peran whistleblower

3
PERAN WHISTLEBLOWER DI INDONESIA. Perkembangan modus tindak pidana kejahatan korupsi di negeri kita akhir-akhir ini menunjukkan skala yang meluas dan semakin canggih. Kenyataan ini juga mendorong upaya  pengungkapan kasus-kasus korupsi untuk keluar dari cara-cara konvensional. Adapun, sal ah satu cara untu k me ng un gk ap terorg anis ir nya pr ak ti k ko rupsi te rsebut di pe rl uk an  peran whistleblower yan g dap at men dor ong pen gun gka pan mod us tin dak pid ana kor upsi menjadi relatif le bih mudah untuk dibongkar. Menurut Prof. Dr. Komariah . !apardjaja, peran whistleblower sangat penting dan diperlukan dalam rangka proses pemberantasan tidak pidana korupsi. "amun demikian, asal  bukan semacam suatu gosip bagi pengungkapan kasus korupsi maupun mafia peradilan. # ang dikatakanWhistleblower itu benar-benar didukung oleh fakta konkret, bukan semacam surat kaleng atau rumor saja. Penyidikan atau penuntut umum kalau ada laporan seorang Whistleblower ha rus ha ti -hat i me ne ri ma nnya , ti da k semba rangan apa yang dilaporkan itu langsung diterima dan harus diuji dahulu. Whistleblower  berpera n untu k memud ahkan pengu ngkap an tinda k pidan a korup si, karena Whistleblower itu sendiri tidak lain adalah orang dalam didalam institusi di mana ditengerai telah terjadi praktik korupsi. !ebagai orang dalam, seorang Whistleblower merupa kan orang yang memberik an informasi telah terjadi pidana korupsi dimana ia bekerja. !eorang Whistleblower ini bias merupakan orang yang sama tidak terlibat dalam perbuatan korupsi yang terjadi dalam bagian korupsi yang terjadi. Dalam konteks hukum positif ki ta, ke hadiran Whistleblower  perlu menda patkan  perlindungan agar kasus-kasus korupsi bisa diendus dan dibongkar. $ etapi dalam praktiknya, kondisi tersebut bukanlah persoalan yang mudah, dikarekan oleh banyak hal yang perlu dikaji serta bagaimana sebenarnya mendudukan Whistleblower dalam upaya memberantas prakik korupsi. !ebab secara yuridis normative, berdasar %% "o.&' $ahun ())*, Pasal &) Ayat +( keberadaanWhistleblower tidak ada tempat untuk mendapatkan perlindungan secara hukum. PERLINDUNGAN WHISTLEBLOWER Whistleblower  mer upa kan lan gkah alt ernatif yan g penting dala m ensensial dala m membongkar keja hat an kor ups i, namun keb era daan nya terd apa t kel emahan mengen ai  perlindungan status hokum tidak diberikan apabila dari hasil penyelidikan dan penyidikan terda pat bukt i yang cukup ya ng dapat memperkua t keter li batan si pe ngungkap fakt a +pelapor. Dengan demikian, si pengungkap fakta +pelapor telah menempuh suatu resiko yang tinggi , bah kan mempert aruhka n keh idu pan nya , namun sebuah pen gha rgaan dan apr esia si kur ang dip erhati kan, seh ing ga hal ini dap at men imb ulk an sua tu kon dis i kri tis kepercayaan perihal penjaminan terhadapat diri si pengungkap faktapelapor. Pengaturan mengenai perlindungan Whistleblower  +pengungkap faktapelapor secara eksplisit diatur dalam %ndang-%ndang nomor &' $ahun ())* tentang Perlindungan saksi dan korban, Pasal &) Ayat +& menyebutkan baha /!eorang saksi, korban dan pelapor tidak dapat dituntut secara hokum baik pidana maupun perdata atas laporan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikan /. Aturan yang dimuat dalam Pasal &) Ayat +& %% "o.&' tahun ())* ini menjadi ambigu dan bersifat kontradiktif terdapat pasal yang sama dalam Ayat +(,

Upload: sindyamalia

Post on 01-Mar-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Whistleblower

7/26/2019 Peran Whistleblower

http://slidepdf.com/reader/full/peran-whistleblower 1/3

PERAN WHISTLEBLOWER DI INDONESIA.

Perkembangan modus tindak pidana kejahatan korupsi di negeri kita akhir-akhir ini

menunjukkan skala yang meluas dan semakin canggih. Kenyataan ini juga mendorong upaya pengungkapan kasus-kasus korupsi untuk keluar dari cara-cara konvensional. Adapun, salah

satu cara untuk mengungkap terorganisirnya praktik korupsi tersebut diperlukan

 peran whistleblower yang dapat mendorong pengungkapan modus tindak pidana korupsi

menjadi relatif lebih mudah untuk dibongkar.

Menurut Prof. Dr. Komariah . !apardjaja, peran whistleblower sangat penting dan

diperlukan dalam rangka proses pemberantasan tidak pidana korupsi. "amun demikian, asal

 bukan semacam suatu gosip bagi pengungkapan kasus korupsi maupun mafia peradilan. #ang

dikatakanWhistleblower itu benar-benar didukung oleh fakta konkret, bukan

semacam surat kaleng atau rumor saja. Penyidikan atau penuntut umum kalau ada laporan

seorang Whistleblower harus hati-hati menerimannya , tidak sembarangan apa yang

dilaporkan itu langsung diterima dan harus diuji dahulu.

Whistleblower  berperan untuk memudahkan pengungkapan tindak pidana korupsi,

karena Whistleblower itu sendiri tidak lain adalah orang dalam didalam institusi di mana

ditengerai telah terjadi praktik korupsi. !ebagai orang dalam,

seorang Whistleblower merupakan orang yang memberikan informasi telah terjadi pidana

korupsi dimana ia bekerja. !eorang Whistleblower ini bias merupakan orang yang sama tidak 

terlibat dalam perbuatan korupsi yang terjadi dalam bagian korupsi yang terjadi.

Dalam konteks hukum positif kita, kehadiran Whistleblower  perlu mendapatkan

 perlindungan agar kasus-kasus korupsi bisa diendus dan dibongkar. $etapi dalam praktiknya,kondisi tersebut bukanlah persoalan yang mudah, dikarekan oleh banyak hal yang perlu dikaji

serta bagaimana sebenarnya mendudukan Whistleblower dalam upaya memberantas prakik 

korupsi. !ebab secara yuridis normative, berdasar %% "o.&' $ahun ())*, Pasal &) Ayat +(

keberadaanWhistleblower tidak ada tempat untuk mendapatkan perlindungan secara hukum.

PERLINDUNGAN WHISTLEBLOWER 

Whistleblower  merupakan langkah alternatif yang penting dalam ensensial dalam

membongkar kejahatan korupsi, namun keberadaannya terdapat kelemahan mengenai

 perlindungan status hokum tidak diberikan apabila dari hasil penyelidikan dan penyidikan

terdapat bukti yang cukup yang dapat memperkuat keterlibatan si pengungkap fakta

+pelapor. Dengan demikian, si pengungkap fakta +pelapor telah menempuh suatu resiko

yang tinggi, bahkan mempertaruhkan kehidupannya, namun sebuah penghargaan dan

apresiasi kurang diperhatikan, sehingga hal ini dapat menimbulkan suatu kondisi kritis

kepercayaan perihal penjaminan terhadapat diri si pengungkap faktapelapor.

Pengaturan mengenai perlindungan Whistleblower  +pengungkap faktapelapor secara

eksplisit diatur dalam %ndang-%ndang nomor &' $ahun ())* tentang Perlindungan saksi dan

korban, Pasal &) Ayat +& menyebutkan baha /!eorang saksi, korban dan pelapor tidak 

dapat dituntut secara hokum baik pidana maupun perdata atas laporan kesaksian yang akan,

sedang, atau telah diberikan /. Aturan yang dimuat dalam Pasal &) Ayat +& %% "o.&' tahun

())* ini menjadi ambigu dan bersifat kontradiktif terdapat pasal yang sama dalam Ayat +(,

Page 2: Peran Whistleblower

7/26/2019 Peran Whistleblower

http://slidepdf.com/reader/full/peran-whistleblower 2/3

yakni 0 /!eorang saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama tidak dapat dibebaskan

dari tuntutan pidana apbila ia ternyata terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah, tetapi

kesaksiannya dapat dijadikan pertimbangan hakim dalam meringankan pidana yang akan

dijatuhkan1.

2si Pasal &) Ayat +( %% "o.&' $ahun ())*, terdapat kata-kata1saksi yang jugatersangka1 merupakan rumusan yang kurang bisa dipahami secara konsisten terhadap saksi

yang juga berstatus sebagai saksi pelapor kemudian tiba-tiba berubah menjadi tersangka. 3al

ini dapat menimbulkan multitafsir dan menimbulkan ketidakpastian hukum. Kemudian

apabila kita tengok diberbagai "egara tentang Whistleblower dipastikan berada dalam suatu

 jaringa mafia, yang jelas mengetahui adanya permukafatan jahat., sehingga tidak jarang

kemudian adanya sindikat kejahatan itu dapat dibongkar, dikarenakan adanya suatu

 pembangkangan yang dilakukan oleh si peniup peluit +Whistleblower) untuk membongkar 

atau mengungkap apa yang dilakukan oleh kelompok mafia. !ebagai imbalan sang peniup

 peluit +Whistleblower) tadi dibebaskan dari tuntutan pidana.

Menurut pakar hukum pidana %4M, ddy 5.!. 3iariej, baha Pasal &) Ayat +( %%

 "o.&' $ahun ())* adalah bertentangan dengan semangat Whistleblower, Kenapa6 Karena

 pasal ini tidak memenuhi prinsip perlindungan terhadap seorang Whistleblower, dimana yang

 bersangkutan tetap akan dijatuhi hukuman pidana bilamana terlibat dalam kejahatan

tersebut. 7ebih lanjut ddy 5.!. 3iariej memberikan penilaian baha pasal &) Ayat +& dan

Ayat +( %% "o. &' $ahun ())* terdapat ' +tiga kerancuan.

 Pertama, saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama akan menghilangkan

hak excusatie terdaka. 3al ini merupakan salah satu unsur objektifitas peradilan.

Ketika Whistleblower sebagai saksi dipengadilan maka keterangannya sah sebagai alat bukti

 jika diucpkan dibaah sumpah. Apabila Whistleblower berstatus sebagai terdaka yangdiberikan tidak dibaah sumpah.

 Kedua, disitulah letak adanya ambigu, siapa yang akan disidangkan terlebih dahulu

atau disidangkan secara bersamaan.

 Ketiga, ketentuan Pasal &) Ayat +( %% "o.&' $ahun ())* bersifat kontra

legem dengan Ayat +& dalam pasal dan %ndang-%ndang yang sama, pada hakikatnya

menyebutkan baha saksi, korban, dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik 

 pidana maupun perdata atas laporan kesaksian yang akan, sedang atau telah diberikan.

Pasal &) Ayat +( %% "o. &' $ahun ())* membuat pemahaman terhadap saksi yang

 juga tersangka semakin tidak jelas, karena disana dijelaskan seorang saksi yang juga

tersangka tidak dapat dibebaskan dari tuntutan hukum baik pidana maupun perdata. 3al ini,

 berarti bisa saja pada aktu bersamaan seorang saksi menjadi tersangka. Meskipun menurut

Pasal &) Ayat +( ini, memungkinkan akan memberikan keringanan hukuman

 bagi Whistleblower, namun kemungkinan tersebut tetap tidak dapat membuat seorang yang

menjadi Whistleblower akan bernafas lega atau bahkan sama sekali membuat seseorang

tertarik untuk menjadi Whistleblower.

!eorang yang telah menjadi Whistleblower, apabila mengacu Pasal &) Ayat +( %%

 "o. &' $ahun ())*, harapan untuk lepas dari tuntutan hukum sangat sulit, karena pasal ini

telah menegaskan baha seorang saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama tidak 

dapat dibebaskan dari tuntutan pidana apabila ia terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah.

Page 3: Peran Whistleblower

7/26/2019 Peran Whistleblower

http://slidepdf.com/reader/full/peran-whistleblower 3/3

%ntuk bisa lepas dari tuntutan hukum adalah menjadi harapan

 bagi Whistleblower yang sekaligus juga sebagai pelaku tindak pidana, karena untuk dapat

 bebas dari tuntutan hukum, hamper tidak mungkin. !elain ketentuan Pasal &) Ayat +( %%

 "o. &' $ahun ())*, Pasal &8& Ayat +& K%3AP menentukan baha jika pengadilan

 berpendapat baha dari hasil pemerikasaan di sidangkan pengadilan, kesalahan terdaka atas perbuatan yang didakakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka

terdaka diputus bebas. !ementara Whistleblower yang juga sebagai pelaku tindak pidana

diduga kuat telah melakukan kesalahan.dan karenanya sangat mudah untuk membuktikannya

secara sah dan meyakinkan di Pengadilan. #ang memungkinkan baginya dalah lepas dari

tuntutan hukum sebagimana terdapat dalam Pasal &8& Ayat +( K%3AP yang menyebutkan

 baha jika pengadilan berpendapat baha perbuatan yang didakakan kepadanya terbukti,

tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdaka diputus lepas dari

segala tuntutan hukum. 3anya saja untuk lepas dari tuntutan hukum juga sulit,

karena Whistleblower yang juga sebagai pelaku tindak pidana yang diduga kuat telah

melakukan kesalahan, tindakannya tidak termasuk dalam kerangka dasar penghapusan

 pidana.

Menurut M. 9asin, seorang Whistleblower harus mendapat perlindunga. 3al ini diatur 

secara tegas dalam Pasal '' United nations Convention Againts :orruption +%":A:.

Konvensi ini telah diratifikasi 2ndonesia melalui %% "o. ; $ahun ())*. KPK sendiri berdasar 

Pasal &< butir +a %% "o. ') $ahun ())( berkeajiban untuk memberikan perlindungan

terhadap saksi pelapor.

Meskipun saat ini telah da 7embaga Perlindungan !aksi dan Korban +7P!K yang

menjalankan tugas memberikan perlindungan bagi saksi dan korban. "amun lingkup 7P!K 

sayangnya belum menjangkau Whistleblower, %% "o.&' tahun ())* tidak mencantumkan bahaWhistleblower adalh pihak yang diberikan perlindungan. 3anya saksi dan korban yang

diatur dalam %% ini. %ntuk itu rumusan Pasal '' %":A: seharusnya dimasukkan dalam %%

 "o.&' $ahun ())*.

!aldi 2sra, berpendapat sebagai berikut0 semua norma dalam %% 7P!K seharunya

dimasukkan untuk memberikan perlindungan terhadap Whistleblowe, namun justru

mengancam kepada Whistleblower . 3al ini dapat diperhatikan dalam Pasal &) Ayat +( %%

 "o.&' $ahun ())*, /!eorang saksi yang juga terdaka dalam kasus sama tidak dapat

dibebaskan dari tuntutan pidana jika ternyata terbukti secara sah dan meyakinkan. $etapi

kesaksiannya bisa dijadikan pertimbangan hakim dalam meringankan pidana yang

dijatuhkan1.

Menurut Ahmad yani. Di 2ndonesia belum ada pengaturan secara jelas

mengenaiWhistleblower. Dalam %% "o. &' $ahun ())*. hanya mengatur tentang

 perlindungan terhadap saksi dan korban, bukan terhadap pelapor. 7ebih lanjut menurut

#ani, Whistleblower itu tidak dapat dituntut secara pidana maupun perdata atas perkara-

 perkara yang dikemukakan kepada penegak hukum. Kasus-kasus besar seperti mafia

 perpajakan itu biasanya dibongkar oleh orang dalam sendiri, oleh karena itu perlu ada

 pengaturan perlindungan terhadap Whistleblower.

!umber0 http0topihukum.blogspot.co.id()&'&(makalah-tentang-histlebloer-dalam.html