strategi kyai dalam pengelolaan pondok pesantren …

172
STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN DARUL AUFA SUNGAI BULUH KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI TESIS Diajukan Untuk melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Megister Pendidikan dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam OLEH : MUAMAR QADAFI NIM. MMP.15.2.2380 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGER SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2018

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN DARUL AUFA SUNGAI BULUH

KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

TESIS

Diajukan Untuk melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Megister Pendidikan dalam Konsentrasi

Manajemen Pendidikan Islam

OLEH :

MUAMAR QADAFI NIM. MMP.15.2.2380

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGER

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2018

Page 2: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …
Page 3: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …
Page 4: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …
Page 5: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …
Page 6: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

vii

MOTTO

ã� În/y‰ãƒ t�øΒ F{$# š∅ÏΒ Ï !$ yϑ¡¡9 $# ’n<Î) ÇÚö‘ F{ $# ¢Ο èO ßlã� ÷ètƒ ϵø‹ s9 Î) ’Îû 5Θ öθ tƒ tβ% x. ÿ… çνâ‘#y‰ø)ÏΒ y# ø9 r&

7π uΖy™ $ £ϑÏiΒ tβρ‘‰ãès? ∩∈∪

Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu

naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu

tahun menurut perhitunganmu.” (QS. As Sajadah : 5). 1

1Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 415

Page 7: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

viii

PERSEMBAHAN

Tesis ini ku Persembahkan Kepada :

Ayahanda A.Rifa’i. MK dan Ibunda Alawiyah

Ayahanda mertua Mamat Rahmad dan Ibunda mertua Khadijah

Istriku tercinta dan tersayang Tintin Anggraini

dan

Ananda Raihaanah Edelweis Qadafi dan

Muhmammad Mumtaaz Ash- Shiddiqi

Rekan-rekan seperjuangan pada Program Studi Manajemen Pendidikan

Islam (MPI) angkatan tahun 2015 Pascasarjana Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 8: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

ix

ABSTRAK

Muammar Qadafi, Strategi Kiyai dalam Pengelolaan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Tesis, Manajemen Pendidikan Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, 2018.

Administrasi pada intinya adalah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu atau potensi dalam suatu aktivitas kelembagaan, baik personal, spritual dan material, yang bersangkutan dengan pencapaian tujuan yangtelah ditetapkan. Pengelolaan pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari setidaknya ada beberapa teknis penunjang yang sangat diperlukan, yaitu struktur organisasi, manajemen administrasi personalia, administrasi keuangan serta kepengkapan sarana maupun prasarana.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, data yang dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis melalui Pengumpulan Data (Data Collection), Reduksi Data (Data Reduction), Penyajian Data (Data Display) dan Penarikan Kesimpulan atau Verification. Untuk menjamin keabsahan data, maka penulis menguji keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik, triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Hasil dari pada penelitian ini yaitu Pertama, strategi yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan pondo pesantren Darul Aufa Sungai BuluhKecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu menyusun perencanaan bersama dengan para ustadz dan ustadzah, melakukan pengorganisasian yaitu dengan memfungsikan tenaga pendidik untuk mengelola administrasi, memberikan pengarahan dan motivasi kepada pengelola administrasi. Kedua, kendala yang dihadapi oleh Kiyai dalam pengelolaan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu belum memiliki tanaga administrasi yang berkualifikasi dan berkompetensi dalam bidang administrasi, tenaga administrasi belum memiliki wawasan dan pengalaman yang mampuni dalam pengelolaan administrasi dan belum tersedianya dengan maksimal sarana dan prasarana administrasi sehingga pengelolaan administrasi belum maksimal. Ketiga, upaya yang dilakukan Kiyai dalam mengatasi kendala pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu dengan membantu pembiayaan tenaga administrasi untuk melanjutkan studi ke jenjang strata satu dalam bidang administrasi, memberikan bimbingan dan pelatihan kepada tenaga administrasi dan mengadakan pembelian laptop untuk pengelola administrasi Kata Kunci : Strategi Kiyai, Pengelolan Administrasi

Page 9: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

x

ABSTRACT Muammar Qadafi, Kiyai Strategy in management of the Darul Aufa Sungai Buluh Islamic Boarding School in Muara Bulian, Batanghari Region Thesis, Management of Islamic Education, Postgraduate of State Islamic University of Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, 2018. Administration is the essential directing prosess and integrating everything or potential in an institutional, personal, spiritual and material activity, concerned with the attainment of the stated objectives. Management of the Darul Aufa Sungai Buluh Islamic boarding school in Muara Bulian, Batanghari District there are at least some technical support that is needed, namely organizational structure, personnel administration, financial administration and equipment and infrastructure. This study the used qualitative method the data collected through observation, interview and documentation techniques, then analyzed through Data Collection (Data Collection), Data Reduction (Data Reduction), Data Presentation (Data Display) and get Conclusions or Verification. To guarantee the validity of the data, the authors examine the validity of the data using triangulation techniques, source triangulation and method triangulation. The results of this study are: First, the management carried out by the clerics in the Darul Aufa Sungai Buluh Muara Bulian Islamic boarding school in regional of Batanghari, namely planning together with clerics and religious teachers, organizing, namely by functioning the teaching staff to manage the administration, providing direction and motivation to the administration manager. Secondly, the obstacles faced by Kiyai in the management of the Darul Aufa Sungai Buluh Islamic boarding school in Muara Bulian, ini regional of Batanghari, which have not had qualified and competent administrative staff in administration, administrative staff do not yet have the insight and experience that is adequate in administrative management and the maximum unavailability administrative facilities and infrastructure so that administrative management has not been maximized. Third, the efforts carried out by the kyai in overcoming the obstacles in the administrative management of the Darul Aufa Sungai Buluh Islamic boarding school in Muara Bulian, at reginoal of Batanghari. were by helping the administrative staff to continue their studies at the administrative level, providing guidance and training to the administrative staff. for administration managers Keywords: Kiyai Strategy, Administration Management

Page 10: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …
Page 11: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …
Page 12: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

xiii

DAFTAR ISI

HalamanJudul ................................................................................................ i Lembar Logo .................................................................................................. ii Nota Dinas ..................................................................................................... iii LembarPersetujuan ...................................................................................... iv Surat Pernyataan Orisinalitas Tesis ............................................................. v HalamanPengesahan .................................................................................... vi HalamanMotto ............................................................................................... vii HalamanPersembahan ................................................................................ viii Abstrak .......................................................................................................... ix Abstract .......................................................................................................... x Kata Pengantar .............................................................................................. xi Daftar Isi ....................................................................................................... xiii Daftar Tabel .................................................................................................. xiv Daftar Bagan .................................................................................................. xv Daftar Gambar .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. .......................................................................................................... L

atarBelakangMasalah ................................................................... 1

B. .......................................................................................................... R

umusanMasalah ............................................................................ 7

C........................................................................................................... F

okusPenelitian ............................................................................... 7

D........................................................................................................... T

ujuandanKegunaanPenelitian ....................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. .......................................................................................................... L

andasanTeori ................................................................................ 9

1. .................................................................................................... S

trategi Kyai ................................................................................ 9

2. .................................................................................................... P

engelolaan Admiistrasi Pondok Pesantren .............................. 14

B. .......................................................................................................... P

enelitian yang Relevan ................................................................. 57

Page 13: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. .......................................................................................................... P

endekatanPenelitian .................................................................... 64

B. .......................................................................................................... S

ituasiSosialdanSubjekPenelitian .................................................. 65

C........................................................................................................... J

enisdanSumber Data ................................................................... 67

D........................................................................................................... T

eknikPengumpulan Data .............................................................. 69

E. .......................................................................................................... T

eknikAnalisis Data ........................................................................ 72

F. .......................................................................................................... U

jiKeterpercayaan Data (Trushworthines) ...................................... 74

G. ......................................................................................................... R

encanadanWaktuPenelitian ......................................................... 77

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN

A. .......................................................................................................... D

eskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 79

1. .................................................................................................... H

istoris ....................................................................................... 79

2. .................................................................................................... G

eografis .................................................................................... 81

3. .................................................................................................... V

isi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Darul Aufa .................. 82

4. .................................................................................................... S

truktur Organisasi .................................................................... 83

5. .................................................................................................... K

eadaan Guru dan Santri .......................................................... 87

6. .................................................................................................... K

egiatan Pembelajaran .............................................................. 89

Page 14: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

xv

7. .................................................................................................... S

arana dan Prasarana ............................................................... 91

B. .......................................................................................................... H

asil Penelitian ............................................................................... 93

1. .................................................................................................... S

trategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok

Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari ...................... 93

2. .................................................................................................... K

endala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok

Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari ................................................. 107

3. .................................................................................................... U

paya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari ...................................... 117

C........................................................................................................... A

nalisils Hasil Lapangan ............................................................... 128

BAB V PENUTUP

A. ............................................................................................................ K

esimpulan ...................................................................................... 130

B. ............................................................................................................ I

mplikasi Penelitian ......................................................................... 133

C. ........................................................................................................... S

aran-saran ..................................................................................... 135

D. ........................................................................................................... K

ata Penutup ................................................................................... 136

DaftarPustaka

Lampiran-lampiran

Page 15: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

xvi

DAFTAR TABEL Tabel. 2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................ 57

Tabel. 3.1 Rencana dan Waktu Penelitian ...................................................... 77

Tabel. 4.1 Keadaan Guru ................................................................................ 87

Tabel. 4.2 Keadaan Santri .............................................................................. 89

Tabel. 4.3 Keadaan Sarana ............................................................................ 92

Tabel. 4.4 Keadaan Prasarana ....................................................................... 93

Page 16: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

xvii

DAFTAR BAGAN Bagan. 1 Struktur Organisasi Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aufa ......... 85

Bagan. 2 Struktur Organisasi Santri Pondok Pesantren Darul Aufa ............... 86

Page 17: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segenap aspek kegiatan manusia pada dasarnya harus selalu

berjalan melalui proses tertentu dalam mencapai tujuannya. Semua

kegiatan kehidupan manusia tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar,

efisien dan efektf jika dibiarkan berlangsung secara natural saja, baik

bidang politik, sosial, budaya, dan pendidikan. Secara rasional harus

diselenggarakan berdasarkan proses kerja tertentu yang dapat membawa

segenap aktivitas untuk menuju ke arah yang lebih baik sesuai dengan

tujuan yang telah di rencanakan. Dalam hal ini, jalan yang dapat

memberikan jawaban atas tantangan tersebut adalah dengan menerapkan

manajemen administratif ke dalam unsur-unsur kegiatan di semua bidang

kehidupan manusia, yang termasuk dalam lingkup permasalahan, Salah

satunya adalah dengan diselenggarakannya sebuah lembaga pendidikan

khususnya pondok pesantren.

Di era globalisasi yang penuh persaingan dan tantangan serta

semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, mengharuskan

lembaga pendidikan pondok pesantren untuk meningkatkan mutunya,

sehingga dapat membina para santri yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Sebagaimana yang penulis ketahui, sekarang ini telah banyak pondok

pesantren yang membekali para santrinya tidak hanya dengan ilmu

agama tetapi juga dengan ilmu pengetahuan umum. Bahkan, ada juga

pondok pesantren yang membekali santrinya dengan berbagai macam

keterampilan.

Hal ini bertujuan agar ketika santri telah selesai mengikuti

pendidikan di pesantren, alumni tidak hanya pandai dalam ilmu agama

saja tetapi juga pandai dalam ilmu pengetahuan umum dan berbagai

keterampilan yang dapat berguna untuk kehidupan dirinya sendiri maupun

masyarakat di sekitarnya. Pada realitas lain, perkembangan pondok

Page 18: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

2

pesantren di masa depan ditentukan oleh kemampuan ponpes itu sendiri

dalam mengadaptasi dan mengatasi segala kesulitan maupun tantangan

yang selama ini di hadapi. Melihat perkembangan pendidikan pondok

pesantren sekarang ini, maka dapat dirasakan arti pentingnya suatu

kegiatan manajemen administratif pendidikan, dimana pendidikan yang

ada di pondok pesantren dikelola secara modern dengan sistem

pelaksanaannya dilakukan secara klasikal. Agar tujuan penyelenggaraan

pendidikan di sebuah pondok pesantren dapat mudah tercapai, maka

pondok pesantren tidak dapat lepas dari kegiatan manajemen

administratif, dalam hal ini kegiatan tersebut meliputi: perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

Sejalan dengan penyelenggaraan pendidikan formal beberapa

pesantren menggalami penggembanggan pada aspek manajemen,

organisasi, dan atministrasi. Perkembanggan ini dimulai dari perubahan

gaya kepemimpinan pesantren dari karismatik ke rasionalostik, dari

otoriter paternalistic ke diplomatik partisipatif. Dewasa ini pesantren sudah

membentuk badan pengurus harian sebagai lembaga payung yang

khusus mengelola dan menanggani kegiatan-kegiatan pesantren misalnya

pendidikan formal, diniyah, penggajian majelis ta’lim, sampai pada

masalah pengginapan (asrama santri), kerumah tanggan, kehumasan.

Pada tipe pesantren ini pembagian kerja antar unit sudah perjalan

denggan baik, meskipun tetap saja kyai memiliki pengaruh yang kuat.2

Sayangnya perkembangan tersebut tidak merata di semua

pesantren. Secara umum pesantren masih menghadapi kendala serius

menyangkut ketersediaan sumber daya manusia profesional dan

penerapan manajemen yang umumnya masih konvensional, misalnya

tiadanya pemisahan yang jelas antara yayasan, pimpinan madrasah, guru

dan staf atministrasi, tidak adanya transparasi pengelolaan sumber-

sumber keuangan belum terdistribusinya pengelolaan pendidikan, dan

2Amin Haedari dan Ishom El-Saha, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah

Diniyah, (Jakarta:Diva Pustaka, 2008). hal. 9.

Page 19: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

3

banyaknya penyelenggaraan atministrasi yang tidak sesuai aturan baku

organisasi. Kyai masih merupakaan figure sentral dan penentu kebijakan

pendidikan pesantren.3

Pondok pesantren merupakan suatu lembaga yang berbasiskan

pada kesatuan keagamaan sekaligus berbasiskan pendidikan. Pondok

pesantren bisa menjadi “social agent” yang bagus untuk membantu

pemerintah dalam perbaikan sektor ekonomi, budaya dan sosial

masyarakat, tapi dengan satu syarat bahwa secara organisasional pondok

pesantren harus mau untuk berubah, baik dan secara kultur, cara

pendekatan dan aspek-aspek manajemen. Di dalam pondok pesantren

sendiri terdapat empat unsur pembangun yaitu: ustadz, santri, kitab, dan

masjid. Setiap komponen tersebut masing-masing mempunyai peran yang

berbeda-beda.

Untuk mencetak generasi penerus yang cerdas dan berakhlaq

mulia diperlukan pendidikan yang menyeluruh, dalam arti mencakup

semua potensi baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pondok

pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang

mengkombinasikan ketiga aspek tersebut, tidak hanya menekankan aspek

kecerdasan kognitif semata, akan tetapi juga menekankan pada aspek

afektif dan psikomotor, yaitu dengan mengajarkan nilai - nilai dan norma

yang sesuai dengan syariat Islam serta membekali para santri dengan

ketrampila - ketrampilan yang berguna bagi kehidupan sehari – hari.

Maka dari itu, dalam rangka menjadi menjadi pondok pesantren

yang ideal, perlu diadakan manajemen pengelolaan serta pengembangan

podok pesantren tersebut. Dengan begitu segala potensi yang dimiliki

pondok pesantren dapat tereksplore secara optimal. Sehingga pondok

pesantren mampu memberikan andil yang besar terhadap masyarakat

Tentu, reformasi pesantren dalam dinamika yang panjang dimaksudkan

untuk mencari format yang ideal peningkatan mutu pendidikan pesantren,

salah satu dari pengelolaan sebagaimana yang dimaksud adalah

3Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LPEES, 2011). hal. 80.

Page 20: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

4

pengelolaan administrasi pondok pesantren. Administrasi pada pondok

pesantren sangat menentukan sangat menentukan atas keberhasilan

pengelolaan pesantren.

Pada hakikatnya kegiatan manajemen administratif di setiap

lembaga pendidikan dimaksudkan untuk mengatur suatu program agar

segalanya dapat berjalan dengan teratur dan terarah sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai. Begitu juga di sebuah pondok pesantren,

keteraturan dan kedinamisan serta ketertiban dilakukan merupakan suatu

upaya untuk mencapai tujuan. Apabila pondok pesantren berbenah dan

tidak menutup diri dari perubahan zaman di era globalisasi ini, maka

sangat diharapkan dari pondok pesantren tersebut lahir para intelektual

muda yang telah di bekali ilmu agama dan ilmu umum. Sehingga siap

terjun ke masyarakat, namun demikian tidak semua pondok pesantren

mampu menerima hal yang sama, dalam hal ini kaitanya dengan

pelaksanaan manajemen administratif pendidikan yang dikelola secara

modern.

Administrasi pendidikan pondok pesantren yang baik, sangat

diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang profesional, hal ini

sebagaimana yang terkandung dalam Undang-undang Guru dan Dosen

(UU RI No. 14 Tahun 2005) yang berbunyi bahwa “profesional adalah

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi”.4 Tugas administratif menurut Sutisna

dalam Syaiful Sagala adalah mengatur kegiatan secara khusus dan saling

tergantung sebagai ciri khas setiap organisasi. Para menejer harus belajar

menanggulangi kekuatan yang non liner, yaitu ketika masukan kecil dapat

mencetuskan hasil yang besar dan sebaliknya.5

4Anonim, Undang-undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 3.

5Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konterporer, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal.

172

Page 21: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

5

Administrasi pendidikan merupakan proses keseluruhan dan

kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang

ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan. Adiministrasi

pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan yang luas, seperti kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

khususnya dalam bidang pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-

sekolah.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Qaaf

ayat 18 juga dijelaskan bagaimana pentingnya administrasi, yang

berbunyi:

$ ¨Β àáÏ�ù=tƒ ÏΒ @Αöθ s% āω Î) ϵ ÷ƒy‰s9 ë=‹Ï%u‘ Ó‰ŠÏGtã ∩⊇∇∪

Artinya: “tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.”6

Selain dari ayat diatas, dalam Al-Qur’an pada Surah Al-Infithaar

ayat 10-12 juga dijelaskan tentang pentingnya suatu administrasi, yang

berbunyi sebagai berikut :

¨βÎ)uρ öΝä3ø‹ n=tæ t ÏàÏ�≈ ptm: ∩⊇⊃∪ $ YΒ#t� Ï. tÎ6 ÏF≈ x. ∩⊇⊇∪ tβθçΗs>ôètƒ $ tΒ tβθ è=yè ø�s? ∩⊇⊄∪

Artinya : “Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.7

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan

sebuah negara, apabila pendidikannya bagus maka kemungkinan bangsa

tersebut maju juga besar, akan tetapi apabila pendidikannya kurang bagus

maka bangsanya pun juga kemungkinan besar kurang maju, dengan

pendidikan yang bagus diharapkan penduduk suatu negara memiliki

kemampuan yang lebih dan memiliki moral yang lebih bermartabat serta

memiliki sudut pandang yang lebih luas dalam menghadapi suatu masalah

6Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 519

7Ibid., hal. 587

Page 22: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

6

ataupun perbedaan yang terjadi dalam kehidupannya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kemajuan pendidikan yaitu kurikulum pendidikan, sarana

dan prasarana pendidikan, biaya pendidikan, peran serta pemerintah/

kebijakan pemerintah serta kualitas tenaga pendidik dan lain sebagainya.

Dalam administrasi pesantren, organisasi yang solid, sangat

diperlukan, bila organisasi dalam pesantren itu baik, maka jelas segala

kewajiban dan tugas – tugas pengurus niscaya akan terselesaikan dengan

baik, serta interaksi antar pengurus akan saling menguatkan dan

memaksimalkan program kerja yang telah direncanakan dan diperjelas

pembagian tugasnya (Job Discription), dengan demikian sistematika kerja

pengurus jelas dan produktif. Didalam sistem pendidikan pondok

pesantren, suatu kegiatan administratif yang disebut dengan pengelolaan

tidak bisa diabaikan. Baik buruknya kualitas pendidikan yang

diselenggrakan tergantung dari baik tidaknya kegiatan pengelolaan

administrasinya, strategi pengelolaan administrasi dimainkan oleh seorang

kiyai, dimana kiyai mumpunyai peran yang sangat besar dalam mengelola

administrasi. Untuk itu kiyai harus mempunyai strategi yang baik agar

pengelolaan administrasi dapat berjalan dengan optimal.

Administrasi harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip

administrasi yang merupakan sesuatu yang sangat kuat, absolut, dan

tidak boleh dinafikan dalam pelaksanaan program tertentu. Hal tersebut

tertentu, karena merupakan acuan dan tujuan subtansi pelaksanaan

setiap kegiatan administrasi. Pengelolaan administrasi pendidikan harus

terlaksana secara efesiensi, dengan pembagian tugas yang tepat agar

terlaksana secara efektif serta pengelolaannya dilakukan secara sinergis,

profesional, proporsional.

Salah satu problema dalam pengelolaan pesantren saat ini adalah

pengelolaan administrasi, seperti hal nya pada Pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

sebagaimana hasil pengamatan yang penulis lakukan bahwa pengelolaan

Page 23: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

7

administrasi pondok pesantren belum terkelola dan tertata dengan baik.8

Sebagai pimpinan Pondok Pesantren salah satu fungsinya yaitu sebagai

administrator. Hal ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh E. Mulayasa

bahwa pimpinan lembaga pendidikan harus mampu berfungsi sebagai

educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator dan

motivator (EMASLIM).9

Pimpinan pada suatu lembaga pendidikan dalam hal ini pimpinan

Pondok Pesantren sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat

erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat

pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah.

Secara spesifik, pimpinan pada suatu lembaga pendidikan harus memiliki

kemampuan untuk mengelola administrasi peserta didik, mengelola

administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana,

mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan.

Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat

menunjang produktivitas lembaga yang dipimpinnya.

Tugas-tugas pimpinan Pondok Pesantren sebagai administrator

mempunyai tugas-tugas operasional sebagai berikut:

1) Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam

penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan

kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, penyusunan

kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di

perpustakaan.

2) Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan

dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik,

penyususan kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler,

dan penyususan kelengkapan data administrasi hubungan sekolah

dengan orang tua peserta didik

8Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari, 1 Desember 2017. 9E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009), hal. 97-98.

Page 24: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

8

3) Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan

dalam pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru serta

pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan

non guru, seperti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga

sekolah, dan teknisi.

4) Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus

diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi

gedung dan ruang, pengembangan data administrasi meubeler,

pengembangan kelengkapan data administrasi alat mesin kantor

(AMK), pengembangan kelengkapan data administrasi buku atau bahan

pustaka, pengembangan kelengkapan data administrasi alat

laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data administrasi alat

bengkel dan workshop

5) Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam

pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk,

pengembangan data administrasi surat keluar, pengembangan

kelengkapan data administrasi surat keputusan dan pengembangan

kelengkapan data administrasi surat edaran

6) Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan

dalam pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan

administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua

peserta didik, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber

dari pemerintah yakni uang yang harus dipertanggung jawabkan

(UYHD), dan dana bantuan operasional (DBO), pengembangan

proposal untuk mendapatkan bantuan keuangan, seperti hibah atau

block grant, dan pengemabangan proposal untuk mencari berbagai

kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai

pihak yang tidak mengikat.10

10

Ibid, hal. 107-108

Page 25: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

9

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil pemahaman

bahwa pimpinan pada lembaga pendidikan sebagai administrator harus

mampu mengelola semua administrasri pada lembaga yang dipimpinnya

secara sempurna dengan bukti berupa data administrasi yang akurat serta

mampu mengelola administrasi kesiswaan, ketenagaan, keuangan,

sarana dan prasarana dan administrasi persuratan dengan baik sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Administrasi pondok pesantren bukan hanya sekedar kegiatan

tata usaha seperti yang dilakukan di kantor-kantor tata usaha yang

terdapat di sekolah maupun kantor instansi pendidikan yang lainnya.

Namun pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah suatu ilmu

tentang penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren atau tempat

pendidikan yang lain dengan harapan tercapainya tujuan pendidikan di

tempat penyelenggaraan pendidikan tersebut. Hal ini sebagaimana yang

telah dikemukakan oleh Ary H Gunawan bahwa Administrasi pendidikan

adalah semua usaha untuk mendayagunakan secara tepat guna dan

berhasil-guna sumber-sumber material dan personal yang tersedia untuk

mencapai tujuan pendidikan.11 Satuan pendidikan atau sekolah dan

yayasan kependidikan manapun akan menjadi acak-acakan, bahkan bisa

lumpuh ketika sistem administrasinya kacau.12

Pondok pesantren Darul Aufa adalah salah satu pondok yang

berada dalam wilayah Kabupaten Batanghari, Pondok Pesantren Darul

Aufa sudah sudah menyelenggarakan pendidikan berbasis modern

dimana tidak semata diajarkan kurikulum salafi, akan tetapi sudah

mengajarkan pendidikan umum seperti penyelenggaraan pendidikan

tingkat Madrasah Tsanawiyah dan tingkat Madrasah Aliyah. Pengelolaan

Pondok Pesantren yang baik dapat di ukur dengan bagusnya pengelolaan

administrasinya, dengan terkelolanya administrasi Pondok Pesantren yang

11

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Micro, (Jakarta: Rineka Cifta, 2011), hal 1. 12

Sudarwan, Yunan , Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 11.

Page 26: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

10

baik tentu sangat membantu pondok Pesantren dalam mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkannya. Apabila dilihat dari segi manajemen

administratifnnya pondok pesantren Darul Aufa sudah menggunakan

teknologi dalam pengelolaan administrasinya, namun dalam

pelaksanaannya masih banyak ditemukan ketidak sesuaian antara teori

yang seharusnya dengan pelaksanaan pengelolaan administrasi yang

penulis temukan pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Pengelolaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari setidaknya ada beberapa teknis

penunjang yang sangat dibutuhkan dalam mengelola administrasi pondok,

yaitu struktur organisasi, manajemen administrasi personalia, administrasi

keuangan serta kepengkapan sarana maupun prasarana.

Berdasarkan Grand Tour yang penulis lakukan di Pondok

Pesantren Darul Aufa Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

melalui observasi dan sejumlah pendalaman melalui wawancara dan di

dukung oleh berbagai fakta dokumentasi, maka ada beberapa hal yang

penulis temukan dan penulis nilai berbeda dengan yang seharusnya,

dimana pertama Pondok Pesantren Darul Aufa Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari dalam pengelolaan pondok pesantren belum

berjalan dan terkelola dengan baik, khususnya pengelolaan administrasi

Pondok Pesantren. Dalam Pengelolaan administrasi pada Pondok

Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari pengelolaan administrasi belum terprogram dengan baik, hal

ini terlihat tidak adanya rencana strategis yang di rumuskan oleh pimpinan

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari dalam pengelolaan Pondok Pesantren. Kedua,

secara umum pengelolaan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari khususnya pengelolaan

administrasi dilakukan oleh pimpinan Pondok Pesantren, dan untuk

pelaksanaan administrasi secara teknik, pimpinan pondok Pesantren

Page 27: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

11

menmfungsikan tenaga pendidikan yang tidak berkualifikasi dalam bidang

administrasi untuk membantu pengelolaan administrasi Pondok Pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari,

karena pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari tidak mempunyai tenaga

administrasi yang khusus mengelola administrasi Pondok Pesantren.

Ketiga, dalam pengelolaan pondok pesantren khususnya pengelolaan

administrasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari tidak di dukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai, pengelolaan administrasi Pondok Pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

masih disatukan dengan pengelolaan lembaga pendidikan umum yang

ada dalam sistem pendidikan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, sehingga pengelolaan

Pondok Pesantren dalam hal ini adalah pengelolaan administrasi tidak

terkelola dengan baik.13 Sebagai lembaga pendidikan formal, tentu

penyelenggaraan pendidikan harus diselenggarakan dengan profesional,

seperti hal nya sistem pendidikan yang ada pada Pondok Pesantren

Modern, seharusnya pengelolaan pondok Pesantren harus terpisah

dengan pengelolaan pendidikan umum yang ada dalam sistem pendidikan

pondok pesantren, seperti hal nya struktur organisasi, sumber daya

manusianya maupun sarana dan prasarananya.

Berdasarkan dari uraian yang telah penulis kemukakan di atas,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang akan

penulis tuangkan dalam bentuk tesis yang berjudul “Strategi Kiyai dalam

Pengelolaan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari”.

13

Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari, 3 Desember 2017.

Page 28: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas,

maka pertanyaan pokok dalam penelitian ini yaitu mengapa strategi yang

dilaksanakan kiyai dalam pengelolaan pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari belum

optimal. Dari pertanyaan pokok tersebut maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari?

2. Apa yang menjadi kendala Kiyai dalam mengelola administrasi Pondok

Pesantren Darul Aufa Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan Kiyai untuk mengatasi kendala dalam

pengelolaan administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari?

C. Fokus Penelitian

Mengingat dan menimbang keterbatasan waktu serta

keterbatasan biaya serta luasnya permasalah tentang pengelolaan

Pondok Pesantren Darul Aufa Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari ini, untuk itu penulis mengfokuskan penelitian ini kepada

Strategi Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul

Aufa Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang Kepemimpinan Kiyai dalam Pengelolaan

Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari.

Page 29: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

13

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mendeskrifsikan dan menganalisa tentang strategi kiyai dalam

pengelolaan administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari?

2) Untuk mendeskripsikan dan menganalisa tentang kendala dan upaya

yang dilakukan Kiyai dalam Pengelolaan Administrasi Pondok

Pesantren Darul Aufa Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

3) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil yang dicapai Kiyai

dalam pengelolaan administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

2. Kegunaan Penelitian

Dari aspek teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah

pengetahuan tentang Pengelolaan Administrasi pada Pondok Pesantren.

Dari aspek praktis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan penulis

tentang pengelolaan administrasi dan para pembaca mengenai

Pengelolaan Pondok Pesantren khususnya pengelolaan administrasi

dalam sistem Pondok Pesantren.

Page 30: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

14

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori

1. Strategi Kiyai

Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategia, strategi

merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam

mencapai suatu keuntungan. Demikian juga strategi didefinisikan sebagai

suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah

ditetapkan.14 Strategi adalah kerangka yang membimbing dan

mengendalikan pilihan- pilihan yang menetapkan dan arah suatu

organisasi. Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan

sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui

hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

menguntungkan. Menurut Riyanto, “strategi adalah suatu rencana tentang

pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi”. Strategi sebagai rencana besar

organisasi untuk mengatasi tantangan saat ini dan sekaligus mencapai

keberhasilan visi dan misi organisasi di masa yang akan datang.15

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis

besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

ditentukan. Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi

sebagai perspectif, strategi sebagai posisi, strategi sebagai perencanaan,

strategi sebagai pola kegiatan, dan strategi sebagai penipuan yaitu

muslihat rahasia. Sebagai perspektif di mana strategi dalam membentuk

misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai

Posisi, dimana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai perencanaan, dalam

14

Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran ( Jakarta : GP Press Group, 2013 ) hal.1-3 15

Riyanto, Y., Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 131

Page 31: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

15

hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan. Sebagai pola

kegiatan, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik

dan penyesuian.16

Sagala mengatakan bahwa strategi merupakan rencana yang

komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang

mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Gaffar

memberikan pengertian sebagaimana dalam Sagala bahwa strategi

adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang

dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna

memenangkan kompetisi. Strategi juga merupakan instrumen manajemen

yang ampuh dan tidak dapat dihindari, tidak hanya untuk survival dan

memenangkan persaingan, namun juga untuk tumbuh dan berkembang.17

Selanjutnya, Riyanto menjelaskan bahwa strategi adalah kerangka yang

membimbing dan mengendalikan pilihan- pilihan yang menetapkan dan

arah suatu organisasi. Strategi adalah suatu seni menggunakan

kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai

sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam

kondisi yang paling menguntungkan. Menurut Slameto dalam Riyanto,

“strategi adalah suatu rencana tentang pendayagunaan dan penggunaan

potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi”. Strategi sebagai rencana besar organisasi untuk mengatasi

tantangan saat ini dan sekaligus mencapai keberhasilan visi dan misi

organisasi di masa yang akan datang.18

Strategi bisa dikatakan sama dengan cara atau taktik yang

digunakan kiyai dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada

santrinya. Selain itu strategi juga dikatakan sebagai pendekatan secara

keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan

16

Martinis Yamin, Op Cit., hal. 2 17

Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alvabeta, 2010), hal. 137. 18

Riyanto, Y., Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 131

Page 32: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

16

dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu.

Dalam hal ini Straetagem berasal dari bahasa yunani, straos

(army), dan agein (to lead). Istilah itu ditunjukkan untuk menggambarkan

suatu rencana atau trik untuk memperdayai musuh. Menurut Djanid yang

dikutip dari buku Maimun dan Zainul Fitri. Strategi sebagai perencanaan

(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan,

tetapi untuk mecapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta

jalan, yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu

menunjukkan bagaimana taktik oprasionalnya. Dengan demikian strategi

merupakan suatu rancangan yang memberikan bimbingan kearah atau

tujuan yang telah ditentukan.19 Dalam perencanaan strategis terdapat tiga

tahap penting yang tidak dapat dilewatkan oleh perusahaan ketika akan

merencanakan strategi yaitu perumusan strategi, implementasi/penerapan

strategi dan evaluasi strategi.20

Adapun tahapan dalam perencanaan strategi yaitu sebagai berikut:

a. Formulasi strategi, adalah tahap awal dimana perusahaan menetapkan

visi dan misi disertai analisa mendalam terkait faktor internal dan

eksternal perusahaan dan penetapan tujuan jangka panjang yang

kemudian digunakan sebagai acuan untuk menciptakan alternatif

strategi-strategi bisnis dimana akan dipilih salah satunya untuk

ditetapkan sesuai dengan kondisi perusahaan.

b. Implementasi strategi, merupakan langkah dimana strategi yang telah

melalui identifikasi ketat terkait faktor lingkungan eksternal dan internal

serta penyesuaian tujuan perusahaan mulai diterapkan atau

diimplementasikan dalam kebijakan-kebijakan intensif dimana setiap

divisi dan fungsional perusahaan berkolaborasi dan bekerja sesuai

dengan tugas dan kebijakannya masing-masing.

19

Agus Maimun, Agus Zainul Fitri. Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif (Malang: UIN-MALIKI PRES 2010), hal. 50. 20

Fred R. David, Manajemen Strategi (Jakarta: Salemba Empat, 2010) hal 5

Page 33: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

17

c. Evaluasi strategi, adalah tahap akhir setelah strategi diterapkan dalam

praktek nyata dinilai efektifitasnya terhadap ekspektasi dan pencapaian

tujuan perusahaan. Penilaian dilakukan dengan mengukur faktor-faktor

atau indikator sukses yang dicapai dan mengevaluasi keberhasilan

kinerja dari strategi guna perumusan dan penerapan lanjutan dimasa

yang akan datang agar lebih baik dan efektif.

Kata lain strategi hampir sama dengan kata taktik dan siasat.

Sedangkan dalam artian umum, strategi adalah suatu penataan potensi

sumber daya agar dapat efeisien memperoleh hasil suatu rancangan atau

suatu penyampaian suatu hal kepada orang yang di tuju. Dengan melihat

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah

tahapan-tahapan yang harus dilalui menuju target yang diinginkan.

Strategi yang baik akan memberikan gambaran tindakan utama dan pola

keputusan yang akan dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi. Dalam

pesantren, strategi dilaksakan oleh Kiyai yang merupakan pimpinan

pesantren, Kiyai merupakan seorang top manager dalam lembaga

pesantren yang mengatur dan mengelola seluruh sumber daya yang ada,

untuk itu dalam melaksanakan tugasnya, seorang kiyai harus mempunyai

strategi yang baik agar tujuan pesantren yang dipimpinnya bisa tercapai

dengan optimal.

Kiyai merupakan elemen pesantren yang paling utama dan

esensial, karena kiai pada umumnya sebagai orang yang mendirikan

pondok pesantren dan sumber mutlak dari kekuasaan dan kewenangan

dalam kehidupan dan lingkungan pesantren.21 Kata kiai dalam bahasa

Jawa digunakan sebagai gelar yang diberikan pesantren dan pengajar

kitab-kitab islam klasik kepada para santri.22

21

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi pandangan Kyai dan Misinya Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), hal. 93-94. 22

Umiarso dan Nur Zazin, Pesantren di Tengah Arus Mutu Pendidikan, (Semarang: Rasail Media Group, 2011), hal. 24.

Page 34: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

18

Menurut Dhofir, asal-usul kata Kiyai digunakan kepada tiga jenis

gelar yang saling berbeda, diantaranya yaitu: 1). Sebagai gelar

kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat, 2). Gelar

kehormatan kepada orang-orang tua pada umumnya, 3). Gelar yang

diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang

memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan pengajar kitab-kitab islam

klasik kepada para santrinya dan juga sering disebut orang alim,

sebagaimana penggunaan kata kiai dalam bahasa Jawa.23 Kiyai adalah

seorang pemimpin kreatif yang selalu berupaya mengembangkan

pesantren dalam dimensi-dimensi baru dan panorama berwajah plural

kehidupan pesantren pada saat ini.

Secara antropologis, menurut Nata Kiyai adalah orang yang ahli

agama dan tinggal ditempat para santrinya. Selain itu, para Kiyai juga jauh

dari kepentingan dan pendekatan politik, menjadi teladan, hidup dalam

kesederhanaan dan keshalehan.24 Dalam hal ini, gelar Kiyai tidak bisa

diusahakan atau didapatkan melalui jalur formal, melainkan dari

masyarakat yang secara tulus memberinya tanpa ada pengaruh dari pihak

luar. Dalam masyarakat, seorang Kiyai juga biasa disebut dengan ulama’

yang dipandang sebagai pewaris para nabi (al-Ulama‟u waratsatul

anbiya‟) maka segala ucapan dan perilakunya menjadi panutan

masyarakat, sehingga eksistensi kiai dalam pesantren serta orang yang

percaya penuh kepada dirinya sendiri (self-confident) baik dalam

persoalan pengetahuan agama Islam maupun dalam bidang kekuasaan

dan manajemen pesantren.25

Dalam hal ini, Kiyai sebagai ulama’ dan pemimpin pesantren

memiliki peran dang fungsi yang bermacam-macam. Menurut Dhofir peran

Kiyai diantaranya sebagai pengajar dan penganjur agama Islam, sosok

model dan teladan yang baik, dan bagian dari kelompok elit dalam struktur

23

Zamakhsyari Dhofier, OpCit., hal 93 24

Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam:Isu-isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal. 315. 25

Zamakhsyari Dhofier, Op Cit, hal. 94.

Page 35: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

19

sosial, politik dan ekonomi masyarakat Indonesia. Adapun fungsi Kiyai,

diantaranya adalah memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam,

menyelesaikan permasalahan keagamaan secara praktis sesuai dengan

kedalaman pengetahuan yang dimiliki.26

KH.Idris Djauhari sebagaimana yang di kutip oleh Umiarso dan

Zazin berpendapat bahwa kiai atau pimpinan pesantren, tidak hanya

sebagai leader, central figure dan top manajer bagi para santri dan

seluruh penghuni pesantren, dimana antara santri dan kiai tercipta

hubungan batin (bukan sekedar emosional) yang tulus dan kokoh, bahkan

sampai ketika mereka sudah pulang ke masyarakat. Selain itu, menurut

Amin Haedari juga mengatakan bahwa kiai merupakan penggerak

pengembangan rakyat, yaitu sebagai agen dakwah, mediator sosialisasi

program pemerintah kepada rakyat kecil, mempersiapkan Sumber Daya

Manusia atau umat yang berlandaskan iman dan taqwa (IMTAQ) dan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK), dan mengkampanyekan

pembangunan spritualitas.27

Kiyai dalam mengelola administrasi pondok pesantren harus

mempunyai strategi yang efektif agar sistem administrasi dapat berjalan

dengan optimal, suatu lembaga maupun organisasi jika administrasinya

baik maka tujuan dari lembaga itu sendiri akan dapat tercapai, dan

sebaliknya jika administrasi nya tidak berjaland engan semestinya, maka

tujuan yang telah ditetapkan akan sulit untuk dicapai. Untuk itu seorang

kiyai harus mempunyai strategi dalam mengelola administasi podoknya,

baik itu admiistrasi akadmiknya, kesiswaannya, keuangannya maupun

administrasi kelembagaannya.

26

Ibid., hal. 94-97 27

Umiarso dan Nur Zazin, Op Cit, hlm. 24-25.

Page 36: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

20

2. Pengelolaan Admiistrasi Pondok Pesantren

Administrasi dipandang sama dengan konsep manajemen. Secara

sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen

yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri

khas yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu pemahaman

tentang manajemen pendidikan menuntut pula pemahaman tentang

manajemen secara umum. Menurut Abdurachman dalam Purwanto, istilah

lain yang hampir sama dengan administrasi pendidikan ialah manajemen.

Hanya saja administrasi mengandung pengertian yang lebih luas dari

pada manajemen. Ia mengemukakan bahwa manajemen merupakan

salah satu asfek dari administrasi. Namun ia menjelaskan pula bahwa

didalam kegiatan administrasi pada umumnya kegiatan manajemen

sangat menentukan. Sehingga, dikatakan juga bahwa manajemen adalah

inti dari administrasi. Ini bearti bahwa setiap kegiatan manajemen adalah

kegiatan adminiistrasi meskipun tidak semua kegiatan administrasi adalah

kegiatan manajemen.28

Administrasi memegang peran penting pada organisasi manapun,

baik formal maupun sekedar paguyuban.29 Dalam bahasa arab,

administrasi disebut juga yudabbiru, sedangkan dalam bahasa Prancis

disebut dengan perkataan administer. Dari kata ini terbentuk kata benda

yaitu administratio dan kata sifat administrativus yang dalam bahasa

Inggris diterjemahkan sebagai admiistration.30 Secara teoritik pengertian

administrasi adalah melayani secara intensif, sedangkan secara

etimologis admiistrasi dalam bahasa Inggris “administer” yaitu kombinasi

dari kata latin yang terdiri dari “ad” dan “ministrare” yang berarti “to serve”

melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi, secara etimologis

adminnistrasi adalah melayani secara intensif. Kata “administratio” dan

28

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 5 – 7. 29

Sudarwan Danim, Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 11. 30

Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI), Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 6

Page 37: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

21

kata “administrativus” yang kemudian masuk kedalam bahasa Inggris

menjadi “admiistration” dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi.31

Sedangkan menurut daryanto, Administrasi berasal dari bahasa latin “ad”

dan “ministro”. Kata Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti

“melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa admiistrasi merupakan

pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.32

Administrasi adalah serangkaian kegiatan bersama sekelompok

manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau misi

organisasi agar dapat terlaksana sebagaimana direncanakan,

diorganisasikan, digerakkan, dikendalikan dan diawasi sehingga

tercapailah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.33 Dari defenisi yang

telah dikemukakan diatas, dapat dipahami bahwa administrasi adalah

usaha dan kegiatan yang meliputi dari catat-mencatat, surat-menyurat,

pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang

memiliki sifat teknis ketatausahaan.

Administrasi pendidikan merupakan proses keseluruhan dan

kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang

ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan. Adiministrasi

pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan yang luas, seperti kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

khususnya dalam bidang pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-

sekolah.

Administrasi pendidikan merupakan salah satu cabang dari imu

administrasi pada umumnya. Administrasi pendidikan sebagai suatu ilmu

tidak dapat disamakan begitu saja dengan administrasi bisnis, administrasi

pemerintahan, dan administrasi lainnya. Administrasi pendidikan sebagai

suatu ilmu yang mempunyai karakteristis tersendiri yang berbeda dengan

31

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konterporer, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal 21-22. 32

Daryanto, Administrasi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cifta, 2010), hal. 1 33

Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal 43.

Page 38: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

22

ilmu administrasi lainnya. Perbedaan administrasi pendidikan dengan

administrasi lainnya terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya, dan

bukan pada prinsip-prinsip umumnya.34 Administrasi pendidikan ialah

segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik

personel, spritual, maupun material, yang bersangkutan paut dengan

pencapaian tujuan pendidikan.35 Selanjutnya menurut Satori dalam Danim

yang mengatakan administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses

kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil

yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan secara efektif dan efesien.36

Administrasi pendidikan pada intinya adalah segenap proses

pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu atau potensi dalam

suatu aktivitas kelembagaan, baik personal, spritual dan material, yang

bersangkutan dengan pencapaian tujuan pendidikan. Administrasi

pendidikan sebagai suatu system yang terkait dengan suatu intitusi

pendidikan yang didalamnya ada serangkaian kegiatan atau proses dan

kerjasama sejumlah orang dengan mengkoordinasikan kegiatan yang

saling bergantung satu sama lainnya untuk mencapai tujuan secara

optimal.37

Pada dasarnya administrasi pendidikan bukan hanya sekedar

kegiatan tata usaha seperti yang dilakukan di kantor-kantor tata usaha

yang terdapat di sekolah-sekolah maupun kantor invasi pendidikan yang

lainnya. Namun pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah suatu

ilmu tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah atau tempat

pendidikan yang lain dengan harapan tercapainya tujuan pendidikan di

tempat-tempat penyelenggaraan pendidikan tersebut. Hal ini

34

Herabudin, Administrasi dan Suvervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hal. 18-19. 35

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Suvervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 3 36

Sudarwan Danim, Yunan Danim, Op Cit., hal. 14. 37

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konterporer, (Bandung: Alvabeta, 2009), hal. 39.

Page 39: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

23

sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Daryanto, yaitu sebagai

berikut :

a. Bahwa administrasi pendidikan itu merupakan proses keseluruhan dan

kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak

yang ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan.

b. Bahwa administrasi pendidikan itu mencakup kegiatan-kegiatan yang

luas, yang meliputi: kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan, khususnya dalam bidang pendidikan

yang diselenggarkaan di sekolah-sekolah.

c. Bahwa administrasi pendidikkan itu bukan hanya sekedar kegiatan “tata

usaha” seperti yang dilakukan di kantor-kantor tata usaha sekolah atau

inspeksi pendidikan lainnya.38

Pengertian administrasi pendidikan secara lengkap, berikut ini

penulis uraikan pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian

administrasi pendidikan.

a. Menurut Purwanto, Administrasi pendidikan ialah segenap proses

pengerahan dan pengintegerasian segala sesuatu, baik personel,

spiritual maupun material, yang bersangkut paut dengan pencapaian

tujuan pendidikan.39

b. Menurut Satori dalam Danim yang mengatakan administrasi pendidikan

adalah keseluruhan proses kerja sama dengan memamfaatkan semua

sumber personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien.40

c. Menurut Syagala, Admiiniistrasi Pendidikan adalah segenap proses

pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu atau potensi dalam

suatu aktiivitas kelembagaan, baik personal, spiritual dan material, yang

bersangkutan dengan pencapaian tujuan pendidikan.41

38

Daryanto, Op Cit., hal. 9-10. 39

Ibid., hal. 3. 40

Sudarwan , Yunan , Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 14. 41

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konterporer, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal 39

Page 40: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

24

d. Menurut Nawawi dalam Herabudin, Administrasi Pendiidikan adalah

keseluruhann proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang

untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan rencana yang telah

dicanangkan yang diselenggarakan dengan cara sistematis, rasional,

efesien dan efektif disuatu lembaga pendidikan, baik yang formal

maupun yang non formal.42

e. Menurut Engkoswara, administrasi pendidikan merupakan keseluruhan

proses kerjasama dengan memamfaatkan dan memberdayakan segala

sumber yang tersedia melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, pemotivasian, pengendalian, pengawasan dan suvervisi,

serta penilianan untuk mewujutkan sistem pendidikan yang efektif,

efesien dan berkualitas.43

f. Menurut Gunawan, administrasi pendidikkan dalam artii luas adalah

pengelolaan atau manajemen, sedangkan dalam arti sempit,

administrasi pendidikan adalah tulis-menulis.44

g. Menurut Daryanto, administrasi pendidikan adalah suatu ilmu tentang

penyelenggarakaan pendidikan di sekolah, agar tercapai tujuan

pendidikan di sekolah itu.45

Konsep administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan

yang berkaitan dengan system, asas, prosedur dan teknik kerjasama

dengan setepat-tepatnya. Proses adalah serangkaian perbuatan manusia

yang mengandung maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh yang

melakukan perbuatan itu. Dimana perbuatan adalah suatu kegiatan

manusia yang mengandung maksud tertentu, jadi perbuatan dilihat dari

segi aktifnya, sedangkan kejadian dilihat dari segi fasifnya.

42

Herabudin, Administrasi dan Suvervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hal. 25. 43

Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 52 44

Ary H. Gunawan, Op Cit., hal 2. 45

Daryanto, Administrasi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cifta, 2010), hal. 11.

Page 41: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

25

Dalam melaksanakan segala kegiatan administrasi pendidikan,

harus berlandaskan kepada etika dari administrasi pendidikan itu sendiri.

Etika administrasi pendidikan adalah suatu tatanan atau aturan berkenaan

diterapkan atau tidak diterapkannya aturan (baik dan buruk) dalam

penyelenggaraan pendidikan dalam suatu sistem pendidikan yang

diperankan oleh pemerintah, pemerintah daerah, satuan pendidikan

(sekolah).46

Konsep administrasi jika di implementasikan pada kegiatan

pendidikan, menjadi administrasi pendidikan sebagai suatu proses system

perilaku mengandung arti bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan

terjadilah suatu proses interaksi manusia dalam system yang terarah dan

terkoordinir dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Karena itu,

administrasi pendidikan merupakan serangkaian kegiatan atau proses

yang berurutan dan beraturan menggunakan prinsip-prinsip administrasi.

Kegiatan administrasi pendidikan dalam rangka memanfaatkan semua

potensi atau sumber daya yang tersedia, untuk mencapai tujuan yaitu

kebutuhan yang diperjuangkan agar terpenuhi secara efektif dan efisien.

Kegiatan atau aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan

sifatnya ataupun pelaksanaannya disebut fungsi. Aktivitas-aktivitas

tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan dan diserahkan menjadi

tanggung jawab seseorang yang bertanggung jawab terhadap satuan

organisasi tertentu.47

Proses administrasi pendidikan diperlukan berbagai pendekatan

untuk mencapai tujuan, salah satu pendekatan yaitu pendekatan terpadu.

Konsep Pendekatan administrasi terpadu ialah suatu pendekatan yang

dilandasi oleh norma dan keadaan yang berlaku, menelaah ke masa silam

dan berorientasi ke masa depan secara cermat dan terpadu dalam

berbagai dimensi. Pendekatan terpadu melibatkan dimensi serta

46

Syaiful Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan, (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 73. 47

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan... Loc. Cit., hal. 39.

Page 42: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

26

optimalisasi fungsi koordinasi dan pelaksanaanya ditunjang dengan

konsep manajemen partisipatif.48

Dari uraian yang telah dikemukakkan diatas, dapat dipahami

bahwa proses manajemen atau administrasi adalah suatu kegiatan yang

terus menerus tetapi sistematis tidak sembarangan atau asal saja

melainkan secara teratur dalam keraturan yang terus menerus itu

manajemen tidak tanpa tujuan melainkan ada tujuan yang akan dicapai

tetapi, meskipun tujuan telah tercapai tidak berarti kegaitan berhenti

karena dalam dinamika manajemen suatu tujuan yang telah dicapai

disusul atau dilanjutkan dengan tujuan berikutnya manajemen sebagai

suatu proses, banyak tugas atau fungsi yang fundamarntal, fungsi

fundamental ini oleh beberapa ahli berlainan pendapat tetapi pada

hakikatnya yang jadi klasifikasi pokok yaitu perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Berhubungan dengan

pencapaian tujuan melalui kerja sama orang lain titik beratnya ada usaha

pemanfaatan orang-orang yang berarti ia yang melakukan perfomencenya

akan tetapi melalui sumber-sumber yang tersedi untuk itu sebagai sarana

dan prasaran usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tersebut yang

dimaksud sumber-sumber yang tersedia ialah segenap potensi yang dapai

dimanfaatkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan – pekerjaan usaha

kerja sama yang bersangkutan.

Pimpinan pendidikan sebagai administrator menurut Mulyasa

dalam Sulistyorini memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai

aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan

dan pendokumenan seluruh program sekolah secara spesifik. Kepala

sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum,

administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi kearsipan

dan administrasi keuangan.49 Menurut Purwanto sebagai administrator

pendidikan, pimpinan pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran

48

Eka Prihatin, Teori Administras Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 9. 49Sulistyorini, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar, (Jember: CSS, 2008), hal. 90

Page 43: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

27

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu untuk

melaksanakan tugasnya dengan baik, hendaknya memahami, menguasai

dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan

tugasnya sebagai administrator.” 50

Adapun tugas dan fungsi dari pimpinan pendidikan sebagai

administrator adalah sebagai berikut:

a. Membuat Perencanaan

Salah satu fungsi utama dan pertama dari kepala sekolah adalah

membuat perencanaan. Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi

setiap organisasi atau kelompok agar dapat berjalan dengan baik. Dalam

rangka membuat perencanaan, kepala sekolah paling harus membuat

rencana tahunan, dalam rencana tahunan hendaklah mencakup bidang-

bidang berikut ini:

1) Program pengajaran. Termasuk dalam program pengajaran antara lain;

pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat

pembelajaran.

2) Kesiswaan, antara lain; syarat-syarat penerimaan murid baru,

pengelompokan siswa, pembagian kelas, pelayanan bimbingan dan

konseling dan pelayanan kesehatan.

3) Kepegawaian, antara lain; penerimaan guru baru, pembagian tugas

guru dan pegawai, mutasi atau promosi guru dan pegawai.

4) Keuangan, mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk

berbagai kegiatan yang telah direncanakan.

5) Perlengkapan, antara lain meliputi; sarana dan prasarana sekolah,

rehabilitasi gedung, penambahan ruang kelas dan lainnya.

Perlu diperhatikan oleh kepala sekolah, bahwa dalam membuat

perencanaan tersebut, harus diperhitungkan dengan matang, selain itu

perencanaan juga harus transparan dan dilakukan dengan musyawarah

dengan pegawai, dewan guru dan atau komite sekolah.

50

Ibid., hal. 102

Page 44: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

28

b. Menyusun Organisasi Sekolah

Organisasi mengambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas

dari masing-masing kesatuan. Dalam suatu susunan dan struktur

organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing

kesatuan, serta hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan

tersebut. Dengan kata lain, dengan melihat struktur organisasi dapat

diketahui bentuk pola hubungan.51

Maka dari semua itu, kepala sekolah sebagai administrator

pendidikan harus menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya,

melaksanakan pembagian tugas dan wewenangnya kepada guru-guru

serta pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang telah

disusun dan disepakati.

Untuk mmenyusun organisasi sekolah yang baik, perlu

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Mempunyai tujuan yang jelas.

2) Para anggotanya menerima dan memahami tujuan tersebut.

3) Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan

tindakan dan kesatuan pikiran.

4) Adanya keatuan perintah

5) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab

seseorang dalam organisasi tersebut.

6) Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan,

keahlian, dan atau bakat masing-masing.

7) Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai

dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan dan pengendalian

8) Pola organisasi hendaknya relatif permanen.

9) Adanya jaminan keamanan/kenyamanan dalam bekerja.

10) Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata

kerjanya jelas tergambar dalam struktur atau bagan organisasi.

51

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hal. 23

Page 45: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

29

c. Bertindak sebagai Koordinator dan Pengarah

Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang

dilakukan setiap personal dalam struktur organisasi sekolah maka

memerlukan adanya koordinasi dan pengarahan dari kepala sekolah.

Adanya koordinasi dari kepala sekolah yang baik dapat menghindarkan

dari adanya persaingan yang tidak sehat, baik antar personal maupun

antar bagian yang ada dalam sekolahan tersebut. Dengan adanya

koordinator yang baik maka akan tercipta suasana kekeluargaan, saling

tolong menolong dalam mengerjakan tugas, saling membantu untuk

menggapai tujuan bersama, baik dalam hal pembelajaran dan

administrasi. Dengan demikian, kualitas pendidikan di sekolah tersebut

dapat ditingkatkan.

d. Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian

Kepala sekolah harus dapat melakukan pengelolaan kepegawaian,

atau manajemen pegawai, yang meliputi; (1) perencanaan pegawai, (2)

pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4)

promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7)

penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar

apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tanaga kependidikan

Islam yang diperlukan dengan kuaifikasi dan kemampuan yang sesuai

serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.52

Jika dihubungkan dengan administrasi pendidikan maka bisa

diartikan bahwa hal ini merupakan upaya peningkatan efektifitas unsur-

unsur pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Adapun

proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan,

pengorganisasian, koordinasi, komunikasi, supervisi, kepengawasan

pembiayaan, dan evaluasi. Semua fungsi tersebut satu sama lain saling

bertalian sangat erat.53 Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas

52

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam , (Surabaya: eLKAF, 2006), hal, 47-48 53

M. Ngalim Purwanto, Op Cit., hal. 14.

Page 46: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

30

tentang fungsi-fungsi tersebut, dalam pasal ini akan diuraikan satu

persatu.

1) Fungsi Perencanaan

Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin

dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang

diperlukan dan berapa banyak biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum

suatu tindakan dilaksanakan.54 Perencanaan adalah proses penentuan

tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan

sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefesien mungkin.55

Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk menetapkan aktivitas yang

berhubungan dengan jawaban pertanyaan 5W1H yaitu: apa (what) yang

akan dilakukan, mengapa (why) hal tersebut dilakukan, siapa (who) yang

melakukannya, dimana (where) melakukannya, kapan (when) dilakukan

dan bagaimana (how) melakukannya.56

Fungsi perencanaan pendidikan merupakan fungsi yang sangat

penting dari administrasi, karena fungsi ini memang berperan banyak

dalam hal memberi petunjuk pada pelaksanaan pendidikan, acuan untuk

memonitor kemajuan dan pelaksanaan program pendidikan kriteria dalam

penilaian untuk mengetahui ada tidaknya hambatan atau bahkan

penyimpangan dan dapat menjadi media inovasi. Dalam fungsi

terkandung kegiatan menetapkan tujuan, mengambil keputusan

mengadakan peramalan atau perkiraan, dan memprakarsai strategi

pelaksanaan. Lalu dapat dinyatakan perencanaan adalah menetapkan

terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai dan alat (sarana) untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai;

54

Syaiful Sagala, Op Cit., hal. 46. 55

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal 49. 56

Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 132.

Page 47: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

31

b) Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan

dilakukan;

c) Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan;

d) Menentukann tahap dan rangkaian tindakan;

e) Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan

bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.57

Dalam menyusun perencanaan ada syarat-syarat berikut yang

perlu diperhatikan:

a) Perncanaan harus harus didasarkan atas tujuan yang jelas;

b) Bersifat sederhana, realistis dan praktis;

c) Terinci, memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian

tindaakan sehingga mudah dipedomani dan dijalankan;

d) Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan

serta kondisi dan sewaktu-waktu;

e) Terdapat perimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan

digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensi masing-masing;

f) Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya, dan waktu serta

kemungkinan pengguunaan sumber-sumber daya dan dana yang

tersedia dengan sebaik-baiknya;

g) Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi

pelaksanaan.58

Fungsi perencanaan yang berkaitan dengan perencanaan

kebutuhan dan penganggaran, dalam pelaksanaannya administrator

melakukan beberapa kegiatan administrasi, yaitu :

a) Mendata seluruh perlengkapan yang ada;

b) Memeriksa kualitas material yang dimiliki;

c) Mengelompokkan barang-barang yang dimiliki;

d) Memisahkan perlengkapan yang tidak layak pakai dan masih layak

pakai;

57

M. Ngalim Purwanto, Op Cit., hal. 15 58

Ibid.

Page 48: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

32

e) Menampung usulan pengadaan barang;

f) Melaporkan seluruh usulan;

g) Merapatkan kebutuhan yang akan diadakan;

h) Membicarakan rehabilitasi, rekontruksi perlengkapan;

i) Memperkirakan anggaran pembelanjaan;

j) Mempersiapkan biaya pemeliharaan.59

2) Fungsi Pengorganisasian

Fungsi administrasi yang kedua adalah pengorganisasian, yang

berarti upaya membina dan memapankan hubungan antar kegiatan dan

faktor fisik yang harus dilakukan dan diperlukan, mengkoordinasikan

sumber yang ada, pimpinan mendesain struktur formal bagi tugas dan

hubungan kewenangan yang akan menjamin efektifitas dalam pencapaian

tujuan. Organisasi adalah suatu sistem interaksi antar orang yang

ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut

memberikan arahan prilaku bagi anggota organisasi.60

Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-

tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Karena

tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu

orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-

masing organisasi.61 Menurut Handoko dalam Usman, pengorganisasian

ialah 1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan organisasi; 2) proses perancangan dan pengembangan

suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah

tujuan; 3) penugasan tanggung jawab tertentu; 4) pendelegasian

wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan

tugas-tugasnya.62

59

Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 149. 60

Tim Dosen Adminiistrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 70 61

Syaiful Sagala, Op Cit., hal. 49. 62

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Penelitian, (jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal. 146.

Page 49: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

33

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk

hubungan kerja antara orang –orang sehingga terwujud satu kesatuan

usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.didalam

pengorganisaian terdapat adanya pembagian tugas-tugas, wewenang dan

tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-

bagian,sehingga terciptalah hubungan-hubungan kerja sama yang

harmonisdan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah bahwa

pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab, hendaknya

disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan, dan

kepribdian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan

tugas-tugas tersebut.

Dalam menjalankan tugas pengorganisasian, yang harus

diperhatikan adalah :

a) Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan staf yang diperlukan untuk

melaksanakan rencana;

b) Mengelompokkan dan membagi kerja menjadi struktur organisasi yang

teratur;

c) Membentuk struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi;

d) Menentukan metode kinerja dan prosedurnya;

e) Memilih, melatih dan memberi informasi kepada staf.63

Fungsi organisasi dapat diartikan bemacam-macam, yaitu :

a) Organisasi dapat diartikan sebagai memberi struktur, terutama dalam

penyusunan/penempatan personal, pekerjaan-pekerjaan, material, dan

pikiran-pikiran didalam struktur itu.

b) Oganisasi dapat pula ditafsirka sebagai menetapkan hubungan antara

orang –orang.

c) Organisasi dapat juga diartikan semata-mata mengingat maksudnya,

yakni, sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha menyelesaikan

pekerjaan-pekerjaan.64

63

Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 119.

Page 50: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

34

Untuk melaksanakan pengorganisasian yang baik, hendaknya

memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat sebagai berikut :

a) Memiliki tujuan yang jelas;

b) Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut;

c) Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak

dan kesatuan pikiran;

d) Adanya kesatuan perintah (unity of command); para bawahan hanya

mempunyai seorang atasan langsung;

e) Adanya keseimbangan adanya wewenang dan tanggung jawab

masing-masing anggota;

f) Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing, sehingga dapat

menimbulkan kerjasama yang harmonis dan kooperatif;

g) Pola organisasi hendaknya relatif permanen, dan struktur organiisasi

disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan , koordinasi,

pengawasan dan pengendalian;

h) Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure);

i) Adanya gaji atau insentif yang setimpal dengan jasa/pekerjaan,

sehingga dapat menimbulkan gairah kerja;

j) Garis-garis kekuasaan dan tnggung jawab serta hirearkhi tata

kerjanya jelas tergambar dalam struktur organisasi.65

3) Fungsi Penggerakan

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang

berhubungan langsung dengan orang-orang organisasi. perencanaan dan

pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan

penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non manusia

pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus

dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.

Setiap sumber daya manusia (SDM) harus bekerja sesuai dengan tugas,

64

Anton Athoillah, Op Cit., hal. 111. 65

M. Ngalim Purwanto, Op Cit., hal. 17-18.

Page 51: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

35

fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing sumber daya

manusia (SDM) untuk mencapai visi, misi, dan program kerja organisasi

yang telah ditetapkan.

Actuating, atau disebut juga ‘gerakan aksi” mencakup kegiatan

yang dilakukan seorang menejer untuk mengawali dan melanjutkan

kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian

agar tujuan-tujuan dapat tercapai.66 Penggerakan adalah mengarahkan

semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam

mencapai tujuan perusahaan.67 Menggerakkan (actuating) bearti

merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas

dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan

oleh pimpinan, karena itu kepemimpinan kepala daerah dan

kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting

menggerakkan personel melaksanakan program kerja sekolah.68

Actuating disebut juga dengan penggerakan atau pengarahan dapat diberi

batasan sebagai proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan intruksi

kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.69

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang

berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak

diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan

nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang

ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja

organisasi. Setiap sumber daya manusia (SDM) harus bekerja sesuai

dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing

66

George R Terry, Priinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 17 67

Malayu S.P Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 183 68

Syaiful Sagala, Administrasi... Op Cit., hal. 52. 69

B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 111

Page 52: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

36

sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai visi, misi dan program kerja

organisasi yang telah ditetapkan

Dari defenisi yang telah penulis kemukakan di atas, pelaksanaan

(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan

menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan

pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara

optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang

penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa

seorang karyawan akan termotivasi untukmengerjakan sesuatu jika :

a) Merasa yakin akan mampu mengerjakan;

b) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya;

c) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih

penting, atau mendesak;

d) Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan.

4) Fungsi Pengoordinasian

Pengoordinasian selalu diperlukan dalam setiap organisasi kecil

dan besar, baik organisasi yang sederhana maupun organisasi yang

kompleks. Dalam mencapai tujuan organisasi selalu ada saja hal-hal yang

saling berkaitan dan perlu dikoordinasikan.70 Koordinasi adalah aktivitas

membawa orang-orang, material, pikirna-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-

tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai

suatu tujuan.71 Mengkoordinasikan (coordinating), yaitu menyatukan dan

menyelaaraskan semua kegiatan. Adanya koordinasi yang baik dapat

menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan

atau kesimpangsiuran dalam tindakan.72

Adanya bermacam-macam tugas yang di lakukan oleh banyak

orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya

koordinasi yang baik dapat menghindari kemungkinan terjadinya

persaingan yang tidak sehat atau kesimpang siuran dalam tindakan.

70

Husaini Usman, Op Cit., hal. 437. 71

M. Ngalim Purwnto, Op Cit., hal. 16 72

M. Anton Athoillah, Op Cit., hal. 113.

Page 53: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

37

Dengan adanya koordinasi yang baik,semua bagian dan porsonel dapat

bekerjasama menuju kesatu arah tujuan yang telah ditetapkan.

Kita mengetahui bahwa rencana atau program-program

pendidikan yang harus dilaksanakan disekolah-sekolah sifatnya sangat

kompleks dan menyangkut banyak segi yang saling bersangkut paut satu

sama lain. Sifat kompleks yang dipunyai oleh program pendidikan di

sekolah menunjukkan sangat perlunya tindakan-tindakan yang

dikoordinasikan. Koordinasi ini perlu untuk mengatasi batas-batas

personel seperti untuk mengatasi kemungkinan adanya duplikasi dalam

tugas,perebutan hak dan tanggung jawab,ketidak seimbangan dalam

berat ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas

dan kewajiban dan sebagainya.

5) Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi merupakan salah satu fungsi administrasi

pendidikan, yang mana fungsi ini mempunyai peran yang penting. Di

dalam sebuah administrasi perlu adanya komunikasi dari satu pihak

dengan pihak yang lain agar tujuan dalam administrasi pendidikan bisa

tercapai. Komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang

hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur

organisasi. Komunikasi dalam suatu organisasi dapat diidentikkan dengan

sistem saraf dalam suatu organisasi yang hidup.73 Komunikasi

mengandung makna bersama-sama (common), istilah komunikasi atau

communication berasal dari bahasa latin, yaitu communication, yang

berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang

bermakna umum atau bersama-sama.74 Komunikasi dalam setiap

bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan

perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi.75

73

B. Siswanto, Op. Cit., hal. 113. 74

Engkoswara, Aan Komariah, Op. Cit., hal.199. 75

M. Ngalim Purwanto, Op. Cit., hal. 19.

Page 54: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

38

Komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan.

Oleh karena itu, ada unsur-unsur pokok dalam komunikasi, yaitu sebagai

berikut :

a) Komunikator, adalah orang yang menyampaikan pesan kepada orang

lain;

b) Komunikan, adalah orang yang menerima pesan dari orang lain;

c) Pesan, adalah suatu yang disampaikan dapat berupa informasi,

perasaan, intruksi, dan lain-lain.

d) Media, adalah bentuk atau cara pesan itu disampaikan, media dapat

berupa lisan, tertulis, film, dan bentuk lainnya.76

Didalam kegiatan komunikasi diperlukan adanya motivasi, terutama

motivasi instrinsik, oleh karena itu, pemberian motivasi dalam rangka

komunikasi hendaknya memperhatikan unsur seperti berikut :

a) Adanya keinginan untuk berhasil;

b) Kejelasan tentang tindakan yang harus diambil/dianjurkan;

c) Kenyakinan bahwa perubahan yang dianjurkan akan membawa hasil

positif;

d) Keyakinan akan adanya kesempatan yang sama bagi semua anggota;

e) Keinginan akan adanya kekebasan untuk menentukan, menolak

ataupun menerima apa yang dianjurkan;

f) Adanya tendensi untuk menilai (berdasarkan moral dan etika, yang

dianutnya) apa yang dianjurkan, sebelum melaksanakan.77

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, dapat diketahui

bahwa fungsi komunikasi merupakan salah satu fungsi administrasi

pendidikan, yang mana fungsi ini mempunyai peran yang penting. Di

dalam sebuah administrasi perlu adanya komunikasi dari satu pihak

dengan pihak yang lain agar tujuan dalam administrasi pendidikan bisa

tercapai. Adapun komunikasi secara lisan pada umumnya lebih

mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas daripada secara tertulis,

76

Engkoswara, Aan Komariah, Loc. Cit., hal.199. 77

M. Ngalim Purwanto, Loc.Cit., hal. 19.

Page 55: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

39

karena komunikasi secara lisan itu bersifat langsung sedangkan

komunikasi yang tertulis adalah komunikasi secara tidak langsung.

6) Fungsi Supervisi

Istilah supervisi berasal dari bahasa latin “suvervideo”, yang

artinya mengawasi (oversee), atau menilai kinerja bawahan.78 Suvervisi

adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada

pengembangan kepemimpinan guru-guru dan personal sekolah lainnya

dalam mencapai tujuan pendidikan. Supervisi ini berupa

dorongan,bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan

kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan

pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran.79

Supervisi merupakan suatu layanan dari atasan kepada bawahan

dengan memberikan pengarahan guna mengembangkan kinerja menjadi

lebih baik. Kegiatan supervisi disebut pula sebagai kegiatan mengawasi

atau pengawasan. Pengawasan dalam rangka pengembangan di lembaga

sekolah baik adanya. Karena dengan adanya pengawasan (supervisi),

diharapkan lembaga pendidikan akan semakin berkembang. Mempelajari

tujuan, prinsip, fungsi dan obyek dalam supervisi pendidikan menjadi

penting dan wajib. Karena tanpa mengetahui hal dasar di atas, supervisi

pendidikan tidak akan bisa diaplikasikan.

Supervisi pendidikan mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a) Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan;

b) Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-

unsur yan terkait dengan pendidikan;

c) Sebagai kegiatan dalam hal memimpin dan membimbing.80

78

Wahyudi, Kepemimpiinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 97. 79

Herabudiin, Op Cit., hal. 195. 80

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, (Yogyakarta: Diva Press, 2012), hal. 31

Page 56: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

40

Supervisi pendidikan mempunyai tujuan dan manfaat yang

penting. Di antaranya adalah sebagai berikut:

a) Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai

administrasi sekolah lainnya untuk menjalankan tugas dengan sebaik-

baiknya;

b) Agar guru dan pegawai administrasi lainnya berusaha melengkapi

kekurangan-kekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan,

termasuk bermacam-macam media instruksional yang diperlukan bagi

kelancaran jalannya proses belajar dan mengajar yang baik;

c) Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari, dan

menggunakan metode-metode baru demi kemajuan proses belajar dan

mengajar yang baik;

d) Membina kerja sama yang harmonis antara guru, murid, dan pegawai

sekolah. Misalnya, dengan mengadakan seminar, workshop, in-service,

maupun training.81

Empat tujuan supervisi tersebut menjadi target pelaksanaan

supervisi. Sehingga tercipta budaya unggul di sekolah, budaya yang

berbasis etos kerja tinggi, kompetisi sportif, kerja sama yang harmonis,

dan pelayanan yang kompetitif terhadap stake holders lembaga

pendidikan. Dengan budaya unggul itu pula, kepuasan publik dapat

terwujud.

Tujuan supervisi secara umum adalah mengembangkan situasi

belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan

profesi mengajar.82 Dari sumber lain dijelaskan bahwa tujuan supervisi

pendidikan ialah membantu guru mengembangkan profesinya, pribadinya,

dan sosialnya, membantu kepala sekolah menyesuaikan program

pendidikan dengan kondisi masyarakat setempat, dan ikut berjuang

meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.83 Supervisi sebagai fungsi

81

Jamal Ma’mur Asmani, Op Cit., hal. 29-30. 82

Kisbiyanto, Supervisi Pendidikan, (Kudus: STAIN Kudus, 2008), hal. 9. 83

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hal. 3

Page 57: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

41

administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan

kondisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin

tercapainya tujuan-tuujuan pendidikan.

7) Fungsi Kepegawaian

Fungsi kepegawaian yang menjadi titikk penekanan ialah persona

itu sendiri, aktivtas yang dilakukan didalam kepeawaian yaitu menentukan,

memilih, menenmpatkkan, dan membimbing personel. Fungsi

kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan

pengorganiasian.84 Fungsi kepegawaian yaitu menentukan keperluan-

keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan

pengembangan tenaga kerja.85

Masalah selajutnya yang perlu diperhatikan didalam kegiatan

kepegawian ialah Pemberian motivasi kepada para pegawai agar selalu

bekerja giat, kesejahtraan pegawai( jasmani-maupun rohani), insentif

daan penghaargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan

untuk lebih maju , adanya kesempatan untuk meg-upgrade diri, masalah

pemberhentian dan pensiun pegawai.

8) Fungsi Pembiayaan

Setiap kebuutuhan organisasi, baik personel maupun material,

semua memerlukan adanya biaya . itulah sebabnya maka masalah

pembiayaan harus sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan planning

sampai dengan pelaksanaannya. Biaya/pambiayaan merupakan salah

satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi karena biaya ini

sangat menentukan bagi kelancaran jalannya sebuah organisasi, tanpa

biaya yang mencukupi tidak mungklin terjamin kelancaran jalannya suatu

organisasi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan,

antara lain :

84

M. Ngalim Purwanto, Op Cit., 20-12 85

George R. Terry, Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 9

Page 58: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

42

a) Perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan;

b) Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh/diusahakan;

c) bagaimana penggunaanya;

d) siapa yang akan melaksanakannya;

e) Bagaimana pembukuan dan pertangung jawabannya;

f) bagaimana pengawasannya.86

9) Fungsi Penilaian

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas

untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang

dilakukan didalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai

dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka

pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh

unsur pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi.

Evaluasi mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program, diperlukan

adanya penilaian atau evaluasi.87 Tiap penilaian berpegang pada rencana

tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata lain setiap tujuan

merupakan kriteria penilaian. Oleh karen itu penilaian terhadap pekerjaan

seorang guru dalam usaha mendidik dan mengajar murid –muridnya, tidak

dapat disamakan dengan penilaian terhadap pekerjaan tukang menjahit

dalam membuat pakaian langganannya, atau pekerjaan arsitek dalam

membangun sebuah gedung.

Lembaga pendidikan formal, baik sekolah, madrasah maupun

pondok pesantren merupakan suatu pola kerja sama antar manusia yang

saling melibatkan diri dalam suatu unit kerja tidak bisa terlepas dari

kegaiatan administrasi sebagaimana yang disebut. Pendidikan sebagai

salah satu proses interaksi manusia tidak terlepas dari jangkauan

wawasan kerja administrasi ini. Pendidikan yang dikatagorikan sukses

apabila setiap jaringan kerjanya telah berjalan sesuai dengan rencana,

86

M. Ngalim Purwanto, Op Cit., hal. 21 87

Ibid, hal. 22.

Page 59: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

43

dan mencapai sasaran dan tujuan yang sepadan dengan kadar atau

secara filosofis sejalan dengan apa yang dicita-citakan dalam pendidikan.

Pondok pesantren merupakan instansi pendidikan yang

berintregitas antara komponen yang satu dengan yang lain. Salah satu

komponen pendukung yang penting dalam instansi pendidikan, dalam hal

ini pondok pesantren sangat membutuhkan tenaga administrasi. Peran

dari tenaga administrasi pada pondok pesantren sangatlah penting dalam

mendukung kesuksesan dan kelancaran tata administrasi pondok. Di

dalam menangani tata adminsitrasi pondok dibutuhkan suatu keahlian dan

kemampuan yang cukup dalam bidang administrasi. Oleh karena itu

sumberdaya manusia dalam hal ini tenaga administrasi menjadi

komponen yang penting dalam suatu pondok pesantren.

Administrasi pendidikan sebagai bagian dari sistem

penyelenggaraan administrasi sekolah mempunyai kedudukan penting

dalam penyelenggaraan pendidikan untuk menginplementasikan fungsi-

fungsi manajemen dalam menggerakkan roda organisasi sebagai upaya

mencapai tujuan. Administrasi sekolah merupakan suatu proses yang

menyeluruh, terdiri dari berbagai kegiatan yang berhubungan satu sama

lainnya dan berkesinambungan.88 Administrasi sekolah adalah penerapan

ilmu administrasi dalam kegiatan operasional sekolah atau sebagai

penerapan admiistrasi dalam pembinaan, pengembangan dan

pengendalian usaha dan praktek-praktek pada sekolah sebagai satuan

pendidikan.89 Administrasi sekolah merupakan bagian dari amnistrasi

pendidikan. Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di suatu negara atau

bahkan pendidikan pada umumnya. Sedangkan administrasi sekolah

kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan pendidikan

di sekolah, sehingga mengenal adanya admministrasi sekolah dasar,

88

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 74. 89

Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 43.

Page 60: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

44

administrasi sekolah lanjutan, administrasi perguruan tinggi dan lain

sebagainya.90

Berkenaan dengan hal itu semua, peran dari tenaga dalam hal ini

sumberdaya manusia di dalam memperlancar tata administrasi pada

pondok pesantren sangatlah penting, serta tidak bisa dipisahkan antara

komponen yang satu dengan yang lain. Di samping itu, dibutuhkan suatu

keahlian juga ketrampilan di dalam menangani urusan tata administrasi

sekolah tersebut. Maka dari itu itu sangat diperlukan tenaga tata

administrasi yang terampil, handal, serta faham akan job diskripsinya.

Hal tersebut sebagai mana yang tertuang dalam Peraturan

Manteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang standar

tenaga administrasi sekolah/madrasah, dimana untuk menjadi kepala

tenaga administrasi, sekolah harus memiliki lebih dari 6 (enam)

rombongan belajar, berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang

sederajat program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai

tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 tahun dan memiliki

sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari lembaga yang

ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan untuk pelaksana urusan

administrasi berpendidikan minimal lulusan SMA atau yang sederajat.91

Masih kurang dan rendahnya kompetensi yang dimiliki tenaga tata

administrasi sekolah menjadi sebuah fenomena yang perlu dituntaskan

dengan segera. Karena peran dari tenaga tata adminstrasi di dalam

sebuah sekolah diibaratkan sebagai sebuah nyawa yang bergantung pada

bentuk fisiknya.

a. Ruang Lingkup Administrasi

Administrasi sangat perlu diterapkan bagi kelangsungan proses

belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari

keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah.

Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam

90

Ngalim Purwanto, Op Cit., hal. 8-9. 91

Abd. Rozak, dkk, Stadar sarana Prasarana dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: FITK Press, 2010), hal. 99-100.

Page 61: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

45

kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya

dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu.

Pelaksanaan administrasi dalam bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal

dengan ke-Tata Usahaan di sebuah lembaga pendidikan mempunyai

peranan yang sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik pencatatan,

maupun surat menyurat bahkan masalah hukum, sosial maupun ekonomi

dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya.

Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah,

Sertifikat dan surat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi

sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar.

Oleh karena itu kebenaran data administrasi menuntut kejujuran

dan kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk

administrasi yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat

bukti-bukti fisik ditinjau dari aspek hukum. Ilmu administrasi dimasa

datang jelas akan menghadapi banyak perubahan sekaligus akan

berpengaruh, dan bahkan dapat menjadi faktor pendorong maupun

menjadi faktor penghambat terhadap penataan bangunan ilmu

administrasi.92 Terutama pada dunia pendidikan. Mempelajari administrasi

sekolah bagi pengelola sekolah dan masyarakat yang peduli terhadap

sekolah dimaksudkan untuk memberi pemahaman yang komprehensif dan

mengembangkan keterampilan serta kemampuan bidang administrasi

sekolah untuk menunjang efektifitas dan efesiensi tugasnya sebagai guru

dalam kegiatan pembelajaran ataupun piminan sekolah dan tenaga

kepemimpinan lainnya dalam pengelolaan sekolah.93

Proses pengelolaan administrasi pada prinsifnya dimulai dari

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan

penilaian atau evaluasi terhadap semua program kerja yang memerlukan

pengaturan yang baik oleh para profesional untuk mengelimanasi

92

Makmur, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 58. 93

Syaiful Sagala, Manajemen Strategik... Op Cit., hal. 49.

Page 62: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

46

pemborosan (efesiensi) dan memaksimalkan tingkat pencapaian

(keaktifan) potensi sumber daya yang tersedia.94

Adapun yang menjadi ruang lingkup pengelolaan administrasi

pendidikan yaitu : 1) Bidang Akademik, 2) Bidang Kesiswaan, 3) Bidang

Personalia, 4) Bidang Keuangan, 5) Bidang sarana dan Prasarana, dan 6)

Bidang Hubungan Masyarakat.95

1) Bidang Akademik

Dalam bidang akademik ini mencakup kegiaatan administrasi

pendidikan dalam sietem administrasi sekolah yaitu sebagai berikut :

a) Menyusun program tahunan dan semester, mengatur jadwal pelajaran;

b) Mengatur pelaksanaan penyusunan model satuan pembelajaran;

c) Menentukan norma kenaikan kelas;

d) Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar;

e) Meningkatkan perbaikan mengajar;

f) Mengatur kegiatan kelas apabila guru tidak hadir; dan

g) Mengatur disiplin dan tata tertib kelas.96

2) Bidang Kesiswaan

Administrasi dalam bidang peserta didik atau siswa adalah seluruh

proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta

pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik agar dapat

mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efesien, demi

tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.97

Dalam bidang kesiswaan, kegiatan administrasi mencakup

kegiatan sebagai berikut :

a) Mengatur pelaksanaan penerimaan siswa baru berdasarkan peraturan

penerimaan siswa baru;

b) Mengelola layanan bimbingan dan konseling;

c) Mencatat kehadiran dan ketidakhadiran siswa; dan

94

Syaiful Sagala, Op Cit., hal. 46. 95

Sudarwan Danim, Yunan Danim, Op Cit., hal. 41-43. 96

Ibid., hal. 41-42. 97

Ary H. Gunawan, Op Cit., hal. 9

Page 63: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

47

d) Mengatur dan mengelola kegiatan eskstrakurikuler.98

Menurut Daryanto, administrasi pendidikan dalam sistem

administrasi sekolah pada bidang kesiswaan sebagai berikut :

a) Organisasi murid;

b) Masalah kesehatan murid;

c) Masalah kesejahtraan murid;

d) Evaluasi kemajuan murid; dan bimbingan dan penyuluhan bagi murid.99

Sedangkan menurut Gunawan, administrasi dibidang kesiswaan

sebagai berikut :

a) Penerimaan peserta didik baru;

b) Pencatatan peserta didik barudalam buku induk dan buku klapper;

c) Pembagian seragam sekolah beserta kelengkapannya, seragam

praktikum, seragam pramuka dengan tata tertib pengggunaannya;

d) Pembagian kartu anggota OSIS beserta tata tertib sekolah yang haruus

dipatuhi (termasuk sanksi terhadap pelanggarannya); dan

e) Pembinaan peserta didik, dan pembinaan kesejahtraan peserta didik.100

Dari uraian diatas tentang administrasi pendidikan dalam dalam

sebuah sistem administrasi pondok pesantren pada bidang kesiswaan

atau pada pondok pesantren yang lebih dikenal santri dapat dipahami

bahwa kegiatan kesiswaan/santri adalah kegiatan yang berhubungan

dengan peserta didik mulai dari proses penerimaan siswa/santri sampai

kepada selesainya siswa/santri dalam melakksanakan suatu pendidikan

secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan. Siswa/santri adalah unsur yang sangat penting dalam

kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Lembaga pendidikan

didirikan untuk kepentingan siswa. Oleh sebab itu perlu mendapat

perhatian yang cukup dari pelaksanaan pendidikan.

98

Ibid. 99

Daryanto, Op Cit., hal.43. 100

Ary H Gunawan, Op Cit., hal.9-10.

Page 64: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

48

Administrasi kesiswaan/santri merupakan bagian dari kegiataan

administrasi yang dilaksanakan di pondok pesantren, berupa usaha

kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik agar terlaksananya proses

belajar mengajar yang relevan, efektif, efisien, guna tercapainya tujuan

pendidikan yang diharapkan. Cakupan administrasi kesiswaan meliputi

pengelolaan penerimaan siswa baru, pengelolaan bimbingan dan

penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi siswa intra

sekolah (OSIS) dan pengelolaan data tentang siswa dan sebagainya.

3) Bidang Personalia

Administrasi personel merupakan seluruh proses kegiatan yang

dirancangkan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh

serta pembinaan secara kontinu para pegawai sekolah, sehingga mereka

dapat membantu/menunjang kegiatan-kegiatan sekolah (khusuusnya

PBM) secara efektif dan efesien demi tercapainya tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan.101

Sistem administrasi pendidikan dalam sistem administrasi

sekolah, meliputi kegiatan sebagai berikut :

a) Mengatur pembagian tugas guru;

b) Mengajukan kenaikan pangkat, gaji dan mutasi guru;

c) Mmengatur program kesejahtraan guru;

d) Mencatat kehadiran dan ketidakhadiran guru; dan

e) Mencatat maslah atau keluhan-keluhan guru.102

Menurut Daryanto, bidang personalia administrasi sekolah

sebagai berikut :

a) Pengangkatan dan penempatan tenaga guru;

b) Organisasi personel guru;

c) Masalah kepegawaian;

d) Masalah kondite dan evaluasi kemajuan guru; dan

e) Refresh dan up-grading guru-guru.103

101

Ibid., hal. 21 102

Sudarwan Danim, Op Cit., hal. 42

Page 65: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

49

Sedangkan menurut Gunawan, kegiatan administrasi personel

meliputi penyiapan atau pengadaan, penataan atau penempatan atau

pengangkatan, ujian dinas, kenaikan pangkat atau jabatan, pembinaan,

pengembangan, penilaian dan pemberhentian atau pemutusan hubungan

kerja. Personel sekolah meliputi :

a) Tenaga edukatif atau akademik, yaitu guru atau pengajar tetap dan

tidak tetap (honorer), guru bantuan tetap (seperti guru dari Departemen

Agama yang ditugaskan disekolah negeri/swasta;

b) Tenaga non – edukatif atau administrasi atau pegawai tata usaha (TU)

tetap dan tidak tetap (honorer).104

4) Bidang Keuangan

Administrasi keuangan sekolah merupakan langkah pengolahan

keuangan sekolah mulai dari penerimaan sampai dengan bagaimana

mempertanggung- jawabkan keuangan yang digunakan secara obyektif

dan sistematis. Langkah tersebut sangat penting sekali diperhatikan,

karena masalah pembiayaan adalah menjadi sarana vital bagi mati

hidupnya suatu organisasi sekolah. Mulyono berpendapat bahwa

administrasi keuangan sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang

direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan

sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya

operasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien

serta membantu pencapaian tujuan pendidikan.105

Manajemen keuangan merupakan aspek yang tidak bisa

dilepaskan dalam suatu manajemen sekolah. Oleh karena itu, manajemen

keuangan sekolah pada dasarnya adalah bagian dari pembiayaan

pendidikan yang tercermin dari anggaran yang ditetapkan oleh sekolah,

sehingga untuk bidang ini diperlukan penanganan yang serius, agar

senantiasa dicapai suatu pengelolaan yang efektif dan efisien dalam

103

Daryanto, Loc Cit., hal. 25. 104

Ari H Gunawan, Op Cit., hal. 21. 105

Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2009), hal. 181.

Page 66: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

50

mengelola anggaran serta program-program yang dibiayainya dalam

mencapai tujuan pendidikan di sekolah.106

Manajemen keuangan menyangkut dua hal, yaitu bagaimana

memperoleh dana dan bagaimana menggunakan atau mengalokasikan

dana tersebut dalam lingkungan berbeda di tingkat pendidikan yang

berbeda pula, secara efektif dan efisien. Sumber dana dan pembiayaan

pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga

sumber, yaitu :

a) Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah mau pun kedua-duanya

yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan

pendidikan;

b) Orang tua atau peserta didik;

c) Masyarakat, baik mengikat mau pun tidak mengikat.

Berkaitan dengan penerimaan dari orangtua dan masyarakat

ditegaskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun

1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam

pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas

pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab

bersama antara pemerintah, masyarakat dan orangtua.

Ada pun dilihat dari sisi pengeluarannya (dana) meliputi biaya rutin

dan biaya pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan

dari tahun ke tahun seperti gaji pegawai (guru dan non guru), serta biaya

operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas, dan alat-alat

pengajaran (barang-barang habis pakai). Sedangkan biaya pembangunan

misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan

gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furniture serta biaya

atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.107

106

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hal. 299 107

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 48

Page 67: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

51

Dengan demikian, keuangan sekolah merupakan sumber dana

yang diterima dan digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan di

sekolah yang mengandung konsekuensi bagi sekolah, yaitu sekolah harus

mengelola sumber dana tersebut secara efektif dan efesien untuk

menunjang pelaksanaan pendidikan.108 Semakin efisien suatu sistem

pendidikan, semakin kecil dana yang diperlukan untuk pencapaian tujuan-

tujuan pendidikan. Apabila sistem keuangan sekolah dikelola secara baik

akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Artinya,

dengan anggaran yang tersedia, dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan

secara produktif, efektif, efisien, dan relevan antara kebutuhan di bidang

pendidikan dengan pembangunan masyarakat. Dalam mencapai hal-hal

seperti di atas maka diperlukan adanya proses merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan

melaporkan kegiatan bidang keuangan agar tujuan sekolah dapat tercapai

secara efektif dan efisien.

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan

pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan

pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk

membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Jadi

tujuan manajemen keuangan adalah:

a) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah

b) Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekola

c) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Dalam mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas

kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan

bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-

jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai

peraturan perundangan yang berlaku.

108

Uhar Suharsaputra, Loc Cit., hal. 299.

Page 68: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

52

Berdasarkan dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa

Administrasi keuangan sekolah adalah sebuah analisis terhadap sumber-

sumber pendapatan (revenue) dan penggunaan biaya (expenditure) yang

diperuntukkan sebagai pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

5) Bidang Sarana dan Prasarana

Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal

yang sangat menunjang atas tercapainya suatu tujuan dari pendidikan,

sebagai seorang personal pendidikan kita dituntut untuk menguasi dan

memahami administrasi sarana dan prasarana, untuk meningkatkan daya

kerja yang efektif dan efisien serta mampu menghargai etika kerja sesama

personal pendidikan, sehingga akan tercipta keserasian, kenyamanan

yang dapat menimbulkan kebanggaan dan rasa memiliki baik dari warga

sekolah maupun warga masyarakat sekitarnya. Lingkungan pendidikan

akan bersifat positif atau negatif itu tergantung pada pemeliharaan

administrasi sarana dan prasarana itu sendiri.

Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh

proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan

bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-

benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai (ready for use) dalam PMB

sehingga semakin efektif dan efesien guna membantu tercapainya tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan.109

Menurut Danim, administrasi pendidikan dalam sistem sekolah

pada bidang sarana dan prasarana yaitu sebagai berikut :

a) Penyediaan dan seleksi buku pegangan guru;

b) Kayanan perpustakaan dan laboratorium;

c) Penggunaan alat peraga;

d) Kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah;

e) Keindahan dan kebersihan kelas; dan

109

Ary H Gunawan, Op Cit., hal. 114.

Page 69: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

53

f) Perbaikan kelengkapan kelas.110

Sedangkan menurut Gunawan, administrasi sarana dan prasarana

sekolah sebagai berikut:

a) Perencanaan pengadaan barang;

b) Prakuallifikasi rekan

c) Pengadaan barang;

d) Penyimpanan, inventarisasi, penyaluran;

e) Pemeliharaan, rehabilitasi;

f) Penghapusan dan penyingkiran; dan

g) Pengendalian.111

Administrasi sarana dan prasarana sangat diperlukan karena

apabila tidak ada administrasi sarana dan prasarana maka tidak akan

dapat sarana dan prasarana setelah itu efektifitas dan kinerja tidak

berjalan dengan baik. Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa Sarana pendidikan adalah peralatan dan

perlengkapan yang secara langsung dipergunakandan menunjang proses

pendidikan khususnya proses belajar mengaja. seperti: gedung,

ruangkelas, meja, kursi. Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang

secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan,

tetapi dapat dimanfaatkan untuk proses belajar.

6) Bidang Hubungan Masyarakat

Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan

kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan tranmisi pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya

kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar

pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh

maysarakat. Belajar adalah sosialisasi yang kontinu. Setiap individu dapat

110

Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Op Cit., hal. 43 111

Ary H Gunawan, Op Cit., hal. 116.

Page 70: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

54

menjadi murid dan menjadi guru. Individu belajar dari ingkungan sosialnya

dan juga mengajar dapat mempengaruhi orang lain.112

Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan

seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara

sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk

mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publiknya

pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah/pendidikan

semakin efektif dan efesien demi membantu tercapainya tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan.113

Bentuk kegiatan pada administrasi bidang hubungan masyarakat

ini yaitu sebagai berikut :

a) Kerjasama sekolah dengan orang tua siswa;

b) Kerjasama sekolah dengan komite sekolah;

c) Kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga terkait;dan

d) Kerjasama sekolah dengan masyarakat sekitar.114

Dari uraian diatas, dapat dipahami bbahwa Sekolah dan

masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang berbeda, namun

keduanya tidak dapat dipisahkan bahkan saling membutuhkan khususnya

dalam upaya mendidik generasi muda. Berbagai persoalan yang dihadapi

sekolah juga merupakan bagian dari persoalan masyarakat. Hal ini

membutuhkan team work bidang kehumasan.

Kata “pondok” berasal dari bahasa Arab funduq yang berarti

hotel atau asrama. Pondok berfungsi sebagai tempat tinggal bagi santri.

Pondok merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakan

dengan sistem pendidikan tradisional di masjid-masjid yang berkembang

di kebanyakan wilayah Islam negara-negara lain. Kata 'pesantren' berasal

dari kata santri mendapat tambahan awalan 'pe' dan akhiran 'an' yang

menunjukkan tempat. Pesantren berarti tempat para santri. Ikatan kata

santri berasal dari suku kata sant (manusia baik) dan tra (suka menolong),

112

Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 9-10. 113

Ary H Nasution, Op Cit., hal. 186. 114

Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Op Cit., hal. 43.

Page 71: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

55

sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-

baik. Jhon berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil,

yang berarti guru mengaji. C.C. Berg berpendapat bahwa istilah tersebut

dari shastri (bahasa India) yang dalam bahasa India berarti orang yang

tahu buku-buku suci agama Hindu atau sarjana ahli kitab suci agama

Hindu. Kata shastri berasal dari shastra, yang berarti buku-buku suci atau

buku-buku tentang ilmu pengetahuan. 115

Pesantren juga sebagai institusi sosial juga akan tetap lestari

selama masyarakat membutuhkannya. Ada beberapa fungsi pesantren

sebagai institusi sosial yaitu, menjadi sumber nilai dan moralitas, menjadi

sumber pendalaman nilai dan ajaran keagamaan, menjadi pengendali

filter bagi pengembangan moralitas dan kehidupan sppritual, menjadi

perantara berbagai kepentingan yang timbul dan berkembang

dimasyarakat dan menjadi sumber praktis dalam kehidupan.116 Untuk

merealisasikan tujuan pendidikan pondok pesantren maka

kegiatannya harus dibina dan dikembangkan lebih intensif sesuai

dengan tujuannya, sehingga pendidikan yang ada di pondok pesantren

dapat dikatakan sebagai bentuk nyata dari firman Allah SWT yang

terdapat dalam surat At-Taubah ayat 122 adalah sebagai berikut :

$tΒ uρ šχ% x. tβθãΖ ÏΒ ÷σ ßϑ ø9 $# (#ρã� Ï�ΨuŠ Ï9 Zπ©ù!$Ÿ2 4 Ÿωöθn= sù t� x� tΡ ÏΒ Èe≅ ä. 7πs% ö� Ïù öΝ åκ÷] ÏiΒ ×πx� Í←!$sÛ (#θßγ¤) x�tG uŠ Ïj9 ’ Îû ǃÏe$!$#

(#ρâ‘ É‹Ψ㊠Ï9 uρ óΟ ßγtΒ öθs% # sŒ Î) (#þθãèy_u‘ öΝ Íκö� s9 Î) óΟ ßγ= yès9 šχρâ‘ x‹ øts†

Artinya : tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.117

115

Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif; Upaya Mengintegrasikan Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal. 156. 116

Halim dkk, Manajemen Pesantren (Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2005) hal. 79. 117

Anonim, Op Cit., hal. 433

Page 72: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

56

Kehidupan modern yang ditandai dengan kemajuan sains dan

teknologi serta munculnya era globalisasi menuntut upaya pembaruan

disegala aspek kehidupan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Globalisasi

mengharuskan bangsa Indonesia mengubah orientasi pendidikannya

menuju pendidikan yang berorientasi kualitas, kompetensi, dan skill.

Artinya, yang terpenting ke depan bukan hanya transformasi nilai-nilai

tradisional yang bertujuan untuk pencapaian akhirat semata. Lebih dari

itu, membekali manusia terdidik agar dapat ikut berpartisipasi dalam

persaingan global. Maka standard mutu yang berkembang di masyarakat

adalah tingkat keberhasilan lulusan sebuah lembaga pendidikan dalam

mengikuti kompetisi pasar global,118 yang mana standar yang

dimaksudkan adalah kompetensi ilmu-ilmu modern.

a. Pertumbuhan dan Perkembangan Pondok Pesantren

Pembangunan sebuah pesantren secara umum dilakukan secara

bertahap dan melalui proses yang sederhana. Perkembangan pesantren

di masa Walisongo banyak dibantu oleh pemerintah Islam Sulthan

Agung, ia memberikan perhatian serius terhadap perkembangan

pendidikan Islam. Kafrawi menerangkan, pada masa Sulthan Agung

tersebut, pesantren telah dibagi kepada beberapa tingkatan, yaitu:119

1) Tingkat pengajian Alquran yang terdapat di setiap desa, yang

mengajarkan huruf hijaiyah, membaca Alquran, al-Barjanzi, rukun

Islam, dan rukun Iman.

2) Tingkat pengajian kitab bagi para santri yang telah khatam Alquran,

tempat belajar di serambi masjid dan mereka umumnya mondok.

Guru yang mengajari mereka bergelar kiyai Anom, kitab yang mula-

mula dipelajari adalah kitab enam BisL (kitab yang berisi 6 Bismillâh

ar-rahmân ar-rahîm). Kemudian dilanjutkan dengan Matan Tajrib dan

Bidâyah al-Hidâyah karangan Imam al-Ghazali.

118

Amin Haedari, dkk, Masa Depan Pesantren; dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global, (Jakarta: IRD Press, 2004), hal. 194. 119

Muhmidayeli, (et.al.), Membangun Paradigma Pendidikan Islam, (Pekanbaru: Program Pascasarjana UIN Suska Riau, 2007), hal. 191.

Page 73: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

57

3) Tingkat Pesantren Besar, tingkat ini didirikan di daerah kabupaten

sebagai lanjutan dari pesantren desa. Kitab-kitab yang diajarkan

kitab-kitab besar dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan dalam

bahasa daerah. Cabang ilmu yang diajarkan meliputi fikih, tafsir, hadis,

ilmu kalam dan tasawuf.

4) Pondok Pesantren tingkat keahlian (takhassus) ilmu yang dipelajari

adalah satu cabang ilmu dengan cara mendalam dan lebih spesialisasi.

Dalam penilaian umum, pondok pesantren merupakan salah satu

model dari pendidikan berbasis masyarakat. Kebanyakan pesantren

berdiri atas inisiatif masyarakat muslim yang tujuan utamanya adalah

untuk mendidik generasi muda agar memahami dan mengamalkan

ajaran-ajaran Islam dengan baik. Pesantren dengan cara hidupnya

yang bersifat kolektif barangkali merupakan perwajahan atau cerminan

dari semangat gotong royong yang umumnya terdapat di pedesaan.

Antusiasme masyarakat terhadap pondok pesantren, menjadikan lembaga

ini dapat eksis di tengah minimnya bantuan pemerintah sehingga dapat

bertahan.120

Hubungan antara pengajian dan lembaga-lembaga pesantren

sangat penting dalam arti bahwa keduanya merupakan satu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keduanya senantiasa

mengalami proses alamiah dan perjuangan intensif untuk dapat hidup

lebih langgeng; itulah sebabnya, dalam kenyataannya, senantiasa dapat

disaksikan bahwa antara pengajian dan lembaga-lembaga pesantren

seringkali terjadi suatu bandulan atau pergeseran yang tajam. Dengan

kata lain, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pesantren tumbuh,

berkembang, dan berasal dari lembaga-lembaga pengajian, dan banyak

sekali pesantren-pesantren yang mati dan meninggalkan sisa-sisanya

dalam bentuk lembaga-lembaga pengajian disebabkan kurangnya

kepemimpinan setelah kyainya yang masyhur meninggal dunia tanpa

120

Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam; Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 15

Page 74: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

58

meninggalkan pengganti-pengganti yang memiliki kemampuan, baik

dalam pengetahuan Islam, maupun dalam kepemimpinan organisasi.

b. Karakteristik Sistem Pendidikan pondok Pesantren

1) Paradigma Keilmuan

Sejarah tradisi keilmuan dalam Islam mencatat bahwa ilmu pada

priode awal Islam belumlah tersusun sebagaimana yang ada sekarang.

Persoalan- persoalan yang ada memang sudah dibahas sedemikian rupa,

namun belum di susun dalam suatu sistem keilmuan seperti sistem yang

ada pada masa sekarang ini. Rujukan keilmuan pada masa itu lebih

didasarkan kepada riwayat dan pendapat para pemikir sebelumnya.

Persoalan-persoalan keilmuan senantiasa berkembang, sejalan dengan

perkembangan masyarakat, dan banyak ditentukan oleh kuantitas dan

kualitas ulama. Ilmu pengetahuan pada masa klasik Islam masih satu,

belum terpecah-pecah ke dalam disiplin-disiplin yang berbeda. Ilmu

pada waktu itu masih berorientasi kepada apa saja yang dipikirkan oleh

manusia, bagaikan filsafat yang pembahasannya mencakup semua yang

dipikirkan manusia.121

Ketika ilmu sudah mulai diperoleh melalui pengujian-pengujian

dan percobaan-percobaan dan tidak dapat didasarkan kepada

periwayatan-periwayatan dan pendapat orang-orang terdahulu, maka ilmu

mulai memasuki fase penyusunan persoalan-persoalan yang sengaja

dikumpulkan, dihimpun dalam suatu paket disiplin ilmu yang kemudian

menjadi cabang ilmu yang berdiri sendiri. Pemisahan dan pemilahan ilmu

ke dalam disiplin-disiplin yang berdiri sendiri terjadi pada abad ke-2 H,

yaitu pada priode awal Daulah Abbasiah. Al Zahabi memperkirakan pada

tahun 142 H. yang mana pada waktu itu para ilmuan dan ulama Islam

mulai melakukan pentadwinan (pembukuan hadits, fiqh, dan tafsir).122

Ulama Islam sebagai orang yang dipandang memiliki keutamaan,

sejak abad ke-12 M. telah melegalisir bentuk dikotomi ilmu, yaitu ilmu 121

M. Nazir Karim, Membangun Ilmu dengan Paradigma Islam, (Pekanbaru: Suska Press, 2004), hal. 9. 122

Ibid, hal. 10 - 11

Page 75: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

59

“agama” dan ilmu “umum”, namun pada saat itu belum sempat

melenyapkan arti penting ilmu-ilmu rasional. Tetapi paling tidak,

penekanan yang berlebihan kepada ilmu agama dan hamper saja

menyepelekan ilmu-ilmu rasional, telah menyeret umat Islam secara

keseluruhan kepada pandangan yang cenderung mengabaikan ilmu-

ilmu rasional dan intelektual. Fatwa Al-Ghazali tentang menuntut ilmu

agama merupakan fardhu ‘ain dan menuntut ilmu umum (rasional) hanya

fardhu kifâyah, telah dipopulerkan secara sistematis oleh kalangan Ahl al-

Sunnah wa al-Jamâ’ah (baca: Sunni) sehingga muncul anggapan bahwa

ilmu agama itulah yang dapat menyelamatkan orang-orang Islam, dan

ilmu-ilmu rasional itu tidaklah menjadi penting. 123

Dampak paling nyata dari pandangan dikotomi ilmu itu adalah

terpilahnya sistem pendidikan dalam Islam sehingga terjadi apa yang

dinamakan dengan dualisme sistem pendidikan di negeri-negeri Islam,

tidak terkecuali di nusantara. Di Indonesia, dikenal lembaga pendidikan

pondok pesantren yang secara khusus mengajarkan ilmu-ilmu agama, dan

sekolah sebagai lembaga pendidikan yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu

umum. Dampak dari dualisme pendidikan itu, lahirnya generasi-generasi

Islam yang ahli dalam bidang agama, tetapi buta dalamhal sains dan

teknologi, sebaliknya sekolah umum melahirkan ilmuan ‘sekuler’, tapi

hampa dari ilmu agama. Upaya untuk mengatasi dikotomi tersebut

menjadi sebuah proyek besar umat Islam, dan telah menemukan

momentumnya terutama sejak tahun 1970-an.

2) Fungsi Tradisionalis Pondok Pesantren

Sebagai lembaga pendidikan tradisional, pondok pesantren

mempunyai tiga fungsi pokok yang menjadi identitas (jati diri) pesantren,

yaitu: pertama, transmisi ilmu-ilmu dan pengetahuan Islam (transmission

of Islamic knowledge); kedua, pemeliharaan tradisi Islam (maintenance

of Islamic tradition /indigenous); dan ketiga, reproduksi ulama

123

Asronun Ni’am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam; Mengurai Relevansi Konsep Al-Ghazali dalam Konteks Kekinian, (Jakarta: Elsas, 2006), hal. 23-24.

Page 76: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

60

(reproduction of ‘ulama). Dalam menjalankan fungsi pertama, pesantren

mempunyai andil yang besar dalam upaya transmisi ilmu-ilmu agama

terutama yang berkaitan dengan Al- Qur’ân dan tafsirnya, Al-Hadits, kitab-

kitab klasik terutama bidang teologi, fiqh dan tasawuf. Konsep tafaqquh al-

fiddîn berfokus pada upaya memahami Al- Qur’ân (ayat al-qauliyah)

serta kitab-kitab lain sebagaimana telah disebutkan. Kitab kuning

merupakan khazanah intelektual Islam yang mengandung pemikiran dan

pandangan keislaman yang ditafsirkan dan ditulis oleh para ulama.

Sebagai karya intelektual keislaman, referensi utama kandungan materi

kitab kuning adalah al-Qur’ân dan al-Hadits. Penyebaran pemikiran dan

karya intelektual keislaman di nusantara tidak terlepas dari interaksi dan

kontak yang terjadi antara para ulama Nusantara dengan para ulama

Timur Tengah.124

Kandungan kitab kuning yang berisikan unsur matan, syarah, dan

hasyiah menggambarkan adanya transmisi sekaligus pengembangan

dan perluasan cakupan pemikiran di dalamnya dari satu ulama yang

diteruskan kepada ulama berikutnya. Matan yang menjadi materi asli

dalam kitab kuning merupakan karya pemikiran orisinil dari para ulama

terdahulu, seperti kitab al-muharra (bidang fiqh) karangan Imam Rafi’i

(Abu Qasim al-Rafi’i) dengan berjilid-jilid buku dan mengandung berbagai

aspek masalah. Tidak jarang karya asli tersebut kemudian diringkas

(ikhtishâr) dan menghasikan karya yang berbentuk mukhtashar

(ringkasan) dari karya aslinya. Kitab al-muharrar karangan al-Rafi’i

kemudian di ikhtisar oleh Imam Nawawi dengan judul minhâj al-thâlibin.

Selanjutnya kitab- kitab mukhtashar yang merupakan matan diberikan

komentar dan penjelasan sehingga melahirkan kitab-kitab syarah seperti

kitab fath al-qarîb dari Ibnu Katsir yang merupakan syarah dari kitab al-

taqrîb yang ditulis Imam Abu Syuja’. Kemudian syarah tersebut ditambah

lagi dengan analisis dan komentar terhadap masalah khusus dalam materi

124

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, (Bandung: Mizan, 1994). hal. 99

Page 77: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

61

kitab, sehingga melahirkan hasyiah dan taqrîrât.125

Dalam upaya transmisi ini, para Kiyai atau ulama nusantara

mempunyai jasa yang sangat besar, yakni dengan mengajarkan kitab-

kitab tersebut di lembaga pendidikan yang mereka pimpin. Pemikiran

keislaman yang diperoleh dari hasil interaksi tersebut ketika

diimplementasikan ke dalam konteks budaya nusantara, pesantren

melahirkan modifikasi dan terjemahan yang disesuaikan dengan budaya

lokal. Untuk memudahkan para santri pemula dalam mempelajari kitab

kuning, syarah atau hasyiah dan taqrîrât diberikan oleh ulama lokal

dengan menggunakan bahasa Jawi: Jawa/Melayu, sehingga dikenal apa

yang disebut dengan tulisan Jawi atau tulisan Arab Melayu. Kitab-kitab

seperti itulah yang digunakan secara luas di lingkungan pesantren di

Indonesia. Mata rantai pemikiran yang tergambar dari alur matan, syarah

hasyiah dan taqrîrât dalam kitab kuning menggambarkan transmisi

sekaligus pengembangan pemikiran keislaman oleh para ulama dalam

satu tradisi yang berkesinambungan. Melalui tradisi seperti demikian,

pemikiran dalam kitab-kitab klasik tersebut tetap terpelihara dan dapat

dinikmati ole masyarakat muslim Indonesia selama berabad-abad; yang

memang terkenal dekat dengan pondok pesantren.

Untuk melaksanakan fungsi kedua yakni sebagai pemelihara

tradisi Islam, pondok pesantren merupakan agen konvensi (pengawetan),

pendalaman, pengem- bangan, pemurnian nilai-nilai adab dan budaya,

serta pusat pelaksanaan proses akulturasi yang menggunakan pola dan

sistem tersendiri. Kelebihan pondok pesantren terletak pada

kemampuannya menciptakan sebuah sikap hidup universal yang merata,

yang diikuti oleh hampir semua santri, sehingga santri lebih bersikap hidup

mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada siapa dan lembaga

masyarakat apa pun. Di samping itu, pesantren juga dapat memelihara

subkultural sendiri. Hal ini terlihat dari gaya hidupnya yang berbeda

125

Djamas, Nurhayati, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pascakemerdekaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009). hal. 38.

Page 78: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

62

dengan masyarakat umumnya, dan ukuran-ukuran serta pandangan

hidupnya yang bersifat ukhrâwî (teosentris) dan menolak pandangan

hidup yang materialistik.126

Ditinjau dari segi kependidikan, pesantren berfungsi untuk

memelihara sistem pengajaran klasik yakni sistem halâqah, sebuah

metode pembelajaran dengan mengadakan kontak personal dengan guru

yang merupakan sistem pendidikan yang telah ada sejak zaman

Rasulullah Saw, dan juga dalam sejarah-sejarah Islam di berbagai tempat

lain. Tradisi menghapal al-Qur’ân, al-Hadits, fiqh, serta ilmu-ilmu lain

sesungguhnya merupakan warisan budaya ulama-ulama dahulu. Sejak

awal, tradisi menghapal al-Qur’ân merupakan anjuran Islam, dan sudah

menjadi komitmen muslim yang sejati. Ulama-ulama Islam terkenal,

merupakan huffâzh al-Qur’ân yang tidak diragukan kualitasnya. Dalam

konteks inilah pesantren mengambil posisinya sebagai lembaga

pendidikan Islam yang sangat menekankan hapalan Al-Qur’ân, al-hadits,

serta ilmu-ilmu lain –terlepas dari kritik yang banyak dilontarkan. Dalam

hal ibadah/syari’ah, pesantren juga mempunyai konsep tersendiri dan

komitmen untuk tetap menjaga faham-faham keagamaan ulama-ulama

terdahulu, komitmen tersebut diperkuat melalui jaringan keilmuan yang

dibangun melalui mata rantai yang kokoh sehingga tidak mudah untuk

memutuskannya.

Mengenai fungsi yang ketiga, pesantren juga mempunyai

komitmen yang kuat untuk mencetak ulama (ahli ilmu keagamaan).

Kedudukan sebagai ulama diperoleh karena pengakuan atas

pengetahuan, keahlian, dan keunggulannya dalam ilmu keislaman yang

dimanfaatkannya sebagai rujukan dalam melahirkan interpretasi ketika

memberikan suatu penjelasan terhadap berbagai permasalahan yang

dialami komunitasnya. Dengan tradisi keilmuan yang ditransfer

sebagaimana tersebut diatas, budaya (nilai kehidupan) dan tradisi

126

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 240.

Page 79: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

63

keagamaan yang dibina secara ketat, lahirlah ulama-ulama yang

berpegang teguh kepada tradisi dan budaya tersebut, yang kemudian

mentransferkannya kepada generasi berikutnya, sehingga mata rantai

keilmuan tidak putus dan reproduksi ulama dapat berlang- sung. Ulama

yang dihasilkan oleh pondok pesantren salafiyah, merupakan sosok yang

menyatu dengan masyarakat. mereka adalah ulama independen yang

secara konsisten (istiqâmah) mengamalkan ilmu-ilmu yang ia peroleh dari

pesantren.

Berdasarkan dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa

pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan tradisional dimana para

siswanya tinggal bersama dengan para gurunya yang disebut dengan

kiyai, para siswa ini tinggl di asrama di lingkngan pesantren. Pembelajaran

yang diajarkan kepada siswanya dalam hal ini disebut dengan santri yaitu

Pendidikan Agama Islam, dan dewasa ini pendidikan umum juga di

kembangkan pada pondok pesantren dan ekarang dikenal dengan pondok

pesantren modern.

Page 80: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

64

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dalam penulisan ini yaitu sebagai

pada tabel.I

Tabel. 2.1 Penelitianyang Relevan

Nama Judul Metode Hasil Penelitian

Andri Astuti 2015127

Manajemen Pengelolaan Administrasi Akademik di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Graha Karya Muara Bulian

kualitatif deskkriptif metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

menajamen yang dilakukan dalam mengelola administrasi akademik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Graha Karya Muara Bulian yaitu dengan membuat standar operasional prosedur.

Mochammad Rifa’i 2009128

Manajemen Administratif Pendidikan di Pondok Pesantren Aji Mahasiswa Al Muhsin Yokyakarta

kualitatif deskkriptif metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Manajemen Administrasi pendidikan di Pondok Pesantren Aji Mahasiswa Al Muhsin Yokyakarta yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap satuan untuk meningkatkan kuaitas pengelolaan administrasi.

127

Andri Astuti, Tesis : Manajemen Pengelolaan Administrasi Akademik di Sekolah Tinggi Imu Ekonomi Graha Karya Muar Bulian, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2015). 128

Mochmad Rifa’i, Manajemen Administratif Pendidikan di Pondok Pesantren Aji Mahasiswa Al Muhsin Yokyakarta, (Yokyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009).

Page 81: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

65

Nama Judul Metode Hasil Penelitian

Rizki Ardiansyah 2010129

Manajemen Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren (Studi Kasus pada Pondok Pesantren Al Hidayah Desa Gedang Sewu Pare Kediri

kualitatif deskriftif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan dolumentasi.

manajemen yang dilakukan pimpinan pondok pesantren dalam mengelola adminitrasi pendidikan yaitu dengan menempatkan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan keahliannya.

Idha Maryani Tahun 2013.130

Pengelolaan Tenaga Administrasi Sekolah (Tas) Di Smp 1 Banguntapan Dan Smp 1 Pandak Kabupaten Bantul

kualitatif deskriftif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan dolumentasi.

(1) Perencanaan tenaga administrasi dilakukan dengan mengadakan rapat kerja, (2) Pengadaan atau perekrutan tenaga administrasi merupakan kewenangan pemerintah daerah dan pengadaan oleh sekolah meliputi kegiatan menentukan kebutuhan tenaga, seleksi berkas lamaran pekerjaan, tes wawancara dan orientasi. (3) Penempatan

129

Riski Ardiansyah, Manajemen Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren (Studi Kasus pada Pondok Pesantren Al Hidayah Desa Gedang Sewu Pare Kediri, (Kediri: UI 2010). 130

Ida Maryani, Pengelolaan Tenaga Administrasi Sekolah (Tas) Di Smp 1 Banguntapan dan Smp 1 Pandak Kabupaten Bantul, (Jurnal Pendidikan dan Administrasi Pendidikan, 2013).

Page 82: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

66

dan penugasan tenaga administrasi meliputi pembagian tempat kerja, formasi jabatan, tugas pokok dan fungsi, dan layout tempat kerja. (4) Pembinaan dan pengembangan tenaga administrasi diperoleh dari sekolah, lembaga pemerintah, usaha sendiri dan bantuan teman sejawat serta pembinaan sistem kenaikan pangkat. (5)Kesejahteraan atau kompensasi tenaga administrasi berupa kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. (6)pemberhentian tenaga administrasi berdasarkan batas usia pensiun, atas permintaan sendiri dan bersangkutan meninggal dunia.

Page 83: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

67

Nama Judul Metode Hasil Penelitian

Sri Setyawati Tahun 2017131

Pelaksanaan administrasi sekolah unggul di smp negeri 7 kuantan tengah kabupaten kuantan singingi

kualitatif deskriftif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan dolumentasi.

pelaksanaan kurikulum dan pengajaran cukup memadai dan berpedoman kepada kurikulim nasional diperkaya dengan muatan lokal, personalia pendidik belum memadai, sarana prasarana ruangan secara umum cukup memadai, dana operasional sekolah diperoleh dari masyarakat, siswa atau orangtua siswa dan dana rutin, Administrasi keakademikan telah dapat dilaksanakan dengan baik, mekanisme hubungan yang dilakukan sekolah dengan masyarakat dilaksanakan memalui pemanggilan orangtua ke sekolah dan belum menggunakan media cetak dan elektronika .

131

Sri Setyawati, Pelaksanaan Administrasi Sekolah Unggul Di Smp Negeri 7 Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi, (Jurnal Pendidikan, 2017).

Page 84: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

68

Nama Judul Metode Hasil Penelitian

Rufqotuz Zakhiroh Tahun 2017132

Pengaruh kinerja tenaga administrasi sekolah terhadap kualitas layanan administrasi non akademik.

Penelitian ini menggunakan pendekata kuantitatif

Sekolah sebagai institusi publik harus dapat memuaskan pelanggannya. Paradigma publik layanan di tingkat satuan pendidikan harus bergeser dari konvensional menuju yang terus diperbarui. staf administrasi sekolah harus mewakili sebagai pelayan publik yang proaktif, responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, aspirasi dan harapan stakeholder sekolah sesuai dengan Permendiknas No. 24 tahun 2008 tentang Standar Staf Administrasi Sekolah. staf administrasi sekolah juga harus master berbagai soft skill yang selalu ditampilkan pada saat memberikan layanan kepada pelanggan.

132

Rufqotuz Zakhiroh, Pengaruh Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah Terhadap Kualitas Layanan Administrasi Non Akademik, (Jurnal DidaktikVol 17 No. 2 Februari 2013).

Page 85: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

69

Dari studi relevan yang penulis kemukakan diatas, perbedaan

dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu antara manajemen dan

pengelolaannya. penulis lebih menekankan kepada strategi dalam

pengelolaan administrasi sedangkan penelitian yang relevan

sebagaimana yang di kemukakan di atas lebih menekankan kepada

manajemen dalam pengelolaan administrasi yang mengfungsikan fungsi-

fungsi manajemen itu sendiri mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan samapai kepada pengawasan.

Page 86: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

70

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian adalah cara-cara terstruktur, terencana dan

terprosedur untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah dengan

memadukan semua potensi dan sumber daya yang telah disiapkan.133

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah.134 Robert K. Yin, These five features and

common practices notwithstanding, qualitative research remains a

multifaceted field of inquiry, marked by different orientations and

methodologies. Important distinctions start with whether one assumes: a

singular or multiple realities, the uniqueces or potential generalizability of

human events, and the need to follow a particular methodological variation

of qualitative research or out.135

Melalui pendekatan ini diharapkan temuan-temuan empiris dapat

dideskripsikan secara lebih rinci, jelas, dan akurat mengenai Strategi Kiyai

dalam Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa jenis metode yang tepat

adalah pendekatan kualitatif. Dalam penelitian deskriptif kualitatif data

yang dikumpulkan bukan angka-angka tetapi berupa kata-kata atau

gambar. Data yang dimaksud mungkinberasal dari naskah wawancara,

133Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: Referensia/GP. Press Group, 2013), hal. 84 134Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), hal. 6. 135Robert K. Yin, Qualitative Research from Start to Finish, (New York London: The Guilford Press, 2011), hal. 3.

Page 87: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

71

catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, dan catatan resmi

lainnya. Konsep Penelitian Kualitatif merupakan suatu pendekatan

penelitian yang diarahkan pada memahami fenomena sosial dari

perspektif partisipan. Penelitian kualitatif menggunakan strategi multi

metode,dengan metode utama interview, observasi dan studi dokumenter.

Dalam pelaksanan penelitian, peneliti menyatu dengan situasi yang

diteliti.136

Jadi penelitian kualitatif itu merupakan penelitian yang dapat

menghasilkan teori baru yang berasal dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi peneliti di lapangan, data yang didapatkan oleh penulis yaitu

berupa narasi atau catatan-catatan yang berbentuk huruf bukan angka

yang nantinya akan dapat dilihat hasilnya setelah penelitian selesai,

penelitian kualitatif ini merupakan karya tulis yang mengungkapkan

fenomena apa adanya dan mengungkap sejauhmana narasumber

menerapkan teori yang ada. Sebab selama ini memang banyak orang

yang memahami teori akan tetapi mereka tidak memahami bagaimana

cara mempraktekkannya.

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian 1. Situasi Sosial

Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk

melakukan penelitian.137 Situasi Sosial adalah tempat dimana proses studi

yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian

berlangsung. Dalam penelitian ini penulis mengambil Situasi Sosial di

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari. Pondok Pesantren Darul Aufa merupakan salah

satu Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Batanghari, Pondok

Pesantren ini terlatak di Jl. Nes Desa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari. Pondok Pesantren ini berbasis modern

136Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hal.116 137Mukhtar, Op Cit., hal. 89

Page 88: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

72

dimana pelajaran umum juga diajarkan melalui Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang berada dalam situasi sosial

yang ditetapkan sebagai pemberi informasi sebuah penelitian atau dikenal

dengan informan.138 Subjek penelitian ini adalah Kiyai atau Pimpinan

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari. Subjek penelitian ini diambil dengan Porposive

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu dimana misalnya orang tersebut yang dianggap

paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai

penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau

situasi sosial yang diteliti.139 Berdasarkan teknik ini, maka ditetapkan yang

menjadi informasi kunci adalah Kiyai/Pimpinan Pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari,

tenaga pendidik, tenaga kependidikan guru ditetapkan sebagai informan

tambahan.

Subjek penelitian merupakan key informan atau kunci pemberi

informasi makanya dalam penelitian kualitatif pasti ada subjek penelitian,

sebab yang diteliti itu nantinya berupa benda baik hidup ataupun mati,

dalam bab metodologi peneliti wajib menjelaskan siapa atau apa yang

menjadi subjek penelitian dalam tesisnya itu agar orang lebih mudah

menarik kesimpulan tanpa harus membaca atau bertanya langsung

kepada penulis.Untuk dapat menentukan dengan tepat banyaknya subjek

penelitian yang harus diambil, tenaga kependidikan atau calon penelitian

ini harus mengingat apa yang menjadi unit analisis dari penelitiannya.

Untuk penelitian ini yang menjadi unit analisis atau satuan subjek yang

139Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 300.

Page 89: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

73

dianalisis adalah tenaga kependidikan yang diukur pelayanan administrasi

akademiknya.140

Subjek Penelitian dalam Penelitian ini yaitu Kiyai dan Tenaga

Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Informan kunci dalam penelitian ini

adalah Kiyai sebagai pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa, sedangkan

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan penulis tetapkan sebagai

informan tambahan.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti

kepada sumbernya tanpa adanya perantara. Sumber yang dimaksud

dapat berupa benda-benda, situs atau manusia.141 Dalam penelitian ini

data primer yang peneliti maksudkan didalam penelitian ini yaitu data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara peneliti, dan dari dokumentasi

secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait. Adapun data-data

tersebut yaitu tentang Strategi Kiyai dalam Pengelolaan Administrasi

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari.

Dalam penelitian kualitatif data primer sangat dibutuhkan, oleh

karena itu seorang peneliti nantinya harus terjun langsung ke lokasi

penelitian, dan ikut merasakan apa yang subjek rasakan atau lakukan di

lokasi, data primer ini sangat penting bagi peneliti sebab akan

menentukan apakah grand tour nya selama ini benar atau salah, jika data

primer diambil melalui orang lain maka keabsahan data atau keakuratan

data tidak valid, ketika ditanya peneliti akan bingung jika data diambilkan

oleh orang lain.

140Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), hal.89 141Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal. 86.

Page 90: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

74

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti.142 Data sekunder berasal dari tangan

kedua, ketiga dan seterusnya melewati satu atau lebih pihak yang bukan

peneliti. Data sekunder yang peneliti maksudkan dalam penelitian ini yaitu

data yang diperoleh melalui dokumen tertulis dan arsip Pondok Pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari,

adapun data-data tersebut adalah:

1) Historis dan Geografis Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

2) Struktur organisasi Pondok Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari

3) Keadaan sarana dan prasarana Pondok Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

4) Keadaan Guru dan Siswa Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Data sekunder merupakan data yang diperlukan oleh peneliti untuk

menunjang hasil penelitiannya, data sekunder ini biasanya berhubungan

langsung dengan arsip pihak yang diteliti, sehingga peneliti tidak bisa

secara langsung mendapatkannya, akan tetapi memerlukan orang tertentu

yang nantinya dapat memberikan data tersebut. Data sekunder sebagai

data pelengkap setelah peneliti mendapatkan data primer sebab dari data

sekunder inilah akan dibandingkan dengan hasil data primer yang setelah

itu peneliti dapat menarik suatu kesimpulan.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh. Apabila

peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan

datanya, maka sumber data disebut responden. Apabila peneliti

menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda

142

Ibid., hal. 90.

Page 91: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

75

bergerak atau proses sesuatu.143 Sumber data dalam penelitian ini

meliputi:

a. Keadaan : dimana penulis melakukannya melalui observasi

b. Orang-orang : dimana penulis melakukan wawancara untuk

mengumpulkan data yang penulis butuhkan

c. Dokumentasi : dokumentasi resmi Pondok Pesantren Darul Aufa

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data

kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan

data dan teknik analisis data adalah metode wawancara mendalam,

observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru

seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet,

sedangkan metode dan tehnik analisis data akan dijelaskan pada bab dan

analisis data kualitatif. Dengan demikian, dalam bab metode pengumpulan

data ini yang dibicarakan hanyalah tiga metode independen tersebut

diatas.144

Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan cara, yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini

dimaksud dengan mengamati perbuatan, sikap dan tingkah laku informan.

Menurut Sugiono yang dikutip dari Sutrisno Hadi, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

proses biologis dan psikologis.145 Dalam hal ini peneliti mengamati

langsung Strategi Kiyai dalam Pengelolaan Administrasi Pondok

Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari

143Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 129. 144Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta,Kencana, 2007), hal. 106 145Sugiyono, Op Cit., hal. 203.

Page 92: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

76

Metode observasi digunakan untuk mengamati langsung terhadap

objek penelitian sehingga dapat diketahui fenomena yang mendukung

data lain. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang yang

peneliti butuhkan melalui observasi peneliti langsung melakukan

pengamatan umum tentang:

a. Aktivitas pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

b. Aktivitas proses pelaksanaan administrasi Pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Pengamatan dalam penelitian kualitatif ini dapat secara langsung,

atau peneliti berperan serta dan dapat juga tidak secara langsung atau

peneliti tidak berperan serta, hal ini tergantung pada situasi dan kondisi

penelitian, pada intinya seorang peneliti harus fokus pada

pengamatannya, makanya setelah peneliti berada di lokasi penelitian atau

lapangan, seorang peneliti hendaknya mengatur apa-apa saja yang harus

diamati, untuk mendukung penelitian.

2. Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara kualitatif menggunakan

pendekatan terstruktur yang dilengkapi dengan pedoman wawancara

(yaitu pertanyaan penelitian).146 Wawancara dalam suatu penelitian yang

bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupanmanusia

dalamsuatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu merupakan suatu

pembantu utama dari metode observasi (pengamatan).147 Teknik melalui

wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara langsung melalui

permintaan keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang

dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.148 Wawancara yang digunakan

146Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hal. 215. 147Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 100. 148Mukhtar, Op Cit., hal. 89.

Page 93: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

77

merupakan jenis wawancara yang terstruktur dimana nantinya

pewawancara dalam hal ini peneliti akan menetapkan sendiri masalahnya

dan menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, hal ini

dilakukan dikarenakan peneliti ingin mengetahui secara langsung jawaban

dari hipotesis yang ada. Wawancara merupakan percakapan dengan

maksud tertentu, dan percakapan itu dilakukan oleh dua orang bukan satu

orang saja.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,

agenda dan lain-lain.149 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

dengan menggunakan teks tertulis dengan menganalisis beberapa

dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian. Metode

dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data-data tentang

gambaran umum Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari

Untuk mencari data ataupun bahan pelengkap penelitian, peneliti

menggunakan banyak cara, dimana cara tersebut digunakan untuk

mengumpulkan data, dalam penelitian kualitatif biasanya pengumpulan

data melalui teknik wawancara, yaitu memberikan pertanyaan langsung

kepada informan untuk mendapatkan informasi tentang penelitian,

selanjutnya teknik observasi atau mengamati informan secara langsung

maupun tidak langsung, penelitian kualitatif menuntut peneliti melakukan

observasi langsung jika memungkinkan, hal ini agar data yang diperlukan

hasilnya valid, kemudian cara berikutnya yaitu melalui dokumentasi yang

diperlukan sebagai bukti konkrit bahwa peneliti benar-benar berada di

lokasi yang diteliti.

149Suharsimi Arikunto, Op Cit., hal. 231.

Page 94: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

78

E. Teknik Analisis Data

Menurut Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa “Analisis

telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun

ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama

proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.150

Sugiyono menyatakan bahwa analisis data kualitatif ialah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.151

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban informan yang diwawancarai. Apabila jawaban

informan, setelah dianalisis dianggap belum lengkap, maka peneliti akan

melanjutkan memberikan pertanyaan-pertanyaan berikutnya sampai tahap

tertentu diperoleh data yang lebih kredibel.

Dimana komponen reduksi data dan sajian data dilakukan

bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul,

maka tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, dan penarikan

kesimpulan) saling berinteraksi. Dalam kaitannya dengan penelitian ini,

peneliti menggunakan metode analisis yang kedua yaitu model analisis

interaksi atau interactive analysisi models dengan langkah-langkah yang

ditempuh yaitu sebagai berikut:

150Sugiyono, Op Cit., hal. 336. 151

Ibid., hal. 335.

Page 95: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

79

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan yang berlangsung sepanjang

penelitian dengan menggunakan seperangkat instrument yang telah

disiapkan, guna untuk memperoleh informasi data melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi.152 Dilaksanakan dengan cara pencarian

data yang diperlukan terhadap berbagai jenis data dan bentuk data yang

ada di lapangan, kemudian melaksanakan pencatatan data di lapangan.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Apabila data sudah terkumpul langkah selanjutnya adalah

mereduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan mencarinya apabil diperlukan.153

Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan

sebagai berikut: pertama, peneliti merangkum hasil catatan lapangan

selama proses penelitian berlangsung yang masih bersifat kasar atau

acak ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Peneliti juga

mendeskripsikan terlebih dahulu hasil dokumentasi berupa foto-foto dan

dokumen lainnya.Setelah selesai, peneliti melakukan reflektif. Reflektif

merupakan karangka berpikir dan pendapat atau kesimpulan dari peneliti

sendiri.

3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah

dipahami. Display data adalah usaha merangkai informasi yang

terorganisir dalamupaya menggambarkan kesimpulan dan mengambil

152Mukhtar, Op Cit.,, hal. 141. 153Sugiyono, Op Cit., hal. 338.

Page 96: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

80

tindakan.154 Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bias dilakukan

dalam bentukuraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya. Selain itu, dengan adanya penyajian data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian

data dalam penelitian ini peneliti paparkan dengan teks yang bersifat

naratif.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verification

Setelah dilakukan penyajian data, maka langkah selanjutnya

adalah penarikan kesimpulan atau Verification ini merupakan aktivitas

analisis, dimana pada awal pengumpulan data, seorang analisis mulai

memutuskan apakah sesuatu bermakna, atau tidak mempunyai

keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab

akibat, dan proposisi.155

Dari semua data yang telah diperoleh oleh peneliti di lapangan

selanjutnya peneliti harus menganalisis hasil penelitiannya, banyak teknik

yang digunakansalah satu diantaranya, data yang telah dikumpulkan itu

kemudian dikelompokkan atau memfokuskan hasil yang didapat dengan

penelitian, dari pengelompokkan data tersebut penelitian dapat

menyajikannya, penyajian dapat melalui seminar yang kemudian akan

ditarik suatu kesimpulan sebagai bukti bahwa penelitian telah selesai

dilakukan.

F. Uji Keterpercayaan Data (Trusthworthines)

Menurut Sugiyono, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.156 Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, 154Mukhtar, Op Cit., . 142. 155

Ibid. hal. 142. 156Sugiyono, Op Cit., hal. 330.

Page 97: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

81

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pemeriksaan

yang memanfaatkan penggunaan sumber, yang dapat dicapai dengan

jalan:

1. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang

berkaitan.157

Menurut Mukhtar yang patut diingat dalam proses triangulasi ini

adalah, setiap bab dan sub bab pembahasan, nama-nama subjek atau

inisial mereka harus muncul sebagai sumber minimal 2 – 3 kali. Semakin

banyak data yang dihimpun dan diperoleh dari beragam sumber semakin

laporan akan lebih baik. Banyak sekali peneliti keliru melakukan display

data laporannya, seperti memenuhi hampir semua halaman dengan data

wawancara dan dokumentasi, sedangkan observasi diabaikan atau malah

tidak digunakan sama sekali. Padahal justru data observasi itulah yang

menjadi andalan dalam penelitian kualitatif, dalam jenis penelitian kualitatif

apapun. Sementara data lain hanyalah pelengkap.158

a) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber data yang sama. Adapun triangulasi teknik ditempuh melalui

langkah-langkah sebagai berikut: Peneliti menggunakan observasi

partisipatif, wawancara mendalam, serta dokumentasi untuk sumber data

yang sama secara serempak. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari

157Lexy J. Moleong, Op Cit., hal. 331. 158Mukhtar, Metode Praktis 1 Op Cit., hal. 140.

Page 98: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

82

kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan

pemahamanpeneliti terhadap apa yang telah ditemukan.159

b) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber

yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.160 Mathison

mengemukakan bahwa “the value of triangulation lies in providing

evidence, whether convergent is consistent, or contracdictory” maksudnya

nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk

mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten

atau kontradiksi. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik triangulasi

dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten,

tuntas dan pasti. Selain itu, dengan triangulasi akanlebih meningkatkan

kekuatan data, apabila dibandingkan dengan satu pendekatan.161

c) Triangulasi Metode

Triangulasi metode merupakan upaya membandingkan data yang

diperoleh dengan metode berbeda. Triangulasi metode digunakan

pengecekkan derajat kepercayaan temuan hasil penelitian dengan

beberapa teknik pengumpulan data,162 misalnya data yang diperoleh

melalui observasi akan dibandingkan dengan data yang diperoleh melalui

wawancara.

Proses pendalaman data terhadap situasi sosial dan subjek atau

berdalam-dalam, yang dikenal dengan proses elaborasi data melalui

observasi dan wawancara serta didukung oleh data dokumentasi, inilah

yang dikenal dengan triangulasi dalam penelitian deskriptif kualitatif.

159Sugiyono, Loc Cit., hal. 330. 160

Ibid. 161

Ibid. hal. 332. 162Mukhtar, Op Cit., hal. 167.

Page 99: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

83

G. Rencana dan Waktu Penelitian

Tabel. 3.1

Rencana dan Waktu Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2018/2019

Desember Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Studi Pendahuluan (Grand Tour) √

2. Pengajuan Judul Proposal Tesis √

3. Pembuatan Draf Proposal Tesis √ √ √

4. Konsultasi Pembimbing √ √

5. Seminar Proposal Tesis √

6. Revisi Draf Proposal Setelah Seminar Tesis

√ √

7. Pengesahan Riset Penelitian √

8. Penelitian Lapangan/Pengumpulan Data

√ √ √ √ √ √ √ √

9. Penulisan Draf Tesis √ √ √ √ √

Page 100: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

84

10. Perbaikan Draf Tesis √ √ √ √ √

11. Ujian Tahap Awal √

12. Revisi Tesis Pra-Munaqosyah √

13. Ujian Munaqasyah √

14. Revisi Tesis Pra-Wisdua

15. Penggandaan √

16. Penyerahan Tesis √

17 Wisuda

Page 101: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

86

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Historis

Mendirikan Pondok Pesantren diawali dengan niat suci serta tulus

ikhlas kepada Allah SWT guna untuk menegakkan syiar Islam. Niat ini di

latar belakangi oleh sosial masyarakat setempat dimana saat itu banyak

sekali anak-anak yang ingin bersekolah dan putus sekolah, serta tidak

mampu untuk melanjutkan sekolahnya ketingkat yang lebih tinggi.

Melihat tingginya minat anak-anak yang ingin bersekolah saat itu,

mendorong KH. Zuhdy Al-Mijri untuk mendirikan suatu lembaga

pendidikan untuk menunjang dan membantu anak-anak Desa Sungai

Buluh khususnya dan daerah Jambi sekitar umumnya, untuk melanjutkan

sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,

Mengingat pada saat itu di kabupaten Batang Hari masih sedikit

lembaga/yayasan yang bergerak dalam bidang Pondok Pesantren. Maka

dengan dibantu oleh keluarga dan masyarakat sekitar pada tahun 1989

berdirilah pondok pesantren yang diberi nama “Darul Aufa“ di bawah

naungan sebuah yayasan yang bernama “Zulyaden”163

Pondok Pesantren ini dipimpin oleh:

a. Periode Pertama (1989 – 2014)

Drs. KH. Zuhdy Al-Mijri lahir di Tungkal Ulu pada tanggal 05 Juli

1939, ia merupakan lulusan dari Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang

Sebrang Kota Jambi selama 14 tahun, dan merupakan sarjana lulusan

dari sebuah Universitas di Jogja pada tahun 1974. KH. Zuhdy Al-Mijri

juga merupakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang

Hari periode 1985-1990. Pada tahun 1989 ia mendirikan sebuah

Madrasah yang bernama “Darul Aufa”. Selain sebagai pendiri dia

163Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari 2018.

Page 102: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

87

sekaligus menjadi Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Pada Periode

Pertama tahun 1989 hingga ia wafat pada tanggal 03 Februari 2014,

dalam kepemimpinannya Pondok pesantren Darul Aufa banyak

mengalami kemajuan dalam bidang pembangunan, bidang akademik,

dan bidang agribisnis dan Usaha Ekonomi Produktif (EUP) seperti

perkebunan, peternakan, tanaman pangan dan holtikultura.164

b. Periode kedua (2014-sekarang)

Sepeninggalan Drs. KH. Zuhdy Al-Mijri kepemimpinan Pondok

Pesantren Darul Aufa di lanjutkan oleh putra bungsunya yaitu Ust.

Syaifuddin, S.Ag. M.Ag. melalui Musyawarah Mufakat Keluarga Besar

Pondok Pesantren Darul Aufa. Ust. Syaifuddin merupakan lulusan dari

Pondok Pesantren As-salam Lampung, kemudian melanjutkan S1 dan

S2 di Padang. Pada tanggal 20 Desember 2014 Ust. Syaifuddin mulai

memimpin pondok pesantren Darul Aufa dan dalam kepemimpinannya

ini disamping meneruskan perjuangan yang telah dirintis oleh ayahnya

juga lebih menitik beratkan kepada kemajuan pengajian dan

pembelajaran santri. serta berbagai kemajuan lainnya baik itu di bidang

akademik, pembangunan maupun bidang Usaha Ekonomi Produktif.165

Pada awalnya Pondok Pesantren Darul Aufa dibangun seadanya

dengan dinding permanen yang terdiri dari 2 unit ruang belajar Madrasah

Tsanawiyah dan 2 Unit ruang belajar Madrasah Aliyah, dengan jumlah

santri 40 0rang untuk tingkat MTs dan 40 orang untuk tingkat Aliyah.

Seiring perkembangannya Pondok Pesantren Darul Aufa dengan

berlandaskan dengan motto dalam surah An-Najm; 39-41:

BDوGزاء اKLزاه اKO PمR رىO وفV WOXV Pوأن BXV [\ ]ن إ[V aL سOL وأن

164Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018. 165Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 103: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

88

Artinya : "Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah

diusahakannya dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan

diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan

kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” (Q.SAn-

Najm: 39-41).

Maka yayasan Pondok Pesantren Darul Aufa mendirikan lembaga

pendidikan dibawah naungan yayasan Zulyaden yaitu; pada tahun 1989

mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan kemudian pada tahun

yang sama juga mendirikan Madrasah Aliyah (MA), serta pada tahun-

tahun berikutnya mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan sekarang juga

mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Serta perkembangan

lainnyadengan penambahan bangunan seperti ruang belajar,

pemondokan dan asrama santri, masjid, dan perumahan guru.166

2. Letak Geografis

Pondok Pesantren Darul Aufa berlokasi di Jl. Nes II Desa Sungai

Buluh Muara Bulian Batang Hari Jambi, didirikan oleh Drs. KH.Zuhdy Al-

Mijri pada tanggal 25 Juli 1989. Saat ini Pondok Pesantren Darul Aufa

telah memiliki luas area 32 Ha, 6 Ha untuk Perkebunan Karet, 3 Ha.

untuk pertanian holtikultura, dan selanjutnya untuk ruang belajar

permanen, asrama guru, pemondokan santri putra dan putrid, masjid,

TPA/TPSA, TPUS, koperasi waserda, panti anak yatim/tidak mampu,

peternakan sapi, perikanan, bengkel motor, dan las teralis, serta sarana

olah raga. jika dilihat dari perbatasannya, maka Pondok Pesantren Darul

Aufa berbatasan dengan:167

1) Sebelah Barat berbatasan dengan kebun warga desa Sungai Buluh

yang bernama bapak Lukman

2) sebelah Timur berbatasan dengan kebun warga desa Sungai Buluh

yang bernama Bapak Guntoro

166Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018. 167Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 104: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

89

3) Sebelah Utara berbatasan dengan kebun dan perumahan warga

Desa Sungai Buluh yang bernama Bapak Tayyib

4) Sebelah Selatan berbatas dengan kebun karet warga desa Sungai

Buluh yang bernama Bapak Untung.168

3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Darul Aufa

a. Visi

Pondok Pesantren Darul Aufa sebagai unit penyelenggara

pendidikan harus memperhatikan tantangan dan perkembangan masa

akan datang. Tantangan tersebut harus dapat direspon oleh

Pondok Pesantren Darul Aufa sehingga Visi Pondok Pesantren Darul

Aufa sesuai dengan perkembangan tersebut visi merupakan citra moral

yang menggambarkan profil Pondok Pesantren Darul Aufa yang di

harapakan di masa akan datang. Adapun Visi Pondok Pesantren Darul

Aufa adalah:

“Mewujudkan Pondok Pesantren Darul Aufa sebagai lembaga

pendidikan dan pengajaran Islam dalam mewujudkan peserta didik yang

beriman, bertakwa, berilmu, berakhlakul karimah, memiliki keterampilan

dan mandiri”169

b. Misi

Sebagai perwujudan dari Visi Pondok Pesantren Darul Aufa maka

Misi Pondok Pesantren Darul Aufa adalah sebagai berikut;170

1) Membimbing dan membantu santri untuk menjadi ahli ibadah, qiroatul

qutub, dan tafaqquh fiddin (memahami ajaran islam dari kitab-kitab

sumber aslinya/kitab kuning)

2) Membimbing dan membantu santri untuk menguasai berbagai ilmu

pengetahuan dan merealisasikannya dalam perilaku sehingga tercipta

keluhuran akhlak dan kedewasaan dalam bersikap.

168Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018. 169Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018. 170Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 105: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

90

3) Membimbing dan membantu santri untuk menguasai berbagai

keterampilan (life skill) sehingga terwujud santri yang mandiri dan

realistis dalam menghadapi masa depan.171

c. Tujuan

Tujuan Pondok Pesantren Darul Aufa sebagai berikut:

1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2) Nasionalisme dan patriotism yang tinggi.

3) Wawasan IPTEK yang luas dan dalam.

4) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan

kepribadian yang kokoh.

5) Memiliki jiwa kepemimpinan dan kepekaan sosial yang tinggi

6) Disiplin yang tinggi dan didukung kondisi fisik yang sehat dan prima.172

4. Struktur Organisasi

Struktur lembaga pendidikan formal sudah barang tentu

mempunyai struktur organisasi yang menjalankan roda pendidikan begitu

jugalah halnya dengan Pondok Pesantren Darul Aufa juga memiliki

struktur organisasi kerja sebagaimana layaknya pesantren formal

lainnya, hal ini diperuntukkan bagi kemudahan dalam penyelenggaraan

suatu pendidikan itu sendiri baik bagi jalinan kerja kedalam maupun

keluar masyarakat atau pemerintah.

Organisasi kelembagaan pengurus dan pelaksana Pondok

Pesantren Darul Aufa berbentuk Yayasan yang terdiri dari Ketua

Yayasan, Pimpinan Pimpinan Pondok Pesantren, Sekretaris, Bendahara

dan Bidang-bidang lain yang terdiri dari pembinaan bidang ibadah,

sosial, dan bakat minat santri, bidang pramuka dan olah raga, bidang

keterampilan dan kesenian Islam, bidang ekonomi dan kesejahteraan,

dan lainnya.

171Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018. 172Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 106: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

91

Selanjutnya Pondok Pesantren Darul Aufa yang merupakan salah

satu lembaga Pendidikan tentunya juga memiliki struktur kepengurusan

di lingkungan santri itu sendiri. Kalau di sekolah-sekolah umum dikenal

dengan Organisasi Intra Sekolah (OSIS) sedangkan di Pondok

Pesantren Darul Aufa dikenal dengan Organisasi Pesantren Darul Aufa

(OPDA). Di samping tempat pengembangan bakat santri juga berfungsi

untuk membantu terciptanya proses pendidikan yang lancar dan baik.

Untuk mengetahui lebih jelas struktur kepengurusan Pondok Pesantren

Darul Aufa dan struktur organisasi santri Pondok Pesantren Darul Aufa

lihat gambarberikut ini:173

173Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Tahun 2017

Page 107: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

92

Bagan 1

Struktur Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aufa174

174Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari 2018.

Ketua Yayasan Ust. Faturrahim

Suaedi, S.Ag

Sekretaris Anang Mukri,

S.Pd.I

Bendahara Nurusydiyati,

M.Pd.I

Pimpinan Pondok Pesantren

Ust. Syaifuddin, M.Ag

Kepala MA

Ust. Syaifuddin, M.Ag

Pembina Asrama Putra:

Kepala MTs/Paud

Nurusydiyati, M.Pd.I

Sulaiman, S.Pd.I Adison, S.Pd Drs. M. Ali Al-Hamidi, M.Pd.I A Rahman Ali Anang Mukri, S.Pd.I

Pembina Asrama Putri:

Kepala MI Faturrahim

Suaedi, S.Ag

Siti Aisyah, S.Pd.I Zarni, S.Pd Shanthy Wahyuni, S.Pd Animasari, S.Pd. Adewiyah, S.Pd Irma Apriliani

Page 108: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

93

Bagan 2 Struktur Organisasi Santri Pondok Pesantren Darul Aufa175

175Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Pembina OPDA

Ketua OPDA

Akbar Yusuf

Wakil OPDA

M. Rifki Sekretaris

Sefti Mala Sari

Bendahara

Ahmad Yani

Keamanan Putra/Putri: M. Rifki & Elisna Fitra

Seksi Olahraga Putra/Putri: Aldi Saputra

Elisna Fitra

Seksi ibadah Putra/Putri: Ridwan Hafif & Khoirunnisa

Mamrul Jinan & Ajrin Mafaza

Seksi Kebersihan Putra/Putri: Mahmud Saputra & Meri Andani

Seksi Pramuka Putra/Putri: Arnold Zamorano & Tuti Liziawati

Seksi Malam Minggu Putra/Putri: Sulthan Romadhon & Nia Kurniati

Seksi Malam Jum’atPutra/Putri: Ridwan Hafif & Karlina Safitri

Seksi Muhadharah Putra/Putri: Aldi Saputra & Sefti Mala Sari

Seksi Perlengkapan: Rian Fauzi & Aldi Saputra

Seksi Kesehatan Putra/Putri: Mahmud Saputra & Khoirunnisa

Seksi UpacaraPutra/Putri: Rinaldi Pratama & Sefti Mala Sari

Page 109: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

94

5. Keadaan Guru dan Santri

a. Keadaan Guru

Peran guru sebagai tenaga pengajar atau pendidik sangatlah

penting didalam memupuk minat dan penumbuhan semangat santri

dalam memberikan bekal ilmu pengetahuan melalui proses belajar

mengajar. Keberhasilan dan penyampaian setiap studi tentunya

didukung oleh semangat guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

Guru merupakan unsur dari pelaksanaan proses pembelajaran

dalam suatu lembaga pendidikan. Guru merupakan alat yang

mentransport ilmu pengetahuan kepada santri atau yang disebut sebagai

pemberi informasi, selain itu guru juga sebagai pendidik yang akan

mendidik dan membina para santri agar memiliki akhlakul karimah, serta

memiliki moral yang tinggi. Tanpa guru lembaga pendidikan tidak akan

berjalan sebagai mana mestinya.

Di Pondok Pesantren Darul Aufa, jumlah tenaga pendidik dan

kependidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Keadaan Guru

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari Tahun 2018176

No Nama Guru L/P Pendidikan Terakhir

1 Syaifuddin, S.Ag, M.Ag L S2 IAIN IB PADANG, Pend. Islam 2001

2 Nurusydiyati, S.Ag, M.Pd.I P S2 IAIN STS JAMBI, MPI, 2008

3 Faturrahim Suaedi, S.Ag L S1 STAIM JAMBI, PPAI, 2000

4 Anang Mukri, S.Pd.I L S1 STIT MA. BULIAN, KI, 2003

5 Siti Aisyah, S.Pd.I P S1 STIT MA. BULIAN, PAI, 2009

6 Zarni, S.Pd. P S1 STIT MA. BULIAN, PAI, 2016

176Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 110: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

95

7 Drs. M. Ali Al-Hamidi, M.Pd.I L S2 IAIN STS JAMBI, MPI, 2016

8 Santhy Wahyuni, S.Pd P S1 IAIN STS JAMBI, MTK, 2015

9 Sulaiman, S.Pd.I L S1 STAI MA. BULIAN, PAI, 2011

10 Adison, S.Pd L S1 UNBARI, FKIP, 2011

11 Maemuri, S.Pd.I L S1 IAIN STS JAMBI, PAI, 2013

12 Adewiyah, S.Pd P S1 STAI MA. BULIAN, PAI, 2017

13 Anima Sari, S.Pd P S1 UNJA MA. FKIP. BULIAN

14 Suparti, S.Kep P S1 STIKES HI, 2015

15 Andi Susanto L MA. AL-BAQIYATUS SHOLEHAT, 2015

16 Iqbal Dinata L PONPES SAATUDDAREN JAMBI, 2017

17 Irma Apriliani, S.Pd P MA. DARUL AUFA MA. BULIAN, 2014

18 Ahmad Sahroni L MA. DARUL AUFA MA. BULIAN, 2004

b. Keadaan Santri

Pendidikan dapat dilaksanakan apabila adanya siswa, karena

siswa merupakan komponen dalam proses pembelajaran. Adapun

jumlah keseluruhan santri Pondok Pesantren Darul Aufa sampai tahun

ajaran 2017-2018 adalah sejumlah 308 santri yang terdiri dari 210 santri

MTs dan 98 santri Madrasah Aliyah, yang memiliki lokal. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini:177

177Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 111: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

96

Tabel 4.2 Keadaan Santri

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari Tahun 2018178

No Kelas Jumlah Kelas Jumlah Santri

1 Kelas 1 1 78

2 Kelas 2 1 66

3 Kelas 3 1 41

4 Kelas 4 1 43

5 Kelas 5 1 44

6 Kelas 6 1 36

Jumlah 308

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah santri yang banyak Untuk

tingkat Madrasah Tsanawiyah adalah santri kelas 1 yaitu berjumlah 78,

sementara santri kelas 2 berjumlah 66, dan santri kelas 3 berjumlah 41.

Sedangkan untuk tingkat Madrasah Aliyah yang terbanyak santri kelas 4

berjumlah 43, sementara santri kelas 5 berjumlah 44, dan santri kelas 6

berjumlah 36. Keadaan demikian menurut Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.g

bahwa jumlah penerimaan santri di Pondok Pesantren Darul Aufa ini

setiap tahun tidaklah stabil, hal ini disebabkan karena disamping

pengaruh keluarga yang sering pindah tugas ketempat lain, juga faktor

anak itu sendiri yang berhenti, terutama anak-anak yang duduk di kelas

akhir yang sering terpengaruh oleh teman-temannya yang sudah

bekerja, ada juga yang pindah atau berhenti karena kesalahan santri itu

sendiri seperti melanggar peraturan Pondok Pesantren Darul Aufa”179

6. Kegiatan Pembelajaran

Adapun kurikulum pendidikan yang diterapkan dalam Pondok

Pesantren Darul Aufa secara umum di bagi menjadi dua yaitu kurikulum 178Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018. 179Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara 23 April 2018.

Page 112: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

97

formal (kurikuler) dan non formal (ekstrakurikuler). Kurikulum formal

terdiri dari kurikulum Pesantren (khusus pondok), kurikulum Kementerian

Agama, dan kurikulum Pendidikan Nasional (DIKNAS). Dengan adanya

bimbingan dan pengawasan dari pengawas Kementerian Agama dan

Diknas para guru secara bertahap dapat menerapkan kurikulum yang

resmi kepada anak didiknya.

Waktu belajar di Pondok Pesantren Darul Aufa dilaksanakan pada

pagi hari mulai pukul 07.30 pagi sampai pukul 12.20 siang untuk hari

Senin sampai hari Sabtu dengan rata-rata 5 jam mata pelajaran

perhari.Sedangkan untuk waktu sore hari di adakan kegiatan-kegiatan

khusus untuk pondok dan kegiatan ekstrakurikuler seperti PSHT, drum

band, olah raga dan pramuka. Sedangkan malam hari juga diisi dengan

berbagai kegiatan seperti setelah maghrib diisi dengan kegiatan PAMI

untuk kelas 1 dan 2, kajian kitab kuning untuk kelas 3-6, setelah isya’

diisi dengan setoran hapalan tahfiz, sedangkan untuk malam-malam

tertentu seperti malam Senin dan Rabu diisi dengan kegiatan

Muḥādharah dan Hadrah, malam Jumat diisi dengan latihan muazzin,

khutbah Jumat, dan syarhil quran. Sedangkanuntuk setiap subuh Senin

sampai Sabtu diisi dengan kajian Tafsir oleh Ust. Syaifuddin, M.Ag, dan

khusus untuk setiap subuh Minggu ditambah dengan belajar Hadits oleh

Ust. Iqbal Dinata.180

Kalender pendidikan disesuaikan dengan kalender satu tahun,

sedangkan bulan Ramadhan kegiatan pembelajaran diliburkan, namun

bukan berarti tidak ada kegiatan sama sekali, untuk bulan Ramadhan

diadakan kegiatan Safari Ramadhan yaitu kegiatan yang berupa

dakwahnya para santri kedesa-desa terdekat. Dalam kegiatan itu

dipilihlah santri-santri yang bisa ceramah/pidato, santri yang bisa menjadi

180Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 23 April 2018.

Page 113: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

98

MC dan santri yang bisa Tilawah untuk dikirim kedesa-desa terdekat

untuk melaksanakan kegiatan Safari Ramadhan.181

Penerimaan guru yang akan mengajar di Pondok Pesantren ini

harus berpengalaman dalam mengajar, baik yang mengajar di Madrasah

Tsanawiyah maupun di Madrasah Aliyah Darul Aufa, karena kedua

lembaga pendidikan ini adalah bagian dari Pondok Pesantren Darul

Aufa, maka guru-gurunya diutamakan alumni Pondok Pesantren dengan

pertimbangan bahwa di Pondok Pesantren ini diajarkan juga bidang studi

umum yang diajarkan sesuai dengan kurikulum Kementerian Agama dan

Diknas.

Guru yang mengajar di Pondok Pesantren ini memakai sistem

guru bidang studi, oleh karena itu guru mengajar di Pondok Pesantren ini

harus menguasai pelajaran yang diajarkan di kelas. Sedangkan pimpinan

Pondok Pesantren tidak memegang bidang studi tertentu, akan tetapi jika

ada diantara guru yang berhalangan maka tugasnyalah menggantikan

sementara khususnya bidang agama. Karena itu ia disamping memimpin

dan mengawasi kegiatan pembelajaran sekaligus menjadi guru

pengganti (badal) bila ada diantara guru-guru tersebut berhalangan,

sehingga kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan sebagaimana

biasanya.

7. Sarana dan Prasarana

Proses pembelajaran ada tiga faktor yang harus ada yaitu: guru,

santri, dan instrument belajar. Jika salah satunya tidak ada maka tidak

akan terjadi proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana merupakan

salah satu faktor vital dalam penyelenggaraan pendidikan dan

pengajaran.

Jika dilihat dari keadaan sarana dan prasarana diPondok

Pesantren Darul Aufa ini dapat dikatakan lengkap, karena sarana

prasarana fisik yang telah mencukupi sehingga tidak mengganggu

181Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 114: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

99

aktivitas proses pembelajaran di sekolah. Di samping itu sarana yang

menunjang untuk meningkatkan proses pembelajaran labor komputer,

masjid, komputer dan lain sebagainya sebagian besar dapat difungsikan.

Adapun sarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa ialah

lihat tabel berikut:182

Tabel 4.3 Keadaan Sarana

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari Tahun 2018183

No Bangunan / Ruangan Jumlah Keadaan

Baik Rusak

1 Luas Tanah 25 Ha

2 Lokasi Pesantren 6 Ha

3 Luas kebun Kelapa sawit 10 Ha

4 Luas kebun Karet 6 Ha

5 Luas kebun Horti 3 Ha

6 Ruang Kepala Sekolah 2 2 -

7 Ruang Majelis Guru 2 2 -

8 Ruang Balai Diklat 1 1 -

9 Ruang TPA/TPSA 1 1 -

10 Ruang Kelas Belajar (RKB) 9 9 -

11 Labor Kompoter 1 1

12 Ruang Perpustakaan 1 1 -

13 Ruang Keterampilan 1 1 -

14 Ruang Serba Guna 1 1 -

15 WC Kepala Sekolah 1 1 -

16 WC Guru Laki-Laki 1 1 -

17 WC Guru Perempuan 1 1 -

182Do Dokumen Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018. 183Dokumen Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 115: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

100

18 WC Siswa Laki-Laki 7 7

19 WC Siswa Perempuan 7 7

20 Pos Penjaga 1 1 -

21 Perumahan Guru 7 7 -

22 Musholla 1 1 -

23 Asrama Siswa 66 66

Tabel 4.4 Keadaan Prasarana

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari Tahun 2018184

No Bangunan / Ruangan Jumlah Keadaan

Baik Rusak

1 Meja siswa 310 310

2 Kursi Siswa 310 310

3 Meja Guru 17 17

4 Kursi Guru 17 17

5 Komputer 7 7

6 Laptop 5 5

7 Gudang 1 1 -

8 Printer 3 3

9 LCD Proyektor 3 3

10 Layar 1 1

B. Hasil Penelitian

1. Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan formal yang

dikonotasikan sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional yang

memerankan fungsi sebagai institusi sosial yang menjadi pedoman etika 184Dokumen Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari 2018.

Page 116: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

101

dan moralitas masyarakat, karena pesantren adalah institusi yang

melegitimasi berbagai moralitas yang ada di dalam masyarakat. Untuk itu

administrasi pesantren harus terkelola dengan baik agar pesantren

mampu bsersaing di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Untuk

mengelola administrasi pesantren diperlukan strategi-strategi yang baik

dari pimpinan pesantren agar pelaksanaan proses pendidikan dapat

terlaksana dengan baik, efektif dan efesien sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai dengan optimal.

Pengelolaan administrasi pada sebuah lembaga pendidikan formal

harus didukung oleh teknis penunjang yang sangat erat kaitannya

dengan pengelolaan administrasi, teknis penunjang tersebut yaitu

struktur organisasi, manajemen administrasi personalia, administrasi

keuangan serta kepengkapan sarana maupun prasarana. Dengan

adanya penunjang ini maka pelaksanaan administrasi dapat berjalan

secara efektif dan efesien. Ketersediaan sumber daya yang ada pada

pondok pesantren tentu tidak selengkap dengan lembaga pendidikan

formal pada umumnya, baik itu dari segi sumber daya manusianya,

sarana dan prasarananya maupun ketersideaan dana.

Dengan kondisi yang demikian, sebagai pemimpin pondok

pesantren harus mempunyai strategi yang baik dalam mengelola pondok

pesantren yang dipimpinnya, dan pengelolaan tersebut harus dimulai

dengan terkelolanya administrasi pondok pesantren. Pentingnya

pengelolaan administrasi pondok pesantren disampaikan oleh Bapak

Syaifuddin, S.Ag., M.Ag pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kabupaten Batanghari dalam wawancara yang penulis lakukan,

Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag menyampaikan bahwa dalam lembaga

pendidikan, baik itu yang berbasis umum maupun yang berbasis Islam

seperti pondok pesantren hal yang sangat penting adalah pengelolaan

administrasinya, karena administrasi adalah ujung tombak untuk

tercapainya sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas dan

Page 117: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

102

bermutu.185

Strategi yang dilakukan Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Pd, sebagai

pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari dalam mengelola mengelola administrasi

Pondok Pesantren sebagai berikut :

a. Menyusun Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak dan penting

dalam pengelolaan administrasi, tanpa perencanaan pelaksanaan suatu

kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam

mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan kegiatan

yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan pengelolaan

administrasi berlangsung. Dalam pengelolaan administrasi pada pondok

pesantren, perencanaan sangatlah penting agar terlaksananya

pengelolaan administrasi yang efektif dan efesien. Perencanaan

merupakan proses penentuan tujuan dan kemudian menyajikan

(mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik

(tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Perencanaan dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren

Darul Aufa Kecamatan Sungai Buluh Kabupaten Batanghari merupakan

tindakan penetapan yang ingin dicapai oleh pondok pesantren Darul

Aufa Kecamatan Sungai Buluh Kabupaten Batanghari, kemudian

personalia yang dibutuhkan untuk mengelola administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Kecamatan Sungai Buluh Kabupaten Batanghari,

perencanaan harus dilakukan secara sistematis agar tercapai semua

perencanaan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan maksimal.

Salah satu strategi yang dilakukan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag,

selaku pimpinan pondok pesantren dalam pengelolaan pondok

185Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 26 Maret 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari.

Page 118: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

103

pesantren Darul Aufa Kecamatan Sungai Buluh Kabupaten Batanghari

yaitu dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan

disusun didasarkan atas masukan dari semua pihak melalui musyawarah

pondok.186 Wawancara penulis dengan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag,

pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari menjelaskan bahwa startegi yang pertama

kali dilakukan dalam pengelolaan administrasi Pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

adalah menyusun perencanaan. Baik itu dari segi target pencapaian,

target pengelolaan, maupun teknis pelaksanaannya. Penyusunan

perencanaan dilakukan dengan cara musyawarah dengan

mempertimbangkan segala masukan dan kemudian baru ditetapkan.187

Perencanaan yang dilakukan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

dilakukan dengan mengkoordinir segala masukan dari pihak pihak

pondok pesantren kemudian di bahas secara bersama dan kemudian

disepakati dan ditetapkan, penetapan rencana pengelolaan administrasi

kesiswaan dilakukan dengan sistem tertulis dan lisan, mulai dari aturan,

petugas pengelola administrasi, teknik pelaksanaan sampai kepada

sistem pendataan dan pendokumentasian.188

Wawancara penulis dengan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

menjelaskan bahwa perencanaan pengelolaan administrasi dilakukan

dengan sistem lisan melalui musyawarah kemudian ditetapkan secara

tertulis, mulai dari pedoman pelaksanaannya, pengelolanya,

pelaksanaan teknisnya, dan sampai kepada pengarsiapan setiap

dokumen yang dianggap perlu untuk diarsipkan. Dalam setiap kegiatan,

perencanaan ini sangat penting dilakukan dan perencanaan ini harus

186Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 26 Maret 2018. 187Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 26 Maret 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari. 188Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 26 Maret 2018.

Page 119: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

104

dilakukan bersama-sama agar dalam pelaksanaannya satu persepsi dan

satu tujuan sabagaimana tujuan yang telah ditetapkan.189

Observasi dan wawancara di atas dapat dipahami bahwa

perencanaan yang dilakukan pimpinan pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari dalam

pengelolaan administrasi pondok pesantren yaitu dengan melakukan

strategi penyusunan perencanaan pengelolaan administrasi pondok

pesantren. Perencanaan tersebut disusun melalui hasil musyawarah dan

kemudian ditetapkan secara tertulis, komponen yang direncakan dalam

pengelolaan administrasi dalam hal ini adalah administrasi kesiswaan

yaitu dengan menyusun pedoman, menentukan personalia pelaksana

pengelola administrasi serta menyusun langkah-langkah dalam

meningkatkan pengelolan administrasi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

b. Melakukan Pengorganisasian

Pondok pesantren merupakan instansi pendidikan yang

berintregitas antara komponen yang satu dengan yang lain. Salah satu

komponen pendukung yang penting pada pondok pesantren dan sangat

dibutuhkan adalah tenaga administrasi. Peran dari tenaga administrasi

pada pondok pesantren sangatlah penting dalam mendukung

kesuksesan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan pondok pesantren.

Agar terlaksananya adminsitrasi pondok yang baik dibutuhkan suatu

keahlian dan kemampuan yang cukup dalam bidang administrasi. Oleh

karena itu sumber daya manusia dalam hal ini tenaga administrasi

menjadi komponen yang penting dalam suatu pondok pesantren.

Pengorganisasian dilakukan untuk melakukan pembagian

pekerjaan atau program yang telah direncanakan sebelumnya kepada

anggota kelompok, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan diantara

189Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 26 Maret 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari.

Page 120: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

105

anggota kelompok tersebut dan pemberian lingkungan pekerjaan yang

sepatutnya sesuai dengan situasi dan kondisi. Strategi yang dilakukan

pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari dalam mengelola administrasi pondok

pesantren yaitu dengan melakukan pengorganisasian.

Sebagaimana wawancara penulis dengan Bapak Syaifuddin,

S.Ag., M.Ag menjelaskan bahwa salah satu strategi yang saya lakukan

sebagai pimpinan pada Pondok Pesantren Darul Aufa ini yaitu dengan

menetapkan tenaga pengelola administrasi, karena tenaga administrasi.

Seyogyanya, pengelolaan administrasi pondok harus dilakukan oleh

orang-orang yang berkeahlian dalam bidang administrasi, karena jika

pengelolaan administrasi pondok pesantren tidak dilaksanakan oleh

orang yang bukan keahliannya maka sudah dipastikan administrasi

pondok tidak akan terkelola dengan baik dan tentu pelaksanaan proses

pendidikan jika tidak bisa dilaksanakan dengan efektif dan efesien,

berkenaan pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari belum memiliki tenaga administrasi

yang berkualifikasi dan berkompetensi dalam bidang administrasi, maka

saya harus mengambil kebiajakan menetapkan dan memfungsikan 3

orang guru untuk mengelola administrasi pada pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.190

Peran dari tenaga administrasi pada pondok pesantren dalam hal

ini adalah sumberdaya manusia sebagai pelaksana dan pengelola tata

administrasi pada pondok pesantren sangatlah penting, dalam mengelola

administrasi pondok pesantren dibutuhkan tenaga administrasi yang

terampil, handal, serta faham akan job diskripsinya, karena ruh dari

terlaksananya administrasi pondok pesantren yang baik adalah sumber

daya manusianya. Untuk itulah pengorganisasian harus dilakukan

190Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 26 Maret 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari.

Page 121: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

106

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

dalam mengelola administrasi dengan menyesuaikan situasi dan kondisi

yang ada.

Observasi penulis pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari bahwa

administrasi pondok pesantren di dilaksanakan dan dikelola oleh

ustadz/ustadzah yang diberi tugas tambahan untuk mengelola

administrasi pondok pesantren, administrasi pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh ini tidak mempunyai tenaga administrasi yang khusus

mengelola administrasi pondok pesantren sehingga pmpinan pondok

pesantren mengambil kebiajakan mengfungsikan 3 orang guru untuk

mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.191

Keberadaan tenaga administrasi sangat mendukung dalam

rangka memberikan pelayanan kepada pihak pengguna dan pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan, tenaga administrasi harus memiliki

kualifikasi dan kompetensi di bidang administrasi sebagaimana yang

telah ditetapkan dalam standar pendidikan nasional. Tenaga administrasi

tidak bisa dipisahkan dari subsistem pondok pesantren, karena dalam

melaksanakan perannya sebagai lembaga pendidikan Islam pondok

pesantren harus mampu melaksanakan administrasi yang baik dan

dikelola oleh orang yang memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam

bidang administrasi.

Hasil observasi yang penulis lakukan sebagai mana yang telah

penulis uraikan diatas bahwa pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari belum memiliki tenaga

administrasi yang khusus untuk menangani administrasi pondok yang

berkualifikasi dan berkompetensi di bidang administrasi, pelaksanaan

administrasi pondok dilaksanakan oleh ustadz/ustadzah yang diberi

191Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 26 Maret 2018.

Page 122: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

107

tugas tambahan oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku pimpinan

Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari.

Hasil observasi penulis tersebut didukung dengan pernyataan

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag yang menjelaskan bahwa pada pondok

Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari ini belum memiliki tenaga administrasi yang khusus

mengelola administrasi pondok pesantren sehingga pelaksanaan

administrasi pondok pesantren dilaksanakan oleh para ustadz dan

ustadzah, karena walau bagaimana pun administrasi pada pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari harus tetap diajalankan.192

Keberadaan tenaga kependidikan atau tenaga administrasi pada

sebuah lembaga pendidikan formal sangatlah penting, karena dengan

adanya tenaga administrasi yang profesional akan dapat membantu

penyelenggarakaan pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Kehadiran

tenaga administrasi pada pondok pesantren bukan saja sekedar

membantu urusan administrasi pondok pesantren, akan tetapi kehadiran

tenaga administrasi yang berkompeten dan profesional akan dapat

membantu pengembangan kualitas dan mutu pondok pesantren, baik itu

dari segi pengelolaan pondok pesantren, pengembangan serta

memberikan pelayanan teknis yang dibutuhkan seluruh stakeholder

pondok pesantren.

Wawancara penulis dengan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag,

pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari memberikan pernyataan bahwa dalam

lembaga pendidikan Islam seperti pondok pesantren, keberadaan tenaga

pendidikan sangat penting sekali, apalagi dengan perkembangan

192Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 26 Maret 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari.

Page 123: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

108

teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan tak terkecuali dalam

dunia pesantren sehingga mengharuskan adanya pengelola administrasi

yang berkualitas, berkompeten dan profesioanl.193

Pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari adalah salah satu pondok pesantren di

Kabupaten Batanghari yang telah memodernisasikan pendidikannya,

selain pendidikan Islam, pendidikan umum juga di ajarkan. Kondisi yang

demikian tentu keberadaan tenaga kependidikan yang berkualifikasi,

berkompeten dan profesional sangat penting agar administrasi pondok

pesantren dapat terkelola dengan efektif dan efesien. Pengelolaan

administrasi pondok pesantren tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak

berkeahlian dibidang administrasi, apalagi pengelolaan dilaksanakan

oleh ustad/ustadzah yang diberi tugas tambahan. Kondisi yang demikian

harus diatasi sedini mungkin, karena akan berdampak terhadap

eksistensi dari pondok pesantren itu sendiri. Keberadaan tenaga

administrasi pada pondok pesantren sangat penting sekali, jika

administrasi pondok tidak terkelola dengan baik, maka sudah bisa

dipastikan pondok pesantren tersebut tidak akan dapat bertahan dengan

perkembangan dunia pendidikan saat ini.

c. Memberikan Pengarahan

Pengarahan merupakan suatu tindakan pemberian petunjuk yang

benar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, pemeberian

pengarahan ini biasanya dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya

agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai secara efektif dan

efesien. Dalam sistem pendidikan formal, pengarahan biasanya

diberikan oleh kepala Sekolah/Madrasah kepada tenaga pendidikan dan

tenaga kependidikan agar dapat bekerja sesuai dengan standar dan

tujuan yang telah ditentukan. Dalam sistem pendidikan pondok

193Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 26 Maret 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari

Page 124: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

109

pesantren, pemberian pengarahan ini dilakukan oleh Kiyai terhadap

ustadz dan ustadzah, yang tua kepada yang muda dan atau yang lama

kepada yang baru.

Pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari sebagaimana

yang telah diketahui bahwa administrasi dikelola oleh guru yang

difungsikan oleh pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari untuk mengelola

administrasi, untuk itu pengarahan kepada pengelola administrasi dalam

melaksakan tugasnya sangat penting sekali. Salah satu strategi yang

dilakukan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag dalam pengelolaan administrasi

pondok yaitu dengan memberikan pengarahan kepada pengelolan

administrasi pondok pesantren, sebagaimana observasi yang penulis

lakukan pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari, dimana terlihat Kiyai Syaifuddin

memberikan pengarahan kepada pengelola administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari.194

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag menjelaskan bahwa salah satu

strategi yang saya lakukan dalam pengelolaan administrasi pada pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari yaitu dengan memberikan pengarahan kepada pengelola

administrasi. Mengingat pengelola administrasi pada pondok pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari ini dilakukan oleh tenaga pendidik yang tentunya belum

berpengalaman dalam bidang administrasi yang tentunya sangat

memerlukan pengarahan dalam bekerja. Pengarahan yang saya berikan

194Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 28 Maret 2018.

Page 125: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

110

bersipat teknis dan dilakukan secara terus menerus untuk memenimalisir

kesalahan yang dilakukan oleh pengelola administrasi.195

Wawancara penulis dengan Ahmad Sahroni, pengelola

administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari menjelaskan bahwa

dalam mengelola administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini saya diberikan

pengarahan langsung oleh Kiyai Syaifuddin, karena saya sama sekali

belum begitu memahami tata cara dan tata kelola administrasi,

terkadang saya sendiri yang meminta pengarahan kepada Kiyai

Syaifuddin, jika Kiyai Syaifuddin sedang tidak berada di pondok

pesantren, saya meminta pengarahan kepada ustadz dan ustadzah

senior yang sudah berpengalaman dalam bidang administrasi.196

Selanjutnya penulis juga mewancarai Andi Susanto, tenaga

pendidik yang juga di fungsikan oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

sebagai tenaga pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini

menjelaskan bahwa dalam melaksanaan pengelolaan administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari ini saya dan rekan saya yang lainnya di beri

pengarahan langsung oleh Kiyai Syaifuddin, pengarahan yang diberikan

oleh Kiyai Syaifuddin tersebut sangat bermamfaat bagi kami dalam

mengelola administrasi pondok, karena kami pada dasarnya belum

memahami dan belum berpengalaman dalam mengelola administrasi,

195Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 28 Maret 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari. 196Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Ibu Suparti, S.Kep, Wawancara, 6 April 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari.

Page 126: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

111

untuk itu pengarahan sangat kami butuhkan agar kami bekerja sesuai

dengan ketentuannya.197

Pada prinsifnya, pengarahan bertujuan memberikan bimbingan,

pentunjuk dan intruksi kerja dari atasan kepada bawahan agar mereka

dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pengarahan yang baik, jelas dan terarah akan dapat meningkatkan

kinerja seseorang. Untuk itulah pentingnya pengarahan dalam

pengelolaan administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Observasi dan

wawancara penulis di atas dapat di pahami bahwa strategi yang

dilakukan oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag dalam pengelolaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari dalam hal ini pengelolaan

administrasi kesiswaan yaitu dengan memberikan pengarahan kepada

pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Pengarahan ini

dilakukan langsung oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku pimpinan

pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari.

d. Memberikan Motivasi

Salah satu aspek memanfaatkan tenaga administrasi ialah

dengan pemberian motivasi atau daya perangsang yang bertujuan untuk

meningkatkan semangat kerja dari tenaga administrasi. Pemberian

motivasi dapat dilakukan disetiap situasi dan kondisi dan pemberian

motivasi ini sangat efektif untuk meningkatkan semangat kerja

seseorang. Motivasi akan memberikan inspirasi, semangat kerja, bagi

seseorang sehingga terjalin hubungan kerja yang baik antara pimpinan

dan bawahan, motivasi sangat di harapkan bagi semua bahawan, untuk

197Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Andi Susanto, Wawancara, 6 April 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari.

Page 127: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

112

itu pemberian motivasi akan dapat membangkitkan semangat kerja

seseorang. Strategi yang dilakukan pimpinan pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren yaitu dengan

memberikan motivasi kepada pengelola administrasi pondok pesantren.

Sebagaimana yang diketahui sebelumnya bahwa pengelola administrasi

pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari di kelola oleh tenaga yang tidak

memahami administrasi, pemberian motivasi kepada pengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari sangat bermamfaat selain tindakan

pembinaan dan pelatihan.

Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Kiyai Syaifuddin,

S.Ag., M.Ag menjelaskan bahwa salah satu strategi yang saya lakukan

dalam pengelolaan administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini yaitu

dengan memberikan motivasi kepada tenaga pengelola administrasi,

mengingat tugasnya sebagai tenaga administrasi adalah tugas tambahan

yang tentu harus diberikan motivasi agar mereka dapat bekerja dengan

semangat yang tinggi. Selain mengelola administrasi pondok pesantren,

tenaga yang mengelola administrasi ini juga mengelola administrasi

Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari sehingga volume

kerjanya bertambah dan beben kerjanya juga bertambah. Untuk itulah

perlunya pemberian motivasi kepada pengelola administrasi ini.198

Hasil pengamatan penulis juga menemukan bahwa Kiyai

Syaifuddin, S,Ag., M.Ag memberikan motivasi kepada para pengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

198Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 6 April 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari.

Page 128: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

113

Muara Bulian Kabupaten Batanghari, pemberian motivasi ini berupa

kata-kata atau ucapan penyemangat kepada para pengelola

administrasi. Walaupun volume kerja dan beban kerja yang begitu

banyak, para pengelola administrasi tetap semangat dalam

melaksanakan tugasnya.199

Wawancara dengan Irma Apriliani, pengelola administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari memberikan penjelasan bahwa Kiyai Syaifuddin selalu

memberikan motivasi kepada kami agar kami tetap semangat, walaupun

dengan kondisi kekurangan sarana dan prasarana dalam bekerja, dan

banyaknya pekerjaan sebagai tenaga administrasi, karena selain

mengelola administrasi pondok kami juga mengelola administrasi

Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, motivasi yang diberikan

Kiyai Syaifuddin membangkit semangat kami dalam bekerja.200

Pengamatan dan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa

strategi yang dilakukan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag dalam pengelolaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari dengan memberikan motivasi

kepada pengelola administrasi telah memberikan dampak yang positif

karena pengelola administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari merasa

diperhatikan dan termotivasi dalam mengelola administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari.

199Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 6 April 2018. 200Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Irma Apriani, S.Pd, Wawancara, 6 April 2018, Strategi Kiyai dalam Mengelola Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Batanghari.

Page 129: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

114

2. Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Setiap organisasi sudah dapat dipastikan memerlukan suatu unit

yang khusus mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan

administrasi yang pada akhirnya akan berhubungan dengan pendataan,

pengarsipan maupun pelaporan. Namun dalam pelaksanaan

pengelolaan administrasi ada beberapa faktor yang menjadi kendala

atau penghambat dalam pelaksanaannya, mulai dari tidak tersedianya

sumber daya manusia yang berkompeten, minimnya sarana dan

prasarana pendukung serta berbagai kendala lainnya.

Pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari, dalam pengelolaan

administrasinya, Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.A selaku pimpinan pondok

pesantren menemukan kendala yang sangat menghambat pengelolaan

administrasi pondok pesantren, kendala-kendala tersebut yaitu :

a. Belum adanya pengelola administrasi yang berkualifikasi dan berkompetensi

Pengelolaan administrasi dalam sebuah lembaga pendidikan akan

efektif dan efesien bila dilaksanakan oleh orang – orang yang

berkualifikasi dan berkompeten dalam bidang administrasi. Namun

dalam dunia pesantren kondisi dimana pengelolaan administrasi

dilaksanakan oleh ustadz dan ustadzah dan bahkan dilaksanakan sendiri

oleh pimpinan pesantren itu sendiri dan kondisi ini sudah menjadi lumrah

dalam dunia pesantren sehingga pelaksanaan administrasi pesantren

tidak sebaik lembaga pendidikan umum lainnya. Kondisi demikian juga

dirasakan oleh pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Pengamatan yang penulis lakukan pada pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

mengenai pengelolaan administrasi pondok pesantren dimana penulis

menemukan bahwa administrasi pondok pesantren dilaksanakan oleh

Page 130: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

115

ustadz dan ustadzah karena pada pondok pesantren pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

belum memiliki tenaga administrasi yang berkualifikasi, berkompetensi

dalam bidang administrasi sehingga pelaksanaan administrasi pada

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari belum optimal.201

Wawancara penulis dengan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku

pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari menjelaskan pada pondok peantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini

belum mempunyai tenaga administrasi khusus untuk mengelola

administrasi dan kami juga belum memiliki tenaga administrasi yang

berkualifikasi dan berkompetensi dalam bidang administrasi. Untuk

mengelola administrasi pondok peantren selama ini saya memfungsikan

tenaga pendidik, hal ini saya lakukan karena kami belum memiliki tenaga

administrasi khusus untuk mengelola administrasi pondok pesantren.

Dalam pelaksanaan administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari memang

dirasakan belum maksismal, tidak adanya tenaga administrasi ini

menjadi kendala yang sangat bearti bagi pondok pesantren ini dalam

pengelolaan administrasi.202

Pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari merupakan pondok pesantren modern

yang juga terkenal dengan sistem kewirausahaan agrobisnisnya. Namun

pengelolaan administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari belum dikelola

secara profesional, dimana pengelola administrasi pondok pesantren

201Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 17 April 2018. 202Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 17 April 2018, Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 131: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

116

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari ini selain mengelola administrasi pondok pesantren juga

mengelola administrasi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah

yang merupakan hasil dari modernisasi pendidikan yang dilakukan oleh

pondok peantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari sehingga pelaksanaan administrasi pondok

pesantren tidak maksimal.203

Selain dari pada itu, Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selain menjadi

pimpinan pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari juga menjabat sebagai kepala

Madrasah Aliyah Swasta Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari. Kondisi demikian juga menjadi kendala

dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, karena Kiyai

Syaifuddin, S.Ag., M.Ag tidak fokus dalam mengelola administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari.204

Pengelolaan administrasi pada pondok pesantren harus dilakukan

oleh orang-orang yang ahli dalam bidang administrasi, karena jika

pengelolaan administrasi pondok pesantren ini tidak dilakukan oleh

orang-orang yang tidak berkompeten dalam bidang administrasi maka

sudah bisa dipastikan pelaksanaan administrasi pada pondok pesantren

tidak efektif, efesien dan tidak akan terlaksana dengan maksimal. Hal ini

sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :

no[ PVLظر اq [D n [\Gت اXsOt ف إ ,إذاOv ل[x BLر إ\Gد ا Vل إذا أ[x Pz ولVر [O [{qo[t

no[ PVLظر اq [D W|ر أھO~

203Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 17 April 2018. 204Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 17 April 2018.

Page 132: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

117

Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika amanat

telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada

seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-

siakan? ‘Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan

kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR.

Bukhari).

Hadist di atas sangat jelas bahwa pengelolaan administrasi harus

dilakukan oleh tanaga administrasi yang berkualifikasi dan

berkompetensi dalam bidang administrasi, jika pengelolaan administrasi

tidak dilakukan oleh orang yang menguasi administrasi maka sudah bisa

dipastikan pengelolaan administrasi tidak akan maksimal. Salah satu

kendala pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari dalam pelaksanaan pengelolaan

administrasi pondok pesantren yaitu tidak tersedianya sumber daya

manusia yang berkualifikasi dan berkompetensi dalam bidang

administrasi, Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku pimpinan pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari dalam pengelolaan administrasi pondok selama ini

memfungsikan tenaga pendidik, sehingga pelaksanaan administrasi

pondok pesantren belum maksimal.

b. Minimnya wawasan dan pengalaman pengelola administrasi

Individu dari latar belakang berbeda akan mampu menghadirkan

talenta, skill dan pengalaman yang berbeda pula, hal ini tentu akan dapat

memberikan keuntungan bagi organisasi dan ferforma individu itu sendiri.

Wawasan dan pengalaman tersebut akan dapat memberikan warna

baru bagi organisasi, namun wawasan dan pengalaman tersebut harus

relevan dengan kebutuhan dan pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam

hal pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, wawasan dan

pengalaman yang di butuhkan dari tenaga administrasi yaitu wawasan

dan pengalaman dalam bidang administrasi, sehingga dalam

Page 133: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

118

melaksanakan tugasnya sebagai pengelola administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari tenaga administrasi akan mampu mengimplementasikan

wawasan dan pengalamannya tersebut sehingga mampu mengelola

administrasi pondok pesantren dengan baik dan maksimal.

Minimnya wawasan dan pengalaman tenaga administrasi dalam

dalam bidang adminitrasi menjadi kendala bagi Kiyai Syaifuddin, S.Ag.,

M.Ag dalam pengelolaan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, hal ini dikarenakan

pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari di kelola oleh ustadz

dan ustadzah yang difungsikan oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag untuk

mengelola administrasi pondok pesantren untuk mengisi kekosongan

tenaga administrasi pada Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari.205

Kiyai Syaifuddin menjelaskan bahwa salah satu kendala dalam

pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu minimnya

wasasan dan pengalaman tenaga adminitrasi yang mengelola

adminitrasi Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari, karena yang mengelola administrasi pondok

pesantren adalah ustadz dan ustadzah yang belum berpengalaman

dalam bidang administrasi, selama ini mereka mondok di pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari, setelah selesai kemudian mereka mengabdi menjadi tenaga

pendidik pada Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari, dengan kondisi pondok pesantren tidak ada yang

mengelola administrasi, maka saya mengambil kebijakan untuk

memfungsikan mereka sebagai pengelola administrasi pondok pesantren

205Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 17 April 2018.

Page 134: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

119

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari.206

Pendapat Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag dipertegas dengan

pendapat Ahmad Sahroni yang menjelaskan bahwa saya sebenarnya

kurang memahami untuk mengelola administrasi pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini

karena saya tidak ada pengalaman dalam mengelola administrasi,

namun dikarenakan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag meminta saya untuk

membantu melaksanakan administrasi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini, maka

bersedia menjadi tenaga administrasi sebagai bentuk pengabdian saya

terhadap pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari ini. Dalam melaksanakan daministrasi

pondok pesantren ini saya selalu meminta bimbingan kepada Kiyai

Syaifuddin, S.Ag., M.Ag karena saya sama sekali belum berpengalaman

dalam bidang administrasi ini.207

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Irma

Apriliani, guru sekaligus menjadi pengelola administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari yang menjelaskan bahwa saya sebenarnya kesulitan dalam

mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini, karena saya belum

berpengalaman dalam bidang administrasi ini, dikarenakan ini

permintaan dari Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag maka saya bersedia

membantu pengelolaan administrasi pondok pesantren ini. Dalam

bekerja saya selalu bertanya kepada rekan saya, dengan Kiyai

206Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 17 April 2018, Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. 207Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Ibu Suparti, S.Kep, Wawancara, 17 April 2018, Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 135: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

120

Syaifuddin sendiri dan bahkan dengan para ustadz dan ustadzah

lainnya. Selain dari itu kami bukan saja pengelola administrasi pondok

pesatren ini, tetapi kami juga mengelola administrasi Madrasah Aliyah

dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari. Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah ini satu kantornya dengan pondok pesantren sehingga

pengelolaan administrasinya satu tempat dan tenaga administrasinya

jaga kami sendiri.208

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kendala Kiyai dalam

pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu minimnya

wawasan dan pengelaman dari pengelola administrasi, hal ini

dikarenakan pengelolaan administrasi Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari dilakukan oleh tenaga

pendidik yang difungsikan dan diberi tugas tambahan untuk mengelola

administrasi pondok, sehingga pelaksanaan administrasi pondok tidak

maksimal.

c. Minimnya sarana dan prasarana administrasi

Salah satu asfek yang seharusnya mendapatkan perhatian utama

bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu

sarana dan prasarana pendidikan. Standar sarana pendidikan telah

diatur pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013,

pondok pesantren merupakan lembaga sosial yang keberadaannya

merupakan bagian dari sistem sosial yang bertujuan untuk mencetak dan

mencerdaskan manusia yang Islami berakhlak mulia dan berbudi luhur

untuk penerus generasi bangsa di masa mendatang. Untuk mencapai

semua itu organisasi pendidikan harus menyiapkan sarana maupun

parasarana yang memadai agar tujuan yang telah ditentukan dapat

208Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Ibu Irma Afriliani, S.Pd. Wawancara, 25 April 2018, Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 136: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

121

tercapai dengan maksimal. Namun pendidikan dalam sistem pondok

pesantren keterbatasan sarana maupun prasarana menjadi

permasalahan dari waktu ke waktu, hal ini dikarenakan biaya pendidikan

pondok pesantren bersumber dari santri, peran pemerintah ada namun

sangat sedikit bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan formal

lainnya.

Salah satu kendala yang dihadapi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian dalam pengelolaan administrasi

pondok pesantren adalah minimnya sarana maupun prasarana.

Pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari selain dilakukan oleh

orang yang sama yang mengelola administrasi Madrasah Aliyah dan

Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari, pengelolaan administrasi pondok

pesantren juga dilakukan pada satu tempat dengan pengelolaan

administrasi Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, sehingga

terlihat data pondok pesantren bercampur dengan data Madrasah Aliyah

maupun data Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Kondisi yang demikian

terlihat sangat tidak efektif dan efesian dalam mengelola administrasi.209

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag menjelaskan bahwa pelaksanaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari dilakukan pada satu tempat dan

tenaga administrasinya juga orang yang sama. Pengelolaan administrasi

pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari ini satu sistem dengan pengelolaan

administrasi Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini

209Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 25 April 2018.

Page 137: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

122

memang tidak terpisah dan dilakukan oleh orang yang sama, hal ini

dikarenakan belum tersedianya ruangan khusus untuk mengelola

administrasi pondok pesantren, Madrasah Aliyah maupun Madrasah

Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari, untuk itulah pengelolaan administrasinya di

kerjakan pada satu tempat saja.210

Selanjutnya, Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag juga menjelaskan

bahwa selain terbatasnya ruangan, keterbatasan prasarana penunjang

lainnya juga menjadi hambatan dalam pengelolaan administrasi pada

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari ini.211 Wawancara penulis dengan Anang Mukri,

S.Pd.I sekretaris pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari juga menjelaskan bahwa kendala

dalam mengelola dan mengembangkan pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini secara

umum adalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh pondok. Pengelolaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari akan baik apa bila memadainya

sumber daya yang ada, baik itu sumber daya manusianya, sumber daya

keuangannya maupun sumber daya lainnya.212

Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup dengan kualitas

yang baik sangat dibutuh oleh setiap organisasi, tanpa adanya sarana

dan prasarana yang mencukupi dan berkualitas mutahil tujuan organisasi

dapat tercapai dengan maksimal. Demikian halnya dalam sistem 210Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 25 April 2018, Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. 211Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 25 April 2018, Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. 212Sekretaris Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Ibu Irma Afriliani, S.Pd. Wawancara, 25 April 2018, Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 138: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

123

pendidikan pondok pesantren, sarana maupun prasarana sangat

dibutuhkan dalam pengelolaan administrasinya. Salah satu kendala bagi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari adalah minimnya sarana dan prasarana dalam

mengelola administrasi pondok pesantren.

Sebagaimana hasil observasi penulis dimana pengelolaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari disatu tempatkan dengan

pengelolaan administrasi Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari. Selain dari pada itu prasarana yang digunakan pada pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari juga digunakan pada Madrasah Aliyah dan Madrasah

Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari, sehingga pengelolaan administrasi terlihat tidak

efektif dan efesien.213

Dalam sistem organisasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari pengelolaan

sarana dan prasarana langsung dilakuka oleh pimpinan pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari, dalam hal ini dilakukan oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag,

baik itu dalam hal perencanaan, pengadaan maupun dalam hal

pengawasan. Sistem organisasi seperti ini tentu tidak efektif pada

sebuah lembaga pendidikan formal seperti pondok pesantren.

Keterbatasan sarana dan prasarana akan menjadi hambatan yang

sangat bearti dalam sebuah organisasi pendidikan, pengelolaan

administrasi dalam sistem pondok pesantren akan maksimal bila

ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas.

213Observasi pada Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 25 April 2018.

Page 139: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

124

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag menjelaskan bahwa kendala dalam

mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu sarana dan

prasarana, seperti ruangan pengelolaan administrasi pondok masih

disatukan dengan ruangan pengelolaan Madrasah Aliyah maupun

Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari, selain dari pada itu perlengakapan

penunjang lainnya juga di fungsikan untuk pelaksanaan kegiatan

administrasi Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.214

Hasil pengamatan dan wawancara penulis diatas dapat dipahami

bahwa kendala Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag dalam mengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu minimnya sarana dan

prasarana pondok, sehingga sarana dan prasarana pondok disatu

padukan dengan sistem administrasi Madrasah Aliyah dan Madrasah

Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari. Kondisi yang demikian seharusnya tidak terjadi

dalam sistem pondok pesantren, karena situasi dan kondisi yang

demikian akan sangat mempengaruhi pelaksanaan administrasi

sehingga akan menyebabkan tidak maksimalnya pengelolaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

3. Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

Sebagai pemimpin dalam satuan pendidikan, harus mampu

mengatasi segala kendala yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan

214Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 25 April 2018, Kendala Kiyai dalam pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 140: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

125

kegiatan organisasi, jika kendala tersebut tidak diatasi maka pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai dengan maksimal. Untuk

mengatasi kendala dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari, upaya yang dilakukan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku

pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari sebagai berikut :

a. Melanjutkan Studi Pengelola Administrasi

Menyadari akan pentingnya tenaga administrasi yang

berkualifikasi dan berkompetensi dalam sistem pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari,

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku pimpinan pada pondok pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari melakukan strategi menyiapkan Sumber Daya Manusia yang

akan mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Strategi yang dilakukan

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag yaitu dengan mengalih fungsikan beberapa

guru untuk mengelola administrasi dan dibantu pembiayaan untuk

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan

bagian pengelolaan administrasi pendidikan.215

Wawancara penulis dengan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

mengatakan bahwa strategi yang saya lakukan dalam mengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa ini yaitu dengan menyiapkan

tenaga administrasi. Mengingat pada pondok pesantren ini belum

tersedianya tenaga administrasi yang khusus mengurus administrasi

pondok pesantren maka saya mengalih fungsikan beberapa guru yang

kebetulan juga alumni dari pondok pesantren Darul Aufa ini untuk

mengelola administrasi pondok, kemudian saya rekomendasikan untuk

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yaitu ke Sekolah Tinggi

215Observasi pada Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 3 Mei 2018.

Page 141: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

126

Agama Islam (STAI) Muara Bulian dengan mengambil Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan setelah selesai studinya maka

orang-orang ini akan saya fungsikan sebagai tenaga administrasi yang

fokus mengelola administrasi pondok pesantren.216

Selanjutnya, Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag juga menjelaskan

bahwa guru-guru yang di sekolahkan tersebut untuk dijadikan tenaga

administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh kami

bantu biaya pendidikannya walaupun bantuan yang kami berikan tidak

penuh. Strategi ini saya ambil untuk menyiapkan tenaga administrasi

yang handal, berkuliatas, kompeten dan tentunya profesional. Selama ini

pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh ini

di kelola oleh ustadz/ustadzah dan saya menyadari pengelolaan

administrasi pondok belum optimal.217

Keberadaan tenaga administrasi pada sebuah lembaga

pendidikan formal merupakan suatu keharusan, pengelolaan tenaga

administrasi tidak bisa dikelola oleh seorang guru, karena guru

merupakan tenaga pendidik yang bertugas mengajar, mendidik dan

membimbing peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan bertugas

mengelola segala administrasi baik itu administrasi guru, kesiswaan

maupun adminitrasi lainnya. Untuk itulah pentingnya keberadaan tenaga

administrasi pada sebuah lembaga pendidikan formal, tak terkecuali

pondok pesantren. Pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari adalah pondok

pesantren modern yang tentunya sangat membutuhkan tenaga

administrasi agar dapat menyesuaikan diri agar perkembangan dunia

pendidikan. Namun kenyataannya, pondok pesantren Darul Aufa Sungai

216Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 3 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. 217Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 3 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 142: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

127

Buluh ini belum memiliki tenaga administrasi sehingga administrasi di

kelola oleh guru yang diberikan tugas tambahan.

Pernyataan dari Kiyai Saifuddin, S.Ag., M.Ag mengenai strategi

dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh yaitu dengan merekomendasikan beberapa orang guru untuk studi

lanjut ke perguruan tinggi dengan mengambil Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam senada dengan observasi yang penulis lakukan,

dimana berdasarkan observasi penulis juga menemukan bahwa ada 3

orang guru yang mengikuti studi lanjut ke perguruan tinggi yaitu ke STAI

Muara Bulian dengan mengambil program studi Manajemen Pendidikan

Islam (MPI), ketiga guru tersebut yaitu Andi Susanto, Irma Apriliani dan

Ahmad Sahroni. Ketiga guru tersebut direkomendasikan dan dibantu

biaya pendidikannya sebagai bentuk strategi yang dilakukan Kiyai

Syaiifuddin, S.Ag., M.Ag untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia yang

akan mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.218

Wawancara penulis dengan Ahmad Sahroni, salah satu guru yang

diberi tugas oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag untuk mengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian mengatakan bahwa saya mengajar di pondok ini sebagai

bentuk pengabdian saya sebagai alumni, saya sudah lama mengajar di

pondok ini selain dari mengajar saya juga menjadi tenaga tata usaha

membantu Kiyai Syaifuddin dalam mengelola administrasi pondok. Saya

sedikit menguasai teknologi untuk mengelola administrasi pondok,

namun pengelolaan administrasi pondok yang baik saya belum mampu,

karena saya belum menguasai secara penuh mengenai administrasi.

Saya saat ini sedang kuliah semester 5 (lima) di STAI Muara Bulian

dengan mengambil Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Sesuai dengan arahan dan masukan dari Bapak Kiyai Saifuddin, Kiyai

218Observasi pada Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 3 Mei 2018.

Page 143: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

128

Syaifuddin berharap kepada saya setelah selesai kuliah nanti saya

menjadi pengelola administrasi pondok, dan memang saat ini

administrasi pondok dilaksanakan oleh kami para alumni yang mengabdi

dan diberi tugas tambahan oleh Bapak Kiyai Syaifuddin untuk membantu

pengelolaan administrasi pondok pesantren.219

Wawancara penulis dengan Irma Apriliani, guru sekaligus menjadi

pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari memberikan penjelasan

bahwa selain dari mengajar, saya juga menjadi tata usaha pada Pondok

Pesantren Darul Aufa membantu pengelolaan administrasi pondok, dan

sebenarnya menjadi tata usaha itu sangat berat bagi saya karena secara

kualifikasi saya tidak menguasaia tata kelola administrasi pondok, namun

Bapak Kiyai Syaifuddin meminta kepada saya untuk membantu

melaksanakan administrasi pondok, dan Kiyai Syaifuddin juga

merekomendasikan kepada saya agar saya kuliah dengan mengambil

Program Studi yang berkaitan dengan administrasi, dan saya memilih

STAI Muara Bulian karena dekat dan ada Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam, dan Alhamdulillah pondok pesantren juga membantu

dalam biaya kuliah saya.220

Dalam lembaga pendidikan, pimpinan sangat menentukan maju

mundurnya lembaga pendidikan yang di pimpinnya, dalam kasus pondok

Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh dimana tidak tersedianya sumber

daya manusia yang mengelola administrasi pondok pesantren, kebijakan

yang dilakukan pimpinan pondok pesantren yaitu Kiyai Syaifuddin, S.Ag.,

M.Ag yaitu memfungsikan beberapa orang guru untuk mengelola

administrasi pondok pesantren. Tentu pelaksanaan administrasi pondok

219Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Ibu Suparti, S.Kep. Wawancara, 3 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. 220Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Ibu Irma Apriliani., S.Pd, Wawancara, 3 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 144: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

129

tidak bisa dilakukan dengan optimal, karena selain mengelola

administrasi pondok, para guru yang diberi tugas tambahan untuk

mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian ini juga mengajar, mendidik dan membimbing

peserta didik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga

pendidik. Melihat kondisi yang demikian, strategi yang dilakukan oleh

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag sebagai pimpinan pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu

dengan memberikan kesempatan dan membantu biaya pendidikan

kepada beberapa orang guru untuk melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi dengan tujuan untuk mempersiapkan sumber daya

manusia yang mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

b. Mengadakan pembinaan dan pelatihan bagi pengelola

administrasi

Kegiatan pembinaan dan pelatihan merupakan solusi yang sangat

tepat dan cepat untuk memperbaiki kurangnya keterampilan personalia

dalam mengelola administrasi, dengan adanya pembinaan dan pelatihan

pengelola administrasi akan memperolah informasi, ketrampilan dan

pengalaman. Pembinaan dan pelatihan ini sangat mempengaruhi sistem

pengelolaan administrasi, keikutsertaan personalia pengelola

administrasi dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan akan dapat

meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan administrasi.

Salah satu upaya yang dilakukan pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari dalam mengatasi

kurangnya wawasan personalia pengelola administrasi serta uapaya

dalam mengatasi kurangnya pengalaman pengelola administrasi pada

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari yaitu dengan mengadakan pembinaan dan

pelatihan bagi pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 145: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

130

Wawancara penulis dengan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

menjelaskan bahwa upaya yang kami lakukan dalam mengatasi kendala

dalam pengelolaan administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu

dengan membimbing dan memberi arahan kepada para pengelola

administrasi pondok, karena mereka belum berpengalaman dalam

mengelola administrasi. Selain dari pada itu saya juga mengikutsertakan

para pengelola admiministrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini ke berbagai

pelatihan, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun yang

diselenggarakan oleh pihak-pihak swasta.221

Wawancara dengan Andi Susanto, tenaga pendidik yang

difungsikan oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku pimpinan pada

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari menjelaskan bahwa dalam mengelola

administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini saya di bimbing

langsung oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, karena saya belum begitu

memahami masalah administrasi, untuk itu Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

selalu memberikan bimbingan kepada kami, selain melakukan

bimbingan, Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag juga mengikut sertakan kami

bila ada pelatihan tentang pengelolaan administrasi, baik itu pelatihan

mengenai pengolahan data, maupun pengolahan tentang keuangan.222

Wawancara penulis dengan Ahmad Sahroni, pengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari juga menjelaskan bahwa dalam

221Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 3 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. 222Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Andi Susanto, Wawancara, 3 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 146: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

131

mengelola administrasi pondok di bimbing oleh Kiyai Syaifuddin, S.Ag.,

M.Ag dan guru-guru senior lainnya. Selain dari itu Kiyai Syaifuddin,

S.Ag., M.Ag juga mengikut sertakan dalam kegiatan pelatihan

pengelolaan administrasi, baik itu di Kabupaten Batanghari maupun di

Provinsi Jambi, kegiatan pelatihan yang sering saya ikuti yaitu pelatihan

mengelola data dan keuangan.223

Kiyai Syaifuddin juga menjelaskan bahwa bimbingan yang saya

berikan kepada pengelola administrasi pada pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

adalah bimbingan teknis yang sering dilakukan dalam pelaksanaan

administrasi, sedangkan untuk meningkatkan komptensi yang dimiliki

oleh pengelola administrasi yaitu dengan dengan mengirim mereka ke

berbagai pelatihan, dan pelatihan yang sering diselenggarakan oleh

pemerintah yaitu mengenai pengolahan data, baik data kesiswaan, data

guru maun pengolahan data sarana dan prasarana, selain dari pada itu

pelatihan yang sering diselenggarakan oleh pemerintah yaitu pengolahan

keuangan. Pelatihan pengelolaan keuangan ini juga sebetulnya bukan

khusus pengelolaan keuangan pondok pesantren, akan tetapi

pengelolaan keuangan Madrasah Aliyah, berhubung pengelolaan

administrasi pondok pesantren dan Madrasah Aliyah Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ini di kelola oleh

orang yang sama, jadi keterampilan pengelolaan keuangan yang di

dapat dari hasil mengikuti pelatihan tersebut juga di terapkan kepada

sistem keuangan pondok pesantren.224

Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan

perolehan keahlian, konsep, sikap, aturan dan cara-cara sehingga dapat

223Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Ibu Suparti, S.Kep, Wawancara, 3 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. 224Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 3 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 147: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

132

meningkatkan kinerja seseorang. Pelaithan kerja dalam bidangnya dapat

memberi, memperoleh, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi

kerja, produktivitas kerja, disiplin, sikap, etos kerja, keterampilan dan

keahlian dalam bekerja sesuai dengan jenjang dan kualifikasi yang

diikutinya. Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan

Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan jabatan dan fungsi yang

menjadi tanggung jawab organisasi dan individu yang bersangkutan.

Untuk itu salah satu upaya yang sangat membantu dalam

mengembagkan dan meningkatkan kemampuan sesorang dalam bidang

keahliannya yaitu dengan mengikuti pelatihan.

Upaya yang dilakukan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku

pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari dalam mengatasi kendala minimnya

wawasan dan pengetahuan pengelola administrasi yaitu dengan

mengadakan bimbingan teksnis kepada pengelola administrasi serta

mengikut sertakan pengelola administrasi ke pelatihan yang

diselnggarakan pemerintah, pelatihan ini sebanarnya bukan pelatihan

khusus pengelolaan administrasi pondok pesantren, akan tetapi

pelatihan ini untuk Madrsah Aliyah, sehubungan pondok pesantren dan

Madrasah Aliyah pengelolaannya satu ruangan dan pengelola

administrasinya juga dilakukan oleh orang yang sama, maka hasil

pelatihan ini juga diterapkan ke dalam sistem administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari.

e. Menyediakan Prasarana Pengelola Administrasi

Untuk mengelola administrasi pondok pesantren, keberadaan

prasana sangat dibutuhkan sebagai penunjang agar administrasi pondok

pesantren dapat terkelola dengan baik dan sistematis. Sebagaimana

yang telah diketahui bahwa administrasi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari dikelola

oleh guru yang yang diberikan tugas tambahan oleh Kiyai Syaifuddin,

Page 148: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

133

S.Ag., M.Ag selaku pimpinan pondok pesantren. Dengan kondisi yang

demikian, strategi yang dilakukan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag dalam

mengelola administrasi pondok yaitu menyediakan prasarana penunjang

bagi guru yang diberi tugas tambahan untuk mengelola administrasi

pondok pesantren tersebut.

Wawancara penulis dengan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

mengenai strategi yang dilakukannya dalam mengelola administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari, Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag menjelaskan

bahwa salah satu strategi yang saya lakukan dalam hal pengelolaan

administrasi pondok pesantren ini yaitu menyediakan prasarana bagi

pengelola administrasi pondok berupa laptop dan perangkat pendukung

lainnya. Laptop ini sangat dibutuhkan oleh pengelola administrasi untuk

menunjang kerjanya, laptop ini saya berikan sebagai barang inventaris

pondok yang di gunakan untuk keperluan pondok.225

Di era globalisasi dan modernisasi saat ini, sebuah lembaga

pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan teknologi, karena keberadaan

teknologi akan dapat mempermudahkan pekerjaan seseorang. Teknologi

sangat berperan aktif dalam dunia pendidikan saat ini, selain dapat

mengakses berbagai informasi keberadaan teknologi juga dapat

membantu para pengelola administrasi untuk membuat surat menyurat,

pembuatan data, pelaporan dan lainnya. Menyadari pentingnya teknologi

dalam sistem pondok pesantren, maka strategi yang dilakukan oleh Kiyai

Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku pimpinan pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari dalam

pengelolaan administrasi pondok yaitu menyediakan laptop untuk

pengelola administrasi pondok pesantren.

225Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 14 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 149: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

134

Pernyataan dari Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag mengenai strategi

yang dilakukannya dalam mengelola administrasi pondok pesantren yaitu

benar dilakukannya, karena penulis mengamati bahwa terdapat 3 unit

laptop yang yang digunakan oleh pengelola administrasi pondok

pesantren dengan adanya tulisan invintaris pondok Darul Aufa Sungai

Buluh di belakang laptop tersebut. Dengan demikian pernyataan dari

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku pimpinan Pondok Pesantren

mengenai strategi yang dilakukannya dalam pengelolaan administrasi

pondok pesantren yaitu dengan menyediakan prasarana pendukung

dalam hal ini menyediakan laptop untuk pengelola administrasi pondok

sesuai dengan hasil pengamatan yang penulis lakukan.226

Hasil wawancara dengan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag dan hasil

observasi penulis tersebut di pertegas dengan hasil wawancara penulis

dengan pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, yaitu dengan

Bapak Andi Susanto yang memberikan penjelasan bahwa dalam

mengelola dan melaksanakan administrasi pada pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari,

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag menyediakan laptop untuk memudahkan

kami melaksanakan administrasi pondok. Adanya laptop ini sangat

membantu kami dalam melaksanakan administrasi pondok, karena saat

ini hampir semua kegiatan administrasi pondok pesantren sangat

bergantung kepada laptop, maka dari itu dengan adanya laptop ini dapat

membantu kami dalam mengelola administrasi pada pondok pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari.227

226Observasi pada Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, 14 Mei 2018. 227Guru dan Pengelola Administrasi Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Andi Susanto, Wawancara, 14 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 150: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

135

Menurut Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, penyediaan laptop untuk

pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari merupakan bentuk

strategi yang dilakukan untuk membantu para pengelola administrasi

dalam menjalankan dan melaksanakan pekerjaannya. Saya melihat

adanya laptop ini sangat membantu sekali terutama dalam pendataan

siswa, pembuatan surat menyurat, dan lainnya. Keberadaan laptop ini

juga membantu para ustadz/ustadzah dalam melaksanakan tugasnya,

dimana laptop ini juga sering dipinjam oleh ustadz dan ustadzah untuk

mengajar. Adanya laptop ini banyak mamfaatnya bagi pengelola

administrasi maupun bagi para tenaga pendidikan.228

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi penulis

mengenai strategi yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari dapat dipahami bahwa strategi yang dilakukan

Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag selaku pimpinan pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

selain menyiapkan menyiapkan tenaga pengelola administrasi pondok

pesantren, strategi lain yang dilakukan Kiyai Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

yaitu dengan menyediakan prasarana penunjang pelaksanaan

administrasi pondok pesantren dalam hal ini menyediakan laptop untuk

pengelola administrasi, keberadaan laptop ini sangat membantu para

pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian kabupaten Batanghari.

C. Analisils Hasil Lapangan

Pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Bataghari sebagaimana hasil

228Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Bapak Syaifuddin, S.Ag., M.Ag, Wawancara, 14 Mei 2018, Upaya yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Page 151: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

136

penelitian penulis belum maksimal, karena pengelolaan administrasi

pondok Pesantren dilakukan oleh tenaga pendidik yang diberi tugas

tambahan oleh pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari untuk mengelola

administrasi Pondok Pesantren.

Kendala Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari yaitu minimnya sarana dan prasarana dalam mengelola

administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, sarana dan prasarana

dalam mengelola administrasi pondok pesantren juga digunakan untuk

mengelola Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, sehingga

pelaksanaan pengelolaan administrasi pada pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari tidak

maksimal.

Dari hasil penelitian tersebut belum terlihat adanya upaya yang

nyata dari pimpinan pondk pesantren untuk meningkatkan pengelolaan

administrasi, seperti melakukan pembinaan melalui berbagai pelatihan

maupun kegiatan lainnya.

Page 152: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

137

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembehasan sebagaimana

telah penulis uraikan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian yang

berjudul Strategi Kiyai dalam Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu dengan

melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pemotivasian.

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan Administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari yaitu melalui hasil musyawarah dan kemudian

ditetapkan secara tertulis, komponen yang direncakan dalam pengelolaan

administrasi yaitu dengan menyusun pedoman, menentukan personalia

pelaksana pengelola administrasi serta menyusun langkah-langkah dalam

meningkatkan pengelolan administrasi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian yang dilakukan Kiyai dalam pengelolaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu dengan memfungsikan tiga

orang tenaga pendidik untuk menjadi pengelola administrasi,

difungsikannya tenaga pendidik untuk menjadi pengelola administrasi

karena pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Page 153: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

137

Muara Bulian Kabupaten Batanghari belum mempunyai tenaga

administrasi.

c. Pengarahan

Pengarahan yang diberikan oleh Kiyai kepada pengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari tidak secara sistematis namun

pengarahan diberikan secara berkesinambungan atau secara terus

menerus sesuai, pengarahan ini diberikan langsung oleh pimpinan pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari dan terkadang pengelola yang meminta pengarahan dari Kiyai

pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari.

d. Pemotivasian

Motivasi, strategi lain yang dilakukan oleh Kiyai dalam pengelolaan

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu dengan memberikan motivasi

kepada pengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Pemberian motivasi ini

diberikan karena banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh pengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari, selain mengelola administrasi

pondok, para tenaga administrasi juga mengelola administrasi Madrasah

Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari, untuk itu pemberian motivasi dapat

meningkatkan semangat kerja para pengelola administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari.

Page 154: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

138

2. Kendala Kiyai dalam Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Kendala yang dihadapi Kiyai dalam pengelolaan administrasi pada

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari yaitu :

a. Belum tersedianya tenaga pengelola administrasi yang berkualifikasi

dan berkompetensi

Kendala bagi Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari yaitu tidak tersedianya Sumber Daya Manusia yang mengelola

administrasi, pengelolaan administrasi dilakukan oleh tenaga pendidik

yang di fungsikan oleh Kiyai untuk mengelola administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari.

b. Minimnya wawasan dan pengalaman pengelola administrasi

Dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, kendala

yang di hadapi Kiyai adalah minimnya wawasan dan pengetahuan

pengelola administrasi, hal ini dikarenakan tenaga administrasi belum

perna mengelola adminitrasi karena selama ini pengelola administrasi

menjadi tenaga pendidik pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari dan kemudian

difungsikan oleh pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari untuk mengelola

administrasi.

c. Minimnya sarana dan prasarana untuk mengelola administrasi.

Kendala lain dalam pengelolaan administrasi pondok pesantren

Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

yaitu minimnya sarana dan prasarana untuk pengelolaan administrasi,

seperti ruangan yang digabung dengan ruangan Madrasah Aliyah dan

Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Page 155: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

139

Kabupaten Batanghari, begitu juga dengan kelengkapan lainnya juga

digunakan untuk pengelolaan administrasi Madrasah Aliyah dan

Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari sehingga pengelolaan administrasi pondok

pesantren tidak kondusif, efektif dan efesien.

3. Upaya yang dilakukan Kiyai dalam mengatasi Kendala Pengelolaan

Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

a. Melanjutkan Studi Pengelola Administrasi

Upaya yang dilakukan Kiyai dalam mengatasi kendala tidak

tersedianya pengelola administrasi yang berkualifikasi dan berkompetensi

dalam mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu dengan

melanjutkan studi pengelola administrasi ke jenjang strata satu dengan

pilan program studi Manajemen Pendidikan Islam Batanghari, dalam studi

pengelola administrasi ini, pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ikut membantu

biaya studi pengelola administrasi.

b. Melakukan pembinaan dan pelatihan

Upaya yang dilakukan Kiyai dalam mengatasi kendala minimnya

wawasan pengalaman pengelola administrasi dalam mengelola

administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu dengan melakukan pembinaan

langsung kepada pengelola administrasi, upaya lain yang dilakukan Kiyai

dalam mengatasi minimnya wawasan dan pengelola administrasi yaitu

dengan mengikutsertakan pengelola administrasi pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari ke

berbagai pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun

yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

Page 156: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

140

c. Menyediakan Prasarana Pengelola Administrasi

Upaya yang dilakukan Kiyai dalam minimnya sarana dan prasarana

dalam mengelola administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu dengan

mengadakan mengadakan pembelian laptop untuk pengelola administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari. Keberadaan laptop ini sangat membantu

pengelola administrasi dalam mengelola administrasi yang berhubungan

dengan data-data pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

B. Implikasi Peneltian

Pondok pesantren Darul Aufa adalah salah satu pondok yang

berada dalam wilayah Kabupaten Batanghari, Pondok Pesantren Darul

Aufa sudah berbasis modern dimana tidak semata diajarkan kurikulum

salafi, akan tetapi sudah mengajarkan pendidikan umum seperti

penyelenggaraan pendidikan tingkat Madrasah Tsanawiyah dan tingkat

Madrasah Aliyah. Untuk itu penerapan administrasi yang baik tentu sangat

membantu pondok Pesantren Darul Aufa dalam mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkannya. Untuk mengelola administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari setidaknya ada beberapa teknis penunjang yang

sangat dibutuhkan dalam mengelola administrasi pondok, yaitu struktur

organisasi, manajemen administrasi personalia, administrasi keuangan

serta kepengkapan sarana maupun prasarana.

Pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari dilakukan melalui

strategi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pemotivasian.

Perencanaan yang dilakukan dalam pengelolaan administrasi ini yaitu

dengan merencakan tanaga yang mengelola administrasi, merencanakan

sistem yang di gunakan yang dirumuskan berdasarkan masukan dari

Page 157: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

141

semua pihak dalam sistem pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Pengorganisaian yang

dilakukan yaitu dengan memberikan tugas pengelolaan administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari kepada guru yang difungsikan untuk mengelola

administrasi. Pengarahan dilakukan langsung oleh Kiyai pimpinan pondok

pesantren Darul Aufa adalah salah satu pondok yang berada dalam

wilayah Kabupaten Batanghari untuk memenimalisir kesalahan dalam

pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Pemotivasian

dilakukan untuk memberikan semangat kepada para pengelola

administrasi pondok Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari, karena pengelola administrasi Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari memiliki tugas dan

tanggung jawab yang cukup besar dimana selain mengelola administrasi

pondok juga mengelola administrasi Madrasah Aliyah dan Madrasah

Tsanawiyah Darul Aufa Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batanghari.

Dalam pengelolaan administrasi pada Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, kendala yang di hadapi

Kiyai yaitu Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari belum memiliki tenaga administrasi yang berkualifikasi dan

berkompetensi dalam bidang administrasi, sehingga pelaksanaan

administrasi pada Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari belum optimal. Minimnya wawasan dan

pengalaman tenaga adminsitrasi juga menjadi kendala bagi Kiyai dalam

pengelolaan administrasi pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Kendala lain bagi Kiyai dalam pengelolaan administrasi pondok

pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari yaitu minimnya sarana dan prasarana dalam mengelola

Page 158: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

142

administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari, sarana dan prasarana dalam

mengelola administrasi pondok pesantren juga digunakan untuk

mengelola Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, sehingga

pelaksanaan pengelolaan administrasi pada pondok pesantren Darul Aufa

Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari tidak

maksimal.

C. Saran-saran

Saran-saran dari penelitian yang berjudul Strategi Kiyai dalam

Pengelolaan Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari yaitu sebagai berikut :

1. Kepada Pemerintah

Salah satu unsur yang sangat menentukan maju mundurnya

sebuah lembaga pendidikan yaitu pengelolaan administrasinya,

pengelolaan administrasi dalam sebuah lembaga pendidikan akan dapat

berjalan dengan baik jika pengelola administrasi tersebut mempunyai

wawasan dan keterampilan dalam mengelola administrasi. Untuk itu

kepada pemerintah agar dkiranya memberikan pelatihan khusus

mengelola administrasi kepada para pengelola administrasi, khususnya

pada pondok pesantren, karena sebagian besar pengelolaan administrasi

pondok pesantren di kelola oleh para ustadz dan ustadzah yang

merangkap jabatan menjadi pengelola administrasi pondok pesantren.

2. Kepada Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa

Pengelolaan administrasi dalam sistem pondok pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari harus

dilakukan dengan sebaik-baiknya karena administrasi sangat

mempengaruhi eksitensi dari pondok pesantren, untuk itu kiranya agar

selalu memberikan pengarahan, kesempatan kepada pengelola

administrasi untuk mengembangkan wawasan dan pengalamannya dalam

Page 159: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

143

bidang administrasi agar pelaksanaan dan pengelolaan administrasi

pondok pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari dapat terkelola dengan efektif dan efesien.

3. Kepada pengelola administrasi

Administrasi merupakan salah satu bagian yang sangat penting

dalam sistem pondok pesantren, pengelolaan administrasi akan maksimal

jika dilakukan oleh orang yang mempunyai wawasan dan pengalaman

dalam bidang administrasi, untuk itu bagi pengelola administrasi harus

banyak belajar mengenai pengelolaan administrasi dan jangan malu untuk

bertanya dan belajar kepada orang-orang yang berpengalaman dalam

bidang administrasi.

D. Kata Penutup

Dengan mengcapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah

SWT atas nikmat kesehatan dan kesmepatan yang diberikan kepada

penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini yang berjudul

Strategi Kiyai dalam Pengelolaan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai

Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Penulis telah

berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penulisan tesis ini, baik

dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisannya, namun

penulis sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan, baik itu dari segi bahasa, penulisan, teori-teori yang

digunakan serta hasil penelitian yang penulis sajikan. Untuk itu penulis

sangat mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak yang bersifat

konstruktif agar penulis penelitian yang penulis lakukan ini dapat

disempurnakan lebih lanjut. Semoga penelitian ini bermamfaat adanya

khususnya bagi penulis secara pribadi.

Kepada Allah penulis berserah diri semoga penelitian ini dapat

diterima sebagai syarat untuk menyelesaikan studi penulis pada program

Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Islam pada

Page 160: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

144

konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Universitas Islam Negeri

(UIN) Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

Jambi, 19 November 2018 Penulis, Muammar Qadafi NIM. MMP. 15.2.2380

Page 161: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

_______, Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Desertasi, Jambi: Pasca Sarjana IAIN Sulthan Thaha Syaifudin Jambi, 2015.

_______, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2012

_______, Standar Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 Tahun 2005), Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

_______, Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006.

Abuddin Nata, Menuju Sukses Sertifikasi Guru dan Dosen, Tenggerang Banten: FAZA MEDIA, 2009.

Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Amin Haedari dan Ishom El-Saha, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah, Jakarta:Diva Pustaka, 2008.

Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Trampil Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2009.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta,Kencana, 2007.

Dadang Suhardan, Suvervisi Profesional: Layanan dalam Mmeningkatkan Mutu Pengajaran di Era Otonomi Daerah, Bandung: Alvabeta, 2010.

Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011.

Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan : Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Daryanto, dkk, Konsep Dasar Menejemen Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Dimeck, The Executive in Action, New York: Harpen and Bross, 2007.

E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

_______, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

_______, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Rajawali Press, 2010.

Page 162: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.

Fridreck Taylor W, Scientific Management, Happer and Breos: New York, 2007.

George R. Terry, Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajejmen, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

George R. Terry, Priinsip-prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Herman Zaini dan Muhtarom, Kompetensi Guru PAI Berdasarkan Kurikulum Pembelajar Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Palembang: Rafah Press, 2014.

Hikmat. Manajemen Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009.

Hujai R Sanaky, Kompetensi dan Sertifikasi Guru, www Sanaky.com diakses selasa 21 Februari 2017.

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Ida Maryani, Pengelolaan Tenaga Administrasi Sekolah (Tas) Di Smp 1 Banguntapan dan Smp 1 Pandak Kabupaten Bantul, Jurnal Pendidikan dan Administrasi Pendidikan, 2013.

Imam Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim (Terjemahan), Jakarta: Pustaka Amani, 2003.

James A.F. Stoner, Management, Second Edition. Englewood Cliffs: Prantice Hal Inc, 2008.

Joko Agus Pambudi, Tesis: Pembinaan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian dalam rangka Profesionalisme Guru (studi kasus di SMK Negeri 9 Surakarta), Surakarta: Universitas Muhamadiah, 2012.

Jalaluddin Abd’ ar-Rahman, Jami’ al-Shogir min Hadisin al-Basyir al-Nadhir, Dar al-Kutub al-Nafidah, tt.

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?, Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

_______, Guru Profesional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Koontz, Management Function and Strategy, Tokyo: Mc. Graw Hill Kogakusha, 2007.

Page 163: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

Laurie J. Mullins, Management & Organizational Behaviour, England: Prentice Hall, 2007.

Lenenburg dan Irby, The Principalship: Vision to Action, USA: Wadsworth, 2006.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Rafika Aditama, 2008.

Martinis Yamin, Maisyah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, Jakarta: Indeks, 2011.

Mondy, R.W., Sharplin, A dan Plippo, Management, Concept and Practices, Boston: Allyn and Bacon, Inc, 2008.

Moh. Rokib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru, Yogyakarta: Grafindo Aitera Media, 2009.

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.

_______, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta: Referensia/GP. Press Group, 2013.

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset, 2011.

_______, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Pearce & Robinson, Strategic Management, Formulation, Impelentation & Control, New York: McGraw Hill, 2007.

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cifta, 2008.

Robert K. Yin, Qualitative Research from Start to Finish, New York London: The Guilford Press, 2011.

Page 164: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

Rufqotuz Zakhiroh, Pengaruh Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah Terhadap Kualitas Layanan Administrasi Non Akademik, Jurnal DidaktikVol 17 No. 2 Februari 2013.

Sandi Aji Wahyu Utomo, Tesis : Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SMA Muhamadiah 7 Yogyakarta, Yokyakarta: UIN Sunan Kali Jaga, 2015.

Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Sri Setyawati, Pelaksanaan Administrasi Sekolah Unggul Di Smp Negeri 7 Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi, Jurnal Pendidikan, 2017.

Sudarwan Danim, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepalasekolahan: Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi, Situasi Krisis dan Internasional Pendidikan, Jakarta: Rineka Cifta, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2015.

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 2010.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan,(Yogyakarta: Aditya Media, 2008.

_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Sulistyorini, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar, Jember: CSS, 2008.

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam , Surabaya: eLKAF, 2006. Syaiful Sagala, Manajemen Strategik Peningkatan Mutu Pendidikan,

Bandung: Alfabeta, 2010.

_______, Administrasi Pendidikan kontemporer. Bandung :Alfa Beta, 2008.

_______, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alvabeta, 2011.

Tim Dosen Administrasi, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

_______, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization), Bandung: Alfabeta, 2009.

Yaumul Afifah, Tesis : Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi guru di SMA Muhammadiah 3 Jember, Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2015.

Page 165: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Jakarta: LPEES, 2011.

Page 166: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

DAFTAR INFORMAN

No Nama Jabatan Keterangan

1 Syaifuddin, S.Ag., M.Ag

Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

2 Anang Mukri, S.Pd.I

Sekretaris Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

3 Andi Susanto

Tanaga Administrasi Pondok Pesantren Darul Aufa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari

4 Irma Apriliani, S.Pd

Tanaga Administrasi

Pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari

5 Suparti, S.Kep

Tanaga Administrasi

Pondok Pesantren Darul

Aufa Sungai Buluh

Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari

Page 167: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

DOKUMENTASI LAPANGAN

Gambar : Dokumentasi Observasi Pengelolaan Administrasi di Pondok pesantren Darul Aufa

Gambar : Dokumentasi wawancaraDengan pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa

Page 168: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

Gambar : Dokumentasi Observasi Pengelolaan administrasi di Pondok pesantren Darul Aufa

Gambar : Dokumentasi Observasi Pengelolaan Administrasi Di Pondok pesantren Darul Aufa

Page 169: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

Gambar : Dokumentasi Wawancara dengan Pengelola administrasi di Pondok pesantren Darul Aufa

Gambar : Dokumentasi Observasi Pengelolaan administrasi di Pondok pesantren Darul Aufa

Page 170: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …
Page 171: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …
Page 172: STRATEGI KYAI DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN …

Riwayat pendidikan dimulai dengan

pada Sekolah Dasar Negeri Nomor

Muara Bulian Kabupaten B

selesai pada tahun

menengah pertama

3Batanghari di Kecamatan Muara Bulian

Jambi selesai pada tahun

menengah atas pada

Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian

Jambi selesai pada tuhun 20

melanjutkan ke jenjang

Islam (STAI) Muara Bulian Kabupaten Batanghari

alih status menjadi Institut Agama Islam Nusantara Batanghari

Program Studi Kependidikan Islam sekarang

Manejemen Pendidikan Islam selesai pada tahun 2012.

Pengalaman pekerjaan dimulai

Pendidik dantenaga kependidikan pada pondok pesantren Darussyafi’iyah

Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari,

kemudianpada tahun 2017 menjadi Pendamping Sosial Program Keluarga

Harapan pada Kementerian Sosial wilayah Kabupaten Batanghari sampai

dengan sekarang.

CURRICULUM VITAE

Muamar Qadafi, dilahirkan pada tanggal 16

Juni 1983/5 Romadhon 1402 H merupakan anak ke

delapan dari sembilan bersaudara, dilahirkan dari

pasangan A. Ripa’i. MK dan Alawiyah, dibesarkan di

Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.

Riwayat pendidikan dimulai dengan menempu pendidikan Dasar

pada Sekolah Dasar Negeri Nomor 34/I di Desa Rantau Puri Kecamatan

Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi pada tahun

selesai pada tahun 1996.Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjangan

menengah pertama pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri

Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari Provinsi

selesai pada tahun 1999, kemudianmelanjutkan

menengah atas pada Madrasah Aliyah Swasta Darussyafi’iyah Desa

Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari Provinsi

selesai pada tuhun 2004. Selanjutnya pada tahun 200

jenjang pendidikan tinggi pada Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Muara Bulian Kabupaten Batanghari yang sekarang telah

alih status menjadi Institut Agama Islam Nusantara Batanghari

Program Studi Kependidikan Islam sekarang juga telah alih status m

Manejemen Pendidikan Islam selesai pada tahun 2012.

Pengalaman pekerjaan dimulai pada tahun 2009sebagai

Pendidik dantenaga kependidikan pada pondok pesantren Darussyafi’iyah

Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari,

anpada tahun 2017 menjadi Pendamping Sosial Program Keluarga

Harapan pada Kementerian Sosial wilayah Kabupaten Batanghari sampai

pada tanggal 16

Juni 1983/5 Romadhon 1402 H merupakan anak ke

delapan dari sembilan bersaudara, dilahirkan dari

dan Alawiyah, dibesarkan di

Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian

menempu pendidikan Dasar

Rantau Puri Kecamatan

atanghari Provinsi Jambi pada tahun 1990 dan

Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjangan

Lanjutan Tingkat Pertama Negeri

Kabupaten Batanghari Provinsi

melanjutkan ke jenjang

Madrasah Aliyah Swasta Darussyafi’iyah Desa

Kabupaten Batanghari Provinsi

pada tahun 2005

pendidikan tinggi pada Sekolah Tinggi Agama

yang sekarang telah

alih status menjadi Institut Agama Islam Nusantara Batanghari pada

telah alih status menjadi

sebagai tenaga

Pendidik dantenaga kependidikan pada pondok pesantren Darussyafi’iyah

Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari,

anpada tahun 2017 menjadi Pendamping Sosial Program Keluarga

Harapan pada Kementerian Sosial wilayah Kabupaten Batanghari sampai