannya untuk melawan serangan-serangan Kafir Quraisy,
sedetikpun beliau tidak pernah alpa terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan. Tawanan-tawanan perang Badar dibebaskan,
apabila mereka dapat mengajarkan tulis baca bagi 10 orang
anak muslim.
Sebagaimana kita ketahui maklumi bahwa Nabi kita
Muhammad SAW mempunyai niat yang mulia yakni
memelihara Ilmu Pengetahuan dan Kesusastraan. Sarjana-
sarjana Islam mendirikan Perpustakaan Islam, Perpustakaan
Masjid, Perpustakaan Madrasah, Perpustakan Perguruan
Tinggi, dan Perpustakaan Pesantren. Demikianlah sekedar
suatu fragmenta dari sejarah Perpustakaan Islam di masa yang
lalu. Sekarang timbul pertanyaan bagi bangsa kita Indonsia :
“Apa usaha umat Islam dalam lapangan perpustakaan sesudah
2
kita mendengar bahkan hafal wahyu Tuhan YME yang
menyuruh kita membaca?”
Semua sependapat bahwa perpustakaan merupakan barometer
kemajuan suatu bangsa, artinya maju dan mundurnya suatu
bangsa dapat dilihat dari perpustakaannya. Untuk itu kita
mencoba merintis perkembangan Perpustakaan Islam, di
dalamnya Perpustakaan Pesantren.
Faham atau konsep “ store house period “ yang menganggap
bahwa perpustakaan sama dengan gudang buku yang tugasnya
hanya untuk “mengumpulkan, merawat dan menyediakan buku
“harus sudah ditinggalkan, kalau ingin mengikuti irama
perkembangan ilmu pengetahuan. Langkah sejarah telah
membawa perpustakaan memasuki zaman “ Educational and
Research Function” dengan faham baru yang mengangkat
perpustakaan pada kedudukan yang terhormat, yaitu sebagai
“Pusat Kegiatan Pendidikan dan Aktifitas Ilmiah “.
Demikian pulalah seharusnya Perpustakaan Pesantren sehingga
perpustakaan merupakan “ jantung “ pesantren dan dipakai
untuk memiliki mutu tidaknya suatu pesantren. Dalam
kedudukan sebagai pengemban martabat pesantren,
perpustakaan harus menjalankan semua kegiatan yang sesuai
dengan fungsi, program dan tujuan pesantren bernaung.
Bimbingan dan bantuan pimpinan pesantren, kerjasama dari
para pengajar dan santri merupakan syarat yang diperlukan
sehingga perpustakaan dapat membina diri menjadi pusat
kegiatan pendidikan dan aktifitas ilmiah.
Sistem pendidikan yang ada dalam suatu pesantren akan ikut
mewarnai perpustakaannya. Koleksinya disesuaikan dengan
3
kondisi di pesantren yang bersangkutan dan diproses dengan
cara yang berlaku dengan pedoman pengolahan bahan pustaka
baik yang berupa buku maupun non buku dan audio visual
serta terbitan berkala. Disamping itu tenaga pengolah nya perlu
dilatih/ditatar tentang pengolahan dan pelayanan serta
pengadaan bahan pustakanya sehingga dapat menunjang dalam
kegiatan belajar mengajar, para santri tidak pasif, melalui
perpustakaan pesantren santri dapat dilatih kearah pendidikan
modern. Peran perpustakaan dalam memberikan bimbingan
kepada para santri untuk giat membaca juga sangat
menentukan adanya minat baca. Dengan koleksi yang lengkap,
Perpustakaan Pesantren akan dapat memperkaya pengetahuan
para santri, menyuburkan daya kritik (critischezim) dan
membantu pengembangan bakat serta kegemaran para santri.
Hal ini akan sejajar dengan sistem pendidikan modern, dimana
kegiatan dan kreatifitas santri lebih dipentingkan dari pada
menerima secara pasif. Melalui Perpustakaan Pesantren, santri
dapat dilatih kearah pendidikan modern.
Telah menjadi keyakinan umum bahwa membaca itu adalah
suatu hal yang baik. Membaca akan membawa seseorang
kepada tujuan-tujuan yang diinginkannya dan bahwa buku-
buku itu mempunyai daya kekuatan yang dapat merubah
keadaan masyarakat. Oleh karena itu, minat baca harus
mendapat perhatian khusus oleh dunia Pesantren. Tidak jarang
kita jumpai bahwa para santri banyak membaca karena tuntutan
adanya ujian-ujian atau hanya sekedar memenuhi kewajiban
yang dibebankan oleh para guru dan kyai. Cara yang baik
untuk membina minat baca ini ialah membiarkan para santri
memilih buku yang baik oleh mereka dan untuk mereka. Para
santri harus dibiasakan membaca buku dan menyampaikan
pendapatnya tentang buku yang telah dibacanya. Di samping
4
itu, peranan Perpustakaan Pesantren dalam memberikan
bimbingan kepada para santri untuk giat membaca juga sangat
menentukan adanya minat baca .
Akhrinya perpustakaan juga dapat mengadakan ceramah dalam
suatu topik tertentu atau diskusi yang referensi pembicaraannya
kembali pada bahan-bahan yang ada di perpustakaan.
PERANAN PERPUSTAKAAN PESANTREN DALAM
PENDIDIKAN
Pendidikan di dalam masyarakat yang maju atau di dalam
masyarakat primitif pun mempunyai tiga aspek yang menonjol,
seperti yang disebutkan pada awal pembicaraan (pada abstrak)
yaitu :
a. Aspek teknis : yaitu mempersiapkan setiap warga
masyarakat untuk bisa mendapatkan penghidupan yang
layak dan halal.
b. Aspek sosial : yaitu mempersiapkan warga masyarakat
untuk dapat melanjutkan kehidupan masyarakat itu.
c. Aspek moral dan spiritual untuk mengembangkan
akhlaqul karimah dan mencerdaskan setiap warga
masyarakat.
Ketiga aspek tersebut jalin menjalin menjadi satu, sedang
proses mengajar bersifat insidensil dan biasanya terbatas pada
soal-soal yang dikerjakan oleh orang dewasa saja. Anak-anak
menerima pengetahuan sosial, teknis dan agama dengan cara
informal atau dengan jalan meniru-niru, dengan tujuan agar
mereka dapat menlengkapi dirinya bagi kehidupan di kemudian
hari.
5
Metode mengajar dan belajar pun sederhana sekali, yakni
menerangkan dengan media dongeng-dongeng kepada para
santri. Dan pelajaran diperteguh dengan senyum atau
membentak-bentak atau memukulnya, jika anak didik membuat
kesalahan atau memberi sepotong makanan sebagai hadiah
bagi yang cakap. Peranan sebuah Perpustakaan Pesantren
adalah bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan itu ikut
menentukan dan mempengaruhi tercapainya misi dan tujuan
perpustakaan. Setiap perpustakaan yang dibangun akan
mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya
dengan sebaik-baiknya. Peranan tersebut berhubungan dengan
keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan. Peranan yang
dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah :
1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi,
pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestari khasanah
budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah
dan bermanfaat.
2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang
berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan
ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi
perpustakaan dengan para pemakainya ( santri-santrinya )
3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk
menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama
pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan
masyarakat sekitar pesantren yang dilayani.
4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kegemaran membaca,
kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui
penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan para santri. Oleh karena itu
apabila tidak ada perpustakaan, atau perpustakaan yang
6
ada kurang berperan dengan baik, mungkin anggota
masyarakat/santri yang baru belajar membaca, atau
sedang membiasakan diri membaca, dan yang
membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara
perlahan-lahan dan hilang semangatnya.
5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator,
mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari,
memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan pengalamannya.
6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen
pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia.
Sebab berbagai penemuan, sejarah, pemikiran, dan ilmu
pengetahuan yang telah ditemukan pada masa yang lalu,
yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu
yang disimpan di perpustakaan. Koleksi tersebut dapat
dipelajari, diteliti, dikaji, dan dikembangkan oleh
generasi sekarang, dan kemudian dipergunakan sebagai
landasan penuntun untuk merencanakan masa depan yang
lebih baik.
7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan
nonformal bagi anggota masyarakat/santri dan
pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara
mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali,
memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi
dan ilmu pengetahuan.
8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai
pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai
atau melakukan pendidikan pemakai ( users education ),
dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang
pentingnya perpustakaan bagi orang banyak (para santri).
9. perpustakaan berperan dalam menghimpun dan
melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam
7
keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak
ternilai harganya.
10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer)
atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas
kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab
masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan
adanya perpustakaan yang sudah maju pula, sebaliknya
masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum
memiliki perpustakaan yang memadai dan representative.
11. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan
telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut
berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan
remaja seperti tawuran, penyalah gunaan obat-obat
terlarang, dan tindak indisipliner.
Perpustakaan dengan bahan bacaan yang berisi pendidikan,
informasi, dan rekreasi yang sehat dan positif, serta dipahami
dan dijiwai oleh pembacanya (para remaja/santri). Selanjutnya
materi bacaan tersebut masih mampu menggugah aspirasi,
inspirasi, ide-ide dan gagasan dalam mengembangkan minat
dan bakat. Mereka kemudian di arahkan untuk melakukan hal-
hal yang positif dan produktif, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain. Di samping itu bahan-bahan bacaan
tersebut berisi hal-hal tentang sebab dan akibat dari perbuatan
yang negative, sehingga tidak perlu dilakukan karena akan
merugikan diri sendiri dan orang lain. Jika sebagian waktu dan
kesempatan di isi dengan kegiatan belajar, membaca, dan
melakukan hal-hal yang positif dan produktif, maka tidak ada
atau kecil kemungkinan untuk melakukan hal-hal yang
negative, di sana perpustakaan dapat ikut berperan serta.
8
Perpustakaan dapat berperan aktif dalam mencari / menelusur,
membina dan mengembangkan serta menyalurkan hobi /
kegemaran, minat, dan bakat yang dimiliki oleh masyarakat
melalui berbagai kegiatan yang dapat diselenggarakan oleh
perpustakaan. Kegiatan-kegiatan dimaksud antara lain melalui
penelusuran bakat, minat, dan kemampuan yang dilakukan
dengan mengadakan berbagai lomba, seperti melukis, baca
puisi, mengarang, kuis dan lain-lain sehingga para
peserta dapat menyalurkan, mengimplementasikan dan
mengembangkan bakat dan kreatifitasnya dengan baik yang
kelak dapat dijadikan salah satu pegangan dalam
kehidupannya.
Tugas pokok dan fungsi sebuah perpustakaan adalah untuk
menjabarkan peran sebagaimana diuraikan diatas. Tugas adalah
suatu kewajiban yang harus dilakukan atau sesuatu yang
ditentukan untuk dikerjakan. Tugas perpustakaan artinya suatu
kewajiban yang telah ditetapkan untuk dilakukan di dalam
perpustakaan. Setiap perpustakaan mempunyai tugas-tugas
sebagaimana yang telah diberikan oleh lembaga induk yang
menaunginya. Pada dasarnya sebuah perpustakaan tidak
beridiri sendiri, melainkan berada di dalam suatu ruang lingkup
atau di bawah koordinasi suatu organisasi. Perpustakaan
Nasional RI, misalnya, merupakan salah satu Lembaga
Pemerintah Non Departemen berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Perpustakaan umum merupakan salah
satu perangkat pemerintah daerah berada dan bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah ( bupati / walikotamadya ).
Perpustakaan Khusus / kedinasan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala unit kerja / instansi yang
bersangkutan. Perpustakaan perguruan tinggi berada di dalam
suatu lembaga pendidikan tinggi, demikian juga perpustakaan
9
pesantren berada di lembaga pesantren yang bersangkutan (
perpustakaan modern maupun tradisional) Oleh karena itu
kedudukan sebuah perpustakaan merupakan unsur penunjang
dan tugasnya menjalankan sebagian dari tugas pokok
organisasi.
Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2001,
Perpustakaan Nasional ( Perpusnas) RI bertugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Badan
Perpustakaan Daerah atau lembaga yang sejenis di tingkat
provinsi merupakan unsur penunjang pemerintah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah sedangkan
tugasnya menyelenggarakan kegiatan perpustakaan,
dokumentasi dan informasi lainnya, terutama bagi masyarakat
di wilayah yang bersangkutan. Perpustakaan perguruan tinggi,
yang merupakan bagian dari lembaga pendidikan tinggi
tersebut dan bertugas memfasilitasi program pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat atau Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Perpustakaan umum yang berada pada
tingkat kabupaten / kota mempunyai tugas di bidang layanan
informasi, pendidikan, rekreasi, preservasi dalam rangka ikut
mencerdaskan kehidupan masyarakat secara luas. Sementara
itu perpustakaan sekolah tugasnya adalah menunjang
terselenggaranya proses belajar di sekolah yang bersangkutan.
Sementara itu perpustakaan yang lain, pada prinsipnya
mempunyai tugas menunjang kegiatan organisasi, karena
keberadaan perpustakaan merupakan kebutuhan yang tidak
kalah pentingnya seperti halnya bagian/perangkat yang lain.
Selajutnya tugas-tugas sebuah perpustakaan dapat dijabarkan
ke dalam fungsi-fungsi sesuai dengan ruang lingkup kegiatan
10
organisasi yang bersangkutan. Satu hal yang paling substansial
adalah dalam rangka melayani dan memenuhi kebutuhan
informasi pemakai perpustakaan. Adapun volume, bobot,
variasi, dan intensitas kegiatan perpustakaan tergantung kepada
besar-kecilnya struktur organisasi, jumlah koleksi, karyawan,
dan masyarakat yang dilayani. Namun yang tidak kalah penting
adalah penerapan prinsip efisiensi yang didasarkan kepada
konsep ramping struktur dan kaya fungsi. Maksudnya adalah
untuk menghindarkan pemborosan, baik waktu, tenaga, barang,
uang dan sebagainya yang juga disebut sumber daya
perpustakaan.
Fungsi atau fungsi-fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau
jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut.
Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai tiga kegiatan
utama yaitu : (1) menghimpun, (2) memelihara, (3)
memberdayakan semua koleksi bahan pustaka. Selanjutnya
fungsi-fungsi perpustakaan dapat dirinci sebagai berikut :
- Pengadaan bahan pustaka, meliputi kegiatan : (a)
menghimpun / mengumpulkan, (b) membeli, (c)
menerima sumbangan / bantuan, (d) tukar –menukar, (e)
menggandakan, (f) menerbitkan, (g) kerja sama koleksi.
- Pengolahan mencakup : (a) registrasi, (b) pengecapan, (c)
katalogisasi, (d) klasifikasi, (e) pengetikan kartu buku, (f)
pengetikan kartu catalog, (g) pembuatan nomor barcode
(sistem computer), (h) pembuatan perlengkapan buku (
label, slip buku, slip tanggal, sampul, dll ), (i) pembuatan
lembar kerja, (j) penjajaran kartu (file), (k) penyusunan
koleksi pada tempat tertentu (rak buku, majalah, Koran,
lemari / laci dll ), (l) pemasukan data (data entry)
- Layanan, meliputi kegiatan : (a) sirkulasi (peminjaman /
pengembalian), (b) keanggotaan, (c) referensi, (d)
11
bimbingan dan penyuluhan kepada pemakai, (e) layanan
pembaca, (f) layanan unit perpustakaan keliling
(perpustakaan umum) / layanan eksistensi, (g) penelitian,
(h) layanan lain yang mungkin dilakukan, (i) pendidikan
pemakai.
- Pemasyarakatan / sosialisasi meliputi : (a) publikasi, (b)
promosi, (c) mengundang tokoh, pakar, figure publik, (d)
dan lain-lain.
- Kerjasama layanan antar perpustakaan mencakup
kegiatan ; (a) pengolahan, (b) katalog induk, (c)
pembinaan dan pengembangan profesi, (d) system
jejaring / jaringan
- Untuk perpustakaan tertentu, dikembangkan fungsi: (a)
penyusunan dan penerbitan bibliografi (b) abstrak, (c)
indeks, (d) kumpulan karangan ilmiah ( makalah, skripsi,
tesis, disertasi dll), (e) artikel, kliping, (f) dan lain-lain.
- Pengembangan Sumber Daya Manusia, mencakup: (a)
seminar, loka karya, pendidikan dan pelatihan, (b)
program pendidikan formal, (c) keanggotaan organisasi
profesi, (d) dan lain-lain.
- Pembinaan dan Pengembangan Organisasi : (a) penelitian
dan pengembangan, (b)pengelolaan/ manajemen
perpustakaan, (c) studi banding, (d) menjalin mitra kerja,
(e) dan lain-lain.
- Melakukan upaya preservasi koleksi antara lain: (a)
memelihara bahan pustaka, (b) merawat bahan pustaka,
(c) melakukan penyiangan,(d) melakukan fumigasi, (e)
menjaga temperature / suhu agar stabil, (f) mengatur
ventilasi udara, (g) menjaga koleksi supaya tetap baik, (h)
menjaga kebersihan perpustakaan, (i) dan lain-lain.
- Membuat peraturan / tata tertib meliputi: (a) jadwal
layanan, (b) persyaratan anggota, (c) peminjaman /
12
pengembalian, (d) penghargaan dan sanksi, (e) apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pengunjung dalam
perpustakaan,(f) suasana tertib di perpustakaan.
- Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk:
(a) seleksi dan pengolahan koleksi, (b) pengolahan, (c)
layanan, (d) penelusuran, (e) akses informasi, (f) jaringan,
(g) komunikasi dan kerja sama, (h) promosi dan
publikasi, (i) sosialisasi, promosi, dan publikasi.
- Menciptakan dan mengembangkan iklim di perpustakaan
agar: (a) masyarakat tahu tentang arti, kegunaan, kegiatan
perpustakaan, (b) masyarakat tertarik, berminat, tergugah
untuk ke perpustakaan, (d) pengunjung merasakan
dilayani dengan baik dan memuaskan, (e) merasa nyaman
(betah / tahan) di perpustakaan, (f) ingin sering kembali
ke perpustakaan, (g) merasa mendapatkan perhatian,
bimbingan atau bantuan oleh petugas perpustakaan, (h)
merasa mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, (i)
memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya.¹ 1
Keberadaan, peran, tugas dan fungsi perpustakaan yang telah
dilaksanakan tersebut dimaksudkan dan diarahkan untuk
melayani masyarakat pemakai. Pada umumnya layanan
perpustakaan bersifat sosial dan nirlaba. Perpustakaan didirikan
tidak untuk mencari keutungan materi atau bersifat komersial,
meskipun di dalamnya tidak menutup kemungkinan
memerlukan biaya. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
membangun dan menyelenggarakan perpustakaan seperti untuk
pengadaan koleksi, tenaga pengelola dan biaya operasional
tidak mungkin ditutup dengan “pendapatan” perpustakaan.
1 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Umum (Jakarta: Peprusnas RI, 2001)
13
Biaya yang mungkin diperlukan biasanya dapat terjangkau oleh
pemakai perpustakaan.
Kegiatan layanan perpustakaan umumnya berbentuk jasa dan
bukan barang. Perpustakaan perlu memperhatikan sejumlah
factor agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik. Faktor –
factor itu antara lain adalah: (1) layanan perpustakaan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan, (2) diusahakan agar
pelanggan merasa senang dan puas, (3) prosesnya mudah,
sederhana, dan efisien, (4) caranya cepat dan tepat waktu dan
tepat sasaran, (5) diciptakan suasana ramah, supel, dan
menarik, (6) bersifat membimbing, namun tidak terkesan
menggurui, (7) dapat menimbulkan perasaan ingin tahu lebih
jauh buat pelanggan, (8) menimbulkan kesan baik, sehingga
terdorong ingin sering ke perpustakaan.
Untuk dapat menciptakan suatu system layanan perpustakaan
seperti yang diinginkan, perlu diperhatikan beberapa hal yang
ikut mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar perpustakaan, sifatnya manusiawi,
administrative, teknis, dan non teknis. Hal-hal tersebut antara
lain: suasana kerja yang kondusif, (2) tim kerja yang solid dan
kompak, (3) komunikasi yang harmonis antara pimpinan dan
bawahan, antara bawahan dan bawahan, antara sesama atasan,
ke dalam dan ke luar organisasi, (4) ketenangan dan
kesenangan bekerja pegawai, (5) kesejahteraan pegawai, (6)
perhatian dan perlindungan pimpinan terhadap bawahan, (7)
kebersamaan dan perasaan senasib seperjuangan, (8) faktor
kemungkinan pengembangan karier dan promosi, (9)
keteladanan pemimpin, (10) kelengkapan sarana dan prasarana,
(11) keamanan dan keselamatan kerja.
14
Sebuah perpustakaan yang sehat antara lain dapat diamati dari
sudut kinerja yang mekanistis, proporsedural, dalam suasana
yang harmonis. Pada gilirannya akan menunjukkan citra yang
baik dari pandangan masyarakat. Semua itu memerlukan
proses, kerja keras, yang berlangsung berkelanjutan. Melihat
hal-hal tersebut diatas maka tujuan pendidikan hanya untuk
memelihara tradisi yang ada di dalam masyarakat atau dengan
lain perkataan agar “ the way of life “ masyarakat tetap intact
dan sebagai akibat masyarakat semacam ini tetap statis.
Didalam masyarakat yang sudah maju, ketiga aspek pendidikan
tersebut ada dan pendidikan dipandang sebagai hal yang ampuh
yang akan mengantar masyarakat kearah perubahan dan
pertumbuhan yang konstruktif dan alat mekanisme yang
memungkinkan kelompok manusia selalu memperbaharui
dirinya.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perubahan
seseorang maupun kebudayaan sesuatu masyarakat, seperti
urbanisasi, kemajuan tehnik mass communication dan lain-lain.
Karena pendidikan dan anak didik selalu “involve”
didalamnya, yaitu perubahan-perubahan yang ada di luar
dinding sekolah maka pendidikan baru akan berhasil apabila
pendidik sanggup menempatkan diri digaris depan dari
perubahan-perubahan ini. Inilah fungsi utama dari pendidikan
yang hanya mungkin untuk menanggapi perubahan-perubahan
ini dimiliki pengetahuan yang luas tentang manusia dan
dunianya.
Berhubung dengan hal-hal tersebut, maka lembaga-lembaga
pendidikan harus dilengkapi dengan perpustakaan yang up to
date dengan laboratorium, studio dan lain-lain fasilitas. Untuk
15
mendapatkan anak didik yang skilled dan wel adjusted, maka
didalam profesi guru pun terjadi banyak perubahan dan
spesialisasi. Dalam hal yang demikian ahli perpustakaan ikut
pula berkepentingan, seperti dalam perencanaan dan
pembinaan sistem pendidikan, penyuluhan dan bimbingan bagi
anak didik di dalam proses belajar mengajar.
Pada waktu yang silam para guru banyak memakai metode
verbalistis dan memakai papan tulis, para anak didik belajar
secara mengulang-ulang bahan pelajaran, menghafal tidak
mengetahui secara pasti akan manfaat baginya. Proses belajar
semacam ini menjadikan para siswa jemu terhadap
pelajarannya.
Pada waktu ini cara-cara tersebut telah berubah kearah
perbaikan. Para guru dan petugas perpustakaan sudah
seharusnya menitik beratkan kepada individualized instruction
suatu metode yang lebih menekankan kontak jiwa dengan jiwa
( contact of mind ) antara guru dengan petugas perpustakaan
disatu pihak dengan siswa dilain pihak. Dengan sistem ini si
pendidik tidak lagi menjadi “ a walking encyclopedia” didalam
kelas tetapi bersifat sebagai pembimbing yang baik. Demikian
pula seorang petugas perpustakaan diluar kelas. Dengan
metode ini anak didik dipandang sebagai seorang individu yang
penuh. Sehingga dapat menghasilkan sfeer belajar yang baik.
Partisipasi yang aktif dari anak didik didalam proses
pendidikan ini akan tercipta dan pendidikan menjadi two way
traffic yang menyenangkan bagi guru maupun siswa.
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Fungsi utama dari pendidikan yang hanya mungkin untuk
menanggapi perubahan-perubahan ini dimiliki pengetahuan
yang luas tentang manusia dan dunianya. Berhubung dengan
hal-hal tersebut, maka lembaga-lembaga pendidikan harus
dilengkapi perpustakaan yang up to date dengan laboratorium,
studio dan lain-lain fasilitas terutama Perpustakaan Pesantren
yang ada pada saat ini.
Saran :
- Hendaknya pihak pengasuh Pesantren terhadap
Perpustakaannya mengalokasikan dana yang memadai atau
yang jelas berapa % dari anggaran Pesantren.
- Perlu bimbingan dan penyuluhan bagi para santri dalam
memanfaatkan Perpustakaan bagaimana cara mendapatkan
Ilmu Pengetahuan melalui membaca.
Sekian Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Juni 2007
Iskandar Sulaiman
17
BAHAN BACAAN
- Alamul Maktabah ( Library World ) 1 ( 5 ) 1959 : 44-5
- CHENEY, FRANCES NEEL, Fundamental reference
sources. Chicago, ALA, 1971
- GAZALBA, SIDI, Pengantar kebudajaan sebagai ilmu.
Djakarta, Pustaka Antara, 1963
- HARDJASAPUTRA, A. SOBANA, “ Perencanaan mebiler
perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia menuju ke
arah standarisasi Thesis ( Sarjana Ilmu Perpustakaan )
Jakarta, 1975
- IDRIS, SAFWAN. “Perpustakaan Pusat IAIN Syarif
Hidayatullah: probleme masa kini dan prospeknya masa
depan” Thesis ( Sarjana Ilmu Perpustakaan ). Jakarta, 1973
- INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JAKARTA.
Bahan-bahan penataran tenaga perpustakaan IAIN
angkatan ke – II . Jakarta, 1974.
- KARTAWIRANA, A. Expansion of UDC : number 297 (
draft )
- KATZ, WILLIAM, A. Introduction to reference work :
basic information sources. New york, Mac Gaw Hill, 1969.
vol. I
- NEEDHAM, C.D. Organizing knowledge in libraries.
London, Andre Deutch, 1964
- NICHOLSON, REYNOLD A. Literary History of Arab.
- PERPUSTAKAAN NASIONAL RI, Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, Jakarta, 2006
- PERPUSTAKAAN NASIONAL RI, Pedoman
Penyelenggaraan Umum, Jakarta, 2006
- SUTARNO, NS. Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta,
2006
- SHORES, LOUIS. Basic reference sources.
18
Chicago, ALA, 1954.
- SJAHRIAL PAMUNTJAK, RUSINA. Pedoman
penjelenggaraan perpustakaan. Djakarta, Djambatan, 1972
- SOMADIKARTA, LILY K. Prinsip-prinsip katalogisasi
bahan pustaka dalam The Anglo American Cataloging
Rules. Jakarta, Jurusan Ilmu Perpustakaan FSUI, 1973
- STRAUSS, LUCILLE J. Scientific and technical libraries
New York, John Wiley & Sons, 1964.
- SUTONO, URIP. Pengantar ke organisasi dan
administrasi perpustakaan universitas di Indonesia.
Jakarta, Jurusan Ilmu Perpustakaan FSUI, 1973.
- TAUBRR, MAURICE F. and Associates. Technical
services in libraries : acquisitions, cataloging,
classification, binding, photographic reproduction and
circulation operations. New York, Columbia University
Press, 1953.
- UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan-bahan Up
Grading Perpustakaan angkatan ke- VII. Yogyakarta,
1974.
- WYNAR, BOHDAN S. Introduction to cataloging and
classification. 4 th ed. Littleton, Libraries Unlimited, 1971.
19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Drs. H. Iskandar S.
2. Tempat/tgl lahir : Kutoarjo, 11 Mei 1943
3. Jabatan : Pustakawan Utama
4. Pangkat/Gol .: Pembina Utama/IVd
5. Unit Kerja : UIN Syarif
Hidayatullah tullah
Jakarta
6. Alamat Rumah : Jl. Ibnu Sina II / 37 Komp. UIN
Ciputat Tangerang, Banten 15412
7. Telepon : ( 021 ) 742 01 63
8. Status Keluarga : Menikah
9. Agama : Islam
10. Pekerjaan : 1. Pustakawan Utama UIN Jakarta
2. Dosen UIN Fak. Adab &
Humaniora ( tidak tetap )
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
a. Sarjana Lengkap Fakultas Adab & Humaniora Jurusan
Sastra Arab & Sejarah Kebudayaan Islam IAIN Jakarta 1973
b. Diklat / Kursus / Upgrading / D1 :
Perpustakaan Yayasan Teruna Pembangunan Departemen
P & K Jakarta 1971
a. Perpustakaan Universitas Gajah Mada 1975
b. Pusdokinfo III Universitas Indonesia Jakarta 1990
c. Perpustakaan ISSCO Damaskus Syiria 1992
d. Workshop Manajemen Perpustakaan Perguruan
Tinggi dengan McGill University di Jakarta 1998
C. Riwayat Pekerjaan :
20
Tahun 1973 di Perpustakaan IAIN bagian Pengadaan
Tahun 1978 di Perpustakaan IAIN bagian Sirkulasi
Tahun 1982 di Perpustakaan IAIN bagian Referensi
Tahun 1984 di Perpustakaan IAIN bagian Pengolahan
Teknis s/d tahun 2000, Tata Usaha Perpustakaan tahun 2000 s/d 2002
Sebagai Pustakawan sejak Impassing tahun 1989 s/d sekarang
Jabatan Fungsional Pustakawan yang ada sekarang sebagai
Pustakawan Utama golongan IV / d
Wakil Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dari tahun 2002 s/d 2006
Dosen Fakultas Adab & Humaniora bidang Perpustakaan
Koordinator Pustakawan UIN Jakarta tahun 2007
D. Pengalaman Organisasi Kepustakawanan :
Sebagai Nara Sumber :
Penatar Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta tingkat DKI tahun 1994, 1996, 2005, dan terakhir
2006
Sebagai Tenaga Sosialisasi Perolehan Angka Kredit Departemen Agama tahun 1999, 2002 2004. di Sumatera
Barat, tahun 1999, 2002, 2004 di Jakarta.
Sebagai Anggota Redaksi Al-Maktabah Perpustakaan
IAIN Jakarta 1980
Sebagai Ketua Redaksi Al-Maktabah 1982
Sebagai Ketua Panitia Bulan Ilmiah & Cinta Buku Perpustakaan Utama UIN Jakarta bekerjasama dengan
Departemen Agama tahun 2004
Sebagai Peserta Seminar : Perpustakaan, Dokumentasi
dan Informasi yang diselenggarakan oleh Pengurus IPI
21
Pusat, Daerah maupun Cabang sejak adanya IPI dari
tahun 1992 s/d tahun 2005 di Indonesia
E. Pengalaman Lain – Lain :
Kepanduan / Pramuka di KMI Gontor Ponorogo tahun 1957-1963
Pelajar Islam Indonesia (PII) di Gontor Ponorogo tahun 1957 – 1963
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tahun
1967 s/d sekarang, pernah menjabat Sekretaris PMII
Cabang Ciputat tahun 1969 – 1972
Sekretaris Klub Jantung Sehat IAIN Jakarta dari tahun 1980 – 1983, dan tahun 1983 – 1986 ( 2 periode )
Anggota Klub Jantung Sehat IAIN menjadi UIN dari tahun 1980 s/d 2007
F. Pengalaman Mengajar & Memberi Kuliah :
Di Pesantren Al-Makmur Pisangan Kreo Ciledug Tangerang Banten tahun 1970 – 1975, materi yang
disampaikan :
a. Bahasa Arab
b. Agama
c. Ilmu Perpustakaan, yang bersangkutan termasuk salah
satu pendiri Pesantren tersebut.
Di Universitas Islam Darul Mukminin, pernah menjabat Dekan Fakultas Tarbiyah dari tahun 1982-1984,
memberi materi kuliah :
a. Bahasa Arab
b. Tarjamah
c. Perpustakaan
Sekolah Tinggi Yusufiyah Pondok Gede Fakultas
Tarbiyah dari tahun 1975-1980, materi kuliah :
a. Bahasa Arab
22
b. Agama
c. Mengelola Perpustakaan
SMK Islamiyah Ciputat dari tahun 1980 s/d sekarang,
materi yang diberikan :
a. Dokumentasi dan Perpustakaan , Kearsipan
b. Pelayanan Produktif
IAIN Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris dari tahun 1975 – 1980, materi yang diberikan :
a. Bahasa Arab dengan program
b. Bahasa Arab dengan program di Fakultas
Ushuluddin
UNIS Jakarta dari tahun 1990 – 1992 a. Bahasa Arab
b. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi
SMK Al-Fajar Kebayoran Lama Jakarta Selatan 1985-
1990, materi yang diberikan: Dokumentasi dan
Perpustakaan
UNIAT Jakarta sejak tahun 1989 – 2004, jabatannya : Kepala Perpustakaan, memberikan kuliah antara lain :
a. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi
b. Fiqh Lughah
c. Tarjamah
SMK YMJ tahun 1995 s/d sekarang, materi yang diberikan antara lain:
a. Dokumentasi dan Perpustakaan
b. Pelayanan Produktif
STI Al- Ghozi Jakarta tahun 1998 – 1999 a. Mengelola Perpustakaan Perguruan Tinggi
b. Bahasa Arab / Agama
STI Azziyadah Jakarta tahun 1998 – 2000, materi yang
diberikan : Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi
UIN Jakarta Fakultas Adab & Humaniora dari tahun 2001
23
s/d sekarang Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
materi yang diberikan :
- Pelestarian Bahan Pustaka
- Transliterasi dan Transkripsi ARAB - LATIN
G. Karya Tulis :
1. Berupa Makalah :
a. Sistem Informasi mendukung kelancaran Tugas
Perpustakaan / Pusat Informasi
b. Buku ajar perpustakaan terbitan Indonesia Pandangan
Seorang Pengajar
c. Perpustakaan sebagai Learning Resource, Pembahasan
tentang Aspek Jasa dan Kerjasamanya.
d. Jabatan Pustakawan Problem dan Prospeknya.
e. Pendidikan Perpustakaan di Indonesia
f. Kebijakan Pengadaan dan Pengembangan Koleksi
Perpustakaan IAIN
g. Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar dan Profil
Pimpinan serta Tenaga Pustakawan yang diharapkan
h. Perpustakaan Proaktif
i. Perpustakaan Ideal bagi Perpustakaan Perguruan
Tinggi Swasta
j. Sikap dan Peran Pimpinan Kampus, Staf Pengajar dan
Mahasiswa dalam Pembinaan Perpustakaan Perguruan
Tinggi
k. Staf dalam Manajemen Perpustakaan Faktor-faktor
yang mempengaruhi
l. Kemudahan Akses Informasi IPTEK
m. Masyarakat Informasi
n. Proses penulisan Ilmiah / Populer
o. Manajemen Kepegawaian di Perpustakaan
p. Memanfaatkan Sumber Informasi Ilmiah
24
q. Mempersiapkan Generasi Muda memasuki Era
Informasi
r. Perpustakaan merupakan Bagian dari Sistem
Pendidikan Nasional dalam mengembangkan
kebudayaan
s. Kedudukan dan Peran Perpustakaan dalam Era
Informasi
2. Berupa Diktat ( Bahan Penataran / Workshop /
Pendidikan Perpustakaan )
a. Perpustakaan Sekolah; Sarana dan Prasarana
e. Perpustakaan Pesantren
f. Katalogisasi Buku Berbahasa Arab
g. Layanan Sirkulasi
h. Klasifikasi
i. Pemeliharaan Bahan Pustaka
j. Layanan Referensi
k. Katalogisasi
l. Literatur dan Bibliografi
m. Transliterasi & Transkripsi Arab Latin
n. Pelestarian Bahan Pustaka
o. Layanan Pembaca
p. Minat Baca
3. Berupa Buku :
a. Daftar Tajuk Subyek Islam & Klassifikasi Islam
b. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
c. Daftar Istilah Dokumentasi & Perpustakaan 1999
d. Daftar Tajuk Subjek Agama Islam di Perpustakaan
IAIN Jakarta 1999
e. Daftar Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi 1995
f. Proposal Pengembangan Perpustakaan IAIN Jakarta
1996
25
4. Daftar Artikel yang Dimuat di Al-Maktabah UIN
Jakarta
a. Peranan Peneliti, Pimpinan Instansi Dalam Penelitian
Bahan Pustaka di Perpustakaan Khusus
b. Peranan Perpustakaan dalam rangka Penulisan
Artikel Ilmiah
c. Manajemen Kepegawaian di Perpustakaan
d. Tata cara Penyusunan Index
H. Tanda Kehormatan :
a. Satya Lencana Karya Satya ( X tahun 1977, XX tahun
1996, XXX tahun 2005
b. Pustakawan Teladan III tingkat DKI untuk golongan III
a keatas tahun 1997
c. Keluarga Teladan III KORPRI DKI 1986
d. Keluarga Sehat tingkat DKI Juara II 1989
I. Keluarga :
Menikah : 29 Mei 1972
Istri : Ny. Henny Iskandar
Anak dan Menantu ( 2 pasangan ) :
1. Sri Kumalasari, SP - Agung Dirgantara
2. Irfan Riyadi, SI - Lisye
Cucu yang Lahir sampai dengan tahun 2007, 3 orang antara lain :
1. Ezra Rizqi Dahya Qolbi
2. Ibnu Alfi Fajri Ramadhan
3. Syauqi Muhammad.