peran up2k kemuning dalam pemberdayaan usaha mikro...

210
Peran UP2K Kemuning Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Keluarga di Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. SoS) Oleh : Aya Aisyah NIM. 1113054100059 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Peran UP2K Kemuning Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro

    Keluarga di Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota

    Tangerang Selatan

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. SoS)

    Oleh :

    Aya Aisyah

    NIM. 1113054100059

    PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2020 M

  • i

    LEMBAR PERSETUJUAN

  • ii

    LEMBAR PERNYATAAN

  • i

  • i

    ABSTRAK

    Pada skripsi ini, penulis meneliti mengenai peran dari

    program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) di

    Kelurahan Muncul.Adapun teori yang digunakan oleh peneliti

    adalah teori peran dan pemberdayaan. Pada penelitian ini, peneliti

    ingin melihat peran yang berjalan serta dampak dari program

    UP2K di Kelurahan Muncul.

    Adapun metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini

    adalah penelitian kualitatif. Kemudian untuk metode

    pengumpulan datanya, peneliti menggunakan melalui wawancara

    mendalam guna memperoleh pemahaman yang mendalam dan

    menyeluruh. Sehingga penulis melakukan identifikasi secara

    sistematis berdasarkan hasil wawancara, dokumen yang

    didapatkan dan observasi di lapangan. Mengenai metode

    pemilihan informan, peneliti menggunakan purposivesampling

    yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi

    informan yang sesuai dengan tujuan penelitian

    Mengenai hasil penelitian pada skripsi ini, bahwa Program

    UP2K memiliki peran yang cukup penting dalam pemberdayaan

    masyarakat di Kelurahan Muncul. Pada pelaksanaannya, terdapat

    4 (empat) peran yang dimainkan pada program tersebut, yaitu

    enabler, broker, educator, dan social planner. Adapun

    dampaknya, terdapat 3 dampak yaitu, dampak secara

    administratif, secara ekonomi, dan secara sosial.

    Kata Kunci: Peran Program, Dampak Program, UP2K

    Dosen Pembimbing: Muhtadi, S.Ag, M.Si

  • ii

    KATA PENGANTAR

    بسم اهلل الرحمن الرحيم

    Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang telah

    diberikan olehNya kepada kita, baik itu sehat Iman, Ilmu, serta

    jiwa dan raga kita hingga bisa mengamalkan segala yang

    diperintahkanNya. Shalawat serta salam dihaturkan kepada Nabi

    Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga, dan

    pengikutnya yang setia sampai saat ini. Dengan penuh rasa

    syukuratas atas karunia kesehatan jiwa dan raga dari Allah SWT,

    penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Peran

    UP2K Kemuning Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro

    Keluarga di Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota

    Tangerang Selatanuntuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

    (S.Sos) pada program studi kesejahteraan sosial.

    Penulis menyadari bahwa pada proses penyusunan skripsi

    ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh sebab itu penulis masih

    membutuhkan saran dan kritik yang berguna dari pembaca.

    Sehingga di kemudian hari, penulis bisa menghasilkan karya

    yang lebih baik lagi.

    Pada proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini,

    penulis mendapatkan banyak sekali bantuan dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

    para pihak yang telah membimbing, membantu, dan memotivasi

    penulis, diantaranya:

  • iii

    1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc,.

    MA, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

    Syarif Hidayatullah Jakarta

    2. Bapak Suparto, M. Ed., Ph. D sebagai Dekan Fakultas

    Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

    Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

    3. Bapak Ahmad Zaky, M. Si dan Ibu Nunung Khoiriyah,

    MAsebagai Ketua dan Sekertaris Program Studi

    Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis

    selama perkuliahan.

    4. Bapak Muhtadi, M.Si., Selaku dosen pembimbing yang

    telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya disela-

    sela kesibukan yang dijalani untuk membimbing penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini

    5. Kepada seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta, tanpa mengurangi rasa hormat

    penulis, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, telah

    memberikan ilmu pengetahuan yang berharga sehingga

    penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga

    mendapatkan balasan yang setimpal dari-Nya.

    6. Kepada seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)

    Syarif Hidayatullah Jakarta, yang tidak bisa penulis

    sebutkan satu persatu, telah membantu penulis untuk

  • iv

    membantu proses administrasi pada saat penyelesaian

    skripsi ini.

    7. Untuk kedua orang tua penulis, Bapak Mohammad Hadjar

    dan Ibu Kika yang sangat penulis hormati dan cintai,

    mohon maaf atas segala kekurangan atau kesalahan

    perilaku penulis dan terima kasih karena telah mendidik,

    mengasuh, dan membimbing penulis dengan penuh

    kesabaran, keikhlasan, serta selalu mendukung setiap

    langkah yang dilakukan oleh penulis.

    8. Untuk ketiga kaka penulis, Mas haris, Mba ami, mas abi

    terima kasih atas support dan bantuannya selama ini

    kepada penulis, dan tiada hentinya memberikan semangat

    serta dukungan, baik moril maupun materil.

    9. Terima kasih kepada keluarga besar H. Mahsyudi dan

    keluarga besar Mulyono karena tiada hentinya

    memberikan perhatian atas skripsi penulis. Kalian semua

    luar biasa.

    Teruntuk dr.Muhammad Nevino Fachry, sp.OG terima

    kasih sudah memberikan semangat dan dukungan kepada

    penulis untuk terus berkarya serta menunjukkan kepada

    saya cara yang benar dan menghibur saya pada saat saya

    terpuruk. Terima kasih karena memberi tahu saya

    carahidup dengan jujur dan bahagia. Thank you for being

    a part of my life.

    10. Untuk para sahabat Bidadariku, caca, ayu, syifa, delis,

    fatma, risha, prawita, putri, Terima kasih sudah menemani

    masa kuliahku menjadi masa yang paling menyenangkan

  • v

    11. Untuk teman-temanku yang selalu menemani di kala

    susah maupun senang, Ditty, dina, hamni, ka gebby, astri,

    ajiz, icha, ka dhiny, devi, umay, kemal, reza, ka hanna,

    dinda dan juga teman-temanku dari organisasi LSO

    Saman, Sketsa. Semoga Allah membalas semua kebaikan

    kalian.

    12. Kepada teman-teman di Jurusan Kesejahteraan Sosial

    angkatan 2013.

    13. Kepada siapapun yang telah membantu penulis, dalam

    proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini, namun

    penulis tidak mengingatnya saat menulis ucapan ini.

    Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan,

    semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah

    diberikan kepada penulis. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat

    bagi orang lain dan dapat dijadikan pembelajaran bagi yang

    membacanya.

    Jakarta, 5 Mei 2020

    Aya Aisyah

  • vi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN

    LEMBAR PERNYATAAN

    ABSTRAK .....................................................................................i

    KATA PENGANTAR ................................................................. ii

    DAFTAR ISI ................................................................................vi

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................... 8

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................. 9

    D. Metedologi Penelitian ............................................. 10

    E. Tinjauan Kajian Terdahulu ..................................... 15

    F. Sistematika Penulisan ............................................. 21

    BAB II Kajian Teori Peran, Pemberdayaan, Kerangka

    Berpikir ...................................................................... 23

    A. Definisi Peran dan Pemberdayaan .......................... 23

    1. Teori Peran ......................................................... 23

    2. Teori Pemberdayaan........................................... 33

    B. Logic Framework Approach (LFA) ........................ 45

    C. Kerangka Berpikir ................................................... 50

    BAB III GAMBARAN UMUM USAHA

    PENINGKATAN PENDAPATAN

    KELUARGA-PEMBERDAYAAN DAN

    KESEJAHTERAAN KELUARGA (UP2K-

    PKK) KEMUNING ................................................... 52

  • vii

    A. Tinjauan Umum Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga Pemberdayaan Dan

    Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK) ................... 52

    B. Gambaran Umum Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga Pemberdayaan dan

    Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK) di

    Kecamatan Setu, Kelurahan Muncul,

    Tangerang Selatan ................................................... 55

    1. Latar Belakang TerbentuknyaUsaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga

    Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

    (UP2K-PKK) di Kecamatan Setu,

    Kelurahan Muncul, Kemuning, Tangerang

    Selatan ................................................................ 57

    2. Struktur Pengurus Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga Pemberdayaan dan

    Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK) di

    Kecamatan Setu, Kelurahan Muncul,

    Tangerang Selatan .............................................. 59

    BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN ...................... 63

    A. Pemberdayaan Melalui Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) di Kelurahan

    Muncul .................................................................... 63

    1. Latar Belakang Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) Kelurahan

    Muncul ............................................................... 63

  • viii

    2. Pelaksanaan Pemberdayaan Melalui Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K)

    di Kelurahan Muncul.......................................... 65

    B. Dampak dan Faktor-Faktor Pada Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) di

    Kelurahan Muncul .................................................. 76

    1. DampakPelaksanaan Program Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) ....... 76

    2. Faktor Pendukung Pelaksanaan Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) ....... 82

    3. Faktor Penghambat Pelaksanaan Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) ....... 85

    BAB V Analisis Data Temuan di Lapangan Program

    Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

    (UP2K) di Kelurahan Muncul .................................. 91

    A. Analisis Peran Program dan Para Pihak yang

    Terlibat Pada Program Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) di Kelurahan

    Muncul .................................................................... 91

    1. Peran Program dan Pihak-Pihak yang

    Terlibat pada Program Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) ............................ 91

    2. Analisis Peran Para Pihak Pada Program

    Usaha Pen ingkatan Pendapatan Keluarga

    (UP2K) ............................................................... 96

    B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat

    Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan

  • ix

    Pendapatan Keluarga (UP2K) di Kelurahan

    Muncul .................................................................. 104

    C. Analisis Dampak Program Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) di Kelurahan

    Muncul .................................................................. 107

    BAB VI PENUTUP ................................................................ 111

    A. Kesimpulan ........................................................... 111

    B. Saran ..................................................................... 113

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 115

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................... 118

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan

    populasi penduduk yang tinggi, dengan perkembangan

    penduduknya sangat cepat, diperkirakan pertumbuhan penduduk

    yang mencapai 1,3% bahkan lebih. Sehingga membuat tingkat

    kesejahteraan pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lingkungan

    yang dewasa ini sangat memprihatinkan. Menurut Badan Pusat

    Statistik,banyaknya warga miskin di Indonesia pada per bulan

    September tahun 2018 mencapai 9,66%. Dengan demikian

    pemerintah berusaha membuat program untuk meningkatkan

    kesejahteraan keluarga yang subyeknya dari masyarakat oleh

    masyarakat dan untuk masyarakat dengan tujuan dapat

    meningkatkan ekonomi dalam keluarga (Asripah, 2012: 78).

    Kemiskinan, menurut Itang (2015: 7) disebabkan oleh dua

    faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Untuk faktor internal,

    Itang membagi kembali menjadi 6 (enam), yaitu pertama

    sikap.Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang

    dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek

    yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara

    langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat

    dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan

    sosialnya. Kedua, pengalaman dan pengamatan. Pengalaman

    dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,

    pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu

  • 2

    dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat

    memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan

    dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.

    Ketiga, kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi

    karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan

    perbedaan perilaku dari setiap individu. Keempat, konsep diri.

    Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep

    diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat

    luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri

    konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang

    dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep

    diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku

    individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena

    konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal

    perilaku.

    Kelima, motif. Perilaku individu muncul karena adanya

    motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap

    prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif

    seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan

    membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya

    hidup hedonis. Kemudian yang terakhir, persepsi adalah proses

    dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan

    informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai

    dunia.

    Kemiskinan pada akibatnya memiliki dampak bagi orang

    yang menyandangnya, beberapa dampak atau akibat dari

    kemiskinan, di antaranya:

  • 3

    Pertama, pengangguran. Pengangguran merupakan dampak

    dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan

    merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat

    sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk

    memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka

    tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit,

    kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi

    kebutuhan penting lainnya.

    Kedua, kriminalitas. Kriminalitas merupakan dampak lain

    dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang

    lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal

    atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi

    kebutuhan.

    Ketiga, putus sekolah.Putusnya sekolah dan kesempatan

    pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan.

    Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus

    sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus

    sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi

    penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan,

    menjangkau cita-cita dan mimpi mereka.

    Keempat, kesehatan sulit didapatkan. Kesehatan sulit untuk

    didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat

    kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya.

    Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah

    sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini

    menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang

    menyebar.

  • 4

    Kelima, buruknya generasi penerus.Buruknya generasi

    penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika

    anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan

    ada gangguan pada anakanak itu sendiri seperti gangguan pada

    perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka.

    Kemiskinan dan ketimpangan pendapatan adalah masalah

    sosial yang harus diselesaikan dan ini menjadi tanggung jawab

    bersama, baik pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat

    sipil. Dari sisi peran pemerintah berbagai program dan kebijakan

    pembangunan telah di lakukan untuk memacu pertumbuhan

    ekonomi, namun ini tidak serta merta dapat menyelesaikan

    masalah sosial tersebut secara komperhensif. Menurut Yunus

    (2007), pada dasarnya pemerintah dapat melakukan banyak hal

    untuk menyelesaikan masalah sosial karena kemampuannya

    dalam mengakses dan mengelola sumber daya. Akan tetapi

    upaya penyelesaian masalah sosial dengan wirausaha sosial

    dengan menggunakan metode pendekatan kewirausahaan

    merupakan terobosan yang luar biasa(Suharyanto 2005,

    157).Kepedulian pemerintah dalam upaya penanggulangan

    kemisikinan diwujudkan dengan adanya beberapa kebijakan

    pemberdayaan ekonomi bagi keluarga miskin yang diprogramkan

    pemerintah sebagai salah satu langkah yang efektif dalam upaya

    penanggulangan kemiskinan baik melalui kelembagaan yang

    bersifat lembaga department maupun non departemen(Harry

    Hikmat 2010, 128–29).

    Dalam Undang-undang No 11 Tahun 2009 tentang

    Kesejahteraan Sosial Pasal 1 ayat 10 yang berbunyi,

  • 5

    Pemberdayaan sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk

    menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial

    mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan

    dasarnya (Kesejahteraan Sosial Pasal 1 Ayat 10 2009)

    Pemberdayaan sebagai perubahan ke arah yang lebih, dari

    tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan

    upaya peningkatan taraf hidup ke arah yang lebih baik.

    Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa diri

    untuk menggunakan daya yang dimiliki dalam menentukan

    tindakan ke arah yang lebih baik.Menurut Payne (1997)

    mengemukakan bahwa pemberdayaan ditunjukkan guna

    membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan

    dan menentukan tindakan (Diana Apriliza, 2012, 43). Salah satu

    manfaat besar dari pemberdayaan adalah memungkinkan

    perkembangan dan penggunaan kemampuan terpendam dalam

    setiap individu.

    Dalam rangka untuk memajukan kesejahteraan rakyat

    Indonesia, pemerintah pusat menggalakkan program

    penanggulangan kemiskinan dengan memberikan dukungan

    anggaran pada APBN maupun APBD agar masyarakat miskin

    cukup diberdayakan dengan berbagai program-program

    pemberdayaan seperti program pembinaan dan peningkatan

    pendapatan petani dan nelayan kecil (P4K), program

    pembangunan kecamatan, program penanggulangan kemiskinan

    perkotaan (P2KP), dan juga termasuk program upaya peningkatan

    pendapatan keluarga (UP2K), dan seterusnya.

  • 6

    Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K)

    merupakan respon Pemerintah yang bertujuan menyelesaikan

    gejala kemiskinan pada aspek pengangguran sehingga mampu

    meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga yang

    dicerminkan oleh meningkatnya kemampuan keluarga dalam

    memenuhi kebutuhan keluarga. Program UP2K merupakan salah

    satu program pemerintah yang ditujukan untuk kaum perempuan

    dan hanya diprioritaskan kepada mereka yang kurang mampu

    atau minim modal untuk membuka usaha atau mengembangkan

    usahanya, sehingga mereka tidak mampu untuk meningkatkan

    pendapatan mereka, atau lebih tepatnya pendapatan mereka hanya

    cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tanpa adanya

    penambahan modal dari pendapatan mereka.

    Kecamatan setu kelurahan Muncul kota Tangsel

    merupakan kecamatan yang terpilih untuk ikut bersaing dalam 6

    produk unggulan secara nasional. Kelurahan ini sudah memasuki

    penyeleksian yang cukup ketat dan PKK Kemuning berhasil

    menjadi juara memenangkan perlombaan antar hingga tingkat

    provinsi Banten. Menurut Wakil Walikota Tangerang Selatan,

    Benyamin Davine, peran Tim Penggerak PKK sangat aktif dalam

    menyukseskan berbagai pembangunan di Kota Tangerang

    Selatan. Menurutnya, secara khusus Pemerintah Kota Tangerang

    Selatan memposisikan kaum wanita sebagai bagian dari konsep

    pembangunan Kota Tangerang Selatan. (http://Www.Tang

    erangekspres.Co.Id/2017/08/01/Produk-Setu-Masuk-Nomine-

    Unggulan-Nasional/”2018)

    http://www.tang/

  • 7

    “Sebagai bagian dari konsep pembangunan, PKK

    ini memiliki peran yang luar biasa. Kadang PKK

    bisa berbuat hal-hal yang tak bisa disentuh oleh

    Pemkot. Kami sangat apresiasi kepada kelurahan

    Muncul masuk dalam kategori nasional,”

    ungkapnya di Kantor Kelurahan Muncul Senin

    (31/7).

    Dalam agama Islam sendiri, keharusan menolong bagi

    orang yang kurang mampu terdapat pada beberapa ayat, salah

    satunya ada pada surat An-Nisa ayat 8 yang berbunyi:

    هُ نْ م م وه قُ ارْ فَ ينُ اكِ سَ مَ ُلو اْلُقْربى َوالَيَتامى َوالْ َوِإَذا َحَضَر اْلِقْسَمَة ُأو

    اوف رُ عْ م ل وْ ق َ مْ هُ وا لَ ولُ قُ وَ

    Artinya: “Dan apabila pada waktu pembagian itu hadir

    beberapa kerabat, anak-anak yatim dan orang miskin,

    maka berilah mereka dari sebagian dari harta itu dan

    ucapkanlah perkataan yang baik kepada mereka” (Q.S An-

    Nisa: 8)

    Dari hasil pengkajian peneliti, peneliti ingin mengangkat

    bagaimana peran dan cara dari program Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) dalam menurunkan angka

    kemiskinan pada aspek pengangguran. Mengingat program ini

    merupakan sudah sukses di beberapa tempat. Berdasarkan temuan

    beberapa penelitian di luar penelitian ini, Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) bisa membantu usaha-usaha yang

    sedang dijalankan oleh masyarakat yang ada dinaungannya.

    Selain itu, peneliti melihat belum adanya penelitian yang

    dilakukan mengenaiUsaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

  • 8

    (UP2K) di Kemuning, membuat peneliti ingin meneliti dampak

    serta peran yang dijalankan oleh program tersebut. Maka pada

    skripsi ini, peneliti akan mengangkat mengenai Pemberdayaan

    Usaha Mikro Keluarga PKK Kemuning yang sudah sangat

    berkembang. Judul dari penelitian iniyaitu “Peran UP2K

    Kemuning Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Keluarga di

    Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang

    Selatan”.

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan

    permasalahan yang peneliti teliti, untuk itu perlu adanya

    pembatasan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.

    Karena peneliti menyadari adanya keterbatasan waktu dan

    kemampuan yang dimiliki peneliti. Pembatasan masalah

    dilakukan agar pengkajian dalam penelitian ini tidak

    terlampau jauh sehingga menjadi lebih terfokus dan efektif

    terhadap apa yang akan disimpulkan. Peneliti membatasi

    penelitian ini hanya pada peran UP2K (Upaya Peningkatan

    Pendapatan Keluarga) Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro

    Keluarga di Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu.

    2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan dari latar belakang yang dipaparkan di

    atas, maka dapat diambil beberapa masalah yang menjadi

    pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

  • 9

    a. Bagaimana peran UP2K dalam meningkatkan pendapatan

    dan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Muncul

    Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan ?

    b. Bagaimana dampak pelaksanaan program UP2K di

    Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang

    Selatan?

    c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

    pelaksanaan program UP2K di Kelurahan Muncul

    Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di

    atas, maka tujuan penelitian ini diantaranya:

    a. Mengetahui dan menganalisis peran UP2K dalam

    meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

    di Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang

    Selatan

    b. Mengetahui dan menganalisis dampak pelaksanaan

    program UP2K di Kelurahan Muncul Kecamatan Setu

    Kota Tangerang Selatan

    c. Mengetahui menganalisis faktor pendukung dan

    penghambat dalam pelaksanaan program UP2K di

    Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang

    Selatan.

  • 10

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Akademis

    1) Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar

    S1 (strata satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2) Untuk mengetahui kondisi pendapatan dan

    kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah

    menerima bantuan program UP2K (Upaya

    Peningkatan Pendapatan Keluarga)

    3) Untuk megetahui bagaimana pelaksanaan program

    UP2K (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga) di

    Kelurahan Muncul Kecamatan Setu

    D. Metedologi Penelitian

    1. Metode Penelitian

    Metode yang digunakanpada penelitian ini adalah

    metode kualitatif. Penelitiankualitatif adalah penelitian yang

    bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

    dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

    motivasi, tindakan,dll, secara holistik, dan dengan cara

    deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

    konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

    berbagai metode alamiah (Moleong 2004, 6).

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

    pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam guna

    memperoleh pemahaman yang mendalamdan menyeluruh.

    Serta data sekunder berupa observasi dan informasi dari

  • 11

    kerabat informan. Analisis data dalam penelitian ini melalui

    membaca dan meninjau data (catatan observasi, transkip

    wawancara) dan akhirnya dapat menganalisis temuan-temuan

    dari penelitian ini(Emzir: 2011, 37)

    a. Wawancara mendalam

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud

    tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

    pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

    dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan

    jawaban atas pertanyaan(Moleong 2004, 135).

    Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah

    secara terstruktur yaitu dengan menyusun terlebih dahulu

    beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada

    informan. Selain itu juga peneliti menggunakan jenis

    wawancara pembicaraan informal. Dalam jenis ini,

    pertanyaan sangat tergantung pada pewawancara, jadi

    bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan

    pertanyaan kepada terwawancara. Hubungan

    pewawancara dengan terwawancara adalah dalam situasi

    biasa, wajar. Sedangkan pertanyaan dan jawabannya

    berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan

    sehari-hari. Sewaktu pembicaraan berjalan, terwawancara

    malah barangkali tidak mengetahui atau tidak menyadari

    bahwa ia sedang di wawancarai(Moleong 2004, 187).

    b. Observasi

    Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan

    pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak

  • 12

    pada objek penelitian. Melalui observasi, peneliti

    mengetahui tentang perilaku dan makna dari perilaku

    tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

    observasi langsung serta menggunakan jenis observasi

    partisipatif. Dengan observasi langsung, peneliti

    melakukan pengamatan untuk mencari data yang nantinya

    menjadi salah satu sumber data yang kemudian dapat

    diolah menjadi bahan analisis(Sugiyono 2008, 227).

    c. Dokumentasi

    Dokumen adalah setiap bahan yang tertulis atau

    foto, sehingga dengan adanya bantuan dokumen, peneliti

    terbantu mendapatkan data yang sesuai dengan masalah

    penelitian. Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau

    film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena

    adanya permintaan seseorang penyelidik atau peneliti.

    Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian

    sebagai sumber data karena dalam banyak hal

    dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan untuk

    menguji, menafsirkan bahkan untuk

    meramalkan(Moleong 2010, 216).

    3. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan di UP2K Kelurahan

    Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan. Adapun

    dengan waktu penelitian yang akan dilaksanakan bulan

    Februari2019 sampai dengan bulan Oktober 2019.

  • 13

    4. Teknik Pemilihan Informan

    Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah

    purposive (bertujuan) sampling yang memberikan keleluasaan

    kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai

    dengan tujuan penelitian. Karena purposive sampling adalah

    teknik pengambilan sampel sumber data dengan

    pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut misalnya orang

    tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti

    harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi

    obyek/situasi sosial yang diteliti. Informan sebagai subjek

    penelitian berjumlah 9 orang yang terdiri dari:

    Tabel I

    Sampel Data

    No Nama Jabatan Informasi yang

    Diperoleh

    Metode

    1 Pak

    Mahmudin

    Kasi

    Kesejahteraan

    Sosial Kecamatan

    Setu

    Latar Belakang

    program dan pihak-

    pihak yang

    bertanggungjawab atas

    program UP2K

    Wawancara

    Mendalam

    2 Ibu

    Mayuni, S.

    Pd

    Ibu Lurah dan

    Dewan Pembina

    UP2K Kelurahan

    Muncul

    Konsep Perencanaan

    Program UP2K di

    Kelurahan Muncul

    Wawancara

    Mendalam

    3 Ibu

    Khodijah

    Ketua

    UP2KKelurahan

    Muncul

    Tata Cara Pelaksanaan

    Program UP2K di

    Kelurahan Muncul

    Wawancara

    Mendalam

  • 14

    4 Ibu

    Rodiyah

    Masyarakat yang

    mengikuti

    Program UP2K

    Faktor Penghambat

    Pelaksanaan Program

    UP2K

    Wawancara

    Mendalam

    5 Ibu Saumi Masyarakat yang

    sudah berhenti

    mengikuti

    Program UP2K

    Faktor Pendukung dan

    Dampak dari

    Pelaksanaan Program

    UP2K

    Wawancara

    Mendalam

    6 Ibu

    Mirhamah

    Masyarakat yang

    mengikuti

    Program UP2K

    Dampak dari dari

    Pelaksanaan Program

    UP2K

    Wawancara

    Mendalam

    7 Ibu

    Soliah

    Masyarakat yang

    mengikuti

    Program UP2K

    Dampak dari dari

    Pelaksanaan Program

    UP2K

    Wawancara

    Mendalam

    8 Ibu

    Nurhayati

    Masyarakat yang

    mengikuti

    Program UP2K

    Dampak dari dari

    Pelaksanaan Program

    UP2K

    Wawancara

    Mendalam

    9 Ibu

    Nurhati

    Masyarakat yang

    mengikuti

    Program UP2K

    Dampak dari dari

    Pelaksanaan Program

    UP2K

    Wawancara

    Mendalam

    5. Teknik Keabsahan Data

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode

    triangulasi guna keabsahan data penelitian. Triangulasi pada

    hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang

    dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis

    data. Triangulasi adalah usaha mengecek kebenaran data atau

    informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang

  • 15

    yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin

    bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.

    Mengenai triangulasi yang digunakan dalam penelitian

    ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber data.

    Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi

    tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.

    Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti

    bisa menggunakan observasi terlibat (participant

    observation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah,

    catatan resmi, catatan pribadi dam gambar atau foto.

    E. Tinjauan Kajian Terdahulu

    Dalam pembuatan skripsi ini, sebelumnya peneliti

    melakukan kajian terhadap tulisan-tulisan terdahulu. Ada

    beberapa tulisan yang sudah mengkaji pembahasan tersebut,

    penulis menemukan tulisan tersebut baik dalam bentuk hardfile

    maupun softfile. Adapun tulisan-tulisan tersebut memiliki tema

    sebagai berikut:

    Pertama, skripsi yang dituliskan oleh Arfah Halimah

    Hasibuan yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Industri

    Rumah Tangga Kue Basah Oleh Kelompok Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) di Kelurahan Paya Pasir

    Kecamatan Medan Marelan yang diterbitkan oleh Universitas

    Negeri Medan pada tahun 2017. Pada penelitian ini, fokus dari

    kajian penelitiannya adalah 1) kelompok usaha kue basah

    mengalami kesulitan dalam memasarkan produk kue basah 2)

    produk kue basah kelompok Usaha Peningkatan Keluarga

  • 16

    Kelurahan Paya Pasir belum dikenal banyak orang 3) terbatasnya

    pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tentang

    pemanfaatan perkembangan teknologi serta banyaknya pesaing

    sebab penjual kue basah banyak terdapat di berbagai pasar dan

    pinggiran jalan. Mengenai hasil penelitian di lapangan dapat

    disimpulkan bahwa strategi pemasaran kue basah yang dilakukan

    Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluaraga (UP2K)

    bidang kue basah di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

    Marelan sudah baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penerapan

    strategi pemasaran kelompok yang mengutamakan kualitas dan

    pelayanan produk, harga yang bisa dijangkau dan membuat

    pelanggan dan pembeli samasama cocok karena harga ditetapkan

    berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, lokasi pemasaran

    yang strategis serta persediaan kuenya yang memadai. Akan

    tetapi masih perlu menerapkan dan meningkatkan strategi

    promosi yang lebih kreatif agar usaha lebih dikenal oleh

    masyarakat lainnya guna meningkatkan penjualan. Namun

    meskipun demikian, dengan strategi pemasaran yang sudah

    diterapkan tersebut hasilnya sudah mampu memberikan dampak

    terhadap peningkatan pendapatan keluarga.

    Kedua, skripsi yang diterbitkan oleh Universitas

    Muhammadiyah Malang pada tahun 2017 yang dituliskan oleh

    Hafis Darmawan dengan judul Pemberdayaan Perempuan

    Melalui Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

    (UP2K) (Studi Pada Kelompok UP2K-PKK di Kelurahan

    Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang). Pada

    penelitian ini peneliti adalah metode pemberdayaan yang

  • 17

    dilakukan oleh PKK dengan program UP2K di Kelurahan

    Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Mengenai

    metode penelitian yag digunakan oleh peneliti adalah

    pelaksanaan kegiatan Program Usaha Peningkatan Pendapatan

    Keluarga (UP2K) Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing

    Kota Malang dan Dampak Program Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) bagi anggota kelompok UP2K

    Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang.

    Hasil penelitian dari skripsi ini menunjukkan bahwa: 1) kegiatan

    Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K)

    Kelurahan Pandanwangi fokus pada tiga kegiatan utama yaitu,

    pelatihan, pendampingan dan simpan pinjam. Bentuk kegiatan ini

    dilakukan dalam pertemuan rutin secara berkala yaitu setiap

    bulan sekali. Pelaksanaan pertemuan ini dilakukan dirumah

    anggota secara bergiliran. Pada umumnya, kegiatan dikemas

    dengan dalam nuansa keagamaan dan kekeluargaan, sehingga

    pertemuan terkesan non-formal dan bercorak silaturahmi 2)

    Dampak program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

    (UP2K) bagi anggota kelompok sangat signifikan. Hal ini terlihat

    dari pendapatan anggota kelompok Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K) sebelum mengikuti program

    sebesar Rp. 2.000.000, per bulan dan setelah mengikuti program

    pendapatan mereka naik menjadi Rp 3.000.000, per bulan.

    Setelah mengikuti program UP2K pendapatan anggota naik Rp

    1.000.000 atau sebesar 35%.

    Ketiga, skripsi yang dituliskan oleh Diana Kurnia Putri

    yang diterbitkan pada tahun 2018 oleh UIN Raden Intan

  • 18

    Lampung dengan judul Pemberdayaan Perempuan Melalui

    Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) di

    Desa Sumber Rejo Kecamatan Waway Karya Lampung Timur.

    Pada penelitian ini, fokus dari kajian penelitian ini adalah

    pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam upaya

    meningkatkan kemampuan keterampilan kaum perempuan

    dengan diberikannya bantuan penguat modal usaha melalui

    program Usaha Peningkatan PendapatanKeluarga (UP2K)

    didalam meningkatkan penghasilan sebuab keluarga yang

    diperoleh dari usaha perekonomian melalui kegiatan

    berwirausaha sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup anggota

    keluarganya. Mengenai temuan dari penelitian tersebut adalah

    pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam program Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) sudah cukup baik. Hal

    tersebut terlihat adanya pelatihan yang diadakan oleh Tim

    Penggerak PKK Kabupaten dan Desa baik dalam bentuk

    keterampilan maupun dalam hal pengelolaan dana. Dampak

    pelaksanaan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

    (UP2K) ini memberikan efek yang positif bagi masyarakat

    khususnya kaum perempuan. Program UP2K memberikan

    fasilitas perkoperasian bagi perempuan dengan tidak memberikan

    beban pinjaman yang besar dan persyaratan yang memberatkan

    sebagaimana koperasi lainnya. Jasa peminjaman dan simpanan

    juga berdasarkan pada kesepakatan bersama dan kekeluargaan.

    Sehingga dengan adanya program UP2K ini memberikan

    kesempatan terhadap peningkatan kemampuan dan

    pengembangan pendapatan bagi perempuan.

  • 19

    Keempat, jurnal yang berjudul Strategi Keberhasilan Usaha

    Home Industri Sepatu Dalam Memberdayakan Masyarakat yang

    ditulis oleh Sarah Fauziah Audina dan Muhtadi pada Jurnal

    Agribisnis Terpadu. Fokus utama penelitian ini adalah

    mengetahui strategi yang digunakan untuk mempertahankan

    usaha serta dampak dari home industry sepatu yang mampu

    memberdayakan masyarakat sekitar di Jakarta Pusat. Adapun

    metode penelitian yang digunakan pada penelitian tersebut adalah

    penelitian kualitatif. Mengenai metode pengumpulan data yang

    digunakan adalah metode wawacara dan observasi lapangan.

    Narasumber yang menjadi fokus utama pada penelitian ini adalah

    usaha home industry Bapak Haryono. Terdapat 3 (tiga) kerangka

    teori yang digunakan pada penelitian tersebut, yaitu aras mikro,

    atas mezzo, dan aras makro. Pada kesimpulannya, peneliti

    menjelaskan bahwa Bapak Haryono mendapatkan dukungan dari

    warga setempat. Kemudian kesuksesan Bapak Haryono dalam

    memberdayakan masyarakat sekitar dapat berjalan dengan baik

    berkat adanya semangat dan kerja keras. Dampak lain dari

    adanya pelatihan dari home industry di daerah tersebut adalah

    adanya perubahan pola berpikir di masyarakat. Dampak

    selanjutnya, ternyata beberapa karyawan dari Bapak Haryono

    sudah mendirikan usaha, bermodalkan keterampilan dan

    motivasu yang sudah diberikan oleh Bapak Haryono.

    Kelima, tulisan ilmiah yang tulis oleh Rumayah dan

    dipublikasi pada Jurnal Pemerintahan Integratif tahun 2015

    dengan judul Pelaksanaan Program Pemberdayaan Dan

    Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dalam Pemberdayaan

  • 20

    Masyarakat di Desa Malinau Kota Kecamatan Malinau. Pada

    penelitian ini yang menjadi fokus utamanya adalah pelaksanaan

    dari pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga di masyarakat

    desa Malinau Kota. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

    penelitian kepustakaan, penelitian lapangan berupa observasi,

    wawancara mendalam dan penelitian dokumen. Narasumber dari

    penelitian ini adalah Ketua Pemberdayaan dan Kesejahteraan

    Keluarga (PKK) Kecamatan Malinau Kota, Sekertaris

    Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Malinau

    Kota, dan Pokok Kerja (Pokja) II. Data-data yang diperoleh dan

    dikumpulkan, dibandingkan, dianalisis dengan analisis

    kualitatif.Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan

    program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di

    Desa Malinau Kota belum bisa dilaksanakan dengan maksimal.

    Hal tersebut disebabkan karena kurangnya keaktifan dari

    pengurus Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

    Desa Malinau Kota, dana yang diberikan dan luasnya daerah

    yang dinaungi oleh Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

    (PKK) Desa Malinau Kota. Temuan lainnya adalah Faktor

    pendukung dan penghambat Pelaksanaan Program Pemberdayaan

    dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bahwa adanya pendapat yang

    berbeda yang dikemukan oleh masing-masing kedua belah pihak.

    Namun, dapat diketahui bahwa Pemberdayaan dan Kesejahteraan

    Keluarga (PKK) desa Malinau Kota memiliki beberapa faktor

    pendukung yaitu adanya partisipasi dalam kegiatan yang dia

    adakan oleh Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

    seperti kegiatan melaksanakan dan mengembangkan BKB.

  • 21

    Sedangkan faktor penghambatyang dimiliki oleh Pemberdayaan

    dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa Malinau Kota yaitu

    Kurangnya keaktifan dari pengurus, luasnya daerah yang

    dinaungi, Keterbatasan dana, dan masih kurangnya kepercayaan

    masyarakat desa kepada Pemberdayaan dan Kesejahteraan

    Keluarga (PKK) desa Malinau Kota untuk kegiatan dibidang

    pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan berkehidupan

    berkoperasi.

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk mengetahui hubungan yang logis antara bagian satu

    dengan bagian selanjutnya serta mempermudah dalammemahami

    skripsi ini, maka peneliti menguraikan sistematika pembahasan:

    BAB I: Pendahuluan

    Pada bab ini, peneliti mengemukakan latar belakang

    masalah, pembatasan masalah dan perumusan

    masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

    pustaka, metodologi penelitian, tinjauan teori, dan

    sistematika penulisan.

    BAB II: Kajian Pustaka

    Pada bab ini, peneliti akan menguraikan landasan teori,

    penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis.

    BAB III: Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Pada bab ini, peneliti memuat gambaran umum tentang

    sejarah dan perkembangan, visi dan misi, program,

    pola pendanaan serta manajemen Lembaga UP2K

    Kemuning.

  • 22

    BAB IV: Data Dan Temuan Penelitian

    Pada bab ini, peneliti akan membahas hasil temuan

    penelitian meliputi gambaran umum objek penelitian,

    analisis data dan pembahsan hasil penelitian.

    BAB V: Pembahasan

    Pada bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar

    belakang, teori, dan rumusan teori dari penelitian

    BAB VI: Simpulan, Implikasi, Dan Saran

    Pada bab ini Format penelitian kualitatif dapat

    disesuaikan dengan rancangan penelitian yang

    digunakan dan temuan yang berkembang di lapangan.

  • 23

    BAB II

    Kajian Teori Peran, Pemberdayaan, Kerangka Berpikir

    A. Definisi Peran dan Pemberdayaan

    Dalam proses pemberdayaan, masyarakat tidak bisa begitu

    saja tumbuh menjadi masyarakat yang sejahtera apabila tidak

    adanya dukungan dari lembaga negara. Maka untuk

    menyejahterakan masyarakat, negara perlu merencanakan dan

    menyusun sebuah program yang bisa memberikan dampak

    kepada masyarakat, salah satu upaya yang ditempuh oleh

    Pemerintah adalah menyusun dan melaksanakan program Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga-Pemberdayaan dan

    Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK).

    Dengan terlaksananya program Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga-Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

    (UP2K-PKK) ini, sebenarnya Pemerintah memainkan perannya

    selaku negara pada masyarakat yang ada dinaungannya. Selain

    itu, dengan lahirnya program ini sebenarnya pemerintah berupaya

    untuk bisa memberdayakan masyarakatnya sehingga bisa

    membantu perekonomian negara.

    1. Teori Peran

    Untuk memulai penelitian ini, peneliti akan memulai

    dengan memaparkan teori peran dan pemberdayaan. Menurut

    Dewi Wulan Sari (2009:106), mendefinisikan peran sebagai

    konsep tentang apa yang harus dilakukan oleh individu dalam

    masyarakat dan meliputi tuntutan-tuntutan prilaku dari

  • 24

    masyarakat terhadap seseorang dan merupakan perilaku

    individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

    Pendapat lainnya, menurut Maurice Duverger (2010:

    102) berpendapat, bahwa istilah peran dipilih secara baik

    karena dia menyatakan bahwa setiap orang adalah pelaku di

    dalam masyarakat dimana dia hidup, juga dia adalah seorang

    aktor yang harus memainkan beberapa peranan seperti aktor

    profesional. Lebih lanjut lagi, menurutnya bahwa peranan

    merupakan atribut sebagai dari status dan perilaku yang

    diharapkan oleh anggota-anggota lain dari masyarakat

    terhadap pemegang status, singkatnya, peranan hanyalah

    sebuah aspek dari status yang disandang.

    Menurut Ife yang dikutip dari buku Isbandi Rukminto

    (2012: 91), ada beberapa peran yang dapat dilakukan petugas

    pengembangan masyarakat dalam praktik pengorganisasian

    dan pengembangan masyarakat, yaitu:

    a. Peran-peran fasilitatif

    1) Animasi sosial

    Menurut Ife, keterampilan melakukan animasi

    sosial menggambarkan kemampuan pelaku perubahan

    ataupun pemberdayaan masyarakat untuk

    membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme

    masyarakat termasuk didalamnya mengaktifkan,

    menstimulasi, dan mengembangkan motivasi warga

    untuk bertindak.

  • 25

    Peran pelaku perubahan ataupun pemberdaya

    masyarakat disini bukanlah sebagai seseorang yang

    akan melaksanakan seluruh kegiatan oleh dirinya

    sendiri, tetapi lebih ke arah memampukan (enable)

    warga untuk mau terlibat aktif dalam proses perubahan

    di komunitas tersebut.

    2) Mediasi dan negoisasi

    Pelaku perubahan dalam upaya melakukan

    intervensi sosial (perubahan sosial yang terencana)

    kadangkala bertemu dengan situasi di mana terjadi

    konflik minat dan nilai dalam komunitas. Konflik ini

    sering kali tidak terhindarkan karena dalam suatu

    komunitas tidak jarang terdapat berbagai perbedaan

    minat dan cara pandang dari berbagai kelompok yang

    ada dalam masyarakat tersebut.

    3) Pemberi dukungan

    Salah satu peran dari pemberdaya masyarakat

    adalah untuk menyediakan dan mengembangkan

    dukungan terhadap warga yang mau terlibat dalam

    struktur dan aktivitas komunitas tersebut. Dukungan itu

    sendiri tidak selalu bersifat materiil, tetapi dapat juga

    bersifat seperti pujian, penghargaan dalam bentuk kata-

    kata, ataupun sikap dan perilaku yang menunjukkan

    dukungan dari pelaku perubahan terhadap apa yang

    dilakukan warga, seperti menyediakan waktu bagi

    warga bila mereka ingin berbicara dengannya guna

    membahas permasalahan yang mereka hadapi.

  • 26

    4) Fasilitasi kelompok

    Ife melihat bahwa banyak waktu yang digunakan

    oleh pelaku perubahan dihabiskan dalam kelompok-

    kelompok yang ada di masyarakat. Oleh karena itu,

    keefektifan kerja dari pelaku perubahan sebagai

    pemberdaya masyarakat juga akan sangat terkait

    dengan keterampilannya untuk berinteraksi dengan

    kelompok-kelompok kecil.

    Kelompok-kelompok yang ada di masyarakat

    pada dasarnya merupakan suatu modal sosial karena

    adanya unsur norma (norms) dan nilai (values) dalam

    kelompok tersebut serta adanya kepercayaan yang

    merupakan suatu ciri modal sosial.

    Berbagai diskusi tentang upaya mengembangkan

    kelompok selalu terkait dengan peran-peran pelaku

    perubahan sebagai pemberdaya masyarakat. Hal

    pertama yang harus di lakukan adalah memfokuskan

    pada membantu kelompok untuk mencapai hasil yang

    diinginkan (misalnya, membantu membangun taman

    bermain atau membantu merenovasi rumah warga),

    sedangkan hal yang kedua lebih mengarah pada

    bagaimana menciptakan kelompok tersebut.

    Dari pandangan Ife, dalam pembangunan suatu

    komunitas, justru proses itulah yang lebih memainkan

    peranan utama di bandingkan dengan sekedar hasil

    yang ingin dicapai.

  • 27

    5) Pemanfaatan sumber daya dan keterampilan

    Pelaku perubahan sebagai pemberdaya

    masyarakat harus dapat mengidentifikasi dan

    memanfaatkan berbagai keterampilan dan sumber daya

    yang ada dalam komunitas maupun kelompok.

    Berbagai kelompok ini harus mendapat perhatian dari

    pemberdaya masyarakat sehingga dalam

    pengembangannya mereka bisa mengoptimalisasikan

    keterampilan mereka, yang tentu saja disini

    dipertimbangkan pula potensi daerah pemasaran

    dimana produk tersebut bisa diterima.

    6) Mengorganisasi

    Peran terakhir dari pelaku perubahan sebagai

    pemberdaya masyarakat yang terkait dengan peran-

    peran fasilitatif adalah sebagai organisator.

    Keterampilan mengorganisasi melibatkan kemampuan

    pelaku perubahan untuk berpikir tentang hal-hal apa

    saja yang perlu dilakukan.

    b. Peran-peran pendidikan

    Petugas pengembangan masyarakat tidak hanya

    membantu pelaksanaan, tetapi juga harus lebih berperan

    aktif dalam memberikan masukan secara langsung,

    sebagai hasil dari pengetahuan, keterampilan dan

    pengalamannya. (Abu Huraerah, 2008: 155)

    1) Peningkatan kesadaran

    Peningkatan kesadaran diawali dengan upaya

    membangun hubungan antara hubungan personal

  • 28

    dengan kepentingan politisi, atau kepentingan

    individual dengan kepentingan struktural. Hal ini

    bertujuan membantu individu melihat permasalahan,

    impian, aspirasi, penderitaan yang dialaminya dalam

    perspektif sosial dan politik yang lebih luas.

    Komponen penting yang lain dari peningkatan

    kesadaran masyarakat adalah: Pertama, membantu

    masyarakat untuk dapat melihat berbagai alternatif

    yang ada. Masyarakat tidaklah perlu hanya melihat

    kehidupan seperti apa adanya saat ini karena dengan

    mau melihat dunia ini dari sudut pandang yang lain,

    seringkali justru dapat memunculkan beberapa

    alternatif untuk mengatasi permasalahan yang ada.

    Kedua, dalam proses penyadaran adalah menyadarkan

    masyarakat tentang struktur dan strategi perubahan

    sosial di mana warga dapat berpartisipasi dan bertindak

    secara efektif .

    2) Pemberian informasi

    Pelaku perubahan dalam upaya memberdayakan

    masyarakat tidak jarang juga harus menyampaikan

    informasi yang mungkin belum diketahui oleh

    komunitas sasarannya. Membantu memberikan

    informasi yang relevan kepada masyarakat merupakan

    satu di antara peran penting seorang pelaku perubahan

    masyarakat.

    Aspek-aspek yang berkaitan dengan informasi

    demografi dan indikator-indikator sosial, seperti:

  • 29

    struktur usia, tingkat kematian, tingkat kenakalan

    remaja, distribusi pendapatan dapat menjadi informasi

    penting bagi masyarakat untuk menyusun profil bagi

    mereka sendiri.

    3) Pelatihan

    Pelatihan merupakan peran pendidikan yang

    paling spesifik karena secara mendasar dapat

    memfokuskan pada upaya mengajarkan komunitas

    sasaran bagaimana cara melakukan sesuatu hal yang

    berguna bagi mereka secara khusus dan lebih luas lagi

    bagi komunitasnya.

    Pelatihan pada dasarnya akan lebih efektif bila

    keterampilan yang di ajarkan adalah keterampilan yang

    di inginkan oleh masyarakat. Dalam arti, masyarakat

    dilibatkan dalam proses menentukan pelatihan apa

    yang mereka inginkan.

    Sedangkan peran petugas pengembangan

    masyarakat menurut Zastrow yang di kutip oleh Abu

    Huraerah (2008: 149-151) adalah:

    1) Enabler (pemercepat perubahan)

    Peran sebagai enabler adalah membantu

    masyarakat agar dapat mengartikulasikan atau

    mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan mereka,

    menjelaskan dan mengidentifikasikan masalah-masalah

    mereka dan mengembangkan kemampuan mereka agar

    dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara

  • 30

    lebih efektif. Fokusnya adalah menolong masyarakat

    agar dapat menolong dirinya sendiri.

    Ada empat fungsi utama yang dilakukan

    pengembang masyarakat sebagai pemercepat

    perubahan (enabler), yaitu: membantu masyarakat

    menyadari dan melihat kondisi mereka,

    membangkitkan dan mengembangkan organisasi dalam

    masyarakat, mengembangkan relasi yang baik dan

    memfasilitasi perencanaan yang baik.

    2) Broker (perantara)

    Peranan seorang broker adalah menghubungkan

    individu-individu ataupun kelompok dalam masyarakat

    yang membutuhkan pertolongan dengan pelayanan

    masyarakat, tetapi tidak tahu dimana dan bagaimana

    mendapatkan bantuan tersebut dengan lembaga yang

    menyediakan layanan masyarakat. Peranan ini

    dilakukan seorang broker karena individu atau

    kelompok tersebut kerapkali tidak mengetahui dimana

    dan bagaimana mendapatkan pertolongan tersebut.

    3) Educator (pendidik)

    Dalam menjalankan peran sebagai pendidik,

    pengembang masyarakat diharapkan mempunyai

    kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan

    jelas, serta mudah ditangkap oleh komunitas yang

    menjadi sasaran perubahan. Di samping itu, ia juga

    harus mempunyai pengetahuan yang cukup memadai

    mengenai topik yang akan dibicarakan. Dalam hal ini,

  • 31

    tidak jarang seorang pengembang masyarakat harus

    menghubungi rekan dari profesi lain yang menguasai

    materi tersebut. Aspek lain yang terkait dengan peran

    ini adalah keharusan bagi seorang pengembang

    masyarakat untuk selalu belajar.

    4) Expert (tenaga ahli)

    Sebagai seorang expert, pelaku perubahan

    berperan menyediakan informasi dan memberikan

    saran-saran dalam berbagai area. Seorang expert juga

    harus sadar bahwa usulan dan saran yang ia berikan

    bukanlah mutlak harus di jalankan klien mereka, tetapi

    usulan dan saran tersebut lebih merupakan gagasan

    sebagai bahan pertimbangan masyarakat ataupun

    organisasi dalam pengambilan keputusan.

    5) Social Planner (perencana sosial)

    Seorang perencana sosial berperan

    mengumpulkan fakta-fakta tentang masalah sosial yang

    terdapat dalam komunitas serta menyusun alternatif

    tindakan dalam menangani masalah tersebut. Seorang

    sosial planner lebih lebih memfokuskan pada

    keterlibatan dalam tugas-tugas pengembangan dan

    pengimplementasian program.

    6) Advocate (advokasi)

    Peranan sebagai advokasi dipinjam dari profesi

    hukum. Peranan ini adalah peranan yang aktif dan

    terarah, dimana pelaku perubahan melaksanakan

  • 32

    fungsinya sebagai advokat yang mewakili kelompok

    masyarakat yang membutuhkan pertolongan ataupun

    pelayanan, tetapi institusi yang seharusnya

    memberikan pertolongan tersebut tidak memperdulikan

    ataupun menolak tuntunan masyarakat.

    7) Activist (aktivis)

    Sebagai aktivis, seorang pengembang masyarakat

    senantiasa melakukan perubahan yang mendasar dan

    sering kali tujuannya adalah pengalihan sumber daya

    atau kekuatan pada kelompok yang kurang

    mendapatkan keuntungan. Seorang aktivis biasanya

    mencoba menstimulasi kelompok yang kurang

    diuntungkan tersebut untuk mengorganisasi diri dan

    melakukan tindakan melawan struktur kekuasaan yang

    ada.

    Menurut Sembiring yang dikutip oleh Muh. Nurdin

    dkk (2014: 70) fungsi pemerintah negara termasuk

    pemerintah daerah dimanapun berada, sekurang-kurangnya

    melakukan fungsi pelayanan (services), fungsi pengaturan

    (regulation), dan fungsi pemberdayaan (empowering),

    dalam upaya mewujudkan tata kelolah pemerintahan yang

    baik (good governance).

    Sementara menurut Hamdi yang dikutip oleh Muh.

    Nurdin dkk (2014: 70) fungsi pemerintah yakni melakukan

    pengaturan dan memberikan pelayanan. Pengaturan dalam

    arti menegaskan bingkai kesepakatan kehidupan kolektif,

    agar terdapat kepastian dan perilaku yang memberikan

  • 33

    kemanfaatan pada kepentingan umum. Pelayanan terhadap

    hak-hak masyarakat berisi kegiatan untuk memudahkan

    masyarakat menikmati hidupnya yang patut atau pantas

    sesuai dengan nilai-nilai dan martabat kemanusiaannya.

    Sedangkan pelayanan teradap kewajiban masyarakat berisi

    kegiatan untuk memampukan masyarakat memahami

    kepatuhan kolektif yang semestinya dikembangkan.

    Pelayanan ini kemudiaan sangat berkaitan dengan fungsi

    pemberdayaan.

    2. Teori Pemberdayaan

    a. Definisi Pemberdayaan

    Setelah memaparkan teori peran, maka peneliti

    selanjutnya akan menjelaskan teori pemberdayaan

    masyarakat yang telah disampaikan oleh para ahli. Jika

    dilihat pemberdayaan masyarakat terdiri dari dua suku

    kata, yaitu pemberdayaan dan masyarakat. Pemberdayaan

    berasal dari kata daya yang berarti kemampuan.

    Berdasarkan keterangan tersebut maka pemberdayaan

    adalah kemampuan yang dimiliki oleh orang atau

    organisasi dalam upaya membuat berdaya asing.

    Pendapat lainnya mengenai pemberdayaan

    mengemukakan bahwa pada hakikatnya konsep

    pemberdayaan dan memberdayakan adalah terjemahan

    dari bahasa Ingrris yaitu empowerment dan empower yang

    mengandung dua arti. Pertama yaitu to give power or

    authority to yang artinya memberi kekuasaan,

  • 34

    mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke

    pihak lain. Pengertian kedua yaitu to give ability to or

    enable yang diartikan sebagai upaya untuk memberi

    kemampuan atau pemberdayaan. (TP. Yansen; 2013: 131)

    Menurut Mas‟oed dalam Mardikanto dan Soebianto

    (2015:26), pemberdayaan merupakan upaya untuk

    memberikan daya (empowerment) atau penguatan

    (strengthening) kepada masyarakat.Selanjutnya

    Kartasasmita,yang dikutip oleh Mardikanto dan Soebianto

    (2015:53) mendefinisikan bahwa pemberdayaan adalah

    upaya untuk membangun daya itu sendiri, dengan

    mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran

    akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

    mengembangkannya. Selanjutnya, upaya tersebut diikuti

    dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh

    masyarakat itu sendiri.

    Sumodiningrat dalam Mardikanto dan Soebianto

    (2015:33) berpendapat bahwa pemberdayaan merupakan

    upaya pemberian kesempatan dan/atau memfasilitasi

    kelompok miskin agar mereka memiliki aksesibilitas

    terhadap sumber daya yang berupa: modal, teknologi,

    informasi, jaminan pemasaran dan lain-lain agar mereka

    mampu memajukan dan mengembangkan usahanya,

    sehingga memperoleh perbaikan pendapatan serta

    perluasan kesempatan kerja demi perbaikan kehidupan

    dan kesejahteraannya.

  • 35

    Sementara untuk pendefinisian pemberdayaan

    masyarakat, Mardiakanto dan Soebinato (2015:30)

    menjelaskan bahwa upaya untuk meningkatkan harkat dan

    martabat laposan masyarakat yang dalam kondisi

    sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari

    perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata

    lain, pemberdayaan adalah memampukan dan

    memandirikan masyarakat. Lebih lanjut lagi,

    pemberdayaan masyarakat itu suatu proses dimana

    masyarakat, terutama mereka yang miskin sumber daya,

    kaum peremuan dan kelompok yang terabaikan lainnya,

    didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya

    secara mandiri.

    Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan

    sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan

    masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dalam

    menentukan masa depan mereka. Konsep utama yang

    terkandung dalam pemberdayaan adalah bagaimana

    memberikan ruang kesempatan yang luas bagi masyarakat

    untuk menentukan sendiri arah kehidupan dalam

    komunitasnya. Pemberdayaan memberikan tekanan pada

    otonom pengambilan keputusan dari suatu kelompok

    masyarakat. Penerapan aspek demokrasi dan partisipasi

    dengan titik fokus pada lokalitas akan menjadi landasan

    bagi upaya penguatan potensi lokal. Pada kesempatan ini

    pemberdayaan masyarakat difokuskan pada penguatan

    individu anggota masyarakat beserta pranata-pranatanya.

  • 36

    Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan

    adalah menempatkan masyarakat tidak sekedar sebagai

    objek melainkan juga sebagai subjek. Konteks

    pemberdayaan, sebenarnya tekandung dalam proses

    pembangunan dan hak untuk menikmati hasil

    pembangunan. Pemberdayaan mementingkan adanya

    pengakuan subjek akan kemampuan atau daya yang

    dimiliki objek.

    Secara garis besar, Sri Widayanti (2012: 94)

    membagi definisi pemberdayaan ke dalam dua kelompok.

    Kelompok pertama merupakan kelompok yang memiliki

    pandangan pada kerangka kerja developmentalisme.

    Kelompok ini didasari oleh kesadaran naif atau reformatif

    yang melihat faktor manusia sebagai akar masalah

    ketidakberdayaan mereka. Dalam konteks ini, mereka

    tidak menolak konsep dasar dan gagasan pembangunan,

    tetapi lebih kepada mengkritisi pendekatan dan

    metodologi yang digunakan. Menurut mereka, kegagalan

    pemberdayaan disebabkan oleh pendekatan konvensional

    yang di antaranya, transplantative planning, top down,

    inductive, capital intensive, west-biased technological

    transfer dan lainnya.

    Oleh karena itu, solusi yang mereka tawarkan

    adalah mengupayakan teknik dan metodologi „alternatif‟

    dari metode dan pendekatan proyek pemerintah, seperti

    proyek pengembangan industri kecil; pengembangan

    kerajinan (handycraft); proyek peningkatan pendapatan;

  • 37

    pelayanan kesehatan masyarakat; program keluarga

    berencana dan pengendalian penduduk; teknologi tepat

    guna dan proyek pembangunan perdesaan lainnya.

    Strategi-strategi yang mereka tawarkan adalah

    transformative and transactive planning, bottom up,

    community empowerment, dan participative, semuanya ini

    terkenal dengan Pembangunan Komunitas (Community

    Development).

    Menurut Robert Adams selaku pemikir yang

    berpijak pada kerangka kerja developmentalism,

    menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat “the

    user participation in services and to self-help movement

    generally, in which group take action on their own behalf,

    either in cooperation with, or independently of, the

    statutory services.” Berdasarkan pengertian tersebut, Sri

    Widayanti menyimpulkan bahwa pemberdayaan sebagai

    alat untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat

    supaya mereka mampu mengelola lingkungan dan

    mencapai tujuan mereka, sehingga mampu bekerja dan

    membantu diri mereka dan orang lain untuk

    memaksimalkan kualitas hidup. (Widayanti, 2012: 95)

    Dampak dari kurang tepatnya metode yang sudah

    disebutkan seperti pembangunan tidak menghasilkan

    kemajuan, melainkan justrusemakin meningkatkan

    keterbelakangan, melahirkan ketergantungan negara

    sedang berkembang terhadap negara maju, melahirkan

    ketergantungan pheriphery terhadap center, melahirkan

  • 38

    ketergantungan masyarakat terhadap negara atau

    pemerintah, dan melahirkan ketergantungan masyarakat

    kecil terhadap pemilik modal. (Widayanti, 2012: 94)

    Kemudian pandangan dari kelompok kedua yang

    merupakan anti tesis dari pemikiran kelompok pertama,

    yaitu anti-developmentalisme, mempertanyakan gagasan

    dasar dari diskursus pembangunan. Pandangan ini

    menggunakan pendekatan kritis sebagai landasan dan alat

    analisa atas realitas sosial. Kritik atas pembangunan ini

    mengundang banyak kajian yang diantara hasilnya

    menunjukkan bahwa modernisasi dan developmentalisme

    adalah bungkus baru dari kapitalisme. Banyak pendapat

    yang menyatakan bahwa ideologi pembangunan atau

    developmentalisme adalah salah satu produk dari proyek

    pencerahan (enlightenment), yang memiliki prinsip dasar

    penduniawian (sekularisasi); penalaran (rasionalisasi); dan

    individualisasi. Ketiga landasan tersebut mendorong

    dilakukannya revolusi industri, revolusi ilmu

    pengetahuan, dan reformasi politik. (Widayanti, 2012: 94)

    Menurut pandangan ini, pembangunan dilihat

    sebagai ideologi dominan yang telah mengendap sekian

    lama di Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,

    tidak memungkinkan bagi pencapaian demokratisasi dan

    transformasi dibidang apapun yang meliputi ekonomi,

    politik, kultur, gender, dan lingkungan, termasuk relasi

    pengetahuan/kekuasaan. Dari perspektif ini, menurut Sri

    Widayanti, kritik dan penolakan bukan hanya pada aras

  • 39

    metodologi dan pendekatan tetapi juga terhadap konsep

    dan diskursus pembangunan. (Widayanti, 2012: 96)

    Menurut Jim Ife (Jim Ife & Frank Tesoriero, 2008)

    yang berpijak pada pandangan anti-developmentalisme,

    membagi pandangan pemberdayaan ke dalam beberapa

    kelompok, pertama penganut strukturalis memaknai

    pemberdayaan sebagai upaya pembebasan, transformasi

    struktural secara fundamental, dan eliminasi struktural

    atau sistem yang opresif; kedua kelompok pluralis

    memandang pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan

    daya seseorang atau sekelompok orang untuk dapat

    bersaing dengan kelompok lain dalam suatu “rule of the

    game” tertentu; ketiga kelompok elitis, pemberdayaan

    sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk aliniasi

    dengan elit-elit tersebut, serta berusaha melakukan

    perubahan terhadap praktek-praktek dan struktur yang

    elitis; dan keempat, kelompok post-strukturalis,

    pemberdayaan merupakan upaya mengubah diskursus

    serta menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas

    sosial.

    Selain itu, menurut Pranarka, konsep empowerment

    pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana

    kemanusiaan yang adil dan beradab menjadisemakin

    efektif secara struktural, baik di dalam kehidupan

    keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, baik

    dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain.

  • 40

    Konsep pemberdayaan yang diusung oleh anti-

    developmentalisme tersebut menjelaskan bahwa

    pemberdayaan merupakan upaya pembebasan dari

    determinisme dan kekuasaan yang absolut, dengan

    mendasarkan pada aktualisasi dan koaktualisasi eksistensi

    manusia dan kemanusiaan, yang bertujuan untuk

    menciptakan kehidupan kemanusiaan yang adil dan

    beradab dalam sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya.

    Oleh karena itu, pemberdayaan bukanlah sebuah istilah

    yang netral, tetapi memiliki keberpihakan yang jelas

    terhadap masyarakat grass-root yang menjadi pihak yang

    dirugikan dalam relasi sistem dominan-subordinat.

    Perbedaan yang sangat signifikan dari kedua pandangan

    tersebut adalah pada sasaran utama pemberdayaan,

    apabila aliran pertama menekankan pada perubahan

    manusia supaya dapat menyesuaikan dengan sistem,

    aliran kedua justru menekankan pada perubahan sistem

    dan struktur ekonomi, politik, sosial dan budaya yang

    lebih adil dan lebih baik sehingga dengan sendirinya

    masyakat akan berdaya dari determinisme kekuasaan yang

    absolut. (Widayanti, 2012: 99)

    Kemudian berkaitan dengan pemberdayaan

    masyarakat, menurut Tantan Hermansah (2018)

    menuliskan bahwa pada hakikatnya pemberdayaan

    masyarakat merupakan agenda pembangunan untuk

    mencapai kondisi masyarakat yang ideal, yaitu kondisi

    yang saling menguntungkan antara pemberi dan penerima

  • 41

    manfaat. Pemberi bisa menyalurkan tanggungjawabnya

    sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan.

    Sementara penerima diharapkan mendapat manfaat

    program lebih berdaya dalam sebgala aspek kehidupan,

    seperti ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, aspek

    kehidupan lainnya untuk mencapai kesejahteraan.

    b. Ruang Lingkup Pemberdayaan

    Lingkup kegiatan pemberdayaan masyarakat,

    menurut Mardikanto dan Soebianto (2015: 114) antara

    lain:

    1) Bina Manusia

    Bina manusia merupakan upaya yang pertama

    dan utama yang harus diperhatikan dalam setiap upaya

    pemberdayaan masyarakat. Hal ini dilandasi oleh

    pemahaman bahwa tujuan pembangunan adalah untuk

    perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan manusia.

    Disamping itu dalam ilmu manajemen, manusia

    menempati unsur yang paling unik karena selain

    sebagai salah satu sumberdaya juga sekaligus pelaku

    atau pengelola manajemen itu sendiri. Upaya bina

    manusia adalah semua kegiatan yang termasuk dalam

    upaya penguatan atau pengembangan kapasitas yang

    meliputi:

    a) Pengembangan kapasitas individu, yang meliputi

    kapasitas kepribadian, kapasitas di dunia kerja dan

    pengembangan keprofesionalan.

  • 42

    b) Pengembangan kapasitas entitas/kelembagaan yang

    meliputi:

    (1) Kejelasan visi, misi dan budaya organisasi

    (2) Kejelasan struktur organisasi, kompetensi dan

    strategi organisasi

    (3) Proses organisasi atau pengelolaan organisasi

    (4) Pengembangan jumlah dan mutu sumberdaya

    (5) Interaksi antar individu di dalam organisasi

    (6) Interaksi dengan entitas organisasi dengan

    pemangku kepentingan yang lainnya.

    c) Pengembangan kapasitas sistem (jejaring) yang

    meliputi:

    (1) Pengembangan interaksi antar entitas (organisasi)

    dalam sistem yang sama

    (2) Pengembangan interaksi dengan entitas di luar

    sistem

    2) Bina Usaha

    Bina usaha menjadi suatu upaya penting dalam

    setiap pemberdayaan, sebab bina manusia yang tanpa

    memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan

    kesejahteraan (ekonomi) tidak akan laku dan bahkan

    menambah kekecewaan. Sebaliknya, hanya bina

    manusia yang mampu (dalam waktu dekat/cepat)

    memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan

    kesejahteraan (ekonomi) yang akan laku atau

    memperoleh dukungan dalam bentuk partisipasi

    masyarakat. Bina usaha mencakup:

  • 43

    a) Pemilihan komoditas dan jenis usaha

    b) Studi kelayakan dan perencanaan bisnis

    c) Pembentukan badan usaha

    d) Perencanaan investasi dan penetapan sumber-

    sumber pembiayaan

    e) Pengelolaan SDM dan pengembangan karir

    f) Manajemen produksi dan operasional

    g) Manajemen logistik dan finansial

    h) Penelitian dan pengembangan

    i) Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi

    bisnis

    j) Pengembangan jejaring dan kemitraan

    k) Pengembangan sarana dan prasarana pendukung

    3) Bina Lingkungan

    Setelah dikembangkan teori pembanguna

    berkelanjutan, isu lingkungan menjadi salah satu isu

    yang sangat penting. Hal ini terlihat pada kewajiban

    dilakukannya AMDAL (analisis manfaat dan dampak

    lingkungan) dalam setiap kegiatan investasi,ISO 1400

    tentang keamanan lingkungan, sertifikat ekolebel. Hal

    ini dinilai penting karena pelestarian lingkungan

    (fisik) akan sangat menentukan keberlanjutan

    kegiataninvestasi maupun operasi (utamanya yang

    terkait dengan tersedianya bahan baku). Jika selama

    ini pengertian lingkungan seringkali dimaknai sekedar

    lingkungan fisik, utamanya yang menyangkut

  • 44

    pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

    Tetapi dalam prakteknya perlu disadari bahwa

    lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap

    keberlanjutan bisnis dan kehidupan. Maka di era

    sekarang ini, kesadaran mengenai lingkungan sudah

    bergeser dengan diterbitkannya Undang-undang No.

    25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan

    Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang

    Perseroan yang didalamnya mencantumkan

    tanggungjawab sosial dan lingkungan oleh

    penanammodal/perseroan. Di lingkungan

    internasional, sejak 2007 telah ditetapkan ISO 26000

    tentang tanggungjawab sosial perusahaan.

    4) Bina Kelembagaan

    Tersedianya dan efektivitas kelembagaan akan

    sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bina

    manusia, bina usaha dan bina lingkungan. Pengertian

    tentang kelembagaan seringkali dimaknai dalam arti

    sempit sebagai beragam bentuk lembaga (kelompok,

    organisasi). tetapi kelembagaan sebenarnya memiliki

    arti yang lebih luas. Menurut Hayami dan Kikuchi

    (dalam Mardikanto dan Soebianto, 2015:116)

    mengartikan kelembagaan sebagai suatu perangkat

    umum yang ditaati oleh anggota suatu komunitas

    (masyarakat).

  • 45

    B. Logic Framework Approach (LFA)

    Untuk bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dari

    aktifitas pemberdayaan di daerah, maka pemerintah daerah

    dituntut untuk memiiliki kapasitas atau kompetensi yang

    memadai dalam rangka mengidentifikasi berbagai persoalan yang

    ada di dalam pertambangan daerah. Salah satu cara yang dapat

    membantu atau memudahkan untuk menginventarisir berbagai

    persoalan adalah dengan menggunakan pendekatan Logical

    Framework Approach (LFA).

    Logical Framework Approach (LFA) adalah alat untuk

    perencanaan, monitoring dan evaluasi dari project/program.

    Selain itu LFA adalah instrumen analisis, presentasi, dan

    manajemen yang dapat membantu perencana untuk menganalisis

    situasi eksisting, membangun hierarki logika dari tujuan yang

    akan dicapai, mengidentifikasi resiko potensial yang dihadapi

    dalam pencapaian tujuan dan hasil, membangun cara untuk

    melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tujuan (output) dan

    hasil (outcome), menyajikan ringkasan aktivitas suatu

    kegiatanserta membantu upaya monitoring selama pelaksanaan

    implementasi proyek.

    Dapat disimpulkan bahwa LFA adalah alat untuk

    perencanaan, monitoring, evaluasi, instrumen analisis, presentasi

    dan manajemen yang dapat membantu perencana untuk

    menganalisis situasi eksisting, membangun hirarki logika dari

    tujuan yang akan dicapai dari project/program.

    DalamLogical Framework Approach (LFA) terdapat

    beberapa analisis yang dilakukan. Alan Wasch (2000: 9-21)

  • 46

    dalam artikelnya Introduction to the LFAyang dikutip oleh

    Sulaeman, ada 4 analisis yang dilakukan, yakni analisis

    stakeholder, analisis problem, analisis tujuan, dan analisis

    strategi.

    Pertama, Analisis Stakeholder yakni merupakan, (a)

    Analisis stakeholder digunakan untuk memetakan dan menganalis

    setiap stakeholder yang terkait dengan pencapaian project; (b)

    Stakeholder adalah pihak bisa individu atau kelompok atau

    organisasi/lembaga yang terkait dengan kegiatan program/project

    yang akan dilakukan; (c) Stakeholder utama adalah stakeholder

    yang berpengaruh langsung terhadap kegiatan; (d) Stakeholder

    sekunder adalah stakeholder yangberpengaruh tidak langsung

    terhadap program/project;

    Kedua, analisis permasalahan, meliputi: (a) menyusun

    daftar permasalahan yang akan menjadi dasar dalam penyusunan

    program/project; (b) menyusun dalam bentuk pohon

    permasalahan dimulai dengan menentukan permasalahan kunci

    atau permasalahan utama; (c) menyusun penyebab dari

    permasalahan tersebut muncul. Disusun secara bertingkat mulai

    dari satu tingkat ke tingkat lainnya; (d) menyusun akibat dari

    adanya permasalahan tersebut. Juga disusun secara bertingkat; (e)

    Pohon permasalahan memberikan gambaran mulai dari akar

    sampai pucuk permasalahannya dan akan menjadi panduan untuk

    menyusun logframe.

    Ketiga, analisis hasil yakni: (a) Merupakan prosedur yang

    secara sistematis mengenali, memilah dan menjelaskan secara

    rinci mengenai keterlibatan semua pihak dalam situasi yang

  • 47

    tertentu; (b) Dalam prakteknya dilakukan dengan membuat pohon

    hasil yang dikembangkan dari pohon permasalahan yang diangkat

    dan melakukan perincian lebih detail lagi dengan menuliskan

    pilihan pilihan dari hasil yang akan dicapai; (c) Cara

    melakukannya adalah dengan mengacu pada pohon

    permasalahan, dan mengubah kalimat negatif dari pohon

    permasalahan menjadi kalimat positif; (d) Setelah diubah menjadi

    kalimat positif maka harus diperhatikan adalah pernyataan

    objective/hasil tersebut harus jelas.

    Keempat, analisis strategi adalah tahapan identifikasi

    pilihan-pilihan strategi untuk mencapai tujuan program, dari

    pilihan yang ada kemudian ditentukan strategi yang paling tepat

    berdasarkan tujuan utama pengembangan program. Pilihan

    strategi mesti mempertimbangkan resiko yang mungkin muncul

    serta membangun kriteria seperti target group penerima manfaat,

    kelanjutan manfaat, kemampuan memelihara aset setelah

    program selesai, jumlah biaya yang dibutuhkan, kelayakan teknis,

    kontribusi terhadap penguatan institusi, dampak terhadap

    lingkungan, dan kesesuaian dengan prioritas program pemerintah.

    Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dibangunlah

    matriks logframe yang merupakan rangkuman dari tujuan

    program, strategi mencapai tujuan, asumsi yang digunakan dan

    bagaimana output dan outcome dimonitor. Logframe matriks

    terdiri dari 4 elemen dasar yaitu: (1) Hubungan antara goals,

    objectives, outputs dan activities; (2) Logika vertikal dan logika

    horizontal; (3) Indikator; (4) Asumsi dan resiko yang perlu

    diidentifikasi pada tahap penyusunan program.

  • 48

    Mengenai matriks logframedari program usaha peningkatan

    pendapatan keluarga (UP2K) sendiri, dapat dianalisis bahwa

    tujuan dibentuknya usaha peningkatan pendapatan keluarga

    (UP2K) adalah pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah

    dengan kaum perempuan sebagai pelaku usahanya, baik secara

    pribadi atau kelompok, dengan tujuan untuk meningkatkan

    pendapatan atau perekonomian keluarga. Berdasarkan tujuan

    tersebut, usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K)

    memiliki program unggulan yaitu pembinaan kegiatan usaha

    yang merupakan bagian dari pelaksanaan 10 pokok UP2K

    sebagai usaha bersama guna meningkatkan pendapatan keluarga

    dalam rangka usaha untuk mencapai keluarga sejahtera.

    Mengenai sasaran dari program tersebut adalah keluarga-keluarga

    yang berpenghasilan rendah dan telah memiliki kegiatan usaha

    yang tergabung dalam kelompok, dan berdasarkan hasil

    pengamatan benar-benar membutuhkan penambahan dana usaha.

    Untuk memudahkan penelitian ini, peneliti akan

    memfokuskan pada salah satu teori saja. Mengenai teori peran

    yang digunakan oleh peneliti adalah teori peran yang

    disampaikan oleh Dewi Wulan Sari (2009:106), mendefinisikan

    peran sebagai konsep tentang apa yang harus dilakukan oleh

    individu dalam masyarakat dan meliputi tuntutan-tuntutan prilaku

    dari masyarakat terhadap seseorang dan merupakan perilaku

    individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

    Program UP2K ini dapat berjalan baik, jika beberapa faktor

    yang mendukung, seperti kondisi pemerintahan di tempat berjalan

    dengan baik. Program ini bisa berjalan dan efektif di masyarakat,

  • 49

    apabila kondisi dari pemerintahan di daerah tersebut tidak

    memiliki masalah. Misalnya, konflik internal aparat desa atau

    kelurahan, bisa juga pejabat aparat yang menjadi

    penanggungjawab tidak menjalankan program ini secara

    maksimal. Maka apabila kondisi dari pemerintahan tidak berjalan

    dengan baik, bisa menjadi faktor penghambat pelaksanaan

    program UP2K.

    Faktor lain yang juga tidak kalah penting adalah sarana dan

    prasarana yang memadai. Meskipun memang, faktor ini masih

    bisa diperdebatkan, namun bagi peneliti, faktor sarana dan

    prasarana yang untuk program ini juga tidak kalah pentingnya

    guna mempermudah pelaksanaan program UP2K. Untuk sarana

    dan prasarana ini, bisa juga berbentuk kondisi lapangan yang sulit

    dijangkau untuk proses pemantauan maupun evaluasi.

    Kemudian ketika aparat pemerintah sudah berjalan dan

    sarana serta prasarana sudah memadai, akan tetapi minat dari

    masyarakat untuk program ini kecil, itu bisa menjadi faktor

    penghambat terlaksananya program ini. Maka perlu ada publikasi

    dan ajak yang menarik, guna meningkatkan minat masyarakat

    terhadap program ini. Oleh sebab itu, minat masyarakat terhadap

    program, bagi peneliti, menjadi salah satu faktor yang

    menentukan, baik itu untuk mendukung maupun menghambat

    terlaksananya program UP2K.

    Mengenai tujuan umum yang dari program UP2K adalah

    untuk membina dan mengembangkan kegiatan usaha keluarga

    yang tergabung dalam kelompok atau perorangan sehingga secara

    bertahap mampu menjadi wiraswasta serta memungkinkan

  • 50

    timbulnya kegiatan yang kooperatif. Sementara tujuan khusus

    dari program UP2K adalah membantu modal usaha bagi usaha

    ekonomi lemah untuk menumbukan kewirausahaan, membantu

    modal usaha bagi usaha yang membutuhkan penambahan modal,

    membantu modal usaha untuk usaha perkreditan guna memenuhi

    kebutuhan modal dan mengurangi ketergantungan dari para

    pelepas uang, kemudian yang terakhir menumbuhkembangkan

    kegiatan usaha yang kooperatif untuk memperkokoh perkembang

    Kredit Usaha Desa (KUD) dan akhirnya mampu menolong

    masyarakat dari keterpurukan ekonomi.

    C. Kerangka Berpikir

    Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga-Pemberdayaan

    dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK) adalah segala kegiatan

    ekonomi yang diusahakan oleh keluarga, baik secara perorangan

    maupun kelompok, yang modalnya bersumber dari swadaya

    masyarakat, bantuan pemerintah, bantuan luar negeri, swasta,

    serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Tujuan umum

    dari UP2K-PKK ini adalah tercapainya peningkatan usaha

    ekonomi keluarga melalui usaha kelompok/perorangan UP2K-

    PKK, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan

    kesejahteraan keluarga. Sasaran kegiatan UP2K-PKK (Usaha

    Peningkatan Pendapatan Keluarga) ini lebih diutamakan pada

    keluarga-keluarga yang berpenghasilan rendah dan telah memiliki

    usaha namun mengalami keterbatasan modal untuk

    mengembangkan usahanya. Kelompok pelaksana UP2K-

    PKKdibentuk oleh setiap desa atau kelurahan melalui PKK.

  • 51

    Gambar: Tabel II

    Kerangka Berpikir

    Usaha Peningkatan Pendapatan

    Keluarga (UP2K)

    Peran Usaha Peningkatan

    Pendapatan Keluarga (UP2K)

    Pengembangan Masyarakat di

    Muncul

    Dampak Perubahan Usaha

    Peningkatan Pendapatan

    Keluarga (UP2K)

    Faktor

    Penghambat

    Pelaksanaan

    Program Usaha

    Peningkatan

    Pendapatan

    Keluarga

    (UP2K)

    Faktor

    Pendukung

    Pelaksanaan

    Program Usaha

    Peningkatan

    Pendapatan

    Keluarga

    (UP2K)

  • 55

    BAB III

    GAMBARAN UMUM USAHA PENINGKATAN

    PENDAPATAN KELUARGA-PEMBERDAYAAN DAN

    KESEJAHTERAAN KELUARGA (UP2K-PKK)

    KEMUNING

    A. Tinjauan Umum Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

    Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK)

    Gerakan UP2K-PKK (Usaha Peningkatan Pendapatan

    Keluarga Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) merupakan

    gerakan nasional dalam bidang pembangunan masyarakat yang

    dalam pelaksaanaannya dari oleh, dan untuk masyarakat. Gerakan

    ini merupakan salah satu implementasi kebijakan bidang

    pemberdayaan wanita dari segi perekonomian. UP2K-PKK

    bergerak dibawah koordinasi UP2K-PKK dilatarbelakangi oleh

    rendahnya tingkat pendapatan keluarga yang menjadi hambatan

    tercapainya kesejahteraan keluarga. Salah satu cara untuk

    meningkatkan kesejahteraan keluarga adalah dengan membina

    keluarga yang ekonomis dan produktif.

    Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) adalah

    segala kegiatan ekonomi yang diusahakan oleh keluarga, baik

    secara perorangan maupun kelompok, yang modalnya bersumber