peran whistleblower
TRANSCRIPT
7/26/2019 Peran Whistleblower
http://slidepdf.com/reader/full/peran-whistleblower 1/3
PERAN WHISTLEBLOWER DI INDONESIA.
Perkembangan modus tindak pidana kejahatan korupsi di negeri kita akhir-akhir ini
menunjukkan skala yang meluas dan semakin canggih. Kenyataan ini juga mendorong upaya pengungkapan kasus-kasus korupsi untuk keluar dari cara-cara konvensional. Adapun, salah
satu cara untuk mengungkap terorganisirnya praktik korupsi tersebut diperlukan
peran whistleblower yang dapat mendorong pengungkapan modus tindak pidana korupsi
menjadi relatif lebih mudah untuk dibongkar.
Menurut Prof. Dr. Komariah . !apardjaja, peran whistleblower sangat penting dan
diperlukan dalam rangka proses pemberantasan tidak pidana korupsi. "amun demikian, asal
bukan semacam suatu gosip bagi pengungkapan kasus korupsi maupun mafia peradilan. #ang
dikatakanWhistleblower itu benar-benar didukung oleh fakta konkret, bukan
semacam surat kaleng atau rumor saja. Penyidikan atau penuntut umum kalau ada laporan
seorang Whistleblower harus hati-hati menerimannya , tidak sembarangan apa yang
dilaporkan itu langsung diterima dan harus diuji dahulu.
Whistleblower berperan untuk memudahkan pengungkapan tindak pidana korupsi,
karena Whistleblower itu sendiri tidak lain adalah orang dalam didalam institusi di mana
ditengerai telah terjadi praktik korupsi. !ebagai orang dalam,
seorang Whistleblower merupakan orang yang memberikan informasi telah terjadi pidana
korupsi dimana ia bekerja. !eorang Whistleblower ini bias merupakan orang yang sama tidak
terlibat dalam perbuatan korupsi yang terjadi dalam bagian korupsi yang terjadi.
Dalam konteks hukum positif kita, kehadiran Whistleblower perlu mendapatkan
perlindungan agar kasus-kasus korupsi bisa diendus dan dibongkar. $etapi dalam praktiknya,kondisi tersebut bukanlah persoalan yang mudah, dikarekan oleh banyak hal yang perlu dikaji
serta bagaimana sebenarnya mendudukan Whistleblower dalam upaya memberantas prakik
korupsi. !ebab secara yuridis normative, berdasar %% "o.&' $ahun ())*, Pasal &) Ayat +(
keberadaanWhistleblower tidak ada tempat untuk mendapatkan perlindungan secara hukum.
PERLINDUNGAN WHISTLEBLOWER
Whistleblower merupakan langkah alternatif yang penting dalam ensensial dalam
membongkar kejahatan korupsi, namun keberadaannya terdapat kelemahan mengenai
perlindungan status hokum tidak diberikan apabila dari hasil penyelidikan dan penyidikan
terdapat bukti yang cukup yang dapat memperkuat keterlibatan si pengungkap fakta
+pelapor. Dengan demikian, si pengungkap fakta +pelapor telah menempuh suatu resiko
yang tinggi, bahkan mempertaruhkan kehidupannya, namun sebuah penghargaan dan
apresiasi kurang diperhatikan, sehingga hal ini dapat menimbulkan suatu kondisi kritis
kepercayaan perihal penjaminan terhadapat diri si pengungkap faktapelapor.
Pengaturan mengenai perlindungan Whistleblower +pengungkap faktapelapor secara
eksplisit diatur dalam %ndang-%ndang nomor &' $ahun ())* tentang Perlindungan saksi dan
korban, Pasal &) Ayat +& menyebutkan baha /!eorang saksi, korban dan pelapor tidak
dapat dituntut secara hokum baik pidana maupun perdata atas laporan kesaksian yang akan,
sedang, atau telah diberikan /. Aturan yang dimuat dalam Pasal &) Ayat +& %% "o.&' tahun
())* ini menjadi ambigu dan bersifat kontradiktif terdapat pasal yang sama dalam Ayat +(,
7/26/2019 Peran Whistleblower
http://slidepdf.com/reader/full/peran-whistleblower 2/3
yakni 0 /!eorang saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama tidak dapat dibebaskan
dari tuntutan pidana apbila ia ternyata terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah, tetapi
kesaksiannya dapat dijadikan pertimbangan hakim dalam meringankan pidana yang akan
dijatuhkan1.
2si Pasal &) Ayat +( %% "o.&' $ahun ())*, terdapat kata-kata1saksi yang jugatersangka1 merupakan rumusan yang kurang bisa dipahami secara konsisten terhadap saksi
yang juga berstatus sebagai saksi pelapor kemudian tiba-tiba berubah menjadi tersangka. 3al
ini dapat menimbulkan multitafsir dan menimbulkan ketidakpastian hukum. Kemudian
apabila kita tengok diberbagai "egara tentang Whistleblower dipastikan berada dalam suatu
jaringa mafia, yang jelas mengetahui adanya permukafatan jahat., sehingga tidak jarang
kemudian adanya sindikat kejahatan itu dapat dibongkar, dikarenakan adanya suatu
pembangkangan yang dilakukan oleh si peniup peluit +Whistleblower) untuk membongkar
atau mengungkap apa yang dilakukan oleh kelompok mafia. !ebagai imbalan sang peniup
peluit +Whistleblower) tadi dibebaskan dari tuntutan pidana.
Menurut pakar hukum pidana %4M, ddy 5.!. 3iariej, baha Pasal &) Ayat +( %%
"o.&' $ahun ())* adalah bertentangan dengan semangat Whistleblower, Kenapa6 Karena
pasal ini tidak memenuhi prinsip perlindungan terhadap seorang Whistleblower, dimana yang
bersangkutan tetap akan dijatuhi hukuman pidana bilamana terlibat dalam kejahatan
tersebut. 7ebih lanjut ddy 5.!. 3iariej memberikan penilaian baha pasal &) Ayat +& dan
Ayat +( %% "o. &' $ahun ())* terdapat ' +tiga kerancuan.
Pertama, saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama akan menghilangkan
hak excusatie terdaka. 3al ini merupakan salah satu unsur objektifitas peradilan.
Ketika Whistleblower sebagai saksi dipengadilan maka keterangannya sah sebagai alat bukti
jika diucpkan dibaah sumpah. Apabila Whistleblower berstatus sebagai terdaka yangdiberikan tidak dibaah sumpah.
Kedua, disitulah letak adanya ambigu, siapa yang akan disidangkan terlebih dahulu
atau disidangkan secara bersamaan.
Ketiga, ketentuan Pasal &) Ayat +( %% "o.&' $ahun ())* bersifat kontra
legem dengan Ayat +& dalam pasal dan %ndang-%ndang yang sama, pada hakikatnya
menyebutkan baha saksi, korban, dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik
pidana maupun perdata atas laporan kesaksian yang akan, sedang atau telah diberikan.
Pasal &) Ayat +( %% "o. &' $ahun ())* membuat pemahaman terhadap saksi yang
juga tersangka semakin tidak jelas, karena disana dijelaskan seorang saksi yang juga
tersangka tidak dapat dibebaskan dari tuntutan hukum baik pidana maupun perdata. 3al ini,
berarti bisa saja pada aktu bersamaan seorang saksi menjadi tersangka. Meskipun menurut
Pasal &) Ayat +( ini, memungkinkan akan memberikan keringanan hukuman
bagi Whistleblower, namun kemungkinan tersebut tetap tidak dapat membuat seorang yang
menjadi Whistleblower akan bernafas lega atau bahkan sama sekali membuat seseorang
tertarik untuk menjadi Whistleblower.
!eorang yang telah menjadi Whistleblower, apabila mengacu Pasal &) Ayat +( %%
"o. &' $ahun ())*, harapan untuk lepas dari tuntutan hukum sangat sulit, karena pasal ini
telah menegaskan baha seorang saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama tidak
dapat dibebaskan dari tuntutan pidana apabila ia terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah.
7/26/2019 Peran Whistleblower
http://slidepdf.com/reader/full/peran-whistleblower 3/3
%ntuk bisa lepas dari tuntutan hukum adalah menjadi harapan
bagi Whistleblower yang sekaligus juga sebagai pelaku tindak pidana, karena untuk dapat
bebas dari tuntutan hukum, hamper tidak mungkin. !elain ketentuan Pasal &) Ayat +( %%
"o. &' $ahun ())*, Pasal &8& Ayat +& K%3AP menentukan baha jika pengadilan
berpendapat baha dari hasil pemerikasaan di sidangkan pengadilan, kesalahan terdaka atas perbuatan yang didakakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka
terdaka diputus bebas. !ementara Whistleblower yang juga sebagai pelaku tindak pidana
diduga kuat telah melakukan kesalahan.dan karenanya sangat mudah untuk membuktikannya
secara sah dan meyakinkan di Pengadilan. #ang memungkinkan baginya dalah lepas dari
tuntutan hukum sebagimana terdapat dalam Pasal &8& Ayat +( K%3AP yang menyebutkan
baha jika pengadilan berpendapat baha perbuatan yang didakakan kepadanya terbukti,
tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdaka diputus lepas dari
segala tuntutan hukum. 3anya saja untuk lepas dari tuntutan hukum juga sulit,
karena Whistleblower yang juga sebagai pelaku tindak pidana yang diduga kuat telah
melakukan kesalahan, tindakannya tidak termasuk dalam kerangka dasar penghapusan
pidana.
Menurut M. 9asin, seorang Whistleblower harus mendapat perlindunga. 3al ini diatur
secara tegas dalam Pasal '' United nations Convention Againts :orruption +%":A:.
Konvensi ini telah diratifikasi 2ndonesia melalui %% "o. ; $ahun ())*. KPK sendiri berdasar
Pasal &< butir +a %% "o. ') $ahun ())( berkeajiban untuk memberikan perlindungan
terhadap saksi pelapor.
Meskipun saat ini telah da 7embaga Perlindungan !aksi dan Korban +7P!K yang
menjalankan tugas memberikan perlindungan bagi saksi dan korban. "amun lingkup 7P!K
sayangnya belum menjangkau Whistleblower, %% "o.&' tahun ())* tidak mencantumkan bahaWhistleblower adalh pihak yang diberikan perlindungan. 3anya saksi dan korban yang
diatur dalam %% ini. %ntuk itu rumusan Pasal '' %":A: seharusnya dimasukkan dalam %%
"o.&' $ahun ())*.
!aldi 2sra, berpendapat sebagai berikut0 semua norma dalam %% 7P!K seharunya
dimasukkan untuk memberikan perlindungan terhadap Whistleblowe, namun justru
mengancam kepada Whistleblower . 3al ini dapat diperhatikan dalam Pasal &) Ayat +( %%
"o.&' $ahun ())*, /!eorang saksi yang juga terdaka dalam kasus sama tidak dapat
dibebaskan dari tuntutan pidana jika ternyata terbukti secara sah dan meyakinkan. $etapi
kesaksiannya bisa dijadikan pertimbangan hakim dalam meringankan pidana yang
dijatuhkan1.
Menurut Ahmad yani. Di 2ndonesia belum ada pengaturan secara jelas
mengenaiWhistleblower. Dalam %% "o. &' $ahun ())*. hanya mengatur tentang
perlindungan terhadap saksi dan korban, bukan terhadap pelapor. 7ebih lanjut menurut
#ani, Whistleblower itu tidak dapat dituntut secara pidana maupun perdata atas perkara-
perkara yang dikemukakan kepada penegak hukum. Kasus-kasus besar seperti mafia
perpajakan itu biasanya dibongkar oleh orang dalam sendiri, oleh karena itu perlu ada
pengaturan perlindungan terhadap Whistleblower.
!umber0 http0topihukum.blogspot.co.id()&'&(makalah-tentang-histlebloer-dalam.html