peranan orang tua terhadap keberhasilan perawatan gigi anak

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. Pembangunan kesehatan gigi adalah integral pembangunan kesehatan nasional ini berarti untuk melaksanakan pembangunan dibidang kesehatan. Sebaliknya bila ingin melaksanakan pembangunan dibidang kesehatan gigi, tidak boleh melupakan kerangka yang lebih luas, yaitu pembangunan dibidang umumnya. (Ismu Suwelo, 1997). Penanganan kesehatan gigi yang baik adalah cara perawatan kesehatan gigi anak yang dapat dilaksanakan secara nyaman dan menyenangkan. Menurut Noerdin (2002) bahwa kesulitan yang sering terjadi pada perawatan gigi anak adalah pada saat pasien anak menunjunkkan sikap non 1

Upload: sipiangin

Post on 30-Nov-2015

326 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.

Pembangunan kesehatan gigi adalah integral pembangunan kesehatan nasional ini

berarti untuk melaksanakan pembangunan dibidang kesehatan. Sebaliknya bila ingin

melaksanakan pembangunan dibidang kesehatan gigi, tidak boleh melupakan

kerangka yang lebih luas, yaitu pembangunan dibidang umumnya. (Ismu Suwelo,

1997).

Penanganan kesehatan gigi yang baik adalah cara perawatan kesehatan gigi

anak yang dapat dilaksanakan secara nyaman dan menyenangkan. Menurut Noerdin

(2002) bahwa kesulitan yang sering terjadi pada perawatan gigi anak adalah pada

saat pasien anak menunjunkkan sikap non kooperatif berupa rasa takut dan cemas

pada dokter gigi atau perawat gigi yang akan dilakukan (Hendrastuti 2003).

Suatu perawatan kesehatan gigi pada pasien anak dapat berhasil apabila

terdapat kerja sama yang baik antara perawat gigi atau dokter gigi dengan pasien anak

serta orang tua anak perawat gigi atau dokter gigi dituntut untuk mempunyai

keterampilan dan pengetahuan yang baik dalam penanganan anak secara psikologis,

sedangkan orang tua anak diharapkan dapat memberi pengertian dan dorongan

1

Page 2: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

kepada anak agar mau melakukan perawatan gigi yang akan dilakukan kepadanya.

(Hendrastuti 2003).

Dalam perawatan gigi perilaku anak dapat dipengaruhi oleh latar belakang

kehidupannya. Sikap orang tua atau keluarga terhadap anak serta pengalaman

sebelum ke balai pengobatan gigi atau lingkungan anak itu berada, dapat

mempengaruhi tingkah laku anak pada dasarnya orang tua anak yang paling banyak

mengetahui sikap anak itu sendiri, oleh karena peranan orang tua sangat besar untuk

memerlukan keberhasilan perawatan gigi anak (Soegiyono 1990).

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mencoba mengkaji tentang

“peranan orang tua dalam keberhasilan perawatan gigi anak”. Sehingga dalam

perawatan gigi anak tidak lagi timbul rasa cemas dan takut yang dapat mempengaruhi

keberhasilan perawatan gigi anak.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan permasalahan bahwa

“Bagaimanakah peranan orang tua terhadap keberhasilan perawatan gigi anak? ”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peranan orang tua dalam keberhasilan orang tua dalam

perawatan gigi anak

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui sikap dan perilaku anak terhadap keberhasilan

perawatan gigi anak

2

Page 3: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

2) Untuk mengetahui penanggulangan sikap anak dalam perawatan gigi

anak yang tidak kooperatif

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi institusi terkait khususnya Dinas Kesehatan Gigi dan Mulut sebagai

sumber informasi dan dapat menjadi masukan dalam penanganan perawatan

gigi pada anak.

2. Bagi institusi terkait khususnya Akademi Kesehatan Gigi (AKG) dapat

memberikan informasi tentang peranan orang tua terhadap keberhasilan

perawatan gigi pada anak.

3. Bagi peneliti merupakan salah satu sumber informasi dan bahan pengetahuan

yang menjadi informasi bagi masyarakat umum tentang peranan orang tua

terhadap keberhasilan perawatan gigi anak.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah wawasan dan untuk memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan dibidang kesehatan gigi dan mulut dan

diharapkan menjadi salah satu bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3

Page 4: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

A. Sikap dan Perilaku Orang Tua

1. Perilaku Orang Tua

Menurut Hendrastuti (2003) bahwa seorang anak dalam perawatan

gigi menjadi pusat perhatian antara orang orang tua dan dokter gigi. Dokter

gigi/ perawat gigi harus mempunyai pengetahuan dasar tentang perawatan

gigi anak serta dapat mengamati bagaimana hubungan anak tersebut dengan

orang tuanya. Sikap orang tua yang berpengaruh pada anak dalam perawatan

gigi antara lain (Hendrastuti, 2003).

a. orang tua yang otoriter

sikap orang tua yang otoriter kepada anaknya membuat anak cenderung

patuh bertingkah laku baik, ramah dan kooperatif terhadap perawatan gigi.

b. orang tua yang melindungi

orang tua yang melindungi menyebabkan anak akan mengalami

keterlambatan dalam pematangan sosial dan aturan sosial, anak menjadi

berdaya malu dan memiliki perasaan-perasaan sebagai seorang yang selalu

berada di bawah. Sehingga orang tua cemas tentang kecemasan anaknya,

maka dokter atau perawat gigi harus memberikan waktu yang lebih dalam

menjelaskan hal-hal yang berhubungan perawat gigi.

c. Orang tua yang terlalu sabar

4

Page 5: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

orang tua yang terlalu memberi hati menunjukan perhatian yang berlebihan

terhadap anaknya. Orang tua semacam ini akan terlihat berhubungan

seperti seorang sahabat dengan anaknya.

d. Orang tua yang lalai

Biasanya orang tua yang tipe ini akan terlihat setelah kunjungan pertama

anaknya ke dokter gigi dan akan tampak pada perjanjian berikutnya,

dimana anak tersebut tidak kembali untuk perawatan selanjutnya.

Orang tua yang lalai membawa anaknya ke dokter gigi berupa motivasi

dan penyuluhan yang disampaikan oleh dokter gigi tidak dijalankan

dengan baik. Orang tua mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap

kesehatan gigi anaknya.

e. orang tua yang suka mencurigai

Sikap ini ditunjukan oleh orang tua yang mempertanyakan akan perlunya

perawatan gigi anak.

f. orang tua yang manipulatif

kebiasaan suka bertanya yang berlebih-lebihan pertanyaan berkisar berapa

lama waktu untuk perawatan sampai akhirnya mendiagnosa penyakit dan

proses perawatan (Hendrastuti, 2003).

Orang tua dengan secara tidak direncanakan mananamkan kebiasaan-

kebiasaan dari nenek moyang yang diwarisi dan pengaruh lain yang

diterimanya dari masyarakat. Si anak menerima daya peniruannya, dengan

segala senang hati kadang-kadang menyadari benar apa maksud dan tujuan

5

Page 6: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

yang ingin dicapai dengan pendidikan itu. Kebiasaan tertentu yang diinginkan

untuk dapat dilakukan anak ditanamakan benar-benar sehingga seakan-akan

tidak boleh tidak dilakukan si anak. Dengan demikian si anak akan membawa

kemana pun pengaruh keluarga itu. Sekalipun ia sudah mulai berpikir lebih

jauh lagi. Inilah yang membuktikan bahwa anak didalam perkembangan

pribadinya, dipengaruhi oleh lingkungannya. Pengaruh itu tidak akan dapat

hilang begitu saja sekalipun pada waktu besarnya si anak telah meninggalkan

lingkungan itu dan hidup di lingkungan yang lain (Agus Sujanto, dkk, 2001).

Didalam hal itu tentu saja peranan orang tua sangat menentukan justru

merekalah berdua yang memegang tanggung jawab seluruh keluarga.

Merekalah yang menentukan kemana keluarga itu akan dibawah, warna apa

yang akan diberikan kepada keluarga itu. Hal ini sama sekali ditentukan oleh

orang tua. Kebanyakan anak meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang

tuanya (Agus Sujanto, dkk, 2001).

2. Peranan Orang Tua Dalan Perkembangan Anak

Peranan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

suatu peristiwa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994).

Keluarga memiliki peranan sangat penting dalam upaya

mengembangkan pribadi anak perawatan orang tua yang penuh kasih sayang

dan pendidikan tentang nilai-nilai pendidikan baik agama maupun sosial

budaya yang diberikannya merupakan faktor yang baik untuk mempersiapkan

6

Page 7: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat (Syamsul Yusuf,

2000).

Anak membutuhkan orang lain dalam perkembangannya. Dan orang

lain yang paling utama dan pertama yang bertanggung jawab adalah orang tua

sendiri. Orang tuanyalah yang bertanggung jawab secara penuh dalam

memenuhi kebutuhan anak baik secara organis maupun psikologis (Singgih,

1990).

Ada satu anggapan mengatakan anak didik itu merupakan kertas putih

yang masih kosong karenanya peranan orang tua sangat menentukan dalam

pembentukan kepribadian sang anak, orang tua akan menurun kepada

anaknya. Justru karena itu, selama anak masih dibawah asuhan orang tua

hendaknya orang tua dapat memberikan contoh-contoh yang baik dalam

kehidupan sehari-hari malahan lebih dari itu orang tua aktif

mempengaruhi /mengarahkan, bila keperluan memaksakan agar anaknya

menjadi manusia susila. Akan tetapi semua itu harus dijalankan dengan secara

penuh kasih sayang kepada sang anak (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1993).

Untuk dapat melakukan upaya pencegahan terhadap kesehatan, orang

tua harus memberi bimbingan antisipasi kepada anak. Pendidikan kesehatan

harus diperhatikan bahwa pendidikan kesehatan suatu proses terjadi

perubahan perilaku orang tua sehingga memerlukan waktu yang relatif lama

karena mengubah perilaku orang tua bukan suatu hal yang mudah.

7

Page 8: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

Anak sebagai buah hati orang tua, tentu akan diupayakan semaksimal

mungkin agar berkembang secara optimal, termasuk mendapat perawatan

gigi dan mulut secara rutin. Tapi, kebanyakan orang tua mengeluh kesulitan

membawa anaknya ke dokter gigi. Sebuah dilema yang harus dihadapi.

(Runkat, 2000).

Peranan orang tua diperlukan untuk mendapatkan gigi yang sehat

pada anak-anak. Orang tua memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi

yang baik mengajarkan cara hidup sehat terhadap anaknya akan mungkin

mendapat anak-anak dengan gigi yang sehat. Orang tua sangat berperan

dalam menumbuhkan kebiasaan pada anak-anak dalam menyikat giginya.

Tetapi pengetahuan seseorang belum tentu mampu memotivasi orang tersebut

untuk berperilaku sehat, karena proses peralihan dari mengetahui sampai

melakukan bukanlah suatu proses sederhana. Proses tersebut meliputi banyak

variabel yang terhimpun dalam sikap atau penilaian seseorang terhadap

sesuatu (Prasetyo, 2003).

B. Perawatan Gigi Anak

Banyak yang mengeluh bahwa perawatan gigi anak, terutama anak

balita, sulit dan memerlukan banyak waktu. Keluhan tersebut dapat

dimengerti karena sebagian besar anak tidak mau diperiksa giginya dan

banyak orang tua yang belum sadar akan perlunya perawatan gigi anak.

Selain itu juga biaya perawatan gigi yang cukup tinggi dan anak harus

berkalai-kali datang.

8

Page 9: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

Biasanya anak hanya akan dibawah ke dokter gigi bila mengeluh

sakit gigi, padahal kalau anak mengeluh sakit gigi, boleh dipastikan bahwa

gigi anak tersebut sudah berlubang dan cukup dalam (Ismu Suwelo, 1997).

Sebagian dokter gigi juga enggan atau selalu mangalami kesulitan bila

merawat gigi anak. Padahal keadaan gigi anak yang dijumpai di klinik sudah

parah dan anak menderita sakit gigi anak jadinya memerlukan banyak waktu

dan biaya. Telah diketahui bahwa gigi sulung berperan penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan muka, yang berkaitan dengan fungsi

mengunyah, membentuk propel, dan petunjuk arah gigi tetapnya yang akan

erupsi. Kalau gigi sulung rusak atau anak menderita sakit gigi sampai demam,

maka selain terganggunya kesehatan umum, yang berakibat terganggunya

pertumbuhan dan perkembangan anak juga, dan pertumbuhan dan

perkembangan anak akan terganggunya selain itu secara emosional anak

mengeluh sakit gigi dan akan menjadi persoalan keluarga, anak mengeluh

sakit gigi tapi tidak mau dibawah ke dokter gigi karena takut. Demikian juga

dengan orang tuanya tidak mau membawa ke dokter gigi dengan alasan

tertentu (Ismu Suwelo, 1997).

Begitu kompleksnya perawatan gigi anak dilihat dari pihak dokter

gigi, orang tua dan anak serta keadaan sosial ekonomi keluarga, sehingga gigi

anak disepelehkan atau kurang diperhatikan pada umumnya memang gigi

orang dewasa apalagi anak belum mendapat prioritas pelayanan kesehatan

yang memadai. Padahal kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan

9

Page 10: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

untuk bisa bersaing dalam era penuh persaingan disegala bidang saat ini. Bila

diamati bagaimana kita bisa meningkatkan sumber daya manusia tanpa

memperhatikan kualitas kesehatan gigi anak sejak dini. Keluhan dan bukti

sudah menunjukkan bahwa gigi juga merupakan faktor penentu bagi remaja

untuk diterima sebagai calon taruna AKABRI dan juga sabagai karyawan

swasta sehubungan dengan asuransi kesehatan (Ismu Suwelo, 1997).

1. Sikap dan Perilaku Anak Pada Perawatan Gigi

Menurut Shire dan Fogels (1962) cit. Soegiyono (1990) ada beberapa

tingkah laku anak yang selanjutnya disebut “Frankle Behavior Ratino

Scale” yang dibedakan atas 4 kategori ;

a. Jelas negatif ditunjukkan dengan menolak perawatan, menagis takut

atau bermacam-macam hal yang kesemuanya itu menunjukkan hal yang

negatif.

b. Negatif hal ini ditunjukkan dengan ketidak kooperatifnya anak dengan

dokter gigi, seperti sikap bersungguh-sungguh tidak menjawab

pertanyaaan dan sebaliknya.

c. Positif perawatan dapat dilaksanakan tetapi kadang-kadang agar suka

walau masih mau menuruti kehendak dokternya.

d. Jelas positif dapat bekerja sama dengan baik nasehat dokter gigi

diperhatikan dan menimbulkan situasi yang menyenangkan.

Menurut Soegiyono (1990) untuk melakukan perawat diperlukan

suatu kerja sama antara dokter gigi dan penderita. Hampir semua anak

10

Page 11: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

diajak bekerja sama asal pendekatan antara anak dan dokter giginya

diperhatikan. Berdasarkan pengalaman di praktek pribadi, hal-hal berikut

ini sering dijumpai dan dapat menyulitkan perawatan gigi pada anak-anak.

a. Sangat tidak terkontrol

Anak usia muda antara 3-6 tahun mempunyai sifat tidak terkontrol.

Pada anak yang baru pertama dibawah ke dokter gigi kadang-kadang

reaksinya sudah terlihat pada waktu masih di ruang tunggu. Reaksinya

berupa tangisan keras menyepak-nyepak, menendang kakinya,

memukul tangan ibunya.

b. Melawan

Sikap melawan dapat di jumpai pada semua umur. Manifestasinya

dengan ucapan-ucapan tidak mau setiap akan dimulai perawatan.

Biasanya sifat ini dibawah oleh anak ini sering bertingkah laku yang

sama. Anak dengan tingkah laku ini mempunyai keberanian yang

cukup.

c. Pemalu

Anak pemalu masih lebih dapat diterima, dari pada anak yang melawan,

asal dokter menghadapinya harus dengan cara yang cepat. Sifat ini

dapat ditunjukan dengan berlindung pada ibunya, menarik-narik ibunya,

mencari-cari alasan.

d. Tegang

11

Page 12: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

Tingkah laku anak yang tegang, berada dalam negatif dan positif. Pada

umumnya dapat menerima perawatan, dapat dikenali dengan gerak-

gerak, suara bergetar, matanya selalu mengikuti perubahan sikap

dokternya atau asistennya.

e. Menangis berkepanjangan

Anak yang menangis berkepajangan akan menunjukkan sifat dapat

diajak bekerja sama. Tangisannya menunjukkan manifestasinya

reaksinya tetapi ia tidak melawan waktu diadakan perawatan

(Soegiyono, 1990).

2. Hubungan Anak dengan Dokter Gigi/ Perawat Gigi

Anak kecil membutuhkan kasih sayang dan bimbingan dari orang tua

mereka. Kasih sayang itu penting dan itu berarti mencurahkan waktu untuk

menciptakan hubungan satu sama lain dengan anak anda. Akan tetapi, hal

itu tidak selalu berarti membiarkan ia melakukan apa yang diinginkan.

Bermain melihat-lihat buku dan membaca sebuah cerita untuknya sangat

penting dan anda harus meluangkan waktu untuk kegiatan ini. Tetapi, anak

anda juga harus belajar bahwa ada saatnya anda melakukan hal-hal lain. Dua

diantara hal terpenting yang harus diperlihatkan dalam kaitannya dengan

anak anda adalah kejujuran dan kekonsistenan (Addy, P.A, 1993)

Menurut Andlaw (1996) kebanyakan pasien merasa cemas pada

kunjungan pertama ke dokter gigi. Tujuan yang paling penting bagi dokter

12

Page 13: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

gigi dan stafnya adalah menghilangkan rasa cemas ini. Resepsionis harus

menyambut anak dengan bersahabat dan gembira, ruang tunggu harus diisi

dengan suatu tentang anak. Jadi keseluruhan lingkungan tempat penerimaan

ruang tunggu harus mampu berkomunikasi persahabatan dan penyambutan

yang hangat. Satu hal yang harus diingat bahwa dalam keperawatan anak,

klien anda bukan hanya anak-anak semata, tetapi juga orang tua (Supartini,

2004).

Kebanyakan dokter gigi atau perawat gigi menangani pasien secara

halus, dan tidak melaksanakan pemakaian kekerasan, kebanyakan dokter

gigi atau perawat gigi anak sekali-sekali memakai ketidaksabaran secara

paksa melakukan penekanan memakai tangan secara sengaja untuk dapat

menjalani tingkat perawatan atau mengatasi pasien anak yang sulit untuk

duduk dikursi gigi menyampaikan sikap berpura-pura (Noerdin, 2002).

Hubungan anak dengan dokter gigi atau perawat gigi harus berupa

hubungan yang menggembirakan sejak semula atau kunjungan pertama.

Makin cepat pembentukan hubungan ini pada kehidupan anak, sehingga

makin mudah antara anak dan dokter atau perawat gigi harus memasukkan

segenap perhatian usaha menjelaskan kepada orang lain, tentang pentingnya

membawa anak usia sekolah ke dokter gigi hanya sedikit anak merasa takut

karena cerita-cerita seram tentang kunjungan ke dokter gigi. Anak yang

sudah menjadi kawan dari dokter gigi atau perawat gigi sebelum mendapat

pengaruh buruk (Yuwono, at. Forrest and Fids,1995).

13

Page 14: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

3. Penanganan rasa takut anak dalam perawatan gigi

Menurut Hendrastuti (2003) sikap dan tingkah laku anak pada saat

akan dilakukan perawatan di klinik dapat ditangani secara psikologis.

Menurut Soemartono (2003) penanganan rasa takut dapat di tangani antara

lain ;

1). Tell ‘show do

Teknik ini merupakan dengan menceritakan perawatan dan

memperlihatkan beberapa bagian perawatan pada anak bagaimana

mengerjakannya. Perlu dilakukan pujian untuk memberi penguatan

tingkah laku yang baik.

2). Hand Over Mouth

Biasanya cara ini dilakukan pada anak yang tidak kooperatif dan

bersifat melawan pada perawatan yang akan dilakukan. Teknik ini

dilakukan dengan cara meletakkan tangan diatas dengan kendali suara

dengan mengatakan bahwa tangan anak ini diangkat segera setelah anak

berhenti menangis.

3.) Desensitasi

Sering dilakukan oleh ahli psikologi untuk melawan rasa yaitu melatih

paisen untuk rileks.

4.) Modeling

14

Page 15: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

Dapat dilakukan dengan mengikuti sertakan anak untuk mengamati

anak lain menjalani perawatan dan memperlihatkan tingkah laku yang

baik.

5). Penguatan Positif

Penghargaan dan hukuman dari lingkungannya bentuk hadiah yang

penting adalah kasih sayang dan pengakuan yang diperolehnya.

6). Pengendalian fisik

Suatu teknik yang digunakan untuk menahan gerakan mulut dan fisik

anak selama perawatan gigi, dapat dilakukan dengan tangan dan ikat

pinggang (Hendrastuti, 2003).

Menurut Barnes (1994) setiap dokter memiliki barbagai teknik pemeriksaan

yang dikembangkan berdasarkan pengalamannya masing-masing pada anak yang

sudah besar, kerjasama dapat dimulai dengan bujukan, percakapan, bahkan diskusi

tentang minat mereka. Untuk anak anda dapat menenangkan dan menaruh perhatian

mereka dengan barang-barang menarik anak yang berusia 2-4 tahun seringkali akan

tertarik dan tetap tenang jika mendengar anda bercerita, terutama tentang binatang,

dan sesekali tanyakan pendapat mereka mengenai binatang tersebut. Seorang anak

berusia 2 tahun kadang-kadang telah dapat dibujuk, pemberian barang apapun

biasanya disukai oleh anak (Barness, 1994).

Terjadinya kerja sama antara dokter gigi anak dan orang tua memang perlu

dilakukan. Hal ini terutama untuk mencari kesempatan serta kerja sama dalam

15

Page 16: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

melakukan perawatan baik dilakukan di klinik maupun dilanjutkan dirumah

(Heriandi, 2002).

C. Peranan Orang Tua Terhadap Perawatan Gigi Anak

Keberhasilan perawatan gigi anak tidak lepas dari kerja sama antara beberapa

pihak, dalam hal ini diperlukan peran serta orang tua. Adapun peranan orang tua

terhadap keberhasilan perawatan gigi anak yaitu :

1. Orang tua sebagai teladan yang akan dijadikan oleh seorang anak sebagai

panutan yang akan memberikan contoh yang baik terhadap perawatan gigi

anak.

2. Orang tua berperan sebagai kontroler untuk tetap mengawasi anaknya untuk

tetap memperhatikan kebersihan giginya.

3. Orang tua sebagai figur yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik

kepada anak tentang apa yang baik untuk perawatan gigi anak.

4. Orang tua sebagai motivator yang akan selalu memberikan bimbingan

kepada seorang anak untuk tetap memperhatikan kebersihan giginya.

Hal ini dapat terlihat pada anak yang takut dan tidak mau dicabut giginya,

dimana orang tua dituntut untuk tetap memberikan motivasi dan arahan yang

baik perihal tentang giginya, sehingga anak akan terpacu dan tidak

menghawatirkan atau takut jika akan memeriksakan giginya.

16

Page 17: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

D. Alur pikir

Keterangan :

Keberhasilan perawatan gigi tergantung dari peranan orang

tua, serta dapat dipengaruhi oleh rasa takut, tingkah laku

anak dan komunikasi.

17

Variable Bebas

Peranan orang tua

Variabel Terikat

Perawatan gigi anak

Variabel

Pengganggu

- Rasa takut anak

- Tingkah laku anak

- Komunikasi

Page 18: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

A. Rancangan Penulisan

Penulisan ini menggunakan metode deskritif dengan studi pustaka

dengan cara membaca, pengumpulan data-data dan teori-teori yang

berhubungan tentang peranan orang tua terhadap keberhasilan perawatan

gigi anak.

B. Pelaksaan Penulisan

Penulisan ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan,yaitu membaca

serta mengkaji buku-buku teks, jurnal serta data laporan penelitian dan

bahan pustaka lain yang berkaitan dengan karya tulis yang disusun.

18

Page 19: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

BAB IV

PEMBAHASAN

Menurut Hendrastuti (2003) bahwa seseorang anak pada perawatan

gigi anak merupakan bagian dari perhatian antara orang tua dengan dokter

gigi. Dokter gigi atau perawat gigi harus mempunyai pengetahuan tentang

bagaimana cara melakukan hubungan dengan anak dan orang tua. Oleh karena

itu sikap orang tua yang otoriter, orang tua melindungi, orang tua terlalu

sabar, orang tua yang lalai, orang tua yang mencurigai, orang tua yang

manipulatif.

Penulis berpendapat bahwa sikap dan tindakan orang tua dalam

perawatan gigi anak sangat mempengaruhi tingkah laku anak dalam

perawatan gigi, dengan sikap orang tua yang kurang mendukung maka dapat

menyebabkan timbulnya rasa takut anaknya yang akan mempengaruhi

keberhasilan dari suatu perawatan gigi.

Menurut Agussujanto (2001) bahwa orang tua harus menanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anaknya karena secara langsung maupun

tidak langsung anak akan meniru sikap orang tuanya tersebut. Oleh karena itu

lingkungan juga mempengaruhi sikap anak, orang tua sangat memegang

tanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepada anaknya.

Orang tua sangat berperan dalam perkembangan diri anak. Menurut

Syamsul Yusuf (2000) bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam upaya

19

Page 20: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

mengembangkan diri anak. Sedangkan menurut Singgih (1990) bahwa anak

membutuhkan orang lain dalam perkembangannya terutama orang tuanya

sendiri yang bertanggung jawab akan segala kebutuhan anaknya baik material

maupun psikologis. Hal ini diperkuat oleh pendapat Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan (1993) yang mengatakan bahwa peranan orang tua harus

akan menurun kepada anaknya, oleh karena itu orang tua harus menanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada anaknya terutama dalam bidang

kesehatan gigi dan mulut.

Olehnya penulis berpendapat bahwa peranan orang tua dalam

perkembangan diri anak sangat penting. Karena orang tualah yang memenuhi

segala kebutuhan anaknya, menanamkan kebiasaan hidup yang baik, serta

orang tualah yang bertanggung jawab atas segala yang akan terjadi pada diri

anaknya.

Dalam pengamatan penulis sehari-hari bahwa sikap orang tua tidak

jauh beda dengan sifatnya anaknya. Hal ini disebabkan karena orang tua

memberikan contoh kepada anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan-

kebiasaan yang sering dilakukan orang tua dalam kehidupan sehari-hari akan

menyebabkan anaknya meniru perbuatan seperti itu. Salah satu contoh dalam

bidang kesehatan gigi yaitu menyikat gigi. Orang tua yang rajin menyikat gigi

dengan teknik yang tepat akan menyebabkan anaknya meniru hal tersebut.

Menurut Runkat (2000) bahwa anak merupakan buah hati orang tua

sehingga orang tua akan melakukan upaya semaksimal mungkin agar anaknya

20

Page 21: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

berkembang secara optimal. Untuk dapat melakukan pencegahan penyakit

gigi dan mulut pada anaknya, sebaiknya orang tua harus memberikan contoh

yang baik kepada anaknya, bimbingan dan kebanyakan orang tua kesulitan

untuk membawa anaknya ke klinik gigi

Prasetyo (2003) berpendapat bahwa peranan orang tua untuk

mendapatkan gigi yang sehat pada anaknya harus memiliki pengetahuan

tentang bagaimana cara merawat kebersihan gigi dan mulut. Serta

mengajarkan bagaimana hidup sehat akan tetapi pengetahuan orang tua belum

tentu dapat memotivasi anak berlaku sehat, karena proses peralihan dari

mengetahui sampai melakukan bukanlah suatu yang sederhana.

Perawatan gigi anak sering kita jumpai di klinik gigi. Menurut Suwelo

(1997) bahwa banyak orang tua yang mengeluh terhadap perawatan gigi

anaknya dan beranggapan bahwa gigi anak tidak perlu dirawat dan nantinya

akan diganti dewasa. Selain itu biaya perawatan gigi mahal dan harus

berulang-ulang kali datang ke klinik.

Menurut penulis bahwa tersebut memang sering di jumpai di klinik,

hal inilah yang menyebabkan orang tua malas membawa anaknya ke dokter

gigi. Sebagai tenaga kesehatan harus mengetahui bagaimana cara menangani

tingkah laku anak berupa rasa takut dan cemas pada perawatan gigi anak.

Menurut Soegiyono (1990) bahwa tingkah laku anak pada perawatan

gigi dapat di bedakan 4(empat) kategori: jelas negatif ditunjukkan dengan

menolak perawatan, negatif ditujukan dengan mengikuti kehendak dokter

21

Page 22: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

gigi, positif yang ditunjukan dengan mengikuti kehendak dokter, jelas positif

dapat bekerja sama yang baik sehingga menimbulkan sesuatu menyenangkan.

Menurut Addy (1993) bahwa anak kecil membutuhkan kasih sayang

dan bimbingan dari orang tua dalam perawatan gigi anak, kasih sayang

kepada anak sangat penting mencurahkan waktu untuk menciptakan hubungan

semaksimal mungkin.

Menurut Andlaw (1990) bahwa kebanyakan pasien anak merasa

cemas kepada kunjungan pertama ke klinik gigi sehingga diperlukan adanya

suatu komunikasi yang sangat baik kepada anak. Supartini (2004)

menambahkan bahwa perawatan gigi anak di klinik bukan hanya anak semata-

mata akan tetapi juga orang tuanya juga terlibat serta dokter/perawat giginya.

Dalam pengamatan penulis berpendapat bahwa kunjungan pertama ke

dokter/ perawat gigi akan menyebabkan trauma jika dilakukan perawatan

sesuai dengan kehendak anak dalam perawatan gigi anak diperlukan kasih

sayang dari orang tua dan dokter gigi untuk menciptakan hubungan

semaksimal mungkin.

Menurut Yuwono (1995) bahwa hubungan anak dengan dokter gigi

harus berupa hubungan yang mengembirakan pada kunjungan pertama akan

terkesan diperhatikan dan tidak akan disukai dan kiranya dapat dijelaskan

kepada orang tua tentang pentingnya membawa anak ke poliklinik gigi.

Penanganan rasa takut anak dilakukan dengan berbagai cara menurut

Hendrastuti (2003) penanganan rasa takut anak dilakukan dengan pendekatan

22

Page 23: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

psikologis sedangkan Soemartono (2003) dilakukan dengan cara Tell-Sho-Do

yaitu menceritakan, menunjukkan dan melakukan prosedur perawatan gigi

anak.

Menurut Basrnes (1994) bahwa dokter gigi harus memiliki berbagai

teknik pemeriksaan dengan cara bekerja sama, bujukan, percakapan, bahwa

diskusi tentang minat mereka sedangkan menurut Heriandi (2002)

penanggulangan perilaku anak memerlukan keahlian tersendiri seperti

pendekatan yang bersahabat, perawatan yang sesingkat mungkin agar anak

tidak bosan.

Menurut Kennedy (1993) bahwa penanganan tingkah laku anak

dengan cara tell show do, menenangkan prosedur perawatan yang akan

dijalaninya, melakukan perawatan pada anak waktu yang tepat seta

memberikan dorongan dan motivasi kepada anak.

Dari beberapa pendapat di atas tentang penanganan rasa takut anak

dalam perawatan gigi maka penulis berpendapat bahwa penanganan rasa takut

anak dalam perawatan gigi dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi yang

baik dengan anak dan orang tuanya, mendekati anak, menjelaskan tentang

prosedur pertawatan yang akan dijalaninya, melakukan perawatan dengan

singkat dan waktu yang tepat agar anak tidak cepat bosan.

Menurut Syamsul Y (2000) bahwa orang tua memegang peranan

penting dalam perkembangan anaknya. Anak membutuhkan perhatian,

bimbingan dari orang tua dari berbagai hal baik pendidikan maupun sikap

23

Page 24: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

anak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan (Agussujanto, 2001) bahwa

sikap orang tua akan memberikan dampak pada perilaku anak karena anak

akan mencontoh atau meniru sikap orang tuanya. Baik secara langsung

maupun tidak langsung. Contohnya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut

yaitu apabila orang tua yang rajin menyikat gigi maka akan memberikan

dampak kepada anaknya meniru perbuatan orang tuanya tersebut.

Menurut Ismu S (1997) bahwa perawatan gigi anak bukanlah hal yang

sangat mudah karena adanya perasaan takut dan cemas pada diri anak yang

muncul pada saat akan dilakukan perawatan sehingga akan mempengaruhi

keberhasilan suatu perawatan. Salah satu faktor yang menyebabkan malasnya

orang tua untuk membawa anaknya ke klinik gigi karena adanya anggapan

gigi sulung tidak perlu di rawat.

Sehingga penulis berkesimpulan bahwa peranan orang tua dalam

perawatan gigi anak adalah sebagai berikut :

1. Orang tua dalam menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan hidup pada

anaknya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut seperti hal menyikat

gigi.

2. Orang tua berperan memberikan motivasi kepada anaknya untuk

berperilaku sehat dalam kesehatan gigi dan mulut dengan cara

memberikan hadiah atu membujuk.

24

Page 25: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

3. Orang tua berperan memberikan dan mengontrol keadaan gigi dan

mulut anaknya jangan sampai gigi anaknya sudah dalam keadaan

parah, baru dibawa ke klinik gigi.

4. Orang tua berperan untuk sering membawa anaknya ke klinik gigi

dengan tujuan untuk memperkenalkan situasi klinik gigi.

5. Orang tua berperan mendekati anak dengan cara pendekatan

psikologis seperti membujuk, memperlihatkan tingkah laku laku yang

baik pada perawatan gigi anak dan sebagainya.

25

Page 26: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Orang tua harus menumbuhkan kebiasaan hidup sehat pada anak

khususnya dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut.

2. Peranan orang tua dalam perawatan gigi anak adalah orang tua berperan

untuk memberikan motivasi kepada anak

3. Orang tua berperan dalam memberikan dan mengontrol keadaan gigi dan

mulut anak sejak dini.

4. Orang tua berperan untuk sering membawa anaknya ke klinik gigi dengan

tujuan untuk memperkenalkan situasi klinik.

5. Penanggulangan sikap dan perilaku anak dalam perawatan gigi dapat

dilakukan dengan cara pendekatan psikologis seperti membujuk.

B. Saran- Saran

1. Diharapkan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik kepada anak.

2. Diharapkan agar orang tua sering membawa anaknya untuk mengunjungi

klinik gigi.

26

Page 27: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

3. Sebaiknya sikap dan perilaku orang tua dalam perawatan gigi anak adalah

bersikap jujur kepada anak tentang perawatan gigi pada anak.

4. Sebaiknya orang tua harus menanamkan kebiasaan baik termasuk merawat

gigi pada anak.

5. Sebaiknya orang tua memberikan pujian pada anak setelah dilakukan

perawatan pada giginya.

6. Sebaiknya orang tua membawa anaknya 6 bulan sekali memeriksakan

kesehatan gigi dan mulut kedokter gigi.

7. Sebaiknya ruang perawatan gigi anak ditambahkan gambar tokoh kartun

agar lebih menarik perhatian anak.

27

Page 28: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

DAFTAR PUSTAKA

Addy. (1993). Kesehatan Anak, Alih Bahasa Meitasari Tjandrasa. EGC: Jakarta.

Agus Sujanto.(2001). Psikologis Kepribadian. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Andlaw,et.al. (1990). Perawatan Gigi Anak, alih bahasa Agus Djaya. Widya

Medika: Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (1983). Analisis Kesehatan. Erlangga: Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. (1994). Kamus Besar Bahasa

Indonesia Jilid Kedua. Balai Pustaka: Jakarta.

Hendrastuti.(2003). Penanganan Anak Secara Psikologis di klinik. Dentofasial

Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin: Makassar.

Heriandi Sutadi. (2002). Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak. FKG- UI: Jakarta.

Ismu Suwelo (1997). Penanggulangan Pelayanan Kesehatan Gigi Anak Dalam

Menunjang Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia

Dimasa Mendatan. Jurnal PDGI: Jakarta.

Lewis A. Barness. (1992). Manual Diagnosa Fisik Pada Anak . Bina Aksara:

Jakarta Barat.

Lilian Y. (1993). Pencegahan Penyakit Mulut. Hipokrates: Jakarta.

Noerdin. (2002). Home-Hand Over Mouth Exercise. Dental Journal FKGUI:

Jakarta.

28

Page 29: Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak

Prasetyo Darmawan Setijanto. (2003). Peran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Pemeliharaan Kesehatan Gigi Terhadap Kebersihan Gigi Anaknya. PT

Rineka: Surabaya.

Runkat Inne. (2004). Lab Ilmu Kesehatan Gigi Anak. FKG Unpad: Semarang.

Singgih D. Gunarsa. (1997). Psikologi Perkembangan. EGC: Jakarta Pusat.

Soegiyono K. R. (1990). Tingkah Laku Anak Pada Perawatan Gigi. FKG Usakti:

Surabaya.

Soemartono. (2003). Tingkah Laku Anak. Majalah Kedokteran Gigi. ECG: Jakarta

Supartini. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC: Jakarta.

Syamsul Yusuf. (2000). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. ECG:

Jakarta.

29