peranan guru pendidikan agama islam...

109
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGKAL BAHAYA TERORISME (Studi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh Tahsis Alam Robithoh NIM : 109011000214 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Upload: truongdieu

Post on 11-Aug-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MENANGKAL BAHAYA TERORISME

(Studi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Tahsis Alam Robithoh

NIM : 109011000214

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 3: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 4: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 5: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 6: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

iii

ABSTRAKSI

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menangkal Bahaya

Terorisme (Studi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan)

Kata kunci: Peranan Guru Agama Islam, Bahaya Terorisme

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Guru Pendidikan Agama

Islam dalm Menangkal Bahaya Terorisme di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan

Dalam Penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Data

yang diperoleh dari hasil wawancara guru pendidikan agama Islam, siswa, dan

dokumen-dokumen yang didapat dari tata usaha.

Dari hasil yang diperoleh dari penelitian di lapangan tentang peranan guru

pendidikan agama Islam dalam menangkal bahaya terorisme. Guru sebagai

pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru sebagai pengawas, hasil dari

sekolah adalah: (1) guru dalam melakukan pengajaran sudah efektif, (2) guru

dalam melakukan bimbingan sudah efektif, (3) gruru dalam melakukan

pengawasan sudah efektif. Maka dengan ini peranan guru pendidikan agama

Islam di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan mampu menjalankan peranannya

dengan baik dalam menangkal bahaya terorisme.

Tahsis Alam Robithoh

109011000214

Page 7: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan taufik, hidayah, dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENANGKAL BAHAYA TERORISME (Studi di SMA Negeri 9 Tangerang

Selatan)” Sholawat teriring salam tercurah limpahkan kepada Nabi akhir zaman

yaitu Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah lelah memperjuangkan

pendidikan agama Islam. Semoga kita senantiasa dapat istiqomah dalam

memperjuangan pendidikan agama Islam yang telah di warisi oleh beliau Nabi

Muhammad SAW.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi tentunya

banyak pihak yang mensuport, menginsparisi, dan memotivasi sampai skripsi ini

selesai dengan baik. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof. Dr. Rif’at Syauqi, MA

2. Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Bahrissalim, MA.

3. Sekretaris Program Studi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Drs. H. Sapiudin Shidiq, MA.

4. Dr. Ahmad Shodiq, MA. Pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan Ilmu yang bermanfaat.

5. Drs. Masan AF, MA. Dosen Penasehat Akademik yang telah membantu

penulis dalam urusan-urusan akademis.

6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam yang Ilmunya

dapat penulis serap dan semoga dapat menjadi bekal dan bermanfaat di

dunia mauapun di akhirat.

Page 8: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

v

7. Kedua orang tua penulis, Abah dan Umi yang selalu mendoakan dan

memberikan penulis rasa kasih sayang yang tak terhingga dari dalam

kandungan hingga sekarang ini.

8. Kaka-kaka kandung penulis yang juga selalu mensuport

9. Robiatul Adawiyyah teman yang selalu memberikan motivasi dan

semangad.

10. Teman-teman PAI angakatan 2008, semoga kalian menjadi Sarjana

Pendidikan Agama Islam yang sukses dunia maupun akhirat.

Page 9: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................. i

PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... ii

ABSTRAK .................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 9

1. Pembatasan Masalah ........................................................ 9

2. Perumusan Masalah .......................................................... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Terorisme ................................................................................. 10

1. Pengertian Terorisme ........................................................ 10

2. Karakteristik Terorisme .................................................... 13

3. Radikalisme Sebagai Akar Terorisme ............................... 17

4. Pandangan Islam Tentang Terorisme ................................ 19

a. Terorisme Dalam Perspektif Islam .............................. 19

b. Jihad ............................................................................. 22

c. Perbedaan Jihad dan Terorisme ................................... 25

Page 10: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

vii

B. Menangkal Bahaya Terorisme ................................................. 26

1. Bahaya Terorisme ............................................................. 26

2. Strategi Menangkal Bahaya Terorisme ............................. 28

3. Peranan Guru PAI dalam Menangkal Bahaya Terorisme . 29

a. Tujuan Pendidikan Agama Islam................................. 30

b. Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam ........................ 32

C. Kerangka Berfikir .................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 38

B. Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data .............................. 39

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .................................. 39

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 40

E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 41

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data .................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 9 Tangerang Selatan ............. 45

1. Lokasi Penelitian ............................................................... 45

2. Sejarah Singkat SMAN 9 Tangerang Selatan ................... 45

3. Visi dan Misi SMAN 9 Tangerang Selatan ...................... 47

4. Keadaan Guru dan Siswa .................................................. 48

5. Fasilitas Sekolah ............................................................... 49

6. Kurikulum Sekolah ........................................................... 50

7. Keunggulan dan Prestasi SMAN 9 Tangerang Selatan..... 55

B. Deskripsi Data ......................................................................... 56

C. Analisa dan Interpretasi Data .................................................. 73

Page 11: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

viii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 77

B. Saran ........................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terorisme di Indonesia sekarang ini makin marak terjadi. pengeboman,

penembakan, ancaman, penindasan, sampai perekrutan untuk menjadi anggota

teroris sudah terjadi, hal ini membuat sebagian besar masayarakat resah,

bimbang, dan takut atas tindakan yang dilakukan teroris.

Tindakan terorisme ini sangat merugikan, karena tindakan tersebut menjadi

suatu gerakan radikal yang dapat melumpuhkan agama dan pendidikan bahkan

negara sekalipun. tua dan muda, dewasa maupun anak kecil, itu semua akan

terseret dampak kejahatan terorisme yang tidak pandang bulu. terorisme dalam

aksinya itu seakan-akan berjuang untuk menegakan agama dan negara, akan tetapi

sebetulnya aksi terorisme menjadi kambing hitam umat Islam yang mengatas

namakan Jihad yakni (berjuang dijalan Allah SWT), akan tetapi golongan ini

dalam tindakanya sangat merugikan banyak pihak terkait, entah itu agamanya

sendiri maupun agama orang lain, entah itu negaranya sendiri maupun negara

orang lain, itu dihancurkan dengan tindaka-tindakan yang tidak beradab dan

manusiawi.

Page 13: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

2

Seluruh dunia tau bahwa tindakan terorisme itu tidak terpuji, boleh jadi

terorisme merupakan masalah besar bagi umat manusia, persoalan ini tidak cukup

diselesaikan dalam lingkup hukum pemerintah karena tindakan terorisme ini

merupakan tindakan yang melampaui batas-batas kemanusiaan, berlebihan dalam

bertindak dan menyimpang dari syariat Islam. Setiap aksi terorisme disertai oleh

alasan yang kuat, sebab aksi ini disertai dengan pengorbanan materi dan nyawa.

Jadi, mustahil bila aksi ini hanya iseng-iseng semata.

Terorisme menggunakan ancaman atau kekerasan terencana yang dilakukan

individu atau kelompok sub-Nasional yang bertujuan politik atau melalui sosial

melalui intimidasi terhadap sejumlah masyarakat selain korban langsung.1 Hal ini

menunjukan bahwa tindakan terorisme ini sangat berbahaya, kita tidak tahu kapan

terjadinya tindakan terorisme ini dan kitapun tidak tahu apakah pemuda-pemuda

disekeliling kita ternyata teroris, kita tidak tahu apakah disekolahpun dapat di

masuki oleh jaringan-jaringan terorisme yang mengincar siswa, merekrut hingga

menjadi anggota. Jangan sampai pelajar kita yang bakalan menjadi penerus

bangsa terseret oleh kelompok teroris.

Terdapat dua alasan utama yang mendasari munculnya aksi terorisme.

Pertama, dorongan ideologi. Maka berwujud pada kebencian terhadap pihak yang

menindas kelompok mereka, serta pihak-pihak yang menghalangi usaha mereka

untuk mencapai tujuan, sehingga nyawapun rela dikorbankan guna mencapai

tujuan yang diinginkan.

Parahnya, gerakan ini bukan hanya berskala nasional, tapi sudah berskala

internasional. Misalnya, kebencian Usama Bin Laden, yang mengaku mewakili

umat Islam, terhadap Amerika Serikat (AS) mendorongnya untuk

mengumandangkan perang bagi apapun dan siapapun yang berbau AS.

Perang ini dilancarkan ke seluruh dunia melalui jaringan-jaringan yang

tersebar di sejumlah negara. Bila demikian halnya, maka tugas pemerintah adalah

memperketat keamanan, terutama yang menyangkut sasaran aksi terorisme ini.

1 Sukawarsini Djelantik, Terorisme Tinjauan Psiko-Politis Kemiskinan, dan Keamanan

Nasional, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010), h. 183

Page 14: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

3

Selain dorongan ideologi, aksi terorisme dapat pula terjadi karena alasan

ekonomi. Tekanan ekonomi yang dialami oleh teroris, terutama bagi orang yang

melakukan bom bunuh diri, bisa menjadi latar belakang dipilihnya jalan untuk

mengakhiri hidup. Mengetahui bahwa modus operandi dari aksi-aksi terorisme

adalah bom bunuh diri. Orang-orang yang melakukan aksi bom bunuh diri,

terlebih dahulu didoktrin dengan ajaran-ajaran yang membenarkan aksi tersebut.

Peranan orang yang melakukan bom bunuh diri ini sangatlah penting, sebab

merekalah yang berkorban paling besar. Bila jaringan ini tidak bisa merekrut

orang-orang yang bersedia melakukan aksi tersebut, niscaya eksistensinya akan

lenyap. Namun, alasan ekonomi ini tidak selalu berbentuk tekanan yang dialami

oleh pelaku, terutama yang melakukan bunuh diri, melainkan dapat pula berupa

kesedihan.2

Perlu kita cermati bahwa para pelaku tindakan kekerasan ini sebetulnya

mengatas namakan Jihad dalam tindakannya itu, yang sebetulnya sasaran

utamanya adalah orang no-Muslim, akan tetapi bukan hanya orang-orang non-

Muslim yang menjadi musuh besar bagi para teroris tetapi dampaknyapun pada

orang muslim yang tak bersalah yang tidak terkait dengan target para teror, ini

yang selalu menjadi bahan pertanyaan bagi umat Islam, apakah Islam

mengajarkan hal tersebut, dan apakah Jihad perlu di negara yang mayoritas Islam

ini.

Akan tetapi jihad-jihad yang berkembang di Indonesia sebagian besar sangat

merugikan negara, dengan adanya bom bali, bukan warga negara asing saja yang

tewas akan tetapi warga negara Indonesia pun banyak yang tewas bahkan umat

Islam yang tidak bersalahpun ikut terkena dampaknya, Dan negara Indonesia bisa

jadi terkena dampak koreksi bagi negara lain bahkan bisa jadi Indonesia dikecam

sebagai gudangnya teroris, ini merupakan masalah besar bagi negara dan umat

Islam karena teroris bukanlah organisasi kecil tetapi organisasi yang berkembang

luas tidak hanya satu di Indonesia mereka terus berkembang walau ada yang

2 http://randikurniawan.blogspot.com/2009/08/meminimalisasi-potensi terorisme.html,

diakses tgl 28 Desember 2011, Pukul 22:53.

Page 15: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

4

tertangkap bahkan ada yang dihukum mati, tetapi itu semua bukan masalah besar

bagi para teroris.

Ibarat tanaman, terorisme di Indonesia telah menjelma sebagai tanaman yang

tumbuh subur. Patah tumbuh, hilang berganti. Setelah Dr. Azhari tertembak mati,

masih ada Noordin M. Top. Setelah Noordin M. Top tewas dalam baku tembak di

solo, dan masih ada “pengantin-pengantin” (calon pelaku bom bunuh diri) lain

yang masih menghirup udara segar, tidak ada jaminan langkah mereka akan

berhenti. Sebab itu, semua pihak menghimbau agar pemerintah dan masyarakat

tidak lengah dengan tumbuh suburnya terorisme. Terorisme bukan persoalan

pelaku. Terorisme lebih terkait pada keyakinan teologis. Artinya pelakukan bisa

ditangkap, bahkan dibunuh, tetapi keyakinannya tidak mudah untuk ditaklukan.

Sejarah membuktikan, usia keyakinan tersebut seumur usia agama itu sendiri.

Pada zaman Nabi Muhammad ada kelompok-kelompok yang taat beribadah, tapi

gemar malaksanakan aksi kekerasan, seperti yang dilakukan kalangan khawarij.3

Dengan ini para pendidik Islam perlu menyadari betapa pentingnya

pemahaman agama Islam dikemukakan dengan jelas dan rasional kepada peserta

didik, khususnya dalam bidang akidah agar kepercayaan mereka terhadap bahaya

teroris ini dapat mereka pahamai sehingga siswa tidak mudah untuk terdoktrin

oleh organisai teroris dan juga dapat mencegah apabila di sekeliling mereka ada

teroris.

Ini terbukti bahwa agama Islamlah yang menjadi kambing hitam, terorisme

dikaitkan dengan Islam yang mengatas namakan jihad sebagai akar pemikiran,

padahal Islam bukanlah agama kekerasa dan fundamentalis radikalis, islam adalah

agama rahmatan lil alamin yang selalu menjaga segala yang ada di bumi ini

dengan baik bukan malah merusak, dalam peperanganpun, yang secara logis

menuntut tindakan-tindakan kekerasan terhadap lawan, Islam memberikan

batasan-batasan agar tidak terjadi perlakuan yang semena-mena, Rasulullah setiap

akan memberangkatkan pasukan muslim kesebuah pertempuran, selalu berpesan,

“Jangan membunuh anak-anak, jangan membunuh perempuan, jangan membunuh

3 Hendropriyono A.M. Terorisme Fundamentalis Kristen, Yahudi, dan Islam. ( Jakarta: PT

Kompas Media Masa, 2009) h. vii-viii

Page 16: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

5

manula, jangan membunuh binatang, jangan merusak pepohonan (Hadis). Pesan

Rasulullah ini juga merupakan salah satu sisi rahmat yang terkandung dalam

ajaran Islam.4 Karena Islam itu mempunyai misi yang sangat penting bagi

manusia yaitu terwujudnya manusia yang sehat jasmani, rohani, dan akal pikiran,

serta memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, akhlak yang mulia, keterampilan

hidup.5 ini semua menjadikan penulis mempunyai perhatian serius terhadap

persoalan terorisme yang makin menjadi dan menyebar luas, dikhawatirkan

pemuda-pemuda muslim yang pemahaman agamanya masih kurang, bisa jadi

direkrut untuk menjadi terorisme yang sekali lagi mengatas namakan jihad yang

mendoktrin kepada para pengikutnya yang diiming-imingi surga dan bidadari.

Selain ideologi dan ekonomi, kelompok terorispun tidak lepas dari keyakinan

berjihad, bisa jadi menurut kelompok terorisme jihad adalah satu-satunya cara

untuk dapat meyakini orang agar dapat terdoktrin untuk menjadi bagian dari

mereka. Setelah itu diperintahkan untuk mengorbankan diri dengan cara apapun.

Diantaranya yaitu bom bunuh diri. Padahal Allah SWT melarang keras untuk

melakukan bunhuh diri, seperti firmannya yang berbunyi:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah

kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu. dan Barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan

4 Muhyidin Albarobis, Islam Itu Mudah, (Jakarta: CV Artha Rivera, 2007) h. 6

5 Abudin Nata, Pendidikan dalam perspektif Al-Quran, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.

24

Page 17: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

6

aniaya, Maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. yang

demikian itu adalah mudah bagi Allah.6

Ayat ini merupakan penegasan untuk seseorang yang mati terbunuh karena

perbuatannya sendiri atau bunuh diri, artinya segala perbuatan yang merugikan

diri sendiri bahakan sampai membunuh diri sendiri itu sangat dilarang dan

dampaknya akan masuk neraka bukan syurga apalagi sampai ditemani bidadari.

Artinya jelas bahwa modus bom bunuh diri merupakan tindakan yang tidak sesuai

dengan syariat Islam. Senada dengan ayat di atas Nabi Muhammad bersabda:

“barang siapa yang menjatuhkan diri dari sebuah gunung lalu ia

terbunuh maka ia akan masuk neraka dalam keadaan terhemas di

dalamnya, kekal lagi mengekalkan didalamnya (HR Bukhori dan

Muslim dari al-Dhahhak)”.7

Maka hal ini menjadi pertanyaan penting bagi masyarakat awam yang

pemahaman agamanya belum cukup banyak, apa betul Islam mengajarkan hal

tersebut?, lalu spsksh guru agama Islam di sekolah pun mengajarkan ideologi

radikalis yang di canangkan oleh para teroris dengan melatar belakangi jihad

sebagai alasan untuk menjadi teroris.

Karena beberapa riset mengungkapkan, bahwa dari beberapa anggota teroris

kebanyakan usia-usia muda, sementara itu mantan instruktur biadang persenjataan

akademik militer mujahidin Afganistan, Mohammad Nasir bin Abbas

menuturkan, ideologi radikal cepat berkembang dikalangan remaja dan anak

muda, khususnya di usia SLTA.8

6 QS, An-nisa, a. 29-30

7 HR. Bukhori dan Muslim dari al-Dhahhak

8 Mohamad Nasir, Remaja Jadi Target Teroris, (Banten: Banten Pos, 2011),

(www.Bantenpos.com).

Page 18: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

7

Maka hal ini perlu penulis garis bawahi, ternyata sebenarnya peranan guru

agama Islam di sekolah itu sangat penting dalam meningkatkan pemahaman

akidah peserta didik, agar mereka mengetahui bahwa keyakinan dalam

menjalankan syriat Islam yang benar itu seperti apa, dan bagaimana cara

menghindari pemahaman-pemahaman yang bertolak belakang terhadap ajaran

Islam. Seperti di katakan oleh uhairi misrawi (intelek muslim muda) mengatakan

“bahwa radikalisme agama di Indonesia berbahaya karena menyasar anak muda

yang wawasan keislamannya tidak mendalam serta orang miskin yang dilemahkan

oleh kekuasaan.9

Menagkal bahaya terorisme tidak dapat diselesaikan lewat hukum

pemerintah, militer, dan polisi saja akan tetapi perlu adanya peran pendidik agama

Islam sebagai pereda untuk meminimalisir calon-calon anggota terorisme yang

makin menyebar diseluruh Indonesia, karena dengan keyakinan beragamalah yang

dapat meredup seseorang untuk menjadi teroris. Dari pada itu tiga komponen ini

harus berkesinambungan untuk menjaga eksistensi negara dan khususnya menjaga

keamanan masyarakat Islam yang banyak di isukan sebagai akar jihad itu sendiri.

Tangerang salah satu kota yang pernah disusupi oleh jaringan terorisme,

tepatnya di pamulang barat, tangerang seltan, yaitu dua teroris yang bernama Abu

Jibril dan M. Iqbal sempat meledakan bom dihalaman rumah.10

Hal ini yang

menghawatirkan siswa di Tangerang Selatan terkena doktrin ideologi teroris atau

ajaran sesat yang dijadikan Ijtihad oleh pelaku teroris, bahkan sempat Abu Jibril

membrikan sumbangan buku di sebgaian Masjid di sekitar Tangerang Seltan.

Dengan latar belakang yang penulis sudah paparkan, maka penulis

berkesimpulan bahwa peranan guru PAI bukan hanya seputar mata pelajaran yang

sudah di tentukan saja, akan tetapi perlu mengkaitkan permasala-permasalahan

yang ada sekarang yang menyangkaut pemahaman akidah Islam itu sendiri,

contonya terorisme yang bahayanya dapat berdampak pada keyakinan para

pelajar.

9 Uhairi Misrawi, Radikalisme Berbahaya Karena Menyasar Anak Muda dan Kelompok

Miskin, 2008. (www.lazuardi biru.org).

10 www.Terorisme di Indonesia.com, 11 November 2013

Page 19: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

8

Untuk mengetahui bagaiamana tindakan seorang guru PAI dalam menangkal

bahay terorisme di sekolah yang letaknya di kota Tangerang Selatan, yang

terindikasi aksi terorisme, walaupun sekolah yang diteliti tidak terindikasi

terorisme, namun perlu disadari bahwa terorisme bukan kelompok biasa tapi

penyebaran teroris bisa di man saja, karena tangerang selatan sudah terindikasi,

maka bisa jadi masih meninggalkan pemahaman jihad yang menyimpang di

segala sektor sekitar tangerang selatan, yang di hawatir bisa mempengaruhi

pemahaman orang banyak khususnya para pelajar dan anak muda lainnya, maka

dengan ini perlu adanya pencagahan sedini mungkin, menangkal bahaya terorisme

secepatnya, terutama di sekolah sekitar kota Tangerang Selatan. Dengan ini

penulis membuat judul penelitian tentang “PERANAN GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DALAM MENANGKAL BAHAYA TERORISME STUDI

DI SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN”

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah terpapar diatas maka penulis perlu

mengidentifikasikan permasalahan penelitian ini adalah “

1. Maraknya tindakan teroris di Indonesia yang menimpa anak-anak muda

sebagai targetnya

2. Bahaya terorisme berdampak terhadap masayarakat Islam

3. Kurangnya sosialisai tentang bahaya terorisme di sekolah

4. Guru pendidikan agama Islam sangat berperan untuk dapat menangkal

bahaya terorisme

Page 20: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

9

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Persoalan pokok yang dibatasi dalam skripsi ini adalah menjelaskan peranan

pendidikan agama Islam terhadap bahaya terorisme dapat berjalan sebagaimana

tujuan pendidikan agama islam itu sendiri.

Mengingat permasalah yang penulis ungkap itu sangat luas, yakni

bagaimana Perananan Guru Pendidikan Agama Islam dalam menangkal bahaya

Terorisme, maka penulis membatasi permasalah ini dalam lingkup umat Islam

saja.

2. Perumusan masalah

Untuk mengkaji lebih dalam lagi maka perlu adanya perumusan masalah

sebagai berikut. Bagaimana Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam

menangkal bahaya terorisme?

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan pada perumusan masalah yang sudah penulis paparkan maka

tujuan penulisan skripsi ini adalah Untuk mengkaji dan menganalis Peranan Guru

pendidikan agama Islam dalam menangkal bahaya terorisme.

Sedangkan manfaat penulisan skripsi ini yaitu :

1. Dapat memberikan kontribusi terhadap guru pendidikan agama Islam

upaya untuk anti terorisme di sekolah

2. Untuk pribadi penulis sendiri dapat mengetahui bagaimana guru

berperan terhadap persoalan pencegahan terorisme di sekolah.

3. Bermanfaat dan dapat manambah khasanah ilmu pengetahuan agama

Islam yang luas.

Page 21: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

10

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Terorisme

1. Pengertian Terorisme

Terorisme diambil dari kata teror yang artinya mengancam, sedangkan teroris

artinya pengacau atau pelaku teror, orang yang melakukan teror, sedangkan

terorisme yaitu tindakan sekelompok teroris yang mengancam pihak terkait untuk

mencapai suatu tujuan. 1 dengan demikian dapat dipahami bahwa terorisme adalah

prilaku atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

yang mengancam keselamatan jiwa pihak lain guna untuk mencapai tujuan

tertentu.

Abdul Wahid menjelaskan bahwa, kata “teroris” (pelaku) (aksi) berasal dari

bahasa latin „terrere‟yang kurang lebih membuat gemetar atau menggetarkan.

Kata „teror‟ juga bisa menimbulkan kengerian. Tentu saja kengerian di hati dan

pikiran korbanya.2Kengerian ini dapat menimbulkan seseorang merasa tidak

percaya diri, hati mereka selalu waswas, ketakutan akibat disekelilingnya telah

terjadi baku hatam dan kerusakan yang dasyat, akan tetapi sebenarnya kengerian

1 Sutan Rajasa, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Karya Utama, 2012) h. 603

2 Abdul Wahid, Kejahatan Terorisme, (Jakarta: Refika Raditama, 2004), h. 22

Page 22: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

11

ini timbul karena mereka tidak mempunyai pondasi atau kekuatan dari pihak lain,

mereka seakan-akan sendiri yang mengalami kengerian tersebut, tapi wajar,

kekerasan yang di timbulkan oleh para pelaku teror memang sangat keras apabila

mereka sudah terlanjur melakukan perbuatan anarkis, tentu mereka yang melihat

kelakuan teoris yang begitu jahatnya timbulah rasa takut dan ngeri.

Namun hingga saat ini, definisi terorisme masih menjadi perdebatan

meskipun sudah ada ahli yang merumuskan, dan dirumuskan di dalam pereturan

perundang-undangan. Amerika serikat sendiri yang pertama kali mendeklarasikan

“perang bersama teroris” belum memberikan definisi yang gamblang dan jelas

sehingga semua orang bisa memahami makna sesungguhnya tanpa dilanda

keraguan, tidak merasa didiskriminasikan serta dimarjinalkan.

Dalam undang-undang pemberantasan korupsi tindak pidana terorisme pasal

6 ialah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja menggunakan kekerasan

atau ancaman kekerasan menimbulkan korban yang bersifat masal, dengan cara

merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau

mengakibatka kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang strtegis

atau lingkungan hidup atau fasilitas internasional dan elemen para militer.3

Teror mengandung arti penggunaan kekerasan, untuk menciptakan atau

mengondisikan sebuah iklim ketakutan di dalam kelompok masyarakat yang

lebih luas, daripada hanya pada jatuhnya korban kekerasan. Dalam

perkembangannya lalu muncul suatu konsep yang memberi pengertian, bahwa

terorisme adalah cara atau teknik intimidasi dengan sasaran sistematis, demi suatu

kepentingan politik tertentu, terorisme adalah pemakaian kekuatan atau kekerasan

tidak sah melawan orang atau properti untuk mengintimidasi atau menekan suatau

pemerintahan, masyarakat sipil atau bagian-bagiannya, untuk memaksakan tujuan

sosial atau politik.4

3 op. cit, h. 38

4 Herman Sulistyo, Beyond Terrorism, ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002), h. 3

Page 23: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

12

Terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban

yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap

keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat.

Terorisme adalah salah satu bentuk kejahatan yang diorganisasi dengan baik (well

organized), bersifat trans-nasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa

(extra-ordinary crime) yang tidak membeda-bedakan sasaran (indikriminasi).5

Dengan adanya terorisme maka masyarakat merasa tidak aman karena cara yang

dilakukannya itu tidak membeda-bedakan mana musuh yang harus mereka habisi

mana masyarakat yang harus mereka lindungi.

Terorisme adalah faktor yang menyejarah, kemunculan dan

perkembangannya memberikan nuansa tersendiri bagi kehidupan manusia. Tidak

jarang fenomena yang menyejarah ini membuat terorisme dikaji secara akademik

karena selain memberikan sosok dan warna yang unik dengan berbagai

pendekatan keilmuan, terorisme dengan beragam karakteristiknya telah menjelma

menjadi arus kekuatan baru dalam tawar menawar kepentingan.6

Sejarah mencatat pada abad ke-11 terdapat Ordo para pembunuh (Order of

the Assasins) yaitu sebuah cabang sempalan dari kaum Ismaili, sebuah sekte

Muslim. Hasan Sabah, pendiri ordo tersebut lahir di Qom, pusat syiah di

Persia utara (iran sekarang). Sabah mengambil sebuah bentuk doktrin Ismaili

ekstrim yang mendorong perampasan bebebrapa benteng di pegunungan;

benteng yang pertama, Alamut, disebut pada tahun 1090. Beberapa tahun

kemudian para pembunuh memutuskan untuk memindahkan aktivitas mereka

dari wilayah pegunungan yang terpencil kepusat kot atau kota besar. Korban

pembunuhan kota mereka yang pertama adalah menteri kepala dari sultan

Baghdad, Nazim al-Mulq, seorang muslim sunni. Tahun-tahun berikutnya

para pembunuh aktif beroperasi di Persia, Suriah, dan Pelestina. Mereka

membunuh sejumlah besar musuhnya yang kebanyakan kaum Muslim sunni.

Di samping itusasaran mereka juga kaum kristen, termasuk Count Raymond

II dari Tripoli dibunuh di Suriah, juga Marquis Conrad dari Monferrat, yang

memerintah kerajaan Jerusalem. Strategi para teroris itu yang menarik adalah

penyamaran diri mereka sebagai biksu, yang berpura-pura menjadi utusan-

utusan yang saleh, tetapi sebenarnya mereka adalah tim dengan misi bunuh

diri. Sebagai upayanya adalah keyakinan mereka akan jaminan kenikmatan

5 Ma‟ruf Amin, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 3

6 Aulia Rosa Nasution, Terorisme Sebagai Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, (Jakarta:

Kencana, 2012), cet. 1, h. 1

Page 24: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

13

Surgawi. Sejarah mencatat bahwa ternyata tidak ada dampak politik yang

berarti, sebagai hasil dari terorisme yang mereka lakukan itu.7

Pelaku teror bisa berbuat apa saja yang diinginkan, apabila mereka terancam

tindak pidana atau hukum sosial pelaku dapat menyamar sebagai apa saja yang

terpenting tidak dapat dikenali orang lain. Dengan demikian, terorisme dari dulu

sudah ada dan tindakannyapun sampai sekarang masih terjadi, seperti peledakan

bom di gedung-gedung, tempat peribadatan dll, penembakan, kekerasan,

perampasa dan ancaman. Ini semua terjadi samapai sekarang, artinya tindakan

terorisme mempunya misi yang kongkrit dalam melakukan segala hal demi

kepentingan mereka dan tidak memikirkan sesama manusia melalui sejarah inilah

kita bisa mengetahui bagaimana perjalanan terorisme dan segala tindakan yang

tidak keprimanusiaannya dari abad ke-11 hingga sekarang ini.

2. Karakteristik Terorisme

Menurut terrorism Act 2000 UK, terorisme mengandung arti sebagai

penggunaan atau ancaman tindakan dengan ciri-ciri:

a. Aksi yang melibatkan kekekrasan serius terhadap seseorang ,

kerugian berat terhadap harta benda, membahayakan kehidupan

seseorang, bukan kehidupan orang yang melakukan tindakan,

menciptakan resikoserius bagi kesehatan atau keselamatan publik

tertentu.

b. Penggunaan atau ancaman didesain untuk mempengaruhi

pemerintah atau untuk mengintimidasi publik atau bagian tertentu

dari publik.

c. Penggunaan atau ancaman dibuat dengan tujuan politik, agama,

atau ideologi

d. Pengguna atau ancaman yang masuk dalam suseksi yang

melibatkan senjata api dan bahan peledak.8

Senada dengan itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengemukakan ciri-ciri

terorisme sebagai berikut:

7 Hendropriyono A.M. Terorisme Fundamentalis Kristen, Yahudi, dan Islam, (Jakarta: PT

Kompas Media Masa, 2009), h.57-58

8 Abdul Wahid, Dkk, Kejahatan Terorisme, (Bandung: PT Refika Aditama, 2004), h. 34

Page 25: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

14

a. Sifatnya merusak (ifsad) dan anarkis / chaos (faudha).

b. Tujuannya untuk menciptakan rasa takut dan/atau menghancurkan

pihak lain.

c. Dilakukan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas.9

Dengan demikian perbuatan merusak, anarkis, menciptakan rasa takut, dan

melibatkan senjata api dan bahan peledak, semua itu merupakan ciri khas pelaku

teror atau terorisme yang dilakukan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas.

Sedangkan menurut Abdul Wahid ciri pengidentifikasi terorisme akan dapat

memeberikan pengenalan yang tunggal dan solid mengenai terorisme, agar mudah

dapat dikenal dalam konteks operasinya. Maka paling tidak ada beberapa ciri

identifikasi terorisme:

a. Apapun metode yang digunakan ia merupakan suatu bentuk penggunaan

kekekrasan (oleh suatu kelompok), untuk menekankan pemerintah

/masyarakat. Setiap langkah aksi terorisme pasti memiliki efek yang

diharapkan yaitu: usahakan untuk mengalihkan perhatian, membuat

suasana ketakutan dan kekacauan, terjadi aksi balas dendam antar

kelompok. Dan saling tuding anatara elit politik yang bertentangan

b. Spektrum motivasi yang melatarbelakangi gerakan dan aksinya memiliki

spektrum yang beragam.

c. Merupakan komunitas yang sangat spesifik dalam artian ada semacam

komunitas manusia yang terus menerus dicaci maki, ditekan atau

didorong wibawanya. 10

Senada dengan itu, Paul Wilkinson, mengemukakan ciri-ciri terorisme

sebagai berikut:

a. Terorisme epifenomenal (teror dari bawah), merupakan jenis teror

dengan ciri-ciri tak terencana, rapi, dan terjadi dalam konteks perjuangan

yang sengit

b. Terorisme revolusioner, merupakan jenis teror yang bertujuan revolusi

atau perubahan radikal atas sistem yang ada dengan ciri-ciri selalu

merupakan fenomena kelompok, struktur kepemimpinan, program,

ideologi, konspirasi.

9 http://www.erlanggashop.com/buku/ensiklopedia-islam/himpunan-fatwa-mui/493-21460, di

akses: tgl 4 januari 2014 10

Op.cit, h. 36

Page 26: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

15

Karakteristik yang mencirikan terorisme dari bentuk tindak kekerasan

lainnya. Wilkinson mengidentifikasikan sebagai berikut:

a. Sistematis penggunakan pembunuhan, luka-luka / kerugian, atau

ancaman untuk mencapai tujuan akhir, contoh penekanan pemerintah,

kegiatan revolusioner, atau pengenalan.

b. Fokus, arah, dan tujuan terorisme adalah untuk menciptakan ketakutan,

ketidaknyamanan dan panik.

c. Terorisme tidak terpisahkan secara acak dan tidak pandang bulu.

Terorisme sengaja menyerang target warga sipil (bukan prajurit). strategi

ini menyebarkan ketakutan, karena tidak memiliki target khusus. Oleh

karena itu, tidak seorangpun akan merasa aman, dan indidisu tidak dapat

menghindar menjadi korban. Strategi terorisme diarahkan pada target-

target "lunak"

d. Terorisme menggunakan metode penghancuran liar/acak seperti bom

mobil, bom paku, dan bom ganda adalah yang paling disukai. Terorisme

tidak mengenal aturan atau kebiasaan berperang.

e. Terorisme lebih bersifat ekspresif dari kekerasan, begitupun, terorisme

membutuhkan pendengar dan media. Tanpa media, teroris merupakan

latihan yang sia-sia.

f. Tindak pidana terorisme direncanakan dengan baik dibandingkan dengan

tindak pidana yang dilakukan secara spontan oleh pelaku tindak pidana.11

Setelah dipaparkan beberapa ciri-ciri terorisme maka penulis dapat simpulkan

ciri-ciri teroris yang mendasar sebagai berikut:

a. Memakai unsur kekerasan

Dalam aksinya kelompok teroris sangat sering menggunakan

kekerasan terhadap orang yang dianggap musuh baginya.

b. Memaksa

Terorisme juga suka memaksa orang banyak untuk ikut serta

memberantas orang-orang yang dikehendakinya atau tempat-tempat yang

dikehendakinya.

c. Mengancam

Salah satu aksi yang meresahkan masyarakat sipil, para pelaku teror

juga menggunakan ancaman dalam tujuan yang akan dicapainya.

11 http://www.metro.polri.go.id/perpus/384-terorisme-masalah-definisi di akses pada

tgl: 7 januari 2013

Page 27: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

16

d. Anarkis

Anarkisme pun menjadi karakteristik terutama dalam kelompok

terorisme, seperti halnya bom bunuh diri, mereka melakukan hal tersebut

dengan membunuh diri sendiri yang pada akhirnya berdampak terhadap

orang tidak bersalah, rumah hancur, gedung-gedung hancur, tempat

peribdatan hancur, bukan hanya bom saja yang dilakukan akan tetapi

perampoka di bank, toko, dsbg demi kepentingan kelompok tersebut.

e. Tujuannyanya mematikan lawan

Bukanlah mencegah kekafiran akan tetapi membunuh orang-orang

yang dibenci tapi sekali lagi yang terkena dampaknya orang yang tidak

tahu apa-apa.

f. Arogan dalam bertindak

Sudah dikemukakan dalam anarkisme bahwa memang aksi para

kelompok terorisme merupakan tindakan yang aroggan atau berlebihan,

menghancurkan segala aspek kehidupan manusia yang banyak

mengakibatkan kerugian besar.

g. Zalim terhadap sesama manusia

Segala tindakan, ancaman, tujuan, dan ciri-ciri yang terkandung dalam

kelompok terorisme ini sesungguhnya merupaka perbuatan zalim atau

aniaya terhdapa manusia. Maka tak sepantasnya orang-orang yang masih

mempunyai keyakinan terhadap agamanya ikut serta dalam kelompok

terorisme apapun alasanya, karena bahayanya bukan pada musuh-musuh

teroris akan tetapi banyak manusia yang tidak bersalahpun terkena

dampaknya. memakai modus jihad, sehingga agama Islam juga terkena

imbas negatif dikalangan umat beragama lainnya.

Dengan demikian terorisme mempunyai beberapa karakteristik yang sifatnya

merugikan segala aspek, terorisme merupakan tindak kekerasan yang melakukan

teror bom, di antaranya: mengebom gedung-gedung, tempat ibadah, tempat

hiburan, kedutaan dan lain sabagainya, juga melakukan ancaman, dan

merencanakan tindakan kejahatan lainya.

Page 28: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

17

3. Radikalisme Sebagai Akar Terorisme

Radikalisme merupakan pemikiran yang keras sehingga pemikiran tersebut

membuat seseorang mencuat egoismenya dalam menjalankan ajaran Islam, rasa

kasih sayang yang seharusnya menimbulkan keadamaian bagi seluruh makhluk,

lewat pola pikir radikal malah membuat umat Islam menjadi kecaman masyarakat

terutama masyarakat yang notabene non-Muslim, sehingga Islam terkadang

dipandang agama yang keras, seperti halnya tindakan terorisme yang mengatas

namakan jihad sebagai landasan ketika ingin menyerang lawan dengan bom

bunuh diri.

Kata radikalisme diambil dari kata radikal yang artinya: besar-besaran,

menyeluruh dan keras, kokoh, tajam dalam berfikir sedangkan (radikalis) itu

berarti orang yang menginginkan perubahan yang besar dalam suatu

pemerintahan, yang dalam kata lain ini adalah penganut radikalisme, yang

merupakan suatu paham politik kenegaraan yang menghendaki adanya perubahan

dan perombakan besar sebagai jalan untuk mencapai taraf kemajuan, maka dapat

disimpulkan bahwa radikalisme adalah suatu tindakan seseorang atau kelompok

seseorang yang ingin merombak atau merubaha suatu tatanan pemerintahan yang

dia anggap tidak sepaham atau bertentangan dengan kelompok tersebut.12

Dengan demikian, radikalisme dapat dipahami sebagai paham keagamaan

yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar, fanatik keagamaanya

cukup tinggi, tidak jarang penganut paham ini menggunakan kekerasan dalam

mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan diyakininya. Kaum

radikalis menginginkan adanya perubahan atau pembaruan sosial-keagamaan

secara mendasar dengan sistem atau tata nilai baru yang diyakininya. Radikalisme

tidak saja berupa paham atau ideologi keagamaan yang bersifat wacana dan

pemikiran, pada batas-batas tertentu paham ini dapat menjelma dalam bentuk

gerakan dan aksi-aksi di lapangan.13

12 Sutan Rajasa, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Karya Utama Surabaya, 2002) h. 517

13

http://www.referensimakalah.com/2012/01/pengertian-fundamentalisme-

radikalisme_8767.html di akses: 29 desember 2013

Page 29: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

18

Gerakan-gerakan radikalisme banyak dilihat ketika mereka melakuakan aksi-

aksi dilapangan, meneror, mengebom, menembak, membunuh yang seharusnya

itu semua tidak terjadi. Karena golongan ini tidak terlalu banyak teori dalam

bertindak, mereka menjadikan buah pemikirannya lewat aksi-aksi anarkis yang

membahayakan. Yang mengakibatkan banyak kerugian terhadap sesama umat.

Samapai mereka mendapatkan apa yang diinginkannya. Sekalipun nyawa yang

dikorbankannya.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa setiap manusia mempunyai banyak

keinginan yang menurut egoisnya harus diwujudkan, akan tetapi semuanyapun

ada aturan yang membentengi segala apa yang diinginkan, kalau memang yang

diinginkannya itu menjadi maslahat dan dapat dijadikan pelajaran yang baik tentu

boleh dan sangat dianjurkan, akan tetapi kalau yang diinginkanya itu merupakan

hal yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang ada tentunya tidak boleh, apalagi

sampai menentang syariat. Pada dasaranya manusia memang mempunyai hawa

nafsu yang tinggi yang perlu ekstra hati-hati dalam mengontrolnya karena apabila

tidak dikontrol dengan hati-hati maka bisa jadi hal-hal yang diinginkan akan

terjadi dan dapat merugikan diri sendiri bahkan merugikan orang lain lain halnya

apabiala hawa nafsu dapat dikontrol dengan baik maka baik pula kehidupan

manusia itu sendiri bahkan dapat bermanfaat bagi manusia lain.

Salah satu keinginan manusia yang tidak sesuai dengan syariat atau peraturan

pemerintah adalah kaum radikalisme, kaum ini memang mempunyai misi yang

sudah terorganisir yang semua anggotanya itu mempunyai keinginan yang sama

yaitu menghancurkan kaum-kaum yang berbau kebaratan.

Untuk menimalisir gerakan radikalisme bahkan menghilangkan sekaligus,

khususnya dalam dunia pendidikan setidaknya ada tiga faktor yang harus

diperhatiakn oleh semua pihak. Ketiga faktor tersebut adalah kebijakan

pemerintah, ideologi, dan geopolitik internasional. Ketiganya saling berkaitan dan

berkelindan, sehingga setiap usaha meminimalisir radikalisme dengan hanya

memfokuskan pada salah satu faktor saja niscaya akan mengalami kegagalan.

Page 30: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

19

Langkah yang harus ditempuh adalah menekan tumbuhnya Islamisme dengan

melakukan langkah nyata mewujudkan kesejahteraan.14

Islamisasi penting dalam memahami radikalisme karena islamisasi bekorelasi

secara signufikan terhadap perilaku kekerasan keagamaan di Indonesia. Dalam

kondisi seperti ini kerinduan untuk kembali kepada Islam semakin menggelora.

Ini menunjukan bahwa kekuatan Islam sebagai ideologi alternatif tidak bisa

menafikan.

Keseriusan pemerintah untuk melakukan perbaikan diseluruh sektor, baik

terkait ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan maupun hukum adalah sebuah

harga mati. Keberhasilan pemerintah dalam pengelolaan negara berarti

mempersempit ruang gerak radikalisme beroperasi, dan kegagalan pemerintah

berarti menyuburkan radikalisme. Terlihat jelas bahwa pertumbuhan dan

perkembangan gerakan radikalisme di Indonesia sangat terkait dengan sejumlah

faktor yang berlaku dikalangan masyarakat Indonesia secara umum. Faktor

tersebut tidak semata-mata faktor agama, kendati agama diakui menyumbang

peran penting dalam perilaku kekerasan keagamaan, namun ia menjadi suatu yang

tidakberguna tanpa dukungan dari faktor-faktor lainnya.15

4. Pandangan Islam Tentang Terorisme

a. Terorisme Dalam Perspektif Islam

Sebagaian orang pada masa sekarang ini telah melakukan beberapa tindakan

anarkis dan teror di berbagai tempat. Mereka mengklaim bahwa tindakan tersebut

merupakan bagian dari jihad.16

Dalam Islam tidak ada istilah terorisme, meskipun para teroris yang

berkembang saat ini menggunakan indikasi jihad sebagai ijtihad untuk

membunuh, membrantas, meneror, mengancam, dan lain sebagainya yang

15 Akhmad Elang Muttaqin, Kajian Islam Kontemporer, (Jakarta: Erlangga Husada. Dkk,

2007), Cet. 1, h. 19-22

16 Ali Mustafa yaqub, Ijtihad Terorisme dan Liberalisme, (jakarta: Pustaka Firdaus, 2012), h.

46

Page 31: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

20

kaitannya dapat merugikan orang-orang yang tidak bersalah dan menimbulkan

kerusakan yang tidak perlu di rusak dalam hal ini al-Qur‟an menegaskan:

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan

Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh

atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik,

atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai)

suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh

siksaan yang besar,

Ayat di atas merupakan penegasan untuk para pelaku teror yang selalu

membuat kerusakan di muka bumi, membuat kerusakan berarti sama dengan

menentang ketentuan yang telah Allah SWT himbau lewat tersebut.

Dan Islam juga menegaskan umat Islam untuk berperang dengan jihad fi

sabililllah krena alasan yang mendesak seperti terancam jiwa, keluarga dan

agamnya. Maka boleh baginya untuk berjihad seperti apa yang telah Allah

tegaskan dalam firmannya:

Page 32: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

21

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena

Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar

Maha Kuasa menolong mereka itu.

Ayat ini mengkaitkan perbuatan teroris yang semena-mena dalam berperang

tidak memperdulika situasi dan kondisi keadaan di sekitar, maka bukan hanya

orang non-muslim saja yang merugi tapi orang Islam pun merugi, bukan hanya

negara orang lain yang merugi namun negara sendiripun terkena imbas negatifny

Ayat tersebut pun memerintahkan suatu kelompok untuk berperang kalau

kelompok tersebut terdesak atau teraniaya yang kemungkinan besar perlu

membela diri untuk bertahan hidup, sedangkan teror yang dilakuakan teroris

merupakan langkah yang sangat keliru dari ketentuan yang berlaku, mereka

mengatakan berjihad, akan tetapi mereka melakukan perusakan, ancaman dan

menelan banyak korban tidak bersalah. Karena Islam mengharamkan tindakan

yang bersifat menakut-nakuti orang muslim lainnya dengan cara apapun, seperti

hadis nabi yang menegaskan lewat sabdanya:

Barang siapa mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya (muslim) maka

Malaikat akan melaknatnya sehingga ia berhenti (HR. Muslim).17

Hadis di atas menunjukan tegas dan bijaksananya pemimpin umat muslim

seluruh dunia waktu itu (Nabi Muhammad SAW), bahwa sesama umat muslim

tidaklah patut untuk saling mengcungkan senjata, kalaulah hal tersebut terjadi

maka malaikat akan melaknat sehingga iya berhenti.

17 HR. Muslim

Page 33: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

22

Dari penjelasan-penjelasan yang terpapar tentang pandangan Islam terhadap

terorisme adalah:

1) Bahwa tindakan terorisme secara fisik dan psikis merupakan tindak

pidana hirabah karena para teroris telah mengankat senjata melawan

orang banyak yang tidak jelas dan menimbulkan rasa takut di kalangan

masyarakat.

2) Islam membedakan hukum terorisme dan jihad, baik dari aspek

pengertian, tindakan yang dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai.

3) Hukum melakukan teror secara qoth‟i adalah haram baik dengan alasan

apapun apalagi jika di negeri damai (da al-shulh) dan negara muslim

seperti Indonesia.

Sedangkan hukum melakukan jihad adalah wajib bagi yang mampu dengan

syarat:

a) Untuk membela agama dan menahan agresi musuh yang menyerang

terlebih dahulu.

b) Tujuannya untuk menjaga kemashlahatan (perbaikan), menegagkan

agama Allah dan membela hak-hak yang teraniaya.

c) Terikat dengan aturan hukum Islam, seperti musuh yang jelas, tidak

boleh membunuh orang lansia, anak-anak, dan sebagainya.

Bom bunuh diri dengan alasan apapun hukumnya haram. Hanya boleh

dilakukan jika dalam kondisi perang (harb) dengan sasaran musuh Islam yang

sudah jelas.

b. Jihad

Jihad menurut bahasa berarti “bersungguh-sungguh” atau “mengerahkan

segala kemampuan” dan menurut Istilah “perang untuk menolong Agama

Allah”atau “menyeru kepada agama yang benar, dan memerangi siapa yang

menolak seruan tersebut dengan harta dan jiwa”.18

Moenawar Khalil merumuskan

18 Ali Imron, Ali Imron Sang Pengebom, (Jakarta: Republika, 2007), h. 179

Page 34: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

23

pengertian jihad ini sebagaibberikut: “Kata-kata jihad itu diambil dari bahasa

Arab, dari asal kata “jahd” yang artinya usaha atau “juhd”yang artinya kekuatan.

Dan arti menurut aslinya yaitu “bersungguh-sungguh mencurahkan segenap

tenaga untuk melawan musuh”. Menurut keterangan Ibnu Abbas r.a. perkataan

“jihad” itu artinya ialah “mencurahkan segenap kekuatan dan bukanlah ketakutan

untuk membela Allah terhadap cercaan orang yang mencerca dan permusuhan

orang yang memusuhi”. Dan menurut syariat perkataan jihad itu artinya:

“bersungguh-sungguh mencurahkan segenap kekuatan untuk membinasakan

orang-orang kafir, dan termasuk pula berjihad terhadap nafsu, terhadap syaitan

dan terhadap orang-orang pendurhaka”. Sedangkan Taufiq Ali Wahbah

mengajukan pengertian jihad itu adalah sebagai berikut: “jihad adalah pengerahan

segala kemampuan dan potensi dalam memerangi musuh. Dan jihad baru

dilakukan setelah timbulnya gangguan-gangguan yang dilakukan musuh terhadap

kaum muslimin.19

Jihad juga mencakup proses perjuangan ke arah pembentukan masyarakat

yang islami. Mengubah pendapat suatu masyarakat serta memulai suatu revolusi

mental dikalangan mereka melalui diskusi, pidato atau tulisan juga merupakan

salah satu bentuk jihad. Dengan merenungkan makna jihad tersebut, kiranya akan

terhujam di setiap relung dada pribadi muslim bahwa jihad berarti suatu

kesungguhan untuk mengerahkan seluruh daya dan ikhtiar.20

c. Tujuan Jihad

1) Untuk memperluas penyebaran agama Islam

Diperintahnya ajaran jihad sejak periode Mekkah, erat sekali kaitannya

dengan upaya awal Rasulullah Saw dalam menyebarkan ajaran Al-Quran yang

diterimanya, terutama ajaran yang berkenaan dengan akidah, perjuangan

rasulullah Saw menyebarkan ajaran monoteis ke tengah-tengah masyarakat

19

Abdul Qadir Djaelani, Jihad Fi Sabilillah dan Tantangan-Tantangannya, (Jakarta: CV.

Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 3 20

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),

h. 165

Page 35: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

24

politeis mekah pada waktu itu, merupakan suatu perjuangan (jihad) besar bagi

beliau

2) Untuk menguji kesabaran

Perinatah jihad dan perintah agar bersikap sabar merupaka dua mata ajaran

yang sangat penting dalam upaya meningkatkan keimanan dan kehidupan

beragama. Kedua bentuk ajaran ini kenyataannya tidak bisa dipisahkan. Karena,

dalam melakukan jihad seseorang harus bersikap sabar, dan jihad selalu

berhadpan dengan musuh sebagai objeknya. Dan untuk menjadi orang yang sabar

seseorang juga harus berjihad dan bekerja keras menahan semua ujian dan cobaan

yang terus berdatangan silih berganti.

Ibnu katsir menegaskan, hikmah disyariatkannya ajaran jihad adalah sebagai

ujian Allah Swt terhadap hamba-Nya yang taat, yang sabar menghadapi musuh-

musuh yang ingkar, melakukan jihad, baik jihad dalam pengertian dakwah, perang

dalam pengertian lain dan apapun bentuknya memang tidak mudah dilakukan.

Karena sebagaimana digambarkan Al-Quran, jihad merupakan ujian dan cobaan.

Disamping itu, perlu pula disadari bahwa

d. Objek Jihad

1) Orang-orang kafir

Menurut khadafi umat Islam dilarang mengadakan kompromi terhadap

golongan yang tidak percaya kepada Tuhan. Golongan kafir ini harus mau

memeluk agama Islam atau berperang.21

Dalam persepsi yang dikemukakan

Khaduru ini merupakan gagasan terhadap umat Islam, agar umat Islam tidak

boleh bersatu dengan orang-orang kafir karena mereka tidak percaya dengan

Tuhan, maka hal itu sangat tagas bagi umat Islam, apabila mereka (orang

kafi) blum mau masuk agama Islam atau tidak mempercayai Tuahn maka

tidak perlu dikompromikan lagi, jalan satu-satunya adalah berperang. Hal

inipun dapat kita pahami lewat firman Allah SWT sebagai berikut:

21 Majid Khadafi, Islam Agama Perang, (Yogyakarta, Penerbit Karunia Terindah: 2004) h. 90

Page 36: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

25

Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu[630], Maka bunuhlah orang-

orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah

mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika mereka

bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka berilah

kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang. 22

2) Orang-orang munafik

Firman Allah:

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang

munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah

Jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. 23

Ayat ini menunjukan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada nabi untuk

berjihad melawan orang-orang munafik yaitu orang-orang yang ingkar kepada

agama Allah.

e. Perbedaan Jihad dan Terorisme

1. Dari segi manfaat

a. Terorisme

1) Sifatnya melakuakan (Ifsad) dan anarkis/chaos (fauda)

22 QS.At-taubah, a. 5

23

QS.At-taubah, a. 73

Page 37: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

26

2) Tujuannya untuk menciptakan rasa takut dan / menghancurkan

pihak lain

3) Dilakuakn tanpa aturan dan sasaran tanpa batas

b. Jihad

1) Sifatnya melakukan perbaikan (ishlah) sekalipun dengan cara

peperangan

2) Tujuannya menegakan agama Allah dan / atau membela hak-hak

pihak yang terdzolimi

3) Dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh syariat

dengan sasaran musuh yang sudah jelas.24

2. Dari segi hukum Islam

a. Hukum melakukan teror adalah haram, baik dilakukan perorangan,

kelompok, maupun negara.

b. Sedangkan hukum melakukan jihad adalah wajib kalau dilakukan

sesui syariat Islam.

Dengan demikian sudah jelas bahwa jihad bukanlah salah satu ideologi yang

dipakai terorisme, karena jihad menurut pandangan islam tidak memakai unsur

kekersan apapun.

B. Menangkal Bahaya Terorisme

1. Bahaya Terorisme

Modus operandi dan senjata yang dipakai semakin canggih dan memiliki

daya perusak misalnya dengan korban manusi secara masal. Selain kerugian

material, aksi tersebut berdampak luas dalam berbagai aspek kehidupan politik,

ekonomi, sosial, dan keamanan, baik di tingkat nasioanal, regional maupun

internasional.25

24 Ma‟ruf Amin dkk, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2011) h.

81

25 Ansyad Mbai, Terorisme di Tengah Arus Global Demokrasi, (Jakarta: Spectrum, 2006), h.

19

Page 38: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

27

Terorisme memang suatu tindakan yang sangat berbahaya, karena damapak

yang dilakukan terhadap aksi terirsme ini dapat menghancurkan dan

membinasakan segalanya, pertama dirinya sendiri, kenapa diririnya sendirii,

karena dengan dia melakukan tindakan terorisme dia akan selalu mempunyai rasa

takut, takut terhadap Tuhannnya, agamanya, negaranya. Dan merasa tidak akan

tenang dalam kehidupannya, maka sebetulnya sangat rugi orang yang mau

melakukan tindakan terorisme tersebut.

Kedua dapat merugikan masayarakat, dalam tindakannya banyak sekali

masayarakat yang sangat dirugikan akibat banyak orang yang kehilangan

pekerjaannya akibat tempat yang dapat menghasilkan rezekinya di bom diteror

oleh para pelaku teroris, hilangnya nyawa orang-orang yang disayangi, anak-anak,

orang tua dan sebagainya akibat penerorran dan aksis bom bunuh dirinya, semua

itu ulah para pelaku teroris maka sangat di sayangkan sekali apabila seseorang

masih tergiur dengan doktrin doktrin yang keliru yang dibuat oleh para terorisme

untuk merekrut para calon teroris.

Yang ketiga dari segi pendidikanpun sangat terancam, para calon yang

terekrut ini mayoritas remaja-remaja yang masih labil, yang dijadikan sasaran

ideologi terorisme ini, sehingga perlu sekali lembaga-lembaga pendidikan

khususunya pendidikan agama Islam agar mengantisipasi, jangan merasa aman

dengan keadaan yang masih rancu karena organisasi terorisme ini tidak akan

behenti untuk beraksi dan bisa jadi anak didik kita yang masih di bangku sekolah

terekrut atas tindakan terorisme ini, belum lagi remaja-remaja yang tidak sekolah

yang ekonominya masih sangat rendah, itupun akan menjadi makanan empuk

untuk didoktrin oleh para pelaku terorisme untuk dijadikan sasaran bom bunuh

diri.

Sudah dijelaskan bahwa terorisme adalah tindak kejahatan yang berbahaya

sekali, perlu ditekankan bahwa ancaman teror, penembakan dan lainya bisa terjadi

kapan saja dan di mana saja, karena terorisme bisa datang dengan tiba-tiba dan

sudah terencana rapih.

Page 39: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

28

Menurut pendapat Thomas Weigend terorisme adalah kejahatan yang spesifik

(khusus) dan dapat dibedakan dari kejahatan biasa dan memiliki unsur-unsur

sebagai berikut:

1. Kelompok teroris memiliki maksud dan tujuan untuk melakukan

kejahatan yang biasa, seperti pembunuhan, pengeboman, serangan,

ancaman atau kekerasan terhadap orang lain

2. Kelompok-kelompok teroris tersebut mengancam sebuah kelompok

atau sebuah penduduk secara keseluruhan atau memaksa yang

sebagian lainnya untuk melakuakn tindakan.

3. Teroris tersebut memiliki motivasi politik atau ideologi yang

tersembunyi, misalnya untuk mengacaukan pemerintah yang ada atau

mengalahkan saingannya yang bersifat religius atau ideologi.26

2. Strategi Menagkal Bahaya Terorisme

Dengan beberapa perspektif mengenai terorisme dan bahaya yang

ditimbulkan, maka perlu adanya upaya atau strtegi untuk mencegah yaitu:

1) Upaya yuridis yang berupa pengaturan hukum harus disadari sebagai

suatu hal yang penting, karena aturan hukum, merupakan pedoman bagi

aparat penegak hukum untuk bertindak secara prposional dan

profesional. Dalam pemberantasan kejahatan terorisme diharapkan

penegak hukum konsisten sehingga tercipta ketertiban dan keadilan di

masyarakat serta terlindungnya hak-hak asasi manusia.

2) Hendaknya jangan membalas aksi teror dengan cara-cara teror yang

serupa. Jadi terorisme jangan dilawan dengan terorisme, dalam

memberantas tindak pidana terorisme, sikap menjunjung tinggi

tegaknya HAM tetap harus menjadi prioritas.

3) Diharapkan peran masyarakat. Dukungan bahkan bantuannya dalam

rangka penanganankejahatan terorisme. Negara (polri) tidak akan bisa

bekerja sendirian dalam menangani masalah terorisme.27

26 Aulia Rosa Nasution, Terorisme Sebagai Kejahatan Terhadap Kemanusiaan,..., h. 77-78

27

Aulia Rosa Nasution, Terorisme Sebagai Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, (Jakrta:

Kencana, 2012), cet. 1, h.1

Page 40: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

29

Senada dengan pernyataan tersebut tokoh agam dalam menangkal bahya

terorisme memegang peranan penting. Mereka memberikan pemikiran atau

pengubahan pola pikir keagamaan umat Islam. Tokoh agama dituntut agar mereka

ikut andil dalam memberikan pencerahan pemikiran kepada masyarakat tentang

bahaya terorisme sebagai kelangsungan kehidupan bangsa dan bernegara. Merka

juga harus bisa menjadi perekat di antara umat yang berbeda agama. Rendahnya

rasa tanggung jawab sosial tokoh agama dalam membangun kerukunan umat

beragama akan melahirkan gesekan-gesekan internal umat beragama. Dari situ

pula radikalisme agama muncul. Oleh sebab itu, tokoh agama mesti menjadi

perekat dan pemersatu umat beragama sehingga radikalisme agama bisa

diredam.28

Dengan demikian cara untuk menangkal bahaya terorisme. Perlu adanya

strategi yang akurat, dengan menetapkan hukuman khusus untuk pelaku teror,

melawan dengan sikap yang tenang dan dewasa tidak perlu dengan kekerasan,

sikap masyarakat yang kritis dalam menyikapi bahay terorisme dan spresiasi

kepada pihak terkait dalam menangkal bahya terorisme, dan peranan tokoh agama

atau guru pendidikan agama Islam, untuk dapat memberikan pencerahan terhadap

sikap dan radiklisme agama yang terarah kepada aksi teror.

3. Peranan Guru PAI dalam Menangkal Bahaya Terorisme

Pendidikan agama Islam memegang peranan penting untuk dapat mencegah

bahaya terorisme yang sedang marak terjadi, bahaya yang ditimbulakn para pelaku

terorisme bukan hanya terhadap Negara dan Agama akan tetapi di kalang remaja,

pemuda-pemuda Islam banyak yang terekrut gerakan terorisme, sebahagian besar

para pelaku terorisme ini adalah pemuda-pemuda Islam.

Pentingnya pendidikan Agama Islam berperan terhadap bahaya terorisme

adalah karena mereka para pendidik yang dapat memberikan pencerahan

pemikiran atau pengubahan pola pikir keagamaan umat Islam yang radikal,

28 Wawan H. Perwanto, Terorisme Undercover, (Jakarta: CMB Press, 2007), h. 226

Page 41: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

30

peranan pendidikan agama Islam penting untuk membentengi umat Islam dari

gerakan terorisme yang berbahaya ini terutama dalam mencegah masuknya

terorisme kepada pendidikan di Sekolah-sekolah, karena tidak sedikit pemuda di

Indonesia ini terlibat kasus terorisme.29

Persoalan ini tentuny tidaklah mudah, sekali lagi bahwa tindak kejahatan

terorisme suatu keyakinan seseorang berbuat yang tujuannya untuk

mempertahankan eksistensi individual yang tidak akan berhenti apabila mereka

belum puas akan memberantas orang-orang non-Muslim, selagi masih banyak

orang no-Muslim di Indonesia maka tak terhentilah langkah terorisme ini untuk

bertindak, akan tetapi tindakannya selama ini selalu membuat masyarakat resah,

karena damapak dari aksi-alsi terorisme ini bukan hanya korban dari kalangan

oran-orang non-Muslim saja tapi orang Muslimpun terkena imbasnya.

Dampak yang timbul pada orang-orang islam itu adalah mereka yang terkena

korban terorisme kehilang harta benda, keyakinan agamanya, harapan

mesadepannya. Keseriusan dalam menangani masalah terorisme ini memang

harus dilakukan saat ini juga sebelum mereka merekrut umat islam yang tak

bersalah menjadi teroris. Kaitanya dengan pendidik Islam karena segala aksi yang

dilakukan para pelaku terorisme ini diakit-kaitkan dengan Islam yang mengatas

namakan Jihad, dan yang membuat pemikiran saya tebesat adalah pelaku

terorisme kebanyakan pemuda-pemuda Muslim, maka dari itu pendidikan Islam

perlu berperan dalam hal ini demi masa depan para pemuda-pemuda bangsa

khususnya yang masih di bangku sekolah menengah atas yang masih butuh

pemahaman agama yang dalam dengan ini maka guru PAI haru mempunyai

tujuan dan fungsi untuk mengoptimalkan peranananya sebagai guru PAI:

a. Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA

Dalam kurikulum 1994 disebutkan bahwa tujuan pendidikan agama

Islam di SMA adalah meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan,

29 Wawan Purwanto, Terorisme Underrcover, (Jkarta, Cipta Mandiri Bangsa: 2007 ), h.261

Page 42: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

31

dan pengamalan siswa dalam pengalaman siswa tentang agama Islam dan

bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyrakat, bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang

yang lebih tinggi.30

Senada dengan itu lampiran Permendiknas Nomor 23 tahun 2006

tangggal 23 Mei 2006 menyatakan dalam kelompok mata pelajaran

pendidikan agama Islam untuk SMA adalah:

1) Berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan

tahap perkembangan remaja.

2) Menghargai keberagamaan, bangsa, suku, ras, golongan sosial

ekonomi, dan budaya dalam tatanan gelobal.

3) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

4) Memahami hak dan kewajiban diri dan oran lain dalam pergaulan di

masyarakatt.

5) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang

lain.

6) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui

berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang

mencerminkan harkat dan martabatnya sebagi makhluk Tuhan.

7) Menjaga kebersihan, kesehatan, dan kebugaran jasmani dalam

kehidupan sesuai denagn tuntutan agama.

8) Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara

bertanggung jawab.

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan

30 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),

cet. II, h. 84

Page 43: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

32

bernegara, serta untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

31 dari pengertian ini dapat dijadikan sasaran yang tepat yaitu siswa di tuntut

untuk menumbuhkan rasa iman dan takwa dengan jalan segala aspek ilmu

pengetahuan perlu di hayati dan dijadikan amalan baik bagi diri sendiri baik

pula untuk orang lain sehingga dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi

di kita pribadi.

Tujuan utama dari pendidikan agama Islam adalah pembentukan akhlak

dan budi pekerti. Dengan akhlak dan budi pekerti maka seseorang dapat

menjalankan kehidupannya dengan hati-hati, sopan dan tidak merugikan diri

sendiri terlebih merugikan orang lain dan seseorang dapat mawas diri dalam

tindakannya karena manusia tidak dapat merubah kepribadiannya apabila

tidak di dasari oleh budi pekerti dan akhlak yang baik maka dari itu lewat

pendidikan Islamlah manusia dapat mengetahui baik buruknya perbuatan

itu.32

Rumusan tujuan pendidikan agama Islam ini mengandung pengertian

bahwa proses pendidikan agaman Islam yang dilalui dan dialami oleh siswa

di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman

siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam33

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam di SMA

Menurut kamus besar bahasa Indonesia guru berarti orang yang

pekerjaannya atau profesinya mengajar34

jadi tugas yang diemban guru adalah

mengajar pada umumnya, Zakiyah Darajat mengemukakan bahwa guru

adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan

dirinya menerima dan memikul sebagaian tanggung jawab pendidik yang

31

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Bebasis Kompetensi, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 134-235 32

Abdudin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Hadis, (Jakarta: UIN Jakarta Press 2005), h.

241 33

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rrosdakarya 2004), Cet.

III, h. 78-79

34 Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Page 44: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

33

terpikul di pundak orang tua.35

Artinya guru merupakan seseorang yang

sangat bertanggung jawab terhadap peserta didik dalam proses belajar

mengajar si sekolah, selai sebagai pengajar gurupun harus menjadi seorang

pendidik yang dapat menjadikan peserta didik bermoral dalam

kepribadiannya.

Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya, kepribadian

itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina atau

malah sebaliknya yaitu menjadi penghancur bagi masa depan anak didik.36

Maka dengan itu guru perlu mempunyai sifat-sifat yang harus dimiliki yaitu:

1) Suka bekerja sama dengan demokratis

2) Penyayang

3) Menghargai kepribadian anak didik

4) Sabar

5) Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang

bermacam-macam

6) Perawakan menyenangkan dan kelakuan yang baik

7) Adil dan tidak memihak

8) Toleran mantab dan stabil

9) Ada perhatian terhadap persoalan anak didik

10) Lincah

11) Mampu memuji perbuatan baik dan menghargai anak didik

12) Cukup dalam pengajaran

13) Mampu memimpin secara baik.37

Selain dari sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru, gurupun memiliki

tugas yang penting dalam dunia pendidikan, seperti dikemukakan Abudin

Nata dalam bukunya, Rasulullah SAW telah mengisyaratkan dalam hadisnya

tentang perlunya pendidik yang profesional dan bukan pendidik yang non-

35 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 39

36

Ibid, h. 9

37 Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), h. 37-38

Page 45: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

34

profesional atau pendidik yang asal-asalan. Sebagai mana sabdanya: apabila

suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah

kehancurannya... (Hadis)38

Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi

sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan

keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih

lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan

agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara

optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkunganya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lungkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nir nyata)

38 Abudin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakarta: UIN Press, 2005), h. 215

Page 46: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

35

g. Penyaluaran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus dibidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan

bagi orang lain.

Dalam hal ini maka sangat penting sekali sekolah memiliki guru yang ahli

dalam bidangnya khususnya dalam bidang pendidikan agama Islam, karena

pendidikan agama Islamlah yang sangat berpengaruh dalam membentuk akhlak

siswa, sedangkan pendidikan selalu mengedepankan akhlak dalam kepribadian

siswanya agar dapat menerima segala mata pelajaran dengan baik dan dapat di

implementasikan juga dengan baik dan benar. Maka dari itu pulalah guru perlu

mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan itu untuk apa dan bagaimana caranya

untuk mengembang tumbuhkan siswanya agar menjadi siswa yang berkarakter,

yang mau peduli dengan lingkungan dan keadaan yang semakin maju ini, selain

itu gurupun perlu meminimalisir kepribadian siswanya agar tidak terjerumus

kepada aliran-aliran yang menyimpang dari kode etik pendidikan, khususnya

menyimpang dari syariat Islam itu sendiri.

Dengan demikian guru secara umum memang sangat penting dalam membina

peserta didikdi sekolah, senada dengan ituguru pendidikan agama Islam pun

mempunyai peranan untuk dapat menangkal bahaya terorisme.

Page 47: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

36

C. Kerangka Berfikir

Terorisme adalah perlawanan atau peperangan bukan miiter melainkan

terhadap orang-orang yang tidak berdosa dan masyarakat sipil. Teror adalah

menakut-nakuti dan mengancam. Ia tidak bisa diterima oleh akal manusia dan

tidak dibenarkan oleh semua agama. Kejahatan terorisme merupakan produk

perilaku kebiadaban dan kebinatangan akibat yang ditimbulkan sangat terasa

sebagai wujud pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).39

Mengingatkan bahwa terorisme merupakan organisasi yang berbahaya,

penulis menyadari bahwa kota Tangerang sering terindikasi oleh jaringan

terorisme, katakanlah Abu Jibril dengan pengikutnya, mereka termasuk jaringan

yang sudah lama beroperasi di tangerang.

Dalam hal ini guru pendidikan Agama Islam juga perlu berperan untuk dapat

menangkal bahaya terorisme mengincar banyak remaja dan pemuda-pemuda yang

dijadikan target doktrin untuk masuk kepada terorisme, guru pendidikan di SMA

Negeri kota Tangerang Selatan mengemukakan dalam wawancaranya yaitu,

dalam menangkal bahaya terorisme di sekolah upaya yang dilakukan adalah:

1) Guru memberikan materi pelajaran dengan baik disesuaikan dengan

keadaan yang ada saat ini, mengenai jihad, toleransi, perilaku tercela.

Beribadah dengan baik sehingga siswa dapat memahami materi-materi

pelajaran agama Islam dan disesuaikan dengan fenomena yang terjadi saat

ini.

2) Guru memberikan pengetahuan terhadap pengaruh-pengaruh yang mereka

tidak mengerti tentang sesuatu di luar sekolah, salah satunya bahaya

terorisme yang marak terjadi saat ini.

3) Memonitoring siswa dengan berbagai upaya dalam kegiatan-kegiatan

sekolah, terutama kegiatan kerohanian.

39 Abdul Wahid dkk, Kejahatan Terorisme, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2004) h. 121

Page 48: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

37

4) Selektif dalam menerima tamu, perlu kecermatan dan ketelitian dalam

menerima tamu.

5) Memilih guru-guru ngaji dalam kegiatan ekskul kerohanian dengan

berbagai pemikiran-pemikiran dalam mengajarkan sisiwa.40

Dalam hal ini maka sangat penting sekali sekolah memiliki guru yang ahli

dalam bidang pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama Islamlah yang

sangat berpengaruh dalam membentuk akhlak siswa, sedangkan pendidikan selalu

mengedepankan akhlak dalam kepribadian siswanya agar dapat menerima segala

mata pelajaran dengan baik dan dapat di implementasikan juga dengan baik dan

benar. Maka dari itu pulalah guru perlu mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan

itu untuk apa dan bagaimana caranya untuk mengembang tumbuhkan siswanya

agar menjadi siswa yang berkarakter, yang mau peduli dengan lingkungann dan

keadaan yang semakin maju ini, selain itu gurupun perlu meminimalisir

kepribadian siswanya agar tidak terjerumus kepada aliran-aliran yang

menyimpang dari syriat Islam itu sendiri, dengan demikian guru dapat berperan

dalam menangkal bahaya terorisme.

40 Minah, Wawancara Guru PAI, (Tangerang: SMAN 9, 2013)

Page 49: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneltian ini dilaksankan di SMAN 9 Tangerang Selatan yang beralamat di

jalan Hidup Baru, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun waktu

penelitannya berlangsung pada tanggal 3 januari 2013, dengan rincian waktu

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Tanggal Kegiatan Sumber Data

1

2

3

4

5

3 januari

8 januari

10 Januari

11 januari 2013

11 januari 2013

Persiapan Penelitian

Survei ke sekolah

Pembuatan instrumen dan

revisi instrumen

Wanwancara

Penyebaran Angket

guru pendidikan

Agama Islam

Siswa

Page 50: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

39

6

7

Pengumpulan dokumen

Analisis data dan

penulisan laporan

penelitian

Revisi laporan penelitian

Tata usaha

B. Metode penelitian, Jenis dan Sumber data

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang

bersifat non-eksperimental, yaitu metode deskriptif. Penelitian deskriptif

(descriptive reseach) adalah “suatu metode penelitian yang ditunjukan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini

atau saat yang lampau”1. Dalam pengambilan data penulis menggunakan dua

metode, yeng keduanya ini akan dipadukan dan dianalisis secara objektif, yaitu

(1) Pengumpulan data yang diperoleh dari menelaah buku-buku dengan library

research. Metode ini penulis gunakan dengan mencari beberapa literatur yang

terkait denga judul skripsi ini, selain itu penulis gunakan sebagai buku acuan. (2)

Metode Studi Lapangan ( field reseach), yaitu meneliti langsung untuk mencari

informasi sebanyak munkin terkait denga judul skripsi.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang, tetapi obyek dan benda

alam lainnya.2 Suharsisni Arikunto dalam bukunya mengatakan bahwa

”populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.3 Dikatakan pula oleh

Ibnu Hajar bahwa “populasi adalah kelompok besar individu yang

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-3, hlm. 54.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, CV,

2011), Cet. Ke-XIV, h. 80

3 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, Hal. 130.

Page 51: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

40

mempunyai karakteristik umum yang sama”.4 Dari penjelasan diatas maka

penulis menentukan populasi dalam penelitian ini adalah Murid kelas XI

SMA Negeri 9 Tangsel dengan jumlah keseluruhan 200 murid

2. Sampel

Muhammad Subana dalam bukunya “Dasar-dasar Penelitian Ilmiah”

menjelaskan bahwa “Sampel merupakan cara mengumpulkan data dari

populasi dengan mengambil sebagian saja anggota yang dipilih dari

populasi diasumsikan (harus) mempresentasikan populasinya”.5

Pengertian ini sejalan dengan pernyataan Suharsini Arikunto yang

mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti”.6 Sampel yang baik adalah yang dapat mewakili populasi secara

keseluruhan. Terkait dengan definisi di atas, dalam penelitian ini penulis

hanya menggunakan sampel sebanyak 20% murid dari 100% yang ada di

kelas XI

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapaun teknik penelitian yang penulis gunakan untuk pengumpulan data

lapangan adalah :

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung kelapangan guna

mengamati peranan guru PAI dalam menangkal bahaya terorisme.

b. Angket, untuk mengumpulkan data tentang murid

c. Wawancara, yaitu pengambilan data dengan menggunakan Tanya jawab

yang ditunjukan kepada Guru PAI tentang Terorisme dan dalam

menangkal bahaynya terhadap pendidikan.

d. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara meneliti data-data

yang sudah didokumentasikan oleh pihak sekolah sehingga

memudahakan peneliti mendapat data-dat yang diperlukan.

4 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 1999), Cet. II, h. 133.

5 Muhammad Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet.

I, hal. 115

6 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, h. 131

Page 52: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

41

E. Instrumen Penelitian

Agar dalam pengumpulan data lebih terarah kepada tujuan yang

hendak dicapai, maka penulis membuat kisi-kisi instrumen penelitian

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Quisioner

Peran Pendidikan Agama Islam dalam menangkal Bahaya

Terorisme

Di SMAN 9 Tangerang Selatan

Dimensi Indikator No. Butir Soal Jumlah

Pelaksanaan Kegiatan di

Sekolah:

A. Pemahaman dan

Pengalaman siswa

tentang terorisme

bahaya, dan ciri

cirinya

B. Peran Guru

Pendidikan Agama

Islam dalam

Menangkal Bahaya

Terorisme

1. Pengajar

1. Pemahaman dan

pengalaman siswa tentang

terorisme

2. Pemahaman siswa tentang

bahaya terorisme

3. Pemahaman siswa tentang

ciri-ciri terorisme

a. Mengajarkan akhlak

tentang toleransi terhadap

sesama manusia

b. Mengajarkan siswa Agar

tidak anarkis di sekolah,

rumah, dan lingkungan

masyarakat.

c. Mengajarkan akidah Islam

tentang jihad yang benar

dan Mengajarkan makna

al-quran dengan jelas

1,2,3

4,5,6,7,8,

9,10,11,

12,13,

14

15,16,17

3

5

3

2

1

3

Page 53: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

42

2. Pembimbing

3. Pengawas

tentang Jihad

d. mengajarkan siswa

tentang bahaya dan ciri-

ciri terorisme

a. Membimbing siswa Untuk

memahami akidah islam

tentang jihad

b. Membimbing siswa untuk

Memahami bahaya

Terorisme dan ciri-ciri

c. Membimbing prilaku

siswa untuk saling

menghargai sesama

manusia

a. Menegur aktifitas

siswa yang

tidak sesuai dengan

norma-norma agama.

b. Menegur siswa yang suka

anarkis, mengancam,

Meneror, tauran, dll.

18,19

21

21,22,23

24,25

26

27

2

1

3

2

1

1

Jumlah

2

7

Page 54: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

43

Tabel 3.3

Kisi-kisi pedoman wawancara pada judul

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengangkal Bahaya

Terorisme

Fokus penelitian Dimensi Indikator

Peranan

Pendidikan

Agama Islam

Terhadap Bahaya

Terorisme

1. Pelaksanaan analisis

kegiatan tentang bahaya

terorisme

2. Pihak yang terlibat

3. Keterlibatan guru

PAI

4. Pengawasan

5. Hasil kegiatan

a. Macam-macam kegiatan

b. Waktu pelaksanaan kegiatan

c. Latar belakang kegiatan tentang

bahaya terorisme.

a. Sekolah (Kepsek)

b. Guru PAI

a. Usaha yang dilakukan guru pai

dalam upaya pencegahan bahaya

terorisme terhadap siswa

b. Peran guru PAI terhadap bahaya

terorisme

a. Guru pendidikan agama Islam

b. Guru mata pelajaran lain

c. Siswa/teman sebaya

F. Teknik Pengelolahan dan Analisis Data

Untuk menganalisa data penulis menggunakan langkah sebagai berikut:

1. Editing, semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan

kebenaran pengisian sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.

2. Skoring, memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket.

3. Tabulating, adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberi skor

dengan menggunakan rumus statistik sederhana, dengan cara

Page 55: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

44

mentabulasikan atau memindahkan jawaban responden dalam tabel

kemudian dicari prsentase untuk dianalisa dan diprosentasikan.

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan

teknik persentase, dengan rumus:

F = Frekuensi yang sedang dicari

N = jumlah frekuensi/banyaknya individu.

Setelah tabulasi data selesai dikerjakan, tahap selanjutnya adalah analisa

data. Untuk analisa data mengacu pada pedoman di bawah ini:

Tabel 3.4

Analisa Data

Presentase Penafsiran

100%

90%-99%

60%-89%

51%-59%

50%

40%-49%

10%-39%

1%-9%

0%

Seluruhnya

Hampir Seluruhnya

Sebagian Besar

Lebih dari setengah

Setengahnya

Hampir setengahnya

Sebagian kecil

Sedikit sekali

Tidak sama sekali

Page 56: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMAN 9 Tangerang Selatan

1. Lokasi Penelitian

SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan berlokasi di Jalan Hidup Baru No.31

Serua, Ciputat, sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB di Kota Tangerang

Selatan.

2. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan

SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan yang dahulunya bernama SMA

Negeri 4 Ciputat, merupakan SMA Negeri yang didirikan berdasarkan Keputusan

Bupati Tangerang, No.421/Kep.134-HUK/2006 tertanggal 26 April 2006. Sesuai

dengan Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan No. 10 Tahun 2009 tertanggal 25

Mei 2009 tentang Perubahan Nama Sekolah pada Jenjang Pendidikan Sekolah

Dasar Negeri (SDN), Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), dan Sekolah

Menengah Atas Negeri (SMAN), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN)

dilingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Maka SMA Negeri 4 Ciputat

berubah menjadi SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan yang berlokasi di Jl.

Hidup Baru No. 31 Serua – Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.

Page 57: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

46

SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan sebelum menjadi SMA Model SKM-

PBKL-PSB di Kota Tangerang Selatan, berstatus sebagai salah satu dari empat

sekolah baru yang berdiri pada tahun 2006, untuk menjadi sekolah yang dikenal

dan dapat bersaing dengan sekolah lama di Kota Tangerang Selatan, SMA Negeri

9 Kota Tangerang Selatan melakukan berbagai inovasi pembelajaran antara lain :

a. Sebagai sekolah pertama yang menyelenggarakan Layanan Khusus

SLS (Student Learning Service) dalam bentuk individu dan

kelompok.

b. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Moral dan Ahlak Mulia dan

sebagai penggagas sekolah berpendidikan karakter melalui training

ESQ di lingkungan Tangerang Selatan.

c. Moving Class.

d. Melaksanakan program Agro Sains Garden sebagai implementasi

Program SBLH.

Pada tahun 2009, SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan terakreditasi “A”

(Unggul) dengan jumlah nilai 95,26 sesuai dengan SK Badan Akreditasi Nasional

Nomor : 10 / BAP-S/M-SK/X/2009 dan Piagam Akreditasi dengan Nomor :

28.00.SMA/MA.045.09. Kemudian di tahun 2010 SMA Negeri 9 Kota Tangerang

Selatan diverifikasi oleh Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah Kementerian Pendidikan Nasional SMA Negeri 9 Kota Tangerang

Selatan ditetapkan sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB dari 132 sekolah di

seluruh Indonesia dengan penyelenggara Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal

(PBKL) sesuai dengan SK Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor : 961/C.C4/LK/2010, dan di

tahun 2011 SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh Walikota

Tangerang Selatan sebagai Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup (SBLH) di

Kota Tangerang Selatan.

Page 58: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

47

3. Visi, Misi, Tujuan SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan

a. Visi

Mewujudkan Insan yang berkarakter Positif, Kreatif, Inovatif, dan

menguasai IPTEK yang berbudaya lingkungan, serta bangga sebagai

Bangsa Indonesia.

b. Misi

1) Menumbuh kembangkan kultur positif berlandaskan IMTAK.

2) Membudayakan sikap kreatif, inovatif, menguasai IPTEK, dan

peduli lingkungan.

3) Mewujudkan Life-skill peserta didik dengan memberdayakan

Multiple-Intelegence.

4) Memanfaatkan Lingkungan dan Information Communication

Technology (ICT) sebagai Media Pembelajaran.

5) Menjadikan peserta didik sebagai bagian dari komunitas global

yang mampu bekerjasama secara individu maupun kelompok.

c. Tujuan

1) Menghasilkan insan cerdas, insan kamil dan paripurna serta

meningkatkan kuantitas lulusan yang diterima di PTN setiap

tahun.

2) Menjadikan sekolah sebagai tempat pembentukan karakter dan

penyadaran berbudaya lingkungan hidup.

3) Memiliki kurikulum diversifikasi yang mengedepankan nilai-nilai

budaya karakter dan lingkungan serta berbasis ICT.

4) Mewujudkan life skill peserta didik dengan memberdayakan

multiple-intelligence melalui proses pembelajaran yang bersifat

kontekstual.

5) Memiliki pemahaman tentang pendidikan sebagai profesi dalam

melaksanakan kerangka moral, legal dan etika bekerja yang

berkaitan dengan profesi pendidik.

Page 59: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

48

6) Warga sekolah memiliki kemampuan ICT, dan berkomunikasi

dalam bahasa Inggris secara aktif.

7) Memiliki sistem informasi sekolah berbasis ICT.

8) Memiliki struktur organisasi yang dinamis, efektif dan efisien

sesuai dengan visi dan misi sekolah dalam mendukung

keberhasilan pembelajaran peserta didik.

9) Memiliki sarana dan prasarana pendidikan sesuai standar nasional

pendidikan.

10) Memperoleh prestasi dalam keikutsertaan bidang olahraga, seni

dan sains tingkat kota dan provinsi.

4. Keadaan Guru dan Siswa

a. Data Guru

Guru atau tenaga pendidikan adalah anggota masyarakat uang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan

pendidikan.1

SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan memiliki 54 tenaga

pendidik, 3 diantaranya guru pendidikan agama Islam.

b. Data Siswa

Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajran yang tersedia

pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.2

SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran

2011/2012 mempunyai 1060 siswa, terdiri dari 430 siswa kelas X, 330

siswa kelas XI, 300 siswa kelas XII. Jumlah kelas yang ada sekarang

27.

1 Hasan Basri, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2010), Jilid II, h. 37

2 Ibid, h. 37

Page 60: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

49

5. Fasilitas Sekolah

Di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan terdapat fasilitas ruang belajar

berbasis ICT, ruang perpustakaan digital, ruang komputer, ruang laboratorium

MIPA, laboratorium bahasa, lapangan olahraga, green house, dan ruang

penunjang lainnya yang diharapkan dapat menunjang proses belajar mengajar.

Dari segi fasilitas ruang belajar berbasis ICT yang dilengkapi dengan kamera

CCTV, LCD dan soundsistem.

Ruang Perpustakaan lengkap dengan media digital, ketersediaan buku di

perpustakaan SMAN 9 Kota Tangerang Selatan ada sekitar 4500 buku, baik fiksi

maupun non fiksi. Jumlah ini sangat kurang karena idealnya jumlah buku di

perpustakaan sekolah minimal 6000 buku. Mengenai perbandingan buku paket

dengan jumlah siswa untuk siswa kelas X dan XI sudah memadai di mana satu

siswa satu buku, tetapi untuk kelas XII buku paket dipinjamkan pada 2 siswa satu

buku paket. Kendala yang dihadapi perpustakaan adalah faktor tempat yang

terlalu kurang memadai hanya berukuran 9 x 8 m, padahal idealnya luasnya

minimal 8 x 12 m dan koleksi buku yang ada hanya sebatas buku paket dan buku

fiksi.

Ruang laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) juga belum dapat

dimanfaatkan dengan maksimal karena hanya memiliki laboratorium Fisika, yang

penggunaan dan pegelolaannya masih bergabung dengan pelajaran Biologi dan

Kimia.

Lapangan yang dimiliki oleh SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan hanya

lapangan basket. Lapangan ini tidak sepenuhnya digunakan untuk olahraga basket

tetapi digunakan untuk upacara dan untuk kegiatan olahraga yang lain.

Secara umum fasilitas yang dimiliki sekolah kurang memadai karena

terbentur dengan luas lahan sekolah yang hanya 7500 m. Dari segi pemanfaatan

dan penataan lingkungan sudah cukup baik, tetapi secara keseluruhan fasilitas

belajar masih banyak kekurang terutama jumlah kelas yang tersedia tidak sesuai

Page 61: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

50

dengan jumlah romber yang idealnya perombel 32 siswa, namun kenyataannya

saat ini perombel diisi 43 siswa jauh dari harapan.

6. Kurikulum Sekolah

a. Kerangka Dasar

Kurikulum SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis

pendidikan umum, kejujuran, dan khusus pada pendidikan dasar dan menengah

terdiri atas:

1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

4) kelompok mata pelajaran estetika;

5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

b. Struktur Kurikulum SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan

Penyusunan Struktur kurikulum didasarkan atas standar kompetensi

lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh

BSNP. Sekolah atas persetujuan Komite Sekolah dan memperhatikan

keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan

pengelolaan kelas sebagai berikut ini:

1) Struktur Kurikulum Kelas X

a) Kurikulum Kelas X terdiri atas:

(I. 17 mata pelajaran,

(II. muatan lokal dan PBKL

(III. program pengembangan diri.

b) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

2) Struktur Kurikulum Kelas XI

Page 62: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

51

a) Kurikulum Kelas XI Program IPA dan Program IPS, terdiri

atas:

(I. 14 mata pelajaran,

(II. muatan lokal dan PBKL

(III. program pengembangan diri.

(II. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

3) Struktur Kurikulum Kelas XII

a) Kurikulum Kelas XII Program IPA dan Program IPS, terdiri

atas:

(I. 14 mata pelajaran.

(II. Muatan lokal dan PKBL

(III. Program pengembangan diri

(IV. program unggulan (pilihan)

b) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit

c) Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri

khas dan potensi daerah umumnya termasuk keunggulan

daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari mata

pelajaran lain. Sehingga muatan lokal kedudukannya berdiri

sebagai mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal

ditentukan oleh team pengembang kurikulum SMA Negeri 9

Kota Tangerang Selatan dan tidak terbatas pada mata pelajaran

keterampilan.

Dengan mengacu pada subtansi yang ada, SMA Negeri 9

Kota Tangerang Selatan memberikan muatan lokal

berdasarkan kebutuhan dan kondisi lingkungan daerah yaitu

Pendidikan Lingkungan Hidup untuk kelas X dan Desain

Grafis Multimedia untuk kelas XI-XII.

Page 63: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

52

c. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global (PBKL)

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah

pendidikan/ program pembelajaran yang diselenggarakan pada Satuan

Pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan

berbagai sumber daya dan potensi daerah yang bermanfaat dalam

proses pengembangan kompetensi peserta didik. Sumberdaya dan

potensi daerah dimaksud antara lain mencakup aspek SDA, SDM,

ekonomi, budaya/history, bahasa, teknologi informasi dan

komunikasi, ekologi dan lain-lain.

Pemilihan program PBKL Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH) di atas tentunya telah melalui berbagai analisa potensi dan

kelemahan yang ada di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan.

d. Pengembangan Diri

pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas

(intrakurikuler) dengan alokasi waktu 2 jam tatap muka, yaitu pengembangan

diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler) diasuh

oleh guru pembina, adapun kegiatan ektrakurikuler mencakup : paskibra,

pramuka, PMR, KIR, paduan suara, tari tradisional, drama/teater, rohis, ict,

pencinta alam dan adiwiyata. Pelaksanaannya secara reguler dihari-hari

tertentu dan hari Sabtu.

Pengembangan diri melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara

terjadwal/ tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan

pembiasaan terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram dan

Keteladanan.

e. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar yang diatur di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan

dengan menggunakan alokasi waktu 45 menit/jam pelajaran dengan Sistem

Paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta

didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban

Page 64: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

53

belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur

kurikulum yang berlaku pada SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan.

Jumlah Jam Tatap muka yang tercantum dalam struktur kurikulum

sekolah sesuai tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Jumlah Tatap Muka SMAN 9 Kota Tangerang Selatan

NO Kelas Jumlah Jam Pelajaran Per Minggu

X 40

2 XI IPA 40

3 XI IPS 40

4 XII IPA 51

5 XII IPS 49

f. Ketuntasan Belajar

Program pembelajaran di SMAN 9 Kota Tangerang Selatan tahun

pelajaran 2011-2012 menggunakan Standar Isi (SI) dan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Penilaian dapat dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan pembelajaran dan dapat pula dilakukan setelah selesai satu

kompetensi dasar (KD) atau lebih. Penilaian meliputi aspek kognitif

(pengetahuan dan pemahaman konsep), afektif (sikap/minat) dan

psikomotorik (praktik). Setiap mata pelajaran harus memenuhi ketuntasan

belajar sebagai berikut:

1) Nilai kognitif dan psikomotorik minimal sesuai dengan KKM tiap

mata pelajaran

2) Nilai afektif (B)

Apabila peserta didik belum mencapai batas ketuntasan minimal,

peserta didik harus mengikuti remedial sesuai KD yang belum tuntas.

1. Nilai kognitif dan psikomotorik

Page 65: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

54

Pada tahun pelajaran 2011-2012, SMAN 9 Kota Tangerang

Selatan menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sesuai tabel 7

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Daftar KKM SMAN 9 Kota Tangerang Selatan

No Mata Pelajaran

Kelas

X

XI XII

IPA IPS IPA IPS

1 Pendidikan Agama 78 78 78 78 78

2 PKn 75 75 75 78 78

3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75

4 Bahasa Inggris 75 75 75 75 75

5 Matematika 72 73 73 72 73

6 Fisika 72 72 73

7 Biologi 75 75 75

8 Kimia 72 73 74

9 Sejarah 70 73 73 75 75

10 Geografi 73 72 73

11 Ekonomi 74 74 74

12 Sosiologi 72 72 71

Page 66: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

55

No Mata Pelajaran

Kelas

X

XI XII

IPA IPS IPA IPS

13 Seni Budaya 78 78 78 78 78

14 Pendidikan Jasmani 80 80 80 80 80

15 TIK 78 78 78 78 78

16 Bahasa Asing 70 70 70 70 75

17 Muatan Lokal

18 Pend. Lingkungan

Hidup 78

19 Design Grafis dan

Multimedia 70 70 70 70

7. Keunggulan dan Prestasi Sekolah

Diusianya yang baru 5 tahun sejak berdiri pada tahun 2006, SMAN 9 Kota

Tangerang Selatan memiliki keunggulan dan prestasi sebagai berikut

a. Sebagai sekolah terakreditasi A dengan nilai 96,25

b. Sebagai juara I Sekolah Adiwiyata di Provinsi Banten yakni sekolah

peduli lingkungan hidup.

c. Sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB berbasisi PBKL dilingkungan

Kota Tangerang Selatan.

d. Sebagai penggagas sekolah berpendidikan karakter melalui training

ESQ di lingkungan Tangerang Selatan.

e. Sebagai sekolah pengelola Taman Keanekaragaman Hayati Kota

Tangerang Selatan bersama dengan BLHD Kota Tangerang Selatan.

Page 67: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

56

f. Prestasi Akademik dan Non Akademik yang sangat baik hal ini terlihat

dari kurun waktu kurang dari 5 tahun sudah memperoleh 56 gelar juara

dalam berbagai perlombaan yang diikuti dari tingkat kota/kabupaten,

provinsi dan nasional.

B. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data, penulis mengunakan teknik wawancara dan

penyebaran akngket. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang lengkap

mengenai peranan guru PAI dalam menangkal terorisme dari informan yaitu guru

PAI itu sendiri

Selain itu, penulis juga menyebarkan angket kepada sampel sebanyak 40

responden dari seluruh populasi kelas XI yang ada, jumlah soal yang di berikan 27

item yang berbentuk pilihan ganda, yang mesti dijwab oleh para siswa dengan

memberikan tanda silang (X). Kemudian, angket yang telah diisi oleh responden,

ditabulasikan dalam bentuk hitungan analisis deskriptif, berikut ini akan disajikan

data dari tiap tabel angket beserta hasil yang di peroleh.

Tabel 4.3

Terorisme merupakan tindak kriminal dan kekerasan

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

20

18

1

1

50%

45%

2,5%

2,5%

Jumlah 38 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 responden (50%) siswa menjawab

sangat setuju teroris merupakan tindak kriminal dan kekerasan, 18 responden

(45%) siswa menjawab setuju teroris merupakan tindak kriminal dan kekerasan,

1responden (2,5%) siswa menjawab tidak setuju teroris merupakan tindak

Page 68: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

57

kriminal dan kekerasan, dan 1 rosponden (2,5%) siswa menjawab sangat tidak

setuju teroris merupakan tindak kriminal dan kekerasan.

Tabel 4.4

Terorisme salah satu gerakan radikalisme

Pernyataan Frekuensi %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

11

27

1

1

27,5%

67,5%

2,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 11 responden (27,5%) siswa

menjawab sangat setuju terorisme salah satu gerakan radikalisme, 27 responden

(67,5%) siswa menjawab setuju terorisme salah satu gerakan radikalisme, 1

responden (2,5%) siswa menjawab tidak setuju terorisme salah satu gerakan

radikalisme, dan 1 rosponden (2,5%) siswa menjawab sanagat tidak setuju

terorisme salah satu gerakan radikalisme.

Tabel 4.5

Terorisme meracuni banyak akidah para pelajar

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

8

27

4

1

20%

67,5%

10%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 8 responden (20%) siswa menjawab

sangat setuju terorisme meracuni banyak akidah para pelajar, 27 responden

(67,5%) siswa menjawab setuju terorisme meracuni banyak akidah para pelajar, 4

Page 69: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

58

responden (10%) siswa menjawab tidak setuju terorisme meracuni banyak akidah

para pelajar, 1 responden (2,5%) siswa menjawab sangat tidak setuju terorisme

meracuni banyak para akidah pelajar.

Tabel 4.6

Pemahaman akidah yang kurang mendalam mudah terjerumus doktrin

terorisme

Pernyataan Frekuensi %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

11

20

8

1

27,5%

50%

20%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 11 responden (27,5%) siswa

menjawab sangat setuju Pemahaman akidah yang kurang mendalam mudah

terjerumus doktrin terorisme, 20 responden (50%) siswa menjawab setuju

Pemahaman akidah yang kurang mendalam mudah terjerumus doktrin terorisme,

8 responden (20%) siswa menjawab tidak setuju terorisme Pemahaman akidah

yang kurang mendalam mudah terjerumus doktrin terorisme, dan 1 rosponden

(2,5%) siswa menjawab sangat tidak setuju Pemahaman akidah yang kurang

mendalam mudah terjerumus doktrin terorisme.

Tabel 4.7

Terorisme kelompok berbahaya untuk seluruh manusia

Pernyataan Frekuensi %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

14

24

2

0

35%

60%

5%

0%

Page 70: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

59

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 14 responden (35%) siswa

menjawab sangat setuju Terorisme kelompok berbahaya untuk seluruh manusia

, 24 responden (60%) siswa menjawab setuju Terorisme kelompok berbahaya

untuk seluruh manusia, 2 responden (5%) siswa menjawab tidak setuju Terorisme

kelompok berbahaya untuk seluruh manusia, dan 0 rosponden (0%) siswa tidak

menjawab sangat tidak setuju Terorisme kelompok berbahaya untuk seluruh

manusia.

Tabel 4.8

Tindakan terorisme banyak merugikan umat Islam

Pernyataan Frekuensi %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

20

20

0

0

50%

50%

0%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 responden (50%) siswa

menjawab sangat setuju Tindakan terorisme banyak merugikan umat Islam, 20

responden (50%) siswa menjawab setuju Tindakan terorisme banyak merugikan

umat Islam, 0 responden (%) siswa tidak menjawab tidak setuju Tindakan

terorisme banyak merugikan umat Islam, dan 0 rosponden (0%) siswa tidak

menjawab sangat tidak setuju Tindakan terorisme banyak merugikan umat Islam.

Tabel 4.9

Indonesia Target berbahaya yang banyak di huni Terorisme

Pernyataan Frekuensi %

Page 71: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

60

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

6

21

12

1

15%

52,5%

30%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 6 responden (15%) siswa menjawab

sangat setuju Indonesia Target berbahaya yang banyak di huni Terorisme, 21

responden (52,5%) siswa menjawab setuju Indonesia Target berbahaya yang

banyak di huni Terorisme, 12 responden (30%) siswa menjawab tidak setuju

Indonesia target berbahaya yang banyak di huni terorisme, dan 1 rosponden

(2,5%) siswa menjawab sangat tidak setuju Indonesia Target berbahaya yang

banyak di huni Terorisme.

Tabel 4.10

Peledakan bom terorisme di Indonesi banyak memakan korban tak bersalah

Pernyataan Frekuensi %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

23

17

0

0

57,5%

42,5%

0%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 23 responden (57,5%) siswa

menjawab sangat setuju Peledakan bom terorisme di Indonesi banyak memakan

korban tak bersalah, 17 responden (42,5%) siswa menjawab setuju Peledakan bom

terorisme di Indonesi banyak memakan korban tak bersalah, 0 responden (%)

siswa tidak menjawab tidak setuju Peledakan bom terorisme di Indonesi banyak

memakan korban tak bersalah, dan 0 rosponden (0%) siswa tidak menjawab

Page 72: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

61

sangat tidak setuju Peledakan bom terorisme di Indonesi banyak memakan korban

tak bersalah.

Tabel 4.11

Teror, penembakan, pembunuhan merupakan karakterirstik terorisme

Pernyataan Frekuensi %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

8

26

6

0

20%

65%

7,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 8 responden (20%) siswa menjawab

sangat setuju teror, penembakan, pembunuhan merupakan karakteristik terorisme,

26 responden (65%) siswa menjawab setuju teror, penembakan, pembunuhan

merupakan karakteristik terorisme, 6 responden (7,5%) siswa menjawab tidak

setuju teror, penembakan, pembunuhan merupakan karakteristik terorisme, dan 0

rosponden (0%) siswa tidak menjawab sangat tidak setuju teror, penembakan,

pembunuhan merupakan karakteristik terorisme.

Tabel 4.12

Terorisme bertujuan untuk mematikan lawan

Pernyataan Frekuensi %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

13

20

5

2

32,5%

50%

12,5%

5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 13 responden (32,5%) siswa

menjawab sangat setuju terorisme merupakan tindak kriminal dan kekerasan, 20

Page 73: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

62

responden (50%) siswa menjawab setuju terorisme merupakan tindak kriminal

dan kekerasan, 5 responden (12,5%) siswa menjawab tidak setuju terorisme

merupakan tindak kriminal dan kekerasan, dan 2 rosponden (2,5%) siswa

menjawab sangat tidak setuju terorisme merupakan tindak kriminal dan

kekerasan.

Tabel 4.13

Tujuan terorisme untuk menciptakan ketakutan, ketidaknyamanan, dan

kepanikan

Pernyataan Frekuensi %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

9

23

6

2

22,5%

57,5%

15%

5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 9 responden (22%) siswa menjawab

sangat setuju Tujuan terorisme untuk menciptakan ketakutan, ketidaknyamanan,

dan kepanikan, 23 responden (57,5%) siswa menjawab setuju Tujuan terorisme

untuk menciptakan ketakutan, ketidaknyamanan, dan kepanikan, 6 responden

(15%) siswa menjawab tidak setuju Tujuan terorisme untuk menciptakan

ketakutan, ketidaknyamanan, dan kepanikan, dan 2 rosponden (5%) siswa

menjawab sangat tidak setuju Tujuan terorisme untuk menciptakan ketakutan,

ketidaknyamanan, dan kepanikan.

Tabel 4.14

Pendapat siswa guru PAI dalam mengajari toleransi sesama manusia sesuai

dengan sayriat Islam

Pernyataan Frekuensi %

Sangat sesuai 17 42,5%

Page 74: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

63

Sesuai

Tidak sesuai

Sangat tidak sesuai

21

1

1

52,5%

2,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 17 responden (42,5%) siswa

menjawab sangat sesuai Pendapat siswa guru PAI dalam mengajari toleransi

sesama manusia sesuai dengan sayriat Islam, 22 responden (52,5%) siswa

menjawab sesuai Pendapat siswa guru PAI dalam mengajari toleransi sesama

manusia sesuai dengan sayriat Islam, 1 responden (2,5%) siswa menjawab tidak

sesuai Pendapat siswa guru PAI dalam mengajari toleransi sesama manusia sesuai

dengan sayriat Islam, dan 1 rosponden (2,5%) siswa menjawab sangat tidak sesuai

Pendapat siswa guru PAI dalam mengajari toleransi sesama manusia sesuai

dengan sayriat Islam

.

Tabel 4.15

Pendapat siswa guru PAI dalm mengajarai toleransi sesama manusia

dengan baik

Pernyataan Frekuensi %

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Tidak baik

17

19

4

0

42,5%

47,5%

10%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 17 responden (42,5%) menjawab

sangat baik Pendapat siswa guru PAI dalm mengajarai toleransi sesama manusia

dengan baik, 19 responden (47,5%) siswa menjawab baik Pendapat siswa guru

PAI dalm mengajarai toleransi sesama manusia dengan baik, 4 responden (10%)

siswa menjawab cukup baik Pendapat siswa guru PAI dalm mengajarai toleransi

Page 75: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

64

sesama manusia dengan baik, 0 responden (0%) siswa tidak menjawab tidak baik

Pendapat siswa guru PAI dalm mengajarai toleransi sesama manusia dengan baik.

Tabel 4.16

Pendapat siswa guru PAI dalam mengajari untuk tidak anarkis di sekolah, di

rumah maupun di sekitar masyarakat umum

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat tegas

Tegas

Tidak tegas

Sangat tidak jelas

13

25

2

0

32,5%

62,5%

5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 13 responden (32,5%) menjawab

sangat tegas bahwa guru PAI dalam mengajari untuk tidak anarkis di sekolah, di

rumah, maupun disekitar masyarakat umum, 25 responden (62,5%) menjawab

tegas bahwa guru PAI dalam mengajari untuk tidak anarkis di sekolah, di rumah,

maupun disekitar masyarakat umum, 2 responden (5%) siswa menjawab bahwa

guru PAI dalam mengajari untuk tidak anarkis di sekolah, di rumah, maupun

disekitar masyarakat umum.

Tabel 4.17

Pendapat siswa guru memberikan penjelasan tentang jihad sesuai dengan al-

quran dan hadis dengan jelas dan benar

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat jelas dan benar

Jelas dan benar

Tidak jelas dan benar

Sangat tidak jelas dn

benar

8

28

3

1

20%

70%

7,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Page 76: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

65

Dari tabel di atas dapat diketahui 8 responden (20%) siswa menjawab sangat

jelas dan benar bahwa guru memberikan penjelasan tentang jihad sesuai dengan

al-quran dan hadis dengan jelas dan benar, 28 responden (70%) siswa menjawab

jelas dan benar bahwa guru memberikan penjelasan tentang jihad sesuai dengan

al-quran dan hadis dengan jelas dan benar, 3 responden (7,5%) siswa menjawab

tidak jelas dan benar bahwa guru memberikan penjelasan tentang jihad sesuai

dengan al-quran dan hadis dengan jelas dan benar, 1 responden (2,5%) siswa

menjawab sangat tidak jelas dan benar bahwa guru memberikan penjelasan

tentang jihad sesuai dengan al-quran dan hadis dengan jelas dan benar.

Tabel 4.18

Pendapat siswa guru PAI memberi penjelsan bahwa jihad bukan tindak

kekerasan

Pernyataan Frekuensi %

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Tidak baik

13

20

5

2

32,5%

50%

12,5%

5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 13 responden (32,5%) menjawab

sangat baik bahwa guru PAI memberi penjelasan bahwa jihad bukan tindaka

kekerasan, 20 responden (50%) siswa menjawab bahwa guru PAI memberi

penjelasan bahwa jihad bukan tindaka kekerasan, 5 responden (12,5%) siswa

menjawab cukup baik bahwa guru PAI memberi penjelasan bahwa jihad bukan

tindaka kekerasan, 2 responden (5%) siswa menjawab tidak baik bahwa guru PAI

memberi penjelasan bahwa jihad bukan tindaka kekerasan.

Page 77: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

66

Tabel 4.19

Pendapat siswa guru PAI mengajarkan dengan baik bahwa jihad

merupakan tugas mulia

Pernyataan Frekuensi %

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Tidak baik

17

12

8

3

42,5%

30%

20%

7,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 17 responden (42,5%) menjawab

sangat baik bahwa guru PAI mengajarkan dengan baik bahwa jihad merupakan

tugas mulia, 12 responden (30%) siswa menjawab bahwa guru PAI mengajarkan

dengan baik bahwa jihad merupakan tugas mulia, 8 responden (20%) siswa

menjawab cukup baik bahwa guru PAI mengajarkan dengan baik bahwa jihad

merupakan tugas mulia, 3 responden (7,5%) siswa menjawab tidak baik bahwa

guru PAI mengajarkan dengan baik bahwa jihad merupakan tugas mulia.

Tabel 4.20

Pendapat siswa guru PAI menagajarkan dengan jelas pengetahuan tentang

bahayanya terorisme

Pernyataan Frekuensi %

Sangat jelas

Jelas

kurang jelas

Tidak jelas

7

18

14

1

17,5%

45%

35%

2,5%

Jumlah 40 100%

Page 78: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

67

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 7 responden (17,5%) siswa

menjawab sangat jelas bahwa guru PAI menajarkan pengetahuan tentang

bahayanya terorisme, 18 responden (45%) siswa menjawab jellas bahwa guru PAI

mengajarkan pengetahuan tentang bahayanya terorisme, 14 responden (35%)

siswa menjawab kurang jelas bahwa guru PAI mengajarkan pengetahuan tentang

bahayanya terorisme, 1 responden (2,5%) siswa menjawab tidak jelas bahwa guru

PAI mengajarkan pengetahuan tentang bahayanya terorisme.

Tabel 4.21

Guru PAI memaparkan ciri-ciri teroris dengan jelas

Pernyataan Frekuensi %

Sangat jelas

Jelas

kurang jelas

Tidak jelas

17

22

0

1

42,5%

55%

0%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 17 responden (42,5%) siswa

menjawab sangat jelas bahwa guru PAI memaparkan ciri-ciri teroris dengan jelas,

22 responden (55%) siswa menjawab jelas bahwa guru PAI ciri-ciri teroris dengan

jelas, 0 responden (0%) siswa tidak menjawab kurang jelas bahwa guru PAI ciri-

ciri teroris dengan jelas, 1 responden (2,5%) siswa menjawab tidak jelas bahwa

guru PAI ciri-ciri teroris dengan jelas.

Tabel 4.22

Guru membimbing siswa memahami jihad sesuai dengan Al-Quran dan

hadis

Pernyataan Frekuensi %

Sangat sesuai

sesuai

tidak sesuai

9

29

2

22,5%

72,5%

5%

Page 79: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

68

Sangat tidak sesuai 0 0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 9 responden (22,5%) siswa

menjawab sangat sesuai guru membimbing siswa memahami jihad sesuai dengan

dengan al-quran dan hadis, 29 responden (72,5%) siswa menjawab sesuai guru

membimbing siswa memahami jihad sesuai dengan dengan al-quran dan hadis, 2

responden (5%) siswa menjawab tidak sesuai guru membimbing siswa memahami

jihad sesuai dengan dengan al-quran dan hadis, dan 0 rosponden (0%) siswa tidak

menjawab sangat tidak sesuai guru membimbing siswa memahami jihad sesuai

dengan dengan al-quran dan hadis.

Tabel 4.23

Guru PAI membimbing siswa agar tidak melakukan tindak terorisme

Pernyataan Frekuensi %

Sangat tegas

Tegas

Cukup tegas

Tidak tegas

11

20

8

1

27,5%

50%

20%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 11 responden (27,5%) menjawab

sangat tegas guru PAI membimbing siswa agar tidak melakukan tindak terorisme,

20 responden (50%) menjawab tegas guru PAI membimbing siswa agar tidak

melakukan tindak terorisme, 8 responden (20%) siswa menjawab cukup tegas

guru PAI membimbing siswa agar tidak melakukan tindak terorisme, 1 responden

(2,5%) siswa menjawab tidak tegas guru PAI membimbing siswa agar tidak

melakukan tindak terorisme.

Page 80: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

69

Tabel 4.24

Guru menghimbau siswa agar menghindari bahaya terorisme dengan tegas

Pernyataan Frekuensi %

Sangat tegas

Tegas

Cukup tegas

Tidak tegas

11

19

7

3

27,5%

47,5%

17,5%

7,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 11 responden (27,5%) menjawab

sangat tegas guru PAI menghimbau siswa agar menghindari bahaya terorisme, 19

responden (47,5%) menjawab tegas guru PAI menghimbau siswa agar

menghindari bahaya terorisme, 7 responden (17,5%) siswa menjawab cukup tegas

guru PAI menghimbau siswa agar menghindari bahaya terorisme, 3 responden

(7,5%) siswa menjawab tidak tegas guru PAI menghimbau siswa agar

menghindari bahaya terorisme.

Tabel 4.25

Guru PAI membimbing siswa untuk mengetahui ciri-ciri terorisme dengan

jelas

Pernyataan Frekuensi %

Sangat jelas

Jelas

Cukup jelas

Tidak jelas

4

15

16

5

10%

37,5%

40%

12,5%

Jumlah 40 100%

dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 4 respinden (10%) siswa menjawab

sangat jelas guru PAI membimbing siswa untuk mengetahui ciri-ciri terorisme

dengan jelas, 15 responden (37, 5) siswa menjawab jelas guru PAI membimbing

Page 81: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

70

siswa untuk mengetahui ciri-ciri terorisme dengan jelas, 16 responden (40%)

siswa menjawab cukup jelas guru PAI membimbing siswa untuk mengetahui ciri-

ciri terorisme dengan jelas, 5 responden (12,5%) siswa menjawab tidak jelas guru

PAI membimbing siswa untuk mengetahui ciri-ciri terorisme dengan jelas.

Tabel 4.26

Sudah baikkah Guru PAI dalam membimbing siswa untuk saling

menghargai sesama manusia

Pernyataan Frekuensi %

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Tidak baik

24

16

0

0

60%

40%

0%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 24 responden (60%) menjawab

sangat baik bahwa guru PAI dalam membimbimng siswa untuk saling menghargai

sesama manusia, 16 responden (40%) siswa menjawab bahwa guru dalam

membimbimng siswa untuk saling menghargai sesama manusia, 0 responden (0%)

siswa tidak menjawab cukup baik bahwa guru PAI dalam membimbimng siswa

untuk saling menghargai sesama manusia, 0 responden (0%) siswa tidak

menjawab tidak baik bahwa guru PAI dalam membimbimng siswa untuk saling

menghargai sesama manusia

Tabel 4.27

Guru PAI membimbing siswa untuk tidak melakukan tindakan anarkis,

meneror, dan mengncam terhadap siswa lain

Pernyataan Frekuensi %

Sangat baik

Baik

Cukup baik

20

17

3

50%

42,5%

7,5%

Page 82: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

71

Tidak baik 0

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 responden (50%) menjawab

sangat baik bahwa guru PAI membimbing siswa untuk tidak melakukan perbuatan

anarkis, meneror, dan mengancam terhadap siswa, 17 responden (42%) siswa

menjawab bahwa guru PAI membimbing siswa untuk tidak melakukan perbuatan

anarkis, meneror, dan mengancam terhadap siswa, 3 responden (7,5%) siswa

menjawab cukup baik bahwa guru PAI membimbing siswa untuk tidak melakukan

perbuatan anarkis, meneror, dan mengancam terhadap siswa, 0 responden (0%)

siswa tidak menjawab tidak baik bahwa guru PAI membimbing siswa untuk tidak

melakukan perbuatan anarkis, meneror, dan mengancam terhadap siswa.

Tabel 4.28

Apakah dalam pengawasan tentang bahaya terorismesudah teliti dengan

baik

Pernyataan Frekuensi %

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Kurang baik

3

21

12

4

7,5%

52,5%

30%

10%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 3 responden (7,5%) menjawab

sangat baik bahwa guru PAI dalam pengawasan tentang bahaya terorisme sudah

teliti dengan baik, 21 responden (52,5%) siswa menjawab bahwa guru PAI dalam

pengawasan tentang bahaya terorisme sudah teliti dengan baik 12 responden

(30%) siswa menjawab cukup baik bahwa guru PAI dalam pengawasan tentang

bahaya terorisme sudah teliti dengan baik, 4 responden (10%) siswa menjawab

Page 83: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

72

tidak baik bahwa guru PAI dalam pengawasan tentang bahaya terorisme sudah

teliti dengan baik.

Tabel 4. 29

Guru PAI dalam menertibkan siswa yang suka melakukan anarkisme,

tauran, teror, atau perbuatan-perbuatan keras lainnya

Pernyataan Frekuensi %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

20

14

6

0

50%

35%

15%

0

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 responden (50%) menjawab

sangat tegas guru PAI dalam menertibkan siswa yang suka melakukan anarkisme,

tauran, teror, atau perbuatan-perbutan keras lainnya., 14 responden (35%)

menjawab tegas guru PAI dalam menertibkan siswa yang suka melakukan

anarkisme, tauran, teror, atau perbuatan-perbutan keras lainnya., 6 responden

(15%) siswa menjawab cukup tegas guru PAI dalam menertibkan siswa yang suka

melakukan anarkisme, tauran, teror, atau perbuatan-perbutan keras lainnya., 0

responden (0%) siswa tidak menjawab tidak tegas guru PAI dalam menertibkan

siswa yang suka melakukan anarkisme, tauran, teror, atau perbuatan-perbutan

keras lainnya.

Page 84: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

73

C. Analisi dan Interprestasi Data

Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang

perlu dibahas adalh nilai mean atau rata-rata, hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing dimensi dan item yang diteliti

berdasarkan tanggapan responden. Untuk mengetahui kondisi atau gambaran

masing-masing dimensi dan item digunakan perhitungan sebagaimana table di

bawah ini.

Tabel 4.30

Nilai rata-rata skor penelitian

1. Pemahaman dan pengalamn siswa tentang pengertian terorisme, bahaya,

dan ciri-cirinya

No

Item

Skor Nilai Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

Kategori

Nilai

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

137

128

122

121

129

142

111

143

122

124

119

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3,42

3,2

3,05

3,025

3,225

3,55

2,775

3,575

3,05

3,1

2,975

85,6

80

76,5

75,6

80,6

88,75

69,37

89,37

76,25

77,5

74,37

Sangat baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Sangat baik

Baik

Sangat baik

Baik

Baik

baik

Nilai rata-rata 79,44 % Baik

Pada dimensi pemahaman dan pengengalaman siswa tentang pengertian

terorisme, ciri-cirinya, dan bahayanya secara keseluruhan berkategori baik dengan

rata-rata 75,56% artinya siswa SMA Negeri 9 Tangerang Selatan pemahaman

tentang terorisme, bahayanya, dan ciri-cirinya sudah baik.

Page 85: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

74

Tabel 4.31

Nilai rata-rata skor penelitian

2. Peran guru sebagai pengajar

No

Item

Skor Nilai Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

Kategori

Nilai

12

13

14

15

16

17

18

19

134

133

129

121

124

123

111

135

4

4

4

4

4

4

4

4

3,35

3,325

3,225

3,025

3,1

3,075

2,775

3,375

83,75

83,10

80,62

75,62

77,5

76,9

69,4

84,4

Sangat baik

Sangat baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Sangat baik

Nilai rata-rata 78,9% Baik

Pada dimensi peran guru sebagai pengajar secara keseluruhan berkategori

baik dengan rata-rata 75,60%, artinya peran guru SMA Negeri 9 Tangerang

selatan dalam mengajar tentang pemahaman terorisme, bahaya, dan ciri-cirinya

sudah baik, artinya peranan guru PAI dalam mengajar guna untuk menangkal

bahaya terorisme di sekolah sudah baik.

Tabel 4.32

Nilai rata-rata skor penelitian

3. Peranan guru sebagai pembimbing

No

Item

skor Nilai Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

Kategori

Nilai

20

21

127

121

4

4

3,175

3,025

79,4

75,6

Baik

Baik

Page 86: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

75

22

23

24

25

118

98

144

137

4

4

4

4

2,95

2,45

3,6

3,425

73,7

61,2

90

85,6

Baik

Baik

Sangat baik

Sangat baik

Nilai rata-rata 77,58% Baik

Pada dimensi peran guru sebagai pengajar secara keseluruhan berkategori

baik dengan rata-rata 75,58% artinya peran guru SMA Negeri 9 Tangerang selatan

dalam mengajar tentang pemahaman terorisme, bahay, dan ciri-cirinya sudah baik,

artinya peranan guru PAI dalam mengajar guna untuk menangkal bahaya

terorisme di sekolah sudah baik.

Tabel 4.33

Nilai rata-rata skor penelitian

4. Peranan guru sebagai pengawas

No Item skor Nilai Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

Kategori

Nilai

26

27

105

134

4

4

2,625

3,35

65,62

83,75

Baik

Sangat baik

Nilai rata-rata 74,68% Baik

Pada dimensi peran guru sebagai pengawas secara keseluruhan berkategori

baik dengan rata-rata 74,68% artinya peran guru SMA Negeri 9 Tangerang selatan

dalam mengajar tentang pemahaman terorisme, bahaya, dan ciri-cirinya sudah

baik, artinya peranan guru PAI sebagai pengawas guna untuk menangkal bahaya

terorisme di sekolah sudah baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan guru pendidikan agama

Islam di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan dalam menangkal bahaya terorisme

sudah baik, dari cara mengajar, membimbing damapai mengawasi peserta didik

Page 87: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

76

guru pendidikan agama Islam SMA Negeri 9 sudah efektif dan di tambah

pemahaman siswa tentang bahaya terorisme yang baik dapat membantu peranan

guru PAI dalam menangkal bahaya terorisme di sekolah.

Page 88: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

77

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil keseluruhan proses penelitian yang telah penulis lakukan

mengenai peranan guru pendidikan agama Islam dalam menangkal bahaya

terorisme di SMA Negeri IX Tangerang Selatan. Maka dapat dikemukakan

beberapa temuan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan pemahaman siswa yang meliputi: pemahaman tentang

pengertian terorisme, bahaya terorisme, dan ciri-ciri terorisme sudah baik.

2. Peranan guru dalam menangkal bahaya terorisme di SMAN 9 Tangerang

Selatan dalam melakukan pengajaran sudah efektif karena guru di sekolah

memberikan pelajaran-pelajaran tentang pemahaman akidah yakni tentang

jihad yang benar, tentang toleransi yang perlu diterapkan kepada peserta

didik ntuk saling menghormati sesama teman seagama maupun beda

agama.

Yang penulis amati dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran guru PAI

di sekolah sudah terlaksana dengan baik, umpanya sekolah memberikan

materi tentang perjuangan Rasulullah dalam memerangi orang-orang kafir

dan etika dalam berperang. Menghormati orang non muslim, semua yang

di ajarkan oleh guru dapat menunjang pemahaman agama Islam yang baik

sehingga kecil kemungkinan siswa di sekolah terjerumus ideologi

terorisme.1

1 Minah, Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam, (Tangerang: SMAN 9, 2013)

Page 89: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

78

3. Peranan guru dalam menangkal bahaya terorisme di SMAN 9 Tangerang

Selatan dalam metelakukan pembinaan sudah efektif, karena dalam

mengajak dan memberikan pengetahuan terhadap pengaruh-pengaruh yang

anak didik tidak mengerti tentang bahaya terorisme atau aliran-aliran yang

menyimpang dari syariat Islam.2

4. Dana peranan guru dalam menangkal bahaya terorisme di SMAN 9

Tangerang Selatan dalam melakukan pengawasan terhadap siswa sudah

efektif. Karena dalam mengawasi tingkah laku siswa sudah efektif dengan

memonitoring siswa, mengontrol guru-guru ngaji dalam kegiatan

kerohanian, dan menekankan kepada para siswa untuk berhati-hati dalam

bergaul.3

Dari hasil temuan tersebut akhirnya dapat penulis ambil kesimpulan bahwa

peranan guru pendidikan agama Islam dalam menangal bahaya terorisme sudah

baik, artinya pengalaman siswa selama ini tentang bahaya terorisme sudah baik

untuk tidak terpengaruh oleh doktrin-doktrin bahay yang dilakukan terorisme

yang selama ini mengincar para remaja untuk bergabung dengan terorisme. Itu

semua dilakukan dengan baik guru mata pelajaran agama Islam.

Semua ini karena peranan guru pendidikan agama Islam dalam mengajara

atau memberikan pengetahuan tentang bahya terorisme di SMAN 9 terarah

kepada siswa, selain itu peranan guru pendidikan agama Islam dalam

membimnbing siswa untuk menjauhi bahaya terorisme sudah terlaksana dengan

baik, peranan guru pendidikan agama Islam dalam membimbing untuk

mengetahui ciri-ciri dan bahaya terorisme sudah baik, peranan guru pendidikan

agama Islam dalam pengawasan untuk selalu mewaspadai pergaulan, dan kegiatan

kerohanian di sekolah untuk menghindari semua apa yang terkait dengan bahaya

terorisme sudah baik.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang penulis telah simpulkan, dengan tidak bermaksud

menggurui maka penulis mencoba memberikan beberapa saran yang sifatnya

membangun untuk kepala sekolah SMAN 9, guru PAI SMAN 9, dan siswa SMA

9, dengan saran yang akan penulis kemukakan berharap SMA Negeri 9 Tangerang

Selatan bebas dari bahaya terorisme:

2 Ibid.

3 Ibid

Page 90: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

79

1. Untuk Kepala Sekolah

a. Mengenai maslah bahaya terorisme, kepala sekolah mempunyai andil besar

terhadap kurikulum pendidikan agama Islam, hendaknya kepala sekolah

perlu banyak melakukan peninjauan kembali pada isi materi pendidikan

agama Islam khususnya materi akidah yang dapat mengacau pada

pemahaman bahaya terorisme.

b. Hendaknya kepala sekolah meninjau lebih ketat masuknya orang-orang

yang berkepentingan untuk datang kesekolah dengan cara menghimbau

para petugas satpam untuk menanyakan identitas setiap orang baru yang

datang kesekolah.

c. Menghimbau guru agar selalu memperhatikan tingkah laku peserta didik di

sekolah, di kelas, maupun di luar jam pelajaran.

d. Mengingat maslah terorisme sangat berbahaya pengaruhnya dikalangan

pelajar maka menurut penulis, kalau memang memungkinkan di

terapkannya kurikulum anti terorisme, maka kebijakan yang perlu di ambil

kepala sekolah adalah menerapkan kurikulum tentang terorisme disekolah

SMAN 9 Tangerang Selatan.

2. Untuk Guru Pendidikan Agama Islam

a. Hendaknya guru PAI lebih mengajarkan materi-materi pendidikan agama

Islam dikaitkan kepada fenomena-fenomena kontemporer yang rasional

yang bisa di mengerti oleh para peserta didik karena usia siswa tingkat

menengah atas banyak mempunyai rasa ingin tahu yang berlebihan, apabila

guru PAI tidak bisa menjelaskan dengan teliti bisa-bisa siswa bingung

dengan apa yang dijelaskan guru PAI, bahkan bisa jadi menimbulkan

pikiran-pikiran yang menyimpang terutama dalam menjelaskan materi

tentang akidah.

b. Mengenai masalah bahaya terorisme, mungkin bisa dilakukan sosialisasi

seminggu sekali atau sebulan sekali kepada peserta didik untuk pencegahan

adanya pemikiran-pemikiran yang menyimpang karena bisa saja salah satu

murid ada yang terpengaruh oleh ideologi terorisme.

3. Untuk Siswa

a. Selain siswa belajar agama Islam di sekolah, siswa juga perlu banyak

membaca buku-buku agama Islam agar pengetahuan tentang Islam lebih

mendalam. Sehingga tidak ada keraguan untuk menjalankan ibadah

terutama memahami akidah.

b. Siswa harus pandai bergaul dengan orang lain, dan harus mewaspadai

orang lain yang belum jelas identitasnya.

c. Siswa juga perlu banyak sharing berkumpul dengan para tokoh agama

Islam di masyarakat, entah itu melalu ikatan remaja Masji atau majlis

lainnya.

Page 91: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

80

4. Untuk Orang Tua

Orang tua (Bapak/Ibu)/ wali murid adalah orang yang paling penting dan

berpengruh untuk siswa ketika di rumah, maka dalam hal ini orang tua perlu

banyak memberikan nasihat yang tegas agar siswa tidak melalaikan ibadahnya

dan yang terpenting orang tua harus menjadi contoh teladan untuk anak-

anaknya.

Page 92: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qadir Djaelani, Jihad Fi Sabilillah dan Tantangan-Tantangannya, Jakarta:

CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1995

Albarobis, Muhyidin, Islam Itu Mudah, Jakarta: CV Artha Rivera, 2007

Ali Imron, Ali Imron Sang Pengebom, Jakarta: Republika, 2007

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006

Amin, Ma’ruf dkk, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, Jakarta: Erlangga,

2011

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006

Aulia Rosa Nasution, Terorisme Sebagai Kejahatan Terhadap Kemanusiaan,

Jakrta: Kencana, 2012

Basri, Hasan, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2010

Darajat, Zakiah, Kepribadian Guru, Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005

Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Djelantik, Sukawarsini, Terorisme Tinjauan Psiko-Politis Kemiskinan, dan

Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999

Hendropriyono A.M. Terorisme Fundamentalis Kristen, Yahudi, dan Islam,

Jakarta: PT Kompas Media Masa, 2009

http://randikurniawan.blogspot.com/2009/08/meminimalisasi-potensi

terorisme.html,

Khadafi, Majid, Islam Agama Perang, Yogyakarta, Penerbit Karunia Terindah:

2004

Majid, Abdul Dkk, Pendidikan Agama Islam Bebasis Kompetensi, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan

Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999)

Page 93: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

82

Mbai, Ansyad, Terorisme di Tengah Arus Global Demokrasi, Jakarta: Spectrum,

2006

Muttaqin, Akhmad Elang, Kajian Islam Kontemporer, Jakarta: Erlangga Husada.

Dkk, 2007

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rrosdakarya

2004

Nasir,Mohamad Remaja Jadi Target Teroris, (Banten: Banten Pos, 2011),

(www.Bantenpos.com).

Nasution, Aulia Rosa Terorisme Sebagai Kejahatan Terhadap Kemanusiaan,

Jakarta: Kencana, 2012

Nata, Abudin, Pendidikan dalam perspektif Al-Quran, Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005

Purwanto, Wawan, Terorisme Underrcover, Jakarta: Cipta Mandiri Bangsa, 2007

Rajasa, Sutan Kamus Ilmiah Populer Surabaya: Karya Utama Surabaya, 2002

Subana, Muhammad, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,

2005

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

CV, 2011

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007

Sulistyo Herman, Beyond Terrorism, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002

Uhairi Misrawi, Radikalisme Berbahaya Karena Menyasar Anak Muda dan

Kelompok Miskin, 2008. (www.lazuardi biru.org).

Wahid, Abdul, Kejahatan Terorisme, Jakarta: Refika Raditama, 2004

Ya'qub, Ali Mustafa, Ijtihad Terorisme dan Liberalisme, Jakarta: Pustaka Firdaus,

2012

http://www.metro.polri.go.id/perpus/384-terorisme-masalah-definisi

http://www.referensimakalah.com/2012/01/pengertian-fundamentalisme-

radikalisme_8767.html

Page 94: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 95: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 96: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 97: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 98: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 99: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 100: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 101: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

Angket untuk Siswa

Tentang Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menangkal Terorisme di SMAN 9 TANGSEL

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

Umur :

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah “bismillah” sebelum melakukan pengisian jawaban.

2. Bacalah dengan teliti pertanyaan yang akan dijawab.

3. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar, karena jawaban anda terjamin kerahasiaannya.

4. Beri tanda (X) pada jawaban yang anda anggap sesuai dan periksa kembali jawaban sebelum diserahkan.

5. Akhiri pengisian angket ini dengan ucapan “Alhamdulillah” dan saya ucapkan banyak terima kasih atas

bantuan dan kesediaan anda dalam mengisi angket ini.

Pertanyaan:

1. Apakah anda setuju bahwa terorisme merupakan tindak kriminal dan kekerasan?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

2. Apakah anda setuju bahwa terorisme merupakan salah satu gerakan radikalisme?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Stuju d.Sangat tidak setuju

3. Apakah anda setuju bahaya terorisme meracuni banyak akidah para pelajar?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

4. Apakah anda setuju remaja yang pemahaman akidahnya kurang mendalam, mudah untuk terjerumus

oleh pemahaman-pemahan terorisme?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

5. Apakah anda setuju terorisme merupakan kelompok berbahaya untuk seluruh manusia?

a. Sangat setuju c. tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

6. Apakah anda setuju tindakan terorisme banyak merugikan umat Islam?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

7. Apakah anda setuju bahwa Indonesia target berbahaya yang banyak di huni kelompok terorisme?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

8. Apakah anda setuju peledakan bom terorisme di Indonesia banyak memakan korban tak bersalah?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangta tidak setuju

Page 102: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

9. Apakah anda setuju aksi teror, penembakan, pembunuhan merupakan salah satu karakteristik terorisme?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d.Sangat tidak setuju

10. Apakah anda setuju terorisme bertujuan untuk mematikan lawan bukan mengalahkan lawan?

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

11. Apakah anda setuju tujuan terorisme adalah untuk menciptakan ketakutan, ketidaknyamanan dan

kepanikan?

a. Sangat setuju c. tidak seutju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

12. Apakah menurut anda Guru agama Islam di sekolah mengajarkan toleransi sesama manusia sesuai

dengan syariat Islam?

a. Sangat sesuai c. Tidak sesuai

b. Sesuai d. Sangat tidak sesuai

13. Apakah menurut anda guru agama Islam sudah mengajarkan kasih sayang sesama manusia dengan baik?

a. Sangat baik c. Cukup baik

b. Baik d. Tidak baik

14. Apakah menurut anda guru agama Islam pernah mengajarkan untuk tidak anarkis di sekolah, di rumah,

maupun di lingkungan masyarakat dengan tegas?

a. Sangat tegas b. Tidak tegas

b. Tegas c. Sangat tidak tegas

15. Apakah menurut anda guru agama Islam memberikan penjelasan tentang jihad dengan dalil-dalil al-

quran dengan jelas dan benar.

a. Sangat jelas dan benar c. Tidak jelas dan benar

b. Jelas dan benar d.sangat tidak jelas dan benar

16. Apakah menurut anda guru agama Islam sudah menjelaskan baik bahwa Jihad bukan tindak kekerasan

atau diskriminasi?

a. Sangat baik c. Cukup baik

b. Baik d. Tidak baik

17. Apakah menurut anda guru agama Islam sudah mengajarkan dengan baik bahwa Jihad di jalan Allah

merupakan tugas mulia?

a. Sangat Baik c. Cukup baik

b. Baik d. Tidak baik

18. Apakah menurut anda guru agama Islam di sekolah sudah mengajarkan pengetahuan tentang bahaya

terorisme dengan jelas?

a. Sangat jelas c. Kurang jelas

b. jelas d. Tidak jelas

19. Apakah guru agama Islam pernah memaparkan tentang ciri-ciri terorisme dengan jelas?

a. Sangat jelas c. Tidak jelas

b. Jelas d. Sangat tidak jelas

Page 103: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program

20. Apakah menurut anda guru agama Islam telah membimbing untuk memahami jihad sesuai dengan

Syariat Islam?

a. Sangat sesuai c. Tidak sesuai

b. Sesuai d. Sangat tidak sesuai

21. Apakah menurut anda guru agama Islam telah membimbing agar tidak melakuakan tindakan-tindakan

terorisme dengan tegas?

a. Sangat tegas c. Cukup tegas

b. Tegas d. Tidak tegas

22. Apakah menurut anda guru agama Islam telah menghimbau untuk menghindari bahaya-bahaya

terorisme dengan tegas?

a. Sangat tegas c. Cukup tegas

b. Tegas d. Tidak tegas

23. Apakah menurut anda guru agama Islam telah membimbing untuk mengetahui ciri-ciri terorisme dengan

jelas?

a. Sangat jelas c. Cukup jelas

b. Jelas d. Tidak jelas

24. Apakah menurut anda guru agama Islam dalam membimbing untuk saling menghargai sesama manusia

sudah baik?

a. Sangat baik c. Cukup baik

b. Baik d. Tidak baik

25. Apakah menurut anda guru agama Islam membimbing untuk tidak melakukan perbuatan anarkis,

meneror, dan mengancam terhadap siswa sudah baik?

a. Sangat baik c . Cukup baik

b. Baik d. Tidak baik

26. Apakah menurut anda guru agama Islam dalam pengawasan tentang bahaya doktrin terorisme masuk

sekolah sudah teliti dengan baik?

a. Sangat baik c. Cukup baik

b. Baik d. Kurang baik

27. Apakah menurut anda guru agama Islam sudah menertibkan siswa yang suka melakukan anarkisme,

tauran, teror, atau perbuatan-perbuatan keras lainnya dengan tegas?

a. Selalu c. kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 104: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 105: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 106: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 107: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 108: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program
Page 109: PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24737/3/TAHSIS... · tudi di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan) Skripsi . ... 2. Ketua Program