peranan penting seorang apoteker di rumah sakit 9

20
Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9 Biasa +2 Andi Kusuma Sabtu, 25 Sep '10 09:06, dibaca 842 kali Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit tergantung dari bobot fungsi rumah sakit. Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit adalah : a. Peranan Dalam Manajemen Farmasi Rumah Sakit Apoteker sebagai pimpinan Farmasi Rumah Sakit harus mampu mengelola Farmasi Rumah Sakit secara keseluruhan dan bertanggung jawab dalam administrasi, manajemen perencanaan serta kebijakan Farmasi Rumah Sakit secara terpadu, anggaran biaya, kontrol persediaan, pemeliharaan catatan dan pembuatan laporan untuk pimpinan Rumah Sakit. b. Peranan Dalam Pengadaan Perbekalan Farmasi Perencanaan pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi memerlukan kajian yang cermat, tepat dan teliti berdasarkan pada stok yang ada serta dilakukan pengkajian obat yang akan diadakan sesuai formularium. Apoteker harus mempunyai kemampuan administrasi dan manajerial dalam mengelolah data kebutuhan obat yang kemudian diatuangkan ke dalam rencana operasional yang digunakan dalam anggaran serta berkonsultasi dengan Panitia Farmasi dan Terapi (PFT). c. Peranan dalam Penyimpanan Obat Pengaturan obat langsung dilakukan dan dikelolah di bawah pengawasan dan tanggung jawab Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Hal ini perlu karena pentingnya pengaturan dan pengendalian stok dan untuk mempersiapkan laporan dibuat pola sistem dan prosedur kerja serta administrasi yang sesuai dan memenuhi syarat. d. Peranan Dalam Distribusi Obat

Upload: intan-np

Post on 28-Dec-2015

390 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FNNFNFNFN

TRANSCRIPT

Page 1: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

Biasa +2 Andi Kusuma

Sabtu, 25 Sep '10 09:06, dibaca 842 kali

Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit tergantung dari bobot fungsi rumah sakit. Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit adalah :

a. Peranan Dalam Manajemen Farmasi Rumah Sakit

Apoteker sebagai pimpinan Farmasi Rumah Sakit harus mampu mengelola Farmasi Rumah Sakit secara keseluruhan dan bertanggung jawab dalam administrasi, manajemen perencanaan serta kebijakan Farmasi Rumah Sakit secara terpadu, anggaran biaya, kontrol persediaan, pemeliharaan catatan dan pembuatan laporan untuk pimpinan Rumah Sakit.

b. Peranan Dalam Pengadaan Perbekalan Farmasi

Perencanaan pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi memerlukan kajian yang cermat, tepat dan teliti berdasarkan pada stok yang ada serta dilakukan pengkajian obat yang akan diadakan sesuai formularium. Apoteker harus mempunyai kemampuan administrasi dan manajerial dalam mengelolah data kebutuhan obat yang kemudian diatuangkan ke dalam rencana operasional yang digunakan dalam anggaran serta berkonsultasi dengan Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).

c. Peranan dalam Penyimpanan Obat

Pengaturan obat langsung dilakukan dan dikelolah di bawah pengawasan dan tanggung jawab Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Hal ini perlu karena pentingnya pengaturan dan pengendalian stok dan untuk mempersiapkan laporan dibuat pola sistem dan prosedur kerja serta administrasi yang sesuai dan memenuhi syarat.

d. Peranan Dalam Distribusi Obat

Distribusi obat untuk pasien rawat jalan dan rawat inap dilaksanakan oleh Apotek Farmasi Rumah Sakit

e. Peranan Dalam Kontrol Kualitas Obat

Apoteker melakukan kontrol kualitas obat galenika, analitik, biologis, mikrobiologis, fisika, dan kimia.

f. Peranan Sebagai Pusat Informasi

1. Memberikan informasi mengenai obat bagi yang memerlukannya. Mengevaluasi dan membandingkan obat-obatan yang tergolong dalam satu kelompok farmakologis.

Page 2: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

2. Membantu para dokter dalam pemilihan obat yang aman dan efektif.3. Mendidik tenaga paramedis.4. Bertukar informasi dengan apoteker di rumah sakit lain untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang cara memberikan informasi mengenai obat.

g. Peranan Dalam Komunikasi - Nasehat - Konsultasi

h. Peranan Dalam Farmasi dan terapi Serta Penerbitan Formularium

i. Peranan Dalam Pendidikan

j. Peranan Dalam Penelitian

k. Peranan Dalam Kontrol Keracunan

 

sumber : http://www.kedaiobat.co.cc/

PERAN DAN FUNGSI APOTEKER DI APOTEK DAN RUMAH SAKIT PERAN DAN FUNGSI APOTEKER DI APOTEK DAN RUMAH SAKIT

1. MENURUT UNDANG – UNDANGYang dari peraturan perundang-undangan adalah terdapat pada :1. Reglement DVG.2. Ordonansi Obat Keras (Stbl No 419 Th 1949).3. Undang – undang No 23 Th 1992 tentang Kesehatan.4. Undang – undang No 22 Th 1997 tentang Narkotika.5. Undang – undang No 5 Th 1997 tentang Psikotropika.6. Permenkes No 922 / 1993.7. SK. Menkes No 1332/2002 tentang perubahan Permenkes No 922/93.8. SK. Menkes No 347/1990 dan No 924/1993 tentang DOWA.9. Peraturan Pemerintah No 20 Th 1962 tentang Sumpah Apoteker.10. SK. Menkes No 1027/ Menkes/ SK/ IX/ 2004 tentang Standart Pelayanan di Apotik.Dalam Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 telah diatur tentang peranan profesi apoteker, yakni pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengem- bangan obat dan obat tradisional. Keharusan apoteker berada pada sepanjang jam buka apotek telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotek. Dalam Pasal 4 ayat (1) dinyatakan bahwa pengelolaan apotek menjadi tugas dan tanggung jawab seorang apoteker. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dinyatakan bahwa orientasi pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser dari obat ke pasien yang mengacu pada

Page 3: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

pharmaceutical care.Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.Apoteker Pengelola Apotek terkena ketentuan seperti dimaksud pada Keputusan Menteri Kesehatan 1332/MenKes/SK/X/2002 (Pasal 19 ayat 1) yang menyatakan bahwa apabila Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Apotik, Apoteker Pengelola Apotik harus menunjuk Apoteker pendamping.

Dari peraturan perundang-undangan tersebut Peran dan Fungsi Apoteker di Apotik yang melayani langsung pasien adalah sebagai :- PELAYAN - MANAJER

Sebagai Pelayan adalah :1. Membaca resep dengan teliti, meracik obat dengan cepat, membungkus dan menempatkan obat dalam wadah / bungkus yang cocok dan memeriksa serta memberi etiket dengan teliti.2. Memberikan informasi / konsultasi tentang obat kepada pasien, tenaga kesehatan masyarakat.Sebagai Manajer adalah :- Menyusun prosedur tetap.- Mengelola obat, sumber daya manusia, peralatan dan uang di Apotik.

Sebagai Pelayan sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditetapkan adalah :1. Melayani resep dan non resep.2. Promosi dan edukasi.3. Pelayanan residensial ( home care ).

1. Sebagai Pelayan Resep melakukan :a. Skrining / pembacaan resep, melakukan :- Pemeriksaan persyaratan administrative resep :a. Nama dokter, alamat, SIP.b. Tanggal penulisanc. Paraf / tanda tangan.d. Nama pasien, alamat, umur, jenis kelamin, berat badan.e. Signa ( cara pakai ) yang jelas.f. Informasi lainnya. - Kesesuaian farmasetik :a. Bentuk sediaan.b. Dosis.c. Potensi.d. Stabilitas.e. Inkomptabilitas.

Page 4: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

f. Cara dan lama pemberian.- Pertimbangan klinis :a. Alergi.b. Efek samping.c. Interaksi.b. Penyiapan obat ( buat protap – protap )- Peracikan ( hitung, sediakan, campur, kemas, label )- Penyerahan obat.- Pemberian informasi dan konseling.- Monitoring penggunaan obat ( penyakit CVS, DM, TBC ).2. Sebagai tenaga Promosi dan Edukasi, melakukan :a. Swa medikasi ( dengan medication record ).b. Penyebaran brosur, poster tentang kesehatan.

3. Sebagai tenaga Pelayanan Residensi ( home care ) :Untuk penyakit kronis ( dengan medication record ).

Sebagai manajer :- Mengelola sumber daya ( resources ) di Apotik secara efektif dan efisien.- Membuat prosedur tetap untuk masing – masing pelayanan.

Peran dan Fungsi Apoteker di Rumah SakitApoteker memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan konseling, membantu penderita mencegah dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan efek samping obat, menyesuaikan regimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi penderita merupakan tugas profesi kefarmasian. Apoteker juga harus melaksanakan fungsinya sebagai : Clinical Pharmacist, harus mendampingi para dokter sebagai sumber informasi mengenai perkembangan baru dalam bidang obat harus menjadi counterpart dalam bidang pengobatan dan mengawasi supaya pengobatan yang dilakukan para dokter tetap rasional. Dan memonitor efek samping yang timbul karena pengobatanFungsi pokok apoteker di apotik rumah sakit menurut ASHP (American Society of Hospital Pharmacist) adalah sebagai berikut :a. Membuat dan mensterilisasi obat injeksi bilamana dibuat di Rumah Sakitb. Membuat obat yang sederhanac. Memberikan (dispensing) obat, bahan kimia dan preparat farmasid. Mengisi dan memberikan etiket pada semua container yang berisi obat dan diberikan kepada pasien maupun bagian Rumah Sakite. Mengawasi semua pharmaceutical supplies yang dikirimkan dan dipergunakan di berbagai bagian Rumah Sakit.

Page 5: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

f. Menyediakan persediaan antidot dan lain-lain obat untuk keadaan daruratg. Mengawasi pengeluaran obat narkotika dan alkohol dan membuat daftar inventoryh. Membuat spesifikasi (kualitas dan sumber) dari pembelian semua obat, bahan kimia, antibiotika, biological dan preparat-preparat yang dipakai dalam pengobatan pasien di Rumah Sakiti. Memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru berbagai obat kepada para dokter, perawat dan lain-lain orang yang berkepentinganj. Membantu mengajar para mahasiswa kedokteran dan perawat pada program koasisten fakultas kedokteran/perawatk. Melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil oleh panitia Pharmacy and Therapeutic

2. KENYATAAN YANG ADA DI LAPANGAN Di Indonesia, kenyataan menunjukkan bahwa apoteker sebagai peran sentral dan bertanggung jawab penuh dalam memberikan informasi obat kepada masyarakat belum melaksanakan dengan baik, bahkan dapat disebut kesenjangan ini terlalu lebar. Berdasarkan hasil wawancara di 19 apotek di Jawa beberapa waktu lalu, terungkap bahwa sekitar 50 persen pengunjung belum pernah bertemu dengan apotekernya, dan hanya 5,3 persen apoteker yang memberikan informasi obat kepada pembeli.Kesenjangan ini memberikan kesan dan citra yang kurang baik bagi profesi apoteker. Masyarakat tentunya merasa sekali kekuranghadiran apoteker dalam setiap melayani langsung kepada pasien. Di mata mereka, sosok apoteker semakin tidak jelas kedudukan spesifiknya. Dan dampak lanjutannya, sedikit banyak masyarakat akan meremehkan peran dan fungsi apoteker di apotek.Dalam Undang – undang sudah jelas sekali disebutkan bahwa pelayanan obat atas resep dokter dan Pelayanan Informasi Obat merupakan pekerjaan kefarmasian. Namun fakta yang ada di lapangan yaitu Apotik dan Rumah Sakit, seringkali peran farmasis dipertanyakan fungsinya dalam upaya kesehatan pasien. Apoteker seringkali tidak tidak melakukan pelayanan obat atas resep dokter dan pelayanan informasi obat.

Faktanya di Apotik yang melakukan pelayanan obat atas resep dokter pelayanan informasi obat adalah asisten apoteker atau pegawai apotik yang hanya lulusan smu saja, karena Apoteker tidak datang tiap hari di Apotik melainkan sebulan hanya 1 kali datang ke Apotik dan itu pun hanya beberapa jam. Umumnya sebagian besar apoteker bukanlah sebagai Pemilik Sarana apotek ( PSA ). Mereka bekerja hanya sebagai penanggung jawab, selebihnya yang berperan aktif adalah PSA. Sehingga bekerja di apotek bukan sebagai pekerjaan pokok tetapi pekerjaan sambilan. Waktu kerja mereka lebih difokuskan dan dicurahkan untuk pekerjaan pokoknya. Maka tak heran bila seorang apoteker bisa bekerja di beberapa tempat atau berwiraswasta. Jam kerja di apotek biasa mereka lakukan setelah waktu kerja pokok mereka selesaiBanyak sekali apoteker yang belum secara utuh menjalankan fungsinya sehingga mengakibatkan masyarakat awam ( pasien ) kurang mengenal profesi Apoteker, bahkan oleh para tenaga kesehatan farmasis/Apoteker masih dipandang sebelah mata. Sementara itu di dalam rumah sakit apoteker masih sedikit atau tidak banyak yang melakukan tugasnya secara utuh kerena kebanyakan rumah sakit masih tenaga apoteker masih sedikit atau di satu rumah sakit hanya ada 1 atau beberapa saja apotekernya dan tidak banyak. Dengan sedikitnya apoteker di rumah sakit, maka apoteker tidak bisa mendampingi pasien

Page 6: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

dalam penggunaan obat yang baik.

3. TANGGAPAN Menurut saya bila para farmasis di Indonesia masih tetap mempertahankan sikap dan tingkah lakunya yang sekarang dalam menjalankan keprofesiannya saya yakin, sampai kapanpun keprofesian apoteker akan makin tersisih dalam dunia kesehatan. Apalagi dengan posisi kepala BPOM yang saat ini diduduki oleh dokter, bila para farmasis apoteker masih merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang maka apoteker tidak akan memperoleh eksistensinya di dunia kesehatan. Meskipun dalam hal ini peran para birokrat yang duduk di pemerintahan juga merupakan pengaruh utama mengapa sampai kursi kepala BPOM tersebut bisa sampai diduduki oleh dokter.Untuk PSA (Pemilik Sarana Apotik) sebagai pemilik modal utama diharapkan untuk memberikan kesempatan dan peluang bagi apoteker untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya, khususnya dalam menyampaikan informasi obat kepada masyarakat. Karena keberhasilan strategis bisnis apapun yang dijalankan sangat ditentukan apabila setelah mendapat informasi obat dalam diri pasien tumbuh kepuasan dan keyakinan akan sembuh. Apoteker harus konsisten dengan profesinya dan mampu melakukan kerja yang benar-benar profesional di apotik, tanpa pamrih, bukan seperti apoteker amatiran yang selama ini dilakoni oleh kebanyak teman sejawat kita (seperti apoteker yg kerja rangkap itu) . Apotek Profesi akan selalu kokoh walau diterjang oleh badai apapun termasuk badai Globalisasi. Apoteker harus mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan yang kuat , tidak boleh lemah dan menyerah dengan sedikit saja persaingan yang tidak sehat dalam kancah perperangan bisnis obat.Dan sebaiknya di sebuah rumah sakit harus ada tenaga apoteker yang lumayan banyak atau minimal tiap poliklinik di rumah sakit memiliki 1 apoteker sehingga apoteker bisa melakukan tugasnya dengan baik dan sesuai perannya di rumah sakit. Apoteker juga harus sering banyak komunikasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain tentang ilmu kesehatan, pengobatan dan lain – lain, karena dengan itu apoteker bisa dikatakan ada dan tidak dipandang sebelah mata oleh tenaga kesehatan lain.

TUGAS PAPER FARMASI SOSIALPERAN DAN FUNGSI APOTEKER DI APOTEK DAN RUMAH SAKIT

Oleh :

Rachmawati 050601037

PROGRAM STUDI FARMASISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANNGUDI WALUYO UNGARAN2008

Page 7: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

12/07/2011Tugas Farmasis sebagai Pengelola Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit

Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit.

Adapun cakupan pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit meliputi : perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemberian obat, pengendalian, penghapusan, pelaporan dan evaluasi

Tujuan perbekalan farmasi untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan  pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Tahapan perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi meliputi:

1. Pemilihan

Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan farmasi benar-benar di perlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan dan pola penyakit dirumah sakit.

Kriteria pemillihan kebutuhan obat yang baik meliputi:

a.   Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara menghindari kesamaan Janisb.   Hindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat kombinasi mempunyai efek yang lebih baik di banding obat tunggalc.   Apabila jenis obat banyak, maka kita memilih berdasarkan obat pilihan  (drug of choice) dari penyakit yang prevalensinya tinggi

Pemilihan obat di Rumah Sakit Stroke Nasional merujuk kepada Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) sesuai dengan kelas type B yang di dapat oleh rumah sakit ini, Formularium RS, Formularium jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin, Daftar Plafon Harga Obat(DPHO) Askes dan jaminan social Tenaga Kerja (Jamsostek). Sedangkan pemilihan alat kesehatan di rumah sakit ini berdasarkan dari data pemakaian oleh pemakai, standar ISO, daftar harga alat, daftar alat kesehatan yang dikeluarkan oleh Dirjen Binfar dan Alkes, serta spesifikasi yang ditetapkan oleh rumah sakit

Kompilasi penggunaan

Kompilasi penggunaan perbekalan farmasi berfungsi untuk mengetahui penggunaan bulanan masing-masing jenis perbekalan farmasi di unit pelayanan selama setahun dan sebagai data pembanding bagi stok optimum. Dan rumah sakit stroke nasional untuk mengetahui penggunaan bulanan berdasarkan dari laporan bulanan yang dibuat masing-masing ruang gudang, ruang produksi dan steril.

Page 8: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

Informasi yang didapat dari kompilasi penggunaan perbekalan farmasi adalah:

1. Jumlah penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi pada masing-masing unit pelayanan2. Persentase penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi terhadap total penggunaan setahun

seluruh unit pelayanan3. Penggunaan rata-rata untuk setiap jenis perbekalan farmasi4. Perhitungan kebutuhan

Pendekatan perencanaan kebutuhan dapat dilakukan melalui beberapa metoda:

1. Metoda konsumsi

Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi didasarkan pada riel konsumsi perbekalan farmasi periode yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Untuk rumah sakit stroke nasional mengunakan metode konsumsi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka menghitung jumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan:

1. Pengumpulan dan pengolahan data2. Analisa data dan informasi dan evaluasi3. Perhitungan dan perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi4. Penyesuain jumlah kebutuhan perbekalan farmasi dengan alokasi dana

Ada 9 langkah untuk menentukan metoda konsumsi:

1. Menentukan pemakain nyata dalam 1 tahun2. Menghitung kekurangan obat3. Menentukan pemakaian rata-rata4. Menentukan kebutuhan obat5. Menghitung kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang6. Menghitung kebutuhan waktu tunggu7. Menentukan buffer stok8. Menentukan jumlah obat9. Menentukan jumlah obat yang di sediakan

2. Metoda morbiditas/epidemiologi

Metode epidemiologi merupakan salah satu metode perencanaan berdasarkan pola kunjungan kasus penyakit.

Langkah-langkahnya adalah :

1. Menghitung jumlah masing-masing obat untuk tiap satu penyakit2. Menghitung kebutuhan obat tiap-tiap penyakit untuk satu tahun. Untuk satu jenis obat

yang digunakan untuk berbagai macam penyakit maka dihitung kebutuhan untuk masing-

Page 9: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

masing penyakitnya. Jika ada satu penyakit yang menggunakan dua atau lebih jenis obat, maka ditentukan persentase masing-masing penggunaannya.

3. Menghitung kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang4. Menghitung kebutuhan waktu tunggu5. Menentukan buffer stok6. Menentukan jumlah obat7. Menentukan jumlah obat yang di sediakan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan obat di rumah sakit yang telah direncanakan dan disetujui.

Tujuan pengadaan adalah : mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman yang tepat waktu, proses berjalan lanca dan tidak butuh tenaga dan waktu berlebih.

Pengadaan yang menjadi tanggungjawab instalasi farmasi adalah :

Obat-obatan Paket Rumah sakit (missal : anastesi untuk operasi) Cairan-cairan (missal : nissol) Obat-obatan ASKES Obat-obatan regular Alat kesehatan Alat-alat radiologi/film rontgen Alat-alat kedokteran Suku cadang

Penerimaan barang :

Barang diterima oleh panitia penerima dan panitia penerima melakukan pemeriksaan apakah sesuai dengan pemesanan, memeriksa tanggal expire date, jumlah, adakah kerusakan atau tidak.

Jika barang sudah dinyatakan sesuai maka barang akan masuk gudang dengan pencantuman tanda terima.

Untuk obat-obat ASKES, barang langsung dibawa ke gudang dengan menyertai fakturnya.

Jika barang tidak sesuai atau mengalami kerusakan ataupun tanggal expire date terlalu dekat maka dilakukan retur

Pencatatan :

Pencatatan dilakukan di buku Barang Masuk dan dicatat dikartu stok. Pencatatan juga dilakukan dengan menggunakan system komputerisasi.

Penyimpanan :

Page 10: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

Penyimpanan dilakukan pada gudang dengan mengelompokkan obat-obat berdasarkan jenisnya. Obat tablet diletakkan bersamaan dengan obat-obat tablet. Begitu juga halnya obat-obatan dalam bentuk larutan dan injeksi serta alat-alat kesehatan. Penyusunan obat-obatan hendaklah berdasarkan alphabet. Dan penyimpanan obat harus merujuk kepada farmakope.

Distribusi :

System pengeluaran obat-obatan dilakukan berdasarkan FIFO (first in first out).

Pengeluaran barang ditulis di daftar mutasi barang dan dilakukan pencatatan di kartu stok dan secara komputerisasi.

Pelaporan :

Pelaporan dilakukan setiap bulan yang dibuat oleh kepala gudang dan disetujui oleh apoteker.

Opini Index Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Penulis: Oleh: Mahfudz, S.Far., Apt. Apoteker Pengelola Apotek di Bateng edisi: 23/May/2009 wib Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar dan Amalia, 2004).

Rumah sakit mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk puskesmas terutama upaya penyembuhan dan pemulihan. Mutu pelayanan di rumah sakit sangat dipengaruhui oleh kualitas dan jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki rumah sakit tersebut.

Di Kabupaten pemekaran didirikan rumah sakit untuk memudahkan masyarakat memperoleh kesehatan yang baik, dan terjangkau. Puskesmas induk maupun pembantu tumbuh kembang di setiap kecamatan, demikian juga dengan pemerataan bidan di setiap desa. Namun sayang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal melalui rumah sakit belum diberdayakan peran intalasi farmasi.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk mendorong standar pelayanan farmasi sebagaimana amanat keputusan menteri kesehatan masih belum

Page 11: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

maksimal atau belum dilakukan. Pelayanan farmasi masih berjalan sebagaimana pelayanan farmasi konvensional yakni bersifat drug oriented. Pelayanan farmasi klinik masih jauh dari harapan bahkan tidak ada satu rumah sakitpun di daerah kita yang menerapkan pelayanan farmasi klinik.

Pengalaman saya ketika mendampingi opname istri di salah satu rumah sakit yang berada di Pulau Bangka sangat memprihatinkan, pengelolaan obat yang telah diresepkan dan sudah diambil dari apotek tidak optimal, bahkan karena istri saya PNS kebutuhan akan obat atau alat kesehatan digelembungkan.

Obat yang dibeli di luar ASKES pun tidak dikembalikan setelah pasien keluar dari rumah sakit. Memang ini oknum tetapi ini semua dapat diperbaiki dengan cara meresepkan obat dan pemberian obat secara UDD/ODD (Unit Dose Dispensing/One Daily Dose) atau memperbaiki sistem yang ada.

Saya juga sering mendengar obat-obatan kosong walaupun obat ini adalah obat yang dasar atau penyakit umum terjadi seperti malaria, ini menyebabkan kerugian pada pasien dan juga rumah sakit yang menyebabkan pemasukan berkurang.

Berbicara tentang instalasi farmasi tidak bisa lepas dari apoteker sebagai kepala instalasi farmasi. Peran seorang apoteker dalam mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit dibagi menjadi dua, yaitu manajerial dan fungsional.

Peran manajerial apoteker meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan produksi. Sedangkan peran fungsional apoteker meliputi pelayanan informasi obat, konseling, edukasi, dan pharmaceutical care termasuk di dalamnya farmasi klinik.

Pelayanan kefarmasian akan berjalan baik bila didukung SDM yang berkualitas dan potensial. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/XI2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit menyatakan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek kefarmasian yang diperlukan di suatu rumah sakit. Jadi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian/unit I divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.

Seperti diketahui, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Siregar dan Amalia, 2004).

Adapun tugas pokok pelayanan farmasi menurut keputusan menteri kesehatan adalah:

Page 12: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan kode etik profesi.3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).4. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi.5. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.7. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.8. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit.

Sedangkan fungsi sebagai berikut:1. Pengelolaan Perbekalan Farmasia. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.2. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatana. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.f. Memberi konseling kepada pasien/keluarga.g. Melakukan pencampuran obat suntik.h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.i. Melakukan penanganan obat kanker.J. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.k. Melakukan pencatatan setiap kegiatan.1. Melaporkan setiap kegiatan.

Untuk memulai pelayanan farmasi rumah sakit dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Pelatihan untuk merubah pradigma pelayanan farmasi merupakan suatu keharusan. Apoteker merupakan ahli di bidang kefarmasian dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan efektifitas pelayanan pengobatan yang rasional, oleh karena itu seorang apoteker harus mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan yang luas dan mampu mengikuti perkembangan di bidang kefarmasian di rumah sakit.

Untuk meningkatkan peran apoteker dalam pelayanan kesehatan, diperlukan kemampuan

Page 13: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

berkomunikasi dan bekerjasama dengan dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya maupun dengan pasien. Untuk itu farmasis diharapkan selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sehingga mampu mengelola instalasi farmasi di rumah sakit secara optimal. Akhirnya, semoga di provinsi kita tercinta pelayanan farmasi di rumah sakit dapat segera terwujud dengan baik. (*)

TUGAS APOTEKER DI RUMAH SAKIT 04:17 |

Rumah sakit, pasti sebagian teman-teman pernah ke rumah sakit kan? apakah itu

karena sakit atau hanya untuk menjenguk teman yang sakit. Pernah tau tidak

bahwa sebenarnya keuntungan yang diperoleh dari RS (rumah sakit) sebagaian

besar berasal dari penjualan obat dan alat kesehatan? tapi dengan catatan bila

pengelolaannya dilakukan dengan baik loh. Jadi kalau begitu seorang apoteker

berperan dalam pengelolaan obat di RS donk??? Yup, benar sekali. Pengelolaan itu

tidak hanya mengatur arus masuk dan keluarnya obat ya tapi juga harus mengatur

distribusinya ke pasien. Sebenarnya ada hal yang sering luput terkait dengan fungsi

apoteker di RS, yaitu: konseling ke pasien terhadap obat yang di dapat dari resep

dokter, penilaian logis tidaknya resep dokter sampai ke teknis pemberian obat ke

pasien. Contoh untuk yang terakhir adalah seperti ini, kadang kita mendapatkan

resep dengan berbagai macam obat (polifarmasi), dengan ilmu dan pengetahuan

yang dimiliki seorang apoteker, dia akan memberikan informasi kapan makan obat

A, kapan makan obat B dan seterusnya. Lah kenapa harus diatur seperti itu? karena

yang namanya obat pasti ada interaksi satu dengan lainnya, bisa jadi interaksi itu

menguntungkan tapi yang gawat adalah jika interaksi itu malah merugikan,

bukannya sembuh malah muncul sakit tambahan lainnya. Kalau di RS yang sudah

berkembang sih apotekernya sudah lebih terspesialisasi sama seperti spesialisasi

pada dokter, hal ini karena obat yang digunakan sudah sangat buaaanyyyaaakkk

sekali.

Pelayanan Farmasi: Ngapain sih Apoteker di Rumah Sakit?

Gak kerasa, kuliah profesi apoteker yang saya jalani sudah hampir selesai. Pada semester 2 kemarin, saya dan kawan-kawan lainnya di program peminatan PPM (Produksi dan Pemastian Mutu) mendapatkan mata kuliah Pelayanan Farmasi. Hmm, agak sedikit awkward karena saya

Page 14: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

yang berbasis Teknologi harus mengenal lebih dalam mengenai Pelayanan. Namun, sebagai seorang apoteker tentunya harus bisa menjalani keduanya baik Teknologi maupun Pelayanan

Dalam mata kuliah 3 SKS ini, pelayanan farmasi yang diajarkan lebih dititikberatkan pada pelayanan farmasi di rumah sakit. Saya menjadi banyak tahu mengenai serba-serbi rumah sakit.

Hayoo..siapa yang belum tau tentang rumah sakit? Yapp! Singkatnya, rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit dirawat. Menurut UU RI no.4 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.  Dari definisi tersebut, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan secara paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi:

promotif (peningkatan kesehatan) preventif (upaya pencegahan penyakit) kuratif (penyembuhan penyakit) rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Untuk memenuhi semua aspek pelayanan kesehatan secara paripurna tersebut, diperlukan juga pelayanan farmasi yang memadai sebagai salah satu pelayanan kesehatan.  Pelayanan farmasi di rumah sakit dijalankan oleh suatu unit di rumah sakit yang disebut dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), di unit ini lah seorang apoteker dapat melaksanakan kegiatan keprofesiannya. IFRS mempunyai fungsi non klinis (produk) berupa penyiapan produk obat, dan fungsi klinis yang memerlukan koordinasi antar profesi kesehatan lain dalam hal pemberian pelayanan kesehatan.  Dalam pelaksanaan fungsi klinis tersebut, apoteker sebagai bagian dari IFRS akan berkoordinasi dengan profesi kesehatan lain, seperti dokter, perawat, dll.

Selain IFRS, apoteker juga dapat berperan penting dalam PFT (Panitia Farmasi dan Terapi) yang merupakan suatu kelompok penasehat dari staf medik dan bertindak sebagai garis komunikasi organisasi antara staf medik dan IFRS yang mempunyai tugas utama berupa perumus kebijakan prosedur berkaitan dengan obat dan terapi, serta sebagai pemberi rekomendasi dan merancang program edukasi bagi profesi kesehatan yang terlibat dalam pelayanan pasien.

Salah satu kebijakan yang dibuat oleh PFT adalah pemilihan jenis obat yang digunakan untuk pengobatan pasien, yang disusun dalam suatu dokumen yang disebut dengan formularium. Dalam proses penyusunan formularium, seluruh staf medik dapat memberikan rekomendasi mengenai obat yang akan dimasukkan dalam formularium. Tugas PFT tidak hanya berhenti sampai disitu, PFT juga mempunyai kewajiban untuk terus mengevaluasi dan merevisi formularium yang ada sesuai dengan kebutuhan pengobatan pasien serta perkembangan obat yang tersedia di pasaran.

Sebenarnya masih banyak lagi yang saya dapatkan dari mata kuliah ini, seperti sistem distribusi obat di rumah sakit, pelaksanaan pelayanan farmasi dengan konsep patient safety, pharmacovigillance, EPO (Evaluasi Penggunaan Obat), dll. Yang kesemuanya tidak lepas dari peran apoteker. Namun, tidak lupa, bahwa dalam pelaksanaannya apoteker juga harus berkoordinasi dengan profesi kesehatan lain.

Page 15: Peranan Penting Seorang Apoteker Di Rumah Sakit 9

Saya suka dengan mata kuliah ini, karena dari mata kuliah ini wawasan saya akan peran apoteker di rumah sakit semakin bertambah. Saya juga semakin mengerti akan pentingnya koordinasi seorang apoteker dengan profesi kesehatan lain dalam hal mewujudkan pelayanan farmasi yang memadai bagi pasien rumah sakit.

Setelah mata kuliah ini, saya jadi semakin tertarik untuk mendalami profesi apoteker di rumah sakit. Bagaimana dengan kamu?

Penasaran? Just give it a try