peranan ibu-ibu dalam pengelolaan · pdf fileperanan ibu-ibu dalam proses perencanaan,...

13
PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN KOMPREHENSIF SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN SUKOMULYO KABUPATEN LAMONGAN (Pengaruhnya Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup) Nur azizah Affandy 1 dan Cicik Herlina Yulianti 2 1 Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil, Universitas islam lamongan, Telp. 08113407073, email: [email protected] 2 Dosen dpk, Jurusan Teknik Elektro Universitas islam lamongan, Telp. 085730616331, email: [email protected] ABSTRAK Penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya masalah pencemaran lingkungan dan sosial. Kunci keberhasilan program penanganan sampah ini terletak pada proses pemilahan. Keberhasilan pemilahan sampah yang bersumber dari rumah tangga sangat ditentukan dengan peranan seorang ibu dalam memberikan contoh bagi anggota keluarganya dalam memilah, mengelola dan menanamkan kesadaran terhadap masalah lingkungan hidup. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Sukomulyo. Kelurahan Sukomulyo merupakan salah satu kelurahan di kabupaten Lamongan yang pengelolaan sampahnya telah terlaksana dengan baik mulai dari pemilahan sampai pengomposan. Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo sangat penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari beberapa tahapan pengelolaan. (2) Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah, rindang dan sehat. (3) Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat adalah bagaimana merubah paradigma ibu-ibu yang merupakan aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah. Kata Kunci : Komprehensif, Sampah, Berbasis Masyarakat, Kelestarian Lingkungan 1. PENDAHULUAN Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah perkotaan adalah masalah sampah. Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan (Tuti Kustiah, 2005:1). Pengkajian mengenai pengelolaan sampah yang diujicobakan menjadi kajian yang sangat menarik dan strategis, sebagai sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Lamongan. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan secara komprehensif sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup di kelurahan Sukomulyo. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka

Upload: trinhthu

Post on 04-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN KOMPREHENSIF SAMPAH

BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN SUKOMULYO KABUPATEN

LAMONGAN

(Pengaruhnya Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup)

Nur azizah Affandy1 dan Cicik Herlina Yulianti

2

1Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil, Universitas islam lamongan, Telp. 08113407073,

email: [email protected] 2Dosen dpk, Jurusan Teknik Elektro Universitas islam lamongan, Telp. 085730616331,

email: [email protected]

ABSTRAK

Penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya masalah

pencemaran lingkungan dan sosial. Kunci keberhasilan program penanganan sampah ini

terletak pada proses pemilahan. Keberhasilan pemilahan sampah yang bersumber dari

rumah tangga sangat ditentukan dengan peranan seorang ibu dalam memberikan contoh

bagi anggota keluarganya dalam memilah, mengelola dan menanamkan kesadaran

terhadap masalah lingkungan hidup. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

ini berlokasi di Kelurahan Sukomulyo. Kelurahan Sukomulyo merupakan salah satu

kelurahan di kabupaten Lamongan yang pengelolaan sampahnya telah terlaksana

dengan baik mulai dari pemilahan sampai pengomposan.

Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1)

Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program

pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo sangat

penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari beberapa tahapan

pengelolaan. (2) Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga

terhadap kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di

mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah, rindang dan

sehat. (3) Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga

berbasis masyarakat adalah bagaimana merubah paradigma ibu-ibu yang merupakan

aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma membuang sampah menjadi

memanfaatkan sampah.

Kata Kunci : Komprehensif, Sampah, Berbasis Masyarakat, Kelestarian Lingkungan

1. PENDAHULUAN

Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah

perkotaan adalah masalah sampah. Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi

dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan

dan pencemaran lingkungan (Tuti Kustiah, 2005:1). Pengkajian mengenai pengelolaan

sampah yang diujicobakan menjadi kajian yang sangat menarik dan strategis, sebagai

sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Lamongan. Kajian

ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan secara

komprehensif sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup di kelurahan

Sukomulyo. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka

Page 2: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

menemukan model yang paling tepat pengelolaan komprehensif sampah rumah tangga

berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di perkotaanan pada umumnya, dan

Kabupaten Lamongan pada khususnya.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Sampah adalah barang yang tidak berguna. Itulah imajinasi sebagian besar

orang ketika melihat sampah di sekelilingnya. Pengertian sampah adalah suatu yang

tidak dikehendaki lagi oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam UU No

18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan

sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat

organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap

sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan, (Faizah,2008).

Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5

(lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang

lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept. Pekerjaan Umum, SNI 19-

2454-2002).

Gambar 1. Skema Manajemen Pengelolaan Sampah

(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, (SNI 19-2454-2002)

Gambar 2 Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (Sumber : SNI 19-2454-2002)

3. METODOLOGI PENELITIAN

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,

yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam pengelolaan sampah

rumah tangga, yang terjadi di Kelurahan Sukomulyo Kabupaten Lamongan. Dengan

demikian, penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dimaksudkan untuk

mengeksplorasi dan mendeskripsikan fenomena peranan ibu-ibu dalam pengelolaan

sampah berbasis masyarakat di Kelurahan Sukomulyo.

Page 3: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

Untuk menentukan jumlah responden pengisian kuesioner ditentukan dengan

menggunakan Rumus Slovin (Sevilla, et. al., 1993), yaitu:

2Ne1

Nn

+

= ………………………………………………………… (1)

dengan: n = jumlah sampel (responden) yang diperlukan

N = jumlah populasi (N=221)

e = sample error (10 %)

� =���

��( ����(.�)�)= 69 jiwa

Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti berhasil mendapatkan 82 orang

responden, sehingga jumlah tersebut sudah sangat memadai.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejalan dengan perkembangan pembangunan Kabupaten Lamongan, limbah atau

sampah yang dibuang ke lingkungan pada masa-masa mendatang jumlahnya akan

meningkat. Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi jumlah dan volume tetapi

meningkat pula pada keanekaragaman bentuk, jenis dan komposisinya.

Peningkatan volume sampah di Kabupaten Lamongan terutama disebabkan oleh :

1. Jumlah pertumbuhan penduduk dan teknologi yang terus meningkat.

2. Meningkatnya konsentrasi penduduk di perkotaan atau pusat-pusat kawasan

industri yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.

3. Terjadinya peningkatan timbulan sampah per kapita yang diakibatkan oleh

perubahan konsumsi karena meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.

4. Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju ke kemasan yang tidak

terurai seperti plastik kaleng dan lain-lain.

Pada tahun 2007 jumlah timbulan sampah di TPA Tambakrigadung mencapai

101,1 �/ℎ��� . Dari jumlah sampah tersebut, sampah yang terkelola dengan sistem

yang ada sebanyak 1.9 �/ℎ��� atau 1.84% dari total volume timbulan sampah. Secara

keseluruhan daerah pelayanan sistem persampahan di Kota Lamongan tercantum dalam

Gambar 3.

Gambar 3. Peta Pelayanan Sampah Eksisting

Page 4: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

Sumber. DPUCK Kabu

a. Kondisi Wilayah Penelitian

1. Kondisi Geografis

Kelurahan Sukomulyo wilayah bagian Kecamatan Lamo

wilayah keseluruhan 347,36 Ha (3,47 Km

- sebelah Utara : Kelurahan Tumenggungan

- sebelah selatan : Kelurahan Sidoharjo dan Desa Sumberjo

- sebelah Barat : Desa Plosowahyu dan Desa Sumberjo.

- sebelah Timur : Desa Sidoharjo

2. Demografi

Wilayah Kelurahan Sukomulyo dihuni oleh 1538 Kepala Kel

jumlah penduduk Keseluruhan 7.322 ji

• Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminPenduduk di wilayah penelitian Kelurahan Sukomulyo, berdasarkan jenis

kelamin, terdiri dari komposisi sebagai berikut :

Tabel 1. Komposisi Penduduk Kelurahan

Jenis

kelamin

Jumlah

(Orang)

Laki-laki 3562

Perempuan 3817

Jumlah 7322

Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012

Gambar 4. Komposisi Penduduk Kel

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, terlihat bahwa di wilayah penelitian, dari

total jumlah penduduk sebanyak 7322 orang, 3779 orang atau 52 % penduduknya

berjenis kelamin perempuan dan

berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber. DPUCK Kabupaten lamongan 2012

Kondisi Wilayah Penelitian

Kelurahan Sukomulyo wilayah bagian Kecamatan Lamongan, Propinsi Jawa Timur

keseluruhan 347,36 Ha (3,47 Km2). Batas Kelurahan Sukomulyo yaitu :

sebelah Utara : Kelurahan Tumenggungan

sebelah selatan : Kelurahan Sidoharjo dan Desa Sumberjo

sebelah Barat : Desa Plosowahyu dan Desa Sumberjo.

sebelah Timur : Desa Sidoharjo

Wilayah Kelurahan Sukomulyo dihuni oleh 1538 Kepala Kel

jumlah penduduk Keseluruhan 7.322 jiwa.

Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk di wilayah penelitian Kelurahan Sukomulyo, berdasarkan jenis

kelamin, terdiri dari komposisi sebagai berikut :

Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin

Persentasi

(%)

48,27

51,73

100

Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012

Komposisi Penduduk Kel. Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, terlihat bahwa di wilayah penelitian, dari

total jumlah penduduk sebanyak 7322 orang, 3779 orang atau 52 % penduduknya

berjenis kelamin perempuan dan 3543 orang penduduknya atau 48 %penduduknya

48%52%

Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

ngan, Propinsi Jawa Timur luas

Batas Kelurahan Sukomulyo yaitu :

Wilayah Kelurahan Sukomulyo dihuni oleh 1538 Kepala Keluarga dengan

Penduduk di wilayah penelitian Kelurahan Sukomulyo, berdasarkan jenis

Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin

Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, terlihat bahwa di wilayah penelitian, dari

total jumlah penduduk sebanyak 7322 orang, 3779 orang atau 52 % penduduknya

48 %penduduknya

Page 5: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

• Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

Penduduk di wilayah penelitian, berdasarkan usia, komposisi sebagai berikut:

Tabel 2. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia

Usia Jumlah

00 - 14 th

15 - 60 th

60 th keatas

Jumlah

Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012

Gambar 5. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut di atas, terlihat bahwa mayoritas

penduduk di wilayah penelitian (60 %) berusia antara 15

kelompok usia produktif. Sedang 27% penduduknya berusia 0

merupakan pelajar, dan 13% merupakan

b. Implementasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan

Sukomulyo

1. Peranan Ibu-Ibu dalam Proses Perencanaan

Kemunculan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan

Sukomulyo, memiliki korelasi yang kuat

menyediakan infrastruktur yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah. Upaya

pemerintah Lamongan dalam menangani permasalahan sampah dengan pendekatan 3R

(Reduce, Reuse, Recycle) adalah dengan menawarkan program

Clean (LGC) kepada seluruh masyarakat Lamongan. Menanggapi hal ini, semua

masyarakat Lamongan antusias dan ingin berperan serta, tidak terkecuali dengan

masyarakat di kelurahan Sukomluyo.

Berdasarkan data dari kuesioner, diketahui alasan ibu

Sukomulyo mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Alasan Ibu-Ibu Mengikuti Program Pemilahan Sampah

Alasan Ibu-ibu mengikuti kegiatan

pengelolaan sampah

Karena tertarik manfaatnya

Tertarik manfaat & diwajibkan

RT/RW

Tertarik manfaat & inisiatif sendiri

Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

Penduduk di wilayah penelitian, berdasarkan usia, komposisi sebagai berikut:

Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia

Jumlah (Orang) Persentasi (%)

1998 27.08

4460 60.44

921 12.48

7379 100

Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012

Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia

Sumber : Hasil Analisa

tabel dan grafik tersebut di atas, terlihat bahwa mayoritas

penduduk di wilayah penelitian (60 %) berusia antara 15–60 th, yang merupakan

kelompok usia produktif. Sedang 27% penduduknya berusia 0–14 th, yang mayoritas

merupakan pelajar, dan 13% merupakan kelompok lansia (>60 th).

Implementasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan

Ibu dalam Proses Perencanaan

Kemunculan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan

Sukomulyo, memiliki korelasi yang kuat terhadap keterbatasan pemerintah dalam

menyediakan infrastruktur yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah. Upaya

pemerintah Lamongan dalam menangani permasalahan sampah dengan pendekatan 3R

) adalah dengan menawarkan program Lamong

(LGC) kepada seluruh masyarakat Lamongan. Menanggapi hal ini, semua

masyarakat Lamongan antusias dan ingin berperan serta, tidak terkecuali dengan

masyarakat di kelurahan Sukomluyo.

Berdasarkan data dari kuesioner, diketahui alasan ibu-ibu di kelurahan

Sukomulyo mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:

Ibu Mengikuti Program Pemilahan Sampah

ibu mengikuti kegiatan Frekuensi Persenta

se

Karena tertarik manfaatnya 21 30 %

Tertarik manfaat & diwajibkan 7 9 %

Tertarik manfaat & inisiatif sendiri 19 23 %

27%

60%

13%

Komposisi Berdasarkan Usia

00 - 14 th

15 - 60 th

Penduduk di wilayah penelitian, berdasarkan usia, komposisi sebagai berikut:

Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia

Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia

tabel dan grafik tersebut di atas, terlihat bahwa mayoritas

60 th, yang merupakan

14 th, yang mayoritas

Implementasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan

Kemunculan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan

terhadap keterbatasan pemerintah dalam

menyediakan infrastruktur yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah. Upaya

pemerintah Lamongan dalam menangani permasalahan sampah dengan pendekatan 3R

Lamongan Green and

(LGC) kepada seluruh masyarakat Lamongan. Menanggapi hal ini, semua

masyarakat Lamongan antusias dan ingin berperan serta, tidak terkecuali dengan

ibu di kelurahan

Sukomulyo mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:

Page 6: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

Tertarik manfaat, diwajibkan

RT/RW & inisiatif sendiri

31 38 %

TOTAL 82 100 %

Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012

Dari tabel 3 diketahui bahwa alasan utama ibu-ibu mengikuti kegiatan

pengelolaan sampah adalah karena diwajibkan oleh RT/RW/Kelurahan/Kecamatan

dalam rangka mengikuti program LGC (30%), karena tertarik manfaat & diwajibkan

RT/RW (9%), karena tertarik manfaat & inisiatif sendiri (23%), karena tertarik manfaat,

diwajibkan RT/RW & inisiatif sendiri (38%).

2. Peranan Ibu-Ibu dalam Sosialisasi Kegiatan

a. Sosialisasi Tahap Perencanaan

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner, pihak yang pertama kali

mengajak ibu-ibu untuk memilah sampah adalah sebagi berikut:

Tabel 4. Pihak yang pertama kali mengajak ibu-ibu memilah sampah

Pihak yang pertama kali

mengajak memilah

sampah

Frekuensi

Persentase

1. Ibu-ibu Pengurus

RT/RW

40 49%

2. Ibu-Ibu pengurus PKK 28 34%

3. Ibu-Ibu pengurus

pengajian

13 16%

4. Dinas Kebersihan 1 1%

TOTAL 82 100%

Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012

Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa yang paling aktif pertama kali

mengajak warga masyarakat untuk memilah sampah adalah ibu-ibu pengurus RT/RW

(49%). kemudian ibu-ibu pengurus PKK (34%), Ibu-Ibu pengurus pengajian (16%), dan

Dinas Kebersihan (1%).

b. Sosialisasi Tahap Pengelolaan

Proses ini mulai berjalan di tengah masyarakat terutama setelah berbagai peralatan dan

perlengkapan tersedia dan telah dibagikan kepada masyarakat yang sudah terdaftar.

Tabel 5. Pihak yang Aktif Melakukan Sosialisasi

Pihak yang Aktif Melakukan Sosialisasi Frekuensi Persentase

1. Dinas Kebersihan 1 1%

2. Pengurus RT/RW 28 34%

3. Ibu-ibu Pengelola Sampah 40 49%

4. Ibu-Ibu (warga) 13 16%

TOTAL 82 100%

Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012

Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa pihak yang paling aktif melakukan

sosialisasi adalah ibu-ibu Pengelola Sampah (49%) dan pengurus RT/RW (34%). Jadi

Page 7: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

setelah dilakukan implementasi program pengelolaan sampah, sosialisasi lebih banyak

dilakukan oleh ibu-ibu pengelola daripada dilakukan oleh pengurus RT/RW.

Tabel 6. Kegiatan Sosialisasi yang Paling Tepat

Kegiatan Sosialisasi yang Paling Tepat Frekuensi

Persentase

a. Dalam pertemuan rutin PKK & pengajian

Ibu-Ibu

34 41%

b. Kunjungan ibu-ibu pengelola ke rumah

warga

9 11%

c. Pertemuan isidental (acara khusus yang

membahas sosialisasi teknis Pengelolaan

sampah)

36 44%

d. Lainnya 3 4%

TOTAL 82 100%

Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012

Dari data tersebut dapat diketahui, bahwa kegiatan sosialisai pengelolaan

sampah paling tepat dilakukan pada pertemuan isidental antara warga (ibu-ibu) dengan

ibu-ibu pengurus RT/RW dan pengurus pengelola sampah yang khusus membahas

sosialisasi teknis pengelolaan sampah (44%) dan juga dalam pertemuan rutin PKK dan

pengajian Ibu-ibu (41%) serta kunjungan ibu-ibu pengelola ke rumah-rumah (11%) dan

acara lainnya (4%).

3. Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan

Sukomulyo

Hasil penelitian tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang

berlangsung di Kelurahan Sukomulyo tercantum dalam tabel berikut ini dan selanjutnya

dibandingkan dengan standar Revisi SNI 03 3242 1994 tentang Pengelolaan Sampah di

Pemukiman.

Tabel 7. Tabel Perbandingan Aspek Teknis Operasional Berdasarkan Standar SNI dan

Temuan di Lapangan

no ASPEK TEKNIS OPERASIONAL

(Revisi SNI 03-3242-1994) KETERANGAN TEMUAN

LAPANGAN

I. POLA OPERASIONAL

1 Pewadahan terdiri dari :

1. pewadahan individual dan atau ;

2. pewadahan komunal

Pola pewadahan berskala

individual/rumah tangga

2 Jumlah wadah sampah minimal 2 buah per

rumah untuk pemilahan jenis sampah mulai

di sumber yaitu

1. wadah sampah organik untuk mewadahi

sampah sisa sayuran, sisa makanan, kulit

buah-buahan, dan daun daunan

menggunakan wadah dengan warna gelap ;

2. wadah sampah anorganik untuk

mewadahi sampah jenis kertas, kardus,

botol, kaca, plastik, dan lain-lain

Peralatan yang yang ada di rumah

tangga:

- 2 buah tong plastik (untuk

sampah organik)

- 3 buah tas/kantong plastik (untuk

sampah anorganik)

- 1 buah tempat sampah untuk

sampah Campursari

Page 8: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

menggunakan wadah warna terang.

3 Pengumpulan terdiri dari : pola individual

tidak langsung dari rumah ke rumah; pola

individual langsung dengan truk untuk jalan

dan fasilitas umum; pola komunal langsung

untuk pasar dan daerah komersial ; pola

komunal tidak langsung untuk permukiman

padat.

Pengumpulan sampah menganut

pola individual, artinya sampah

dikumpulkan dari rumah ke rumah

oleh petugas penarik gerobak

sampah untuk selanjutnya dibawa

ke TPSS.

4 Pengelolaan dan daur ulang sampah di

sumber berupa : pengomposan skala rumah

tangga dan daur ulang sampah anorganik,

sesuai dengan tipe rumah atau luas halaman

yang ada

Pada skala rumah tangga, sampah

organik dibuat pupuk, sampah

anorganikdikumpulkan kemudian

dijual langsung ke pedagang lapak.

Sampah campursari dikumpulkan

langsung di TPSS dengan

menggunakan gerobag sampah.

5 Pemindahan sampah dilakukan di TPS atau

TPS Terpadu dan di lokasi wadah sampah

komunal

Pemindahan sampah dari lokasi

penelitian (berupa sampah

campursari) terjadi di TPSS

6 Pengangkutan dari TPS atau TPS Terpadu

atau wadah komunal ke TPA frekuensinya

dilakukan sesuai dengan jumlah sampah

yang ada.

Pengangkutan sampah dari TPSS

ke TPSA sesuai jadwal yang sudah

ditetapkan Pemerintah.

II PENGELOLAAN DI SUMBER SAMPAH PERMUKIMAN

1 Sediakan wadah sampah minimal 2 buah per

rumah untuk wadah sampah organik dan

anorganik

Peralatan yang yang ada di rumah

tangga: 2 bh tong plastik (untuk

sampah organik), 3 bh tas/kantong

plastik (untuk sampah anorganik)

dan 1 bh tempat sampah untuk

sampah campursari

2 Tempatkan wadah sampah anorganik di

halaman bangunan

Letak wadah sampah anorganik di

sisi luar rumah

3 Pilah sampah sesuai jenis sampah. Sampah

organik dan anorganik masukan langsung ke

masing-masing wadahnya ;

Pasang minimal 2 buah alat pengomposan

rumah tangga pada setiap bangunan yang

lahannya mencukupi ;

Warga memisahkan sampah

menjadi 5 jenis, yaitu: sampah

organik, sampah anorganik (plastik,

kertas, logam/kaca), dan sampah

campursari.

• Setiap rumah tangga memiliki 2

bh tong sampah organik, yang

merupakan alat pengomposan

Sumber: Data penelitian, diolah, 2012

Dari analisis dengan menggunakan standar SNI tersebut, dapat diketahui bahwa,

dari segi teknis operasional program pengelolaan sampah yang dilakukan di kelurahan

Sukomulyo telah memenuhi standar pengelolaan sampah di pemukiman dengan prinsip

3R. Kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan di kelurahan

Sukomulyo adalah sebagai berikut :

Page 9: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

a. Peran Ibu-Ibu dalam Kegiatan Pemilahan Sampah

Proses pemilahan sampah yang dilakukan di tingkat rumah tangga (tingkat

sumber), dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Kegiatan pemilahan sampah dilakukan ibu-ibu di rumah masing-masing.

- Setelah dipisahkan, sampah dimasukkan dalam wadah-wadah terpisah:

1. Sampah organik dimasukkan pada tong sampah organik

2. Sampah anorganik (plastik, kertas dan logam/kaca) dimasukkan pada tas yang

terpisah

3. Sampah campur sari dimasukkan pada keranjang sampah (dibuang langsung ke

TPSS oleh petugas sampah).

- Sampah anorganik yang telah terpilahkan pada masing-masing wadah (kertas, plastik,

kaca/logam) akan disetor ibu-ibu (biasanya 1 minggu sekali atau 2 minggu sekali)

- Sampah organik yang telah terkumpul dalam tong pertama dan telah penuh, ditutup

rapat. Untuk selanjutnya digunakan tong kedua. Satu bulan sejak tong ditutup, isinya

dibongkar dan dilakukan pengayakan untuk mendapatkan kompos.

Berdasarkan kepraktisan kegiatan proses pemilahan sampah yang dilakukan oleh

ibu-ibu di Kelurahan Sukomulyo, data hasil kuesioner tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 8. Kepraktisan tentang Kegiatan Pemilahan Sampah

Kerepotan yang dialami ibu-

ibu dalam kegiatan

pemilahan sampah

Frekuensi

Persentase

1. Sangat merepotkan 0 0%

2. Merepotkan 5 6%

3. Sedikit/agak merepotkan 17 21%

4. Tidak merepotkan 60 73%

TOTAL 82 100%

Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012

Dari hasil tersebut dapat diketahui, secara umum ibu-ibu warga Kelurahan

Sukomulyo berpendapat bahwa kegiatan pemilahan sampah di rumah adalah tidak

merepotkan (73%) dan sedikit merepotkan (21%). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

pemilahan sampah di rumah sebenarnya tidak merepotkan. Bahwa masih adanya warga

yang berpendapat agak merepotkan, barangkali hanya masalah kebiasaan.

Gambar 6. Ibu-ibu di kelurahan Sukomulyo mengadakan pemilahan sampah

Sumber. Hasil dokumentasi, 2012

b. Peralatan Pemilahan Sampah

Dalam rangka melaksanakan pemilahan sampah rumah tangga di Kelurahan

Sukomulyo dibutuhkan peralatan. Peralatan yang digunakan pada awalnya diperoleh

secara cuma-cuma dari pemerintah.

Page 10: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

Gambar 7. Peralatan pemilahan sampah di kelurahan Sukomulyo

c. Pengaruh Kegiatan Ibu-Ibu dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup

Kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian

lingkungan hidup berkorelasi positif terhadap kelestarian lingkungan hidup. Data

quisioner pendapat ibu-ibu tentang pengaruh kegiatan pemilahan sampah yang mereka

lakukan terhadap kelestarian lingkungan hidup ditampilkan pada tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian

lingkungan hidup

Pengaruh kegiatan pemilahan dan

pengelolaan sampah terhadap

kelestarian lingkungan hidup

Frekuensi

Persentase

1. Sangat bermanfaat untuk kelestarian

lingkungan hidup

58 71%

2. bermanfaat untuk kelestarian

lingkungan hidup

24 29%

3. kurang bermanfaat untuk kelestarian

lingkungan hidup

0 0%

5. tidak bermanfaat untuk kelestarian

lingkungan hidup

0 0%

TOTAL 82 100%

Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012

Dari tabel 9. dapat diketahui pendapat ibu-ibu mengenai dampak kegiatan

pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup. Sebagian

besar menyatakan sangat bermanfaat (71%) dan bermanfaat (29%).

d. Problematika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis

masyarakat di kelurahan Sukomulyo dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hambatan

dari dalam (internal) dan hambatan dari luar (eksternal). Berdasarkan hasil quisioner,

dapat diketahui hambatan yang dialami ibu-ibu dalam pengelolaan sampah berbasis

masyarakat di Kelurahan Sukomulyo, ditunjukkan pada tabel 10. :

Page 11: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

Tabel 10. Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam kegiatan pemilahan dan

pengelolaan sampah

Problematika yang dihadapi ibu-ibu

dalam kegiatan pemilahan dan

pengelolaan sampah

Frekuensi

Persentase

1. Malas 14 17%

2. Ribet 14 17%

3.Tidak ada waktu untuk melakukan

pengelolaan sampah

24 29%

4. Sarana dan prasarana kurang

memadai

30 37%

TOTAL 82 100%

Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012

Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam kegiatan pemilahan dan pengelolaan

sampah adalah malas (17%), Ribet (17%), Tidak ada waktu luang untuk melakukan

pengelolaan sampah (24%), dan sarana dan prasarana yang kurang memadai (30%).

Page 12: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

4.6 USULAN PENGELOLAAN Tabel 11. Usulan Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Kegiatan

Pihak

Perencanaan

Implementasi Pengendalian &

Pengawasan

Evaluasi

Pemda Regulator

• Inisiator

• Merencanakan program

• Edukator

• Sosialisasi pra implementasi

•Fasilitasi studi banding dan pelatihan

bagi calon pengelola

Fasilitasi sarana & prasarana serta anggaran

pengelolaan

•Mengatur dan memberikan insentif

dan disinsentif

•Sosialisasi implementasi (kampanye

pengelolaan sampah)

Monitoring dan supervisi

•Menerima laporan rutin

dari pengelola

Melakukan evaluasi

tahunan berdasar

laporan pengelola

dan masukan

masyarakat serta

pengurus RT/RW

Ibu-ibu

pengurus

RT/RW

fasilitator pemerintah dan masyarakat

•Menjaring masukan dari masy.

• Memberi masukan ke Pemerintah

• Katalisator

• Advisor

• Motivator

• Menyiapkan organisasi bersama

dengan pengelola

Bersama dengan pengelola

membentuk lembaga dan menyusun

program kerja

• Membantu Sosialisasi

Membantu Pemerintah

dalam monitoring dan

supervisi

• Melaporkan hasil monitoring

dan supervisi ke Pemerintah

• Koordinasi dengan pengelola

Memberi masukan

ke Pemerintah dan

pengelola

• Menjaring masukan

dari masyarakat

Ibu-ibu

pengelola

Mengikuti pelatihan

• Mengikuti studi banding

• Menyiapkan organisasi

• Menyusun garis besar program

Membentuk organisasi dan program

kerja

•Melakukan pengelolaan sampah di wilayah

(mengumpulkan dan mengangkut ke TPSS

•Melakukan sosialisasi implementasi

• Membimbing warga untuk memanfaatkan

sampah

• Menarik retribusi dan iuran

• Mengelola sampah anorganik

• Melakukan dokumentasi keg.

Mengendalikan kegiatan

pengelolaan sampah

• Melakukan pengawasan

internal

• Membuat laporan rutin

• Melaporkan kegiatan

pengelolaan sampah ke

Pemerintah

• Koordinasi dengan

pengurus RT/RW

Evaluasi bulanan

dan tahunan

•Menyampaikan

laporan dan hasil

evaluasi kepada

Pemerintah dan

masyarakat

Ibu-ibu Memberi masukan kepada Pemerintah

melalui ibu-ibu pengurus RT/RW

Memilah sampah di rumah tangga

• Melakukan pengomposan

• Sosialisasi internal rumah tangga

•Laporan rutin dari

pengelola bersamaan dg

pertemuan warga

•Saling mengingatkan warga

Melakukan evaluasi

pengelolaan

•Memberi masukan

pada Pemerintah dan pengelola

Page 13: PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN · PDF filePeranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:

1. Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis

program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan

Sukomulyo sangat penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari

beberapa tahapan pengelolaan.

2. Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap

kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di

mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah,

rindang dan sehat.

3. Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga

berbasis masyarakat adalah pada soal bagaimana merubah paradigma ibu-ibu

yang merupakan aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma

membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah.

6. DAFTAR PUSTAKA

BUKU

1. DPUCK Kabupaten Lamongan, 2012, DED TPA Tambakrigadung Kabupaten

Lamongan, Lamongan

2. Faizah,2008,Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi

Kasus Di Kota Yogyakarta), Thesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu

Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang

3. Kementerian Lingkungan Hidup, 2008, Undang-Undang RI Nomor 18

Tahun2008, tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta

4. Ni Komang Ayu Artiningsih,2008, Peran Serta Masyarakat Dalam

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan Dan

Jomblang, Kota Semarang), Thesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu

Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang

5. Satker PPLP Jawa Timur, 2011, Perencanaan Teknis Manajemen

Persampahan (Ptmp) Kabupaten Lamongan , Kementerian Pekerjaan Umum

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Surabaya.

6. Tuti Kustiah, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis

Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung

INTERNET

7. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/22/150287/Kaum-

Ibu-dan-Pengelolaan-Sampah diakses padahari Senin tanggal 12 Maret 2012

jam 15.00).

8. http://green.kompasiana.com/iklim/2012/02/08/bapak-bapak-vs-ibu-ibu-peduli-

lingkungan/ diakses pada hari kamis tanggal 12 Maret 2012 jam 15.10).

9. http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/10/06/25/121393-

indonesia-hadapi-problem-urbanisasi-yang-tinggi ,tanggal 20 Maret 2012, jam

10.02.

10. http://www.lamongan.go.id/ diakses pada hari Rabu tanggal 27 Desember

2012 jam 15.45.