peran unsur hara tanaman

15
PERAN UNSUR HARA TANAMAN . . Unsur yang kurang Gejala Unsur yang kurang Gejala Nitrogen Daun yang lebih tua atau lebih rendah letaknya banyak terpengaruh; efeknya mengelompok atau menyebar Kalsium Daun muda atau kuncup daun yang terpengaruh, gejala mengelompok Efeknya umumnya meluas keseluruh tumbuhan, dedaunan di bawah agak mengering atau terbakar, tumbuhan berwarna hijau tua atau hijau muda Kuncup akhir mati, terjadi setelah perubahan bentuk pada ujung atau pangkal daun muda. Tumbuhan hijau muda, dedaunan yang terletak lebih dibawah berwarna kuning, mengering sampai berwarna cokelat terang, tangkai pemdek dan pipih bila kekahatan unsur terjadi pada taraf pertumbuhan lanjut Daun muda pada kuncup akhir mula-mula melengkung secara khas, akhirnya mati pucuk mulai dari ujung dan tepi sehingga pertumbuhan selanjutnya dicirikan oleh matinya jaringan di daerah ini. Fosfor Tumbuhan hijau tua, sering muncul warna merah dan ungu, tangkai pendek dan pipih jika kekahatan unsur terjadi pada taraf pertumbuhan lanjut. Boron Daun muda pada kuncup khir pangkalnya menjadi hijau muda lalu patah. Pada pertumbuhan lanjut daun terpilin akhirnya tangkai kuncup akhir mati pucuk. Magnesium Efeknya sering mengelompo, bercak warna atau klorosis dengan atau tanpa bercak jaringan mati pada daun yang terletak lebih bawah, sedikit atau tak ada daun yang terletak di bawah yang mengering Tembaga Daun muda layu tetap (ujungnya terbakar) tanpa bercak atau gejala klorosis. Ranting atau tangkai tepat dibwah ujung dan pentul biji sering tak mampu tegak bila kekurangannya parah. Daun dengan bercak warna atau klorosis, memerah secara khas seperti pada tanaman kapas, kadang dengan bercak mati, ujung dan tepi daun melengkung ke bawah atau ke atas, tangkai pipih Kuncup akhir umunya tetap hidup, layu atau klorosis pada daun muda atau daun kuncup dengan atau tanpa bercak jaringan mati, urat daun berwarna hijau muda atau hijau tua. Kalium Daun dengan bercak warna atau klorosis, berbercak jaringan mati kecil atau besar. Mangan Daun muda tidak layu, klorosis dengan atau tanpa bercak, jaringan mati tersebar diseluruh daun Bercak jaringan mati kecil, biasanya diujung dan diantara urat-urat daun, lebih jelas di tepi daun, tangkai pipih. Urat yang kecil cendrung tetap hijau sehingga tampak seperti jala-jala Seng Bercak meluas, menyebar dengan cepat, biasanya meliputi daerah antar urat daun dan akhirnya mencapai urat sekunder bahkan primer, daun tebal, tangkai beruas pendek. Belerang Daun muda dengan urat dan jaringan antar urat daunberwarna hijau muda Besi Daun muda klorosis, urat pokoknya bewarna hijau khas, tangkai pendek dan pipih. jenis gejala seperti abnormalitas, perubahan warna, ukuran, bentuk, oriemntasi dan pola gejala, serta c) membuat kesimpulan (keputusan) hasil diagnosis. Disebutkan bahwa apabila semua informasi telah terkumpulkan, kemungkinan pertama yang paling penting adalah apakah gejala gangguan tersebut disebabkan oleh serangga, penyakit, nematoda atau karena kerusakan mekanis. Apabila gejalanya hanya ditemukan pada tanaman tunggal (“a single plant”) biasanya hal tersebut disebabkan oleh hal-hal tadi atau karena akibat variasi genetik (“genetic variation”) dalam populasi tanaman. Gejala yang disebabkan oleh gangguan hara umunnya terjadi pada banyak tanaman dalam sekala areal yang cukup luas karena terkait dengan jenis tanah, manajemen pengelolaan, dan lain-lain. Bila gangguan yang disebabkan oleh serangga, penyakit, nematoda atau karena kerusakan mekanis dapat dieleminasi, maka gejala visual tiap-tiap jenis hara tertentu dapat dibandingkan dan dicocokkan dengan ciri-ciri gangguan hara masing-

Upload: rajaseberang

Post on 27-Jun-2015

347 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Unsur Hara Tanaman

PERAN UNSUR HARA TANAMAN

. .Unsur yang kurang Gejala Unsur yang

kurangGejala

Nitrogen Daun yang lebih tua atau lebih rendah letaknya banyak terpengaruh; efeknya mengelompok atau menyebar

Kalsium Daun muda atau kuncup daun yang terpengaruh, gejala mengelompok

Efeknya umumnya meluas keseluruh tumbuhan, dedaunan di bawah agak mengering atau terbakar, tumbuhan berwarna hijau tua atau hijau muda

Kuncup akhir mati, terjadi setelah perubahan bentuk pada ujung atau pangkal daun muda.

Tumbuhan hijau muda, dedaunan yang terletak lebih dibawah berwarna kuning, mengering sampai berwarna cokelat terang, tangkai pemdek dan pipih bila kekahatan unsur terjadi pada taraf pertumbuhan lanjut

Daun muda pada kuncup akhir mula-mula melengkung secara khas, akhirnya mati pucuk mulai dari ujung dan tepi sehingga pertumbuhan selanjutnya dicirikan oleh matinya jaringan di daerah ini.

Fosfor Tumbuhan hijau tua, sering muncul warna merah dan ungu, tangkai pendek dan pipih jika kekahatan unsur terjadi pada taraf pertumbuhan lanjut.

Boron Daun muda pada kuncup khir pangkalnya menjadi hijau muda lalu patah. Pada pertumbuhan lanjut daun terpilin akhirnya tangkai kuncup akhir mati pucuk.

Magnesium Efeknya sering mengelompo, bercak warna atau klorosis dengan atau tanpa bercak jaringan mati pada daun yang terletak lebih bawah, sedikit atau tak ada daun yang terletak di bawah yang mengering

Tembaga Daun muda layu tetap (ujungnya terbakar) tanpa bercak atau gejala klorosis. Ranting atau tangkai tepat dibwah ujung dan pentul biji sering tak mampu tegak bila kekurangannya parah.

Daun dengan bercak warna atau klorosis, memerah secara khas seperti pada tanaman kapas, kadang dengan bercak mati, ujung dan tepi daun melengkung ke bawah atau ke atas, tangkai pipih

Kuncup akhir umunya tetap hidup, layu atau klorosis pada daun muda atau daun kuncup dengan atau tanpa bercak jaringan mati, urat daun berwarna hijau muda atau hijau tua.

Kalium Daun dengan bercak warna atau klorosis, berbercak jaringan mati kecil atau besar.

Mangan Daun muda tidak layu, klorosis dengan atau tanpa bercak, jaringan mati tersebar diseluruh daun

Bercak jaringan mati kecil, biasanya diujung dan diantara urat-urat daun, lebih jelas di tepi daun, tangkai pipih.

Urat yang kecil cendrung tetap hijau sehingga tampak seperti jala-jala

Seng Bercak meluas, menyebar dengan cepat, biasanya meliputi daerah antar urat daun dan akhirnya mencapai urat sekunder bahkan primer, daun tebal, tangkai beruas pendek.

Belerang Daun muda dengan urat dan jaringan antar urat daunberwarna hijau muda

Besi Daun muda klorosis, urat pokoknya bewarna hijau khas, tangkai pendek dan pipih.

jenis gejala seperti abnormalitas, perubahan warna, ukuran, bentuk, oriemntasi dan pola gejala, serta c) membuat kesimpulan (keputusan) hasil diagnosis. Disebutkan bahwa apabila semua informasi telah terkumpulkan, kemungkinan pertama yang paling penting adalah apakah gejala gangguan tersebut disebabkan oleh serangga, penyakit, nematoda atau karena kerusakan mekanis. Apabila gejalanya hanya ditemukan pada tanaman tunggal (“a single plant”) biasanya hal tersebut disebabkan oleh hal-hal tadi atau karena akibat variasi genetik (“genetic variation”) dalam populasi tanaman. Gejala yang disebabkan oleh gangguan hara umunnya terjadi pada banyak tanaman dalam sekala areal yang cukup luas karena terkait dengan jenis tanah, manajemen pengelolaan, dan lain-lain. Bila gangguan yang disebabkan oleh serangga, penyakit, nematoda atau karena kerusakan mekanis dapat dieleminasi, maka gejala visual tiap-tiap jenis hara tertentu dapat dibandingkan dan dicocokkan dengan ciri-ciri gangguan hara masing-masing. Ciri-ciri tentang gejala kekahatan hara pada tanamanPada umumnya status nutrisi pada tanaman paling baik dicerminkan oleh kandungan hara mineral pada daun dibandingkan dengan organ-organ lain (Grundon, 1987). Oleh karena itu daun biasanya paling sering digunakan sebagai sampel dalam analisis tanaman. Namun demikian dalam beberapa jenis tanaman dan jenis-jenis hara tertentu kadang-kadang kandungannya berbeda antara lembaran daun (“leaf blades”) dan petiole dimana kadang-kadang petiole lebih cocok digunakan sebagai indikator status nutrisi tanaman (Bouma, 1983 dalam Marschner, 1986). Untuk tanaman buah-buahan seringkali buahnya merupakan indikator paling baik terutama untuk kalsium dan boron yang sangat terkait erat dengan kualitas buah dan daya simpan (Chen et al., 1998)

Penggunaan organ daun sebagai sampel juga perlu mempertimbangkan umur daun tergantung jenis hara yang akan dianalisis. Untuk hara N, K dan Mg daun dewasa lebih baik digunakan sebagai indikator status hara karena pada daun muda ketiga hara tersebut konsentrasinya konstan (Marschner, 1986). Untuk kalium, daun muda tidak cocok sebagai indikator karena taraf defisiensi dan toksik berkisar hanya

Page 2: Peran Unsur Hara Tanaman

dari 3,0 sampai 3,5% dibandingkan dengan 1,5 sampai 5,5% pada daun dewasa. Sebaliknya untuk Ca, daun muda lebih cocok digunakan sebagai indkator karena gejala defisiensi pertama terjadi pada bagian tersebut.

Terdapat kontroversi apakah rekomendasi pemupukan lebih tepat berdasarkan hasil analisis tanaman atau hasil analisis tanah. Analsis tanah menunjukkan potensi ketersediaan hara dalam tanah yang dapat diserap akar, sedangkan analisis tanaman merefleksikan status nutrisi aktual dalam jaringan tanaman. Marschner (1986) menyatakan secara prinsip kombinasi kedua metode tersebut akan lebih baik dalam merekomendasikan pemupukan dibandingkan hanya dengan satu metode saja. Kepentingan relatif dalam meilih salah satu metode dari kedua metode tersebut tergantung pada beberapa kondisi seperti spesies tanaman, sifat tanah dan hara mineral yang menjadi masalah.

Page 3: Peran Unsur Hara Tanaman

Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan dan Produksi   Tanaman

Januari 29, 2009

Ahmad Sanusi Nasution

BudiDaya Hutan USU

Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam

di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang

diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku kejadian tiap organisme atau

tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi.

Untuk faktor iklim yang dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah curah

hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk

pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis.

Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2 unsur yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu :

1. Curah hujan dan distribusi hujan

2. Tinggi tempat dari permukaan laut.

Selain unsur iklim di atas, menurut Guslim (2007) Produksi tanaman juga dipengaruhi oleh

Radiasi Matahari dan Suhu.

Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi

lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan

menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika

pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk

berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu

terjadi, yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).

Page 4: Peran Unsur Hara Tanaman

Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal pertumbuhan

suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi kebanyakan tanaman

terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase pertumbuhan itu terjadi sangat penting.

Cekaman (stress) air yang diikuti oleh hujan sering merangsang pembungaan tanaman tahunan

tropika. Faktor lain yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode selama

setiap 24 jam. Tanaman berhari pnjang tidak akan berbunga jika ditanam di wilayah tropika

(Mugnisjah dan Setiawan,1995).

Jika bunga telah berkembang tahap berikutnya adalah menjamin sedapat mungkin agar

penyerbukan berlangsung dengan baik. Cuaca pada saat penyerbukan adalah penting. Umumnya

serbuk sari tidak dapat tahan hidup jika hujan lebat, dan suhu yang terlalu dapat menyebabkan

penyerbukan yang jelek. Serangga terutama lebah, tidak akan bekerja dengan baik dalam kondisi

cuaca yang sangat basah.

1 Curah Hujan .

Klasifikasi iklim menurut scmidth dan Fergusson ada 6 yaitu :

Tabel 1.1 Tipe Iklim menurut Schmidth dan Fergusson

No Tipe Iklim Jumlah bulan basah Jumlah bulan kering

1 A-1 12 0

2 A-2 Kurang dari 12 0

3 B-1 9-10 1-2

4 B-2 7-8 2-4

5 C 5-7 4-6

6 D 2-5 6-8

Kepentingan tanaman terhadap besarnya curah hujan sudah dirasakan sejak panen.

Adapun titik yang kritis adalah saat pembungaa. Apabila saat pembungaan banyak hujan turun,

maka proses pembungaan akan terganggu. Tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai

Page 5: Peran Unsur Hara Tanaman

viabilitas lagi. Kepala putik dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu,aktivitas

serangga penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi.apabila trjadi kerusakan pada tepung

sari dan kepala puti berarti penyerbukan telah gagal. Hal ini juga berarti bahwa pembuahan dan

selanjutnya,panen, telah gagal dan harus menunggu tahun berikutnya (Ashari 2006)

Mungkin ini karena pengaruh adaptasi tanaman. Tidak ada jenis tanaman yang

memerlukan iklim mutlak seperti pada table 1.1. Dengan kata lain, ada penyesuaian atau adaptasi

tanaman terhadap lingkungannya. Untuk itu pada table 1.2 di bawah ini diperlihatkan contoh

jenis tanaman bebuahan yang sesuai dengan kriteria di atas.

Tabel 1.2 Tipe iklim yang dikehendaki tanaman bebuahan

Tipe Iklim

(jumlah bulan basah)

Jumlah bulan kering

Jenis bebuahan yang sesuai

9,10-12,11,11-12,12 0 Gandaria,kapulasan,kemang,kesemek

9

8

7

6

3

0-3

0-4

4-5

Duku,durian,mundu,papaya,pisang

Rambutan

Lebih dari 4 bulan

Jambu biji,jambu monyet,nangka pepaya.

2. Tinggi Tempat dari Permukaan Laut

Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima

oleh tanaman.Menurut Guslim (2007) Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat

tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang

nantinya kan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi

atau dataran rendah.

Page 6: Peran Unsur Hara Tanaman

Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman

berbuahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang

ditanam pada dataran tinggi (Ashari,2006).

3. Suhu

Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga, pertumbuhan dan

differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga, munculnya serbuk sari, pembentukan

benih dan pemasakan benih. Tanaman tropis tidak memerlukan keperluan vernalisasi sebelum

rangsangan fotoperiode terhadap pembungaan menjadi efektif. Tetapi, pengaruh suhu terhaadap

induksi bunga cukup kompleks dan bervariasi tergantung pada tanggap tanaman terhadap

fotoperiode yang berbeda. Suhu malam yang tinggi mencegah atau memperlambat pembungaan

dalam beberapa tanaman.

4. Panjang Hari

Terdapat tiga penggolongan tanaman yang lazim, yaitu tanaman berhari pendek (short

day),tanaman berhari panjang (long day), dan tanaman berhari netral (day netral) (Mugnisjah

dan Setiawan, 1995). Menurut Ashari (2004) respon pembungaan tanaman terhadap lamanya

penyinaran berbeda. Tanaman yang digolongkan tanaman hari pendek (short day) adalah

tanaman yang baru berbunga apabila periode gelap lebih lama/ panjang dari kritisnya (misalnya

12 jam). Sebaliknya, tanaman hari panjang (long day) adalah golongan tanaman yang hanya mau

berbunga apabila periode gelap kurang/ dibawah dari periode kritisnya.

Pentingnya variasi panjang hari dalam menentukan waktu pembungaan nyata berkaitan

dengan latitud; sebagai contoh, tanaman berhari pendek yang memiliki fotoperiode kritikal lebih

dari 12 jam berbunga jauh lebih dini di latitud yang lebih tinggi daripada latitud yang rendah.

Panjang hari dilaporkan berkorelasi dengan nisbah bunga jantan/ betina dalam tanaman berhari-

pendek (Mugnisjah dan Setiawan,1995).

5. Radiasi Matahari

Page 7: Peran Unsur Hara Tanaman

Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan

(reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk. Pembukaan bunga dan aktivitas lebah

ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang

untuk produksi benih. Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari

lahan berlatitude 10-20 mdpl (Guslim,2007).

DAFTAR PUSTAKA

Ashari,S.1998, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

.2004, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, Bayu Media, Malang, Jawa Timur.

, 2006, Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Guslim,2007. Agroklimatologi,USU Press,Medan.

Hadisoesilo,S dan Kuntadi, 2007, Kearifan Tradisional Dalam Budidaya Lebah Hutan (Apis dorsata), Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam, Bogor

Hasanuddin,A.2003, Manajemen Koloni Lebah Madu, Departemen Kehutanan, Pusat Diklat Pendidikan dan Latihan Kehutanan,Balai latihan Kehutanan, Pematang Siantar.

Mugnisjah,W.Q. dan Setiawan, A. 1995, Produksi Benih, Penerbit Bumi Aksara Jakarta, bekerjasama dengan Pusat antar Universitas-Ilmu Hayat, Institut Pertanian, Bogor

Page 8: Peran Unsur Hara Tanaman

Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit

Posted August 20, 2010

Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit

Dalam budidaya setiap tanaman tentu tidak terlepas dengan muara yang dikenal dengan profit atau keuntungan. Untuk dapat mencapai muara keuntungan tersebut tidak terlepas dari berbagai hal dan prosedur sesuai kaidah budidaya jenis tanaman yang diusahakan. Dalam budidaya suatu tanaman yang tidak kalah penting peranannya adalah bagaimana menyediakan unsur hara tanaman dalam keadaan tersedia dan berimbang, sehingga tidak menimbulkan effek negatif bagi usaha pembudidayaan. Pada kesempatan ini mencoba sedikit memaparkan Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit yang dampak dan pengaruhnya sangat besar bagi pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman. Hal ini penting untuk dipahami karena berkontribusi besar terhadap profit yang akan diperoleh. Semoga pemaparan secara singkat, praktis dan umum ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja.

Nitrogen

Unsur Nitrogen mempunyai peranan terhadap penyusunan protein, klorofil dan fotosintesa. Jumlah unsur ini harus seimbang di dalam tanaman, kelebihan atau kekurangan unsur ini akan memberi effek negatif terhadap tanman.

Kekurangan unsur Nitrogen pada tanaman akan menyebabkan daun berwarna kuning pucat sehingga akan menghambat pertumbuhan.

Kelebihan unsur Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan terhadap penyakit/hama, White Stripe dan berpengaruh terhadap berkurangnya buah jadi.

Defisiensi Nitrogen disebabkan terhambatnya mineralisasi Nitrogen, diantaranya dapat diakibatkan karena aplikasi bahan organik dengan C/N tinggi, aplikasi pemupukan yang tidak efektif dan tidak tepat, akar yang tidak berkembang, gulma.

Page 9: Peran Unsur Hara Tanaman

Tindakan antisipasi dengan prosedur dan pola aplikasi secara merata di piringan, aplikasi sebaiknya dilakukan pada kondisi tanah lembab, penambahan Urea, dan pendalian gulma.

Phospor

Unsur Phospor memiliki peranan terhadap penyusunan ADP/ATP, merangsang perkembangan akar, memperkuat batang tanaman dan memperbaiki mutu buah. Kekurangan unsur Phospor menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing.

Indikasi kekurangan unsur Phospor diantaranya dapat dilihat pada lingkungan sekitar seperti daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh, bintil akar sedikit.

Penyebab defisiensi unsur Phospor diantaranya kandungan unsur Phospor tanah rendah (< 15 ppm), kurangnya pemupukan Phospor,  kemasaman tanah tinggi, dan hilangnya top soil akibat erosi.

Antisipasi dengan melakukan aplikasi Phospor di daerah seputaran pinggir piringan/gawangan, perbaiki tingkat kemasaman tanah, desain lahan yang mengacu untuk mereduce terjadinya erosi yang akan menghilangkan top soil tanah.

Kalium

Unsur Kalium memiliki peranan pada aktifitas stomata, enzim dan sintesa minyak. Berkontribusi besar pada peningkatan daya tahan tanaman terhadap penyakit, dan jumlah tandan serta besar kecilnya  ukuran tandan.

Kelebihan dan kekurangan unsur Kalium masing-masing memberi effek negatif terhadap tanaman.

Kekurangan unsur Kalium menyebabkan bercak kuning/transparan, white stripe, daun tua menjadi kering dan mati. Kekurangan unsur ini dapat menyebabkan atau berasosiasi munculnya penyakit seperti ganoderma.

Kelebihan unsur Kalium bereffek negatif karena dapat menyebabkan rasio minyak terhadap tandan menjadi turun.

Penyebab kekurangan unsur Kalium antara lain unsur Kalium yang terdapat di dalam tanah rendah, kemasaman tanah tinggi

Page 10: Peran Unsur Hara Tanaman

dengan kemampuan tukar kation rendah, aplikasi pemupukan unsur Kalium kurang atau tidak seimbang.

Antisipasi dapat dilakukan dengan jalan pengaplikasian unsur Kalium  yang cukup dan berimbang pada daerah seputar piringan tanaman, pengaplikasian tandan kelapa sawit, perbaiki tingkat kemampuan tukar kation tanah.

Magnesium (Mg)

Unsur Mg berpengaruh sebagai penyusun klorofil, berperanan dalam respirasi tanaman, dan pengaktifan enzim.

Kelebihan dan kekurangan unsur Mg masing-masing membawa effek negatif terhadap tanaman, baik langsung ataupun tidak langsung.

Kekurangan unsur Mg menyebabkan daun yang tua berwarna hijau kekuningan pada sisi yang terkena sinar matahari, selanjutnya akan kuning kecoklatan lalu kering.

Penyebab defisiensi unsur Mg antara lain rendahnya kandungan unsur Mg di dalam tanah, pengaplikasian Mg yang kurang dan tidak berimbang, keberadaan unsur Mg dengan kation lain dalam keadaan tidak seimbang, lahan tempat tumbuh bertekstur pasir dengan top soil tipis, dan CH yang sangat berlebihan (>3,500 mm/th).

Antisipasi dengan melakukan aplikasi tandan kelapa sawit, gunakan Dolomit jika kemasaman tinggi, aplikasi pemupukan dengan ditabur pada pinggir piringan, dan menjaga rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1.2 .

Tembaga (Cu)

Unsur Cu memiliki peranan pada pembentukan klorofil, serta berfungsi sebagai katalisator proses fisiologis tanaman.

Kelebihan dan kekurangan unsur Tembaga masing-masing memiliki effek negatif terhadap tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kekurangan unsur Cu dapat menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow. Jaringan klorosis berwarna hijau pucat sampai  kekuningan, muncul di tengah anak daun muda.

Page 11: Peran Unsur Hara Tanaman

Bercak kuning ini akan berkembang diantara jaringan klorosis, daun pendek, kuning pucat kemudian mati.

Penyebab defisiensi unsur Cu antara lain rendahnya kandungan unsur Cu di dalam tanah seperti tanah gambut atau pasir, aplikasi Mg yang berlebihan sehingga kandungan Mg tinggi, aplikasi unsur N dan P tanpa K yang cukup dan berimbang.

Antisipasi dengan jalan memperbaiki rendahnya kandungan unsur K dalam tanah, aplikasi penyemprotan tajuk dengan 200 ppm Cu SO4.

Boron

Unsur Boron berpengaruh pada meristimatik tanaman, sintesa gula, karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein.

Kekurangan unsur Boron dapat menyebabkan ujung daun menjadi tidak normal, rapuh, berwarna hijau gelap, daun yang baru tumbuh memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat merata.

Penyebab defisiensi unsur Boron antara lain rendahnya kandungan unsur Boron dalam tanah, tingginya kandungan unsur N, K dan Ca akibat aplikasi yang berlebihan dan tidak berimbang.

Antisipasi dengan melakukan aplikasi unsur Boron dengan jumlah sekitar  0,1 - 0,2 kg/pohon/tahun pada pangkal batang.

Jumlah Unsur Hara Yang Diserap Oleh Tanaman Kelapa Sawit Dari Dalam Tanah per Ha/tahun.

Komponen Jumlah unsur Hara ( kg/ha/tahun )

N P K Mg Ca Pertumbuhan Vegetatif

40,9 3,1 55,7 11,5 13,8

Pelepah Daun yang ditunas

67,2 8,9 86,2 22,4 61,6

Produksi TBS (25 ton/ha)

73,2 11,6 93,4 20,8 19,5

Bunga Jantan 11,2 24 16,1 6,6 4,4 Jumlah 192,5 47,6 251,4 61,3 99,3

Sumber : Siahaan et.al (1990)

Page 12: Peran Unsur Hara Tanaman

Jumlah Pupuk Yang Dibutuhkan Oleh Tanaman Kelapa Sawit per Ha/tahun

Komponen Jumlah unsur Hara ( kg/ha/tahun )

Urea SP-36 KCl Kieserite Dolomit Pertumbuhan Vegetatif

88,9 19,7 354 70,7 86,8

Pelepah Daun yang ditunas

146,1 56,6 548 137,7 169

Produksi TBS (25 ton/ha)

159,1 73,8 594 127,9 156,9

Bunga Jantan 24,4 152,7 102 40,6 49,8 Jumlah 418,5 302,8 1.599 376,9 462,5

Sumber :  Siahaan et.al (1990)

Demikian pemaparan secara umum mengenai Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit diatas dapat memberikan gambaran secara singkat dan praktis bagi siapa saja yang berkecimpung dalam usaha pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Harapannya baik secara langsung ataupun tidak langsung turut berkontribusi pada peningkatan profit yang dihasilkan, Amien... 

Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber dan referensi

7 commentsPosted in sdaTagged as kelapa sawit, budidaya kelapa sawit, peranan unsur hara pada tanaman kelapa sawit, sawit, sumberdaya alam, sumberdaya kelapa sawit, unsur hara, peranan unsur hara, unsur hara kelapa sawit, and andreysubiantoroShare: Digg Reddit Delicious Stumbleupon Technorati Google bookmarkv