peranan modal kerja dalam meningkatkan kinerja keuangan...

68
i PERANAN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAN MANUFAKTUR DAN PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : YULIANA IRIANTI RIANGHEPAT NIM : 232009154 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: vuthuan

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

i

PERANAN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN

KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAN

MANUFAKTUR DAN PERUSAHAAN DAGANG YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

YULIANA IRIANTI RIANGHEPAT

NIM : 232009154

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,
Page 3: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

ii

Page 4: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

iii

Page 5: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

iv

KATA PENGANTAR

Dengan berkembangnya teknologi dan semakin meningkatnya spesialisasi

dalam perusahaan, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berkembang

menjadi lebih besar, dimana faktor modal mempunyai arti penting. Modal kerja

sangat dibutuhkan selama menjalankan kegiatan suatu perusahaan.

Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan industri memerlukan

manajemen modal kerja yang baik sehingga tidak mempengaruhi kinerja

perusahaan yang dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu likuiditas dan

profitabilitas. Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan

dihadapkan pada masalah adanya pertukaran antara faktor likuiditas dan

profitabilitas. Maka dari itu manajemen perusahaan harus dapat menyeimbangkan

modal kerja antar likuiditas dan profitabilitas perusahaan agar tidak menimbulkan

masalah bagi perusahaan dan mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dengan

menggunakan modal kerja yang dimilikinya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pihak pembaca dan diharapkan juga semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat serta menambah wawasan keilmuan di bidang ekonomi bagi

pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.

Salatiga, Juli 2013

Penulis

Page 6: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur atas berkat dan kasih yang Tuhan Yesus berikan sehingga

penulis mampu menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Peranan Modal Kerja

dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur dan

Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan baik. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari kekurangan,

bantuan dari berbagai pihak dan campur tangan Tuhan. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak–pihak yang telah membantu,

memotivasi, memberikan doa dan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini,

antara lain kepada:

1. Bp. Hari Sunarto, SE., MBA., PhD, selaku Dekan Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Bp. Johnson Dongoran, SE, MBA, selaku dosen pembimbing yang

telah berkenan meluangkan waktu untuk memberi ide, saran, dukungan,

dan bimbingan selama penyusunan tugas akhir ini dengan sabar.

3. Bp. Usil Sis Sucahyo, SE, MBA, selaku wali studi yang selalu memberi

pengarahan dan kemudahan dalam menjalani kuliah di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis.

4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang setia dalam berbagi

pengetahuan selama masa kuliah.

5. Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta staf Perpustakaan

Umum yang membantu penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomika

dan Bisnis.

Page 7: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

vi

6. Kedua orang tuaku yang dan kakak-adikku yang selalu memberi

dukungan, kasih sayang dan doa serta pendampingan dalam menjalani

kuliah dan dalam penyusunan tugas akhir ini.

7. Jack yang selalu sabar menemani dan mengerti penulis dalam membuat

tugas akhir ini.

8. Teman-teman seperjuangan selama kuliah yang memberikan keceriaan

dan saling memberi semangat: “Ibu” Lentina, “Tante” Loli, “Mama”

Mery, Septy, Inno, dan Rizky.

9. Teman-teman terbaik yang banyak memberi semangat dan membantu

penulis: Yana (Phoo), Conny (Dipsy), dan Sara (Lala).

10. Teman-teman kontrakan 733b yang selalu ada dan memberi semangat

serta doa untuk membantu penulis: Cistel Inna dan Indy.

11. Seluruh pihak yang membantu penyusunan tugas akhir ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Page 8: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Halaman Pernyataan............................................................................................ ii

Halaman Persetujuan ........................................................................................... iii

Kata Pengantar .................................................................................................... iv

Ucapan Terimakasih............................................................................................ v

Daftar Isi.............................................................................................................. vii

Daftar Tabel ........................................................................................................ ix

Daftar Grafik ....................................................................................................... x

Abstract ............................................................................................................... xi

Saripati ................................................................................................................ xii

Pendahuluan ...................................................................................................... 1

Latar Belakang ...................................................................................... 1

Masalah Penelitian dan Persoalan Penelitian ........................................ 2

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................ 3

Konsep dan Definisi Konsep ............................................................................ 4

Modal Kerja .......................................................................................... 4

Kinerja Keuangan ................................................................................. 4

Likuiditas ..................................................................................... 5

Profitabilitas ................................................................................ 6

Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ............................. 7

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas ............................... 7

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ........................... 9

Metode Penelitian .............................................................................................. 11

Populasi dan sampel .............................................................................. 11

Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 11

Definisi dan Pengukuran Variabel ........................................................ 12

Teknik Analisis dan Langkah Analisis ................................................. 12

Hasil dan Pembahasan ...................................................................................... 14

Gambaran Obyek Penelitian ................................................................. 14

Statistik Deskriptif ................................................................................ 15

Modal Kerja ................................................................................. 15

Likuiditas ..................................................................................... 17

Profitabilitas ................................................................................ 18

Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 21

Uji Multikolinearitas ................................................................... 21

Uji Normalitas ............................................................................. 21

Uji Heterokedastisitas .................................................................. 22

Uji Autokorelasi .......................................................................... 22

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Current Ratio Pada Perusahaan

Manufaktur .................................................................................. 23

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Current Ratio Pada Perusahaan Dagang

..................................................................................................... 25

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Operating Profit Margin Pada

Perusahaan Manufaktur ............................................................... 27

Page 9: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

viii

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Operating Profit Margin Pada

Perusahaan Dagang ..................................................................... 29

Perbedaan Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Likuiditas dan

Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Dagang

..................................................................................................... 31

Penutup .............................................................................................................. 35

Kesimpulan ........................................................................................... 35

Keterbatasan Penelitian dan Saran ........................................................ 35

Daftar Pustaka ................................................................................................... 36

Lampiran-lampiran .......................................................................................... 37

Page 10: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Penelitian Modal Kerja terhadap Likuiditas pada Perusahaan

Manufaktur ......................................................................................... 8

Tabel 2 Hasil Penelitian Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur ......................................................................................... 10

Tabel 3 Sampel Penelitian ................................................................................... 14

Tabel 4 Modal Kerja Bersih ................................................................................ 15

Tabel 5 Tingkat Likuiditas .................................................................................. 17

Tabel 6 Tingkat Profitabilitas ............................................................................. 19

Tabel 7 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas pada Perusahaan Manufaktur ... 21

Tabel 8 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas pada Perusahaan Dagang ......... 21

Tabel 9 Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas pada Perusahaan Manufaktur . 22

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas pada Perusahaan Dagang ...... 22

Tabel 11 Model Summary Modal Kerja terhadap Likuiditas pada Perusahaan

Manufaktur ......................................................................................... 23

Tabel 12 Koefisien Modal Kerja terhadap Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur

24

Tabel 13 Model Summary Modal Kerja terhadap Likuiditas pada Perusahaan

Dagang ................................................................................................ 25

Tabel 14 Koefisien Modal Kerja terhadap Likuiditas pada Perusahaan Dagang 26

Tabel 15 Model Summary Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur ......................................................................................... 27

Tabel 16 Koefisien Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur ......................................................................................... 28

Tabel 17 Model Summary Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Dagang ................................................................................................ 29

Tabel 18 Koefisien Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Dagang

............................................................................................................ 30

Tabel 19 Perbedaan Hasil Penelitian pada Perusahaan Sampel .......................... 31

Page 11: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Modal Kerja .......................................................................................... 15

Grafik 2 Tingkat Likuiditas ................................................................................. 17

Grafik 3 Tingkat Profitabilitas ............................................................................ 19

Page 12: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

xi

ABSTRACT

Working capital is needed for running the activities of a company, and

working capital is very important in supporting the smooth operations, so that the

company can run well on an ongoing basis. Therefore the company should be able

to balance the management of working capital between corporate liquidity and

profitability of the company, so it will not cause problems for the company and

achieve high efficiency levels by using its working capital.

This study was conducted to analyze the effect of working capital to the

level of liquidity and profitability of the company's industrial and trading

company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009 until 2011. Level of

liquidity measured using current ratio while the level of profitability is measured

using Net Profit Margin. The sample used in this study are industrial and trading

company listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011, amounting to

175 consists of 133 companies and 42 industrial trading company. The research

method used is a simple linear analysis.

Results of research on industrial enterprises showed that the positive effect

of working capital does not significantly affect the level of liquidity and

profitability while trading companies showed that the negative effect of working

capital does not significantly affect the level of liquidity and working capital

positive effect is not significantly affect the level of profitability.

Keywords: Working Capital, Liquidity, Profitability.

Page 13: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

xii

SARIPATI

Modal kerja sangat dibutuhkan selama menjalankan kegiatan suatu

perusahaan, dan modal kerja sangat penting dalam menunjang kelancaran

kegiatan operasi, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik secara

berkesinambungan. Maka dari itu manajemen perusahaan harus dapat

menyeimbangkan modal kerja antara likuiditas perusahaan dan

profitabilitas perusahaan, agar tidak menimbulkan masalah bagi

perusahaan dan mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dengan

menggunakan modal kerja yang dimilikinya.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh dari modal kerja

terhadap tingkat likuiditas dan profitabilitas pada perusahaan industri dan

perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009

hingga tahun 2011. Tingkat likuiditas diukur dengan menggunakan Rasio Lancar

sedangkan tingkat profitabilitas diukur menggunakan Margin Laba Bersih.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan industri dan

perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga

2011 yang berjumlah 175 terdiri dari 133 perusahaan industri dan 42 perusahaan

dagang. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis linier sederhana.

Hasil dari penelitian pada perusahaan industri menunjukkan bahwa modal

kerja berpengaruh positif secara tidak signifikan mempengaruhi tingkat likuiditas

dan tingkat profitabilitas sedangkan pada perusahaan dagang menunjukkan bahwa

modal kerja berpengaruh negatif secara tidak signifikan mempengaruhi tingkat

likuiditas dan modal kerja berpengaruh positif secara tidak signifikan

mempengaruhi tingkat profitabilitas.

Kata kunci: Modal Kerja, Likuiditas, Profitabilitas

Page 14: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan sektor ekonomi merupakan prioritas utama yang menjadi

topik sentral dalam bidang pembangunan sehingga pemerintah memberikan

kesempatan yang lebih lapang kepada pihak pengusaha untuk dapat

mengembangkan usahanya (Hidayat, 2009). Dengan berkembangnya teknologi

dan semakin meningkatnya spesialisasi dalam perusahaan, semakin banyak

perusahaan-perusahaan yang berkembang menjadi lebih besar, dimana faktor

modal mempunyai arti penting (Supriyadi dan Fazriani, 2011).

Modal kerja sangat dibutuhkan selama menjalankan kegiatan suatu

perusahaan, dan modal kerja sangat penting dalam menunjang kelancaran

kegiatan operasi, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik secara

berkesinambungan. Modal kerja harus tersedia sehingga mampu membiayai

berbagai pengeluaran perusahaan sehari-hari (Hidayat, 2009). Menurut Darsono

(2006) modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi

dalam harta lancar (current assets). Selain itu, perusahaan dapat memilih sumber-

sumber dana yang baik dan dapat mengalokasikan dana tersebut secara efisien.

Sumber-sumber dana dapat diperoleh perusahaan melalui modal sendiri,

keuntungan yang diperoleh, kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka

pendek (Supriyadi dan Fazriani, 2011).

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan ada tiga aspek yang perlu

dilihat yaitu likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas (Hidayat, 2009). Tetapi

dalam penelitian ini hanya membahas dari segi likuiditas dan profitabilitas dengan

asumsi perusahaan masih akan terus berjalan dan mempersingkat waktu

penelitian.

Dalam menentukan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan

dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas

dan profitabilitas (Horne, 1998). Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal

kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga

namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan turun yang pada

akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan

Page 15: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

2

ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat

likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, makin baiklah posisi perusahaan di

mata kreditur, oleh karena itu terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa

perusahaan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak

ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tidak selalu

menguntungkan karena peluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang

sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang

menguntungkan perusahaan (Tunggal, 1995).

Maka dari itu manajemen perusahaan harus dapat menyeimbangkan modal

kerja antara likuiditas perusahaan dan probabilitas perusahaan, agar tidak

menimbulkan masalah bagi perusahaan dan mencapai tingkat efisiensi yang tinggi

dengan menggunakan modal kerja yang dimilikinya (Tunggal, 1995).

Menurut Munawir (2004) modal kerja dalam perusahaan dagang relatif

lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja pada perusahaan

manufaktur, karena tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang,

maupun persediaan. Pada perusahaan manufaktur penelitian yang dilakukan oleh

Lukman dan Dira (2009), Yoyon dan Fani (2011), Dani (2003), dan Indri (2003)

yang mengungkapkan bahwa modal kerja suatu perusahaan berpengaruh

signifikan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, sehingga dalam

penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh modal kerja dalam

meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur dan perusahaan

dagang.

Masalah Penelitian dan Persoalan Penelitian

Peneliti ingin mengetahui peranan modal kerja dalam meningkatkan

kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang, sehingga

masalah penelitian adalah “Pengaruh Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja

Keuangan pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Dagang yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia”. Untuk menjawab masalah penelitian, maka dirumuskan

persoalan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan

manufaktur?

Page 16: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

3

2. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan

dagang?

3. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan

manufaktur?

4. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan

dagang?

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan

manufaktur dan dagang.

2. Mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan

manufaktur dan dagang.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun

tidak langsung bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat diperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai

konsep modal kerja dalam meningkatkan kinerja keuangan yang diukur

dengan likuiditas dan profitabilitas.

2. Bagi perusahaan yang diteliti

Diharapkan perusahaan dapat mengevaluasi efisiensi modal kerja untuk

meningkatkan kinerja khususnya ditinjau dari tingkat profitabilitas dan

likuiditas perusahaan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

melakukan perbaikan-perbaikan, merumuskan kebijakan serta tindakan-

tindakan selanjutnya sehubungan dengan penggunaan analisis laporan

keuangan.

3. Bagi investor

Diharapkan investor mendapatkan informasi dalam mengambil keputusan

berinvestasi dalam sebuah perusahaan yang dilihat dari modal kerja dan

kinerja keuangan khususnya yang ditinjau dari tingkat profitabilitas dan

likuiditas.

Page 17: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

4

4. Bagi pengguna teori

Diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya khususnya terkait dengan modal kerja dan kinerja keuangan

perusahaan.

Konsep dan Definisi Konsep

1. Modal Kerja

Modal kerja terdiri dari dua konsep utama yaitu modal kerja bersih dan

modal kerja kotor. Yang dimaksud sebagai modal kerja kotor adalah semua akun

yang termasuk di dalam aset lancar, dalam hal ini adalah kas atau setara kas,

persediaan dan piutang. Modal kerja bersih, di lain pihak adalah selisih antara aset

lancar dengan kewajiban lancar (Horne, 1995:204). Sebagai bagian dari aset

lancar, modal kerja dapat dikatakan relatif likuid dan mempunyai karakteristik

sebagai berikut (Sarnat, 1994:180-181):

a. Berjangka waktu pendek, biasanya kurang dari satu tahun.

b. Mudah diubah ke dalam bentuk aset lancar yang lain.

c. Jumlah modal kerja tergantung dari sinkronisasi antara produksi,

penjualan, dan penagihan produk.

Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada modal kerja bersih perusahaan

yaitu selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar.

2. Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja (performance) menurut Drucker (2002) adalah

“Tingkat prestasi atau hasil nyata yang dicapai dan dipergunakan untuk

memperoleh suatu hasil yang positif”.

Dari pengertian di atas, maka dapat terlihat bahwa kinerja

perusahaan merupakan hasil keputusan-keputusan manajemen untuk

mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Untuk dapat

memperoleh gambaran tentang perkembangan kinerja perusahaan perlu

dilakukan analisa terhadap data keuangan dari perusahaan yang tercermin

di dalam laporan keuangan.

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan ada tiga aspek

yang perlu dilihat yaitu likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Tetapi

Page 18: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

5

dalam penelitian ini hanya menggunakan dua aspek yaitu likuiditas dan

profitabilitas.

1. Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban lancarnya, baik itu saat periode berjalan

maupun sampai jatuh tempo. Hal-hal yang dimaksud dengan likuiditas

adalah seberapa besar perusahaan memiliki sumber dana yang cukup

untuk membayar kreditur saat kewajiban itu jatuh tempo. Aset-aset

perusahaan yang mana saja yang relatif, likuid sifatnya dan seberapa

cepat aset perusahaan yang likuid dapat diubah menjadi kas (Hidayat,

2009).

Analisis Rasio Likuiditas yang digunakan yaitu:

a. Current Ratio

Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan yang harus segera dipenuhi (Widayanti, dkk., 2006:

43). Dengan rumus:

Current Ratio =

b. Quick Ratio

Adalah perbandingan antara aset lancar dikurangi persediaan

dibagi dengan kewajiban lancar (Widayanti dkk 2006:44). Rasio

ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi dengan

aset lancar yang lebih likuid. Dengan rumus:

Quick Ratio =

c. Cash Ratio

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban yang segera harus

dibayar dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan

simpanan di bank yang dapat diuangkan (Foster 1986:61).

Page 19: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

6

Dengan rumus:

Cash Ratio =

Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas

pada perusahaan adalah Rasio Lancar (Current Ratio). Rasio lancar dalam sebuah

laporan keuangan menunjukkan seberapa besar aset yang dapat digunakan untuk

membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Rasio ini paling banyak

digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan.

2. Profitabilitas

Adalah kemampuan perusahaan untuk mengevaluasi profit

perusahaan berdasarkan tingkat penjualan, tingkat aset tertentu atau

investasi pemilik (Gitman 2006:65)

Analisis Rasio Profitabilitas yang digunakan adalah:

a) Net Profit Margin (NPM)

Adalah perbandingan antara laba setelah pajak dengan

penjualan. Semakin tinggi NPM berarti semakin baik operasi

perusahaan (Widayanti dkk 2006:50). Dengan rumus:

NPM =

b) Gross Profit Margin (GPM)

Merupakan persentase dari laba kotor penjualan dibandingkan

dengan penjualan. Semakin besar GPM semakin baik keadaan

operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga

pokok penjualan lebih rendah dibandingkan dengan penjualan

(Widayanti dkk 2009:55). Dengan rumus:

c) Operating Profit Margin (OPM)

Rasio ini menggambarkan apa yang sering disebut profit yang

sesungguhnya/murni diterima untuk setiap rupiah dari hasil

penjualan yang dilakukan. Disebut “murni” dalam pengertian

bahwa jumlah tersebut benar-benar diperoleh dari hasil operasi

Page 20: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

7

perusahaan dengan mengabaikan biaya bunga dan pajak

penghasilan (Widayanti dkk 2009:55). Dengan rumus:

d) Return on Equity (ROE)

Adalah perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal

sendiri. Ini merupakan suatu pengukuran yang tersedia bagi

pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam

perusahaan (Widayanti dkk 2006:51). Dengan rumus:

ROE =

e) Return on Total Asset/Return on Investment (ROI)

Adalah mengukur kemampuan perusahaan secara menyeluruh

dalam menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh aset

(Widayanti dkk 2006: 50). Dengan rumus:

ROI =

Dalam penelitian ini dalam menghitung tingkat profitabilitas perusahaan

menggunakan margin laba operasi (Operating Profit Margin). Rasio ini

digunakan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar

kecinya laba yang benar-benar diperoleh atau murni dari hasil operasi perusahaan

dalam hubungannya dengan penjualan.

Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas

Dalam mengukur atau menentukan tingkat likuiditas, suatu perusahaan

perlu mempertimbangkan pengukuran yang mapan terhadap modal kerja, karena

akibat kesalahan dalam penetapan, perusahaan akan dihadapkan pada hambatan

dalam menyelenggarakan aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus

menjaga agar jumlah modal kerja dapat mencukupi kegiatan usahanya.

Rasio likuiditas idealnya bagi perusahaan adalah 200% dan apabila

likuiditas kurang dari 200%, maka dianggap kurang baik karena apabila aset

lancar turun maka jumlah aset lancar tidak cukup untuk menutupi kewajiban

Page 21: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

8

lancarnya. Apabila jumlah aset lancar terlalu kecil, maka akan menimbulkan

situasi illikuid, sedangkan apabila jumlah aset lancar yang terlalu besar akan

berakibat timbulnya aset lancar atau dana yang menganggur, semua ini akan

berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan

aset lancar secara efisien dan efektif sangatlah penting bagi perusahaan agar dapat

mempertahankan likuiditasnya (Anonim:2012). Berikut adalah hasil-hasil dari

penelitian sebelumnya mengenai pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas

pada perusahaan manufaktur.

Tabel 1

Tabel Hasil Penelitian

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan Manufaktur

No Sumber Judul Variabel yang

digunakan

Teknik Analisis

Data

Hasil

Penelitian

1. Lukman

Hidayat dan

Dira Muttaqien

(2009)

Peranan Modal

Kerja dalam

Meningkatkan

Kinerja Keuangan

(Studi Kasus PT

Kalbe Farma Tbk)

Variabel independen:

Net Working Capital

Variabel dependen:

1. Current Ratio

2. Quick Ratio

3. Cash Ratio

Metode analisis

data:

Metode analisis

deskriptif

komparatif

Modal kerja

berpengaruh

positif (+)

secara

signifikan

terhadap

likuiditas.

2. Ita Mahfudliyah

(2010)

Analisis Pengaruh

Efisiensi Modal

Kerja Terhadap

Tingkat Likuiditas

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Variabel independen:

1. Days Sales

Outstanding

2. Days Inventory

Outstanding

3. Days Payable

Outstanding

Variabel dependen:

Current Ratio

Analisis

Deskriptif

Uji Asumsi

Klasik

Analisis

Regresi

Berganda

Uji F

Uji t

Koefisien

Determinasi

Modal kerja

berpengaruh

positif (+)

secara tidak

signifikan

terhadap tingkat

likuiditas.

3. Yoyon

Supriyadi dan

Fani Fazriani

(2011)

Pengaruh Modal

Kerja Terhadap

Tingkat Likuiditas

dan Profitabilitas

(Studi Kasus PT

Timah Tbk dan

PT Antam Tbk)

Variabel independen:

Working Capital

Turn Over

Variabel dependen:

1. Current

Ratio

2. Operating

Profit

Margin

Analisis rasio

Uji asumsi

klasik:

Koefisien

determinasi

Koefisien

korelasi

Analisis regresi

linier sederhana

Modal kerja

memiliki

pengaruh positif

(+) secara

signifikan

terhadap

likuiditas

Page 22: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

9

Berdasarkan uraian dan tabel di atas tentang pengaruh modal kerja

terhadap likuiditas perusahaan manufaktur, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Ha : Modal kerja berpengaruh positif terhadap tingkat likuiditas

perusahaan manufaktur

Menurut Drs S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan

(2004:117) modal kerja suatu perusahaan dagang relatif lebih rendah bila

dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan manufaktur, karena tidak

memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang, maupun persediaan.

Kebutuhan uang tunai pada perusahaan dagang untuk membelanjai operasi

maupun untuk membayar kewajiban lancarnya dapat dipenuhi dari penghasilan

atau penerimaan saat itu juga. Dalam hal ini modal kerja dalam perusahaan

dagang menjadi tidak signifikan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas

perusahaan namun tetap dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan jika

penghasilan yang diterima tidak mencukupi dalam membayar kewajiban yang

jatuh tempo. Berdasarkan uraian tentang pengaruh modal kerja terhadap likuiditas

perusahaan dagang, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha : Modal kerja berpengaruh positif terhadap tingkat likuiditas

perusahaan dagang

Modal kerja pada perusahaan dagang yang relatif lebih kecil dari pada

modal kerja pada perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa modal kerja pada

perusahaan manufaktur lebih berpengaruh pada tingkat likuiditas perusahaan.

2. Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas

Menurut Tunggal (1995) indikasi pengelolaan modal kerja yang baik yaitu

dengan adanya efisiensi modal kerja yang dapat dilihat dari perputaran modal

kerja semakin cepat perputaran modal kerja menunjukkan perusahaan makin

efisien dalam mengelola modal kerjanya yang pada akhirnya meningkatkan

profitabilitas.

Berikut adalah hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh

modal kerja terhadap tingkat profitabilitas perusahaan:

Page 23: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

10

Tabel 2

Hasil Penelitian Pengaruh Modal Kerja

Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur

No Sumber Judul Variabel yang

digunakan

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

1. Prasetiyo

(2008)

Pentingnya

Manajemen

Modal dalam

Meningkatkan

Profitabilitas pada

Industri Otomotif

di Bursa Efek

Indonesia

Variabel

independen:

Perputaran Kas

Perputaran

Piutang

Perputaran

Persediaan

Variabel

dependen:

Profitabilitas

Uji asumsi klasik:

Koefisien

determinasi

Koefisien

korelasi

Analisis regresi

linier berganda

Modal kerja

berpengaruh positif

(+) secara tidak

signifikan terhadap

profitabilitas

perusahaan.

2. Dani

(2003)

Pengaruh

Efisiensi Modal

Kerja terhadap

Profitabilitas

(studi kasus pada

PT Modern

Toolsindo Bekasi)

Variabel

independen:

Current Ratio

Debt to Equity

Ratio

Working

Capital Turn

Over

Variabel

dependen:

Return On

Investment

Analisis regresi

linier berganda

Modal kerja

berpengaruh positif

(+) secara

signifikan terhadap

profitabilitas.

3. Indri

Astuti

(2003)

Pengaruh

Manajemen

Modal Kerja

terhadap

Profitabilitas

Perusahaan

Automotif and

Allied Product

yang Go Public di

BEI.

Variabel

independen:

Current Ratio

Leverage Ratio

Working

Capital Turn

Over

Cash Ratio

Variabel

dependen:

Return On

Investment

Analisis regresi

linier berganda

Modal kerja

berpengaruh positif

(+) secara

signifikan terhadap

profitabilitas.

Berdasarkan uraian dan tabel di atas mengenai pengaruh modal kerja

terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Ha : Modal kerja berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas

perusahaan manufaktur.

Modal kerja suatu perusahaan dagang relatif lebih rendah bila

dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan manufaktur, karena tidak

memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang, maupun persediaan

Page 24: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

11

(Munawir:2004). Modal kerja pada perusahaan dagang yang kebanyakan

melakukan pembelian secara kredit dan konsinyasi tidak menjadi signifikan dalam

mengukur tingkat profitabilitas perusahaan karena dengan modal kerja yang

kecilpun perusahaan dapat melakukan pembelian yang akan menaikkan

profitabilitasnya. Berdasarkan uraian tentang pengaruh modal kerja terhadap

tingkat profitabilitas perusahaan dagang, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Ha : Modal kerja berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas

perusahaan dagang

Pengaruh modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan

manufaktur lebih tinggi dibandingkan pada perusahaan dagang karena manajemen

modal kerja yang relatif lebih rendah dibandingkan pada perusahaan manufaktur.

Metode Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur dan

perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel diambil

dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk

mendapatkan sampel dengan beberapa kriteria yang ditentukan, antara lain:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari

periode 2009-2011.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap

dan jelas serta melaporkan dalam satuan Rupiah.

3. Perusahaan harus memenuhi kelengkapan data.

Jenis dan sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

laporan keuangan tahunan tahun 2009, 2010, dan 2011, yang diperoleh dari

webside BEI (www.idx.co.id).

Page 25: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

12

Definisi dan Pengukuran Variabel

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan yang harus segera dipenuhi (Widayanti, dkk., 2006: 43). Dengan

rumus:

Current Ratio =

2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Rasio ini menggambarkan apa yang sering disebut profit yang

sesungguhnya/murni diterima untuk setiap rupiah dari hasil penjualan

yang dilakukan. Disebut “murni” dalam pengertian bahwa jumlah tersebut

benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan

biaya bunga dan pajak penghasilan (Widayanti dkk 2009:55). Dengan

rumus:

Operating Profit Margin =

3. Modal Kerja

Dalam penelitian ini modal kerja diukur berdasarkan modal kerja

bersih perusahaan. Dengan rumus:

Modal Kerja Bersih = Aset Lancar – Kewajiban Lancar

Teknik Analisis dan Langkah Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Teknik analisis

yang digunakan adalah regresi sederhana. Adapun langkah analisis yang akan

dilakukan adalah:

1. Menghitung variabel-variabel penelitian

Variabel-variabel penelitian yang harus dihitung terdiri atas

Current Ratio (CR), Operating Profit Margin (OPM), dan Modal

Kerja.

2. Melakukan Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas

Uji Normalitas

Uji Heterokedastisitas

Page 26: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

13

Uji Autokorelasi

3. Melakukan uji hipotesis

a. Hipotesis I

Pengujian untuk hipotesis I pada perusahaan manufaktur

dan perusahaan dagang menggunakan formula:

CR = a + bMK

Dimana:

CR = Current Ratio (Rasio Lancar)

MK = Modal Kerja

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

Hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : b ≤ 0

Ha : b > 0

Tingkat signifikansi yaitu 0,05.

b. Hipotesis II

Pengujian untuk hipotesis II perusahaan manufaktur dan

perusahaan dagang menggunakan formula:

OPM = a + bMK

Dimana:

OPM = Operating Profit Margin (Margin Laba Operasi)

MK = Modal Kerja

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

Hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : b ≤ 0

Ha : b > 0

Tingkat signifikansi yaitu 0,05.

4. Uji Signifikansi Regresi

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis hanya dilakukan

pada dua variabel yaitu:

Page 27: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

14

a. Modal kerja sebagai variabel independen dan tingkat likuiditas

perusahaan sebagai variabel dependen, dan

b. Modal kerja sebagai variabel independen dan tingkat profitabilitas

perusahaan sebagai variabel dependen.

Untuk uji hipotesis maka dibandingkan antara thitung dan

ttabel, dengan α = 5% dan derajat kebebasan df (n-2), maka:

1. Bila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti :

a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja terhadap

tingkat likuiditas perusahaan

b. Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja terhadap

tingkat profitabilitas perusahaan

2. Bila thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti :

a. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja

terhadap tingkat likuiditas perusahaan

b. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja

terhadap tingkat profitabilitas perusahaan

Hasil dan Pembahasan

Gambaran Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan manufaktur dan

perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengingat ada

beberapa kriteria yang harus dipenuhi, maka tidak semua perusahaan bisa

digunakan sebagai objek penelitian. Berdasarkan kriteria-kriteria yang ada,

diperoleh 133 perusahaan manufaktur dan 42 perusahaan dagang sebagaimana

bisa dilihat pada tabel tiga.

Tabel 3

Sampel Penelitian

Keterangan Perusahaan

Manufaktur

Perusahaan

Dagang

Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode

2009-2011

162 45

Jumlah perusahaan yang melaporkan laporan keuangan

tahunannya tidak dalam Rupiah

(14) (2)

Jumlah perusahaan yang tidak memenuhi kelengkapan

data

(15) (1)

Jumlah sampel yang diteliti 133 42

Sumber: data sekunder , 2013

Page 28: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

15

Statistik Deskriptif

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dipaparkan deskriptif

secara umum data-data penelitian pada masing-masing variabel yang digunakan

dalam penelitian ini. Paparan deskriptif meliputi nilai-nilai maksimum, minimum,

rata-rata, dan standar deviasi.

a. Modal Kerja

Dalam penelitian ini, modal kerja diukur dengan menggunakan

indikator Modal Kerja Bersih, yaitu selisih antara aset lancar dan

kewajiban lancar. Data-data modal kerja bersih sampel disajikan pada

tabel empat.

Tabel 4

Modal Kerja Bersih Perusahaan

(jutaan rupiah)

Perusahaan Manufaktur Perusahaan Dagang

2009 2010 2011 2009 2010 2011

Maksimal 11.623.254 14.426.360 17.607.000 4.730.701 5.613.537 10.695.509

Minimal -12.970.080 -9.522.265 -11.239.053 -388.396 -610.436 -517.646

Rata-rata 489.135 725.270 878.237 290.784 394.072 502.837

Standar

Deviasi

2.301.269 2.519.829 3.090.935 814.953 976.733 1.686.234

Sumber: data sekunder, Mei 2013

Grafik 1

Modal Kerja

Pada tabel dan grafik di atas tampak bahwa selama tiga tahun

pengamatan, modal kerja bersih pada kedua jenis perusahaan sampel

mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihat pada rata-rata modal kerja

bersih. Pada tahun 2009, rata-rata modal kerja bersih perusahaan

manufaktur adalah 489.135, kemudian mengalami kenaikan menjadi

725.270 pada tahun 2010, dan akhirnya naik lagi menjadi 878.237 pada

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

2009 2010 2011

Nil

ai

Ra

ta-r

ata

Modal Kerja

Perusahaan Manufaktur

Perusahaan Dagang

Page 29: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

16

tahun 2011. Begitu pula pada perusahaan dagang, pada tahun 2009 rata-

rata modal kerja bersih adalah 290.784, kemudian mengalami kenaikan

menjadi 394.072 pada tahun 2010, dan akhirnya naik lagi menjadi 502.837

pada tahun 2011.

Rata-rata modal kerja bersih yang mengalami kenaikan setiap

tahunnya pada perusahaan baik itu perusahaan manufaktur maupun

perusahaan dagang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel pada

tiga tahun pengamatan melakukan penambahan pada aset lancar atau

mengurangi utang lancar perusahaan. Modal kerja bersih terbesar pada

perusahaan manufaktur pada tahun 2009-2010 adalah PT Gudang Garam

Tbk dan pada tahun 2011 adalah PT Astra Internasional Tbk, sedangkan

pada perusahaan dagang modal kerja terbesar selama 2009-2011 adalah

PT United Tractor Tbk. Modal kerja terbesar tersebut menandakan bahwa

selama tiga tahun pengamatan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki

nilai aset lancar yang lebih besar dibandingkan dengan nilai kewajiban

lancar perusahaan.

Modal kerja bersih terendah pada perusahaan manufaktur selama

tiga tahun pengamatan adalah PT Goodyear Indonesia Tbk dan pada

perusahaan dagang adalah PT Hero Supermarket Tbk pada tahun 2009 dan

pada tahun 2010 hingga 2011 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.

Modal kerja terendah tersebut menunjukkan bahwa ketiga perusahaan

tersebut memiliki nilai kewajiban lancar yang lebih besar dibandingkan

dengan nilai aset lancar perusahaan.

Dilihat pula pada tabel empat rata-rata modal kerja pada

perusahaan manufaktur lebih besar bila dibandingkan pada perusahaan

dagang. Hal ini dapat membuktikan bahwa modal kerja pada perusahaan

dagang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan perusahaan

manufaktur. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan yang dinyatakan oleh

Drs S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2004:117)

yang mengatakan bahwa modal kerja pada perusahaan dagang relatif lebih

rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan

Page 30: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

17

manufaktur, karena tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas,

piutang, maupun persediaan.

b. Likuiditas

Dalam penelitian ini, likuiditas diukur dengan menggunakan

Current Ratio, yaitu perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar.

Data-data likuiditas perusahaan sampel disajikan pada tabel lima.

Tabel 5

Tingkat Likuiditas Perusahaan (%)

Perusahaan Manufaktur Perusahaan Dagang

2009 2010 2011 2009 2010 2011

Maksimal 11.372 7.537 5.416 6.941 16.055 2.776

Minimal 3 15 15 17 13 7

Rata-rata 308 340 275 353 592 292

Standar Deviasi 10,00 8,61 5,16 10,61 24,57 5,30

Sumber: data sekunder, Mei 2013

Grafik 2

Tingkat Likuiditas

0

100

200

300

400

500

600

700

2009 2010 2011

Nil

ai

Ra

sio

Tingkat Likuiditas

Perusahaan Manufaktur

Perusahaan Dagang

Pada tabel dan grafik di atas tampak bahwa selama tiga tahun

pengamatan, likuiditas perusahaan sampel berfluktuasi, hal ini dapat

dilihat pada rata-rata tingkat likuiditasnya. Pada tahun 2009, rata-rata

likuiditas sampel adalah 308%, kemudian naik menjadi 340% pada tahun

2010, dan akhirnya turun lagi menjadi 275% pada tahun 2011. Hal yang

sama berlaku pula pada perusahaan dagang, pada tahun 2009 rata-rata

likuiditas perusahaan adalah 353%, kemudian mengalami kenaikan

menjadi 592% pada tahun 2010, dan akhirnya turun menjadi 292% pada

tahun 2011.

Page 31: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

18

Rata-rata tingkat likuiditas yang berfluktuasi setiap tahunnya baik

itu pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang menunjukkan

bahwa rata-rata perusahaan sampel pada tahun kedua pengamatan yaitu

pada tahun 2010, menambah aset lancarnya baik itu dalam bentuk kas,

piutang, maupun persediaan atau mengurangi kewajiban lancar

perusahaan.

Tingkat likuiditas terbesar pada perusahaan manufaktur pada tahun

2009 dan 2011 adalah PT Davomas Abadi Tbk dan pada tahun 2010

adalah PT Intanwijaya Internasional Tbk, sedangkan pada perusahaan

dagang likuiditas terbesar selama 2009-2010 adalah PT Sugih Energy Tbk

dan pada tahun 2011 adalah PT Triwira Insanlestari Tbk. Tingkat

likuiditas terbesar tersebut menunjukkan bahwa keempat perusahaan

tersebut memiliki kewajiban lancar yang sangat kecil bila dibandingkan

dengan aset lancar perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

dapat membayar kewajiban lancarnya tepat waktu namun tingkat likuiditas

tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki dana yang

mengganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk mencari

keuntungan yang lebih besar.

Tingkat likuiditas terendah pada perusahaan manufaktur pada tahun

2009 adalah PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, pada tahun 2010

adalah PT Asia Pacific Fibers Tbk, dan pada tahun 2011 adalah PT Leyand

Internasional Tbk, sedangkan pada perusahaan dagang selama tahun 2009

hingga 2011 adalah PT Rimo Catur Lestari Tbk. Tingkat likuiditas

terendah tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut

memiliki nilai kewajiban lancar yang sangat besar. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa perusahaan dapat membayar kewajiban lancarnya

dengan menggunakan semua aset lancarnya jika kewajiban tersebut

mengalami jatuh tempo.

c. Profitabilitas

Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan

Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin), yaitu perbandingan

Page 32: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

19

antara laba bersih operasi dan penjualan bersih. Data-data profitabilitas

perusahaan sampel disajikan pada tabel enam.

Tabel 6

Tingkat Profitabilitas Perusahaan (%)

Perusahaan Manufaktur Perusahaan Dagang

2009 2010 2011 2009 2010 2011

Maksimal 52 213 3.462 32 37 38

Minimal -6.491 -404 -215 -42 -1.451 -219

Rata-rata -51 8 31 4 -30 -8

Standar Deviasi 5,70 0,43 3,02 0,10 2,25 0,51

Sumber: data sekunder, Mei 2013

Grafik 3

Tingkat Profitabilitas

-60

-40

-20

0

20

40

2009 2010 2011

Nil

ai

Ra

sio

Tingkat Profitabilitas

Perusahaan Manufaktur

Perusahaan Dagang

Pada tabel dan grafik tersebut tampak bahwa selama tiga tahun

pengamatan, margin laba operasi perusahaan manufaktur mengalami

kenaikan setiap tahun, hal ini dapat dilihat hal ini dapat dilihat pada rata-

rata tingkat profitabilitasnya. Pada perusahaan manufaktur, pada tahun

2009 rata-rata margin laba operasi profitabilitas sampel adalah -51%,

kemudian naik menjadi 8% pada tahun 2010, dan akhirnya naik lagi

menjadi 31% pada tahun 2011. Sementara itu, pada perusahaan dagang,

margin laba operasi berfluktuasi, pada tahun 2009 rata-rata margin laba

operasi sampel adalah 4%, kemudian turun menjadi -30% pada tahun

2010, lalu naik pada tahun 2011 menjadi -8%. Rata-rata tingkat

profitabilitas yang negatif menunjukkan bahwa ada perusahaan yang

mengalami kerugian pada tahun tersebut.

Margin laba operasi pada perusahaan manufaktur terbesar dimiliki

oleh PT Martina Berto Tbk pada tahun 2009, PT Surya Toto Indonesia Tbk

Page 33: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

20

pada tahun 2010, dan PT Tirta Mahakam Resources Tbk pada tahun 2011,

sedangkan pada perusahaan dagang margin laba operasi selama tahun

2009-2011 adalah PT Nusantara Infrastructure Tbk. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mengalami keuntungan dalam

melakukan kegiatan operasi perusahaan.

Margin laba operasi yang terendah pada perusahaan manufaktur

pada tahun 2009 adalah PT ATPK Resources Tbk, PT Siwani Makmur

Tbk pada tahun 2010, dan PT Inti Agri Resources Tbk dan pada

perusahaan dagang pada tahun 2009 dan 2011 adalah PT Rimo Catur

Lestari Tbk dan pada tahun 2010 adalah PT Sugih Energy Tbk. Margin

laba kotor yang negatif pada kelima perusahaan tersebut menunjukkan

bahwa perusahaan mengalami kerugian antara tiga tahun pengamatan.

Pada tabel enam rata-rata tingkat profitabilitas pada perusahaan

manufaktur pada tahun 2010 hingga 2011 lebih besar bila dibandingkan

pada perusahaan dagang namun pada tahun 2009 tingkat profitabilitas

pada perusahaan manufaktur berada jauh dibawah nilai rata-rata tingkat

profitabilitas perusahaan dagang. Hal tersebut dapat disebabkan karena

pada tahun 2009 perusahaan manufaktur yaitu PT ATPK Resources Tbk

mengalami kerugian yang cukup tinggi yaitu hingga -6.491% yang

disebabkan adanya pengambilan dana oleh pihak-pihak tertentu, cuaca

yang buruk dan belum adanya investor yang berinvestasi pada salah satu

jenis usahanya sehingga membuat nilai rata-rata tingkat profitabilitas

perusahaan manufaktur menghasilkan angka negatif. Rata-rata tingkat

profitabilitas yang lebih tinggi pada perusahaan manufaktur menyatakan

bahwa pada perusahaan manufaktur tingkat pengembalian yang dihasilkan

oleh perusahaan lebih tinggi dibandingkan pada perusahaan dagang.

Page 34: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

21

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

1. Perusahaan Manufaktur

Tabel 7 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

CR (Y1) 1,000 1,000

OPM (Y2) 1,000 1,000

Dari tabel di atas terlihat dua variabel terikat (Y) yang digunakan

pada persamaan memiliki nilai VIF kurang dari 10 namun berdasarkan

nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan dalam model

regresi yang digunakan tidak terdapat masalah multikolinearitas, sehingga

asumsi bebas multikolinearitas terpenuhi.

2. Perusahaan Dagang

Tabel 8

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

CR (Y1) 1,000 1,000

OPM (Y2) 1,000 1,000

Dari tabel di atas terlihat dua variabel terikat (Y) yang digunakan

pada persamaan memiliki nilai VIF kurang dari 10 namun berdasarkan

nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan dalam model

regresi yang digunakan tidak terdapat masalah multikolinearitas, sehingga

asumsi bebas multikolinearitas terpenuhi.

b. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini sampel di atas 30, yaitu 133 untuk perusahaan

manufaktur dan 42 untuk perusahaan dagang sehingga dapat mewakili

populasi yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan control

limit theorem, dimana data dianggap berdistribusi normal (Annis, 2007).

Page 35: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

22

c. Uji Heterokedastisitas

1. Perusahaan Manufaktur

Tabel 9

Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas

Sig.

CR (Constant) 0,000

MK 0,522

OPM (Constant) 0,009

MK 0,617

Dari hasil perhitungan di atas dilihat bahwa nilai signifikansi >

0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas.

2. Perusahaan Dagang

Tabel 10

Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas

Sig.

CR (Constant) 0,000

MK 0,518

OPM (Constant) 0,005

MK 0,642

Dari hasil perhitungan di atas dilihat bahwa nilai signifikansi >

0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

1. Perusahaan Manufaktur

otokorelasi ragu-ragu tidak ada

otokorelasi ragu-ragu otokorelasi

0 1,831 1,841 2,159 2,169 4

Dilihat dari hasil di atas bahwa nilai DW pada variabel dependen

Current Ratio yaitu sebesar 1,590 dan pada Operating Profit Margin

sebesar 1,964. Model regresi pada variabel dependen Current Ratio terjadi

otokorelasi negatif karena berada di bawah nilai DL sedangkan model

regresi pada variabel dependen Operating Profit Margin tidak terjadi

otokorelasi.

CR, DW=1,590 OPM, DW= 1,964

Page 36: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

23

2. Perusahaan Dagang

otokorelasi ragu-ragu tidak ada

otokorelasi ragu-ragu otokorelasi

0 1,693 1,725 2,275 2,307 4

Dilihat dari hasil di atas bahwa nilai DW pada variabel dependen

Current Ratio yaitu sebesar 1,174 dan pada Operating Profit Margin

sebesar 1,958. Model regresi pada variabel dependen Current Ratio terjadi

otokorelasi negatif karena berada di bawah nilai DL sedangkan model

regresi pada variabel dependen Operating Profit Margin tidak terjadi

otokorelasi.

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rasio Lancar (Current Ratio) pada

Perusahaan Manufaktur

Tabel 11 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .048a .002 .000 11.89912

a. Predictors: (Constant), MK

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat nilai koefisien determinasi (R2),

yaitu sebesar 0,002 atau sebesar 0,2%. Nilai tersebut artinya adalah 0,002 atau

0,2% keragaman rasio lancar dapat dipengaruhi oleh modal kerja, oleh karena itu

0,002 atau 0,2% modal kerja mempengaruhi rasio lancar pada perusahaan

manufaktur sedangkan sisanya yaitu sebesar 99,8% dipengaruhi oleh variabel lain

seperti ukuran perusahaan, arus kas, dan beban usaha seperti beban penjualan,

biaya umum dan administrasi, biaya eksplorasi, pendapatan bunga, dan juga

beban pajak (Supriyadi: 2011). Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa modal

kerja memiliki pengaruh yang tidak signifikan dalam meningkatkan tingkat

likuiditas perusahaan manufaktur.

CR, DW=1,174 OPM, DW= 1,958

Page 37: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

24

Tabel 12 Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.367 .616 5.468 .000

MK 2.133E-7 .000 .048 .950 .343

a. Dependent Variable: CR

Dari tabel 12, dapat diketahui koefisien regresi pada kasus pengaruh

Modal Kerja terhadap Rasio Lancar pada perusahaan manufaktur, persamaan

regresi adalah sebagai berikut:

Y1 = 3,367 + 2,133E-7X

Keterangan:

Y1 = Rasio Lancar (Current Ratio)

X = Modal Kerja

Pada kasus tersebut memiliki nilai positif yaitu alpha (α) 3,367 dan nilai

beta positif (β) 2,133E-7 atau 0,0000002133, persamaan regresi di atas

menggambarkan bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap

rasio lancar perusahaan namun dalam jumlah yang sangat kecil. Hal ini berarti

jika modal kerja mengalami kenaikan sebesar Rp1, maka rasio lancar akan

bergerak berbanding lurus mengalami kenaikan sebesar 2,133E-7 atau

0,0000002133 satuan.

Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 12 yaitu sebesar 0,950

sedangkan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (df) adalah

397 adalah 1,966. Dari pengujian antara thitung dengan ttabel, hal ini dapat

disimpulkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel atau 0,950 < 1,966, maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Hal ini menyatakan bahwa modal kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap Rasio Lancar (Current Ratio).

Hasil uji di atas yang mengatakan bahwa modal kerja berpengaruh positif

walaupun tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan

manufaktur maka jika terjadi penambahan pada sisi aset lancar maupun

pengurangan pada sisi kewajiban lancar maka tingkat likuiditas perusahaan akan

meningkat. Penjualan secara kredit maupun konsinyasi dilakukan untuk

Page 38: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

25

memperbesar volume penjualan pada perusahaan. menurut Hadiwidjaja dan

Wirasasmita (2001:5), tujuan dilakukannya penjualan secara kredit yaitu untuk

meningkatkan penjualan, meningkatkan laba dan menghadapi persaingan. Jika

dilihat dari populasi dan sampel perusahaan, yaitu perusahaan manufaktur yang

membutuhkan modal kerja yang relatif besar yang diakibatkan oleh sistem

penjualan produk yang kebanyakan dilakukan secara kredit maupun konsinyasi

dan nantinya kebutuhan modal kerja tersebut akan digunakan untuk menutup

biaya operasi serta pengelolaan persediaan perusahaan. Oleh karena itu pengaruh

modal kerja menjadi tidak signifikan terhadap likuiditas yang terjadi pada

perusahaan manufaktur dan kewajiban dapat dibayarkan pada saat menerima hasil

penjualan.

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rasio Lancar (Current Ratio) pada

Perusahaan Dagang

Tabel 13 Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .021a .000 -.008 15.73778

a. Predictors: (Constant), MK

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat nilai penyesuaian koefisien

determinasi (Adjusted R2), yaitu sebesar -0,008 atau -0,8%. Nilai yang sangat

kecil tersebut berarti 0,008 atau 0,8% keragaman rasio lancar dapat dipengaruhi

oleh modal kerja, oleh karena itu 0,008 atau 0,8% modal kerja mempengaruhi

rasio lancar pada perusahaan dagang, sedangkan sisanya 99,2% dipengaruhi oleh

variabel lain seperti ukuran perusahaan, arus kas, dan beban usaha seperti beban

penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya eksplorasi, pendapatan bunga, dan

juga beban pajak (Supriyadi: 2011). Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa

modal kerja memiliki pengaruh yang tidak signifikan dalam meningkatkan tingkat

likuiditas perusahaan dagang.

Page 39: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

26

Tabel 14 Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.235 1.475 2.871 .005

MK -2.736E-7 .000 -.021 -.236 .814

a. Dependent Variable: CR

Dari tabel 14, dapat diketahui koefisien regresi pada kasus pengaruh

Modal Kerja terhadap Rasio Lancar pada perusahaan dagang, persamaan regresi

adalah sebagai berikut:

Y1 = 4,235 – 2,736E-7X

Keterangan:

Y1 = Rasio Lancar (Current Ratio)

X = Modal Kerja

Pada kasus tersebut memiliki nilai positif yaitu alpha (α) 4,235 dan nilai

beta negatif (β) -2,736E-7 atau -0,0000002736, sehingga persamaan regresi di atas

menggambarkan bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang negatif terhadap

rasio lancar perusahaan dagang. Hal ini berarti jika Modal Kerja mengalami

kenaikan sebesar Rp1, maka Rasio Lancar (Current Ratio) akan bergerak

berbanding terbalik mengalami penurunan sebesar 2,736E-7 atau 0,0000002736

satuan.

Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 14 yaitu sebesar -0,236

sedangkan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (df) adalah

124 adalah 1,979. Dari pengujian antara thitung dengan ttabel, hal ini dapat

disimpulkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel atau -0,236 < 1,981, maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Hal ini menyatakan bahwa Modal Kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap Rasio Lancar (Current Ratio).

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan dagang sangat bergantung pada

persediaan barang dagangannya. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menjual

persediaan barang dagangannya dapat terjadi faktor-faktor yang dapat mengurangi

nilai persediaan itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain waktu atau tanggal

kadarluarsa, produk atau barang yang rusak karena sistem penyimpanan yang

buruk, maupun karena kelalaian manusia. Hal tersebut perlu diwaspadai sehingga

Page 40: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

27

banyak perusahaan dagang yang menggunakan pembelian dengan sistem kredit

maupun konsinyasi sehingga dapat mengatasi kerugian yang akan terjadi.

Berdasarkan hasil penelitian di atas yang menyatakan bahwa modal kerja

berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan

dagang. Oleh karena itu, jika ada penambahan dalam persediaan perusahaan yang

terjadi dari transaksi pembelian secara kredit maupun konsinyasi maka akan

terjadi penambahan pula pada total kewajiban lancar perusahaan. Perubahan total

kewajiban lancar akibat pembelian secara kredit maupun konsinyasi tersebut

memiliki besaran yang lebih kecil dibandingkan perubahan persediaan karena

untuk pembelian dalam jumlah banyak biasanya akan dikurangi dengan potongan

pembelian (potongan rabat), sehingga walaupun terjadi kenaikan pada modal kerja

perusahaan, namun tingkat likuiditas akan mengalami penurunan. Pembayaran

kewajiban lancar pada perusahaan dagang dapat langsung dibayarkan ketika

barang dagangan yang dibeli oleh perusahaan laku dijual sehingga modal kerja

menjadi tidak signifikan dalam mempengaruhi tingkat likuiditas pada perusahaan

dagang.

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Margin Laba Operasi (Operation Profit

Margin) pada Perusahaan Manufaktur

Tabel 15 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .016a .000 -.002 3.76175

a. Predictors: (Constant), MK

Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat nilai penyesuaian koefisien determinasi

(Adjusted R2), yaitu sebesar 0,002 atau sebesar 0,2%. Nilai yang sangat kecil

tersebut artinya adalah 0,002 atau 0,2% keragaman margin laba operasi dapat

dipengaruhi oleh modal kerja, oleh karena itu 0,002 atau 0,2% modal kerja

mempengaruhi margin laba operasi pada perusahaan manufaktur sedangkan

sebesar 99,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain penurunan laba kotor yang

mengakibatkan penurunan laba usaha, kenaikan piutang lain-lain, kenaikan pajak,

Page 41: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

28

dan biaya yang masih harus dibayar (Supriyadi: 2011). Dari tabel di atas juga

dapat dilihat bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang tidak signifikan dalam

meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur.

Tabel 16

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.039 .195 -.198 .843

MK 2.310E-8 .000 .016 .325 .745

a. Dependent Variable: OPM

Dari tabel 16, dapat diketahui koefisien regresi pada kasus pengaruh

Modal Kerja terhadap Margin Laba Operasi pada perusahaan manufaktur,

persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Y2 = -0,039 + 2,310E-8X

Keterangan:

Y2 = Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

X = Modal Kerja

Pada kasus tersebut memiliki nilai negatif yaitu alpha (α) -0,039 hal ini

menunjukkan bahwa jika semua aset lancar ada digunakan untuk membayar

kewajiban lancar perusahaan maka margin laba operasi perusahaan akan

mengalami kerugian sebesar 0,039. Adapun nilai beta yang positif (β) 2,310E-8

atau sebesar 0,00000002310 yang menggambarkan bahwa modal kerja memiliki

pengaruh yang positif terhadap Margin Laba Operasi perusahaan. Hal ini berarti

jika Modal Kerja mengalami kenaikan sebesar Rp1, maka Margin Laba Operasi

(Operating Profit Margin) akan bergerak berbanding lurus mengalami kenaikan

sebesar 2,321E-8 atau sebesar 0,00000002310 satuan.

Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 16 yaitu sebesar 0,325

sedangkan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (df) adalah

397 adalah 1,966. Dari pengujian antara thitung dengan ttabel, hal ini dapat

disimpulkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel atau 0,325 < 1,966, maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Hal ini menyatakan bahwa Modal Kerja tidak secara

signifikan berpengaruh terhadap Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin).

Page 42: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

29

Menurut hasil penelitian di atas yang menyatakan bahwa modal kerja

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas

perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan pada modal

kerja yaitu dengan adanya penambahan persediaan barang jadi maka tingkat

profitabilitas akan mengalami kenaikan yang dapat dilihat dari peningkatan

penjualan. Ketidaksignifikannya modal kerja terhadap tingkat profitabilitas karena

dalam menjalankan usahanya perusahaan manufaktur biasanya melakukan

penjualan kredit maupun konsinyasi. Penjualan secara kredit maupun konsinyasi

secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai sarana promosi produknya dan

menaikkan omzet penjualan serta memperluas daerah pemasaran (Anonim:2013).

Penjualan secara konsinyasi belum dapat disebut sebagai transaksi penjualan oleh

karena itu perusahaan belum dapat mengakui adanya keuntungan. Sama halnya

dengan tingkat likuiditas, modal kerjapun tidak berpengaruh secara signifikan

karena adanya jangka waktu hingga persediaan dapat terjual.

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Margin Laba (Operation Profit Margin)

pada Perusahaan Dagang

Tabel 17 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .051a .003 -.005 1.33522

a. Predictors: (Constant), MK

Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat nilai koefisien determinasi (R2), yaitu

sebesar 0,003 atau sebesar 0,3%. Nilai tersebut artinya adalah 0,003 atau 0,3%

keragaman margin laba operasi dapat dipengaruhi oleh modal kerja, oleh karena

itu 0,003 atau 0,3% modal kerja mempengaruhi margin laba operasi pada

perusahaan dagang sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain penurunan

laba kotor yang mengakibatkan penurunan laba usaha, kenaikan piutang lain-lain,

kenaikan pajak, dan biaya yang masih harus dibayar (Supriyadi: 2011). Dari tabel

di atas juga dapat dilihat bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dalam meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan dagang.

Page 43: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

30

Tabel 18 Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.135 .125 -1.078 .283

MK 5.624E-8 .000 .051 .571 .569

a. Dependent Variable: OPM

Dari tabel 18, dapat diketahui koefisien regresi pada kasus pengaruh

Modal Kerja terhadap Margin Laba Operasi pada perusahaan dagang, persamaan

regresi adalah sebagai berikut:

Y1 = -0,135 + 5,624E-8X

Keterangan:

Y1 = Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

X = Modal Kerja

Pada kasus tersebut memiliki nilai negatif yaitu alpha (α) -0,135 hal ini

menunjukkan bahwa jika semua aset lancar ada digunakan untuk membayar

kewajiban lancar perusahaan maka margin laba operasi perusahaan akan

mengalami kerugian sebesar 0,135. Adapun nilai beta positif (β) 5,624E-8 atau

sebesar 0,00000005624, sehingga persamaan regresi di atas menggambarkan

bahwa Modal Kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap Margin Laba

Operasi perusahaan dagang. Hal ini berarti jika Modal Kerja mengalami kenaikan

sebesar Rp1, maka Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin) akan

bergerak berbanding lurus mengalami kenaikan sebesar 5,624E-8 atau sebesar

0,00000005624 satuan.

Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 18 yaitu sebesar 0,571

sedangkan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (df) adalah

124 adalah 1,979. Dari pengujian antara thitung dengan ttabel, hal ini dapat

disimpulkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel atau 0,571 < 1,981, maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa Modal Kerja tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin).

Page 44: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

31

Dalam menjalankan kegiatan operasinya, perusahaan dagang yang

berorientasi pada kegiatan membeli dan menjual barang tanpa mengubah bentuk

barang sehingga kegiatan operasi hanya dapat berlangsung apabila perusahaan

melakukan pembelian baik itu secara tunai maupun secara kredit. Pada umumnya

perusahaan dagang melakukan pembelian secara kredit maupun konsinyasi agar

dapat menekan kerugian yang akan terjadi karena sifat barang dagangan yang

memiliki waktu kadarluarsa dan mudah rusak.

Hasil penelitian di atas yang menyatakan bahwa modal kerja berpengaruh

positif namun tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan

mengungkapkan bahwa jika modal kerja mengalami kenaikan yang berarti terjadi

penambahan pada persediaan barang dagangan perusahaan, hal tersebut dapat

menaikkan tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin banyak jenis barang

dagangan yang ditawarkan, semakin membuat konsumen tidak berpindah ke

perusahaan dagang yang lain karena kebutuhan konsumen yang sudah terpenuhi.

Namun penambahan modal kerja tersebut tidak berpengaruh secara signifikan

karena sistem pembelian secara kredit maupun konsinyasi yang tidak memerlukan

modal kerja yang besar dalam menjalankan usahanya. Tanpa modal kerja yang

besarpun perusahaan dapat mengadakan persediaan yang dapat menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan.

Perbedaan Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Likuiditas dan

Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Dagang

Tabel 19

Perbedaan Hasil Penelitian pada Perusahaan Sampel

Perusahaan Manufaktur Perusahaan Dagang

Pengaruh modal kerja

terhadap tingkat

likuiditas

Modal kerja berpengaruh

positif secara tidak

signifikan terhadap tingkat

likuiditas

Modal kerja berpengaruh

negatif namun tidak

signifikan terhadap tingkat

likuiditas

Pengaruh modal kerja

terhadap profitabilitas

Modal kerja berpengaruh

positif namun tidak

signifikan terhadap tingkat

profitabilitas

Modal kerja berpengaruh

positif namun tidak

signifikan terhadap tingkat

profitabilitas

Page 45: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

32

Dilihat dari tabel di atas terdapat perbedaan pengaruh modal kerja terhadap

tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Dari tabel

tersebut ditunjukkan bahwa pada perusahaan dagang jika ada penambahan modal

kerja tingkat likuiditas akan mengalami penurunan. Dalam menjalankan usahanya,

perusahaan dagang sangat bergantung pada persediaan barang dagangannya. Hal

ini mengindikasikan bahwa dalam menjual persediaan barang dagangannya dapat

terjadi faktor-faktor yang dapat mengurangi nilai persediaan itu sendiri, faktor-

faktor tersebut antara lain waktu atau tanggal kadarluarsa, produk atau barang

yang rusak karena sistem penyimpanan yang buruk, maupun karena kelalaian

manusia. Hal tersebut perlu diwaspadai sehingga banyak perusahaan dagang yang

menggunakan pembelian dengan sistem kredit maupun konsinyasi sehingga dapat

mengatasi kerugian yang akan terjadi.

Oleh karena itu, jika ada penambahan dalam persediaan perusahaan yang

terjadi dari transaksi pembelian secara kredit maupun konsinyasi maka akan

terjadi penambahan pula pada total kewajiban lancar perusahaan. Perubahan total

kewajiban lancar akibat pembelian secara kredit maupun konsinyasi tersebut

memiliki besaran yang lebih kecil dibandingkan perubahan persediaan karena

untuk pembelian dalam jumlah banyak biasanya akan dikurangi dengan potongan

pembelian (potongan rabat), sehingga walaupun terjadi kenaikan pada modal kerja

perusahaan, namun tingkat likuiditas akan mengalami penurunan. Pembayaran

kewajiban lancar pada perusahaan dagang dapat langsung dibayarkan ketika

barang dagangan yang dibeli oleh perusahaan laku dijual sehingga modal kerja

menjadi tidak signifikan dalam mempengaruhi tingkat likuiditas pada perusahaan

dagang.

Hal yang berbeda terjadi pada perusahaan manufaktur, dari tabel tersebut

yang menyatakan bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang positif. Hal

tersebut dapat diketahui bahwa pada perusahaan manufaktur pembelian

persediaan bahan baku dilakukan secara tunai sehingga penambahan pada sisi aset

lancar tidak menyebabkan penambahan pada sisi kewajiban lancar perusahaan.

Transaksi pembelian tersebut akan menaikkan modal kerja bersih perusahaan dan

juga akan menaikkan tingkat likuiditas perusahaan. Hasil penelitian ini memiliki

hasil yang sama dengan yang dilakukan oleh Ita (2010) yang menyatakan bahwa

Page 46: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

33

modal kerja memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap

tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan manufaktur

yang membutuhkan modal kerja yang relatif besar akibat dari segi penjualan

produk yang kebanyakan dilakukan secara kredit maupun konsinyasi dan nantinya

kebutuhan modal kerja tersebut akan digunakan untuk menutup biaya operasi

serta pengolahan persediaan perusahaan. Oleh karena pengaruh modal kerja yang

tidak signifikan terhadap likuiditas perusahaan manufaktur maka tidak sejalan jika

dibandingkan dengan teori pentingnya modal kerja itu sendiri. Dikatakan modal

kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan, di samping memungkinkan

bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan

tidak mengalami kesulitan keuangan juga akan memberikan beberapa keuntungan

(Munawir, 2001).

Namun pada penelitian ini memiliki tingkat signifikansi yang berbeda

dengan yang dilakukan oleh Lukman dan Dira (2009) dan Yoyon dan Fani (2011).

Perbedaan tersebut diakibatkan karena sampel yang berbeda. Pada penelitian yang

dilakukan, Lukman dan Dira (2009) menggunakan sampel satu perusahaan yaitu

PT Kalbe Farma Tbk sedangkan Yoyon dan Fani (2011) mengunakan dua sampel

yang sejenis yaitu PT Timah Tbk dan PT Antam Tbk. Dilihat dari berbedaan

sampel yang digunakan dapat menyebabkan perbedaan pada kesignifikansi

pengaruh modal kerja karena sampel yang mereka gunakan umumnya melakukan

penjualan secara tunai.

Sementara itu, hasil penelitian tentang pengaruh modal kerja bersih

terhadap tingkat profitabilitas perusahaan baik itu pada perusahaan manufaktur

maupun pada perusahaan dagang memiliki kesamaan yaitu modal kerja

berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Hal ini menyatakan

bahwa jika terjadi penambahan pada sisi aset lancar perusahaan akan menaikkan

profit perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya. Pengaruh modal kerja

tersebut tidak secara signifikan dapat menaikkan tingkat profitabilitas perusahaan

baik itu dalam perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang.

Pada perusahaan dagang peningkatan modal kerja yang disebabkan oleh

karena adanya pembelian persediaan barang dagangan, hal tersebut dapat

menaikkan tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin banyak jenis barang

Page 47: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

34

dagangan yang ditawarkan, semakin membuat konsumen tidak berpindah ke

perusahaan dagang yang lain karena kebutuhan konsumen yang sudah terpenuhi.

Namun penambahan modal kerja tersebut tidak berpengaruh secara signifikan

karena sistem pembelian secara kredit maupun konsinyasi yang tidak memerlukan

modal kerja yang besar dalam menjalankan usahanya. Tanpa modal kerja yang

besarpun perusahaan dapat mengadakan persediaan yang dapat menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan.

Pada perusahaan manufaktur, peningkatan modal kerja dapat terjadi ketika

adanya penambahan persediaan barang jadi maka tingkat profitabilitas akan

mengalami kenaikan yang dapat dilihat dari peningkatan penjualan.

Ketidaksignifikannya modal kerja terhadap tingkat profitabilitas karena dalam

menjalankan usahanya perusahaan manufaktur biasanya melakukan penjualan

kredit maupun konsinyasi. Penjualan secara kredit maupun konsinyasi secara

tidak langsung dapat dijadikan sebagai sarana promosi produknya dan menaikkan

omzet penjualan serta memperluas daerah pemasaran (Anonim:2013). Penjualan

secara konsinyasi belum dapat disebut sebagai transaksi penjualan oleh karena itu

perusahaan belum dapat mengakui adanya keuntungan. Sama halnya dengan

tingkat likuiditas, modal kerjapun tidak berpengaruh secara signifikan karena

adanya jangka waktu hingga persediaan dapat terjual.

Penelitian ini memiliki kesamaan hasil dengan penelitian yang dilakukan

oleh Prasetio (2008) yang mengungkapkan bahwa modal kerja berpengaruh

positif secara tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan

otomotif. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Dani (2003) dan Indri

(2003) mengalami perbedaan signifikansi yang disebabkan oleh perbedaan

variabel independen yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dani

dan Indri menggunakan variabel Return On Investment dalam mengukur tingkat

profitabilitas perusahaan sedangkan pada penelitian ini dan penelitian yang

dilakukan oleh Prasetio menggunakan Margin Laba Operasi perusahaan. Hal

tersebut dapat mengalami perbedaan karena faktor pembanding yang berbeda

yaitu total aset dan total penjualan. Kedua hal tersebut memiliki perbedaan dalam

mengukur profitabilitas karena pada perusahaan manufaktur total aset yang

Page 48: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

35

dihasilkan belum menginterpretasikan total penjualan bersih yang dihasilkan oleh

aset tersebut.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan

beberapa hal yang berkaitan dengan persoalan yang sudah dirumuskan. Adapun

kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa modal kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan

manufaktur diterima namun ditemukan tidak signifikan.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa modal kerja

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap tingkat likuiditas

perusahaan dagang ditolak dan ditemukan bahwa modal kerja berpengaruh

negatif secara tidak segnifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa modal kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas

perusahaan manufaktur diterima namun ditemukan tidak signifikan.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa modal kerja

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas

perusahaan dagang diterima.

Dari hasil-hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja

pada perusahaan manufaktur dan dagang tidak memiliki pengaruh dan tidak dapat

digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang dilihat

dari tingkat likuiditas dan profitabilitas perusahaan.

Keterbatasan Penelitian dan Saran

Keterbatasan penelitian ini adalah tidak terpenuhinya asumsi klasik khususnya

pada uji otokorelasi pada variabel dependen Current Ratio karena adanya

hubungan dalam variabel yang digunakan untuk menghitung modal kerja dan

tingkat likuiditas yaitu aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan.

Page 49: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

36

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel-variabel

yang mempunyai hubungan dengan modal kerja seperti cash to total asset,

receivable to total asset, current asset to total asset dan lain sebagainya.

Selain itu sebaiknya penggunaan sampel perusahaan yang sejenis dengan

demikian diharapkan dapat diketahui pada jenis perusahaan apa modal kerja

sangat mempengaruhi tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas.

2. Bagi perusahaan

Dalam menjalankan usaha baik itu perusahaan manufaktur maupun

perusahaan dagang, persediaan merupakan faktor penting oleh karena itu

jumlah persediaan harus diperhatikan sehingga tidak mengalami kelebihan

maupun kekurangan dalam pengadaan. Kelebihan persediaan dapat

menyebabkan kerugian karena sifat persediaan yang memiliki jangka waktu

(kadarluwarsa) sedangkan kekurangan persediaan dapat mengurangi profit

yang seharusnya didapat.

Modal kerja menurut hasil penelitian memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas pada

perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Meskipun demikian,

pengelolaan modal kerja harus diperhatikan sehingga modal kerja yang ada

dapat digunakan secara efisien dan dapat meningkatkan kinerja keuangan.

Page 50: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

37

Daftar Pustaka

Astuti, Indri. 2003. “ Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabiitas

Perusahaan Automative and Allied Product Yang Go Publik di BEJ “.

Dani. 2003. “Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Efisiensi Modal Kerja Terhadap

Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT Modern Toolsindo Bekasi)”.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit UNDIP.

Hidayat, Lukman dan Dira Muttaqien., 2009, “Peranan Modal Kerja dalam

Meningkatkan Kinerja Keuangan”, Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 9

No.2 Oktober 2009: 124-136

Muhfudliyah, Ita, 2010, “Analisis Pengaruh Efiesiensi Modal Kerja Terhadap

Tingkat Likuiditas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia”, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

Munawir, S, 2004, Analisis Laporan Keuangan (Edisi ke-4). Yogyakarta: Liberty.

Prastiyo.2008, ”Pentingnya Manajemen Modal dalam Meningkatkan Profitabilitas

pada Industri Otomotif di Bursa Efek Jakarta”.

Supriyadi, Y dan Fani F., 2011, “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat

Likuiditas dan Profitabilitas”, Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 1

April 2011: 1-11

S. Munawir, 2001, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Keempat, Liberty,

Yogyakarta.

Sarnat, M dan Levy H. 1994. Capital Investment and Financial Decision.

Englewood Cliffs. New Jersey. Prentice Hall, Inc

Tunggal, Wijaya Amin. 1995. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Van Horne, James dan John Machowicz. 1998. Prinsip Manajemen Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat

Widayanti, Rita dkk, 2006, Manajemen Keuangan, Salatiga: Fakultas Ekonomika

dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 51: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

38

Lampiran

1. Daftar Perusahaan Sampel

a. Perusahaan Manufaktur

No. Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk

2 ADES PT Akasha Wira International Tbk

3 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk

4 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

5 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk

6 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk

7 ALDO PT Alkindo Naratama Tbk

8 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

9 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk

10 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk

11 APLI PT Asiaplast Industries Tbk

12 ARGO PT Argo Pantes Tbk

13 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk

14 ASGR PT Astra-Graphia Tbk

15 ASII PT Astra International Tbk

16 ATPK PT ATPK Resources Tbk

17 AUTO PT Astra Otoparts Tbk

18 BATA PT Sepatu Bata Tbk

19 BIMA PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk

20 BISI PT Bisi International Tbk

21 BRAM PT Indo Kordsa Tbk

22 BRNA PT Berlina Tbk

23 BRPT PT Barito Pacific Tbk

24 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk

25 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk

26 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

27 CPRO PT Central Proteina Prima Tbk

28 CTTH PT Citatah Industri Marmer Tbk

29 DAVO PT Davomas Abadi Tbk

30 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

31 DOID PT Delta Dunia Makmur Tbk

32 DSFI PT Dharma Samudra Fishing Industries

Tbk

33 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk

34 EKAD PT Ekadharma International Tbk

35 ELSA PT Elnusa Tbk

36 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk

37 ERTX PT Eratex Djaja Tbk

38 ESTI PT Ever Shine Textile Industry Tbk

39 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk

40 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk

41 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk

Page 52: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

39

42 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk

43 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk

44 GGRM PT Gudang Garam Tbk

45 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk

46 GZCO PT Gozco Plantations Tbk

47 HMSP PT HM Sampoerna Tbk

48 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

49 IGAR PT Champion Pasific Indonesia Tbk

50 IIKP PT Inti Agri Resources Tbk

51 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industry Tbk

52 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk

53 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk

54 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk

55 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk

56 INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk

57 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

58 INDS PT Indospring Tbk

59 INDY PT Indika Energy Tbk

60 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

61 IPOL PT Indopoly Swakarsa Utama Industry Tbk

62 JECC PT Jembo Cable Company Tbk

63 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

64 JPFA PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk

65 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk

66 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk

67 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk

68 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk

69 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

70 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk

71 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

72 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk

73 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk

74 KLBF PT Kalbe Farma Tbk

75 KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk

76 LAPD PT Leyand International Tbk

77 LION PT Lion Metal Works Tbk

78 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk

79 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk

80 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk

81 LSIP PT PP London Sumatra Tbk

82 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk

83 MBTO PT Martina Berto Tbk

84 MERK PT Merck Tbk

85 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

86 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk

87 MLPL PT Multipolar Tbk

88 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk

89 MYOH PT Myoh Technology Tbk

90 MYOR PT Mayora Indah Tbk

91 MYTX PT Apac Citra Centertex Tbk

Page 53: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

40

92 NIKL PT Pelat Timah Nusantara Tbk

93 NIPS PT Nipress Tbk

94 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk

95 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk

96 PKPK PT Perdana Karya Perkasa Tbk

97 POLY PT Asia Pacific Fibers Tbk

98 PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk

99 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

100 PTBA PT Tambang Batu Bara Bukit Asam

(Persero) Tbk

101 PTSN PT Sat Nusapersada Tbk

102 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk

103 PYFA PT Pyridam Farma Tbk

104 RDTX PT Roda Vivatex Tbk

105 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk

106 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

107 SAIP PT Surabaya Agung Industry Pulp & Kertas

Tbk

108 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing &

Commerce Tbk

109 SGRO PT Sampoerna Agro Tbk

110 SIMA PT Siwani Makmur Tbk

111 SIPD PT Sierad Produce Tbk

112 SKLT PT Sekar Laut Tbk

113 SMAR PT SMART Tbk

114 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk

115 SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk

116 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk

117 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

118 SRSN PT Indo Acidatama Tbk

119 SSTM PT Sunson Textile Manufacture Tbk

120 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk

121 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk

122 TCID PT Mandom Indonesia Tbk

123 TIRT PT Tirta Mahakam Resources Tbk

124 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk

125 TRST PT Trias Sentosa Tbk

126 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk

127 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk

128 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk

129 UNSP PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk

130 UNTX PT Unitex Tbk

131 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk

132 VOKS PT Voksel Electric Tbk

133 YPAS PT Yanaprima Hastapersada Tbk

Page 54: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

41

b. Perusahaan Dagang

No. Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

1 ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk

2 AIMS PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk

3 AKRA PT AKR Corporindo Tbk

4 AMRT PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

5 ASIA PT Asia Natural Reseources Tbk

6 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk

7 CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk

8 CSAP PT Catur Sentosa Adiprana Tbk

9 EPMT PT Enseval Putera Megatrading Tbk

10 FISH PT FKS Multi Agro Tbk

11 GOLD PT Golden Retailindo Tbk

12 HERO PT Hero Supermarket Tbk

13 INTA PT Intraco Penta Tbk

14 INTD PT Inter Delta Tbk

15 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk

16 KOIN PT Kokoh Inti Arebama Tbk

17 KONI PT Perdana Bangun Pusaka Tbk

18 LPPF PT Matahari Department Store Tbk

19 LTLS PT Lautan Luas Tbk

20 MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk

21 MDRN PT Modern Internasional Tbk

22 META PT Nusantara Infrastructure Tbk

23 MICE PT Multi Indocitra Tbk

24 MIDI PT Midi Utama Indonesia Tbk

25 MPPA PT Matahari Putra Prima Tbk

26 OKAS PT Ancora Indonesia Resources Tbk

27 RALS PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

28 RIMO PT Rimo Catur Lestari Tbk

29 SDPC PT Millennium Pharmacon International

Tbk

30 SONA PT Sona Topas Tourism Industry Tbk

31 SUGI PT Sugih Energy Tbk

32 TELE PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk

33 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk

34 TIRA PT Tira Austenite Tbk

35 TKGA PT Toko Gunung Agung Tbk

36 TMPI PT AGIS Tbk

37 TRIL PT Triwira Insanlestari Tbk

38 TRIO PT Trikomsel Oke Tbk

39 TURI PT Tunas Ridean Tbk

40 UNTR PT United Tractor Tbk

41 WAPO PT Wahana Phonix Mandiri Tbk

42 WICO PT Wicaksana Overseas International Tbk

Page 55: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

42

Data Perusahaan Manufaktur (jutaan rupiah)

Page 56: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

43

Page 57: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

44

Page 58: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

45

Page 59: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

46

Data Perusahaan Dagang (jutaan rupiah)

Page 60: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

47

Page 61: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

48

Rasio Perusahaan Manufaktur

Page 62: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

49

Page 63: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

50

Page 64: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

51

Rasio Perusahaan Dagang

Page 65: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

52

Lampiran Uji Asumsi Klasik

1. Perusahaan Manufaktur

a. Current Ratio (CR)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .048a .002 .000 11.89912 1.590

a. Predictors: (Constant), MK

b. Dependent Variable: CR

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.367 .616 5.468 .000

MK 2.133E-7 .000 .048 .950 .343 1.000 1.000

a. Dependent Variable: CR

Coefficientsa (Uji Heterokedastisitas)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.250 .590 5.503 .000

MK 1.379E-7 .000 .032 .640 .522

a. Dependent Variable: RES_2

b. Operating Profit Margin (OPM)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .016a .000 -.002 3.76175 1.964

a. Predictors: (Constant), MK

b. Dependent Variable: OPM

Page 66: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

53

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.039 .195 -.198 .843

MK 2.310E-8 .000 .016 .325 .745 1.000 1.000

a. Dependent Variable: OPM

Coefficientsa (Uji Heterokedastisitas)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .503 .193 2.608 .009

MK -3.522E-8 .000 -.025 -.500 .617

a. Dependent Variable: RES_4

2. Perusahaan Dagang

a. Current Ratio (CR)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .021a .000 -.008 15.73778 1.174

a. Predictors: (Constant), MK

b. Dependent Variable: CR

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.235 1.475

2.871 .005

MK -2.736E-7 .000 -.021 -.236 .814 1.000 1.000

a. Dependent Variable: CR

Page 67: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

54

Coefficientsa

(Uji Heterokedastisitas)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.125 1.400 3.661 .000

MK -7.133E-7 .000 -.058 -.648 .518

a. Dependent Variable: Res_2

b. Operating Profit Margin (OPM)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .051a .003 -.005 1.33522 1.958

a. Predictors: (Constant), MK

b. Dependent Variable: OPM

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.135 .125 -1.078 .283

MK 5.624E-8 .000 .051 .571 .569 1.000 1.000

a. Dependent Variable: OPM

Coefficientsa

(Uji Heterokedastisitas)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .350 .121 2.890 .005

MK -4.440E-8 .000 -.042 -.466 .642

a. Dependent Variable: Res_4

Page 68: Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7232/2/T1_232009154_Full... · Untuk menentukan kebijakan modal kerja yang efisien,

55

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA DIRI

Nama : Yuliana Irianti Rianghepat

NIM : 232009154

Alamat : Jalan Yan Mamoribo, Siriwini, Nabire, Papua

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Telepon : 085244594777

E-mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN

2009- 2013 : Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

2006 – 2009 : SMA YPPK Adhi Luhur Nabire ( Kolese Le Cocq

d’Armandville)

2003 – 2006 : SMP YPPK Santo Anthonius Nabire

1997– 2003 : SD Negri Inpres Siriwini Nabire

1995-1997 : TK Kartika Kodim Nabire

C. PENGALAMAN PRIBADI

Pengalaman Organisasi

Panitia “Salatiga Film Festival”, Finger Kine Klub, 2012.

Panitia “Ibadah Kasih di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga”, Senat

Mahasiswa Universitas, 2013.